ilmu farmasi tugas fie
DESCRIPTION
Ilmu dasar yang berkaitan dengan Ilmu FarmasiTRANSCRIPT
SEJARAH ILMU FISIKA
Fisika (Bahasa Yunani: (physikos), “alamiah” dan (physis), “Alam”) adalah sains atau ilmu tentang
alam dalam makna yang terluas. Fisika mempelajari gejala alam yang tidak hidup atau materi dalam
lingkup ruang dan waktu. Fisikawan mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang
yangsangat beragam, mulai dari partikel submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika
partikel) hingga perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos
Beberapa sifat yang dipelajari dalam fisika merupakan sifat yang ada dalam semua sistem materi
yang ada, seperti hukum kekekalan energi. Sifat semacam ini sering disebut sebagai hukum fisika.
Fisika sering disebut sebagai “ilmu paling mendasar”, karena setiap ilmu alam lainnya (biologi,
kimia, geologi, dan lain-lain) mempelajari jenis sistem materi tertentu yang mematuhi hukum
fisika. Misalnya, kimia adalah ilmu tentang molekul dan zat kimia yang dibentuknya. Sifat suatu zat
kimia ditentukan oleh sifat molekul yang membentuknya, yang dapat dijelaskan oleh ilmu fisika
seperti mekanika kuantum, termodinamika, dan elektromagnetika.
Sejarah fisika dimulai pada tahun sekitar 2400 SM, ketika kebudayaan Harappan menggunakan
suatu benda untuk memperkirakan dan menghitung sudut bintang di angkasa. Sejak saat itu fisika
terus berkembang sampai ke level sekarang. Perkembangan ini tidak hanya membawa perubahan di
dalam bidang dunia benda, matematika dan filosofi namun juga, melalui teknologi, membawa
perubahan ke dunia sosial masyarakat
Pada awal abad 17, Galileo membuka penggunaan eksperimen untuk memastikan kebenaran teori
fisika, yang merupakan kunci dari metode sains. Galileo memformulasikan dan berhasil mengetes
beberapa hasil dari dinamika mekanik, terutama Hukum Inert. Pada 1687, Isaac Newton
menerbitkan Filosofi Natural Prinsip Matematika, memberikan penjelasan yang jelas dan teori
fisika yang sukses: Hukum gerak Newton, yang merupakan sumber dari mekanika klasik; dan
Hukum Gravitasi Newton, yang menjelaskan gaya dasar gravitasi. Kedua teori ini cocok dalam
eksperimen. Prinsipia juga memasukan beberapa teori dalam dinamika fluid. Mekanika klasik
dikembangkan besar-besaran oleh Joseph-Louis de Lagrange, William Rowan Hamilton, dan
lainnya, yang menciptakan formula, prinsip, dan hasil baru. Hukum Gravitas memulai bidang
astrofisika, yang menggambarkan fenomena astronomi menggunakan teori fisika.
Sejak abad 18 dan seterusnya, termodinamika dikembangkan oleh Robert Boyle, Thomas Young,
dan banyak lainnya. Pada 1733, Daniel Bernoulli menggunakan argumen statistika dalam mekanika
klasik untuk menurunkan hasil termodinamika, memulai bidang mekanika statistik. Pada 1798,
Benjamin Thompson mempertunjukkan konversi kerja mekanika ke dalam panas, dan pada 1847
James Joule menyatakan hukum konservasi energi, dalam bentuk panas dan juga dalam energi
mekanika.
Apa Hubungannya dunia farmasi dengan Ilmu fisika?
Hubungannya bahwa Ilmu farmasi tidak bisa berdiri sendiri, melainkan ilmu gabungan dari
berbagai bidang ilmu,diantaranya: ilmu kimia, ilmu biologi (manusia, hewan, dan tumbuhan),
matematika, dsb. Maka dari itu ada yang mengatakan bahwa farmasi adalah seni.Hubungannya
dengan fisika yaitu, bahwa senyawa obat memiliki sifat fisika yang berbeda antara yang satu
dengan yang lainnya.
