il perancangan proyek - dewey.petra.ac.id...hunian, fasilitas pertemuan dan fasilitas ibadah. -...

17
IL PERANCANGAN PROYEK Dasar-dasar pendekatan perancangan diperoleh dengan cara melakukan eksplorasi terhadap proyek, tapak, lingkungan sekitar, budaya dan keterkaitan antara satu dengan yang lain. Hasil eksplorasi tersebut dipilih dan digabungkan, sebagai pendekatan perancangan. 1. HASIL EKSPLORASI 1.1 Gereja Katolik Gereja ini bersifat 'satu, kudus, katolik, dan apostolik'....keempat sifat yang baru disebut ini digunakan sebagai 'ciri-ciri khas Gereja Kristus' 'Maka keempat ciri itu harus nampak pada Gereja Katolik.' 1 " Witelo medefinisikan kualitas-kualitas yang murni atmosferik seperti diaphanitas (ke-semrawang-an), densitas (kepekatan), obscuritas (kegelapan), atau umbria (bayangan)." Gereja sebagai suatu organisasi formal adalah. In a broad sense a church is (1) a body of devotees, (2) organized for a religious purpose and developing as an agency for this with, (3) a hierarchy of officials and leaders and, (4) a body of doctrine and philosophy which ties the whole together into a more or less systematic unit. 3 Adolf Heuken, S.J. Ensiklopedi Gereja, Jilid 1. (Jakarta: Yayasan Cipta LokaCaraka,1991). p. 345. Comelis van de Ven. Ruang dalam Arsitektur. Diterjemahkan oleh Imam Djokomono dan Mc. Prihminto Widodo. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,1995). p. 28. Kimball Young and Raymond W. Mack. Sociology and Social Life. ( New York: American Book Company, 1959). p. 393.

Upload: others

Post on 14-Nov-2020

18 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: IL PERANCANGAN PROYEK - dewey.petra.ac.id...Hunian, Fasilitas Pertemuan dan Fasilitas Ibadah. - KUDUS. Ditampilkan dalam simbolisasi wama merah pada keduabelas kolom Gereja. Warna

IL PERANCANGAN PROYEK

Dasar-dasar pendekatan perancangan diperoleh dengan cara melakukan

eksplorasi terhadap proyek, tapak, lingkungan sekitar, budaya dan keterkaitan antara

satu dengan yang lain. Hasil eksplorasi tersebut dipilih dan digabungkan, sebagai

pendekatan perancangan.

1. HASIL EKSPLORASI

1.1 Gereja Katolik

Gereja ini bersifat 'satu, kudus, katolik, dan apostolik'....keempat sifat yang baru disebut ini digunakan sebagai 'ciri-ciri khas Gereja Kristus' 'Maka keempat ciri itu harus nampak pada Gereja Katolik.'1

" Witelo medefinisikan kualitas-kualitas yang murni atmosferik seperti diaphanitas (ke-semrawang-an), densitas (kepekatan), obscuritas (kegelapan), atau umbria (bayangan)."

Gereja sebagai suatu organisasi formal adalah.

In a broad sense a church is (1) a body of devotees, (2) organized for a religious purpose and developing as an agency for this with, (3) a hierarchy of officials and leaders and, (4) a body of doctrine and philosophy which ties the whole together into a more or less systematic unit.3

Adolf Heuken, S.J. Ensiklopedi Gereja, Jilid 1. (Jakarta: Yayasan Cipta LokaCaraka,1991). p. 345.

Comelis van de Ven. Ruang dalam Arsitektur. Diterjemahkan oleh Imam Djokomono dan Mc. Prihminto Widodo. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,1995). p. 28.

Kimball Young and Raymond W. Mack. Sociology and Social Life. ( New York: American Book Company, 1959). p. 393.

