imam syahid hasan al-banna

9
Imam Syahid Hasan Al-Banna “Sang Guru Dunia” (Bagian ke-1) dakwatuna.com - Sejarah mencatat dengan tintas emas seorang Guru mujahid (pejuang) dan mujtahid (pembaharu) yang bernama Imam Syahid Hasan Al-Banna. Beliau awalnya sebagai seorang guru madrasah di kampung halamannya di Negara Mesir namun pemikiran dan keshalihannya bisa membangkitkan umat dari kelelapan tidur yang panjang menuju cahaya Islam yang terang benderang. Semua ini, diawali dengan program pendidikan yang terarah dan berkesinambungan dengan pendekatan nurani. Hasilnya, murid dan pengikutnya tersebar di seluruh dunia dan Imam Syahid Hasan Al- Banna dijadikan sebagai simbol kebangkitan Islam dunia. Riwayat Kelahiran Imam Hasan Al-Banna Imam Hassan Al Banna lahir pada Oktober 1906 di desa al Mahmudiya yang terletak di daerah Al Buhairah, Iskandariah, Mesir. Beliau berasal dari sebuah keluarga Ulama yang dihormati dan terkenal karena begitu kuat menaati ajaran dan nilai-nilai Islam. Mujahid Islam ini dibesarkan dalam suasana keluarga yang Islami dan hidupnya sangat sederhana. Sejak kecil Hasan Al-Banna dididik dalam rumah tangga yang mementingkan pengembangan daya pikiran dan ilmu pengetahuaan. Budaya membaca merupakan suatu hal yang dikembangkan ayah Al-Banna sehingga di rumahnya terdapat

Upload: suci-purnama-sari

Post on 09-Dec-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Sirah Hasan Al-Banna

TRANSCRIPT

Page 1: Imam Syahid Hasan Al-Banna

Imam Syahid Hasan Al-Banna “Sang Guru Dunia”

(Bagian ke-1)

dakwatuna.com - Sejarah mencatat dengan tintas emas seorang Guru mujahid (pejuang) dan

mujtahid (pembaharu) yang bernama Imam Syahid Hasan Al-Banna. Beliau awalnya sebagai

seorang guru madrasah di kampung halamannya di Negara Mesir namun pemikiran dan

keshalihannya bisa membangkitkan umat dari kelelapan tidur yang panjang menuju cahaya Islam

yang terang benderang. Semua ini, diawali dengan program pendidikan yang terarah dan

berkesinambungan dengan pendekatan nurani. Hasilnya, murid dan pengikutnya tersebar di

seluruh dunia dan Imam Syahid Hasan Al-Banna dijadikan sebagai simbol kebangkitan Islam

dunia.

Riwayat Kelahiran Imam Hasan Al-Banna

Imam Hassan Al Banna lahir pada Oktober 1906 di desa al Mahmudiya yang terletak di

daerah Al Buhairah, Iskandariah, Mesir. Beliau berasal dari sebuah keluarga Ulama yang

dihormati dan terkenal karena begitu kuat menaati ajaran dan nilai-nilai Islam. Mujahid Islam ini

dibesarkan dalam suasana keluarga yang Islami dan hidupnya sangat sederhana. Sejak kecil

Hasan Al-Banna dididik dalam rumah tangga yang mementingkan pengembangan daya pikiran

dan ilmu pengetahuaan. Budaya membaca merupakan suatu hal yang dikembangkan ayah Al-

Banna sehingga di rumahnya terdapat perpustakaan yang lengkap berisi buku-buku berkualitas

para ulama-ulama besar dan pemikir-pemikir Islam sebelumnya.

Hassan Al Banna merupakan anak sulung dari lima bersaudara. Ayahnya, Syeikh Ahmad

ibn Abd al Rahman al-Banna adalah seorang ulama, imam, guru dan pengarang beberapa buah

kitab hadis dan fiqih perundangan Islam, tamatan dari Universiti Al Azhar Mesir. Beliau dikenal

sebagai seorang yang bersopan santun, pemurah, rendah hati dan tingkah laku yang menarik.

Ayah Hasan Al-Banna bekerja sebagai tukang jam di desa al Mahmudiyah, untuk memenuhi

kebutuhan keluarganya. Selebihnya ia gunakan untuk mengkaji, mendalami dan mengajar ilmu-

ilmu agama seperti tafsir al Quran dan hadis kepada penduduk di daerahnya.