Sifat-sifat fisika dari suatu senyawa obat
Sifat-sifat fisika zat atau senyawa obat diantaranya:
1. Kelarutan
2. Titik leleh
3. Titik didih
4. Rumus struktur
5. Berat molekul
Apa Hubungannya sifat sifat fisika tersebut dengan kefarmasian?
1. Suatu zat (obat) sangat kecil kemungkinannya dipakai atau diberikan dalam bentuk murni, maka
dari itu perlu dibuat sesuai kebutuhan seperti obat sirup (parasetamol) untuk anak-anak dan obat
dengan sediaan padat (Tablet) untuk dewasa, pertanyaannya: apakah suatu senyawa obat bisa dibuat
sediaan sirup dengan mudah atau tidak dan apakah senyawa obat bisa dibuat sedian tablet dengan
mudah atau tidak? Maka seorang farmasis harus tau sifat-sifat fisika dan kimia dari suatu bahan
atau senyawa obat.
2. Perlu di fikirkan cara pemberian obat yang sesuai: oral, topikal atau parenteral.
3. Perlu difikirkan Pelepasan zat aktif obat
4. Perlu difikirkan ukuran molekul, kepolaran molekul, dan sifat molekul sehingga menghasilkan
efek/respon biologis.
Hubungan antara farmasi dan fisika saya ambil contoh saja yaitu “KOLOID”
Penggunaan koloid dalam farmasi
Didalam kehidupan banyak sistem koloid yang kita jumpai. Air kelihatan jernih terjadi setelah
didiamkan beberapa hari terjadi endapan putih/kuning. Ternyata air ini mengandung batu kapur atau
besi yang seakan-akan larut namun sebetulnya bentuknya larutan koloidal. Didalam farmasi sistem
koloid banyak digunakan. Beberapa senyawa misalnya : perak koloid/argentum proteinum
digunakan membunuh mikroorganisme dalam tetes mata merah. Kelebihan sistem koloid dalam
farmasi mempunyai sifat tidak mengiritasi karena sebetulnya tidak larut. Plasma protein merupakan
protein yang dapat mengikat obat didalam darah sehingga obat dapat aktif. Beberapa bahan alam
membentuk dispersi koloid dapat digunakan untuk membuat system bentuk sediaan obat.
Beberapa polimer dapat digunakan untuk metoda penyalutan termasuk dispersi koloid.
Tipe koloid
· Liofilik koloid : zat dapat menyatu dengan medium atau disebut tipe koloid yang suka kepada
medium pendispersi.. liofilik dispersi dapat dibuat dengan mudah dengan jalan seolah olah
melarutkan zat ke dalam pelarut (medium pendispersi). Bila pelarut digunakan air disebut hidrasi.
Contoh : gelatin, PGA,insulin albumin, karet polisterin.
· Liofobik koloid : sistem dimana medium pendispersi tidak banyak berinteraksi dengan medium
pendispersi. Jadi seolah-olah didalam medium pendispersi tidak ada fase terdispersi atau seolah-
olah terjadi pemisahan. Contoh koloid besi pada air, perak,sulfur.
· Asosiasi koloid : micele&CMC. Koloid ini mempunyai sifat menyukai air dan menyukai minyak
ini disebut surfaktan
Sifat Optik dari Koloid
· Tyndal efek bila cahaya kuat dilewatkan larutan koloid maka cahaya akan terjadi pemantulan
cahaya sehingga kekuatan cahaya tersebut akan berubah.
· Dari prinsip tyndal efek ini dibuat mikroskop elektron.
· Dengan mikroskop elektron dapat terlihat ukuran partikel yang tidak dapat dilihat dengan
mikroskop biasa.
Gerakan Koloid
· Gerakan Brown .Gerakan Brown ini dapat diamati di dalam mikroskop bila ukuran partikel antara
5 mm. Lebih kecil saat diamati. Makin kecil makin sulit diamati.kenaikan kekentalan medium
pendispersi makin kecil gerakan Brown bahkan malah berhenti. Misal bila air ditambah giserin.
· Difusi Partikel akan mengalami difusi berjalan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.Gerakan
ini berubah setelah mencapai keseimbangan konsentrasi larutan.
