implementasi peraturan walikota tanjungpinang...

37
IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG NOMOR 60 TAHUN 2009 TENTANG TRAYEK DAN KODE TRAYEK ANGKUTAN KOTA TANJUNGPINANG TAHUN 2010-2011 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh SURYA KARISMA NIM 090565201062 JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2015

Upload: vanngoc

Post on 10-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

IMPLEMENTASI PERATURAN

WALIKOTA TANJUNGPINANG NOMOR 60 TAHUN 2009

TENTANG TRAYEK DAN KODE TRAYEK ANGKUTAN

KOTA TANJUNGPINANG TAHUN 2010-2011

ARTIKEL E-JOURNAL

Oleh

SURYA KARISMA

NIM 090565201062

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2015

Page 2: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

ABSTRAK

Implementasi Peraturan Walikota Nomor 60 Tahun 2009 Tentang Trayek

Dan Kode Trayek Angkutan Kota Tanjungpinang Tahun 2010-2011

SURYA KARISMA

090565201062

Berdasarkan permasalahan yang ada dari Pelaksanaan Implementasi

Peraturan Walikota Tanjungpinang Nomor 60 Tahun 2009 Tentang Trayek dan

Kode Trayek Angkutan Kota Tanjungpinang memang sudah dilaksanakan tetapi

masih banyak kekurangan dan kendala untuk mencapai kata “berhasil” dalam

kebijakan ini dan akhirnya berdampak negative kepada sasaran kebijakan yaitu

perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, berkurangnya pendapatan supir

angkutan umum, serta masyarakat yang tidak mengerti dengan adanya jalur trayek

karena kurangnya sosialisasi.

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif. Jenis

data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Sedangkan data

yang digunakan adalah data secara kualitatif. Tujuan dari Pelaksanaan Peraturan

Walikota Tanjungpinang Nomor 60 Tahun 2009 Tentang Trayek dan Kode

Trayek Angkutan Kota Tanjungpinang adalah untuk tercapainya kelancaran,

ketertiban, dan kenyamanan di dalam pelaksanaan peraturan tersebut khususnya di

Kota Tanjungpinang.

Dengan pelaksanaan peraturan ini diharapkan meningkatnya kelancaran

berlalulintas, angkutan Kota menjadi lebih tertib, dan kenyamanan dalam

pelayanan di Kota Tanjungpinang. Namun ada beberapa hal yang harus

diperhatikan dan disiapkan lagi oleh Dinas terkait, seperti isi kebijakan yang harus

dievaluasi kembali, jangan ada jalur trayek yang saling tumpang tindih,

sosialisasi tetap dilakukan dengan rutin agar masyarakat dan supir angkutan

umum mematuhi dan paham dengan peraturan Walikota tersebut. Penambahan

personil di lapangan agar mempermudah pelaksanaan dan melengkapi sarana dan

prasarana yang dibutuhkan, armada yang beroperasi di lapangan harus sesuai

dengan jalur yang sudah ada. Bagi yang melanggar akan ditindak tegas oleh

petugas, perlu adanya perbaikan armada angkutan umum agar tidak adalagi

angkutan umum yang tidak layak pakai tetap membawa penumpang. Inilah yang

harus di evaluasi oleh pemerintah.

Kata Kunci: Implementasi Kebijakan, Transportasi

Page 3: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

ABSTRACT

Mayor Implementation Rules Number 60 of 2009 on Transport Routeand

Route Code Tanjungpinang City of 2010-2011

SURYA KARISMA

090565201062

Based on theexisting problems of enactment Tanjungpinang Mayor

Implementation Rules Number 60 of 2009 on Transport Route and Route Code

is already implemented in Tanjungpinang City butt here are still many

shortcomings and obstacles to reach the word "success" in this policyand

eventually have a negative impact to the object of the policy that is companies

who handle public transport drivers, reduced income public transport drivers, and

people who do not understand the path the route due to lack of socialization.

This research is descriptive qualitative. The type of data which used are

primary data and secondary data. While the data usedis data qualitatively. The

purpose of the implementation of Decision Tanjungpinang Mayor Regulation

Number 60 Year 2009 on Transport Route and Route Code Tanjungpinang City is

is to achieve fluency, order and comfort in the implementation of these rules,

especially in Tanjungpinang City.

With the implementation of these rules is expected to improve the fluency

of traffic, public transportation becomes more orderly, and convenience in

servicein Tanjungpinang City. However there are some things that must be

considered and prepared again by the related department, such as the content of

the policy should be re-evaluated, there is not overlapping lines, socialization still

performed regularly so that the public and public transport drivers comply with

and understand by the Mayor rules. Addition of personnel in the field in order to

facilitate the implementation and complete the necessary infrastructure, the public

transport who operated in the road must conform to existing lines. Violators will

bedealt with firmlyby officers, need to repair public transport so that there is no

public transportis not feasible to us estill carried passengers. This is whatmustbe

evaluated by the government.

Keywords: Policy Implementation, Transportation

Page 4: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

A. Latar Belakang

Bagi masyarakat,

transportasi merupakan urat

nadi kehidupan sehari-hari dan

merupakan salah satu

kebutuhan pokok. Hampir

setiap orang memerlukan

transportasi setiap hari untuk

memenuhi kebutuhan

ekonomi, pendidikan,

kesehatan dan sosial budaya

seperti bekerja, sekolah,

bertemu sanak saudara, atau

rekreasi. Transportasi pulalah

yang memungkinkan

perpindahan barang dari

produsen ke konsumen,

sehingga berbagai kebutuhan

seperti makan, sandang dan

papan terpenuhi. Seiring

dengan perkembangan

teknologi, pertumbuhan

penduduk, dan perubahan pola

hidup, permasalahan

transportasi juga ikut berubah

dan berkembang.

Permasalahan transportasi

semakin terasa di daerah

perkotaan yang penduduknya

padat dengan aktivitas

kegiatan tinggi. Biasanya,

semakin padat penduduk dan

aktivitas, maka semakin

kompleks permasalahan

transportasi yang dihadapi

maupun dampak dari

transportasi itu sendiri.

Kota Tanjungpinang

adalah Ibu Kota dari Provinsi

Kepulauan Riau dan provinsi

ini berbatasan langsung

dengan negara lain seperti

Malaysia dan Singapura. Kota

Tanjungpinang juga terkenal

sebagai salah satu tujuan para

pendatang dari berbagai

Page 5: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

daerah untuk mencari

pekerjaan yang layak.

