implementasi program desa pesisir tangguh di …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/implementasi...

138
IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI DESA TANJUNG PASIR KECAMATAN TELUKNAGA KABUPATEN TANGERANG SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh: Abdul Haris Djiwandono NIM 6661120976 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2017

Upload: ngokien

Post on 08-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR

TANGGUH DI DESA TANJUNG PASIR

KECAMATAN TELUKNAGA

KABUPATEN TANGERANG

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk MemperolehGelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik

Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Oleh:

Abdul Haris Djiwandono

NIM 6661120976

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2017

Page 2: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

ABSTRAK

Abdul Haris Djiwandono. NIM. 6661120976. Implementasi Program DesaPesisir Tangguh Di Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluknaga KabupatenTangerang. Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosialdan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dosen Pembimbing ILeo Agustino Ph.D. Dosen Pembimbing II Riswanda Ph.D

Program Desa Pesisir Tangguh (PDPT) merupakan bagian dari Program NasionalPemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan. ImplementasiProgram Desa Pesisir Tangguh di Desa Tanjung Pasir terdapat permasalahanmulai dari kurangnya kesiapan pegawai Dinas Perikanan dan Kelautan KabupatenTangerang, kurang representatifnya dalam hal perencanaan, tidak maksimalnyaProgram Nasional Pemberdayaan Masyarakat, lemahnya pengawasan dari DinasKelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang, kurang aktifnya Pemerintah Desa,dan lemahnya sosialisasi program. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuibagaimana implementasi Program Desa Pesisir Tangguh di Desa Tanjung Pasir.Teori yang digunakan yaitu teori implementasi kebijakan public menurut GeorgeC. Edward III (dalamAgustino, 2016:136-141). Dalam teori ini terdapat 4 variabelyang mempengaruhi kinerja implementasi kebijakan publik, yaitu komunikasi,sumberdaya, disposisi, dan struktur birokasi..Metode yang digunakan padapenelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Teknik analisis data dalam penelitian inimenggunakan model analisis interaktif Miles dan Hubberman (2009:15-20). Hasildari penelitian ini bahwa Implementasi Program Desa Pesisir Tangguh di DesaTanjung Pasir belum berjalan dengan baik dan efektif karena beberapa faktor,seperti halnya komunikasi yang kurang masif, sehingga sebagian masyarakat tidakmengetahui program, sarana dan prasarana yang kurang sehingga tidak semuamasyarakat merasakan dampak program, disposisi yang kurang baik sehingga adaindikasi komersialisasi program, hingga tidak adanya Standar OperatingProsedures (SOPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian iniyaitu tingkatkan sosialisasi, kontrol keuangan serta perbanyak sarana danprasarana, serta Standar Operating Prosedures (SOPs) untuk KelompokMasyarakat Pesisir.

Kata kunci : Implementasi, Program Desa Pesisir Tangguh, Wilayah Pesisir,Masyarakat Pesisir.

Page 3: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

ABSTRACT

Abdul Haris Djiwandono. NIM. 6661120976. Tough coastal villageimplementation program in Tanjung Pasir village, sub district Teluknaga,Tangerang district. Department of Public Administration. The Faculty of Socialand Political Science. Sultan AgengTirtayasa University. 1st Advisor LeoAgustino Ph.D. 2nd Advisor Riswanda Ph.D

Tough coastal village program (PDPT) is a part of empowerment of marine andfisheries independent community national program. There are some problem ontough coastal village program in Tanjung Pasir village starting from Tangerangdistrict fisheries and maritime officers’ lack of preparedness, less representative interms of planning, national program of community empowerment is not maximal,Tangerang district of marine and fisheries agency’s weak control, less active ofvillage government, and the weakness of program socialization. The purpose ofthis research is to find out how tough coastal village program implementation inTanjung Pasir village. The theory which used is public policy implementationaccording to George C. Edward III (in Agustino, 2016:136-141). In this theory,there are 4 variables which affect public policy implementation’s performance,those are communication, resources, disposition, and bureaucracy’s structure. Themethod that used in this research is qualitative descriptive method. Analysis datatechnique in this research is used Miles and Hubberman’s (2009:15-20)interactive analysis model. The result of this research is that tough coastal villageimplementation program in Tanjung Pasir village has not gone well and effectivebecause of some factors, such as less massive communication, so part of societydo not know the program, less of facilities and infrastructure so not all of societyfeel the impact of the program, disposition deficient so there is commercializationprogram indication, up to the absence of Standard Operating Procedures (SOPs)on coastal group society. Suggestion for this research are socialization improve,finance control and multiply facilities and infrastructure, and Standar OperatingProcedures (SOPs) for coastal community groups.

Keywords: implementation, tough coastal village program, coastal region,coastal society

Page 4: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian
Page 5: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian
Page 6: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian
Page 7: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

MOTTO:“Percayalah Akan Suka Dan DukaItu Anugerah Yang Maha KuasaAral Rintangan Bagaikan PermataKan Kita Hias Jadikan Mahkota.”

PERSEMBAHAN:“Skripsi ini aku persembahkan

untuk kedua orangtua ku yang

tak lelah dalam memberikan

dukungan moril dan doanya,

serta untuk DIA yang telah setia

menemani ku selama berproses

meraih gelar sarjana ku”

Page 8: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil’aalamiin, puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha

Esa, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, beserta ijin-Nya, peneliti dapat

menyelesaikan Skripsi dengan judul “Implementasi Program Desa Pesisir

Tangguh Di Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluknaga Kabupaten

Tangerang” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ilmu

Sosial pada konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik.

Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna sehingga penulis juga

mengharapkan kritik dan saran untuk memotivasi penulis dalam penyempurnaan

lebih lanjut, demikian skripsi ini penulis ajukan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-

besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd, Rektor Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa

2. Bapak Dr. Agus Sjafari, S.Sos., M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

3. Ibu Listyaningsih, M.Si, Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Negara

4. Bapak Riswanda,Ph.D Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Negara

5. Bapak Leo Agustino, Ph.D selaku Dosen Pembimbing I yang mengarahkan

dan memberikan masukan dalam penelitian ini

6. Bapak Riswanda,Ph.D selaku Dosen Pembimbing II yang mengarahkan dan

memberikan masukan dalam penelitian ini

7. Ibu Arenawati, M.Si, Pembimbing Akademik Program Studi Ilmu

Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa

Page 9: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

ii

8. Para Dosen dan Staf Tata Usaha Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

9. Kepala Dinas beserta Staf Dinas Kelautan dan Perikanan yang telah

membantu proses observasi awal hingga penelitan selesai.

10. Kepala Desa Tanjung Pasir beserta Staf yang telah membantu proses observasi

awal hingga penelitan selesai.

11. Ketua Kelompok Masyarakat Pesisir (KMP) Desa Tanjung Pasir Ibu Elia dan

Ibu Sahada

12. Warga Desa Tanjung Pasir dan Tanjung Burung yang ramah juga membantu

dalam penelitian ini

13. Kedua Orangtuaku Bapak Drs. Supeno dan Ibu Kasiati Murni yang telah

memberikan dukungan baik moril maupun materil

14. Kakak-kakak yang tersayang Mas Hatta Mubyarto dan Mas Muhammad Ali

Sumitro, kalau peneliti boring mengajak nge jam

15. Dewi Puspita Sari selaku Kekasih hati yang selalu setia membantu

menyelesaikan penelitian ini

16. Serta kawan-kawan mahasiswa Administrasi Negara UNTIRTA angkatan

2012 yang telah memberi dukungan dalam penelitian ini.

Serang, 12 Juni 2017

Penulis

Abdul Haris Djiwandono

Page 10: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

iii

DAFTAR ISI

Halaman

COVER

ABSTRAK

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah.....................................................................11.2 Identifikasi Masalah ...........................................................................181.3 Batasan Masalah …............................................................................181.4 Rumusan Masalah ….. .......................................................................201.5 Tujuan Penelitian …...........................................................................201.6 Manfaat Penelitian ….........................................................................20

1.6.1 Manfaat Teoritis ….. .....................................................................201.6.2 Manfaat Praktis ….. ......................................................................20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN, DAN ASUMSIDASAR PENELTIAN

2.1 Deskripsi Teori ..................................................................................222.1.1 Pengertian Kebijakan ....................................................................222.1.2 Pengertian Publik ..........................................................................232.1.3 Pengertian Kebijakan Publik.........................................................242.1.4 Pengertian Implementasi ...............................................................282.1.5 Pengertian Implementasi Kebijakan Publik .................................282.1.6 Model-Model Implementasi Kebijakan Publik. ...........................30

2.2 Wilayah dan Masyarakat Pesisir........................................................372.3 Program Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT)...................38

2.3.1 Model Program Desa Pesisir Tangguh .....................................38

Page 11: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

iv

2.3.2 Tahapan Program Desa Pesisir Tangguh..................................402.3.3 Komponen Kegiatan PDPT ......................................................422.3.4 Integrated Coastal Management (ICM) ...................................452.3.5 Fokus Pengembangan PDPT ....................................................47

2.4 Penelitian Terdahulu..........................................................................482.5 Kerangka Berfikir ..............................................................................552.6 Asumsi Dasar.....................................................................................57

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian....................................................583.2 Instrumen Penelitian ..........................................................................593.3 Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data....................................603.4 Teknik Analisis Data .........................................................................633.5 Uji Keabsahan Data ...........................................................................643.6 Informan Penelitian ...........................................................................653.7 Fokus Penelitian ................................................................................663.8 Lokasi Penelitian ..............................................................................673.9 Jadwal Penelitian................................................................................67

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian .................................................................694.1.1 Gambaran Umum Desa Tanjung Pasir .......................................694.1.2 Batas Wilayah dan Aksesibilitas ................................................714.1.3 Kondisi Ekonomi Desa Tanjung Pasir........................................734.1.4 Potensi wisata Tanjung Pasir ......................................................744.1.5 Pantai Tanjung Pasir...................................................................754.1.6 Pantai Wisata Tanjung Pasir......................................................75

4.2 Deskripsi Data .....................................................................................774.2.1 Deskripsi Data Penelitian ...........................................................774.2.2 Daftar Informan Penelitian .........................................................794.3 Deskripsi Hasil Penelitian .............................................................814.3.1 Komunikasi.................................................................................814.3.2 Sumber Daya ..............................................................................884.3.3 Disposisi .....................................................................................944.3.4 Struktur Birokrasi .......................................................................984.4 Rekapitulasi Hasil Temuan Lapangan Program Desa PesisirTangguh Di Desa Tanjung Pasir..........................................................103

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan........................................................................................1045.2 Saran..................................................................................................106

Page 12: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

v

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................vii

LAMPIRAN ..................................................................................................... viii

Page 13: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Desa Tanjung Pasir Tahun 2012 Menurut TingkatPendidikan...............................................................................................................................11

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk Desa Tanjung Pasir Tahun 2012 Menurut MataPencaharian...............................................................................................................................12

Tabel 3.6 Informan Penelitian…...........................................................................64

Tabel 3.9 Jadwal dan Waktu Penelitian….. ..........................................................66

Tabel 4.1.1.1 Jumlah Penduduk Desa Tanjung Pasir menurut Umur ...................70

Tabel 4.1.1.2 Jumlah Penduduk Desa Tanjung Pasir menurut Jenis Kelamin 70

Tabel 4.1.3.1 Daftar Mata Pencaharian Penduduk Desa Tanjung Pasir 43

Tabel 4.2.2 Keterangan Infroman 80

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Temuan Lapangan 103

Page 14: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Kondisi dan Situasi Desa Tanjung Burung .......................................9

Gambar 1.2 Kondisi dan Situasi Desa Tanjung Pasir ...........................................10

Gambar 2.3.1 Model Program Desa Pesisir Tangguh...........................................37

Gambar 2.3.2 Tahapan Program Desa Pesisir Tangguh .......................................38

Gambar 2.3.4 Integrated Coastal Management (ICM) .........................................43

Gambar 2.3.5 Fokus Pengembangan PDPT..........................................................46

Gambar 2.5 Alur Kerangka Berfikir .....................................................................54

Gambar 4.1.6 Peta Lokasi Pantai Tanjung Pasir...................................................76

Page 15: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

viii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Pedoman Wawancara2. Catatan Bimbingan3. Kartu Menyaksikan Sidang Skripsi4. Dokumentasi

Page 16: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejak April 2016, 3,6 juta km2 wilayah lautan telah menjadi wilayah

suaka laut. Luas wilayah suaka laut (marine protected area) tersebut mencapai

5% dari seluruh wilayah samudra atau lebih luas dari wilayah India. Hal ini

terungkap dalam berita Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations) yang dirilis

rabu, 14 Desember. Sementara itu, Convention on Biological Diversity (CBD),

yang akan menggelar pertemuan di Meksiko, menyeru dunia untuk meningkatkan

luas wilayah suaka laut dan pesisir menjadi 10% pada 2020. Target yang menjadi

bagian dari Target Keanekaragamanhayati tersebut saat ini telah terlampaui.

Semua itu berkat diresmikannya 5 wilayah suaka laut raksasa di wilayahh

perairan Chili, Palau, Hawai, Kepulauan Pitcairn dan Santo Helena di Atlantik

Selatan. Sehingga luas wilayah suaka laut dan pesisir yang dilindungi kini

mencapai 12,7%. (United Nations, 2016)

Indonesia merupakan negara kepulauan (Archipelagic State) atau juga

disebut dengan negara poros maritim. Ini artinya Indonesia merupakan negara

yang memiliki banyak kawasan pesisir. Menjadi negara kepulauan tentunya

Indonesia memiliki potensi kelautan yang begitu besar. Banyak potensi yang

dimiliki dari kelautan di antaranya penangkapan ikan, tambak ikan, mangrove dan

pemanfaatan tanaman laut dan masih banyak lainnya. Masyarakat dapat

memperoleh manfaat dari aspek kelautan, khusunya bagi para nelayan.

Page 17: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

2

Nelayan merupakan sebuah kelompok yang sangat erat kaitannya dengan

aspek kelautan. Kelompok ini sangat menggantungkan kehidupannya kepada

aspek kelautan, banyak aktivitas yang dilakukannya, seperti penangkapan ikan,

membuat tambak ikan sebagai tempat untuk usaha perikanan dengan jenis tawar,

distribusi (menjadikan kelautan sebagai aktivitas transportasi) dan lain

sebagainya.

Sumber daya alam yang melimpah di kawasan pesisir harusnya berirama

baik dengan kesejahteraan masyarakat pesisir. Akan tetapi pada kenyataannya

banyak permasalahan yang ada pada masyarakat kawasan pesisir antara lain

kemiskinan, pendidikan, kesehatan, fasilitas umum, dan faktor alam yang tak

menentu. Desa pesisir di Indonesia dihadapkan pada empat persoalan pokok,

yaitu:

1. Tingginya tingkat kemiskinan masyarakat pesisir,2. Kerusakan sumber daya pesisir3. Rendahnya kemandirian organisasi sosial desa4. Minimnya infrastruktur dan kesehatan lingkungan di pemukiman desa.

(Tempo 2013, Masyarakat Pesisir Hadapi Empat Masalah, dikutip pada14 oktober 2016).

Berlandaskan permasalahan di atas Kementrian Kelautan dan Perikanan

menginisiasi suatu kegiatan yang mampu memberikan daya dorong bagi

kemajuan desa-desa di Indonesia. Pengembangan Desa Pesisir Tangguh yang

disingkat menjadi PDPT adalah bagian Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat Mandiri KP (Kelautan dan Perikanan) melalui bantuan

pengembangan manusia, sumber daya, infrastruktur/lingkungan, usaha, dan siaga

bencana.

Page 18: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

3

Program PDPT dilaksanakan di 16 kawasan pesisir kabupaten/kota yang

ada di Indonesia, yang di bagi menjadi 4 (empat) regional.

Regional I: Kabupaten Asahan, Kabupaten Pesisir Selatan, KabupatenKaur, Kabupaten Pontianak.

Regional II: Kabupaten Kota Waringin Barat, Kabupaten Banjar,Kabupaten Pinrang, Kabupaten Parigi Moutong.

Regional III: Kota Bau-Bau, Kabupaten Seram Bagian Barat, KabupatenTeluk Wondama, Kabupaten Pacitan.

Regional IV: Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Kendal, KabupatenSukabumi, Kabupaten Tangerang.

Adapun yang menjadi tujuan Pengembangan Desa Pesisir Tangguh adalah:

1. Meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana dan perubahaniklim di desa pesisir dan pulau-pulau kecil;

2. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup di desa pesisir dan pulau-pulaukecil;

3. Meningkatkan kapasitas kelembagaan masyarakat dalam prosespengambilan keputusan secara partisipatif di desa pesisir dan pulau-pulaukecil; dan

4. Memfasilitasi kegiatan pembangunan dan/atau pengembangan saranadan/atau prasarana sosial ekonomi di desa pesisir dan pulau-pulau kecil.

Sumber: (pdpt-kkp.org 2013, Sekilas-pdpt/tujuan, dikutip pada 05 November

2016)

Program Desa Pesisir Tangguh merupakan Program Nasional dari

Kementrian Kelautan dan Perikanan namun dalam hal pelaksanaan program di

limpahkan kepada daerah untuk menjalankan program tersebut untuk

mensejahterakan masyarakat pesisir yang berada di daerah-daerah yang tidak

terjangkau oleh Pemerintah Pusat.

Desentralisasi merupakan salah satu perubahan sosial politik yang dialami

Indonesia dan diimplementasikan melalui Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999

tentang Pemerintahan Daerah, khususnya yang menyangkut Pembentukan dan

Kriteria Pemekaran, Penghapusan dan Penggabungan Daerah. Semangat otonomi

Page 19: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

4

daerah tercermin antara lain pada keinginan sebagian daerah untuk memekarkan

diri dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk mencapai

terlaksananya tujuan pemekaran suatu daerah, maka diperlukan partisipasi aktif

dari seluruh komponen yang ada didalamnya. Hal tersebut dapat menghapus

konotasi proses pemekaran karena berbagai kegagalan pembangunan atau adanya

ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerataan pembangunan. Untuk

membangun partisipasi aktif masyarakat tersebut, diperlukan perencanaan yang

bersifat mempengaruhi atau mendorong (stimulasi) kepada masyarakat itu sendiri.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 (UU No. 22 Tahun 1999 dan PP

No. 25 Tahun 2000) tentang Pemerintahan Daerah maka telah menggeser

pemahaman dan pengertian banyak pihak tentang pemekaran daerah. Pemekaran

(perubahan status hukum) dianggap sebagai jalan pintas untuk dapat memenuhi

keinginan masyarakat dalam konteks politisasi kepentingan. Perubahan sebagai

tanggapan dari ketidakadilan selama ini, seperti perubahan dalam pengelolaan

sumber daya yang ada tidak diikuti oleh aturan yang memadai serta tidak diikuti

oleh batasan yang jelas dalam menjaga keseimbangan fungsi pemerataan

pembangunan regional atau nasional. Meskipun di dalam UU tersebut desa juga

dinyatakan sebagai daerah otonom, namun tidak memiliki kewenangan yang jelas.

Dengan kata lain, sebagian besar kebijakan publik, paling rendah masih

diputuskan di tingkat kabupaten. Padahal, mungkin masalah yang diputuskan

sesunggguhnya cukup diselesaikan di tingkat lokal/desa. Jauhnya rentang

pengambilan keputusan tersebut merupakan potensi terjadinya deviasi, baik yang

pada gilirannya menyebabkan banyak kebijakan yang tidak sesuai dengan aspirasi

Page 20: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

5

masyarakat yang berujung kepada keinginan untuk memisahkan diri dari pusat

pemerintahan sebelumnya.

Melalui Undang-Undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah membuka peluang yang begitu besar bagi masyarakat untuk ikut andil

atau berpartisipasi aktif dalam pembangunan. Adanya Undang-Undang tersebut

pembangunan daerah di Indonesia lebih mendapatkan angin segar, pasalnya dalam

Undang-undang tersebut, setiap daerah mendapatkan keluasan dalam mengelola

daerahnya masing-masing. Dalam Pasal 10 Ayat 2 Undang-undang nomor 32

tahun 2004 yang mengatur tentang Pemerintahan Daerah menyatakan

pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan

mengurus sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asa otonomi dan tugas

pembantuan. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi lebih diarahkan

kepada kemandirian daerah. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah dikeluarkan untuk menggantikan Undang-Undang Nomor

32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang sudah tidak sesuai lagi dengan

perkembangan keadaan, ketatanegaraan. dan tuntuuan pernyelenggaraan

pemerintahan daerah.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

telah disempurnakan sebanyak dua kali. Penyempurnaan yang pertama dengan

dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun

2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah. Adapun perubahan kedua ialah dengan dikeluarkannya

Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-

Page 21: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

6

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Serangkaian Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 beserta perubahan-

perubahannya tersebut menyebutkan adanya perubahan susunan dan kewenangan

pemerintahan daerah. Susunan pemerintahan daerah menurut Undang-Uundang

ini meliputi pemerintahan daerah provinsi, pemerintahan daerah kabupaten, dan

DPRD. Pemerintahan daerah terdiri atas kepala daerah dan DPRD dibantu oleh

perangkat daerah. Pemerintahan daerah provinsi terdiri atas pemerintah daerah

provinsi dan DPRD provinsi. Adapun pemerintah daerah kabupaten/kota terdiri

atas pemerintah daerah kabupaten/kota dan DPRD kabupaten/kota.

Setiap daerah dapat mengoptimalkan potensi lokal dan sumber daya yang

ada untuk pembangunan daerah. Nantinya daerah dapat mencukupi kebutuhan

masyarakat dan melakukan pembangunan daerahnya sendiri. Kemudian

pemerintah daerah yang menjadi fasilitator harus mampu menjadi wadah yang

lebih baik dalam memfasilitasi pembangunan daerah. Fungsi fasilitator dalam arti

pemerintah daerah dapat memfasilitasi segala hal dalam upaya memandirikan

masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan dan pembangunan daerahnya sendiri.

Anggaran dana untuk pelaksanaan Program Desa Pesisir Tangguh sebesar

Rp800 juta per desa. Pencairan dana itu melalui Bantuan Langsung Masyarakat

(BLM) kepada rekening Kelompok Masyarakat Pesisir (KMP). Sumber:

(beritatrans.com 2015, kkp kembali gulirkan program pengembangan desa pesisir

tangguh. Dikutip pada 04 maret 2017). Program Desa Pesisir Tangguh itu

bertujuan untuk menuntaskan persoalan utama yang dihadapi masyarakat pesisir

antara lain adalah tingkat kemiskinan, kerusakan sumber daya pesisir, rendahnya

Page 22: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

7

kemandirian organisasi sosial desa, serta minimnya infrastruktur dan kesehatan

lingkungan di pemukiman desa.

Penentuan lokasi yang menjadi sasaran Program Desa Pesisir Tangguh

adalah dimana pemilihan desa pesisir dilakukan dengan memenuhi sekurang-

kurangnya 3 (tiga) kriteria sebagai berikut:

1. Lokasi rawan bencana dan perubahan iklim;

2. Mempunyai potensi ekonomi lokal unggulan;

3. Masyarakat pesisir miskin namun potensial aktif dan memilikimotivasi untuk memperbaiki kehidupannya;

4. Kondisi lingkungan permukiman kumuh;

5. Terjadi degradasi lingkungan pesisir; dan/atau

6. Tingkat pelayanan dasar rendah.

Sumber: (pdpt-kkp.org 2013, sekilas-pdpt/kriteria-lokasi. Dikutip pada 04

maret 2017)

Salah satunya yaitu daerah pesisir Kabupaten Tangerang. Kabupaten

Tangerang adalah sebuah kabupaten di Provinsi Banten. Ibukotanya adalah

Tigaraksa. Kabupaten Tangerang terletak pada sebelah Barat Jakarta, berbatasan

dengan Laut Jawa di Utara, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan dan

Provinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta di Timur, Provinsi Jawa Barat dan

Kabupaten Lebak di Selatan, serta Kabupaten Serang di Barat. Kabupaten

Tangerang terdiri dari 29 kecamatan yang dibagi lagi atas sejumlah 251 desa dan

28 kelurahan. Pusat pemerintahannya berada di Kecamatan Tigaraksa. Dari 29

kecamatan tersebut, hanya 7 kecamatan yang berada di wilayah pesisir, yaitu

Kecamatan Kronjo, Kecamatan Kemiri, Kecamatan Mauk, Kecamatan Pakuhaji,

Page 23: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

8

Kecamatan Sukadiri, Kecamatan Teluknaga, dan Kecamatan Kosambi.

(Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2015, dikutip pada 14 Oktober 2016).