Page 2: IL PERANCANGAN PROYEK - dewey.petra.ac.id...Hunian, Fasilitas Pertemuan dan Fasilitas Ibadah. - KUDUS. Ditampilkan dalam simbolisasi wama merah pada keduabelas kolom Gereja. Warna

8

Secara tradisi, Gereja Katolik sangat kaya akan simbolisasi-simbolisasi, baik

secara bentukan, gambar, lambang, dan warna liturgi. Bentuk simbolisasi ini

memiliki arti sendiri-sendiri.

Gereja Katolik juga memiliki ajaran-ajaran khas, yaitu: Alkitab,Tradisi,ajaran bahwa dosa asal tidak merusak manusia seluruhnya, Hukum kodrat dalam moral, dogma Bunda Maria, Misa Kudus yang seragam di seluruh dunia, kewajiban orang beriman untuk mengikuti Ekaristi setiap hari Minggu dan memiliki Hierarki.

Analisis terhadap pengguna bangunan beserta aktivitasnya menghasilkan

program ruang beserta besaran perencanaan. Hal ini berkaitan dengan

keberadaan Gereja dalam bentuk fisiknya, yaitu sebagai suatu bangunan.

1.2 Tapak

Analisis tapak menghasilkan pembagian zona-zona tertentu pada tapak,

sebagai penempatan fasilitas-fasilitas yang terdapat pada proyek. Disamping

itu tautan dengan lingkungan sekitar, menentukan perlakuan yang akan

diambil terhadap tapak saat proses perancangan berlangsung.

Karakter tapak yang berkontur mempengaruhi pola aliran air hujan dan

pengolahan kontur dapat bermanfaat untuk menghasilkan kesan tertentu yang

mendukung desain.

1.3 Lingkungan Sekitar

Analisis lingkungan sekitar akan mempengaruhi peranan, dan tampilan

bangunan, disamping menentukan perlakuan terhadap tapak. Analisis

Adolf Heuken S.J. Ensiklopedi Gereja, Jilid I. (Jakarta: Yayasan Cipta LokaCaraka, 1991). p.371.

Page 3: IL PERANCANGAN PROYEK - dewey.petra.ac.id...Hunian, Fasilitas Pertemuan dan Fasilitas Ibadah. - KUDUS. Ditampilkan dalam simbolisasi wama merah pada keduabelas kolom Gereja. Warna

9

tersebut meliputi analisis terhadap sky-line bangunan di sekitar tapak, dan

gaya arsitektur yang digunakan, baik warna, maupun elemen arsitektural,

sebagai ciri-ciri yang mudah dikenali, oleh orang awam sekalipun.

Tujuannya agar bangunan hasil perancangan dapat memiliki identitas,

makna, sekaligus menyatu dengan lingkungannya. Hal ini juga berkaitan

dengan tinjauan terhadap nilai budaya.

1.4 Budaya

Masyarakat Indonesia mengenal budaya tradisional, yang banyak

berkaitan dengan nilai-nilai Kosmologis. Perwujudannya tampak secara

nyata dalam karya-karya arsitektural, seperti candi-candi, pura, dan hasil-

hasil karya seni lainnya.5 Dalam konteks masyarakat post-modern, nilai-

nilai Kosmologis dipahami sebagai kenangan akan masyarakat tradisional

Indonesia secara umum, beserta budayanya.

2. PERENCANAAN PERANCANGAN PROYEK

Pada bagian ini akan dijelaskan penerapan hasil-hasil eksplorasi

terhadap faktor-faktor yang digunakan dalam pendekatan perancangan. Hasil

eksplorasi yang digunakan dipilih yang sesuai dan dapat diterapkan pada

proyek.

