immunisasi

35
Pengertian Immunisasi Pengertian Immunisasi Immunisasi Immunisasi A A dalah tindakan yang memberikan dalah tindakan yang memberikan kekebalan kekebalan pada pada anak anak s s ehingga walaupun ehingga walaupun kemudian mendapat infeksi kemudian mendapat infeksi tidak akan tidak akan meninggal atau menderita cacat. meninggal atau menderita cacat. Umumnya anak yang telah immun itu bereaksi Umumnya anak yang telah immun itu bereaksi te te rhadap rhadap infeksi infeksi secara berikut : secara berikut : - - Tidak sakit sama sekali Tidak sakit sama sekali - - Sakit tetapi ringan sekali Sakit tetapi ringan sekali , , sehingga tidak sehingga tidak mengakibatkan cacat dan tidak mengakibatkan cacat dan tidak meninggal. meninggal.

Upload: ubaidillah

Post on 12-Nov-2015

219 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

imunisasi

TRANSCRIPT

  • Pengertian Immunisasi

    Immunisasi Adalah tindakan yang memberikan kekebalan pada anak sehingga walaupun kemudian mendapat infeksi tidak akan meninggal atau menderita cacat.Umumnya anak yang telah immun itu bereaksi terhadap infeksi secara berikut :- Tidak sakit sama sekali -Sakit tetapi ringan sekali ,sehingga tidak mengakibatkan cacat dan tidak meninggal.

  • Jenis immunisasi yaitu : Immunisasi wajib -tuberculosis (B.C.G) -D.P.T -Poliomyelitis -Campak -Hepatitis B Immunisasi anjuran - M.M.R - Hib - Demam tifoid - Hepatitis A

  • Tujuan Immunisasi

    Supaya si anak kebal terhadap suatu penyakit Tujuan yang lebih luas adalah untuk : -menurunkan morbiditas , mortalitas, dan cacat serta bila mungkin didapatkan: eradikasi sesuatu penyakit dari suatu daerah atau negeri.

  • Macam Macam Immunisasi

    Dibedakan 2 jenis Immunisasi yaitu :Immunisasi aktifImmnusasi pasif

  • Immunisasi Aktif

    Pada immunisasi aktif tubuh anak membuat sendiri anti bodi , setelah disuntik dengan antigen, kekebalan yang didapat akan bertahan selama bertahun tahun.

    Immunisasi aktif dibagi menjadi 2 bagian yaitu :Didapat secara alamiah (naturally aquired)Sengaja dibuat (artificially induced)

  • Didapat secara alamiah (naturally aquired)

    Contohnya Difteri dinegara berkembang tanpa immunisasi yang teratur dan menyeluruh anak anak yang secara alamiah sampai umur belasan tahun mendapat infeksi berbentuk silent abortive yang menyebabkan sebagian anak menderita sakit yang ringan , kemudian sembuh dengan sendirinya dan immun.

  • Sengaja dibuat (artificially induced) Dibagi 3 macam antigen yaituLive attenuated bakteri atau virusKilled bacteri atau virusToksoid

  • Live attenuated bacteri atau virusYang dipakai ialah kuman yang masih hidup namun telah dijinakkan (attenuated), sehingga tidak dapat menyebabkan penyakit , namun dapat menimbulkan immunitas, Misalnya : - Smallpox. - BCG (Bacillus Calmette Guerin) - Polio sabin - Campak.

  • Killed bacteri atau virus

    Misalnya:KoleraTifus abdominalisParatifus (kotipa)PertusisPolio salk

  • Toksoid Yang dipakai ialah toksin yang telah diolah dengan formal dan kemudian diabsorpsi dengan alumunium agar dapat merupakan depot dijaringan tubuh , dan pengeluaran dari depot berlangsung sedikit demi sedikit dalam jangka waktu lama.

  • Immunisasi PasifPada immnunisasi pasif tubuh tidak membuat sendiri antibodi tetapi mendapatkannya dengan cara penyuntikan serum yang telah mengandung antibodi.Disini kekebalan yang diperoleh hanya berlangsung 1- 2 bulan, karena itu immnisasi pasif hanya dilakukan dalam keadaan darurat , yaitu bila diduga tubuh anak belum mempunyai kekebalan yang cukup ketika terinfeksi oleh kuman yang virulen.Contoh immunisasi pasif - profilaksis serum anti tetanus (ATS), - serum anti difteri (ADS)Immunisasi pasif dibagi 2 yaitu : - Immunisasi pasif bawaan - Immunisasi pasif didapat.