· Sedimentas Pengendapan dari koloid dipengaruhi oleh kekentalan medium, bj partikel, tekanan
partikel dan konsentrasi partikel.
Pengaruh listrik (muatan listrik terhadap koloid)
· Adanya muatan listrik akan pengaruhi kestabilan koloid terutama koloid yang bersifat ionic
dengan elektroporosis maka koloid ionic dapat diendapkan dengan proses paengumpalan.
· Hal ini dapat digunakan untuk melihat banyak zat terlarut atau logam terlarut dalam air
Stabilitas Koloid
Stabilitas dari koloid akan dipengaruhi oleh faktor adanya muatan listrik dan medium utuk menjaga
kestabilan koloid.
Penambahan pengental akan menaikan stabilitas koloid, karena akan mencegah daya tarik menarik
atau akan menghasilkan geragak Brown ini terjadi pada koloid yang bersifat liofilik. Koloid
liofobik tidak tahan / stabil pada panas. Adanya muatan listrik akan menyebabkan daya tarik
menarik partikel membentuk gumpalan.
Selain itu koloid berhubungan dengan :
1. Kelarutan
Definisi larut sangatlah sederhana, yaitu dispersi molekuler dari suatu zat dalam sutu medium.
Dengan demikian, larutan terdiri dari dua komponen utama, yaitu zat yang terlarut (solut) dan
medium (solven). Sedangkan ukuran suatu zat dapat melarut dalam suatu medium dinamakan
kelarutan.
Mengapa seorang farmasis harus mempelajari kelarutan? Seberapa besarkah pengaruh kelarutan di
bidang farmasi?
Mempelajari kelarutan bukan sekedar mengamati hilangnya gula pasir ketika ibu
membuatkan secangkir teh manis untuk ayah. Pertanyaan yg mestinya muncul adalah mengapa
airnya harus panas (tanpa mempedulikan memang teh lebih sedap dihidangkan panas-panas) dan
mengapa juga harus repot-repot mengaduknya? Apakah memang ada hubungan antara suhu dan
pengadukan terhadap kelarutan?
Kelarutan juga sangat berpengaruh terhadap “perjalanan” obat di dalam tubuh. Jika obat tidak dapat
larut dalam air maka akan sangat sulit baginya untuk terdisolusi dari sediaannya. Sedangkan jika
tidak mampu melarut dalam lipid makaakan terhambat proses absorbsinya. Dengan demikian obat
seharusnya memiliki keduasifat baik lipofil maupun hidrofil.
Teori kelarutan dalam Farmasi, berkaitan dengan:
1. Pembuatan sediaan farmasi; injeksi, tetes mata, potio dan aerosol
2. Proses pemurnian
3. Memberikan informasi ttg sifat fisika kimia obat, adanya interaksi antar komponen obat,
lipofilisitas, rancangan obat (Log P)
4. Proses disolusi dan absorbsi obat
5. Gambaran profil farmakokinetika obat
2. Disolusi Obat
Disolusi didefinisikan sebagai proses dimana suatu zat padat masuk ke dalam pelarut
menghasilkan suatu larutan. Secara sederhana, disolusi adalah proses dimana zat padat melarut.
Secara prinsip dikendalikan oleh afinitas antara zat padat dengan pelarut. Dalam penentuan
kecepatan disolusi dari berbagai bentuk sediaan padat terlibat berbagai proses disolusi yang
melibatkan zat murni. Karakteristik fisik sediaan, proses pembasahan sediaan, kemampuan
penetrasi media disolusi ke dalam sediaan, proses pengembangan, proses ddisintegrasi, dan
degradasi sediaan, merupakan sebagian dari faktor yang mempengaruhi karakteristik disolusi obat
dari sediaan.
Suatu bahan obat yang diberikan dengan cara apapun dia harus memiliki daya larut dalam
air untuk kemanjuran terapeutiknya. Senyawa-senyawa yang relatif tidak dapat dilarutkan mungkin
memperlihatkan absorpsi yang tidak sempurna, atau tidak menentu sehingga menghasilkan respon
terapeutik yang minimum. Daya larut yang ditingkatkan dari senyawa-senyawa ini mungkin dicapai
dengan menyiapkan lebih banyak turunan yang larut, seperti garam dan ester dengan teknik seperti
mikronisasiobat atau kompleksasi.