Dari ketujuh kecamatan pesisir ini, hanya Kabupaten Tangerang yang

diambil sebagai lokus penelitian bagi peneliti yaitu Program Desa Pesisir Tangguh

di Kabupaten Tangerang. Adapun Kecamatan Teluk Naga yang menjadi lokus

program PDPT, dan meliputi 3 (tiga) desa yaitu, Desa Tanjung Burung, Desa

Muara, dan Desa Tanjung Pasir. Alasan mengapa Kecamatan Teluknaga yang

meliputi 3 desa tersebut menjadi lokus PDPT adalah daerah tersebut masuk dalam

kriteria pemilihan desa pesisir dilakukan dengan memenuhi sekurang-kurangnya 3

(tiga) kriteria sebagai berikut:

1. Lokasi rawan bencana dan perubahan iklim;

2. Mempunyai potensi ekonomi lokal unggulan;

3. Masyarakat pesisir miskin namun potensial aktif dan memilikimotivasi untuk memperbaiki kehidupannya;

4. Kondisi lingkungan permukiman kumuh;

5. Terjadi degradasi lingkungan pesisir; dan/atau

6. Tingkat pelayanan dasar rendah.

Dari kriteria yang tertera di atas Desa Tanjung Pasir masuk dalam kriteria

pemilihan desa pesisir yang terkena Program Desa Pesisir Tangguh namun tidak

semua kriteria di atas yang ada di Desa Tanjung Pasir, menurut pengamatan

peneliti hanya pada point nomor 1, 3, 4, 5, dan 6. Seperti contoh terjadinya banjir

di wilayah Desa Tnjung Pasir ketika cuaca sedang hujan deras, hal tersebut

dibenarkan oleh salah seorang warga bernama Pili (30), berbeda dengan Desa

yang lainnya seperti halnya Desa Tanjung Burung yang menjadi lokasi

Page 24: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

9

penanaman pohon bakau dan pohon mangrove, meskipun terkena banjir juga

namun ada upaya untuk meminimalisir banjir.

Sebelum membahas permasalahan yang lebih mendalam mengenai

Program Desa Pesisir Tangguh di Desa Tanjung Pasir, peneliti ingin

memperlihatkan sebuah gambaran atau situasi di Desa Tanjung Burung dan Desa

Tanjung Pasir terlebih dahulu.

Berikut adalah gambar kondisi Desa Tanjung Burung dan Desa Tanjung

Pasir, Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang :

Gambar 1.1 Kondisi dan situasi di Desa Tanjung Burung

Sumber: Peneliti 2016

Page 25: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

10

Gambar di atas diambil oleh peneliti pada saat observasi pada tanggal 14

desember 2016. Di Desa Tanjung Bururng dapat dilihat bahwa disana banyak

ditanami pohon-pohon salah satunya yaitu pohon bakau dan mangrove.

Gambar 1.2 Situasi serta kondisi di Desa Tanjung Pasir

Sumber: peneliti 2016

Gambar di atas diambil pada tanggal 14 desember 2016, gambar di atas

merupakan kondisi Desa Tanjung Pasir yang terlihat belum adanya Program Desa

Pesisir Tangguh, karena belum adanya tanda-tanda keberadaan program dari

pemerintah seperti tidak ada mercu suar untuk peringatan jika terjadi bencana

ataupun tempat untuk air bersih di sekitaran desa Tanjung Pasir.

Page 26: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

11

Berdasarkan data Kecamatan Teluknaga Dalam Angka 2016, total jumlah

penduduk Desa Tanjung Pasir adalah 10.144 jiwa. Jumlah tersebut terdiri dari

5.133 jiwa penduduk yang berjenis kelamin laki-laki dan 4.951 jiwa penduduk

yang berjenis kelamin perempuan. Sedangkan total kepala keluarga yang

mendiami daerah ini adalah sebanyak 2.424 KK. Berikut ini adalah data jumlah

penduduk Desa Tanjung Pasir berdasarkan tingkat pendidikannya, sebagaimana

disajikan dalam tabel 1.1.

Tabel 1.1. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Desa Tanjung

Pasir Tahun 2016

No Tingkat Pendidikan Jumlah (jiwa)

1 TK 702 SD 1.4073 SLTP 5974 SMU 3595 D1-D3 306 Sarjana (S1-S3) 57 Madrasah 278 Pendidikan Agama 469 Kursus 10

Sumber :Kecamatan Teluknaga Dalam Angka 2016

Dari data tabel di atas dapatlah dikatakan bahwa tingkat pendidikan

masyarakat di wilayah Desa Tanjung pasir masih rendah. Tingkat pendidikan

penduduk di suatu daerah mengindikasikan tingkat sumber daya manusia di

daerah tersebut. Semakin tinggi jenjang pendidikan yang bisa diselesaikan oleh

penduduk di suatu daerah, maka semakin tinggi pula tingkat pola pikir

masyarakatnya. Semakin besar jumlah penduduk yang bisa menyelesaikan tingkat

pendidikannya, maka daerah tersebut akan semakin maju.

Page 27: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

12

Mayoritas mata pencaharian penduduk Desa Tanjung Pasir adalah sebagai

nelayan. Jumlah penduduk yang bekerja sebagai nelayan mencapai 2.531 jiwa.

Hal ini sesuai dengan karakteristik wilayah desa yang berada di wilayah pesisir,

sehingga mata pencaharian penduduknya didominasi sebagai nelayan. Selain itu

terdapat mata pencaharian lain yang menjadi gantungan hidup bagi penduduk di

desa ini yaitu sebagai pegawai negeri sejumlah 17 jiwa, ABRI/TNI 10 jiwa,

Swasta 65 jiwa, wiraswasta 168 jiwa, Tani 363 jiwa dan buruh tani 176 jiwa.

Detail jumlah penduduk Desa Tanjung Pasir ini dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian Desa Tanjung

Pasir Tahun 2016

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (Jiwa)1 Pegawai Negeri 172 ABRI/TNI 103 Swasta 654 Wiraswasta 1685 Tani 3636 Buruh Tani 1767 Nelayan 2.531

Sumber : Kecamatan Teluknaga dalam Angka 2016

Dari data tabel di atas dapat dikatakan bahwa masyarakat pesisir

khususnya di Daerah Desa Tanjung Pasir mayoritas adalah nelayan, karena

memang kondisi geografis daerah tersebut.

Adapun permasalahan yang ada dalam berjalannya Program Desa Pesisir

Tangguh di Wilayah Kecamatan Teluknaga Desa Tanjung Pasir, yaitu:

Pertama, kurangnya kesiapan dari pegawai Dinas Perikanan dan Kelautan

Kabupaten Tangerang. Daerah pesisir di Kecamatan Teluk Naga juga ada tim

kecil yang dibentuk oleh Bupati. Pertama Program Desa Pesisir Tangguh itu

Page 28: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

13

Program yang langsung turun ke bawah sehingga juga langsung dirasakan

manfaatnya, secara teknis atau secara prinsip Program Desa Pesisir Tangguh

bersifat Top Down, namun dalam pelaksanaanya diberlakukan FGD (Focus Group

Discussion) gunanya untuk mengidentifikasi kebutuhan yang ada di desa apa saja

yang nantinya dituangkan ke dalam RPDP (Rencana Pembangunan Desa Pesisir).

RPDP berisikan dari latar belakang program-program, kelebihan atau kekurangan

desa, serta potensi apa saja yang ada. Semuanya muncul dari FGD tersebut yaitu

terbagi dalam 5 (lima) Bina yang kemudian dikeluarkan dalam suatu kegiatan

yang kemudian disinkronkan dengan pembiayaan di pusat lalu dijalankan. PDPT

memang bersifat Top Down karena program dari pusat ke daerah, hanya saja

dalam mekanisme pelaksanaanya mengidentifikasi dari bawah lalu naik ke desa,

kemudian naik ke dinas, lalu ke pusat. Adapun dalam pembiayaanya Top Down

dimana menggunakan APBN yang tersalurkan pada APBD, dalam pelaksanaanya

itu Bottom Up karena memang benar-benar memperhatikan aspirasi masyarakat.

Jadi apa yang masyarakat inginkan menjadi fokus pembangunan. Seperti contoh

kebutuhan yanng sangat penting yaitu air bersih, karena memang pada

kenyataanya air bersih susah untuk diperoleh pada daerah pesisir.

Di Kabupaten Tangerang sendiri Program Desa Pesisir Tangguh dirasa

kurang tepat untuk diimplementasikan, karena kesiapan dari pegawai Dinas

Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tangerang dirasa belum cukup, hal ini seperti

yang diutarakan oleh Daya Pambudi Selaku STTP selaku pelaksana Program Desa

Pesisir Tangguh Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tangerang:

Page 29: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

14

“kita bisa lihat mas dari segi pegawainya saja dirasa belum siap untukmelaksanakan program ini, bisa dibilang malas-malasan lah”.(wawancara awal dengan Bapak Daya Pambudi STTP pada 28 april 2016,pukul 13:30 WIB. Di kantor Dinas Kelautan dan Perikanan).

Berdasarkan wawancara tersebut maka program tersebut sukar untuk

masuk di Desa Tanjung Pasir, Namun karena ada arahan dari Pemerintah Pusat

dari Presiden langsung makan Program Desa Pesisir Tangguh dilaksanakan juga.

Karena merupakan program keroyokan untuk mengatasi suatu wilayah.

Selanjutnya hal tersebut di paparkan oleh Bapak Daya Pambudi STTP selaku

pelaksana Program Desa Pesisir Tangguh Dinas Perikanan dan Kelautan.

Kedua, kurang representatifnya dalam hal perencanaan program. Seperti

yang diutarakan oleh Daya Pambudi STTP, sebagai berikut:

“Permasalahan secara umum di mana perencanaanya kurangrepresentatif, lalu kalau dari ranah pelaksanaanya itu dari warga itusendiri, dikarenakan masyarakat pesisir khususnya di wilayah KabupatenTangerang itu khas karena tidak dapat dikatakan sebagai masyarakatbersifat kekotaan, kalau secara pola pikir masyarakat pesisir di wilayahKabupaten Tangerang dapat dikatakan masyarakat perkotaan, di manamasyarakat perkotaan yang secara memenuhi kebutuhannya denganmateri”. (wawancara awal dengan Daya Pambudi STTP pada 28 april2016, pukul 13:35 WIB. Di kantor Dinas Kelautan dan Perikanan)

Namun, secara kondisi lapangan masih kumuh karena memang daerah

pinggiran yang sifatnya sudah individualis dan materialistis. Maka disitulah letak

sukar masuknya Program Desa Pesisir Tangguh, seperti contoh di mana dari

Pemerintah Daerah hendak mengadakan pertemuan atau perkumpulan kelompok

dan kerja bakti, maka Pemerintah Daerah harus menghitung waktu yang

masyarakat buang yaitu berupa uang saku dan lain sebagainya.

Masyarakat masih belum memiliki kesadaran akan lingkungannya sendiri,

sangat jarang sekali ada perkumpulan masyarakat untuk membahas tentang

Page 30: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

15

lingkungan mereka. Adapun pernyataan yang membenarkan hal tersebut yang di

paparkan oleh Bapak Daya Pambudi STTP selaku Pelaksana Program Desa

Pesisir Tangguh, Dinas Perikanan dan Kelautan.

Ketiga, tidak maksimalnya hasil dari PNPM (Program Nasional

Pemberdayaan Masyarakat) seperti contoh pemberdayaan masyarakat lewat hasil

tangkap pancing, usaha krupuk ikan, dan wisata laut yang tertera di Program Desa

Pesisir Tangguh. Pak Hasan Basri selaku aktivis lingkungan hidup Desa Tanjung

Burung memulai percakapan dengan permasalahan banjir yang sudah menjadi

langganan di Desa Tanjung Burung. Luapan banjir itu membawa material sampah

dan menghambat pertumbuhan pohon mangrove. Obrolan berlangsung acak, Pak

Hasan Basri dengan ekspresi muka yang agak menyesal ia berkata, “kita jadi kuli

di desa sendiri”. Ia mencermati profesi warga desanya yang mayoritas buruh

kasar alias kerja serabutan sesuai apa yang diperlukan, entah jadi buruh galangan

kapal, kuli pengerukan tambak baru, buruh nelayan dan sebagainya. Dibilang

miskin sekali sih tidak begitu, namun hanya cukup menghidupi keluarganya saja.

Begitu pun rumah-rumah di Desa Tanjung Burung sudah banyak yang permanen

dan lumayan bagus. Meski masih banyak dijumpai rumah terbuat dari anyaman

bambu, beratapkan daun kelapa dan beralaskan tanah.

Pak Hasan Basri berkata kepada peneliti, Ia agak pesimis dengan program-

program pemerintah yang kesannya menggugurkan kewajiban saja. Ia justru lebih

suka dengan program-program mahasiswa yang dilakukan di sini, soalnya lebih

ril walau program itu kecil-kecil dan bisa langsung terjun di masyarakat. Ia

menambahkan, program PNPM yang digulirkan pemerintah banyak mengandung

Page 31: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

16

kelemahan di sini, seperti BLT (Bantuan Langsung Tunai) dimana SDM (Sumber

Daya Manusia) di sini tidak siap, jadi hasilnya tidak maksimal. (wawancara awal

dengan Pak Hasan Basri pada 27 november 2016, di kediaman Pak Hasan Basri)

Keempat, lemahnya pengawasan dari Dinas (Dinas Kelautan dan

Perikanan Kabupaten Tangerang). Pak Hasan Basri pun berujar:

“perlu dianalisa pembangunan di masyarakat agar efektif, perlupembangunan masyarakat untuk pembangunan di desa ini”. (wawancaraawal dengan Pak Hasan Basri pada 27 november 2016, di kediaman PakHasan Basri).

Ia mengakui bahwa Pemerintah Desa seperti halnya Kepela Desa beserta

jajarannya kurang aktif mendorong partisipasi masyarakat yang ada, pemerintah

desa cuma menjalankan instruksi dari atas, dan akhirnya apa yang dilakukan di

sini adalah swadaya masyarakat, karena di sini masih ada tradisi guyup semangat

gotong royong meskipun diakui sekarang ini mulai terkikis.

Terkait penanaman mangrove, acapkali gagal, karena lahan kolam tambak

yang membuat area penanaman mangrove menyusut. Pemilik-pemilik kolam

tambak kebanyakan dikuasai oleh orang-orang dari Jakarta. Persoalan ini

disebabkan oleh kesalahan pemerintahan desa terdahulu yang tidak berpikir untuk

menyediakan area konservasi. Sampai saat ini belum ada kebijakan desa untuk

konservasi di desa Tanjung Burung. Penanaman mangrove di sini kurang

mendapat perhatian warga desa, hal ini disebabkan kepentingan masyarakat sudah

bergeser karena kepentingan pemilik modal, sehingga masyarakat di sini tetap

menjadi kuli di daerahnya sendiri.

Kelima, kurang aktifnya Pemerintah Desa mendorong partisipasi

masyarakat. Berkenaan dengan pemerintahan, Pak Hasan Basri mengatakan

Page 32: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

17

“wibawa Camat Teluk Naga kurang dibandingkan dengan seorang Kepala Desa”.

Karena, hemat beliau jabatan Camat adalah jabatan administratif,

sedangkan Kepala Desa adalah jabatan politis, sehingga kewibawaan Kepala Desa

lebih kuat dibandingkan Camat, yang kerjaannya lebih ke persoalan administrasi

dan pengawasan saja, sedangkan kebijakan berada di tangan Kepala Desa. Ia pun

mempersoalkan sistem ketatanegaraan kita, jujur membuat Peneliti terkejut

sampai bahasannya ke sana. Baginya apa yang ia terangkan di atas adalah

persoalan ketatanegaraan kita, seperti hubungan Gubernur dengan Bupati atau

Walikota, begitu juga hubungan Camat dengan Kepala Desa. Baginya sistem

pemilihan Gubernur lebih baik ditiadakan saja karena memboroskan biaya

demokrasi kita yang begitu besar, ujarnya dengan tegas mencoba

membandingkannya dengan pemilihan Kepala Desa.

Sehingga pemerintah desa belum mampu untuk mendorong masyarakat

untuk turut serta berpartisipasi dalam hal Program Desa Pesisir Tangguh yang di

canangkan oleh Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah, begitu beliau

mengatakan dengan tegas. (wawancara awal dengan Pak Hasan Basri pada 27

november 2016, di kediaman Pak Hasan Basri)

Keenam, lemahnya sosialisasi program kepada masyarakat. Lain hal

dengan kondisi lingkungan dan kondisi masyarakat di daerah Tanjung Pasir,

masyarakat pesisir yang berada di daerah Tanjung Pasir justru kurang mengetahui

dengan adanya Program Desa Pesisir Tangguh yang dicanangkan oleh Pemerintah

Pusat yang diteruskan oleh Pemerintah Daerah. Berbicara soal Program Desa

Pesisir Tangguh peneliti bertemu dengan Bapak Mandor Camang selaku ketua

Page 33: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

18

TOPLES (Tongkrongan Pemuda Lelaki Sejati) aktifis lingkungan dan juga aktifis

sosial yang berada di Desa Tanjung Pasir, beliau mengatakan bahwasannya

kurang mengetahui dengan adanya Program Desa Pesisir Tangguh, berikut adalah

pernyataan dari Mandor Camang selaku Ketua Toples:

“waduh dek, saya kayanya kurang tahu ya sama program itu, pernah sihdengar tentang program itu tapi kalo di Tanjung Pasir gak tahu deh adaatau tidak” (wawancara awal dengan Pak Mandor Camang pada 14desember 2016, di seketariat TOPLES)

Peneliti semakin penasaran dengan pernyataan Bapak Mandor Camang

tersebut. Jikalau memang ada program tersebut masyarakat belum merasakan

dampak dari Program Desa Pesisir Tangguh, begitu beliau menambahkan tentang

kondisi masyarakat di Desa Tanjung Pasir. Beliau hanya memberi tahu peneliti

tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Tongkrongan Pemuda Lelaki

Sejati dan juga event-event yang telah dilaksanakannya.

Berkaitan dengan Program Desa Pesisir Tangguh yang dilaksanakan di

Desa Tanjung Pasir belum terlaksana dengan efektif dikarenakan kondisi

lingkungan dan masyarakat yang belum terlihat adanya program tersebut,

Berdasarkan permasalahan yang ada maka peneliti memiliki ketertarikan

melakukan penelitian dengan judul “Implementasi Program Desa Pesisir Tangguh

di Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang”.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah suatu proses untuk mengenal dan membuat

asumsi-asumsi berdasarkan observasi maupun wawancara awal pada fokus dan

lokus penelitian yang diarahkan pada upaya untuk mengidentifikasi ruang lingkup

Page 34: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

19

penelitian. Berdasarkan hasil observasi maupun wawancara awal peneliti mencoba

untuk mengidentifikasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini dalam

bentuk pernyataan, yaitu sebagai berikut:

1. Kurangnya kesiapan dari pegawai Dinas Perikanan dan Kelautan

Kabupaten Tangerang.

2. Kurang representatifnya dalam hal perencanaan program.

3. Tidak maksimalnya hasil dari PNPM (Program Nasional Pemberdayaan

Masyarakat).

4. Lemahnya pengawasan dari Dinas (SKPD Kabupaten Tangerang).

5. Kurang aktifnya Pemerintah Desa mendorong partisipasi masyarakat.

6. Lemahnya sosialisasi program kepada masyarakat.

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk memudahkan penelitian, maka peneliti akan membatasi ruang

lingkup permasalahan, hal ini dikarenakan dengan adanya fokus penelitian maka

akan memberikan batasan studi yang akan dilakukan. Karena, apabila penelitian

dilakukan tanpa adanya batasan masalah peneliti akan terjebak dengan banyaknya

data yang melimpah di lapangan. Oleh karena itu, fokus penelitian sangat penting

dalam peranannya dalam memandang dan mengarahkan. Dikarenakan Desa

Tanjung Pasir merupakan daerah yang masuk dalam kriteria pemilihan desa

pesisir untuk Program Desa Pesisir Tangguh, dan juga merupakan daerah wisata

yang cukup banyak dikunjungi oleh wisatawan maka alasan tersebut menarik

perhatian peneliti untuk melakukan penelitian di daerah tersebut. Dalam penelitian

ini peneliti hanya akan memfokuskan pada permasalahan terkait Implementasi

Page 35: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

20

Program Desa Pesisir Tangguh di Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga

Kabupaten Tangerang.

1.4 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang diajukan adalah bagaimanakah

Implementasi Program Desa Pesisir Tangguh di Desa Tanjung Pasir Kecamatan

Teluknaga Kabupaten Tangerang?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Implementasi Program Desa

Pesisir Tangguh di Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluknaga Kabupaten

Tangerang.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat secara teoritis dan praktis dalam penelitian ini, adalah:

1.6.1 Secara Teoritis

Menambah ilmu pengetahuan melalui penelitian yang dilakukan

sehingga dapat memperluas pengetahuan Ilmu Administrasi Negara,

terutama kajian tentang Implementasi Program Desa Pesisir Tangguh. Dan

juga sebagai bahan pemahaman dan pembelajaran bagi peneliti maupun

mahasiswa yang lainnya untuk melakukan penelitian secara lebih

mendalam terutama pada kajian Implementasi Program desa Pesisir

Tangguh.

1.6.2 Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu peneliti dalam

mengetahui perkembangan kebijakan yang dilaksanakan oleh Pemerintah

Page 36: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

21

daerah Kabupaten Tangerang dalam Program Desa Pesisir Tangguh

(PDPT). Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi

peneliti yang lain yang menjadikan Implementasi Program Desa Pesisir

Tangguh yang menjadi objek kajian.

Page 37: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

22

BAB II

DESKRIPSI TEORI, PENELITIAN TERDAHULU,

KERANGKA BERFIKIR DAN ASUMSI DASAR

Tinjauan pustaka merupakan panduan penulisan dalam aspek konseptual

dan teoritis. Pada bagian ini akan dipaparkan mengenai konsep kebijakan publik,

konsep implementasi, serta teori-teori tentang implementasi sebuah kebijakan.

2.1 Deskripsi Teori

2.1.1 Pengertian Kebijakan

Definisi mengenai kebijakan dikemukakan oleh Budiardjo (2008: 20),

yang mendefinisikan kebijakan sabagai:

Suatu kumpulan keputusan yang diambil oleh seorang pelaku atau

kelompok politik, dalam usaha memilih tujuan dan cara untuk mencapai

tujuan itu. Pada prinsipnya pihak yang membuat kebijakan itu mempunyai

kekuasaan untuk melaksanakannya.

Sedangkan Laswell (dalam Parsons, 2005: 17) mendefinisikan kebijakan

sebagai berikut:

The word policy commonly use to designate the most important choicesmade either in organized or in private life... policy is free for manyundesirable connotation clustered about the word political, which is oftenbeleived to imply partisanship or corruption (kata “kebijakan” padaumumnya dipakai untuk menunjukan pilihan terpenting yang diambil baikdalam kehidupan organisasi atau privat... “kebijakan” bebas dari konotasiyang cukup dalam kata politis yang diyakini mengandung makna“keberpihakan” dan “korupsi”).

Page 38: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

23

Berbeda dengan Laswell, Anderson (dalam Wahab, 2012: 8),

mendefinisikan kebijakan merupakan:

Purposive course of action or inaction undertaken by an actor or set ofactors in dealing with a problem or matter of concern (langkah tindakanyang secara sengaja dilakukan oleh seorang aktor atau sejumlah aktorberkenaan dengan adanya masalah atau persoalan tertentu yang dihadapi)

Carl J. Friedrick (dalam Islamy, 2004: 17), mendefiniskan kebijakan

merupakan:

...... a proposed of action of person, group, or government within a givenenvironment providing obstacles and opportunities which the policy wasproposed to utilize and overcome in an effort to reach a goal or realize anobjective or a purpose (....serangkaian tindakan yang diusulkan seseorang,kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu denganmenunjukkan hambatan-hambatan dan kesempatan-kesempatan terhadappelaksanaan usulan kebijaksanaan tersebut tersebut dalam rangkamencapai tujuan tertentu).

Dengan demikian, dari beberapa definisi kebijakan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa kebijakan adalah sebuah keputusan yang dibuat oleh

seseorang atau kelompok yang memiliki kekuasaan untuk menentukan tujuan

serta bagaimana pelaksanaan dari kebijakan tersebut.

2.1.2 Pengertian Publik

Di Indonesia, istilah “publik” sering sekali dipahami sebagai “negara”,

“umum” atau “masyarakat”. Hal ini dapat kita terjemahkan istilah-istilah publik

menurut Parsons (2005: 3), antara lain:

a. Kepentingan publik (public interest)b. Opini publik (public opinion)c. Barang-barang publik (public goods)d. Hukum publik (public law)e. Sektor publik (public sector)f. Kesehatan public (public health)g. Transportasi public (public transport)

Page 39: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

24

h. Pendidikan publik (public education)i. Siaran layanan publik (public service broadcasting)j. Akuntabilitas publik (public accountability)k. Toilet publik (public toilets)l. Ketertiban umum (public order)m. Utang publik (public debt)

Kemudian Parson (2005: 3) menjelaskan bahwa “publik itu sendiri berisi

aktivitas manusia yang dipandang perlu untuk diatur atau diintervensi oleh

pemerintah atau aturan sosial, atau setidaknya oleh tindakan bersama”, sedangkan

menurut Abidin (2012: 7) menyatakan bahwa “publik dalam rangkaian kata pubic

policy memiliki tiga konotasi, yaitu pemerintah, masyarakat, dan umum”. Dari

beberapa penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa publik merupakan

istilah yang berhubungan tentang aktivitas umum atau masyarakat.

