ilmu kealaman dasar
DESCRIPTION
Ilmu Kealaman DasarTRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kondisi dan Masalah
Lingkungan Hidup” tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tugas mata
kuliah “Ilmu Kealaman Dasar”. Makalah ini merupakan inovasi pembelajaran
untuk memahami penelitian secara mendalam, semoga makalah ini dapat berguna
untuk mahasiswa pada umumnya.
Dalam pembuatan makalah ini penulis menemui sedikit kendala maka dari
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini.
Banjarbaru, Desember 2010
Penulis
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dan pada intinya untuk memperbaiki kekurangan-
kekurangan agar di masa yang akan datang lebih baik lagi.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................................2
1.4 Metodelogi Penulisan.........................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
LANDASAN TEORI...............................................................................................3
2.1 Identifikasi Kualitas Lingkungan Hidup............................................3
2.2 Keterbatasan Ekologi dalam Pembangunan.......................................4
BAB III....................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
3.1 Analisa Lingkungan Hidup.................................................................5
3.2 Masalah-masalah Pada Lingkungan Hidup........................................5
3.3 Penyebab dan Dampak Masalah Lingkungan Hidup..........................6
3.4 Upaya-upaya Mengatasi Masalah Lingkungan Hidup.......................7
BAB IV..................................................................................................................10
PENUTUP..............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada umumnya manusia bergantung pada keadaan lingkungan disekitarnya
yaitu berupa sumber daya alam yang dapat menunjang kehidupan sehari-hari.
Sumber daya alam yang utama bagi manusia adalah tanah, air, dan udara. Tanah
merupakan tempat manusia untuk melakukan berbagai kegiatan. Air sangat
diperlukan oleh manusia sebagai komponen terbesar dari tubuh manusia. Untuk
menjaga keseimbangan, air sangat dibutuhkan dengan jumlah yang cukup banyak
dan memiliki kualitas yang baik. Selain itu, udara merupakan sumber oksigen
yang alami bagi pernafasan manusia. Lingkungan yang sehat akan terwujud
apabila manusia dan lingkungannya dalam kondisi yang baik.
Permasalahan lingkungan hidup di Indonesia perlu ditangani dikarenakan
adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya, salah satunya yaitu adanya
masalah mengenai keadaan lingkungan hidup seperti kemerosotan atau degradasi
yang terjadi di berbagai daerah. Secara garis besar komponen lingkungan dapat
dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok biotik (flora darat dan air, fauna
darat dan air), kelompok abiotik (sawah, air dan udara) dan kelompok kultur
(ekonomi, sosial, budaya serta kesehatan masyarakat).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telas dijelaskan, maka dapat dibuat
perumusan masalah sebagai berikut:
1. Masalah apa saja yang terjadi pada lingkungan hidup?
2. Apa penyebab dan dampak yang ditimbulkan dari masalah lingkungan hidup?
3. Bagaimana upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah lingkungan
hidup?
1
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang dari penulisan makalah ini yaitu dapat mengetahui
masalah-masalah yang terjadi pada lingkungan hidup serta upaya yang dapat
dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.
1.4 Metodelogi Penulisan
Pada pembuatan makalah ini metode yang digunakan dalam mengumpulkan
data yaitu dari buku-buku mengenai lingkungan hidup dan data dari internet.
Sehingga apabila dalam penulisan makalah ini ada kata-kata atau kalimat yang
hampir sama dari sumber atau penulis lain harap dimaklumi dan merupakan unsur
ketidaksengajaan.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
4.1 Identifikasi Kualitas Lingkungan Hidup
Lingkungan biotik adalah segala makhluk hidup mulai dari organisme yang
tidak kasat mata sampai pada hewan dan vegetasi raksasa yang terdapat
dipermukaan bumi. Sedangkan lingkungan abiotik merupakan segala segala
sesuatu yang ada di sekitar makhluk hidup yang bukan berupa organisme.
Adanya keinginan untuk mencapai sasaran pembangunan yang ideal ialah
membntuk manusia Indonesia seutuhnya secara material dan spiritual. Setiap
pembangunan perlu mengkaji komponen yang meliputi komponen biotik, abiotik
dan kultur yaitu sebagai berikut:
1. Pembangunan berwawasan lingkungan
Merupakan pengelolaan sumber daya sebaik mungkin dengan pembangunan
yang berkesinambungan serta peningkatan terhadap mutu hidup masyarakat.
Sasaran pembangunan yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kegiatan pembangunan dapat menimbulkan pengaruh yang cukup besar
terhadap lingkungan. Kegiatan tersebut dapat bersifat secara alamiah, kimia
maupun secara fisik.