Sifat-sifat kimia, fisika, bentuk obat dan juga fisiologis dari sistem biologis mempengaruhi
kecepatan absorbsi suatu obat dalam tubuh. Oleh karena itu, konsentrasiobat, bagaimana
kelarutannya dalam air, ukuran molekulnya, pKa dan ikatan proteinnya adalah faktor-faktor kimia
dan fisika yang harus dipahami untuk mendesain suatu sediaan. Hal ini meliputi faktor difusi dan
disolusi obat.
Pada saat suatu sediaan obat masuk ke dalam tubuh, selanjutnya terjadi proses absorbsi ke
dalam sirkulasi darah dan akan didistribusikan ke seluruh cairan dan jaringan tubuh. Apabila zat
aktif pada sediaan obat tersebut memiliki pelarut yang cepat, berarti efek yang ditimbulkan juga
akan semakin cepat, begitu juga sebaliknya.
Pelepasan dari bentuk-bentuk sediaan kemudian diabsorbsi dalam tubuh dan dikontrol oleh
sifat fisika, kimia obat dan bentuk obat yang diberikan dan juga fisiologis dari sistem biologis.
Konsentrasi obat, kelarutan dalam air, ukuran molekul, bentuk kristal, pKa dan ikatan protein
adalah faktor-faktor fisika dan kimia yang harus dipahami untuk mendesain pemberian yang
menunjukkan suatu karakteristik terkontrol. Lepasnya suatu obat dari sistem pemberian meliputi
faktor disolusi dan difusi.
Proses pelarutan tablet melalui proses disolusi yaitu melarutnya senyawa aktif dari bentuk
sediaannya (padat) ke dalam media pelarut. Setelah obat dalam larutan, selanjutnya terjadi proses
absorbsi ke dalam darah dan di bawa ke seluruh cairan dan jaringan tubuh. Apabila zat aktif
memiliki kecepatan pelarut yang cepat, berarti efek yang ditimbulkan juga semakin cepat, begitu
pula sebaliknya.
Lepasnya suatu obat dari sistem pemberian meliputi faktor disolusi dan difusi. Laju disolusi
adalah sebagai salah satu faktor yang meliputi dan mempengaruhi pelepasan obat.
Dalam USP cara pengujian disolusi tablet dinyatakan dalam masing-masing monografi obat.
Pengujian merupakan alat yang objekif dalam menetapkan sifat disolusi suatu obat yang berada
dalam tubuh sangat besar tergantung pada adanya obat dalamkeadaan melarut. Karakteristik
disolusi biasa merupakan sifat yang penting dari produk obat yang memuaskan.
Setiap tablet harus memenuhi persyaratan seperti yang terdapat di dalam monografi untuk
kecepatan disolusi.
Pada pengujian disolusi dan penentuan bioavailabilitas dari obat dengan bentuk sediaan
padat menuju pada pendahuluan dari sistem yang sempurna bagi analisadan pengujian disolusi
tablet. Uji disolusi memperhatikan fasilitas modern untuk mengontrol kualitas, digunakan untuk
menjaga terjaminnya standar dalam produksi tablet. Uji disolusi untuk mengetahui terlarutnya zat
aktif dalam waktu tertentu menggunakan alat disolution tester.
Kecepatan Pelarutan
Secara sederhana kecepatan pelarutan didefinisikan sebagai jumlah zat yang terlarut dari
bentuk sediaan padat dalam medium tertentu sebagai fungsi waktu. Dapat juga diartikan sebagai
kecepatan larut bahan obat dari sediaan farmasi atau granulatau partikel-partikel sebagai hasil
pecahnya bentuk sediaan obat tersebut setelah berhubungan dengan cairan medium. Dalam hal
tablettent bias diartikan sebagai masstransfer , yaitu kecepatan pelepasan obat atau kecepatan larut
bahan obat dari sediaan tablet ke dalam medium penerima.
