implementasi pasal 4 undang-undang ri nomor 33 …
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI PASAL 4 UNDANG-UNDANG RI NOMOR 33 TAHUN
2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL DI PASAR MARDIKA KOTA
AMBON
SKRIPSI
Diajukan guna memenuhi Syarat-syarat memperoleh Gelar Sarjana Hukum (SH)
Pada Program Studi Perbandingan Madzhab Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon
Oleh:
SARIFUDIN
NIM. 150103006
PROGRAM STUDI PERBANDINGAN MADZHAB
FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) AMBON
2019
ABSTRAK
NAMA : SARIFUDIN
Nim : 150103006
Jur/Fak : Perbandingan Madzhab/Syariah dan Ekonomi Islam
Judul : Implementasi Pasal 4 UU RI No.33 Tahun 2014 tentang
Jaminan Produk Halal di Pasar Mardika Kota
Ambon
Judul Penelitian ini adalah Implementasi Pasal 4 UU RI No.33 tahun 2014
tentang Jaminan Produk Halal di Pasar Mardika Kota Ambon. Adapun Masalah
penelitian ini yaitu : Bagaimana Implementasi Pasal 4 UU RI No. 33 tahun 2014
tentang Jaminan Produk Halal di Pasar Mardika Kota Ambon? Apakah faktor-faktor
yang mempengaruhi implementaasi pasal 4 UU RI No.33 Tahun 2014 tentang
Jaminan Produk Halal di Pasar Mardika Kota Ambon?.
Tipe penelitian yang dilaksanakan ini adalah tipe penelitian lapangan yang
didasarkan pada kaidah-kaidah kualitatif. Penelitian lapangan adalah penelitian yang
data utamanya diperoleh dari informasi-informasi dan bukan dari kepustakaan.
Sedangkan maksud dari kaidah-kaidah kualitatif adalah bahwa penelitian tidak
menggunakan rumus statistik dalam analisisnya. Metode yang digunakan adalah
wawancara, observasi dan dokumentasi. Metode analisis data yang diperoleh dan
telah dikumpulkan serta diolah dengan metode kualitatif karena dilihat dari sifat dan
data penelitianya yang berupa deskriptif. Data tersebut kemudian disajikan secara
deskriptif analitis.
Hasil penelitian menunjukan bahwa Implementasi Pasal 4 UU RI No.33 tahun
2014 tentang Jaminan Produk Halal di Pasar Mardika Kota Ambon belum berjalan
secara Maksimal hal ini berdasarkan masih banyaknya produk yang beredar dan
diperdagangkan di Pasar Mardika tidak mempunyai Label Halal, hal tersebut
disebabkan beberapa faktor sseperti belum adanya Peraturan Pelaksana, belum
adanya Sosialisasi dari lembaga terkait, dan tidak adanya keperdulian dan
pemahaman Masyarakat tentang Halal. Selain itu Materi Muatan Pasal 4 Undang-
Undang RI No.33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal masih bersifat Umum
dan mempunyai Jangkauan yang sangat luas untuk Sertifikasi halal setiap Produk
Yang beredar.
KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat,
karunia dan kasih sayang-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
sebagaimana mestinya. Tak lupa pula sholawat beserta salam penulis haturkan ke
junjungan besar Nabi Muhammad Saw yang telah menaungi kita dari zaman jahiliyah
sehingga kita berada dalam manisnya Iman dan Islam seperti sekarang ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini, banyak hambatan dan
kesulitan yang dihadapi. Namun, berkat keyakinan, bantuan, serta dukungan dari
keluarga, dosen pembimbing, dan teman-teman semua, sehingga segala kesulitan
yang dihadapi dapat diatasi. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis dengan
penuh ketulusan dan keikhlasan hati hendak menyampaikan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Ayahanda Samarudin dan Ibunda Tersayang Sabaria, yang sudah
mengorbankan segalanya. Menderita, mengasuh, mendidik, mencurahkan
perhatian dan kasih sayang yang tulus. Dengan susah payah membesarkan dan
mendoakan sehingga menjadi motivasi bagi penulis utnuk terus bersemangat
dalam menyelesaikan studi. Adik Arni, adik Jeki, Yassar, Kakek dan Nenek,
Bibi saya MM Tani, Bibi Rufina, Bapak Aril, Sepupu Miana, Muliadin,
Zulkifli yang selalu meberi semangat untuk tetap kuat samapi akhir. serta
Bapak Tua biasa disapa dengan sebutan Rektor, Nenek Asi, Bibi Aysah,
Muhammad Nasir, Jalaludin yang selalu memeberikan seluruh perhatian serta
cinta dan kasih sayang yang tiada habis-habisnya bahkan do`a-do`a
munajatnya yang tak terhenti-hentinya siang dan malam kepada Allah SWT.
2. Bapak DR. H. Hasbollah Toisuta, M.Ag, selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Ambon dan para Wakil Rektor, yang telah memberikan
andilnya dalam perkembangan Institut Agama Islam Negeri Ambon.
3. Bapak DR. Djumadi Djunaidi, M.H, selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Ekonomi Islam dan Wakil dekan I Bidang Akademik, Wakil Dekan II Bidang
Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan dan Wakil Dekan III Bidang
Kemahasiswaan dan Kerja Sama Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam Institut
Agama Islam Negeri Ambon.
4. DR. Roswati Nurdin, M.HI (Mami Ros) selaku Ketua Jurusan dan Ibu Rosita
selaku Sekertaris Jurusan Perbandingan Madzhab dan Hukum Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Ambon.