Page 2: Imam Syahid Hasan Al-Banna

Pendidikan Hasan Al-Banna

Sejak dini Hasan Al-Banna sudah ditempa oleh keluarganya yang taat beragama untuk

meraih dan memperdalam ilmu di berbagai tempat dan majelis ilmu. Pertama kali beliau

menggali ilmu di Madrasah Ar Rasyad, kemudian melanjutkan di Madrasah ‘Idadiyah di kota

Mahmudiyah tempat beliau dilahirkan.

Pada usianya yang masih muda, Hasan Al-Banna sudah memiliki perhatian yang besar

terhadap persoalan pendidikan dan dakwah. Beliaupun mampu beraktivitas dalam menegakkan

amar ma’ruf nahi mungkar. Bersama teman-temannya di sekolah, dibentuklah perkumpulan

“Akhlaq Adabiyah” dan “Al-Man’il Muharramat”. Melalui perkumpulan inilah beliau

menyuarakan kebenaran dan melawan kebatilan. Kelihatannya memang sejak muda Hasan Al-

Banna menginginkan sangat dakwah Islamiyah tegak dan kokoh di persada negeri Mesir.

Pada tahun 1920 Hasan Al-Banna melanjutkan pendidikannya di Darul Mu’allimin

Damanhur, hingga menyelesaikan hafalan Al-Quran diusianya yang belum genap 14 tahun.

Beliaupun aktif dalam pergerakan melawan penjajah. Pada tahun 1923 beliau melanjutkan

pendidikannya di Darul Ulum Kairo. Di sinilah Hasan Al-Banna banyak mendapatkan wawasan

yang luas dan mendalam. Pendidikannya di Darul Ulum diselesaikan pada tahun 1927 M, dengan

hasil yang sangat memuaskan. Luar biasa, beliau menduduki rangking pertama di Darul Ulum

dan rangking kelima di seluruh Mesir dalam usianya yang baru menginjak 21 tahun.

Semenjak di Darul Ulum Kairo, Hasan Al-Banna mendapatkan cakrawala berfikir lebih

luas dan wawasan yang mendalam dan semakin giat dalam amal Islami. Bersama kawan-

kawannya beliau melaksanakan dakwah di berbagai tempat, di masjid, di perkumpulan-

perkumpulan, kedai kopi ataupun di club-club bahkan juga berdakwah di pasar atau tempat

keramaian.

Hasan Al-Banna Sebagai Seorang Guru

Setelah menyelesaikan pendidikannya di Darul Ulum Kairo, Hasan Al-Banna bekerja

sebagai guru Ibtidaiyah (setingkat SD) di Ismailiyah. Meskipun mendapatkan penawaran untuk

melanjutkan pendidikan, namun beliau lebih menyenangi menjadi guru di Ismailiyah hingga 19

tahun beliau berkhidmat mengajar di sana.

Page 3: Imam Syahid Hasan Al-Banna

Sebagai guru SD (Ibtidaiyah), beliau disiplin dalam melaksanakan tugasnya. Dengan

tanggung jawab penuh dan usaha maksimal, beliau mengajar dan mendidik muridnya. Hasan Al-

Banna belum pernah terlambat datang ke sekolah (tempat kerja) karena beliau menyadari bahwa

dirinyalah berperan sebagai guru yang harus memberikan keteladanan. Melaksanakan tugas

dengan tulus ikhlas hingga beliau merasakan sebuah kenikmatan dan kebahagiaan dalam

hidupnya. Hasan Al-Banna meyakini bahwa Allah telah menciptakannya diri menjadi seorang

guru atau pendidik dalam melahirkan generasi yang tangguh untuk kebangkitan Islam.

Hasan Al-Banna disenangi dan dihormati oleh murid-muridnya, para guru, kepala

sekolah dan karyawan. Mereka pun mencintai usaha dakwah yang diemban Al Banna dan

bergabung dengan kafilah penegak kebenaran tersebut. Makanya pengikut dan teman

seperjuangan Hasan Al-Banna semakin hari semakin bertambah menandakan bahwa gerakan

dakwahnya itu memberikan manfaat nyata dalam kehidupan umat.

Kemudian suatu hal yang sangat mengagumkan berkaitan dengan kedisiplinan dalam

mengajar adalah, “ Bila ada ikhwan (saudara) yang menelpon dirinya ketika sedang mengajar di

kelas, kemudian petugas memberitahukan padanya. Maka beliau berpesan kepada petugas

tersebut : “Katakan kepadanya, saya sedang mengajar dan tidak dapat meninggalkan kelas

sebelum selesai jam pelajaran”. Subhannallah, begitulah komitmen Hasan Al-Banna dalam

menunaikan tugas mulia ini dalam melahirkan kader bangsa.

