implementasi kemitraan kehutanan antara …digilib.unila.ac.id/22940/12/skripsi tanpa bab...

47
IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA KELOMPOK TANI DENGAN KESATUAN PENGELOLA HUTAN PRODUKSI (KPHP) WAY TERUSAN KABUPATEN LAMPUNG TENGAH (Studi di Gapoktan Jati Makmur Umbul Harapan Jaya Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah) (Skripsi) Oleh YUNI AYU WANDIRA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

Upload: ngominh

Post on 17-Mar-2019

236 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA KELOMPOKTANI DENGAN KESATUAN PENGELOLA HUTAN PRODUKSI (KPHP)

WAY TERUSAN KABUPATEN LAMPUNG TENGAH(Studi di Gapoktan Jati Makmur Umbul Harapan Jaya Kecamatan

Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah)

(Skripsi)

Oleh

YUNI AYU WANDIRA

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

Page 2: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

ABSTRAK

IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA KELOMPOKTANI DENGAN KESATUAN PENGELOLA HUTAN PRODUKSI (KPHP)

WAY TERUSAN, KABUPATEN LAMPUNG TENGAH(Studi di Gapoktan Jati Makmur, Umbul Harapan Jaya,

Kecamatan Bandar Mataram, Kabupaten Lampung Tengah)

Oleh

YUNI AYU WANDIRA

Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju defores-

tasi dan degradasi hutan, sehingga dalam pengelolaannya harus melibatkan

masyarakat setempat. Salah satu kebijakan pemerintah untuk meningkatkan parti-

sipasi masyarakat dalam pengelolaan hutan adalah kemitraan kehutanan. Tujuan

penelitian ini adalah mengetahui proses implementasi Kemitraan kehutanan antara

kelompok tani dengan KPHP Way Terusan serta faktor – faktor pendukung dan

penghambatnya. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara. Data yang

diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa proses

implementasi kemitraan kehutanan cukup baik. Faktor pendukung kemitraan

kehutanan antara kelompok tani dengan KPHP Way Terusan yaitu adanya

dukungan kelompok tani yang tinggi terhadap program kemitraan kehutanan,

kepercayaan kelompok tani yang tinggi kepada pihak KPHP Way Terusan dan

dukungan yang tinggi dari pihak stakeholder terkait lainnya. Faktor penghambat

Page 3: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

Yuni Ayu Wandira

kemitraan kehutanan antara kelompok tani dengan KPHP Way Terusan adalah

sumber daya manusia yang rendah, permasalahan dalam organisasi kelompok tani,

komunikasi antara pemerintah dan kelompok tani yang kurang baik dan rendah-

nya partisipasi kelompok tani.

Kata kunci: kelompok tani, kemitraan kehutanan, Kesatuan Pengelolaan HutanProduksi (KPHP).

Page 4: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

Yuni Ayu Wandira

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF FOREST PATNERSHIP BETWEENFARMER GROUPS WITH PRODUCTION FOREST MANAGEMENT

UNIT (KPHP) WAY TERUSAN, LAMPUNG TENGAH REGENCY(Study in Gapoktan Jati Makmur, Harapan Jaya Village,

Bandar Mataram District, Lampung Tengah Regency)

By

Yuni Ayu Wandira

Land grabbing was one of the factor causing the increasement of deforestation and

forest degradation, that’s why forest management should involved local

communities. One of the government policy to increase community participation

in forest management is forestry partnership. The purpose of this study were to

determines the process of forestry partnership implementation between farmer

groups with KPHP Way Terusan and also supporting and inhibiting factors. Data

collection used in this research was interviews. Data were analyzed descriptively.

The results showed that the implementation process of forestry partnership was

good enough. The supporting factors in forestry partnership between farmer

groups and KPHP Way Terusan were the existence of high support done by the

farmer groups towards forestry partnership programs, farmer groups high trust to

KPHP Way Terusan and high support by other related stakeholders parties.

Inhibit factors in forestry partnership between farmer groups and KPHP Way

Page 5: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

Yuni Ayu Wandira

Terusan were low capabilities of human resources, the problems within farmer

groups organization, maintainless communications between government and

farmer groups and low farmer groups participation.

Keywords: farmers groups, forest partnership, Production Forest ManagementUnit.

Page 6: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA KELOMPOKTANI DENGAN KESATUAN PENGELOLA HUTAN PRODUKSI (KPHP)

WAY TERUSAN KABUPATEN LAMPUNG TENGAH(Studi di Gapoktan Jati Makmur Umbul Harapan Jaya Kecamatan

Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah)

Oleh

YUNI AYU WANDIRA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA KEHUTANAN

Pada

Jurusan KehutananFakultas Pertanian Universitas Lampung

FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

Page 7: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju
Page 8: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju
Page 9: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lampung Tengah, pada tanggal 8 Juni

1995. Anak kedua dari dua bersaudara, pasangan Bapak

Abdul Rasid dan Ibu Nuriah. Penulis menamatkan pendidi-

kan SDN 1 Raja Basa Baru pada tahun 2006, SMPN 1 Way

Jepara pada tahun 2009 dan SMAN 1 Way Jepara pada tahun

2012. Penulis tercatat sebagai mahasiswa Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian,

Universitas Lampung melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(SNMPTN) jalur undangan pada tahun 2012. Penulis aktif dalam organisasi

kemahasiswaan. Organisasi yang pernah diikuti yaitu Himasylva (Himpunan

Mahasiswa Kehutanan) dan Duta Mahasiswa Fakultas Pertanian.

Pada Januari 2015 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di

Desa Sinar Banten, Kecamatan Bekri, Kabupaten Lampung Tengah. Pada Juli

2015 penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di Resort Pemangkuan Hutan

(RPH) Ngadisono, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Kebumen,

Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Selatan Perum Perhutani Divisi

Regional Jawa Tengah. Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi

asisten dosen pada mata kuliah Bahasa Indonesia, Ekonomi Sumberdaya Hutan,

Kehutanan Masyarakat, Manajemen Sumber Daya Hutan, Pemasaran Hasil Hutan

dan Penyuluhan Kehutanan dan Pemberdayaan Masyarakat.

Page 10: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

SANWACANA

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur pada Allah SWT, atas segala nikmat dan karunia-Nya penulis dapat

menyelesaikan penelitian dan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memper-

oleh gelar Sarjana Kehutanan pada Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian,

Universitas Lampung.

Skripsi ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di KPHP

Way Terusan dengan judul “Implementasi Kemitraan Kehutanan antara

Kelompok Tani dengan Kesatuan Pengelola Hutan Produksi (KPHP) Way

Terusan Kabupaten Lampung Tengah (Studi di Gapoktan Jati Makmur

Umbul Harapan Jaya Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung

Te-ngah)”. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas

Lampung.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

3. Ibu Dr. Melya Riniarti, S.P., M.Si., selaku Ketua Jurusan Kehutanan Fakultas

Pertanian Universitas Lampung.

Page 11: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

iii

4. Bapak Hari Kaskoyo, S.Hut., M.P., Ph.D., selaku pembimbing utama yang

telah meluangkan waktunya dan bersedia memberikan bimbingan, saran dan

kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Dr. Indra Gumay Febryano, S.Hut., M.Si., selaku pembimbing kedua

atas kesediaannya memberikan bimbingan, saran-saran perbaikan dan kritik

hingga skripsi ini dapat terselesaikan.

6. Bapak Dr. Ir. Slamet Budi Yuwono, M.S., selaku penguji yang telah membe-

rikan masukan dan saran-saran perbaikan dalam penyusunan skripsi ini.

7. Bapak Rudi Hilmanto, S.Hut., M.Si., selaku dosen pembimbing akademik.

8. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian

Universitas Lampung.