2. Kualitas Lingkungan hidup
Yaitu dengan memperhatikan kondisi lingkungan hidup sekitar yang
berhubungan dengan mutu hidup. Kualitas hidup dapat ditentukan oleh tiga
komponen utama yaitu terpenuhinya kebutuhan untuk kelangsungan hidup
hayati, terpenuhinya kebutuhan untuk kelangsungan hidup manusiawi dan
terpenuhinya kebebasan untuk memilih. Lingkungan harus dijaga agar dapat
mendukung terhadap kualitas berupa tingkat hidup masyarakat yang lebih
tinggi. Lingkungan mempunyai kemampuan untuk menghasilkan sumber
daya serta mengurangi zat pencemaran dan ketegangan sosial terbatas. Batas
kemampuan itu disebut daya dukung. Dalam Undang-Undang Lingkungan
3
Hidup, daya dukung lingkungan ialah kemampuan suatu lingkungan untuk
mendukung peri kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
4.2 Keterbatasan Ekologi dalam Pembangunan
Biolog lingkungan atau yang biasa dikenal dengan ekologi adalah bagian
dari ilmu pengetahuan yang mempunyai hubungan erat dengan lingkungan.
Ekologi berasal dari kata oikos yang berarti rumah tangga dan logos yang
mempunyai arti ilmu pengetahuan. Jadi, ekologi dapat diartikan sebagai ilmu
pengetahuan tentang hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan
keadaan lingkungannya yang bersifat dinamis. Hubungan antara makhluk hidup
dengan lingkungannya sangat terbatas terhadap lingkungan yang bersangkutan,
hubungan inilah yang disebut dengan keterbatasan ekologi.
Dalam keterbatasan ekologi terjadi degradasi ekosistem yang disebabkan
oleh dua hal yaitu peristiwa alami dan kegiatan manusia. Secara alami merupakan
peristiwa yang terjadi bukan karena disebabkan oleh perilaku manusia. Sedangkan
yang disebabkan oleh kegitan manusia yaitu degradasi ekosistem yang dapat
terjadi diberbagai bidang meliputi bidang pertanian, pertambangan, kehutanan,
konstruksi jalan raya, pengembangan sumber daya air dan adanya urbanisasi.
.
4
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Analisa Lingkungan Hidup
Berdasarkan pada data yang diperoleh, Indonesia mempunyai hutan tropis
dunia sebesar 10 persen. Sekitar 12% keadaan hutan di Indonesia yang merupakan
bagian dari jumlah binatang yang tergolong jenis mamalia, 16% persen
merupakan bagian dari spesies amphibi dan binatang sejenis reptil dan 25% dari
bagian spesies sejenis burung dan sekitar 1.519 merupakan bagian dari spesies
burung. Sisanya merupakan endemik yang hanya dapat ditemui didaerah tersebut.
Penyusutan luas hutan alam yang merupakan asli Indonesia mengalami
kecepatan menurunan yang cukup memprihatinkan. Menurut World Resource
Institute (1997), hingga saat ini hutan asli Indonesia. Selama periode 1985-1997
kerusakan hutan mencapai 1,6 juta hektar per tahun. Pada periode 1997-2000
bertambah menjadi 3,8 juta hektar per tahun. Berdasarkan pada hasil penelitian
citra landsat pada tahun 2000 terdapat 101,73 juta hektar hutan dan lahan
mengalami kerusakan yang cukup serius. Diantaranya, hutan seluas 59,62 juta
hektar berada dalam kawasan hutan [Badan Planologi Dephut,2003]. Menurut
data yang diperoleh dari Bakornas Penanggulangan Bencana pada tahun 2003,
bencana yang terjadi selama tahun 1998 hingga pertengahan 2003 data yang
didapat menunjukan telah terjadi 647 bencana dengan 2022 korban jiwa dan
mengalami kerugian milyaran rupiah dengan 85% merupakan bencana banjir dan
longsor.
3.2 Masalah-masalah Pada Lingkungan Hidup
Dalam lingkungan hidup di Indonesia, banyak terjadi permasalahan di
sungai, laut, tanah dan hutan yaitu sebagai berikut:
1. Pencemaran Sungai dan laut
Sungai dan laut dapat tercemar dari kegiatan manusia seperti penggunaan
bahan logam berat, pembuangan limbah cair kapal dan pemanfaatan air panas.
Secara biologis, fisik dan kimia senyawa seperti logam tidak dapat dihancurkan.
5
Di berbagai sektor industri dan rumah tangga seperti pemakaian bahan-bahan dari
plastik.
2. Pencemaran Tanah
Tanah bisa dapat tercemar apabila penggunaan secara berlebihan terhadap
pupuk dan bahan pestisida. Pencemaran tanah mempunyai ciri yaitu adanya
perubahan tanah menjadi kering dan keras, hal ini disebabkan oleh jumlah
kandungan garam yang sangat besar yang terdapat di dalam tanah. Selain itu,
pencemara tanah juga dapat disebabkan oleh sampah plastik karena pada
umumnya sampah plastik tidak mengalami proses penghancuran secara sempurna.