2.1.3 Pengertian Kebijakan Publik

Dalam penelitian dalam ruang lingkup ilmu adminsitrasi negara tidak

terlepas dengan studi kebijakan publik. Hal itu kemudian akan dijabarkan

pengertiannya oleh beberapa tokoh atau para ahli yang paham mengenai kebijakan

publik.

Menurut Anderson (dalam Agustino, 2016: 17), mengatakan kebijakan

publik sebagai:

Serangkaian kegiatan yang mempunyai maksud atau tujuan tertentu yangdiikuti dan dilaksanakan oleh seorang aktor atau sekelompok aktor yangberhubungan dengan suatu permasalahan atau suatu hal yang diperhatikan.

Berbeda dengan Anderson, Eulau & Prewitt (dalam Agustino, 2016: 17)

mendefinisikan kebijakan publik sebagai: “Keputusan tetap yang dicirikan dengan

konsistensi dan pengulangan tingkah laku dari mereka yang membuat dan dari

Page 40: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

25

mereka yang mematuhi keputusan tersebut.” Definsi ini mengandung makna

bahwa kebijakan bersifat konsisten untuk dilaksanakan oleh mereka yang

mematuhi keputusan tersebut.

Pengertian lain tentang kebijakan publik dikemukakan oleh Fredrick

(dalam Nugroho, 2003: 4), beliau mendefinisikan kebijakan publik sebagai:

Serangkaian tindakan yang diusulkan seseorang, kelompok, ataupemerintah dalam suatu lingkungan tertentu, dengan ancaman dan peluangyang ada, dimana kebijakan yang diusulkan tersebut ditujukan untukmemanfaatkan potensi sekaligus mengatasi hambatan yang ada dalamrangka mencapai tujuan tertentu.

Cochran et.al (dalam Tangkilisan & Nogi, 2003: 119) mengatakan bahwa

kebijakan publik sebagai: “Sebuah perilaku disengaja yang diikuti oleh sebuah

lembaga pemerintah atau pejabat pemerintah untuk memecahkan sebuah isu

perhatian publik.” Sedangkan menurut Eyestone (dalam Agustino, 2006: 40),

mendefinisikan bahwa: “Kebijakan publik adalah sebagai suatu hubungan antara

unit pemerintah dengan lingkungannya.”

Definisi kebijakan publik menurut Young da Quinn (dalam Suharto, 2005:

44), antara lain:

1. Tindakan pemerintah yang berwenang. Kebijakan publik adalah tindakanyang dibuat dan diimplementasikan oleh badan pemerintah yang memilikikewenangan hukum;

2. Sebuah reaksi terhadap kebutuhan dan masalah dunia nyata. Kebijakanpublik berupaya merespon masalah atau kebutuhkan kongkrit yangberkembang di masyarakat;

3. Seperangkat tindakan yang berorientasi pada tujuan. Kebijakan publikbiasanya bukanlah sebuah keputusan tunggal, melainkan terdiri daribeberapa pilihan tindakan atau strategi yang dibuat untuk mencapai tujuantertentu demi kepentingan orang banyak;

4. Sebuah keputusan untuk melakukan atau tindakan melakukan sesuatu.Kebijakan publik pada umumnya merupakan tindakan kolektif untuk

Page 41: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

26

memecahkan masalah sosial. Namun kebijakan publik juga bisadirumuskan berdasarkan keyakinan bahwa masalah sosial dapatdipecahkan oleh kerangka kebijakan yang sudah ada, dan karenanya tidaklagi memerlukan tindakan tertentu;

5. Sebuah justifikasi yang dibuat oleh seorang atau beberapa orang aktor.Kebijakan publik berisi sebuah pernyataan atau justifikasi terhadaplangkah-langkah atau rencana tindakan yang telah dirumuskan, bukansebuah maksud atau janji yang yang belum dirumuskan. Dalam kebijakanpublik bisa dibuat oleh badan pemerintah maupun oleh beberapaperwakilan lembaga yang berwenang.

Pakar Prancis, Lemieux (dalam Wahab, 2012: 15), mendefinisikan

kebijakan publik sebagai berikut: “The product of activities aimed at the

resolution of public problems in the environment by political actors whose

relationship are structured. The entire process evolves over time” (produk

aktivitas-aktivitas yang dimaksud untuk memecahkan masalah-masalah publik

yang terjadi di lingkungan tertentu yang dilakukan oleh akyor-aktor politik yang

hubungannya terstruktur. Keseluruhan proses aktivitas itu berlangsung sepanjang

waktu).

Dari definisi kebijakan yang diungkapkan oleh Dunn seperti dalam tabel di

atas menggunakan kata input, proses, output, outcome dan dampak. Dari kata-kata

di atas mengandung penjelasan sebagai berikut:

1. Input merupakan bahan baku yang digunakan sebagai masukan dalamsebuah sistem kebijakan, input tersebut dapat berupa sumber dayamanusia, finansial, tuntutan-tuntutan serta dukungan dari masyarakat;

2. Proses merupakan adanya keterlibatan analis kebijakan dalam menentukanmasalah, dalam proses terjadi adanya kekuatan negoisasi antar pembuatkebijakan dengan memperhatikan isi dari kebijakan tersebut. Kebijakanyang telah diambil maka dilaksanakan oleh unit-unit administrasi yangmenggerakan sumber daya manusia dan finansial;

3. Output merupakan keluaran dari sebuah sistem kebijakan, yang dapatberupa peraturan, kebijakan, pelayanan/jasa/ dan program;

4. Outcome adalah hasil suatu kebijakan dalam jangka waktu tertentu sebagaiakibat diimplementasikannya suatu kebijakan;

Page 42: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

27

5. Impact (dampak) adalah akibat lebih jauh pada masyarakat sebagaikonsekuensi adanya kebijakan yang diimplementasikan.

Berdasarkan beberapa definisi kebijakan publik oleh para ahli di atas,

maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan publik merupakan suatu keputusan

yang diambil oleh pemerintah dari berbagai pilihan yang ada untuk dilakukan atau

tidak dilakukan untuk menangani berbagai masalah yang terdapat di suatu negara

yang mempunyai tujuan tertentu dengan menggunakan tiga kegiatan pokok yaitu

perumusan, implementasi dan evaluasi kebijakan dengan tujuan menciptakan

kesejahteraan bagi orang banyak. Untuk itu kebijakan publik adalah keputusan

yang diambil oleh Pemerintah mengenai pedoman tindakan yang akan dilakukan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya pada perumusan

kebijakan.

Kebijakan publik yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan telah

mendapatkan legitimasi dari lembaga legislatif telah memungkinkan birokrasi

untuk bertindak. Kebijakan publik dirumuskan untuk mengakomodasi beragam

tuntutan masyarakat, berarti bahwa kebijakan publik memiliki tujuan untuk

menciptakan suatu kondisi dimasa depan guna memuaskan berbagai tuntutan

tersebut. Di tingkat Pemerintah Daerah, bentuk kebijakan publik dibuat dalam

Peraturan Daerah (Perda).Dalam mempelajari apa itu kebijakan publik, maka ada

hal yang wajib dipahami dalam mempelajari dasar-dasar kebijakan publik adalah

mengerti definisi, arti, atau makna mengenai apa itu kebijakan, publik, dan

kebijakan publik.

Page 43: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

28

2.1.4 Pengertian Implementasi

Implementasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai

pelaksanaan atau penerapan. Artinya yang dilaksanakan dan diterapkan adalah

sebuah program atau kurikulum yang telah dirancang/didesain untuk kemudian

dijalankan sepenuhnya.

Implementasi menurut Usman (2002:70) mengatakan:

Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanyamekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapisuatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan.

Implementasi menurut Setiawan (2004:39) mengatakan:

Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan prosesinteraksi antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya serta memerlukanjaringan pelaksana, birokrasi yang efektif.

Selanjutnya implementasi menurut Harsono (2002:67) megatakan:

Implementasi adalah suatu proses untuk melaksanakan kebijakan menjaditindakan kebijakan dari politik ke dalam administrasi. Pengembangankebijakan dalam rangka penyempurnaan suatu program.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

definisi dari implementasi adalah pelaksanaan, penerapan, yang bermuara pada

aktivitas, aksi, serta tindakan yang melaksanakan suatu program atau kebijakan

guna tercapainya suatu tujuan tertentu.

2.1.5 Pengertian Implementasi Kebijakan Publik

Impelementasi kebijakan merupakan langkah yang sangat penting dalam

proses kebijakan. Tanpa implementasi, suatu kebijakan hanyalah merupakan

sebuah dokumen yang tidak bermakna dalam kehidupan bermasyarakat. Banyak

kebijakan yang baik, yang mampu dibuat oleh pemerintah, baik yang dirumuskan

dengan meggunakan tenaga ahli dari laur negeri, tetapi kemudian tidak

Page 44: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

29

mempunyai pengaruh apa-apa dalam kehidupan negara tersebut karena tidak

mampu atau tidak dilakasanakan.

Implementasi kebijakan merupakan tahap kelanjutan dari formulasi

kebijakan dan kemudian disahkan. Dalam praktiknya menurut Agustino

(2016:126) “implementasi merupakan suatu proses yang begitu kompleks bahkan

tidak jarang bermuatan politis dengan adanya intervensi sebagai kepentingan”.

Implementasi kebijakan sendiri menurut Van Meter dan Van Horn (dalam

Agustino, 2016:128), di definisikan, sebagai :

“Tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu ataupejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yangdiarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskandalamkeputusan kebijaksanaan”.

Adapun pengertian lain berikan oleh Daniel Mazmanian dan Paul Sabatier.

Menurut Daniel Mazmanian dan Paul Sabatier (dalam Agustino, 2016:128)

mendefinisikan Implementasi Kebijakan sebagai:

“Pelaksanaan Keputusan kebijaksanaan dasar, biasanya dalam bentukundang-undang, namun dapat pula berbentuk perintah-perintah ataukeputusan-keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badanperadilan. Lazimnya, keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah yangingin di atasi, menyebutkan secara tegas tujuan atau sasaran yang ingindicapai, dan berbagai cara untuk menstrukturkan atau mengatur proses im-plementasinya”.

Sedangkan menurut kamus Webster (dalam Wahab, 2012:139) meumuskan

bahwa :

“istilah to implement (mengimplementasikan) itu berarti to provide themeans for carrying out (menydiakan sarana untuk melaksanakan sesuatu),to give practical effect to (menimbulkan dampak/akibat terhadap sesuatu)”.

Page 45: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

30

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa implementasi kebijakan

menyangkut 3 hal, yaitu (1) adanya tujuan atau sasaran kebijakan: (2) adanya

aktivitas atau kegiatan pencapaian tujuan: (3) adanya hasil kegiatan.

Berdasarkan berbagai pengertian yang telah dipaparkan di atas dapat

disimpulkan bahwa implementasi kebijakan merupakan suatu tindakan

pelaksanakan kebijakan guna memecahkan masalah yang dihadapi dan

mendapatkan hasil yang ingin dicapai.

2.1.6 Model-Model Implementasi Kebijakan Publik

Dalam studi kebijakan publik terdapat, terdapat bebrapa model

implementasi kebiajakan publik yang dikemukakan oleh ahli yang melihat

variable-varabel apa saja yang dapat memepengaruhi kinerja implementasi suatu

kebijakan publik. Adapun ahli tersebut ialah Van Meter dan Van Horn, George

Edward III, dan Marilee S. Grindle.

Menurut Model Implementasi kebijakan yang diutarakan Van Meter dan

Van Horn (dalam Agustino, 2016:133-136) terdapat 6 variabel yang dapat

mempengaruhi kinerja impelementasi kebijakan publik, yaitu:

1. Standard dan Sasaran Kebijakan/Ukuruan dan Tujuan Kebijakan.Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur tingkat keberhasilannya

jika dan hanya jika ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realiistisdengan sosio-kultur yang mengada di level pelaksanaan kebijakan.

2. SumberdayaKeberhasilan proses implementasi kebijakan sangat tergantung dari

kemampuan memenfaatkan sumberdaya yang tersedia. Manusia, waktu dansumberadaya financial merupakan bentuk sumberdaya tersebut.

3. Karakteristik Agen PelaksanaPusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi formal dan

informal yang akan terlibat pengimplementasian kebijakan publik. Hal inisangat penting banyak dipengarahi oleh ciri-ciri yang tepat serta cocokdengan para agen pelaksananya

Page 46: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

31

4. Sikap/Kecendrungan (Disposition) para PelaksanaSikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana akan sangat

banyak mempengaruhi keberhasilan atau tidaknya kinerja implementasikebijakan publik.

5. Komunikasi Antar Organisasi dan Aktivitas Agen PelakasanaKoordinasi merupakan mekanisme yang ampuh dalam implementasi

kebijakan publik. Semakin baik koordinasi komunikasi diantara pihak-pihakyang terlibat dalam suatu proses implementasi, maka asumsinya keslahan-kesalah akan sangat kecil untuk terjadi.

6. Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik.Kondisi Ekonomi, social dan politik yang kondusif akan sangat

mempengaruhi keberhasilan suatu implementasi kebijakan. Begitupunsebaliknya.

Adapun menurut Model Impelementasi Kebijakan yang diberikan oleh

George C. Edward III (dalam Agustino, 2016:136-141) terdapat 4 variabel yang

mempengaruhi kinerja implementasi kebijakan publik, yaitu ;

1. KomunikasiVariabel pertama yang mempengaruhi keberhasilan implementasi suatu

kebijakan menurut George C. Eward III, adalah komunikasi. Komunikasimenurutnya lebih lanjut sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan dariimplementasi kebijakan publik. Implementasi yang efektif terjadi apabila parapembuat keputusan sudah mengetahui apa yang akan mereka kerjakan.

Terdapat tiga indikator yang dapat dipakai (atau digunakan) dalammengukur keberhasilan variabel komunikasi tersebut di atas, yaitu:

a. Transmisi; penyaluran komunikasi yang baik akan dapat menghasilkan suatuimplementasi yang baik pula. Seringkali yang terjadi dalam penyalurankomunikasi adalah adanya salah pengertian (miskomunikasi), hal tersebutdisebagiankan karena komunikasi telah melalui beberapa tingkatan birokrasi,sehingga apa yang diharapkan terdistorsi di tengah jalan.

b. Kejelasan; komunikasi yang diterima oleh para pelaksana kebijakan (street-level-bureuacrats) haruslah jelas dan tidak membingungkan (tidakambigu/mendua). Ketidakjelasan pesan kebijakan tidak selalu menghalangiimplementasi, pada tataran tertentu, para pelaksana membutuhkanfleksibilitas dalam melaksanakan kebijakan. Tetapi pada tataran yang lain haltersebut justru akan menyelewengkan tujuan yang hendak dicapai olehkebijakan yang telah ditetapkan.

c. Konsistensi; perintah yang diberikan dalam pelaksanaan suatu komunikasiharuslah konsisten dan jelas (untuk diterapkan atau dijalankan). Karena jikaperintah yang diberikan sering berubah-ubah, maka dapat menimbulkankebingungan bagi pelaksana di lapangan.

2. Sumber daya

Page 47: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

32

Variabel atau faktor kedua yang mempengaruhi keberhasilan implementasisuatu kebijakan adalah sumberdaya. Indikator sumber-sumberdaya terdiri daribeberapa elemen, yaitu:

a. Staf; sumberdaya utama dalam implementasi kebijakan adalah staf.Kegagalan yang sering terjadi dalam implementasi kebijakan salah satunyadisebagiankan oleh karena staf yang tidak mencukupi, memadai, ataupuntidak kompeten dibidangnya. Penambahan jumlah staf dan implementor sajatidak mencukupi, tetapi diperlukan pula kecukupan staf dengan keahlian dankemampuan yang diperlukan (kompeten dan kapabel) dalam meng-implementasikan kebijakan atau melaksanakan tugas yang diinginkan olehkebijakan itu sendiri.

b. Informasi; dalam implementasi kebijakan, informasi mempunyai dua bentuk,yaitu pertama informasi yang berhubungan dengan cara melaksanakankebijakan. Implementor harus mengetahui apa yang harus mereka lakukandisaat mereka diberi perintah untuk melakukan tindakan. Kedua informasimengenai data kepatuhan dari para pelaksana terhadap peraturan dan regulasipemerintah yang telah ditetapkan. Implementor harus mengetahui apakahorang lain yang terlibat di dalam pelaksanaan kebijakan tersebut patuhterhadap hukum.

c. Wewenang; pada umumnya kewenangan harus bersifat formal agar perintahdapat dilaksanakan. Kewenangan merupakan otoritas atau legitimasi bagipara pelaksana dalam melaksanakan kebijakan yang ditetapkan secara politik.Ketika wewenang itu nihil, maka kekuatan para implementor dimata publiktidak terlegitimasi, sehingga dapat menggagalkan proses implementasikebijakan. Tetapi, dalam konteks yang lain, ketika wewenang formal tersebutada, maka sering terjadi kesalahan dalam melihat efektivitas kewenangan. Disatu pihak, efektivitas kewenangan diperlukan dalam pelaksanaanimplementasi kebijakan tetapi di sisi lain, efektivitas akan menyurutmanakala wewenang diselewengkan oleh para pelaksana demikepentingannya sendiri atau demi kepentingan ke-lompoknya.

d. Fasilitas; fasilitas fisik juga merupakan faktor penting dalam implementasikebijakan. Implementor mungkin memiliki staf yang mencukupi, mengertiapa yang harus dilakukannya, dan memiliki wewenang untuk melaksanakantugasnya, tetapi tanpa adanya fasilitas pendukung (sarana dan prasarana)maka implementasi kebijakan tersebut tidak akan berhasil.

3. DisposisiDisposisi atau sikap dari pelaksana kebijakan adalah faktor penting ketiga

dalam pendekatan mengenai pelaksanaan suatu kebijakan publik. Jika pelaksanaansuatu kebijakan ingin efektif, maka para pelaksana kebijakan tidak hanya harusmengetahui apa yang akan dilakukan tetapi juga harus memiliki kemampuanuntuk melaksanakannya, sehingga dalam praktiknya tidak terjadi bias. Hal-halpenting yang perlu dicermati pada variabel disposisi ini adalah :

a. Pengangkatan birokrat; disposisi atau sikap para pelaksana akanmenimbulkan hambatan-hambatan yang nyata terhadap implementasikebijakan bila personil yang ada tidak melaksanakan kebijakan-kebijakanyang diinginkan oleh pejabat-pejabat tinggi. Karena itu, pemilihan dan

Page 48: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

33

pengangkatan personil pelaksana kebijakan haruslah orang-orang yangmemiliki dedikasi pada kebijakan yang telah ditetapkan; lebih khusus lagipada kepentingan warga.

b. Insentif; Edward menyatakan bahwa salah satu teknik yang disarankan untukmengatasi masalah kecenderungan para pelaksana adalah denganmemanipulasi insentif. Oleh karena itu, pada umumnya orang bertindakmenurut kepentingan mereka sendiri, maka memanipulasi insentif oleh parapembuat kebijakan mempengaruhi tindakan para pelaksana kebijakan.Dengan cara menambah keuntungan atau biaya tertentu mungkin akanmenjadi faktor pendukung yang membuat para pelaksana kebijakanmelaksanakan perintah dengan baik. Hal ini dilakukan sebagai upayamemenuhi kepentingan pribadi (self interest) atau organisasi.

4. Struktur BirokrasiVariabel keempat yang mempengaruhi tingkat keberhasilan implementasi

kebijakan publik adalah struktur birokrasi. Kebijakan yang begitu kompleksmenuntut adanya kerjasama banyak orang, ketika struktur birokrasi tidak kondusifpada kebijakan yang tersedia, maka hal ini akan menyebagiankan sumberdaya-sumberdaya menjadi tidak efektif dan menghambat jalannya kebijakan. Birokrasisebagai pelaksana sebuah kebijakan harus dapat mendukung kebijakan yang telahdiputuskan secara politik dengan jalan melakukan koordinasi dengan baik.

Dua karakteristik yang dapat mendongkrak kinerja strukturbirokrasi/organisasi ke arah yang lebih baik, adalah: melakukan Standar OperatingProsedures (SOPs) dan melaksanakan Fragmentasi. SOPs adalah suatu kegiatanrutin yang memungkinkan para pegawai (atau pelaksanakebijakan/administratur/birokrat) untuk melaksanakan kegiatan-kegiatannya padatiap harinya sesuai dengan standar yang ditetapkan (atau standar minimum yangdibutuhkan warga). Sedangkan pelaksanaan fragmentasi adalah upaya peyebarantanggungjawab kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktiuvitas pegawai diantarabeberapa unit kerja.

Menurut Model Impelementasi Kebijakan yang di berikan oleh Marielee S.

Grindle (dalam Agustino, 2016:142-145) terdapat 2 varibel besar yang

mempengaruhi kinerja implementasi kebijakan publik , yaitu :

1. Content of Policy, meliputi :a. Interest Affected (kepentingan-kepentingan yang mem-pengaruhi)

Indikator ini berargumen bahwa suatu kebijakan dalam pelaksanaanyapasti melibatkan banyak kepentingan, dan sejauh mana kepentingan-kepentingan tersebut membawa pengaruh terhadap implementasinya.

b. Type of benefitPada poin ini content of policy berupaya untuk menunjukkan atau

menjelaskan bahwa dalam suatu kebijakan harus terdapat beberapa jenismanfaat yang menunjukkan dampak positif yang dihasilkan olehpengimplementasian kebijakan yang hendak dilaksanakan.

Page 49: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

34

c. Extent of change Envision (derajat perubahan yang ingin dicapai)Setiap kebijakan mempunyai target yang hendak dan ingin dicapai.

Pada poin ini ingin dijelaskan bahwa seberapa berapa besar perubahan yanghendak atau ingin dicapai melalui suatu implementasi kebijakan harusmempunyai skala yang jelas.

d. Site of Decision MakingPengambilan keputusan dalam suatu kebijakan memegang peranan

penting dalam pelaksanaan suatu kebijakan, makapada bagian ini harusdijelaskan dimana letak pengambilan keputusan dari suatu kebijakan yangakan diimplementasikan.

e. Program ImplementerDalam menjalankan suatu kebijakan atau program harus di dukung

dengan adanya pelaksana kebijakan yang kompeten dan kapabel demikeberhasilan suatu kebijakan.

f. Resource CommitedPelaksanaan suatu kebijakan harus di dukung oleh sumberdaya-

sumberdaya yang mendukung agar pelaksanaan-nya berjalan dengan baik.2. Context Of Policy, meliputi :

a. Power, Interest, and Strategy of Actor involvedDalam suatu kebijakan perlu diperhitungkan pula kekuatan atau

keuaaan, kepentingan, serta strategi yang digunakan oleh para actor yangterlibat guna memperlancar jalannya pelaksanaansuatu implementasikebijakan.

b. Institusion and Regime CharateristicLingkungan dimana suatu kebijakan tersebut dilaksanakan juga

berpengaruh terhadap keberhasilannya, maka pada bagian ini ingin dijelaskankarakteristik dari suatu lembaga yang akan turut mempengaruhi suatukebijakan.

c. Compliance and ResponsivenessHal lain yang dirasa penting dalam proses pelaksanaan suatu kebijakan

adalah kepatuhan dan respon dari parapelaksana, maka hendak dijelaskanpada poin ini adalah sejauhmana kepatuhan dan respon pelaksana dalammenangggapi suatu kebijakan.

Edward III mengemukakan bahwa salah satu pendekatan dalam studi

implementasi adalah harus dimulainya pertanyaan apakah yang menjadi syarat

dan selanjutnya Edward menentukan empat faktor yang mempengaruhinya, (1)

Komunikasi, (2) Sumberdaya, (3) Disposisi atau sikap, (4) Struktur Birokrasi.

Keempat variabel ini saling berhubungan satu sama lain. Van Meter dan Van

Horn mengemukakan bahwa dalam pelaksanaan suatu kebijakan haruslah

Page 50: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

35

menegaskan standar dan sasaran tertentu yang harus dicapai oleh para pelaksana

kebijakan. Kejelasan standar dan sasaran tidak akan menjamin implementasi

efektif bila tidak adanya komunikasi antar organisasi dan aktivitas penyuluhan.