9. Kepala KPHP Way Terusan beserta staf dan bakti rimbawan yang telah

membantu penulis dalam mengumpulkan data di lapangan.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi yang tidak

dapat disebutkan satu persatu.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan mereka semua yang telah diberi-

kan kepada penulis. Penulis menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan

namun semoga dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Bandar Lampung, Juni 2016

Yuni Ayu Wandira

Page 12: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ..................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii

I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1A. Latar Belakang .............................................................................. 1B. Rumusan Masalah......................................................................... 3C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 4E. Kerangka Pemikiran...................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 7A. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH)............................................. 7B. Penguasaan Lahan......................................................................... 9C. Kemitraan...................................................................................... 10

III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 13A. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 13B. Alat dan Objek Penelitan .............................................................. 13C. Batasan Penelitian......................................................................... 13D. Jenis dan Sumber Data.................................................................. 14E. Metode Pengambilan Sampel ....................................................... 16F. Metode Pengolahan dan Analisis Data ......................................... 18

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ............................. 19A. Letak dan Luas KPHP Way Terusan ............................................ 19B. Keadaan Biofisik KPHP Way Terusan ......................................... 20C. Sejarah KPHP Way Terusan......................................................... 21D. Potensi Wilayah KPHP Way Terusan........................................... 23E. Sosial Budaya Masyarakat KPHP Way Terusan .......................... 24

V. HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN ................................... 25A. Proses Implementasi Kemitraan Kehutanan ................................. 25

1. Latar belakang kemitraan kehutanan ..................................... 252. Sosialisasi program kemitraan kehutanan.............................. 263. Pembentukan kelompok tani hutan........................................ 28

Page 13: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

v

Halaman

4. Penandatangananan perjanjian kerjasama kemitraankehutanan ............................................................................... 29

5. Pelaksanaan program kemitraan kehutanan........................... 32B. Faktor Pendukung dan Penghambat Kemitraan Kehutanan ......... 39

1. Faktor pendukung .................................................................. 392. Faktor penghambat ................................................................ 45

VI. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 53A. Simpulan ....................................................................................... 53B. Saran ............................................................................................. 54

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 55

LAMPIRAN............................................................................................... 60

Tabel 7 – 9 .................................................................................................. 61Gambar 18-23.............................................................................................. 68Perjanjian Kerjasama Kemitraan Kehutanan .............................................. 71

Page 14: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Jumlah responden masing-masing anggota kelompok tani .................. 18

2. Jumlah curah hujan rata-rata tahun 1999-2008 .................................... 20

3. Tipe penutupan lahan di wilayah KPHP Way Terusan ........................ 23

4. Kondisi pemanfaatan lahan kawasan Hutan Produksi Register 47Way Terusan......................................................................................... 24

5. Kewajiban dan hak masing-masing pihak............................................ 30

6. Proporsi bagi hasil kemitraan demplot ketahanan pangan danenergi .................................................................................................... 31

7. Identitas responden kelompok tani di Umbul Harapan Jaya, KPHPWay Terusan......................................................................................... 61

8. Respon pengurus kelompok tani tentang kemitraan kehutanan ........... 64

9. Respon dan partisipasi anggota kelompok tani dalam kemitraankehutanan.............................................................................................. 66

Page 15: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Skema kerangka pikir penelitian.......................................................... 6

2. Peta kawasan KPHP Way Terusan ...................................................... 19

3. Persentase partisipasi anggota kelompok tani pada kegiatansosialisasi dan pertemuan kelompok.................................................... 29

4. Sebaran persentase luas lahan demplot ketahanan pangan darisetiap kelompok tani hutan Umbul Harapan Jaya................................ 33

5. Pola-pola pertanaman agroforestri yang digunakan oleh kelompok tanidalam demplot ketahanan pangan dan energi ...................................... 34

6. Sebaran persentase jenis komoditi sebelum kemitraan di lahandemplot ketahanan pangan dan energi ................................................. 36

7. Sebaran persentase anggota yang berpartisipasi dalam penanamanpadi....................................................................................................... 37

8. Tanaman padi pada lahan demplot ketahanan pangan dan energi yangterserang penyakit ................................................................................ 39

9. Sebaran persentase pendapat kelompok tani terhadap programkemitraan kehutanan ............................................................................ 40

10. Sebaran persentase kepercayaan masyarakat kepada pihak KPHPWay Terusan ........................................................................................ 42

11. Sebaran persentase tingkat pendidikan masyarakat UmbulHarapan Jaya ........................................................................................ 45

12. Sebaran persentase pengetahuan masyarakat tentang programkemitraan kehutanan ............................................................................ 46

13. Sebaran persentase partisipasi masyarakat dalam kegiatanperencanaan.......................................................................................... 50

Page 16: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

viii

Gambar Halaman

14. Sebaran persentase partisipasi masyarakat dalam kegiatanpelaksanaan .......................................................................................... 51

15. Sebaran persentase alasan partisipasi masyarakat dalam programkemitraan kehutanan ............................................................................ 52

16. Kegiatan wawancara dengan kepala KPHP Way Terusan................... 68

17. Kegiatan wawancara dengan pengurus kelompok tani ........................ 68

18. Kegiatan wawancara dengan Ketua Kelompok Tani Karya Makmur . 69

19. Kegiatan wawancara dengan salah satu anggota kelompok tani ......... 69

20. Lokasi demplot ketahanan pangan dan energi ..................................... 70

21. Kegiatan pemeliharaan tanaman demplot ............................................ 70

Page 17: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kondisi hutan Indonesia saat ini sangat memprihatinkan dengan berkurangnya lu-

as tutupan lahan hutan dan tingginya laju deforestasi. Berdasarkan data Sumargo

et al. (2011), luas tutupan hutan Indonesia pada tahun 2000 adalah 103,33 juta ha

dan pada tahun 2009 berkurang menjadi 88,17 juta ha dengan laju deforestasi se-

besar 1,51 juta ha per tahun.

Perubahan tutupan hutan ini disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya aktivi-

tas manusia berupa penguasaan lahan dan penyerobotan kawasan hutan. Menurut

Handoko dan Darmawan (2015), penguasaan lahan yang dilakukan oleh manusia

merupakan ancaman yang serius bagi keberadaan hutan. Departemen Kehutanan

(2011) telah mencatat berbagai gangguan yang mengancam eksistensi dan kondisi

kawasan hutan. Gangguan berupa penyerobotan kawasan hutan oleh masyarakat

selama tahun 2010 mencapai luasan 67.595,85 ha, sedangkan gangguan terhadap

tegakan hutan berupa penebangan ilegal diperkirakan telah mengakibatkan kehila-

ngan antara lain kayu olahan/bulat dan satwa liar.

Peran pemerintah sangat dibutuhkan untuk mengatasi gangguan yang mengancam

keberadaan hutan. Salah satu cara pemerintah adalah dengan mengeluarkan kebi-

jakan pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) yang merupakan pro-

Page 18: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

2

gram prioritas pemerintah dalam rangka memperbaiki tata kelola hutan dan mem-

perkuat desentralisasi sektor kehutanan. Peran KPH sangat penting dalam konteks

pembangunan kehutanan secara nasional (Hamzah, 2014).

KPHP Way Terusan merupakan salah satu KPH di Lampung yang berada di ka-

wasan Hutan Produksi Register 47 di Kabupaten Lampung Tengah. KPHP Way

Terusan memiliki wilayah seluas ± 12.500 ha yang secara administratif berada di

Kecamatan Bandar Mataram Kabupaten Lampung Tengah. Keadaan hutan di

KPHP Way Terusan telah mengalami degradasi dan deforestasi. Sebesar 90% da-

ri luas kawasan KPHP Way Terusan telah mengalami perambahan oleh masyara-

kat dan kawasan hutan dialihfungsikan menjadi lahan perkebunan berupa karet

dan singkong. Menurut Suryandari dan Alviya (2009) dalam membangun KPHP

Way Terusan harus melibatkan partisipasi aktif stakeholder lain dan masyarakat

untuk menghindari konflik. Syukur (2012) menyatakan bahwa KPHP Way

Terusan mewakili hampir semua muatan persoalan konflik di hutan-hutan

Indonesia, meliputi sosial, ekonomi, tenurial dan politik.

Kebijakan KPHP Way Terusan untuk menghindari konflik yaitu membangun ke-

mitraan dengan masyarakat yang berada dalam kawasan. Menurut Fadila (2015),

kemitraan mampu menjadi alternatif penyelesaian konflik antara pemegang izin

dan masyarakat. Kemitraan kehutanan ini juga sebagai upaya untuk mengatasi

masalah degradasi, deforestasi dan perambahan. Hal ini sesuai dengan Peraturan

Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor : P.39/Menhut-II/2013 Pasal 6 (1)

yang menyatakan bahwa Pengelola Hutan, Pemegang Izin dan KPH wajib mem-

Page 19: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

3

berdayakan masyarakat setempat yang terdapat di sekitarnya melalui kemitraan

kehutanan.