Hal ini praktis

menyebabkan pertambahan

penduduk yang signifikan

setiap tahunnya. Penelitian ini

dianggap relevan, karena

belum ada peneliti yang

melakukan penelitian ini

sebelumnya. Dari penelitian

ini secara konseptual dapat

dijadikan acuan teori bagi

peneliti dalam melakukan

penelitian. Pada penelitian ini

lebih difokuskan pada supir

angkutan Kota Tanjungpinang.

Meningkatnya jumlah

penduduk, sudah tentu

mengakibatkan meningkatnya

kebutuhan dalam masyarakat

terutama kebutuhan akan

penggunaan transportasi. Hal

ini juga dibarengi dengan

banyaknya jumlah keberadaan

angkutan umum seperti angkot

di Kota Tanjungpinang. Ini

dikarenakan tidak semua

masyarakat memiliki

kendaraan pribadi. Masih

banyak sebagian masyarakat

yang bergantung pada

penggunan angkutan umum.

Terutama masyarakat yang

tinggal di daerah pinggiran

Kota Tanjungpinang.

Angkutan umum

merupakan sarana angkutan

umum untuk masyarakat kecil

dan menengah untuk dapat

melaksanakan kegiatannya

sesuai dengan tugas dan

fungsinya dalam masyarakat.

Pengguna angkutan umum ini

bervariasi, mulai dari buruh,

ibu rumah tangga, mahasiswa,

pelajar dan lain-lain. Dalam

Page 6: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 41

Tahun 1993 menyebutkan

bahwa, definisi dari angkutan

umum adalah pemindahan

orang dan/atau barang dari

suatu tempat ke tempat lain

dengan menggunakan

kendaraan bermotor yang

disediakan untuk

dipergunakan umum dengan

dipungut bayaran.

B. Rumusan Masalah

Masalah yang akan diteliti

harus dirumuskan secara

terarah agar penelitian berjalan

sesuai dengan yang

diharapkan. Berdasarkan latar

belakang yang dikemukakan di

atas, maka peneliti

merumuskan masalah dalam

peneltian ini:

1. Bagaimana Implementasi

Peraturan Walikota

Tanjungpinang Nomor 60

Tahun 2009 Tentang

Trayek dan Kode Trayek

Angkutan Kota

Tanjungpinang?

2. Faktor-faktor apa saja yang

mempengaruhi

implementasi Peraturan

Walikota Tanjungpinang

Nomor 60 Tahun 2009

Tentang Trayek dan Kode

Trayek Angkutan Kota

Tanjungpinang?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui Implementasi

Peraturan Walikota

Tanjungpinang Nomor 60

Tahun 2009 Tentang Trayek

Page 7: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

dan Kode Trayek Angkutan

Kota Tanjungpinang.

2. Untuk mengetahui faktor-

faktor apa saja yang

mempengaruhi Implementasi

Peraturan Walikota

Tanjungpinang Nomor 60

Tahun 2009 Tentang Trayek

dan Kode Trayek Angkutan

Kota Tanjungpinang.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini mempunyai

manfaat baik secara teoretis

dan praktis.

1. Teoritis

Dari penelitian ini

diharapkan dapat memperkaya

khasanah keperpustakaan Ilmu

Pemerintahan khususnya di

UMRAH. Dan sebagai salah

satu kontribusi pemikiran

pengembangan ilmu

pengetahuan terutama ilmu

pemerintahan.

2. Praktis

Penelitian ini diharapkan

dapat memberikan bahan

masukan atau sumbangan

pemikiran bagi pihak

Pemerintah Kota

Tanjungpinang khususnya

Dinas Perhubungan, agar ke

depannya lebih baik dalam

meningkatkan kebijakan

mengenai lalulintas dan sistem

trayek di Kota Tanjungpinang.

E. Konsep Teoritis

1. Implementasi

Pendapat Nurdin Usman

dalam bukunya yang berjudul

Konteks Implementasi

mengemukakan pendapatnya

mengenai implementasi atau

pelaksanaan sebagai berikut:

Page 8: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

“Implementasi adalah

bermuara pada aktivitas, aksi,

tindakan, atau adanya

mekanisme suatu sistem.

Implementasi bukan sekedar

aktivitas, tetapi suatu kegiatan

yang terencana dan untuk

mencapai tujuan

kegiatan”(Usman, 2002:70).

Pengertian implementasi

yang dikemukakan di atas,

dapat dikatakan bahwa

implementasi adalah bukan

sekedar aktivitas, tetapi suatu

kegiatan yang terencana dan

dilakukan secara sungguh-

sungguh berdasarkan acuan

norma tertentu untuk

mencapai tujuan kegiatan.

Oleh karena itu implementasi

tidak berdiri sendiri tetapi

dipengaruhi oleh objek

berikutnya.

Pendapat Guntur

Setiawan dalam bukunya

yang berjudul Implementasi

Dalam Birokrasi

Pembangunan

mengemukakan pendapatnya

mengenai implementasi atau

pelaksanaan sebagai berikut:

“Implementasi adalah

perluasan aktivitas yang

saling menyesuaikan proses

interaksi antara tujuan dan

tindakan untuk mencapainya

serta memerlukan jaringan

pelaksana, birokrasi yang

efektif” (Setiawan, 2004:39).

2. Kebijakan

Kebijakan diciptakan

untuk mengatur kehidupan

masyarakat untuk mencapai

tujuan yang telah disepakati

bersama. Menurut

Page 9: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

Fredrickson dan Hart

kebijakan adalah:

“Suatu tindakan yang

mengarah pada tujuan yang

diusulkan oleh seseorang,

kelompok atau pemerintah

dalam lingkungan tertentu

sehubungan dengan adanya

hambatan-hambatan tertentu

sambil mencari peluang-

peluang untuk mencapai

tujuan mewujudkan sasaran

yang diinginkan.” (dalam

Tangkilisan, 2003:12)

Adapun menurut Woll

kebijakan merupakan aktivitas

pemerintah untuk

memecahkan masalah di

masyarakat baik secara

langsung maupun melalui

berbagai lembaga yang

mempengaruhi kehidupan

masyarakat (dalam

Tangkilisan, 2003:2). Dari

kedua definisi di atas dapat

disimpulkan bahwa kebijakan

merupakan tindakan-tindakan

atau keputusan yang dibuat

oleh pemerintah, dimana

tindakan atau keputusan

dimaksud memiliki pengaruh

terhadap masyarakatnya.

