antara/fahrul jayadiputra banjir cieunteung: ba … · mencari solusi untuk penyele-saian masalah...

1
‘’Tentu paling awal adalah menguji kebenaran letter C atau sertifikat yang dimiliki oleh para petani. Di sini yang paling diperlukan adalah penyelesaian status kepemilikan tanah ter- lebih dahulu. Mengenai status tanah, saat ini te-ngah difasili- tasi oleh Badan Pertanahan Na- sional (BPN),’’ ujarnya. Sementara itu, sebanyak 300 keluarga transmigran yang bermukim di Desa Panca Jaya, Kecamatan Seruyan Tengah, Kabupaten Seruyan, saat ini resah. Pasalnya, tanah garapan yang sudah puluhan tahun menjadi sandaran hidup warga dise- robot oleh perkebunan kelapa sawit. Akibatnya saat ini warga tidak bekerja dan terancam ke- hilangan pekerjaan. Warga transmigran tidak dapat mengelolanya menjadi lahan pertanian sehingga saat ini hanya mengelola lahan yang ada pada lahan pekarangan. Untuk mengadukan masalah mereka, sebanyak 50 transmi- gran yang kebanyakan berasal dari NTT, Jawa Timur, dan war- ga lokal kemarin berunjuk rasa di kantor Gubernur Kalteng. Mereka meminta agar peme- rintah segara turun tangan dan mencari solusi untuk penyele- saian masalah penyerobotan tanah mereka. (LD/SS/N-1) WAKIL Gubernur Jawa Te- ngah (Jateng) Rustriningsih mendorong penyelesaian sta- tus kepemilikan tanah di Desa Setrojenar, Kecamatan Bulus- pesantren, Kebumen, yang menjadi persoalan inti konik antara warga dan TNI. ‘’Saya kira yang paling pen- ting diselesaikan adalah status tanah. Di satu sisi warga saat ini mengklaim punya letter C, sehingga perlu dibuktikan. Kalau memang terbukti status kepemilikannya, tentu nantinya ada solusi yang bisa dibuat,’’ tegas Rustriningsih saat berkun- jung di Kampus Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jateng, kemarin. Menurutnya, harus dilihat juga soal manfaat lahan terse- but. Hal itu, lanjutnya, tentu ha- rus dilihat tata ruang di tingkat nasional, provinsi, dan kabu- paten. ‘’Kita masih menunggu kebijakan tata ruang dari Pem- kab Kebumen,’’ katanya. Kalau kemudian areal terse- but dijadikan kawasan khusus, harus dikembalikan ke aturan- nya, yakni UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang, PP Nomor 15 Tahun 2010, dan PP Nomor 43 Tahun 2010 mengenai Tata Ruang Kawasan Khusus. Terkait dengan warga yang bertani di wilayah itu, ia menya- takan, bisa dicarikan solusinya. ANTARA/FAHRUL JAYADIPUTRA Wagub Jateng Fokuskan Status Tanah Kebumen BANJIR CIEUNTEUNG: Anak-anak yang akan ke sekolah harus menggunakan jasa ojek perahu saat berangkat sekolah karena lingkungan mereka terendam banjir, di Kampung Mekarsari Cieunteung, Baleendah, Bandung, kemarin. Para korban banjir berharap mendapat bantuan dari pemerintah setempat berupa pengobatan dan air bersih. LINA HERLINA A KIBAT hujan deras pa da Rabu (27/4) malam, satu rumah di, Kelurahan Ran- dan Batu, Kecamatan Makale Selatan, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, tertimbun longsor. Peristiwa membuat seluruh penghuni rumah tertimbun ma- terial yang mengakibatkan tiga orang tewas dan empat lainnya luka-luka. Mereka yang meninggal ada- lah Siso, Herson, dan Otong. Sementara