implementasi kebijakan program bedah rumah …
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH MENURUT
PERATURAN MENTERI NO.13 TAHUN 2016
( STUDI KASUS DI DESA SIMPANG SUNGAI DUREN KECAMATAN
JALUKO KABUPATEN MUARO JAMBI )
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
Dalam Ilmu Pemerintahan
Oleh :
DEVI MONICA
NIM (SIP.152067)
PEMBIMBING :
ZULQARNAIN,S.Ag.,M.Hum.,Ph.D
ULYA FUHAIDAH,S.Hum,MSI
MANAJEMEN PEMBANGUNAN DAERAH
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS SYARI’AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
1441 H / 2019 M
MOTTO
…ان اللہ لا یغیر ها بقوم حتی یغیروا ها بانفسہن
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka
mengubah keadaan diri mereka sendiri..(QS. Al-Ra’d,13:11)1
1 Departemen Agama RI,AL-QUR’AN Dan Terjemahannya, (Semarang: CV. Wicaksana, 1999),
h. 1093.
ABSTRAK
Nama Devi Monica, Nim SIP.151951, Skripsi ini membahas tentang
Implementasi Kebijakan Program Bedah Rumah di Desa Simpang Sungai Duren
Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi. Dalam Implementasinya masih
banyak mengalami permasalahan-permasalahan. Permasalahnya adalah susahnya
memverifikasi data masyarakat penerima bantuan bedah rumah. Upaya
mengatasinya kendala tersebut adalah diperlukanya dukungan pemerintah
Kabupaten Muaro Jambi yang dapat terlibat langsung pada tahap perancangan dan
pemantauan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriftif
kualitatif. Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa program pengetasan
kemiskinan melalui Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) ini secara
keseluruhan belum terlaksana dengan baik. Hal ini sesuai dengan tanggapan dari
setiap pertanyaan saat wawacara yang menjunjukkan bahwa Implemtasi
Kebijakan Program Bedah Rumah belum berjalan optimal. Tujuan penelitian ini
adalah: untuk mendeskripsikan kebijakan program bedah rumah menurut Permen
Nomor 13 tahun 2016, dan untuk menguraikan implementasi kebijakan program
bedah rumah menurut Permen Nomor 13 Tahun 2016 di Desa Simpang Sungai
Duren Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi. Untuk mencapai tujuan
tersebut, maka dilakukan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan
datanya berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun hasil penelitian
ini adalah sebagai berikut: (1) Implementasi program bedah rumah di Desa
Simpang Sungai Duren pada Tahun 2016 telah dilaksanakan secara evisien dan
tepat sasaran sesuai dengan peraturan perundang–undangan yang berlaku dan
kebijakan pemerintahan desa, meskipun demikian terdapat kendala-kendala teknis
yang tidak mengganggu kelancaran program tersebut. (2) Faktor penghambat
dalam implementasi kebijakan program bedah rumah antara lain adalah hambatan
pembangunan rumah karena faktor SDM dan cuaca, serta ketersediaan bahan
bangunan, proses pencairan dana yang harus melalui banyaknya saluran birokrasi,
adanya hubungan keluargaan antara petugas dan masyarakat penerima sasaran,
dan upaya pemerintah mengatasi kendala-kendala dalam implementasi kebijakan
program bedah rumah Pemerintah memastikan ketersediaan tenaga, memastikan
ketesediaan biaya untuk pelaksanaan program, melakukan verifikasi kesesuaian
data penerima program, merincikan dengan detil jangka waktu pelaksanaan
program melalui kontrak kerja yang jelas, adanya pengawasan dan evaluasi, serta
peningkatan kualitas program/inovasi.
Kata Kunci : Implemetasi Kebijakan Program Bedah Rumah
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur Alhamdulilah kepada ALLAH SWT karya tulis ini
merupakan wujud dari upaya kecil untuk mengharapkan rahmat dan ridho-nya
kulangkahkan kaki ku untuk menuju kesuksesan, benturan demi benturan
kulalui untuk meraih cita-cita yang kudambakan dengan penuh keyakinan dan
keteguhan hati yang tulus dan ikhlas. Skripsi ini kupersembahkan kepada kedua
orangtua untuk Ayahanda tercinta (Sartono) dan ibunda tercinta (Suratmi)
dengan penuh rasa cinta dan doa restu yang telah membesarkanku dan
mendidikku selama ini serta memberi motivasi dan dukungan buat adikku
(Retno Lumintang) dan adik bungsuku (Fino Ditia Rahman), serta keluarga
yang telah mensuport dan memberi dukungan sehingga saya dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Buat teman-teman seperjuangan
khususnya Ilmu Pemrintahan angkatan 2015 yang telah berjasa untukku selama
masa perjuanganku kuliah sampai aku menyelesaikan skripsi ini.
KATA PENGANTAR
الحود الله الذ أز ل الهدي ف قلى ب العلن. والصلا ة والسلا م عل اشزف الا با ء
والوز سلي سد ا هحود وعل اله و صحبه والتا بعي لهن با حسا ى ال ىم الد ي.
.أشهد اى لا اله الا الله وأشهد اى سد ا هحودا عبده ورسى له
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadiran Allah SWT yang mana dalam
penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Di samping itu, tidak lupa pula
iringan salawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi
Muhammad saw.
Skripsi ini diberi judul“ Implementasi Kebijakan Program Bedah Rumah
di Desa Simpang Sungai Duren Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi” .
Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui, penulis temui
banyak kendala baik dalam mengumpulkan data maupun dalam penyusunannya,
dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, terutama bantuan dan bimbingan
yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik.
Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata terima kasih
kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini, terutama
sekali kepada Yang Terhormat:
1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, sebagai Rektor UIN STS Jambi.
2. Bapak Dr. A. A. Miftah, M. Ag, sebagai Dekan Fakultas Syariah UIN STS
Jambi.
3. Bapak Hermanto Harun, Lc, M.HI. Ph. D, sebagai Wakil Dekan Bidang
Akademik.
4. Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag, M.HI, sebagai Wakil Dekan Bidang
Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan.
5. Ibu Dr. Yuliatin, S.Ag,.M.HI, sebagai Wakil Dekan Bidang
Kemahasiswaan dan Kerjasama di Lingkungan UIN STS Jambi.
6. Ibu Mustiah RH,S. Ag, MSy. dan Ibu Tri Endah Karya, S.IP,M,IP, sebagai
Ketua dan Sekretaris Prodi Ilmu Pemerintahan UIN STS Jambi.
7. Bapak Zulqarnain, S.Ag., M.Hum., Ph.D dan Ibu Ulya Fuhaidah,
S.Hum,MSI sebagai Pembimbing I dan Pembimbing II skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen, Asisten Dosen, dan seluruh Karyawan/Karyawati
Fakultas Syariah UIN STS Jambi.
9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung
maupun tidak langsung.
Di samping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat
memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT
kita memohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon kemaafannya.
Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah SWT.
Jambi, Agustus, 2019
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................... iv
MOTTO .......................................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii vi
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xii
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6
C. Batasan Masalah................................................................................... 6
D. Tujuan dan Kegunaan penelitian .......................................................... 6
E. Kerangka Teori..................................................................................... 7
F. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 12
BAB II METODE PENELITIAN ................................................................. 16
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 16
B. Pendekatan Penelitian .......................................................................... 16
C. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 17
D. Instrumen Pengumpulan Data .............................................................. 18
E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 20
F. Sistem Penulisan ................................................................................. 22
G. Jadwal Penelitian .................................................................................. 23
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .......................... 25
A. Sejarah Desa ......................................................................................... 25
B. Letak Geografis .................................................................................... 32
C. Aspek Demografis ............................................................................... 33
D. Aspek Ekonomi ................................................................................... 36
E. Aspek Pemerintahan ............................................................................ 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 40
A. Implementasi Kebijakan Program Bedah Rumah di Desa Simpang
Sungai Duren Tahun 2016 ................................................................... 40
B. Faktor Penghambat dalam Implementasi Kebijakan Program Bedah
Rumah di Desa Simpang Sungai Duren Kecamatan Jaluko ................ 43
C. Upaya Pemerintahan Desa Simpang Sungai Duren dalam
mengatasi kendala Implementasi Kebijakan Program Bedah Rumah . 51
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 60
A. Kesimpulan .......................................................................................... 60
B. Saran ..................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
CURRICULUM VITAE
DAFTAR SINGKATAN
1. BPM : Badan Pemberdayaan Masyarakat
2. RTLH : Rumah Tidak Layak Huni
3. BAPPEDA : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
4. PILKADES : Pemilihan Kepala Desa
5. PJS : Pejabat Sementara
6. PNPM : Program Nasional Penanggulangan Modal
7. KK : Kartu Keluarga
8. RSTLH : Rehabilitasi Sosial Tidak Layak Huni
9. PAD : Pendapatan Asli Daerah
10. SOP :Standar Oprasional Prosedur
11. SDM : Sumber Daya Manusia
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Daftar Anggota Penerima Bantuan Beda Rumah………...…….5
Tabel 2 : Jumlah Penduduk........…………………………………….….33
Tabel 3 : Struktur Penduduk Menurut Umur pada setiap RT ......………35
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Simpang Sungai Duren ......35
Gambar 2 : Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup
dari suatu Negara demi terciptannya kehidupan yang sejahtera. Sementara
menurut Abraham Maslow, kebutuhan yang ada pada manusia adalah bawaan,
dan tersusun menurut tingkatan atau bertingkat. Kebutuhan manusia yang tersusun
secara bertingkat yaitu kebutuhan dasar fisiologis, kebutuhan akan rasa aman,
kebutuhan akan cinta kasih dan memiliki, kebutuhan akan harga diri dan
kebutuhan akan aktualisasi diri. Menurut Maslow, kebutuhan yang ada ditingkat
yang paling dasar, merupakan kebutuhan yang pemuasannya lebih mendesak dari
pada yang diatasnya.
Dengan sistem manajemen pemerintahan yang efektif dan efesien bekerja
tinggi dan transparan serta akuntabilitas diharapkan dapat menciptakan
kepemimpinan daerah yang baik. Pemerintah memiliki tiga unsur yaitu: 1.
Negara, pemerintahan, dan pemerintah daerah 2.Sektor swasta atau dunia
usaha3.Masyarakat. Dimana yang saling berinteraksi dan menjalankan fungsinya
masing-masing.2
Berdasarkan undang – undang dasar 1945 BAB XA tentang hak asasi
manusia, pasal 28 H dijelaskan bahwa (1)Setiap orang berhak hidup sajehtera
lahir dan batin, betempat tinggal,dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik
2Rahardjo Adisasmita, Manajemen Pemerintah DaerahYogyakarta: Graha Ilmu, (2011)
hlm .3-5.
dan sehat serta berhak memproleh pelayanan kesehatan. (2)Setiap orang berhak
memperoleh kemudahan dan perlakuan khusus untuk memproleh kesempatan dan
manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan. (3) Setiap orang
berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan diri secara utuh
sebagai manusia yang bermartabat. (4) Setiap orang berhak memiliki hak milik
pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang
oleh siapaa pun.3
Seluruh kebijakan pembangunan perumahan dan pemukiman harus
disesuaikan seiring dengan disahkanya Undang-Undang No 1 Tahun 2011tentang
kawasan dan pemukiman menyataka bahwa negara bertanggung jawab
melindungi segenap bangsa Indonesia melalui penyelenggaraan perumahan dan
kawasan pemukiman agar masyarakat mampu bertempat tinggal serta menghuni
rumah yang yang layak dan terjangkau didalam rumah yang sehat, aman,
harmonis, dan berkelanjutan diseluruh wilayah indonesia.4
Selanjutnya dengan mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 13/PRT/M/2016
Tentang Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya,5 yang menyatakan bahwa untuk
mewujudkan rumah yang layak huni yang didukung dengan prasarana, sarana, dan
utilitas umum sehingga menjadikan perumahan yang sehat, aman, serasi, dan
teratur serta berkelanjutan, perlu didukung dengan bantuan stimulan perumahan
swadaya.Berdasakan yang kita ketahui rumah yang layak huni yaitu merupakan
kondisi ideal dimana bagunan tersebut memiliki kecukupan minimal dalam unsur
3UUD’45 & Perubahannya
4Perda Undang-Undang Republik Indonesia No 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan
Kawasan Pemukiman 5Peraturan Daerah Nomor 13/PRT/M/2016 Tentang Bantuan Stimulan Perumahan
Swadaya
ruang luas ruangan.Selain itu, juga memperhatikan kualitas material
pembangunan seperti dinding, kemudian lantai, atap, serta perkarangan rumah
yang nyaman. Hingga memenuhi aspek pendidikan bagi siapapun yang
menepatinya.
