implementasi kebijakan program bedah rumah …

79
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH MENURUT PERATURAN MENTERI NO.13 TAHUN 2016 ( STUDI KASUS DI DESA SIMPANG SUNGAI DUREN KECAMATAN JALUKO KABUPATEN MUARO JAMBI ) Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Ilmu Pemerintahan Oleh : DEVI MONICA NIM (SIP.152067) PEMBIMBING : ZULQARNAIN,S.Ag.,M.Hum.,Ph.D ULYA FUHAIDAH,S.Hum,MSI MANAJEMEN PEMBANGUNAN DAERAH PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 1441 H / 2019 M

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH MENURUT

PERATURAN MENTERI NO.13 TAHUN 2016

( STUDI KASUS DI DESA SIMPANG SUNGAI DUREN KECAMATAN

JALUKO KABUPATEN MUARO JAMBI )

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

Dalam Ilmu Pemerintahan

Oleh :

DEVI MONICA

NIM (SIP.152067)

PEMBIMBING :

ZULQARNAIN,S.Ag.,M.Hum.,Ph.D

ULYA FUHAIDAH,S.Hum,MSI

MANAJEMEN PEMBANGUNAN DAERAH

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

1441 H / 2019 M

Page 2: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …
Page 3: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …
Page 4: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …
Page 5: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

MOTTO

…ان اللہ لا یغیر ها بقوم حتی یغیروا ها بانفسہن

Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka

mengubah keadaan diri mereka sendiri..(QS. Al-Ra’d,13:11)1

1 Departemen Agama RI,AL-QUR’AN Dan Terjemahannya, (Semarang: CV. Wicaksana, 1999),

h. 1093.

Page 6: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

ABSTRAK

Nama Devi Monica, Nim SIP.151951, Skripsi ini membahas tentang

Implementasi Kebijakan Program Bedah Rumah di Desa Simpang Sungai Duren

Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi. Dalam Implementasinya masih

banyak mengalami permasalahan-permasalahan. Permasalahnya adalah susahnya

memverifikasi data masyarakat penerima bantuan bedah rumah. Upaya

mengatasinya kendala tersebut adalah diperlukanya dukungan pemerintah

Kabupaten Muaro Jambi yang dapat terlibat langsung pada tahap perancangan dan

pemantauan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriftif

kualitatif. Dalam penelitian ini diperoleh hasil bahwa program pengetasan

kemiskinan melalui Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) ini secara

keseluruhan belum terlaksana dengan baik. Hal ini sesuai dengan tanggapan dari

setiap pertanyaan saat wawacara yang menjunjukkan bahwa Implemtasi

Kebijakan Program Bedah Rumah belum berjalan optimal. Tujuan penelitian ini

adalah: untuk mendeskripsikan kebijakan program bedah rumah menurut Permen

Nomor 13 tahun 2016, dan untuk menguraikan implementasi kebijakan program

bedah rumah menurut Permen Nomor 13 Tahun 2016 di Desa Simpang Sungai

Duren Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi. Untuk mencapai tujuan

tersebut, maka dilakukan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan

datanya berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun hasil penelitian

ini adalah sebagai berikut: (1) Implementasi program bedah rumah di Desa

Simpang Sungai Duren pada Tahun 2016 telah dilaksanakan secara evisien dan

tepat sasaran sesuai dengan peraturan perundang–undangan yang berlaku dan

kebijakan pemerintahan desa, meskipun demikian terdapat kendala-kendala teknis

yang tidak mengganggu kelancaran program tersebut. (2) Faktor penghambat

dalam implementasi kebijakan program bedah rumah antara lain adalah hambatan

pembangunan rumah karena faktor SDM dan cuaca, serta ketersediaan bahan

bangunan, proses pencairan dana yang harus melalui banyaknya saluran birokrasi,

adanya hubungan keluargaan antara petugas dan masyarakat penerima sasaran,

dan upaya pemerintah mengatasi kendala-kendala dalam implementasi kebijakan

program bedah rumah Pemerintah memastikan ketersediaan tenaga, memastikan

ketesediaan biaya untuk pelaksanaan program, melakukan verifikasi kesesuaian

data penerima program, merincikan dengan detil jangka waktu pelaksanaan

program melalui kontrak kerja yang jelas, adanya pengawasan dan evaluasi, serta

peningkatan kualitas program/inovasi.

Kata Kunci : Implemetasi Kebijakan Program Bedah Rumah

Page 7: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur Alhamdulilah kepada ALLAH SWT karya tulis ini

merupakan wujud dari upaya kecil untuk mengharapkan rahmat dan ridho-nya

kulangkahkan kaki ku untuk menuju kesuksesan, benturan demi benturan

kulalui untuk meraih cita-cita yang kudambakan dengan penuh keyakinan dan

keteguhan hati yang tulus dan ikhlas. Skripsi ini kupersembahkan kepada kedua

orangtua untuk Ayahanda tercinta (Sartono) dan ibunda tercinta (Suratmi)

dengan penuh rasa cinta dan doa restu yang telah membesarkanku dan

mendidikku selama ini serta memberi motivasi dan dukungan buat adikku

(Retno Lumintang) dan adik bungsuku (Fino Ditia Rahman), serta keluarga

yang telah mensuport dan memberi dukungan sehingga saya dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Buat teman-teman seperjuangan

khususnya Ilmu Pemrintahan angkatan 2015 yang telah berjasa untukku selama

masa perjuanganku kuliah sampai aku menyelesaikan skripsi ini.

Page 8: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

KATA PENGANTAR

الحود الله الذ أز ل الهدي ف قلى ب العلن. والصلا ة والسلا م عل اشزف الا با ء

والوز سلي سد ا هحود وعل اله و صحبه والتا بعي لهن با حسا ى ال ىم الد ي.

.أشهد اى لا اله الا الله وأشهد اى سد ا هحودا عبده ورسى له

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadiran Allah SWT yang mana dalam

penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Di samping itu, tidak lupa pula

iringan salawat serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi

Muhammad saw.

Skripsi ini diberi judul“ Implementasi Kebijakan Program Bedah Rumah

di Desa Simpang Sungai Duren Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi” .

Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui, penulis temui

banyak kendala baik dalam mengumpulkan data maupun dalam penyusunannya,

dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, terutama bantuan dan bimbingan

yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik.

Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata terima kasih

kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini, terutama

sekali kepada Yang Terhormat:

Page 9: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

1. Bapak Dr. H. Hadri Hasan, MA, sebagai Rektor UIN STS Jambi.

2. Bapak Dr. A. A. Miftah, M. Ag, sebagai Dekan Fakultas Syariah UIN STS

Jambi.

3. Bapak Hermanto Harun, Lc, M.HI. Ph. D, sebagai Wakil Dekan Bidang

Akademik.

4. Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S.Ag, M.HI, sebagai Wakil Dekan Bidang

Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan.

5. Ibu Dr. Yuliatin, S.Ag,.M.HI, sebagai Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan dan Kerjasama di Lingkungan UIN STS Jambi.

6. Ibu Mustiah RH,S. Ag, MSy. dan Ibu Tri Endah Karya, S.IP,M,IP, sebagai

Ketua dan Sekretaris Prodi Ilmu Pemerintahan UIN STS Jambi.

7. Bapak Zulqarnain, S.Ag., M.Hum., Ph.D dan Ibu Ulya Fuhaidah,

S.Hum,MSI sebagai Pembimbing I dan Pembimbing II skripsi ini.

8. Bapak dan Ibu Dosen, Asisten Dosen, dan seluruh Karyawan/Karyawati

Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

9. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung

maupun tidak langsung.

Di samping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karenanya diharapkan kepada semua pihak untuk dapat

memberikan kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT

kita memohon ampunan-Nya, dan kepada manusia kita memohon kemaafannya.

Semoga amal kebajikan kita dinilai seimbang oleh Allah SWT.

Jambi, Agustus, 2019

Page 10: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................ ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ............................................................... iv

MOTTO .......................................................................................................... v

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... x

DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xii

DAFTAR TABEL........................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6

C. Batasan Masalah................................................................................... 6

D. Tujuan dan Kegunaan penelitian .......................................................... 6

E. Kerangka Teori..................................................................................... 7

F. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 12

BAB II METODE PENELITIAN ................................................................. 16

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 16

B. Pendekatan Penelitian .......................................................................... 16

C. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 17

D. Instrumen Pengumpulan Data .............................................................. 18

E. Teknik Analisis Data ............................................................................ 20

F. Sistem Penulisan ................................................................................. 22

G. Jadwal Penelitian .................................................................................. 23

Page 11: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .......................... 25

A. Sejarah Desa ......................................................................................... 25

B. Letak Geografis .................................................................................... 32

C. Aspek Demografis ............................................................................... 33

D. Aspek Ekonomi ................................................................................... 36

E. Aspek Pemerintahan ............................................................................ 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 40

A. Implementasi Kebijakan Program Bedah Rumah di Desa Simpang

Sungai Duren Tahun 2016 ................................................................... 40

B. Faktor Penghambat dalam Implementasi Kebijakan Program Bedah

Rumah di Desa Simpang Sungai Duren Kecamatan Jaluko ................ 43

C. Upaya Pemerintahan Desa Simpang Sungai Duren dalam

mengatasi kendala Implementasi Kebijakan Program Bedah Rumah . 51

BAB V PENUTUP .......................................................................................... 60

A. Kesimpulan .......................................................................................... 60

B. Saran ..................................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 12: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

DAFTAR SINGKATAN

1. BPM : Badan Pemberdayaan Masyarakat

2. RTLH : Rumah Tidak Layak Huni

3. BAPPEDA : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

4. PILKADES : Pemilihan Kepala Desa

5. PJS : Pejabat Sementara

6. PNPM : Program Nasional Penanggulangan Modal

7. KK : Kartu Keluarga

8. RSTLH : Rehabilitasi Sosial Tidak Layak Huni

9. PAD : Pendapatan Asli Daerah

10. SOP :Standar Oprasional Prosedur

11. SDM : Sumber Daya Manusia

Page 13: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Daftar Anggota Penerima Bantuan Beda Rumah………...…….5

Tabel 2 : Jumlah Penduduk........…………………………………….….33

Tabel 3 : Struktur Penduduk Menurut Umur pada setiap RT ......………35

Page 14: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Simpang Sungai Duren ......35

Gambar 2 : Lampiran

Page 15: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup

dari suatu Negara demi terciptannya kehidupan yang sejahtera. Sementara

menurut Abraham Maslow, kebutuhan yang ada pada manusia adalah bawaan,

dan tersusun menurut tingkatan atau bertingkat. Kebutuhan manusia yang tersusun

secara bertingkat yaitu kebutuhan dasar fisiologis, kebutuhan akan rasa aman,

kebutuhan akan cinta kasih dan memiliki, kebutuhan akan harga diri dan

kebutuhan akan aktualisasi diri. Menurut Maslow, kebutuhan yang ada ditingkat

yang paling dasar, merupakan kebutuhan yang pemuasannya lebih mendesak dari

pada yang diatasnya.

Dengan sistem manajemen pemerintahan yang efektif dan efesien bekerja

tinggi dan transparan serta akuntabilitas diharapkan dapat menciptakan

kepemimpinan daerah yang baik. Pemerintah memiliki tiga unsur yaitu: 1.

Negara, pemerintahan, dan pemerintah daerah 2.Sektor swasta atau dunia

usaha3.Masyarakat. Dimana yang saling berinteraksi dan menjalankan fungsinya

masing-masing.2

Berdasarkan undang – undang dasar 1945 BAB XA tentang hak asasi

manusia, pasal 28 H dijelaskan bahwa (1)Setiap orang berhak hidup sajehtera

lahir dan batin, betempat tinggal,dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik

2Rahardjo Adisasmita, Manajemen Pemerintah DaerahYogyakarta: Graha Ilmu, (2011)

hlm .3-5.

Page 16: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

dan sehat serta berhak memproleh pelayanan kesehatan. (2)Setiap orang berhak

memperoleh kemudahan dan perlakuan khusus untuk memproleh kesempatan dan

manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan. (3) Setiap orang

berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan diri secara utuh

sebagai manusia yang bermartabat. (4) Setiap orang berhak memiliki hak milik

pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang

oleh siapaa pun.3

Seluruh kebijakan pembangunan perumahan dan pemukiman harus

disesuaikan seiring dengan disahkanya Undang-Undang No 1 Tahun 2011tentang

kawasan dan pemukiman menyataka bahwa negara bertanggung jawab

melindungi segenap bangsa Indonesia melalui penyelenggaraan perumahan dan

kawasan pemukiman agar masyarakat mampu bertempat tinggal serta menghuni

rumah yang yang layak dan terjangkau didalam rumah yang sehat, aman,

harmonis, dan berkelanjutan diseluruh wilayah indonesia.4

Selanjutnya dengan mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 13/PRT/M/2016

Tentang Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya,5 yang menyatakan bahwa untuk

mewujudkan rumah yang layak huni yang didukung dengan prasarana, sarana, dan

utilitas umum sehingga menjadikan perumahan yang sehat, aman, serasi, dan

teratur serta berkelanjutan, perlu didukung dengan bantuan stimulan perumahan

swadaya.Berdasakan yang kita ketahui rumah yang layak huni yaitu merupakan

kondisi ideal dimana bagunan tersebut memiliki kecukupan minimal dalam unsur

3UUD’45 & Perubahannya

4Perda Undang-Undang Republik Indonesia No 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan

Kawasan Pemukiman 5Peraturan Daerah Nomor 13/PRT/M/2016 Tentang Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya

Page 17: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

ruang luas ruangan.Selain itu, juga memperhatikan kualitas material

pembangunan seperti dinding, kemudian lantai, atap, serta perkarangan rumah

yang nyaman. Hingga memenuhi aspek pendidikan bagi siapapun yang

menepatinya.