3. Pencemaran Hutan
Hutan juga bisa mengalami kerusakan apabila dalam pemanfaatannya tidak
terkendali dengan baik. Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat
diperbaharui. Salah satu contoh pencemaran atau kerusakan hutan adalah adanya
penebangan secara liar. Jika kegiatan tersebut dilakukan secara terus-menerus
maka dapat mengakibatkan penggundulan hutan.
3.3 Penyebab dan Dampak Masalah Lingkungan Hidup
Perubahan ekosistem lingkungan yang paling utama disebabkan oleh
perilaku masyarakat yang kurang baik dalam pemanfaatan sumber-sumber daya
dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal inilah yang menyebabkan
adanya perubahan ekosistem. Perubahan ekosistem suatu lingkungan terjadi
dengan adanya kegiatan masyarakat seperti pemanfaatan lahan yang dijadikan
sebagai daerah pertanian sehingga dapat mengurangi luas lahan lainnya. Adanya
pertambahan jumlah penduduk dalam memanfaatkan lingkungan akan membawa
dampak bagi mata rantai yang ada dalam suatu ekosistem. Selain itu kerusakan
hutan yang terjadi karena adanya penebangan dan kebakaran hutan dapat
mengakibatkan banyak hewan dan tumbuhan yang punah. Padahal hutan
merupakan sumber kehidupan bagi sebagian masyarakat yang berfungsi sebagai
penghasil oksigen, tempat penyedia makanan dan obat-obatan.
Jumlah kerusakan flora dan fauna akan terus bertambah dan berlangsung
lama jika dalam penggunaannya masyarakat tidak memperhatikan keseimbangan
terhadap ekosistem lingkungan. Dampak dari perubahan ekosistem akan
berkurang jika masyarakat mengetahui dan memahami fungsi dari suatu ekosistem
6
tersebut. Kerusakan ekosistem membawa dampak bukan hanya pada
keanekaragaman terhadap flora dan fauna juga dapat mmbawa pengaruh lain
terhadap masyarakat itu sendiri seperti longsor, banjir dan erosi. Selain itu
kerusakan lingkungan bisa di sebabkan oleh sampah. Sampah yang semakin
banyak dapat menimbulkan penguapan sungai dan kehabisan zat asam yang
sangat dibutuhkan bagi mikroorganisme yang hidup di sungai. Serta dapat pula
disebabkan dari pembuangan limbah cair dari kapal dan pemanfaatan terhadap
penggunaan air panas yang dapat menimbulkan laut menjadi tercemar.
3.4 Upaya-upaya Mengatasi Masalah Lingkungan Hidup
Untuk menanggulangi masalah kerusakan yang terjadi pada lingkungan
perlu diadakan konservasi. Konservasi dapat diartikan sebagai upaya untuk
memelihara lingkungan mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat sampai
bangsa.
Pengelolaan sumber daya alam merupakan usaha secara sadar dengan cara
menggali sumber daya alam, tetapi tidak merusak sumber daya alam lainnya
sehingga dalam penggunaannya harus memperhatikan pemeliharaan dan
perbaikan kualitas dari sumber daya alam tersebut. Adanya peningkatan
perkembangan kemajuan di bidang produksi tidak perlu mengorbankan
lingkungan yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. Apabila lingkungan
tercemar maka akan berdampak buruk bagi kelanjutan dari keberadaan sumber
daya alam yang akhirnya dapat menurunkan kehidupan masyarakat.
Dalam pengelolaan sumber daya alam perlu diperhatikan keserasiannya
dengan lingkungan. Keserasian lingkungan merupakan proses pembentukan
lingkungan yang sifatnya relatif sama dengan pembentukan lingkungan.
Pengelolaan sumber daya alam agar berkelanjutan perlu diadakannya pelestarian
terhadap lingkungan tanpa menghambat kemajuan.
Dalam pengelolaan sumber daya alam agar tetap lestari maka dapat
dilakukan uasaha atau upaya sebagai berikut:
1. Menjaga kawasan tangkapan hujan seperti kawasan pegunungan yang harus
selalu hijau karena daerah pegunungan merupakan sumber bagi perairan di
darat.
7
2. Untuk mengurangi aliran permukaan serta untuk meningkatkan resapan air
sebagia air tanah, maka diperlukan pembuatan lahan dan sumur resapan.
3. Reboisasi di daerah pegunungan, dimana daerah tersebut berfungsi sebagai
reservoir air, tata air, peresapan air, dan keseimbangan lingkungan.
4. Adanya pengaturan terhadap penggunaan air bersih oleh pemerintah.
5. Sebelum melakukan pengolahan diperlukan adanya pencegahan terhadap
pembuangan air limbah yang banyak dibuang secara langsung ke sungai.
