implementasi dan evaluasi
DESCRIPTION
BenarTRANSCRIPT
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI DALAM KEPERAWATAN KOMUNITAS
TUGAS
Oleh kelompok 3B
Dahlia Kurniawati 112310101005Kartika Nurif 112310101018Kustantina Alfiatie M 112310101019
Tediy Junianto 112310101033Kukuh Aria Wijaya 112310101059
Fitania Marizka Putrie 112310101064Ervi Fitri Faradiana 122310101001Alifia Risky Pratama 122310101025Ary Januar Pranata P. 122310101039
Wahyu Dini Candra S. 122310101043Dwi Nida Dzusturia 122310101045
Aprilita Restuningtyas 122310101053Mohammad Tutus P. 122310101071Indra Sarosa 122310101073
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER
2015
IMPLEMENTASI
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994., dalam Potter & Perry, 1997).
Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi, pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari.
Menurut Craven dan Hirnle (2000) secara garis besar terdapat tiga kategori dari implementasi keperawatan, antara lain:
a. Cognitive implementations, meliputi pengajaran/ pendidikan, menghubungkan tingkat pengetahuan klien dengan kegiatan hidup sehari-hari, membuat strategi untuk klien dengan disfungsi komunikasi, memberikan umpan balik, mengawasi tim keperawatan, mengawasi penampilan klien dan keluarga, serta menciptakan lingkungan sesuai kebutuhan, dan lain lain.
b. Interpersonal implementations, meliputi koordinasi kegiatan-kegiatan, meningkatkan pelayanan, menciptakan komunikasi terapeutik, menetapkan jadwal personal, pengungkapan perasaan, memberikan dukungan spiritual, bertindak sebagai advokasi klien, role model, dan lain lain.
c. Technical implementations, meliputi pemberian perawatan kebersihan kulit, melakukan aktivitas rutin keperawatan,
menemukan perubahan dari data dasar klien, mengorganisir respon klien yang abnormal, melakukan tindakan keperawatan mandiri, kolaborasi, dan rujukan, dan lain-lain.
Tingkat pencegahan
Dukungan lingkungan dan budaya juga sangat berpengaruh dalam keefektifan
program yang dilaksanakan. Cara yang dapat dilakukan untuk mempertahankan
kesehatan yaitu dengan menggunakan model praktik keperawatan.
1. Pencegahan primer yaitu meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat
sehingga mengurangi resiko rentan terhadap stress. Salah satu contoh yaitu
dengan melakukan promosi kesehatan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat
misalnya dengan mengenakan sabuk pengaman dan pemurnian air PAM.
2. Perncegahan sekunder dimulai setelah penyakit tertentu muncul. Penekanan pada
pencegahan ini dengan melakukan deteksi dini, pengobatan stress yang dapat
mempengaruhi masyarakat. Contoh kegiatan dapat berupa pemeriksaan payudara
sendiri atau pemeriksaan tekanan darah.
3. Pencegahan tersier lebih difokuskan pada pemulihan dan rehabilitasi.
Pencegahan tersier ini untuk mengembalikan masyarakat kembali normal seperti
sebelum sakit. Contoh pencegahan tersier yaitu dengan mengadakan tempat
untuk wanita korban kekerasan dalam rumah tangga dan pelecehan seksual.
Secara khusus implementasi keperawatan komunitas adalah sebagai berikut:
1. PartnershipBangkok Charter ( WHO, 2005) menegaskan kebutuhan akan kemitraan yang
efektif bekerja untuk meningkatkan kesehatan. Kemitraan untuk kesehatan
berasal dari segala bentuk dan ukuran baik formal atau informal. Pada satu
tingkat, kemitraan dapat memiliki hingga 100 anggota, kemitraan dapat
melibatkan dua orang yang bekerja pada sebuah proyek peningkatan
kesehatan. Banyak definisi kemitraan dan berbagai kata-kata yang digunakan
untuk menggambarkan cara bekerja sama yang meliputi: aliansi, jaringan,
kerjasama, kolaborasi, koalisi, multi-sektoral, lintas sektoral dan kemitraan
(Jones, 2008). Tidak ada yang jelas dan definisi yang tidak terbantahkan dan
istilah ini sebagian besar dipertukarkan.