(Bagian ke-2)dakwatuna.com - Hasan Al-Banna sangat prihatin dan bersedih menyaksikan kondisi umat

Islam, baik di dalam negeri atau pun di dunia Arab pada umumnya. Waktu itu negara Islam

dalam cengkraman penjajahan negara barat, kekayaan Negara habis dikuras dan dikirim ke

negara penjajah, rakyat hidup dalam tekanan dahsyat, tidak ada kebebasan, semua diatur

penjajah. Orang yang vokal terhadap penjajah bisa hilang seketika. Para pengkhianat dipelihara

sedemikian rupa, sebagai kaki tangan penjajah dalam menguasai rakyatnya. Makanya, banyak

rakyat yang mati di tangan orang Mesir sendiri karena hanya memenuhi ambisi pribadi dan

keuntungan singkat.

Di sisi lain, pengamalan agama di tengah masyarakat tidak tampak, pergaulan bebas

merajalela, banyak pemuda pemudi yang mengikuti arus westernisasi yang bebas dari nilai-nilai.

Page 4: Imam Syahid Hasan Al-Banna

Organisasi atau Kelompok agama tidak akur dan mudah tersulut perpecahan, sementara ulama

tidak bisa berbuat banyak bahkan di antara juga ada yang terpesona dengan rayuan dunia.

Hal inilah yang membuat hidup Hasan Al-Banna tidak tenang, tidurnya tidak nyenyak

dan makannya tidak enak. Beliau berpikir keras untuk mencari solusi tepat dalam

menyelamatkan umat dari kehancuran. Kemudian dengan semangat membara dan strategi

dakwah yang hebat , beliau tampil sebagai “ Guru Umat “ bekerja keras dan berkerja ikhlas

untuk mendidik dan membimbing umat ke jalan yang benar. Hasan Al-Banna berdakwah dari

masjid ke masjid, masuk dari satu kedai ke kedai lain, berdiskusi dengan dosen dan mahasiswa,

menyadarkan anak muda, merekat ulama serta menyatukan tokoh bangsa untuk bersama

berjuang menegakkan kalimatillah.

Hasan Al-Banna mendirikan Organisasi Ikhwanul Muslimin

Kecerdasan Hasan Al-Banna, kelembutan bahasanya dan kesholehan pribadinya,

menyebabkan dakwahnya dan usaha pendidikannya mendapat simpati. Seruan dakwahnya,

disambut meriah dan ajakannya menghasilkan buah nan indah. Banyak di antara masyarakat

terutama dari kalangan anak muda yang bergabung dengan gerakan dakwah dan gelombang

pendidikan yang dikoordinirnya. Al hasil, Hasan Al-Banna mendirikan sebuah organisasi yang

bernama Ikhwanul Muslimin pada bulan maret 1928 sebagai wadah perjuanagan. Organisasi ini

bergerak di bidang dakwah, pendidikan, dan sosial. Karena organisasi ini dikelola secara

professional dengan manajemen modern maka organisasi ini berkembang dengan pesat. Berbagai

kegiatan dakwah dan sosial kemasyarakatan membius umat bergabung dengan gerakan ini.

Untuk beberapa waktu lamanya beliau menetap di Ismaliyah, kota di mana beliau

mendirikan kantor pertama Ikhwanul Muslimin bersama beberapa pengikutnya. Beliau kemudian

menyebarkan dakwahnya secara luas melalui kegiatan dakwah dan pendidikan yang terorganisir.

Tuntunan dakwah selanjutnya mendorong beliau mengunjungi banyak daerah bahkan sampai ke

desa-desa. Kerja keras itu akhirnya memang membuahkan hasil yang gemilang. Dalam waktu

yang singkat, gerakan dakwah dan pendidikan beliau telah memiliki cabang di hampir seluruh

penjuru Mesir.

Keberadaan Organisasi ini, membangkitkan kesadaran rakyat untuk berdaulat, mereka

bahu membahu untuk bisa menjadi kuat dengan menjalin komunikasi hebat dalam masyarakat

dibawah panji Islam dan persaudaran yang mengikat. Kondisi ini menyebabkan penjajah dan

Page 5: Imam Syahid Hasan Al-Banna

pengkhianat rakyat berusaha menghambat laju gerakan dakwah ini, menangkap dan menghabisi

para tokohnya yang berkhidmat dengan harapan agar organisasi berumur singkat.

