implementasi manajemen keuangan pendidikan di...
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN
DI RUMAH GEMILANG INDONESIA SAWANGAN DEPOK
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh :
Muhammad Zaki Aziz
NIM 1113018200040
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018 M/1440 H
i
ABSTRAK
Muhammad Zaki Aziz (NIM 1113018200040). Implementasi Manajemen
Keuangan Pendidikan di Rumah Gemilang Indonesia Sawangan Kota Depok,
Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tujuan penelitian ini adalah : (1) untuk mengetahui Implementasi Manajemen
Keuangan Pendidikan di Rumah Gemilang Indonesia, (2) untuk mengetahui
hambatan-hambatan dalam manajemen keuangan, (3) untuk mengetahui cara
mengatasi kendala-kendala dalam manajemen keuangan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
kualitatif deskriptif dimana pengumpulan data menggunakan teknik wawancara,
observasi dan studi document. Dalam penelitian ini, penulis mewawancarai beberapa
narasumber diantaranya: Kepala Divisi Program LAZ Al-Azhar, Manajer Rumah
Gemilang Indonesia, Staff Keuangan Rumah Gemilang Indonesia, Kepala Divisi
Keuangan, Kepala Divisi Kepatuhan dan Kajian Dampak LAZ Al-Azhar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi Manajemen Keuangan
Pendidikan di Rumah Gemilang Indonesia dinilai kurang baik, hal ini dibuktikan dari
hasil wawancara dan observasi bahwa implementasi manajemen keuangan terdiri dari
perencanaan keuangan tertulis tangan padahal perkembangan teknologi sangat pesat,
penganggaran yang sepenuhnya kuasa diluar Rumah Gemilang Indonesia, yakni
berada pada divisi keuangan LAZ Al-Azhar, pelaksanaan keuangan yang hanya
melibatkan staff keuangan dan manajer keuangan walau ada pengawasan dari kepala
divisi program LAZ Al-Azhar, audit yang dilaksanakan seadanya, jika sudah
ditandatangani oleh Manajer RGI, maka kepala divisi program juga ikut tandatangan
tanpa diperiksa secara rinci, pelaporan keuangan seringkali terlambat mengakibatkan
perencanaan pengajuan dana selanjutnya tidak dapat diproses, vital terhadap
keberlangsungan hidup santri yang bergantung pada pembiayaan RGI.
Kata Kunci: Implementasi Manajemen Keuangan Pendidikan, Manajemen
Keuangan.
ii
ABSTRACT
Muhammad Zaki Aziz (NIM 1113018200040). Implementation of Financial
Management of Education at Rumah Gemilang Indonesia Sawangan Depok
City, Department of Education Management, Faculty of Educational Sceiences,
Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
The purpose of this research are: (1) to find oout the Implementation of
Financial Management of Education at Rumah Gemilang Indonesia, (2) to find out
the obstacles in financial management, (3) to find out how to overcome the
constraints in financial management.
The method used in this research is descriptive qualitative research method in
which data were collected using interview technique, observation and document
study. In this study, the authors interviewed several resource persons including: Head
of Program Division LAZ Al-Azhar, Gemilang Home Manager Indonesia, Finance
Staff of Rumah Gemilang Indonesia, Head of Finance Division, Head of LAZ Al-
Azhar Compliance and Impact Assessment.
The results showed that the Implementation of Financial Management of
education at Rumah Gemilang Indonesia is less good, it is proven by the results of
interviews and the existing processes. established in the financial division of LAZ Al-
Azhar, a financial implementation that only involves financial staff and financial
managers even though there is supervision from the head of the LAZ Al-Azhar
program division, audits are carried out simply, if it‟s already signed by the RGI
Manager, the program division head also sign it without checking again; the financial
reporting is usually late that made the next proposal could not be processed which is
important for the survival of students who influence RGI financing.
Keywords: Implementation of Financial Management of Education, Financial
Management
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillaahirobbil‟aalamiin,
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat,
hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat
serta salam penulis curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan
sahabatnya.
Skripsi yang berjudul “Implementasi Manajemen Keuangan Pendidikan di
Rumah Gemilang Indonesia, Sawangan, Depok” disusun sebagai persyaratan
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada jurusan Manajemen Pendidikan,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan, arahan,
motivasi dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Hasyim Asy‟ari, M.Pd, Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan yang telah
memberikan arahan, nasihat dan dorongan dalam penulisan skripsi.
3. Dr. Zahruddin, Lc., M.Pd, Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan
arahan, nasihat dan dorongan dalam penulisan skripsi.
4. Dr. Sita Ratnaningsih, M.Pd, Dosen Pembimbing I yang senantiasa meluangkan
waktu di tengah kesibukannya untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada
penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Tri Harjawati, M.Si, Dosen Pembimbing II yang dengan penuh kesabaran dan
ketulusan hati telah membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik.
iv
6. Bapak Sigit Iko Sugondo, Direktur Eksekutif Lembaga Amil Zakat Al-Azhar
yang telah memberikan izin dalam melakukan penelitian di Rumah Gemilang
Indonesia.
7. Bapak Rahmatullah Sidik, Kepala Divisi Program dan Pendayagunaan LAZ Al-
Azhar yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.
8. Bapak Mahrus Ali, Manajer Rumah Gemilang Indonesia yang telah membantu
penulis selama melaksanakan kegiatan penelitian.
9. Seluruh staff dan tenaga pendidik Rumah Gemilang Indonesia yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan informasi sehingga dapat terselesaikan
skripsi ini.
10. Keluarga Besar (alm.) H. Chomsin bin (alm.) H. Thohir yang senantiasa
membimbing, memotivasi, dan memberikan kasih sayang kepada penulis.
11. Kedua Orang tua tercinta telah sangat berjasa, perjuangan yang penulis lakukan
secara langsung atau tidak langsung sungguh membuat kedua orang tua ikut
merasakannya. Oleh karena itu, perjuangan yang penulis lakukan ini
dipersembahkan bagi kedua orang tua.
12. Kawan-kawan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Ciputat, khususnya
komisariat Tarbiyah yang telah menemani berjuang dan berproses bersama.
13. Abang, Mpok, Sahabat, dan kawan-kawan Forum Komunikasi Mahasiswa Betawi
(FKMB) yang menemani berproses selama menjadi mahasiswa.
14. Teman-teman Manajemen Pendidikan angkatan 2013, telah membantu dan
memberikan motivasi kepada penulis.
15. Teman bimbingan skripsi yang saling memberikan semangat dan bantuan selama
proses penulisan skripsi.
16. Pihak lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan, namun arahan, bantuan, dan
masukan yang diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik, semoga Allah membalas kebaikan-kebaikan kalian.
v
Akhir kata, besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Penulis menyadari betul bahwa skripsi ini masih banyak
kekurangannya, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak
sangat penulis harapkan.
Jakarta, 30 Juli 2018
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... x
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ......................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ............................................................................. 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 5
F. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6
BAB II : KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori .................................................................................. 7
1. Manajemen ................................................................................ 7
2. Manajemen Keuangan ............................................................... 13
3. Manajemen Keuangan Pendidikan ............................................ 21
B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................... 42
C. Kerangka Berpikir ............................................................................. 46
vii
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 54
B. Metode Penelitian ........................................................................... 55
C. Sumber Data .................................................................................. 55
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 58
E. Instrumen Pengumpulan Data ........................................................ 60
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ........................................... 62
G. Uji Validitas Data Kualitatif ......................................................... 64
BAB IV : HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................... 67
B. Deskripsi Hasil Penelitian .............................................................. 76
C. Pembahasan .................................................................................... 84
D. Temuan Hasil Penelitian ............................................................... 97
E. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 99
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 100
B. Saran ............................................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 102
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 105
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Fungsi Manajemen .............................................................................. 10
Tabel 2.2 : Tahapan Keuangan.............................................................................. 20
Tabel 2.3 : Penelitian Terdahulu ........................................................................... 49
Tabel 2.4 : Kerangka Berpikir ............................................................................... 53
Tabel 3.1 : Rencana Penelitian .............................................................................. 54
Tabel 3.2 : Studi Dokumentasi .............................................................................. 59
Tabel 3.3 : Kisi-Kisi Instrumen ............................................................................. 60
Tabel 3.4 : Instrumen Pedoman Wawancara......................................................... 61
Tabel 3.5 : Lembar Observasi ............................................................................... 62
Tabel 4.1 : Data Kepegawaian .............................................................................. 73
Tabel 4.2 : Jadwal DIKLAT Harian ...................................................................... 75
Tabel 4.3 : Lembar Observasi ............................................................................... 76
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Siklus Manajemen Keuangan Pendidikan ....................................... 30
Gambar 2.2 : Proses Manajemen Keuangan Pendidikan ...................................... 42
Gambar 3.1 : Komponen dalam Analisis Data...................................................... 62
Gambar 4.1 : Form Permohonan Pengajuan Dana (PPD) ..................................... 92
Gambar 4.2 : Laporan Audit Keuangan LAZ Al-Azhar ....................................... 95
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Instrumen Pedoman Studi Dokumen
Lampiran 2 : Instrumen Pedoman Observasi
Lampiran 3 : Instrumen Pedoman Wawancara
Lampiran 4 : Rekap Hasil Studi Dokumen
Lampiran 5 : Hasil Observasi
Lampiran 6 : Hasil Wawancara
Lampiran 7 : Data Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Lampiran 8 : Data Rombongan Belajar
Lampiran 9 : Form Permohonan Pengajuan Dana
Lampiran 10 : Laporan Audit Keuangan LAZ Al-Azhar
Lampiran 11 : Foto Rumah Gemilang Indonesia
Lampiran 12 : Surat Permohonan Bimbingan Skripsi
Lampiran 13 : Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 14 : Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 15 : Lembar Uji Referensi
Lampiran 16 : Biodata Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sebuah investasi yang sangat menguntungkan bagi
setiap individu, seperti memperoleh pendidikan tinggi yang berdampak pada
perubahan signifikan terhadap dirinya ataupun lingkungan, maupun investasi
(penanaman modal) dalam dunia pendidikan untuk kemudian dikelola, dan
dikembangkan demi meningkatkan kualitas pendidikan. Dunia pendidikan
memiliki daya tarik tinggi bagi masyarakat luas. Investasi menarik tersebut
belakangan ini banyak menyita kepedulian masyarakat tentang dunia pendidikan.
Orang tua yang mampu dalam hal ekonomi, berlomba-lomba untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu tinggi untuk anaknya. Bahkan, tidak sedikit orang yang
kurang mampu dalam hal ekonomi mengupayakan pendidikan yang bermutu
untuk anaknya, padahal di sisi lain pemerintah sudah jelas mengupayakan
pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat yang tertuang dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
Dalam dunia pendidikan, baik sekolah formal maupun non-formal pasti
membutuhkan pendanaan yang jelas untuk memastikan berjalannya proses
pembelajaran. Pendanaan yang dimaksud tertuang dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan yaitu
pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah,
pemerintah daerah, dan masyarakat. Berdasarkan peraturan tersebut maka
jalannya proses pendidikan memerlukan sumber pembiayaan yang memadai baik
dari pemerintahan pusat, pemerintahan daerah, dan masyarakat.
2
Untuk sekolah formal, ketentuan anggaran pendidikan tertuang dalam UU No.
20/2003 tentang SISDIKNAS dalam pasal 49 tentang Pengalokasian Dana
Pendidikan yang menyatakan bahwa dana pendidikan selain gaji pendidik dan
biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari APBN pada sector
pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD).1
Permasalahan mengenai pengelolaan dana pendidikan menjadi pembicaraan
serius karena banyaknya pelanggaran yang telah terjadi dalam pengelolaan dana
pendidikan. Pada akhir tahun 2016, ratusan siswa SMKN Campalagian
mengamuk atas kurangnya transparasi pengelolaan dana BOS yang hanya
dikelola oleh kepala sekolah, bahkan komite sekolah pun tidak dilibatkan dalam
perincian dana BOS yang diterima sekolah tersebut.2 Permasalahan pengelolaan
dana pendidikan tidak menutup kemungkinan terjadi pada sekolah unggulan,
seperti SMAN 47 Jakarta yang memiliki kejanggalan dalam pengelolaan dana
Bantuan Operasional Pendidikan yang dilakukan oleh tersangka Kepala Sekolah
SMAN 47 Jakarta, dan Bendahara Sekolah SMAN 47 Jakarta dengan kerugian
sebesar 1,8 Miliar walaupun telah ada penyitaan uang sejumlah 322.820.000 dari
beberapa guru yang telah menerima dana Bantuan Operasional Pendidikan. Uang
tersebut yang seharusnya diberikan kepada siswa kurang mampu atau miskin
dengan paket seragam sekolah, perlengkapan sekolah seperti buku dan untuk
biaya sarapan siswa miskin, namun yang terjadi adanya potongan dana.
1Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (SISDIKNAS), pasal 49. 2Polisi Bubarkan dan Mediasi Unjuk Rasa Siswa SMKN Campalagian.
http://www.fokusmetrosulbar.com/2016/08/polisi-bubarkan-dan-mediasi-unjuk-rasa.html. Diakses
pada Kamis, 09 Maret 2017 pukul 13.20
3
Padahal penyelewangan dana BOS sangat sulit karena dilakukan dengan
transaksinya non-cash.3
Namun, masih banyak ditemukan di kalangan masyarakat menengah ke
bawah yang mengenyam pendidikan seadanya, banyak orang-orang yang putus
sekolah karna memilih untuk mencari dana dalam menyambung kehidupan.
Mereka membutuhkan sesuatu yang praktis dalam memenuhi kebutuhan sehari-
hari, sedangkan pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang tidak dapat
memperoleh hasilnya secara langsung dalam waktu cepat. Pada akhirnya
masyarakat kalangan menengah ke bawah kehilangan kesadaran pentingnya
pendidikan. Permasalahan tersebut dipercaya bisa diatasi oleh pendidikan luar
sekolah.
Sekolah non-formal melalui pendidikan luar sekolah yang dilaksanakan secara
terstruktur memiliki fungsi mengembangkan potensi peserta didik. Pendidikan
non-formal turut serta berperan dan bertanggung jawab dalam memenuhi
kebutuhan pendidikan bagi masyarakat agar tercipta sumber manusia yang
bermutu dan berkualitas. Dalam menjalankan fungsinya tersebut, pendidikan non-
formal tentu membutuhkan biaya dalam menunjang kegiatan atau program yang
dilaksanakan.
Dengan demikian, pengelolaan keuangan merupakan potensi yang sangat
menentukan dan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian manajemen
pendidikan, komponen keuangan ini merupakan komponen produksi yang
menentukan terlaksananya kegiatan-kegiatan proses belajar mengajar bersama
komponen-komponen lain.4
3Tersangkut Korupsi, Mantan Kepala Sekolah dan Bendahara SMAN 47 ditahan KEJARI
JAKSEL. Tim Web Kejari Jaksel. http://www.kejari-
jaksel.go.id/read/news/2015/10/30/686/tersangkut--korupsi--mantan-kepala-sekolah-dan-bendahara-
sman-47--ditahan-kejari-jaksel. Diakses pada kamis, 09 Maret 2017 pukul 13.20 4E. Mulyasa. Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi, Implementasi, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2011), Cetakan XIII, hal. 47
4
Hasil observasi awal peneliti pada tanggal 24 Agustus 2017 pukul 10.11 WIB
di Rumah Gemilang Indonesia Depok, peneliti mendapatkan gambaran terkait
kondisi sekolah tersebut yang bersumber dari staff administrasi, dan santri kelas
Broadcasting. Berdasarkan informasi yang diperoleh santri kelas Broadcasting
mengakui masih keberatan dalam pembatasan penggunaan telepon seluler, dan
padatnya jadwal pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Staff
Administrasi mengungkapkan bahwa tenaga pendidik yang mengajar di kelas
memang terbatas, rata-rata dua orang instructor untuk setiap kelasnya.5
Peneliti juga mendapatkan informasi dari Pimpinan atau Manajer Rumah
Gemilang Indonesia, Bapak Mahrus Ali bahwa benar instructor di sekolah
tersebut masih kurang dikarenakan perekrutan guru yang sesuai terbilang sedikit.
Bapak Mahrus mengakui bahwa dalam proses sosialisasi sekolah Rumah
Gemilang Indonesia masih kurang maksimal, sehingga masyarakat luas tidak
mengetahui adanya sekolah gratis di Rumah Gemilang Indonesia. Dalam proses
Penerimaan Siswa Baru di RGI terbilang sederhana, setelah berkas administrasi
dinyatakan lengkap maka diadakan proses pre-test dan interview. Sumber
keuangan di RGI yang berasal dari Al-Azhar secara penuh.6
Permasalahan pengelolaan keuangan di Rumah Gemilang Indonesia
merupakan hambatan bagi pelaksanaan program pembelajaran, terkadang dalam
proses pencairan dana pihak yang seharusnya menyetujui sering berada di luar
kantor, baik dinas ataupun kegiatan lainnya. Permasalahan lain lamanya proses
penyusunan laporan keuangan sehingga pencairan dana untuk periode selanjutnya
tidak dapat dicairkan.7
5 Hasil observasi awal dengan siswa jurusan Broadcasting dan Resepsionis di Rumah
Gemilang Indonesia pada tanggal 24 Agustus 2017 6 Hasil observasi awal dengan Pimpinan Manajer di Rumah Gemilang Indonesia pada tanggal
25 Agustus 2017 7 Hasil observasi dengan Kepala Divisi Program di Rumah Gemilang Indonesia pada tanggal
8 September 2017
5
Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis terdorong untuk melakukan
penelitian dengan judul “Implementasi Manajemen Keuangan Pendidikan di
Rumah Gemilang Indonesia Sawangan Depok”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka penulis mengidentifikasi beberapa
masalah sebagai berikut:
a. Kurangnya transparansi informasi publik tentang pengelolaan keuangan
pendidikan
b. Perencanaan keuangan terbilang lambat karena banyaknya kegiatan Program
LAZ Al-Azhar
c. Hubungan Komunikasi kurang intensif dalam koordinasi untuk pelaporan
keuangan
d. Pelaporan keuangan yang lama mengakibatkan pencairan dana selanjutnya
tidak bisa dilakukan
e. Penalangan dana untuk kegiatan lain dinilai kurang efektif
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan pada identifikasi masalah tersebut, maka penulis memberikan
batasan masalah agar lebih terarah dan tidak terlalu luas yakni “Kurangnya
transparansi informasi publik tentang pengelolaan keuangan pendidikan.”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, maka perumusan masalah
penelitian sebagai berikut: „Bagaimana Implementasi Manajemen Keuangan
Pendidikan di Rumah Gemilang Indonesia?‟
6
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penilitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana implementasi manajemen keuangan pendidikan di Rumah
Gemilang Indonesia Sawangan Depok.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis dapat memberikan sumbangan serta masukan bagi
pengembangan ilmu manajemen pendidikan, khususnya pada implementasi
manajemen keuangan pendidikan.
2. Manfaat Praktis
(1) Bagi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, hasil penelitian ini
diharapkan dapat menambah referensi kepustakaan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Program Studi Manajemen Pendidikan.
(2) Bagi peneliti, penelitian ini sebagai bahan masukan dalam menambah
informasi pengetahuan mengenai perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
serta pertanggungjawaban.
(3) Bagi Manajer Rumah Gemilang Indonesia Sawangan Depok, hasil
penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan dalam proses
pengambilan keputusan atau kebijakan yang akan ditentukan mengenai
manajemen keuangan pendidikan.
(4) Bagi Stakeholder, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber
informasi mengenai manajemen keuangan pendidikan pada Rumah
Gemilang Indonesia Sawangan Depok.
(5) Bagi penelti lainnya, adanya penelitian ini dapat menambah pengetahuan
terkait dengan manajemen keuangan yang meliputi perencanaan dan
penganggaran, pelaksanaan dan evaluasi serta pertanggungjawaban.
7
BAB II
STUDI KEPUSTAKAAN
A. Landasan Teori
1. Manajemen
a. Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari Bahasa Latin, yaitu dari asal kata manus yang
berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Kata-kata itu digabung
menjadi kata kerja managere yang artinya menangani. Managere
diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to
manage, dengan kata benda management, dan manager untuk orang yang
melakukan kegiatan manajemen. Akhirnya, management diterjemahkan ke
dalam Bahasa Indonesia menjadi manajemen atau pengelolaan.8
Berdasarkan etimologi, kata manajemen memiliki arti dan asal bahasa
yang berbeda, namun kata-kata asal yang berbeda tersebut memiliki
korelasi dalam menjelaskan definisi manajemen. Manajemen jika dilihat
dari bahasa latin memiliki arti menangani, jika dilihat dari bahasa inggris
yang berarti mengatur, dan jika dilihat dari bahasa Indonesia, manajemen
berarti penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.
Henry M. Botiger, mengemukakan manajemen sebagai suatu seni
membutuhkan tiga unsur, yaitu pandangan, pengetahuan teknis, dan
komunikasi. Ketiga unsur tersebut terkandung dalam manajemen.9
Menurut Menry Parker Follet mengemukakan definisi manajemen sebagai
8 Husaini Usman, Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), h.5. 9 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2011), h. 3.
8
berikut: “the art of getting things done through people” artinya
manajemen sebagai seni untuk melaksakan pekerjaan melalui orang-
orang.10
Manajemen adalah suatu proses sosial yang berkenaan dengan
keseluruhan usaha manusia dengan bantuan manusia lain serta
sumbersumber lainnya, menggunakan metode yang efisien dan efektif
untuk mencapai tujuan yang ditentukan sebelumnya.11
Manajemen menurut Terry dan Franklin adalah“management is the
process of designing and maintaining an environment in which
individuals, working together in groups, effeciently accomplish selected
aims”.12
Hal tersebut berarti bahwa manajemen adalah proses merancang
dan memelihara suatu lingkungan di mana individu bekerja sama dalam
kelompok, secara efisien mencapai tujuan yang dipilih.
Berdasarkan pengertian menurut beberapa ahli di atas, penulis menarik
kesimpulan terkait definisi manajemen. Manajemen adalah suatu proses
pengelolaan mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan dengan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif
dan efisien dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.
b. Komponen Manajemen
Manajemen memiliki 3 (tiga) komponen yang tidak dapat dipisahkan
antara satu dengan yang lainnya, yang dikenal dengan 3M yaitu (1) man
10
Husaini Usman. Op. cit., h. 3. 11
Oemar Hamalik, Manajemen Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2006), h.16-17. 12
Jejen Musfah, Manajemen Pendidikan; Teori, Kebijakan, dan Praktik, (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2015), h. 2.
9
atau manusia, (2) money atau uang, dan (3) material atau bahan atau
sarana dan prasarana bahkan dalam bentuk mesin.13
Manusia tidak akan terlepas dari kegiatan manajemen, karena pelaku
manajemen yang sebenarnya pun adalah manusia, manusia menggunakan
manajemen sebagai langkah untuk mempermudah segala aktivitasnya.
Komponen manajemen lainnya ialah uang, dalam pelaksanaan manajemen
tidak sedikit aktivitas manajemen membutuhkan pendanaan, baik dalam
perencanaan, pelaksanaan, maupun pengawasan serta pelaporan dan
kegiatan-kegiatan lainnya dalam proses manajemen. Manajemen akan
tetap berkaitan dengan material atau bahan yang dibutuhkan selama
kegiatan manajerial dalam menunjang kebutuhan untuk mencapai tujuan.
Material yang menjadi sarana dan prasarana dalam memudahkan proses
kegiatan manajemen mencapai tujuan.
c. Fungsi Manajemen
Pelbagai macam organisasi, apakah kecil atau pun besar, swasta atau
pun milik pemerintah, dalam skala nasional apalagi multinasional, sudah
barang tentu akan memiliki tujuan yang akan dicapai. Untuk mencapai
tujuan tersebut, ada empat fungsi utama yang harus dilakukan. Empat
fungsi tersebut dikenal dengan fungsi manajemen.14
Fungsi manajemen ada yang menyebutnya POAC, POSLC menurut
Weihrich dan Koontz, dan POMCED menurut Sudjana. Jadi paling tidak
ada tiga model fungsi manajemen.15
13
Suparlan, Manajemen Berbasis Sekolah dari Teori sampai dengan Praktik, (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2013), h. 42. 14
Ibid. h.42. 15
Jejen Musfah, Op. cit., h. 3.
10
Tabel 2.1 :
Fungsi Manajemen
1) Perencanaan
Perencanaan dikenal sebagai „the base function‟, karena
perencanaan menjadi dasar bagi pelaksanaan fungsi lainnya, dan
pelaksanaan bagian awal yang terpenting dari suatu pekerjaan.16
Perencanaan mulai dari program kerja, tujuan dan manfaat program,
biaya program, waktu, penanggung jawab, dan pelaksana, mitra, serta
sasaran sesuai dengan kesepakatan.17
.
Hal tersebut termasuk dalam fungsi perencanaan sebagai
permulaan atau dasar dalam fungsi manajemen. Perencanaan dalam
manajemen harus jelas terhadap hal yang dikerjakan, pihak yang
bertanggung jawab, waktu pekerjaan, serta biaya yang diperlukan
dalam pelaksanaannya guna tujuan tercapai pada proses
pelaksanannya atau pekerjaannya. Perencanaan yang telah dirinci
tersebut merupakan bagian yang penting dalam suatu pekerjaan.
Plato mengatakan bahwa “the beginning is the most important part of
the work”.18
Planning atau perencanaan yang efektif didasarkan pada fakta
dan informasi, bukan atas dasar emosi, atau keinginan. Planning atau
16
Suparlan, Op. cit., h. 43. 17
Jejen Musfah, Op. cit., h. 3. 18
Suparlan, Loc. cit.
POAC Planning, Organizing, Actuating, and Controlling
POSLC Planning, Organizing, Staffing, Leading, and Controlling
POMCED Planning, Organizing, Motivating, Conforming, Evaluating,
Developing
11
perencanaan dikerjakan terus-menerus dan merupakan suatu kegiatan
yang tidak pernah selesai. Seluruh rencana bersifat sementara dan
dapat dirubah atau diganti apabila ada fakta-fakta baru dan variabelnya
perlu dievaluasi kembali.19
Perencanaan atau planning memang harus
didasarkan pada fakta dan informasi yang jelas dengan
menggambarkan kondisi real di lapangan, jika perencanaan hanya
mengedepankan keinginan atau emosi semata tanpa
mempertimbangkan fakta atau keadaan yang terjadi maka dalam
proses pelaksanaannya akan sulit dalam mencapai tujuan yang
diinginkan karena perencanaan merupakan suatu penghubung dari
jenjang antara kondisi sekarang dengan tujuan yang diinginkan.
