implementasi permendagri nomor 4 tahun 2010...

21
IMPLEMENTASI PERMENDAGRI NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN (PATEN) DI KABUPATEN BINTAN TAHUN 2014 (STUDI KECAMATAN BINTAN TIMUR) NASKAH PUBLIKASI OLEH FIRDASARI NIM. 110565201141 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2015

Upload: ngoanh

Post on 17-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PERMENDAGRI NOMOR 4 TAHUN 2010 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pelayanan itu bisa tepat, maupun itu tepat waktu, biaya tarif,

IMPLEMENTASI PERMENDAGRI NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN (PATEN) DI

KABUPATEN BINTAN TAHUN 2014

(STUDI KECAMATAN BINTAN TIMUR)

NASKAH PUBLIKASI

OLEH

FIRDASARI

NIM. 110565201141

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2015

Page 2: IMPLEMENTASI PERMENDAGRI NOMOR 4 TAHUN 2010 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pelayanan itu bisa tepat, maupun itu tepat waktu, biaya tarif,

2

ABSTRAK

Penelitian ini membahas mengenai gejala yang menyangkut tentang

Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) di Kecamatan Bintan

Timur. Dasar kebijakan dalam pelaksanaan Paten tersebut adalah Permendagri

Nomor 4 Tahun 2010. Peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut dibuat karena

banyaknya keluhan masyarakat mengenai pelayanan di Pemerintahan.

Alasan peneliti memilih tema tentang Implementasi Program Pelayanan

Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) di Kecamatan Bintan Timur adalah

karena Paten di Kecamatan Bintan Timur merupakan proyek percobaan

Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan yang pertama kali diterapkan. Bukan hanya

ditingkat Kabupaten, Paten di Kecamatan Bintan Timur juga diterapkan pertama

kali ditingkat Provinsi Kepulauan Riau. Setelah setahun diimplementasikan

program Paten terdapat beberapa keberhasilan yang dicapai oleh Kecamatan

Bintan Timur seperti penghargaan Paten terbaik tingkat Nasional, Camat terbaik

yang menerapkan Paten serta banyaknya studi banding dari berbagai macam

daerah baik dari dalam Kepulauan Riau maupun diluar Kepulauan riau.

Tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah untyk mengetahui faktor-faktor

keberhasilan implementasi program Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan

(PATEN) di Kecamatan Bintan Timur. Penelitian ini menggunakan teori

keberhasilan implementasi dari Mazmanian dan Sabatier yang dikuti dari buku

AG. Subarsono. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian

deskriptif kualitatif karena ingin menggambarkan serta menjelaskan secara rinci

mengenai implementasi Paten di Kecamatan Bintan Timur.

Dengan menggunakan metode Deskriptif Kualitatif, peneliti menemukan

temuan penting baik yang positif maupun negatif yaitu adanya kendala teknis

seperti masalah listrik serta masalah tower jaringan yang belum dipindahkan dari

kantor Camat yang lama ke kantor Camat yang baru, masalah jarak kepengurusan

dari Kijang ke Tanjungpinang, kurangnya tenaga ahli di Kecamatan Bintan Timur,

koordinasi antar aparat cukup baik, banyaknya dukungan masyarakat dengan

adanya program Paten, kuatnya komitmen Pemerintah Daerah untuk menerapkan

Paten di Kabupaten Bintan khususnya di Kecamatan Bintan Timur sebagai proyek

percoban.

Kata Kunci : Implementasi Paten

Page 3: IMPLEMENTASI PERMENDAGRI NOMOR 4 TAHUN 2010 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pelayanan itu bisa tepat, maupun itu tepat waktu, biaya tarif,

3

ABSTRACK

This study discusses phenomenon concercning the Paten ini Bintan

Eastern Districts. Basic policy implementation is Permendagri Number 4 year

2010. Permendagri Number 4 year 2010 was made because a lot of complaints

from the public about government services.

The reason then researchers chose the theme of implementation in sub

Bintan Paten east is because Paten in the district that is first applied. Not only at

the district level, in the district Paten eastern Bintan also applied first at the level

of Riau Islands Province. After a year program implemented Paten there are

some successes achieved by the eastern district such as the award Bintan Best

Paten National level, sub-district that implement Paten well as many comparative

studies of various regions either from inside or outside the Riau Islands.