Hal ini berkaitan erat dengan struktur birokrasi dari pelaksana. Menurut Meter dan

Horn ada enam variabel yang mempengaruhi keberhasilan implementasi

kebijakan, (1) Standar dan Sasaran Kebijakan, (2) Sumber Daya, (3) Kondisi

Sosial, Ekonomi, dan Politik, (4) Karakteristik Tujuan, (5) Komunikasi Antar

Organisasi, (6) Sikap Pelaksana. Grindle mengemukakan bahwa ada dua variabel

utama yang mempengaruhi keberhasilan implementasi yaitu isi kebijakan dan

konteks dari implementasi. Mengingat pemahaman Grindle tersebut menunjukkan

bahwa keberhasilan dari implementasi sebuah kebijakan ditentukan oleh banyak

hal, terutama yang menyangkut kepentingan-kepentingan yang terlibat

didalamnya. Artinya sebuah kebijakan yang sederhana tentu tidak melibatkan

kepentingan banyak orang, kelompok dalam masyarakat sehingga tidak akan

membawa perubahan yang besar. Sebaliknya semakin melibatkan banyak

kepentingan, maka keterlibatan seseorang atau kelompok dalam implementasi

kebijakan tersebut akan sangat tergantung apakah kepentingannya terlindungi atau

bahkan orang atau kelompok tersebut akan memperoleh manfaat yang tinggi atau

tidak mendapatkannya.

Dari semua variabel-variabel yang telah dipaparkan oleh para ahli

mempunyai kesamaan terutama yang menyoroti tentang komunikasi, sumber

daya, sikap dan struktur birokrasi. Dalam hal ini peneliti menggunakan aplikasi

dari model George C Edward III yang dianggap representatif untuk

Page 51: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

36

menggambarkan Implementasi Kebijakan Program Desa Pesisir Tangguh Di

Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang dengan faktor sikap dan faktor

komunikasi yang dijadikan variabel dalam penelitian. Sikap pelaksana adalah

faktor ketiga dalam implementasi menurut Edward III. Sikap dapat dilihat dari

sikap pelaksana kebijakan dan sikap dari penerima kebijakan. Bila pelaksana

bersikap baik maka, ia akan dapat menjalankan kebijakan dengan baik juga,

sehingga penerima kebijakan yakni masyarakat pesisir memiliki sikap yang baik

dalam menjalankan kebijakan yang ada. Kaitannya dalam penelitian ini, peneliti

melihat sikap dari penerima kebijakan yaitu masyarakat Desa Tanjung Pasir

Kecamatan Teluknaga. Sikap ini dilihat dari masyarakat pesisir dalam menyikapi

implementasi kebijakan Program Desa Pesisir Tangguh yang berlangsung.

Komunikasi merupakan syarat pertama bagi implementasi yang efektif

karena dengan adanya komunikasi mereka yang melaksanakan keputusan harus

mengetahui apa yang harus mereka lakukan. Adanya komunikasi yang jelas maka

para pelaksana dan penerima kebijakan dapat memahami apa yang diidealkan oleh

suatu kebijakan, seperti apa yang menjadi tanggung jawab mereka. Hanya saja

komunikasi adalah proses yang rumit, yang sangat potensial untuk terjadinya

penyimpangan. Oleh karena itu peneliti menggunakan teori model Edward III

untuk implementasi kebijakan Program Desa Pesisir Tangguh di Kecamatan

Teluknaga Kabupaten Tangerang.

Page 52: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

37

2.2 Wilayah dan Masyarakat Pesisir

Menurut Adisasmita (2008: 120) kawasan pesisir adalah ruang daratan

yang merupakan perbatasan antara ekosistem yang ada di darat dan laut. Lebih

lanjut Adisasmita (2008: 138) menyatakan bahwa ada beberapa permasalahan

yang erat kaitannya dengan wilayah pesisir yaitu aspek sosial, ekonomi, ekologi

dan administatif.

Menurut Suprihayono (2007:14) wilayah pesisir adalah wilayah pertemuan

antara daratan dan laut kearah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan, baik

kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti

pasang surut, angin laut dan perembesan air asin.

Masyarakat pesisir merupakan komunitas yang mendiami wilayah pesisir,

yang pada umumnya masyarakat pesisir adalah nelayan dengan aktivitasnya yang

erat dengan aspek kelautan. Sifat dan karakteristik masyarakat pesisir ditentukan

oleh interaksi faktor-faktor sosial, ekonomi, dan lingkungan Nugraha dan

Rochmin (2004:251).

Aminah (2007:15) memberikan tipikal ekologi atau geografi, ekonomi dan

sosial masyarakat pesisir sebagai berikut:

a. Secara ekologi masyarakat pesisir dihadapkan pada zona yang luas denganluasan area yang dikelola relatif sempit, aspek laut yang menyebabkanproduktivitas yang tinggi dalam suatu hari kegiatan pelayaran.

b. Secara sosial masyarakat pesisir memiliki akses yang amat terbatas akanpelayaran sosial seperti layanan kesehatan dan pendidikan, adanyaintervensi orang luar untuk membentuk organisasi self-help yangmemberdayakan masyarakat, keeratan hubungan dalam masyarakat yangcukup tinggi, dan ketidakbergantungan kepada hukum positif.

c. Secara ekonomi, pendapatan masyarakat pesisir umumnya dibawahstandar nasional, kesenjangan pendapatan karena perbedaan sumber daya,tipe armada dan alat tangkap.

Page 53: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

38

2.3 Program Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT)

2.3.1 Model Program Desa Pesisir Tangguh

Model Program Desa Pesisir Tangguh terdiri atas tiga bagian, yaitu:

1. Rencana pengembangan desa pesisir;2. Penguatan kapasitas kelembagaan; dan3. Pencapaian kegiatan sebagai tujuan PDPT.

Untuk rencana pengembangan desa pesisir dilakukan dengan

menggunakan kombinasi pendekatan top down dan buttom up.

Pendekatan top down dengan memperhatikan perencanaan yang dibuat

pemerintah kabupaten/kota, antara lain seperti Rencana Strategis Wilayah Pesisir

dan Pulau-Pulau Kecil (WP3K) di kabupaten/kota, Rencana Tata Ruang Wilayah

kabupaten/kota, Rencana Zonasi WP3K di kabupaten/kota, Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Pengelolaan WP3K

di kabupaten/kota, dan Rencana Aksi Pengelolaan WP3K di kabupaten /kota.

Selain pendekatan top down, PDPT ini juga menggunakan pendekatan

bottom up dimana penyusunan profil dan rencana masyarakat desa berdasarkan

masukan masyarakat hasil Participation Rural Appraisal (PRA) dan Focus Group

Discussion (FGD) untuk menghasilkan Rencana Pengembangan Desa Pesisir.

Rencana Pengembangan Desa Pesisir ini, kemudian digunakan sebagai salah satu

referensi dalam penyusunan rencana detail kegiatan pengembangan desa pesisir,

yang dapat meliputi: aspek ekologi, ekonomi, dan sosial yang dijabarkan dalam

lima fokus pengembangan kegiatan yaitu Bina Kesiapsiagaan terhadap Bencana

dan Perubahan Iklim, Bina Lingkungan dan Infrastruktur, Bina Sumber Daya,

Bina Manusia, dan Bina Usaha.

Page 54: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

39

Dari ketiga aspek yang telah disebutkan di atas, pada prinsipnya muatan

PDPT lebih menekankan pada kegiatan penguatan kapasitas kelembagaan,

pembangunan lingkungan dan infrastruktur, sumber daya serta kemandirian

ekonomi, yang diharapkan dapat mampu meningkatkan ketangguhan dengan

meminimalkan dampak kerugian akibat bencana dan perubahan iklim di desa-desa

pesisir.

Dengan demikian, muara model PDPT adalah terjadinya pengentasan

kemiskinan, keberlanjutan kelembagaan masyarakat, kelestarian lingkungan,

kemandirian keuangan desa, dan kesiapsiagaan terhadap bencana dan perubahan

iklim. Ilustrasi singkat dari penjelasan di atas dapat dilihat pada Gambar berikut.

Gambar 2.3.1 Model Program Desa Pesisir Tangguh

Model Pengembangan Desa Pesisir Tangguh

Page 55: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

40

Sumber: ( http://pdpt-kkp.org/tangguh/index.php/konsep-pdpt/model-pdpt, dikutippada 05 November 2016)

2.3.2 Tahapan Program Desa Pesisir Tangguh

Tahapan kegiatan pelaksanaan PDPT di daerah melalui Tugas Pembantuan

disesuaikan dengan pelaksanaan kegiatan di tingkat pusat, sebagaimana dapat

dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 2.3.2 Tahapan Program Desa Pesisir Tangguh

Tahapan Pelaksanaan PDPT

Kegiatan PDPT diawali dengan pembentukan Tim Pengelola Kegiatan

yang meliputi Kuasa Pengguna Angaran, Pejabat Pembuat Komitmen, dan Pejabat

Penandatangan SPM. Pada tahap kedua, untuk kelancaran pelaksanaan PDPT di

lapangan selanjutnya dilakukan rekrutmen Tenaga Pendamping sebanyak 4 orang

Page 56: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

41

yang terdiri dari 1 orang Koordinator di tiap kabupaten/kota dan 3 orang Tenaga

Pendamping yang bertugas di tiga desa. Tenaga Pendamping tersebut direkrut dan

ditetapkan oleh Kepala Dinas yang terlebih dahulu mendapat verifikasi dari Ditjen

KP3K. Selanjutnya Tenaga Pendamping tersebut akan mendapatkan pelatihan

oleh Ditjen KP3K.

Pembentukan Tim Teknis yang beranggotakan 9 orang berasal dari SKPD

terkait di tingkat kabupaten/kota atau paling banyak 12 orang disesuaikan dengan

kondisi di daerah. Tim Teknis terdiri dari 1 orang sebagai ketua (Sekretaris

Daerah Kabupaten/Kota), 1 orang sebagai sekretaris (Kepala Dinas yang

membidangi kelautan dan Perikanan), 3 orang Sub Tim Verifikasi dan selebihnya

sebagai anggota. Selanjutnya Kepala Dinas membentuk Tim Pemberdayaan Desa

yang beranggotakan 3 orang terdiri dari 1 orang kepala desa / lurah dan 2 orang (1

laki-laki dan 1 perempuan) yang berasal dari masyarakat sebagai motivator desa.

Tahap ketiga, dilakukan pembentukan Kelompok Masyarakat Pesisir (KMP) yang

meliputi: Identifikasi dan Seleksi. Proses pembentukan KMP dijelaskan pada bab

berikutnya.

Tahap keempat terdiri atas dua kegiatan yang dilakukan secara simultan,

yaitu (i) pengembangan Kapasitas Masyarakat Pesisir melalui pelatihan-pelatihan

serta (ii) penyusunan Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP), dengan

mempertimbangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-Des).

Proses penyusunan RPDP ini dilakukan melalui konsultasi publik dan

Musyawarah Pembangunan Desa (Musrenbang-Des). Desa yang telah memiliki

draft RPDP, akan dilakukan review dan prioritisasi kegiatan dari dokumen yang

Page 57: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

42

sudah ada. Selanjutnya RPDP ditetapkan oleh Kepala Desa sebagai acuan

pelaksanaan program PDPT.

Tahap kelima, penyusunan Rencana Kerja Kelompok (RKK) oleh KMP

yang didampingi oleh Tim Pemberdayaan Desa dan Tenaga Pendamping.

Penyusunan RKK harus sesuai dengan skala prioritas pembangunan desa pada

Dokumen RPD. Proses penyusunan dan pengajuan serta penetapan RKK akan

dijelaskan pada bab selanjutnya.

Tahap keenam, penyusunan Rencana Detail Kegiatan merupakan bagian

dari penyusunan RKK. Dokumen Rencana Detail Kegiatan tersebut merupakan

bagian dari proposal RKK dalam pengajuan BLM.

Tahap ketujuh, Penyaluran dan Pelaksanaan Bantuan Langsung

Masyarakat (BLM) dilakukan setelah Proposal RKK beserta kelengkapan

dokumen administrasi telah lolos verifikasi ditetapkan oleh kepala dinas

kabupaten/kota. Dalam pelaksanaan BLM oleh KMP dengan didampingi Tenaga

Pendamping dan Tim Pemberdayaan Desa, agar kegiatan tersebut sesuai dengan

perencanaan, output dan target

Sumber: (http://pdpt-kkp.org/tangguh/index.php/komponen-tahapan/tahapan-pdpt,dikutip pada 05 November 2016)

2.3.3 Komponen Kegiatan PDPT

Komponen kegiatan PDPT adalah sebagai berikut:

1. Sosialisasi

Pelaksanaa sosialisasi program PDPT ditujukan untukmensosialisasikan rencana kegiatan PDPT kepada seluruh pemangkukepentingan antara lain melalui penyusunan bahan publikasi danpertemuan di tingkat kabupaten/kota yang melibatkan Pemda, DKP, SKPD

Page 58: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

43

terkait, Tim Teknis, Camat, Perangkat Desa/Kelurahan, serta pemangkukepentingan lainnya.

2. Rencana Pengembangan Desa Pesisir

Rencana pengembangan desa pesisir (RPDP) dilaksanakan secarapartisipatif di tiap-tiap desa melalui pendampingan denganmempertimbangkan antara lain profil desa pesisir, hasil musyawarahperencanaan pengembangan desa (musrenbangdes), rencana pembangunanjangka menengah desa (RPJM-Desa), dan rencana tata ruang wilayahdan/atau rencana zonasi rinci kabupaten/kota. Rencana pengembangandesa pesisir merupakan dasar pelaksanaan pengembangan desa pesisirselama 5 (lima) tahun yang ditetapkan oleh kepala desa.

Kegiatan pertemuan-pertemuan dalam penyusunan RPDPdilakukan dalam rangka persiapan, pengkajian keadaan desa, penyusunanrancangan RPDP dan konsultasi rancangan RPDP kepada seluruhpemangku kepentingan di desa sebelum dilakukan pengesahan.

3. Peningkatan Kapasitas Masyarakat

Peningkatan kapasitas masyarakat desa dilakukan di tiap-tiap desamelalui kegiatan antara lain bimbingan teknis yang dilakukan olehfasilitator dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan. Sasarankegiatan ini adalah KMP penerima BLM.

4. Bantuan Langsung Masyarakat

BLM PDPT merupakan stimulan program yang terdiri darikomponen:

a. Penyediaan prasarana dan sarana siaga bencana atau perubahan iklimb. Peningkatan dan/atau perbaikan ekosistem pesisirc. Pembangunan dan/atau perbaikan lingkungan atau infrastruktur dand. Penyediaan sarana kegiatan usaha sekunder.

Adapun jenis kegiatan BLM dalam PDPT diberikan denganmemperhatikan prioritas kebutuhan masing-masing lokasi, meliputi:

a. Kegiatan Bina Siaga Bencana dan Perubahan Iklim dilakukan melaluipenyediaan prasarana dan sarana siaga bencana dan perubahan iklim,antara lain berupa, namun tidak terbatas pada:

1. Penyediaan fasilitas penyelamatan diri, seperti jalur evakuasi, rambuevakuasi, dan shelter

2. Penyediaan struktur pelindung pantai dan/atau tanggul sungai di pesisirdan

Page 59: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

44

3. Penyediaan sarana informasi bencana.

b. Kegiatan Bina Sumber Daya dilakukan melalui peningkatan dan/atauperbaikan ekosistem pesisir antara lain berupa, namun tidak terbatas pada:

1. Pengadaan dan penanaman bibit mangrove/vegetasi pantai lainnya besertapenunjang kegiatan

2. Rehabilitasi terumbu karang beserta penunjang kegiatan3. Rehabilitasi lamun beserta penunjang kegiatan dan4. Penyediaan sarana informasi.

c. Kegiatan Bina Lingkungan dan Infrastruktur dilakukan melaluipembangunan dan/atau perbaikan lingkungan atau infrastruktur antara lainberupa, namun tidak terbatas pada:

1. Penyediaan air bersih dan sarana distribusinya2. Penyediaan listrik dan sarana penerangan3. Pembangunan/perbaikan jalan dan/atau jembatan4. Pembangunan/perbaikan tempat pembuangan sampah/ pengolahan sampah5. Pembangunan/perbaikan drainase6. Pembangunan/perbaikan tempat mandi, cuci, dan kakus (MCK) dan7. Pembangunan/perbaikan fasilitas umum dan fasilitas sosial.

d. Kegiatan Bina Usaha dilakukan melalui penyediaan sarana kegiatanusaha antara lain berupa, namun tidak terbatas pada:

1. Bantuan sarana mata pencaharian alternatif, seperti perahu wisata, pondokwisata, alat selam untuk wisata bawah laut, alat produksi kerajinan hasillaut, dan daur ulang limbah

2. Bantuan sarana penunjang usaha perikanan tangkap, perikanan budidayaserta pengolahan dan pemasaran hasil perikanan dan

3. Kegiatan usaha pendukung industrialisasi kelautan skala kecil, sepertibantuan sarana pengembangan bioteknologi skala kecil.

Untuk pelaksanaan kegiatan Bina Siaga Bencana dan Perubahan Iklim,Bina Sumber Daya, dan Bina Lingkungan dan Infrastruktur, dapat dialokasikananggaran dengan total kurang lebih 80% dari total BLM untuk ketiga binatersebut. Sedangkan untuk pelaksanaan kegiatan Bina Usaha dapat dialokasikananggaran kurang lebih 20% dari total BLM. Dalam hal pengusulanRencana Kerja Kelompok (RKK) yang tidak bisa memenuhi prosentasi pada poina sampai dengan poin d berdasarkan skala prioritas pada Rencana PengembanganDesa Pesisir yang telah disusun, maka Kepala Dinas dapat mengajukan suratusulan kepada Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil .

Kegiatan Bina Manusia dan Bina Kelembagaan dilakukan melaluipelatihan-pelatihan terhadap masyarakat dan lokakarya serta pertemuan lainnyadengan menggunakan anggaran non-BLM.

Page 60: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

45

5. Lokakarya Program

Lokakarya PDPT bertujuan untuk memaparkan dan mengevaluasi hasilpelaksanaan kegiatan untuk mendapatkan umpan balik guna penyempurnaankegiatan di masa yang akan datang serta mendorong upaya pengembangan desapesisir tangguh lainnya.

Sumber: (http://pdpt-kkp.org/tangguh/index.php/komponen-tahapan/komponen-kegiatan, dikutip pada 05 November 2016)

2.3.4 Integrated Coastal Management (ICM)

Gambar 2.3.4 Integrated Coastal Management (ICM)

Page 61: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

46

Siklus Proses Pengelolaan PDPT Dengan Pendekatan ICM

1. Identifikasi isu pengelolaan

• Mengidentifikasi stakeholder utama dan kepentingannya.• Menilik potensi dan kondisi sumberdaya dan lingkungan pesisir• Mengkaji isu-isu pesisir dan kelembagaan serta implikasinya.• Mengidentifikasi hubungan sebab-akibat antara kegiatan manusia, prosesalamiah dan kerusakan sumberdaya pesisir.• Memilih isu-isu penting yang akan menjadi fokus utama pengelolaan• Merumuskan dan menyusun tujuan pengelolaan pesisir.

2. Perencanaan program

• Melaksanakan penelitian ilmiah terhadap berbagai isu yang dipilih padalangkah pertama.• Mendokumentasikan kondisi awal wp-ppk yang akan dikelola.• Menyusun perencanaan pengelolaan wp-ppk dan kerangka kerjakelembagaan yang akan melaksanakan program.• Mempersiapkan SDM dan kelembagaan pelaksanaan program.• Menguji strategi pelaksanaan program dalam skala kecil.• Melaksanakan program pendidikan dan penyadaran bagi masyarakat(umum) dan stakeholder.

3. Adopsi Program dan Pendanaan

• Mendapatkan persetujuan pemerintah terhadap suatu perencanaan danproses penyusunan kebijakan.

Page 62: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

47

• Memperoleh pengesahan resmi terhadap kebijakan ataupun rencana yangdisusun

• Memperoleh pendanaan yang dibutuhkan bagi implementasi program.

4. Pelaksanaan Program

• Pelaksanaan mekanisme koordinasi antar lembaga dan prosedur-prosedurresolusi konflik.• Pelaksanaan peraturan dan prosedur pengambilan keputusan.• Penguatan kapasitas pengelolaan program• Membangkitkan, mendorong atau meningkatkan partisipasi kelompokstakeholder utama.• Menjaga agar prioritas program tetap berada dalam agenda publik.• Memantau kinerja program dan kecenderungan yang terjadi padalingkungan sosial.

5. Monitoring dan Evaluasi

• Melakukan evaluasi dan mengambil pelajaran untuk perbaikan programpengelolaan berikutnya

Sumber: (http://pdpt-kkp.org/tangguh/index.php/konsep-pdpt/icm, dikutip pada 05November 2016)

2.3.5 Fokus pengembangan PDPT

Fokus pengembangan PDPT adalah pada 5 (lima) Bina yaitu sebagaiberikut:

1. Bina Manusia, yaitu kegiatan yang mencakup peningkatan kualitas sumberdaya manusia dalam rangka mendorong peningkatan Indeks PembangunanManusia (IPM), dan peningkatan kapasitas kelembagaan masyarakat baikformal maupun informal, memperluas dan meningkatkan kerja sama,memperbaiki budaya kerja, gotong royong, tanggung jawab, disiplin, danhemat serta menghilangkan sifat negatif boros dan konsumtif;

2. Bina Usaha, yaitu kegiatan yang mencakup peningkatan keterampilanusaha, perluasan mata pencaharian alternatif, pengelolaan bisnis skalakecil dan penguasaan teknologi. Selain itu, program ini meningkatkan danmempermudah akses terhadap sumber daya, teknologi, modal, pasar, daninformasi pembangunan. Dengan dilaksanakannya program ini diharapkanterbangun kemitraan dengan pelaku usaha dan terbangunnya sisteminsentif administrasi serta pendanaan secara formal dan informal;

3. Bina Sumber Daya, yaitu kegiatan yang menitikberatkan pada upayamemperkuat kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya, revitalisasihak ulayat dan hak masyarakat lokal, penerapan monitoring, controllingand surveillance dengan prinsip partisipasi masyarakat lokal, penerapan

Page 63: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

48

teknologi ramah lingkungan, mendorong pengembangan teknologi asli,merehabilitasi habitat, konservasi, dan memperkaya sumber daya;

4. Bina Lingkungan atau Infrastruktur, yaitu kegiatan yang mencakuppembangunan infrastruktur, rehabilitasi vegetasi pantai dan pengendalianpencemaran melalui pendekatan perencanaan dan pembangunan secaraspasial dalam rangka mendorong peningkatan peran masyarakat pesisirdalam penataan dan pengelolaan lingkungan sekitarnya;

5. Bina Siaga Bencana atau Perubahan Iklim, yaitu kegiatan yang mencakupusaha-usaha pengurangan risiko bencana dan dampak perubahan iklim,rencana aksi desa dalam pengurangan risiko bencana, penyadaranmasyarakat, gladi/latihan secara reguler, memudahkan akses data daninformasi bencana, pembangunan sarana dan prasarana penanggulanganbencana (antara lain jalur evakuasi, shelter, struktur pelindung terhadapbencana, fasilitas kesehatan, dan cadangan strategis desa) yangmenekankan pada partisipasi dan keswadayaan dari kelompok-kelompoksosial yang terdapat pada masyarakat/komunitas pesisir.

Gambar 2.3.5 Fokus Kegiatan PDPT

Fokus Kegiatan PDPT

Sumber: (http://pdpt-kkp.org/tangguh/index.php/konsep-pdpt/bina-pdpt, dikutippada 05 November 2016)

2.4 Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini, dicantumkan hasil

penelitian terdahulu yang pernah peneliti baca sebelumnya yang tentunya sejenis

Page 64: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

49

dengan penelitian ini. Penelitian terdahulu ini bermanfaat dalam mengolah atau

memecahkan masalah yang timbul dalam Implementasi Program Desa Pesisir

Tangguh di Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang. Walaupun lokus serta

permasalahan yang ditemukan tidak sama dengan yang ditemukan oleh peneliti,

namun sangat membantu peneliti dalam menemukan sumber-sumber pemecahan

masalah penelitian ini. Berikut adalah hasil penelitian yang peneliti amati.

Bayu Nugraha (2015) dalam skripsinya yang berjudul “Pengelolaan

Program Pengembangan Usaha Mina Perdesaan (PUMP) Perikanan Tangkap Di

Kelurahan Banten Kota Serang Provinsi Banten” memaparkan adanya

keterlambatan dalam proses pencairan dana. Keberadaan program PUMP belum

berdampak pada peningkatan kesejahteraan dan produksi dari para nelayan yang

mendapatkan bantuan tersebut. Adanya oknum yang bermain dalam proses

penentuan kelompok yang mendapatkan bantuan. Tujuan penelitian ini adalah

untuk Pengeolaan Program Pengembangan Desa Usaha Mina Perdesaan (PUMP)

Perikanan Tangkap di Kelurahan Banten. Teori yang digunakan dalam penelitian

ini adalah teori pengelolaan menurut G.R Terry yaitu perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. Adapun metode yang digunakan

adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik analisis data

penelitian menggunakan analisis data Irawan. Pengelolaan Program

Pengembangan Usaha Mina Perdesaan (PUMP) Perikanan Tangkap di Kelurahan

Banten belum berjalan optimal. Hal ini terlihat dari pelaksana kegiatan yang

melalaikan tugasnya. Kurangnya tenaga pendamping program PUMP Perikanan

Tangkap. Keterlambatan dalam proses pencairan. Ada oknum yang bermain

Page 65: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

50

dalam pengelolaan program PUMP Perikanan Tangkap. Pengelolaan program

PUMP Perikanan Tangkap di Kelurahan Banten masih mengalami kerugian.