Perencanaan yang baik akan memberikan arah, mengurangi dampak
perubahan, menekan terjadinya pemborosan (meningkatkan efisiensi),
mengurangi ketidakpastian, memastikan terlaksananya pekerjaan, serta
menetapkan standar yang digunakan dalam pengendalian.20
Fungsi
perencanaan penting dalam peningkatan efisiensi karena telah
merencanakan dengan matang hal-hal yang memiliki kemungkinan
terjadi pemborosan.
2) Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah proses mengatur, mengalokasikan dan
mendistribusikan pekerjaan, wewenang dan sumber daya diantara
anggota organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Stoner
menyatakan bahwa mengorganisasikan adalah proses memperkerjakan
dua orang atau lebih untuk bekerja sama dalam cara terstruktur guna
mencapai sasaran spesifik atau beberapa sasaran.21
19
George R. Terry, Prinsip-prinsip Manajemen, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013), h. 47. 20
Tim APTIK, Manajemen dalam Konteks Indonesia, (Yogyakarta: PT. Kanisius, 2013), h. 23. 21
Engkoswara, Administrasi Pendidikan, (Bandung: CV. Alfabeta, 2012), h. 95
12
Mengorganisasikan merupakan fungsi manajemen setelah
perencanaan. Hal yang sudah direncanakan dalam tahapan
perencanaan selanjutnya akan diatur, dialokasikan, dan didistribusikan
pekerjaannya, wewenangnya sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
(TUPOKSI) masing-masing individu untuk mencapai tujuan
organisasi, karena organisasi adalah kumpulan dua orang atau lebih
yang saling bekerja sama sesuai dengan kemampuan atau tugasnya
dalam mencapai sasaran dan target yang sama.
3) Pelaksanaan
Pelaksanaan suatu program tergantung pada standar operasional
pekerjaan (SOP). SOP menentukan kelancaran sebuah program.
Karena itu, setiap melahirkan sebuah program harus segera dibuatkan
standar operasionalnya seperti apa. SOP harus singkat, padat, dan
jelas.22
Pelaksanaan sebagai proses aplikasi dalam manajemen harus
secara jelas dan tepat diterapkan agar mewujudkan perencanaan yang
sesuai kesepakatan. Oleh karena itu, pelaksanaan yang baik akan
terwujud jika ada standar yang ditetapkan atau SOP. SOP sebagai
acuan dalam mengukur pelaksanaan yang tepat.
4) Pengawasan
Fungsi pengawasan yaitu mencegah kesalahan dan memperbaiki
kesalahan. Organisasi yang baik minim dalam kesalahan karena fungsi
pengawasan berjalan baik.23
Pengawasan menurut Jejen ialah suatu
tindakan antisipasi terhadap kesalahan agar tidak terjadi serta sebagai
tindakan penanggulangan kesalahan yang telah terjadi. Oleh karena
22
Jejen Musfah, Op. cit., h. 5. 23
Ibid.
13
itu, kesalahan harus diidentiifikasi secara cepat, maka antisipasi
terhadap masalah akan lebih mudah, namun apabila identifikasi
memakan banyak waktu sehingga masalah telah terjadi maka
penanggulangan perbaikan terhadap masalah harus ditangani secara
baik dan tepat. Kegiatan mencegah dan memperbaiki kesalahan juga
sebagai upaya dalam menjaga kualitas agar sesuai dengan yang
diharapkan,
Berdasarkan uraian mengenai beberapa fungsi-fungsi manajemen
tersebut, penulis membuat kesimpulan bahwa fungsi manajemen
adalah suatu integrasi (keterpaduan) antara fungsi manajemen
(perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan) yang
perlu dilakukan seorang manajer atau pimpinan dengan menggunakan
sumber daya yang ada dalam mencapai tujuan secara efektif dan
efisien.
2. Manajemen Keuangan
a. Pengertian Manajemen Keuangan
Dalam setiap kegiatan, umumnya keuangan merupakan potensi yang
sangat menentukan dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam
keberhasilan pelaksanaan kegiatan.
Keuangan ialah seni dan ilmu mengelola uang. Yang dimaksud
mengelola uang ialah aktivitas untuk memperoleh sumber capital (modal)
dengan biaya yang semurah-murahnya dan menggunakannya seefektif dan
seefisien mungkin. Penggunaan capital itu harus menghasilkan hasil
(return, benefit), yang lebih besar dari biayanya. Misalnya, perolehan
capital dengan biaya 10% per tahun, maka harus mampu
14
menginvestasikannya dengan hasil diatas 10% , bisa 11 %, 12%, atau
lebih tinggi dari itu.24
Manajemen memiliki tiga tahapan penting yaitu tahap perencanaan,
tahap pelaksanaan, dan tahap penilaian. Ketiga tahapan tadi apabila
diterapkan dalam manajemen keuangan adalah menjadi tahap perencanaan
keuangan (budgeting), tahap pelaksanaan (budgeting), dan tahap penilaian
(auditing).
Manajemen keuangan adalah manajemen terhadap fungsi-fungsi
keuangan. Sedangkan fungsi keuangan merupakan kegiatan utama yang
harus dilakukan oleh mereka yang bertanggungjawab dalam bidang
tertentu. Fungsi manajemen keuangan adalah menggunakan dana dan
mendapatkan dana.25
Manajemen keuangan meliputi perencanaan financial, pelaksanaan,
dan evaluasi. Jones mengemukakan financial planning is called budgeting
merupakan kegiatan mengkoordinasi semua sumber daya yang tersedia
untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis tanpa terjadi
efek samping yang merugikan. Implementation involves accounting atau
pelaksanaan anggaran ialah kegiatan berdasarkan rencana yang telah
dibuat dan kemungkinan terjadi penyesuaian bila diperlukan. Evaluation
involves atau Evaluasi merupakan proses penilaian terhadap pencapaian
tujuan.26
Dari uraian dari beberapa ahli tersebut, penulis menarik kesimpulan
bahwa manajemen keuangan adalah serangkaian proses dalam mencari
dana dengan koordinasi sumber daya yang tersedia, menggunakan dana
24
Darsono, Manajemen Keuangan, (Jakarta: Nusantara Consulting, 2009), h. 2. 25
Abubakar, Taufani, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 256. 26
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi dan Implementasi, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 2011), Cet.13, h.171.
15
sesuai dengan perencanaan yang telah disepakati untuk kepentingan
organisasi yang bertujuan mencapai tujuan organisasi secara efisien.
b. Proses Manajemen Keuangan
1. Budgeting atau penganggaran
Penganggaran merupakan proses kegiatan atau proses penyusunan
anggaran (budget). Anggaran ini merupakan rencana operasional yang
dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk satuan uang yang
digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan lembaga
dalam kurun waktu tertentu. Budget may be defined as the financial
plan for the future, usually for one year but possible a longer or
shorter period of time. (Thomas H. Jones). Pendapat yang diartikan
bahwa anggaran dapat didefinisikan sebagai rencana keuangan untuk
masa depan, biasanya selama satu tahun tetapi mungkin jangka waktu
yang lebih dari satu tahun atau jangka waktu yang lebih singkat.
a) Karakteristik anggaran
Anggaran memiliki dua sisi, yaitu sisi penerimaan dan
pengeluaran. Sisi penerimaan menggambarkan perolehan atau
besarnya dana yang diterima oleh lembaga dari sumber dana,
misalnya dari pemerintah, masyarakat, orang tua, peserta didik,
dan sumber lainnya. Sedangkan sisi pengeluaran menggambarkan
besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk tiap komponen
program.
b) Fungsi anggaran
Fungsi anggaran sebagai berikut:
f. Anggaran sebagai alat perencanaan
g. Anggaran sebagai alat pengendalian
h. Anggaran sebagai alat kebijakan
16
i. Anggaran sebagai alat politik
j. Anggaran sebagai alat koordinasi
k. Anggaran sebagai alat penilaian kinerja
l. Anggaran sebagai alat motivasi
c) Bentuk-bentuk anggaran
(1) Anggaran butir per butir (line item budget)
Anggaran butir per butir merupakan bentuk anggaran
konvensional, namun paling simple dan banyak digunakan.
Dalam bentuk anggaran ini, setiap pengeluaran dikelompokkan
berdasarkan kategori tertentu atau jenis butir, misalnya gaji,
upah, honor menjadi satu kategori atau satu butir sedangkan
perlengkapan, sarana, material dalam butir tersendiri.
(2) Anggaran program (program budget system)
Bentuk anggaran ini dirancang untuk mengidentifikasi
biaya setiap program. Anggaran program dihitung berdasarkan
jenis program.
(3) Anggaran berdasarkan kinerja (performance based budget)
Bentuk ini sesuai namanya menekankan pada kinerja
dan bukan rincian dari suatu alokasi anggaran. Pekerjaan
dalam suattu program dipecah dalam bentuk beban kerja dan
unit hasil yang dapat diukur. Hasil pengukurannya
dipergunakan untuk menghitung masukan dana dan tenaga
yang dapat dipergunakan untuk mencapai tujuan suatu
program.
17
(4) PPBS/SP4 (planning programming budgeting system)
PPBS merupakan kerangka kerja dalam perencanaan
dengan mengorganisasikan informasi dan menganilisisnya
secara sistematis. Dalam PPBS tiap-tiap tujuan suatu program
dinyatakan dengan jelas, baik jangka pendek, maupun jangka
panjang.
Dalam proses PPBS data tentang biaya, keuntungan
kelayakan suatu program disajikan secara lengkap sehingga
pengambilan keputusan dapat menentukan pilihan program
yang dianggap paling menguntungkan.
(5) Anggaran berbasis nol (zero based budget/zbb)
Bentuk pembuatan anggaran ini adalah bahwa setiap
aktivitas atau program yang telah diadakan di tahun-tahun
sebelumnya tidak secara otomatis dapat dilanjutkan. Setiap
aktivitas harus dievaluasi setiap tahun untuk menentukan
apakah aktivitas itu akan diadakan tahun ini dengan melihat
kontribusi yang diberikannya kepada tujuan organisasi.27
2. Accounting atau akuntansi
Accounting adalah bahasa yang digunakan untuk menggambarkan
hasil kegiatan eknomi. Sebagaimana diungkapkan oleh Henke O.
Emerson “accounting is the language used to describe the result of
economic activities”. Kegiatan-kegiatan tersebut melibatkan konversi
sumberdaya yang ada menjadi barang dan jasa yang bisa dipakai. Oleh
karena itu, akunting berkaitan dengan mengukur dan menyingkap hasil
dari kegiatan konversi sumber daya.
27
Abubakar, Op. cit., h. 263-264.
18
Arens dan Loebbecke menjelaskan akuntansi merupakan proses
pencatatan, pengelompokkan, dan pengikhtisaran kejadian-kejadian
ekonomi dalam bentuk yang teratur dan logis dengan tujuan
menyajikan informasi keuangan yang dibutuhkan untuk pengambilan
keputusan.
Kegiatan akuntansi memerlukan system akuntansi yang benar. Di
dalam system akuntansi terdiri dari catatan-catatan akuntansi (buku
cek, jurnal, dan buku besar) serta serangkaian proses dan prosedur
yang ditetapkan untuk staf, sukarelawan, dan pihak lainnya. Tujuan
system akuntansi ini adalah untuk memastikan bahwa data keuangan
dan transaksi ekonomi diinputkan secara tepat ke dalam catatan
akuntansi, serta laporan-laporan yang perlu disajikan secara akurat dan
tepat waktu.
Komponen-komponen system akuntansi, secara tradisional system
akuntansi terdiri dari komponen-komponen berikut:
a. Bagan perkiraan/akun
Bagan perkiraan adalah daftar masing-masing item, dimana
pencatatannya dibagi ke dalam lima kategori, yakni:
(1) Aktiva ;
(2) Utang :
(3) Aktiva bersih :
(4) Pendapatan ;
(5) Belanja.
Masing-masing pencatatan ditentukan dengan mengidentifikasi
angka yang diinput ke sistem akuntansi.
19
b. Buku besar
Buku besar mengklasifikasikan informasi pencatatan, bagan
perkiraan atau akun bertindak sebagai daftar isi buku besar. Dalam
system manual, ringkasan total dari seluruh jurnal dimasukkan ke
dalam buku besar setiap bulannya dan dilakukan selama satu tahun
dan dilaporkan pada tanggal neraca.
c. Jurnal
Jurnal digunakan untuk mencatat semua transaksi akuntansi,
sebelum diklasifikasikan ke buku besar. Jurnal mengatur informasi
secara kronologis dan sesuai dengan jenis transaksi.
Contoh:
Jurnal untuk mencatat transaksi pengeluaran kas adalah suatu
pencatatan secara kronologis atas cek yang ditulis, yang
dikategorikan menurut bagan perkiraan/akun.
Jurnal untuk mencatat transaksi penerimaan kas adalah
pencatatan secara kronologis atas seluruh setoran yang dibuat,
yang dikategorikan menurut bagan perkiraan/akun.
Jurnal untuk mencatat transaksi gaji, yaitu jurnal yang
mencatat seluruh transaksi yang terkait dengan penggajian.
d. Buku cek
Buku cek menyajikan kombinasi jurnal dan buku besar.
Sebagian besar transaksi keuangan akan dicatat melalui buku cek,
dimana tanda penerimaan yang disetor ke dan dari saldo
pembayaran akan dibuat.
20
Tabel 2.2 :
Tahapan Keuangan
Tahap Pencatatan A. Kegiatan Pengidentifikasian dan pengukuran dalam
bentuk bukti transaksi dan bukti pencatatan.
B. Kegiatan pencatatan bukti transaksi ke dalam buku
harian atau jurnal.
C. Memindahkabukukan (posting) dari jurnal
berdasarkan kelompok atau jenisnya dalam akun
buku besar.
Tahap Pengikhtisaran Penyusunan neraca saldo (trial blance) berdasarkan
akun-akun buku besar
Pembuatan ayat jurnal penyesuaian
Penyusunan kertas kerja (work sheet)
Pembuatan ayat jurnal penutup (closing entries)
Pembuatan neraca saldo setelah penutupan
Pembuatan ayat jurnal pembalik
Tahap Pelaporan Neraca
Laporan surplus devisit/laporan aktiva
Laporan arus kas
Laporan perubahan aktiva bersih
Catatan atas laporan keuangan
3. Auditing atau penilaian
Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian
bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu
entitas ekonomi yang dilakukan seseorang yang kompeten dan
independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian
infotmasi dimaksud dengan kriteria yang telah ditetapkan.
21
Untuk melaksanakan audit, diperlukan informasi yang dapat
diverifikasi dan sejumlah standar (kriteria) yang dapat digunakan
sebagai pegangan pengevaluasian informasi tersebut. Agar dapat
diverifikasi, informasi harus dapat diukur. Informasi yang dapat diukur
memiliki berbagai bentuk.
a. Jenis-jenis audit
(1) Audit laporan keuangan
Audit laporan keuangan bertujuan menentukan apakah
laporan keuangan secara keseluruhan yang merupakan
informasi terukur yang akan diverifikasi, telah disajikan sesuai
dengan kriteria tertentu.
(2) Audit operasional
Audit opersasional merupakan penelaahan atas bagian
maupun prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk
menilai efisiensi dan efektivitasnya. Umunya, pada saat
selesainya audit operasional, auditor akan memberikan saran
kepada manajemen untuk memperbaiki jalannya operasi
lembaga.
(3) Audit ketaatan
Audit ketaatan bertujuan mempertimbangkan apakah
auditi (klien) telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu
yang telah ditetapkan pihak yang memiliki otoritas lebih tinggi.
Hasil audit ketaatan biasanya tidak dilaporkan kepada pihak
luar, tetapi kepada pihak tertentu dalam organisasi. Pimpinan
organisasi adalah pihak yang paling berkepentingan atas
dipatuhinya prosedur dan aturan yang telah ditetapkan. Oleh
22
sebab itu, mereka sering memperkerjakan auditor untuk
melakukan tugas itu.28
3. Manajemen Keuangan Pendidikan
a. Pengertian Manajemen Keuangan Pendidikan
Manajemen keuangan merupakan hal sensitive dibandingkan dengan
manajemen bidang yang lainnya. Oleh karena itu, manajemen keuangan
memerlukan tingkat keterbukaan dan akuntabilitas yang tinggi, terlebih
dalam perolehan dana dan peruntukkan dana tersebut.
Sebelum menjelaskan mengenai hakikat manajemen keuangan
pendidikan, akan dibahas terlebih dulu mengenai kaitan antara kualitas
pendidikan dengan manajemen keuangan. Sejumlah penelitian telah
mengungkapkan bahwa antara pendidikan yang berkualitas dengan aspek
pembiayaan mempunyai korelasi yang positif. Hubungan antara
pembiayaan dengan kualitas pendidikan jelas saling terkait. Dalam
pelaksanaanya, pembiayaan harus didasarkan pada tingkat kualitas
tertentu. Banyak faktor yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas
pendidikan. Jadi biaya bukanlah salah satu jawaban yang harus ditentukan
lebih awal. Namun biaya menjadi penyempurnaan syarat yang harus
dipenuhi penyelenggaraan pendidikan. Dalam hal perlu diupayakan oleh
para pengelola pendidikan untuk menunjukan langkah efisiensi yang
dilakukan serta akuntabilitas dalam pengelolaan dana. Sebab tanpa
didukung langkah efisiensi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana,
berapa pun dana yang dikeluarkan, aktivitas yang dilakukan lembaga tidak
akan berhasil meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh karena itu,
pengelola pendidikan dituntut untuk melakukan efisiensi dan
akuntabilitas. Manajemen keuangan merupakan hal sensitive
28
Ibid, h. 258-268
23
dibandingkan dengan manajemen bidang yang lainnya. Oleh karena itu,
manajemen keuangan memerlukan tingkat keterbukaan dan akuntabilitas
yang tinggi, terlebih dalam perolehan dana dan peruntukkan dana
tersebut.29
Dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi
pendidikan, manajemen keuangan sekolah perlu dilakukan untuk
menunjang penyediaan sarana dan prasarana dalam rangka
mengefektifkan kegiatan belajar-mengajar, dan meningkatkan prestasi
peserta didik. Sejalan dengan kebijakan otonomi daerah yang
menyerahkan masalah pendidikan ke daerah dan sekolah masing-masing,
maka masalah keuangan pun menjadi kewenangan yang diberikan secara
langsung dalam pengelolaannya kepada sekolah. Dalam hal ini, kepala
sekolah memiliki tanggung jawab penuh terhadap perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan pertanggung jawaban sekolah.30
Manajemen keuangan sekolah dapat diartikan sebagai “tindakan
pengurusan atau ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan,
perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban, dan pelaporan”.
Menurut Bafadal, manajemen keuangan sekolah dapat diartikan
sebagai “keseluruhan proses pemerolehan dan pendayagunaan uang secara
tertib, efisien, dan dapat dipertanggungjawabkan dalam rangka
memperlancar pencapaian tujuan pendidikan”.31
Manajemen keuangan pendidikan menurut penulis adalah kegiatan
dalam mengelola keuangan organisasi pendidikan atau sekolah (mencari
29
Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan, (Jakarta: Erlangga, 2006), h. 192 30
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional , (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2011), h. 194 31 David Wijaya, Implikasi Manajemen Keuangan Sekolah terhadap Kualitas Pendidikan,
(Jakarta: BPK Penabur, 2009), h.91.
24
dana dengan koordinasi sumber daya yang tersedia, menggunakan dana
sesuai dengan perencanaan yang telah disepakati) untuk kepentingan
sekolah yang bertujuan mencapai tujuan sekolah secara efisien yang
memiliki tahap perencanaan keuangan sekolah, pelaksanaan keuangan
sekolah, serta evaluasi dan pertanggungjawaban keuangan sekolah.
b. Prinsip Manajemen Keuangan Pendidikan
Manajemen keuangan pendidikan perlu memperhatikan sejumlah
prinsip. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, pasal (48) menyatakan bahwa pengelolaan dana
pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan
akuntabilitas public. Di samping itu, prinsip efektivitas juga perlu
mendapat penekanan.32
Berikut prinsip-prinsip manajemen keuangan, yaitu:
1) Transparansi
Transparan berarti keterbukaan. Transparan di bidang manajemen
keuangan berarti adanya keterbukaan dalam mengelola dana
pendidikan. Pada lembaga pendidikan, bidang manajemen keuangan
yang transparan berarti adanya keterbukaan dalam manajemen
keuangan lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan
dan jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya
harus jelas sehingga bisa memudahkan pihak-pihak yang
berkepentingan untuk mengetahuinya. Transparansi keuangan sangat
dibutuhkan dalam meningkatkan dukungan orang tua, masyarakat, dan
pemerintah dalam penyelenggaraan seluruh program pendidikan di
sekolah. Transparansi juga dapat meningkatkan kepercayaan sebagai
32
Manahan Tampubolon, Perencanaan dan Keuangan Pendidikan (Education and Finance
Plan), (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2015), h. 189.
25
timbal balik antara pemerintah, masyarakat, orang tua siswa, dan
warga sekolah melalui penyediaan informasi dan menjamin
kemudahan dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai.
2) Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah perihal tanggung jawab. Akuntabilitas dapat
diartikan kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena
kualitas performanya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai
tujuan yang menjadi tanggung jawab orang tersebut. Akuntabilitas
dalam manajemen keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah
ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan
peraturan yang berlaku maka pihak sekolah membelanjakan uang
secara bertanggung jawab.
Adanya tiga pilar utama yang menjadi prasyarat terbangunnya
akuntabilitas, yaitu:
a) Adanya transparansi para penyelenggara sekolah dengan menerima
masukan dan mengikutsertakan berbagai komponen dalam
mengelola sekolah,
b) Adanya standar kinerja di setiap institusi yang dapat diukur dalam
melaksanakan tugas, fungsi, dan wewenangnya, serta
c) Adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana kondusif
dalam menciptakan pelayanan masyarakat dengan prosedur yang
mudah, biaya yang murah, dan pelayanan yang cepat.33
3) Efektivitas
Efektif seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. Garner (2004) mendefinisikan efektivitas lebih dalam lagi,
33
Ibid., h. 190
26
karena sebenarnya efektivitas tidak berhenti sampai tujuan tercapai,
melainkan sampai pada hasil kualitatif yang dikaitkan dengan
pencapaian visi lembaga. Efektivitas lebih menekankan pada kualitatif
outcomes.
Manajemen keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas
jika kegiatan yang dilakukan dapat mengatur keuangan untuk
membiayai aktivitas dalam rangka mencapai tujuan lembaga yang
bersangkutan dan kualitatif outcomes-nya sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan.34
4) Efisiensi
Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan
(input), dan keluaran (output) atau antara daya dan hasil. Daya yang
dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu, biaya.35
Perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua hal:
a) Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga, dan biaya
Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau penggunaan waktu, tenaga,
dan biaya yang sekecil-kecilnya dapat mencapai hasil yang
ditetapkan.
b) Dilihat dari segi hasil
Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau dengan penggunaan waktu,
tenaga, dan biaya tertentu memberikan hasil sebanyak-banyaknya
baik kuantitas maupun kualitasnya.
c. Fungsi Manajemen Keuangan Pendidikan
Secara luas, manajemen keuangan sekolah memiliki peran dan
fungsi menyediakan berbagai informasi kuantitatif yang dapat digunakan
34 Ibid. 35
Ibid.
27
sebagai dasar pengambilan keputusan oleh para pemangku kepentingan
sesuai perannya masing-masing. Pemangku kepentingan yang dimaksud,
yakni:
1) Kepala sekolah
Data dari manajemen keuangan sekolah bisa dijadikan
landasan untuk menyusun rencana sekolah, mengevaluasi kemajuan
dalam usaha mencapai tujuan sekolah, serta melakukan tindakan
korektif yang diperlukan.
2) Guru dan karyawan sekolah
Guru dan karyawan sekolah adalah kelompok yang tertarik
pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas di sekolahnya.
Data dan informasi dari manajemen keuangan bisa mereka jadikan
cermin untuk menilai kemampuan sekolah dalam memberikan imbal
jasa, manfaat pension, dan peluang kerja.
3) Kreditur
Kreditur bisa menjadikan data dan informasi mengenai
kesehatan keuangan sekolah sebagai salah satu dasar untuk
mengetahui apakah pinjaman beserta bunganya dapat dibayar pada
saat jatuh tempo.
4) Orangtua siswa
Orangtua adalah pihak yang tertarik dengan informasi
mengenai kelangsungan hidup sekolah, terutama perjanjian jangka
panjang sekolah serta tingkat ketergantungan sekolah.
5) Pemerintah, termasuk lembaga- lembaga yang berada di bawah
otoritasnya
Mereka tertarik dengan informasi mengenai alokasi sumber
daya serta aktivitas sekolah. Informasi tersebut dibutuhkan untuk
28
mengatur aktivitas sekolah dan menetapkan anggaran untuk tahun
berikutnya.
6) Masyarakat
Sekolah dapat mempengaruhi anggota masyarakat dengan
berbagai cara. Laporan keuangan sekolah dapat membantu masyarakat
dengan cara menyediakan informasi mengenai kecenderungan dan
perkembangan terakhir terkait pengelolaan keuangan sekolah beserta
rangkaian aktivitasnya.36
d. Siklus Manajemen Keuangan Pendidikan
Gambar 2.1 : Siklus Manajemen Keuangan Pendidikan
Berdasarkan gambar 2.1 diatas, berikut adalah siklus manajemen
keuangan pendidikan:
1) Anggaran pendidikan
Anggaran merupakan rencana operasional yang dinyatakan secara
kuantitatif dalam bentuk satuan uang yang digunakan
sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan lembaga dalam kurun
waktu tertentu.
36
Ibid., h. 186-187.
29
2) Pola subsidi pendidikan
Subsidi pendidikan merupakan sumber pendanaan dari
Pemerintah, Pemerintah Daerah, pengusaha, dan masyarakat untuk
membiayai aktivitas investasi fisik dan non-fisik dalam rangka
meningkatkan kapasitas dan mutu layanan sekolah.
3) Pengukuran dan pelaporan kinerja pendidikan
Dengan adanya laporan kinerja pendidikan, maka stakeholders
sekolah dapat mengetahui secara jelas tentang kinerja organisasi
sekolah sehingga akan menjadi bahan masukan bagi proses
perencanaan kinerja pendidikan selanjutnya. Salah satu tujuan
diadakannya pelaporan kinerja pendidikan adalah dalam rangka
pelaksanaan akuntabilitas pada sektor publik.