3. Trayek

Trayek adalah lintasan

kendaraan umum atau rute

untuk pelayanan angkutan

orang dengan bus atau

angkutan umum yang

mempunyai asal dan tujuan

perjalanan tetap, lintas tetap

dan jadwaltetap maupun tidak

berjadwal. Contoh trayek

Jakarta-Bogor diawali di

Terminal Kampung

Rambutan/Jakarta-jalan tol

Page 10: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

Jagorawi-Terminal Barang

Siang Bogor.

F. Konsep Operasional

Sebagaimana yang

dilakukan untuk memberi

suatu persamaan pengertian

dan sasaran yang dijadikan

pembahasan, maka dibuatlah

konsep operasional untuk

mencapai realitas dalam hasil

penelitian secara empiris,

maka perlu untuk

dioperesionalkan agar benar-

benar menyentuh fenomena-

fenomena yang diteliti, hal

tersebut perlu dilakukan guna

mempermudah dalam proses

pemberian nilai atau skor atas

indicator yang digunakan

dalam penelitian ini.

Implementasi Peraturan

Walikota Tanjungpinang

Nomor 60 Tahun 2009

Tentang Trayek dan Kode

Trayek Angkutan Kota

Tanjungpinang.

Salah satu tahapan

penting dalam siklus

kebijakan publik adalah

implementasi kebijakan.

Implementasi sering dianggap

hanya merupakan pelaksanaan

dari yang telah diputuskan

oleh legislatif atau para

pengambil keputusan, tahapan

implementasi menjadi begitu

penting karena suatu

kebijakan tidak berarti apa-

apa jika tidak dapat di

laksanakan dengan baik dan

benar. Dengan ini

implementasi merupakan

tahap dimana suatu kebijakan

di laksanakan secara

maksimal dan dapat mencapai

tujuan kebijakan itu sendiri.

Page 11: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

Adapun teori yang

digunakan dalam penelitian

ini adalah teori : Van Meter

dan Van Horn (dalam

Subarsono, 2013: 99) terdapat

enam variabel yang

mempengaruhi implementasi

kebijakan yaitu : “(1) standar

dan sasaran kebijakan”, (2)

sumber daya; (3) komunikasi

antar organisasi dan

penguatan aktivitas; (4)

karakteristik agen pelaksana;

(5) kondisi sosial, politik, dan

ekonomi: (6) disposisi

implementor;

1. Standar Dan Sasaran

Kebijakan

Standar dan sasaran

kebijakan harus jelas dan

terukur sehingga dapat

direalisir. Apabila standar dan

sasaran kebijakan kabur,

maka terjadi multiinterpretasi

dan mudah menimbulkan

konflik diantara para agen

implementasi.

2. Sumber Daya

Implementasi kebijakan

perlu didukung oleh sumber

daya, baik sumber daya

manusia (Human Resources)

maupun sumber daya non-

manusia (non-Human

Resources).

Sumber daya manusia,

yaitu dari Dinas Perhubungan,

Organda Kota Tanjungpinang.

Harus memiliki kematangan

dalam berfikir, harus memiliki

sifat yang baik karena untuk

melayani masyarakat secara

langsung apalagi yang

berkerja di lapangan harus

melaksanakan tugas dan

Page 12: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

kewajibannya sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

3. Komunikasi

Antarorganisasi Dan

Penguatan Aktivitas

Berdasarkan banyak

program, implementasi

sebuah program perlu

dukungan dan koordinasi

dengan instansi lain. Berikut

indicator untuk mengukur

komunikasi:

a. Tarsmisi, yaitu

penyaluran komunikasi

yang baik dapat

menghasilkan suatu hasil

implementasi atau

pelaksanaan yang baik

pula. Seringkali yang

terjadi dalam proses

tarnsmisi ini yaitu adanya

salah pengertian hal ini

terjadi karena komunikasi

pelaksanan tersebut telah

melalui beberapa

tingkatan birokrasi,

sehingga hal yang

diharapkan terdistrosi di

tengah jalan.

b. Kejelasan informasi,

dimana komunikasi atau

informasi yang diterima

oleh pelaksana kebijakan

haruslah jelas dan tidak

membingungkan.

Kejelasan informasi

kebijakan tidak selalu

menghalangi pelaksanaan

kebijakan atau program,

dimana pada tataran

tertentu para pelaksana

membutuhkan

fleksibelitas dalam

melaksanakan program,

tetapi pada tataran yang

lain maka hal tersebut

Page 13: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

justru menyelwengkan

tujuan yang hendak

dicapai oleh kebijakan

yang telah ditetapkan.

c. Konsistensi informasi

yang disampaikan, yaitu

perintah ataupun

informasi yang diberikan

dalam pelaksaan suatu

komunikasi haruslah jelas

dan konsisten untuk dapat

diterapkan dan

dijalankan. Apabila

perintah yang diberikan

seringkali berubah-ubah,

maka dapat menimbulkan

kebingungan bagi

pelaksana dilapangan.

4. Karakteristik Agen

Pelaksana

Yang dimaksud

karakteristik agen pelaksana

adalah mencakup struktur

birokrasi, norma-norma, dan

pola-pola hubungan yang

terjadi dalam birokrasi, yang

semuanya itu mempengaruhi

implementasi suatu program.

5. Kondisi Sosial Politik,

dan Ekonomi

Variabel ini mencakup

sumberdaya ekonomi

lingkungan yang dapat

mendukung keberhasilan

implementasi kebijakan,

berikut indicator utama dalam

kondisi social, politik, dan

ekonomi.

a. Sejauh mana kelompok-

kelompok kepentingan

memberikan dukungan

bagi implementasi

kebijakan;

b. Karakteristik partisipan,

yakni mendukung atau

menolak;

Page 14: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

c. Apakah elite politik

mendukung implementasi

kebijakan.

6. Disposisi Implementor

Disposisi implementor

ini mencakup tiga hal yang

penting, yakni: (a) respons

implementor terhadap

kebijkan, yakni akan

mempengaruhi kemauannya

untuk melaksanakn kebijakan;

(b) kognisi, yakni pemahaman

terhadap kebijakan; dan (c)

intensitas disposisi

implementor, yakni preferensi

nilai yang dimiliki oleh

implementor.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang

digunakan dalam penelitian

ini adalah desktiptif kualitatif.

Tipe ini digunakan untuk

memberikan gambaran

tentang keseluruhan objek

yang dilteliti dalam rangka

menjelaskan Peraturan

Walikota Tanjungpinang

Nomor 60 Tahun 2009

Tentang Trayek dan Kode

Trayek Angkutan Kota

Tanjungpinang.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di

Kantor Dinas Perhubungan

Komunikasi dan Informatika

Kota Tanjungpinang. Dan

dikantor Organda Kota

Tanjungpinang.