Keberadaan program PUMP Perikanan Tangkap belum bisa mengangkat

kesejahteraan nelayan.

Penelitian selanjutnya, Razak Miraza (2009) dalam skripsinya yang

berjudul “Implementasi Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir

(PEMP) Di Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat” memaparkan sebagai

Negara bahari, Indonesia sangat kaya akan sumber daya laut dan pesisir, tetapi

nelayannya masih banyak hidup miskin, ditambah lagi dengan melonjaknya harga

Bahan Bakar Minyak yang semakin memperparah kehidupan mereka dan

keterbatasan mereka terhadap akses pemodalan. Lingkungan laut, termasuk

lingkungan pesisir secara geografis berbeda dengan daratan. Perbedaan letak

geografis ini akan berdampak kepada perbedaan upaya pemenuhan kebutuhan

masyarakat pesisir, maka untuk mengatasi hal ini, dibentuklah Program

Pemberdayan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP) yang dikhususkan untuk

masyarakat pesisir melalui pengembangan kultur kewirausahaan dan

penggalangan partisipasi masyarakat.

Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir ini membuka

peluang bagi masyarakat pesisir untuk mempermudah akses permodalan. Untuk

melaksanakan hal ini, maka Dinas Perikanan dan Kelautan Langkat menunjuk

Koperasi Nelayan Langkat sebagai pelaksana Program PEMP di Kecamatan

Tanjung Pura Kabupaten Langkat dengan tujuan mempermudah akses permodalan

bagi masyarakat pesisir di Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat.

Page 66: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

51

Paparan di atas meyakinkan penulis melakukan penelitian untuk

mengetahui bagaimana implementasi Program Pemberdayaan Ekonomi

Masyarakat Pesisir di Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat. Dalam

penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif dengan data yang diperoleh

dari data primer yaitu kuisioner dan wawancara mendalam (depth interview).

Metode wawancara mendalam ditunjukan kepada informan kunci dan informan

biasa. Data-data yang telah diperoleh dari data primer dijelaskan secara kualitatif.

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

implementasi Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir di Kecamatan

Tanjung Pura belum tepat sasaran dan penggunaan dananya. Penggunaan dana

yang didapat hanya sebagaian kecil saja yang dibelikan peralatan-peralatan

maupun kepentingan perikanan dan kelautan serta banyak keterlambatan

pengembalian dana pinjaman yang disebabkan karena menurunnya keuntungan,

menurunnya penjualan dagangan serta modal yang menipis dan menurunnya

perputaran uang. Akan tetapi secara kasat mata semuanya kegiatannya berjalan

dengan lancar.

Penelitian selanjutnya, Yuanita Anggraini (2014) dalam jurnalnya yang

berjudul “Implementasi Program Pengembangan Desa Pesisir Tangguh (PDPT)

dalam Upaya Pembangunan Wilayah Pesisir (Studi di Desa Tambakrejo,

Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang)” memaparkan sebagai

Indonesia adalah negara yang memiliki luas wilayah lautan 70% lebih besar

dibandingkan dengan wilayah daratan. Potensi Indonesia yang sangat besar

tersebut berbanding terbalik dengan keadaan masyarakat yang hidup di dalamnya.

Page 67: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

52

Masyarakat pesisir hidup dibawah garis kemiskinan dan kerentanan terhadap

bencana. Pemerintah dalam hal ini memberikan sebuah program Pengembangan

Desa Pesisir Tangguh kepada daerah pesisir di 38 Kabupaten/Kota untuk

menanggulangi masalah tersebut. Salah satu daerah yang mendapat program ini

adalah Kabupaten Malang. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan oleh

peneliti maka di dapat kesimpulan bahwa implementasi Program Pengembangan

Desa Pesisir Tangguh di desa Tambakrejo menunjukkan bahwa tiga fokus

kegiatan bina telah dilaksanakan dengan baik. Kegiatan bina tersebut adalah bina

sumber daya, bina lingkungan/ infrastruktur, dan bina siaga bencana. Sedangkan

kegiatan yang tidak terlaksana adalah bina manusia dan bina usaha. Rekomendasi

yang diberikan dalam penelitian ini adalah implementasi program haruslah

didukung dengan dana yang cukup, perlu koordinasi dan kerjasama dengan

stakeholder lain, dan perlu adanya pengawasan maupun evaluasi yang efektif.

Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode

penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Denzin dan Lincoln

dalam Moleong (2014:5) mmerupakan penelitian deskriptif merupakan metode

atau prosedur pemecahan masalah yang diamati dengan menggambarkan dan

melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian berdasarkan yang tampak dan

sebagaimana adanya. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran

tentang sampai tahap mana pelaksanaan program pengembangan desa pesisir

tangguuh (PDPT) di desa Tambakrejo dan beberapa faktor yang mendorong dan

menghambat pelaksanaannya.Data diperoleh dari lapangan yaitu desa Tambakrejo

dan Dinas Kelautan dan Perikanan. Data yang digunakan adalah data primer yang

Page 68: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

53

diperoleh langsung ketika turun ke lapangan dan juga data pendukung yang

diperoleh dari dokumen seperti laporan pelaksanaan dan sebagainya.

Dalam penelitian ini, imlementasi program Pengembangan Desa Pesisir

Tangguh dianalisis dengan menggunakan model implementasi Smith. Menurut

Smith (dalam Syahrani, 2014:2) model tersebut memiliki empat variabel yaitu (a)

Idealized Policy yang merupakan pola interaksi yang dilakukan oleh implementor

untuk mempengaruhi target groups. (b) Target Groups yaitu masyarakat yang

akan dipengaruhi oleh program tersebut, dalam hal ini adalah KMP (Kelompok

Masyarakat Pesisir), (c) Implementing Organization yang merupakan

implementor atau pelaksana program, (d) Environmental Factors yang merupakan

lingkungan yang ada di masyarakat baik lingkungan sosial, budaya, organisasi,

ekonomi dan politik yang dapat mempengaruhi pelaksanaan program.

Penelitian selanjutnya, Muh Jufri Yusuf dalam jurnalnya yang berjudul

“Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Di Kabupaten Nunukan (Studi Kasus Di

Kelurahan Nunukan Selatan Kecamatan Nunukan Selatan)”. Penelitian ini untuk

mengetahui sejauh mana usaha pemerintah daerah Kabupaten Nunukan dalam

memberdayakan masyarakat pesisir dan faktor apa sajakah yang menjadi

penghambat dan pendukung. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah deskriptif kualitatif, penelitian yang dilakukan terhadap variabel

mandiri tanpa melakukan perbandingan atau menghubungkan dengan variable

lainnya dengan fokus penelitian perencanaan, pelaksanaan, pemanfaatan hasil dan

evaluasi. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Pemberdayaan masyarakat di

kelurahan Nunukan selatan Kecamatan Nunukan Selatan sudah berjalan sesuai

Page 69: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

54

dengan perencanaan pemerintah daerah namun didalam pemberdayaan

masyarakat pesisir di Kelurahan Nunukan Selatan masih terdapat berbagai

hambatan diantaranya anggaran yang masih terbilang minim dan para penyuluh

sosialisasi Dinas Perikanan dan Kelautan yang masih kurang sehingga

menghambat laju pemberdayaan masyarakat yang ada di Kelurahan Nunukan

Selatan Kecamatan Nunukan Selatan.

Perbandian penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini dengan judul

Implementasi Program Desa Pesisir Tangguh Di Kecamatan Teluk Naga

Kabupaten Tangerang, hampir menyamai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Bayu Nugraha, Razak Miraza, Yuanita Anggraini, dan Muh Jufri Yusuf yaitu

mengenai pemberdayaan masyarakat pesisir, namun ada beberapa perbedaan

diantaranya:

1. Pada penelitian terdahulu Bayu Nugraha sasaran kebijakan adalah

kepada nelayan, kemudian penelitian terdahulu Razak Miraza

tujuan kebijakan adalah untuk mempermudah akses permodalan

masyarakat pesisir, kemudian penelitian terdahulu Yuanita

Anggraini tujuan kebijakan yang belum tercapai adalah kegiatan

bina manusia dan bina usaha, kemudian penelitian terdahulu Muh

Jufri Yusuf hanya melihat usaha pemerintah daerah Kabupaten

Nunukan, sedangkan pada penelitian saat ini dilakukan oleh

peneliti adalah melihat bagaimana proses kebijakan dilaksanakan

dan seluruh masyarakat pesisir yang berada di Kabupaten

Tangerang yang menjadi sasarannya.

Page 70: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

55

2. Pada penelitian terdahulu Bayu Nugraha menitikberatkan pada

teori pengelolaan menurut G.R Terry yaitu perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan, kemudian pada

penelitian terdahulu Yuanita Anggraini menitikberatkan pada teori

dengan menggunakan model implementasi Smith yaitu Idealized

Policy, Target Groups, Implementing Organization, Environmental

Factors. Sedangkan pada penelitian saat ini peneliti menggunakan

teori implementasi model George C. Edward III.

Dari identifikasi yang telah dijelaskan di atas, maka dapat dikatakan

bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti saat ini lebih menarik untuk

dilakukan dibandingkan dengan penelitian terdahulu. Pada penelitian yang

dilakukan oleh peneliti saat ini bukan saja meneliti tentang dampak kebijakan,

melainkan proses kebijakan yang berjalan, pemberdayaan masyarakat pesisir,

serta manfaat dari kebijakan yang dirasakan oleh masyarakat.

2.5 Kerangka Berfikir

Kerangka pemikiran merupakan alur berpikir dalam penelitian, untuk

mendeskripsikan dengan apa adanya sesuai temuan yang peneliti dapatkan di

lapangan. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah

Implementasi Program Desa Pesisir Tangguh di Kecamatan Teluk Naga

Kabupaten Tangerang.

Kerangka berfikir menjelaskan bagaimana Implementasi Program Desa

Page 71: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

56

Pesisir Tangguh di Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang. (bisa dilihat

pada gambar 2.5 Alur Kerangka Berfikir).

Gambar 2.5

1. Kurangnya kesiapan dari pegawai Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten

Tangerang.

2. Kurang representatifnya dalam hal perencanaan program.

3. Tidak maksimalnya hasil dari PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat).

4. Lemahnya pengawasan dari Dinas (SKPD Kabupaten Tangerang).

5. Kurang aktifnya Pemerintah Desa mendorong partisipasi masyarakat.

Lemahnya sosialisasi program kepada masyarakat.

Program Desa Pesisir Tangguh

Implementasi model George C. Edward III

(dalam Agustino, 2016:136-141) :

1. Komunikasi

2. Sumber daya

3. Disposisi

4. Struktur birokrasi

Gambaran Pelaksanaan Program DesaPesisir Tangguh yang Baik serta Efektif

Sumber: peneliti 2016

Page 72: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

57

2.6 Asumsi Dasar

Berdasarkan kerangka berfikir di atas, maka peneliti berasumsi bahwa

Implementasi Program Desa Pesisir Tangguh di Kecamatan Teluk Naga

Kabupaten Tangerang belum berjalan efektif.

Page 73: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

58

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metodologi Penelitian

Metode penelitian sarat erat kaitannya dengan teknik penelitian yang

digunakan, karena dari tiap-tiap tujuan penelitian yang didesain memiliki

konsekuensi pada pilihan metode penelitian yang tepat, guna mencapai tujuan

penelitian tersebut. Menurut Moleong (dalam Fuad dan Nugroho 2014: 77),

metode kualitatif deskriptif digunakan sebagai prosedur penelitian yang

mengahasilkan data deskriptif, yaitu data yang terkumpul berbentuk kata-kata,

gambar dan bukan angka-angka. Dengan demikian, laporan penelitian ini berisi

kutipan-kutipan data dalam menyajikan laporan, dimana laporan tersebut berasal

dari hasil wawancara, catatan lapangan, foto dan dokumen lainnya. penelitian ini

coba menjelaskan bagaimana Implementasi Program Desa Pesisir Tangguh

(PDPT) di Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang.

Penelitian merupakan serangkaian upaya pencarian sesuatu secara

sistematis. Agar penelitian dapat teruji validitasnya, serta dapat dipertanggung

jawabkan, maka suatu penelitian haruslah menggunakan metode-metode ilmiah

serta aturan- aturan yang berlaku, dengan tentunya memperhatikan kesesuaian

kondisi lapangan tempat praktek penelitian dilakukan.

Peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif karena memiliki

kelebihan dibandingkan dengan menggunakan metode kuantitatif deskriptif,

kerena metode kualitatif deskriptif memiliki kelebihan yaitu, meneliti manusia

Page 74: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

59

dalam latar sewajarnya, proses penelitian yang manusiawi karena peran peneliti

yang dominan, fleksibilitas yang tinggi, serta menggambarkan kondisi yang

realistik.

Dengan demikian melalui penelitian kualitatif deskriptif ini peneliti hanya

berusaha untuk menggambarkan permasalahan dan gap antara teori dan kenyataan

di lapangan “Implementasi Program Desa Pesisir Tangguh (PDPT) di Desa

Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang”

3.2. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang utama adalah peneliti

sendiri, namun setelah fokus penelitian menjadi jelas maka dikembangkan

instrumen sederhana yang dapat mempertajam serta melengkapi data hasil

pengamatan dan observasi. Adapun alat-alat tambahan yang digunakan dalam

pengumpulan data di antaranya: panduan wawancara, alat perekam, dan buku

catatan. Tetapi alat-alat tersebut benar-benar tergantung kepada peneliti yang

menggunakannya.

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data primer

dan data sekunder. Mengadakan sendiri pengamatan atau wawancara tidak

struktur, dalam penelitian kualitatif peneliti melihat sendiri objek dan subjek yang

sedang diteliti, selain itu peneliti juga mampu menentukan kapan penyimpulan

data telah mencukupi, data telah jenuh dan kapan penelitian dapat dihentikan dan

peneliti juga dapat mengumpulkan data.

Page 75: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

60

3.3. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan berupa data primer dan

sekunder. Sebagai data primer dalam penelitian ini berupa kata-kata dan

tindakan/perilaku orang-orang yang diamati dari hasil wawancara serta boservasi.

Sedangkan data sekunder yang didapatkan berupa dokumen tertulis, gambar dan

foto-foto. Adapun alat-alat tambahan yang digunakan dalam pengumpulan data

terdiri dari: panduan wawancara, alat perekam, buku catatan dan kamera. Teknik

pengumpulan data yang digunakan merupakan kombinasi dari beberapa teknik,

yaitu:

1. Sumber data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya

(informan penelitian) dan masih bersifat mentah karena belum diolah atau

diinterpretasikan sifat dan kualifikasinya. Data ini diperoleh melalui cara:

(1) Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui percakapan dengan maksud menggali informasi wawancara

menurut Denzin (dalam Alwasilah 2006:154), adalah pertukaran

percakapan dengan tatap muka dimana seseorang memperoleh

informasi dari yang lain. Melalui waawancara peneliti bisa

mendapatkan informasi yang mendalam karena peneliti dapat

menjelaskan pernyataan yang tidak dimengerti responden, peneliti

dapat mengajukan pertanyaan, informan cenderung menjawab apabila

Page 76: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

61

diberi pertanyaan, dan informan dapat menceritakan sesuatu yang

terjadi di masa silam dan masa mendatang.

Dalam penelitian kualitatif wawancara dilakukan secara mendalam.

Wawancara yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah

wawancara tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah

wawancara yang bebas, dimana peneliti tidak menggunakan pedoman

wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk

pengumpulan datanya, tetapi disusaikan dengan keadaan dan ciri yang

unik dari informan, pelaksanaan tanya jawab mengalir seperti dalam

percakapan sehari-hari.

Dalam penelitian ini wawancara yang digunakan adalah

wawancara tidak terstruktur dipergunakan untuk mengadakan

komunikasi dengan pihak-pihak terkait penelitian, dalam rangka

memperoleh informasi tentang hal-hal yang belum tercantum dalam

observasi. Pada penelitian Implementasi Program Desa Pesisir

Tangguh Di Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang, peneliti

akan melakukan wawancara kepada informan yang terkait dengan

kebijakan tersebut dengan berpedoman pada indikator implementasi

yang digunakan, bentuk pernyataan akan lebih meluas dan bebas (tidak

terstruktur) tanpa keluar dari indikator implementasi yang telah

ditentukan. Hal tersebut dilakukan peneliti guna menemukan jawaban

dari permasalahan yang ada dan tidak menutup kemungkinan

permalahasan yang sudah diidentifikasi sebelumnya akan bertambah.

Page 77: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

62

Wawancara yang dilakukan akan dibantu oleh alat rekam pada

handphone sebagai bentuk dari dokumentasi wawancara yang

dilakukan.

(2) Observasi (pengamatan) secara langsung dengan sumber data

Obeservasi merupakan teknik pengumpulan data yang secara

umum dikenal dengan pengamatan langsung di lapangan. Menurut

Usman (2006:54), observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang

sistemastis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Sedangkan menurut

Moeleong (2007:175), observasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk

mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan,

perilaku tak sadar, kebiasaan, dan sebagainya.

Observasi diklasifikasikan melalui dua cara yaitu cara berperan

serta dan tidak berperan serta. Observasi tanpa peran serta, pengamat

hanya melakukan satu fungsi yaitu mengadakan pengamatan.

Sedangkan observasi peran serta, pengamat melakukan dua fungsi

sekaligus yaitu sebagai pengamat dan sekaligus menjadi anggiota

resmi dari kelompok yang diamatinya, Moeleong (2007:176).

Dalam penelitian ini yang berjudul Implementasi Program Desa

Pesisir Tangguh Di Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang

peneliti menggunakan teknik observasi tanpa peran serta. Adanya

keterbatasan waktu menyebabkan peneliti hanya melakukan

pengamatan.

Page 78: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

63

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder ini merupakan sumber data yang diperoleh

melalui kegiatan dokumentasi mengenai data yang diteliti.

(1) Dokumentasi

Dokumen merupakan salah satu teknik pengumpulan data sekunder

dalam penelitian ini. Menurut Guba dan Lincoln (dalam Moeleong

2007:126), dokumen ialah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari

record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang

penyidik.

Selanjutnya studi dokumentasi dapat diartikan sebagai teknik

pengumpulan data melalui bahan-bahan tertulis yang diterbitkan oleh

lembaga-lembaga yang menjadi obyek penelitian, baik berupa

prosedur, peraturan-peraturan, gambar, laporan hasil pekerjaan, serta

berupa foto ataupun dokumen elektronik (rekaman).

Pada penelitian Implementasi Program Desa Pesisir Tangguh Di

Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang dokumentasi yang

dilakukan dengan menggunakan tulisan catatan wawancara, foto yang

menggunakan handphone, serta arsip lainnya yang bersumber dari

dinas, dan media, baik media cetak maupun media elektronik.

3.4. Teknik Analisis Data

Prosedur pengumpulan data dalam pendekatan kualitatif menggunakan

teknik wawancara bebas tak berstruktur dan observasi selama beberapa hari di

Page 79: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

64

lapangan. Pedoman wawancara bebas berstruktur berisikan daftar pertanyaan

terbuka dalam dialog lisan secara bebas dan informal dengan informan tentang

fakta dan informasi mengenai Implementasi Program Desa Pesisir Tangguh

(PDPT).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis data kualitatif dari Miles dan Hubberman (2009:15-20) yang

mengemukakan aktivitas dalam analisis data kualitatif berlangsung secara terus

menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampel jenuh.

3.5 Uji Keabsahan Data

Dalam munguji keabsahan data yaitu pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data tersebut. Pada penelitian ini, peneliti dalam

menguji keabsahan hasil penelitian menggunakan teknik triangulasi sumber dan

member check.

Teknik triangulasi data menurut Patton (dalam Sutopo 2006: 92) dapat

disebut juga dengan triangulasi sumber. Cara ini mengarahkan peneliti di dalam

mengumpulkan data menggunakan berbagai sumber yang ada, seperti hasil

wawancara dengan informan, observasi, data dokumen atau aktivitas yang

dilakukan. Pada penelitian Implementasi Program Desa Pesisir Tangguh Di Desa

Tanjung Pasir Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang, triangulasi data yang

dilakukan dengan melakukan perbandingan informasi di antara tiga sumber yaitu:

Stake Holders, Masyarakat, dan pengamatan Peneliti.

Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti

Page 80: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

65

kapada pemberi data. Tujuan dari melakukan member check yaitu untuk

mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan

oleh pemberi data/informan. Apabila data tersebut disepakati oleh pemberi

data/informan maka data tersebut dapat dikatakan valid dan kredibel/dipercaya.

Pada penelitian Implementasi Program Desa Pesisir Tangguh Di Desa Tanjung

Pasir Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang, member check yang dilakukan

dengan mengkonfirmasi hasil wawancara dan kemudian ditandangani oleh para

informan.

3.6 Informan Penelitian

Ketepatan pemilihan informan maupun key informan menjadi hal yang

sangat penting dalam penelitian kualitatif. Informan dalam penelitian ini

menggunakan teknik purposive yang dimana menentukan informan-informan

berdasarkan kriteria yang dibutuhkan. Dengan begitu, maka akan sesuai dengan

informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

Informan ditentukan tidak berdasarkan jumlah dari informan, tetapi

dilakukan pertimbangan sesuai dengan peran dan fungsi dari informan yang sesuai

dengan fokus masalah penelitian.

Peneliti menentukan informan yang dianggap mengetahui tentang Program

Desa Pesisir Tangguh, diantaranya: Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan

Kabupaten Tangerang karena beliau adalah informan yang mengetahui tentang

program tersebut karena Pemerintah Pusat melimpahkan langsung kepada

Pemerintah Daerah, kemudian ada Kepala Desa Tanjung Pasir ditentukan sebagai

informan karena menurut peneliti beliau yang memiliki daerah tersebut untuk

Page 81: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

66

mengetahui segala aktifitas yang ada, dan selanjutnya ada Kelompok Masyarakat

Pesisir karena sebagai perwakilan dari masyarakat yang ada di desa tersebut untuk

diminta keterangan mengenai program yang ada atau juga dapat dikatakan sebagai

penerima program.

Tabel 3.6

Informan Penelitian

No Kode Informan Keterangan

1. I1 Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten

Tangerang

2. I2 Kepala Desa Tanjung Pasir

3. I3-4 Kelompok Masyarakat Pesisir (KMP)

4. I5 Kepala Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Tanjung Pasir

5. I6 Nelayan

Sumber: peneliti 2016

Informan I1 yang merujuk kepada Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan

Kabupaten Tangerang dikarenakan tidak dapat ditemui di Kantor Dinas Perikanan

dan Kelautan Kabupaten Tangerang lalu peneliti diarahkan kepada Kepala Bidang

Kelembagaan Perikanan. Informan I2 selaku Kepala Desa Tanjung Pasir yang

sukar untuk diminta keterangan mengenai Program Desa Pesisir Tangguh, alhasil

peneliti menanyakan Program Desa Pesisir Tangguh kepada Kepala Seksi

Pembangunan Desa Tanjung Pasir, kemudian untuk informan I6 yang merujuk

kepada Nelayan, peneliti bertemu dengan 4 orang informan namun yang hanya

Page 82: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

67

peneliti tulis sebagai inisial informan hanya 1 orang saja karena dianggap peneliti

sebagai sampel dari 4 orang tersebut.

3.7 Fokus Penelitian

Dalam penelitian kualitatif ini, penentuan fokus berdasarkan hasil studi

pendahuluan, pengalaman, dan referensi Sugiyono (2012:141). Peneliti akan

membatasi ruang lingkup materi kajian penelitian yang akan dilakukan yakni

Implementasi Program Desa Pesisir Tangguh (PDPT) di Desa Tanjunng Pasir

Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang.

3.8 Lokasi Penelitian

Penelitian mengenai Implementasi Program Desa Pesisir Tangguh Di Desa

Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga Kabupaten Tangerang ini dilakukan di

Desa Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang.

3.9 Jadwal Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti bagaimana Implementasi

Program Desa Pesisir Tangguh Di Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga

Kabupaten Tangerang. Adapaun waktu penelitian ini dimulai dari bulan April

2016. Adapun jadwal penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat dilihat pada

tabel 3.9.