4) Cost dan pricing jasa pendidikan
Menurut James dan Philips, unsur-unsur biaya dan penetapan
harga pendidikan meliputi pertama ialah pembiayaan (costing) jasa
pendidikan, yaitu membandingkan pengeluran sekolah dengan
manfaatnya bagi pelanggan jasa pendidikan. Kedua penetapan harga
(pricing) jasa pendidikan, yaitu penerima jasa pendidikan, yaitu
penerima jasa pendidikan akan dikenakan harga jasa pendidikan
tertentu sesuai dengan tujuan sekolah. Ada tiga aspek penetapan harga
jasa pendidikan : diferensiasi jasa pendidikan, faktor-faktor penentu
jasa pendidikan, serta biaya pengembangan produk jasa pendidikan.
5) Audit Keuangan Pendidikan
Audit keuangan pendidikan bertujuan untuk menetukan apakah
laporan keuangan sekolah secara keseluruhan telah disajikan sesuai
dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku secara umum.
30
6) Audit kinerja pendidikan
Audit kinerja merupakan upaya sistematis untuk mengumpulkan,
menyusun, mengolah, dan menafsirkan informasi, dengan tujuan
menyimpulkan peringkat kompetensi seseorang dalam satu jenis
keahlian profesi pendidikan berdasarkan norma kriteria tertentu, serta
menggunakan kesimpulan tersebut di dalam proses pengambilan
keputusan kinerja yang direkomendasikan (Sagala, 2007).37
e. Proses Manajemen Keuangan Pendidikan menurut E. Mulyasa
Thomas H. Jones berpendapat bahwa manajemen memiliki tiga
tahapan penting yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap
penilaian. Ketiga tahapan tersebut diterapkan dalam manajemen keuangan
menjadi tahap perencanaan keuangan (budgeting), tahap pelaksanaan
(accounting), dan tahap penilaian (auditing).38
Sedangkan menurut E. Mulyasa, “Manajemen keuangan sekolah yang
secara keseluruhan menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkannya
secara efektif dan transparan.”
1) Perencanaan Keuangan Pendidikan
Menurut Mulyasa perencanaan dalam manajemen keuangan ialah
kegiatan merencanakan sumber dana untuk menunjang kegiatan
pendidikan dan tercapainya tujuan pendidikan di sekolah. Perencanaan
menghimpun sejumlah sumber daya yang diarahkan untuk mencapai
suatu tujuan berhubungan dengan anggaran atau budget , sebagai
penjabaran suatu rencana ke dalam bentuk dana untuk setiap
komponen kegiatan.
37 David wijaya, Implementasi Manajemen Keuangan sekolah terhadap kualitas pendidikan,
Jurnal pendidikan penabur, 13, 2009, h.87. 38
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Op. cit., h. 257.
31
Perencanaan keuangan sekolah sedikitnya mencakup dua kegiatan,
yakni penyusunan anggaran, dan pengembangan rencana anggaran
belanja sekolah (RAPBS). Kedua kegiatan pokok tersebut diuraikan
sebagai berikut:
a) Penyusunan anggaran keuangan sekolah
Perencanaan keuangan sekolah memerlukan data yang akurat
dan lengkap sehingga semua perencanaan kebutuhan untuk masa
yang akan datang dapat diantisipasi dalam rancangan anggaran.
Adapun prinsip-prinsip dan prosedur penyusunan anggaran:
(1) Adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab yang
jelas dalam sistem manajemen dan organisasi;
(2) Adanya sistem akuntansi yang memadai dalam
melaksanakan anggaran;
(3) Adanya penelitian dan analisis untuk menilai kinerja
oganisasi;
(4) Adanya dukungan dari pelaksana mulai dari tingkat atas
sampai yang paling bawah.
Dalam penyusunan anggaran keuangan sekolah ada beberapa
tahapan guna mencapai penyusunan anggaran yang optimal.
Tahapan penyusunan anggaran adalah sebagai berikut:
(1) Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
selama periode anggaran.
(2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dinyatakan dalam
uang, jasa, dan barang.
(3) Semua sumber dinyatakan dalam bentuk uang sebab
anggaran pada dasarnya merupakan pernyataan finansial.
32
(4) Memformulasikan anggaran dalam bentuk format yang
telah disetujui dan dipergunakan oleh instansi tertentu
(5) Menyusun usulan anggaran untuk memperoleh persetujuan
dari pihak yang berwenang.
(6) Melakukan revisi usulan anggaran.
(7) Persetujuan revisi usulan anggaran.
(8) Pengesahan anggaran.39
Lipham mengungkapkan empat fase kegiatan pokok
penyusunan angggaran sebagai berikut:
(1) Perencanaan anggaran merupakan kegiatan mengidentifikasi
tujuan, menentukan prioritas, menjabarkan tujuan ke dalam
penampilan operasional yang dapat diukur, menganalisis
alternative pencapaian tujuan dengan analisis cost
effectiveness, membuat rekomendasi alternative pendekatan
untuk mencapai sasaran.
(2) Mempersiapkan anggaran antara lain menyesuaikan kegiatan
dengan mekanisme anggaran yang berlaku, bentuknya,
distribusi, dan sasaran progam pengajaran perlu dirumuskan
dengan jelas. Melakukan inventarisasi kelengkapan peralatan,
dan bahan-bahan yang telah tersedia.
(3) Mengelola pelaksanaan anggaran antara lain mempersiapkan
pembukaan, melakukan pembelanjaan dan membuat
transaksi, membuat perhitungan, mengawasi pelaksanaan
sesuai dengan prosedur kerja yang berlaku, serta membuat
laporan dan pertanggungjawaban keuangan.
39
Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2009), h.50.
33
(4) Menilai pelaksanaan anggaran antara lain menilai pelaksanaan
proses belajar mengajar, menilai bagaimana pencapaian
sasaran progam, serta membuat rekomendasi untuk perbaikan
anggaran yang akan datang.40
b) Pengembangan rencana anggaran sekolah
Penyusunan anggaran keuangan sekolah atau sering disebut
anggaran belanja sekolah (ABS), biasanya dikembangkan dalam
format-format yang meliputi: (1) sumber pendapatan terdiri dari
UYHD (Uang Yang Harus Dipertanggungjawabkan), DPP (Dana
Penunjang Pendidikan), OPF; dan lain-lain; (2) pengeluaran untuk
kegiatan belajar mengajar, pengadaan dan pemeliharaan sarana dan
prasarana, bahan-bahan dan alat pelajaran, honorarium dan
kesejahteraan.
Pada proses pengembangan rancangan anggaran pendapatan
dan belanja sekolah (RAPBS) pada umumnya menempuh langkah-
langkah pendekatan dengan prosedur sebagai berikut:
(1) Pada tingkat kelompok kerja
Kelompok kerja yang dibentuk sekolah, yang terdiri dari para
pembantu kepala sekolah memiliki tugas antara lain melakukan
identifikasi kebutuhan-kebutuhan biaya yang harus
dikeluarkan, selanjutnya diklasifikasikan, dan dilakukan
perhitungan sesuai dengan kebutuhan sekolah. Dari hasil
analisis kebutuhan biaya yang dilakukan oleh kelompok kerja
selanjutnya dilakukan seleksi alokasi yang diperkirakan sangat
mendesak dan tidak bisa dikurangi, sedangkan yang dipandang
tidak mengganggu kelancaran kegiatan pendidikan, khususnya
40
Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), h. 162-163
34
proses belajar mengajar maka dapat dilakukan pengurangan
biaya sesuai dengan dana yang tersedia.
(2) Pada tingkat kerja sama dengan komite sekolah
Kerjasama anatara komite sekolah dengan kelompok kerja
yang telah terbentuk diatas, dilakukan untuk melakukan rapat
pengurus dan rapat anggota dengan pengembangan RAPBS.
Komite sekolah dapat memberikan pertimbangan, membantu
mengontrol kebijakan program sekolah. Kerjasama antara
komite sekolah dengan kelompok kerja yang dibentuk, hal ini
dilakukan sehubungan dengan pengembangan RAPBS.
(3) Sosialisasi dan legalitas
Setelah RAPBS dibicarakan dengan komite sekolah
selanjutnya disosialisasikan kepada beberapa pihak. Pada tahap
sosialisasi dan legalitas ini kelompok kerja melakukan
konsultasi dan laporan pada pihak pengawas, serta mengajukan
usulan RAPBS kepada yayasan untuk mendapat pertimbangan
dan pengesahan.
2) Pelaksanaan Keuangan Pendidikan
Biaya pendidikan merupakan salah satu komponen masukan
instrumental (instrumental input) yang sangat penting dalam
penyelenggaraan pendidikan (di sekolah). Dalam setiap upaya
pencapaian tujuan pendidikan baik tujuan-tujuan yang bersifat
kuantitatif maupun kualitatif, biaya pendidikan memiliki peranan yang
sangat menentukan. Hampir tidak ada upaya pendidikan yang dapat
mengabaikan peranan biaya, sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa
35
biaya, proses pendidikan (di sekolah) tidak akan berjalan.41
Biaya
(cost) dalam pengertian ini memiliki cakupan yang luas, yakni semua
jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan
pendidikan, baik dalam bentuk uang maupun barang dan tenaga (yang
dapat dihargakan dengan uang). Dalam pengertian ini, misalnya, iuran
siswa adalah jelas merupakan biaya, tetapi sarana fisik, buku sekolah
dan guru juga adalah biaya. Bagaimana biaya-biaya itu direncanakan,
diperoleh, dialokasikan, dan dikelola merupakan persoalan
pembiayaan atau pendanaan pendidikan (educational finance). Untuk
itu “Pelaksanaan keuangan sekolah dalam garis besarnya dapat
dikelompokan ke dalam dua bagian, yakni penerimaan dan
pengeluaran.”42
a) Penerimaan
Lembaga pendidikan dalam melaksanakan tugasnya menerima
dana dari beberapa sumber. Penerimaan keuangan sekolah dari
sumber-sumber perlu dibukukan berdasarkan prosedur pengelolaan
yang selaras dengan ketetapan yang disepakati, baik berupa konsep
teortis maupun peraturan yang berlaku. Berdasarkan buku
pedoman rencana, program dan penganggaran, sumber dana
pendidikan yang dapat dikembangkan dalam anggaran belanja
sekolah antara lain meliputi anggaran rutin, anggaran
pembangunan, dan penunjang pendidikan, dana masyarakat,
donatur dan lain-lain yang dianggap sah oleh semua pihak.
Pendanaan pendidikan yang pada dasarnya bersumber dari
pemerintah, orang tua dan masyarakat, namun dapat diperoleh
41
Prof. Dr. Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2006), cet ke -4, h. 3-4. 42
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, Op. cit., h. 201.
36
bentuk kerjasama usaha atau wakaf. Namun pada dasarnya
sekolah yang berdiri di bawah naungan yayasan memiliki
kewenangan dan keleluasaan cukup dalam bagaimana
mendapatkan sumber dana keuangan untuk mengoptimalkan
kegiatan pendidikan di sekolah.
b) Pengeluaran
Dana yang diperoleh dari berbagai sumber perlu di gunakan
secara efektif dan efesien. Artinya setiap perolehan dana dalam
pengeluarannya harus didasarkan pada kebutuhan-kebutuhan yang
telah disesuaikan dengan perencanaan pembiayaan pendidikan.
Dalam manajemen keuangan sekolah, pengeluaran keuangan
harus dibukukan sesuai dengan pola yang ditetapkan oleh
peraturan. Beberapa hal yang harus dijadikan patokan bendahara
dalam pertanggungjawaban pembukuan, meliputi format buku kas
harian, buku tabelaris, dan format laporan daya serap penggunaan
anggaranserta beban pajak. Aliran pengeluaran keuangan harus
dicatat sesuai dengan waktu serta peruntukannya.
Sebagai bendahara sekolah ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan berkaitan dengan masalah pelaksanaan keuangan
sekolah, yaitu :
(1) Pada setiap tahun akhir anggaran, bendahara harus membuat
laporan keuangan sekolah kepada kepala sekolah untuk
dicocokan dengan RAPBS.
(2) Laporan keuangan harus dilampiri bukti-bukti pengeluaran
yang ada termasuk bukti penyetoran pajak (PPN dan PPh) bila
ada.
37
(3) Kwitansi atau bukti pembelian atau bukti penerimaan berupa
tanda tangan penerima honorarium atau bantuan atau bukti
pengeluaran lain yang sah.
(4) Neraca keuangan juga harus ditunjukan untuk diperiksa oleh
tim pertanggung jawaban keuangan dari komite sekolah.
(5) Evaluasi dan pertanggung jawaban keuangan sekolah.
3) Evaluasi dan Pertanggungjawaban Keuangan Pendidikan
a) Evaluasi
Evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah program
sekolah/madrasah mencapai sasaran yang diharapkan. Evaluasi
menekankan pada aspek hasil (output). Konsekuensinya, evaluasi
baru dapat dilakukan jika program sekolah sudah berjalan dalam
satu periode, sesuai dengan tahapan sasaran yang dirancang.
Dalam manajemen keuangan evaluasi dan pertanggung jawaban
menjadi penting. Evaluasi dan pertanggungjawaban keuangan
sekolah dapat diidentifikasikan kedalam tiga hal, yaitu pendekatan
pengendalianpenggunaan alokasi dana, bentuk pertanggung
jawaban keuangan sekolah, dan keterlibatan pengawasan pihak
eksternal lembaga sekolah.
Melalui hasil evaluasi berupa informasi untuk mengambil
keputusan, sehingga informasi / datanya harus
dipertanggungjawabkan (valid/reliable). Pertanggung jawaban
keuangan berisi deskripsi penerimaan, penggunaan dan
pengadministrasian keuangan, khususnya yang digunakan untuk
progam-program sekolah. Deskripsi hendaknya sampai pada
analisis apakah dana digunakan secara efesien dan sesuai dengan
pedoman administrasi keuangan yang berlaku.
38
b) Pertanggungjawaban
Pertanggungjawaban penerimaan dan penggunaan keuangan
sekolah dilaksanakan dalam bentuk laporan bulanan dan
semesteran kepada :
(1) Kepala dinas pendidikan
(2) Kepala badan administrasi keuangan daerah (BAKD)
(3) Kantor dinas pendidikan
Pertanggungjawaban yang dikenal dengan uang yang harus
dipertanggungjawabkan (UYHD), dilaporkan setiap bulan kepada
pihak yang ditetapkan sesuai dengan format dan ketepatan waktu.
Khusus untuk keuangan komite sekolah, bentuk
pertanggungjawabansangat terbatas pada tingkat secara langsung
kepada orang tua peserta didik.
f. Proses Manajemen Keuangan Pendidikan menurut Indra Bastian
Manajemen keuangan pendidikan terbagi dalam tiga kelompok yaitu:
1) Kelompok manajemen pelaksana (operational finance management)
meliputi para keuangan eksekutif
2) Kelompok manajemen pengawas (finance supervisor management)
meliputi audit internal dan analis keuangan.
3) Kelompok manajemen eksekutif adalah penanggung jawab fungsi
yang terkait dengan keuangan: pemasaran, pembelanjaan, produksi,
akuntansi, kepegawaian, dan kepelatihan.43
Menurut Indra Bastian, manajemen memiliki tiga tahapan penting
yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi, ketiga
tahap tadi apabila diterapkan dalam manajemen keuangan pendidikan
dapat dipilah dalam beberapa bagian, seperti gambar dibawah ini adalah
43
Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2015), h. 28.
39
perencanaan pendidikan, penganggaran pendidikan, realisasi anggaran
pendidikan, pelaporan keuangan dan kinerja, audit pendidikan, dan
pertanggungjawaban pendidikan.
Gambar 2.2 : Proses Manajemen Keuangan Pendidikan
1. Perencanaan Pendidikan
Perencanaan pendidikan menurut Coombs adalah suatu analisa
yang rasional tentang sistematika perkembangan pendidikan dengan
tujuan agar pendidikan itu lebih efektif dan efisien serta sesuai
kebutuhan dan tujuan para peserta didik dan masyarakat.
Rencana organisasi pelayanan pendidikan yang berisi tentang
program, kegiatan, dan kinerja yang telah dan akan dicapai tertuang
dalam satu dokumen yang disebut dokumen perencanaan pendidikan.
Manfaat dokumen perencanaan pendidikan adalah memperlihatkan
konsistensi dan benang merah antara rencana strategis dana tau
rencana operasional organisasi pelayanan pendidikan dengan pertama,
Pertanggungjawaban
Pendidikan
Perencanaan
Pendidikan
Penganggaran
Pendidikan
Realisasi
Pendidikan
Pelaporan Keuangan
Pendidikan
Audit
Pendidikan
40
evaluasi terhadap output dan outcome penyelenggaraan berbagai
program pembangunan pendidikan melalui indicator prestasi, baik
yang didanai oleh pemerintah maupun masyarakat; kedua, hasil
analisis kemajuan pemecahan masalah melalui alternative strategi,
program dan realisasi anggaran pada periode tertentu; dan ketiga,
rencana pengembangan organisasi multi tahun, meliputi fisik, sumber
daya manusia, kegiatan sosial, teknologi, dan kerja sama.
2. Penganggaran Pendidikan
Anggaran atau budget dapat didefinisikan sebagai hasil
perencanaan yang berkaitan dengan bermacam-macam kegiatan secara
terpadu yang dinyatakan dalam satuan uang dalam jangka waktu
tertentu. Anggaran diarttikan sebagai rencana keuangan yang
mencerminkan pilihan kebijakan untuk suatu periode pada masa yang
akan datang yang disajikan dalam bentuk angka-angka.
Prinsip dalam penganggaran yang sangat terkenal dengan „The
Three Es‟ yaitu ekonomis, efisien, dan efektif. Dalam buku
Introducing Public Administration, Shafritz dan Russell
mengemukakan sejumlah prinsip dalam sistem penganggaran yang
sudah mengacu pada perkembangan terakhir dalam masyarakat, yaitu
demokratis, adil, transparan, bermoral tinggi, berhati-hati, dan
akuntabel.
3. Realisasi Anggaran
Realisasi anggaran merupakan proses pelaksanaan segala sesuatu
yang telah direncanakan dan dianggarkan oleh organisasi public,
termasuk organisasi pelayanan public. Dalam literature, realisasi
anggaran dikenal dengan istilah „operational management‟. Istilah
tersebut diartikan sebagai proses yang memungkinkan organisasi
41
public untuk mencapai tujuannya melalui penambahan yang efisien
dan penggunaan sumber daya. Manajemen operasional adalah bidang
manajemen yang bersangkutan dengan mengawasi, merancang, dan
mendesain ulang dalam produksi barang/jasa. Penialaian berkelanjutan
dan perbaikan organisasi layanan pendidikan dapat fokus pada salah
satu atau semua dimensi kualitas sistem pendidikan, yaitu peserta
didik, lingkungan belajar, isi, proses dan hasil.
4. Pelaporan Keuangan dan Kinerja Pendidikan
Laporan didefinisikan sebagai sebuah dokumen yang berisi
informasi terorganisasi dalam sebuah narasi, grafik atau tabular,
disusun periodik atau rutin. Laporan dapat merujuk pada periode
tertentu, peristiwa, kejadian, atau mata pelajaran dan dapat
dikomunikasikan atau disajikan dalam bentuk lisan atau tertulis.
Laporan pendidikan berarti dokumen seperti tersebut diatas terkait
pencapaian pendidikan.
Laporan pendidikan adalah bentuk penyajian fakta tentang suatu
keadaan atau suatu kegiatan pendidikan. Pada dasarnya, fakta yang
disajikan itu berkenaan dengan tanggung jawab yang ditugaskan pada
organisasi pelayanan pendidikan yang melaporkan. Fakta yang
disajikan merupakan bahan atau keterangan berdasarkan keadaan
obyektif kondisi pendidikan yang hendak dilaporkannya.
Laporan kinerja pendidikan merupakan komponen integral dari
perencanaan kelembagaan dan kerangka kinerja organisasi pelayanan
pendidikan. Ini terdiri dari serangkaian laporan tahunan yang
mendukung dan menginformasikan pengambilan keputusan
manajemen di organisasi pelayanan pendidikan.
42
5. Audit Pendidikan
Audit didefinisikan sebagai suatu proses sistematik dan objektif
dari penyediaan dan evaluasi bukti-bukti yang berkenaan dengan
pernyataan (asertion) tentang kegiatan dan kejadian ekonomi guna
memastikan derajat atau tingkat hubungan antara pernyataan tersebut
dengan kriteria yang ada serta mengkomunikasikan hasil yang
diperoleh itu kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Auditing
merupakan suatu investigasi independen terhadap beberapa aktivitas
khusus. Mekanisme audit dalam hal ini merupakan sebuah mekanisme
yang dapat menggerakkan makna akuntabilitas organisasi pelayanan
pendidikan.
6. Pertanggungjawaban Pendidikan
Pertanggungjawaban pendidikan adalah laporan dari seluruh
kegiatan aktivitas organisasi pelayanan pendidikan terhadap hambatan,
masalah, pencapaian atau prestasi, serta tindak lanjut secara periodik
dan menyeluruh. Pertanggungjawaban sebagai suatu langkah dalam
memastikan tujuan atau target kegiatan tercapai. Dalam
pertanggungjawaban terdiri dari pengawasan, audit, pemeriksaan
teknis dari kegiatan organisasi pelayanan pendidikan.
g. Tujuan Manajemen Keuangan Pendidikan
Tujuan utama mengelola keuangan sekolah adalah bagaimana sekolah
dapat menghasilkan output yang berkualitas dalam rangka memenuhi
kebutuhan masyarakat sebagai pengguna jasa. Oleh karena itu sekolah
harus menyediakan dana sebagai salah satu sumber yang sangat
menentukan berhasil tidaknya tujuan tersebut dicapai. Hal yang penting
adalah menempatkan fungsi manajemen keuangan benar-benar
43
menunjukan sasaran pembelajaran yang berimplikasi pada mutu
pendidikan yang kompetitif.44
Tujuan dan manfaat keuangan pendidikan adalah:
1. Mengetahui permasalahan dalam rangka percepatan penuntasan wajib
belajar 9 tahun,
2. Menyusun rencana dan merumuskan tujuan,
3. Mengidentifikasi kelemahan, kekuatan, peluang, dan ancaman dalam
perencanaan,
4. Sebagai acuan dalam penetapan anggaran pendidikan,
5. Sebagai alat pengendalian dalam pelaksanaan pembangunan
pendidikan.45
Menurut penulis, tujuan manajemen keuangan yaitu menjamin
terlaksananya program yang telah direncanakan dengan mengelola pemasukan
dana dan pengeluaran dana dengan baik. Oleh karena itu, tujuan manajemen
keuangan membutuhkan sumber daya manusia atau tenaga kerja yang
terampil dan memiliki sifat jujur dalam melaksanakan tugas sebagai pengelola
keuangan.
44
Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), h. 154. 45
Indra Bastian, Loc. cit.
44
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan penelitian yang terdahulu, ada beberapa penelitian yang memiliki
relevansi dengan judul yang diteliti oleh penulis yaitu penelitian yang dilakukan
oleh Pipi Maspupah (2011) dalam skripsi yang berjudul “Implementasi
Manajemen Keuangan di SMK YKTB 2 Bogor”, program studi Manajemen
Pendidikan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini
menggunanakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Hasil penelitian
menyatakan bahwa pelaksanaan manajemen keuangan di SMK YKTB 2 Bogor
sudah baik berdasarkan pelaksanaan manajemen keuangan yaitu perencanaan
keuangan yang melibatkan seluruh warga sekolah, pelaksanaan keuangan yang
memanfaatkan uang sesuai dengan program dan rincian penggunaan dana, dan
evaluasi serta pertanggungjawaban yang optimal serta transparan. Dari penelitian
yang dilakukan oleh Maspupah memiliki persamaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh penulis yaitu penelitian terkait manajemen keuangan. Perbedaan
penelitiannya adalah waktu dan tempat sekolah yang diteliti.
Penelitian lain dilakukan oleh Dewi Arianti (2014) dalam skripsi yang
berjudul “Penerapan Manajemen Keuangan di MAN Insan Cendekia Serpong”,
program studi Manajemen Pendidikan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode deskriptif analisis. Hasil penelitian Dewi menyatakan bahwa penerapan
manajemen keuangan di MAN Insan Cendekia Serpong sudah diterapkan dengan
baik dan sistematis. Hal tersebut dibuktikan dengan proses penerapan manajemen
keuangan dilaksanakan sesuai dengan teori-teori yang berkaitan. Penelitian
tersebut memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu
penelitian terkait manajemen keuangan. Perbedaan penelitiannya adalah waktu,
tempat sekolah yang diteliti, serta jenis sekolah yang diteliti ialah Madrasah
Aliyah Negeri bukan Sekolah Non-Formal.
45
Penelitian lain dilakukan oleh Surya Andikusumo (2012) dalam skripsi yang
berjudul “Manajemen Keuangan Sekolah (Studi Kasus di SDIT Luqman Al
Hakim Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012)”, program studi Pendidikan Agama
Islam, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Hasil
penelitian Surya menyatakan bahwa penerapan manajemen keuangan di SDIT
Luqman Al Hakim sudah baik. Hal tersebut dibuktikan dengan proses penerapan
manajemen keuangan dilaksanakan sesuai prinsip dan fungsi manajemen
keuangan. Penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh penulis yaitu penelitian terkait manajemen keuangan. Perbedaan
penelitiannya adalah waktu, tempat sekolah yang diteliti, serta jenis sekolah yang
diteliti ialah Sekolah Dasar Islam Terpadu bukan Sekolah Non-Formal.
Penelitian lain dilakukan oleh Tias Krismintarini (2009) dalam skripsi yang
berjudul “Manajemen Keuangan Panti Asuhan Yatim Putri „Aisyiyah Kota
Yogyakarta”, program studi Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah, Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analisis. Hasil penelitian Tias
menyatakan bahwa manajemen keuangan di Panti Asuhan Yatim Putri „Aisyiyah
sudah cukup baik berdasarkan fungsi-fungsi manajemen yang diterapkan dalam
system pengelolaan keuangan. Penelitian tersebut memiliki persamaan dengan
penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu penelitian terkait manajemen
keuangan. Perbedaan penelitiannya adalah waktu, tempat yang diteliti, serta jenis
objek penelitian yang diteliti ialah Panti Asuhan bukan Sekolah Non-Formal.