5. Umi Thalhah, MA,dan Bapak Ghazali Rahman sebagai Pembimbing I dan II,
atas segala bimbingan dan arahan, demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi
ini.
6. Ustadz Drs. Husen Maswara, M.Thi selaku penguji I dan ibu St. Syahruni
Usman, M.HI selaku penguji II yang telah banyak memberikan kritik, saran
dan arahan serta solusi kepada penulis dalam penilisan skripsi ini.
7. Keluarga besar Calon Magister, Tuan Guru Besar Ustadz Adhar Syahputra
selaku Guru dan juga Kakak yang telah banyak Memberikan Nasehat,
Masukan bahkan banyak mengajarkan tentang nilai-nilai Kehidupan sehingga
peneliti dapat melalui segala Ujian yang dihadapi selama Proses Perkuliahan
dan Penelitian berjalan, Bapak Sek Rifai Idris selaku Saudara, Sahabat, teman
seperjuangan yang selalu menemani dalam setiap proses Akademik bahkan
dalam mencari Cinta Sejati yang tak kunjung dapat.
8. Kepala unit perpustakaan IAIN Ambon dan staf-stafnya atas pelayanan di
perpustakaan.
9. Bapak-bapak, Ibu-ibu dosen, karyawan serta semua civitas akademika IAIN
Ambon.
10. Keluarga besar LABC, Kanda Gede, La Aubo, S.Sos, Surida, Sarman, Arifin,
M. Faris, dan Juga Hubby yang telah memberikan dorongan untuk
penyelesaian tugas akhir ini. kepada sahabat dan Keluarga Besar Jurusan
Perbandingan Madzhab wabil Khusus angkatan 2015, Adhar Syaputra, Rifai
Idris, Irma Mangar, Dessy Amaliah Rumluan, Suryani Tuanaya, Iklim Risaldi
Rudy, Fatmawaty Dewi Tukloy, Adit Abas Kaliamang, Intan Puspita
Betaubun, Sulfan Baun, dan Teman-Teman PMH Kelas B
11. Sahabat-Sahabat Seperjuanganku di Lokasi KKN Dusun Suhuputih dan
Keluarga Besar Dusun Suhuputih dan tidak lupa pula Teman-Teman
Paguyuban Aowasiangko dan Tak lupa pula yang spesial penyemangat yang
selalu menyenangkan hati, sosok Bidadari Surga (TRK).
12. Kepada pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya
yang telah banyak memberikan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhirnya skripsi ini kami persembahkan dalam sidang ujian mnaqasyah.
Semoga bermanfaat. Hanya Allah SWT yang bisa membalas segala kebaikan kalian
semua yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Ambon, Maret 2019
Penulis
61
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................................i
ABSTRAK....................................................................................................................ii
KATA PENGANTAR................................................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN....................................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................v
DAFTAR ISI...............................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................8
C. Batasan Masalah....................................................................................8
D. Tujuan Penelitian...................................................................................9
E. Manfaat Penelitian.................................................................................9
F. Definisi Operasional............................................................................10
G. Tinjauan Pustaka..................................................................................12
H. Metode Penelitian................................................................................14
I. Garis-Garis Besar Isi Skripsi...............................................................18
BAB II KAJIAN TEORITIS....................................................................................20
A. Pengertian Implentasi (Penerapan)......................................................20
B. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Implementasi...............................24
C. Sejarah dan Perkembangan makanan Halal di Indonesia...................26
62
D. Tujuan Jaminan Produk Halal (JPH)...................................................32
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN......................................33
A. Kondisi Geografis Kota Ambon..........................................................33
B. Kondisi Geografis dan Sosial Ekonomi Pasar Mardika Kota Ambon.34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................36
A. Perubahan Kewenangan LPPOM MUI berdasarkan UU JPH.............36
B. Distribusi Produk Halal di Pasar Mardika Kota
Ambon......................43
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Pasal (4) Undang-
Undang RI Nomor 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal......47
D. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Implementasi Pasal (4)
UU
JPH.......................................................................................................52
BAB V PENUTUP.....................................................................................................60
A. Kesimpulan..........................................................................................60
B. Saran....................................................................................................61
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................62
63
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang berideologikan Pancasila sebagai
pandangan hidup suatu bangsa. Indonesia juga merupakan Negara yang mengakui
dan melindungi keberagaman Masyarakat, salah satunya keberagaman dalam
beragama. Itu dapat dibuktikan dalam sila pertama pada pancasila yang berbunyi:
“Ketuhanan yang Maha Esa”. Untuk mewujudkan ketentuan yang dimaksud pada sila
pertama, maka nilai-nilai keberagaman dalam beragama itu kembali di tuangkan
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang berbunyi:
“Atas berkat Rahmat Allah yang Maha Kuasa dan dengan di dorongkan oleh
keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat
Indoneesia menyatakan dengan ini kemrdekaanya”. Kemudian kembali
diimplementasikan dalam butir Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana terdapat pada Pasal 29 ayat (2) yang berbunyi: “Negara
Menjamin Kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-
masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaanya itu”. 1
Sedangkan dalam UU no 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
sebagaimana di sebutkan dalam pasal 22 yang berbunyi, (1) “setiap orang bebas
memeluk agamanya masing-masing untuk beribadat menurut agama dan
1 Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia, (Jakarta: 2018) h.161
64
kepercayaanya itu”. (2) Negara menjamin kemerdekaan setiap orang memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaanya
itu”.2 Dengan demikian, pada dasarnya aturan kehidupan dalam beragama
menyangkut semua aspek kehidupan, baik masa lalu, masa kini maupun masa yang
akan datang, mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya atau biasa disebut
dengan (Habluminaullah), Manusia dengan sesamanya atau biasa di sebut dengan
(Habluminannas) dan hubungan manusia dengan Alam atau biasa di sebut dengan
(hablumminal’alam), sehingga jangkauanya sangatlah luas. Dalam sejarah
perkembangan telah terjadi perubahan dalam pola hidup manusia dalam beragama
yang pada hakekatnya berkembang sejalan dengan proses perkembangan teknologi
dan social budaya.