itu, yang terluka dan masih dirawat di Rumah Sakit Lakipadada karena kondisi me- reka ada yang patah tulang, me- mar-memar, dan kepala pecah Longsor yang terjadi di Tana Toraja menimbun satu rumah beserta isinya. Tiga Orang Tewas Tertimbun Longsor adalah Leme, Jeni, Feri, dan Bassang. Ketiga orang mening- gal tersebut adalah mertua dan anak-anak Bassang. Menurut Bassang, yang ke- marin masih di RS Lakipadada, Tana Toraja, longsor akibat turun hujan yang amat deras. “Saat itu, saya dan anak saya berada di dapur dan tiba-tiba terde- ngar suara menderu dari bukit, ternyata terjadi longsor dan me- nimpa rumah kami.’’ Bassang yang sempat dinyata- kan hilang ditemukan bersama korban lain. Kapolres Tana Toraja AKBP Yudi Sinlaloe, kemarin pagi, mengutarakan korban yang pertama ditemukan pada Rabu malam adalah Siso, lalu empat korban lain selamat. ‘’Tadi (kemarin) pagi baru ditemukan lagi dua, tapi sudah tidak bernyawa. Semalam pen- carian sempat dihentikan karena cuaca tidak mendukung,” tegas Yudi. Yudi menambahkan, di lokasi longsor hanya ada satu rumah dan dihuni tujuh orang itu. Banjir meluas Sementara itu, luapan Sungai Citarum dan beberapa anak sungai lainnya kian parah, ke- marin. Lebih dari 6.000 rumah di sejumlah kecamatan di Ka- bupaten Bandung, Jawa Barat, areal persawahan dan pertanian terendam dengan ketinggian 1 hingga 1,5 meter. Di Desa Baleendah dan Andir, Kecamatan Baleendah, sebanyak 5.417 rumah masih terendam se- tinggi 1,5 meter. Untuk menghin- dari banjir susulan karena inten- sitas hujan di wilayah itu masih tinggi, sebanyak 10.983 warga di- ungsikan ke lokasi aman. Mereka mengungsi di masjid maupun sekolah-sekolah, serta tetangga atau kerabat terdekat. Bahkan, sebagian di antara mereka mengungsi ke daerah per bukitan karena puluhan tenda darurat yang disediakan pemerintah daerah setempat ikut terendam luapan Sungai Citarum. “Hampir seluruh tenda darurat yang berada di sejumlah lokasi, termasuk Kampung Cie- unteng, serta kantor kelurahan dan desa ikut tergenang,” ujar Entis, salah seorang korban ban- jir di Baleendah, kemarin. Karena genangan air masih tinggi, sejumlah warga di keca- matan itu terpaksa memanfaat- kan perahu buatan. Belum optimalnya bantuan, termasuk sarana air bersih dan mandi cuci kakus (MCK), mem- buat sebagian warga terpaksa menggunakan air kotor. “Ha- nya untuk minum kami minta ke desa tetangga. Sedangkan untuk mandi dan cuci pakaian, warga menggunakan air kotor,” ujar Yanti, warga Kampung Jembatan, Desa dan Kecamatan Baleendah. Di Dayeuhkolot, selain rumah yang terendam, sejumlah jalur jalan, termasuk yang meng- hubungkan Kecamatan Baleen- dah, masih digenangi air setinggi 50 sentimeter. (EM/PO/N-1) [email protected] LARUNG ULAT BULU: Umat Hindu membawa sesajen berisi gambar ulat bulu dalam upacara Mrateka Merana atau melarung hama di Pantai Padanggalak, Denpasar, Bali, kemarin. Upacara itu untuk mengembalikan wabah ulat bulu ke Sang Pencipta. ANTARA/NYOMAN BUDHIANA W ng m tu Se pe m an tin ta in se Ka ke ad teg ju Je Pu ju bu ru na pa ke ka bu ha ny 20 N N Ta be tak LA ula Pa me SISWA SMP Negeri 16, Medan, Sumatra