Penelitian lain dilakukan oleh Masruroh (2013) dalam skripsi yang berjudul
“Implementasi Manajemen Pembiayaan di Madrasah Tsanawiyah Ma‟arif 16
Nurul Hidayah Banyubang Solokuro Lamongan Jawa Timur”, program studi
Kependidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
46
Sunan Kalijaga Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
dengan metode deskriptif analisis. Hasil penelitian Masruroh menyatakan bahwa
penerapan manajemen pembiayaan pendidikan di MTs Ma‟arif 16 Nurul Hidayah
sudah diterapkan dengan baik dan sistematis. Hal tersebut dibuktikan dengan
proses penerapan manajemen keuangan dilaksanakan sesuai Standar Nasional
Pendidikan. Penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh penulis yaitu penelitian terkait manajemen keuangan
(pembiayaan). Perbedaan penelitiannya adalah waktu, tempat sekolah yang
diteliti, serta jenis sekolah yang diteliti ialah Madrasah Tsanawiyah bukan
Sekolah Non-Formal.
Tabel 2.3 :
Penelitian Terdahulu
46
Pipi Maspupah, Implementasi Manajemen Keuangan di SMK YKTB 2 Bogor, 2012. 47
Dewi Arianti, Penerapan Manajemen Keuangan di MAN Insan Cendekia Serpong, 2014. 48
Tias Krismintarini, Manajemen Keuangan Panti Asuhan Yatim Putri „Aisyiyah Kota
Yogyakarta, 2009.
No Nama Peneliti /
Tahun Judul Penelitian
Persamaan/
Perbedaan
1. Pipi Maspupah
Tahun 2012
Implementasi Manajemen Keuangan di SMK
YKTB 2 Bogor46
Persamaan : variable penelitian
tentang implementasi manajemen
keuangan, serta jenis sekolah yang
diteliti. Perbedaan : Waktu dan tempat
sekolah.
2. Dewi Arianti
Tahun 2014
Penerapan Manajemen Keuangan di MAN
Insan Cendekia Serpong47
Persamaan : variable penelitian
tentang implementasi manajemen
keuangan.
Perbedaan : Waktu dan tempat
sekolah.
3. Tias
Krismintarini
Manajemen Keuangan Panti Asuhan Yatim
Putri „Aisyiyah Kota Yogyakarta48
Persamaan : variable penelitian
tentang manajemen keuangan.
Perbedaan : Waktu dan tempat
47
49
Surya Andikusumo, Manajemen Keuangan Sekolah (Studi Kasus di SDIT Luqman Al Hakim
Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012), 2012. 50
Masruroh, Implementasi Manajemen Pembiayaan di Madrasah Tsanawiyah Ma‟arif 16 Nurul
Hidayah Banyubang Solokuro Lamongan Jawa Timur, 2013. 51
David Wijaya, Implementasi Manajemen Keuangan Sekolah terhadap Kualitas Pendidikan,
Jurnal pendidikan penabur, 2009.
Tahun 2009 objek penelitian.
4.
Surya
Andikusumo
Tahun 2012
Manajemen Keuangan Sekolah (Studi Kasus di
SDIT Luqman Al Hakim Surakarta Tahun
Pelajaran 2011/2012)49
Persamaan : variable pembahasan
manajemen keuangan sekolah.
Perbedaan : Waktu dan tempat
objek penelitian.
5. Masruroh
Tahun 2013
Implementasi Manajemen Pembiayaan di
Madrasah Tsanawiyah Ma‟arif 16 Nurul
Hidayah Banyubang Solokuro Lamongan
Jawa Timur50
Persamaan : variable pembahasan
manajemen keuangan
(pembiayaan).
Perbedaan : Waktu dan tempat
objek penelitian.
6. David Wijaya Implementasi Manajemen Keuangan
sekolah terhadap kualitas pendidikan51
Persamaan : variable pembahasan
manajemen keuangan sekolah.
Perbedaan : Waktu dan tempat
objek penelitian.
48
C. Kerangka Berpikir
Pendidikan merupakan proses untuk meningkatkan, memperbaiki,
mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap serta perilaku seseorang
dalam usaha mencerdaskan kehidupan manusia melalui kegiatan bimbingan dan
pelatihan.
Sekolah menjadi salah satu tempat dari berjalannya proses pendidikan secara
berkala dengan jenjang yang berbeda. Dalam proses pendidikan tersebut, sekolah
membutuhkan beberapa keperluan untuk menunjang kegiatan pendidikan.
Pemenuhan keperluan yang dibutuhkan tidak terlepas dari dana yang akan
dikeluarkan. Ada suatu anggapan bahwa sulit mendapatkan pendidikan yang
bermutu dengan pengorbanan kecil, untuk proses pendidikan juga diperlukan alat,
tempat, sarana dan prasarana yang memerlukan pengorbanan. Pengorbanan yang
dapat diartikan sebagai biaya menjadi faktor yang sangat diperhatikan dalam
proses pendidikan. Oleh karena itu, dapat diperkirakan bagaimana kesulitan
seseorang yang tidak memiliki kemampuan ekonomis yang memadai untuk
mendapatkan akses pendidikan yang bermutu, tidak berarti hanya orang kaya
yang akan memperoleh pendidikan, maka pemerintah juga berperan untuk
meningkatkan peran dari masyarakat untuk turut ikut mengambil bagian dalam
proses pendidikan.
Komponen keuangan sekolah merupakan komponen produksi yang
menentukan terlaksananya kegiatan belajar mengajar bersama komponen-
komponen lain. Dengan kata lain setiap kegiatan yang dilakukan sekolah
memerlukan biaya, baik itu disadari maupun tidak disadari.52
Setiap kegiatan perlu diatur agar berjalan dengan tertib, lancar, efektif, dan
efisien. Keuangan sekolah merupakan bagian yang sangat penting karena setiap
52
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h. 47
49
kegiatan sekolah membutuhkan uang. Untuk itu, kegiatan pengelolaan keuangan
sekolah perlu dilakukan dengan baik. Masalah keuangan merupakan masalah
Setiap sekolah dan satuan pendidikan lainnya seyogyanya memiliki rencana
strategis untuk periode waktu tertentu yang didalamnya mencakup visi, misi dan
program serta sasaran tahunan. Oleh karena itu, pembiayaan pendidikan yang
terintegritas dan komprehensif dengan rencana strategi di sekolah diarahkan
untuk ketercapaian tujuan lembaga sebagaimana sudah didokumentasikan.53
Komponen keuangan perlu dikelola dengan sebaik-baiknya agar dana dapat
dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya tujuan pendidikan.
Tujuan utama mengelola keuangan sekolah adalah bagaimana sekolah dapat
menghasilkan output yang berkualitas dalam rangka memenuhi kebutuhan
masyarakat sebagai pengguna jasa. Oleh karena itu, sekolah harus menyediakan
dana sebagai salah satu sumber yang sangat menentukan berhasil tidaknya tujuan
tersebut dicapai.
Menurut Indra Bastian, manajemen keuangan pendidikan terdiri dari beberapa
proses tahapan, yakni perencanaan keuangan, penganggaran, realisasi anggaran,
pelaporan keuangan, audit keuangan, dan pertanggungjawaban keuangan.54
Fokus dari sebuah pendidikan adalah pada pembelajaran yang memperkuat
kapasitas peserta didik untuk bertindak progresif, melalui akuisisi pengetahuan
yang relevan, keterampilan dan sikap yang tepat guna, dan yang membantu bagi
diri peserta didik sendiri dan masyarakat lainnya.
Rumah Gemilang Indonesia berhasil mencetak 17 angkatan yang telah banyak
terserap pada beberapa perusahaan atau lembaga. Hal tersebut dibuktikan dengan
penelitian Pusat Studi Bisnis Dan Ekonomi Syariah (CIBEST), Institut Pertanian
53
Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), h. 171 54
Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2015), h. 70
50
Bogor tahun 2017 yang menyatakan bahwa alumni RGI telah mampu
memberikan kontribusi sebanyak 70% terhadap pendapatan rumah tangganya.
Tabel 2.5 :
Kerangka Berpikir
Sekolah
Manajemen Keuangan Pendidikan
Indikator:
Proses Manajemen Keuangan Pendidikan menurut Indra
Bastian, yakni:
1. Perencanaan Keuangan Pendidikan
2. Penganggaran Pendidikan
3. Realisasi Anggaran Pendidikan
4. Pelaporan Keuangan dan Kinerja Pendidikan
5. Audit Pendidikan
6. Pertanggungjawaban Pendidikan
Implementasi Manajemen Keuangan
Pendidikan di Rumah Gemilang Indonesia
54
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di Rumah Gemilang Indonesia Kelurahan
Pengasinan Kecamatan Sawangan Kota Depok dengan alamat Jalan Pengasinan
RT. 01/06 Sawangan, Depok. Peneliti memilih Rumah Gemilang Indonesia
menjadi tempat penelitian karena pembiayaan selama proses pendidikan gratis
dimulai dari awal pendaftaran hingga lulus bagi setiap peserta didik dan berhasil
memiliki 17 angkatan alumni lulusan hingga saat ini. Waktu penelitian dilakukan
Agustus 2017 s.d. Agustus 2018. Berikut rincian tabel rencana penelitian, sebagai
berikut:
Tabel 3.1 :
Rencana penelitian
No Kegiatan
2017 2018
Bulan
08 09 10 11 12 01 02 03 04 05 06 07 08
1. Perbaikan Proposal Skripsi
2. Penyusunan Instrumen penelitian
3. Pengambilan Data Penelitian
4. Pengolahan Data Penelitian
5. Penyusunan Bab IV dan Bab V
6. Kelengkapan Lampiran
7. Sidang Munaqosah
8. Revisi Skripsi
11. Wisuda
55
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan deskriptif
analisis, yaitu penelitian yang memaparkan apa yang terjadi dalam sebuah situasi
lapangan atau wilayah tertentu.55
Dengan penelitian tersebut diharapkan dapat
diperoleh pemahaman dan penafsiran yang mendalam mengenai makna,
kenyataan, dan fakta yang relevan. Dalam penelitian ini, sasaran yang hendak
dicapai ialah mendeskripsikan, memahami, dan memaknai implementasi
manajemen keuangan pendidikan.di Rumah Gemilang Indonesia Sawangan
Depok.
Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial
dari sudut atau perspektif partisipan. Partisipan adalah
orang yang diwawancara, diobservasi, diminta memberikan data,
pendapat, pemikiran dan persepsinya. Dilihat dari tujuan penelitian, fokus
penelitian ini adalah mengamati, dan melihat bagaimana implementasi manajemen
keuangan pendidikan di Rumah Gemilang Indonesia Sawangan Depok. Sedangkan
deskriptif penelitian yang memberi gambaran secara cermat mengenai individu
atau kelompok tertentu tentang keadaan dan gejala yang terjadi. Selanjutnya,
peneliti akan memberikan gambaran secara cermat tentang fenomena yang terjadi
mengenai bagaimana implementasi manajemen keuangan pendidikan di Rumah
Gemilang Indonesia Sawangan Depok.
C. Sumber Data
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi
Spradley mengatakan lebih tepat disebut sumber data pada situasi sosial (Social
Situation) tertentu. Spradley mengatakan bahwa Social situation atau situasi
55
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:PT Rineka
Cipta, 2010), h. 198.
56
sosial terdiri atas tiga elemen yaitu : tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas
(activity) yang berinteraksi secara sinergis.56
Berdasarkan jenis data yang diperlukan, maka dalam penelitian ini, yang
dijadikan partisipan oleh peneliti adalah sekelompok objek yang dijadikan sumber
data dalam penelitian yang bentuknya dapat
berupa manusia, benda-benda, dokumen-dokumen dan sebagainya.
Dengan demikian berdasarkan permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka
yang menjadi sumber data adalah Manajer Rumah Gemilang Indonesia,
Bendahara Rumah Gemilang Indonesia, Kepala Divisi Program, Kepala Divisi
Kepatuhan dan Kajian Dampak, serta Kepala Divisi Keuangan.
Adapun sumber datanya adalah sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang bersumber dari informan secara
langsung yang ditemui di lapangan atau lokasi penelitian.57
Dalam penelitian
ini, sumber data berasal dari key information berupa dokumen-dokumen dan
wawancara di Rumah Gemilang Indonesia yakni sebagai berikut:
a. Dokumen-dokumen sekolah (data tenaga pendidik dan kependidikan, ,
dokumen keuangan).
b. Hasil wawancara dari:
1) Manajer Rumah Gemilang Indonesia
2) Staff Keuangan Rumah Gemilang Indonesia
3) Kepala Divisi Program
4) Kepala Divisi Kepatuhan dan Kajian Dampak
5) Kepala Divisi Keuangan
c. Lembar observasi (buku kas umum, daftar potongan-potongan, daftar gaji,
buku tabungan, buku SPP).
56
Sugiyono, Metodologi Penelitian: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&d, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 216. 57
Ibid.
57
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari sumber data ketiga yakni paper dengan
menggunakan teknik dokumentasi. Data sekunder adalah sumber yang tidak
langsung memberikan data/informasi kepada peneliti yang diperoleh dari
pihak lain selain dari sumber primer, dan berfungsi sebagai data pendukung
penelitian.58
Dalam penelitian ini, sumber data sekunder berasal dari data gaji
guru, dan laporan keuangan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Ada 3 (tiga) teknik yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data
penelitian, yaitu: teknik wawancara, teknik observasi, dan teknik studi
dokumentasi.
1. Teknik Wawancara
Esterberg mendefinisikan wawancara/interview sebagai „a meeting of two
persons to exchange information and idea through question and responses,
resulting in communication and joint construction of meaning about a
particular topic‟. Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna
dalam suatu topik tertentu.
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk
memperoleh informasi dari terwawancara. Wawancara adalah suatu
pengumpulan data dengan cara komunikasi langsung antara peneliti dengan
objek penelitian. Dalam pelaksanaan wawancara yang dilakukan oleh peneliti
berpedoman pada pedoman wawancara (interview guide) mengenai:
a. Perencanaan Keuangan yang dilaksanakan di Rumah Gemilang Indonesia
Sawangan Depok.
58
Ibid.
58
b. Penganggaran Pendidikan yang diterapkan di Rumah Gemilang Indonesia
Sawangan Depok.
c. Realisasi Anggaran Pendidikan di Rumah Gemilang Indonesia Sawangan
Depok.
d. Pelaporan Keuangan dan Kinerja Pendidikan di Rumah Gemilang
Indonesia Sawangan Depok.
e. Audit Pendidikan.
f. Pertanggungjawaban Keuangan Pendidikan.
2. Teknik Observasi
Observasi adalah teknik penelitian dalam pengumpulan data dengan cara
mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan diteliti,
baik pengamatan itu dilaksanakan dalam situasi sebenarnya maupun situasi
buatan yang diadakan.
Dalam pelaksanaan observasi yang dilakukan peneliti, berpedoman pada
lembar pengamatan (observation sheet). Teknik observasi digunakan untuk
mengamati dan mencatat seluruh kegiatan manajemen keuangan di Rumah
Gemilang Indonesia Sawangan Depok. Kegiatan yang menjadi objek
observasi yaitu:
a. Mengamati sikap manajer RGI dalam mengatur dan berkoordinasi
dengan bendahara, staf, dan instruktur;
b. Mengamati proses pekerjaan bendahara sekolah.
3. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh dan mengumpulkan data-
data yang berkaitan dengan pelaksanaan manajemen keuangan pendidikan.
Teknik dokumentasi untuk memperoleh informasi dan data yang berkaitan
dengan penerapan manajemen keuangan pendidikan di Rumah Gemilang
Indonesia Sawangan Depok berupa:
59
Tabel 3.2:
Studi Dokumentasi
No Dokumentasi Sumber
1. Profil Sekolah Manajer RGI
2. Struktur Organisasi Manajer RGI
3. Data Tenaga Pendidikan Staff Administrasi RGI
4. Data Staff Pegawai Staff Administrasi RGI
5. Data Peserta Didik Staff Administrasi RGI
6. Pedoman Pelaksanaan Keuangan Kepala Divisi Keuangan
7. Pedoman Pelaporan Keuangan Kepala Divisi Keuangan
8. Laporan Keuangan Manajer RGI, Staff Keuangan
RGI, Kepala Divisi Keuangan
E. Instrumen Pengumpulan Data
1. Wawancara
Tabel 3.3 :
Kisi-kisi Instrumen
No Indikator Narasumber
1. Perencanaan Keuangan Manajer RGI, Staff Keuangan RGI.
2. Penganggaran Pendidikan Manajer RGI, Kepala Divisi Program,
Kepala Divisi Keuangan.
3. Realisasi Anggaran Pendidikan Manajer RGI, Staff Keuangan RGI.
4. Pelaporan Keuangan Staff Keuangan RGI, Manajer RGI,
Kepala Divisi Program, Kepala Divisi
Keuangan, Kepala Divisi Kepatuhan.
5. Audit Pendidikan Manajer RGI, Kepala Divisi Keuangan,
Kepala Divisi Program, Kepala Divisi
Kepatuhan.
60
6. Pertanggungjawaban Keuangan Staff Keuangan RGI, Manajer RGI,
Kepala Divisi Program, Kepala Divisi
Kepatuhan.
Tabel 3.4 :
Instrumen Pedoman Wawancara
No. Indikator Sub Indikator Pertanyaan
1. Perencanaan
Keuangan
Pendidikan
4. Sistem Perencanaan
5. Waktu Pelaksanaan
6. Pihak yang terlibat
7. Proses Perencanaan
8. Bentuk dari hasil
Perencanaan
1. Bagaimana sistem perencanaan keuangan
sekolah?
2. Kapan dilakukannya perencanaan keuangan?
3. Siapa yg terlibat dalam perencanaan keuangan?
4. Bagaimana proses perencanaan keuangan?
5. Apa Bentuk dari hasil perencanaan keuangan?
2. Penganggaran
Pendidikan
7) Prosedur Penganggaran
8) Pihak yang terlibat
9) Bentuk dari hasil
Pengangaran
10) Sumber anggaran
Pendidikan
1. Bagaimana penganggaran di sekolah?
2. Siapa yang terlibat dalam penganggaran tersebut?
3. Apa bentuk dari hasil penganggaran?
4. Darimana sumber anggaran pendidikan?
3. Realisasi Anggaran
Pendidikan
d) Pelaksanaan Anggaran
e) Pihak yang terlibat
f) Kendala realisasi
anggaran
g) Solusi yang diterapkan
1. Bagaimana pelaksanaan anggaran di sekolah?
2. Siapa yang terlibat dalam pelaksanaan tersebut?
3. Apa kendala dari pelaksanaan anggaran
pendidikan?
4. Bagaimana solusi yang telah diterapkan dalam
mengatasi kendala tersebut?
4. Pelaporan Keuangan
Pendidikan
c) Sistem Pelapo
d) ran Keuangan
e) Pihak yang terlibat
f) Kendala saat pelaporan
g) Solusi yang diterapkan
h) Bentuk dari hasil
Pelaporan
i) Standarisasi Pelaporan
Keuangan?
1. Bagaimana pelaporan keuangan pendidikan?
2. Siapa yang terlibat dalam pelaporan keuangan
pendidikan?
3. Apa kendala dari pelaporan keuangan
pendidikan?
4. Bagaimana solusi yang telah diterapkan dalam
mengatasi kendala tersebut?
5. Apa bentuk dari hasil pelaporan keuangan
pendidikan?
6. Apakah ada standarisasi pelaporan keuangan?
5. Audit Pendidikan (6) Sistem audit keuangan
(7) Pihak yang terlibat
(8) Bentuk dari hasil audit
(9) Pengawasan Keuangan
1. Bagaimana audit pendidikan?
2. Siapa yang terlibat dalam audit pendidikan?
3. Apa bentuk dari hasil audit pendidikan?
4. Bagaimana Sistem Pengawasaan keuangan yang
diterapkan?
6. Pertanggungjawaban
Pendidikan
c) Prosedur
pertanggungjawaban
d) Pihak yang terlibat
e) Kendala saat
1. Bagaimana pertanggungjawaban pendidikan?
2. Siapa yang terlibat dalam pertanggungjawaban
pendidikan?
3. Apa kendala dari pertanggungjawaban
61
Pengumpulan Data
ata
Reduksi Data
Penyajian Data
Verifikasi/Kesimpulan
penarikan
2. Observasi
Tabel 3.5 :
Lembar Observasi
No. Indikator Ada Tidak Ada Keterangan
1. Buku Kas umum
2. Daftar Potongan-Potongan
3. Daftar Gaji/Honorarium
4. Buku Tabungan
5. Buku SPP
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian kualitatif
adalah analisis data yaitu dengan analisis data model Milles dan Huberman,
yang meliputi: (1) reduksi data, (2) display/penyajian data, dan (3) mengambil
kesimpulan lalu verifikasi. Apabila digambarkan dapat dilihat seperti gambar
berikut ini.59
Gambar 3.1 : Komponen dalam analisis data
59
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,2011), h.
247.
pertanggungjawaban
f) Solusi yang diterapkan
g) Bentuk dari hasil
pertanggungjawaban
pendidikan?
4. Bagaimana solusi yang telah diterapkan dalam
mengatasi kendala tersebut?
5. Apa bentuk dari hasil pelaporan keuangan
pendidikan?
62
d) Pengumpulan Data
Peneliti membuat catatan data yang dikumpulkan melalui
observasi, wawancara dan studi dokumentasi yang merupakan catatan
lapangan yang terkait dengan pertanyaan atau tujuan penelitian.
e) Reduksi Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaan seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber, yakni dari observasi, wawancara dan studi
dokumentasi. Setelah dibaca, dipelajari, maka langkah selanjutnya adalah
mengadakan reduksi data. Langkah ini berkait erat dengan proses
menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, mengabstraksikan dan
mentransformasikan data mentah yang diperoleh dari hasil penelitian.
Reduksi data dilakukan selama penelitian berlangsung. Langkah ini
dilakukan sebelum data benar-benar dikumpulkan. Peneliti sudah
megetahui data-data apa saja yang dilakukan terkait penelitian.
f) Penyajian Data
Penyajian data atau kumpulan informasi yang memungkinkan
peneliti melakukan penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data yang
mudah dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah teks naratif yang
menceritakan secara panjang lebar temuan penelitian.
g) Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan atau verikfikasi merupakan langkah
selanjutnya. Analisisnya menggunakan analisis model interaktif. Artinya
analisis ini dilakukan dalam bentuk interaktif dari ketiga komponen utama
tersebut. Data yang terkumpul dari hasil observasi, wawancara, dan studi
dokumentasi yang erkait dengan penelitian direduksi untuk dipilih mana
yang paling tepat untuk disajikan. Proses pemilihan data akan difokuskan
pada data yang mengarah dengan penelitian direduksi untuk dipilih mana
63
yang paling tepat untuk disajikan. Proses pemilihan data akan difokuskan
pada data yang mengarah.
G. Uji Validitas Data Kualitatif
Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada
obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan
demikian data yang valid adalah data yang tidak berbeda antar data yang
dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek
penelitian.60
Pengecekan keabsahan data (trustworthiness) adalah bagian yang
sangat penting dan tidak terpisahkan dari penelitian kualitatif. Pelaksanaan
pengecekan keabsahan data didasarkan pada 4 (empat) kriteria yaitu derajat
kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), kebergantungan
(dependability), dan kepastian (confirmability).
1. Derajat Kepercayaan (credibility)
Kredibilitas data merupakan upaya peneliti untuk menjamin bahwa
data yang dikumpulkan oleh peneliti mengandung nilai kebenaran, baik
bagi para pembaca pada umumnya, maupun subyek penelitian. Untuk
memperoleh data yang valid maka peneliti menggunakan teknik
pengecekan data perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan,
member check, penggunaan bahan referensi, dan diskusi dengan teman
sejawat. Berikut teknik-teknik pengecekan data yang digunakan:
a. Perpanjangan pengamatan
Perpanjangan pengamatan di tempat penelitian merupakan
langkah antisipatif mengingat peneliti adalah pihak luar dan relative
mengalami kesulitan untuk memenuhi sumber data. Dengan
perpanjangan penelitian ini berarti hubungan peneliti dengan
narasumber akan semakin terbentuk rapport. Menurut Susan
60
Ibid. Sugiyono. h. 267.
64
Stainback dalam buku Sugiyono, „rapport is a relationship of mutual
trust and emotional affinity between two or more people‟.
b. Peningkatan ketekunan
Peningkatan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara
lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara tersebut, maka
kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara
sistematis. Pengujian kredibilitas dengan meningkatkan ketekunan
dilakukan dengan cara peneliti membaca seluruh catatan hasil
penelitian secara cermat, sehingga dapat diketahui kesalahan dan
kekurangannya, maka peneliti dapat memberikan deskripsi data yang
akurat dan sistematis tentang hal-hal yang diamati.
c. Member check
Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh
peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check agar informasi
yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai
dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.
d. Penggunaan bahan referensi
Penggunaan bahan referensi merupakan alat pendukung untuk
membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti. Data yang telah
ditemukan memiliki bukti kuat agar penulisan laporan dapat
dipercaya, contohnya data hasil wawancara perlu didukung dengan
adanya rekaman wawancara.
2. Keteralihan (transferability)
Keteralihan dalam penelitian kualitatif dapat dicapai dengan cara
uraian rinci. Untuk kepentingan ini, peneliti berusaha melaporkan hasil
penelitian secara rinci. Uraian laporan diusahakan dapat mengungkap
secara khusus segala sesuatu yang diperlukan oleh pembaca agar para
65
pembaca dapat memahami temuan-temuan yang diperoleh dengan penuh
tanggungjawab berdasarkan kejadian-kejadian nyata.
3. Kebergantungan (dependability)
Kebergantungan disebut juga dengan audit kebergantungan
menunjukkan bahwa penelitian memiliki sifat ketaatan dengan
menunjukan konsistensi dan stabilitas data atau temuan yang dapat
direflikasi.61
Dependability dilakukan untuk menanggulangi kesalahan-
kesalahan dalam konseptualisasi rencana penelitian, pengumpulan data,
dan pelaporan hasil penelitian. Untuk itu diperlukan dependant auditor
atau para ahli dibidang pokok persoalan penelitian ini, sebagai dependant
auditor dalam penelitian ini adalah dosen pembimbing skripsi.