Hal-hal tersebut juga dibutuhkan untuk meminimalisir lingkungan

kesenjangan hunian dan menciptakan lingkungan tinggal yang nyaman serta

menjadi sarana pendidikan keluarga dan membuat penghuni rumah merasakan

kenyamanannya sediri didalam rumah tersebut.

Begitu juga dengan Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) berorientasi

pada bantuan terhadap masyarakat yang kurang mampu terwujud dalam program

bedah rumah bagi masyarakat yang kurang mampu yang memiliki rumah tidak

layak huni. Himpitan ekonomi yang teramat berat bagi warga yang kurang mampu

di Desa Simpang Sungai Duren memiliki rumah yang tidak layak huni. Oleh

karena itu pemerintah daerah memutuskan program pembongkaran rumah tidak

layak huni untuk membantu warga supaya memiliki penghidupan yang layak.

Kebijakan pemerintah daerah dalam memberikan anggaran pada program

pembangunan perumahan atau bedah rumah telah disediakan. Program bedah

rumah ini dilaksnakan di sejumlah RT/RW yang ada di Desa Simpang Sungai

Duren Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro jambi. Namun untuk menentukan

yang layak atau tidak, rumah masyarakat yang layak dibedah berdasarkan hasil

survei dari Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Muaro Jambi, setidaknya

ada syarat-syarat tertentu rumah milik masyarakat yang layak untuk di perbaiki

atau di brdah. Di antaranya, mereka adalah kaum fakir miskin, kemudian

Page 18: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

memang kondisi rumah tidak layak untuk dihuni atau berlantai tanah. Selain itu,

mekanisme usulan kepada pemerintah Kabupaten Muaro Jambi mengenai warga

yang berhak mendapatkan bantuan program bedah rumah tersebut. Syaratnya,

antara lain rumh yang telah lama / sudah tidak layak untuk di tempati milik

sendiri.

Dari hasil survei tersebut lantas dilakukan perkiraan biaya yang dibutuhkan.

Perkiraan ini disesuaikan dengan anggaran yang akan dialokasikan pemerintah

Kabupaten Muaro Jambi, 5-12an rumah. Kemudian setelah semuanya dirancang

terpenuhi renovasi pun dilakukan.

Terkait dengan implementasi kebijakan bedah rumah ini sangat menekankan

pada kefektifan dari tindakan yang ditempuh oleh pembuatan kebijakan melalui

agen pelaksanaan yang terlibat dalam mentransformasikan tujuan kebijakan

kedalam tindakan-tindakan rutinbirokrasi. Hal ini untuk mengantisipasi kegagalan

impelementasi, dimana suatu kebijakan telah dilaksnakan sesuai dengan rencana,

namun mengingat kondisi eksternal ternyata tidak menguntungkan kebijakan

tersebut tidak berhasil dalam mewujudkan dampak atau hasil akhir yang

dikehendaki.

Kriteria dalam menentukan keluarga/rumah tangga dikategorikan miskin

apabila:

1) Yang tidak memiliki rumah

2) Sertifikat kepemilikan

3) Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang.

4) Jenis lantai tempat tinggal dari tanah

Page 19: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

5) Jenis dinding tempat tinggal dari kayu

TABEL 1

DAFTAR ANGGOTA PENERIMA BANTUAN BEDAH RUMAH6

NO NAMA PEKERJAAN

1. SUTRISNO BURUH

2. PURWANTO PETANI

3. SUNARDI PETANI

4. SARLAN PETANI

5. SAMAN DAGANG

6. SURONO PERKEBUNAN

7. SANGIDAH PETANI

8. ANSORI PETANI

9. MISNO ALM PETANI

10. KASEK CUCI MOTOR

11. ALEP PETANI

12. ANDIT SERABUT

Dari permasalahan di atas, penulis ingin lebih jauh meneliti sejauh mana

”IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ANGGARAN BEDAH RUMAH

MENURUT PERMEN PUPR NOMOR 13 TAHUN 2016 (STUDI KASUS DI

6 Data Dari Kantor Kepala Desa Simpang Sungai Duren2016

Page 20: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

DESA SIMPANG SUNGAI DUREN KECAMATAN JAMBI LUAR KOTA

KABUPATEN MUARO JAMBI).“

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah

1. Bagaimana implementasi kebijakan program bedah rumah menurut

Permen Nomor 13 Tahun 2016 di Desa Simpang Sungai Duren Kecamatan

Jaluko Kabupaten Muaro Jambi?

2. Apa factor penghambat dalam implementasi kebijakan program bedah di

Desa Simpang Sungai Duren Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi?

3. Bagaimana upaya pemerintah untuk mengatasi kendala dalam

implementasi kebijakan program bedah rumah

C. Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka permasalahan penelitian yang

dirumuskan tersebut perlu dibatasi agar penelitian ini lebih terarah.Berpegang

pada latar belakang masalah dan rumusan masalah maka permasalahanpada

penelitian ini dibatasi pada Impementasi Kebijakan Program Bedah Rumah

diDesa Simpang Sungai Duren Kecamatan Jaluko Kabupatn Muaro Jambi.Dari

sisi tahun penelitian, skripsi ini dibatasi pada tahun 2016.

D. Tujuan Penelitian

Menciptakan sebuah hasil yang maksimal dari penelitian terkait dengan

implementasi kebijakan program bedah rumah yang tidak layak huni di Desa

Simpang Sungai Duren Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi.

Page 21: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

1. Adapun tujuan peneltian ini berdasarkan rumusan masalah adalah :

a. Untuk mendeskripsikan kebijakan program bedah rumah menurut

Permen Nomor 13 tahun 2016.

b. Untuk menguraikan implementasi kebijakan program bedah rumah

menurut Permen Nomor 13 Tahun 2016 di Desa Simpang Sungai

Duren Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi.

c. Kegunaan Penelitian

a) Sebagai bahan masukan bagi pemerintahan dan instansi dinas sosial

khususnya yang berhubungan dengan implementasi kebijakan -

kebijakan program bedah rumah diDesa Simpang Sungai Duren

Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi.

b) Sebagai penambahan ilmu pengetahuan bagi penulis terhadap

implementasi kebijakan program bedah rumah di Desa Simpang

Sungai Duren Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi.

E. Kerangka Teori

Kerangka teori merupakan uraian yang ringkas tentang teori yang

digunakan dan cara menggunakan teori ini dalam menjawab pertanyaan.

Penelitian.7Agar penelitian ini lebih terarah dan tepat sasaran maka penulis

menganggap perlu penggunaan kerangka teori sebagai landasan berfikir

gunamendapat konsep yang benar dan tepat dalam penyusunan skripsi ini

sebagai berikut.

7Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: alfabeta 2009,

hlm283

Page 22: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

1. Penegertian Implementasi

Menurut Van dan Horn (1945) mendefinisikan Implementasi lebih

spesifik yaitu tindakan-tindakan yang dilakukan oleh publik atau swasta (

atau kelompok ) yang diarahka pada pencapaian tujuan yang di tetapkan

pada kebijakan sebelumnya.8

Implentasi kebijakan publik merupakan tahapan yang penting

dalam pelaksaan dari suatu kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah.

Kebijakan yang diimplementasikan oleh pemerintah biasanya berbentuk

sebuah program tersebut dapat dirasakan dan bermanfaat bagi

masyarakat.Tahapan implementasi kebijakan dapat diartikan pula sebagai

tindakan nyata dan kongrit yang dilakukan oleh pemerintah hasil dari

rumusan yangtelah dibuat dalam tahapan formulasi.Dalam prakteknya

dilapangan, implementasi kebijakan bisa saja mempengaruhi para objek

yang menjadi sasaran dalam pelaksanaannya.Sehingga harapan dari

pengaruh tersebut adalah dapat memberikan dampak yang positif bagi

masyarakat terutama menyangkut masalah kesahjateraan.

Studi mengenai implementasi merupakan suatu kajian mengenai

studi kebijakan yang mengenai studi kebijakan yang mengarah pada

proses plaksanaan dari suatu kebijakan. Setelah suatu

kebijakandirumuskan dan disetujui, langkah berikutnya adalah bagaimana

agar kebijakan tersebut tercapai tujuaanya.9

8Erwan agus purwanto, dan Dyah ratih sulistryastuti, Implemtasi Kebijakan Publik.

Yogyakarta: Grava Media,2012,hlm 20 9Jenkins Dalam Persons 2009, hlm 463

Page 23: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

2. Pengertian Kebijakan

Dalam kamus besar bahasa indonesia, kebijakan diartikan sebagai

rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dan dasar

perencanaan dalam suatu pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan,

dan cara bertindak (tentang pemerintahan,organisasi,dsb); pernyataan

cita-cita, tujuan, prinsip, dan garis pedoman untuk majemen dalam usaha

mencapai sasaran.

Menurut Budi Winarno, istilah kebijakan mungkin digunakan

secara luas seperti pada “kebijakan ekonomi indonesia”,”kebijakan

ekonomi jepang” atau mungkin juga dipakai untuk menjadi suatu yang

lebih khusus,seperti kita biasanya mengatakan seperti kebijakan

pemerintah tentang dibirokrasi dan deregulasi.10

Irfan Islamy, kebijakan

harus dibedakan dengan kebijaksanaan. Kebijakan diterjemahkan dengan

kebijakan yang berbeda artinya dengan kebijaksanaan. Pengertian

kebijaksanaan memerlukan pertimbangan-pertimbangan lebih jauh lagi,

sedangkan kebijakan mencakup aturan-aturan yang ada didalamnya.11

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut diatas maka dapat

disimpulkan bahwa kebijakan adalah tindakan-tindakan atau kegiatan

yang sengaja dilakukan atau tidak sengaja dilakukan atau tidak

dilakukanoleh seseorang, suatu kelompok atau pemerintah yang

10

Budi Winarno, Kebijakan Publik:Teori dan Proses, Edisi Revisi,Yogyakarta,Media

Preaindo,2011 hlm 15 11

M.Irfan Ilamy, Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara,Jakarta,Bumi Aksar,

2009 hlm12

Page 24: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

didalamnya terdapat unsur keputusan berupa upaya pemilihan diantara

berbagai alternatif yang ada guna mencapai maksud dan tujuan tertentu.

3. Pengertian Program

Program merupakan pernyataaan yang berisi kesimpulandari

beberapa harapan atau tujuan yang saling bergantungan dan saling terkait,

untuk mencapai suatu sasaran yang sama. Biasanya suatu program

mencakup seluruh kegiatan yang berada diunit administrasi yang sama,

atau sasaran-sasaran yang saling bergantung dan saling melengkapi, yang

semuanya harus dilaksanakan secara bersamaan atau berurutan.12

Program sering dikaitkan dengan perencanaan,persiapan,dan

desain atau rancangan. Desain berasal dari bahasa inggris yaitu dari kata

decine. Jadi desain dalam perspektif pembelajaran rencana

pembelajaranrencana pembelajaran disebut juga dengan program

pembelajaran13

Dalam proses pembelajaran secara lebih luas desain/perencanaan

dapat diartikan :

1) Suatu proses mempersiapkan secara sistematis kegiatan-kegiatan

yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.

2) Suatu cara bagaimana mencapai tujuan dengan sebaik - baiknya

3) Penentuan tujuan yang akan dicapai atau yang akan dilakukan,

bagaimana, kapan waktunya, dan oleh siapa.14

12

Muhaimin, Suti’ah, dan Sugeng Listyo Prabowo, Manajemen Pendidikan, Jakarta:

Kencana,2009 hlm 349 13

Mundasir,Desain Pembelajaran, Indragiri Hulu : STAI Nurul Falah, 2012 hlm 1 14

Ibid., hlm 3

Page 25: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

Menurut Herman yang dikutip oleh Farida mengemukakan definisi

program sebagai, “segala sesuatu yang dilakukan oleh seseorang dengan

harapan akan mendatangkan hasil atau pengaruh.” Lebih lengkap lagi,

Hasibuan juga mengungkapkan bahwa program adalah, suatu jenis

rencana yang jelas dan konkret karena di dalamnya sudah tercantum

sasaran, kebijaksanaan, prosedur, anggaran, dan waktu pelaksanaan yang

telah ditetapkan. Selain itu, definisi program juga termuat dalam Undang-

Undang RI Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional, menyatakan bahwa : Program adalah instrumen

kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh

instansi pemerintah/lembaga untuk mencapai sasaran dan tujuan serta

memperoleh alokasi anggaran atau kegiatan masyarakat yang

dikoordinasikan oleh instansi masyarakat.