Ajaran Islam memang mencakup seluruh aspek kehidupan, takterkecuali
masalah makanan. Makanan merupakan keperluan yang penting bagi manusia. Dalam
memilih makanan, kebanayakan konsumen lebih mengutamakan cita rasa makanan
dan kurang memperdulikan kehalalanya. Sejaran dengan ajaran syariah Islam
konsumen muslim menghendaki agar produk-produk yang dikonsumsi terjamin
kehalalanya dan kesucianya. Dalam ketentuan halal, haram, thayyib dan subhat
terkandung nilai spiritual serta mencerminkan keluhuran budi pekerti dan akhlak
2 Undang-Undang RI, tentang Hak Asasi Manusia, Pasal 22
65
seseorang. Oleh karenanya, syariat Islam menaruh perhatian yang sngat tinggi dalam
menentukan makanan minuman itu halal, haram, atau meragukan (syubhat).3
Indonesia sebagai Negeri dengan penduduk muslim terbesar di dunia, yaitu
190.113.060 dari total jumlah penduduk 237.641.326 jiwa atau 80% (BPS, 2013), isu
makanan halal menjadi isu yang sensitive bagi masyarakat. Selain itu, Indonesia juga
merupakan pasar konsumen muslim yang sangat potensial. Pemerintah memiliki
tanggung jawab besar melindungi masyarakat secara keseluruhan, terutama
konsumen atas kehalalan produk-produk yang beredar dan di pasarkan. Demikian
juga para produsen, secara hukum, etika, dan moral berbisnis di tuntut memiliki
tanggung jawab produk ( product liability ) atas produk yang di edarkan jika terdapat
cacat, membahayakan, atau tidak memenuhi standar yang telah di perjanjikan.4
Kata halal dan haram sendiri merupakan istilah Al-qur’an dan ini digunakan
dalam berbagai tempat dengan konsep berbeda, dan sebagianya berkaitan dengan
makanan dan minuman. Kedua kata tersebut juga digunakan dalam Hadis Nabi Saw.
halal secara bahasa menurut sebagian pendapat, berasal dari akar kata احل yang
artinya (لابحة) artinya sesuatu yang di bolehkan menurut syariat. al-Jurjani menulis,
kata "halal" berasal dari kata احل yang berarti "terbuka"(الفتح). secara istilah, berarti
sesuatu yang tidak di kenakan sanksi penggunaanya atau sesuatu perbuatan yang di
bebaskan syariat utk dilakukan.
3 Muchtar Ali, Konsep Makanan Halal dalam tinjauan Syariah, (2006) h.1 4 Muchith A. Karim, Perilaku Komunitas Muslim Perkotaan dalam Mengkonsumsi Produk
Halal, (Jakarta: 2013) h.1
66
Abu Muhammad al-Husayn ibn Mas'ud al-Baghawi (436-510H) dari
madzhab Syafi'i, berpendapat bahwa kata halal berarti sesuatu yang dibolehkan oleh
syariat karena baik. Muhammad ibn Ali al-Syawkani (1759-1834H) berpendapat,
dinyatakan sebagai halal karena telah terurainya simpul tali atau ikatan larangan yang
mencegah. Dari kalangan ulama kontemporer seperti Yusuf al-Qaradhawi,
mendefinisikan halal sebagai sesuatu yang dengannya terurailah buhul yang
membahayakan, dan Allah memperbolehkan untuk di kerjakan. Sementara Abd al-
Rahman ibn Nashir ibn al-Sa'di mendefinisikan kata halal menyorotinya ketika
bagaimana memperolehnya, bukan dengan cara gashab, mencuri, dan bukan sebagai
hasil muamallah yang haram atau berbentuk haram.5
Dari beberapa penjelasan tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan halal
adalah sesuatu yang diperbolehkan syariat untuk (i) dilakukan, (ii) digunakan, (iii)
diusahakan, karena telah terurai tali atau ikatan yang mencegahnya atau unsur yang
membahayakanya dengan disertai perhatian cara memperolehnya, bukan dengan hasil
muamallah yang dilarang.
Dasar yang digunakan untuk menunjukan keharusan mengonsumsi makanan
dan minuman, tumbuhan dan binatang/hewan yang telah halal lagi thayib (baik)
tercantum dalam al-qur’an dan hadis. Contoh perintah untuk mengonsumsi dan
memanfatkan yang halal yaitu: Q.s al-Baqarah [2]: 168 dan Q.s al-Nahl [16]: 4, al-
Maidah [5]: 87 dan 88, al-Anfal [8]: 69, an-Nahl [16]: 114. Dalam ayat-ayat ini kata
5 Ibid, h.2
67
halal menjadi dasar perintah mengosumsi makanan dan minuman yang halal dan
thayib.