4. Kepastian (confirmability)
Kepastian yaitu bahwa data yang diperoleh dapat dilacak
kebenarannya dan sumber informasinya jelas.62
Konfirmabilitas
berhubungan dengan objektivitas hasil penelitian. Hasil penelitian
dikatakan memiliki derajat objektivitas yang tinggi apabila keberadaan
data dapat ditelusuri secara pasti dan penelitian dikatakan objective bahwa
hasil penelitian telah disepakati banyak orang.
61
Djam‟am Satori, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung; Alfabeta, 2010), h. 166. 62
Ibid, Djam‟am Satori, h. 167.
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Rumah Gemilang Indonesia
Rumah Gemilang Indonesia (RGI), berdiri di lahan wakaf seorang donatur
seluas 1.600 m2 di Kampung Kebon Kopi, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan
Sawangan, Kota Depok. Rumah Gemilang Indonesia (RGI) merupakan
sebuah Unit Program Pemberdayaan Dan Pusat Pelatihan (empowering and
training center) di bawah Direktorat Program Al-Azhar Peduli Ummat.
Secara resmi, RGI mulai beroperasi sejak 1 Juni 2009 dengan melakukan
sosialisasi kepada masyarakat di wilayah Kecamatan Sawangan Kota Depok.
Sebagai bagian dari program pemberdayaan Al-Azhar Peduli Ummat,
RGI mengadopsi platform pesantren, tapi fokus pada penyelenggaraan
pendidikan non-formal dalam kemasan short course (kursus singkat).
Perpaduan ini bertujuan agar para peserta pelatihan RGI tidak hanya
menyerap pengetahuan dan keterampilan unggul yang menjadi pondasi masa
depan mereka, tapi juga memiliki pengetahuan dan dasar akidah iman yang
baik.
Pada awalnya, bukan perkara mudah mewujudkan gambar rencana
menjadi bangunan fungsional. Estimasi biaya pembangunan mencapai angka
3 miliar rupiah. Belum termasuk biaya untuk fasilitas dan operasional. Al-
Azhar Peduli Ummat (APU) pun mengundang donatur yang peduli terhadap
pendidikan bagi yatim dan dhuafa untuk berpartisipasi dalam pembangunan
RGI. Caranya, delapan ruang kelas di lantai dua dan empat kelas di lantai
satu, dilelang dalam akad wakaf tunai masing-masing seharga Rp 100 juta.
Selain mendapatkan sertifikat, pemenang lelang berhak memberikan nama
68
ruang, sesuai yang dikehendaki. Hall dan perpustakaan di lantai 1, juga
dilelang dengan nilai masing-masing Rp 200 juta.
Kini, bangunan megah dengan fasilitas pelatihan yang menuju
sempurna itu, sudah dimanfaatkan sebagai training center untuk remaja usia
produktif yang putus sekolah maupun yang tak mampu melanjutkan ke
jenjang perguruan tinggi. Komunitas masyarakat dan pesantren juga memetik
manfaat dari keberadaan RGI ini. Mereka secara gratis dapat belajar
pengetahuan dan keterampilan yang selama ini hanya dapat dinikmati
kalangan ekonomi mampu.
Dalam peran empowering, RGI disiapkan sebagai pusat pemberdayaan
dan entrepreneur. Seluruh produk yang dihasilkan RGI, disiapkan sebagai
produk bisnis yang akan menopang operasional RGI dan menjadi wahana bagi
para peserta RGI memasarkan hasil karyanya. Tujuannya meningkatkan taraf
ekonomi alumni RGI untuk mendapatkan kehidupan lebih baik, mandiri,
berjiwa sosial, dan memiliki nilai-nilai agama dengan baik.
2. Profil Sekolah
a. Identitas Yayasan
1) Nama Yayasan : Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar
2) Tahun Berdiri : 1952
3) Ketua Umum Yayasan: H. Muhammad Suhadi
4) Alamat : Jalan Sisingamangaraja,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
5) Nomor Telepon : (021)-7243933 / 7261233
6) Fax : (021)-7393646
b. Identitas Sekolah
1) Nama Sekolah : Rumah Gemilang Indonesia
2) Alamat Sekolah : Jalan Pengasinan RT. 01 RW. 006,
3) Desa : Kampung Kebon Kopi
69
4) Kelurahan : Pengasinan
5) Kecamatan : Sawangan
6) Kabupaten/Kota Madya : Depok
7) Provinsi : Jawa Barat
8) Kode Pos : 16518
9) Nomor Telepon : (0251) 8616466
10) Fax : (0251) 8614382
11) Email : [email protected]
12) Nama Pimpinan Sekolah : Machrus Ali
13) Kategori Sekolah : Non-Formal
14) Tahun berdiri : 2009
15) Kepemilikan Tanah : Wakaf (Tanah Yayasan)
3. Visi dan Misi Sekolah
Visi :
Menjadi pusat pendidikan dan pelatihan keterampilan serta pengembangan
masyarakat yang mampu menciptakan generasi kreatif, produktif, mandiri dan
berakhlaq mulia.
Misi :
1. Menjadikan RGI pusat pengetahuan dan keterampilan bagi generasi
produktif
2. Membentuk sumber daya insani yang kreatif, produktif, mandiri dan
berakhlak mulia
3. Melahirkan para entrepreuneur yang mandiri dan menjadi agent of change
masyarakat
4. Menjadikan RGI business centre bagi produk asli masyarakat
Berdasarkan visi-misi Rumah Gemilang Indonesia, dapat dilihat
bahwa tujuan sekolah non-formal tersebut untuk mempersiapkan generasi
yang terampil, mandiri, serta memiliki akhlak mulia. Hal tersebut didapatkan
70
setelah peserta didik menempuh program pelatihan keterampilan yang ada di
RGI, serta budaya atau kebiasaan islami yang telah ditanamkan selama proses
pendidikan.
4. Budaya Lembaga
Rumah Gemilang Indonesia (RGI) merupakan lembaga pendidikan
non-formal sebagai bentuk pengembangan masyarakat melalui pendidikan
dan pelatihan keterampilan memiliki budaya lembaga yang berfungsi sebagai
jati diri dan spirit kerja yang terangkum dalam 5 (lima) sikap yang disebut
„UMMAT‟, yakni:
U: Universal
Melayani sepenuh hati pada seluruh aspek kehidupan umat manusia
yang berlaku sebagai implmentasi nilai-nilai Islam yang Rahmatan lil
„alamin.
M: Manfaat
Selalu berupaya memberikan manfaat kepada orang lain.
M: Martabat
Menjunjung tinggi harga diri amil, muzakki, dan penerima manfaat
A: Amanah
Penuh rasa tanggungjawab dalam melaksanakan tugas dan melayani
ummat.
T: Tabligh
Mendidik, Mencerahkan, membina, dan memotivasi diri dan masyarakat
untuk menjadi lebih baik.
5. Struktur Organisasi
Direktur Eksekutif LAZNAS Al-Azhar : Sigit Iko Sugondo
Kepala Divisi Keuangan : Farid Rasyidi
Kepala Divisi Kepatuhan dan Kajian Dampak : Agus Nafi
Kepala Divisi Program dan Pendayagunaan : Rahmatullah Sidik
71
Manajer Rumah Gemilang Indonesia : Machrus Ali
Staff Keuangan RGI : Liza Triastuti
Staff Administrasi : Eka Nur Prihantari
6. Keadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
a. Ruang Kelas : 9 Ruang
b. Ruang Kantor : 1 Ruang
c. Ruang Penunjang :
1). Asrama Santri : 2 Ruang
2). Asrama Santriwati : 2 Ruang
3). Mushollah : 2 Ruang
4). Asrama Pengajar : 1 Ruang
5). Ruang Rapat Pimpinan: 1 Ruang
6). Ruang Keamanan : 1 Ruang
7). Ruang Laboratorium : 3 Ruang
8). Ruang Perpustakaan : 1 Ruang
9). Kamar Mandi : 10 Ruang
d. Aula Serbaguna : 1 Ruang
e. Function Hall : 1 Ruang
f. Lapangan Olahraga : 1 Petak
g. Peralatan Keterampilan, Praktikum, dan workshop
1) Mesin Jahit Biasa sebanyak 20 unit
2) Mesin Jahit Highspeed sebanyak 5 unit
3) Mesin Obras sebanyak 2 unit
4) Komputer Spec. 1 sebanyak 20 unit
5) Komputer Spec. 2 sebanyak 15 unit
6) Komputer Spec. 3 sebanyak 5 unit
7) Softbox sebanyak 1 unit
8) Kamera Foto DSLR sebanyak 7 unit
72
9) Kamera Video sebanyak 3 unit
10) Infocus/LCD Projector sebanyak 2 unit
7. Data Pendidik dan Tenaga Pendidikan
Tenaga pendidik dan kependidikan dan staff pegawai lainnya merupakan
syarat mutlak dalam organisasi kependidikan. Rumah Gemilang Indonesia
(RGI) berusaha untuk memberikan pelayanan secara maksimal dalam bentuk
pendidikan dan pelatihan keterampilan kepada peserta didik yang telah lulus
seleksi oleh pihak RGI dengan menghadirkan tenaga-tenaga pendidik dan
kependidikan yang berkompeten dibidangnya, professional, dan
bertanggungjawab secara moril untuk menciptakan generasi penerus yang
cerdas, terampil dan berakhlak mulia.
Terdapat 16 Pengajar atau instructor yang terdiri dari 12 orang berjenis
kelamin laki-laki, dan 4 orang berjenis kelamin perempuan. Ada 10 orang dari
instructor yang sudah menikah (berkeluarga), dan 6 orang instructor yang
belum menikah (lajang). Dari total 16 orang instructor tersebut, 14 orang
berstatus pegawai tetap, 2 orang berstatus pegawai tidak tetap. Ada 13 orang
instructor yang sudah lulus kuliah, dan 3 orang sedang proses kuliah.
Terdapat tenaga kependidikan yang berjumlah 9 orang, terdiri dari 5 orang
sebagai penjaga keamanan, 2 orang sebagai staff administrasi, 1 orang sebagai
staff keuangan, 1 orang sebagai manajer RGI.
Berikut tabel keadaan tenaga pendidik, dan kependidikan di Rumah
Gemilang Indonesia, Sawangan, Depok.
73
Tabel 4.1
Data Kepegawaian
Pend.
Akhir
JK
Jml
SM Jm
l
SK
Jml
SP Jml
Lk Pr M L T TT L P
SMA 4 3 7 5 2 7 7 7 7 7
D3
S1 10 5 15 12 3 15 12 3 15 12 3 15
S2 3 3 3 3 1 2 3 3 3
S3
Total 17 8 25 20 5 25 20 5 25 22 3 25
Keterangan:
Pend. Akhir : Pendidikan Akhir
SMA :Sekolah Menengah Atas
D3 : Diploma 3
S1 : Strata-1
S2 : Strata-2
S3 : Strata-3
JK : Jenis Kelamin
Lk : Laki-Laki
Pr : Perempuan
SM : Status Menikah
M : Menikah
L : Lajang
Jml. : Jumlah
SK : Status Kepegawaian
T : Tetap
TT : Tidak Tetap
SP : Status Pendidikan
L : Lulus
P : Proses
8. Data Rombongan Belajar
Rumah Gemilang Indonesia setiap tahun membuka Penerimaan
Peserta Didik rutin 2 kali di awal setiap semester.
Peserta Didik di Rumah Gemilang Indonesia berjumlah 114 Orang,
dengan perincian kelas Photography dan Videography sebanyak 20 orang,
74
terdiri dari 14 santri, dan 6 santriwati. Kelas Tata Busana sebanyak 18
orang, terdiri dari 2 santri, dan 16 santriwati. Kelas Otomotif sebanyak 18
orang, terdiri dari 18 santri. Kelas Design Grafis sebanyak 18 orang,
terdiri dari 16 santri, dan 2 santriwati. Kelas Teknik Komputer Jaringan
20 orang, yang terdiri dari 18 santri, dan 2 santriwati. Kelas Aplikasi
Perkantoran 20 orang, yang terdiri dari 4 santri, dan 16 santriawati.
9. Kegiatan Santri/Santriwati
Tabel 4.2
Jadwal DIKLAT harian
Waktu Kegiatan
03.00 – 04.00 Bangun Tidur dan Sholat Tahajud Bersama
04.00 – 05.00 Sholat Subuh
05.00 – 05.30 Tadarus Al-Qur‟an
05.30 – 06.30 Senam Pagi
06.30 – 07.30 Mandi dan Sarapan
07.30 – 09.00 SCC (Spiritual Course Centre)
09.00 – 12.00 Kegiatan Pembelajaran
12.00 – 13.00 Sholat Dzuhur dan Makan Siang
13.00 – 15.00 Praktek atau Istirahat
15.00 – 15.30 Sholat Ashar
15. 30 – 17.00 Pembelajaran Tambahan atau olahraga
17.00 – 18.00 Mandi dan Bersih-bersih
75
18.00 – 19.00 Sholat Maghrib dan Tadarus Al-Qur‟an
19.00 – 19.30 Makan Malam
19.30 – 20.00 Sholat Isya
20.00 – 22.00 Pembelajaran Bersama
22.00 – 03.00 Istirahat
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi di Rumah Gemilang Indonesia, Sawangan,
Depok pada hari Senin, 23 Oktober 2017 pukul 13.30-14.30 menunjukkan
bahwa buku kas umum ada, daftar potongan-potongan tidak ada, daftar
gaji/honorarium ada, buku tabungan tidak ada, buku iuran SPP tidak ada.
Buku kas umum ini dipergunakan untuk menulis uang masuk ke
bendahara RGI secara global. Daftar potongan-potongan tidak dipergunakan
dalam pembukuan keuangan RGI, karena di RGI tidak ada potongan harga.
Daftar gaji dipergunakan untuk mencatat gaji para instructor, dan tenaga
kependidikan lainnya, RGI tidak memiliki buku tabungan khusus, karena
pemasukan keuangan RGI di terima langsung dari LAZNAS Al-Azhar. Buku
iuran SPP tidak dipergunakan di RGI, karena seluruh Santri dan Santriwati
tidak dibebankan biaya satu rupiah pun, kecuali pengeluaran pribadi masing-
masing individu.
76
Tabel 4.3
Lembar Observasi
No Uraian Pengamatan Ada Tidak
Ada
Keterangan
1. Buku Kas Umum √ Buku kas umum ini
dipergunakan untuk
menulis uang masuk ke
bendahara RGI secara
global
2. Daftar Potongan √ Daftar potongan-
potongan tidak
dipergunakan dalam
pembukuan keuangan
RGI, karena di RGI
tidak ada potongan
harga
3. Daftar Gaji/honorarium √ Daftar gaji
dipergunakan untuk
mencatat gaji para
instructor rutin setiap
bulannya.
4. Buku Tabungan √ RGI tidak memiliki
buku tabungan khusus,
karena pemasukan
keuangan RGI di
terima langsung dari
77
LAZNAS Al-Azhar.
5. Buku Iuran SPP √ Buku iuran SPP tidak
dipergunakan di RGI,
karena seluruh Santri
dan Santriwati tidak
dibebankan biaya satu
rupiah pun, kecuali
pengeluaran pribadi
masing-masing
individu.
2. Hasil Wawancara
a. Staff Keuangan Rumah Gemilang Indonesia (RGI)
Perencanaan Rumah Gemilang Indonesia dilakukan oleh staff
keuangan RGI beserta dengan manajer RGI, kemudian diajukan dalam
form PPD kepada LAZ Al-Azhar, diproses dan dicairkan dengan besaran
angka tertentu. RGI dihubungi oleh LAZ Al-Azhar untuk pencairan dana
tersebut, kemudian staff keuangan mempergunakannya sesuai dengan
kebutuhan yang ada. Rumah Gemilang Indonesia mengajukan PPD di
minggu pertama, dan biasanya diproses selama satu minggu, tepatnya
minggu kedua dana telah cair, lalu untuk diminggu kedua untuk
mengajukan PPD kembali perlu ada laporan dari penggunaan dana
minggu pertama, jika pelaporan tersebut belum atau ada kekurangan maka
pengajuan PPD juga terhambat.
Pelaporan keuangan disusun oleh staff keuangan RGI dibuktikan
dengan kwitansi dan foto-foto pendukung kepada LAZ Al-Azhar yakni
divisi keuangan.
78
Audit dilakukan oleh manajer RGI, dan kepala divisi program, serta
dilakukan juga oleh divisi keuangan, dan ada audit public dari LAZ Al-
Azhar. Pertanggungjawaban ada pada manajer RGI, jika ada kendala atau
kekurangan, pihak manajer RGI dipanggil untuk diklarifikasi indikasi dan
penyebabnya tersebut.
b. Manajer Rumah Gemilang Indonesia (RGI)
Implementasi Manajemen Keuangan di RGI dalam pengelolaannya
sangat berhubungan erat dengan staff keuangan RGI, dan pimpinan RGI.
Pada prakteknya, perencanaan keuangan dibuat berdasarkan kebutuhan
peserta didik dan hal lain yang menunjang pembelajaran peserta didik,
dibuat dengan list kebutuhan setiap minggu mengacu pada hasil
RAKERNAS tahun berjalan yang telah disetujui, selanjutnya anggaran
ditentukan oleh Divisi Keuangan berdasar pada form Permohonan
Pengajuan Dana (PPD) dari RGI kepada Lembaga Zakat (LAZ) Al-Azhar,
kemudian anggaran dicairkan yang langsung dikelola oleh staff keuangan
RGI untuk digunakan memenuhi kebutuhan. Dana yang digunakan
dilaporkan pada LAZ Al-Azhar melalui Divisi Keuangan yang telah
disusun dengan bukti-bukti penggunaan dana tersebut, selanjutnya ada
audit baik dari Kepala Divisi Program, Divisi Keuangan, maupun akuntan
publik yang telah ditunjuk. Hasil audit jika memang tidak ditemukan
kesalahan ataupun kekurangan, maka LAZ Al-Azhar melaporkan
penggunaan dana kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
c. Kepala Divisi Program
Rumah Gemilang Indonesia merupakan sebuah program dari Divisi
Program LAZ Al-Azhar sebagai upaya pengentasan pengangguran usia
produktif, pendidikan yang terapkan merupakan pendidikan non-formal
berupa pendidikan dan pelatihan selama 6 (enam) bulan dengan diakhiri
oleh wisuda peserta didik. Dalam menunjang pembelajaran tersebut, RGI
79
memperoleh dana seutuhnya dari LAZ Al-Azhar. Anggaran yang diajukan
oleh RGI kepada LAZ Al-Azhar berdasarkan kebutuhan-kebutuhan
mingguan, atau pun kebutuhan rutin. Selanjutnya, LAZ Al-Azhar
menyetujui Permohonan Pengajuan Dana tersebut yang langsung dikelola
oleh staff keuangan RGI. Setelahnya, pihak RGI melaporkan atas
penggunaan dana dengan dibuktikan oleh kwitansi dan foto-foto yang
mendukung. Dalam pengelolaan keuangan, audit dilakukan oleh pihak
akuntan publik, divisi keuangan, dan divisi program, apabila tidak
ditemukan permasalahan maka LAZ Al-Azhar melaporkan penggunaan
dana periode berjalan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Pertanggungjawaban Rumah Gemilang Indonesia berada di Manajer RGI,
karena pengelolaan dilakukan oleh Manajer RGI.
d. Kepala Divisi Keuangan
Rumah Gemilang Indonesia (RGI) dalam sumber keuangan
memperoleh dana anggaran dari LAZ Al-Azhar. Kebutuhan yang ada di
Rumah Gemilang Indonesia (RGI) telah direncanakan pada RAKERNAS
LAZ Al-Azhar, namun prakteknya untuk memperoleh dana dalam
pemenuhan kebutuhan diperlukan pengajuan dengan form PPD kepada
Divisi Keuangan, selanjutnya diproses oleh divisi keuangan, lalu dicairkan
secara tunai kepada RGI.
Pelaporan keuangan yang dilaporkan kepada divisi keuangan dari
seluruh program LAZ Al-Azhar disusun draft dengan didukung oleh
beberapa bukti seperti kwitansi pembelanjaan, dan foto-foto, serta bukti
lainnya.
Audit keuangan dilakukan oleh manajer RGI, kemudian
ditandatangani dan diperiksa oleh divisi program, kemudian diajukan ke
divisi keuangan, setelahnya ada audit public yang telah ditentukan.
80
e. Kepala Divisi Kepatuhan dan Kajian Dampak
Pelaporan keuangan Rumah Gemilang Indonesia (RGI) memiliki
mekanisme yang telah ditentukan. Hal tersebut dibuktikan dari alur
pelaporan keuangan bertingkat, serta pihak yang terlibat dalam pelaporan
keuangan terdiri dari divisi keuangan, divisi program, manajer RGI, serta
staff keuangan RGI.
Audit yang diterapkan oleh Rumah Gemilang Indonesia (RGI) bersifat
netral dan independen karena menggunakan akuntan publik yang tidak
memiliki ikatan dengan Al-Azhar sehingga mampu melakukan audit
dengan objektif, walaupun Rumah Gemilang Indonesia (RGI) telah
melakukan audit oleh Kepala Divisi Program, dan Kepala Divisi
Kepatuhan dan Kajian Dampak.
Pertanggungjawaban Rumah Gemilang Indonesia (RGI) sepenuhnya
berada pada Manajer RGI, jika ditemukan keganjalan atau sesuatu yang
tidak sesuai maka Divisi Kepatuhan akan proses hal tersebut.
3. Analisis Penelitian
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, maka implementasi
manajemen keuangan pendidikan di Rumah Gemilang Indonesia meliputi
tahapan sebagai berikut:
a. Perencanaan Keuangan Rumah Gemilang Indonesia (RGI)
Berdasarkan hasil wawancara dengan staff keuangan RGI, Manajer
RGI, Kepala Divisi Program, Divisi Keuangan, penulis menarik
kesimpulan bahwa Rumah Gemilang Indonesia dalam upaya menjalankan
program serta memenuhi kebutuhannya memperoleh dana keuangan
sepenuhnya dari Lembaga Amil Zakat Al-Azhar.
Didukung oleh hasil wawancara dengan Manajer RGI:
“…Pada prakteknya, perencanaan keuangan dibuat berdasarkan
kebutuhan peserta didik dan hal lain yang menunjang pembelajaran
81
peserta didik, dibuat dengan list kebutuhan setiap minggu mengacu pada
hasil RAKERNAS tahun berjalan yang telah disetujui,”
Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara staff keuangan RGI:
“….Perencanaan Rumah Gemilang Indonesia dilakukan oleh staff
keuangan RGI beserta dengan manajer RGI, kemudian diajukan dalam
form PPD kepada LAZ Al-Azhar…”
b. Penganggaran Rumah Gemilang Indonesia (RGI)
Anggaran Rumah Gemilang Indonesia yang telah ditetapkan
disesuaikan dengan hasil RAKERNAS LAZ Al-Azhar yang prosesnya
dengan mengajukan form PPD dari RGI kepada LAZ Al-Azhar. Hal
tersebut berdasarkan pada hasil wawancara dengan Manajer RGI, Kepala
Divisi Program, dan Divisi Keuangan dari LAZ Al-Azhar.
Hal tersebut didukung oleh hasil wawancara staff keuangan RGI:
“…Perencanaan Rumah Gemilang Indonesia dilakukan oleh staff
keuangan RGI beserta dengan manajer RGI, kemudian diajukan dalam
form PPD kepada LAZ Al-Azhar…”
Serupa dengan hasil wawanca Manajer RGI yang berpendapat:
“…selanjutnya anggaran ditentukan oleh Divisi Keuangan berdasar
pada form Permohonan Pengajuan Dana (PPD) dari RGI kepada Lembaga
Zakat (LAZ) Al-Azhar, kemudian anggaran dicairkan yang langsung
dikelola oleh staff keuangan RGI untuk digunakan memenuhi kebutuhan.”
Dan didukung pendapat dari hasil wawancara dengan Divisi Keuangan:
“…Rumah Gemilang Indonesia (RGI) dalam sumber keuangan
memperoleh dana anggaran dari LAZ Al-Azhar.”
c. Realisasi Rumah Gemilang Indonesia (RGI)
PPD yang telah disetujui, dan dicairkan dengan bentuk tunai, untuk
selanjutnya digunakan atau realisasi. Realisasi atau penggunaan dana
keuangan dilakukan oleh staff keuangan RGI.
82
Hal tersebut didukung dengan pendapat dari Manajer RGI:
“…kemudian anggaran dicairkan yang langsung dikelola oleh staff
keuangan RGI untuk digunakan memenuhi kebutuhan.”
Dan didukung oleh pendapat dari hasil wawancara staff keuangan:
“…RGI dihubungi oleh LAZ Al-Azhar untuk pencairan dana tersebut,
kemudian staff keuangan mempergunakannya sesuai dengan kebutuhan
yang ada.”
d. Pelaporan Rumah Gemilang Indonesia (RGI)
Pelaporan penggunaan dana disusun oleh staff keuangan dalam bentuk
draft berisi deskripsi program atau kegiatan, kwitansi penggunaan dana
serta foto-foto pendukung, kemudian ditandatangani oleh Manajer, dan
diperiksa kembali oleh Kepala Divisi Program, lalu diajukan ke Divisi
Keuangan LAZ Al-Azhar.
Hal tersebut berdasarkan pada hasil wawancara staff keuangan:
“…Pelaporan keuangan disusun oleh staff keuangan RGI dibuktikan
dengan kwitansi dan foto-foto pendukung kepada LAZ Al-Azhar yakni
divisi keuangan.”
Sesuai dengan hasil wawancara manajer RGI:
“…Dana yang digunakan dilaporkan pada LAZ Al-Azhar melalui
Divisi Keuangan yang telah disusun dengan bukti-bukti penggunaan dana
tersebut”
Dan didukung oleh hasil wawancara divisi keuangan:
“…Pelaporan keuangan yang dilaporkan kepada divisi keuangan dari
seluruh program LAZ Al-Azhar disusun draft dengan didukung oleh
beberapa bukti seperti kwitansi pembelanjaan, dan foto-foto, serta bukti
lainnya.”
83
e. Audit Rumah Gemilang Indonesia (RGI)
Audit Rumah Gemilang Indonesia dilakukan oleh Manajer RGI,
Kepala Divisi Program, Divisi Keuangan, dan audit public.
Berdasarkan dengan hasil wawancara Manajer RGI:
“selanjutnya ada audit baik dari Kepala Divisi Program, Divisi
Keuangan, maupun akuntan publik yang telah ditunjuk.”