Page 83: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

68

Tabel 3.9

Sumber: Peneliti 2016

No Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

2016 2017

Apr Mei Jun JulAgu

-Des

Jan Feb Mar Apr MeiJun

1 Observasi Awal

2 Pengajuan Judul

3Perizinan danobservasilapangan

4PenyusunanProposal

5Bimbingan danperbaikan

6SeminarProposal

7PerbaikanProposal

8PenelitianLapangan

9PenulisanLaporan (BabIV dan Bab V)

10 Sidang Skripsi

11 Revisi Skripsi

Page 84: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

69

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

Deskripsi objek penelitian menjelaskan tentang objek penelitian yang

meliputi lokasi penelitian yang diteliti dan memberikan gambaran umum Desa

Tanjung Pasir sebagai daerah yang masuk dalam kriteria Program Desa Pesisir

Tangguh (PDPT). Pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti berjudul

Implementasi Program Desa Pesisir Tangguh Di Desa Tanjung Pasir Kecamatan

Teluknaga Kabupaten Tangerang. Hal tersebut akan dipaparkan sebagai berikut:

4.1.1 Gambaran Umum Desa Tanjung Pasir

Pantai Tanjung Pasir merupakan pantai wisata yang dikelola oleh TNI AL

Kabupaten Tangerang, dan Desa Tanjung Pasir dibentuk berdasarkan Peraturan

Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pembentukan

Pemerintahan Desa di lingkungan Kabupaten Tangerang. Berdasarkan Bupati

tersebut struktur organisasi tata kerja pemerintahan desa, bahwa tugas kepala desa

melaksanakan urusan pemerintahan, pembangunan, sosial masyarakat dan

pemberdayaan pantai (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang

2012).

Demografi Desa Tanjung Pasir terletak di sebelah utara Kantor Kecamatan

Teluknaga dengan jarak tempuh 6,9 km dan mempunyai unsur pembantu

pemerintah terdiri dari 1 kepala dusun, 14 rukun warga dan 34 rukun tetangga.

Page 85: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

70

Desa Tanjung Pasir dengan luas 570 Ha dan merupakan daerah daratan rendah

dengan ketinggian dari permukaan laut 1 m dengan suhu udara 37oC. Jarak

tempuh dari pusat Ibukota Kabupaten adalah 54 km.

Desa Tanjung Pasir memiliki jumlah penduduk sekitar 10.144 jiwa

(Kecamatan Teluknaga dalam Angka 2016). Mayoritas masyarakat Tanjung Pasir

bersuku bangsa Betawi dan beragama Islam. Mata pencaharian utama penduduk

desa Tanjung Pasir adalah pekerja pabrik, nelayan dan sebagian wiraswasta.

Dimana yang berprofesi sebagai nelayan sebanyak 2.531 jiwa. Kepadatan jumlah

penduduk desa Tanjung Pasir ± 1,625 penduduk/km2 yang rata-rata penduduknya

tinggal di daerah pesisir pantai.

Tabel 4.1.1.1 Jumlah Penduduk Desa Tanjung Pasir menurut Umur

Kelompok Umur Jumlah Jiwa0-14 2.24815-24 79725-34 46835-44 26745-54 262>55 178

Sumber : Kecamatan Teluknaga Dalam Angka 2016

Dari data di atas bahwa jumlah penduduk Desa Tanjung Pasir didominasi

oleh anak-anak yaitu usia 0-14 dibandingkan dengan usia produktif yaitu 25-54.

Hal tersebut menandakan bahwa kegiatan perekonomian masih sangat minim.

Tabel 4.1.1.2 Jumlah Penduduk Desa Tanjung Pasir menurut Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Jiwa1 Laki-Laki 5.4192 Perempuan 4.302

Sumber : Kecamatan Teluknaga Dalam Angka 2016

Page 86: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

71

Pantai Tanjung Pasir adalah salah satu pantai yang ada di kecamatan

Teluknaga, kata tanjung pasir berasal dari tanjung yang berarti daratan yang

menonjol dipermukaan laut jawa dan pasir adalah permukaan tanahnya pasir,

disamping itu Tanjung pasir di masa penjajahan Belanda dan Jepang pernah

dijadikan benteng pertahanan. Pantai Tanjung Pasir merupakan kawasan pantai

berpasir yang masih ditumbuhi hutan bakau. Kawasan pantai ini terdapat PPI yang

didalamnya terdapat TPI, dermaga dan kawasan militer merupakan tempat

pelatihan bagi TNI AL (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang

2010).

4.1.2 Batas Wilayah dan Aksesibilitas

Wilayah Desa Tanjung Pasir termasuk strategis karena terletak diantara

kota Tangerang dan Jakarta. Letak geografis Desa Tanjung Pasir adalah 106o 20’-

106o 43’ Bujur Timur dan 6o 00’-6o 20’ Lintang Selatan. Menurut BPS

Kabupaten Tangerang (2010) Desa Tanjung Pasir mempunyai luas 5.642 km2

(sekitar 570 Ha) dengan rincian penggunaan yakni untuk sawah 73 Ha dan darat

491,2 Ha. Batas wilayah Desa Tanjung Pasir :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Muara

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tegalangus

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tanjung Burung

Jarak tempuh Pantai Tanjung Pasir termasuk strategis karena jarak pantai

dengan kantor Kecamatan Teluknaga hanya sejauh 12 km dan dapat ditempuh

selama 15 menit, sedangkan jarak dengan ibu kota Kabupaten Tangerang sejauh

Page 87: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

72

54 km dan dapat ditempuh selama 60 menit, sedangkan jarak dengan ibu kota

Propinsi Banten sejauh 72 km dan dapat ditempuh selama 90 menit (Dinas

Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang 2011).

Desa Tanjung Pasir dapat dicapai dengan kendaraan umum dalam bentuk

ojeg motor dan angkutan umum. Angkutan umum berangkat dari Kampung

Melayu atau dari Pasar Tegal Angus dengan jam pemberangkatan tertentu dengan

tujuan akhir Pantai Tanjung Pasir. Untuk menuju Desa Tanjung Pasir dari arah

Kampung Melayu maka akan melewati salah satu sisi Bandara Soekarno Hatta

dengan akses jalan yang relatif mudah namun pada jam tertentu mengalami

kemacetan akibat jam berangkat atau pulang karyawan PT di sekitar wilayah

Tegal Angus atau Kampung Melayu. Sementara itu,memasuki wilayah Desa

Tanjung Pasir dari arah Tegal Angus akan terlihat hamparan tambak udang dan

bandeng yang berada di sisi kanan maupun kiri jalan (Dinas Kelautan dan

Perikanan Kabupaten Tangerang 2011).

Sarana jalan di Desa Tanjung Pasir terutama di Kampung Tanjung Pasir

umumnya berupa jalan aspal dengan kondisi yang masih cukup baik. Berdasarkan

informasi dari warga desa, kondisi akses jalan di Kampung Tanjung Pasir dahulu

sangat buruk dengan kondisi jalan berlubang yang becek saat hujan dan berdebu

saat musim panas. Pada akhir tahun 2010 tepatnya saat ada kunjungan dari Ibu

Ani Yudhoyono sarana jalan di Kampung Tanjung Pasir mulai diperbaiki dengan

dilakukan pengaspalan. Kondisi sarana akses transportasi dan jalan yang cukup

baik tersebut menyebabkan mobilitas masyarakat Kampung Tanjung Pasir

maupun dari luar desa cukup mudah sehingga akses terhadap perkembangan

Page 88: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

73

informasi dan ekonomi bisa lebih baik. Sedangkan sarana jalan di Kampung

lainnya yaitu Kampung Gagah Sukamanah, Garapan dan Sukamulya umumnya

sudah dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun roda empat meskipun

sarana jalan rata-rata masih menggunakan paving blok (Dinas Kelautan dan

Perikanan Kabupaten Tangerang 2011).

4.1.3 Kondisi Ekonomi Desa Tanjung Pasir

Perekonomian Desa Tanjung Pasir yang pada umumnya bersumber dari

penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayan, pedagang, buruh, dan

karyawan swasta, sehingga rata-rata kondisi ekonominya sangat rendah. Ekonomi

masyarakata Desa Tanjung Pasir perlu ditingkatkan melalui upaya ekonomi

produktif setiap individu.

Tabel 4.1.3.1 Daftar Mata Pencaharian Penduduk Desa Tanjung Pasir

No Mata Pencaharian Jumlah Jiwa

1 Nelayan 2.531

2 Buruh / Swasta 65

3 PNS 17

4 Pedagang 1213

5 Penjahit 24

6 Tukang Batu 62

7 Tukang Kayu 42

8 Peternak 6

Page 89: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

74

9 Pengrajin 5

10 Montir 25

11 Polri 8

12 Petani 176

Sumber: Kecamatan Teluknaga Dalam Angka 2016

Dari data tabel di atas dapat dikatakan bahwa masyarakat pesisir

khususnya di Daerah Desa Tanjung Pasir mayoritas adalah nelayan, karena

memang kondisi geografis daerah tersebut.

4.1.4 Potensi Wisata Desa Tanjung Pasir

Desa Tanjung Pasir terletak di Kecamatan Teluknaga, dimana jarak 54 km

dari pusat kota Tigaraksa. Desa Tanjung Pasir memiliki pantai wisata dengan luas

sebesar 10 ha yang menawarkan wisata panorama alam dengan ombak yang

tenang, dan ada pasir pantai yang putih, bersih dan tidak berlumpur, selain itu para

pengunjung dapat menikmati pemandangan Pulau Seribu di laut lepas, disana

tersedia fasilitas pendukung untuk psrs pengunjung seperti usaha penyeberangan

perahu, usaha kios cinderamata, usaha makanan ringan dan usaha rumah makan

olahan (Dinas Pemuda Olahraga Kebudayan dan Pariwisata Kabupaten Tangerang

2010).

Wisata desa Tanjung Pasir juga terdapat tempat private resort yang

memiliki banyak fasilitas, dengan nama Tanjung Pasir Resort. Tanjung Pasir

Resort merupakan kawasan wisata yang setara dengan Hotel Bintang III yang

terletak di Desa Tanjung Pasir. Resort ini menawarkan kenyamanan dan keasrian

Page 90: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

75

suasana daerah pesisir dengan sejumlah hidangan kuliner khas laut (Dinas

Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang 2012).

Di Desa Tanjung Pasir juga terdapat Taman Penangkaran Buaya, sejak

tahun 2002 pemerintah menjadikan salah satu wisata disana, taman seluas 6 ha

tersebut terdiri dari 4 kandang besar buaya, dimana masing-masing kandang diisi

oleh puluhan ekor buaya (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang

2011).

4.1.5 Pantai Tanjung Pasir

Desa Tanjung Pasir mempunyai luas 570 Ha dan merupakan daerah

dataran rendah dengan ketinggian dari permukaan laut 1 m dengan suhu 37oC.

Desa Tanjung Pasir memiliki luas hutan mangrove sebesar 2,5 Ha dengan panjang

abrasi 1 km. Akibat perubahan iklim atau musim panca roba Desa Tanjung Pasir

sering mengalami banjir rob akibat air laut pasang, abrasi pantai dikarenakan tidak

adanya berakwater di bibir pantai sehingga rentan terhadap bahaya abrasi (Dinas

Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang 2012).

Pantai Tanjung Pasir adalah salah satu pantai dengan luas pantai 10 ha

yang ada di kecamatan Teluknaga, kata tanjung pasir berasal dari tanjung yang

berarti daratan yang menonjol dipermukaan laut jawa dan pasir adalah permukaan

tanahnya pasir, disamping itu Tanjung pasir di masa penjajahan Belanda dan

Jepang pernah dijadikan benteng pertahanan. Pantai Tanjung Pasir merupakan

kawasan pantai berpasir yang masih ditumbuhi hutan bakau. Kawasan pantai ini

terdapat dermaga dan kawasan militer merupakan tempat pelatihan bagi TNI AL

(Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang 2012) .

Page 91: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

76

4.1.6 Wisata Pantai Tanjung Pasir

Objek wisata Pantai Tanjung Pasir terletak di wilayah Kecamatan

Teluknaga, 50 km dari Tigaraksa. Selain pantainya cukup landai dengan ombak

yang tenang, juga memiliki panorama alam yang indah. Pasir pantai yang putih

dan bersih dan tidak berlumpur terhampar. Melalui pantai ini pengunjung dapat

menikmati pemandangan gugusan Pulau Seribu di laut lepas. Pengembangan

kawasan pantai seluas 75 ha yang dipadukan dengan pengembangan Kawasan

Wisata Terpadu Kapuk Naga. Kondisi jalan menuju ke pantai cukup bagus,

dilengkapi dengan jaringan telekomunikasi dengan layanan interlokal, jaringan

listrik dan prasarana air bersih.

Gambar 4.1.6 Peta Lokasi Pantai Tanjung Pasir

Sumber: Data Monografi Desa Tanjung Pasir 2012

Page 92: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

77

Tempat yang paling banyak dikunjungi adalah kawasan pantai. Namun

keadaan pantai di Tanjung Pasir tidak terawat dengan baik. Banyak sampah yang

tidak terurus dan air pantai yang terlihat bewarna kecoklatan. Hal ini mungkin

dapat juga disebabkan karena masih banyaknya warga setempat yang membuang

sampah rumah tangganya ke pantai. Selain memancing dan bermain di pantai,

Desa Tanjung Pasir juga merupakan salah satu tempat yang bisa dimanfaatkan

untuk para wisatawan menyeberang ke kawasan Pulau Seribu.

4.2 Deskripsi Data

4.2.1 Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian merupakan penjelasan mengenai data yang telah

diperoleh peneliti dari hasil observasi lapangan yang dilakukan oleh peneliti

selama proses penelitian berlangsung. Pada penelitian yang dilakukan oleh

peneliti saat ini yaitu menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.

Menurut Moleong (dalam Fuad dan Nugroho 2014: 54), metode kualitatif

deskriptif digunakan sebagai prosedur penelitian yang mengahasilkan data

deskriptif, yaitu data yang terkumpul berbentuk kata-kata, gambar dan bukan

angka-angka. Dengan demikian, laporan penelitian ini berisi kutipan-kutipan data

dalam menyajikan laporan, dimana laporan tersebut berasal dari hasil wawancara,

catatan lapangan, foto dan dokumen lainnya. Dalam penelitian kualitatif, analisis

data dilakukan sejak awal penelitian dan selama proses penelitian dilaksanakan.

Data diperoleh, kemudian dikumpulkan untuk diolah secara sistematis. Dimulai

dari wawancara, observasi, mengedit, mengklasifikasi, mereduksi, selanjutnya

Page 93: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

78

aktivitas penyajian data serta menyimpulkan data.

Dalam penelitian ini, mengenai Implementasi Program Desa Pesisir

Tangguh Di Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang,

peneliti menggunakan teori implementasi kebijakan publik George C. Edward III.

Teori tersebut memberikan gambaran atas implementasi program, George C.

Edward III (dalam Agustino, 2016:136-141) terdapat 4 variabel yang

mempengaruhi kinerja implementasi kebijakan publik, yaitu ;

1. Komunikasi2. Sumber daya3. Disposisi4. Struktur birokrasi

Mengingat bahwa jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif, maka data yang diperoleh berebntuk kata dan kalimat dari

hasil wawancara, observasi, serta data atau hasil dokumentasi lainnya. Dalam

penelitian ini kata-kata dan tindakan orang yang diwawancara merupakan sumber

utama dalam penelitian. Sumber data ini kemudian oleh peneliti dicatat dan

direkam. Berdasarkan teknik analisa data kualitatif, data-data tersebut dianalisa

selama penelitian berlangsung. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dan

observasi lapangan kemudian dilakukan dalam bentuk tulisan untuk mendapatkan

polanya serta diberi kode-kode pada aspek-aspek tertentu berdasarkan jawaban-

jawaban yang sama dan berkaitan dengan pembahasan permasalahan penelitian

serta dilakukan kategorisasi. Dalam menyusun jawaban penelitian peneliti

meberikan kode-kode, yaitu:

1. Kode Q untuk menunjukkan pertanyaan

Page 94: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

79

2. Kode A untuk menunjukkan jawaban3. Kode I1 untuk daftar informan dari Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan

Kabupaten Tangerang4. Kode I2 untuk daftar informan dari Kepala Desa Tanjung Pasir5. Kode I3-4 untuk daftar informan dari Ketua Komunitas Masyarakat Pesisir

(KMP)6. Kode I5 untuk daftar informan dari Nelayan wilayah Desa Tanjung Pasir7. Kode I6 untuk daftar informan dari Kepala Tempat Pelelangan Ikan (TPI)

Tanjung Pasir

Setelah memberikan kode pada aspek tertentu yang berkaitan dengan

masalah penelitian sehingga polanya ditemukan, maka dilakukan kategorisasi

berdasarkan jawaban-jawaban yang ditemukan dari penelitian di lapangan dengan

membaca dan menelaah jawaban-jawaban tersebut. Analisa data yang akan

dilakukan dalam penelitian ini menggunakan beberapa indikator yang dianggap

sesuai dengan permasalahan penelitian dan kerangka teori yang telah diuraikan

sebelumnya. Dimana indikator tersebut mengacu pada teori implementasi

kebijakan publik menurut George C. Edward III (dalam Agustino, 2016:136-141).

4.2.2 Daftar Informan Penelitian

Pada penelitian ini, mengenai Implementasi Program Desa Pesisir

Tangguh Di Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang,

dalam pemilihan informan ini peneliti menggunakan menurut Bungin dalam

Penelitian Kualitatif (2009:76-77) dimana informan penelitian diperoleh dengan

cara key person karena peneliti sudah memahami informasi awal tentang objek

penelitian maupun informan penelitian, sehingga peneliti membutuhkan key

person untuk memulai wawancara dan observasi. Dengan demikian key person ini

adalah tokoh formal dan tokoh informal pada penelitian Implementasi Program

Page 95: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

80

Desa Pesisir Tangguh Di Desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluknaga Kabupaten

Tangerang.

Informan penelitian selain aparatur pelaksana sebagai key informan yaitu

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang, Kepala Desa

Tanjung Pasir, Kelompok Masyarakat Pesisir (KMP) Tanjung Pasir. Untuk

keabsahan data dan untuk dapat menggali secara mendalam mengenai penelitian

ini maka peneliti pun mengambil informan diluar aparat pelaksana. Selanjutnya

disebut sebagai secondary informan yaitu Kepala Tempat Pelelangan Ikan (TPI)

Tanjung Pasir, dan Nelayan Desa Tanjung Pasir.

Tabel 4.2.2 Keterangan Informan

No Kode

Informan

Nama Jabatan/Pekerjaan Keterangan

1 I1 Hairul Latief Kepala Bidang

Kelembagaan Perikanan

Dinas Kelautan dan

Perikanan Kabupaten

Tangerang

Key Informan

2 I2 Sahril Ruhyat Staff Kepala Seksi

Pembangunan Desa

Tanjung Pasir

Key Informan

3 I3 Elia Ketua Kelompok

Masyarakat Pesisir

Key Informan

Page 96: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

81

Tanjung Pasir

4 I4 Sahadatul

Munawaroh

Ketua Kelompok

Masyarakat Pesisir

Tanjung Pasir

Key Informan

5 I5 Masudi Kepala Tempat

Pelelangan Ikan (TPI)

Tanjung Pasir

Secondary

Informan

6 I6 Marudin Nelayan Secondary

Informan

Sumber: Peneliti, 2017

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian

Deskripsi hasil penelitian merupakan suatu data dan fakta yang peneliti

dapatkan langsung dari lapangan serta disesuaikan dengan teori yang peneliti

gunakan yaitu teori implementasi kebijakan publik menurut George C. Edward III

(dalam Agustino, 2016:136-141). Dalam teori ini terdapat 4 variabel yang

mempengaruhi kinerja implementasi kebijakan publik, yaitu komunikasi, sumber

daya, disposisi, dan struktur birokasi.

4.3.1 Komunikasi

Variabel pertama yang mempengaruhi keberhasilan implementasi suatu

kebijakan menurut George C. Eward III, adalah komunikasi. Komunikasi

menurutnya lebih lanjut sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan dari

Page 97: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

82

implementasi kebijakan publik. Implementasi yang efektif terjadi apabila para

pembuat keputusan sudah mengetahui apa yang akan mereka kerjakan.

Terdapat tiga indikator yang dapat dipakai (atau digunakan) dalam

mengukur keberhasilan variabel komunikasi tersebut di atas, yaitu:

a. Transmisi; penyaluran komunikasi yang baik akan dapat menghasilkan suatuimplementasi yang baik pula. Seringkali yang terjadi dalam penyalurankomunikasi adalah adanya salah pengertian (miskomunikasi), hal tersebutdisebagiankan karena komunikasi telah melalui beberapa tingkatan birokrasi,sehingga apa yang diharapkan terdistorsi di tengah jalan.

b. Kejelasan; komunikasi yang diterima oleh para pelaksana kebijakan (street-level-bureuacrats) haruslah jelas dan tidak membingungkan (tidakambigu/mendua). Ketidakjelasan pesan kebijakan tidak selalu menghalangiimplementasi, pada tataran tertentu, para pelaksana membutuhkanfleksibilitas dalam melaksanakan kebijakan. Tetapi pada tataran yang lain haltersebut justru akan menyelewengkan tujuan yang hendak dicapai olehkebijakan yang telah ditetapkan.

c. Konsistensi; perintah yang diberikan dalam pelaksanaan suatu komunikasiharuslah konsisten dan jelas (untuk diterapkan atau dijalankan). Karena jikaperintah yang diberikan sering berubah-ubah, maka dapat menimbulkankebingungan bagi pelaksana di lapangan.

Komunikasi mengenai Program Desa Pesisir Tangguh (PDPT) di Desa

Tanjung Pasir sendiri dirasa sudah cukup baik, jelas dan melibatkan semua unsur

masyarakat. Hal tersebut seperti yang diutarakan oleh Bapak Hairul Latief selaku

Kepala Bidang Kelembagaan Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten

Tangerang, beliau mengatakan:

“dalam hal komunikasi sudah adala proses penyampaian program denganbaik sehingga program dapat berjalan dengan baik pula, bahkankomunikasi sudah sangat jelas sehingga masyarakat sendiri pun berterimakasih dengan adanya PDPT ini, jadi komunikasi sudah mencapai padatitik terang, dan untuk caranya sendiri jadi kita datang kesana lalu kitakumpulkan masyarakat lalu kita buatkan RPDP atau RencanaPengembangan Desa Pesisir, jadi kita kasih arahan apa saja yang harusdilakukan selama 5 tahun kedepan, karena program ini hanya 3 tahun jadikita kasih arahan untuk 3 tahun kedepan.” (wawancara dengan Bapak

Page 98: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

83

Hairul Latief pada 18 april 2017, pukul 11:34 WIB di Dinas Kelautan danPerikanan Kabupaten Tangerang)

Berdasarkan wawancara dengan Bapak Latief bahwa komunikasi Program

desa Pesisir Tangguh sudah berjalan dengan baik di lapangan, serta sudah

mencapai pada titik terang dalam hal penyampaian program tersebut sehingga

masyarakat dapat menerima program dengan baik, Dinas Kelautan dan Perikanan

Kabupaten sendiri terjun langsung dalam memberikan kepada masyarakat Desa

Tanjung Pasir mengenai program dibantu dengan pihak Desa Tanung Pasir yang

duduk bersama dalam menjelaskan program yang tertuang pada RPDP atau

Rencana Pengembangan Desa Pesisir sehingga masyarakat mempunyai gambaran

dengan berlangsungnya program.

Hal senada pun hampir sama dengan yang diutarakan oleh Bapak Syahril

Ruhyat selaku Staff Kepala Seksi Pembangunan Desa Tanjung Pasir mengenai

komunikasi program sudah berjalan dengan baik, berikut paparan dari Bapak

Syahril Ruhyat selaku Staff Kepala Seksi Pembangunan Desa Tanjung Pasir:

“kalau komunikasi kepada masyarakat sudah berjalan selama 3 periode,dan sudah berjalan ke Kelompok Masyarakat Pesisir (KMP). Adapunkelompoknya mulai dari kelompok usaha dan infrastruktur. Antara lainadalah wisata pancing, MCK, dan krupuk. Kendalanya mungkin padapemasaran sehingga tidak berkembang dengan pesat, lalu komunikasisendiri sudah pada titik terang sehingga masyarakat menerima programdengan baik, untuk rutinitas pertemuan sendiri kami mengadakan satubulan sekali, dan terakhir kami pantau masing-masing dari KMPberkomunikasi dengan baik, adapun cara mengumpulkan masyarakatyaitu dengan cara SMS ata via WA, kami mengadakan perkumpulan diBalai Desa.” (wawancara dengan Bapak Syahril Ruhyat selaku StaffKepala Seksi Pembangunnan Desa Tanjung Pasir pada 06 april 2017pukul 11:30 WIB di Kantor Desa Tanjung Pasir)

Page 99: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

84

Berdasarkan wawancara tersebut, komunikasi Program Desa Pesisir

Tangguh di Desa Tanjung Pasir sudah berjalan dengan baik selama 3 periode

kepada Kelompok Masyarakat Pesisir (KMP), adapun kelompok yang terbentuk

mulai dari kelompok yang menangani wisata pancing, MCK/air bersih, maupun

usaha krupuk. Apaun kendala yang dialami oleh kelompok usaha krupuk yaitu

terkait pemasaran yang kurang memadai sehingga tidak berkembang dengan pesat

dalam pelaksanaanya, masyarakat sendiri pun sudah mengerti dan menerima

dengan baik terkait Program Desa Pesisir Tangguh karena adanya komunikasi

yang baik dari pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang kepada

pihak Desa lalu ke masyarakat. Adapun cara yang dilakukan pihak Desa untuk

mengumpulkan masyarakat untuk sosialisasi Program Desa Pesisir Tangguh

dengan memnfaatkan teknologi yang ada yaitu dengan cara SMS atau WhatsApp

ke Ketua-Ketua Kelompok Masyarakat Pesisir (KMP) yang ada sehingga mereka

berkumpul untuk membahas program di Balai Desa Tanjung Pasir. Untuk rutinitas

perkumpulan sendiri dilaksanakan pada satu bulan sekali untuk membahas

progres program sera permasalahan yang muncul di lapangan.