3. Informan

Dalam penelitian

kualitatif, tidak menggunakan

istilah populasi ataupun

sampel seperti didalam

penelitian kuantitatif. Dalam

Page 15: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

penelitiat kualitatif, populasi

diartikan sebagai wilayah

generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang

mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulan.

Sedangkan sampel adalah

sebagian dari populasi itu.

(Sugiyono, 2008: 297). Oleh

karna itu, peneliti

menggunakan informan

memperoleh berbagai

informasi yang diperlukan

selama proses penelitian.

Informan penelitian dipilih

berdasarkan teknik snowbool

yaitu dengan mencari

informasi kunci. Yang

dimaksud dengan informasi

kunci (key informan) adalah

mereka yang mengetahui dan

memiliki berbagai informasi

pokok yang diperlukan dalam

penelitian atau informan yang

mengetahui secara mendalam

permasalahan yang sedang

diteliti dan yang menjadi

informan kunci (key

informan) dalam penelitian ini

adalah Kabid. Dinas

Perhubungan Komunikasi dan

Informatiika Kota

Tanjungpinang Priode 2010-

2011.

4. Jenis Dan Sumber Data

a. Data Primer

Yaitu data yang

diperoleh secara langsung dari

lokasi penelitian melalui

wawancara melalui informan

yang berkaitan dengan

masalah penelitian, juga

melalui observasi atau

Page 16: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

pengamatan langsung

terhadap objek penelitian.

b. Data Sekunder

Yaitu data yang

diperoleh berdasarkan acuan

dan literatur yang

berhubungan dengan materi

dan dokumen dari Pemerintah

Daerah dalam hal ini adalah

Dinas Perhubungan, Satlantas

Polres Kota Tanjungpinang,

Organda (Organisasi

Angkutan Darat), serta karya

tulis ilmiah yang berhubungan

dengan penelitian.

5. Teknik Dan Alat

Pengumpulan Data

a. Interview

Dalam hal ini Sutrisno

(1987:156) menegaskan

bahwa “interview sebagai

proses pertanya dan jawaban

lisan dimana dua orang atau

lebih berhadapan-hadapan

dengan yang lain, serta dapat

melihat muka yang lain dan

mendengar telinga sendiri

tampaknya alat ukur

informasi yang langsung

tentang beberapa jenis sosial,

baik yang mendalam maupun

yang manifest.

b. Observasi

Pendapat Sugiono

(2005:166) teknik observasi

merupakan suatu proses yang

komplek dan sulit, yang

tersusun dari berbagai proses

biologis dan proses psikologis

diantaranya yang terpenting

adalah pengamatan dan

mengenai suatu situasi

tertentu atau keterkaitan

hubungan antara berbagai

fenomena secara faktual dan

Page 17: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

teratur, sehingga melalui jenis

ini diharapkan akan

menghasilkan informasi bagi

pembentukan pengetahuan

baru atau kebenaran ilmiah

yang bisa dipertanggung

jawabkan. Meleong (2007:6)

menyimpulkan definisi

penelitian kualitatif sebagai

berikut:

Sebagaimana

penelitian ini bermaksud

mengumpulkan data tentang

pelaksanaan Peraturan

Walikota Tanjungpinang

Nomor 60 Tahun 2009

tentang Trayek dan Kode

Trayek Angkutan Kota

Tanjungpinang, yang

kemudian di deskripsikan atau

di gambarkan secara jelas

sebagai mana kenyataan di

lapangan.

c. Dokumentasi,

Teknik pengumpulan

data dengan melakukan

penelaahan buku-buku, arsip,

kumpulan Peraturan

Perundang-undangan,

Makalah-makalah hasil

penelitian ilmiah yang

berhubungan dengan

penelitian. Penentuan unit

analisis ini di dasarkan pada

tugas dan fungsi Pemerintah

Daerah sebagai pelaksana dan

bertanggung jawab terhadap

proses implementasi

kebijakan di Kota

Tanjungpinang.

6. Tekik Analisa Data

Guna menganalisa data

yang diperoleh maka

penulisan menggunakan

analisa data deskriptip

Page 18: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

kualitatif yaitu menggunakan

analisa dari beberapa

penjelasan atau uraian

pembahasan berdasarkan data

hasil penelitian yang

diperoleh melalui wawancara

langsung, observasi dan

dokumentasi, dengan cara

mengorganisasikan data

kedalam kategori,

menjabarkan kedalam unit-

unit, melakukan sintesa,

menysun kedalam pola,

memilih mana yang penting

dan yang akan dipelajari, dan

membuat kesimpulan

sehingga mudah dipahami

oleh diri sendiri maupun

orang lain. Yang berperan

selaku pendukung data yang

lain, seperti: sejarah ringkas

instansi, struktur organisasi,

data lain yang berhubungan

dengan penelitian.

Bentuk pemerintah pada

awalnya adalah untuk

melindungi sistem ketertiban

dimasyarakat sehiingga

seluruh masyarakat dapat

menjalankan aktifitas

kehidupan dengan tenang dan

lancar. Dinamika

dimasyarakat memperluas

fungsi dan peran pemerintah

tidak hanya sebatas pelindung

melainkan pelayan

masyarakat. Rakyat tidak

perlu lagi melayani

pemerintah seperti zaman

kerajaan ataupun penjajahan

namum justru pemerinah yang

seharusnya melayani,

mengayomi, dan

mengembangkan serta

maningkatkan taraf hidup

Page 19: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

masyarakatnya sesuai dengan

tujuan negaranya. Van Poelje

(dalam Hamdi, 1999: 52)

menjelaskan bahwa

pemerintahan dapat

dipandang sebagai suatu ilmu

yaitu yang mengajarkan

bagaimana yang terbaik

dalam mengarahkan dan

memimpin pelayanan umum.

Salah satu fungsi

Pemerintah adalah pengaturan

(regulating) untuk mengatur

sector dengan kebijakan-

kebijakan dalam bentuk

undang-undang, peraturan

pemerintah, dan peraturan

lainya. Maksud dari fungsi ini

adalah agar stabilitas negara

terjaga, dan pertumbuhan

negara sesuai dengan yang

diinginkan.