Didukung dengan pernyataan dari hasil wawancara staff keuangan
RGI:
“…Audit dilakukan oleh manajer RGI, dan kepala divisi program,
serta dilakukan juga oleh divisi keuangan, dan ada audit public dari LAZ
Al-Azhar.”
Serta didukung oleh pernyataan dari hasil wawancara divisi keuangan:
“Audit keuangan dilakukan oleh manajer RGI, kemudian
ditandatangani dan diperiksa oleh divisi program, kemudian diajukan ke
divisi keuangan, setelahnya ada audit public yang telah ditentukan.”
f. Pertanggungjawaban Rumah Gemilang Indonesia (RGI)
Pertanggungjawaban Rumah Gemilang Indonesia sepenuhnya pada
Manajer RGI.
Hal tersebut didasarkan pada hasil wawancara divisi kepatuhan dan
kajian dampak:
“…Pertanggungjawaban Rumah Gemilang Indonesia (RGI)
sepenuhnya berada pada Manajer RGI, jika ditemukan keganjalan atau
sesuatu yang tidak sesuai maka Divisi Kepatuhan akan proses hal
tersebut.”
Didukung oleh pernyataan dari hasil wawancara divisi program:
“…Pertanggungjawaban Rumah Gemilang Indonesia berada di
Manajer RGI, karena pengelolaan dilakukan oleh Manajer RGI.”
84
C. Pembahasan
1. Siklus Manajemen Keuangan Pendidikan di Rumah Gemilang Indonesia
Rumah Gemilang Indonesia dalam struktural Yayasan Pesantren Islam Al-
Azhar berada di bawah garis dari LAZNAS Al-Azhar yang merupakan
lembaga zakat nasional milik Al-Azhar untuk menghimpun, mengelola, dan
menyalurkan dana yang telah terkumpul kepada pihak-pihak penerima
bantuan tersebut. Lembaga zakat Al-Azhar telah disahkan menjadi lembaga
amil zakat berskala nasional berdasarkan SK Menteri Agama Nomor 240
Tahun 2015 pada tanggal 23 Mei 2016.
Dalam menunjang kegiatan pembelajaran di Rumah Gemilang Indonesia
telah diterapkan jadwal teratur yang telah direncanakan termasuk keteraturan
dalam pengelolaan keuangan. Pada prakteknya, pengelolaan keuangan di
Rumah Gemilang Indonesia tidak mandiri dan butuh terdapat beberapa
tahapan serta waktu yang perlu disesuaikan dengan kebutuhan. Kemandirian
yang tidak bisa dicapai oleh RGI disebabkan oleh garis struktur yang berada
dibawah dari Lembaga Zakat Al-Azhar.
Rumah Gemilang Indonesia dalam mengelola keuangan pendidikan
menyusun program-program serta kegiatan pada tiap tahunnya mengacu pada
kebutuhan dan kepentingan peserta didik yang diperlukan untuk bermanfaat di
masyarakat, dalam hal ini RGI selalu menyusun programnya pada kegiatan
Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) LAZ Al-Azhar untuk jangka waktu satu
tahun berjalan. Kegiatan RAKERNAS diantara lain rapat kerja keseluruhan
bentuk program dari masing-masing divisi yang ada di LAZ Al-Azhar untuk
penyampaian hasil dari Rapat Kerja setiap programnya.
2. Pendidikan Non-Formal di Rumah Gemilang Indonesia (RGI)
Rumah Gemilang Indonesia telah berdiri atas sumbangsih dari
beberapa pihak melalui wakaf, infaq, dan shodaqoh menjalankan amanat
tersebut untuk memberdayagunakan masyarakat kurang mampu atau ekonomi
85
rendah dengan memberikan pendidikan non-formal dalam bentuk pendidikan
keterampilan selama 6 (enam) bulan yang hasilnya akan diberikan sertifikat
sebagai bukti peserta didik telah menempuh masa pendidikannya di Rumah
Gemilang Indonesia, serta disalurkan ke beberapa perusahaan yang telah
menjalin kerjasama dengan RGI atau usaha bisnis dari rekan Al-Azhar dan
kemitraan donatur yang membutuhkan tenaga kerja yang sesuai kompetensi.
Pendidikan non-formal yang diberikan dalam bentuk pendidikan
keterampilan terbagi beberapa kelas keterampilan yang dilengkapi dengan
fasilitas memadai. Kelas-kelas keterampilan yang dimaksud, antara lain:
1) Program Studi Tata Busana
Peserta didik diberikan materi mulai dari pengenalan mesin jahit serta
pirantinya, keterampilan menjahit, membuat pola sampai bagaimana hasil
jahitan menarik dan bisa dipasarkan. Secara umum, materi-materi ajarnya
ialah sebagai berikut:
a) Pengetahuan tata busana
b) Pemahaman dasar-dasar pola
c) Pemahaman dan praktek teknik menjahit
d) Teori dan teknik mengukur
e) Menggambar dan membuat pola
Orientasi kompetensi adalah operator, penjahit professional, desainer,
wirausaha butik.
2) Program Studi Photography dan Videography
Materi pelatihan yang diajarkan untuk kelas photography dan
videography ialah sebagai berikut:
a) Basic Photography
b) Basic Videography
c) Improving Digital Images
d) Praktek Photography dan Videography
86
e) Editing Photo and Video
f) Basic Jurnalistic
Orientasi Kompetensi adalah Photographer, Cameraman, Photo
Jurnalis, Video Editing.
3) Program Studi Teknik Komputer dan Jaringan
Materi pelatihan yang diajarkan pada kelas Teknik Komputer dan
Jaringan ialah sebagai berikut:
a) Pengenalan Hardware Computer
b) Pengenalan Software Computer
c) Basic Programming (Web Design, Software, and Internet)
d) Teknik Perakitan
e) Sistem Jaringan
Orientasi kompetensi adalah Web Developer, Perakit Komputer,
Programming.
4) Program Studi Design Grafis
Materi pelatihan yang diajarkan pada kelas Desain Grafis ialah sebagai
berikut:
a) Basic Design
b) Pengenalan Software Design
c) Basic Jurnalistic
Orientasi kompetensi adalah Designer, Layouter, Artistic.
5) Program Studi Aplikasi Perkantoran
Materi pelatihan yang diajarkan pada kelas Aplikasi Perkantoran
ialah sebagai berikut:
a) Aplikasi Perkantoran (Microsoft Word, Microsoft Excel, Microsoft
PowerPoint)
b) Pengenalan Internet
c) Web Development Hardware and Software
87
d) Menulis Kreatif
Orientasi kompetensi adalah administrasi perkantoran, rental,
warnet, Web Developer.
6) Program Studi Teknik Otomotif
Materi pelatihan yang diajarkan pada kelas Teknik Otomotif ialah
sebagai berikut:
a) Dasar-dasar mesin (statistika Tegangan)
b) Konversi Energi
c) Hand Tools
d) Power Tools
Orientasi kompetensi adalah teknisi, mekanik, wirausahawan dalam
bidang otomotif.
Pendidikan keterampilan di Rumah Gemilang Indonesia memiliki nilai
lebih dikarenakan RGI menerapkan kurikulum yang meliputi materi khusus,
materi umum, materi keahlian, dan kegiatan-kegiatan peningkatan kualitas
skill dan akhlaqul karimah. Berikut kurikulum RGI:
a. Materi Khusus
Materi khusus adalah materi keterampilan yang khusus berkaitan
dengan program studi keterampilan, yaitu:
1) Teori dan Praktek Keterampilan
Pelatihan keterampilan khusus sesuai program studi
keterampilan yang didampingi langsung instruktur professional. Teori
dan praktek dalam satu angkatan selama 4 bulan dengan kurikulum
yang disusun khusus oleh para instruktur.
2) Factory Tour, Workshop, dan Magang
Kunjungan dan studi banding perusahaan-perusahaan yang
terkait langsung dengan jenis keterampilan.
88
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperdalam materi dan
memp erluas wawasan peserta didik, mampu menginspirasi dan
memotivasi untuk terus berkarya, kreatif, produktif, dan mandiri. RGI
menjalin kemitraan dengan lembaga, perusahaan, dan mitra unit usaha
dalam factory tour dan kegiatan magang.
b. Materi Umum
Materi umum adalah materi untuk semua peserta didik dari
keseluruhan program studi, yaitu:
1) Spiritual Care Community (SCC)
Spiritual Care Community (SCC) adalah pendampingan khusus
spiritual kepada seluruh peserta oleh instruktur pendamping. Materi ini
menjadi hal yang utama yang harus diikuti oleh semua peserta didik
sebagai bentuk ikhtiar penguatan mental spiritual dan pembinaan
akhlak.
2) Menulis kreatif dan Pengenalan Internet
Semua peserta didik diberikan materi menulis kreatif dan
pengenalan internet. Dua keterampilan ini penting menjadi bekal
setiap peserta didik. Dengan kemampuan tersebut, peserta didik pandai
dan mampu menuangkan ide-ide kreatifnya dalam bentuk tulissan dan
mempublikasikannya. Karya-karya kreatif peserta didik pun dapat
dikemas dan dijual melalui teknologi internet.
3) Leadership dan Kewirausahaan
Materi leadership dan kewirausahaan disampaikan sebagai bekal
pengetahuan dan pengalaman para peserta didik di tengah masyarakat
dan dunia usaha setelah mengikuti pendidikan keterampilan selama 6
bulan.
89
3. Manajemen Keuangan Pendidikan di Rumah Gemilang Indonesia (RGI)
Implementasi Manajemen Keuangan Pendidikan di Rumah Gemilang
Indonesia terdapat beberapa tahapan, yakni perencanaan keuangan,
penganggaran, realisasi anggaran pendidikan, pelaporan keuangan, audit, dan
pertanggungjawaban pendidikan. Berikut adalah tahapan implementasi
manajemen keuangan pendidikan di Rumah Gemilang Indonesia:
a. Perencanaan Keuangan
Perencanaan keuangan pendidikan ialah kegiatan merencanakan
sumber dana untuk menunjang kegiatan pendidikan dan tercapainya tujuan
pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan. Perencanaan sebagai
kegiatan yang sistematis, berarti perencanaan meliputi beberapa tahapan
kegiatan. Kegiatan yang satu menjadi landasan tahapan berikutnya.
Tahapan kegaitan tersebut dapat dijadikan panduan sehingga
penyimpangan dapat segera diketahui dan diatasi. Sedangkan tujuan
perencanaan itu sendiri arahnya agar kegiatan yang dilaksanakan tidak
menyimpang dari arah yang ditentukan.
Untuk mengetahui perencanaan keuangan di Rumah Gemilang
Indonesia, peneliti melakukan metode wawancara dan studi dokumen
dalam menggali informasi yang berkaitan. Informasi ini didapatkan dari
informan yang terlibat langsung dalam implementasi manajemen
keuangan Rumah Gemilang Indonesia, yaitu Manajer RGI, Staff
Keuangan RGI, Kepala Divisi Program, Kepala Divisi Keuangan, Kepala
Divisi Kepatuhan dan Kajian Dampak.
Pada proses perencanaan keuangan di Rumah Gemilang Indonesia
dilakukan dengan beberapa tahap, hal ini dilakukan agar segala bentuk
perencanaan yang dibuat sesuai dengan kebutuhan masa yang akan
datang. Tahapan tersebut ialah analisis kebutuhan yang diperlukan serta
90
kegiatan yang akan dilaksanakan serta impact yang akan didapatkan dan
melakukan penyusunan keuangan untuk periode satu tahun anggaran.
Proses perencanaan keuangan dilakukan dalam bentuk Rapat Kerja
Nasional Lembaga Amil Zakat Al-Azhar. Dalam proses perencanaan
menggunakan sistem bottom up, yaitu usulan dari setiap pengajar
(instruktur) kemudian akan diterima dan dipertimbangkan oleh Manajer
RGI, sesuai dengan penuturan dari Staff Keuangan RGI:
“Pembuatan RAB ada RAKERNAS LAZ al-Azhar, anggaran yg
disetujui dan tidak, dan kita harus jelas anggarannya harus
mencukupi untuk berapa orang dan impactnya apa, jadi jelas
output yang diterima al-Azhar. Nyusun RAB bareng, untuk tahun
depan rencana apa yg dibuat untuk pengembangan RGI maupun
diklat, ada program tambahan atau program lanjutan saya bisa
mengajukan anggarannya.”63
Dalam proses perencanaan melibatkan seluruh pegawai di RGI mulai
dari Instruktur, Staff Admin, Staff Pengamanan, Staff Keuangan, dan
Manajer RGI. Untuk waktu dilaksanakannya perencanaan yaitu pada awal
tahun anggaran belum dimulai sehingga persiapan dilakukan secara
terencana dan matang. Misalnya, perencanaan pada tahun 2017 sudah
dilakukan pada tahun 2016.
Perencanaan membahas seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan
untuk tahun selanjutnya, kegiatan yang diajukan diperuntukkan bagi
kemajuan RGI serta peserta didik dan dilakukan pembahasan dengan
mempertimbangkan prioritas kegiatan yang menjadi kebutuhan RGI.
Dalam proses perencanaan keuangan, RGI yang memperoleh dana
seutuhnya dari Al-Azhar melalui Lembaga Amil Zakat Al-Azhar harus
melalui tahap pengajuan dana dengan form khusus yang telah ditentukan
63
Hasil Wawancara dengan Staff Keuangan RGI pada 26 September 2017
91
Al-Azhar, form khusus tersebut ialah Permohonan Pengajuan Dana (PPD).
RGI memenuhi kebutuhan dengan mengajukan beberapa daftar kebutuhan
kepada Al-Azhar yang telah disusun sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Berikut form khusus atau PPD:
Gambar 4.1: Form Permohonan Pengajuan Dana (PPD)
Form PPD tersebut berisi tentang kebutuhan atau kegiatan yang akan
dilaksanakan dengan dukungan dana yang sesuai, PPD tersebut diajukan
kepada LAZ Al-Azhar.
Form PPD diisi oleh staff keuangan RGI bersama Manajer RGI, dalam
form tersebut terdiri dari kolom nomor, uraian, asnaf, program utama,
serta jumlah permohonan, dan jumlah disetujui. Kolom nomor untuk
urutan kebutuhan yang paling pokok diletakkan diawal, lalu uraian berisi
tentang kebutuhan yang memerlukan dana, asnaf merupakan klasifikasi
golongan penerima zakat, program utama ialah keselarasan antara
kebutuhan dengan program utama, jumlah permohonan dari kebutuhan
yang telah dibahas oleh Manajer RGI bersama staff keuangan RGI, jumlah
92
disetujui dari PPD yang diajukan RGI kepada divisi keuangan LAZ Al-
Azhar.
b. Penganggaran
Permohonan Pengajuan Dana (PPD) diajukan oleh RGI kepada LAZ
Al-Azhar agar selanjutnya diproses oleh divisi keuangan LAZ Al-Azhar,
baik itu penyesuaian kebutuhan dengan program RAKERNAS,
penyesuaian harga kebutuhan sesuai dengan harga pasar yang berlaku,
ataupun banyaknya jumlah barang yang diajukan dalam PPD. Penyesuaian
kebutuhan dengan program RAKERNAS, misalkan Rumah Gemilang
Indonesia menyelenggarakan wisuda di akhir tahun ajaran untuk satu
angkatan, maka pengajuan PPD disesuaikan dengan program
RAKERNAS untuk wisuda angkatan tertentu dengan kebutuhan yang
diperlukan untuk wisuda tersebut. Penyesuaian harga kebutuhan dengan
harga pasaran yang berlaku, misalkan kebutuhan untuk menyelenggarakan
wisuda adalah pembelian air mineral, maka diambil harga pasaran untuk
air mineral agar tidak terlalu tinggi juga tidak terlalu rendah. Jumlah
kebutuhan yang diajukan melalui PPD disesuaikan supaya menghindari
pembengkakan biaya. Misalkan kebutuhan untuk kelas jaringan computer
dengan computer yang diajukan pada PPD sejumlah siswa, kemungkinan
diproses jumlahnya berkurang dari jumlah yang diajukan dikarenakan
peralatan bisa digunakan secara bergantian, atau pengajuan computer dari
RGI kepada LAZ disesuaikan dengan spesifikasi kebutuhan yang
diperlukan.
Penentuan besar atau kecilnya anggaran berada pada keputusan divisi
keuangan yang telah mempelajari dan menganalisis PPD yang diajukan.
Pihak RGI mengajukan PPD ke Divisi Keuangan RGI, lalu menunggu
persetujuan dana yang akan dicairkan. Pengajuan PPD memiliki waktu
93
khusus yang telah ditentukan yakni pada minggu pertama dan minggu
ketiga setiap bulannya.
Rumah Gemilang Indonesia menganut bentuk anggaran butir per butir
(line item budget), bentuk anggaran butir per butir merupakan bentuk
anggaran konvensional, namun paling mudah dan simpel. RGI
mengelompokkan pengeluaran berdasarkan butir berbeda, misalnya gaji
instructor, biaya listrik, pembayaran rutin lainnya dijadikan butir –butir
berbeda.
c. Realisasi Anggaran Pendidikan
PPD yang telah ditentukan anggaran oleh divisi keuangan, selanjutnya
dicairkan dana dengan bentuk cash yang diserahkan kepada Staff
Keuangan RGI, kemudian RGI mempergunakannya sesuai dengan
kebutuhan yang diajukan dalam PPD, pembelanjaan barang untuk
memenuhi kebutuhan tersebut diharuskan dengan bukti dan kwitansi,
apabila membelanjakan kebutuhan dipasar swalayan yang minim untuk
pemenuhan bukti belanja, maka pihak yang membelanjakan barang
diharuskan membawa nota kosong untuk selanjutnya diisi sesuai dengan
barang yang dibeli. Anggaran yang telah dicairkan tersebut dikelola
langsung oleh staff keuangan serta adanya pengawasan dari manajer RGI.
Hal tersebut berdasarkan pada wawancara dengan Manajer RGI:
„Untuk pelaksaan itu mba Liza sepenuhnya mengelola keuangan RGI,
sya hanya diberi laporan penggunaan-penggunaannya. Misalkan cair
langsung disimpan oleh staff keuangan, langsung disalurkan.‟
Pendapat tersebut juga sesuai dengan wawancara Staff Keuangan RGI:
„Anggaran yang cair, kita diinfokan lalu kita ambil dan langsung kita
gunakan sesuai dengan peruntukkannya. Yang terlibat dalam
penggunaan itu saya, terkadang kl belanja kebutuhan makan ya
dibantu dengan mba Eka (Staff Administrasi), ataupun santri.‟
94
Dalam pemenuhan kebutuhan tersebut, jika harga yang ditentukan
oleh divisi keuangan kurang atau tidak sesuai dengan harga yang dibeli,
maka di minggu selanjutnya ada dimasukan ke PPD untuk minggu
selanjutnya.
Selain itu, realisasi anggaran RGI tidak memiliki pengendalian
internal bahwa Manajemen Keuangan terbagi menjadi tiga tugas pokok,
yakni accounting, Treasure, Budgeting. Untuk pencatatan pengelauaran
dan pemasukan merupakan tugas accounting, untuk pencairan dana,
pengembalian sisa dana menjadi tugas Treasure atau Kasir, dan untuk
anggaran ditentukan dan dibahas oleh bagian budgeting.
d. Pelaporan Keuangan
Pelaporan yang diterapkan oleh Rumah Gemilang Indonesia ialah
laporan rutin mingguan atas penggunaan dana PPD yang diajukan, jika
pelaporan belum selesai pada masa yang ditentukan maka pengajuan PPD
minggu selanjutnya tidak bisa diproses. Hal tersebut sesuai dengan
wawancara Staff Keuangan RGI:
„Pengajuan minggu pertama dan minggu ketiga, dan keluarnya itu
hanya di minggu kedua dan minggu keempat, gak boleh diminggu
lain. Pelaporan juga di minggu kedua dan keempat, untuk pencairan
itu hanya di rabu kamis jumat, selain hari itu gak bisa ngambil dana,
lalu dipergunakan sampe jangka waktunya, lalu dilaporkan kembali.‟
Dalam pelaporan keuangan, RGI mengacu pada kebutuhan yang telah
dipenuhi dengan dana yang dicairkan oleh divisi keuangan. RGI membuat
laporan keuangan dengan bentuk draft, dan dibuktikan oleh kwitansi serta
foto. Jika terdapat kesalahan dalam laporan tersebut, pihak RGI dipanggil
oleh divisi keuangan untuk diperbaiki atau dilengkapi yang tidak sesuai.
95
e. Audit
Pada saat pelaporan diajukan, dilakukan audit oleh manajer RGI,
kepala divisi program, divisi keuangan, dan divisi kepatuhan dan kajian
dampak.
Audit yang diterapkan oleh RGI hanya audit internal yakni RGI
melaksanakan audit oleh LAZ Al-Azhar, RGI tidak melaksanakan audit
eksternal atau audit accountant public.
f. Pertanggungjawaban Pendidikan
Pertanggungjawaban sepenuhnya berada pada Manajer RGI, jika
ditemukan masalah, maka Manajer RGI dipanggil oleh Divisi Kepatuhan
dan Kajian Dampak. Hal tersebut sesuai dengan wawancara Kepala Divisi
Kepatuhan:
„Pertanggungjawaban sepenuhnya ada di Manajer RGI, jika memang
ditemukan kesalahan atau hal-hal yang bentuknya tidak jelas akan
ditanyakan langsung.‟
Namun selama ini, Rumah Gemilang Indonesia tidak pernah memiliki
permasalahan yang serius atau fatal. Hal tersebut sesuai dengan
wawancara kepala Divisi Kepatuhan:
„Sejauh ini sih RGI tertib dan sesuai dengan jalur yang memang
seharusnya berada di jalur itu.‟
Berdasarkan pada analisis dan pembahasan di atas, maka penulis dapat
menarik kesimpulan bahwa Implementasi Manajemen Keuangan
Pendidikan di Rumah Gemilang Indonesia dinilai kurang baik, hal ini
dibuktikan dari hasil wawancara dan observasi bahwa implementasi
manajemen keuangan terdiri dari perencanaan keuangan tertulis tangan
padahal perkembangan teknologi sangat pesat, penganggaran yang
sepenuhnya kuasa diluar Rumah Gemilang Indonesia, yakni berada pada
divisi keuangan LAZ Al-Azhar, pelaksanaan keuangan yang hanya
96
melibatkan staff keuangan dan manajer keuangan walau ada pengawasan
dari kepala divisi program LAZ Al-Azhar, audit yang dilaksanakan
seadanya, jika sudah ditandatangani oleh Manajer RGI, maka kepala divisi
program juga ikut tandatangan tanpa diperiksa secara rinci, pelaporan
keuangan seringkali terlambat mengakibatkan perencanaan pengajuan
dana selanjutnya tidak dapat diproses, vital terhadap keberlangsungan
hidup santri yang bergantung pada pembiayaan RGI.
D. Temuan Hasil Penelitian
Terdapat beberapa temuan hasil penelitian mengenai Implementasi
Manajemen Keuangan Pendidikan di Rumah Gemilang Indonesia, Sawangan,
Kota Depok. Temuan hasil penelitian mengenai implementasi manajemen
keuangan pendidikan di Rumah Gemilang Indonesia (RGI) yang meliputi
perencanaan, penerimaan, pelaksanaan, dan audit.
Menurut Gamer, merumuskan sikuensi perencanaan keuangan yang strategis
sebagai berikut: 1) misi, 2) Tujuan jangka panjang, 3) tujuan jangka pendek, 4)
program, layanan, aktivitas, tujuan jangka panjang, tujuan jangka pendek
berdasarkan kondisi riil unit sekolah, 5) target, 6) anggaran, 7) perencanaan
keuangan yang strategis.64
Dari teori diatas dikaitkan dengan hasil penelitian di Rumah Gemilang
Indonesia sudah sesuai dengan praktek perencanana keuangan bahwa setiap
kebutuhan yang diperlukan dibuat rincian bentuk, ukuran, dan jenisnya yang
mempertimbangkan penggunaan jangka waktu tertentu dengan aktivitas yang
akan terpenuhi.
Selanjutnya mengenai pelaksanaan keuangan yang diterapkan di Rumah
Gemilang Indonesia dalam pelaksanaan kegiatan jumlah yang direalisasikan bisa
64
Johannes Manggar, Bahan Pembelajaran Pengelolaan Keuangan Sekolah, (Indonesia : LPPKS, 2013), h.14.
97
terjadi tidak sama dengan rencana anggarannya, bisa kurang atau lebih dari
jumlah yang telah dianggarkan, menurut Mustari:
„Hal ini dapat terjadi Hal ini dapat terjadi karena beberapa sebab, yakni :
adanya efesiensi atau inefisiensi pengeluaran, terjadinya penghematan atau
pemborosan, pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan yang diprogramkan,
adanya perubahan harga yang tidak terantisipasi, dan penyusunan anggaran
yang kurang tepat.’65
Dari teori diatas dikaitkan dengan hasil penelitian di Rumah Gemilang
Indonesia, dalam pelaksanaannya Manajer RGI merupakan penanggungjawab
penuh atas pengeluaran keuangan. Setiap dana yang dikeluarkan harus melalui
izin dari Manajer RGI, kebutuhan yang diidentifikasi sesuai dengan perencanaan
selajutnya dibahas bersama Manajer RGI dan Bendahara RGI, lalu diajukan ke
Divisi Program dari LAZNAS Al-Azhar.
Selain itu, realisasi anggaran RGI tidak memiliki pengendalian internal bahwa
Manajemen Keuangan terbagi menjadi tiga tugas pokok, yakni accounting,
Treasure, Budgeting. Untuk pencatatan pengelauaran dan pemasukan merupakan
tugas accounting, untuk pencairan dana, pengembalian sisa dana menjadi tugas
Treasure atau Kasir, dan untuk anggaran ditentukan dan dibahas oleh bagian
budgeting.
Selanjutnya pada aspek audit keuangan Rumah Gemilang Indonesia
menggunakan akuntan professional yang independen menjaga objektivitas dari
pengelolaan keuangan.
Rumah Gemilang Indonesia memiliki konsep yang sangat baik, konsep yang
sangat baik itu memiliki filosofi sangat kuat, jika kita lihat nama dan nomenklatur
dari setiap program LAZ Al-Azhar termasuk RGI, tidak menggunakan kata
„dhuafa‟, „miskin‟, „tertinggal‟, dan kata-kata yang memiliki konotasi negatif atau
menurunkan martabat orang karena pada hakikatnya derajat semua manusia sama
65
M.Mustari. Maanajemen Pendidikan, (Jakarta : PT.Rajagrafindo Persada, 2014), h.192.