Dalam suatu program sesunggunya dapat berhasil, kurang berhasil,

ataupun gagal sama sekali apabila ditinjau dari wujud hasil yang dicapai

atau outcomes. Karena dalam proses tersebut turut bermain dan terlihat

mata pencarian atau mempunyai mata pencarian tetapi tidak dapat

memenuhi kebutuhan pokok yang layak bagi kemanusian.

1. Kehidupan sehari-hari masih memerlukan bantuan pangan untuk

penduduk miskin seperti raskin.

2. Tidak memiliki asset lain apabila dijual tidak cukup untuk membiayai

kebutuhan hidup anggota keluarga selama 3 bulan kecuali tanah dan

rumah yang tempati.

Page 26: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

3. Memiliki rumah diatas tanah milik sendiri yang dibuktikan dengan

sertifikat atau ada surat keterangan kepemilikan dari Kelurahan/ Desa

atas status tanah.

4. Rumah yang dimiliki dan ditempati adalah rumah tidak layak huni

yang tidak memenuhi syarat kesehatan, keamanan dan sosial dengan

kondisi.

Adapun syarat khusus penerima bantuan RTLH adalah :

1. Sanggup mengikuti semua ketentuan yang ditetapkan oleh Dinas Sosial.

2. Survey kelayakan rumah didampingi RT/RW/Tokoh Masyarakat/ Lurah

dan dari Dinas Sosial.

3. Sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan oleh Dinas Sosial dan

Pemerintah Kabupaten.

F. Tinjauan Pustaka

Untuk mendukung penelitian yang integral seperti yang telah di

kemukakan pada latar belakang masalah, maka penulis melakukan analisis

lebih awal terhadap pustaka atau karya-karya yang lebih dahulu mempunyai

relevansi terhadap topik yang di teliti.Penelitian tentang implementasi

kebijakan program bedah rumah antara lain:

1) Supardi, (2016) dengan judul Pengawasan Pelaksanaan Program Bedah

Rumah Masyarakat Miskin di Desa Semelengi Besar. Dalam penelitian ini

ditemukan Pelaksanaaan Program Bedah Rumah Masyarakat Miskin di

Desa Semelengi Besar masih belum optimal karena masih banyak

Page 27: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

ditemukan penyimpangan. Tujuan pengawasan ini dilakukan agar dapat

terus memantau akan pelaksanaan program bedah rumah ini.15

2) Lawuning Nastiti (2016) dengan judul Implementasi Program Rehabilitasi

Rumah tidak Layak Huni di Kabupaten Magetan. Menyimpulkan bahwa

Pelaksanaan Program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni sudah

berjalan cukup baik hal ini terlihat dari tingkat kepuasan masyarakat

penerima bantuan tersebut, kemudian masyarakat menerima dengan baik

program rehabilitasi rumah tidak layak hunikarena dapat membantu

memperbaiki rumah mereka yang rusak dan program rehabilitasi rumah

tidak layak huni ini layak dilanjutkan pada tahun-tahun berikutnya.16

3) Aifa destriani (2017)dengan judul kajian pelaksanaan program bedah

rumah dalam rangka peningkatan kondisi kesehatan lingkungan ( studi

kasus di kelurahan Pedemangan Barat Kecamatan Pedemangan Jakarta

Utara). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif

kualitatif. Dalam skripsi ini dibahas mengenai kontruksi rumah dan

lingkunganyang tidakmemenuhi syarat kesehatan merupakan faktor resiko

penularan berbagai jenis penyakit, khusunya penyakit yang berbasis

lingkungan.17

4) Aidin Sutrisno (2014) dengan judul Problematika Program Bedah Rumah

Bagi Masyarakat Penerima Bantuan (Studi kasus pada penerima Program

15

Supardi, Skripsi, Pengawasan Pelaksanaan Program Bedah Rumah Masyarakat Miskin di

Desa Semelengi Besar, UNILA, 2016 16

Lawuning Nastiti, ImplementasiProgram Rehabilitasi Rumah tidak Layak Huni 2016 17

Aifa destriani, Kajian Pelaksanaan Program Beda Rumah Dalam Rangka Peningkatan

Kondisi Kesehatan Lingkungan ( Studi Kasus di Kelurahan Pedemangan Barat Kecamatan

Pedemangan Jakarta Utara)”. Skripsi (Jakarta: Universitas Indonesia), 2017

Page 28: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

Bedah Rumah di Kelurahan Pematang Gubenur Kota Bengku). Metode

yang digunakan dalam skripsi ini menggunakan metode deskriftif

kualitatif. Dalam skripsi ini menjelaskan mengenai problmatika yang

terjadi pada program bedah rumah di kelurahan Pematang Gubenur Kota

Bengkulu.18

Hasil dari penelitian ini ditemukan beberaopa masalah seperti (1)

pada tahap persiapan program bedah rumah, penerima merasa terbebani

dikarenakan harus bmengeluarkan biaya terlebih dahulu untuk melengkapi

persyaratan pengajuan penerima bedah rumah (2) pelaksanaan bedah

rumah, pada tahap pertama menimbulkan masalah yaitu terjadi miss

komunikasi antara masyarakat dengan pemerintah sehingga terjadi salah

persepsi masyarakat terhadap persayaratan yang ditentukan oleh

BAPPEDA untuk pencairan dana tahap kedua, sehingga masyarakat

terpaksa mencari pinjaman untuk meneruskan pembangunaan yang sudah

setengah jadi untuk melengkapi pesyaratan yang bukan seharusnya. (3)

setelah pelaksanaan bedah rumah, timbulnya kecemburuan sosialpada

masyarakat. Jadi dapat disimpulkan program bedah rumah belum

sepenuhnya mensejahterakan masyarakat karena masih ada kendala yang

terjadi dilapangan.19

5) Supriadi (2017) dengan judul Pengawasan Plaksanaan Progam Bedah

Rumah Masyarakat Miskin di Desa Semelagi Besar. Metode yang

18

Aidin Sutrisno,“Problematika Program Bedah Rumah Bagi Masyarakat Penerima Bantuan

(Studi kasus pada penerima Program Bedah Rumah di Kelurahan Pematang Gubenur Kota

Bengkulu, 2014 19

Ibid.

Page 29: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

digunakan dalam skripsi ini menggunakan metode deskriftif kualitatif.

Skripsi ini menjelaskan pentingnya melakukanpengawasan pada program

bedah rumah sehingga masyarakat yang mendapatkan bantuan bedah

rumah adalah masyarakat yang memang masyarakat yang layak dibantu,

sehingga mengurangi tindakan penyimpangan terhadap pelaksanaan

program tersebut.20

Dari hasil penelitian sebelumya terdapat persamaa dan perbedaan

dengan penelitianini. Adapun persamaan dalam penelitian ini adalah pada

kajian program bedah rumah, dimana sama-sama ingin mengetahui bagaimana

implementasi kebijakan program bedah rumah.

Persamaan lainnya yaitu dari segi metodologi penelitiannya yaitu

sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif yaitu sama sama

menggunakan pendekatan pengumpulan data observasi, wawancara,

dokumentasi.

Sedangkan yang membedakanya penelitian ini adalah fokus kajian

didalamnya, di mana penelitian ini menfokuskan pada Implementasi

Kebijakan Program Bedah Rumah di Desa Simpang Sungai Duren Kecamatan

Jaluko Kabupaten Jaluko Kabupaten Muaro Jambi, sedangkan penelitian

sebelumnya melakukan kegiatan dilokasi yang berbeda.

20

Supriadi “Pengawasan Plaksanaan Progam Bedah Rumah Masyarakat Miskin di Desa

Semelagi Besar”.2017

Page 30: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini di lakukan di Desa Simpang Sungai Duren

Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi karna sesuai dengan permasalahan

yang di ajukan dalam latar belakang masalah dengan ke adaan di lapangan .

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan sosiologis

yaitu ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat, dan

menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai hidupnya, sosiologi

mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersamacara terbentuk dan tumbuh

serta berubahnya perserikatan-perserikatanhidup itu serta pula kepercayaan,

keyakinan yang memberi sifat tersendiri kepada cara hidup bersama itu dalam

setiap persekutuan hidup manusia.21

Pendekatan sosiologis ini adalah untuk mengetahui gambaran keadaan

masyarakat lengkap dengan struktur lapisan serta berbagi gejala sosial lainnya

yang saling berkaitan dan suatu fenomena sosial dapat dianalisis dengan

faktor-faktor yang mendorong terjadinya hubungan mobilitas sosial serta

keyakinan-keyakinan mendasari mobilitas tersebut.

21

Hasan Shadly, Dikutip Dari Abudin Nata, Metodologi Studi Islm, Jakarta:PT. Raja

Grafindo, 2011 hlm38

Page 31: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

C. Jenis dan Sumber Data

a. Jenis data

Menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah

kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan

lain-lain. Data dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jenis sumber

data yaitu:

1. Data Primer

Data Primer yaitu data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan

oleh peneliti dari sumber pertama/utama. Dalam penelitian kualitatif ialah

kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen

dan lain-lain, Kata-kata dan tindakan yang dimaksud adalah kata-kata dan

tindakan orang-orang yang diteliti. Dalam hal ini yang menjadi data

primer adalah Aparatur Desa Simpang Sungai Duren serta yang paling

penting adalah masyarakat penerima bantuan bedah rumah itu sendiri, dan

data primer ini didapat melalui observasi, wawancara serta dokumentasi.

2. Data Sekunder

Data Sekunder yaitu data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan

oleh pihak lain, yang biasanya dalam bentuk publikasi atau jurnal.Data

sekunder dapat berupa bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis

dalam bentuk dokumen atau dari bahan perpustakaan yang berkaitan

dengan masalah penelitian seperti buku, majalah, sumber dari arsip

dokumen pribadi dan dokumen resmi.

Page 32: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

Jadi, data sekunder adalah data yang di peroleh bukan berasal dari

sumber utama secara langsung melainkan data yang di peroleh dari data

yang sudah didokumentasikan baik itu didalam tulisan ataupun foto tetapi

masih mempunyai hubungan dengan permasalahan dan objek yang di

teliti.

b. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah sumber subjek darimana data

dapat di peroleh.Sumber data dalam penelitian ini adalah orang atau

narasumber. Posisi narasumber sangat penting,bukan hanya sekedar

memberi respon melainkan juga sebagai pemilik informasi. Jadi sumber

data dalam penelitian ini adalah orang atau narasumber di Desa Simpang

Sungai Duren yang meliputi :

1) Masyarakat Desa Simpang Sungai Duren yang mendapatkan

bantuan bedah rumah.

2) Masyarakat yang mendapatkan bantuan tetapi tidak dapat

memenuhi persyaratan bantuan.

3) Kepala Desa dan Staf Desa Simpang Sungai Duren Kecamatan

Jaluko Kabupaten Muaro Jambi.

D. Instrumen Pengumpulan Data

Instrument data pengertian ini adalah alat yang di gunakan untuk

mengumpul kan data dari fakta penelitian. Adapun alat yang di gunakan dalam

penelitian ini adalah

Page 33: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

a. Observasi

Sugiono mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu

proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai

biologis dan psikologis. Data di antara yang terpenting adalah proses-

proses pengamatan dan ingatan secara sistematis terhadap gejala-gejala

yang sedang terjadi. Adapun jenis observasi yang di gunakan adalah

observasi partisipan dan observasi non partisipan.22

Observasi partisipan adalah metode pengumpulan data yang

digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan

pengindraan dimana observasi atau peneliti benar-benar terlibat dalam

keseharian responden.

Observasi nonpartisipan adalah observasi yang tidak

melibatkan secara langsung, hanya sebagai pengamat indenpenden.

b. Wawancara

Wawancara adalah suatu proses interaksi dan komunikasi

untuk mendapatkan informasi,yang dapat diperoleh dengan cara

bertanya langsung kepada responden.23

Wawancara ini dilakukan

langsung dengan Masyarakat yang meneima bantuan bedah rumah di

Desa Simpang Sungai Duren Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro

Jambi.