Utara, secara spontan mengumpulkan seragam mere- ka untuk disumbangkan kepada siswa kurang mampu. Aksi itu dilakukan setelah ujian nasional (UN) berakhir, kemarin. Syara, seorang siswi, me- nyebutkan ia pantang men- coret-coret baju seragam se- bagai ungkapan kegembiraan karena ujian berakhir. Sebab baju-baju itu rencananya masih akan diberikan kepada adik kelas dan warga sekitar sekolah yang membutuhkan. Lain halnya 30 pelajar yang dijaring Satuan Petugas Pelajar Kota Bogor dari jalanan, ka- wasan perumahan, dan Termi- nal Bus Baranangsiang, karena terlibat tawuran dan mengon- sumsi minuman keras setelah ujian berakhir. Dari tangan mereka, petugas menyita pedang, gir, tongkat golf, ikat pinggang berkepala besi, golok, cat semprot, ponsel yang menyimpan video porno, dan tiga botol minum keras. Ketua Harian Satgas Pelajar Kota Bogor, TB Ruchyani, me- ngatakan bahwa siswa yang terjaring selanjutnya diserah- kan ke pihak sekolah dan be- berapa dikembalikan ke orang tua. Khususnya mereka yang kedapatan membawa senjata tajam. Ia juga mengatakan kenakal- an pelajar beberapa tahun ter- akhir mengalami peningkatan secara kualitas dan kuantitas. Terlebih lagi seusai ujian atau mendekati kelulusan. “Banyak kasus muncul bu- kan setelah pengumuman ke- lulusan, melainkan seusai ujian. Kasus yang menonjol ialah aksi coret-coret dan tawuran. Alasan mereka macam-macam. Ada yang ingin melepas penat setelah ujian, tapi ada juga yang balas dendam,” katanya. Adapun tersangka dalam kasus kecurangan UN tingkat SMP dan MTs di Bojonegoro, Jawa Timur, bertambah. Dari semula enam menjadi delapan orang. “Dari delapan tersangka yang kami tahan, tujuh di antaranya masih berusia 16-17 tahun,” kata Kepala Kepolisian Sektor Kedewan, Inspektur Satu Sam- suri. (YN/DD/YK/N-3) MAJELIS Hakim Pengadilan Negeri Surabaya, Jawa Timur, yang dipimpin Gusrizal mem- bebaskan terdakwa Soekotjo Gunawan dalam kasus peng- gelapan dokumen senilai Rp92 miliar, kemarin. “Terdakwa tidak terbukti me- lawan hukum tentang penipuan dan penggelapan, Pasal 327 dan 374 KUHP,” kata Gusrizal. Oleh majelis hakim, Soekotjo dianggap tidak berniat memiliki dokumen tersebut, tetapi ingin menyelamatkan aset perusa- haan. Menurut Gusrizal, Direk- tur PT Grand Kota Investama selaku pelapor seharusnya me- minta dokumen tersebut bila menginginkannya. Bukan malah melakukan somasi. “Sebab yang dilakukan terdakwa tidak me- nyalahi aturan perusahaan.” Karena diputuskan bebas, terdakwa diberi kesempatan untuk dipulihkan nama baiknya atau rehabilitasi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Juniver Girsang, kuasa hukum Soekotjo Gunawan, menjelaskan peng- adilan memutuskan degan adil kliennya atas sejumlah dakwa- an yang tidak terbukti dalam persidangan. ‘’Jaksa tidak bisa melakukan upaya hukum beru- pa banding, tidak ada aturan yang memperkenankan banding sebab ini bebas murni.’’ Seusai pembacaan keputus- an, Soekotjo Gunawan tidak dapat membendung air mata. (FL/N-3) Soekotjo Gunawan Bebas Seusai Ujian, Siswa Sumbang Seragam 10 JUMAT, 29 APRIL 2011 N USA NTARA BA me da LI da Se Su lon pe ter or lu lah Se m La rek m L te To sa is