Pemikiran Hasan Al-Banna tentang Pendidikan

Konsep pendidikan Hasan Al-Banna berorientasi pada pemecahan problema umat yang

menghambat terbentuknya umat yang kuat karena dominasi barat selama ini dalam dunia

pendidikan. Beliau berpikir untuk membebaskan umat dari belenggu kehinaan maka sistem

pendidikan harus dibenahi. Beliau berusaha menghilangkan dikotomi antara pendidikan agama

dengan pendidikan umum. Dengan demikian pendidikan agama dari sumber autentik harus

disampaikan pada setiap pelajar sekolah umum dan sekolah agama (madrasah) harus mendapat

ilmu-ilmu umum yang sangat bermanfaat dalam kehidupan pelajar.

Yang sangat menarik dari konsep pendidikan Hasan Al-Banna adalah pengembangan

potensi yang ada pada diri manusia. Semua aspek kehidupan manusia menjadi sasaran atau target

pendidikan Islam yang bersifat universal dan terpadu. Dalam hal ini seorang ulama dunia, Yusuf

Al Qardhawi, mengatakan, ”Pendidikan Islam yang dikelola oleh Hasan Al-Banna tidak hanya

mementingkan satu segi tertentu, dan tidak pula mengharuskan adanya spesialisasi yang sempit,

melainkan mencakup semua aspek secara terpadu dan seimbang. Pendidikan Islam tidak hanya

mementingkan ruhani dan moral seperti yang terdapat pada paham kaum sufi, dan tidak pula

hanya menekankan pendidikan rasio seperti yang didambakan kaum filosof, dan tidak juga hanya

mementingkan latihan keterampilan dan disiplin sebagaimana pendidikan dalam kemeliteran,

tetapi pendidikan Islam itu mementingkan semua dimensi secara seimbang.”

Dengan program pendidikan dan dakwah yang dilakukan oleh Hasan Al-Banna melalui

organisasi Ikhwanul Muslimin, maka banyak lahir kader-kader Islam yang militan. Mereka

memahami Islam secara baik dan benar serta berjuang untuk kejayaan Islam. Mereka berusaha

bangkit dari keterpurukan yang melanda selama ini menuju kejayaan dengan izzah Islam yang

bercahaya.

Akhir hayat Hasan Al-Banna

Gerakan dakwah dan pendidikan yang dilakukan oleh Hasan Al-Banna membuat

penguasa menjadi dzalim pada waktu itu. Penguasa menganggap Hasan Al-Banna dengan

Page 6: Imam Syahid Hasan Al-Banna

organisasinya sebuah ancaman dan akan menghancurkan tahta kekuasaannya. Oleh karenanya

mereka membuat makar jahat, untuk menghabisi nyawa Hasan Al-Banna dengan harapan agar

dakwah Ikhwanul Muslimin akan tenggelam.

Tepat hari Sabtu malam Minggu tanggal 12 Desember 1949, Hasan Al-Banna ditembak

oleh orang bejat suruhan pengkhianat rakyat. Hasan Al-Banna pulang ke Rahmatullah dengan

tenang, dengan wajah ceriah dan senyum yang mempesona sebagai seorang syuhada.

Terselimutilah di hari itu langit Mesir dengan kesedihan, mendung duka membahana dan rintik

tanggis membahasahi buminya.

Yang lebih menyedihkan lagi, rezimpun tidak mengizinkan umat Islam untuk merawat

jenazahnya dan bertakziyah ke rumah shohibul musibah. Untuk menunjukkan keangkuhan dan

kedengkiannya terhadap Hasan Al-Banna, mereka susun penjagaan militer secara ketat yang siap

untuk bertempur dan tank-tank yang seakan-akan menghadapi sebuah pertempuran yang dahsyat.

Tidak seorangpun diizinkan membawa jenazahnya menuju makam kecuali orang tuanya beserta

kedua saudari perempuannya.

Hasan Al-Banna telah pergi untuk selama-selamanya, meninggalkan umat dalam duka

nestapa karena ulah penjajah dan rezim yang berkuasa. Namun, karena ketulusan hati Hasan Al-

Banna , semangat juangnya dan kecintaannya pada agama dan Negara, menjadikan magnet hebat

bagi pengikutnya dalam melanjutkan perjuangannya. Hasan Al-Banna pergi sebagai “ Guru

Dunia “ yang telah mengajarkan pada semua manusia agar istiqamah berjuang di jalan Allah.

Sekalipun jasadnya sudah tiada namun konsep perjuangannya masih hidup sepanjang masa.