22

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif Kualitatif R&D, Cet.Ke-19

Bandung: Alfabeta,2014, hlm 203 23

Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Surve, cet. Ke-19, Jakarta: Pustaka

LP3ES Indonesia,2008, hlm 192

Page 34: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

c. Dokumentasi

Dalam penelitian ini, penelitian menggunakan metode

dokumentasi atau kepustakaan untuk memperkuatkebenaran data yang

akan dianalisis. Metode dokumentasi adalah metode atau teknik

pengumpulan data dari beberapa dokumen yang bersifat resmi dan

diakui seperti memo,buku,surat kabar,majalah dan sebagainya. Metode

dokumen digunakan untuk memperkuat data-data yang mampu

melengkapi serta memperkuat penelitian.

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses dan mencari dan menyusun secara

sistemmaatis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,

menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sista, menyusun kedalam pola,

memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan tentunya dapat di

informasikan kepada orang lain. Analisa yang digunakan adalah teknik analisa

data model induktif,yaitu analisa yang dimulai dari pengumpulan data, reduksi

data,penyajian data dan verifikasi data.

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah pengumpulan yang diperoleh dari lapangan baik

berupa arsip-arsip, dokumen, gambar-gambar dan lainya. Kemudian diperiksa

kembali dan diatur dan diurutkan.

Page 35: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

2. Reduksi Data

Reduksi data dalah merupakan suatu peroses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan data yang didapat dari catatan tertulis

dilapangan. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, itu

maka perlu dicatat secara rinci. Seperti telah dikemukakan semakin lama

peneliti kelapangan, maka jumlah data akan semakin semakin banyak,

kompleks dan rumit. Untuk itu perlu segera dilakukan analisis data melalui

reduksi data. Mereduksi data berati merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

mefokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih

jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data

selanjutnya, dan mencari bila diperlukan.24

3. Penyajian Data

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles

and Hubermen menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat

naratif. Dengan mendisplaykan data, makan akan mudah untuk memahami

apa yang terjadi,merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah

dipahami tersebut.25

24

Sugiyono, 2014 hlm 247 25

Sugiyono, 2014 hlm 249

Page 36: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

D. Verifikasi Data

Langkah selanjutnya dalam penelitian kualitatif menurut Miles and

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan

bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data

berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal

didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali

kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan

merupakan kesimpulan yang kredibel.26

F. Sistematikan Penulisan

Untuk memudah skripsi ini,maka penulisan menggunakan sistematika

sederhana untuk menjelaskan masalah yang akan di bahas pada bab-bab

berikut, untuk mempermudah pemahaman tentang garis besar isi skripsi secara

keseluruhan skripsi ini terbagi beberapa bab yaitu :

BAB I :Bab ini mengurai mengenai pendahuluan yang mencakup latar

belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan

penelitian, kerangka teori dan tinjauan pustaka.

BAB II: Bab ini mengurai mengenai metode penelitian yang mencakup

tempat dan subyek penelitian, pendekatan penelitian, jenis dan sumber data,

unit analisis data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan

sistematika penulisan.

26

Sugiyono, 2014 hlm 263

Page 37: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

BAB III : Bab ini mengurai mengenai gambaran umum lokasi penelitian yang

mencakup aspek historis dan geografis, demografi, aspek ekonomi,aspek

pemerintahan, sktruktur organisasi.

BAB IV : Bab ini membahas mengenai pembahasan dan hasil penelitian

mecakup evaluasi program bedah rumah.

BAB V : Bab ini membahas mengenai bab penutup yang didalamnya

mencakup kesimpulan dari hasil penelitian, saran dan ucapan terima kasih

atau penutup.

Page 38: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

G. Jadwal Penelitian

Catatan: Jadwal penelitian sewaktu-waktu dapat berubah.

No Kegiatan

Tahun 2019

Maret

2019

April

2019

Mei

2019

Juni

2019

Juli

2019

Agustus

2019

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan

Judul

X

2 Penyusunan

proposal

X

3 Bimbingan

proposal

X X

4 Seminar

Proposal

X

5 Perbaikan

Proposal

X

6 Pengurusan

Izin Riset

X X

7 Pelaksan Riset X X X

8 Penyusunan

Data

X X X X X X

9 Penulisan

Skripsi

X X X X X

10 Perbaikan

Skripsi

X X

11 Penyempurnaa

n

X X X X X

12 Munaqasa X

13 Pengandaan X X X

Page 39: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Desa

Pada tahun 1983 tadinya Desa Simpang Sungai Duren bergabung dengan

Desa Induk yaitu Desa Sungai Duren, setelah pemekaran Desa menjadi dua Desa

yaitu Desa Simpang Sungai Duren. Pada waktu itu, sebagai kepala Desa Sungai

Duren adalah Datuk Bujang Asmuni, setelah menjabat menjadi kepala Desa

diadakanlah pemilihan untuk Di Desa Simpang Sungai Duren yang dimenangkan

oleh Bapak Aba Jaya Sanjaya setelah memangku jabatan selama 1 Priode dan

dilanjutkan dengan pemilihan kepala Desa pada waktu itu, calon hanya satu/kotak

kosong, setelah perhitungan suara dinyatakan dimenangkan oleh kotak kosong,

kemudian dari pada itu, diadakan pembentukan panitia pemilihan Kepala Desa

Simpang Sungai Duren dengan calon sebanyak 3 orang. Yang dimenangkan oleh

Datuk Kepala Desa Simpang Sungai Duren adalah Datuk Udin Manap.Beliau

menjabat selama 2 priode dari tahun 1986-1996 dengan berakhirnya masa jabatan

beliau diadakan panitia pemilihan (PILKADES) yang pada waktu itu calon kepala

Desa sebanyak 4 orang yang dimenangkan oleh Datuk Sukarto.

Kemudian dari pada itu, setelah dimenangkan oleh beliau, belum sempat

dilantik, beliau sudah sakit, Hampir kira-kira satu bulan setengah beliau

meninggal dunia. Pada waktu itu dijabat oleh PJS dari kantor kecamatan Jambi

Luar Kota yaitu, Bapak Erman staf Kasih Pemerintahan selama tiga bulan beliau

menjabat Desa Simpang Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota diadakan

pembentukan panitia PILKADES Desa Simpang Sungai Duren dengan calon

Page 40: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

sebanyak 4 orang. PILKADES ini dimenangkan oleh Datuk Ahmad Tarmizi.MD

menjabat sebagai Kepala Desa Simpang Sungai Duren Priode 2008-2016.

Sebelum diadakan Pilkades Untuk Mengisi Kekosongan Jabatan Kepala Desa,

dijabat oleh PJS dari kantor kecamatan Jambi Luar Kota yaitu, Bapak H.Isah staf

Kasih Pemerintahan selama Tujuh bulan beliau menjabat Desa Simpang Sungai

Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kemudia Setelah Itudiadakan pembentukan

panitia pemilihan Kepala Desa Simpang Sungai Duren dengan calon sebanyak 5

orang. Yang dimenangkan oleh Datuk Kepala Desa Simpang Sungai Duren adalah

Datuk Mulyadi menjabat sebagai Kepala Desa Simpang Sungai Duren Priode

2016-2022.27

Nama desa : Simpang Sungai Duren

Kecamatan : Jaluko

1. Luas wilayah : 635 Ha

2. Jarak kecamatan/kabupaten : 3 KM

3. Jumlah penduduk : 5322 Jiwa

i. Laki – laki : 2713 Orang

ii. Perempuan : 2609 Orang

iii. KK Prasejahtera : 1250 KK

iv. KK sejahtera 1 : 882 KK

4. Tingkat Pendidikan

a. SD / MI : 1583 Orang

b. SMP : 1025 Orang

27

Dokumentasi kantor desa simpang sungai duren 2018

Page 41: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

c. SMU : 935 Orang

d. Diploma III :250 Orang

e. Strata I : 200 orang

f. Strata II :10 Orang

g. Strata III : 5 Orang

5. Kesehatan

a. Puskesmas :1Unit

b. Posyandu :1 Unit

c. Bidan Desa :1 Orang

6. Fasilitas Ibadah

a. Masjid Jmi / Desa :1 Unit

b. Masjid :1 Unit

c. Langgar/Musholla : 6 Unit

d. Gereja : -

7. Pertanian

Luas aliran anak sungai : 5km

a. Luas kolam perikanan : 4 ha

b. Luas palawija (kedelai/sayuran) : 6 ha

c. Luas holtikultura : -

8. Peternakan

a. Ternak besar

Sapi : 56 Ekor

Kerbau : 32 Ekor

Page 42: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

b. Ternak kecil

Kambing :37 Ekor

Domba : -

c. Unggas

Ayam : 3630 Ekor

Itik : 358 Ekor

9. Perkebunan

a. Sawit : 6 Ha

b. Karet : 400 Ha

c. Coklat : 20 Ha

10. Utilitas

a. PDAM : 1075 Rumah

b. Listik : 2300 Rumah

c. Sumur gali : 1200 Rumah

d. Sumur bor : 32 Rumah

11. Pemerintah

a. Nama kades : MULYADI

b. Nama sekdes : M. PARAMONGAN

c. Kasi KESRA : ELNA SURYANI

d. Kasi PEM : -

e. Kasi pelayanan : IKA WIDIA YANTI

f. Kaur perencanaan : SUKANDI

g. Kaur keuangan : RIA FITRIYANTI

Page 43: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

h. Kaur umum : NURPIDA

i. Bendahara : UCI PURNAMA SARI

j. Stap desa

k. Kadus I : -

l. Kadus II : AMRIZAL

m. Kadus III : SUDIRMAN

1. Ketua RT 1 : EDI RIANTO

2. Ketua RT 2 : NURDIN,Z

3. Ketua RT 3 : LINDAWATI

4. Ketua RT 4 : SALIM

5. Ketua RT 5 : NOPI PENDRI

6. Ketua RT 6 : ZAMZAMI

7. Ketua RT 7 : SUKARDIONO

8. Ketua RT 8 : M. TAUFIK

9. Ketua RT 9 : ERMA DEWITA

10. Ketua RT 10 : KUSNADI IRIANTO

11. Ketua RT 11 : SUWANDI

12. Ketua RT 12 : SURURUDIN

13. Ketua RT 13 : ISRAL HARUN

n. Ketua LPM : AGUSTI

o. BPD

Ketua : SUTARJO

Wakil ketua : ASWIN ERWANSYAH

Page 44: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

Sekretaris :ERNI

Anggota

1. NASRUDIN

2. YUSTI WALUYO JATI

3. ARIF JUNAIDI

4. MARJOHAN

5. INDRAY ADI

6. KATAN JAYA

p. Hansip Desa

Komandan : BUDIARTO

Anggota : SARU

12. Daftar Aset Desa

13. Sarana Umum

Jalan beraspal

Jalan perkerasan

Jalan tanah

Jalansetapak

Jalan aspal

Jembatan

14. Industri

Jenis industri besar

Jenis industri rumah tangga

Kue

Page 45: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

Kerajinan tangan

Mabel

Kerupuk

15. Fisik Bangunan Rumah

Permanen

Semi permanen

Tidak permanen

Lantai keramik

Lantai semen

Lantai tanah

16. Fasilitas Umum

Balai Desa

Lapangan sepak bola

17. Infrastruktur Ekonomi

Kantor / Cabang Bank

Lembaga Pemberdayaan

Koperasi

Lembaga Ekonomi Mikro

18. Produk / Komoditi Unggulan

Mabel

Karet

Page 46: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

B. Letak Geografis

Secara geokrafis Desa Simpang Sungai Duren terletak dibagian Barat

Kabupaten Muaro Jambi dengan luas wilayah lebih kurang 635 Ha, dengan batas-

batas :

Sebelah Utara : Desa Sungai Duren

Sebelah selatan : Desa Kelurahan Pijoan

Sebelah Barat : Desa Muaro Pijoan

Sebelah Timur : Desa Mendalo Indah

Wilayah Desa Simpang Sungai Durendengan jumlah dusun 3 dan memiliki 13

RT, terdiri dari :

a) Lahan pemukiman : 27,96 ha

b) Perkantoran : 0,42 ha

c) Pemakaman :0,63 ha

d) Lapangan bola : 1,07 ha

e) Pertanian : 25 ha

f) Lain-lain :

Keadaan Topografi Desa Simpang Sungai Duren dilihat secara umum

merupakan daerah dataran. Yang beriklim sebagaimana desa-desa lain di

Kabupaten Muaro Jambi dan mempunyai iklim kemarau, panca robah dan

penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung terhadap pola tanam

pertanian yang ada di Desa Simpang Sungai Duren.

Dengan mata pencaharian penduduk desa Simpang Sungai Duren adalah ;

a. Petani : 416 KK

Page 47: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

b. Nelayan : -

c. Peternak : 9 KK

d. Pedagang : 98 KK

e. Pengusaha : 7 KK

f. PNS : 29 KK

g. Pegawai Swasta : 61 KK

h. Seniman : - KK

C. Aspek Demografis

a. Kependudukan

Jumlah penduduk Desa Simpang Sungai Duren adalah 5322 Jiwa

dengan jumlah Kepala Keluarga 2132 KK.