Upload: hoangliem

Post on 12-Aug-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANTARA/FAHRUL JAYADIPUTRA BANJIR CIEUNTEUNG: BA … · mencari solusi untuk penyele-saian masalah penyerobotan tanah mereka. (LD/SS/N-1) WAKIL Gubernur Jawa Te-ngah (Jateng) Rustriningsih

‘’Tentu paling awal adalah menguji kebenaran letter C atau sertifikat yang dimiliki oleh para petani. Di sini yang paling diperlukan adalah penyelesaian status kepemilikan tanah ter-lebih dahulu. Menge nai status tanah, saat ini te -ngah difasili-tasi oleh Badan Per tanahan Na-sional (BPN),’’ ujarnya.

Sementara itu, sebanyak 300 keluarga transmigran yang ber mukim di Desa Panca Jaya, Kecamatan Seruyan Tengah, Kabupaten Seruyan, saat ini re sah.

Pasalnya, tanah garapan yang sudah puluhan tahun men jadi sandaran hidup warga dise-robot oleh perkebunan kelapa sawit. Akibatnya saat ini warga tidak bekerja dan terancam ke-hilangan pekerjaan.

Warga transmigran tidak da pat mengelolanya menjadi la han pertanian sehingga saat ini hanya mengelola lahan yang ada pada lahan pekarangan.

Untuk mengadukan masalah mereka, sebanyak 50 transmi-gran yang kebanyakan berasal dari NTT, Jawa Timur, dan war-ga lokal kemarin berunjuk rasa di kantor Gubernur Kalteng. Me reka meminta agar peme-rintah segara turun tangan dan mencari solusi untuk penyele-saian masalah penyerobotan tanah mereka. (LD/SS/N-1)

WAKIL Gubernur Jawa Te-ngah (Jateng) Rustriningsih mendorong penyelesaian sta-tus ke pemilikan tanah di Desa Se trojenar, Kecamatan Bulus-pesantren, Kebumen, yang men jadi persoalan inti konfl ik antara warga dan TNI.

‘’Saya kira yang paling pen-ting diselesaikan adalah status tanah. Di satu sisi warga saat ini mengklaim punya letter C, sehingga perlu dibuktikan. Kalau memang terbukti status kepemilikannya, tentu nan tinya ada solusi yang bisa di buat,’’ tegas Rustriningsih saat berkun-jung di Kampus Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jateng, kemarin.

Menurutnya, harus dilihat juga soal manfaat lahan terse-but. Hal itu, lanjutnya, ten tu ha-rus dilihat tata ruang di tingkat nasional, provinsi, dan kabu-paten. ‘’Kita masih menunggu kebijakan tata ruang dari Pem-kab Kebumen,’’ katanya.

Kalau kemudian areal terse-but dijadikan kawasan khusus, harus dikembalikan ke aturan-nya, yakni UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang, PP Nomor 15 Tahun 2010, dan PP Nomor 43 Tahun 2010 mengenai Tata Ruang Kawasan Khusus.

Terkait dengan warga yang bertani di wilayah itu, ia menya-takan, bisa dicarikan solu sinya.

ANTARA/FAHRUL JAYADIPUTRA

Wagub JatengFokuskan StatusTanah Kebumen

BANJIR CIEUNTEUNG: Anak-anak yang akan ke sekolah harus menggunakan jasa ojek perahu saat berangkat sekolah karena lingkungan mereka terendam banjir, di Kampung Mekarsari Cieunteung, Baleendah, Bandung, kemarin. Para korban banjir berharap mendapat bantuan dari pemerintah setempat berupa pengobatan dan air bersih.

LINA HERLINA

AKIBAT hujan deras pa da Rabu (27/4) ma lam, satu rumah di, Kelurahan Ran-

dan Batu, Kecamatan Makale Selatan, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, tertimbun longsor.

Peristiwa membuat seluruh penghuni rumah tertimbun ma-terial yang mengakibatkan tiga orang tewas dan empat lainnya luka-luka.