Tujuan pengaaturan halal suatu makanan menurut para Ulama menegaskan
bahwa hukum Islam diciptakan untuk mewujudkan kemaslahatan manusia di dunia
dan di akhirat. Kemaslahatan yang ada bersifat primer (dharuriyya), sekunder
(hajiyyah), dan bersifat tersier (tahsiniyyaah), sebagaimana dinyatakan Imam al-
Ghazali dan al-Syathibi. Menurut Imam al-Syathibi, tugas syariah berorientasi pada
terwujudnya tugas-tugas kemanusiaan yang terdiri atas bagian primer (dharuriyya),
sekunder (hajiyyah), dan tersier (tahsiniyyaah). Primer artinya sesuatu yang harus ada
guna terwujudnya kemaslahatan agama dan dunia. Apabila sesuatu itu hilang,
kemaslahatan manusia akan sulit terwujud, bahkan akan menimbulkan kerusakan,
kekacauan dan kehancuran.6
Disisi lain kebahagiaan dan kenikmatan akan lenyap dan kerugian yang nyata
akan muncul. Untuk menjaga hal tersebut diperlukan dua hal. Pertama, sesuatu yang
dapat menjaga dan menguhkukan pondasi dan kaidah syariat dan merupakan aspek
utama untuk menjaga keberadaan syariat. Kedua, sesuatu yang dapat mencega
pelanggaran lansung atau tidak lansung terhadap syariat dan merupakan aspek untuk
menghindari kepunahan syariat.
Apabila syariat bertujuan untuk menjaga kemaslahatan, ini dapat dipahami
bahwa syariat bertujuan mencegah dan menghilangkan kerusakan-kerusakan. Prinsip
6 Download.portalgaruda.org (diakses tanggal 6 April 2019)
68
ini di tegaskan dalam hadis “tidak ada kemudaratan dan tidak boleh memudaratkan.
Hadis tersebut adalah hadis ahad. Maksud hadis ini tidak ada kemudaratan dan tidak
boleh memudaratkan, yaitu seseorang tidak boleh merusak dirinya dan orang lain.
Tidak boleh memulai berbuat kerusakan atau membalas dengan kerusakan. Apabila
kerusakan dan perbuatan merusak dilarang, kemaslahatan dan kesejahteraan akan
terjaga dan terpelihara. Dan hadis ini ada ulama berkesimpulan bahwa pada
prinsipnya kemudaratan itu haram. Kata mudarat yang dimuat dalam hadis tersebut
berbentuk umum dalam ungkapan peniadaan. Dengan demikian yang dimaksud
mudarat yaitu pelbagai jenis kerusakan. Sedangkan kemaslahatan pada prinsipnya
adalah mubah.
Imam Syathibi mengisyaratkan bahwa pemeliharaan kemaslahatan atau
tujuan-tujuan syariat dapat di wujudkan dalam dua bentuk, yaitu positif dan negative.
Positif dalam arti syariat harus memelihara hal-hal yang dapat menegangkan dan
mengukuhkan pilar-pilarnya dan negative dalam arti syariat adalah mencegah
pelanggaran lansung atau tidak lansung yang dapat merusaknya. Oleh karena itu
mencegah kerusakan sangat diperlukan untuk menegahkan kemaslahatan.
Sebagai bentuk perlindungan dan untuk mewujudkan hak-hak beragama
sebagaimana dalam sila pertama ideology bangsa yang berbunyi “Ketuhanan yang
Maha Esa” kemudian dalam pembukaan UUD NRI Indonesia dan tertuang kembali
69
dalam pasal 29 ayat (2)7 “Negara Menjamin Kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaanya itu”. Maka pemerintah menyetujui undang-undang yang di bahas
secara bersama dengan Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia yaitu UU nomor 39
TAHUN 1999 tentang hak asasi manusia sebagaimana terdapat dalam pasal 22 ayat
(1) DAN (2) yang kemudian lebi khusus itu dituangkan dalam UU Nomor 33 tahun
2014 Tentang Jaminan Produk Halal, sebagaimana tercantum dalam pasal 4 UU
Nomor 33 tahun 2014 yang berbunyi, “produk yang masuk, beredar dan di
perdagangkan di wilayah Indonesia wajib bersertifikat halal”.
Undang-Undang Nomor 33 tahun 2014 tentang JPH sebagai landasan Hukum
memberi perlindungan hukum konsumen muslim terhdaap ketidak pastian
penggunaan pelbagai produk makanan dan minuman halal baik dalam bentuk barang
dan jasa sesuai dengan kewajiban hukum islam.8
Walaupun sudah di berlakukan UU Nomor 33 tahun 2014 tentang Jaminan
Produk Halal (JPH) belum sepenuhnya memberikan perlindungan hukum bagi
konsumen muslim terhadap produk makanan dan minuman halal, karena Undang-
Undang ini belum efektif berlakunya dan efektifnya berlakunya 5 tahun setelah
pengesahan yaitu tahun 2019, berdasarkan pasal (66) Undang-undang Nomor 33
tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal menyatakan, undang-undang yang berlaku
7 Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia, (Jakarta: 2018) h.161 8 Aal Lukmanul Hakim, Dissecting the contents of law of Indonesia of halal product
assurance, Indonesia law review (Januari-April 2015), h.89
70
sebelum berlakunya undang-undang ini tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan
dengan undang-undang nomor 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal.
Dewasa ini masih banyak ditemukan peredaran produk makanan dan
minuman baik yang tersebar di pasaran Salah satunya Produk Kemasan Usaha Kecil
Menengah yang dikelolah oleh Masyarakat. Hal ini menunjukan masih rendahnya
kewajiban pelaku usaha mengikuti ketentuan hukum sertifikat halal.
Berdasarkan Uraian di atas penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul “Implementasi Pasal 4 Undang-
Undang RI Nomor 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal di pasar
Mardika kota Ambon”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang Masalah sebagaimana diuraikan di atas maka
dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
a. Bagaimana Implementasi Pasal 4 Undang-undang RI nomor 33 tahun 2014
tentang Jaminan Produk Halal di pasar Mardika Kota Ambon?
b. Apa saja faktor-faktor yang Mempengaruhi Implementasi Pasal 4 Undang-
undang RI Nomor 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal di pasar
Mardika Kota Ambon?