The objective of this study was to determine the success factors in the

implementation Paten Bintan eastern districts. This study uses the theory of

successful implementation of the Mazmanian and Sabatier quoted from book AG.

Subarsono. In this study, researchers used a qualitative descriptive research

method because it wants to describe and explain in detail about the

implementation in the district bintan Paten east.

By using qualitative descriptive method, researchers found important

findings either positive and negative, namely the existence of technical constrains

such as electrical problems as well as problems tower that as not been transferred

to the new sub-district office, problems within the management of Kijang to

Tanjungpinang, lack of experts in the district Bintim, coordination an apparatus

quite well, much support the community with the Paten program, commitment

district government to implement strong Bintan Paten distict Bintan expecially in

district east as a pilot project.

Key Words : Paten of Implementation

Page 4: IMPLEMENTASI PERMENDAGRI NOMOR 4 TAHUN 2010 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pelayanan itu bisa tepat, maupun itu tepat waktu, biaya tarif,

4

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pemberian pelayanan umum oleh aparatur pemerintah kepada masyarakat

sebagai pengunjung merupakan perwujudan dan fungsi aparatur Negara sebagai

abdi masyarakat disamping sebagai abdi Negara. Pelayanan adalah layanan yang

berorientasi pada kepuasan pengunjung dan memberi layanan melampaui dari

yang diharapkan pengunjung. Kepuasan dalam hal ini adalah bagaimana

pelayanan itu bisa tepat, maupun itu tepat waktu, biaya tarif, dasar dari kebijakan,

serta prosedur yang harus dipenuhi. Apabila kriteria tersebut dapat tercapai maka

timbul rasa kepuasan masyarakat dalam memperoleh pelayanan para birokrat.

Pelayanan yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu Pelayanan

Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) Di Kecamatan Bintan Timur.

Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) merupakan program

nasional yang di seluruh Indonesia untuk lebih mengoptimalkan pelayanan

administrasi bagi masyarakat di Kecamatan sebagai salah satu upaya

mengoptimalkan pelayanan administrasi bagi masyarakat. Maksud

penyelenggaraan Paten adalah mewujudkan Pemerintah Kecamatan sebagai pusat

pelayanan masyarakat dan simpul bagi Kantor/Badan/Dinas pelayanan terpadu di

Kabupaten/ Kota di seluruh Indonesia.

Page 5: IMPLEMENTASI PERMENDAGRI NOMOR 4 TAHUN 2010 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pelayanan itu bisa tepat, maupun itu tepat waktu, biaya tarif,

5

Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kualitas dan mendekatkan

pelayanan kepada masyarakat di bawah koordinasi dan binaan Camat selaku

penanggung jawab penyelenggaraan Paten.Berdasarkan Permendari No. 4 tahun

2010, ada tiga syarat bagi Pemerintah Kabupaten/Kota untuk dapat melaksanakan

Paten.Tiga syarat tersebut, Syarat Substantif yaitu adanya pelimpahan wewenang

dari Bupati kepada Camat.Kemudian syarat administratif yaitu adanya Standard

Operasional Prosedur pelaksanaan Paten, dan syarat teknis yaitu kesiapan sarana

prasarana Paten.

Paten hadir karena adanya keluhan dan tuntutan masyarakat atas

penyelengara pemerintah yang baik dan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25

tahun 2009 tentang Pelayanan Publik dan Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 36 Tahun 2012 tentang

Petunjuk Teknis Penyusunan, Penetapan dan Penerapan Standar Pelayanan. Pada

hakikatnya masyarakat ingin adanya pemenuhan pelayanan yang merupakan

perwujudan sebagai abdi masyarakat, sehingga masyarakat dapat memenuhi dan

mendapatkan pelayanan yang baik dari pemerintah sesuai dengan undang-undang

yang berlaku.

Kecamatan Bintan Timur merupakan proyek percobaan (Pilot Project)

dalam menerapkan Paten di Kepulauan Riau tahun 2013, ini berarti Paten di

Kecamatan Bintan Timur hadir pertama kali di Kepulauan Riau. Paten di

Kecamatan Bintan Timur merupakan Paten terbaik tingkat nasional dan mendapat

penghargaan “The Best Practice Paten” tahun 2014. Sehingga dengan adanya

penghargaan tersebut yang diberikan oleh Kementrian Dalam Negeri kepada

Page 6: IMPLEMENTASI PERMENDAGRI NOMOR 4 TAHUN 2010 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pelayanan itu bisa tepat, maupun itu tepat waktu, biaya tarif,

6

Kecamatan Bintan Timur, pelayanan Paten sudah dikunjungi oleh 28 daerah yang

tujuannya ingin belajar mengenai program Paten tersebut. Dengan mendapatkan

penghargaan Paten terbaik tingkat nasional di tahun 2014, maka Camat Bintan

Timur juga memperoleh penghargaan camat berprestasi program Paten di

Kabupaten Bintan oleh Bupati Bintan.