A. Kebijakan Publik

Kebijakan Publik adalah

kebijakan-kebijakan yang

dibuat oleh pemerintah

sebagai pembuat kebijakan

untuk mencapai tujuan-tujuan

tertentu di masyarakat dimana

dalam penyusunannya melalui

berbagai tahapan. Pressman

dan Widavsky (Dalam Budi

Winarno 2002: 17)

mendefinisikan kebijakan

publik sebagai berikut:

Sebagai hipotesis yang

mengandung kondisi-

kondisi awal dan akibat-

akibat yang bisa

diramalkan. Kebijakan

public itu harus

dibedakan dengan

bentuk-bentuk kebijakan

yang lain misalnya

kebijakan swasta. Hal ini

dipengarihi oleh

keterlibatan faktor-faktor

bukan pemerintah.

Page 20: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

B. Teori Implementasi

Kebijakan.

Pengertian implementasi

kebijakan menurut Van Meter

dan Van Horn (Dalam Budi

Winarno 2002: 102)

Implementasi

kebijakan pada dasarnya

adalah agar sebuah kebijakan

dapat mencakup tujuanya.

Implementasi kebijakan

dipandang dalam pengertian

yang luas, merupakan tahap

dari proses kebijakan segera

setelah penetapan undang-

undang. Meter dan Horn

(Agustino 2006: 139)

implementasi kebijakan

merupakan tindakan yang

dilakukan oleh individu atau

pejabat-pejabat dan

kelompok-kelompok yang

diarahkan peda upaya untuk

tercapainya tujuan yang telah

digariskan dalam keputusan

kebijakan yang telah

ditetapkan tersebut.

Implementasi Kebijakan

Publik etimologis pengertian

implementasi menurut kamus

Webster yang dikutip oleh

Solichin Abdul Wahab

(2004:64) adalah:

“Konsep implementasi

berasal dari bahasa

inggris yaitu to

implement. Dalam

kamus besar webster, to

implement

(mengimplementasikan)

berati to provide the

means for carrying out

(menyediakan sarana

untuk melaksanakan

sesuatu); dan to give

practical effect to (untuk

menimbulkan

dampak/akibat terhadap

sesuatu)”.

Implementasi berasal

dari bahasa Inggris yaitu to

implement yang berarti

mengimplementasikan.

Implementasi merupakan

Page 21: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

penyediaan sarana untuk

melaksanakan sesuatu yang

menimbulkan dampak atau

akibat terhadap sesuatu.

Sesuatu tersebut dilakukan

untuk menimbulkan dampak

atau akibat itu dapat berupa

undang-undang, peraturan

pemerintah, keputusan

peradilan dan kebijakan yang

dibuat oleh lembaga-lembaga

pemerintah dalam kehidupan

kenegaraan.

C. Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi

Implementasi.

Guna memperkaya

pemahaman tentang berbagai

faktor yang terkait di dalam

implementasi maka kebijakan

publik diimplementasikan

oleh badan-badan pemerintah.

Badan-badan tersebut

melaksanakan pekerjaan

pelaksanaan kebijakan

tersebut hari demi hari

sehingga menuju kinerja

kebijakan. Implementasi

tersebut dapat melibatkan

banyak aktor kebijakan

sehingga sebuah kebijakan

bisa menjadi rumit.

Kerumitan dalam tahap

implementasi kebijakan bukan

hanya ditunjukkan dari

banyaknya aktor kebijakan

yang terlibat, namun juga

variabel-variabel yang terkait

di dalamnya.

Subarsono (2013: 89)

menyebutkan beberapa

teoritisi implementasi

kebijakan yang menyebutkan

berbagai macam variabel

tersebut. Pakar-pakar tersebut

antara lain: George C.

Page 22: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

Edwards III, Merilee S.

Grindle, Daniel A.

Mazmanian dan Paul A.

Sabatier, Donald Van Meter

dan Carl Van Horn, Cheema

dan Rondinelli, dan David L.

Weimer dan Aidan R. Vining.

1. Model Van Meter dan

Van Horn

Pendapat Van Meter dan

Van Horn (Subarsono, 2013: 99)

terdapat enam variabel yang

mempengaruhi implementasi

kebijakan yaitu: “

1. Standar dan sasaran

kebijakan;

2. Sumberdaya;

3. Komunikasi

antarorganisasi dan

penguatan aktivitas;

4. Karakteristik agen

pelaksana; dan

5. Kondisi sosial, ekonomi,

dan politik.

6. Disposisi implementor;

Selanjutnya variabel-

variabel yang dikemukakan

oleh Van Meter dan Van Horn

tersebut dijelaskan

(Subarsono, 2013: 99):

1. Standar dan sasaran

kebijakan. Standar dan

sasaran kebijakan harus

jelas dan terukur sehingga

dapat direalisir. Apabila

standar dan sasaran

kebijakan kabur, maka akan

terjadi multiinterpretasi dan

mudah menimbulkan

konflik di antara para agen

implementasi.

2. Sumberdaya. Implementasi

kebijakan perlu dukungan

sumberdaya baik

sumberdaya manusia

(human resources) maupun

sumberdaya non-manusia

(non-human resources).

Dalam berbagai kasus

program pemerintah, seperti

Program Jaring Pengaman

Sosial (JPS) untuk

kelompok miskin di

pedesaan kurang berhasil

karena keterbatasan kualitas

aparat pelaksana.

3. Hubungan antar Organisasi.

Dalam banyak program,

implementasi sebuah

program perlu dukungan

dan koordinasi dengan

instansi lain. Untuk itu,

diperlukan koordinasi dan

kerjasama antar instansi

bagi keberhasilan suatu

program.

4. Karakteristik agen

pelaksana. Yang dimaksud

karakteristik agen

pelaksana adalah mencakup

birokrasi, norma-norma,

dan pola-pola hubungan

Page 23: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

yang terjadi dalam

birokrasi, yang semuanya

itu akan memengaruhi

implementasi suatu

program.

5. Kondisi sosial, politik, dan

ekonomi. Variabel ini

mencakup sumberdaya

ekonomi lingkungan yang

dapat mendukung

keberhasilan implementasi

kebijakan; sejauhmana

kelompok-kelompok

kepentingan memberikan

dukungan bagi

implementasi kebijakan;

karakteristik para

partisipan, yakni

mendukung atau menolak;

bagaimana sifat opini

publik yang ada di

lingkungan; dan apakah

elite politik mendukung

implementasi kebijakan.

6. Disposisi implementor.

Disposisi implementor ini

mencakup tiga hal yang

penting, yakni: (a) respons

implementor terhadap

kebijakan, yang akan

memengaruhi kemauannya

untu melaksanakan

kebijakan; (b) kognisi,

yakni pemahamannya

terhadap kebijakan; dan (c)

intensitas disposisi

implementor, yakni

preferensi nilai yang

dimiliki oleh implementor.