98
dengan segala hak dan kewajibannya. Contoh kata mustahik, layanan untuk
mustahik, untuk dhuafa selanjutnya kita kasih nama menuju mandiri, sehingga
orang-orang yang datang tidak menjadi rendah martabatnya bahkan orang-orang
yang datang akan termotivasi. Rumah Gemilang Indonesia mencoba membangun
pola pikir seperti itu. Contoh program rumah yatim, pihak LAZ Al-Azhar tidak
menyebutnya rumah yatim, program rumah yatim dinamakan „My Heart for
Yatim‟¸ jadi penggunaan nomenklatur positif dipercaya dapat mengunggah
semangat.
E. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini tidak ada sesuatu yang sempurna, pastinya memiliki
keterbatasan, salah satunya adalah kesulitan yang penulis rasakan pada saat
melakukan penelitian ini, salah satunya yakni sebagai berikut:
1. Bendahara Rumah Gemilang Indonesia masih kurang transparan terhadap
rincian penggunaan anggaran.
2. Rincian Penggunaan dana yg diperoleh oleh peneliti hanya periode bulanan
tertentu.
3. Pembukuan keuangan masih sederhana dengan format tulisan tangan dengan
beberapa nota yang tersedia dari YPI Al-Azhar.
4. Alur Pertanggungjawaban Keuangan yang bertingkat, sehingga penulis tidak
dapat menjangkaunya karena keterbatasan waktu dan tempat.
5. Sulit mencari informasi keuangan secara menyuluruh.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian di BAB IV maka penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa Implementasi Manajemen Keuangan Pendidikan di Rumah
Gemilang Indonesia dinilai kurang baik, hal ini dibuktikan dari hasil wawancara
dan observasi bahwa implementasi manajemen keuangan terdiri dari perencanaan
keuangan tertulis tangan padahal perkembangan teknologi sangat pesat,
penganggaran yang sepenuhnya kuasa diluar Rumah Gemilang Indonesia, yakni
berada pada divisi keuangan LAZ Al-Azhar, pelaksanaan keuangan yang hanya
melibatkan staff keuangan dan manajer keuangan walau ada pengawasan dari
kepala divisi program LAZ Al-Azhar, audit yang dilaksanakan seadanya, jika
sudah ditandatangani oleh Manajer RGI, maka kepala divisi program juga ikut
tandatangan tanpa diperiksa secara rinci, pelaporan keuangan seringkali terlambat
mengakibatkan perencanaan pengajuan dana selanjutnya tidak dapat diproses,
vital terhadap keberlangsungan hidup santri yang bergantung pada pembiayaan
Rumah Gemilang Indonesia.
B. SARAN
Berdasarakan hasil penelitian, ada beberapa saran yang diajukan kepada
pihak-pihak terkait, yaitu:
1. Bagi Yayasan Pesantren Islam (YPI) Al-Azhar
Perlunya membangun sistem terintegrasi internet agar memudahkan proses
pelaporan serta penganggaran keuangan demi terlaksananya kegiatan Rumah
Gemilang Indonesia.
100
2. Bagi Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) Al - Azhar
Perlunya pengawasan rutin agar manfaat atau impact dari setiap program bisa
benar-benar dirasakan oleh masyarakat.
3. Bagi Rumah Gemilang Indonesia (RGI)
Pengelolaan keuangan perlu tepat waktu dalam perencanaan dan pelaporan
guna optimalisasi pendidikan bagi peserta didik.
4. Bagi Orang Tua Santri/Santriwati
Selama penelitian, peneliti melihat kurang sertanya peranan orang tua,
padahal peranan orang tua bisa membantu kelancaran proses pembelajaran.
5. Bagi Peneliti Lain
a. Guna terlaksananya penelitan yang optimal dan proporsional sebaiknya
memilih tempat penelitian yang bersifat transparan, dan akuntabel.
b. Jika ingin meneliti tentang Manajemen Keuangan Pendidikan, perlu
persiapan matang tentang materi dan tempat penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Andikusumo, Surya. Manajemen Keuangan Sekolah (Studi Kasus di SDIT Luqman
Al Hakim Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012), Skripsi pada Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Solo, 2012. Dipublikasikan.
Arianti, Dewi. Penerapan Manajemen Keuangan di MAN Insan Cendekia Serpong,
Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Tangerang
Selatan, 2014. Dipublikasikan.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:PT
Rineka Cipta, 2010.
Bastian, Indra. Akuntansi Pendidikan. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2015
Darsono. Manajemen Keuangan. Jakarta: Nusantara Consulting, 2009.
Engkoswara. Administrasi Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta, 2012.
Fattah, Nanang. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009.
Fattah, Nanang. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011.
Hamalik, Oemar. Manajemen Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2006.
Krismintarini, Tias. Manajemen Keuangan Panti Asuhan Yatim Putri „Aisyiyah Kota
Yogyakarta, Skripsi pada Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Jogjakarta,
Yogyakarta, 2009. Dipublikasikan.
Manggar, Johannes. Bahan Pembelajaran Pengelolaan Keuangan Sekolah.
Indonesia: LPPKS, 2013.
Maspupah, Pipi. Implementasi Manajemen Keuangan di SMK YKTB 2 Bogor,
Skripsi pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Tangerang
Selatan, 2009. Dipublikasikan.
Masruroh. Implementasi Manajemen Pembiayaan di Madrasah Tsanawiyah Ma‟arif
16 Nurul Hidayah Banyubang Solokuro Lamongan Jawa Timur. 2013.
Mulyasa, E. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012.
Mulyasa, E. Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Strategi, Implementasi. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya. Cetakan XIII, 2011.
Mulyasa, E. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2011.
Mulyono. Konsep Pembiayaan Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010.
Musfah, Jejen. Manajemen Pendidikan; Teori, Kebijakan, dan Praktik. Jakarta:
Prenadamedia Group, 2015.
Mustari, M. Maanajemen Pendidikan. Jakarta : PT.Rajagrafindo Persada, 2014.
Satori, Djam‟am. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung; Alfabeta, 2010.
Sugiyono. Metodologi Penelitian: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&d.
Bandung: Alfabeta, 2009.
Suparlan. Manajemen Berbasis Sekolah dari Teori sampai dengan Praktik. Jakarta:
PT. Bumi Aksara, 2013.
Supriadi, Dedi. Satuan Biaya Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. cet ke-
4, 2006.
Tampubolon, Manahan. Perencanaan dan Keuangan Pendidikan (Education and
Finance Plan). Jakarta: Mitra Wacana Media, 2015.
Taufani, Abubakar. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2011.
Terry, George R. Prinsip-prinsip Manajemen. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013.
Tim APTIK. Manajemen dalam Konteks Indonesia. Yogyakarta: PT. Kanisius, 2013.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI. Manajemen Pendidikan. Bandung;
Alfabeta, 2009.
Usman, Husaini. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara, 2009.
Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Lembar Negara Tahun 2003.
Sekretaris Negara. Jakarta.
Wijaya, David. Implikasi Manajemen Keuangan Sekolah terhadap Kualitas
Pendidikan. Jakarta: BPK Penabur, 2009.
Polisi Bubarkan dan Mediasi Unjuk Rasa Siswa SMKN Campalagian.
http://www.fokusmetrosulbar.com/2016/08/polisi-bubarkan-dan-mediasi-unjuk-
rasa.html. Diakses pada Kamis, 09 Maret 2017 pukul 13.20.
Tersangkut Korupsi, Mantan Kepala Sekolah dan Bendahara SMAN 47 ditahan
KEJARI JAKSEL. Tim Web Kejari Jaksel. http://www.kejari-
jaksel.go.id/read/news/2015/10/30/686/tersangkut--korupsi--mantan-kepala-
sekolah-dan-bendahara-sman-47--ditahan-kejari-jaksel. Diakses pada kamis, 09
Maret 2017 pukul 13.20.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
PEDOMAN DOKUMENTASI
Nama Sekolah : Rumah Gemilang Indonesia
Alamat Sekolah : Jalan Pengasinan RT. 01 RW. 006, Kelurahan Pengasinan,
Kecamatan Sawangan, Kota Depok.
No Dokumentasi
Keterangan
Ada Tidak Ada
1. Profil Sekolah
2. Struktur Organisasi
3. Data Tenaga Pendidikan
4. Data Staff Pegawai
5. Data Peserta Didik
6. Pedoman Pelaksanaan Keuangan
7. Pedoman Pelaporan Keuangan
8. Laporan Keuangan
Lampiran 2
PEDOMAN OBSERVASI
Nama Sekolah :
Alamat Sekolah :
Lembar Observasi
No
. Indikator Ada
Tidak
Ada Keterangan
1. Buku Kas umum
2. Daftar Potongan-Potongan
3. Daftar Gaji/Honorarium
4. Buku Tabungan
5. Buku SPP
Lampiran 3
PEDOMAN WAWANCARA
PERENCANAAN KEUANGAN
1. Bagaimana sistem perencanaan keuangan sekolah?
2. Kapan dilakukannya perencanaan keuangan?
3. Siapa yg terlibat dalam perencanaan keuangan?
4. Bagaimana proses perencanaan keuangan?
5. Apa Bentuk dari hasil perencanaan keuangan?
PENGANGGARAN KEUANGAN
5. Bagaimana penganggaran di sekolah?
6. Siapa yang terlibat dalam penganggaran tersebut?
7. Apa bentuk dari hasil penganggaran?
8. Darimana sumber anggaran pendidikan?
REALISASI ANGGARAN
5. Bagaimana pelaksanaan anggaran di sekolah?
6. Siapa yang terlibat dalam pelaksanaan tersebut?
7. Apa kendala dari pelaksanaan anggaran pendidikan?
8. Bagaimana solusi yang telah diterapkan dalam mengatasi kendala tersebut?
PELAPORAN KEUANGAN
7. Bagaimana pelaporan keuangan pendidikan?
8. Siapa yang terlibat dalam pelaporan keuangan pendidikan?
9. Apa kendala dari pelaporan keuangan pendidikan?
10. Bagaimana solusi yang telah diterapkan dalam mengatasi kendala tersebut?
11. Apa bentuk dari hasil pelaporan keuangan pendidikan?
12. Apakah ada standarisasi pelaporan keuangan?
100
AUDIT KEUANGAN
5. Bagaimana audit pendidikan?
6. Siapa yang terlibat dalam audit pendidikan?
7. Apa bentuk dari hasil audit pendidikan?
8. Bagaimana Sistem Pengawasaan keuangan yang diterapkan?
PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN
6. Bagaimana pertanggungjawaban pendidikan?
7. Siapa yang terlibat dalam pertanggungjawaban pendidikan?
8. Apa kendala dari pertanggungjawaban pendidikan?
9. Bagaimana solusi yang telah diterapkan dalam mengatasi kendala tersebut?
10. Apa bentuk dari hasil pelaporan keuangan pendidikan?
Lampiran 4
REKAP HASIL DOKUMENTASI
IMPLEMENTASI MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN
DI RUMAH GEMILANG INDONESIA
Nama Sekolah : Rumah Gemilang Indonesia
Alamat Sekolah : Jalan Pengasinan RT. 01 RW. 006, Kelurahan Pengasinan,
Kecamatan Sawangan, Kota Depok.
No Sumber Dokumen
Keterangan
Ada Tidak Ada
1. Profil Sekolah
-
2. Struktur Organisasi
-
3. Data Tenaga Pendidikan
-
4. Data Staff Pegawai
-
5. Data Peserta Didik
-
6. Pedoman Pelaksanaan Keuangan
-
7. Pedoman Pelaporan Keuangan
-
8. Laporan Keuangan
-
Lampiran 5
HASIL OBSERVASI
Nama Sekolah : Rumah Gemilang Indonesia
Alamat Sekolah : Jalan Pengasinan RT. 01 RW. 006, Kelurahan Pengasinan,
Kecamatan Sawangan, Kota Depok.
Pelaksanaan Observasi: Agustus-September 2017
No Uraian Pengamatan Ada Tidak
Ada Keterangan
1. Buku Kas Umum √ Buku kas umum ini dipergunakan untuk
menulis uang masuk ke bendahara RGI
secara global
2. Daftar Potongan √ Daftar potongan-potongan tidak
dipergunakan dalam pembukuan keuangan
RGI, karena di RGI tidak ada potongan harga
3. Daftar
Gaji/honorarium
√ Daftar gaji dipergunakan untuk mencatat gaji
para instructor rutin setiap bulannya.
4. Buku Tabungan √ RGI tidak memiliki buku tabungan khusus,
karena pemasukan keuangan RGI di terima
langsung dari LAZNAS Al-Azhar.
5. Buku Iuran SPP √ Buku iuran SPP tidak dipergunakan di RGI,
karena seluruh Santri dan Santriwati tidak
dibebankan biaya satu rupiah pun, kecuali
pengeluaran pribadi masing-masing individu.
Lampiran 6
Hasil Wawancara
Informan : Agus Nafi
Jabatan : Kepala Divisi Kepatuhan dan Kajian Dampak
Hari/Tanggal : 25 Agustus 2017
Waktu : 13.30 - 15.00
Tempat : Ruang Pertemuan Rumah Gemilang Indonesia
A. Pelaporan
1. Bagaimana pelaporan keuangan pendidikan?
Pelaporan keuangan di RGI dibuat oleh mba Liza bagian keuangan sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya, kemudian diperiksa kembali dan
ditandatangani oleh ust. Mahrus, selanjutnya persetujuan dari kepala divisi
program, lalu diajukan ke bagian keuangan LAZNAS Al-Azhar. Dana yang
dipergunakan kurang lebih 3 Miliar pertahunnya karena memang diakui
banyak kebutuhan yang ada di RGI.
2. Siapa yang terlibat dalam pelaporan keuangan pendidikan?
Yang terlibat ya orang-orang yang tadi disebutkan, mba liza, ust. Mahrus,
ust. Rahmat, mas Farid. Jika memang rapi dan sesuai selanjutnya menjadi
laporan dari LAZNAS Al-Azhar.
3. Apa kendala dari pelaporan keuangan pendidikan?
Kendalanya apa ya? Mungkin waktu yang dibutuhkan untuk penyelesaian
laporan kadang agak lama, misal sudah selesai ternyata orang yg tanda tangan
lagi gak ada, jadi akhirnya nunggu untuk ditandatangi oleh orang itu.
4. Bagaimana solusi yang telah diterapkan dalam mengatasi kendala tersebut?
Dihubungi terus orang yang memang harus tandatangan, kepastiannya kapan
ada.
5. Apa bentuk dari hasil pelaporan keuangan pendidikan?
Bentuk laporan keuangan dari RGI, LAZ berbeda. Untuk laporan RGI
hanya dana masuk dan dana keluar yang digunakan kemudian total.
Sedangkan LAZ laporannya dibagi sesuai dengan mata anggaran yg telah
ditetapkan AL-Azhar.
6. Apakah ada standarisasi pelaporan keuangan?
Kita melaporkan dana yang cair, dengan dana yang kita habiskan sesuai
PPD yang diajukan.
B. Audit
1. Bagaimana audit keuangan pendidikan?
Untuk audit keuangan pertama dilakukan oleh bagian keuangan RGI tentu
bersama dengan Manajer kemudian kepala divisi program memeriksanya
kembali, baru dibawa ke saya untuk diaudit dan kemudian oleh audit akuntan
public yang telah ditentukan. Jika memang tidak ada yang salah, atau
keganjalan kita langsung bawa ke direktur.
2. Siapa yang terlibat dalam audit keuangan pendidikan?
Yang terlibat tentu bagian keuangan dan manajer RGI, kepala divisi
program, sya, dan pihak audit public itu.
3. Apa bentuk dari hasil audit keuangan pendidikan?
Bentuknya ya sperti laporan keuangan, kan audit diperiksa ulang
4. Bagaimana Sistem Pengawasaan keuangan yang diterapkan?
Pengawasan tentu sepenuhnya dilakukan oleh manajer, terkadang direktur
juga sering mengunjungi RGI.
C. Pertanggungjawaban
1. Bagaimana pertanggungjawaban pendidikan?
Pertanggungjawaban sepenuhnya ada di Manajer RGI, jika memang
ditemukan kesalahan atau hal-hal yang bentuknya tidak jelas akan ditanyakan
langsung.
2. Siapa yang terlibat dalam pertanggungjawaban pendidikan?
Ya bagian saya untuk mengkonfirmasi kesalahan jika memang ada untuk
diketahui kejadian sebenarnya dan penyebabnya.
3. Apa kendala dari pertanggungjawaban pendidikan?
Sejauh ini sih RGI tertib dan sesuai dengan jalur yang memang
seharusnya berada di jalur itu.
4. Bagaimana solusi yang telah diterapkan dalam mengatasi kendala tersebut?
Kl memang ada kendala ya kita bahas seperti apa tadi dibahas, artinya
manajer RGI dipanggil untuk ditanyakan langsung tentang masalah yang
terjadi, penyebabnya dan sebagainya.
Hasil Wawancara
Informan : Rahmatullah Siddiq
Jabatan : Kepala Divisi Program
Hari/Tanggal : 8 September 2017
Waktu : 10.45 - 13.00
Tempat : Lembaga Amil Zakat Al-Azhar Fatmawati
A. Penganggaran
1. Bagaimana penganggaran di sekolah?
Anggaran RGI biasanya dibahas oleh manajer dan staff keuangan RGI,
nanti persetujuan saya lalu diajukan ke divisi keuangan dari LAZ Al-Azhar.
RAB dibuat per enam bulan, RAB kebutuhan secara keseluruhan, PPD per
item per minggu tergantung dengan kebutuhan, ada yang rutin seperti honor
guru, dan listrik.
Perencaan tiap tahun kita buat raker, kita sudah rancang semua, kemudian
nanti ada program apa, kegiatan apa, budget dan totalnya berapa.
Jadi kita punya RAB pertahun dari semua unit ini termasuk RGI, ada mata
anggaran, ada itemnya , ada budgetnya, ada keterangan. Mata anggaran ini
akan menjadi rujukan PPD, jadi jika ada kebutuhan maka PPD melihat ke sini,
misalkan ada pengadaan computer, PPD harus merujuk pada PPD nomor
0106, RAB ini menjadi rujukan untuk PPD.
2. Siapa yang terlibat dalam penganggaran tersebut?
Penganggaran dikelola penuh oleh LAZ Al-Azhar, baik itu direktur
eksekutifnya atau divisi keuangan
3. Apa bentuk dari hasil penganggaran?
Ya dana itu sendiri yang diajukan kemudian cair dan digunakan oleh kita
4. Darimana sumber anggaran pendidikan?
Keuangan sumber dari operasional RGI, satu dari wakaf banyak ke
infrastruktur (bangunan, tanah, beberapa peralatan), dua dana zakat yaitu
semua yg langsung dirasakan dengan siswa baik itu baju peralatan belajarnya,
makannya, tempat tidurnya, dan kemudian ada dana infaq untuk pendukung
pendidikan yg secara tdk langsung diterima oleh anak misalkan papan tulis,
meja, honor guru, ada juga dana CSR ini kondisional,
B. Pelaporan
1. Bagaimana pelaporan keuangan pendidikan?
Pelaporannya ya hampir sama seperti pengajuannya tadi, melalui
manajer RGI, kemudian ke saya, lalu dibawa ke LAZ Al-Azhar bagian
keuangan.
Pelaporan staff keuangan ke Manajer RGI, lalu ke kepala divisi program
untuk dicek, lalu ke divisi keuangan, direktur eksekutif hanya untuk
mengetahui ttd.
2. Siapa yang terlibat dalam pelaporan keuangan pendidikan?
Yang terlibat itu staff keuangan RGI, Manajer RGI, Kepala Divisi
Program, dan Divisi Keuangan pusat.
3. Apa kendala dari pelaporan keuangan pendidikan?
Kendala biasanya ketika laporan harus satu bulan, PPD tanggal 1
September, maksimal 1 Oktober, kl misalkan ini udah mentok udah satu bulan
jadi ancamannya kl tanggal 1 blm selesai bulan lalu maka tdk akan
mencairkan PPD selanjutnya kl ini blm clear, seringnya sya ke keluar kota,
jadi pas injury time sya blm tanda tangan jadi langsung diajukan jadi harus
nunggu ttd sya dlu, karena programnya kan banyak ya. Kl dr kendala tmn2
biasanya pembelian tanpa kuitansi, ada kebijakan internal sendri.
Kl misalkan ada pembengkakan biaya laporan entah itu wajar atau tidak,
wajar jika msh diangka 10 persen jika lebih sya akan cross check ke bawah,
kl misalkan kurang kita laporan ke keuangan nanti akan dilengkapi entah
dengan PPD ulang atau tidak.
Dan kita juga biasanya yang megang dana itu gak boleh orang yang punya
kewenangan, missal sya punya kewenangan, maka sya gak boleh megang
uang, maka harus orang lain. Yang punya kewenangan hanya instruksi,
tujuannya adalah satu mencegah penyelewengan pemegang kewenangan,
yang kedua adalah transparansi, jadi sya yg megang uang terserah saya
ngapain, orang lain gatau, jadi kl ada yg megang uang antara sya dan org lain
tau, itu controlling. Jadi yang punya kewenangan tdk boleh megang uang,
yang megang uang tdk mempunyai kewenangan.
4. Bagaimana solusi yang telah diterapkan dalam mengatasi kendala tersebut?
Misalkan belanja gak ada kwitansinya, ya kita minta yang terkait
untuk balik lagi minta kuitansinya. Solusinya jika ada masalah, kita analisis
kendalanya apa, apa yg dirugikan, lalu kita konfirmasi ke pihak terkait, ya itu
kewenangan dari divisi kepatuhanlah.
5. Apa bentuk dari hasil pelaporan keuangan pendidikan?
Bentuk laporan ada format laporan keuangan, ada bentuk fisiknya,
kuitansi dan sebagainya dan itu dibagi dua ada untuk ke keuangan dan ada
untuk arsip divisi program.
6. Apakah ada standarisasi pelaporan keuangan?
RGI melaporkan jumlah dana yang digunakan untuk apa dan dana
yang cair dari LAZ juga berapa.
C. Audit
1. Bagaimana audit pendidikan?
Audit internal ada, audit public ada, kemudian ada pelaporan
pengawasan dr kemenag, ada pelaporan baznas, ada audit syariah di YPI Al-
Azhar, nanti dilihat kecocokannya ini sesuai dengan ashnaf tidak, bener gak
ini untuk yatim, gharim, fisabilillah. Jadi banyak auditnya.
2. Siapa yang terlibat dalam audit pendidikan?
Yang terlibat Manajer RGI, Divisi Program, Divisi Keuangan, Divisi
Kepatuhan.
3. Apa bentuk dari hasil audit pendidikan?
Untuk bentuk audit, ada laporan keuangan Divisi Keuangan, ada juga
laporan tentang presentase kehadiran instruktur, atau pun hal teknis.
4. Bagaimana Sistem Pengawasaan keuangan yang diterapkan?
Pengawasan berjenjang, pertama manajer, oke ttd, baru ke sya, sya ttd,
baru ke keuangan, baru ke direksi, dan sya tdk akan ttd kl manajer blm ttd.
Begitu pula kl di keuangan tdk akan di acc kl sya blm ttd. Jadi harus clear dlu
bahwa manajer mengetahui, sya meriksa baru masuk ke divisi keuangan.
D. Pertanggungjawaban
1. Bagaimana pertanggungjawaban pendidikan?
Pertanggungjawaban sepenuhnya di manajer, sya hanya check n
balance aja. Bener laporannya ada, PPD sesuai, kemudian sya ttd. Lalu
dikasih ke keuangan.
2. Siapa yang terlibat dalam pertanggungjawaban pendidikan?
Manajer RGI, saya selaku Kepala Divisi Program, Divisi Keuangan
3. Apa kendala dari pertanggungjawaban pendidikan?
Pertanggungjawaban selama ini kita sesuai dengan yang direncakan.
Hasil Wawancara
Informan : Machrus Ali
Jabatan : Manajer Rumah Gemilang Indonesia
Hari/Tanggal : 25 Agustus 2017
Waktu : 15.30-16.45
Tempat : Ruang Manajer Rumah Gemilang Indonesia
A. Perencanaan
1. Bagaimana sistem perencanaan keuangan sekolah?
Perencanaan keuangan biasanya kita membuat list kebutuhan bagi RGI
selama periode tertentu, lalu diajukan ke Lembaga Amil Zakat Al-Azhar.
2. Kapan dilakukannya perencanaan keuangan?
ada setiap pekan seminggu sekali, ada yang per event, ada yang
memang rutin. Kl memang setiap minggu kan missal kebutuhan untuk makan
santri, dan operasional penunjang lainnya, misalkan rutin ada pengeluaran
rutin dari RGI, bayar listrik, gaji instruktur, bayar internet, dan lain-lain.
3. Siapa yg terlibat dalam perencanaan keuangan?
Tentu orang-orang yang terlibat dalam perencanaan tersebut adalah
staff keuangan RGI khusus, mba Liza, dan juga sya selaku manajer dr RGI
serta pegawai lainnya, instruktur juga termasuk.
4. Bagaimana proses perencanaan keuangan?
RGI membuat list kebutuhannya untuk selama periode tertentu, lalu
ditandatangani oleh sya, lalu persetujuan dari kepala divisi program yakni ust.
Rahmat, dan kemudian diajukan ke LAZ Al-Azhar. Untuk setiap tahunnya
ada RAKERNAS, nanti disitu disahkan kegiatan dan program apa yang telah
direncanakan RGI untuk tahun selanjutnya.
Jadi secara keuangan RGI ini gak mengelola sendiri loh ya, tetap yang
mengelola keuangan dari LAZ, kebutuhan kita apa, kita bikin RABnya, kita
ajukan, nunggu, dan dana turun itu baru kita kelola. Misal contoh anak
makan dalam seminggu butuh 75 juta, kita dalam seminggu sebelumnya bikin
RAB lalu diajukan lagi, nanti paling cepat tiga hari baru turun, baru kita
kelola gitu. Artinya apa? Dalam RGI tidak mengelola dana secara pribadi,
atau mandiri.
5. Apa Bentuk dari hasil perencanaan keuangan?
Bentuknya di kita namanya PPD yaitu Permohonan Pengajuan Dana,
nanti disitu diisi daftar-daftar kebutuhan yang akan diajukan.