Hal-hal tersebut juga dibutuhkan untuk meminimalisir lingkungan
kesenjangan hunian dan menciptakan lingkungan tinggal yang nyaman serta
menjadi sarana pendidikan keluarga dan membuat penghuni rumah merasakan
kenyamanannya sediri didalam rumah tersebut.
Begitu juga dengan Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) berorientasi
pada bantuan terhadap masyarakat yang kurang mampu terwujud dalam program
bedah rumah bagi masyarakat yang kurang mampu yang memiliki rumah tidak
layak huni. Himpitan ekonomi yang teramat berat bagi warga yang kurang mampu
di Desa Simpang Sungai Duren memiliki rumah yang tidak layak huni. Oleh
karena itu pemerintah daerah memutuskan program pembongkaran rumah tidak
layak huni untuk membantu warga supaya memiliki penghidupan yang layak.
Kebijakan pemerintah daerah dalam memberikan anggaran pada program
pembangunan perumahan atau bedah rumah telah disediakan. Program bedah
rumah ini dilaksnakan di sejumlah RT/RW yang ada di Desa Simpang Sungai
Duren Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro jambi. Namun untuk menentukan
yang layak atau tidak, rumah masyarakat yang layak dibedah berdasarkan hasil
survei dari Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Muaro Jambi, setidaknya
ada syarat-syarat tertentu rumah milik masyarakat yang layak untuk di perbaiki
atau di brdah. Di antaranya, mereka adalah kaum fakir miskin, kemudian
memang kondisi rumah tidak layak untuk dihuni atau berlantai tanah. Selain itu,
mekanisme usulan kepada pemerintah Kabupaten Muaro Jambi mengenai warga
yang berhak mendapatkan bantuan program bedah rumah tersebut. Syaratnya,
antara lain rumh yang telah lama / sudah tidak layak untuk di tempati milik
sendiri.
Dari hasil survei tersebut lantas dilakukan perkiraan biaya yang dibutuhkan.
Perkiraan ini disesuaikan dengan anggaran yang akan dialokasikan pemerintah
Kabupaten Muaro Jambi, 5-12an rumah. Kemudian setelah semuanya dirancang
terpenuhi renovasi pun dilakukan.
Terkait dengan implementasi kebijakan bedah rumah ini sangat menekankan
pada kefektifan dari tindakan yang ditempuh oleh pembuatan kebijakan melalui
agen pelaksanaan yang terlibat dalam mentransformasikan tujuan kebijakan
kedalam tindakan-tindakan rutinbirokrasi. Hal ini untuk mengantisipasi kegagalan
impelementasi, dimana suatu kebijakan telah dilaksnakan sesuai dengan rencana,
namun mengingat kondisi eksternal ternyata tidak menguntungkan kebijakan
tersebut tidak berhasil dalam mewujudkan dampak atau hasil akhir yang
dikehendaki.
Kriteria dalam menentukan keluarga/rumah tangga dikategorikan miskin
apabila:
1) Yang tidak memiliki rumah
2) Sertifikat kepemilikan
3) Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang.
4) Jenis lantai tempat tinggal dari tanah
5) Jenis dinding tempat tinggal dari kayu
TABEL 1
DAFTAR ANGGOTA PENERIMA BANTUAN BEDAH RUMAH6
NO NAMA PEKERJAAN
1. SUTRISNO BURUH
2. PURWANTO PETANI
3. SUNARDI PETANI
4. SARLAN PETANI
5. SAMAN DAGANG
6. SURONO PERKEBUNAN
7. SANGIDAH PETANI
8. ANSORI PETANI
9. MISNO ALM PETANI
10. KASEK CUCI MOTOR
11. ALEP PETANI
12. ANDIT SERABUT
Dari permasalahan di atas, penulis ingin lebih jauh meneliti sejauh mana
”IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ANGGARAN BEDAH RUMAH
MENURUT PERMEN PUPR NOMOR 13 TAHUN 2016 (STUDI KASUS DI
6 Data Dari Kantor Kepala Desa Simpang Sungai Duren2016
DESA SIMPANG SUNGAI DUREN KECAMATAN JAMBI LUAR KOTA
KABUPATEN MUARO JAMBI).“
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah
1. Bagaimana implementasi kebijakan program bedah rumah menurut
Permen Nomor 13 Tahun 2016 di Desa Simpang Sungai Duren Kecamatan
Jaluko Kabupaten Muaro Jambi?
2. Apa factor penghambat dalam implementasi kebijakan program bedah di
Desa Simpang Sungai Duren Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi?
3. Bagaimana upaya pemerintah untuk mengatasi kendala dalam
implementasi kebijakan program bedah rumah
C. Batasan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka permasalahan penelitian yang
dirumuskan tersebut perlu dibatasi agar penelitian ini lebih terarah.Berpegang
pada latar belakang masalah dan rumusan masalah maka permasalahanpada
penelitian ini dibatasi pada Impementasi Kebijakan Program Bedah Rumah
diDesa Simpang Sungai Duren Kecamatan Jaluko Kabupatn Muaro Jambi.Dari
sisi tahun penelitian, skripsi ini dibatasi pada tahun 2016.
D. Tujuan Penelitian
Menciptakan sebuah hasil yang maksimal dari penelitian terkait dengan
implementasi kebijakan program bedah rumah yang tidak layak huni di Desa
Simpang Sungai Duren Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi.
1. Adapun tujuan peneltian ini berdasarkan rumusan masalah adalah :
a. Untuk mendeskripsikan kebijakan program bedah rumah menurut
Permen Nomor 13 tahun 2016.
b. Untuk menguraikan implementasi kebijakan program bedah rumah
menurut Permen Nomor 13 Tahun 2016 di Desa Simpang Sungai
Duren Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi.
c. Kegunaan Penelitian
a) Sebagai bahan masukan bagi pemerintahan dan instansi dinas sosial
khususnya yang berhubungan dengan implementasi kebijakan -
kebijakan program bedah rumah diDesa Simpang Sungai Duren
Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi.
b) Sebagai penambahan ilmu pengetahuan bagi penulis terhadap
implementasi kebijakan program bedah rumah di Desa Simpang
Sungai Duren Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi.
E. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan uraian yang ringkas tentang teori yang
digunakan dan cara menggunakan teori ini dalam menjawab pertanyaan.
Penelitian.7Agar penelitian ini lebih terarah dan tepat sasaran maka penulis
menganggap perlu penggunaan kerangka teori sebagai landasan berfikir
gunamendapat konsep yang benar dan tepat dalam penyusunan skripsi ini
sebagai berikut.
7Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: alfabeta 2009,
hlm283
1. Penegertian Implementasi
Menurut Van dan Horn (1945) mendefinisikan Implementasi lebih
spesifik yaitu tindakan-tindakan yang dilakukan oleh publik atau swasta (
atau kelompok ) yang diarahka pada pencapaian tujuan yang di tetapkan
pada kebijakan sebelumnya.8
Implentasi kebijakan publik merupakan tahapan yang penting
dalam pelaksaan dari suatu kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah.
Kebijakan yang diimplementasikan oleh pemerintah biasanya berbentuk
sebuah program tersebut dapat dirasakan dan bermanfaat bagi
masyarakat.Tahapan implementasi kebijakan dapat diartikan pula sebagai
tindakan nyata dan kongrit yang dilakukan oleh pemerintah hasil dari
rumusan yangtelah dibuat dalam tahapan formulasi.Dalam prakteknya
dilapangan, implementasi kebijakan bisa saja mempengaruhi para objek
yang menjadi sasaran dalam pelaksanaannya.Sehingga harapan dari
pengaruh tersebut adalah dapat memberikan dampak yang positif bagi
masyarakat terutama menyangkut masalah kesahjateraan.
Studi mengenai implementasi merupakan suatu kajian mengenai
studi kebijakan yang mengenai studi kebijakan yang mengarah pada
proses plaksanaan dari suatu kebijakan. Setelah suatu
kebijakandirumuskan dan disetujui, langkah berikutnya adalah bagaimana
agar kebijakan tersebut tercapai tujuaanya.9
8Erwan agus purwanto, dan Dyah ratih sulistryastuti, Implemtasi Kebijakan Publik.
Yogyakarta: Grava Media,2012,hlm 20 9Jenkins Dalam Persons 2009, hlm 463
2. Pengertian Kebijakan
Dalam kamus besar bahasa indonesia, kebijakan diartikan sebagai
rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar
perencanaan dalam suatu pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan,
dan cara bertindak (tentang pemerintahan,organisasi,dsb); pernyataan
cita-cita, tujuan, prinsip, dan garis pedoman untuk majemen dalam usaha
mencapai sasaran.
Menurut Budi Winarno, istilah kebijakan mungkin digunakan
secara luas seperti pada “kebijakan ekonomi indonesia”,”kebijakan
ekonomi jepang” atau mungkin juga dipakai untuk menjadi suatu yang
lebih khusus,seperti kita biasanya mengatakan seperti kebijakan
pemerintah tentang dibirokrasi dan deregulasi.10
Irfan Islamy, kebijakan
harus dibedakan dengan kebijaksanaan. Kebijakan diterjemahkan dengan
kebijakan yang berbeda artinya dengan kebijaksanaan. Pengertian
kebijaksanaan memerlukan pertimbangan-pertimbangan lebih jauh lagi,
sedangkan kebijakan mencakup aturan-aturan yang ada didalamnya.11
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut diatas maka dapat
disimpulkan bahwa kebijakan adalah tindakan-tindakan atau kegiatan
yang sengaja dilakukan atau tidak sengaja dilakukan atau tidak
dilakukanoleh seseorang, suatu kelompok atau pemerintah yang
10
Budi Winarno, Kebijakan Publik:Teori dan Proses, Edisi Revisi,Yogyakarta,Media
Preaindo,2011 hlm 15 11
M.Irfan Ilamy, Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara,Jakarta,Bumi Aksar,
2009 hlm12
didalamnya terdapat unsur keputusan berupa upaya pemilihan diantara
berbagai alternatif yang ada guna mencapai maksud dan tujuan tertentu.
3. Pengertian Program
Program merupakan pernyataaan yang berisi kesimpulandari
beberapa harapan atau tujuan yang saling bergantungan dan saling terkait,
untuk mencapai suatu sasaran yang sama. Biasanya suatu program
mencakup seluruh kegiatan yang berada diunit administrasi yang sama,
atau sasaran-sasaran yang saling bergantung dan saling melengkapi, yang
semuanya harus dilaksanakan secara bersamaan atau berurutan.12
Program sering dikaitkan dengan perencanaan,persiapan,dan
desain atau rancangan. Desain berasal dari bahasa inggris yaitu dari kata
decine. Jadi desain dalam perspektif pembelajaran rencana
pembelajaranrencana pembelajaran disebut juga dengan program
pembelajaran13
Dalam proses pembelajaran secara lebih luas desain/perencanaan
dapat diartikan :
1) Suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan
yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.
2) Suatu cara bagaimana mencapai tujuan dengan sebaik - baiknya
3) Penentuan tujuan yang akan dicapai atau yang akan dilakukan,
bagaimana, kapan waktunya, dan oleh siapa.14
12
Muhaimin, Suti’ah, dan Sugeng Listyo Prabowo, Manajemen Pendidikan, Jakarta:
Kencana,2009 hlm 349 13
Mundasir,Desain Pembelajaran, Indragiri Hulu : STAI Nurul Falah, 2012 hlm 1 14
Ibid., hlm 3
Menurut Herman yang dikutip oleh Farida mengemukakan definisi
program sebagai, “segala sesuatu yang dilakukan oleh seseorang dengan
harapan akan mendatangkan hasil atau pengaruh.” Lebih lengkap lagi,
Hasibuan juga mengungkapkan bahwa program adalah, suatu jenis
rencana yang jelas dan konkret karena di dalamnya sudah tercantum
sasaran, kebijaksanaan, prosedur, anggaran, dan waktu pelaksanaan yang
telah ditetapkan. Selain itu, definisi program juga termuat dalam Undang-
Undang RI Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, menyatakan bahwa : Program adalah instrumen
kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh
instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta
memperoleh alokasi anggaran atau kegiatan masyarakat yang
dikoordinasikan oleh instansi masyarakat.