Berdasarkan

berpedoman pada teori yang

diajukan oleh Edwards III,

maka seperti terlihat di atas,

variabel (1) standar dan

sasaran kebijakan dapat

dimasukkan dalam variabel

“komunikasi” dalam model

Edwards III. Hal ini karena

dari penjelasan yang ada

menunjukkan bahwa

diperlukan adanya standar dan

sasaran kebijakan yang jelas

sehingga tidak menimbulkan

multi interpretasi maupun

konflik. Variabel (2) sumber

daya sejalan dengan variabel

“sumber daya” pada model

Edwards III, yaitu mencakup

SDM dan non-SDM. Variabel

(3) hubungan antar organisasi

dapat dimasukkan dalam

variabel “struktur organisasi”

dari model Edwards III.

Variabel (4) karakteristik

agen pelaksana dan variabel

Page 24: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

(6) disposisi implementor,

dapat dimasukkan pada

variabel “disposisi” dalam

model Edwards III. Hal ini

dikarenakan variabel (4)

membicarakan tentang

„norma-norma‟ dan „pola-pola

hubungan‟ yang terjadi pada

implementor merupakan dapat

mengacu pada preferensi nilai

atau sikap yang ada pada

implementor dalam

menyikapi nilai-nilai yang

dibawa oleh kebijakan.

Berdasarkan keenam

variabel yang dikemukakan

oleh Van Meter dan Van

Horn, yang agak berbeda

barangkali adalah variabel (5)

kondisi sosial, politik, dan

ekonomi, yang tidak terdapat

dalam model Edwards III.

Pada variabel (5) ini terlihat

bahwa model yang

dikemukakan oleh Van Meter

dan Van Horn juga

mempertimbangkan faktor

eksternal. Dilihat dari teori

sistem kebijakan dari Dye

yang melibatkan tiga elemen

dalam sistem kebijakan, maka

faktor sosial, politik, dan

ekonomi dapat dimasukkan

dalam elemen lingkungan

kebijakan/policy environment.

Di lain pihak, barangkali

timbul pertanyaan mengapa

Edwards III tidak

memasukkan elemen

lingkungan kebijakan dalam

teorinya?

Pendapat penulis,

Edwards III tidak

memasukkan elemen

lingkungan kebijakan karena

beliau memfokuskan teorinya

Page 25: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

pada aktor-aktor kebijakan

yang mengimplementasikan

kebijakan itu sendiri

(implementor kebijakan)

sehingga tidak memfokuskan

pembahasan pada yang

terdapat di luar implementor

kebijakan. Dilain pihak,

penelitian dalam (Membahas

Implementasi Peraturan

Walikota Nomor 60 Tahun

2009 Tentang Trayek dan

Kode Trayek Angkutan Kota

Tanjungpinang) ini

melibatkan elemen

lingkungan kebijakan,

sehingga model Van Meter

dan Van Horn masih relevan

untuk di pakai.

A. Sejarah Singkat Kota

Tanjungpinang.

1. Sejarah Kota

Tanjungpinang.

Nama

Tanjungpinang, diambil dari

posisinya yang menjorok ke

laut yang banyak ditumbuhi

sejenis pohon pinang. Pohon

yang berada di Tanjung

tersebut merupakan petunjuk

bagi pelayar yang akan masuk

ke Sungai Bintan.

Tanjungpinang merupakan

pintu masuk ke Sungai

Bintan, dimana terdapat

kerajaan Bentan yang

berpusat di Bukit Batu.

Dengan posisi yang

strategis di Pulau Bintan dan

pusat kebudayaan melayu

serta lalu lintas perdagangan

sehingga Tanjungpinang

menjadi sangat terkenal.

Sejarah Tanjungpinang juga

tidak terlepas dari Kerajaan

Melayu Johor-Riau. Pada

Page 26: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

masa Kerajaan Johor masa

Sultan Abdul Jalil Syah yang

memerintahkan Laksemana

Tun Abdul Jamil membuka

sebuah Bandar

Tanjungpinang

adalah sebuah Kota yang

sangat strategis di ujung

selatan Pulau Bintan, dan

berjarak sekitar 1,5 jam

perjalanan kapal laut dari

Singapura dan 3 jam dari

Johor-Malaysia. Kota yang

sarat akan sejarah, budaya dan

adat istiadat Melayu. Kondisi

Geografisnya yang terdiri dari

beberapa pulau merupakan

keistimewaan tersendiri bagi

Kota Tanjungpinang.

Salah satu pulau

yang sarat dengan sejarah

adalah Pulau Penyengat,

Pulau ini tidak terlalu besar,

hanya 3.5 Km 2 akan tetapi di

Pulau ini terdapat banyak

peninggalan berupa potensi

cagar budaya dengan wujud

bangunan-bangunan

arsitektural, makam, dan

Situs. Disisi lain Pulau

Penyengat adalah tempat

kelahiran Pahlawan Nasional

Bahasa Raja Ali Haji yang

terkenal dengan Gurindam

12-nya ini terletak pada lokasi

yang sangat strategis yaitu

berada di sebelah barat Kota

Tanjungpinang dan untuk

kesana dapat dilewati dengan

jalur transportasi laut tak lebih

dari 15 menit.

Dahulu Pulau yang

berhadapan dengan Kuala

Sungai Riau ini selalu

menjadi tempat

pemberhentian para pelaut

Page 27: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

yang lewat di kawasan ini

terutama untuk mengambil air

tawar. Konon suatu ketika

para pelaut yang sedang

mengambil air tawar tersebut

diserang oleh sejenis lebah

yang disebut Penyengat.

Akibat serangan lebah

tersebut, jatuh korban jiwa

dari pelaut. Sejak saat itulah

pulau ini dinamakan

Penyengat Indera Sakti dan

selanjutnya lebih dikenal

dengan Pulau Penyengat

sampai sekarang.

Karena letaknya yang

cukup strategis bagi

pertahanan, Pulau Penyengat

dijadikan Pusat Kubu

pertahanan Kerjaan Riau oleh

Raja Haji yang Dipertuan

Muda Riau IV (termasyhur

dengan gelar Raja Haji Syahid

Fisabilillah/Marhum Teluk

Ketapang) ketika melawan

Belanda pada tahun 1782-

1784. Pada tahun 1803 Pulau

Penyengat yang telah dibina

dari dari sebuah pusat

pertahanan menjadi negeri

dengan segala fasilitas yang

memadai, dijadikan mahar

dari Baginda Raja Sultan

Mahmud kepada Raja

Hamidah atau Engku Puteri,

anak seorang yang dipertuan

Riau yang terkemuka yaitu

Raja Haji Fisabilillah atau

Marhum Teluk Ketapang.