Tabel 2

Jumlah Penduduk28

Laki-Laki Perempuan Jumlah Total

2713 Jiwa 2609 Jiwa 5322 Jiwa

b. Pertumbuhan Jumlah Penduduk

Jumlah penduduk Desa Simpang Sungai Duren cenderung menurun

karena tingkat penduduk yang pindahcukup besar dari pada penduduk

yang datingdengan tingkat pertumbuhan 1,25%

c. Kepadatan dan Persebaran Penduduk

28

Data Dari Kantor Kepala Desa Simpang Sungai Duren 2016

Page 48: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

Persebaran penduduk di Desa Simpang Sungai Duren relatif merata,

secara absolut jumlah penduduk padaBBB tiap-tiap Rukun Tetangga

(RT) terlihat relatif berimbang, namun karena luas wilayah masing-

masing RT berbeda maka tingkat kepadatan penduduknya terlihat beda

pada tahun 2014.

Struktur Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis

KelaminBerdasarkan struktur umur, penduduk Desa Simpang Sungai

Duren tergolong penduduk usia muda. Indikasi ini tergambar dari rasio

penduduk usia kelompok umur 0 -5 merupakan yang terbanyak

jumlahnya yakni 740 jiwa. Kemudian disusul kelompok umur 6 -10

yaitu 556 jiwa. Rasio jenis kelamin penduduk Desa Simpang Sungai

Durenmenunjukkan bahwa penduduk perempuan relatif lebih sedikit

dibandingkan laki-laki.

Tabel 3

StrukturPenduduk Menurut Kelompok Umur pada setiap RT

di Desa Simpang Sungai Duren tahun 201629

No Kelompok Umur

2016

Jumlah

1 0 – 5 740

2 6 – 10 556

3 11 – 15 450

4 16 – 20 520

5 21 – 25 550

6 26 – 30 380

7 31 – 35 335

29

Data Dari Kantor Kepala Desa Simpang Sungai Duren 2016

Page 49: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

8 36 – 40 250

9 41 – 45 275

10 46 – 50 300

11 51 – 60 300

12 61 – 70 250

13 70– 80 200

14 80 keatas 116

Jumlah

Penduduk Desa Simpang Sungai Duren95% memeluk agama Islam.

Dalam kehidupan beragama kesadaran melaksanakan ibadah keagamaan

khususnya agama Islam sangat berkembang dengan baik.Pendidikan agama sudah

dimulai dari anak-anak dengan mengaji di rumah-rumah ataupun di mesjid selain

itu juga ada kegitatan bagi para remaja seperti peringatan hari – hari besar agama

islam.

Selain itu ada juga penjelasan tentang penididikan didesa Simpang Sungai

duren, Pendidikan adalah satu hal penting dalam memajukan tingkat kesejahteraan

pada umumnya dan tingkat perekonomian pada khususnya. Dengan tingkat

pendidikan yang tinggi maka akan mendongkrak tingkat kecakapan. Tingkat

kecakapan juga akan mendorong tumbuhnya ketrampilan kewirausahaan. Dan

pada gilirannya mendorong munculnya lapangan pekerjaan baru. Dengan

sendirinya akan membantu program pemerintah untuk pembukaan lapangan kerja

baru guna mengatasi pengangguran. Pendidikan biasanya akan dapat

mempertajam sistimatika pikir atau pola pikir individu, selain itu mudah

menerima informasi yang lebih maju.

Page 50: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

D. Aspek Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat Desa Simpang Sungai Duren secara

umum juga mengalami peningkatan, hal ini dinilai dari bertambahnya jumlah

penduduk yang memiliki usaha atau pekerjaan walaupun jenis pendapatan

tersebut pada umumnya belum dapat dipastikan bersumber dari hasil usaha yang

dilakukan bisa juga diperoleh dari pinjaman modal usaha dari pemerintah, seperti

dana SPP dari program PNPM , atau Instansi lainnya.

Komoditas andalan terbesar yang dihasilkan dari desa Simpang Sungai

Duren adalah perkebunan sawit, ini dikarenakan 75 % dari luas wilayah desa

Simpang Sungai Duren adalah perkebunan sawit. Hal ini disebabkan memang dari

asal transmigrasin masyarakat memang telah mendapatkan bantuan perkenunan

kelapa sawit. Untuk industri dan peternakan sebagai usaha ekonomi di desa

Simpang Sungai Duren dapat digambarkan sebagai berikut :

Ternak besar

Sapi : 50 Ekor

Kerbau : Ekor

Ternak kecil

Kambing : 80 Ekor

Domba :

Unggas

Ayam : 3630 Ekor

Itik : 358 Ekor

Penyu : -

Page 51: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

Jenis Industri rumah tangga

Kue : 15 Tempat

Keripik pisang : 13 Tempat

Mebel : 10 Tempat

Kerupuk : 16 Tempat

E. Aspek Pemerintahan

Desa Simpang Sungai Duren terdiri dari 3 Dusun dengan perincian

sebagai berikut:

1. Dusun I, terdiri dari 5 RT

2. Dusun II, terdiri dari 5 RT

3. Dusun III, Terdiri dari 3 RT

Page 52: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

Tabel 4

Struktur Organisasi Pemerintah Desa Simpang Sungai Duren30

Dilihat dari aspek sosial masyarakat Desa Simpang Sungai Duren

memiliki semangat gotong royong yang masih kental meskipun kesehariannya

mereka disibukkan dengan pekerjaan masing-masing.Hal ini dapat terlihat ketika

sedang mengerjakan proyek desa maupun menangani bencana yang terjadi di desa

tersebut.Misalnya, ketika memperbaiki jalan desa, memperbaiki salah satu rumah

penduduk yang rusak, dan menangani akibat dari bencana alam.

30

Data Dari Kantor Kepala Desa Simpang Sungai Duren 2018

Page 53: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

Interaksi sosial yang ada di desa ini masih dapat dikatakan cukup

baik.Setiap warga desa masih dapat saling berinteraksi langsung secara rutin

dalam beberapa kegiatan, seperti pada kegiatan pengajian, dan tahlilan.Selain itu,

para muda-mudi juga masih memiliki kegiatan sendiri, pengajian rutin dan

kegiatan-kegiatan lain yang diselenggarakan di dusun masing-masing.

Page 54: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

BAB IV

HASIL PENELITIANDAN PEMBAHASAN

A. Implementasi Kebijakan Program Bedah Rumah Menurut Permen

Nomor 13 Tahun 2016 di Desa Simpang Sungai Duren

Program bedah rumah masyarakat miskin adalah pogram perbaikan

rumah untuk meningkatkan kualitas rumah masyarakat miskin dan kurang mampu

yang tidak layak huni agar menjadi layak huni. Bagaimana meningkatkan kualitas

rumah masyarakat miskin dan kurang mampu secara swadaya. Dalam hal ini,

pemerintah memberikan bantuan program bedah rumah dan masyarakat secara

bergotong royong melaksanakan pembangunan rumah yang akan diperbaiki.

Seperti yang diungkapkan oleh beberapa narasumber di Desa Simpang Sungai

Duren Kecamatan Jaluko, dalam hal ini penulis mewawancarai Bapak Mulyadi

selaku kepala Desa:

“Program bedah rumah ialah merupakan program yang lebih mengarah

kepada kebutuhan bukan keinginan dari Desa, untuk membantu

masyarakat yang memang benar-benar layak untuk dibantu dan benar-

benar tidak memiliki rumah tidak layak huni.”31

Kriteria dalam menentukan keluarga/rumah tangga dikategorikan miskin

apabila:

6) Yang tidak memiliki rumah

7) Sertifikat kepemilikan

8) Luas lantai bangunan tempat tinggal kurang dari 8 m2 per orang.

9) Jenis lantai tempat tinggal dari tanah

10) Jenis dinding tempat tinggal dari kayu

31

Wawancara dengan Bapak Mulyadi selaku Kepala Desa Simpang Sungai Duren

Page 55: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

Pelaksanaan program bedah rumah masyarakat miskin di Desa Simpang

Sungai Duren dilakukan oleh Kepala Desa dan jajarannya, Kemudian dibentuk

kelompok-kelompok yang anggota kelompok adalah masyarakat penerima

bantuan program bedah rumah. Penerima bantuan atau sasaran program bedah

rumah adalah masyarakat miskin yang belum memiliki rumah dan memiliki

rumah tidak layak huni, serta masyarakat yang memiliki pendapatan di bawah

upah minimum, seperti yang dijelaskan oleh Bapak Sukandi selaku Kaur

Perencanaan Desa Simpang Sungai Duren yang memberikan keterangan sebagai

berikut :

“Sasaran dari program bedah rumah adalah keluarga miskin yang

diperoleh dari data base yang tercantum dalam dokumen dan hasil

verifikasi BAPPEDA Provinsi Jambi, melalui data tersebut maka

Kecamatan dapat menentukan siapa saja yang berhak menerima bantuan

bedah rumah dan Kecamatan akan melakukan bedah rumah untuk

masyarakat yang memang sudah didata sebelumnya.32

Sasaran program bedah rumah untuk masyarakat miskin juga memiliki

beberapa langkah dalam pelaksanaannya, dalam hal ini Ibu Nurpida selaku Kaur

Umum yang memberikan keterangan mengenai langkah-langkah dalam

menentukan sasaran bedah rumah yaitu sebagai berikut:

“Biasanya masyarakat yang akan mendapatkan bantuan bedah rumah akan

didata dan diverifikasi semua KK miskin hasil verifikasi BAPPEDA

Provinsi Jambi di akomodir seluruhnya dan camat mengajukan data atau

mengusulkan calon penerima bedah rumah kepada Bupati Muaro Jambi

melalui tim koordinasi dan ditembuskan kepada bappeda berdasarkan data

verifikasi tersebut dengan mencantumkan nama dan alamat calon

penerima bantuan bedah rumah, untuk selanjutnya akan ditetapkan dengan

surat keputusan Bupati Muaro Jambi.”33

32

Wawancara dengan Bapak Sukandi selaku kaur perencanaan Desa Simpang Sungai Duren

pada tanggal 20Mei 2019 33

Wawancara dengan Ibu Nurpinda selaku Kaur Umum Desa Simpang Sungai Duren pada

tanggal 20Mei 2019

Page 56: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

Pelaksanaan program bedah rumah juga ditetapkan oleh Kecamatan,

mengenai hal tersebut, peneliti melakukan wawancara kepada salah satu

pelaksana program bedah rumah yaitu BapakSukandi selaku Kaur Perencanaan

yang memberikan penjelasan sebagi berikut:

“Dalam pelaksanaan program bedah rumah biasanya ditetapkan tim

pekerja yang terdiri dari mandor, kepala tukang, dan pekerja yang

memiliki keterampilan dalam membuat rumah atau pertukangan sehingga

dalam membuat atau membedah rumah sesuai anggaran yang ditentukan,

karena pelaksana-pelaksana yang ada dilapangan ditentukan berdasarkan

profesi dan kemampuannya”34

Dalam observasi, peneliti memang melihat beberapa hasil rumah warga

yang ada di Desa Simpang Sungai Duren Kecamatan Jaluko yang mendapatkan

bantuan bedah rumah.35

Dalam hal ini peneliti mewawancarai salah satu warga

yang berada di Desa Simpang Sungai Duren yaitu Bapak Sutrisno yang memberi

penjelasan sebagi berikut :

“Saya memang mendapatkan bantuan bedah rumah dari pemerintah

setelah mengikuti pendataan keluarga miskin dari kelurahan, bantuan

tersebut tentunya sangat membantu saya dan keluarga karena memang

saya belum memiliki tempat tinggal yang layak huni untuk keluarga, dan

selama ini saya tinggal ditempat atau rumah seadanya.36

Namun berbeda dengan penjelasan yang diberikan oleh Ibu Sutarni yang

mengatakan bahwa:

“Bantuan bedah rumah ini memang baik, namun saya rasa masih kurang

maksimal karena rumah yang diberikan sangatlah kecil, dan setelah

beberapa tahun rumah ini kembali rusak, seperti saat hujan rumah saya

kembali bocor”

34

Wawancara dengan Bapak Sukandi selaku Kaur Perencanaan Desa Simpang Sungai Duren

pada tanggal 20Mei 2019 35

Dokumentasi, hasil bantuan bedah rumah Desa Simpang Sungai Duren Kecamatan

Jalukopada tanggal 24 Mei 2019 36

Wawancara dengan masyarakat penerima bantuan bedah rumah pada tanggal 28 Mei 2019

Page 57: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

Penjelasan dari Ibu Sutarni diatas didukung dengan adanya pernyataan

dari pasangan suami istri yaitu Ibu Ngatina dan Bapak Sunaryo yang menjelaskan

bahwa:

“Saya berterima kasih karena pemerintah telah memperhatikan masyarakat

miskin seperti kami ini, namun pelaksanaan renovasi rumah ini sangat

lama, sehingga rumah kami dibiarkan terbengkalai beberapa waktu dan

baru dikerjakan kembali”37

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti, maka dapat diambil

kesimpulan bahwa program bedah rumah ini belumlah berjalan sesuai yang

masyarakat harapkan, karena masih banyak terdapat keluh kesah warga yang

mendapatkan bantuan tersebut, hal ini dibuktikan dengan rusaknya rumah yang

direnovasi padahal bantuan tersebut didapatkan pada tahun sebelumnya.