B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

a. Mengetahui proses Kecamatan Bintan Timur menjadi proyek percobaan (pilot

project) Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) Di Kepulauan

Riau.

b. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi Paten

di Kecamatan Bintan Timur, faktor pendorong dan penghambat dalam

Implementasi Permendagri Nomor 4 Tahun 2010 Tentang Pelayanan

Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) Di Kecamatan Bintan Timur.

2. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai :

a. Untuk menambah wawasan berfikir peneliti mengenai Implementasi

Permendagri Nomor 4 Tahun 2010 Tentang Pelayanan Administrasi Terpadu

Kecamatan (PATEN) Di Kabupaten Bintan khususnya di Kecamatan Bintan

Timur.

b. Untuk mengetahui proses Kecamatan Bintan Timur sebagai pilot project

Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) di Kepulauan Riau.

Page 7: IMPLEMENTASI PERMENDAGRI NOMOR 4 TAHUN 2010 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pelayanan itu bisa tepat, maupun itu tepat waktu, biaya tarif,

7

c. Untuk menambah informasi bagi masyarakat bahwa Kecamatan Bintan Timur

merupakan Pilot Project dalam program Paten di Kepulauan Riau.

d. Sebagai kontribusi bagi para birokrat dan pemerintahan daerah agar dapat

menjalankan tugasnya sebagai pelayan masyarakat dengan baik.

C. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Menurut Moleong “Penelitian deskriptif kualitatif adalah penelitian yang

dilakukan untuk mengetahui variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa

membuat perbandingan atau menghubungkan antara satu variabel dengan variabel

lain.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yaitu di Kecamatan Bintan Timur. Peneliti memilih

lokasi Paten di Kecamatan Bintan Timur karena Paten di Bintan Timur

merupakan proyek percobaan (Pilot Project) dalam penerapan Paten pertama kali

di Kepulauan Riau.

3. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah Bupati Kabupaten Bintan, Wakil

Bupati Kabupaten Bintan sebagai Pembina tim koordinasi persiapan Pelayanan

Administrasi Terpadu Kecamatan (Paten) di Kabupaten Bintan, Camat Bintan

Timur, Kasi Pelayanan Kecamatan Bintan Timur, dan 10 orang masyarakat yang

terdiri dari RT dan RW di Kecamatan Bintan Timur.

4. Jenis Data

a. Data Primer

Page 8: IMPLEMENTASI PERMENDAGRI NOMOR 4 TAHUN 2010 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pelayanan itu bisa tepat, maupun itu tepat waktu, biaya tarif,

8

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek

penelitian perorangan, kelompok, dan organisasi.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data dalam bentuk yang sudah jadi (tersedia) melalui

publikasi dan informasi yang dikeluarkan di berbagai organisasi atau perusahaan,

termasuk majalah jurnal, khusus pasar modal perbankan, dan keuangan.

5. Teknik dan alat pengumpulan data

a. Teknik observasi

b. Teknik wawancara

c. Teknik dokumentasi

6. Teknik Analisis Data

Analisa data yang digunakan adalah menganalisa data-data yang didapat

dari penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu upaya yang dilakukan dengan

jalan bekerja dengan data, mengoranisasi data, memilah-milahnya menjadi satuan

yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang

dapat diceritakan kepada orang lain.

7. Validitas Data

Uji validitas yang akan peneliti gunakan untuk penelitian Paten tersebut

adalah Uji validitas Eksternal/empiris. Dimana uji validitas eksternal/empiris

disusun berdasarkan fakta-fakta empiris yang telah terbukti. Yaitu diuji dengan

cara membandingkan (untuk mencari kesamaan) antara kriteria yang ada pada

instrument dengan fakta-fakta empiris yang terjadi dilapangan.