5 Y.B. Mangunwijaya. Wastu Citra. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1995). p. 51-55.

Page 4: IL PERANCANGAN PROYEK - dewey.petra.ac.id...Hunian, Fasilitas Pertemuan dan Fasilitas Ibadah. - KUDUS. Ditampilkan dalam simbolisasi wama merah pada keduabelas kolom Gereja. Warna

10

2.1 Gereja Katolik

2.1.1 Arti Gereja Katolik. Memberikan pengertian tentang kekhususan

yang terdapat dalam agama Katolik. Kekhususan tersebut antara lain:

- SATU. Hanya ada satu kepemimpinan dalam agama Katolik di

seluruh dunia, dengan sistem yang sedemikian teratur dan

memiliki hirarki yang jelas. Penerapan hirarki ini dilakukan

pada penempatan kelompok-kelompok fasilitas dari urutan

yang paling rendah sampai yang paling tinggi, yaitu: Tempat

Parkir, Fasilitas Pelengkap, Fasilitas Pembinaan, Fasilitas

Hunian, Fasilitas Pertemuan dan Fasilitas Ibadah.

- KUDUS. Ditampilkan dalam simbolisasi wama merah pada

keduabelas kolom Gereja. Warna merah melambangkan Roh

Kudus, cinta kasih, api, darah dan kekuatan.

- KATOLIK. Ditampilkan dalam bentuk menara lampu,

melambangkan pewartaan Injil Kristus kepada semua bangsa.

"Kumu adalah lerang dunia. Kotayang lerletak di alas

gunung tidak mungkin tersetnbunyi. Demikianlah terangmn

hercahaya di depan orang supaya mereka melihat

perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di

sorga." (Mat. 5: 14,16)

- APOSTOLIK. Berdiri pada Hari Raya Pentakosta, dengan

dasar para Rasul Yesus. Penerapan pada bentuk kolom gereja

yang merupakan simbolisasi duabelas rasul yang mengawali

berdirinya Gereja Katolik.

Page 5: IL PERANCANGAN PROYEK - dewey.petra.ac.id...Hunian, Fasilitas Pertemuan dan Fasilitas Ibadah. - KUDUS. Ditampilkan dalam simbolisasi wama merah pada keduabelas kolom Gereja. Warna

I I

Gereja Katolik juga merupakan suatu organisasi yang teratur secara

formal. Untuk penerapan hal ini digunakan simbolisasi, berupa pengaturan

fasilitas dan ruang dengan sistem grid yang ditonjolkan dalam bentuk

kolom dan dipertegas dengan warna kuning sebagai simbol ke-Katolik-an.

Jarak antar kolom ditentukan berdasarkan bentang beton efektif antara

3.50m- 12.00m, yang disesuaikan pula dengan dimesi tapak yang lebarnya

sangat terbatas, yaitu 50.00m. Dipilih bentang 8.00 x 8.00m dengan

pertimbangan bentang ini tidak terlalu sempit sehingga tidak terlalu

banyak kolom, dan tidak terlalu lebar sehingga balok menjadi makin besar.

Pertimbangan lainnya adalah, bentang ini mudah disesuaikan dengan

dimensi tapak, dan dimensi dari program ruang. Keteraturan ditampilkan

dalam tampilan elemen dan pengolahan tampak bangunan yang

didominasi bentuk-bentuk persegi dan bujur sangkar. Bentukan ini

memberi kesan teratur dan stabil. Bentukan Persegi untuk bukaan-bukaan

merupakan usaha untuk menyesuaikan dengan tampilan bangunan Pasar

Citra Raya dan Fasilitas Olah Raga di sisi Barat dan Utara tapak.

2.1.2 Tema untuk ruang dalam Gereja.

Berfirmanlah Allah, "Jadilah terang". Lalu lerang itu jadi. Allah melihai bahwa terang itu haik, lalu dipisahkanNyalah terang ilu dari gelap.

(Kej. I: 3-4)

Teknik yang digunakan untuk penerapan dalam desain adalah penggunaan

kualitas-kualitas murni atmosferik oleh Witelo. Kualitas yang digunakan

Page 6: IL PERANCANGAN PROYEK - dewey.petra.ac.id...Hunian, Fasilitas Pertemuan dan Fasilitas Ibadah. - KUDUS. Ditampilkan dalam simbolisasi wama merah pada keduabelas kolom Gereja. Warna

12

di sini adalah: Obscuritas (kegelapan), diterapkan pada awal lorong

Gereja, sebagai perhentian ke-12 dari Jalan Salib Yesus (Yesus wafat).