C. Batasan Masalah
71
Ruang lingkup atau batasan mengenai hal-hal yang berkenaan dengan
pembahasan merupakan pembatasan-pembatasan seperlunya terhadap materi yang
hendak dibahas dengan maksud untuk lebih terarahnya pembahasan dan untuk
mencegah meluasnya permasalahan yang kadang-kadang justru akan mengaburkan
pembahasan terhadap permasalahan yang di angkat.
Sesuai dengan permasalahan tersebut di atas, Penelitian ini akan dilakukan di
Pasar Mardika Kota Ambon setelah satu bulan Proposal ini diseminarkan dengan
Objek Para pelaku Usaha dan pedagang di Pasar Mardika Kota Ambon yang sesuai
dengan Tinjauan Pasal (4) Undang-Undang RI Nomor 33 tahun 2014 Tentang
Jaminan Produk Halal.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan Pokok Masalah di atas, maka Penelitian ini mempunyai tujuan
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Implementasi Pasal (4) Undang-undang RI nomor 33
tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal di pasar Mardika kota Ambon.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Implementasi Pasal (4)
Undang-Undang RI Nomor 33 tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal di
Pasar Mardika Kota Ambon.
72
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu:
1. Manfaat Teoritis:
a. Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan tentang
Implementasi Pasal (4) UU Jaminan Produk Halal.
b. Diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran untuk
dijadikan arah penelitian yang lebih lanjut pada masa yang
akan datang.
c. Sebagai syarat untuk mencapai gelar kesarjanaan pada Program
Studi Perbandingan Madzhab, fakultas syariah dan Ekonomi
Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat membawa hasil yang dijadikan
bahan masukan bagi para pihak yang menjalankan aturan
terkait.
b. Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan penulis dalam
pengembangan ilmu hukum khususnya sistem jaminan halal.
73
F. Definisi Operasional
Untuk memudahkan dalam memahami judul penelitian ini, dan untuk tidak
terjadi kesalapahaman terhadap arah serta sasaran yang hendak dicapai perlu
dijelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam pengertian judul, Yaitu:
1. Implementasi
Impemelentasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah
rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci.
Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaaan sudah
dianggap fix, sedangkan menurut Daniel A. Mazmanian dan Paul
Sabatier sebagaimana dikutip dalam buku Solihin Abdul Wahab,
mengatakan bahwa Imlementasi adalah memahami apa yang
senyatanya terjadi sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau di
rumuskan merupakan focus perhatian.
2. Undang-Undang
Undang-undang adalah suatu peraturan atau keputusan negara yang
tertulis dibuat oleh alat perlengkapan negara yang berwenang
(bersama-sama oleh DPR dan Presiden) dan mengikat masyarakat.9
3. Jaminan Produk Halal (JPH)
a) Jaminan Adalah Memberikan Suatu Kepastian, keamanan,
kenyamana dan keselamatan.
9 http://www.ensikloblogia.com/2016/08/pengertian-undang-undang-dalam-arti.html (di akses
tanggal 10 Februari 2019)
74
b) Poduk adalah barang atau jasa yang terkait dengan makanan,
minuman, obat-obatan, kosmetik, produk kimiawi, produk
biologi, produk rekayasa genetic, serta barang gunaan yang di
pakai, digunakan, atau di manfaatkan oleh masyarakat.
c) Halal, kata Halal berasal dari bahasa Arab berakar dari kata
halla yang artinya “lepas” atau “tidak terikat”, secara etimologi
kata halal adalah hal-hal yang boleh dan dapat dilakukan
karena bebas atau tidak terikat dengan ketentuan yang
melarangnya atau bisa juga diartikan sebagai segala sesuatu
yang bebas dari bahaya dunia dan akhirat sesuai ketentuan
Islam. Dalam konteks pangan, Halal adalah makanan yang
boleh dikonsumsi, diproduksi, dan dikomersialkan.10
Sesuai Pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Implementasi Undang-
Undang Nomor 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal merupakan Tindakan
pelaksanaan aturan atau keputusan Negara sebagai bentuk Perlindungan dan sebagai
bentuk bagian dari pemenuhan hak-hak yang warga Negara dalam memberikan suatu
kepastian, keamanan, kenyamanan dan keselamatan dalam memproduksi atau
mengkonsumsi Makanan dan Minuman yang baik sesuai ketentuan syariat.
10 Salinan, Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 Tentan Jaminan Produk Halal
75
G. Tinjauan Pustaka
Dalam Rangka menumbuhkan semangat anti plagiat didalam dunia
pendidikan di Indonesia mahasiswa diwajibkan untuk mampu mewujudkan
orisinalitas dan penelitian yang sedang ditulis. Dalam hal ini penulis wajib memakai
minimal 2 (dua) penelitian pembeda, adapun 2 (dua) pembeda dalam penelitian ini
adalah:
1. Skripsi yang berjudul “ Sertifikat Halal pada Produk Makanan dan
Minuman memberi perlindungan dan kepastian hukum hak-hak
Konsumen Muslim “. Yang disusun oleh Syafrida Mahasiswa Fakultas
Hukum di Universitas Tama Jagakarsa. Dalam skripsi ini mengangkat
2 (dua) permasalahan, yaitu tentang: 1) Bagaimana prosedur
pemberian sertifikat halal? 2) apa manfaat sertifikat halal pada produk
makanan dan minuman bagi konsumen Muslim? Hasil dari penelitian
dari skripsi ini adalah Sertifikat halal tidak hanya memberi manfaat
perlindungan hukum hak-hak konsumen muslim terhadap produk yang
tidak halal, tetapi juga meningkatkan nilai jual produk pelaku usaha,
karena konsumen tidak akan ragu lagi untuk membeli produk yang
diperdagangkan pelaku usaha. Logo sertifikat halal memberikan
kepastian hukum kepada konsumen muslim bahwa produk tersebut
halal sesuai syariat islam.