Page 9: IMPLEMENTASI PERMENDAGRI NOMOR 4 TAHUN 2010 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pelayanan itu bisa tepat, maupun itu tepat waktu, biaya tarif,

9

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Implementasi Kebijakan

Nugroho (2003:158) mengemukakan bahwa implementasi kebijakan pada

prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya.

Implementasi kebijakan merupakan aspek yang penting dalam keseluruhan proses

kebijakan dan merupakan suatu upaya untuk mencapai tujuan tertentu dengan

sarana tertentu dan dalam urutan waktu tertentu. Pada dasarnya imlpementasi

kebijakan adalah upaya untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan

mempergunakan sarana dan menurut waktu tertentu, agar dapat mencapai

output/outcome dan agar policy demands dapat terpenuhi maka kebijakan harus

dilaksanakan, pelaksanaan kebijakan pula dirumuskan sebagai pengguna saran

yang ditentukan terlebih dahulu.

B. Pelayanan Publik

Menurut Mahmudi (2007:11) Pelayanan Publik adalah segala kegiatan

pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya

pemenuhan kebutuhan publik dan pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-

undangan”. Dalam memberikan pelayanan publik, instansi penyedia pelayanan

publik harus memperhatikan asas pelayanan publik, yaitu:

1. Transparansi, adalah pemberian pelayanan publik harus bersifat terbuka,

mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan

disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.

2. Akuntabilitas, adalah pelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 10: IMPLEMENTASI PERMENDAGRI NOMOR 4 TAHUN 2010 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pelayanan itu bisa tepat, maupun itu tepat waktu, biaya tarif,

10

3. Kondisional, adalah pemberian pelayanan publik harus sesuai dengan kondisi

dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang

pada prinsip efisiensi dan efektivitas.

4. Partisipatif, adalah mendorong peran serta masyarakat dalam

penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi,

kebutuhan dan harapan masyarakat.

5. Tidak diskriminatif (kesamaan hak), adalah pemberian pelayanan publik tidak

boleh bersifat diskriminatif, dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama,

golongan, gender, status sosial dan ekonomi.

6. Keseimbangan hak dan kewajiban, adalah pemberi dan penerima pelayanan

publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.

C. Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (Paten)

Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) Pelayanan

Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) adalah penyelenggaraan pelayanan

publik di Kecamatan yang proses pengelolaanya, mulai dari permohonan sampai

ke tahap terbitnya dokumen dilakukan dalam satu tempat. Satu tempat ini disini

berarti cukup melalui satu meja atau loket pelayanan.Sistem ini memposisikan

warga masyarakat hanya berhubungan dengan petugas meja/loket pelayanan di

Kecamatan.

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Faktor Keberhasilan Implementasi menurut Mazmanian dan Sabatier

1. Karakteristik dari masalah ( Tracbility of The Problems)

a. Tingkat kesulitan teknis dari masalah yang dihadapi

Kendala teknis yang dihadapi Kecamatan Bintan Timur selaku pelaksana

Paten yaitu masalah listrik, jarak, dan tower kantor Camat lama belum

dipindahkan kekantor Camat yang baru. Sehingga ketiga kendala tersebut dapat

menghambat pelaksanaan Paten di Kecamatan Bintan Timur dan tentunya akan

Page 11: IMPLEMENTASI PERMENDAGRI NOMOR 4 TAHUN 2010 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pelayanan itu bisa tepat, maupun itu tepat waktu, biaya tarif,

11

menjadi masalah bagi masyarakat menyangkut kepuasan masyarakat dalam

memperoleh pelayanan yang maksimal. Kemudian terdapat kendala seperti

sinkronisasi antar lembaga seperti sinkronisasi dengan Bappeda dan tata ruang

tapi seiring dengan berjalannya waktu semua dapat berjalan dengan baik.

2. Karakteristik kebijakan / Undang-undang (Ability of Statute to

Structure Implementation)

a. Kejelasan isi kebijakan

Kejelasan isi kebijakan untuk pelaksanaan Paten di Kecamatan Bintan

Timur dinilai sangat jelas, karena isi dari pelayanan Paten yaitu untuk

memberikan kesejahteraan pada masyarakat dalam hal pelayanan Paten.