Umbria (bayangan), diterapkan di sepanjang lorong Gereja. Bayangan

dibentuk dengan penempatan bukaan-bukaan diantara keempatbelas kolom

sebagai jejak dari peristiwa jalan salib Yesus. Perhentian ke-13 dan ke-14.

Diaphanitas (kesemrawangan), dibentuk dengan memberikan bukaan yang

banyak pada sisi Timur Gereja, dengan kaca transparan, yang akan

meneruskan cahaya matahari yang masuk secara langsung dan

menimbulkan garis cahaya yang tegas, sesuai dengan bentuk bukaan dan

bingkai pada kaca tersebut.

2.2 Tapak.

Zoning bagi kelompok-kelompok fasilitas dalam bangunan yang dikaitkan

dengan konsep hierarki, adalah:

- Fasilitas parkir diletakkan pada bagian Selatan tapak, pada

ketinggian lahan terrendah, bersama dengan Fasilitas Servis

- Fasilitas Pembinaan diletakkan ketinggian lahan di atas

Fasilitas Parkir.

- Fasilitas Pertemuan diletakkan di atas Fasilitas Pembinaan.

- Fasilitas Pelengkap diletakkan pada ketinggian antara parkir

dan Fasilitas Pembinaan.

- Fasilitas Hunian diletakkan pada ketinggian antara Fasilitas

Pembinaan dan Pertemuan

- Fasilitas Ibadah diletakkan pada tingkat tertinggi.

Karakter tapak yang berkontur dipertahankan dan diolah untuk

Page 7: IL PERANCANGAN PROYEK - dewey.petra.ac.id...Hunian, Fasilitas Pertemuan dan Fasilitas Ibadah. - KUDUS. Ditampilkan dalam simbolisasi wama merah pada keduabelas kolom Gereja. Warna

13

mempertahankan kenangan pada fungsi lahan sebagai lahan persawahan

yang menunjukkan pola hidup agraris masyarakat Indonesia. Pengolahan

dilakukan pada sisi Utara tapak yang berdekatan dengan Pasar Citra Raya.

Ketinggian lahan ditambah sebagai barier antara pasar dan gereja yang

aktivitasnya memiliki perbedaan yang sangat mencolok, juga memberikan

privasi bagi pengguna Fasilitas Hunian yang diletakkan di sisi Utara tapak.

Perbedaan ketinggian ini juga memperkuat kesan agung dan sakral pada

Gereja.

2.3 Lingkungan Sekitar

Untuk memperoleh skyline yang tidak monoton, dan sehubungan dengan

sifat Gereja sebagai bangunan yang sakral, maka rancangan bangunan

Gereja ini dibuat tinggi untuk memberikan aksentuasi. Bentukan dan

ketinggian yang spesifik ini menjadi vocal point bagi bangunan Gereja.

Gaya arsitektur yang digunakan disesuaikan dengan lingkungan sekitar,

dengan tetap mempertimbangkan konsep simbolisasi warna.

2.4 Budaya

Dipilih bentukan tradisional yang cukup dikenal oleh masyarakat, yaitu

bentukan dari pintu gerbang pura atau candi, dan bentukan atap meru.

Pengolahan bentukan dari pintu gerbang pura dan bentukan atap meru

merupakan usaha untuk menghadirkan nilai budaya tradisional dan kesan

religius dalam nuansa yang berbeda.

Penerapan olah bentuk ini dilakukan pada area yang berfungsi sebagai

penerima. Tempat perhentian pada pedestrian, merupakan pengolahan dari

Page 8: IL PERANCANGAN PROYEK - dewey.petra.ac.id...Hunian, Fasilitas Pertemuan dan Fasilitas Ibadah. - KUDUS. Ditampilkan dalam simbolisasi wama merah pada keduabelas kolom Gereja. Warna

14

atap meru yang ditransformasikan dalam bentuk atap perisai bersusun.