Selanjutnya pulau

Penyengat menjadi tempat

kediaman resmi Para Yang

Dipertuan Muda Kerajaan

Riau Lingga, sementara

Sultan (Yang Dipertuan

Besar) berkedudukan di Daik-

Page 28: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

Lingga. Diantara beberapa

peniggalan Sultan Riau yang

terdapat di Pulau Penyengat

sebagai bukti sejarah pada

masa lampau yaitu :

* Masjid Agung Sultan Riau

* Empat buah komplek makam

Raja

* Dua buah bekas istana dan

beberapa gedung lama, dan

* Benteng pertahanan, sumur dan

taman.

Kota Tanjungpinang

berada di Pulau Bintan

dengan letak geografis berada

pada 00 51‟ sampai dengan

0059‟ Lintang Utara dan

104023‟ sampai dengan

104034‟ Bujur Timur. dan

berada pada elevasi ± 70 m

diatas permukaan air laut

(mean sea level). Batas-batas

wilayah administrasi Kota

Tanjungpinang adalah sebagai

berikut:

Utara : Kabupaten Bintan

Selatan : Kabupaten Bintan

Barat : Kota Batam

Timur : Kabupaten Bintan

Wilayah Kota

Tanjungpinang mencapai

239,50 km2 dengan keadaan

geologis sebagian berbukit-

bukit dan lembah yang landai

sampai ke tepi laut. Luas

wilayah Kota Tanjungpinang

mencapai 131,54 km2 luas

daratan dan 107,96 km2 luas

lautan.

2. Transportasi Angkutan

Kota Tanjungpinang

1. Angkutan Kota

Yang dimaksud dengan

angkutan Kota adalah

angkutan umum yang

melayani rute jalur trayek

Page 29: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

wilayah Kota dan Terminal

sebagai tempat menaikan dan

menurunkan penumpang. Di

Kota Tanjungpinang memiliki

tiga trayek tetap yang

melayani di dalam wilayah

Kota, namun pelaksanaan di

lapangan angkutan Kota

berjalan tidak sesuai dengan

trayek. Contoh kendaraan

yang digunakan di Kota

Tanjungpinang adalah

kendaraan Mitsubishi Colt

120 SS dan Suzuki Carry ST

130 Futura, kedua kendaraan

tersebut berkapasitas 11 orang

penumpang.

a. Terminal

Terminal adalah

Prasarana jalan yang

digunakan sebagai tempat

menaikan dan menurunkan

penumpang dan atau barang,

sebagai tempat kedatangan

dan keberangkatan kendaraan

angkutan umum dan

merupakan simpul jaringan

transportasi jalan. Kota

Tanjungpinang memiliki 1

(satu) Terminal dan 1 (Sub

Terminal), berikut Terminal

yang ada di Kota

Tanjungpinang:

1. Terminal Sungai

Carang

Terminal Sungai Carang

merupakan Terminal tipe B,

yang melayani Angkutan

Kota Dalam Provinsi (AKDP)

dan angkutan Kota. Dalam

pembuatan Terminal Sungai

Carang, Pemerintah Provinsi

dan Pemerintah Kota

melakukan perjanjian untuk

membangun/membuat

Terminal Sungai Carang.

Page 30: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

Pemerintah Provinsi yang

mengadakan/merancang

bangunan Terminal

sedangkan pemerintah Kota

menyediakan lahan seluas ± 2

ha. Pada Tahun 2007 melalui

APBD Provinsi Kepri telah

selesai melaksanakan

pembangunan Terminal di

Komplek Bintan Center. Pada

tanggal 17 Juni 2008

Terminal diserahterimakan

dari Pemerintah Provinsi

KEPRI kepada Pemerintah

Kota Tanjungpinang.

Terminal Sei Carang

atau Terminal Sungai Carang

adalah sebuah Terminal

terbesar yang terletak di Kota

Tanjungpinang di Provinsi

Kepulawan Riau khususnya

terletak dilokasi Binsen atau

lebih di kenal Bintan Center

dan merupakan salah satu

Bussiness Center di Kota

Tanjungpinang.

2. Sub Terminal

Tanjungpinang

Sub Terminal berada di

Pasar Tanjungpinang dan

berdekatan dengan Pelabuhan

Sri Bintan Pura. Angkutan

yang beroperasi di Sub

Terminal di Kota

Tanjungpinang adalah

angkutan Kota, taxi, dan ojek.

Adapun trayek yang dilayani

di Sub Terminal saat ini

adalah Trayek A, Trayek B,

dan Trayek C.

Berdasarkan

permasalahan yang ada dari

implementasi Pelaksanaan

Peraturan Walikota

Tanjungpinang Nomor 60

Tahun 2009 Tentang Trayek

Page 31: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

dan Kode Trayek Angkutan

Kota Tanjungpinang memang

sudah dilaksanakan tetapi

masih banyak kekurangan dan

kendala untuk mewujutkan

keberhasilan ini hingga tujuan

dalam mengatasi kebijakan ini

dapat tercapai. Kesimpulan

dalam penelitian ini adalah

untuk melihat permasalahan

yang ada dari hasil selama

penelitian.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil

penelitian diatas yang

berkaitan dengan judul

Implementasi Peraturan

Walikota Tanjungpinang

Nomor 60 Tahun 2009

Tentang Trayek dan Kode

Trayek Angkutan Kota

Tanjungpinang, maka dapat

disimpulkan dari enam (6)

dimensi Van Meter dan Van

Horn (dalam Subarsono,

2013: 99) dapat disimpulkan

dari ke enam dimensi yang

digunakan adalah sebagai

berikut:

Dimensi pertama yaitu

Standar dan Sasaran

Kebijakan. Dimensi Standar

dan Sasaran Kebijakan

tentang isi dari Peraturan

Walikota sudah sangat jelas,

sehingga yang harus

dilakukan oleh pihak yang

terlibat didalam peraturan ini

jangan sampai antara isi

peraturan dan pelaksanaan

dilapangan berbeda.