Masyarakat juga dalam mengurus administrasi membutuhkan kejelasan biaya,

waktu, persyaratan dan lain sebagainya. Kebijakan-kebijakan yang mengatur

mengenai program Paten yaitu diantaranya Permendagri Nomor 4 Tahun 2010

tentang Pedoman Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan, Peraturan Bupati

Bintan Nomor 8 Tahun 2009 tentang Pelimpahan Sebagian Wewenang

Pemerintah Kabupaten Bintan Kepada Camat, Peraturan Bupati Bintan Nomor 6

Tahun 2009 tentang Uraian Tugas Sekretariat, Sub Bagian dan Seksi pada

Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Bintan.

b. Seberapa jauh kebijakan tersebut memiliki dukungan teoritis

Penyelenggaraan Paten ini pasti dilandasi oleh suatu aturan yang tentunya

didukung oleh teori-teori tertentu. Sebelum membuat suatu aturan pastinya aturan

itu sudah dipikirkan dan dikaji dengan teori pendukung oleh pembuat aturan.

Teori yang mirip dalam penyelenggaraan Paten ini yaitu mirip dengan teori David

Page 12: IMPLEMENTASI PERMENDAGRI NOMOR 4 TAHUN 2010 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pelayanan itu bisa tepat, maupun itu tepat waktu, biaya tarif,

12

Osborne tentang Pemangkas Birokrasi dan Mewirausahakan Birokrasi. Teori

David Osborne seperti yang dilaksanakan di Inggris waktu dulu oleh Margaret

Teacher menerapkan sistem birokrasi dengan memangkas seluruh aturan-aturan

yang sebenarnya urusan 5 meja menjadi 1 meja.

c. Besarnya alokasi sumberdaya finansial untuk kebijakan tersebut

Paten dapat berjalan karena adanya komitmen Kepala Daerah yang

dilimpahkan wewenangnya kepada pihak Kecamatan. Anggaran merupakan faktor

pendukung untuk bisa suksesnya pelaksanaan Paten tersebut, serta komitmen para

pelaksana dan aturan legalitas hukum. Karena syarat Paten ada 3 salah satunya

yaitu syarat substansi atau pelimpahan wewenang, tanpa adanya syarat substansi

Paten tidak akan dapat berjalan.

d. Seberapa besar keterpautan dan dukungan antar berbagai

institusi pelaksana

Keterpautan dan dukungan antar berbagai institusi pelaksana sangat

terkait, karena sifat pelayanan ini masyarakat tidak lagi setelah mendapat dari

aparat pemerintahan di Kantor Camat Bintan Timur lalu mereka mengurus atau

menyangkut tata ruang ke Bappeda, tata ruang menyangkut IMB menyangkut ke

PU lagi, karena semua urusan itu akan diurus oleh pihak Kecamatan. Komitmen

Bupati menyatukan lintas sektoral antar stakeholder dan antar SKPD terkait antar

seluruh pelayanan ini bisa menjadi satu dibawah koordinasi camat sebagai

pelaksana. Maka Camat perlu komitmen pelaksananya juga secara serius

koordinasi sudah dilaksanakan dengan baik.

Page 13: IMPLEMENTASI PERMENDAGRI NOMOR 4 TAHUN 2010 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pelayanan itu bisa tepat, maupun itu tepat waktu, biaya tarif,

13

e. Tingkat komitmen aparat terhadap tujuan kebijakan

Tingkat Komitmen aparat terhadap tujuan kebijakan Paten sudah baik

karena Paten ini langsung bersentuhan dengan masyarakat. Apabila aparat

pemerintahan tidak konsisten dengan aturan tentunya akan berdampak kepada

aparat pemerintah itu sendiri dan Pemerintah daerah. Contohnya dalam hal

Kecamatan saat penggunaan anggaran Paten salah satunya. Camat harus

memberikan support seluruh staf dan tim Paten ini, berbagai macam sudah

dilakukan oleh Camat seperti memberi apresiasi, memberikan insentif untuk daya

dukung dan semangat aparat Pemerintahan yang ada di Kantor Camat, itu semua

tidak lepas dari anggaran yang harus kita keluarkan. Karena Camat sebagai PA

(Pengguna Anggaran) itu merupakan kebijakan Camat sendiri untuk daya dukung

agar Camat bisa mengsukseskan keberadaan Paten ini khususnya di Kecamatan

Bintan Timur.