Jumlah atap yang pada bangiman tradisional berjumlah ganjil ( bersusun

tiga), dilepas satu. Atap yang terlepas ini dijadikan satu perhentian lagi.

Pintu masuk utama ke dalam tapak menggunakan bentukan dasar pintu

gerbang candi atau pura yaitu bentuk segi tiga yang diolah proporsinya,

diubah posisinya, jumlahnya, dan digabungkan bentuknya dengan

bentukan dasar lingkaran.

2.5 Pola Pencapaian dan Sirkulasi

Pola pencapaian ke dalam tapak dan pola sirkulasi diperoleh dari analisis

terhadap tapak dan pola aktivitas pengguna bangunan. Pola pencapaian ke

dalam tapak terbagi menjadi pola pencapaian bagi pejalan kaki,

pengendara mobil dan pengendara sepeda motor. Bagi pengendara mobil,

pencapaian ke dalam tapak diawali pada area parkir mobil, kemudian

masuk ke Plaza melalui Pintu Utama. Pejalan kaki datang dari segala arah,

melalui pedestrian yang disediakan di sekitar tapak, masuk melalui Pintu

Utama ke Plaza. Hal ini juga berlaku bagi pengguna yang datang dengan

kendaraan selain mobil dan sepeda motor pribadi. Dari Plaza, setiap

pengguna bangunan dapat menuju ke fasilitas yang diinginkan kecuali

Fasilitas Hunian dan Fasilitas Servis, melalui tangga dan atau ramp.

Sedang pengendara sepeda motor masuk ke dalam tapak melalui parkir

sepeda motor di lantai basement, kemudian pencapaian ke fasilitas yang

lain dilayani melalui tangga. Para Imam, Full-timer dan pembantu masuk

ke tapak melalui Pintu Samping pada sisi Timur tapak, langsung masuk ke

pelataran. Dari pelataran dapat langsung menuju ke garasi, Fasilitas

Page 9: IL PERANCANGAN PROYEK - dewey.petra.ac.id...Hunian, Fasilitas Pertemuan dan Fasilitas Ibadah. - KUDUS. Ditampilkan dalam simbolisasi wama merah pada keduabelas kolom Gereja. Warna

15

Hunian, Fasilitas Servis, Fasilitas Pembinaan dan Fasilitas Pertemuan.

3. SISTEM UT1 LIT AS

3.1 Sistem Pendistribusian Air bersih

Air bersih diperoleh dari PDAM. Sistem pendistribusian yang dipilih

adalah sistem up-feed, dengan pembagian zona-zona distribusi.

Zona distribusi tersebut terbagi dalam tiga zona.

- Zona Fasilitas Hunian.

- Zona Fasilitas Pertemuan, Pembinaan, Pelengkap dan Fasilitas

Ibadah.

- Zona Fasilitas Parkir dan ruang terbuka hijau.

Pemilihan sistem pendistribusian ini dilakukan dengan pertimbangan:

- Penggunaan sistem down-feedkurang efisien karena dimensi

tapak yang memanjang. Penggunaan satu tandon atas belum

tentu dapat memenuhi kebutuhan seluruh tapak karena jarak

distribusi yang besar dapat mengurangi tekanan air,disamping

memerlukan menara air yang tinggi.

- Adanya generator listrik menjamin kebutuhan listrik tetap

terpenuhi sehingga pompa dapat bekerja setiap saat.

- Penggunaan sistem zona, meringankan kerja pompa karena

beban kerjanya terbagi, sehingga pompa akan lebih awet.

- Penggunaan sistem zona mempermudah perawatan pompa dan

perbaikan bila terjadi kebocoran.