  • Immunisasi Pasif Bawaan (Pasive Congenital Immunity)

    Terdapat pada bayi baru lahir (neonatus) sampai umur 5 bulan, yang mendapatkan kekebalan dari ibunya sewaktu dalam kandungan yaitu berupa zat anti (antibodies) yang melalui jalan darah menembus plasenta.misalnya difteri, campak.Bayi sampai umur 5 bulan terhindar dari penyakit infeksi difteri dan campak.Sebenarnya juga terhadap tetanus, kokus, tifus abdominalis namun sedikit sekali sehingga bayi tidak dapat terhindar dari infeksi tersebut.

  • Immunisasi Pasif Didapat (Passive Acquired Immunity)

    Zat anti didapatkan oleh anak dari luar dan hanya berlangsung pendek , karena zat anti itu Akan dikeluarkan lagi dari tubuh anak.Bahan zat anti demikian dapat berupa gama globulin murni yang didapat dari orang yang pernah mendapat penyakit contoh campak.Dapat juga digunakan darah atau serumnya untuk disuntikkan (intra musculus)contoh pemberian A.T.S (Anti Tetanus Serum).

  • Sebelum dilakukan penyuntikan dengan serum dilakukan uji kulit dan mata :

    -Uji kulit (Skin Test) Disuntikkan 0,1 ml cairan serum secara intra cutan , tunggu 15 menit, dinyatakan positif bila terjadi infiltrat dengan garis tengah lebih dari 10 mm. Uji Mata Diteteskan 1 tetes cairan serum pada mata, tunggu 15 menit, Dinyatakan positif bila mata menjadi bengkak dan merah.

  • Bila uji kulit dan atau mata tersebut positif maka penyuntikan serum dilakukan cara Besredka , yaitu 0,1 ml serum dalam 1 ml air garam fisiologis disuntik subcutan, tunggu setengah jam , kemudian 0,5 ml serum dalam 1 ml air garam fisiologis disuntuk subcutan tunggu setengan jam , sisa serum disuntikkan intra musculus

    Cara Bedreska berarti desentisasi yang dapat bertahan 2-3 minggu, jadi bila hari berikutnya diperlukan pemberian serum maka cara Bedreska tidak perlu diulang.

  • Penyakit yang dapat dicegah dengan serum untuk sementara yaitu :

    1. Campak (measles, morbilli) Yang dipakai adalah gama globulin 0,2 ml perkilogram berat badan atau serum konvalesen . Pencegahan dilakukan pada anak yang kontak dengan penderita campak dibangsal, karena anak ini daya tahannya menurun dan akan mudamendapat komplikasi yang berat

  • 2. Tetanus

    Untuk pencegahan dapat diberikan 1500 UI serum ATS (Profilaksis) dalam batas waktu 24 jam sesudah menderita luka. Sesudah 24 jam tidak bermanfaat lagi. Maksud pemberian serum ini untuk mengikat toksin yang mungkin mulai diproduksi oleh kuman tetanus , tetapi efeknya masih diragukan. Lebih effektif adalah bila anak semasa bayi telah mendapat immunisasi dasar dan sewaktu menderita luka diberi lagi toksoid tetanus. Dalam hal ini serum tetanus hanya diberikan bila dipandang perlu.

  • 3. Gigitan ular berbisa Yang diberikan adalah anti snake venom dan serum ini dapat dipakai baik untuk pencegahan maupun untuk pengobatan.

    4. Rabies.

  • Pemberian Immunisasi diberikan pada bayi dan anak untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit tertentu. Sewaktu dilakukan Immunisasi hendaknya tubuh tidak boleh dalam keadaan sakit, karena hal ini akan mengakibatkan daya untuk membuat zat anti menjadi rendah.

    Demikian juga keadaan gizi sangat penting, karena gizi yang buruk tidak akan membuat zat anti dengan baik.

  • Kontra indikasi pemberian immunisasi adalah : - keadaan sakit parah - dalam pengobatan sitostatika - defisiensi immun - dalam pengobatan corticosteroid - Vaksin pertusis tidak boleh diberikan pada pasien kejang -Vaksin rubella tidak boleh diberikan pada kehamilan.