B. Penganggaran
1. Bagaimana penganggaran di sekolah?
Tentang anggaran terdapat divisi tersendiri di LAZ Al-Azhar, yakni divisi
keuangan. Yang kita ajukan berupa PPD, apa yg dibutuhkan dibikin suatu
RAB kemudian ditunjukan ke pusat keperluannya apa dan itu baru kita turun
anggaran sesuai dengan RAB yg kita ajukan itu. Jadi kita bisa mengajukan
apa yang dibutuhkan dalam periode tertentu, dan matriksnya sudah ada dalam
satu tahun bahkan perbulan apa? Misalkan yang rutin makan, listrik, dan apa?
Kl misalkan kelola sendiri kan enak, anggaran RGI tiap tahunnya aja kurang
lebih 3,5 Miliar.
RAB per dua minggu, dua minggu berikutnya kita harus bikin lagi di
pekan ketiga.
Proses pencairan satu minggu, kita ngajuin minggu pertama, minggu
kedua bisa diambil, minggu kedua kita sudah bikin untuk minggu ketiga.
Penyusunan RAB di RGI tidak (telat), karena berhubungan dengan matrik
atau agenda tahunan sesuai dengan kalender pendidikan yg sudah tersusun, kl
RAB gak turun, santri gak bisa makan, dari mana ? ya kan. Setidaknya satu
minggu sebelumnya sudah turun.
2. Siapa yang terlibat dalam penganggaran tersebut?
Anggaran tentu pihak divisi keuangan LAZ Al-Azhar, mereka yang proses itu.
Yang terlibat dalam RAB, staff keuangan, manajer RGI, kepala divisi
program, keuangan mas farid, baru ke direktur eksekutif.
3. Apa bentuk dari hasil penganggaran?
Bentuknya ya? Kita sih biasanya diberitahu bahwa yang kita ajukan PPD
kemaren sudah disetujui dan cair, ya kita ambil berapa pun nominalnya.
4. Darimana sumber anggaran pendidikan?
Anggaran pendidikan RGI bersumber secara penuh dari LAZ Al-Azhar,
terkait pengumpulan dananya itu pihak LAZ yang merencanakan.
C. Pelaksanaan
1. Bagaimana pelaksanaan anggaran di sekolah?
Anggaran yang telah disetujui dan cair itu, langsung kita gunakan
untuk kebutuhan pada masa itu juga.
2. Siapa yang terlibat dalam pelaksanaan tersebut?
Untuk pelaksaan itu mba Liza sepenuhnya mengelola keuangan RGI,
sya hanya diberi laporan penggunaan-penggunaannya.
Misalkan cair langsung disimpan oleh staff keuangan, langsung disalurkan,
misalkan ada sisa dikelola oleh staff keuangan itu. Untuk bayar listrik
langsung staff keuangan, untuk makan cathering juga diurus staff keuangan
untuk makan siang, sarapan pagi bikin, malam beli.
3. Apa kendala dari pelaksanaan anggaran pendidikan?
Kendalanya itu nominal yang kita belanjakan kadang berbeda dengan
perkiraan kita walaupun kita sudah survei harga-harganya.
4. Bagaimana solusi yang telah diterapkan dalam mengatasi kendala tersebut?
Misalkan apa yg kita belanjakan ternyata dana nya kurang, kita geser
dari anggaran lain yang blm digunakan. Ya kita sesuaikanlah.
D. Pelaporan
1. Bagaimana pelaporan keuangan pendidikan?
Pelaporan keuangan yang penting ada nota atau kuitansi lalu ke staff
keuangan untuk direkap anggaran2 keluar dibikin satu file lalu dibawa ke
divisi keuangan, sebagai crosscheck oleh manajer RGI. Pelaporan dari staff
keuangan, manajer langsung ke laz, mas farid.
2. Siapa yang terlibat dalam pelaporan keuangan pendidikan?
Yang terlibat itu mba liza untuk pembuatan laporan, lalu saya,
kemudian kepala divisi program, dan bagian divisi keuangan.
3. Apa kendala dari pelaporan keuangan pendidikan?
Kendala dalam pelaporan selama ini tidak ada, karena pengeluaran
sesuai dengan kebutuhan, kl memang ada kendala ya turunnya anggaran
stelah kita ajukan rab, sedangkan kita disini sudah agak mepet ada kegiatan
itu yg pernah terjadi, bisa terjadi sedang libur, atau apa? Bagaimana solusi
yang telah diterapkan dalam mengatasi kendala tersebut?
4. Apa bentuk dari hasil pelaporan keuangan pendidikan?
Bila memang terlambat cair, missal ada anggaran lain yang memang
blm didistribusikan, kita bisa pinjam anggaran itu (dana talangan). Tapi kita
sudah memastikan, anggaran turun tanggal sekian. Kan kasian anggaran blm
turun, anak blm makan. Misalkan anggaran blm turun, internet blm bayar,
internet diputus, akses belajar gak bisa kan, makanya pake dana talangan itu
dlu. Laporan kurang sesuai, ya kita revisi dlu. Dalam rab juga misalkan
pembelian computer harus jelas spesifikasinya. Laporan juga harus sesuai
RAB. Misalkan tidak sinkron rab yang diminta dengan anggaran yang
digunakan, itu tidak bisa, harus sesuai. Misalkan ada lebih ya kita balikin dlu
ke sana (divisi keuangan).
5. Apakah ada standarisasi pelaporan keuangan?
Laporan kita masih sederhana, dana yang cair lalu digunakan untuk apa, itu
aja.
E. Audit
1. Bagaimana audit pendidikan?
Audit itu dari LAZ Al-Azhar, sebenernya sih kl uang kita mah gak
ngelola ya. Yang uang yang ada di kita pasti dari pusat tau karena rab sesuai
dengan kebutuhan. Karena kita gak mengelola dana secara mandiri. Kl di
handle oleh manajer sendiri juga tidak bisa, karena banyak nya RGI, dan pos2
angaran-anggaran, tentang gedung, computer, gaji instruktur.
2. Siapa yang terlibat dalam audit pendidikan?
Audit ya LAZ Al-Azhar, direktur eksekutif nya itu, kl dari kita cuma
kita sesuaikan saja, apa yang kiranya masih perlu diperbaiki, untuk
pengawasan atau audit dari LAZ ada divisi kepatuhan itu ust. Agus, tapi untuk
audit secara keseluruhan ya direktur eksekutifnya.
3. Apa bentuk dari hasil audit pendidikan?
Bentuknya ya audit keuangan gitu, biasanya sih laporan tentang
penggunaan dana yang telah dikumpulkan LAZ kepada pihak-pihak yang
terkait, misalkan baznas, kemenag, ataupun donatur yang telah menyumbang
ke Al-Azhar.
4. Bagaimana Sistem Pengawasaan keuangan yang diterapkan?
Pengawasan ada dari saya, ada juga dari LAZ, divisi keuangan, divisi
kepatuhan.
F. Pertanggungjawaban
1. Bagaimana pertanggungjawaban pendidikan?
Pertanggungjawaban saya kira seutuhnya ada di Manajer yaitu saya,
tapi selama ini kita on the track kok, gak ada masalah apa-apa
2. Siapa yang terlibat dalam pertanggungjawaban pendidikan?
Yang terlibat memang manajer, mungkin divisi program juga.
3. Apa kendala dari pertanggungjawaban pendidikan?
Kendalanya sih Alhamdulillah blm ada, kita berbuat sesuai dengan apa
yang kita rencanakan.
Hasil Wawancara
Informan : Liza Triastuti
Jabatan : Staff Keuangan Rumah Gemilang Indonesia
Hari/Tanggal : 27 Februari 2018
Waktu : 10.30 - 13.00
Tempat : Ruang Kantor Rumah Gemilang Indonesia
A. Perencanaan Keuangan Pendidikan
1. Bagaimana sistem perencanaan keuangan sekolah?
Perencanaan disusun bareng2, karena RGI nginduk k program, saya
bikin RAB, lalu pengajuan dana ke pusat LAZ.
Pembuatan RAB ada RAKERNAS LAZ al-Azhar, anggaran yg disetujui dan
tidak, dan kita harus jelas anggarannya harus mencukupi untuk berapa orang
dan impactnya apa, jadi jelas output yang diterima al-Azhar.
Nyusun RAB bareng, untuk tahun depan rencana apa yg dibuat untuk
pengembangan RGI maupun diklat, ada program tambahan atau program
lanjutan saya bisa mengajukan anggarannya.
2. Kapan dilakukannya perencanaan keuangan?
Biasanya kita ada pra raker, stelahnya raker baru ada rakernas baru
bareng Laznasnya, raker setahun sekali untuk RAB periode tahun berjalan,
cuma untuk kebutuhan teknisnya kita mengajukan PPD ke pusat setiap
minggu pertama dan ketiga.
3. Siapa yg terlibat dalam perencanaan keuangan?
Yang terlibat saya, dan Manajer RGI.
4. Bagaimana proses perencanaan keuangan?
Kita ajukan PPD (Permohonan Pengajuan Dana) ke keuangan pusat
LAZ, permohonan dana untuk RGI per bulan, jadi kita ngajuin di akhir bulan
dan diterima di awal bulan. Pengajuan minggu pertama dan minggu ketiga,
dan keluarnya itu hanya di minggu kedua dan minggu keempat, gak
boleh diminggu lain.. Dan itu hanya di rabu kamis jumat, selain hari itu gak
bisa ngambil dana, lalu dipergunakan sampe jangka waktunya, lalu dilaporkan
kembali. Jadi untuk perhimpunan semuanya di LAZ, kita hanya bagian
program aja penyalurannya.. Jadi pintar-pintarnya orang keuangan harus
siasatin semua, karna gak bisa kita ngajuin hari ini dan minta besok keluar.
Jadi kita buat surat permohonan dana dengan form PPD (permohonan
pengajuan dana), nnti ttd ust. Mahrus dan ust. Rahmat.
5. Apa Bentuk dari hasil perencanaan keuangan?
Form PPD yang kita ajukan ke pusat tersebut. Dalam PPD, ada Surat, baru
ditulis untuk apa, kegiatan apa, masuk ashnaf apa, jenis programnya kl RGI
ya pendidikan itu ada mata anggaran, nominal, dan ashnaf. Ashnaf itu
golongan apa bantuannya? Yatim gak masuk zakat, masuknya infaq, kecuali
miskinnnya. Fakir miskin, gharim, terlilit hutang, ibnu sabil, fisabilillah.
Kl RGI makenya fi saabilillah dan faqir miskin, untuk peserta faqir miskin,
kalau operasional fi sabilillah.
B. Realisasi Keuangan Pendidikan
1. Bagaimana pelaksanaan anggaran di sekolah?
Anggaran yang cair, kita diinfokan lalu kita ambil dan langsung kita
gunakan sesuai dengan peruntukkannya.
2. Siapa yang terlibat dalam pelaksanaan tersebut?
Yang terlibat dalam penggunaan itu saya, terkadang kl belanja
kebutuhan makan ya dibantu dengan mba Eka (Staff Administrasi), ataupun
santri.
3. Apa kendala dari pelaksanaan anggaran pendidikan?
Kendalanya kadang santri lupa sama kuitansi sebagai bukti keuangan,
ya kita kan butuh itu.
Kendala dalam perencanaan keuangan ya kesulitan dalam penjelasan bahwa
anggaran ini realistis, paling komunikasinya aja. Misalkan tahun depan RGI
mau buat apa, RGI kan mau bangun di aceh anggarannya gimana. Paling
anggarannya terlalu besar dr yg kita rencanain, berarti harus disesuaikan.
4. Bagaimana solusi yang telah diterapkan dalam mengatasi kendala tersebut?
Saya suruh balik lagi dengan melengkapi kuitansinya sebagai bukti
untuk pelaporan keuangan
C. Pelaporan
1. Bagaimana pelaporan keuangan pendidikan?
Pelaporan di RGI dalam pemakaian dana harus ada kuitansinya,
pemkaian dana nya jelas, pelaporannya kaya pelaporan dana trus diperiksa
sama manajer dan kadiv program, nanti diperiksa lagi sama keuangan pusat,
misalkan ada kesalahan langsung dibalikin ke kita.
Kita dalam pengelolaan dana tidak mandiri karna RGI bukan lembaga mandiri
karena kita di programnya laz, jadi semua ada pelaporannya langsung.
2. Siapa yang terlibat dalam pelaporan keuangan pendidikan?
Yang terlibat itu saya, Ust. Mahrus, Ust. Rahmat, mas Farid
3. Apa kendala dari pelaporan keuangan pendidikan?
Pelaporan paling lambat satu bulan, lebih dari satu bulan semua
ditahan, tapi kita selalu mengusahakan langsung selesaikan laporan.
4. Bagaimana solusi yang telah diterapkan dalam mengatasi kendala tersebut?
Jika telat dalam pelaporan, biasanya saya menggunakan anggaran lain
yang belum didistribusikan sebagai talangan, dan kita ganti setelah laporan
selesai.
5. Apa bentuk dari hasil pelaporan keuangan pendidikan?
Hasilnya laporan penggunaan dana beserta buktinya disesuaikan
dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Laporan keuangan dari laznas
memang Cuma gitu total yang digunakan rgi berapa. Karena teknisnya
hanya seperti tadi, karena kan kita gratis dari dana zakat, dari uang ummat
balik lagi ke ummat. Gitu aja sih
6. Apakah ada standarisasi pelaporan keuangan?
Pelaporan dalam bentuk bagan biasa, laporan diklat perbulan, kl event
langsung pelaporan.
D. Pertanggungjawaban
1. Bagaimana pertanggungjawaban pendidikan?
Pertanggungjawabannya langsung ke atasannya, jika ada masalah
dipanggil kenapa ada masalah. Misalkan RGI ada masalah keuangan, staff
keuangan yang kena, sya harus bisa mempertanggungjawaban apa yg saya
buat, janganlah mas, jangan sampe, karena kan uang ummat, ngerii.
2. Siapa yang terlibat dalam pertanggungjawaban pendidikan?
Yang terlibat saya, Manajer RGI, dan Kepala Divisi Program
3. Apa kendala dari pertanggungjawaban pendidikan?
Selama pengalaman saya belum ada ya mas, semoga itu artinya kita
dinilai baik oleh LAZ Al-Azhar
Hasil Wawancara
Informan : Farid
Jabatan : Staff Divisi Keuangan
Hari/Tanggal : 17 Maret 2018
Waktu : 13.00 – 14.45
Tempat : Lembaga Amil Zakat Al-Azhar Fatmawati
A. Penganggaran
1. Bagaimana penganggaran di sekolah?
Untuk anggaran, RGI mengajukan kepada kami lalu diproses kiranya
kebutuhan yang diajukan butuh dana berapa jadi disesuaikan, kemudian kami
cairkan dananya lalu diinformasikan kepada RGI
2. Siapa yang terlibat dalam penganggaran tersebut?
Dalam penganggaran divisi keuangan yang memutuskan untuk memberi
anggaran, tapi untuk pegajuan dana itu Manajer RGI dan staff keuangan.
3. Apa bentuk dari hasil penganggaran?
Ya dana yang disetujui lalu dicairkan tersebut
4. Darimana sumber anggaran pendidikan?
Untuk anggaran RGI sepenuhnya dari LAZ Al-Azhar, RGI mengajukan
kepada kami, kami proses, dan kami salurkan.
B. Pelaporan
1. Bagaimana pelaporan keuangan pendidikan?
Untuk pelaporan kami proses dari seluruh kegiatan dan program yang
ada di LAZ Al-Azhar kemudian kami buat laporan lalu persetujuan direktur
eksekutif LAZ Al-Azhar
2. Siapa yang terlibat dalam pelaporan keuangan pendidikan?
Yang terlibat dalam laporan keuangan ya Manajer RGI, Staff
Keuangan, Kepala Divisi Program, dan Divisi Keuangan.
3. Apa kendala dari pelaporan keuangan pendidikan?
Kendalanya terkadang RGI telat dalam membuat laporan keuangan
jadi pengajuan PPD terhambat, entah karena hal teknis kami kurang paham
4. Bagaimana solusi yang telah diterapkan dalam mengatasi kendala tersebut?
Kami menghubungi langsung pihak RGI, Staff Keuangan untuk segera
diselesaikan
5. Apa bentuk dari hasil pelaporan keuangan pendidikan?
Bentuk laporan keuangan RGI hanya penggunaan sejumlah nominal
per kegiatan beserta bukti nya kuitansi, nota, dan lain-lain.
6. Apakah ada standarisasi pelaporan keuangan?
Pelaporan dari RGI hanya seperti itu, kecuali pelaporan LAZ Al-
Azhar, kami sesuaikan dengan mata anggaran dana yang telah dibutuhkan
C. Audit
1. Bagaimana audit pendidikan?
Audit dalam keuangan RGI dari kami, lalu kami tunjuk audit akuntan
public untuk memeriksa sebagai pihak independen.
2. Siapa yang terlibat dalam audit pendidikan?
Divisi keuangan LAZ Al-Azhar
3. Apa bentuk dari hasil audit pendidikan?
Bentuknya seperti laporan keuangan dan tentu dijelaskan bahwa telah
diaudit dengan keterangan wajar tanpa pengecualian dan sebagainya
4. Bagaimana Sistem Pengawasaan keuangan yang diterapkan?
Pengawasan keuangan RGI ada di Manajer RGI, dan Kepala Divisi
Program, kami juga turut membantu dalam pengawasan tersebut, karena dana
dari kami, ya kurang lebih kami tahu banyak tentang pengelolaan dana
tersebut.
Lampiran 7
Data Tenaga Pendidik
No Nama Jenis Kelamin Status
Menikah
Status
Pendidikan
1. Herry Hartawan Laki-Laki Menikah S-1
2. Rakhmat Mulyana Laki-Laki Menikah S-1
3. Oleh Solihin Laki-Laki Menikah S-1
4. Muhidin Saimin Laki-Laki Menikah S-2
5. Samsul Boin Laki-Laki Menikah S-1
6. Budi Sutria Laki-Laki Menikah S-1
7. Al Fajar Laki-Laki Menikah S-1
8. Budi Santosa Laki-Laki Menikah S-1
9. Rifaanah Perempuan Lajang S-1
10. Rozaliana Perempuan Lajang Proses S-1
11. Uki Anggoro Laki-Laki Lajang S-1
12. Ahmad Zaki Harahap Laki-Laki Lajang Proses S-1
13. Kamaludin Laki-Laki Menikah S-1
14. Sugeng Ahmad Riyadi Laki-Laki Lajang S-2
15. Shofiyyah Perempuan Lajang Proses S-1
16. Yuanita Sabrina Perempuan Menikah S-1
Lampiran 8
Data Peserta Didik
No. Nama Jurusan Angkatan
1 Ai Siti Nurhasanah Tata Busana 17
2 Anjani Nurul Fajri Tata Busana 17
3 Aprianto Tata Busana 17
4 Ayu Nia Rahmawati Tata Busana 17
5 Dede Aziz Tata Busana 17
6 Fatima Iriyani Eko Tata Busana 17
7 Hernisa Tata Busana 17
8 Neti Hartati Tata Busana 17
9 Nisrina Afifah Tata Busana 17
10 Nurmaida Tata Busana 17
11 Nurul Fatimah Tata Busana 17
12 Rana Alivia Agustin Tata Busana 17
13 Sinta Karmila Tata Busana 17
14 Siti Annisa Fitriani Tata Busana 17
15 Syari'ah Tata Busana 17
16 Tina Fatria Tata Busana 17
17 Undo Baliang Tata Busana 17
18 Zulviani Tata Busana 17
19 Abu Dzar Al Ghifari Fotografi & Videografi 17
20 Annisa Nurjanah Fotografi & Videografi 17
21 Debi Febriansah Fotografi & Videografi 17
22 Firman Rahmasani Fotografi & Videografi 17
23 Herlin Mursito Fotografi & Videografi 17
24 Hikmawati Fotografi & Videografi 17
25 Irfan Rusdianto Fotografi & Videografi 17
26 Irma rahmatilah Fotografi & Videografi 17
27 Khaerudin Julmi Fotografi & Videografi 17
28 Lina Ranti Fotografi & Videografi 17
29 Mohammad Ricko Wijaya Fotografi & Videografi 17
30 Muhammad Ulinnuha Fotografi & Videografi 17
31 Prihantini Fotografi & Videografi 17
32 Renaldi Maulana Fotografi & Videografi 17
33 Riki Candra Fotografi & Videografi 17
34 Rismanto Fotografi & Videografi 17
35 Susanto Fotografi & Videografi 17
36 Syahrudin Fotografi & Videografi 17
37 Syifa Kamila Ridha Fotografi & Videografi 17
38 Yuni Haldining Kulsum Fotografi & Videografi 17
39 Acep Nugraha Desain Grafis 17
40 Ali Fajar Desain Grafis 17
41 Elih Desain Grafis 17
42 Faisal Adibul Muchtar Desain Grafis 17
43 Fajar Ilhamy Desain Grafis 17
44 Fakhrurrozi Desain Grafis 17
45 Lukman Nurosik Desain Grafis 17
46 Moehammad Iqbal Desain Grafis 17
47 Mujahid Hasan Albanna Desain Grafis 17
48 Panji Irwanto Desain Grafis 17
49 Reyhan Pahlevi Suhendar Desain Grafis 17
50 Rizal Nur Ramadhany Desain Grafis 17
51 Rofi Nurdin Desain Grafis 17
52 Sadiah Desain Grafis 17
53 Sorta Sufira Desain Grafis 17
54 T. Ryan Crisna Alfanie S Desain Grafis 17
55 Wahyuni Eka Saputri Desain Grafis 17
56 Zaki Fajar Maulana Desain Grafis 17
57 Adam Aldiansyah Teknik Komputer Jaringan 17
58 Agus Darmawan Teknik Komputer Jaringan 17
59 Ahmad Al Fauzan Teknik Komputer Jaringan 17
60 Ahmad Nur Fadhil Teknik Komputer Jaringan 17
61 Andriawan Teknik Komputer Jaringan 17
62 Aris Munandar Teknik Komputer Jaringan 17
63 Dede Syifalutfia Teknik Komputer Jaringan 17
64 Diding Darul Falah Teknik Komputer Jaringan 17
65 Gumilar Teknik Komputer Jaringan 17
66 Imam Aulia Hermanto Teknik Komputer Jaringan 17
67 Irma Mardiyana Teknik Komputer Jaringan 17
68 M. Rijal Rojali Teknik Komputer Jaringan 17
69 Nur Arifin Dg Malewa Teknik Komputer Jaringan 17
70 Rini Fitriani Teknik Komputer Jaringan 17
71 Saepul Azhari Teknik Komputer Jaringan 17
72 Taslima Teknik Komputer Jaringan 17
73 Tomya Teknik Komputer Jaringan 17
74 Vinna Marliana Teknik Komputer Jaringan 17
75 Yuda Amaludin Teknik Komputer Jaringan 17
76 Yusriadi Teknik Komputer Jaringan 17
77 Agustina Khairiah Aplikasi Perkantoran 17
78 Ahmad Umar Nobisa Aplikasi Perkantoran 17
79 Alay Ryan Milando Aplikasi Perkantoran 17
80 Annida Fitraya Aplikasi Perkantoran 17
81 Asmiati Rohmah Aplikasi Perkantoran 17
82 Dayu Arista Pramesti Aplikasi Perkantoran 17
83 Dislifia Rahma Marta Yuniar Aplikasi Perkantoran 17
84 Elis Solihah Aplikasi Perkantoran 17
85 Nor Elva Susan Aplikasi Perkantoran 17
86 Nur Azizah Aplikasi Perkantoran 17
87 Rahmah Aplikasi Perkantoran 17
88 Rena Septiani Aplikasi Perkantoran 17
89 Siti Astriyani Aplikasi Perkantoran 17
90 Siti Nurdianti Aplikasi Perkantoran 17
91 Siti Rihani Aplikasi Perkantoran 17
92 Siti Rohmah Aplikasi Perkantoran 17
93 Siti Zulaiha Aplikasi Perkantoran 17
94 Tasya Lupih Yanti Aplikasi Perkantoran 17
95 Umi Kalsum Aplikasi Perkantoran 17
96 Yusti Lesmana Aplikasi Perkantoran 17
97 Ahmad Geovani Otomotif 17
98 Aliyudin Otomotif 17
99 Arip Sarip Pahrudin Otomotif 17
100 Budi Ari Wibowo Otomotif 17
101 Deden Sukmana Otomotif 17
102 Erlangga Prasetio Otomotif 17
103 Imam Nuryadi Otomotif 17
104 Iqbal Alam Permana Otomotif 17
105 Jaelani Otomotif 17
106 Miftahul Otomotif 17
107 Muhammad Ammar Fadhil Otomotif 17
108 Muhammad Ilyas Otomotif 17
109 Muhammad Nur Fajar Otomotif 17
110 Oka Andriadi Otomotif 17
111 Saepudin Otomotif 17
112 Siamrin Otomotif 17
113 Sutarno Otomotif 17
114 Wandi Otomotif 17
Lampiran 9
Form Permohonan Pengajuan Dana
Lampiran 10
Laporan Audit Keuangan
Lembaga Amil Zakat Nasional Al-Azhar Tahun 2016
Lampiran 11
Foto Rumah Gemilang Indonesia
Lampiran 12
Surat Permohonan Bimbingan Skripsi
Lampiran 13
Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 14
Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 15
Lembar Uji Referensi
Lampiran 17
Biodata Penulis
Muhammad Zaki Aziz NIM 1113018200040, Program
Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis lahir di Jakarta, 17 November 1995, Bertempat
tinggal di Jalan Peninggaran Timur II Nomor 76b Rt.09
Rw.09 Kelurahan Kebayoran Lama Utara, Kecamatan
Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Penulis merupakan
anak kedua dari tiga bersaudara. Orang tua penulis ialah Abdul Sobri dan Hadijah
Riwayat pendidikan di SDN 09 Kebayoran Lama Utara Tahun 2000 s.d. 2006,
SMPN 161 Jakarta Tahun 2007 s.d. 2010, Madrasah Aliyah Al-Falah Tahun 2010 s.d.
2013, dan Perguruan Tinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013-2018.
Organisasi yang diikuti selama di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah Forum
Komunikasi Mahasiswa Betawi (FKMB) Tahun 2013 s.d. 2018, Himpunan
Mahasiswa Islam (HmI) Tahun 2013 s.d. sekarang, Himpunan Mahasiswa Jurusan
Manajemen Pendidikan (HMJ-MP) Tahun 2014, Gerakan Anti Narkoba UIN Syarif
Hidayatullah (GAN UIN) Tahun 2014 s.d. 2016, Senat Mahasiswa FITK Tahun 2016
s.d.2017. Alamat e-mail: [email protected]