Hal ini justru sangat berbanding jauh dengan harapan masyarakat bahwa

bantuan bedah rumah dapat meringankan beban masyarakat dan pengentasan

kemiskinan.

B. Faktor Penghambat Dalam Implementasi Kebujakan Program Bedah

Rumah di Desa Simpang Sungai Duren Kecamatan Jaluko

Faktor Penghambat atau kendala yang dihadapi oleh pemerintah dalam

pemberian program bedah rumah kepada masyarakat yang benar-benar

membutuhkan. Salah satu kendala yang dihadapi oleh pemerintah yaitu sulitnya

menentukan masyarakat yang berhak menerima program bedah rumah ini, seperti

37

Wawancara dengan Ibu Ngatina dan Bapak Sunaryomasyarakat penerima bantuan bedah

rumah pada hari kamis tanggal 16 Juni 2016

Page 58: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

yang dijelaskan oleh IbuNilam Sukmawati selaku Kepala Seksi Pemerintahan

sebagai berikut:

“Sulitnya menentukan masyarakat yang berhak menerima program bedah

rumah ini mengingat begitu banyaknya kriteria yang harus dipenuhi oleh

calon penerima program bedah rumah ini, sehingga dengan adanya

kendala ini maka pemberian bedah rumah ini kepada masyarakat

dikhawatirkan kurang tepat sasaran.38

Hal tersebut diatas didukung dengan adanya penjelasan dari Bapak

Haryanto sebagai berikut:

“Dulu pada tahun 2015 saya seharusnya sudah mendapatkan bantuan

bedah rumah, namun tiba-tiba saya diberitahu bahwa saya tidak jadi

mendapatkan bantuan karena banyak warga yang protes bahwa saya tidak

masuk dalam kategori untuk mendapatkan bantuan itu, namun tahun 2016

saya kembali mendapatkan bantuan tersebut.39

Untuk mengatasi hal tersebut maka pemerintah perlu melakukan

perhitungan yang mencangkup kebutuhan fisik, mental dan sosial.Dengan tidak

terpenuhinya kebutuhan dasar manusia akan berimplikasi padaketerlantaran yang

lebih teliti lagi agar pemberian program bedah rumah ini tepat sasaran, dan

kendala yang masih dihadapi dalam pelaksanaan program bedah rumah saat ini

adalah banyaknya warga masyarakat yang mengajukan program bedah rumah

sementara anggaran yang disediakan terbatas.

“Kita selaku pemerintahan desa sebenarnya sudah sangat optimal

memikirkan nasib warga kami di sini, akan tetapi segala daya upaya kami

ini juga masih ada saja halangannya, yaitu misalnya mengenai masalah

anggaran yang ada kadang belum optimal untuk mengcoverseluruh

kegiatan dari program bedah rumah ini. Kami selaku pemerintah tetap

terus menggenjotnya namun apa daya.”40

38

Wawancara dengan Ibu Nilam Sukmawati selaku Kepala Seksi Pemerintahan Desa Simpang

Sungai Duren pada tanggal 28Mei 2019 39

Wawancara dengan Bapak Haryantopada tanggal 20 Mei 2019 40

Wawancara dengan Bapak Mulyadi selaku Kepala Desa Simpang Sungai Duren pada

tanggal 20Mei 2019

Page 59: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

Kemiskinan membuat seseorang belum bisa melengkapi keperluan

dasardirinya dan keluarganya anggota keluarga dan ketunaan sosial.Rumah

merupakan salah satukeperluan dasar manusia yang tingkat kepentingannya lebih

rendah dari sandangdan pangan.

Mewujudkan hunian yang layak bagi semua orang pemerintah

bertanggung jawab untuk memberikan fasilitas kepada masyarakat agar dapat

menghuni rumah yang layak, Sehat, aman, terjamin, mudah diakses dan

terjangkau yang mencakup sarana dan prasarana pendukunngnya. Memperbaiki

rumah tidak layak huni tersebut.

Direktorat Pemberdayaan Fakir Miskin Republik Indonesia

mengalokasikan kegiatan Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RSTLH)

melalui salah satu program dari Kementerian Sosial RI yaitu program

pemberdayaan sosial dalam rangka penanggulangan kemiskinan, dimana kegiatan

penganggulangan kemiskinan itu salah satunya mencakup penyediaan akses

perumahan dan permukiman melalui rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni.41

Ketergantungan ini terlihat jelas dari aspek keuangan, pemda kehilangan

keleluasaan bertindak (local discretion) untuk mengambil keputusan-keputusan

penting, dan adanya campur tangan pemerintah pusat yang tinggi terhadap

pemda.Pembangunan didaerah terutama fisik memang cukup pesat, tetapi tingkat

ketergantungan fiskal antar daerah terhadap pusat sebagai akibat dari

pembangunan juga semakin besar.Ketergantungan fiskal terlihat dari rendahnya

pendapatan asli daerah (PAD) dan dominannya ditransfer dari pusat.Kendati UU

41

Syamsudin Haris, Desentralisasi dan Otonomi Daerah, Jakarta, 2011 hlm27

Page 60: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

Telat menggaris bawahi titik berat otonomi pada kabupaten/kota, Namun

Kabupaten/Kota lah yang mengalami tingkat ketergantungan yang lebih tinggi

dibanding provinsi.42

“Begini ya, kadang kita ini selaku di Desa, kan memiliki atasan kita

berjenjang naik bertangga turun. Itu kita masih punya pemerintahan

kecamatan, kabupaten, dan provinsi. Kadang kita di bawah ini sudah

maksimal sekali, tetapi kita kan tetap pengajuan ke atas, nah kadang di

atas ini lama prosesnya baru turun anggaran.”43

Dalam pelaksanaan program bedah rumah masyarakat miskin di Desa

Simpang Sungai Duren Kecamatan Jaluko masih kurang dalam hal pengawasan

karena banyak terjadi penyimpangan dalam proses pelaksanaan baik dalam

penyediaan barang dan jasa serta sasaran yang dituju masih ada sebagian yang

tidak tepat sasaran.Sebagaimana yang dijelaskan oleh Bapak Budiman selaku

masyarakat awam:

“Menurut saya perlu adanya perbaikan dalam hal pengawasan, karena

selama ini hanya orang-orang yang dekat dengan aparat desa yang menjadi

pengawas dalam pelaksanaan program bedah rumah, dikhawatirkan

penyimpangan mudah dilakukan karena tidak ada pihak luar atau pihak

yang netral mengawasi pelaksanaan program bedah rumah ini”.44

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Budiman diatas dapat ditarik

kesimpulan bahwa, salah satu kendala yang dihadapi pemerintah yaitu sulitnya

menentukan masyarakat yang berhak menerima program bedah rumah ini.Untuk

mengatasi hal tersebut maka pemerintah perlu melakukan perhitungan yang lebih

teliti lagi agar pemberian program bedah rumah ini tepat sasaran.

42

Mudrajad Kuncoro, Otonomi dan Pembangunan daerah , Jogjakarta, UGM, 2010 hlm 18-19 43

Wawancara dengan Bapak M. Parmonangan selaku sekterataris Desa Simpang Sungai

Duren pada tanggal 20Mei 2019 44

Wawancara dengan Bapak Budiman selaku masyarakat awam pada tanggal 28Mei 2019

Page 61: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

Anggaran dana menjadi kendala lainnya yang menghambat dalam proses

pelaksanaan bedah rumah ini. Tahapan pencairan anggaran yang lama sehingga

proses pengajuan proposal yang diberikan kepada dinas sosial dan tenaga kerja

Kabupaten Muaro Jambi memakan waktu yang lama. Dana atau anggaran yang

memang telah disediakan dari pemerintah harus jelas perincian penggunaan

sehungga bisa dipertanggung jawabkan. Dalam hal ini peneliti mewawancarai

Bapak Sukandi Kaur Perencaan dikantor Desa Simpang Sungai

Durenmemberikan penjelasan sebagai berikut :

“Dalam anggaran dana khusus untuk bedah rumah setiap KK(Kartu

Keluarga) mendapatkan sebanyak Rp. 8.000.000,- – 15.000.000,- atau

untuk satu unit rumah, alokasi dana ini harus diperhitungkan untuk

pembelian bahan atau material bagunan yang akan digunakan untuk

membangun, untuk upah para pekerja baik itu mandor yang mengawasi,

kepala tukang dan pekerja yang melakukan pembedahan rumah.45

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam

pengelolaan anggaran dana bedah rumah, anggaran tersebut dialokasikan untuk

pembelian bahan/materil bagunan, upah tenaga kerja terdiri dari upah mandor,

tukang dan pekerja yang akan melaksanakan bedah rumah, pengelolaan dana

dilakukan oleh tim pelaksana Kecamatan yang berfungsi sebagai pengelola dana

atau pelaksana kegiatan. Selain itu, tim pelaksanaan kecamatan melaksanakan

tugas pencatatan pengeloaan dana dan pengeluaran dilengkapi dengan tanda bukti

pembayaran yang sah, bukti faktor pembelian dan lain-lain, hal ini dilakukan

untuk laporan bahwasanya pengeluaran dana telah tepat sasaran.46

45

Wawancara dengan Bapak Sukandi selaku Kaur Perencanaan Desa Simpang Sungai Duren

pada tanggal 20Mei 2019 46

Dokumentasi pengelolaan anggaran dana bedah rumah Desa Simpang Sungai Duren

Kecamatan Jaluko 02 Juli 2019

Page 62: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

Kendala-kendala atau faktor penghambat dalam pelaksanaan program

bedah rumah lainnya adalah:

1) Kendala Verifikasi

Pendapat responden tentang verifikasi administrasi telah berjalan

sesuai dengan prosedur, namun dalam verifikasi lapangan terjadi perbedaan

dimana data yang di input dalam berkas ternyata memiliki banyak perbedaan,

seperti; klasifikasi calon penerima bantuan yang tidak sesuai standar kriteria

yang ditetapkan, manipulasi data calon penerima bantuan yang ternyata

memiliki keterkaitan hubungan kekerabatan dengan petugas yang melakukan

pendataan, dan calon penerima bantuan yang ternyata memberikan

kompensasi dalam bentuk nominal atau material agar dapat dimasukkan ke

dalam daftar penerima bantuan.

“Ada memang kendala di lapangan, seperti tidak berjalannya

komunikasi antara standar orang yang layak nerima bantuan dengan

sasaran di lapangan, ada pernah kita temui data yang tidak sinkron, di

pedoman program kita SOP nya kan begini, tetapi ternyata di lapangan

yang tidak masuk kriteria kadang bisa lolos. Nah ini ada salah data

begitu.”47

Salah seorang informan lainnya memberikan keterangan sebagai

berikut:

“Kadang itu ya ada nepotisme juga ya, soalnya kadang pegawai kita

yang masih memiliki hubungan keluarga dengan sasaran warga yang

mau mendapatkan program ini, nah kadang bermain di sana ada faktor

nepotisme sedikit. Yah jadi ini juga jadi pemicu adanya salah data

itu.”48

47

Wawancara dengan Ibu Elna Suryani selaku Kasi Kesra Desa Simpang Sungai Duren pada

tanggal 02 Mei 2019 48

Wawancara dengan Ibu Ika Widiya Yanti selaku Kasi Pelayanan Desa Simpang Sungai

Duren pada tanggal 12 Mei 2019

Page 63: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

Lebih lanjut ada seorang informan yang menambahkan informasi

terkait dengan kendala di lapangan sebagai berikut:

“Begini ya mbak, kadang dilokasi itu kita ada menemukan warga yang

malah memberikan kompensasi, berupa janji janji kadang itu kalau

lolos dia akan bagikan sedikit uang kepada petugas sebagai ucapan

terimakasih. Kadang hal ini di lapangan dianggap baik, padahal ini kan

salah ya mbak, dan ini lah yang terjadi di lapangan itu ada semacam

sogokan kepada petugas kami supaya dia dapat program bantuan

bedah rumah.”49

2) Kendala dalam Penjajakan

Pendapat responden tentang penjajakan telah berjalan baik, namun

kendalanya adalah kadang kala adanya data yang tidak sesuai dengan data

administrasi dengan lokasi, hal ini sebagaimana keterangan dari informan

sebagai berikut:

“Sewaktu penjajakan dilapangan, ada petugas yang kurang maksimal

dalam menggali data ke masyarakat di lapangan. Sehingga ketika data

dikumpulkan oleh petugas, apa yang dicantumkan di formulir tidak

valid, karena apa yakarena waktu penjajakan dan tanya-tanya ke warga

itu kadang dilakukan ala kadarnya dan belum maksimal dalam

penajajakan nya itu.”50

Kendala itu seperti misalnya salah satu calon terdata sebagai

masyarakat miskin namun setelah dilakukan penjajakan ternyata rumah

tersebut tidak termasuk kriteria rumah yang tidak layak huni, sehingga

menyebabkan harus adanya verifikasi ulang terhadap data administrasi

masyarakat miskin dengan calon lokasi agar tidak lagi terjadi salah sasaran.