3. Variabel Lingkungan (Non Statutory Variables Affecting

Implementation)

a. Kondisi sosial ekonomi masyarakat dan tingkat kemajuan

teknologi

Saat ini kondisi sosial masyarakat di Kecamatan Bintan Timur mayoritas

dapat di kategorikan sebagai masyarakat yang terbuka dan modern. Terbukti

dengan pemberian apresiasi masyarakat kepada Camat Bintan Timur sebagai

penyelenggara Paten di Kecamatan Bintan Timur, dimana program Paten tersebut

juga bertujuan untuk mempermudah masyarakat dalam kepengurusan administrasi

di Kecamatan. Masyarakat dari dulu butuh kejelasan dalam mengurus

Page 14: IMPLEMENTASI PERMENDAGRI NOMOR 4 TAHUN 2010 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pelayanan itu bisa tepat, maupun itu tepat waktu, biaya tarif,

14

administrasi, seperti mengurus KTP yang berbulan-bulan belum siap, maka

dengan adanya program Paten tersebut sudah ada SOP yang mengatur mengenai

kejelasan waktu, biaya, persyaratan dan lain-lain.Selain itu juga pihak kecamatan

sudah mempersiapkan brosur apabila masyarakat lupa dengan SOP yang telah

ditetapkan.

b. Dukungan publik terhadap kebijakan

Dari segi seberapa luas dukungan publik untuk implementasi kebijakan

Paten ini dinilai cukup luas dan antusias, karena terbukti dari beberapa

Kabupaten/Kota bahkan Kota diluar daerah kita hampir di 28 daerah studi

banding mengenai Paten di Kecamatan Bintan Timur. Adanya partisipasi dari

kelompok luar dapat dilihat seperti mereka memberikan apresiasi serta saran dan

kritik nya kepada pihak Kecamatan Bintan Timur.Tentu yang lebih fokus adalah

di internal karena pihak Kecamatan sebagai penyelenggara. Kelompok luar dalam

arti pihak Kecamatan sebagai koordinasi dengan dinas teknis, itu hal yang

terpenting dan beberapa instansi vertikal yang kita butuh dukungan seperti contoh

kepengurusan SKCK itu berurusan dengan dengan kepolisian. Dimana kepolisian

itulah instansi vertikal dengan kecamatan tentunya butuh koordinasi dan

kerjasama dalam pelayanan.

c. Tingkat komitmen dan keterampilan dari aparat dan implementor

Tingkat komitmen dan keterampilan dari aparat selaku implementor sangat

diperlukan. Saat ini di Kecamatan Bintan timur belum ditempatkan tenaga ahli

dari Badan Kepegawaian Daerah. Jadi pelaksana yang ditunjuk sebagai anggota

pelaksana Paten di Kecamatan Bintan Timur oleh Camat adalah pegawai-pegawai

Page 15: IMPLEMENTASI PERMENDAGRI NOMOR 4 TAHUN 2010 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pelayanan itu bisa tepat, maupun itu tepat waktu, biaya tarif,

15

lama yang ada di Kecamatan Bintan Timur tersebut. Oleh sebab itu pentingnya

bagi Bupati Bintan selaku Kepala Daerah di Kabupaten Bintan untuk

memperhatikan hal tersebut. Menempatkan tenaga-tenaga pegawai sesuai dengan

keahliannya akan meningkatkan mutu pelayanan di Kecamatan Bintan timur.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian tentang Implementasi Program Pelayanan Adminstrasi

Terpadu Kecamatan di Kabupaten Bintan Tahun 2014 ( Studi Kecamatan Bintan

Timur), maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengimplementasian program Paten di Kecamatan Bintan Timur

merupakan suatu program yang baik bagi masyarakat. Sebelumnya di Kepulauan

Riau belum ada dilaksanakan program Paten tersebut. Kecamatan Bintan Timur

adalah Kecamatan di Kabupaten Bintan yang pertama kali menerapkan program

Paten di Kabupaten Bintan dan Kepulauan Riau. Awal pencetusan Paten di

Kecamatan Bintan Timur yaitu karena adanya komitmen yang kuat dari Bupati

dan Wakil Bupati Bintan.