Komunikasi Program Desa Pesisir Tangguh sudah berjalan dengan baik

pun diutarakan oleh Ketua Kelompok Masyarakat Pesisir Tanjung Pasir, berikut

paparan dari Ibu Elia selaku Ketua Kelompok Masyarakat Pesisir Tanjung Pasir

(kelompok usaha krupuk):

“untuk komunikasi sih ada Mas itu dari pihak Desa, nah kita rapat kumpultuh di Balai Desa atau rumahnya Pak Lurah, jadi pihak desa nerangin tuhPDPT ke kita, kalau untuk komunikasi sudah mencapai titik terang sih iyasudah sih Mas, pernah juga kita bikin proposal bareng sama Kepala Desadan Dinas sampe seharian Mas ke Tigaraksa. Kalau untuk cara kita

Page 100: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

85

kumpul sihh biasanya orang Desa SMS tuh ke kita ke Ketua KMP teruskita kumpulin tuh anggota kita ke Balai desa.” (wawancara dengan IbuElia selaku Ketua Kelompok Masyarakat Pesisir Tanjung Pasir (kelompokusaha krupuk) pada 06 april 2017, pukul 12:10 WIB di kediaman Ibu Elia)

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Elia Selaku Ketua Kelompok

Masyarakat Tanjung Pasir yang bergerak pada bidang usaha krupuk bahwasannya

proses komunikasi Program Desa Pesisir Tangguh di Desa Tanjung Pasir sudah

berjalan dengan cukup baik dan sudah mencapai pada titik terang sehingga

masyarakat bisa menerima program dengan baik.

Hal senada pun diutarakan oleh Ibu Sahada selaku Ketua Kelompok

Masyarakat Pesisir Tanjung Pasir yang bergerak di bidang MCK/pengadaan air

bersih, berikut paparan dari Ibu Sahada selaku Ketua Kelompok Masyarakat

Pesisir Tanjung Pasir:

“komunikasi program kepada masyarakat sendiri sih sudah baik yahdimulai dari Dinas Kelautan dan Perikanan ke Kepala Desa terus ke KetuaKMP lalu disosialisasikan ke Masyarakat. Untuk mencapai titik terang sihsudah juga soalnya masyarakat mah pada dasarnya nurut saja Mas, dalampengumpulan masyarakatnya sendiri saya ajak masyarakat di sekitar rumahsaya, nah nanti kalau daerah lain ingin juga nanti saya ajukan ke Desa”(wawancara dengan Ibu Sahada selaku Ketua Kelompok Masyarakat Pesisirbidang MCK/pengadaan air bersih pada 06 april 2017, pukul 14:25 WIB dikediaman Ibu Sahada)

Berdasarkan wawancara tersebut bahwasannya komunikasi Program Desa

Pesisir Tangguh di Desa Tanjung Pasir sudah berjalan dengan baik, dimulai dari

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang yang rembukan denga

Kepala Desa dan Ketua-Ketua Kelompok Masyrakat Pesisir lalu disosialisaikan

kepada masyarakat Desa Tanjung Pasir. Dengan sosialisasi tersebut masyrakat

Page 101: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

86

bisa menerima Program Desa Pesisir Tangguh dengan baik dan sudah mencapai

pada titik terang.

Hal tidak sejalan dengan pernyataan-pernyataan di atas mengenai

komunikasi program tidak berjalan dengan baik seperti yang diutarakan oleh

Bapak Marudin selaku Nelayan Desa Tanjung Pasir yang sebenarnya diutaran

juga oleh beberapa para Nelayan Desa Tanjung Pasir, berikut pernyataan dari

Bapak Marudin:

“waduh saya sendiri gak tahu apa itu PDPT Mas, boro-boro ada sosialisasisaya saja belum pernah dengar PDPT itu apa jadi disini kami tidak adanyaPDPT di Tanjung Pasir.” (wawancara dengan Bapak Marudin selakuNelayan Desa Tanjung Pasir pada 06 april 2017 pukul 14:55 WIB di PantaiTanjung Pasir)

Page 102: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

87

Berdasarkan wawancara tersebut bahwa proses komunikasi Program Desa

Pesisir Tangguh belum berjalan dengan baik, begitupun tidak sampai pada titik

terang karena tidak semua masyarakat mengetahui tentang program tersebut,

sehingga masyarakat seperti Bapak Marudin tidak bisa menikmati program yang

berjalan.

Hal senada pun diutarakan oleh Bapak Masudi selaku Kepala Tempat

Pelelangan Ikan (TPI) Tanjung Pasir, berikut paparan dari Bapak Masudi:

Page 103: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

88

“untuk komunikasi Program desa Pesisir Tangguh sendiri kurangsosialisasi kepada masyarakat Mas, soalnya PDPT mah dilimpahkanlangsung ke Kelurahan, ada juga program buat nelayan berupa kartuasuransi kematian untuk nelayan itu disosialisasikan pada tahun 2016kemarin. Jadi kalau untuk PDPT kurang dalam hal komunikasi kepadamasyarakat” (wawancara dengan Bapak Masudi selaku Kepala TempatPelelangan Ikan Tanjung Pasir pada 06 april 2017 pukul 13:52 WIB diKantor Tempat Pelelangan Ikan Tanjung Pasir)

Berdasarkan wawancara tersebut sangat jelas bahwa proses komunikasi

Program Desa Pesisir Tangguh di Desa Tanjung Pasir belum mencapai pada titik

terang karena kurangnya sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat Desa

Tanjung Pasir sehingga tidak semua masyarakat mengetahui dan tidak merasakan

program yang dijalankan, adapun program bantuan seperti kartu asuransi

kematian untuk nelayan itu diluar dari Program Desa Pesisir Tangguh.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dapat

disimpulkan bahwa proses komunikasi Program Desa Pesisir Tangguh di Desa

Tanjung Pasir belum berjalan dengan baik dan semestinya. Sebagian dari

masyarakat tidak mengetahui dengan adanya Program Desa Pesisir Tangguh dan

juga kurangnya sosialisasi sehingga sebagian masyarakat tidak bisa menikmati

dan tidak bisa berperan aktif dalam pelaksanaan Program Desa Pesisir Tangguh di

Desa Tanjung Pasir. Proses komunikasi mencapai titik terang hanya pada tataran

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang, Kepala Desa dan Staff

Tanjung Pasir, serta Kelompok Masyarakat Pesisir saja.

4.3.2 Sumber Daya

Page 104: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

89

Variabel atau faktor kedua yang mempengaruhi keberhasilan implementasi

suatu kebijakan adalah sumberdaya. Indikator sumber-sumberdaya terdiri dari

beberapa elemen, yaitu:

a. Staf; sumberdaya utama dalam implementasi kebijakan adalah staf.Kegagalan yang sering terjadi dalam implementasi kebijakan salah satunyadisebagiankan oleh karena staf yang tidak mencukupi, memadai, ataupuntidak kompeten dibidangnya. Penambahan jumlah staf dan implementor sajatidak mencukupi, tetapi diperlukan pula kecukupan staf dengan keahlian dankemampuan yang diperlukan (kompeten dan kapabel) dalam meng-implementasikan kebijakan atau melaksanakan tugas yang diinginkan olehkebijakan itu sendiri.

b. Informasi; dalam implementasi kebijakan, informasi mempunyai dua bentuk,yaitu pertama informasi yang berhubungan dengan cara melaksanakankebijakan. Implementor harus mengetahui apa yang harus mereka lakukandisaat mereka diberi perintah untuk melakukan tindakan. Kedua informasimengenai data kepatuhan dari para pelaksana terhadap peraturan dan regulasipemerintah yang telah ditetapkan. Implementor harus mengetahui apakahorang lain yang terlibat di dalam pelaksanaan kebijakan tersebut patuhterhadap hukum.

c. Wewenang; pada umumnya kewenangan harus bersifat formal agar perintahdapat dilaksanakan. Kewenangan merupakan otoritas atau legitimasi bagipara pelaksana dalam melaksanakan kebijakan yang ditetapkan secara politik.Ketika wewenang itu nihil, maka kekuatan para implementor dimata publiktidak terlegitimasi, sehingga dapat menggagalkan proses implementasikebijakan. Tetapi, dalam konteks yang lain, ketika wewenang formal tersebutada, maka sering terjadi kesalahan dalam melihat efektivitas kewenangan. Disatu pihak, efektivitas kewenangan diperlukan dalam pelaksanaanimplementasi kebijakan tetapi di sisi lain, efektivitas akan menyurutmanakala wewenang diselewengkan oleh para pelaksana demikepentingannya sendiri atau demi kepentingan ke-lompoknya.

d. Fasilitas; fasilitas fisik juga merupakan faktor penting dalam implementasikebijakan. Implementor mungkin memiliki staf yang mencukupi, mengertiapa yang harus dilakukannya, dan memiliki wewenang untuk melaksanakantugasnya, tetapi tanpa adanya fasilitas pendukung (sarana dan prasarana)maka implementasi kebijakan tersebut tidak akan berhasil.

Sumber Daya sendiri untuk melaksanakan Program Desa Pesisir Tangguh

di Desa Tanjung Pasir meliputi Sumber daya Financial, Sumber Daya Manusia,

dan Sarana dan Prasarana. Sumber daya financial yang ada sudah mencukupi

untuk pelaksanaan program itu sendiri, lalu sumber daya manusia pun mendorong

Page 105: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

90

untuk melaksanakan program serta sarana dan prasarana yang lebih baik dengan

adanya program.

Sumber daya yang ada untuk melaksanakan Program Desa Pesisir

Tangguh di Desa Tanjung Pasir sendiri sudah cukup memadai, hal ini seperti yang

disampaikan oleh Bapak Hairul Latief selaku Kepala Bidang Kelembagaan

Perikanan Dinas Kabupaten Tangerang, berikut pemaparannya:

“sumber daya keuangan datang langsung dari Pemerintah Pusat laluditransfer langsung ke rekening KMP, nah jadi dana tidak ke Dinas tapilangsung ke KMP, untuk nominal sih saya lupa ya jadinya kalau financialdirasa sudah cukup. Kalau sumber daya manusianya sih dirasa sudahcukup, baik dari jumlah maupun kualitasnya, walaupun tidak ada Perdayang mengatur program tapi kami mengacu pada juklak juknis dariKementerian Kelautan. Untuk sarana dan prasarana sendiri justru denganadanya program ini sarana dan prasarana jadi lebih baik lagi.”(wawancara dengan Bapak Hairul Latief pada 18 april 2017, pukul 11:34WIB di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang).

Dari wawancara tersebut, bahwa sumber daya untuk melaksanakan

Program Desa Pesisir Tangguh di Desa Tanjung Pasir Sendiri sudah cukup

memadai. Seperti halnya sumber daya financial yang turun langsung dari

Pemerintah Pusat yang langsung dikirim ke rekening Kelompok Masyarakat

Pesisir yang berada di wilayah Tanjung Pasir, jadi sumber daya financial tidak

berasal dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang dan tidak pula

diberikan kepada Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang walau dari

pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang tidak menyebutkan

berapa jumlah pasti dari nominal seluruh anggaran yang ada. Sumber daya

manusia pun cukup mendukung untuk pelaksanaan Program Desa Pesisir

Tangguh di Desa Tanjung pasir, selain jumlahnya yang cukup, kualitas dari

Page 106: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

91

sumber daya manusia disana cukup baik pula sehingga program dapat berjalan

dengan lancar. Kemudian dari sarana dan prasarana sendiri sebelum ada Program

Desa Pesisir tangguh di Desa Tanjung Pasir belum cukup memadai sehingga

munculnya Program Desa Pesisir Tangguh untuk membenahi sarana dan

prasarana yang belum cukup memadai untuk menunjang kehidupan masyarakat

Desa Tanjung Pasir.

Hal tersebut dilanjutkan oleh Syahril Ruhyat selaku Staff Kepala Seksi

Pembangunan Desa Tanjung Pasir:

“kalau untuk awal program 2012 sudah memadai untuk biaya dan untuknominalnya kami lupa, financial sudah memadai sesuai dengankebutuhan. Sumber manusia kalau dilihat secara lapangan memang sudahcukup memadai, walaupun secara kualitas ada saja yang masih bermalas-malasan tapi kami maklum sebagai manusiawi. Untuk sarana danprasarana sendiri awalnya belum cukup memadai tetapi dengan adanyaPDPT jadi lebih baik lah seperti contoh MCK karena memang kebutuhanyang sangat genting di wilayah Pesisir Tanjung Pasir sendiri.”(wawancara dengan Bapak Syahril Ruhyat selaku Staff Kepala SeksiPembangunan Desa Tanjung Pasir pada 06 april 2017 pukul 11:30 WIB diKantor Desa Tanjung Pasir).

Berdasarkan wawancara tersebut, maka sumber daya financial untuk

pelaksanaan Program Desa Pesisir Tangguh di wilayah Desa Tanjung Pasir sudah

cukup memadai walaupun tidak tersebutkan berapa jumlah nominal angka dana

yang ada. Untuk sumber daya manusianya sendiri untuk pelaksanaan program

dirasa sudah cukup memadai pula baik itu jumlah dan terkadang ada saja beberapa

dari pelaksana yang tidak mematuhi peraturan yang telah diperintahkan.

Kemudian dari sarana dan prasana setelah munculnya Program Desa Pesisir

Tangguh dapat dikatakan sudah cukup memadai seperti halnya MCK.

Page 107: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

92

Hal senada pun diutarakan oleh Ketua Kelompok Masyarakat Pesisir

bidang usaha krupuk Ibu Elia dan Ketua Kelompok Masyarakat Pesisir bidang

MCK/pengadaan air bersih Ibu Sahada, berikut pemaparan dari Ketua Kelompok

Masyarakat Pesisir bidang usaha krupuk Ibu Elia:

“iya ada sih mas dari Dinas Kelautan untuk dana mah, kaya MCK ajalangsung dari SBY yang datang kesini, kalau saya kan usaha krupuk samaSPAL yah jadi anggarannya itu 25 juta dan SPAL 40 juta, itu juga gaksekaligus sih dikasihnya kayanya kalau gak salah per 4 bulan sekali, jadidengan dana segitu ya dirasa cukup lah. Untuk sumber daya manusianyasih alhamdulillah sudah mematuhi segala aturan mas dari Pemerintah,jadi uang turun ya langsung kita kerjain. Terus sarana dan prasarana mahsebelum bikin proposal juga kita menanyakan terlebih dahulu apa sajayang dibutuhkan, jadinya ya sudah cukup menunjang lah.” (wawancaradengan Ibu Elia selaku Ketua Kelompok Masyarakat Pesisir Tanjung Pasir(kelompok usaha krupuk) pada 06 april 2017, pukul 12:10 WIB dikediaman Ibu Elia)

Berikut pemaparan dari Ketua Kelompok Masyarakat Pesisir bidang

MCK/pengadaan air bersih Ibu Sahada:

“setiap periode itu dana cair mas di penghujung tahun, tapi setiap danayang keluar kalau tidak salah per 4 bulan sekali dan kalau di total itu 40juta, jadi untuk financial sendiri dirasa sudah cukup walaupun harusbanyak yang harus diperhatikan juga. Untuk sumber daya manusiasendiri sih sudah sesuai aturan yang ada, misalnya dana turun yalangsung kita kerjakan. Kalau sarana dan prasarana sih semuanya sudahtertuang dalam bentuk uang, jadi sudah menunjang. Palingan nanti untukbiaya perawatan dan untuk token perbulan saya tarikin uang Rp. 1000dari warga.” (wawancara dengan Ibu Sahada selaku Ketua KelompokMasyarakat Pesisir bidang MCK/pengadaan air bersih pada 06 april 2017,pukul 14:25 WIB di kediaman Ibu Sahada)

Berdasarkan wawancara tersebut, bahwa sumber daya untuk menunjang

pelaksanaan Program Desa Pesisir Tangguh di Desa Tanjung Pasir sudah cukup

baik dan memadai. Dari hal financial sendiri untuk pelaksanaan program usaha

krupuk didanai sebesar Rp. 25.000.000 yang kemudian dikelola oleh masyarakat

Page 108: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

93

untuk dibelanjakan alat serta bahan untuk pembuatan krupuk yang dibuat oleh

masyarakat sekitar yang nantinya produk tersebut dijual di pasar kemudian hasil

dari penjualan tersebut dibagi kepada masyarakat yang telah mengikuti proses

pembuatan krupuk dan pemasaran krupuk. Kemudian untuk pembuatan

MCK/pengadaan air bersih sendiri didanai sebesar Rp. 40.000.000 untuk

keperluan pengeboran, dan pembuatan tandon air yang nantinya dialirkan air

tersebut ke rumah-rumah warga sekitar. Secara keseluruhan sumber daya financial

sudah cukup memadai. Untuk sumber daya manusia yang ada sudah cukup

memadai dari mulai jumlah yang memadai untuk pengerjaan Program Desa

Pesisir Tangguh di Desa Tanjung Pasir, sampai proses pengerjaan langsung ketika

dana sudah mulai turun. Kemudian untuk sarana dan prasarana sudah cukup baik

dengan adanya Program Desa Pesisir Tangguh di Desa Tanjung Pasir karena balik

lagi ke dana yang memadai sehingga proses pembuatan sarana dan prasarana pun

menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Berdasarkan pengamatan peneliti sendiri sumber dana yang ada dirasa

belum cukup untuk mendanai MCK/pengadaan air bersih karena tidak semua

warga yang merasakan air tersebut karena hanya berjumlah 3 buah saja yang

berada di daerah tersebut, disamping itu juga warga harus membayar Rp. 1000 ke

Ketua Kelompok Masyarakat untuk keperluan perawatan alat dan juga membayar

token listrik pada setiap bulannya, sehingga sebagian warga memasang air dari

Perusahaan Air Minum (PAM) yang biayanya cukup tinggi.

Page 109: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

94

Berdasarkan hasil wawancara serta pengamatan yang dilakukan oleh

peneliti dapat disimpulkan bahwa sumber daya financial untuk pelaksanaan

Program Desa Pesisir Tangguh di Desa Tanjung Pasir sudah menunjang dan

sudah memadai meski dari pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten

Tangerang dan dari Pihak Desa Tanjung Pasir tidak memberikan keterangan

Page 110: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

95

mengenai jumlah nominal anggaran yang ada, kemudian dari sumber daya

manusia untuk pelaksanaan Program Desa Pesisir Tangguh di Desa Tanjunng

Pasir sudah cukup untuk jumlah implementor serta juga sudah mematuhi

peraturan yang ada, dan dari sumber daya sarana dan prasarana sendiri dimana

dengan adanya Program Desa Pesisir Tangguh di Desa Tanjung Pasir menjadi

lebih baik lagi dari sebelumnya. Dari hasil semuanya maka Program Desa Pesisir

Tangguh di Desa Tanjung Pasir dapat dikatakan belum berjalan dengan baik dan

semestinya. Sebagian dari masyarakat belum merasakan MCK/pengadaan air

bersih yang ada pada Program desa Pesisir Tangguh. MCK/pengadaan air bersih

pun hanya dirasakan oleh sebagian masyarakat sekitar terutama Kelompok

Masyarakat Pesisir selaku yang mengerjakan Program Desa Pesisir Tangguh.

4.3.3 Disposisi

Disposisi atau sikap dari pelaksana kebijakan adalah faktor penting ketiga

dalam pendekatan mengenai pelaksanaan suatu kebijakan publik. Jika pelaksanaan

suatu kebijakan ingin efektif, maka para pelaksana kebijakan tidak hanya harus

mengetahui apa yang akan dilakukan tetapi juga harus memiliki kemampuan

untuk melaksanakannya, sehingga dalam praktiknya tidak terjadi bias. Hal-hal

penting yang perlu dicermati pada variabel disposisi ini adalah :

a. Pengangkatan birokrat; disposisi atau sikap para pelaksana akanmenimbulkan hambatan-hambatan yang nyata terhadap implementasikebijakan bila personil yang ada tidak melaksanakan kebijakan-kebijakanyang diinginkan oleh pejabat-pejabat tinggi. Karena itu, pemilihan danpengangkatan personil pelaksana kebijakan haruslah orang-orang yangmemiliki dedikasi pada kebijakan yang telah ditetapkan; lebih khusus lagipada kepentingan warga.

b. Insentif; Edward menyatakan bahwa salah satu teknik yang disarankan untukmengatasi masalah kecenderungan para pelaksana adalah dengan

Page 111: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

96

memanipulasi insentif. Oleh karena itu, pada umumnya orang bertindakmenurut kepentingan mereka sendiri, maka memanipulasi insentif oleh parapembuat kebijakan mempengaruhi tindakan para pelaksana kebijakan.Dengan cara menambah keuntungan atau biaya tertentu mungkin akanmenjadi faktor pendukung yang membuat para pelaksana kebijakanmelaksanakan perintah dengan baik. Hal ini dilakukan sebagai upayamemenuhi kepentingan pribadi (self interest) atau organisasi.

Dalam pelaksanaan Program Desa Pesisir Tangguh di Desa Tanjung Pasir

sikap dari para implementor sudah cukup baik dan efektif karena sudah ada

arahan yang jelas dan tepat sehingga tidak bias. Hal tersebut seperti yang

dipaparkan oleh Bapak Hairul Latief selaku Kepala Bidang Kelembagaan

Perikanan Dinas Kabupaten Tangerang, berikut pemaparannya:

“karena disana sudah ada RPDP jadi semua unsur harus patuh denganprogram yang berjalan, tujuan program ini dari pusat dan disetujui olehDinas Kelautan dan pendampingnya dari kita, sehingga kita setuju dengantujuan program. Kalau persamaan sikap jelas ada, kalau tidak ada tidakmungkin berjalan PDPT dari Dinasnya, dari Desa sampai Masyarakat.Jadi sudah ada persamaan sikap.” (wawancara dengan Bapak HairulLatief, pada 18 april 2017, pukul 11:34 WIB di Dinas Kelautan danPerikanan Kabupaten Tangerang).

Berdasarkan wawancara tersebut, bahwa sikap dari pelaksana program

atau implementor sudah cukup baik dan efektif, karena telah disusun dalam

Rencana Pengembangan Desa Pesisir (RPDP) sehingga implementor harus

mematuhi segala aturan yang ada dalam pelaksanaan program. Persamaan sikap

pun sudah sinkron antara lembaga-lembaga terkait, serta Stake Holder dengan

Masyarakat. Karena hal-hal tersebutlah program dapat dilaksanakan dengan baik.

Hal senada pun dituturkan oleh Bapak Syahril Ruhyat selaku Staff Kepala

Seksi Pembangunan Desa Tanjung Pasir, berikut penuturannya:

Page 112: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

97

“kesadaran implementor alhamdulillah sudah bagus, dan kami sortiruntuk orang-orang yang melaksanakan program. Jadi kami selalu siap.Pasti kami setuju dengan tujuan program karena memang kami menyerapdari bawah. Kalau masalah program yang sudah kami berikan sudah kamiberi penjelasan, namun pembinaan yang belum cukup atau kurang rutintapi semuanya sudah mengrti akan program yang berjalan.” (wawancaradengan Bapak Syahril Ruhyat selaku Staff Kepala Seksi PembangunnanDesa Tanjung Pasir pada 06 april 2017 pukul 11:30 WIB di Kantor DesaTanjung Pasir).

Berdasarkan wawancara tersebut, bahwa kesadaran dari pelaksana

program atau implementor sudah cukup baik, karena dalam hal penempatan orang

pun disortir sehingga program dapat berjalan dengan baik. Kemudian untuk

persamaan sikap antara masing-masing implementor pun sudah cukup baik karena

sudah ada penjelasan mengenai program kepada Kelompok Masyarakat Pesisir,

hanya saja kurang rutin dalam hal pembinaan dari pihak Desa kepada Kelompok

Masyarakat Pesisir, tetapi program dapat berjalan dengan baik.