49

Wawancara dengan Bapak Sukandi selaku Kaur Perencanaan Desa Simpang Sungai Duren

pada tanggal 12 Mei 2019 50

Wawancara dengan Ria Fitriyanti selaku Kaur Keuangan Desa Simpang Sungai Duren pada

tanggal 12 Mei 2019

Page 64: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

3) Kendala Dalam Sosialisasi

Pendapat responden tentang sosialisasi sudah berjalan dengan

baik,namun kondisinya untuk di daerah yang jauh dari kota terkadang jauh

dariinformasi dan sosialisasi sehingga masih banyak masyarakat miskin

yangtidak memahami tujuan sebenarnya dari program bedah rumah. Hal ini

sebagaimana keterangan dari informan:

“Kita ada kendala memang mbak dalam hal sosialisasi ke bawah.

Banyak warga yang masih bingun ini program apa ya? Nah di sana itu

kita merasa masih belum cukup ini sosialisasi ke bawah. Kemarin ada

musyawarah di Desa mengundang warga namun kadang warga tidak

hadir dan minim kehadiran, sehingga masalah ini juga perlu

diperhatikan.”51

Banyakmasyarakat yang mendaftarkan diri sebagai golongan

masyarakat miskinhanya untuk mendapatkan bedah rumah secara gratis,

sementara masyarakatmiskin yang benar-benar termasuk golongan miskin

malah tidak terdaftarsebagai masyarakat miskin.Sehingga data yang diperoleh

dari Dinas Sosialtidak benar-benar akurat.

4) Kendala Dalam Pembangunan

Pendapat responden tentang pembangunan juga telah berjalan

baik,namun yang menjadi kendala adalah lambatnya dana yang masuk ke

rekeningmenyebabkan pelaksanaan pembangunan molor dari waktu yang

telahditentukan. Hal ini sebagaimana informasi yang peneliti peroleh:

“Kita juga mengalami kendala dalam hal tenaga kerja di lapangan

mbak. Ada tukang yang kadang kurang disiplin dan stok bahan

bangunan yang kadang tidak tersedia di toko yang terdekat dengan

51

Wawancara dengan Ibu Nurpida selaku Kasi Kaur Umum Desa Simpang Sungai Duren pada

tanggal 20 Mei 2019

Page 65: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

lokasi pembangunan, kadang cuaca juga menghambat pekerjaan

kita.”52

Tenaga kerja yang terlibat dalam proses pembangunan jugamenjadi

kendala, yaitu kurangnya tenaga kerja yang akan digunakan sehingga

ketentuan selambat-lambatnya 30 hari menjadi tidak tepat waktu.

C. Upaya Pemerintahan Desa Simpang Sungai Duren Dalam Mengatasi

Kendala Implementasi Kebijakan Program Bedah Rumah

Program bedah rumah masyarakat miskin ialah merupakan program yang

lebih mengarah kekebutuhan bukan keinginan dari Desa untuk membantu

masyarakat yang memang bener-benar layak untuk dibantu dan benar-benar tidak

memiliki rumah yang layak huni, untuk itu perlu adanya evaluasi dari pelaksanaan

program bedah rumah ini agar dapat diketahui titik permasalahan yang terjadi

selama pelaksanaan, sehingga hal tersebut dapat dijadikan pelajaran dan

perubahan kearah yang lebih baik.

Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi faktor penghambat

pelaksanaan program bedah rumah yang dihadapi Pemerintah adalah:

1) Diperlukan adanya dukungan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi yang

dapat terlibat langsung pada tahap perancangan dan pemantauan. Pada

pelaksanaan kegiatan, hendaknya Dinas Sosial dan Dinas Tenaga Kerja

Kabupaten Muaro Jambi mereka membentuk tim kerja untuk saling

membantu.53

52

Wawancara dengan Ibu Uci Purnama selaku Bendaharan Desa Simpang Sungai Duren pada

tanggal 20 Mei 2019 53

Observasi tangagal 01 Juni 2019

Page 66: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

2) Untuk membantu kelancaran dalam pelaksanaan program bedah rumah, di

tingkat Kabupaten dan di setiap Kecamatan seharusnya disiapkan

konsultan pendamping dari unsur swasta dan pemerintah.

3) Pelaku utama dalam program bedah rumah ini sebaiknya adalah

masyarakat Desa/Kelurahan yang ada di sekitar penerima program yang

dalam melaksanakan kegiatannya difasilitasi oleh tim pelaksana/Timlak

bedah rumah. Hal ini bertujuan agar setiap pelaksanaannya langsung dapat

diawasi oleh masyarakat sehingga tidak adanya rasa ketidakpuasan setelah

proses pembangunan selesai dilaksanakan.54

4) Swadaya masyarakat diutamakan bersumber dari masyarakat mampu di

seputar penerima program, agar mendorong dukungan dan partisipasi

masyarakat dalam pelaksanaan pemugaran rumah keluarga miskin.

5) Agar pelaksanaan program bedah rumah tidak terjadi penyimpangan dari

tujuan dasar adalah perlu disusun standar baku dari calon penerima

bantuan sehingga program ini tepat sasaran.55

Budihardjo mengemukakan bahwa salah satu permasalahan bidang

perumahan dan permukiman di Indonesia adalah kecilnya tingkat pemenuhan

kebutuhan perumahan yang layak dan terjangkau bagi masyarakat miskin. Hal ini

disebabkan karena ketidakmampuan masyarakat miskin untuk mendapatkanrumah

yang layak dan terjangkau serta lemahnya sistem dan mekanisme subsidi

perumahan bagi kelompok masyarakat tidak mampu, baik melalui

mekanismepasar formal maupun informal.

54

Observasi tanggal 09 Juni 2019 55

Obsevasi tanggal 30 Juni 2019

Page 67: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

Peran pemerintah dalammenyediakan infrastruktur dan kebijakan yang

tepat sasaran untuk berfungsinyasistem perumahan yang terjangkau harus

dijalankan, serta untuk mereka yangsangat tidak mampu, pemerintah harus

menyediakan subsidi.Ini adalah konsekuensi bila Negara mengakui bahwa

perumahan adalah sebuah kebutuhandasar.Hal-hal lain yang perlu diperhatikan

lainnya adalah:

a. Pemerintah Memperhatikan Ketersediaan Tenaga Pegawai

Ketersediaan tenaga pelaksana adalah tersedianya para pegawai dalam

pelaksanaan program bedah rumah ini. Seperti keterangan dari seorang

informan berikut:

“Yah kita sudah coba manajemen tenaga kerja di lapangan dan

diperhitungkan jumlahnya serta diberikan kontrak kerja yang jelas

sehingga ada target kapan waktu pengerjaannya dapat diselesaikan.

Jadi Desa aman dan pihak penerima bantuan juga aman dan tenang

tidak terkatung-katung.”56

Jadi dengan tersediannya jumlah pegawai yang mencukupi diharapkan

pelaksanaan pekerjaan akan semakin cepat dan program-program kerja yang

telah direncanakan dapat terlaksana dengan tepat waktu dan semakin baik,

sehingga tidak ditemukan lagi adanya masyarakat yang mengeluh, seperti

yang dijelaskan oleh Ibu Ngatina dan Bapak Sunaryo diatas yang mengaku

bahwa rumah yang direnovasi dibiarkan beberapa waktu begitu saja, dan

berbanding jauh dengan target waktu yang direncanakan semula.

56

Wawancara dengan Ibu Rts. Ayu Ria Sari selaku Staff Desa Simpang Sungai Duren pada

tanggal 21 Mei 2019

Page 68: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

b. Ketersediaan Biaya Untuk Pelaksanaan Program

Dengan tersedianya dana atau biaya yang mencukupi untuk

pelaksanaan program bedah rumah ini diharapkan program dapat berjalan

dengan baik, program dapat selesai dengan yang ditargetkan. Sebagaimana

keterangan seorang informan kepada peneliti:

“Sekarang kita ada anggaran dulu dan yakin turun, baru eksekusi

mbak, sehingga tidak ada lagi masalah biaya yang menjadi kendala

kita. Semua kita pastikan dulu, dan kalau pas dananya baru bangun.”57

c. Melakukan Verifikasi Kesesuaian Data Penerima Program

Kesesuaian data penerima bantuan program bedah rumah dalam

pengentasan kemiskinan ditingkat Kabupaten/Kota yang dalam hal ini tepat di

Desa Simpang Sungai Duren haruslah sama dengan data yang ada di pusat

yang mengacu kepada data pendataan sosial. Jadi dengan kesesuaian data

penerima bantuan ditingkat daerah dan pusat diharapkan dapat memudahkan

daerah Kabupaten/Kota untuk memberikan bantuan yang tepat sasaran pada

calon penerima bantuan. Hal ini tidak sejalan dengan harapan yang

diinginkan, karena dalam penetapan nama calon penerima bantuan program

bedah rumah masih tidak sesuai dengan data pendataan program perlindungan

sosial.58

“Sekarang verifikasi kita lakukan secara rutin dan dengan penjajakan

yang pas. Kita tidak ingin lagi asal asal dalam mengisi data, memang

harus valid dan kadang saya turun sendiri ke lapangan buat melakukan

kroscek antara data dan kondisi ril di lapangan.”59

57

Wawancara dengan Bapak Sutarjo selaku BPD Desa Simpang Sungai Duren pada tanggal

01 Juni 2019 58

Observasi di Kantor Desa Simpang sungai Duren pada tanggal 20Mei 2019 59

Wawancara dengan Bapak Mulyadi Kepala Desa Simpang Sungai Duren pada tanggal 09

Juni 2019

Page 69: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

d. Jangka Waktu Pelaksanaan Program

Jangka waktu pelaksanaan program adalah lamanya waktu yang

dibutuhkan dalam pelaksanaan program bedah rumah, sebab dengan

penggunaan waktu yang tepat, diharapkan program itu dapat terlaksana secara

maksimal dan merata. Akan tetapi hal ini belum dapat terlaksana tepat waktu

seperti yang ditetapkan, ini disebabkan oleh beberapa kendala seperti lamanya

tahapan pencairan anggaran sehingga lamanya proses pengajuan proposal

yang diberikan kepada dinas sosial dan tenaga kerja Kabupaten Muaro Jambi

dalam menjalankan program ini.

e. Melakukan Pengawasan

Adanya pengawasan yaitu kegiatan yang dilakukan oleh panitia

pelaksana program bedah rumah untuk mengetahui bahwa pelaksanaan atau

hasil program telah sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya,

sehingga apabila terjadi penyimpangan-penyimpangan dapat diketahui atau

dapat ditanggulangi.Pengawasan dimaksudkan untuk mengetahui dan

menunjukkan kelemahan-kelemahan tersebut.Pengawasan yang dilakukan

sudah berjalan dengan baik, meskipun masih ada beberapa kendala.60

“Pengawasan selalu rutin dilaksanakan bahkan dalam rapat-rapat itu

kita kritisi apa benar-benar sudah tepat sasarana atau belum, dan

kendala apa saja yang ditemui di lapangan, kita musyawarah dan ambil

langkah-langkah.”61

60

Observasi di lapangan pada tanggal 28 Juli 2019 61

Wawancara dengan Ibu Erni selaku Anggota BPD Simpang Sungai Duren pada tanggal 09

Juni 2019

Page 70: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

f. Peningkatan Kualitas Program

Peningkatan kualitas program adalah dengan melaksanakannya

program bedah rumah Kabupaten Muaro Jambi kepada masyarakat penerima

bantuan di Desa Simpang Sungai Duren.