Pola kemitraan atau kerjasama merupakan hal baru dalam pengelolaan hutan. Ke-

mitraan dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengelola hutan dan

mencegah terjadinya konflik. Kemitraan dilakukan berdasarkan kesepakatan anta-

ra pemegang izin pemanfaatan hutan atau pemegang hak pengelolaan dengan ma-

syarakat setempat (Suprapto, 2014). Menurut Suprayitno (2008) masyarakat yang

tinggal di sekitar hutan, sesungguhnya dapat menjadi pilar bagi terciptanya penge-

lolaan hutan secara lestari. Nawir (2011) menjelaskan dengan adanya kemitraan

telah menyadarkan sebagian besar masyarakat mengenai status hutan negara yang

tidak bisa dikonversi.

Kemitraan kehutanan antara pengelola hutan dengan masyarakat diharapkan men-

jadi solusi yang tepat dalam pengelolaan hutan. Penelitian tentang implementasi

kemitraan kehutanan antara KPHP Way Terusan dengan kelompok tani penting

dilakukan untuk mengetahui proses implementasi kemitraan dan faktor-faktor

yang mendukung dan menghambat proses implementasi kemitraan antara KPHP

Way Terusan dengan kelompok tani.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah.

1. Bagaimana proses implementasi kemitraan kehutanan antara kelompok tani

dengan KPHP Way Terusan Kabupaten Lampung Tengah?

Page 20: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

4

2. Faktor-faktor apa saja yang mendukung dan menghambat proses implemen-

tasi kemitraan kehutanan antara kelompok tani dengan KPHP Way Terusan

Kabupaten Lampung Tengah?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah.

1. Mengetahui proses implementasi kemitraan kehutanan antara kelompok tani

dengan KPHP Way Terusan Kabupaten Lampung Tengah.

2. Mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan menghambat proses imple-

mentasi kemitraan kehutanan antara kelompok tani dengan KPHP Way Teru-

san Kabupaten Lampung Tengah.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai proses imple-

mentasi kemitraan kehutanan dan faktor-faktor pendukung dan penghambatnya.

Penelitian ini akan memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait dalam pe-

ngelolaan hutan berbasis masyarakat atau pemberdayaan masyarakat sekitar hutan

sehingga dapat membantu dalam menyusun dan memperbaiki kebijakan untuk

mengelola hutan secara adil dan berkelanjutan.

E. Kerangka Pemikiran

Hutan Produksi Register 47 Way Terusan merupakan kawasan yang dikelola oleh

KPHP Way Terusan yang mengalami degradasi dan deforestasi. Sebesar 90% da-

ri luas kawasan KPHP Way Terusan telah mengalami perambahan oleh masyara-

Page 21: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

5

kat dan kawasan hutan dialihfungsikan menjadi lahan perkebunan dan pemuki-

man. Masyarakat penggarap lahan tersebut tergabung dalam Kelompok Tani

Hutan (KTH).

KPHP Way Terusan membangun kemitraan kehutanan dengan kelompok tani se-

bagai upaya mengatasi masalah degradasi, deforestasi dan perambahan. Kemitra-

an dapat meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengelola hutan dan mence-

gah terjadinya konflik. Kemitraan kehutanan antara KPHP Way Terusan dengan

masyarakat diharapkan menjadi solusi yang tepat dalam pengelolaan hutan. Pene-

litian implementasi kemitraan ini dilakukan untuk melihat proses implementasi

kemitraan kehutanan dan faktor faktor yang mempengaruhi implementasi kemitra-

an kehutanan antara kelompok tani dan KPHP Way Terusan.

Proses implementasi kemitraan kehutanan ini melihat proses menuju kemitraan,

perjanjian kerjasama dan implementasi kemitraan kehutanan yang terjalin antara

KPHP Way Terusan dengan kelompok tani hutan. Faktor – faktor implementasi

kemitraan kehutanan melihat faktor yang mendukung dan menghambat dalam im-

plementasi kemitraan kehutanan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara

deskriptif. Skema kerangka pikir secara lengkap disajikan pada Gambar 1.

Page 22: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

6

Gambar 1. Skema kerangka pikir implementasi kemitraan antara kelompok tanipengelola lahan hutan dengan Kesatuan Pengelola Hutan Produksi(KPHP) Way Terusan Kabupaten Lampung Tengah (Kasus diGapoktan Jati Makmur Umbul Harapan Jaya Kecamatan BandarMataram Kabupaten Lampung Tengah).

Kemitraan kehutanan

Hutan ProduksiRegister 47 Way

Terusan

Deforestasi dandegradasi

Kelompok taniKPHP Way

Terusan

Faktor – faktorimplementasi kemitraan

kehutanan

Analisis deskriptif

Proses implementasikemitraan kehutanan

1. Proses menujukemitraan kehutanan

2. Perjanjian kerjasama(MoU) kemitraankehutanan

3. Implementasikemitraan kehutanan

Faktorpendukung

Faktorpenghambat

Page 23: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kesatuan Pengelolaan Hutan

Pengelolaan kawasan hutan tidak terlepas dari persoalan atau konflik lahan yang

dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ekonomi, sosial, ekologi dan kebu-

tuhan lahan pertanian. Konflik dalam kawasan hutan terjadi karena rendahnya in-

tensitas pengelolaan, pengamanan dan perlindungan (Sylviani dan Hakim, 2014).

Hal ini juga dijelaskan oleh Suryandari dan Sylviani (2010) bahwa lemahnya pe-

ngelolaan kawasan hutan merupakan penyebab konflik di dalam kawasan hutan,

sehingga diperlukan institusi yang dapat mengelola kawasan hutan dengan lestari.

Pembangunan KPH merupakan salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan

tersebut serta untuk mewujudkan kelestarian hutan. Wilayah KPH dibagi berda-

sarkan pada tiga pendekatan utama yaitu wilayah ekosistem secara spasial, pem-

bagian kewenangan dan kemampuan dalam pengelolaan hutan (Suryandari dan

Alviya, 2009). Peraturan Menteri kehutanan Nomor : P.46/Menhut-II/2014 me-

nyebutkan bahwa KPH adalah Kesatuan Pengelolaan Hutan, unit pengelolaan hu-

tan terkecil di tingkat tapak. Kelompok hutan yang luasnya didominasi oleh hutan

produksi disebut dengan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP). Kelom-

pok hutan yang luasnya didominasi oleh hutan lindung disebut dengan Kesatuan

Pengelolaan hutan lindung (KPHL). Kelompok hutan yang luasnya didominasi

Page 24: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

8

oleh hutan konservasi disebut dengan Kesatuan Pengelolaan hutan konservasi

(KPHK).

Pembangunan KPH merupakan upaya memperbaiki tata kelola hutan di Indonesia

(Ekawati, 2014). Salah satu hal mendasar dalam pembangunan KPH adalah untuk

mewujudkan pelaksanaan tanggung jawab pemerintah dan pemerintah daerah da-

lam mengelola sumberdaya hutan. Unit pengelolaan KPH perlu didesain sesuai

dengan situasi lapangan sehingga pembangunan KPH dapat memungkinkan dica-

painya pengelolaan hutan secara berkelanjutan (Supratman, 2008).

Pembentukan KPH merupakan serangkaian proses perencanaan atau penyusunan

desain kawasan hutan, yang didasarkan atas fungsi pokok dan peruntukannya, da-

lam upaya mewujudkan pengelolaan hutan lestari. KPH menjadi bagian dari pe-

nguatan sistem pengurusan hutan nasional, provinsi dan kabupaten. Pembentukan

KPH ditujukan untuk menyediakan wadah bagi terselenggaranya kegiatan penge-

lolaan hutan secara efisien dan lestari (Moyo et al., 2013).