Laju disolusi obat secara in vitro dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:
1. Sifat fisika kimia obat
Sifat fisika kimia obat berpengaruh besar terhadap kinetika disolusi. Luas permukaanefektif dapat
diperbesar dengan memperkecil ukuran partikel. Laju disolusi akandiperbesar karena kelarutan
terjadi pada permukaan solut. Kelarutan obat dalam air juga mempengaruhi laju disolusi. Obat
berbentuk garam, pada umumnya lebihmudah larut dari pada obat berbentuk asam maupun basa
bebas. Obat dapatmembentuk suatu polimorfi yaitu terdapatnya beberapa kinetika pelarutan yang
berbeda meskipun memiliki struktur kimia yang identik. Obat bentuk kristal secaraumum lebih
keras, kaku dan secara termodinamik lebih stabil daripada bentuk amorf,kondisi ini menyebabkan
obat bentuk amorf lebih mudah terdisolusi daripada bentuk kristal (Shargel dan Yu, 1999).
2. Faktor Formulasi
Berbagai macam bahan tambahan yang digunakan pada sediaan obat dapat mempengaruhi kinetika
pelarutan obat dengan mempengaruhi tegangan muka antara medium tempat obat melarut dengan
bahan obat, ataupun bereaksi secara langsung dengan bahan obat. Penggunaan bahan tambahan
yang bersifat hidrofob seperti magnesium stearat, dapat menaikkan tegangan antar muka obat
dengan medium disolusi. Beberapa bahan tambahan lain dapat membentuk kompleks dengan
bahanobat, misalnya kalsium karbonat dan kalsium sulfat yang membentuk kompleks tidak larut
dengan tetrasiklin. Hal ini menyebabkan jumlah obat terdisolusi menjadi lebih sedikit dan
berpengaruh pula terhadap jumlah obat yang diabsorpsi (Shargel dan Yu,1999)
SEJARAH ILMU KIMIA
Jauh sebelum ilmu pengetahuan berkembang seperti sekarang ini, manusia telah
mempraktekan "ilmu kimia", meskipun pada dasarnya masih terbatas pada cara-cara pengolahan
benda(materi) yang diawali dari kegiatan coba-coba dan dilakukan dalam rangka mempertahankan
hidup. sebagai contoh, sekita 3500 tahun sebelum masehi bangsa Mesir kuno telah mengetahui cara
mengawetkan mayat, cara membuat anggur, cara membuat keramik, cara mengolah tembaga, serta
cara meramu obat-obatan dan zat pewarna. akan tetapi pada saat itu belum ada penjelasan logis
yang berkaitan dengan hakekat materi dan cara-cara yang mereka lakukan.
Seiring dengan berkembangnya peradaban umat manusia dan didukung oleh pemikiran-
pemikiran para ahli filsafat, akhirnya kajian tentang hakekat materi dan fenomena-fenomena alam
pada umumnya mengalami perkembangan yang pesat.
Sekitar abad ke-4 sebelum masehi, para ahli filsafat Yunani kuno seperti Demokritus,
Aristoteles, dan Plato mulai memikirkan hakekat materi. Demokritus berpendapat bahwa materi
tersusun atas partikel-partikel kecil yang tidak dapat dibelah lagi, dan dinamakan denga "atom".
sedangkan Aristoteles berpendapat, bahwa materi terdiri atas empat jenis unsur, yaitu unsur tanah,
unsur air, unsur udara, unsur api. pada dasarnya pendapat yang dikemukakan oleh Demokrkitus dan
Aristoteles atau para ahli filsafat lainnya tentang hakekat materi tersebut tidak didasari oleh hasil
eksperimen, akan tetapi baru sebatas pemikiran yang berdasarkan logika atau dugaan semata.
Di sekitar abad pertengahan masehi, kajian tentang materi mulai menemui titik terang,
pasalnya seorang ilmuwan Arab yang bernama Jabir Ibnu Hayan (700-778) berhasil menemukan
“Alkimia”, (alkimia mempunyai arti perubahan materi). Alkimia inilah yang akhirnya menjadi cikal
bakal lahirnya ilmu kimia, sehingga Jabir Ibnu Hayan dianggap sebagai “Bapak Kimia Klasik”.