76
Skripsi diatas menjelaskan tentang prosedur sertifikasi halal dan
jaminan atau kepastian yang diberikan melalui logo sertifikat halal.
Beda halnya dengan penulis yang sedang di teliti yaitu mengenai
Implementasi dari UU No 33 tahun 2014 tentang JPH, penulis meneliti
di bagian pelaksanaan aturan UU No. 33 tahun 2014 tentang JPH dan
faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan dari aturan tersebut,
yang merupakan bagian dari perlindungan Negara dan memberikan
kepastian terhadap produsen dan konsumen Muslim. 11
2. Skripsi yang berjudul “Makanan Halal dan tayyib prespektif al-
Qur’an” yang disusun oleh Kasmawati yang merupakan mahasiswa
Fakultas Ushuludin UIN Alauddin Makassar dengan mengangkat
rumusan masalah: 1) apa hakikat makanan halal dan tayyib?. 2)
bagaimana analisis tekstual Q.S al-Baqarah/2: 168?. 3) bagaimana
unsur-unsur terkandung dalam Q.S al-Baqarah/2: 168?.
Skripsi diatas fokus mengkaji tentang Makanan halal dan juga tayyib
sesuai dengan tuntunan al-Qur’an, Beda halnya dengan penulis yang
sedang di teliti yaitu mengenai Implementasi dari UU No 33 tahun
2014 tentang JPH, penulis meneliti di bagian pelaksanaan aturan UU
No. 33 tahun 2014 tentang JPH dan faktor-faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan dari aturan tersebut, yang merupakan bagian dari
11
Syafrida, Sertifikat Halal pada Produk Makanan dan Minuman memberi perlindungan dan
kepastian Hukum Hak-hak Konsumen Muslim.
77
perlindungan Negara dan memberikan kepastian terhadap produsen
dan konsumen Muslim.12
H. Metode Penelitian
Metode Penelitian adalah cara melakukan sesuatu dengan menggunakan
pikiran secara seksama untuk mencapai suatu tujuan dengan cara mencari, mencatat,
merumuskan, dan menganalisis sampai menyusun laporan.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilaksanakan ini merupakan penelitian lapangan yang
didasarkan pada kaidah-kaidah kualitatif. Penelitian lapangan adalah penelitian yang
data utamanya diperoleh dari informasi-informasi di lapangan dan bukan dari
kepustakaan. Sedangkan maksud dari kaidah-kaidah kualitatif adalah bahwa
penelitian tidak menggunakan rumusan statistic dalam analisanya.13
1. Jenis Pendekatan
Adupun Pendekatan dalam penulisan skripsi ini yaitu:
a. Pendekatan Secara Yuridis
Pendekatan secara yuridis merupakan pendekatan yang dilakukan dengan
mengkaji peraturan-peraturan yang berlaku dengan literatur yang erat kaitanya
12 Kasmawati, Makanan Halal dan Thayib Prespektif Al-Quir’an, Pdf (diakses tanggal 10
Februari) 13 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group), h.35
78
dengan kebijakan pemerintah , yang dalam hal ini lebih khusus terhadap penerapan
Pasal (4) Undang-Undang Nomor 33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal
(JPH).
b. Pendekatan Secara Empiris
Pendekatan secara Empiris merupakan pendekatan yang dilakukan melalui
pengumpulan informasi tentang kejadian yang terjadi pada prakteknya dan terhadap
pihak-pihak yang dianggap mengetahui masalah yang berhubungan dengan
Implementasi pasal (4) Undang-Undang Nomor 33 tahun 2014 tentang Jaminan
Produk Halal (JPH).14
B. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian ini secara rinci terbagi menjadi dua:
1. Lembaga yang berwewenang dan ikut terlibat dalam proses sertifikasi seperti
MUI Kota Ambon yang berlokasi di Kapaha Kota Ambon.
2. Pelaku Usaha yang Produknya beredar di seputaran Pasar Mardika Kota
Ambon.
Populasi dalam penelitian merupakan kumpulan Individu atau obyek yang
merupakan sifat-sifat umum. Sedangkan sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti.
14 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika), h.30
79
C. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan setelah satu bulan dari proposal ini di setujui dan
di seminarkan.
D. Sumber Data
Untuk Memperoleh data dari penelitian ini, data yang di dapatkan bersumber
dari data berikut:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan.
Adapun sumber utama dalam penulisan penelitian ini adalah yang diperoleh
dari hasil wawancara terhadap pimpinan atau penanggung jawab Sistem
Jaminan Halal di Majelis Ulama Indonesia Kota Ambon dan Pelaku
Usaha/pedagang makan dan minuman. Wawancara tersebut dikaitkan dengan
pasal (4) Undang-Undang Nomor 33 tahun 2014 Tentang Jaminan Produk
Halal (JPH).