Dalam suatu program sesunggunya dapat berhasil, kurang berhasil,
ataupun gagal sama sekali apabila ditinjau dari wujud hasil yang dicapai
atau outcomes. Karena dalam proses tersebut turut bermain dan terlihat
mata pencarian atau mempunyai mata pencarian tetapi tidak dapat
memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusian.
1. Kehidupan sehari-hari masih memerlukan bantuan pangan untuk
penduduk miskin seperti raskin.
2. Tidak memiliki asset lain apabila dijual tidak cukup untuk membiayai
kebutuhan hidup anggota keluarga selama 3 bulan kecuali tanah dan
rumah yang tempati.
3. Memiliki rumah diatas tanah milik sendiri yang dibuktikan dengan
sertifikat atau ada surat keterangan kepemilikan dari Kelurahan/ Desa
atas status tanah.
4. Rumah yang dimiliki dan ditempati adalah rumah tidak layak huni
yang tidak memenuhi syarat kesehatan, keamanan dan sosial dengan
kondisi.
Adapun syarat khusus penerima bantuan RTLH adalah :
1. Sanggup mengikuti semua ketentuan yang ditetapkan oleh Dinas Sosial.
2. Survey kelayakan rumah didampingi RT/RW/Tokoh Masyarakat/ Lurah
dan dari Dinas Sosial.
3. Sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan oleh Dinas Sosial dan
Pemerintah Kabupaten.
F. Tinjauan Pustaka
Untuk mendukung penelitian yang integral seperti yang telah di
kemukakan pada latar belakang masalah, maka penulis melakukan analisis
lebih awal terhadap pustaka atau karya-karya yang lebih dahulu mempunyai
relevansi terhadap topik yang di teliti.Penelitian tentang implementasi
kebijakan program bedah rumah antara lain:
1) Supardi, (2016) dengan judul Pengawasan Pelaksanaan Program Bedah
Rumah Masyarakat Miskin di Desa Semelengi Besar. Dalam penelitian ini
ditemukan Pelaksanaaan Program Bedah Rumah Masyarakat Miskin di
Desa Semelengi Besar masih belum optimal karena masih banyak
ditemukan penyimpangan. Tujuan pengawasan ini dilakukan agar dapat
terus memantau akan pelaksanaan program bedah rumah ini.15
2) Lawuning Nastiti (2016) dengan judul Implementasi Program Rehabilitasi
Rumah tidak Layak Huni di Kabupaten Magetan. Menyimpulkan bahwa
Pelaksanaan Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni sudah
berjalan cukup baik hal ini terlihat dari tingkat kepuasan masyarakat
penerima bantuan tersebut, kemudian masyarakat menerima dengan baik
program rehabilitasi rumah tidak layak hunikarena dapat membantu
memperbaiki rumah mereka yang rusak dan program rehabilitasi rumah
tidak layak huni ini layak dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya.16
3) Aifa destriani (2017)dengan judul kajian pelaksanaan program bedah
rumah dalam rangka peningkatan kondisi kesehatan lingkungan ( studi
kasus di kelurahan Pedemangan Barat Kecamatan Pedemangan Jakarta
Utara). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif
kualitatif. Dalam skripsi ini dibahas mengenai kontruksi rumah dan
lingkunganyang tidakmemenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko
penularan berbagai jenis penyakit, khusunya penyakit yang berbasis
lingkungan.17
4) Aidin Sutrisno (2014) dengan judul Problematika Program Bedah Rumah
Bagi Masyarakat Penerima Bantuan (Studi kasus pada penerima Program
15
Supardi, Skripsi, Pengawasan Pelaksanaan Program Bedah Rumah Masyarakat Miskin di
Desa Semelengi Besar, UNILA, 2016 16
Lawuning Nastiti, ImplementasiProgram Rehabilitasi Rumah tidak Layak Huni 2016 17
Aifa destriani, Kajian Pelaksanaan Program Beda Rumah Dalam Rangka Peningkatan
Kondisi Kesehatan Lingkungan ( Studi Kasus di Kelurahan Pedemangan Barat Kecamatan
Pedemangan Jakarta Utara)”. Skripsi (Jakarta: Universitas Indonesia), 2017
Bedah Rumah di Kelurahan Pematang Gubenur Kota Bengku). Metode
yang digunakan dalam skripsi ini menggunakan metode deskriftif
kualitatif. Dalam skripsi ini menjelaskan mengenai problmatika yang
terjadi pada program bedah rumah di kelurahan Pematang Gubenur Kota
Bengkulu.18
Hasil dari penelitian ini ditemukan beberaopa masalah seperti (1)
pada tahap persiapan program bedah rumah, penerima merasa terbebani
dikarenakan harus bmengeluarkan biaya terlebih dahulu untuk melengkapi
persyaratan pengajuan penerima bedah rumah (2) pelaksanaan bedah
rumah, pada tahap pertama menimbulkan masalah yaitu terjadi miss
komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah sehingga terjadi salah
persepsi masyarakat terhadap persayaratan yang ditentukan oleh
BAPPEDA untuk pencairan dana tahap kedua, sehingga masyarakat
terpaksa mencari pinjaman untuk meneruskan pembangunaan yang sudah
setengah jadi untuk melengkapi pesyaratan yang bukan seharusnya. (3)
setelah pelaksanaan bedah rumah, timbulnya kecemburuan sosialpada
masyarakat. Jadi dapat disimpulkan program bedah rumah belum
sepenuhnya mensejahterakan masyarakat karena masih ada kendala yang
terjadi dilapangan.19
5) Supriadi (2017) dengan judul Pengawasan Plaksanaan Progam Bedah
Rumah Masyarakat Miskin di Desa Semelagi Besar. Metode yang
18
Aidin Sutrisno,“Problematika Program Bedah Rumah Bagi Masyarakat Penerima Bantuan
(Studi kasus pada penerima Program Bedah Rumah di Kelurahan Pematang Gubenur Kota
Bengkulu, 2014 19
Ibid.
digunakan dalam skripsi ini menggunakan metode deskriftif kualitatif.
Skripsi ini menjelaskan pentingnya melakukanpengawasan pada program
bedah rumah sehingga masyarakat yang mendapatkan bantuan bedah
rumah adalah masyarakat yang memang masyarakat yang layak dibantu,
sehingga mengurangi tindakan penyimpangan terhadap pelaksanaan
program tersebut.20
Dari hasil penelitian sebelumya terdapat persamaa dan perbedaan
dengan penelitianini. Adapun persamaan dalam penelitian ini adalah pada
kajian program bedah rumah, dimana sama-sama ingin mengetahui bagaimana
implementasi kebijakan program bedah rumah.
Persamaan lainnya yaitu dari segi metodologi penelitiannya yaitu
sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif yaitu sama sama
menggunakan pendekatan pengumpulan data observasi, wawancara,
dokumentasi.
Sedangkan yang membedakanya penelitian ini adalah fokus kajian
didalamnya, di mana penelitian ini menfokuskan pada Implementasi
Kebijakan Program Bedah Rumah di Desa Simpang Sungai Duren Kecamatan
Jaluko Kabupaten Jaluko Kabupaten Muaro Jambi, sedangkan penelitian
sebelumnya melakukan kegiatan dilokasi yang berbeda.
20
Supriadi “Pengawasan Plaksanaan Progam Bedah Rumah Masyarakat Miskin di Desa
Semelagi Besar”.2017
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini di lakukan di Desa Simpang Sungai Duren
Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi karna sesuai dengan permasalahan
yang di ajukan dalam latar belakang masalah dengan ke adaan di lapangan .
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan sosiologis
yaitu ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, dan
menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai hidupnya, sosiologi
mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersamacara terbentuk dan tumbuh
serta berubahnya perserikatan-perserikatanhidup itu serta pula kepercayaan,
keyakinan yang memberi sifat tersendiri kepada cara hidup bersama itu dalam
setiap persekutuan hidup manusia.21
Pendekatan sosiologis ini adalah untuk mengetahui gambaran keadaan
masyarakat lengkap dengan struktur lapisan serta berbagi gejala sosial lainnya
yang saling berkaitan dan suatu fenomena sosial dapat dianalisis dengan
faktor-faktor yang mendorong terjadinya hubungan mobilitas sosial serta
keyakinan-keyakinan mendasari mobilitas tersebut.
21
Hasan Shadly, Dikutip Dari Abudin Nata, Metodologi Studi Islm, Jakarta:PT. Raja
Grafindo, 2011 hlm38
C. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis data
Menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah
kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan
lain-lain. Data dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jenis sumber
data yaitu:
1. Data Primer
Data Primer yaitu data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan
oleh peneliti dari sumber pertama/utama. Dalam penelitian kualitatif ialah
kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen
dan lain-lain, Kata-kata dan tindakan yang dimaksud adalah kata-kata dan
tindakan orang-orang yang diteliti. Dalam hal ini yang menjadi data
primer adalah Aparatur Desa Simpang Sungai Duren serta yang paling
penting adalah masyarakat penerima bantuan bedah rumah itu sendiri, dan
data primer ini didapat melalui observasi, wawancara serta dokumentasi.
2. Data Sekunder
Data Sekunder yaitu data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan
oleh pihak lain, yang biasanya dalam bentuk publikasi atau jurnal.Data
sekunder dapat berupa bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis
dalam bentuk dokumen atau dari bahan perpustakaan yang berkaitan
dengan masalah penelitian seperti buku, majalah, sumber dari arsip
dokumen pribadi dan dokumen resmi.
Jadi, data sekunder adalah data yang di peroleh bukan berasal dari
sumber utama secara langsung melainkan data yang di peroleh dari data
yang sudah didokumentasikan baik itu didalam tulisan ataupun foto tetapi
masih mempunyai hubungan dengan permasalahan dan objek yang di
teliti.
b. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah sumber subjek darimana data
dapat di peroleh.Sumber data dalam penelitian ini adalah orang atau
narasumber. Posisi narasumber sangat penting,bukan hanya sekedar
memberi respon melainkan juga sebagai pemilik informasi. Jadi sumber
data dalam penelitian ini adalah orang atau narasumber di Desa Simpang
Sungai Duren yang meliputi :
1) Masyarakat Desa Simpang Sungai Duren yang mendapatkan
bantuan bedah rumah.
2) Masyarakat yang mendapatkan bantuan tetapi tidak dapat
memenuhi persyaratan bantuan.
3) Kepala Desa dan Staf Desa Simpang Sungai Duren Kecamatan
Jaluko Kabupaten Muaro Jambi.
D. Instrumen Pengumpulan Data
Instrument data pengertian ini adalah alat yang di gunakan untuk
mengumpul kan data dari fakta penelitian. Adapun alat yang di gunakan dalam
penelitian ini adalah
a. Observasi
Sugiono mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu
proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai
biologis dan psikologis. Data di antara yang terpenting adalah proses-
proses pengamatan dan ingatan secara sistematis terhadap gejala-gejala
yang sedang terjadi. Adapun jenis observasi yang di gunakan adalah
observasi partisipan dan observasi non partisipan.22
Observasi partisipan adalah metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan
pengindraan dimana observasi atau peneliti benar-benar terlibat dalam
keseharian responden.
Observasi nonpartisipan adalah observasi yang tidak
melibatkan secara langsung, hanya sebagai pengamat indenpenden.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu proses interaksi dan komunikasi
untuk mendapatkan informasi,yang dapat diperoleh dengan cara
bertanya langsung kepada responden.23
Wawancara ini dilakukan
langsung dengan Masyarakat yang meneima bantuan bedah rumah di
Desa Simpang Sungai Duren Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro
Jambi.
22
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif Kualitatif R&D, Cet.Ke-19
Bandung: Alfabeta,2014, hlm 203 23
Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Surve, cet. Ke-19, Jakarta: Pustaka
LP3ES Indonesia,2008, hlm 192
c. Dokumentasi
Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan metode
dokumentasi atau kepustakaan untuk memperkuatkebenaran data yang
akan dianalisis. Metode dokumentasi adalah metode atau teknik
pengumpulan data dari beberapa dokumen yang bersifat resmi dan
diakui seperti memo,buku,surat kabar,majalah dan sebagainya. Metode
dokumen digunakan untuk memperkuat data-data yang mampu
melengkapi serta memperkuat penelitian.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses dan mencari dan menyusun secara
sistemmaatis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,
menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sista, menyusun kedalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan tentunya dapat di
informasikan kepada orang lain. Analisa yang digunakan adalah teknik analisa
data model induktif,yaitu analisa yang dimulai dari pengumpulan data, reduksi
data,penyajian data dan verifikasi data.