Alkimia menjadi pusat perhatian ilmuwan-ilmuwan Eropa, seperti Joseph Black, Henry
Cavendish, Joseph Priestley, dan George Ernst Stahl. Para ilmuwan tersebut kemudian melakukan
penelitian-penelitian dan menghasilkan penemuan-penemuan baru di bidang kimia yang sifatnya
maish terpisah dari diri sendiri. Pada abad ke-18 ilmuwan Perancis yang bernama Antonie Laurent
Lavoisier (1743-1794) berhasil menggabungkan semua penemuan baru di bidang kimia yang
terpisah dan berdiri sendiri tersebut menjadi suatu kesatuan, yaitu dengan membuat kerangka dasar
kimia yang berdasarkan hasil-hasil penelitian para ilmuwan sebelumnya. Atas jasanya tersebut,
Lavoisier dianggap telah memberikan sumbangan terbesar terhadap pengembangan ilmu kimia
modern, sehingga Lavoisier dijulki “Bapak Kimia Modern”.
Kimia umumnya dibagi menjadi beberapa bidang utama. Terdapat pula beberapa cabang antar-
bidang dan cabang-cabang yang lebih khusus dalam kimia.
1. Kimia analitik adalah analisis cuplikan bahan untuk memperoleh pemahaman tentang susunan
kimia dan strukturnya. Kimia analitik melibatkan metode eksperimen standar dalam kimia.
Metode-metode ini dapat digunakan dalam semua subdisiplin lain dari kimia, kecuali untuk
kimia teori murni.
2. Biokimia mempelajari senyawa kimia, reaksi kimia, dan interaksi kimia yang terjadi dalam
organisme hidup. Biokimia dan kimia organik berhubungan sangat erat, seperti dalam kimia
medisinal atau neurokimia. Biokimia juga berhubungan dengan biologi molekular, fisiologi, dan
genetika.
3. Kimia anorganik mengkaji sifat-sifat dan reaksi senyawa anorganik. Perbedaan antara bidang
organik dan anorganik tidaklah mutlak dan banyak terdapat tumpang tindih, khususnya dalam
bidang kimia organ ologam.
4. Kimia organik mengkaji struktur, sifat, komposisi, mekanisme, dan reaksi senyawa organik.
Suatu senyawa organik didefinisikan sebagai segala senyawa yang berdasarkan rantai karbon.
5. Kimia fisik mengkaji dasar fisik sistem dan proses kimia, khususnya energitika dan dinamika
sistem dan proses tersebut. Bidang-bidang penting dalam kajian ini di antaranya termodinamika
kimia, kinetika kimia, elektrokimia, mekanika statistika, dan spektroskopi. Kimia fisik memiliki
banyak tumpang tindih dengan fisika molekular. Kimia fisik melibatkan penggunaan kalkulus
untuk menurunkan persamaan, dan biasanya berhubungan dengan kimia kuantum serta kimia
teori.
6. Kimia teori adalah studi kimia melalui penjabaran teori dasar (biasanya dalam matematika atau
fisika).
Apa Hubungannya ilmu kimia dengan kefarmasian?
Farmasi merupakan suatu profesi kesehatan yang berhubungan dengan pembuatan bahan alam
ataupun sintetik menjadi suatu produk yang cocok dan enak dipakai untuk mencegah, mendiagnosa,
atau pengobatan penyakit dan distribusi dari suatu produk yang berkhasiat obat.