Saat ini seluruh Kecamatan di Bintan juga sudah menerapkan program

Paten. Untuk menyelenggarakan Paten ada syarat-syarat yang harus dipenuhi

yaitu : syarat substantif, administratif dan teknis. Dan langkah-langkah untuk

mewujudkan Paten antara lain : tahap pemenuhan syarat substantif, tahap

pemenuhan syarat teknis, tahap pemenuhan syarat administratif, meningkatkan

akuntabilitas dan transparansi pelayanan, penetapan Kecamatan sebagai

Page 16: IMPLEMENTASI PERMENDAGRI NOMOR 4 TAHUN 2010 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pelayanan itu bisa tepat, maupun itu tepat waktu, biaya tarif,

16

penyelenggara Paten, peresmian dan sosialisasi Kecamatan sebagai penyelenggara

paten.

2. Dari ke 9 variabel yang peneliti ambil sebagai ukuran keberhasilan

implementasi kebijakan Paten di Kecamatan Bintan Timur, dapat peneliti ambil

kesimpulan bahwa pelaksanaan Paten Kecamatan di Kecamatan Bintan Timur

sebagai proyek percobaan (Pilot Project) di Kepulauan Riau dapat dikatakan

cukup berhasil. Karena dari ke 9 variabel hanya 2 variabel yang dianggap kurang

berhasil yaitu mengenai kendala teknis dan penempatan tenaga ahli di Kecamatan

Bintan Timur.

Walaupun berbagai hal yang baik yang mendominasi dalam pelaksanaan

Paten di Kecamatan Bintan Timur, ada beberapa faktor penghambat untuk

melaksanakan Paten dengan baik yaitu masalah sistem, jaringan dan jarak. Karena

Tower jaringan di Kantor Camat yang lama belum dipindahkan ke Kantor Camat

yang baru, sehingga dapat jadi kendala dalam pelaksanaan Paten. Tim

penyelenggara di Kecamatan Bintan Timur bukan tim yang spesialis, Pemerintah

Daerah belum menempatkan pegawai yang ahli di bidang tertentu menyangkut

Paten di Kecamatan Bintan Timur. Sehingga yang menjadi tim penyelenggara

adalah pegawai-pegawai lama yang dari dulu sudah bekerja di Kecamatan Bintan

Timur.

B. Saran

Dalam upaya memberikan perbaikan dan meningkatkan kualitas saat

pelaksanaan Paten di Kecamatan Bintan Timur, maka peneliti menyarankan

beberapa hal sebagai berikut :

Page 17: IMPLEMENTASI PERMENDAGRI NOMOR 4 TAHUN 2010 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pelayanan itu bisa tepat, maupun itu tepat waktu, biaya tarif,

17

1. Pemerintah Kabupaten Bintan bersama Camat Bintan Timur sebaiknya

mempercepat proses pemindahan Tower jaringan dari Kantor Camat lama ke

Kantor Camat yang baru agar jaringan di Kantor Camat baru dapat berjalan

dengan baik sehingga masyarakat juga bisa merasa puas dengan pelayanan di

Kecamatan Bintan Timur. Kemudian Pemerintah Kabupaten Bintan sebaiknya

menempatkan pegawai yang handal dan spesialis sebagai pelaksana

penyelenggara Paten. Seperti dalam kepengurusan IMB, maka pegawai yang

spesialis dalam kepengurusan IMB itu harus ditempatkan di Kecamatan Bintan

Timur agar kualitas pelayanan semakin baik.

2. Pemerintah Kabupaten Bintan perlu melakukan kegiatan-kegiatan yang

sifatnya penguatan tentang pentingnya aspek pelayanan, sehingga Kecamatan

Bintan Timur dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi. Masalah yang

dirasakan oleh aparat Kecamatan yaitu kendala jarak dari Kijang ke

Tanjungpinang dalam kepengurusan berkas bisa diatasi dengan mengatur waktu

yang tepat dan tidak menunda-nunda pekerjaan. Karena semakin pekerjaan

tersebut ditunda maka berkas yang masuk semakin banyak dan aparat pemerintah

sendiri yang akan merasakan kebingungan.

Page 18: IMPLEMENTASI PERMENDAGRI NOMOR 4 TAHUN 2010 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pelayanan itu bisa tepat, maupun itu tepat waktu, biaya tarif,

18

DAFTAR PUSTAKA

BUKU-BUKU

Agustino, Leo. 2012. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung: CV Alfabetha.

Azwar, Saifudin. 2010. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Boediono B. 2003. Pelayanan Perpajakan. Jakarta : PT Asdi Mahasatya.