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah pengumpulan yang diperoleh dari lapangan baik
berupa arsip-arsip, dokumen, gambar-gambar dan lainya. Kemudian diperiksa
kembali dan diatur dan diurutkan.
2. Reduksi Data
Reduksi data dalah merupakan suatu peroses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan data yang didapat dari catatan tertulis
dilapangan. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, itu
maka perlu dicatat secara rinci. Seperti telah dikemukakan semakin lama
peneliti kelapangan, maka jumlah data akan semakin semakin banyak,
kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui
reduksi data. Mereduksi data berati merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
mefokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih
jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya, dan mencari bila diperlukan.24
3. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles
and Hubermen menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif. Dengan mendisplaykan data, makan akan mudah untuk memahami
apa yang terjadi,merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah
dipahami tersebut.25
24
Sugiyono, 2014 hlm 247 25
Sugiyono, 2014 hlm 249
D. Verifikasi Data
Langkah selanjutnya dalam penelitian kualitatif menurut Miles and
Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan
bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali
kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
merupakan kesimpulan yang kredibel.26
F. Sistematikan Penulisan
Untuk memudah skripsi ini,maka penulisan menggunakan sistematika
sederhana untuk menjelaskan masalah yang akan di bahas pada bab-bab
berikut, untuk mempermudah pemahaman tentang garis besar isi skripsi secara
keseluruhan skripsi ini terbagi beberapa bab yaitu :
BAB I :Bab ini mengurai mengenai pendahuluan yang mencakup latar
belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan
penelitian, kerangka teori dan tinjauan pustaka.
BAB II: Bab ini mengurai mengenai metode penelitian yang mencakup
tempat dan subyek penelitian, pendekatan penelitian, jenis dan sumber data,
unit analisis data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan
sistematika penulisan.
26
Sugiyono, 2014 hlm 263
BAB III : Bab ini mengurai mengenai gambaran umum lokasi penelitian yang
mencakup aspek historis dan geografis, demografi, aspek ekonomi,aspek
pemerintahan, sktruktur organisasi.
BAB IV : Bab ini membahas mengenai pembahasan dan hasil penelitian
mecakup evaluasi program bedah rumah.
BAB V : Bab ini membahas mengenai bab penutup yang didalamnya
mencakup kesimpulan dari hasil penelitian, saran dan ucapan terima kasih
atau penutup.
G. Jadwal Penelitian
Catatan: Jadwal penelitian sewaktu-waktu dapat berubah.
No Kegiatan
Tahun 2019
Maret
2019
April
2019
Mei
2019
Juni
2019
Juli
2019
Agustus
2019
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan
Judul
X
2 Penyusunan
proposal
X
3 Bimbingan
proposal
X X
4 Seminar
Proposal
X
5 Perbaikan
Proposal
X
6 Pengurusan
Izin Riset
X X
7 Pelaksan Riset X X X
8 Penyusunan
Data
X X X X X X
9 Penulisan
Skripsi
X X X X X
10 Perbaikan
Skripsi
X X
11 Penyempurnaa
n
X X X X X
12 Munaqasa X
13 Pengandaan X X X
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Desa
Pada tahun 1983 tadinya Desa Simpang Sungai Duren bergabung dengan
Desa Induk yaitu Desa Sungai Duren, setelah pemekaran Desa menjadi dua Desa
yaitu Desa Simpang Sungai Duren. Pada waktu itu, sebagai kepala Desa Sungai
Duren adalah Datuk Bujang Asmuni, setelah menjabat menjadi kepala Desa
diadakanlah pemilihan untuk Di Desa Simpang Sungai Duren yang dimenangkan
oleh Bapak Aba Jaya Sanjaya setelah memangku jabatan selama 1 Priode dan
dilanjutkan dengan pemilihan kepala Desa pada waktu itu, calon hanya satu/kotak
kosong, setelah perhitungan suara dinyatakan dimenangkan oleh kotak kosong,
kemudian dari pada itu, diadakan pembentukan panitia pemilihan Kepala Desa
Simpang Sungai Duren dengan calon sebanyak 3 orang. Yang dimenangkan oleh
Datuk Kepala Desa Simpang Sungai Duren adalah Datuk Udin Manap.Beliau
menjabat selama 2 priode dari tahun 1986-1996 dengan berakhirnya masa jabatan
beliau diadakan panitia pemilihan (PILKADES) yang pada waktu itu calon kepala
Desa sebanyak 4 orang yang dimenangkan oleh Datuk Sukarto.
Kemudian dari pada itu, setelah dimenangkan oleh beliau, belum sempat
dilantik, beliau sudah sakit, Hampir kira-kira satu bulan setengah beliau
meninggal dunia. Pada waktu itu dijabat oleh PJS dari kantor kecamatan Jambi
Luar Kota yaitu, Bapak Erman staf Kasih Pemerintahan selama tiga bulan beliau
menjabat Desa Simpang Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota diadakan
pembentukan panitia PILKADES Desa Simpang Sungai Duren dengan calon
sebanyak 4 orang. PILKADES ini dimenangkan oleh Datuk Ahmad Tarmizi.MD
menjabat sebagai Kepala Desa Simpang Sungai Duren Priode 2008-2016.
Sebelum diadakan Pilkades Untuk Mengisi Kekosongan Jabatan Kepala Desa,
dijabat oleh PJS dari kantor kecamatan Jambi Luar Kota yaitu, Bapak H.Isah staf
Kasih Pemerintahan selama Tujuh bulan beliau menjabat Desa Simpang Sungai
Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kemudia Setelah Itudiadakan pembentukan
panitia pemilihan Kepala Desa Simpang Sungai Duren dengan calon sebanyak 5
orang. Yang dimenangkan oleh Datuk Kepala Desa Simpang Sungai Duren adalah
Datuk Mulyadi menjabat sebagai Kepala Desa Simpang Sungai Duren Priode
2016-2022.27
Nama desa : Simpang Sungai Duren
Kecamatan : Jaluko
1. Luas wilayah : 635 Ha
2. Jarak kecamatan/kabupaten : 3 KM
3. Jumlah penduduk : 5322 Jiwa
i. Laki – laki : 2713 Orang
ii. Perempuan : 2609 Orang
iii. KK Prasejahtera : 1250 KK
iv. KK sejahtera 1 : 882 KK
4. Tingkat Pendidikan
a. SD / MI : 1583 Orang
b. SMP : 1025 Orang
27
Dokumentasi kantor desa simpang sungai duren 2018
c. SMU : 935 Orang
d. Diploma III :250 Orang
e. Strata I : 200 orang
f. Strata II :10 Orang
g. Strata III : 5 Orang
5. Kesehatan
a. Puskesmas :1Unit
b. Posyandu :1 Unit
c. Bidan Desa :1 Orang
6. Fasilitas Ibadah
a. Masjid Jmi / Desa :1 Unit
b. Masjid :1 Unit
c. Langgar/Musholla : 6 Unit
d. Gereja : -
7. Pertanian
Luas aliran anak sungai : 5km
a. Luas kolam perikanan : 4 ha
b. Luas palawija (kedelai/sayuran) : 6 ha
c. Luas holtikultura : -
8. Peternakan
a. Ternak besar
Sapi : 56 Ekor
Kerbau : 32 Ekor
b. Ternak kecil
Kambing :37 Ekor
Domba : -
c. Unggas
Ayam : 3630 Ekor
Itik : 358 Ekor
9. Perkebunan
a. Sawit : 6 Ha
b. Karet : 400 Ha
c. Coklat : 20 Ha
10. Utilitas
a. PDAM : 1075 Rumah
b. Listik : 2300 Rumah
c. Sumur gali : 1200 Rumah
d. Sumur bor : 32 Rumah
11. Pemerintah
a. Nama kades : MULYADI
b. Nama sekdes : M. PARAMONGAN
c. Kasi KESRA : ELNA SURYANI
d. Kasi PEM : -
e. Kasi pelayanan : IKA WIDIA YANTI
f. Kaur perencanaan : SUKANDI
g. Kaur keuangan : RIA FITRIYANTI
h. Kaur umum : NURPIDA
i. Bendahara : UCI PURNAMA SARI
j. Stap desa
k. Kadus I : -
l. Kadus II : AMRIZAL
m. Kadus III : SUDIRMAN
1. Ketua RT 1 : EDI RIANTO
2. Ketua RT 2 : NURDIN,Z
3. Ketua RT 3 : LINDAWATI
4. Ketua RT 4 : SALIM
5. Ketua RT 5 : NOPI PENDRI
6. Ketua RT 6 : ZAMZAMI
7. Ketua RT 7 : SUKARDIONO
8. Ketua RT 8 : M. TAUFIK
9. Ketua RT 9 : ERMA DEWITA
10. Ketua RT 10 : KUSNADI IRIANTO
11. Ketua RT 11 : SUWANDI
12. Ketua RT 12 : SURURUDIN
13. Ketua RT 13 : ISRAL HARUN
n. Ketua LPM : AGUSTI
o. BPD
Ketua : SUTARJO
Wakil ketua : ASWIN ERWANSYAH
Sekretaris :ERNI
Anggota
1. NASRUDIN
2. YUSTI WALUYO JATI
3. ARIF JUNAIDI
4. MARJOHAN
5. INDRAY ADI
6. KATAN JAYA
p. Hansip Desa
Komandan : BUDIARTO
Anggota : SARU
12. Daftar Aset Desa
13. Sarana Umum
Jalan beraspal
Jalan perkerasan
Jalan tanah
Jalansetapak
Jalan aspal
Jembatan
14. Industri
Jenis industri besar
Jenis industri rumah tangga
Kue
Kerajinan tangan
Mabel
Kerupuk
15. Fisik Bangunan Rumah
Permanen
Semi permanen
Tidak permanen
Lantai keramik
Lantai semen
Lantai tanah
16. Fasilitas Umum
Balai Desa
Lapangan sepak bola
17. Infrastruktur Ekonomi
Kantor / Cabang Bank
Lembaga Pemberdayaan
Koperasi
Lembaga Ekonomi Mikro
18. Produk / Komoditi Unggulan
Mabel
Karet
B. Letak Geografis
Secara geokrafis Desa Simpang Sungai Duren terletak dibagian Barat
Kabupaten Muaro Jambi dengan luas wilayah lebih kurang 635 Ha, dengan batas-
batas :
Sebelah Utara : Desa Sungai Duren
Sebelah selatan : Desa Kelurahan Pijoan
Sebelah Barat : Desa Muaro Pijoan
Sebelah Timur : Desa Mendalo Indah
Wilayah Desa Simpang Sungai Durendengan jumlah dusun 3 dan memiliki 13
RT, terdiri dari :
a) Lahan pemukiman : 27,96 ha
b) Perkantoran : 0,42 ha
c) Pemakaman :0,63 ha
d) Lapangan bola : 1,07 ha
e) Pertanian : 25 ha
f) Lain-lain :
Keadaan Topografi Desa Simpang Sungai Duren dilihat secara umum
merupakan daerah dataran. Yang beriklim sebagaimana desa-desa lain di
Kabupaten Muaro Jambi dan mempunyai iklim kemarau, panca robah dan
penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam
pertanian yang ada di Desa Simpang Sungai Duren.
Dengan mata pencaharian penduduk desa Simpang Sungai Duren adalah ;
a. Petani : 416 KK
b. Nelayan : -
c. Peternak : 9 KK
d. Pedagang : 98 KK
e. Pengusaha : 7 KK
f. PNS : 29 KK
g. Pegawai Swasta : 61 KK
h. Seniman : - KK
C. Aspek Demografis
a. Kependudukan
Jumlah penduduk Desa Simpang Sungai Duren adalah 5322 Jiwa
dengan jumlah Kepala Keluarga 2132 KK.