Diposisi pun cukup baik sampai pada tahap eksekusi program, hal tersebut

dipaparkan oleh Ketua Kelompok Masyarakat Pesisir Desa Tanjung Pasir, Ketua

Kelompok Masyarakat Pesisir bidang usaha krupuk Ibu Elia dan Ketua Kelompok

Masyarakat Pesisir bidang MCK/pengadaan air bersih Ibu Sahada, berikut

pemaparan dari Ketua Kelompok Masyarakat Pesisir bidang usaha krupuk Ibu

Elia:

“iya kesadaran sudah memadai karena memang masyarakat hanya iyasaja karena memang sudah percaya. Kami setuju dengan tujuan programkarena memang semuanya jelas seperti dana sekian dan maksudnya punjelas. Palingan untuk gak samanya mah pas rapat saja sih, tapi pasprogram jalan mah lancar karena sudah dibahas dirapat.” (wawancaradengan Ibu Elia selaku Ketua Kelompok Masyarakat Pesisir Tanjung Pasir(kelompok usaha krupuk) pada 06 april 2017, pukul 12:10 WIB dikediaman Ibu Elia).

Page 113: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

98

Berikut pemaparan dari Ketua Kelompok Masyarakat Pesisir bidang

MCK/pengadaan air bersih Ibu Sahada:

“iya sih sudah sadar, bahkan kami bersyukur ada PDPT di TanjungPasir sendiri, walaupun masyarakat bertanya-tanya akhirnya sayakasih penjelasan dan diterima juga akhirnya. Iya kita setuju samatujuan program, malah kita berterima kasih ada PDPT ini. Ya antarapemerintah sama masyarakat sih sudah oke, palinganpermasalahannya sih masyarakat pengen gratis soalnya kan kalaumesin rusak harus dibetulkan dan mengalirkannya pakai token pulsajadi masyarakat bayar Rp. 1000 per hari.” (wawancara dengan IbuSahada selaku Ketua Kelompok Masyarakat Pesisir bidangMCK/pengadaan air bersih pada 06 april 2017, pukul 14:25 WIB dikediaman Ibu Sahada).

Berdasarkan wawancara tersebut bahwa sikap dari pelaksana program

sudah cukup baik karena memang masyarakat sendiri menganggap program ini

baik bagi masyarakat sehingga masyarakat dapat menerima program dengan baik,

dengan tujuan program pun para pelaksana setuju dengan adanya Program Desa

Pesisir Tangguh di Desa Tanjung Pasir. Permasalahan yang timbul dalam teknis

program adalah dimana masyarakat yang enggan membayar Rp. 1000 per hari

yang nantinya untuk biaya pengaliran air sampai ke rumah-rumah masyarakat

sekitar, sehingga terjadi pemutusan aliran bagi masyarakat yang menunggak

pembayaran, bahkan ada beberapa masyarakat yang menunggak pembayaran

hingga 3 bulan.

Berdasarkan hasil wawancara serta pengamatan yang dilakukan oleh

peneliti dapat disimpulkan bahwa Disposisi atau sikap dari pelaksana Program

Desa Pesisir Tangguh di Desa Tanjung Pasir sudah cukup baik dan efektif. Hanya

saja dari pihak masyarakat sendiri yang tidak ingin ada biaya tambahan dalam

Page 114: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

99

operasional program seperti halnya MCK/pengadaan air bersih, namun program

telah dilaksanakan dengan baik.

4.3.4 Struktur Birokrasi

Variabel keempat yang mempengaruhi tingkat keberhasilan implementasi

kebijakan publik adalah struktur birokrasi. Kebijakan yang begitu kompleks

menuntut adanya kerjasama banyak orang, ketika struktur birokrasi tidak kondusif

pada kebijakan yang tersedia, maka hal ini akan menyebabkan sumberdaya-

sumberdaya menjadi tidak efektif dan menghambat jalannya kebijakan. Birokrasi

sebagai pelaksana sebuah kebijakan harus dapat mendukung kebijakan yang telah

diputuskan secara politik dengan jalan melakukan koordinasi dengan baik.

Dua karakteristik yang dapat mendongkrak kinerja struktur

birokrasi/organisasi ke arah yang lebih baik, adalah: melakukan Standar

Operating Prosedures (SOPs) dan melaksanakan Fragmentasi. SOPs adalah suatu

kegiatan rutin yang memungkinkan para pegawai (atau pelaksana

kebijakan/administratur/birokrat) untuk melaksanakan kegiatan-kegiatannya pada

tiap harinya sesuai dengan standar yang ditetapkan (atau standar minimum yang

dibutuhkan warga). Sedangkan pelaksanaan fragmentasi adalah upaya peyebaran

tanggung jawab kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktiuvitas pegawai diantara

beberapa unit kerja.

Struktur birokrasi pada Program Desa Pesisir Tangguh di Tanjung Pasir

sudah cukup baik dan cukup efektif, karean tidak ada kendala dalam pembentukan

dan pelaksanaan pada struktur birokrasi tersebut. Hal tersebut seperti yang

Page 115: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

100

diutarakan oleh Bapak Hairul Latief selaku Kepala Bidang Kelembagaan

Perikanan Dinas Kabupaten Tangerang, berikut pemaparannya:

“tidak ada kendala sama sekali, karena dalam pembentukan struktursudah mengacu pada RPDP palingan kita hanya merekomendasikan,walau secara teknisnya masyarakat yang menentukan. Jelas ada SOP,karena dari Kementerian Kelautan Republik Indonesia itu sendiri, jaditugas kita hanya menjalankan program dengan sebaik mungkin. Iya sudahsinkron, jadi untuk pertemuan sendiri tidak kita target tapi minimal harusada pertemuan dalam satu bulan sekali sehingga dapat bersinergi denganbaik.” (wawancara dengan Bapak Hairul Latief, pada 18 april 2017, pukul11:34 WIB di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang).

Berdasarkan wawancara tersebut, bahwa untuk struktur birokrasi untuk

pelaksanaan Program Desa Pesisir Tangguh di Desa Tanjung Pasir tidak

menemukan kedala atau permasalahan yang berarti, karena memang dalam

pembentukan struktur sudah mengacu pada Rencana Pengembangan Desa Pesisir

(RPDP), peran Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang dalam hal

struktur kepada pihak Desa serta Masyrakat hanya merekomendasikan nama,

namun untuk teknisnya bagaimana masyarakat yang mengatur sendiri dalam

pembentukan struktur seperti yang ada di Kelompok Masyarakat Pesisir. Dinas

Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang dalam pelaksanaan Program desa

Pesisir Tangguh memiliki Standar Operating Prosedures (SOPs) dalam

pelaksanaanya yang dibuat langsung dari Kementerian Kelautan dan Perikanan

Republik Indonesia, sehingga Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten

Tangerang tinggal menjalankan program tersebut sesuai Standar Operating

Prosedures (SOPs) yang ada. Untuk sinergi setiap unsur yang terlibat dalam

Program Desa Pesisir Tangguh di Desa Tanjung Pesisir sendiri sudah bersinergi

Page 116: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

101

dengan baik seperti halnya dari pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten

Tangerang mengadakan pertemuan satu bulan sekali guna mempererat tali

silahturahmi serta sinkronisasi program yang berjalan.

Hal yang hampir sama dengan pernyataan di atas dipaparkan oleh Bapak

Syahril Ruhyat selaku Staff Kepala Seksi Pembangunan Desa Tanjung Pasir,

berikut penuturannya:

“tidak ada kendala dalam struktur birokrasi karena kita sudah komitmenbareng-bareng, dan karena dari lingkungan kami sendiri. kalau untukDesa ada SOP seperti dari Kabupaten sendiri misalnya RAB (RancanganAnggaran Belanja) tapi kalau untuk KMP tidak ada SOP karena kamimelpas masyarakat serta membebaskan. Struktur yang ada pasti sudahbersinergi dengan baik, karena memang masing-masing pihak salingberkaitan.” (wawancara dengan Bapak Syahril Ruhyat selaku Staff KepalaSeksi Pembangunnan Desa Tanjung Pasir pada 06 april 2017 pukul 11:30WIB di Kantor Desa Tanjung Pasir).

Berdasarkan wawancara tersebut, bahwa tidak kendala dalam struktur

birokrasi untuk melaksanakan Program Desa Pesisir Tangguh di Desa Tanjung

Pasir karena memang komitmen bersama agar tujuan program tercapai dengan

sebaik mungkin. Adapun Standar Operating Prosedures (SOPs) yang tertuang

pada Rencana Anggaran Belanja (RAB) untuk melaksanakan Program Desa

Pesisir Tangguh di Desa Tanjung Pasir sebagai acuan untuk tujuan program

tercapai. Kemudian dalam hal sinergi sudah cukup baik karena dari masing-

masing pihak sudah melakukan pertemuan di Balai Desa untuk membicarakan

teknis Program Desa Pesisir Tangguh di Tanjung Pasir.

Struktur birokrasi untuk kalangan Kelompok Masyarakat Pesisir (KMP)

sendiri tidak ada kendala, namun tidak ada SOP dalam pelaksanaan Program Desa

Page 117: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

102

Pesisir Tangguh di Desa Tanjung Pasir. Hal tersebut di utarakan oleh Ketua

Kelompok Masyarakat Pesisir Desa Tanjung Pasir, Ketua Kelompok Masyarakat

Pesisir bidang usaha krupuk Ibu Elia dan Ketua Kelompok Masyarakat Pesisir

bidang MCK/pengadaan air bersih Ibu Sahada, berikut pemaparan dari Ketua

Kelompok Masyarakat Pesisir bidang usaha krupuk Ibu Elia:

“tidak ada kendala pada struktur karena memang pemilihan orang hasilmusyawarah. Tidak ada SOP dalam melaksanakan program karenamemang untuk usaha krupuk menyesuaikan waktu ibu-ibu disini saja. Iyasudah baik bersinergi karena memang saling ngobrol antara kelompoksatu sama yang kelompok yang lain.” (wawancara dengan Ibu Elia selakuKetua Kelompok Masyarakat Pesisir Tanjung Pasir (kelompok usahakrupuk) pada 06 april 2017, pukul 12:10 WIB di kediaman Ibu Elia).

Berikut pemaparan dari Ketua Kelompok Masyarakat Pesisir bidang

MCK/pengadaan air bersih Ibu Sahada:

“gak ada kendala sih kalo masalah struktur mah, malah masyarakatsendiri menginginkan saya untuk jadi Ketua Kemlompok Masyarakat sini.Kalau SOP sendiri di KMP tidak ada, yang penting duit cair ya kitakerjakan. Kan ada anggotanya yah jadi anggota satu dengan yang lainngobrol, jadi sudah bersinergi dengan baik.” ((wawancara dengan IbuSahada selaku Ketua Kelompok Masyarakat Pesisir bidangMCK/pengadaan air bersih pada 06 april 2017, pukul 14:25 WIB dikediaman Ibu Sahada).

Berdasarkan wawancara tersebut, bahwa tidak ada kendala dalam struktur

yang ada kerena memang dibentuk dalam musyawarah yang dilakukan oleh

masyarakat sehingga dapat diterima oleh masyarakat sendiri. Standar Operating

Prosedures (SOPs) dalam tataran Kelompok Masyarakat Pesisir tidak ada karena

memang dari pihak Desa yang membebaskan masyarakat dalam menjalankan

program yang sudah diberikan. Seperti teknis dalam hal program usaha krupuk

Page 118: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

103

yang menyesuaikan waktu ibu-ibu yang ada disekitar Desa Tanjunng Pasir,

kemudian teknis pembuatan MCK/pengadaan air bersih dimana ketika ada uang

yang turun dari Pemerintah Pusat langsung dikerjakan oleh Kelompok Masyarakat

Pesisir yang ada di Desa Tanjung Pasir.

Berdasarkan hasil wawancara serta pengamatan yang dilakukan oleh

peneliti menemukan adanya diskresi dalam program tersebut. Menurut kamus

hukum, dikresi berarti kebebasan mengambil keputusan dalam setiap situasi yang

dihadapi menurut pendapatnya sendiri. sedangkan menurut rancangan undang-

undang administrasi pemerintahan draft bulan juli 2008 didalam pasal 6

mengartikan diskresi sebagai wewenang badan atau pejabat pemerintahan dan

atau badan hukum lainnya yang memungkinkan untuk melakukan pilihan dalam

mengambil tindakan hukum atau tindakan faktual dalam administrasi

pemerintahan. dapat disimpulkan bahwa Struktur Birokrasi Program Desa Pesisir

Tangguh di Desa Tanjung Pasir sudah cukup baik dan efektif. Hanya saja dari

pihak Kelompok Masyarakat Pesisir (KMP) sendiri tidak ada Standar Operating

Prosedures (SOPs) sehingga masyarakat selalu menunggu arahan dari pihak

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang atau dari pihak Desa

Tanjunng Pasir, terkadang Kelompok Masyarakat Pesisir (KMP) juga mengambil

keputusannya sendiri dalam hal teknis berjalannya program. Sehingga program

sedikit bias dalam pelaksanaanya, tidak ada target khusus untuk pelaksana tataran

Kelompok Masyarakat Pesisir (KMP) Desa Tanjung Pasir.

Page 119: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

104

4.4 Rekapitulasi Hasil Temuan Lapangan Program Desa Pesisir Tangguh

Di Desa Tanjung Pasir

Berdasarkan hasil dari wawancara serta pengamatan yang dilakukan oleh

peneliti dapat disimpulkan bahwa, dapat dilihat dalam tabel 4.4, berikut tabel:

Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Temuan Lapangan

No Indikator Temuan Lapangan Hasil

1 Komunikasi 1. Kurangnya sosialisasi

kepada masyarakat

2. Komunikasi belum

mencapai pada titik terang

3. Komunikasi hanya

bermuara pada stake

holder/implementor

Tidak efektif

2 Sumber Daya 1. Tidak tersebutkan jumlah

nominal pasti anggaran

program dari pihak

Pemerintahan

2. Sumber manusia yang

sudah memadai untuk

pelaksanaan program

3. Sarana dan prasarana yang

cukup baik setelah ada

Tidak efektif

Page 120: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

105

program

4. Sebagian masyarakat tidak

dapat menikmati dampak

dari program

3 Disposisi 1. Sikap yang sudah baik dari

pihak implementor

2. Adanya indikasi

komersialisasi pada hasil

program yang ada

Efektif

4 Struktur Birokrasi 1. Tidak ada resistensi dalam

pembentukan struktur

2. Tidak adanya SOP pada

tataran KMP

3. Adanya diskresi program

dalam pelaksanaan

program oleh KMP

Tidak efektif

Sumber: peneliti 2017

Page 121: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

104

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan-temuan di lapangan, maka

penyimpulan akhir tentang Implementasi Program Desa Pesisir Tangguh Di Desa

Tanjung Pasir Kecamatan Teluknaga Kabupaten Tangerang tidak efektif, teori

yang peneliti gunakan yaitu teori implementasi kebijakan publik menurut George

C. Edward III (dalam Agustino, 2016:136-141). Dalam teori ini terdapat 4

variabel yang mempengaruhi kinerja implementasi kebijakan publik, yaitu

komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokasi. Dari indikator tersebut

bahwa Program Desa Pesisir Tangguh di Desa Tanjung Pasir belum efektif, antara

lain:

Pertama, bahwa proses komunikasi Program Desa Pesisir Tangguh di Desa

Tanjung Pasir tidak efektif. Sebagian dari masyarakat tidak mengetahui dengan

adanya Program desa Pesisir Tangguh dan juga kurangnya sosialisasi sehingga

sebagian masyarakat tidak bisa menikmati dan tidak bisa berperan aktif dalam

pelaksanaan Program Desa Pesisir Tangguh di Desa Tanjung Pasir. Proses

komunikasi mencapai titik terang hanya pada tataran Dinas Kelautan dan

Perikanan Kabupaten Tangerang, Kepala Desa dan Staff Tanjung Pasir, serta

Kelompok Masyarakat Pesisir saja.

Kedua, bahwa sumber daya Program Desa Pesisir Tangguh di Desa

Page 122: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

105

Tanjung Pasir tidak efektif. Sebagian dari masyarakat belum merasakan

MCK/pengadaan air bersih yang ada pada Program desa Pesisir Tangguh.

MCK/pengadaan air bersih pun hanya dirasakan oleh sebagian masyarakat sekitar

terutama Kelompok Masyarakat Pesisir selaku yang mengerjakan Program Desa

Pesisir Tangguh.

Ketiga, bahwa Disposisi atau sikap dari pelaksana Program Desa Pesisir

Tangguh di Desa Tanjung Pasir efektif. Hanya saja dari pihak masyarakat sendiri

yang tidak ingin ada biaya tambahan dalam operasional program seperti halnya

MCK/pengadaan air bersih, namun program telah dilaksanakan dengan baik.

Keempat, bahwa Struktur Birokrasi Program Desa Pesisir Tangguh di

Desa Tanjung Pasir tidak efektif. Hanya saja dari pihak Kelompok Masyarakat

Pesisir (KMP) sendiri tidak ada Standar Operating Prosedures (SOPs) sehingga

masyarakat selalu menunggu arahan dari pihak Dinas Kelautan dan Perikanan

Kabupaten Tangerang atau dari pihak Desa Tanjunng Pasir. Sehingga program

sedikit bias dalam pelaksanaanya, tidak ada target khusus untuk pelaksana tataran

Kelompok Masyarakat Pesisir (KMP) Desa Tanjung Pasir.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan beberapa saran yang

diajukan sebagai rekomendasi untuk Program Desa Pesisir Tangguh di Desa

Tanjung Pasir, antara lain:

1. Komunikasi lebih ditingkatkan lagi sehingga seluruh lapisan masyarakat

yang berada di Desa Tanjung Pasir mengetahui adanya Program desa

Page 123: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

106

Pesisir Tangguh dapat diterima dengan baik oleh masyarakat, seperti

halnya pastikan mengundang seluruh masyarakat Desa Tanjung Pasir

untuk sosialisasi program.

2. Sumber daya yang ada seperti halnya financial seharusnya dikontrol

langsung oleh pihak Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang

agar tepat sasaran, dan juga sarana dan prasarana harus diperbanyak

jumlahnya agar seluruh masyarakat Desa Tanjung Pasir dapat merasakan

hasil dari Program Desa Pesisir Tangguh yang berjalan di Desa Tanjung

Pasir.

3. Seharusnya pada tataran Kelompok Masyarakat Pesisir yang sebagai

pelaksana program juga dibuatkan Standar Operating Prosedures (SOPs)

agar program berjalan tidak bias dan mencapai target yang dinutuhkan

oleh masyarakat.

Page 124: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abdul Wahab, Solichin, 2012. Analisis Kebijakan dari Formulasi ke

Implementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta: Bumi Aksara.

Abidin, Said Zainal. 2012. Kebijakan Publik. Jakarta: Salemba Humanika.

Agustino, Leo. 2016 Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta

Budiarjo, Miriam. 2008. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia

Pustaka.

Bungin, Burhan. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif : Komunikasi,

Ekonomi, dan Kebijakan. Jakarta : Kencana.

Dunn, William N. 1995. Analisa Kebijaksanaan Publik. Terjemahan.

Yogyakarta: Hanindita Offset

Fuad & Nugroho, 2012. Panduan Praktis Penelitian Kualitatif. Serang:

FISIP Untirta Press

Harsono H. Implementasi Kebijakan dan Politik. Bandung: Alfabeta

Islamy, M Irfan. 2004. Prinsip-prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara.

Jakarta: Bumi Aksara.

Meleolong, L.J. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. PT. Remaja

Rosdakarya: Bandung.

Miles, M.B., dan Huberman, A. M. 2009. Analisis Data Kualitatif Buku

Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UI Press

Page 125: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

Moleong Lexy J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Nugroho, Rian. 2003. Kebijakan Publik, Formulasi, Implementasi, dan

Evaluasi. Jakarta Media Komputindo.

Parson, Wayne. 2005. Public Policy ( Pengantar Teori dan Analisis

Kebijakan. Jakarta: Kencana.

Subarsono, 2005. Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sugiyono, 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta

Suharto E. 2008. Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik. Bandung:

Alfabeta

Sutopo, HB, 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press

Tangkilisan & Nogi, Hessel, 2003. Kebijakan Publik yang Membumi.

Yogyakarta: YPAP

Tangkilisan, Hesel Nogi. (2003) Implementasi Kebijakan Publik.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Usman L. Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Bandung: Alfabeta

Dokumen dan Perundang-Undangan

Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Page 126: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentanng Pemerintahan Daerah

Sumber Lain

Tempo 2013, Masyarakat Pesisir Hadapi Empat Masalah, dikutip pada 14

oktober 2016

http://pdpt-kkp.org/tangguh/index.php/sekilas-pdpt/tujuan, dikutip pada 05

November 2016

http://pdpt-kkp.org/tangguh/index.php/, dikutip pada 05 November 2016

http://odhosuka.blogspot.co.id/2012/11/definisi-diskresi-sebagai-

wewenang.html?m=1, dikutip pada 30 April 2017

beritatrans.com 2015, kkp kembali gulirkan program pengembangan desa

pesisir tangguh. Dikutip pada 04 maret 2017

Kabupaten Tangerang Dalam Angka 2015, dikutip pada 14 Oktober 2016

Kecamatan Teluknaga dalam Angka 2016

http://bps-kabupatentangerang.go.id

Page 127: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

Pedoman Wawancara

Indikator Pertanyaan Informan

Komunikasi 1. Apakah proses penyampaian

komunikasi program berjalan

dengan baik?

2. Apakah proses komunikasi

sudah mencapai pada titik

terang sehingga informasi

dapat diterima dengan baik?

3. Bagaimana cara

berkomunikasi agar

implementasi program dapat

berjalan?

I1,I2,I3,I4,I5,

I6

Sumber Daya 1. Apakah sumber daya financial

sudah mendukung untuk

implementasi

kebijakan/program?

2. Apakah sumber daya manusia

sudah patuh terhadap

peraturan pemerintah dan

undang-undang?

3. Apakah sarana dan prasarana

sudah menunjang untuk

berlasungnya program?

I1,I2,I3,I4

Disposisi 1. Bagaimana kesadaran

implementor dalam

pelaksanaan program?

2. Apakah implementor setuju

akan tujuan program?

3. Apakah sudah ada persamaan

I1,I2,I3,I4

Page 128: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

sikap antara stake holder

dengan masyarakat dengan

tujuan program?

Struktur

Birokrasi

1. Apakah ada kendala pada

struktur hirarkis dalam

pelaksanaan program?

2. Apakah ada SOP dalam

pelaksanaan program?

3. Apakah struktur yang ada

sudah bersinergi dengan baik?

I1,I2,I3,I4

Sumber: peneliti 2016

Page 129: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian
Page 130: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian
Page 131: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

DOKUMENTASI

Gambar 1Suasana wawancara dengan Bapak Hairul Latief (Kabid Kelembagaan Perikanan)

Gambar 2Suasana wawancara dengan Bapak Sahril Ruhyat (Kasi Pembangunan Desa Tanjung Pasir)

Page 132: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

Gambar 3Suasana wawancara dengan Ibu Elia (Ketua KMP Tanjung Pasir pengolahan krupuk)

Gambar 4Hasil olahan krupuk dari KMP Tanjung Pasir

Page 133: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

Gambar 5Suasana wawancara dengan Ibu Sahadatul Munawaroh (Ketua KMP Tanjung Pasir

MCK/pengadaan air bersih)

Gambar 6Tandon Air untuk MCK/pengadaan air bersih di wilayah Desa Tanjung Pasir

Page 134: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

Gambar 7Suasana wawancara dengan Bapak Masudi (Kepala TPI Tanjung Pasir)

Page 135: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

Gambar 8Suasana wawancara dengan Nelayan Tanjung Pasir (sedang tidak melaut karena ombak

sedang besar)

Page 136: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

Gambar 9Suasana tepi pantai/pesisir Tanjung Pasir dimana kapal para nelayan yang sedang parkir

(ombak sedang besar)

Page 137: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

Gambar 10Istri dari pada Nelayan yang sedang menjemur ikan di pesisir Tanjung Pasir

Page 138: IMPLEMENTASI PROGRAM DESA PESISIR TANGGUH DI …repository.fisip-untirta.ac.id/850/1/IMPLEMENTASI PROGRAM DESA...Prosedures (S OPs) pada Kelompok Masyarakat Pesisir. Saran untuk penelitian

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Abdul Haris DjiwandonoNIM : 6661120976Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 29 April 1994Alamat : Griya Citra Permai Blok SLL no. 9 Rt 19 Rw 06,

Kresek- Tangerang-BantenNo Telpon : 085779745448Email : [email protected]. Riwayat Pendidikan

SD Negeri Parapat Tangerang (2000-2002)

SD Negeri 1 Kresek (2002-2006)

SMP Negeri 1 Kresek (2006-2009)

SMA Negeri 1 Kabupaten Tangerang (2009-2012)

Ilmu Administrasi Negara FISIP UNTIRTA (2012-2017)

B. Pengalaman Organisasi

Himpunan Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara (HIMANE) UniversitasSultan Ageng Tirtayasa 2014

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (BEMFISIP) Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 2015

Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 2016 Komunitas Stand Up Comedy Untirta