Implementasi pembangunan KPH banyak menghadapi permasalahan baik dari sisi

kelembagaan dan sosial. Permasalahan dari sisi kelembagaan meliputi hambatan

pemangku kepentingannya sendiri, peraturan perundangan, organisasi, pendanaan,

dan SDM. Permasalahan dari sisi sosial lebih cenderung kepada klaim lahan oleh

masyarakat dan perbedaan jenis tanaman yang akan dikembangkan pada areal

KPH model (Alviya dan Suryandari, 2008). Faktor-faktor yang mempengaruhi

proses implementasi kebijakan pembentukan organisasi KPHP adalah faktor ko-

munikasi, sumber daya dan birokrasi (Hamzah, 2014).

Page 25: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

9

B. Penguasaan Lahan

Kelestarian hutan dan kehidupan ekonomi masyarakat desa hutan merupakan dua

isu penting (Mustofa, 2011). Jumlah rakyat Indonesia yang tinggal di kawasan

hutan mencapai 48,8 juta orang, dan 10,2 juta di antaranya hidup dalam kemiski-

nan (Yuliani dan Tadjudin, 2006). Kondisi masyarakat di sekitar hutan yang ma-

sih berada dalam kemiskinan, keterbatasan akses, pengetahuan dan keterampilan

tentang hutan dan kehutanan merupakan kendala yang menghambat keikutsertaan

masyarakat untuk menjaga dan melestarikan keberadaan hutan (Ramadoan et al.,

2013).

Kawasan yang telah digarap oleh masyarakat untuk pemukiman dan perladangan

menggambarkan bahwa kondisinya tidak mendukung kelestarian fungsi kawasan

hutan (Sylviani dan Suryandari, 2013). Kondisi ekonomi masyarakat yang berada

di sekitar hutan merupakan faktor yang sangat menentukan luasnya garapan ma-

syarakat di hutan. Luas garapan di hutan ditentukan oleh tekanan ekonomi ma-

syarakat yang berada di sekitar hutan. Tekanan ekonomi merupakan motivasi

masyarakat untuk mencukupi kebutuhan keluarga melalui penggarapan lahan di

hutan (Subarna, 2011).

Menurut Susilawati (2008), faktor faktor yang mempengaruhi perambahan hutan

adalah faktor ekonomi dan lingkungan. Pendapatan masyarakat setelah meram-

bah hutan mengalami peningkatan. Kaimuddin (2008) menjelaskan bahwa selain

faktor ekonomi dan lingkungan, faktor lain yang melatarbelakangi terjadinya pe-

rambahan hutan adalah penjualan kawasahan hutan oleh oknum pemerintah dan

masyarakat pribumi. Kepemilikan lahan terkesan legal karena melalui proses jual

Page 26: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

10

beli dengan oknum pemerintah dan masyarakat pribumi. Hal ini menyebabkan

masyarakat perambah merasa mendapat dukungan sepenuhnya dalam merambah

kawasan hutan.

C. Kemitraan

Kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih

dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip

saling membutuhkan (Jasuli, 2014). Menurut Akhadi et al. (2013), kemitraan

adalah kata kunci dalam mewujudkan sinergi dalam rangka penerapan good go-

vernance dalam pembangunan kehutanan dengan memperhatikan aspek trans-

paransi dan keadilan antar semua unsur mulai dari proses penyusunan, pelaksa-

naan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan pembangunan kehutanan.

Pengelolaan hutan melalui skema kemitraan, baik bagi pemegang izin usaha pe-

manfaatan HPH/HTO maupun KPH dapat bermitra dengan masyarakat yang hi-

dupnya dari hasil hutan dan lahan hutan (Fadila, 2015). Skema kemitraan kehuta-

nan digagas sebagai upaya untuk memberdayakan masyarakat di dalam dan seki-

tar hutan. Skema ini juga sebagai wahana penyelesaian konflik atas sumberdaya

hutan yang terjadi antara pengelola hutan dan unit manajemen hutan dengan ma-

syarakat yang sudah memanfaatkan kawasan hutan. Pemberdayaan masyarakat

setempat melalui kemitraan kehutanan adalah upaya untuk meningkatkan kemam-

puan dan kemandirian masyarakat setempat untuk mendapatkan manfaat sumber

daya hutan secara optimal dan adil melalui kemitraan kehutanan dalam rangka pe-

ningkatan kesejahteraan masyarakat setempat (Adnan et al., 2015).

Page 27: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

11

Tujuan kemitraan kehutanan dalam pemberdayaan masyarakat setempat adalah

memberikan akses dan penguatan kapasitas masyarakat setempat untuk menda-

patkan manfaat hutan secara langsung. Mengajak masyarakat ikut serta dalam

mewujudkan pengelolaan hutan lestari. Masyarakat secara bertahap dapat berkem-

bang menjadi pelaku ekonomi yang tangguh, mandiri, bertanggung jawab dan

profesional (Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor :

P.39/Menhut-II/2013). Efendi et al. (2007) menjelaskan bahwa pemberdayaan

masyarakat sekitar hutan alam produksi dengan pola kemitraan efektif dilaksa-

nakan dalam rangka mencegah illegal logging. Lowisada (2014) menyatakan

bahwa pemberdayaan masyarakat mampu memberikan kontribusi terhadap pen-

dapatan masyarakat

Pendapatan antara petani pola kemitraan dengan petani non kemitraan mempunyai

perbedaan yang signifikan. Pola kemitraan memiliki nilai yang lebih tinggi dan

hasil usaha yang lebih efisien dibandingkan dengan pola non kemitraan. Adanya

perbedaan ini disebabkan oleh adanya jaminan serta ada pengawasan dan bimbi-

ngan yang diberikan oleh mitra (Utami et al., 2015). Tingkat keberhasilan kemi-

traan menentukan manfaat bagi petani. Manfaat bermitra dapat tercapai sepanjang

kemitraan yang dilakukan berdasarkan pada prinsip saling memperkuat, memerlu-

kan dan menguntungkan (Syafaaty, 2014).

Upaya untuk mencapai keberhasilan dalam pengelolaan sumberdaya hutan, negara

harus memperhatikan kondisi dan permasalahan sosial ekonomi masyarakat seki-

tar hutan, antara lain kepadatan penduduk yang semakin tinggi dan peningkatan

kebutuhan pangan serta tingginya angka pengangguran. Permasalahan diatas me-

Page 28: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

12

njelaskan bahwa upaya pelestarian hutan adalah sesuatu yang mustahil tanpa du-

kungan dan peran serta dari masyarakat. Masyarakat yang tidak dilibatkan dan

tidak mendapat kontribusi yang berarti dari proses pembangunan hutan akan men-

jadi perusak sumberdaya hutan. Masyarakat yang mendapat peran yang sesuai da-

lam pembangunan kehutanan dapat menjadi pendorong bagi keberhasilan dalam

berbagai kegiatan rehabilitasi hutan (Siswoko, 2009).

Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pengelolaan hutan bersama membuah-

kan hasil yaitu berkurangnya lahan kosong serta tingkat kerusakan dan pencurian

kayu menurun. Hal ini dikarenakan masyarakat dilibatkan dan mau terlibat dalam

mengelola hutan dan kegiatan reboisasi. Masyarakat juga terlibat dalam menjaga

hutan, sehingga terjaganya kelestarian dan keamanan hutan (Damayatanti, 2011).

Page 29: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Umbul Harapan Jaya, Kecamatan Bandar Mataram

Kabupaten Lampung Tengah, pada bulan Januari – Februari 2016. Lokasi peneli-

tian merupakan bagian dari kawasan KPHP Way Terusan.

B. Alat dan Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah pihak pengelola KPHP Way Terusan, kelompok

tani Umbul Harapan Jaya dan stakeholder terkait lainnya meliputi Dinas Kehuta-

nan dan Perkebunan Kabupaten Lampung Tengah, Balai Pemantauan Pemanfaat-

an Hutan Produksi (BP2HP) Wilayah VI Lampung, Badan Pelaksana Penyuluhan

Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Kabupaten Lampung Tengah, akade-

misi (Dosen Universitas Lampung) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

Kawan Tani. Alat yang digunakan adalah alat tulis, daftar pertanyaan (kuisioner),

kamera digital dan komputer.

C. Batasan Penelitian

Batasan penelitian ini adalah:

1. Proses implementasi kemitraan merupakan proses pelaksanaan kemitraan ke-

hutanan antara KPHP Way Terusan dengan kelompok tani hutan di Umbul

Page 30: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

14

Harapan Jaya

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi merupakan faktor-faktor

yang dirasakan oleh KPHP Way Terusan dan kelompok tani.