Tabel 2
Jumlah Penduduk28
Laki-Laki Perempuan Jumlah Total
2713 Jiwa 2609 Jiwa 5322 Jiwa
b. Pertumbuhan Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Desa Simpang Sungai Duren cenderung menurun
karena tingkat penduduk yang pindahcukup besar dari pada penduduk
yang datingdengan tingkat pertumbuhan 1,25%
c. Kepadatan dan Persebaran Penduduk
28
Data Dari Kantor Kepala Desa Simpang Sungai Duren 2016
Persebaran penduduk di Desa Simpang Sungai Duren relatif merata,
secara absolut jumlah penduduk padaBBB tiap-tiap Rukun Tetangga
(RT) terlihat relatif berimbang, namun karena luas wilayah masing-
masing RT berbeda maka tingkat kepadatan penduduknya terlihat beda
pada tahun 2014.
Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis
KelaminBerdasarkan struktur umur, penduduk Desa Simpang Sungai
Duren tergolong penduduk usia muda. Indikasi ini tergambar dari rasio
penduduk usia kelompok umur 0 -5 merupakan yang terbanyak
jumlahnya yakni 740 jiwa. Kemudian disusul kelompok umur 6 -10
yaitu 556 jiwa. Rasio jenis kelamin penduduk Desa Simpang Sungai
Durenmenunjukkan bahwa penduduk perempuan relatif lebih sedikit
dibandingkan laki-laki.
Tabel 3
StrukturPenduduk Menurut Kelompok Umur pada setiap RT
di Desa Simpang Sungai Duren tahun 201629
No Kelompok Umur
2016
Jumlah
1 0 – 5 740
2 6 – 10 556
3 11 – 15 450
4 16 – 20 520
5 21 – 25 550
6 26 – 30 380
7 31 – 35 335
29
Data Dari Kantor Kepala Desa Simpang Sungai Duren 2016
8 36 – 40 250
9 41 – 45 275
10 46 – 50 300
11 51 – 60 300
12 61 – 70 250
13 70– 80 200
14 80 keatas 116
Jumlah
Penduduk Desa Simpang Sungai Duren95% memeluk agama Islam.
Dalam kehidupan beragama kesadaran melaksanakan ibadah keagamaan
khususnya agama Islam sangat berkembang dengan baik.Pendidikan agama sudah
dimulai dari anak-anak dengan mengaji di rumah-rumah ataupun di mesjid selain
itu juga ada kegitatan bagi para remaja seperti peringatan hari – hari besar agama
islam.
Selain itu ada juga penjelasan tentang penididikan didesa Simpang Sungai
duren, Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat kesejahteraan
pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya. Dengan tingkat
pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat kecakapan. Tingkat
kecakapan juga akan mendorong tumbuhnya ketrampilan kewirausahaan. Dan
pada gilirannya mendorong munculnya lapangan pekerjaan baru. Dengan
sendirinya akan membantu program pemerintah untuk pembukaan lapangan kerja
baru guna mengatasi pengangguran. Pendidikan biasanya akan dapat
mempertajam sistimatika pikir atau pola pikir individu, selain itu mudah
menerima informasi yang lebih maju.
D. Aspek Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Desa Simpang Sungai Duren secara
umum juga mengalami peningkatan, hal ini dinilai dari bertambahnya jumlah
penduduk yang memiliki usaha atau pekerjaan walaupun jenis pendapatan
tersebut pada umumnya belum dapat dipastikan bersumber dari hasil usaha yang
dilakukan bisa juga diperoleh dari pinjaman modal usaha dari pemerintah, seperti
dana SPP dari program PNPM , atau Instansi lainnya.
Komoditas andalan terbesar yang dihasilkan dari desa Simpang Sungai
Duren adalah perkebunan sawit, ini dikarenakan 75 % dari luas wilayah desa
Simpang Sungai Duren adalah perkebunan sawit. Hal ini disebabkan memang dari
asal transmigrasin masyarakat memang telah mendapatkan bantuan perkenunan
kelapa sawit. Untuk industri dan peternakan sebagai usaha ekonomi di desa
Simpang Sungai Duren dapat digambarkan sebagai berikut :
Ternak besar
Sapi : 50 Ekor
Kerbau : Ekor
Ternak kecil
Kambing : 80 Ekor
Domba :
Unggas
Ayam : 3630 Ekor
Itik : 358 Ekor
Penyu : -
Jenis Industri rumah tangga
Kue : 15 Tempat
Keripik pisang : 13 Tempat
Mebel : 10 Tempat
Kerupuk : 16 Tempat
E. Aspek Pemerintahan
Desa Simpang Sungai Duren terdiri dari 3 Dusun dengan perincian
sebagai berikut:
1. Dusun I, terdiri dari 5 RT
2. Dusun II, terdiri dari 5 RT
3. Dusun III, Terdiri dari 3 RT
Tabel 4
Struktur Organisasi Pemerintah Desa Simpang Sungai Duren30
Dilihat dari aspek sosial masyarakat Desa Simpang Sungai Duren
memiliki semangat gotong royong yang masih kental meskipun kesehariannya
mereka disibukkan dengan pekerjaan masing-masing.Hal ini dapat terlihat ketika
sedang mengerjakan proyek desa maupun menangani bencana yang terjadi di desa
tersebut.Misalnya, ketika memperbaiki jalan desa, memperbaiki salah satu rumah
penduduk yang rusak, dan menangani akibat dari bencana alam.
30
Data Dari Kantor Kepala Desa Simpang Sungai Duren 2018
Interaksi sosial yang ada di desa ini masih dapat dikatakan cukup
baik.Setiap warga desa masih dapat saling berinteraksi langsung secara rutin
dalam beberapa kegiatan, seperti pada kegiatan pengajian, dan tahlilan.Selain itu,
para muda-mudi juga masih memiliki kegiatan sendiri, pengajian rutin dan
kegiatan-kegiatan lain yang diselenggarakan di dusun masing-masing.
BAB IV
HASIL PENELITIANDAN PEMBAHASAN
A. Implementasi Kebijakan Program Bedah Rumah Menurut Permen
Nomor 13 Tahun 2016 di Desa Simpang Sungai Duren
Program bedah rumah masyarakat miskin adalah pogram perbaikan
rumah untuk meningkatkan kualitas rumah masyarakat miskin dan kurang mampu
yang tidak layak huni agar menjadi layak huni. Bagaimana meningkatkan kualitas
rumah masyarakat miskin dan kurang mampu secara swadaya. Dalam hal ini,
pemerintah memberikan bantuan program bedah rumah dan masyarakat secara
bergotong royong melaksanakan pembangunan rumah yang akan diperbaiki.
Seperti yang diungkapkan oleh beberapa narasumber di Desa Simpang Sungai
Duren Kecamatan Jaluko, dalam hal ini penulis mewawancarai Bapak Mulyadi
selaku kepala Desa:
“Program bedah rumah ialah merupakan program yang lebih mengarah
kepada kebutuhan bukan keinginan dari Desa, untuk membantu
masyarakat yang memang benar-benar layak untuk dibantu dan benar-
benar tidak memiliki rumah tidak layak huni.”31
Kriteria dalam menentukan keluarga/rumah tangga dikategorikan miskin
apabila:
6) Yang tidak memiliki rumah
7) Sertifikat kepemilikan
8) Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang.
9) Jenis lantai tempat tinggal dari tanah
10) Jenis dinding tempat tinggal dari kayu
31
Wawancara dengan Bapak Mulyadi selaku Kepala Desa Simpang Sungai Duren
Pelaksanaan program bedah rumah masyarakat miskin di Desa Simpang
Sungai Duren dilakukan oleh Kepala Desa dan jajarannya, Kemudian dibentuk
kelompok-kelompok yang anggota kelompok adalah masyarakat penerima
bantuan program bedah rumah. Penerima bantuan atau sasaran program bedah
rumah adalah masyarakat miskin yang belum memiliki rumah dan memiliki
rumah tidak layak huni, serta masyarakat yang memiliki pendapatan di bawah
upah minimum, seperti yang dijelaskan oleh Bapak Sukandi selaku Kaur
Perencanaan Desa Simpang Sungai Duren yang memberikan keterangan sebagai
berikut :
“Sasaran dari program bedah rumah adalah keluarga miskin yang
diperoleh dari data base yang tercantum dalam dokumen dan hasil
verifikasi BAPPEDA Provinsi Jambi, melalui data tersebut maka
Kecamatan dapat menentukan siapa saja yang berhak menerima bantuan
bedah rumah dan Kecamatan akan melakukan bedah rumah untuk
masyarakat yang memang sudah didata sebelumnya.32
Sasaran program bedah rumah untuk masyarakat miskin juga memiliki
beberapa langkah dalam pelaksanaannya, dalam hal ini Ibu Nurpida selaku Kaur
Umum yang memberikan keterangan mengenai langkah-langkah dalam
menentukan sasaran bedah rumah yaitu sebagai berikut:
“Biasanya masyarakat yang akan mendapatkan bantuan bedah rumah akan
didata dan diverifikasi semua KK miskin hasil verifikasi BAPPEDA
Provinsi Jambi di akomodir seluruhnya dan camat mengajukan data atau
mengusulkan calon penerima bedah rumah kepada Bupati Muaro Jambi
melalui tim koordinasi dan ditembuskan kepada bappeda berdasarkan data
verifikasi tersebut dengan mencantumkan nama dan alamat calon
penerima bantuan bedah rumah, untuk selanjutnya akan ditetapkan dengan
surat keputusan Bupati Muaro Jambi.”33
32
Wawancara dengan Bapak Sukandi selaku kaur perencanaan Desa Simpang Sungai Duren
pada tanggal 20Mei 2019 33
Wawancara dengan Ibu Nurpinda selaku Kaur Umum Desa Simpang Sungai Duren pada
tanggal 20Mei 2019
Pelaksanaan program bedah rumah juga ditetapkan oleh Kecamatan,
mengenai hal tersebut, peneliti melakukan wawancara kepada salah satu
pelaksana program bedah rumah yaitu BapakSukandi selaku Kaur Perencanaan
yang memberikan penjelasan sebagi berikut:
“Dalam pelaksanaan program bedah rumah biasanya ditetapkan tim
pekerja yang terdiri dari mandor, kepala tukang, dan pekerja yang
memiliki keterampilan dalam membuat rumah atau pertukangan sehingga
dalam membuat atau membedah rumah sesuai anggaran yang ditentukan,
karena pelaksana-pelaksana yang ada dilapangan ditentukan berdasarkan
profesi dan kemampuannya”34
Dalam observasi, peneliti memang melihat beberapa hasil rumah warga
yang ada di Desa Simpang Sungai Duren Kecamatan Jaluko yang mendapatkan
bantuan bedah rumah.35
Dalam hal ini peneliti mewawancarai salah satu warga
yang berada di Desa Simpang Sungai Duren yaitu Bapak Sutrisno yang memberi
penjelasan sebagi berikut :
“Saya memang mendapatkan bantuan bedah rumah dari pemerintah
setelah mengikuti pendataan keluarga miskin dari kelurahan, bantuan
tersebut tentunya sangat membantu saya dan keluarga karena memang
saya belum memiliki tempat tinggal yang layak huni untuk keluarga, dan
selama ini saya tinggal ditempat atau rumah seadanya.36
Namun berbeda dengan penjelasan yang diberikan oleh Ibu Sutarni yang
mengatakan bahwa:
“Bantuan bedah rumah ini memang baik, namun saya rasa masih kurang
maksimal karena rumah yang diberikan sangatlah kecil, dan setelah
beberapa tahun rumah ini kembali rusak, seperti saat hujan rumah saya
kembali bocor”
34
Wawancara dengan Bapak Sukandi selaku Kaur Perencanaan Desa Simpang Sungai Duren
pada tanggal 20Mei 2019 35
Dokumentasi, hasil bantuan bedah rumah Desa Simpang Sungai Duren Kecamatan
Jalukopada tanggal 24 Mei 2019 36
Wawancara dengan masyarakat penerima bantuan bedah rumah pada tanggal 28 Mei 2019
Penjelasan dari Ibu Sutarni diatas didukung dengan adanya pernyataan
dari pasangan suami istri yaitu Ibu Ngatina dan Bapak Sunaryo yang menjelaskan
bahwa:
“Saya berterima kasih karena pemerintah telah memperhatikan masyarakat
miskin seperti kami ini, namun pelaksanaan renovasi rumah ini sangat
lama, sehingga rumah kami dibiarkan terbengkalai beberapa waktu dan
baru dikerjakan kembali”37
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa program bedah rumah ini belumlah berjalan sesuai yang
masyarakat harapkan, karena masih banyak terdapat keluh kesah warga yang
mendapatkan bantuan tersebut, hal ini dibuktikan dengan rusaknya rumah yang
direnovasi padahal bantuan tersebut didapatkan pada tahun sebelumnya.