Dunn, W William. 2000. Analisa kebijakan. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Dwiyanto, Agus. 2008. Mewujudkan God Governance Melalui Pelayanan

Publik.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Haryatmoko. 2011. Etika Publik. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Jeddawi, Murtir. 2006. Implementasi kebijakan otonomi daerah. Malaka :

Gramedia.

Kurniawan, Agung. 2005. Transformasi Pelayanan Publik. Yogyakarta:

Pembaruan.

Lukman, Sampara. 2001. Manajemen Kualitas Pelayanan dan Pengembangan

Pelaksanaan Pelayanan.Jakarta : STIA-LAN Press dan LAN-RI.

Mahmudi, 2007.Manajemen Kinerja Sektor Publik, Edisi Revisi,Yogyakarta :

Alfabetha.

Moleong, J.Lexy.2004. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rajawali Pers.

Page 19: IMPLEMENTASI PERMENDAGRI NOMOR 4 TAHUN 2010 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pelayanan itu bisa tepat, maupun itu tepat waktu, biaya tarif,

19

Nugroho, Riant. 2003. Kebijakan Publik Formulasi Implementasi dan

Evaluasi.Jakarta : PT.Elex Media Komputindo.

Nugroho, Riant. 2011. Public Policy. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

Nugroho, Riant. 2012. Public Policy. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

Pasolong, Harbani. 2010. Teori Administrasi Publik. Bandung : Alfabeta.

Ratminto, Winarsih. 2013. Manajemen Pelayanan (cetakan ke-10). Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Ruslan, Rosady.2006. Metode Penelitian : Public Relations dan Komunikasi.

Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada.

Sinambela, Lijan Poltak dkk. 2006. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta: Bumi

Aksara.

Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional. Yogyakarta : Pustaka belajar.

Subarsono, AG. 2009. Analisis Kebijakan Publik (Konsep, Teori dan Aplikasi).

Yogyakarta : Pustaka Belajar.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :

Alfabeta.

Widodo, Joko. 2006. Analisis Kebijakan Publik. Malang : Bayumedia Publishing.

Winarno, Budi. 2007. Kebijakan Publik, Teori dan Proses. Jakarta : PT. Buku

Kita.

Page 20: IMPLEMENTASI PERMENDAGRI NOMOR 4 TAHUN 2010 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pelayanan itu bisa tepat, maupun itu tepat waktu, biaya tarif,

20

Yunus, Hadi Sabari. 2010. Metodologi Penelitian Wilayah Kontemporer.

Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

DOKUMEN

Undang-undang dan Peraturan Undang-undang No.25 Tahun 2009

TentangPelayanan Publik.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2007 tentang Kecamatan

Permendagri Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelayanan Administrasi

Terpadu Kecamatan.

Peraturan Bupati Bintan Nomor 8 Tahun 2009 tentang Pelimpahan Sebagian

Wewenang Pemerintah Kabupaten Bintan Kepada Camat.

Peraturan Bupati Bintan Nomor 6 Tahun 2009 tentang Uraian Tugas Sekretariat,

Sub Bagian dan Seksi pada Kecamatan dan Kelurahan Kabupaten Bintan.

Keputusan Bupati Bintan Nomor 213/IV/2013 Tentang Pembentukan Tim

Koordinasi Persiapan Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) di

Kabupaten Bintan.

Keputusan Bupati Bintan Nomor 357/VII/2013 tentang Penetapan Kode Etik

Penyelenggara Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dan Pelayanan Administrasi

Terpadu Kecamatan (PATEN) di Kabupaten Bintan.

Page 21: IMPLEMENTASI PERMENDAGRI NOMOR 4 TAHUN 2010 …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · pelayanan itu bisa tepat, maupun itu tepat waktu, biaya tarif,

21

Keputusan Bupati Bintan Nomor 355/VII/2013 Tentang Penetapan Kecamatan

Sebagai Penyelenggara PATEN.

Keputusan Bupati Bintan Nomor 356/VII/2013 tentang Standar Pelayanan di

Kecamatan.

Keputusan Camat Bintan Timur Nomor 26 tahun 2013 tentang Pelayanan

Administrasi Kecamatan (PATEN) di Kecamatan Bintan Timur.

Gurning,Desman Armando,2013,”Implementasi Kebijakan Pelayanan

Administrasi Terpadu Kecamatan (PATEN) di Siak”, Tesis pada Fisip UI.

Statistik Daerah Kecamatan Bintan Timur