Mereka yang meninggal ada-lah Siso, Herson, dan Otong. Sementara itu, yang terluka dan masih dirawat di Rumah Sakit Lakipadada karena kondisi me-reka ada yang patah tulang, me-mar-memar, dan kepala pecah

Longsor yang terjadi di Tana Toraja menimbun satu rumah beserta isinya.

Tiga Orang TewasTertimbun Longsor

adalah Leme, Jeni, Feri, dan Bas sang. Ketiga orang mening-gal tersebut adalah mertua dan anak-anak Bassang.

Menurut Bassang, yang ke-marin masih di RS Lakipadada, Tana Toraja, longsor akibat turun hujan yang amat deras. “Saat itu, saya dan anak saya berada di dapur dan tiba-tiba terde-ngar sua ra menderu dari bukit, ternyata terjadi longsor dan me-nimpa rumah kami.’’

Bassang yang sempat dinyata-kan hilang ditemukan bersama korban lain.

Kapolres Tana Toraja AKBP Yudi Sinlaloe, kemarin pagi, mengutarakan korban yang per tama ditemukan pada Rabu malam adalah Siso, lalu empat korban lain selamat.

‘’Tadi (kemarin) pagi baru di temukan lagi dua, tapi sudah tidak bernyawa. Semalam pen-carian sempat dihentikan karena cuaca tidak mendukung,” tegas Yudi.

Yudi menambahkan, di lokasi longsor hanya ada satu rumah

dan dihuni tujuh orang itu.

Banjir meluasSementara itu, luapan Sungai

Citarum dan beberapa anak su ngai lainnya kian parah, ke-marin. Lebih dari 6.000 rumah di sejumlah kecamatan di Ka-bupaten Bandung, Jawa Barat, areal persawahan dan pertanian terendam dengan ketinggian 1 hingga 1,5 meter.

Di Desa Baleendah dan Andir, Kecamatan Baleendah, sebanyak 5.417 rumah masih terendam se-tinggi 1,5 meter. Untuk menghin-dari banjir susulan karena inten-sitas hujan di wilayah itu masih tinggi, sebanyak 10.983 warga di-ungsikan ke lokasi aman. Mereka mengungsi di masjid maupun sekolah-sekolah, serta tetangga atau kerabat terdekat.

Bahkan, sebagian di antara me reka mengungsi ke daerah per bukitan karena puluhan ten da darurat yang disediakan pe merintah daerah setempat ikut terendam luapan Sungai Citarum. “Hampir seluruh tenda

darurat yang berada di sejumlah lokasi, termasuk Kampung Cie-unteng, serta kantor kelurahan dan desa ikut tergenang,” ujar Entis, salah seorang korban ban-jir di Baleendah, kemarin.

Karena genangan air masih tinggi, sejumlah warga di keca-matan itu terpaksa memanfaat-kan perahu buatan.

Belum optimalnya bantuan, termasuk sarana air bersih dan mandi cuci kakus (MCK), mem-buat sebagian warga terpaksa menggunakan air kotor. “Ha-nya untuk minum kami minta ke desa tetangga. Sedangkan un tuk mandi dan cuci pakaian, warga menggunakan air kotor,” ujar Yanti, warga Kampung Jem batan, Desa dan Kecamatan Baleendah.

Di Dayeuhkolot, selain rumah yang terendam, sejumlah jalur jalan, termasuk yang meng-hubungkan Kecamatan Baleen-dah, masih digenangi air setinggi 50 sentimeter. (EM/PO/N-1)

[email protected]

LARUNG ULAT BULU: Umat Hindu membawa sesajen berisi gambar ulat bulu dalam upacara Mrateka Merana atau melarung hama di Pantai Padanggalak, Denpasar, Bali, kemarin. Upacara itu untuk mengembalikan wabah ulat bulu ke Sang Pencipta.

ANTARA/NYOMAN BUDHIANA

WngmtuSepeman

tintainseKakeadtegjuJePu

juburunapakeka

buhany20NNTa

betak

LAulaPame

SISWA SMP Negeri 16, Medan, Sumatra Utara, secara spontan mengumpulkan seragam mere-ka untuk disumbangkan kepada siswa kurang mampu. Aksi itu dilakukan setelah ujian nasional (UN) berakhir, kemarin.