Hal ini justru sangat berbanding jauh dengan harapan masyarakat bahwa
bantuan bedah rumah dapat meringankan beban masyarakat dan pengentasan
kemiskinan.
B. Faktor Penghambat Dalam Implementasi Kebujakan Program Bedah
Rumah di Desa Simpang Sungai Duren Kecamatan Jaluko
Faktor Penghambat atau kendala yang dihadapi oleh pemerintah dalam
pemberian program bedah rumah kepada masyarakat yang benar-benar
membutuhkan. Salah satu kendala yang dihadapi oleh pemerintah yaitu sulitnya
menentukan masyarakat yang berhak menerima program bedah rumah ini, seperti
37
Wawancara dengan Ibu Ngatina dan Bapak Sunaryomasyarakat penerima bantuan bedah
rumah pada hari kamis tanggal 16 Juni 2016
yang dijelaskan oleh IbuNilam Sukmawati selaku Kepala Seksi Pemerintahan
sebagai berikut:
“Sulitnya menentukan masyarakat yang berhak menerima program bedah
rumah ini mengingat begitu banyaknya kriteria yang harus dipenuhi oleh
calon penerima program bedah rumah ini, sehingga dengan adanya
kendala ini maka pemberian bedah rumah ini kepada masyarakat
dikhawatirkan kurang tepat sasaran.38
Hal tersebut diatas didukung dengan adanya penjelasan dari Bapak
Haryanto sebagai berikut:
“Dulu pada tahun 2015 saya seharusnya sudah mendapatkan bantuan
bedah rumah, namun tiba-tiba saya diberitahu bahwa saya tidak jadi
mendapatkan bantuan karena banyak warga yang protes bahwa saya tidak
masuk dalam kategori untuk mendapatkan bantuan itu, namun tahun 2016
saya kembali mendapatkan bantuan tersebut.39
Untuk mengatasi hal tersebut maka pemerintah perlu melakukan
perhitungan yang mencangkup kebutuhan fisik, mental dan sosial.Dengan tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia akan berimplikasi padaketerlantaran yang
lebih teliti lagi agar pemberian program bedah rumah ini tepat sasaran, dan
kendala yang masih dihadapi dalam pelaksanaan program bedah rumah saat ini
adalah banyaknya warga masyarakat yang mengajukan program bedah rumah
sementara anggaran yang disediakan terbatas.
“Kita selaku pemerintahan desa sebenarnya sudah sangat optimal
memikirkan nasib warga kami di sini, akan tetapi segala daya upaya kami
ini juga masih ada saja halangannya, yaitu misalnya mengenai masalah
anggaran yang ada kadang belum optimal untuk mengcoverseluruh
kegiatan dari program bedah rumah ini. Kami selaku pemerintah tetap
terus menggenjotnya namun apa daya.”40
38
Wawancara dengan Ibu Nilam Sukmawati selaku Kepala Seksi Pemerintahan Desa Simpang
Sungai Duren pada tanggal 28Mei 2019 39
Wawancara dengan Bapak Haryantopada tanggal 20 Mei 2019 40
Wawancara dengan Bapak Mulyadi selaku Kepala Desa Simpang Sungai Duren pada
tanggal 20Mei 2019
Kemiskinan membuat seseorang belum bisa melengkapi keperluan
dasardirinya dan keluarganya anggota keluarga dan ketunaan sosial.Rumah
merupakan salah satukeperluan dasar manusia yang tingkat kepentingannya lebih
rendah dari sandangdan pangan.
Mewujudkan hunian yang layak bagi semua orang pemerintah
bertanggung jawab untuk memberikan fasilitas kepada masyarakat agar dapat
menghuni rumah yang layak, Sehat, aman, terjamin, mudah diakses dan
terjangkau yang mencakup sarana dan prasarana pendukunngnya. Memperbaiki
rumah tidak layak huni tersebut.
Direktorat Pemberdayaan Fakir Miskin Republik Indonesia
mengalokasikan kegiatan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RSTLH)
melalui salah satu program dari Kementerian Sosial RI yaitu program
pemberdayaan sosial dalam rangka penanggulangan kemiskinan, dimana kegiatan
penganggulangan kemiskinan itu salah satunya mencakup penyediaan akses
perumahan dan permukiman melalui rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni.41
Ketergantungan ini terlihat jelas dari aspek keuangan, pemda kehilangan
keleluasaan bertindak (local discretion) untuk mengambil keputusan-keputusan
penting, dan adanya campur tangan pemerintah pusat yang tinggi terhadap
pemda.Pembangunan didaerah terutama fisik memang cukup pesat, tetapi tingkat
ketergantungan fiskal antar daerah terhadap pusat sebagai akibat dari
pembangunan juga semakin besar.Ketergantungan fiskal terlihat dari rendahnya
pendapatan asli daerah (PAD) dan dominannya ditransfer dari pusat.Kendati UU
41
Syamsudin Haris, Desentralisasi dan Otonomi Daerah, Jakarta, 2011 hlm27
Telat menggaris bawahi titik berat otonomi pada kabupaten/kota, Namun
Kabupaten/Kota lah yang mengalami tingkat ketergantungan yang lebih tinggi
dibanding provinsi.42
“Begini ya, kadang kita ini selaku di Desa, kan memiliki atasan kita
berjenjang naik bertangga turun. Itu kita masih punya pemerintahan
kecamatan, kabupaten, dan provinsi. Kadang kita di bawah ini sudah
maksimal sekali, tetapi kita kan tetap pengajuan ke atas, nah kadang di
atas ini lama prosesnya baru turun anggaran.”43
Dalam pelaksanaan program bedah rumah masyarakat miskin di Desa
Simpang Sungai Duren Kecamatan Jaluko masih kurang dalam hal pengawasan
karena banyak terjadi penyimpangan dalam proses pelaksanaan baik dalam
penyediaan barang dan jasa serta sasaran yang dituju masih ada sebagian yang
tidak tepat sasaran.Sebagaimana yang dijelaskan oleh Bapak Budiman selaku
masyarakat awam:
“Menurut saya perlu adanya perbaikan dalam hal pengawasan, karena
selama ini hanya orang-orang yang dekat dengan aparat desa yang menjadi
pengawas dalam pelaksanaan program bedah rumah, dikhawatirkan
penyimpangan mudah dilakukan karena tidak ada pihak luar atau pihak
yang netral mengawasi pelaksanaan program bedah rumah ini”.44
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Budiman diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa, salah satu kendala yang dihadapi pemerintah yaitu sulitnya
menentukan masyarakat yang berhak menerima program bedah rumah ini.Untuk
mengatasi hal tersebut maka pemerintah perlu melakukan perhitungan yang lebih
teliti lagi agar pemberian program bedah rumah ini tepat sasaran.
42
Mudrajad Kuncoro, Otonomi dan Pembangunan daerah , Jogjakarta, UGM, 2010 hlm 18-19 43
Wawancara dengan Bapak M. Parmonangan selaku sekterataris Desa Simpang Sungai
Duren pada tanggal 20Mei 2019 44
Wawancara dengan Bapak Budiman selaku masyarakat awam pada tanggal 28Mei 2019
Anggaran dana menjadi kendala lainnya yang menghambat dalam proses
pelaksanaan bedah rumah ini. Tahapan pencairan anggaran yang lama sehingga
proses pengajuan proposal yang diberikan kepada dinas sosial dan tenaga kerja
Kabupaten Muaro Jambi memakan waktu yang lama. Dana atau anggaran yang
memang telah disediakan dari pemerintah harus jelas perincian penggunaan
sehungga bisa dipertanggung jawabkan. Dalam hal ini peneliti mewawancarai
Bapak Sukandi Kaur Perencaan dikantor Desa Simpang Sungai
Durenmemberikan penjelasan sebagai berikut :
“Dalam anggaran dana khusus untuk bedah rumah setiap KK(Kartu
Keluarga) mendapatkan sebanyak Rp. 8.000.000,- – 15.000.000,- atau
untuk satu unit rumah, alokasi dana ini harus diperhitungkan untuk
pembelian bahan atau material bagunan yang akan digunakan untuk
membangun, untuk upah para pekerja baik itu mandor yang mengawasi,
kepala tukang dan pekerja yang melakukan pembedahan rumah.45
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam
pengelolaan anggaran dana bedah rumah, anggaran tersebut dialokasikan untuk
pembelian bahan/materil bagunan, upah tenaga kerja terdiri dari upah mandor,
tukang dan pekerja yang akan melaksanakan bedah rumah, pengelolaan dana
dilakukan oleh tim pelaksana Kecamatan yang berfungsi sebagai pengelola dana
atau pelaksana kegiatan. Selain itu, tim pelaksanaan kecamatan melaksanakan
tugas pencatatan pengeloaan dana dan pengeluaran dilengkapi dengan tanda bukti
pembayaran yang sah, bukti faktor pembelian dan lain-lain, hal ini dilakukan
untuk laporan bahwasanya pengeluaran dana telah tepat sasaran.46
45
Wawancara dengan Bapak Sukandi selaku Kaur Perencanaan Desa Simpang Sungai Duren
pada tanggal 20Mei 2019 46
Dokumentasi pengelolaan anggaran dana bedah rumah Desa Simpang Sungai Duren
Kecamatan Jaluko 02 Juli 2019
Kendala-kendala atau faktor penghambat dalam pelaksanaan program
bedah rumah lainnya adalah:
1) Kendala Verifikasi
Pendapat responden tentang verifikasi administrasi telah berjalan
sesuai dengan prosedur, namun dalam verifikasi lapangan terjadi perbedaan
dimana data yang di input dalam berkas ternyata memiliki banyak perbedaan,
seperti; klasifikasi calon penerima bantuan yang tidak sesuai standar kriteria
yang ditetapkan, manipulasi data calon penerima bantuan yang ternyata
memiliki keterkaitan hubungan kekerabatan dengan petugas yang melakukan
pendataan, dan calon penerima bantuan yang ternyata memberikan
kompensasi dalam bentuk nominal atau material agar dapat dimasukkan ke
dalam daftar penerima bantuan.
“Ada memang kendala di lapangan, seperti tidak berjalannya
komunikasi antara standar orang yang layak nerima bantuan dengan
sasaran di lapangan, ada pernah kita temui data yang tidak sinkron, di
pedoman program kita SOP nya kan begini, tetapi ternyata di lapangan
yang tidak masuk kriteria kadang bisa lolos. Nah ini ada salah data
begitu.”47
Salah seorang informan lainnya memberikan keterangan sebagai
berikut:
“Kadang itu ya ada nepotisme juga ya, soalnya kadang pegawai kita
yang masih memiliki hubungan keluarga dengan sasaran warga yang
mau mendapatkan program ini, nah kadang bermain di sana ada faktor
nepotisme sedikit. Yah jadi ini juga jadi pemicu adanya salah data
itu.”48
47
Wawancara dengan Ibu Elna Suryani selaku Kasi Kesra Desa Simpang Sungai Duren pada
tanggal 02 Mei 2019 48
Wawancara dengan Ibu Ika Widiya Yanti selaku Kasi Pelayanan Desa Simpang Sungai
Duren pada tanggal 12 Mei 2019
Lebih lanjut ada seorang informan yang menambahkan informasi
terkait dengan kendala di lapangan sebagai berikut:
“Begini ya mbak, kadang dilokasi itu kita ada menemukan warga yang
malah memberikan kompensasi, berupa janji janji kadang itu kalau
lolos dia akan bagikan sedikit uang kepada petugas sebagai ucapan
terimakasih. Kadang hal ini di lapangan dianggap baik, padahal ini kan
salah ya mbak, dan ini lah yang terjadi di lapangan itu ada semacam
sogokan kepada petugas kami supaya dia dapat program bantuan
bedah rumah.”49
2) Kendala dalam Penjajakan
Pendapat responden tentang penjajakan telah berjalan baik, namun
kendalanya adalah kadang kala adanya data yang tidak sesuai dengan data
administrasi dengan lokasi, hal ini sebagaimana keterangan dari informan
sebagai berikut:
“Sewaktu penjajakan dilapangan, ada petugas yang kurang maksimal
dalam menggali data ke masyarakat di lapangan. Sehingga ketika data
dikumpulkan oleh petugas, apa yang dicantumkan di formulir tidak
valid, karena apa yakarena waktu penjajakan dan tanya-tanya ke warga
itu kadang dilakukan ala kadarnya dan belum maksimal dalam
penajajakan nya itu.”50
Kendala itu seperti misalnya salah satu calon terdata sebagai
masyarakat miskin namun setelah dilakukan penjajakan ternyata rumah
tersebut tidak termasuk kriteria rumah yang tidak layak huni, sehingga
menyebabkan harus adanya verifikasi ulang terhadap data administrasi
masyarakat miskin dengan calon lokasi agar tidak lagi terjadi salah sasaran.