3. Pihak lain (stakeholder) yang ikut terlibat dalam implementasi kemitraan an-

tara KPHP Way Terusan dengan kelompok tani meliputi pemerintah provinsi,

pemerintah daerah, akademisi dan LSM.

4. Pemerintah provinsi yang dimaksud adalah Dinas Kehutanan Provinsi

Lampung dan BP2HP.

5. Pemerintah daerah yang dimaksud adalah Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Kabupaten Lampung Tengah dan BP4K.

6. Akademisi yang dimaksud adalah dosen Jurusan Kehutanan, Fakultas

Pertanian, Univesitas Lampung.

7. LSM yang dimaksud adalah LSM Kawan Tani.

8. Kelompok tani hutan merupakan kelompok tani yang berada di Umbul

Harapan Jaya.

9. Masyarakat yang dimaksud merupakan masyarakat yang menjadi anggota

kelompok tani yang berada di Umbul Harapan Jaya.

10. Jenis pola kemitraan yaitu demplot ketahanan pangan dan energi.

D. Jenis dan Sumber Data

Data yang diambil dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder.

1. Data primer

Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber penelitian secara lang-

sung untuk memperoleh informasi yang diperlukan dalam penelitian. Data pri-

Page 31: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

15

mer diperoleh dari wawancara langsung dengan responden dengan panduan

kuisioner. Data yang diambil yaitu :

a. Karakteristik umum masyarakat mencakup nama, umur, pekerjaan, pen-

didikan, dan jumlah anggota keluarga dan mata pencaharian.

b. Potensi ekonomi masyarakat mencakup luas lahan, jenis usaha petani, ko-

moditas yang diusahakan.

c. Pengetahuan masyarakat mengenai kemitraan kehutanan.

d. Pendapat masyarakat tentang program kemitraan kehutanan.

e. Dukungan masyarakat terhadap program kemitraan kehutanan.

f. Partisipasi masyarakat mecakup kehadiran masyarakat dalam proses menjalin

kemitraan dengan KPHP Way Terusan berupa kehadiran sosialisasi, penyulu-

han dan perencanaan kemitraan.

g. Proses implementasi kemitraan mencakup tahapan-tahapan, rumusan poin-

poin dan kegiatan menuju kemitraan.

h. Kegiatan dalam implementasi kemitraan kehutanan.

i. Stakeholder yang terlibat dan peran stakeholder tersebut dalam implementasi

kemitraan kehutanan.

j. Faktor – faktor meliputi faktor yang mendukung dan menghambat implemen-

tasi kemitraan kehutanan

2. Data sekunder

Pengambilan data sekunder dilakukan dengan studi pustaka yaitu mengumpulkan

semua literatur yang diperlukan dan sesuai dengan penelitian. Data sekunder

yang dikumpulkan yaitu

Page 32: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

16

a. Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Way Terusan

berupa data deskripsi kawasan, visi dan misi, potensi wilayah, sosial budaya

masyarakat dan sejarah kawasan.

b. Data kegiatan KPHP Way Terusan yang berkaitan dengan implementasi ke-

mitraan kehutanan dan salinan perjanjian kerjasama kemitraan pengelolaan

kawasan hutan produksi.

E. Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purpo-

sive dan random sampling. Sampel yang diambil secara purposive sampling ada-

lah pihak pengelola KPHP Way Terusan, stakeholder yang ikut terlibat meliputi

pemerintah daerah, BP2HP, BP4K, akademisi (dosen Universitas Lampung) dan

LSM serta pengurus kelompok tani. Pemilihan sampel dilakukan dengan memilih

individu kunci yang dianggap dapat memberikan informasi yang dibutuhkan.

Sampel yang diambil secara random sampling adalah anggota kelompok tani pe-

ngelola lahan hutan. Random sampling ini dilakukan untuk menghindari bias se-

hingga data yang diperoleh dapat mewakili keadaan sebenarnya.

Umbul Harapan Jaya memiliki satu gapoktan yaitu Gapoktan Jati Makmur yang

terdiri tujuh kelompok tani hutan meliputi Sido Makmur, Sumber Rejeki, Suka

Makmur, Subur Makmur, Karya Makmur, Maju Makmur dan Karya Tani Mak-

mur dengan jumlah total anggota kelompok tani yaitu 187 orang. Batas eror yang

digunakan pada penelitian ini adalah 15% karena batas eror 15% dianggap sudah

cukup mewakili anggota kelompok tani. Berdasarkan formula slovin Arikunto

(2011), maka di dapatkan jumlah responden pada penelitian ini yaitu :

Page 33: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

17

= NN(e) + 1Keterangan :

n = jumlah sampel

N = jumlah anggota kelompok tani

e = batas eror (15%)

1 = bilangan konstan

= 187187(15%) + 1= 1875.2075= 35.90 = 36 responden

Jumlah sub anggota kelompok tani tidak sama sehingga untuk mendapatkan

sampel dari masing-masing kelompok tani digunakan rumus (Noor, 2011).

Jumlah sub anggota kelompok tani secara lengkap disajikan pada Tabel 1.

ni = NiN x nKeterangan :

ni = banyaknya sampel ke-i

n = banyaknya sampel

N = banyaknya anggota kelompok tani

Ni = banyaknya anggota kelompok tani ke-i

Page 34: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

18

Tabel 1. Jumlah responden masing-masing anggota kelompok tani

No. Nama Kelompok Tani Jumlah Anggota Jumlah Responden1 Sido Makmur 38 72 Sumber Rejeki 34 73 Suka Makmur 10 24 Subur Makmur 20 45 Karya Makmur 38 76 Maju Makmur 17 37 Karya Tani Makmur 30 6

Total 187 36

F. Metode Pengolahan Dan Analisis Data

Jenis data penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif

yang kemudian dianalisis secara deskriptif. Data yang diperoleh dari wawancara

diwujudkan dalam bentuk tulisan atau paparan serta ditransformasi ke dalam ben-

tuk tabel dan diagram.

Page 35: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Letak dan Luas KPHP Way Terusan

KPHP Way Terusan secara administratif terletak di Kecamatan Bandar Mataram

Kabupaten Lampung Tengah Provinsi Lampung. Berdasarkan geografis terletak

pada 105º 40´ BT s/d 105º 50´ BT dan 4° 30´ LS s/d 4º 40´ LS. KPHP Way Teru-

san berada di Sub Das Way Terusan yang merupakan bagian Daerah Aliran Su-

ngai (DAS) Way Seputih. Luas kawasan KPHP Way Terusan yaitu 12.500 Ha.

Peta Kawasan KPHP Way Terusan secara jelas disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Peta Kawasan KPHP Way Terusan.

Page 36: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

20

Batas-batas wilayah KPHP Way Terusan yaitu :

1. Sebelah timur berbatasan dengan Way Terusan Kabupaten Tulang Bawang.

2. Sebelah selatan berbatasan dengan Way Terusan Kecamatan Bandar Surabaya

Kabupaten Lampung Tengah.

3. Sebelah barat berbatasan dengan PT. Gunung Madu Plantation (GMP).

4. Sebelah utara berbatasan dengan PT. Gula Putih Mataram (GPM).

B. Keadaan Biofisik KPHP Way Terusan

1. Topografi : KPHP Way Terusan terletak pada ketinggian 5 m sampai dengan

20 m di atas permukaan laut.

2. Geologi dan Tanah

a. Jenis tanah : podsolik merah kuning

b. Batuan induk : batuan pasir

c. Fisiografi : datar dan bergelombang

3. Iklim

a. Tipe iklim wilayah KPHP Way Terusan yaitu tipe iklim C2 yang memiliki bu-

lan basah 5 sampai 6 bulan dan bulan kering antara 2 sampai 3 bulan.

b. Jumlah curah hujan untuk wilayah Kecamatan Bandar Mataram dan sekitarnya

tahun 1999-2008 adalah 2.390,2 mm/tahun. Secara lengkap disajikan pada

Tabel 2.

c. Temperatur suhu KPHP Way Terusan yaitu 26oC sampai dengan 28o C.