- Saat terjadi kerusakan atau kebocoran pipa pada salah satu

Page 10: IL PERANCANGAN PROYEK - dewey.petra.ac.id...Hunian, Fasilitas Pertemuan dan Fasilitas Ibadah. - KUDUS. Ditampilkan dalam simbolisasi wama merah pada keduabelas kolom Gereja. Warna

16

zona, kebutuhan air dalam bangunan masih dapat dipenuhi.

Perhitungan kapasitas tandon bawah.

- Zona Fasilitas Hunian.

Kebutuhan air bersih per hari: 3000 liter = 3 m3

Kapasitas tandon bawah: 2 x 3 m3 = 6 m3

Termasuk cadangan kebakaran.

- Zona Fasilitas Pelengkap, Pembinaan, Pertemuan dan Fasilitas

Ibadah.

Kebutuhan air bersih per hari: 140 m3

Kapasitas tandon bawah: 140m3+(50% xl40m3)= 210 m3

termasuk cadangan kebakaran.

- Zona Fasilitas Parkir dan ruang terbuka hijau.

Ditentukan kapasitas tandon sebesar 5 m3 termasuk cadangan

kebakaran.

3.2 Sistem Pembuangan

Sistem pembuangan yang dibahas dalam laporan ini adalah sistem

pembuangan air kotor dan kotoran serta sistem pembuangan air hujan.

3.2.1 Sistem pembuangan kotoran dan air kotor. Sistem pembuangan air

kotor dan kotoran menggunakan sistem Small Bore Sewer. Dalam sistem ini,

buangan dari toilet disalurkan ke dalam tanki septik, tetapi air buangannya

tidak dialirkan ke sumur resapan, tetapi bersama air buangan kamar mandi dan

dapur dialirkan melalui pipa-pipa pengumpul menuju ke trunk sewer, yang

menampung limbah cair dari rumah tangga yang dilayani dalam satu zona.

Page 11: IL PERANCANGAN PROYEK - dewey.petra.ac.id...Hunian, Fasilitas Pertemuan dan Fasilitas Ibadah. - KUDUS. Ditampilkan dalam simbolisasi wama merah pada keduabelas kolom Gereja. Warna

17

Keuntungan yang diperoleh dari sistem ini adalah.

- Tidak terjadi genangan air limbah pada saluran drainase.

- Tidak terjadi pencemaran air tanah.

Tanki Septik yang disediakan melayani kelompok Fasilitas Hunian dan unit

Day Careydm melayani Fasilitas Pembinaan, Pertemuan dan Pelengkap.

Untuk buangan unit Day Care yang berada di lantai basement, terlebih dahulu

dialirkan menuju bak penampungan kecil untuk kemudian dipompa menuju ke

tanki septik. Perkiraan jumlah buangan per hari untuk Fasilitas Human dan

Unit Day Care adalah 2120 gallon per hari atau sama dengan 4240 liter.

Perkiraan jumlah buangan per hari untuk Fasilitas Pembinaan, Pelengkap,

Pertemuan dan Fasilitas Ibadah adalah 2400 gallon per hari atau 4800 liter.

3.2.2 Sistem pembuangan air hujan. Menggunakan talang atap, talang

horisontal dan talang vertikal untuk menerima dan menyalurkan air hujan ke

bawah. Air hujan diterima oleh bak kontrol untuk kemudian dalirkan masuk

ke dalam saluran pematusan.

Khusus untuk bagian tanah yang lebih rendah dari jalan, setelah air hujan

ditampung dalam bak kontrol, air hujan tersebut dipompa menuju ke bak

kontrol atas, untuk kemudian dialirkan masuk ke dalam saluran pematusan.

Penentuan dimensi talang atap, lubang talang, talang horisontal dan talang

vertikal berdasarkan curah hujan maksimum 127 mm/jam.