Kimia farmasi bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat fisika dan kimia dari bahan obat/obat. Khusus
untuk bahan obat/obat yang berasal dari alam dipelajari dalam ilmu farmakognosi dan fitokimia,
sehingga dalam ilmu kimia farmasi umumnya dipelajari bahan obat/obat yang berasal dari bahan
sintetik. Proses mengenal sifat-sifat fisika dan kimia bahan obat ini disebut dengan identifikasi atau
sering juga disebut analisa, sehingga ilmu kimia farmasi lebih cenderung disebut dengan ilmu kimia
farmasi analisa atau kimia analisa farmasi. Secara garis besar, analisa farmasi dibagi menjadi :
1. Analisa farmasi kualitatif ini meliputi analisa secara: Fisika Identifikasi secara organoleptis
(bentuk, warna, bau, rasa dan lainnya), kelarutan, tetapan fisika (titik lebur, titik beku, titik didih,
berat jenis, viskositas, dan lainnya), mikroskopis (melihat partikel obat menggunakan
mikroskop). Kimia Analisa dengan menambahkan zat-zat kimia ke dalam bahan obat/obat yang
diperiksa sehingga menimbulkan reaksi-reaksi tertentu yang dapat diidentifikasi secara kasat
mata seperti terbentuknya endapan, warna, bau dan lainnya. Mikroskopis Analisa ini adalah
dengan melihat partikel dari unsur/senyawa yang terkandung dalam bahan obat/obat. Dapat
dilihat langsung menggunakan mikroskop, atau direaksikan terlebih dahulu dengan zat kimia
tertentu kemudian dilihat menggunakan mikroskop. Instrumental Yaitu analisa/penentuan jenis
suatu unsur/senyawa dari suatu bahan obat menggunakan instrumen/alat yang kompleks/modern
seperti spektrofotometer, kromatografi, Atomic Absorbans Spektrofotometri (AAS), dan lainnya.
2. Analisa farmasi kuantitatif ini meliputi analisa secara: Gravimetri Analisa dengan cara
memisahkan senyawa atau campuran menjadi unsur tertentu dalam bentuk murni dan dihitung
jumlah/kadar zat yang akan diperiksa berdasarkan penimbangan/ berat. Volumetri Yaitu analisa
kadar suatu unsur/senyawa kimia dalam suatu larutan yang berasal dari bahan obat/obat dengan
cara direaksikan dengan zat lain yang kadar/konsentrasinya telah diketahui. Instrumental Yaitu
analisa jumlah/kadar suatu unsur/senyawa dari suatu bahan obat menggunakan instrumen/alat
yang kompleks/modern seperti spektrofotometer, kromatografi, dan lainnya.
SEJARAH ILMU BIOLOGI
Biologi atau ilmu hayat adalah ilmu yang mempelajari aspek fisik kehidupan. Istilah “biologi”
dipinjam dari bahasa Belanda, biologie, yang juga diturunkan dari gabungan kata bahasa Yunani,
bios (“hidup”) dan logos (“lambang”, “ilmu”). Istilah “ilmu hayat” dipinjam dari bahasa Arab, juga
berarti “ilmu kehidupan”. Obyek kajian biologi pada masa kini sangat luas dan mencakup semua
makhluk hidup dalam berbagai aspek kehidupannya.
Berbagai cabang biologi mengkhususkan diri pada setiap kelompok organisme, seperti botani (ilmu
tentang tumbuhan), zoologi (ilmu tentang hewan), dan mikrobiologi (ilmu tentang jasad renik).
Perbedaan-perbedaan dan pengelompokan berdasarkan ciri-ciri fisik kelompok organisme dipelajari
dalam sistematika, yang di dalamnya mencakup pula taksonomi dan paleobiologi.
Berbagai aspek kehidupan dikaji pula dalam biologi. Ciri-ciri fisik bagian tubuh dipelajari dalam
anatomi dan morfologi, sementara fungsinya dipelajari dalam fisiologi. Perilaku hewan dipelajari
dalam etologi. Perkembangan ciri fisik makhluk hidup dalam kurun waktu panjang dipelajari dalam
evolusi, sedangkan pertumbuhan dan perkembangan dalam siklus kehidupan dipelajari dalam
biologi perkembangan. Interaksi antar sesama makhluk dan dengan alam sekitar mereka dipelajari
dalam ekologi; Mekanisme pewarisan sifat yang berguna dalam upaya menjaga kelangsungan hidup
suatu jenis makhluk hidup dipelajari dalam genetika.