6. Adanya kegiatan penghijauan di setiap tepi jalan raya, pemukiman
penduduk, perkantoran, dan pusat-pusat kegiatan lain.
7. Adanya pengendalian terhadap kendaraan bermotor yang memiliki tingkat
pencemaran tinggi sehingga menimbulkan polusi.
8. Memperbanyak penggunaan pupuk kandang dan organik dibandingkan
dengan penggunaan pupuk buatan sehinnga tidak terjadi kerusakan pada
tanah.
9. Melakukan reboisasi terhadap lahan yang kritis sebagai suatu bentuk usaha
pengendalian agar memiliki nilai yang ekonomis.
10. Pembuatan sengkedan, guludan, dan sasag yang betujuan untuk mengurangi
laju erosi.
11. Adanya pengendalian terhadap penggunan sumber daya alam secara
berlebihan.
12. Untuk menambah nilai ekonomis maka penggunaan bahan mentah perlu
dikurangi karena dianggap kurang efisien.
13. Reklamasi lahan pada daerah yang sebelumnya dijadikan sebagai daerah
penggalian.
Tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan dapat dikurangi dengan cara
melakukan pengembangan usaha seperti mendaur ulang bahan-bahan yang
sebagian besar orang menganggap sampah, sebenarnya dapat dijadikan barang
lain yang bisa bermanfaat dan tentunya dengan pengolahan yang baik.
Pengelolaan limbah sangat efisien dalam upaya untuk mengatasi masalah
lingkungan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengelolaan limbah
dengan menggunakan konsep daur ulang misalnya dengan melakukan
pengelompokan dan pemisahan limbah, mengelola limbah menjadi barang yang
8
bermanfaat serta memilki nilai ekonomis, dan memanfaatkan serta
mengembangkan penggunaan teknologi dalam pengolahan limbah.
Sedangkan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna, upaya yang dapat
dilakukan adalah mendirikan tempat atau daerah dengan memberikan
perlindungan khusus yaitu sebagai berikut:
1. Hutan suaka alam, merupakan daerah khusus yang diperuntukan untuk
melindungi alam hayati.
2. Suaka aarga satwa, merupakan salah satu dari daerah hutan suaka alam yang
tujuannya sebagai tempat perlindungan untuk hewan-hewan langka agar
tidak punah.
3. Taman nasional, yaitu daerah yang cukup luas yang tujuannya sebagai
tempat perlindungan alam dan bukan sebagai tempat tinggal melainkan
sebagai tempat rekreasi.
4. Cagar alam, merupakan daerah dari hutan suaka alam yang dijadikan
sebagai tempat perlindungan untuk keadaan alam yang mempunyai ciri
khusus termasuk di dalamnya meliputi flora dan fauna serta lingkungan
abiotiknya yang berfungsi untuk kepentingn kebudayaan dan ilmu
pengetahuan.
9
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Perubahan ekosistem lingkungan yang paling utama disebabkan oleh
perilaku masyarakat yang kurang baik dalam pemanfaatan sumber-sumber daya
dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal inilah yang menyebabkan
adanya perubahan ekosistem. Perubahan ekosistem suatu lingkungan terjadi
dengan adanya kegiatan masyarakat seperti pemanfaatan lahan yang dijadikan
sebagai daerah pertanian sehingga dapat mengurangi luas lahan lainnya. Adanya
pertambahan jumlah penduduk dalam memanfaatkan lingkungan akan membawa
dampak bagi mata rantai yang ada dalam suatu ekosistem. Selain itu kerusakan
hutan yang terjadi karena adanya penebangan dan kebakaran hutan dapat
mengakibatkan banyak hewan dan tumbuhan yang punah.
Penyebab terjadinya masalah lingkungan hidup adalah adanya kegiatan
masyarakat seperti pembuangan limbah pabrik, sampah dari rumah tangga,
penebangan dan kebakaran hutan yang dapat menimbulkan pencemaran terhadap
sungai dan laut, tanah, hutan sehingga banyak flora dan fauna yang punah.
4.2 Saran
Masyarakat harus menjaga kelestarian lingkungan hidup. Dalam
pemanfaatan sumber daya masyarakat harus memperhatikan dampak yang timbul
dari penggunaan sumber daya tersebut terhadap lingkungan sekitar agar tidak
terjadi pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup.
10
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Penyebab dan Dampak Kerusakan Lingkungan.
http:// forum.cekinfo.com/showthread.php?t=1680
diakses pada 14 Desember 2010
Dr.H. Totok Gunawan, M.S.,dkk. 2004. Fakta dan Konsep Geografi. Jakarta:
Ganeca Exact.
Sugandi, Dede. 2005. Geografi. Bandung: Regina.
11