Syafi ra, seorang siswi, me-nyebutkan ia pantang men-coret-coret baju seragam se-bagai ungkapan kegembiraan karena ujian berakhir. Sebab baju-baju itu rencananya masih akan diberikan kepada adik kelas dan warga sekitar sekolah yang membutuhkan.

Lain halnya 30 pelajar yang dijaring Satuan Petugas Pelajar Kota Bogor dari jalanan, ka-wasan perumahan, dan Termi-nal Bus Baranangsiang, karena terlibat tawuran dan mengon-sumsi minuman keras setelah ujian berakhir.

Dari tangan mereka, petugas menyita pedang, gir, tongkat golf, ikat pinggang berkepala besi, golok, cat semprot, ponsel yang menyimpan video porno, dan tiga botol minum keras.

Ketua Harian Satgas Pelajar Kota Bogor, TB Ruchyani, me-ngatakan bahwa siswa yang terjaring selanjutnya diserah-kan ke pihak sekolah dan be-berapa dikembalikan ke orang tua. Khususnya mereka yang kedapatan membawa senjata tajam.

Ia juga mengatakan kenakal-an pelajar beberapa tahun ter-akhir mengalami peningkatan secara kualitas dan kuantitas. Terlebih lagi seusai ujian atau mendekati kelulusan.

“Banyak kasus muncul bu-kan setelah pengumuman ke-lulusan, melainkan seusai ujian. Kasus yang menonjol ialah aksi coret-coret dan tawuran. Alasan mereka macam-macam. Ada yang ingin melepas penat setelah ujian, tapi ada juga yang balas dendam,” katanya.

Adapun tersangka dalam kasus kecurangan UN tingkat SMP dan MTs di Bojonegoro, Jawa Timur, bertambah. Dari semula enam menjadi delapan orang.

“Dari delapan tersangka yang kami tahan, tujuh di antaranya masih berusia 16-17 tahun,” kata Kepala Kepolisian Sektor Ke dewan, Inspektur Satu Sam-suri. (YN/DD/YK/N-3)

MAJELIS Hakim Pengadilan Negeri Surabaya, Jawa Timur, yang dipimpin Gusrizal mem-bebaskan terdakwa Soekotjo Gunawan dalam kasus peng-gelapan dokumen senilai Rp92 miliar, kemarin.

“Terdakwa tidak terbukti me-lawan hukum tentang penipuan dan penggelapan, Pasal 327 dan 374 KUHP,” kata Gusrizal.

Oleh majelis hakim, Soekotjo dianggap tidak berniat memiliki dokumen tersebut, tetapi ingin menyelamatkan aset perusa-haan. Menurut Gusrizal, Direk-tur PT Grand Kota Investama selaku pelapor seharusnya me-minta dokumen tersebut bila menginginkannya. Bukan malah melakukan somasi. “Sebab yang dilakukan terdakwa tidak me-nyalahi aturan perusahaan.”

Karena diputuskan bebas, terdakwa diberi kesempatan untuk dipulihkan nama baiknya atau rehabilitasi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Juniver Girsang, kuasa hukum Soekotjo Gunawan, menjelaskan peng-adilan memutuskan degan adil kliennya atas sejumlah dakwa-an yang tidak terbukti dalam persidangan. ‘’Jaksa tidak bisa melakukan upaya hukum beru-pa banding, tidak ada aturan yang memperkenankan banding sebab ini bebas murni.’’

Seusai pembacaan keputus-an, Soekotjo Gunawan tidak dapat membendung air mata. (FL/N-3)

Soekotjo Gunawan Bebas

SeusaiUjian, Siswa Sumbang Seragam

10 JUMAT, 29 APRIL 2011NUSANTARA

BAmeda

LI

daSeSulon

peterorlu

lahSemLarekm

LteTosais