Permasalahan yang didapat

didalam Peraturan Walikota

ini adalah kondisi jalur yang

dilalui sangat singkat

mengakibatkan masih

Page 32: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

banyaknya jalur trayek yang

tumpang tindih, dan kondisi

masyarakat yang sudah

banyak memiliki kendaraan

pribadi khususnya roda dua

(2). Untuk sosialisasi sudah

cukup baik tetapi masih

banyak kekurangan yang

perlu dievaluasi kembali agar

masyarakat dan supir

angkutan agar benar-benar

paham dengan peraturan ini.

1. Dimensi kedua yaitu

Sumber Daya. Dimensi

Sumber Daya yang

dimiliki oleh Dinas

Perhubungan anggota

yang menjalankan tugas

dilapangan maupun staf

sudah siap dalam

menghadapi situasi

apapun didalam

menjalankan tugas agar

peraturan tersebut dapat

berjalan sesuai dengan

yang diinginkan. Dari

segi Sarana dan

Prasarana yang ada

dilapangan sudah

memadai agar

memudahkan

pelaksanaan dilapangan.

2. Dimensi Komunikasi

Antar Organisasi dan

Penguatan Aktifitas.

Komunikasi masing-

masing instansi yang

mendukung pelaksanaan

Peraturan Walikota ini

telah berjalan dengan

baik sehingga kedepanya

harapan komunikasi antar

organisasi semakin

ditingkatkan agar

pelaksanaan dilapangan

Page 33: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

tersebut dapat terlaksana

dengan baik.

3. Dimensi Karakteristik

Agen Pelaksana.

Pelaksanaan implementor

sudah melaksanakan

tugas dan wewenangnya

sesuai dengan SOP yang

telah ditentukan, hal ini

diperkuat dengan belum

ada temuan dilapangan

tentang prilaku

implementor yang

melakukan

penyimpangan

dilapangan.

4. Dimensi Kondisi Sosial,

Politik, dan Ekonomi.

Adanya kelompok

kepentingan sudah

memberi dukungan untuk

menjalankan peraturan

ini, pihak-pihak

kepentingan sangat

berpengaruh terhadap

peraturan ini. Adanya

penolakan dan

dukunagan dari

masyarakat dan para

supir ankutan Kota

dengan diberlakukanya

trayek ini banyak hal

yang merugikan para

supir dan masyarakat

yaitu armada yang

beroperasi secara

keseluruhan tidak sesuai

dengan trayek, tingkat

tumpang tindih trayek

sangat tinggi, Jumlah

kendaraan yang

beroperasi sangat

banyak, sedangkan jalur

trayek angkutan yang

benar-benar aktif tidak

mengcover keseluruhan

Page 34: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

wilayah Kota

Tanjungpinang, Umur

Rata-rata kendaraan

melebihi batas ekonomis

angkutan (lebih dari 5

tahun) dan rata-rata

sudah berumur 16 tahun,

Tidak berfungsinya

Terminal Sungai Carang

sebagaimana mestinya

dan dikarenakan tidak

adanya penumpang yang

naik dan turun di

terminal.

5. Dimensi Disposisi

Implementor.

Implementor didalam

pelaksanaanya

dilapangan sudah sesuai

dengan SOP sehingga

para implementor tidak

melakukan tindakan

diluar dari tugasnya

dilapangan.

B. Saran

Adapun saran yang

dapat disampaikan dari hasil

peneltian ini mengenai

Pelaksanaan Peraturan

Walikota Tanjungpinang

Nomor 60 Tahun 2009

Tentang Trayek dan Kode

Trayek Angkutan Kota

Tanjungpinang, agar

pelaksanaan implementasi

dapat terlaksana dengan baik

maka perlu diperhatikan

beberapa hal, seperti:

1. Kedepanya berdasarkan isi

dari peraturan tersebut

dapat dievaluasi lagi

misalnya, jangan ada jalur

trayek yang saling

tumpang tindih, dan

Page 35: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

sosialisasi harus terus

dilakukan dengan rutin

agar masyarakat dan supir

angkutan umum mematuhi

dan paham dengan

peraturan Walikota

tersebut.

2. Diharapkan sebagaimana

petugas/anggota yang ada

dilapangan maupun staf

harus ditambahkan lagi

agar lebih mudah dan siap

melaksanakan tugasnya.

Selain itu sarana dan

prasarana harus dilengkapi

lagi agar mempermudah

pelaksanaan dilapangan.

3. Kedepanya adapun bagi

armada angkutan yang

beroprasi harus sesuai

dengan jalur trayeknya

bagi yang tidak mengikuti

aturan tersebut Dinas

Perhubungan harus

menindak tegas bagi yang

melanggarnya. Perlu

adanya evaluasi yang

matang terhadap jalur

trayek agar tidak ada lagi

jalur yang tumpang tindih.

Perlu adanya peremajaan

armada angkutan umum

agar tidak ada lagi

angkutan umum yang tidak

layak jalan untuk

membawa penumpang,

dengan adanya peremajaan

angkutan ini setidaknya

mengurangi angkutan

umun agar jalur trayek

dapat mengcover jalan

yang ada di Kota

Tanjungpinang.

4. Adapun kedepanya

Terminal Sungai Carang

Page 36: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

dapat berfungsi sesuai

dengan fungsinya.

Page 37: IMPLEMENTASI PERATURAN WALIKOTA TANJUNGPINANG …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · perusahaan yang menaungi supir angkutan umum, ... data yang

DAFTAR PUSTAKA

Buku-Buku :

Dunn , N William. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik, Gadjamada

University Press Yogyakarta .

Keban, T Yeremias. 2008. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik,

Konsep, Teori dan Isu, Penerbit Gava Media Yogyakarta.

Meleong. 2002 . Metode Penelitian Kualitatif Bandung. Rosdakarya Offet .

Bandung.

Subarsono, AG. 2013. Analisis Kebijakan Publik, Konsep, Teori dan

Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung .

Alfabeta.

Sutrisno, Hadi, 1987. Metodologi Research 2, Yogyakarta : Andi Offset.

Sunarno, Siswanto. 2008. Hukum Pemerintahan Daerah, Jakarta. Sinar Grafika.

Pasalong, Harbani. 2011. Teori Administrasi Publik. Bandung, Alfabeta.

Wahab, Solichin Abdul. 2005. Analisis Kebijaksanaan: Dari Formulasi Ke

Implementasi Kebijaksanaan Negara. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Widodo, Joko. 2010. Analisis Kebijakan Konsep dan Aplikasi Analisis Proses

Kebijakan Publik. Malang: Bayumedia.

Winarno, Budi, 2012. Kebijakan Publik: Teori, Proses, dan Studi Kasus,

Yogyakarta: Center For Academic Publishing Service.