Ditentukan:

- Bangunan Gereja. Diameter talang atap 177.8 mm dengan

Page 12: IL PERANCANGAN PROYEK - dewey.petra.ac.id...Hunian, Fasilitas Pertemuan dan Fasilitas Ibadah. - KUDUS. Ditampilkan dalam simbolisasi wama merah pada keduabelas kolom Gereja. Warna

18

kemiringan 10.4 mm/m. Diameter lubang talang 76,2mm.

Diameter talang horisontal 101,6 mm.

- Fasilitas Hunian. Diameter talang atap 152,4 mm dengan

kemiringan 10,4 mm/m. Diameter lubang talang 76,2 mm.

Diameter talang horisontal 101,6 mm.

3.3 Sistem Distnbusi Listrik

Suplai listrik diterima dari PLN masuk ke meteran lalu didistribusikan ke

panel utama yang akan meneruskan arus listrik ke panel-panel distribusi.

Penempatan panel-panel distribusi tersebut berdasarkan pembagian zona-zona

distribusi yang mengikuti pembagian kelompok-kelompok fasilitas.

3.3.1. Pembagiankelompokfasilitas. Dibagi menjadi enam zona yang

memiliki panel sendiri-sendiri. Terdiri dari:

- Zona Fasilitas Ibadah.

- Zona Fasilitas Hunian. Dibagi lagi ke dalam dua panel yang

melayani zona hunian pembantu dan koster, serta zona hunian

Imam dan Full-Timer.

- Zona Fasilitas Pertemuan. Dibagi lagi menjadi dua panel yang

melayani Ruang Balai Paroki dan kelompok Ruang Pertemuan.

- Zona Fasilitas Pembinaan. Dibagi menjadi empat panel, masing-

masing melayani kelompok ruang Sekretariat, kelompok ruang

Day Care, kelompok ruang Sanggar (termasuk Perpustakaan,

Ruang Buletin, dan Ruang Konseling) dan tempat Parkir

Page 13: IL PERANCANGAN PROYEK - dewey.petra.ac.id...Hunian, Fasilitas Pertemuan dan Fasilitas Ibadah. - KUDUS. Ditampilkan dalam simbolisasi wama merah pada keduabelas kolom Gereja. Warna

19

sepeda motor.

- Fasilitas Pelengkap.

- Ruang terbuka hijau.

4. KOMPOSISI BANGUNAN PADA TAPAK

Komposisi bangunan dan pedestrian diatur dengan menggunakan sumbu

sepanjang pada tapak. Mulai dari pedestrian sampai dengan titik pusat Plaza,

kemudian diteruskan pada nok atap bangunan, dengan pergeseran sebesar 2.50 m

ke arah Timur (Gambar 2.1).

Gambar 2.1

Desain Awal

Page 14: IL PERANCANGAN PROYEK - dewey.petra.ac.id...Hunian, Fasilitas Pertemuan dan Fasilitas Ibadah. - KUDUS. Ditampilkan dalam simbolisasi wama merah pada keduabelas kolom Gereja. Warna

20

5. PENERAPAN KONSEP PERANCANGAN

Dalam proses perancangan ada beberapa kendala yang ditemui, sehingga

terjadi beberapa perubahan dalam penerapan konsep perancangan ke dalam produk

desain.

Kendala-kendala tersebut antara lain:

- Bentukan tapak yang sempit dan memanjang mempersulit

penataan massa. Pemecahan desain dilakukan dengan cara

menyatukan kelompok-kelompok fasilitas yang ada kedalam satu

bangunan, dengan perbedaan jalur pencapaian

- Untuk menampung kelompok-kelompok fasilitas yang ada ke

dalam tapak yang lebarnya sangat terbatas, maka keseluruhan

bangunan harus didesain bertingkat. Ramp dipilih sebagai jalur

pencapaian utama menuju ke Fasilitas Ibadah untuk menjamin

kemudahan pencapaian bagi umat yang sangat bervariasi usia dan

kondisinya.