“Kita sedang coba membenahi diri selalu dan meningkatkan kualitas

program dan pelayanan kita ke masyarakat, misalnya kita coba apakah

mungkin untuk meningkatkan kualitas bahan bangunan yang dipakai

untuk sasaran bedah rumah, ketika masuk akal hitung-hitungannya kita

akan eksekusi dan tindak lanjuti lagi. Pokoknya yang terbaik buat

warga kita.”62

Maka diharapkan adanya peningkatan kualitas program, guna

membantu pemerintah daerah dalam program pengentasan kemiskinan untuk

Desa Simpang Sungai Duren baik itu dalam hal pelayanan administrasi,

peningkatan jumlah penerima bantuan, kualitas material dan peningkatan

Sumber Daya Manusia (SDM) untuk program bedah rumah tidak layak huni.

g. Penurunan Angka Kemiskinan

Kondisi rumah yang tidak layak huni merupakan ciri utama untuk

membedakan keluarga miskin dengan keluarga tidak miskin.Atas dasar

pemikiran tersebut maka penyediaan rumah layak huni atau pemugaran

terhadap rumah tidak layak huni,dapat memberikan sumbangan yang sangat

besar terhadap upaya penurunan angka kemiskinan.

Penurunan angka kemiskinan yaitu dengan dilaksanakannya program

bedah rumah tidak layak huni oleh seksi pemberdayaan dan kelembagaan

sosial, Dinas Sosial dan tenaga kerja Kabupaten Muaro Jambi diharapkan

62

Wawancara dengan Agusti selaku Ketua LPM Desa Simpang Sungai Duren pada tanggal 12

Juni 2019

Page 71: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

dapat membantu pemerintah Kabupaten Muaro Jambi dalam upaya penurunan

angka kemiskinan, terutama di Desa Simpang Sungai Duren. Dalam hal ini

sudah ada sedikit penurunan angka kemiskinan di bidang perumahan tidak

layak huni, dengan dibuktikannya bahwa program bedah rumah ini mampu

memberikan kehidupan yang lebih layak lagi bagi masyarakat Desa Simpang

Sungai Duren, khususnya bagi mereka yang menerima bantuan ini.

h. Mengevaluasi Kelayakan Program

Kelayakan program yaitu dengan dilaksanakannya program bedah

rumah tidak layak huni memang dirasa tepat untuk menjadi salah satu

program pengentasan kemiskinan untuk Kabupaten Muaro Jambi khususnya

bagi Desa Simpang Sungai Duren.Hal yang menjadi Pertimbangan pemerintah

melaksanakan program bedah rumah yaitu tingginya jumlah kemiskinan,

pendapatan rendah di suatu keluarga dan masih banyaknya keluarga yang

menempati rumah kurang layak.Kondisi ini yang menjadi acuan bagi

pemerintah daerah untuk melaksanakan program bantuan bedah rumah,

dengan tujuan terjadi pemerataan tempat tinggal yang layak untuk ditempati.

“Selalu kita bekerjasama dengan pihak terkait guna mengatasi kendala-

kendala yang ada. Kita berupaya maksimal buat mengevaluasi setiap

saat baik dalam rapat kerja, musyawarah Desa, musrembang, dan

momen lainnya kita rapat dan evaluasi apakah kinerja dan program

bedah rumah kita ini khususnya sudah berjalang dengan efisien atau

belum.”63

63

Wawancara dengan Bapak Zam zami Ketua RT 06 Simapang Sungai Duren pada tanggal 20

Juni 2019

Page 72: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

Upaya-upaya lainnya yang dilakukan untuk mengatasi kelemahan-

kelemahan yangdihadapi pemerintah dalam implementasi kebijakan program

bedah rumah di Desa Simpang Sungai Duren adalah:

a. Diperlukan adanya dukungan Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi

yang dapat terlibat langsung pada tahap perancangan dan pemantauan.

Padapelaksanaan kegiatan, hendaknya Dinas Sosial dan Dinas Tenaga

Kerja Kabupaten Muaro Jambi mereka membentuk tim kerja untuk

saling membantu.64

b. Untuk membantu kelancaran dalam pelaksanaan program bedah

rumah, ditingkat kabupaten dan di setiap kecamatan seharusnya

disiapkan konsultanpendamping dari unsur swasta dan pemerintah.

c. Pelaku utama dalam program bedah rumah ini sebaiknya adalah

masyarakat Desa/Kelurahan yang ada di sekitar penerima program

yang dalammelaksanakan kegiatannya difasilitasi oleh tim

pelaksana/Timlak bedahrumah.

“Kita juga selalu meminta masyarakat untuk turut serta mengawasai

kinerja di lapangan. Kita tidak ingin ada iri dan kecemburuan social,

jadi kalau masyarakat ada mengetahui masalah atau ada warga yang

layak, namun belum tersentuh dengan program ini maka dapat

memberitahukan kepada kami selaku pemerintahan agar ditindak

lanjuti dengan segera.”65

64

Observasi tanggal 21 Juni 2019 65

Wawancara dengan Bapak Mulyadi Kepala Desa Simpang Sungai Duren pada tanggal 20

Juni 2019

Page 73: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

Hal ini bertujuan agar setiap pelaksanaannya langsung dapat

diawasioleh masyarakat sehingga tidak adanya rasa ketidakpuasan

setelah prosespembangunan selesai dilaksanakan.66

d. Swadaya masyarakat diutamakan bersumber dari masyarakat mampu

diseputar penerima program, agar mendorong dukungan dan

partisipasimasyarakat dalam pelaksanaan pemugaran rumah keluarga

miskin.67

Agar Implementasi Kebijakan program bedah rumah tidak terjadi

penyimpangan daritujuan dasar adalah perlu disusun standar baku dari calon

penerima bantuansehingga program ini tepat sasaran.

Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan, secara umum pelaksanaan

sudah berjalan dengan baik, meskipun masih terdapat beberapa kendala-kendala

teknis. Akan tetapi kendala tersebut tidak secara signifikan mempengaruhi

terhalangnya program bedah ruah tersebut, dan sudah dirasakan manfaatnya oleh

masyarakat.

66

Observasi tanggal 27 Juni 2019 67

Observasi tanggal 21 Juni 2019

Page 74: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkanuraian yang telahdipaparkanpadabab-babsebelumnya,

makapenelitidapatmenarikkesimpulansebagaiberikut :

1. Implementasi program bedah rumah di Desa Simpang Sungai Duren pada

Tahun 2016 telah dilaksanakan secara evisien dan tepat sasaran sesuai dengan

peraturan perundang–undangan yang berlaku dan kebijakan pemerintahan

desa, meskipun demikian terdapat kendala-kendala teknis yang tidak

mengganggu kelancaran program tersebut.

2. Faktor penghambat dalam implementasi kebijakan program bedah rumah

antara lain adalah hambatan pembangunan rumah karena faktor SDM

dancuaca, serta ketersediaan bahan bangunan, proses pencairan dana yang

harus melalui banyaknya saluran birokrasi, adanya hubungan keluargaan

antara petugas dan masyarakat penerima sasaran.

3. Upaya pemerintah mengatasi kendala-kendala dalam implementasi kebijakan

program bedah rumah Pemerintah memastikan ketersediaan tenaga,

memastikan ketesediaan biaya untuk pelaksanaan program, melakukan

verifikasi kesesuaian data penerima program, merincikan dengan detil jangka

waktu pelaksanaan program melalui kontrak kerja yang jelas, adanya

pengawasan dan evaluasi, serta peningkatan kualitas program/inovasi.

Page 75: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

B. Saran-saran

Adapun saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini mengenai

evaluasi program bedahrumahdalampengentasankemiskinan di Desa Simpang

Sungai Duren Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi adalah perlu adanya

kerja samasemua pihak dalam mensukseskan program bedah rumah ini agar

program ini berlangsung lebih optimal.

Page 76: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

DAFTAR PUSTAKA

Literatur

Aidin Sutrisno,“Problematika Program Bedah Rumah Bagi Masyarakat Penerima

Bantuan (Studi kasus pada penerima Program Bedah Rumah di Kelurahan

Pematang Gubenur Kota Bengkulu, 2014

Aifa destriani, Kajian Pelaksanaan Program Beda Rumah Dalam Rangka

Peningkatan Kondisi Kesehatan Lingkungan ( Studi Kasus di Kelurahan

Pedemangan Barat Kecamatan Pedemangan Jakarta Utara)”. Skripsi

(Jakarta: Universitas Indonesia), 2017

Budi Winarno, Kebijakan Publik:Teori dan Proses. Yogyakarta: Media

Preaaindo, 2011

Erwan agus purwanto, dan Dyah ratih sulistryastuti, Implemtasi Kebijakan Publik.

Yogyakarta: Grava Media,2012

Gusti. Manajemen Penulisan Skripsi. Tesis dan Disertasi. Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2009

Hasan Shandly, dikutip dari Abunudin Nata, Metodologi Studi Islm, Jakarta: Raja

Grafindo, 2011

Lawuning Nastiti, ImplementasiProgram Rehabilitasi Rumah tidak Layak Huni,

2016

M.IrfanIlamy, prinsip –

prinsipperumusankebijaksanaannegara,Jakarta,BumiAksar, 20010

MudrajadKuncoro, Otonomidan Pembangunan daerah , Jogjakarta: UGM Press,

2010

Muhaimin Suti’ah, dan Sugeng Listyo prabowo, Manajemen pendidikan, Jakarta:

Kencana,2009

Mundasir, DesainPembelajaran, Indragiri Hulu : STAI NurulFalah, 2012

RahardjoAdisasmita, Manajemen Pemerintah DaerahYogyakarta: Graha Ilmu,

2011

Ripley, Rendal B. And Grace A. Franklin, Policy Implementation and

Bureaucraycy, secon edition,the dorsey press, Chicago-Illionis, 2009

Supardi, Skripsi, Pengawasan Pelaksanaan Program Bedah Rumah Masyarakat

Miskin di Desa Semelengi Besar, UNILA, 2016

Page 77: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

Syamsudin Haris DesentralisasidanOtonomi Daerah, Jakarta: t.p, 2011

Sanapiah Faisal,Penelitian Kualitatif: dasar-dasar dan aplikasi. Malang: YA3

Malang, 2009

Sugiono. Metode Penelitian Kuantitatif Khualitatif dan R&D: Bandung:

Alfabeta,2014

Sugiyono,MemahamiPenelitianKualitatif,Bandung: Alfabeta, 2014

Suharsono.Dasar-DasarKebijakanPublik. Yogyakarta: UNY Press, 2010

Supriadi “Pengawasan Plaksanaan Progam Bedah Rumah Masyarakat Miskin di

Desa Semelagi Besar”, 2017

JURNAL

AkibHeadar dan Antonius Taringan. “Artikulasi Konsep Implemtasi

Kebijakan:Perspektif, Model dan Kriteria Pengukurannya: Jurnal Baca,

Volume 1 Agustus,Universitas Pepebari Makasar,2018

PERATURAN PERUNDANGAN

Perda Undang–Undang Republik Indonesia No 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan

dan Kawasanpemukiman

Peraturan Daerah Nomor 13/PRT/M/2016 Tentang Bantuan Stimulan Perumahan

Swadaya

UUD’45 &Perubahannya.

Page 78: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

DAFTAR INFORMAN

NO NAMA JABATAN

1 Mulyadi Kepala Desa Desa Simpang Sungai

Duren

2 Sutarjo BPD Desa Simpang Sungai Duren

3 Uci Purnamasari Bendahara Desa Simpang Sungai Duren

4 Elna Suryani Kesra Desa Simpang Sungai Duren

5 Widia Yanti Kasi Pelayanan Desa Simpang Sungai

Duren

6 Ria Fitriyani Kaur Keuangan Desa Simpang Sungai

Duren

7 Duren Sukandi Kaur Perencanaan Desa Simpang

Sungai Duren

8 Nurpida Kaur Umum Desa Simpang Sungai

Duren

9 Sukandi Perencanaan Desa Simpang Sungai

Duren

10 Agusti LPM Desa Simpang Sungai Duren

11 Zamzami RT 06 Desa Simpang Sungai Duren

12 Sutrisno Warga Desa Desa Simpang Sungai

Duren

13 Sunaryo Warga Desa Simpang Sungai Duren

14 Budiman Warga Desa Simpang Sungai Duren

15 Ngatina Warga Desa Simpang Sungai Duren

16 Sutarni Warga Desa Simpang Sungai Duren

17 Ayu Ria Sari Warga Desa Simpang Sungai Duren

Page 79: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PROGRAM BEDAH RUMAH …

CURRICULUM VITAE

Nama : Devi Monica

Tempat/Tgl Lahir : Simpang Sungai Duren, 14 Maret 1997

Email/Surel : [email protected]

Alamat : Simpang Sungai Duren Rt.06 Kabupaten Muaro Jambi

Nama Ortu :

Ayah : Sartono

Ibu : Suratmi

Motto Hidup : Hidup itu sederhana yang membuatnya rumit adalah diri

sendiri

RIWAYAT PENDIDIKAN

TAHUN PENDIDIKAN

2003 - 2009 Sekolah Dasar Negeri 73/IX Jaluko

2009 - 2012 SMP N 1 Muaro Jambi

2012 - 2015 SMA N 1 Muaro Jambi