49
Wawancara dengan Bapak Sukandi selaku Kaur Perencanaan Desa Simpang Sungai Duren
pada tanggal 12 Mei 2019 50
Wawancara dengan Ria Fitriyanti selaku Kaur Keuangan Desa Simpang Sungai Duren pada
tanggal 12 Mei 2019
3) Kendala Dalam Sosialisasi
Pendapat responden tentang sosialisasi sudah berjalan dengan
baik,namun kondisinya untuk di daerah yang jauh dari kota terkadang jauh
dariinformasi dan sosialisasi sehingga masih banyak masyarakat miskin
yangtidak memahami tujuan sebenarnya dari program bedah rumah. Hal ini
sebagaimana keterangan dari informan:
“Kita ada kendala memang mbak dalam hal sosialisasi ke bawah.
Banyak warga yang masih bingun ini program apa ya? Nah di sana itu
kita merasa masih belum cukup ini sosialisasi ke bawah. Kemarin ada
musyawarah di Desa mengundang warga namun kadang warga tidak
hadir dan minim kehadiran, sehingga masalah ini juga perlu
diperhatikan.”51
Banyakmasyarakat yang mendaftarkan diri sebagai golongan
masyarakat miskinhanya untuk mendapatkan bedah rumah secara gratis,
sementara masyarakatmiskin yang benar-benar termasuk golongan miskin
malah tidak terdaftarsebagai masyarakat miskin.Sehingga data yang diperoleh
dari Dinas Sosialtidak benar-benar akurat.
4) Kendala Dalam Pembangunan
Pendapat responden tentang pembangunan juga telah berjalan
baik,namun yang menjadi kendala adalah lambatnya dana yang masuk ke
rekeningmenyebabkan pelaksanaan pembangunan molor dari waktu yang
telahditentukan. Hal ini sebagaimana informasi yang peneliti peroleh:
“Kita juga mengalami kendala dalam hal tenaga kerja di lapangan
mbak. Ada tukang yang kadang kurang disiplin dan stok bahan
bangunan yang kadang tidak tersedia di toko yang terdekat dengan
51
Wawancara dengan Ibu Nurpida selaku Kasi Kaur Umum Desa Simpang Sungai Duren pada
tanggal 20 Mei 2019
lokasi pembangunan, kadang cuaca juga menghambat pekerjaan
kita.”52
Tenaga kerja yang terlibat dalam proses pembangunan jugamenjadi
kendala, yaitu kurangnya tenaga kerja yang akan digunakan sehingga
ketentuan selambat-lambatnya 30 hari menjadi tidak tepat waktu.
C. Upaya Pemerintahan Desa Simpang Sungai Duren Dalam Mengatasi
Kendala Implementasi Kebijakan Program Bedah Rumah
Program bedah rumah masyarakat miskin ialah merupakan program yang
lebih mengarah kekebutuhan bukan keinginan dari Desa untuk membantu
masyarakat yang memang bener-benar layak untuk dibantu dan benar-benar tidak
memiliki rumah yang layak huni, untuk itu perlu adanya evaluasi dari pelaksanaan
program bedah rumah ini agar dapat diketahui titik permasalahan yang terjadi
selama pelaksanaan, sehingga hal tersebut dapat dijadikan pelajaran dan
perubahan kearah yang lebih baik.
Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi faktor penghambat
pelaksanaan program bedah rumah yang dihadapi Pemerintah adalah:
1) Diperlukan adanya dukungan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi yang
dapat terlibat langsung pada tahap perancangan dan pemantauan. Pada
pelaksanaan kegiatan, hendaknya Dinas Sosial dan Dinas Tenaga Kerja
Kabupaten Muaro Jambi mereka membentuk tim kerja untuk saling
membantu.53
52
Wawancara dengan Ibu Uci Purnama selaku Bendaharan Desa Simpang Sungai Duren pada
tanggal 20 Mei 2019 53
Observasi tangagal 01 Juni 2019
2) Untuk membantu kelancaran dalam pelaksanaan program bedah rumah, di
tingkat Kabupaten dan di setiap Kecamatan seharusnya disiapkan
konsultan pendamping dari unsur swasta dan pemerintah.
3) Pelaku utama dalam program bedah rumah ini sebaiknya adalah
masyarakat Desa/Kelurahan yang ada di sekitar penerima program yang
dalam melaksanakan kegiatannya difasilitasi oleh tim pelaksana/Timlak
bedah rumah. Hal ini bertujuan agar setiap pelaksanaannya langsung dapat
diawasi oleh masyarakat sehingga tidak adanya rasa ketidakpuasan setelah
proses pembangunan selesai dilaksanakan.54
4) Swadaya masyarakat diutamakan bersumber dari masyarakat mampu di
seputar penerima program, agar mendorong dukungan dan partisipasi
masyarakat dalam pelaksanaan pemugaran rumah keluarga miskin.
5) Agar pelaksanaan program bedah rumah tidak terjadi penyimpangan dari
tujuan dasar adalah perlu disusun standar baku dari calon penerima
bantuan sehingga program ini tepat sasaran.55
Budihardjo mengemukakan bahwa salah satu permasalahan bidang
perumahan dan permukiman di Indonesia adalah kecilnya tingkat pemenuhan
kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau bagi masyarakat miskin. Hal ini
disebabkan karena ketidakmampuan masyarakat miskin untuk mendapatkanrumah
yang layak dan terjangkau serta lemahnya sistem dan mekanisme subsidi
perumahan bagi kelompok masyarakat tidak mampu, baik melalui
mekanismepasar formal maupun informal.
54
Observasi tanggal 09 Juni 2019 55
Obsevasi tanggal 30 Juni 2019
Peran pemerintah dalammenyediakan infrastruktur dan kebijakan yang
tepat sasaran untuk berfungsinyasistem perumahan yang terjangkau harus
dijalankan, serta untuk mereka yangsangat tidak mampu, pemerintah harus
menyediakan subsidi.Ini adalah konsekuensi bila Negara mengakui bahwa
perumahan adalah sebuah kebutuhandasar.Hal-hal lain yang perlu diperhatikan
lainnya adalah:
a. Pemerintah Memperhatikan Ketersediaan Tenaga Pegawai
Ketersediaan tenaga pelaksana adalah tersedianya para pegawai dalam
pelaksanaan program bedah rumah ini. Seperti keterangan dari seorang
informan berikut:
“Yah kita sudah coba manajemen tenaga kerja di lapangan dan
diperhitungkan jumlahnya serta diberikan kontrak kerja yang jelas
sehingga ada target kapan waktu pengerjaannya dapat diselesaikan.
Jadi Desa aman dan pihak penerima bantuan juga aman dan tenang
tidak terkatung-katung.”56
Jadi dengan tersediannya jumlah pegawai yang mencukupi diharapkan
pelaksanaan pekerjaan akan semakin cepat dan program-program kerja yang
telah direncanakan dapat terlaksana dengan tepat waktu dan semakin baik,
sehingga tidak ditemukan lagi adanya masyarakat yang mengeluh, seperti
yang dijelaskan oleh Ibu Ngatina dan Bapak Sunaryo diatas yang mengaku
bahwa rumah yang direnovasi dibiarkan beberapa waktu begitu saja, dan
berbanding jauh dengan target waktu yang direncanakan semula.
56
Wawancara dengan Ibu Rts. Ayu Ria Sari selaku Staff Desa Simpang Sungai Duren pada
tanggal 21 Mei 2019
b. Ketersediaan Biaya Untuk Pelaksanaan Program
Dengan tersedianya dana atau biaya yang mencukupi untuk
pelaksanaan program bedah rumah ini diharapkan program dapat berjalan
dengan baik, program dapat selesai dengan yang ditargetkan. Sebagaimana
keterangan seorang informan kepada peneliti:
“Sekarang kita ada anggaran dulu dan yakin turun, baru eksekusi
mbak, sehingga tidak ada lagi masalah biaya yang menjadi kendala
kita. Semua kita pastikan dulu, dan kalau pas dananya baru bangun.”57
c. Melakukan Verifikasi Kesesuaian Data Penerima Program
Kesesuaian data penerima bantuan program bedah rumah dalam
pengentasan kemiskinan ditingkat Kabupaten/Kota yang dalam hal ini tepat di
Desa Simpang Sungai Duren haruslah sama dengan data yang ada di pusat
yang mengacu kepada data pendataan sosial. Jadi dengan kesesuaian data
penerima bantuan ditingkat daerah dan pusat diharapkan dapat memudahkan
daerah Kabupaten/Kota untuk memberikan bantuan yang tepat sasaran pada
calon penerima bantuan. Hal ini tidak sejalan dengan harapan yang
diinginkan, karena dalam penetapan nama calon penerima bantuan program
bedah rumah masih tidak sesuai dengan data pendataan program perlindungan
sosial.58
“Sekarang verifikasi kita lakukan secara rutin dan dengan penjajakan
yang pas. Kita tidak ingin lagi asal asal dalam mengisi data, memang
harus valid dan kadang saya turun sendiri ke lapangan buat melakukan
kroscek antara data dan kondisi ril di lapangan.”59
57
Wawancara dengan Bapak Sutarjo selaku BPD Desa Simpang Sungai Duren pada tanggal
01 Juni 2019 58
Observasi di Kantor Desa Simpang sungai Duren pada tanggal 20Mei 2019 59
Wawancara dengan Bapak Mulyadi Kepala Desa Simpang Sungai Duren pada tanggal 09
Juni 2019
d. Jangka Waktu Pelaksanaan Program
Jangka waktu pelaksanaan program adalah lamanya waktu yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan program bedah rumah, sebab dengan
penggunaan waktu yang tepat, diharapkan program itu dapat terlaksana secara
maksimal dan merata. Akan tetapi hal ini belum dapat terlaksana tepat waktu
seperti yang ditetapkan, ini disebabkan oleh beberapa kendala seperti lamanya
tahapan pencairan anggaran sehingga lamanya proses pengajuan proposal
yang diberikan kepada dinas sosial dan tenaga kerja Kabupaten Muaro Jambi
dalam menjalankan program ini.
e. Melakukan Pengawasan
Adanya pengawasan yaitu kegiatan yang dilakukan oleh panitia
pelaksana program bedah rumah untuk mengetahui bahwa pelaksanaan atau
hasil program telah sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya,
sehingga apabila terjadi penyimpangan-penyimpangan dapat diketahui atau
dapat ditanggulangi.Pengawasan dimaksudkan untuk mengetahui dan
menunjukkan kelemahan-kelemahan tersebut.Pengawasan yang dilakukan
sudah berjalan dengan baik, meskipun masih ada beberapa kendala.60
“Pengawasan selalu rutin dilaksanakan bahkan dalam rapat-rapat itu
kita kritisi apa benar-benar sudah tepat sasarana atau belum, dan
kendala apa saja yang ditemui di lapangan, kita musyawarah dan ambil
langkah-langkah.”61
60
Observasi di lapangan pada tanggal 28 Juli 2019 61
Wawancara dengan Ibu Erni selaku Anggota BPD Simpang Sungai Duren pada tanggal 09
Juni 2019
f. Peningkatan Kualitas Program
Peningkatan kualitas program adalah dengan melaksanakannya
program bedah rumah Kabupaten Muaro Jambi kepada masyarakat penerima
bantuan di Desa Simpang Sungai Duren.