    Sedangkan keadaan batuk pilek, demam subfebril, diare ringan bukan merupakan kontra indikasi pemberian immunisasi

  • Effek Samping Pemberian Immunisasi

    kemerahan pembengkakan rasa nyeri ditempat suntikan nyeri kepala dan demam ringan yang berlangsung 1 2 hari diare pada pemberian vaksin polio demam tinggi pada pemberian vaksin pertusis. nyeri sendi pada immunisasi rubella pada remaja.

  • Effek samping pemberian Immunisasi B.C.G.

    - Pada tempat penyuntikan terjadi ulkus yang lama sembuh, hal ini terjadi bila suntikan tidak tepat intrakutan tetapi subkutan - Pembengkakan kelenjar regional yang lambat laun dapat pecah dan kemudian terbentuk fistel dan ulkus - Infeksi sekunder dari ulkus

  • Effek samping pemberian immunisasi pasif dengan serum (ATS,ADS)

    1. Reaksi atopik ,terjadi beberapa menit sesudah penyuntikan, Kelainannya dapat berupa gatal seluruh badan, urtikaria pada tempat penyuntikan , gelisah, pucat, sianosis, dyspneu sampai shock dan dapat terjadi kejang dan kematian.

    2. Serum sickness , terjadi 6-24 hari setelah penyuntikan Gejala yang timbul berupa panas, urtikaria, eksantema, muntah diare . Yang membahayakan ialah bila terjadi oedema didaerah glotis sehingga akan terjadi sumbatan jalan nafas 3. Reaksi terhadap suntikan ulangan - Reaksi anafilaksis, terjadi beberapa menit sampai 24 jam setelah suntikan - Accelerated reaction , setelah 1 5 hari penyuntikan.

  • Penanganan bila terjadi effek samping

    Bila timbul panas tinggi diberikan obat penurun panas misal parasetamol. Bila timbul pembengkakan diberikan kompres hangat. Bila timbul luka dengan infeksi sekunder diberikan antibiotika Bila terjadi reaksi alergi diberikan suntikan adrenalin, kortikosteroid, antihistamin.

  • Jenis jenis Immunisasi 1. Polio :yang dipakai ialah -vaksin Salk (killed, suntikan) -vaksin Sabin (attenuated, oral)

    - Vaksin salk disuntik subcutan Diberikan pertama pada umur 3 bulan. kedua 4-6 minggu kemudian ketiga 6-7 bulan sesudah kedua - Vaksin Sabin untuk negara yang sedang berkembang lebih menguntungkan karena : Lebih murah, mudah didistribusikan, mudah diberikan

  • Untuk Immunisasi dasar terhadap poliomyelitis

    - dimulai pada usia 3 bulan diberikan 3 kali dengan selang 8 minggu , masing masing diberikan dua tetes peroral, kemudian diperkuat 2 kali yaitu 1 tahun setelah immunisasi dasar selesai dan pada saat masuk sekolah dasar (6-7 tahun)

  • 2. Tuberculosis

    Immunisasi dengan menyuntikkan vaksin B.C.G secara intra kutan di insertio muskulus Deltoideus lengan kanan dengan dosis 0,05 ml untuk bayi dibawah usia 1 tahun dan 0,1 ml untuk anak 1 tahun atau lebih. Immunisasi ulangan pada usia 5 7 tahun (usia masuk sekolah dasar) ,dan Usia 12- 15 tahun (usia tamat sekolah dasar), dengan dosis masing masing 0,1 ml. Vaksinasi BCG berhasil akan menunjukkan konversi uji tuberculin dari negatif sebelum BCG, dan menjadi positif setelah di suntik BCG

  • 3.Immunisasi kombinasi Immunisasi D.P.T. (Difteri, Pertusis, Tetanus) Diberikan Intramuskuler atau subcutan dalam pada usia 3 bulan sebanyak 0,5 ml Sebanyak tiga kali dengan selang 4 minggu , kemudian diperkuat pada 1 tahun setelah immunisasi ketiga . Ulangan berikutnya pada usia 5 tahun (usia masuk sekolah dasar) dengan DPT. Selanjutnya ulangan immunisasi dilakukan setiap 5 tahun dengan DT.

  • 4. CAMPAK Diberikan pada usia 9 12 bulan cukup 1 dosis 0,5 ml secara subcutan. 5. TETANUS Untuk immunisasi dipakai alum precipitated formal toxoid disuntik subcutan.