2. Empowering communityKonsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses
pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk
interaksitransformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan,
pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk
pengetahuan baru (Palestin, 2007). Perawat komunitas perlu memberikan
dorongan atau pemberdayaan kepada masyarakat agar muncul partisipasi aktif
masyarakat. Membangun kesehatan masyarakat tidak terlepas dari upaya-
upaya untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi
masyarakat (Palestin, 2007). Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas
adalah individu, keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang
sehatmaupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan
(Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari individu, keluarga dan kelompok
khusus.
3. Health promotionPromosi kesehatan adalah proses yang memungkinkan orang untuk
meningkatkan kontrol dan kesehatan mereka. Untuk mencapai keadaan fisik
yang lengkap, mental dan kesejahteraan sosial, individu atau kelompok harus
mampu mengidentifikasi dan menyadari aspirasi, untuk memenuhi kebutuhan,
dan untuk mengubah atau mengatasi lingkungan hidup. Kesehatan dipandang
sebagai sumber daya untuk kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup.
Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan pada sosial dan pribadi
sumber daya, serta kemampuan fisik. Sehubungan dengan itu, promosi
kesehatan bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan, tetapi melampaui
gaya hidup sehat untuk kesejahteraan.
4. Group processBidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas darikelompok masyarakat
sebagai klien termasuk sub-sub sistem yangterdapat di dalamnya, yaitu:
individu, keluarga, dan kelompok khusus.Menurut Nies dan McEwan (2001),
perawat spesialis komunitas dalammelakukan upaya peningkatan,
perlindungan dan pemulihan statuskesehatan masyarakat dapat menggunakan
alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi
sosial atau pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan
kesehatanmasyarakat yang relevan, maka penulis mencoba menggunakan
pendekatan pengorganisasian masyarakat dengan model pengembangan
masyarakat (community development) (Palestin, 2007)
EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA KOMUNITAS
A. Definisi Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
yang menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan, rencana tindakan dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat
untuk memonitor ‘kealpaan’ yang terjadi selama tahap pengkajian, analisa,
perencanaan dan pelaksanaan tindakan (Andersen, 2006).Meskipun tahap evalusi
diletakkan pada akhir proses keperawatan, evaluasi merupakan bagian integral pada
setiap tahap proses keperawatan. Pengumpulan data perlu direvisi untuk menentukan
apakah informasi yang telah dikumpulkan sudah mencukupi dan apakah perilaku
yang diobservasi sudah sesuai. Diagnose juga perlu dievaluasi dalam hal keakuratan
dan kelengkapannya.
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan keperawatan.
Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara proses dengan
pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat
dengan membandingkan antara tingkat kemandirian masyarakat dalam perilaku
kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan masyarakat komunitas dengan
tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2009).
B. Tujuan Evaluasi
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mencapai
tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan mengadakan hubungan dengan klien
berdasarkan respon klien terhadap tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga
perawat dapat mengambil keputusan:
1. Mengakhiri rencana tindakan: klien telah mencapai tujuan yang ditetapkan
2. Memodifikasi rencana tindakan: klien mengalami kesulitan dalam mencapai tujuan
3. Meneruskan rencana tindakan: klien memerlukan waktu yang lama untuk
mencapai tujuan
C. Tahap Evaluasi
1. Perkembangan masalah kesehatan yang telah ditemukan