“Kita sedang coba membenahi diri selalu dan meningkatkan kualitas
program dan pelayanan kita ke masyarakat, misalnya kita coba apakah
mungkin untuk meningkatkan kualitas bahan bangunan yang dipakai
untuk sasaran bedah rumah, ketika masuk akal hitung-hitungannya kita
akan eksekusi dan tindak lanjuti lagi. Pokoknya yang terbaik buat
warga kita.”62
Maka diharapkan adanya peningkatan kualitas program, guna
membantu pemerintah daerah dalam program pengentasan kemiskinan untuk
Desa Simpang Sungai Duren baik itu dalam hal pelayanan administrasi,
peningkatan jumlah penerima bantuan, kualitas material dan peningkatan
Sumber Daya Manusia (SDM) untuk program bedah rumah tidak layak huni.
g. Penurunan Angka Kemiskinan
Kondisi rumah yang tidak layak huni merupakan ciri utama untuk
membedakan keluarga miskin dengan keluarga tidak miskin.Atas dasar
pemikiran tersebut maka penyediaan rumah layak huni atau pemugaran
terhadap rumah tidak layak huni,dapat memberikan sumbangan yang sangat
besar terhadap upaya penurunan angka kemiskinan.
Penurunan angka kemiskinan yaitu dengan dilaksanakannya program
bedah rumah tidak layak huni oleh seksi pemberdayaan dan kelembagaan
sosial, Dinas Sosial dan tenaga kerja Kabupaten Muaro Jambi diharapkan
62
Wawancara dengan Agusti selaku Ketua LPM Desa Simpang Sungai Duren pada tanggal 12
Juni 2019
dapat membantu pemerintah Kabupaten Muaro Jambi dalam upaya penurunan
angka kemiskinan, terutama di Desa Simpang Sungai Duren. Dalam hal ini
sudah ada sedikit penurunan angka kemiskinan di bidang perumahan tidak
layak huni, dengan dibuktikannya bahwa program bedah rumah ini mampu
memberikan kehidupan yang lebih layak lagi bagi masyarakat Desa Simpang
Sungai Duren, khususnya bagi mereka yang menerima bantuan ini.
h. Mengevaluasi Kelayakan Program
Kelayakan program yaitu dengan dilaksanakannya program bedah
rumah tidak layak huni memang dirasa tepat untuk menjadi salah satu
program pengentasan kemiskinan untuk Kabupaten Muaro Jambi khususnya
bagi Desa Simpang Sungai Duren.Hal yang menjadi Pertimbangan pemerintah
melaksanakan program bedah rumah yaitu tingginya jumlah kemiskinan,
pendapatan rendah di suatu keluarga dan masih banyaknya keluarga yang
menempati rumah kurang layak.Kondisi ini yang menjadi acuan bagi
pemerintah daerah untuk melaksanakan program bantuan bedah rumah,
dengan tujuan terjadi pemerataan tempat tinggal yang layak untuk ditempati.
“Selalu kita bekerjasama dengan pihak terkait guna mengatasi kendala-
kendala yang ada. Kita berupaya maksimal buat mengevaluasi setiap
saat baik dalam rapat kerja, musyawarah Desa, musrembang, dan
momen lainnya kita rapat dan evaluasi apakah kinerja dan program
bedah rumah kita ini khususnya sudah berjalang dengan efisien atau
belum.”63
63
Wawancara dengan Bapak Zam zami Ketua RT 06 Simapang Sungai Duren pada tanggal 20
Juni 2019
Upaya-upaya lainnya yang dilakukan untuk mengatasi kelemahan-
kelemahan yangdihadapi pemerintah dalam implementasi kebijakan program
bedah rumah di Desa Simpang Sungai Duren adalah:
a. Diperlukan adanya dukungan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi
yang dapat terlibat langsung pada tahap perancangan dan pemantauan.
Padapelaksanaan kegiatan, hendaknya Dinas Sosial dan Dinas Tenaga
Kerja Kabupaten Muaro Jambi mereka membentuk tim kerja untuk
saling membantu.64
b. Untuk membantu kelancaran dalam pelaksanaan program bedah
rumah, ditingkat kabupaten dan di setiap kecamatan seharusnya
disiapkan konsultanpendamping dari unsur swasta dan pemerintah.
c. Pelaku utama dalam program bedah rumah ini sebaiknya adalah
masyarakat Desa/Kelurahan yang ada di sekitar penerima program
yang dalammelaksanakan kegiatannya difasilitasi oleh tim
pelaksana/Timlak bedahrumah.
“Kita juga selalu meminta masyarakat untuk turut serta mengawasai
kinerja di lapangan. Kita tidak ingin ada iri dan kecemburuan social,
jadi kalau masyarakat ada mengetahui masalah atau ada warga yang
layak, namun belum tersentuh dengan program ini maka dapat
memberitahukan kepada kami selaku pemerintahan agar ditindak
lanjuti dengan segera.”65
64
Observasi tanggal 21 Juni 2019 65
Wawancara dengan Bapak Mulyadi Kepala Desa Simpang Sungai Duren pada tanggal 20
Juni 2019
Hal ini bertujuan agar setiap pelaksanaannya langsung dapat
diawasioleh masyarakat sehingga tidak adanya rasa ketidakpuasan
setelah prosespembangunan selesai dilaksanakan.66
d. Swadaya masyarakat diutamakan bersumber dari masyarakat mampu
diseputar penerima program, agar mendorong dukungan dan
partisipasimasyarakat dalam pelaksanaan pemugaran rumah keluarga
miskin.67
Agar Implementasi Kebijakan program bedah rumah tidak terjadi
penyimpangan daritujuan dasar adalah perlu disusun standar baku dari calon
penerima bantuansehingga program ini tepat sasaran.
Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan, secara umum pelaksanaan
sudah berjalan dengan baik, meskipun masih terdapat beberapa kendala-kendala
teknis. Akan tetapi kendala tersebut tidak secara signifikan mempengaruhi
terhalangnya program bedah ruah tersebut, dan sudah dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat.
66
Observasi tanggal 27 Juni 2019 67
Observasi tanggal 21 Juni 2019
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkanuraian yang telahdipaparkanpadabab-babsebelumnya,
makapenelitidapatmenarikkesimpulansebagaiberikut :
1. Implementasi program bedah rumah di Desa Simpang Sungai Duren pada
Tahun 2016 telah dilaksanakan secara evisien dan tepat sasaran sesuai dengan
peraturan perundang–undangan yang berlaku dan kebijakan pemerintahan
desa, meskipun demikian terdapat kendala-kendala teknis yang tidak
mengganggu kelancaran program tersebut.
2. Faktor penghambat dalam implementasi kebijakan program bedah rumah
antara lain adalah hambatan pembangunan rumah karena faktor SDM
dancuaca, serta ketersediaan bahan bangunan, proses pencairan dana yang
harus melalui banyaknya saluran birokrasi, adanya hubungan keluargaan
antara petugas dan masyarakat penerima sasaran.
3. Upaya pemerintah mengatasi kendala-kendala dalam implementasi kebijakan
program bedah rumah Pemerintah memastikan ketersediaan tenaga,
memastikan ketesediaan biaya untuk pelaksanaan program, melakukan
verifikasi kesesuaian data penerima program, merincikan dengan detil jangka
waktu pelaksanaan program melalui kontrak kerja yang jelas, adanya
pengawasan dan evaluasi, serta peningkatan kualitas program/inovasi.
B. Saran-saran
Adapun saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini mengenai
evaluasi program bedahrumahdalampengentasankemiskinan di Desa Simpang
Sungai Duren Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi adalah perlu adanya
kerja samasemua pihak dalam mensukseskan program bedah rumah ini agar
program ini berlangsung lebih optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Literatur
Aidin Sutrisno,“Problematika Program Bedah Rumah Bagi Masyarakat Penerima
Bantuan (Studi kasus pada penerima Program Bedah Rumah di Kelurahan
Pematang Gubenur Kota Bengkulu, 2014
Aifa destriani, Kajian Pelaksanaan Program Beda Rumah Dalam Rangka
Peningkatan Kondisi Kesehatan Lingkungan ( Studi Kasus di Kelurahan
Pedemangan Barat Kecamatan Pedemangan Jakarta Utara)”. Skripsi
(Jakarta: Universitas Indonesia), 2017
Budi Winarno, Kebijakan Publik:Teori dan Proses. Yogyakarta: Media
Preaaindo, 2011
Erwan agus purwanto, dan Dyah ratih sulistryastuti, Implemtasi Kebijakan Publik.
Yogyakarta: Grava Media,2012
Gusti. Manajemen Penulisan Skripsi. Tesis dan Disertasi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2009
Hasan Shandly, dikutip dari Abunudin Nata, Metodologi Studi Islm, Jakarta: Raja
Grafindo, 2011
Lawuning Nastiti, ImplementasiProgram Rehabilitasi Rumah tidak Layak Huni,
2016
M.IrfanIlamy, prinsip –
prinsipperumusankebijaksanaannegara,Jakarta,BumiAksar, 20010
MudrajadKuncoro, Otonomidan Pembangunan daerah , Jogjakarta: UGM Press,
2010
Muhaimin Suti’ah, dan Sugeng Listyo prabowo, Manajemen pendidikan, Jakarta:
Kencana,2009
Mundasir, DesainPembelajaran, Indragiri Hulu : STAI NurulFalah, 2012
RahardjoAdisasmita, Manajemen Pemerintah DaerahYogyakarta: Graha Ilmu,
2011
Ripley, Rendal B. And Grace A. Franklin, Policy Implementation and
Bureaucraycy, secon edition,the dorsey press, Chicago-Illionis, 2009
Supardi, Skripsi, Pengawasan Pelaksanaan Program Bedah Rumah Masyarakat
Miskin di Desa Semelengi Besar, UNILA, 2016
Syamsudin Haris DesentralisasidanOtonomi Daerah, Jakarta: t.p, 2011
Sanapiah Faisal,Penelitian Kualitatif: dasar-dasar dan aplikasi. Malang: YA3
Malang, 2009
Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif Khualitatif dan R&D: Bandung:
Alfabeta,2014
Sugiyono,MemahamiPenelitianKualitatif,Bandung: Alfabeta, 2014
Suharsono.Dasar-DasarKebijakanPublik. Yogyakarta: UNY Press, 2010
Supriadi “Pengawasan Plaksanaan Progam Bedah Rumah Masyarakat Miskin di
Desa Semelagi Besar”, 2017
JURNAL
AkibHeadar dan Antonius Taringan. “Artikulasi Konsep Implemtasi
Kebijakan:Perspektif, Model dan Kriteria Pengukurannya: Jurnal Baca,
Volume 1 Agustus,Universitas Pepebari Makasar,2018
PERATURAN PERUNDANGAN
Perda Undang–Undang Republik Indonesia No 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan
dan Kawasanpemukiman
Peraturan Daerah Nomor 13/PRT/M/2016 Tentang Bantuan Stimulan Perumahan
Swadaya
UUD’45 &Perubahannya.
DAFTAR INFORMAN
NO NAMA JABATAN
1 Mulyadi Kepala Desa Desa Simpang Sungai
Duren
2 Sutarjo BPD Desa Simpang Sungai Duren
3 Uci Purnamasari Bendahara Desa Simpang Sungai Duren
4 Elna Suryani Kesra Desa Simpang Sungai Duren
5 Widia Yanti Kasi Pelayanan Desa Simpang Sungai
Duren
6 Ria Fitriyani Kaur Keuangan Desa Simpang Sungai
Duren
7 Duren Sukandi Kaur Perencanaan Desa Simpang
Sungai Duren
8 Nurpida Kaur Umum Desa Simpang Sungai
Duren
9 Sukandi Perencanaan Desa Simpang Sungai
Duren
10 Agusti LPM Desa Simpang Sungai Duren
11 Zamzami RT 06 Desa Simpang Sungai Duren
12 Sutrisno Warga Desa Desa Simpang Sungai
Duren
13 Sunaryo Warga Desa Simpang Sungai Duren
14 Budiman Warga Desa Simpang Sungai Duren
15 Ngatina Warga Desa Simpang Sungai Duren
16 Sutarni Warga Desa Simpang Sungai Duren
17 Ayu Ria Sari Warga Desa Simpang Sungai Duren
CURRICULUM VITAE
Nama : Devi Monica
Tempat/Tgl Lahir : Simpang Sungai Duren, 14 Maret 1997
Email/Surel : [email protected]
Alamat : Simpang Sungai Duren Rt.06 Kabupaten Muaro Jambi
Nama Ortu :
Ayah : Sartono
Ibu : Suratmi
Motto Hidup : Hidup itu sederhana yang membuatnya rumit adalah diri
sendiri
RIWAYAT PENDIDIKAN
TAHUN PENDIDIKAN
2003 - 2009 Sekolah Dasar Negeri 73/IX Jaluko
2009 - 2012 SMP N 1 Muaro Jambi
2012 - 2015 SMA N 1 Muaro Jambi