Tabel 2. Jumlah curah hujan rata-rata tahun 1999-2008

BulanJumlah Curah Hujan Pada Tahun … (mm)

JumlahRata-rata1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Januari 532 277 302 252 454 288 389 436 246 297 3473 347.3Februari 435 212 363 205 416 445 277 308 364 107 3232 323.2

Page 37: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

21

Tabel 2. Lanjutan

BulanJumlah Curah Hujan Pada Tahun … (mm)

JumlahRata-rata1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Maret 313 279 262 354 325 309 375 390 338 524 3469 346.9April 174 247 201 180 232 146 240 309 300 215 2244 224.4Mei 111 139 281 238 136 156 175 167 81 79 1563 156.3Juni 71 201 102 88 24 37 229 115 110 83 1060 106.0Juli 137 120 24 195 47 61 96 29 149 9 867 86.7Agustus 35 52 117 11 54 21 105 0 37 78 510 51.0September 17 32 119 13 52 5 54 10 21 76 399 39.9Oktober 259 215 315 0 126 40 126 0 59 133 1273 127.3November 303 406 391 93 204 225 201 69 182 344 2418 241.8Desember 380 371 373 258 235 384 286 354 334 409 3394 339.4Jumlah 2767 2551 2850 1987 2305 2117 2553 2187 2231 2354 23902 2390.2Rata-rata 231 213 238 166 192 176 213 182 186 196 2390.2

Sumber: UPTD KPHP Way Terusan (2013).

C. Sejarah KPHP Way Terusan

Berdasarkan RPHJP KPHP Way Terusan (2015), tanah yang dijadikan kawasan

Register 47 saat ini berasal dari lahan pengganti dari PT Bumi Sumber Sari Sakti

(GMP sekarang) yang sebagian besar seluas 10.510 ha diperoleh dari tanah milik

tiga masyarakat adat yang diganti rugikan. Pembagian dari luasan lahan masing-

masing kelompok masyarakat adat tersebut yaitu :

1. Masyarakat Adat Desa Mataram Udik seluas 3.000 ha.

2. Masyarakat Adat Desa Mataram Ilir seluas 3.900 ha.

3. Masyarakat Adat Desa Surabaya Ilir seluas 3.610 ha.

Kawasan hutan produksi Register 47 Way Terusan pada awalnya merupakan ka-

wasan Hutan Produksi Konversi (HPK) seluas 28.125 ha. Seluas 15.625 ha ka-

wasan Register 47 dikonversi untuk diberikan sebagai lahan usaha kepada PT

Indo Lampung Buana Makmur (sekarang PT Garuda Panca Artha). Luas kawasan

KPHP Way Terusan yang tersisa yaitu 1.990 ha dan ditambah dengan 10.510 ha

Page 38: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

22

lahan pengganti yang diberikan oleh PT Bumi Sumber Sari Sakti sehingga luas

kawasan ini menjadi 12.500 ha.

Kawasan Hutan Produksi Register 47 Way Terusan merupakan salah satu KPHP

model yang berlokasi di Lampung Tengah. Kawasan ini telah ditetapkan sebagai

KPHP Model melalui beberapa tahapan. Menteri Kehutanan melalui SK Menhut

No.316/MenhutlI/2005 tanggal 25 Agustus 2005 telah menunjuk Kawasan Hutan

Produksi Register 47 sebagai wilayah KPHP dengan luas ± 12.500 Ha. SK Men-

hut tersebut ditindak lanjuti oleh Surat Gubernur Lampung No.061/3125/02/2006

tanggal 15 Agustus 2006 untuk membentuk organisasi/lembaga yang disebut Unit

Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) KPHP.

Peraturan Bupati Lampung Tengah Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja UPTD KPHP Way Terusan Kabupaten Lampung Te-

ngah, maka pada tanggal 18 Maret 2008 dibentuk UPTD KPHP Way Terusan.

Selanjutnya melalui SK.794/Menhut- II/2009 pada tanggal 7 Desember 2009 ka-

wasan ini ditetapkan sebagai KPHP model. Tugas pokok KPHP Way Terusan

adalah menyelenggarakan penyiapan rencana pengelolaan, penanaman, pemeliha-

raan pengolahan, pemasarah hasil hutan, penanaman kembali kawasan hutan.

KPHP Way Terusan dalam pengelolaannya dibagi menjadi tiga blok yaitu:

1. Blok pemanfaatan

Blok pemanfaatan yang terdapat di KPHP Way Terusan merupakan wilayah yang

telah dimanfaatkan oleh masyarakat menjadi perladangan dan perkebunan yang

didominasi oleh jenis tanaman karet, akasia dan mahoni. Luas blok yang diman-

faatkan yaitu ±8.550 ha.

Page 39: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

23

2. Blok pemberdayaan

Blok pemberdayaan yang ada di wilayah KPHP Way Terusan merupakan wilayah

yang berada di sekitar pemukiman masyarakat. Luas blok pemberdayaan yaitu

±450 ha.

3. Blok perlindungan

Penetapan blok perlindungan sebagai upaya pelestarian dan perlindungan sumber

air. Blok perlindungan merupakan daerah sempadan sungai dan rawa dengan luas

± 3.500 hektar.

D. Potensi Wilayah KPHP Way Terusan

Kawasan hutan seluas 12.500 ha ini kenyataannya tidak banyak berhutan. Sejak

tahun 1998 kawasan hutan telah diokupasi oleh masyarakat dan dialihfungsikan

menjadi pemukiman, lahan pertanian dan perkebunan. Tipe penutupan lahan yang

masih berhutan hanya seluas 1000 ha yang berupa nipah dan tanaman gelam.

Secara lengkap disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Tipe penutupan lahan di wilayah KPHP Way Terusan

No.Penutupan

LahanLahan Kering

(ha)Mangrove

(ha)Rawa(ha)

Tanaman(ha)

Keterangan

1 Berhutan- - 1.000 -

Tanaman gelam,nipah

2 Tidakberhutan

7.500 - 4.000 - Kebun campuran

3 Tidak adadata

- - - - -

Sumber: UPTD KPHP Way Terusan (2013).

Saat ini potensi kayu, non kayu, flora dan fauna, jasa lingkungan dan wisata alam

di wilayah KPH Way terusan sangat rendah walaupun belum didapatkan data baik

Page 40: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

24

secara langsung maupun data sekunder sebagai acuan. Kondisi nyata di lapangan

secara keseluruhan sudah digunakan untuk tanaman semusim dan pemukiman.

Tutupan lahan pada wilayah KPHP Way Terusan Lampung Tengah adalah 8%

berhutan, 52% tidak berhutan dan 40% rawa.

E. Sosial Budaya Masyarakat KPHP Way Terusan

Tahun 2007 tercatat jumlah KK mencapai 4.015 KK atau 15.226 jiwa yang terse-

bar membentuk sepuluh lokasi pemukiman (umbul). Sepuluh umbul tersebut me-

liputi: Umbul Mekar Jaya/Sekring Atas, Harapan Jaya/SP4, Mekar Agung, Se-

kring Bawah, Sri Rejeki/HTI, Raman Agung, Tinggi/Suka Makmur, Kuao/Buana

Makmur, Talip Jaya, dan Rukun Salam. Kondisi Pemanfaatan Lahan Kawasan

Hutan Produksi Register 47 Way Terusan secara lengkap disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Kondisi pemanfaatan lahan kawasan Hutan Produksi Register 47 WayTerusan

No Nama Umbul

Luas Lahan Yang DipergunakanJumlah

(Ha)Blok Perlindungan Blok Pemanfaatan

Hutan/Rawa

RawaSawahRawa

Rumah Tegalan Kebun

1 Raman Agung 471,50 1751,00 50,50 75,10 1823,80 13,00 4184,902 Talip Jaya 202,75 1360,75 11,00 31,00 876,01 16,00 2497,513 Sekring Bawah 275,25 709,75 15,50 60,30 603,22 19,00 1683,024 Sekring Atas - - 26,50 48,80 668,01 31,00 774,315 H.T.I - - - 51,20 1154,87 27,50 1233,576 Kuao Buana

Makmur50,50 - - 35,10 598,41 8,90 692,91

7 SP 4Harapan Jaya

- - - 32,00 88,83 - 120,83

8 TinggiSuka Makmur

- - - 57,70 955,50 18,50 1031,70

9 Rukun Salam - 72,00 3,00 10,30 190,35 5,60 281,25Jumlah 1000 3893,50 106,50 401,50 6959,00 139,50 12500,00

Sumber: UPTD KPHP Way Terusan (2013).