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil penelitian
kepustakaan dengan melakukan studi dokumen, arsip dan literature-literatur
dengan mempelajari hal-hal yang bersifat teoritis, konsep-konsep dan
80
pandangan-pandangan, doktrin dan asas hukum yang berkaitan dengan pokok
penulisan.15
E. Fokus Penelitian
Fokus Penelitian yaitu Mendeskripsikan mengenai implementasi pasal (4)
Undang-Undang Nomor 33 tahun 2014 di Kawasan Pasar Mardika Kota Ambon.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen Utama dalam Penelitian Kualitatif ini adalah Peneliti Sendiri.
Penelitian Kualitatif merupakan pendekatan yang menekankan pada hasil pengamatan
peneliti dilapangan, karenanya peneliti wajib hadir di lapangan mengingat peneliti
berperan sebagai instrument utama dalam pengumpulan data secara lansung.16
Kehadiran Peneliti dilapangan dimaksudkan untuk lebih memahami makna
dan penafsiran terhadap fenomena dan simbol-simbol interaksi di lapangan. Untuk itu
dibutuhkan keterlibatan dan penghayatan peneliti terhadap subyek penelitian di
lapangan. Hal inilah merupakan alasan peneliti harus menjadi Instrumen Kunci (the
key instrument) dalam penelitian kualitatif.
15 Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014),
h.135 16
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R d D,
(Cet.XIV; Bandung, 2012) h. 400
81
Demikian dalam Penelitian Kualitatif, Peneliti merupakan instrumen dalam
hal pengumpulan data dengan cara mengamati secara lansung kepada masyarakat
yang merupakan subjek dari sebuah peraturan terhadap Implementasi pasal (4)
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH).
I. Garis-Garis Besar Isi Skripsi
Untuk lebih mempermudah dalam menyelesaikan proposal ini, dan untuk
mensistematikan pembahasan dengan tujuan agar muda dipahami, maka penulis
menguraikan garis-garis besarnya sebagai berikut:
Bab pertama terdiri dari pendahuluan, yang menguraikan latar belakang,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi
operasional, tinjauan pustaka, metode penelitian dan garis-garis besar isi skripsi.
Bab Kedua Kajian Teoris yang terdiri dari: Pengertian Implementasi
(Penerapan), Faktor-Faktor yang mempengaruhi Implementasi, Sejarah dan
Perkembangan makanan halal di Indonesia, dan Tujuan Jaminan Produk Halal.
Bab Ketiga Penulis Menguraikan Gambaran Umum Lokasi Penelitian Yang
Terdiri dari: Kondisi Geografis Kota Ambon dan Kondisi Geografis dan Sosial
Ekonomi Pasar Mardika Kota Ambon.
82
Bab ke Empat penulis menguraikan tentang hasil dan Pembahasan
menguraikan tentang, Perubahan kewenangan LPPOM MUI berdasarkan UU JPH,
Distribusi Produk Halal di Pasar Mardika Kota Ambon, Analisis yang mempengaruhi
UU JPH di Pasar Mardika Kota Ambon, Faktor-Faktor yang mempengaruhi
penerapan UU JPH di Pasar Mardika Kota Ambon.
Bab kelima berisi Penutup, penulis mengemukakan kesimpulan dari hasil
penelitian, yang terdiri dari kesimpulan dari pembahasan skripsi dan saran yang
berkaitan dengan permasalahan, dan di ikuti oleh daftar Pustaka.
96
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Kondisi Geografis Wilayah Kota Ambon
Letak Kota Ambon sebagian besar berada dalam wilayah Pulau Ambon,
yang secara geografis berada pada posisi: 3º - 4º Lintang Selatan dan 128º - 129º
Bujur Timur, di mana secara umum Kota Ambon meliputi wilayah di sepanjang
pesisir dalam Teluk Ambon dan pesisir luar Jazirah Leitimur dengan total panjang
garis pantai 102,7 Km. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1979 luas
wilayah Kota Ambon seluruhnya seluas 377 km2 dan berdasarkan hasil survey tata
guna tanah tahun 1980 luas wilayah daratan Kota Ambon tercatat seluas 359,45 Km2.
31
Secara keseluruhan Kota Ambon berbatasan dengan Kabupaten Maluku Tengah
dengan batas – batas sebagai berikut :
Sebelah utara : Desa Hitu, Hila, Kaitetu, Kec. Leihitu, Kab. Maluku Tengah
Sebelah selatan : Laut Banda
Sebelah timur : Desa Suli, Kec. Salahutu, Kab. Maluku Tengah
Sebelah barat : Desa Hatu, Kec. Leihitu Barat, Kab. Maluku Tengah
Wilayah administrasi Kota Ambon ini berdasarkan Peraturan Daerah
(PERDA) Kota Ambon Nomor 2 Tahun 2006 dimekarkan menjadi 5 kecamatan dari
sebelumnya 3 kecamatan, yang membawahi 20 kelurahan dan 30 desa/ negeri.
31 https://id.m.wikipedia.org, (diakses tanggal 3 Maret 2019)
97
B. Kondisi Geografis dan Sosial Ekonomi Pasar Mardika Kota Ambon
Pasar Mardika terletak di bagian utara kota Ambon dibagian Barat
berseblahan dengan Pantai Losari, diseblah timur berseblahan dengan Pasar Batu
Merah sedangkan seblah selatan berseblahan dengan Belakang Soya dan wijaya.
tepatnya dekat dengan berbagai fasilitas kota seperti Pelabuhan, Alun-alun dan
kentor-kantor pemerintahan. Pasar ini sudah sejak dulu menjadi bagian penting
aktifitas ekonomi kota Ambon dan memberikan ruang bagi segenap warga Ambon
untuk melakukan perdagangan. Walaupun pasar Mardika adalah pasar yang cukup tua
di Kota Ambon, namun wilayah pasar Mardika adalah tempat terlengkap bagi warga
Ambon untuk membeli berbagai kebutuhan sehari-hari mulai dari bahan makanan
hingga penunjang hidup seperti perkakas, pakaian, bahkan jasa perbankan.32
Keberadaan Pasar Mardika tidak bisa dilepaskan begitu saja dari kehidupan
warga Ambon. Kondisi tradisional yang masih dipertahankan di pasar ini justru
menjadi kelebihan yang dimiliki tempat ini di tengah serbuan berbagai pusat
perbelanjaan modern yang menjamur hampir di banyak kota besar Indonesia. Bagi
warga Ambon, Pasar Mardika seperti rumah nenek yang akan selalu membawa
mereka kembali sekalipun hal-hal yang berbau modern tengah melanda generasi
kekinian.