Saat ini bahkan berkembang aspek biologi yang mengkaji kemungkinan berevolusinya makhluk
hidup pada masa yang akan datang, juga kemungkinan adanya makhluk hidup di planet-planet
selain bumi, yaitu astrobiologi. Sementara itu, perkembangan teknologi memungkinkan pengkajian
pada tingkat molekul penyusun organisme melalui biologi molekular serta biokimia, yang banyak
didukung oleh perkembangan teknik komputasi melalui bidang bioinformatika.
Ilmu biologi banyak berkembang pada abad ke-19, dengan ilmuwan menemukan bahwa organisme
memiliki karakteristik pokok. Biologi kini merupakan subyek pelajaran sekolah dan universitas di
seluruh dunia, dengan lebih dari jutaan makalah dibuat setiap tahun dalam susunan luas jurnal
biologi dan kedokteran.
Aristoteles dan Biologi
Ilmu biologi dirintis oleh Aristoteles, ilmuwan berkebangsaan Yunani. Dalam terminologi
Aristoteles, “filosofi alam” adalah cabang filosofi yang meneliti fenomena alam, dan mencakupi
bidang yang kini disebut sebagai fisika, biologi, dan ilmu pengetahuan alam lainnya.
Aristoteles melakukan penelitian sejarah alam di pulau Lesbos. Hasil penelitiannya, termasuk
Sejarah Hewan, Generasi Hewan, dan Bagian Hewan, berisi beberapa observasi dan interpretasi,
dan juga terdapat mitos dan kesalahan. Bagian yang penting adalah mengenai kehidupan laut. Ia
memisahkan mamalia laut dari ikan, dan mengetahui bahwa hiu dan pari adalah bagian dari grup
yang ia sebut Selachē (selachians).
Pada masa kini, biologi mencakup bidang akademik yang sangat luas, bersentuhan dengan bidang-
bidang sains yang lain, dan sering kali dipandang sebagai ilmu yang mandiri. Namun, pencabangan
biologi selalu mengikuti tiga dimensi yang saling tegak lurus: keanekaragaman (berdasarkan
kelompok organisme), organisasi kehidupan (taraf kajian dari sistem kehidupan), dan interaksi
(hubungan antarunit kehidupan serta antara unit kehidupan dengan lingkungannya).
Pembagian Berdasarkan Kelompok Organisme
Makhluk hidup atau organisme sangat beraneka ragam. Taksonomi mempelajari bagaimana
organisme dapat dikelompokkan berdasarkan kemiripan dan perbedaan yang dimiliki. Selanjutnya,
berbagai kelompok itu dipelajari semua gatra kehidupannya, sehingga dikenallah ilmu biologi
tumbuhan (botani), biologi hewan (zoologi), biologi serangga (entomologi), dan seterusnya.
Manfaat biologi dalam bidang farmasi/obat-obatan
1. Menghasilkan berbagai obat - obatan yang dibutuhkan manusia
2. Meneliti berbagai penyakit untuk ditemukan cara pengobatannya
3. Memajukan perkembangan obat - obatan dan cara pengobatannya
4. Meningkatkan kesehatan masyarakat baikdi masa sekarang maupun di masa depan
5. Memajukan ilmu kedokteran
6. Meningkatkan mutu kesehatan
7. Biologi membantu kita memahami tubuh dan organ dalam hingga sel melalui ilmu anatomi,
fisiologi, dan histologi.
8. Biologi membantu manusia dalam memahami respon tubuh terhadap bahan kimia tertentu.
9. Biologi membantu manusia dalam menemukan spesies yang bisa dimanfaatkan menjadiobat.
10. Biologi membantu manusia dalam menentukan proses biologis dalam pembentukan senyawa
obat-obatan tertentu, misalnya antibiotik dan insulin (biological engineering).
Manfaat biologi dalam bidang kesehatan
1. Dalam biologi kita dapat mempelajari struktur tubuh manusia / anatomi
2. Pemanfaatan beberapacabang ilmu biologi seperti bioteknologi, bayi tabung, donor darah,
transplantasi organ tubuh.
3. Dapat mengetahui keadaan normal tubuh (fisiologi) serta keadaan abnormal (patologi)4.
Penelitian dalam biologi sangat membantudalam kemajuan ilmu kesehatan, misalx penelitian
tentang obat kanker .