Page 41: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

VI. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Proses implementasi kemitraan kehutanan antara kelompok tani dengan

KPHP Way Terusan meliputi sosialisasi, pembentukan kelompok, pelatihan,

penandatanganan kerjasama dan pelaksanaan kemitraan kehutanan. Proses

tersebut berjalan kurang baik. Hal ini dikarenakan partisipasi kelompok tani

dalam kegiatan kemitraan kehutanan masih rendah. Sebesar 62% anggota

kelompok tani kurang aktif bahkan sangat tidak aktif dalam kegiatan kemi-

traan kehutanan. Anggota kelompok tani yang kurang aktif sebanyak 24%,

tidak aktif sebanyak 34% dan sangat tidak aktif sebanyak 4%.

2. Faktor pendukung kemitraan kehutanan antara kelompok tani dengan KPHP

Way Terusan yaitu adanya dukungan kelompok tani yang tinggi terhadap pro-

gram kemitraan kehutanan, kepercayaan kelompok tani yang tinggi kepada

pihak KPHP Way Terusan dan dukungan yang tinggi dari pihak stakeholder

terkait lainnya. Faktor penghambat kemitraan kehutanan antara kelompok

tani dengan KPHP Way Terusan adalah sumber daya manusia yang rendah,

permasalahan dalam organisasi kelompok tani, komunikasi antara pemerintah

dan kelompok tani yang kurang baik dan rendahnya partisipasi kelompok

tani.

Page 42: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

54

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka disarankan untuk persiapan

kemitraan kehutanan antara masyarakat dengan KPHP Way Terusan harus diper-

siapkan lebih matang demi keberhasilan program tersebut. Persiapan tersebut

meliputi, kesiapan pihak KPHP Way Terusan sebagai pengelola kawasan dan

masyarakat sebagai mitra usaha yang menggarap lahan. Kapasitas sumberdaya

masyarakat mitra harus ditingkatkan dengan cara meningkatkan partisipasi masya-

rakat mitra dalam pembinaan, pelatihan dan sosialisasi. Perencanaan dibuat

dengan perpaduan pendekatan top down planning dan bottom up planning karena

program kemitraan kehutanan ini berbasis masyarakat. Penelitian selanjutnya

perlu diteliti tentang evaluasi demplot ketahanan pangan dan energi dan sistem

bagi hasil dari kemitraan yang terjalin serta keberlanjutan program kemitraan

kehutanan.

Page 43: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, H., Herthiadi, R., Hardiyanto, G. dan Suwito. 2015. Meretas JalanKemitraan : Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat melaluiKemitraan Kehutanan antara PT Arangan Hutan Lestari dengan MasyarakatKecamatan VII Koto, Tebo, Jambi. Buku. Kemitraan Bagi Pembaruan TataPemerintahan di Indonesia. Jakarta. 35 hlm.

Akhadi, K., Wijaya, A.F. dan Hardjanto, I. 2013. Perencanaan pembangunankehutanan daerah dalam perspektif good governance. Jurnal PenelitianKehutanan Wallacea. 2 (1): 51—64.

Alviya, I. dan Suryandari, E.Y. 2008. Kajian konsep Kesatuan Pengelolaan Hutan(KPH) Model Way Terusan Register 47. Jurnal Analisis KebijakanKehutanan. 5 (2): 101—120.

Arikunto, S. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Buku. RinekaCipta. Jakarta. 370 hlm.

Bakhtiar, I., Sanyoto, R., Berliani, H., Suwito dan Hardiyanto, G. 2015. UpayaKPH Mengurai Sengketa. Buku. Kemitraan Bagi Pembaruan TataPemerintahan di Indonesia. Jakarta. 69 hlm.

Bowo, C., Supriono, A., Hariyono, K. dan Kosasih, S. 2011. Dinamikakelembagaan kelompok tani hutan rakyat lahan kering di Desa Tambak UkirKecamatan Kendit Kabupaten Situbondo. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian.5: 31—38.

Damayatanti, P.T. 2011. Upaya pelestarian hutan melalui pengelolaansumberdaya hutan bersama masyarakat. Jurnal Komunitas. 3 (1): 70—82.

Departemen Kehutanan. 2011. Pemantauan hutan di Indonesia. Buku.Departemen Kehutanan RI. Jakarta. 60 hlm.

Diyah, W. 2006. Analisis Manfaat Kemitraan dalam Mengelola Hutan BersamaMasyarakat (MHBM) dalam Pembangunan Hutan Tanaman Industri diProvinsi Sumatera Selatan. Tesis. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 118 hlm.

Page 44: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

56

Efendi, R., Bangsawan, I. dan Zahrul, M. 2007. Kajian pola-pola pemberdayaanmasyarakat sekitar hutan produksi dalam mencegah illegal logging. JurnalPenelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan. 4 (4): 321—340.

Ekawati, S. 2014. Apakah yang Dimaksud dengan Kesatuan Pengelolaan Hutan(KPH)?. Hlm 1-20 dalam: Operasionalisasi Kesatuan Pengelolaan Hutan(KPH) : Langkah Awal Menuju Kemandirian. Hernowo, B dan Ekawati, S.(Ed.). Buku. PT Kanisius. Yogyakarta. 354 hlm.

. 2014. Pembangunan KPH di Indonesia. Hlm 21-38 dalam :Operasionalisasi Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) : Langkah AwalMenuju Kemandirian. Hernowo, B dan Ekawati, S. (Ed.). Buku. PT Kanisius.Yogyakarta. 354 hlm.

Elizabeth, R. 2008. Restrukturisasi managemen sumberdaya agraria hutan :Solusi konflik tenurial hutan atau meminggirkan keberadaan masyarakatsekitar hutan dan kearifan lokal?. Buletin Planolog. 4 (1): 31—40.

Fadila, I. 2015. Kemitraan kehutanan : regulasi perlu diperbaiki. Koran. BisnisIndonesia. 25 Juni 2015, hlm. 1, kol. 1.

Hamzah. 2014. Implementasi kebijakan pembentukan organisasi pada KesatuanPengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Model Berau Barat di Kabupaten Berau.Jurnal Administrasi Publik dan Birokrasi. 1 (3): 26—38.

Handoko dan Darmawan, A. 2015. Perubahan tutupan hutan di Taman HutanRaya Wan Abdul Rachman (Tahura WAR). Jurnal Sylva Lestari. 3 (2):43—52.

Hardiansyah, G. 2012. Analisis peran berbagai stakeholder dalam menyongsongera pembangunan KPH di Kabupaten Ketapang. Jurnal Ekonomi Sosial. 8(3): 186—194.

Jasuli, A. 2014. Analisis Pola Kemitraan Petani Kapas dengan PT Nusafarmterhadap Pendapatan Usahatani Kapas di Kabupaten Situbondo. Skripsi.Universitas Jember. Jember. 73 hlm.

Kaimuddin. 2008. Analisa perambahan kawasan hutan terhadap kebocoran karbondan perubahan iklim (studi kasus Desa Bantimurung Kecamatan Bone-BoneKabupaten Luwu Utara). Jurnal Hutan dan Masyarakat. 3 (2): 111—234.

Kali, A. 2011. Analisis partisipasi masyarakat terhadap perencanaan danpembangunan PLTMH di Paneki Desa Pombewe Kecamatan BiromaruKabupaten Sigi. Majalah Ilmiah Mektek. 13 (3): 161—168.

Kartikasari, G. 2014. Pembelajaran Pengelolaan Hutan di Empat Negara (Jerman,Swiss, India dan Canada. Hlm 69-99 dalam : Operasionalisasi Kesatuan

Page 45: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

57

Pengelolaan Hutan (KPH) : Langkah Awal Menuju Kemandirian. Hernowo,B dan Ekawati, S. (Ed.). Buku. PT Kanisius. Yogyakarta. 354 hlm.

Kementrian Kehutanan. 2013. Peraturan Menteri Kehutanan Republik IndonesiaNomor : P.39/Menhut-II/2013 tentang Pemberdayaan Masyarakat SetempatMelalui Kemitraan Kehutanan. Jakarta.