- Kebutuhan pencapaian yang cepat ke Fasilitas Ibadah sebagai

fasilitas utama menjadi alasan memindahkan hirarki ruang

Fasilitas Hunian menjadi di antara Fasilitas Ibadah dan Fasilitas

Pertemuan.

- Untuk menjaga sisi Selatan tapak tetap menjadi area terbuka hijau,

maka posisi parkir sepeda motor dipisahkan dari parkir mobil.

- Untuk menjaga proporsi bangunan terhadap bangunan sekitar agar

tidak terlalu tinggi, maka Fasilitas Pembinaan diletakkan di bawah

tanah sehingga posisinya menjadi di bawah Fasilitas Parkir dan

Page 15: IL PERANCANGAN PROYEK - dewey.petra.ac.id...Hunian, Fasilitas Pertemuan dan Fasilitas Ibadah. - KUDUS. Ditampilkan dalam simbolisasi wama merah pada keduabelas kolom Gereja. Warna

21

Servis.

- Dalam perancangan terjadi perubahan pada luasan perencanaan,

sebagian besar karena kebutuhan sirkulasi, dan efisiensi bentukan

terhadap pola grid yang ada. Perubahan luasan tersebut dapat

dilihat pada lampiran.

- Dalam perancangan bangunan ini terjadi pengembangan-

pengembangan terhadap desain awal dengan tujuan untuk

memperoleh hasil rancangan yang lebih baik daipada semula.

Komposisi massa awal mengalami perubahan karena dirasakan

kurang menyatu dengan organisasi spasial yang menggunakan

sistem grid, dan karena kebutuhan memberikan orientasi yang

jelas pada bangunan. Pada akhirnya penerapan sumbu merupakan

kombinasi sumbu massa bangunan dan sumbu pergerakan. Ada

dua tahap perubahan sebagai pengembangan desain:

Sumbu pada tapak bagian Utara digeser sehingga berada tepat

pada sumbu y=3. Plaza menggunakan bentuk lingkaran yang

bersifat memusat, dengan ordinat (P,3).

Untuk memperjelas orientasi bangunan, Main Entrance diletakkan

pada sisi Barat Tapak tepat dimana batas jalan berbelok ke arah

Tenggara. Dari Main Entrance jalur sirkulasi mobil dibagi menjadi

dua ke arah Timur dan Barat tapak. Sumbu pada bagian Selatan

tetap seperti semula dan berhenti pada batas jalur sirkulasi mobil

yang menuju sisi Timur tapak. Dua sumbu utama ini dihubungkan

oleh jari-jari lingkaran. Sedang sumbu massa Gereja terletak pada

y=4 (Gambar2.2).

Page 16: IL PERANCANGAN PROYEK - dewey.petra.ac.id...Hunian, Fasilitas Pertemuan dan Fasilitas Ibadah. - KUDUS. Ditampilkan dalam simbolisasi wama merah pada keduabelas kolom Gereja. Warna

22

Gambar 2.2

Perkembangan Desain 1

Sumbu sisi Selatan tapak yang seakan-akan terpotong, dan

kebutuhan untuk mengumpulkan pejalan kaki dari sisi Selatan

tapak pada Main Entrance menghasilkan kombinasi antara sumbu

dengan segmented path configuration.

Sumbu pergerakan, linier searah dengan panjang tapak yang

diolah dengan menggabungkan konfigurasi linier, radial dan

spiral, yang berpusat pada Plaza, sebagai tempat berkumpulnya

umat untuk bersosialisasi. Pengaturan sumbu pergerakan ini

bertujuan mendukung fungsi bangunan dan konsep, tanpa

mengabaikan estetika (Gambar 2.3).

Page 17: IL PERANCANGAN PROYEK - dewey.petra.ac.id...Hunian, Fasilitas Pertemuan dan Fasilitas Ibadah. - KUDUS. Ditampilkan dalam simbolisasi wama merah pada keduabelas kolom Gereja. Warna

23

Gambar 2.3

Perkembangan Desain 2