32 https://www.indonesiakaya.com, (diakses tanggal 3 Maret 2019)
98
Bau amis ikan begitu terasa menyengat di bawah terik matahari pagi yang
bersinar. Suara bising angkutan umum seolah tak berhenti menyemarakkan suasana
pagi itu. Ratusan orang terlihat berlalu-lalang keluar masuk wilayah pasar utama.
Beberapa becak terlihat berjajar menunggu warga yang selesai berbelanja dan ingin
kembali ke rumah mereka. Keberadaan Pasar Mardika memang tidak dapat lepas dari
kehidupan kota ini berikut warga yang tinggal di dalamnya, mereka seperti sudah
menyatu dan saling membutuhkan satu dengan yang lain.
123
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan Hasil yang telah ditulis dalam pembahasan sebelumnya sebagai
jawaban dari rumusan masalah yang ada, maka kesimpulan dan saran yang dapat
ditarik oleh peneliti adalah sebagai berikut.
A. Kesimpulan
1. Implementasi Undang-Undang Republik Indonesia No 33 tahun 2014 tentang
Jaminan Produk Halal (JPH), khususnya pada pasal 4 di Pasar Mardika Kota
Ambon belum maksimal. Banyak Produk yang beredar dan diperdagangkan di
Pasar Mardika belum mempunyai label halal diantaranya Produk Home
Industri seperti roti, bakso, tahu, mie ayam dan juga beberapa produk
makanan kemasan seperti bisvit selimut, kotak biru, dan pota bee.
2. Faktor-faktor yang mempunyai terhambatnya pasal (4) Undang-Undang
Jaminan Produk Halal diantaranya, adalah :
a. Belum adanya Peraturan Pelaksana sebagai Turunan pelaksanaan dari
UU JPH.
b. Belum adanya Sosialisasi dari Lembaga-Lembaga yang berwewenang.
c. Pemahaman Masyarakat yang rendah terkait halal. Bahwa yang tidak
halal ternyata pada Babi dan Anjing saja.
124
d. Keperdulian Masyarakat terbilang masih rendah, disebabkan
generalisasi bahan yang umumnya dipakai adalah bahan-bahan yang
halal.
B. Saran
1. Pemerintah harus bergerak cepat untuk Membuat peraturan Pelaksana sebagai
turunan dari Undang-Undang Jaminan Produk Halal supaya Muatan UU JPH
dapat berjalan dan di Implementasikan secara Maksimal.
2. Diharapkan Pemerintah untuk melakukan sosialisasi secara menyeluruh ke
Berbagai daerah-daerah di seluruh wilayah Indonesia agar para pelaku usaha
dan lembaga-lembaga yang diberikan kewenangan dapat memahami maksud
dan tujuan dan UU JPH tersebut, dan patuh pada ketentuan hukum yang ada.
125
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muchtar, Konsep Makanan Halal dalam tinjauan Syariah, (2006)
Ali, Zainuddin, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika)
Budi Warno, Kebijakan Publik Teori dan Proses, (Jakarta: PT Buku Kita, 2008)
Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementrian Agama RI, Direktori Produk Halal,
Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan syariah, (2013)
Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementrian Agama RI, Islam dan Produk Halal,
(2007)
Dwiyanti, Sri Harini, Pengantar Hukum Indonesia, Ghalia Indonesia, (Bogor: 2013)
Hakim, Lukmanul, Aal, Dissecting the contents of law of Indonesia of halal product
assurance, Indonesia law review (Januari-April 2015)
Lembaga Pengkajian Pangan Obat-Obatan dan Kosmetika MUI, Panduan Sistem
Jaminan Halal LPPOM-MUI (2018)
LPPOM MUI, Indonesia Halal Directory 2011
Marzuki, Mahmud Peter, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group)
Muchith A. Karim, Perilaku Komunitas Muslim Perkotaan dalam Mengosumsi
Produk Halal, (Jakarta: 2013)
Moleong, J Lexi, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2014)
Setiawan, Guntur, Implementasi dalam Birokrasi Pembangunan, (Jakarta: Balai
Pustaka,2004)
126
Subarsono AG, Analisis Kebijakan Publik Konsep Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2011)
Wahab, Solihin Abdul , Analisis Kebijaksanaan dari Formulasi Ke Implementasi
Kebijaksanaan Nfegara, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008)
Tinjauan Pustaka, http//elib unikom.ac.id/download.php?id=112335 (diakses tanggal
5 Januari 2019)
http://www.ensikloblogia.com/2016/08/pengertian-undang-undang-dalam-arti.html
http://www.dosenpendidikan.com/7-pengertian-implementasi-menurut-para-ahli-
lengkap/ Diakses tanggal 5 Januari 2019
https://m.hidayatullah.com
12220192.pdf
https://pramascita.wordpress.com