2. Pencapaian tujuan keperawatan (terutama jangka pendek)
3. Efektifitas & efisiensi tindakan/kegiatan yang telah dilaksanakan
4. Rencana tindak lanjut
D. Asuhan Keperawatan pada Komunitas
1. Ketidakefektifan koping komunitas (NANDA,2012)
Defensi: pola aktivitas komunikasi untuk adaptasi dan penyelesaian yang
tidak memuaskan untuk memenuhi tuntutan / permintaan atau kebutuhan
komunitas
BatasanKararkteristik:
o Komunitas tidak memenuhi harapanya sendiri
o Penurunan partisipasi komunitas
o Konflik komunitas yang berlebihan
o Mengukapkan ketidak berdayaan komintas
o Mengespresikan kerentanan angka penyakit yang tinggi
o Peningkatan masalah social (bunuhdiri di rumah,vandalism, pembakaran rumah
dengan sengaja, terorisme, perampokan, pembuuhan bayi,
penganiyaan ,perceraian, pengangguran, kemiskinan, militansi, sakit jiwa)
o Stressor dipersepsikan secara berlebihan
Faktor Yang Berhubungan:
o Kurangnya layanan pendukung dalam komunitas
o Kuranganya sumber dukungan social di komunitas
o Bencana alam
o Bencana akibat ulah manusia
o Sumber pemecahan masalah yang tidak adekuat
o System komunitas yang tidakefektif (kurangnay system medis darurat, system
transportasi, system perencanaan bencana)
o System komunikasi yang tidak ada
Tujuan/Intervensi Evaluasi (NOC, 2012)
Komunitas akan :
o Mengembangkan peningkatan komunikasi diantara anggotanya
o Mengimplementasikan strategi penyelesaianmasalah yang efektif
o Mengembangkan kekohesifan kelompok
o Mengekspresikan kekuatan untuk mengelolah perubahan dan meningkatkan
fungsi komunitas
b. Ketidakefektifan manajemen kesehatan diri (NANDA, 2012)
Definisi:pola pengaturan dan pengintegrasian kedalam kebiasaan terapeutik
hidup sehari-hari untuk pengobatan penyakit dan sekuelanya yang
tidak memuaskan untuk memenuhi tujuan kesehatan spesifik.
Batasan karakteristik
Kegagalan untuk mencakupkan kebiasaan pengobatan kedalam kehidupan
sehari-hari
Kegagalan untuk melakukan tindakan untuk mengurangi faktor resiko
Membuat pilihan dalam ketidakefektifan hidup sehari-hari untuk memenuhi
tujuan kesehatan
Mengungkapkan keinginan untuk mengatasi penyakit
Mengungkapkan kesulitan dalam regimen yang diteteapkan
Faktor yang berhubungan
kompleksitas system pelayanankesehatan
kompleksitas regimen terapeutik
komflik keputusan
kesulitan ekonomi
tuntutan berlebihan (misi individu, keluarga)
konflik keluarga
pola perawatan kesehatan keluarga
ketidak adekuatan jumlah petunjuk untuk bertindak
kurang pengetahuan
regimen
hambatan yang dirasakan
ketidak berdayaan
keseriusan yang dirasakan
kerentanan yang dirasakan
keuntungan yang dirasakan
kurangdukungan social
Tujuan/kriteria evaluasi (NOC, 2012)
Contoh penggunaan bahasa noc
menunjukkan perilaku kepatuhan, dibuktikan dengan indikator sebagai
berikut(sebutkan nilainya 1-5;tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering
atau menunjukkan secara konsisten).
Mencari informasi yang berhubungan dengan kesehatan dari berbagai
sumber
Menjelaskan strategi untuk mengurangi perilaku tidak sehat
Melaporkan penggunaan strategi untuk mengurangi perilaku tidak sehat
Melaporkan penggunaan strategi untk memaksimalkan kesehatan
Melakukan pemeriksaan diri dan pemantauan diri
Menggunakan layanan kesehatan yang sesuai kebutuhan
Contoh lain yaitu pasien akan:
mengenali dan bertindak berdasarkan kebutuhan untuk mengubah perilaku
sehatnya
memiliki rasa tanggung jawab untuk membuat pilihan yang sehat
berjuang untuk menyeimbangkan latihan fisik, bekerja, berkreasi dan
istirahat.
mempertahankan diet yang sehat
mencegah perilaku yang berisiko(misalnya, berkendaraan tanpa sabuk
pengaman)
mengungkapkan keinginan untuk mencari tingkat kesejateraan yang lebih
tinggi
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Elisabeth, T. (2006). Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori dan Praktik. Jakarta : EGC.
Mubarak. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas, Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika
Wilkinson, J.M., & Ahern N.R. 2012 . Buku Saku Diagnosis KeperawatanDiagnosa NANDA Intervensi NIC Kriteria Hasil NO. Edisi kesembilan.Jakarta: EGC.