. 2015. Peraturan Menteri Kehutanan RepublikIndonesia Nomor : P.46/Menhut-II/2014 tentang Rencana Kerja KementerianKehutanan Tahun 2015. Jakarta.

Lowisada, S.A. 2014. Pemberdayaan Kelompok Tani dalam MeningkatkanPendapatan Usahatani Bawang Merah (Studi Kasus di KelurahanSukomoro Kecamatan Sukomoro Kabupaten Nganjuk). Skripsi. UniversitasBrawijaya. Malang. 17 hlm.

Maidianto. 2015. Kemitraan untuk Perubahan. Hlm 58-61 dalam:Memberdayakan Masyarakat melalui Kemitraan Kehutanan : KompilasiTulisan Pengalaman dari KPH Rinjani Barat. Berliani, H., Hardiyanto, G.,Gaban, F. dan Ardiansyah, I. (Ed.). Buku. Kemitraan bagi Pembaruan TataPemerintahan di Indonesia. Jakarta. 61 hlm.

Moyo, M.I.D., Golar dan Rukmi. 2013. Potensi sosial budaya masyarakat bagipembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) pada wilayah KPH ModelSintuwu Maroso di Desa Tambarana Kecamatan Poso Pesisir Utara. WartaRimba. 1 (1): 1—9.

Muhroni. 2005. Kemitraan dalam Rangka Meningkatkan Produktifitas PerumPerhutani. Tesis. Universitas Diponegoro. Semarang. 276 hlm.

Mustofa, M.S. 2011. Perilaku masyarakat desa hutan dalam memanfaatkan lahandi bawah tegakan. Jurnal Komunitas. 3 (1): 1—11.

Nawir, A.A. 2011. Satu dasawarsa perjalanan kemitraan masyarakat - perusahaanHTI di Indonesia: studi kasus Finnantara Intiga, Sanggau, Kalimantan Barat.Jurnal Kehutanan Masyarakat. 3 (1): 6—31.

Noor, J. 2011. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disetasi dan Karya Ilmiah.Buku. Kencana Media. Jakarta. 289 hlm.

Nuryanti, S. dan Swatika, D.K.S. 2011. Peran kelompok tani dalam penerapanteknologi pertanian. Forum Penelitian Agro Ekonomi. 29 : 115 – 128.

Purnomo, H. 2005. Mengukur aliran informasi dan tata kelola hutan yang baik:studi kasus Gerakan Nasional Rebosisasi dan Rehabilitasi Lahan (Gerhan)di Indonesia. Jurnal Manajemen Hutan Tropika. 11 (2): 28—41.

Page 46: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

58

Ramadhan, S. 2008. Internalisasi sektor kehutanan dalam perencanaanpembangunan wilayah : membumikan rencana sektor dalam pembangunandaerah. Buletin Planologi. 4 (1): 1—55.

Ramadoan, S., Muljono, P. dan Pulungan, I. 2013. Peran PKSM dalammeningkatkan fungsi kelompok tani dan partisipasi masyarakat di KabupatenBima, NTB. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan. 10 (3): 199—210.

Rizal, A. Nurhaedah dan Hapsari, E. 2012. Kajian strategi optimalisasipemanfaatan lahan hutan rakyat di Provinsi Sulawesi Selatan. JurnalPenelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan. 9 (4): 216—228.

Sadarudin. 2008. Sistem perlindungan hutan berpusat pada masyarakat. BuletinPlanologi. 4 (1): 41—55.

Santoso, E. 2015. Kegiatan KPHP Way Terusan. Diakses pada tanggal 19Februari 2016 pukul 09.21 WIB. http://kphpwayterusan. blogspot.co.id/.

Siswoko, B.D. 2009. Good forest governance : sebuah keniscayaan dalampengelolaan sumberdaya hutan lestari. Jurnal Ilmu Kehutanan. 3 (1): 1—12.

Subarna, T. 2011. Faktor yang mempengaruhi masyarakat menggarap lahan dihutan lindung: studi kasus di Kabupaten Garut Jawa Barat. Jurnal PenelitianSosial dan Ekonomi Kehutanan. 8 (4): 265—275.

Sumargo, W., Nanggara, S.G., Nainggolan, F.A. dan Apriani, I. 2011. PotretKeadaan Hutan Indonesia Periode Tahun 2000-2009. Buku. Forest WatchIndonesia. Bogor. 54 hlm.

Suprapto, E. 2014. Kemitraan kehutanan di Jawa Barat-Banten. Policy PaperArupa. 1: 1—22.

Supratman. 2008. Desain model pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan(KPH) di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat. Jurnal Perennial. 5(1): 36—44.

Suprayitno, A.R. 2008. Pelibatan masyarakat lokal: upaya memberdayakanmasyarakat menuju hutan lestari. Jurnal Penyuluhan. 4 (2): 135—138.

Suryandari, E.Y. dan Alviya, I. 2009. Kendala dan strategi implementasipembangunan KPH Rinjani Barat. Jurnal Penelitian Sosial dan EkonomiKehutanan. 6 (1): 1—14.

Suryandari, E.Y. dan Sylviani. 2010. Peran dan koordinasi para pihak dalampengelolaan KPH. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan. 7 (3): 227—246.

Page 47: IMPLEMENTASI KEMITRAAN KEHUTANAN ANTARA …digilib.unila.ac.id/22940/12/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · Penyerobotan lahan merupakan salah satu faktor penyebab tingginya laju

59

Susilawati, D. 2008. Analisis Dampak dan Faktor yang MempengaruhiPerambahan Hutan (Studi Kasus Desa Bulu Hadik, Kecamatan Teluk Dalam,Kabupaten Simeulue, NAD). Skripsi. Universitas Sumatra Utara. Medan. 42hlm.

Syafaaty, N.F. 2014. Pola Kemitraan dan Manfaatnya bagi Komunitas PetaniHortikultura. Laporan Studi Pustaka. Institut Pertanian Bogor. Bogor. 48 hlm.

Sylviani dan Hakim, I. 2014. Analisis tenurial dalam pengembangan KesatuanPengelolaan Hutan (KPH): studi kasus KPH Gedong Wani, ProvinsiLampung. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan. 11 (4): 309—322.

Sylviani dan Suryandari, E.Y. 2013. Kajian implementasi norma, standar,prosedur dan kriteria dalam pengorganisasian kawasan kesatuan pengelolaanhutan. Jurnal Analisis Kebijakan Kehutanan. 10 (3): 214—234.

Syukur, M. 2012. Resolusi Konflik di KPH : Pembelajaran dari KPH Register 47dan Rinjani Barat. Buku. Working Group Tenure. Bogor. 54 hlm.

Tim Universitas Lampung. 2015. Laporan Akhir Pengembangan Usaha HutanPangan dan Energi KPHP Register 47 Way Terusan. Laporan. UniversitasLampung. Bandar Lampung. 27 hlm.

Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) KPHP Way Terusan. 2013. RencanaPengelolaan Hutan Jangka Panjang Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi(KPHP) Way Terusan Kabupaten Lampung Tengah Tahun 2014-2025. Buku.Dinas Kehutanan Provinsi Lampung. Lampung. 50 hlm.

Utama, S. 2008. Penguatan kelembagaan masyarakat sekitar hutan dan peranpenyuluh kehutanan dalam penyiapan hutan tanaman rakyat. BuletinPlanolog. 4 (1): 16—23.

Utami, S., Saifi, M. dan Wijono, T. 2015. Evaluasi pola kemitraan usaha tani tebu(studi pada PTPN X (Persero) PG. Pesantren Baru Kediri). JurnalAdministrasi Bisnis. 2 (2): 1—10.

Wilujeng, E. 2015. Implementasi kebijakan Pengelolaan Hutan BersamaMasyarakat (PHBM) dalam rangka pelestarian hutan di KPH Blora. JurnalKebijakan dan Manajemen Publik. 3 (1): 1—10.

Yuliani, E.L. dan Tadjudin Dj. 2006. Memfasilitasi sebuah perubahan. Hlm 1–8dalam : Kehutanan Multi Pihak : Langkah Menuju Perubahan. Yuliani, E.L.,Tadjudin, Dj., Indriatmoko, Y., Munggoro, D.W., Gaban, F., Maulana, F.(Ed.). Buku. CIFOR. Bogor. 132 hlm.