iku setjen 2018.pdf · tugas dan/atau fungsi jabatan. jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan...
TRANSCRIPT
LAMPIRAN
KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL
KEMENTERIAN LUAR NEGERI
NOMOR 41/B/LA/I/2018/03
TENTANG
PETA STRATEGI DAN INDIKATOR KINERJA
UTAMA SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN
2018
PETA STRATEGI DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2018
T/S1 :Tujuan/Sasaran Strategis
MATRIKS PROYEKSI TARGET INDIKATOR KINERJA UTAMA SEKRETARIAT JENDERAL
TAHUN 2018-2022
Kode
SS
Sasaran Strategis
(SS)
Kode
IKU
Indikator Kinerja Utama
(IKU)
Target
2018
Target
2019
Target
2020
Target
2021
Target
2022
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Stakeholders Perspective
T/S1 Tata Kelola
Organisasi Kemenlu
yang Baik
C1.1 Nilai Reformasi Birokrasi
Kemenlu 90 95 95 100 100
C1.2 Nilai Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (AKIP)
Kemenlu
76
(BB)
77
(BB)
78
(BB)
79
(BB)
80
(BB)
C1.3 Indeks engagement pegawai
Kemenlu
3,75
(skala 5) 3,75 3,75 4 4
Internal Business Process Perspective
B1 SDM Kemenlu yang
Kompeten
B1.1 Persentase pejabat Kemenlu
yang memenuhi standar
kompetensi jabatan
85% 90% 90% 100% 100%
B2 Pengelolaan
Anggaran Kemenlu
yang Optimal dan
Akuntabel
B2.1 Persentase realisasi anggaran
Kemenlu 100% 100% 100% 100% 100%
B2.2 Indeks Opini BPK atas
Laporan Keuangan Kemenlu
4
(WTP)
4
(WTP)
4
(WTP)
4
(WTP)
4
(WTP)
B3 Sistem Informasi
Manajemen yang
terintegrasi
B3.1 Indeks Keamanan Informasi
(KAMI)
3
(skala 5) 3,5 3,5 3,5 3,5
B3.2 Indeks Pemeringkatan e-
Government Indonesia
(PEGI)
3,55
(skala 4) 3,75 3,75 3,75 3,75
B4 Sarana dan Prasarana
Kemenlu yang
Memadai
B4.1 Persentase sarana dan
prasarana Kemenlu yang
dipenuhi sesuai dengan
rencana
100% 100% 100% 100%
100%
Learning and Growth Perspective
L1 SDM Setjen yang
Kompeten
L1.1 Persentase pejabat Sekretariat
Jenderal yang memenuhi
standar kompetensi jabatan
85% 90% 90% 100% 100%
L2 Tata Kelola
Organisasi Setjen
yang Baik
L2.1 Persentase komponen
Reformasi Birokrasi lingkup
Sekretariat Jenderal yang
dinilai A
90% 90% 95% 100% 100%
L2.2 Nilai evaluasi AKIP
Sekretariat Jenderal
76
(BB)
77
(BB)
78
(BB)
79
(BB)
80
(BB)
L2.3 Indeks engagement pegawai
di Sekretariat Jenderal
3,75
(skala 5) 3,80 3,85 3,90 4
L4 Pengelolaan
Anggaran Setjen
yang Optimal
L4.1 Persentase realisasi anggaran
Sekretariat Jenderal 100% 100% 100% 100% 100%
Perspektif:
Sasaran Strategis:
Deskripsi Sasaran Strategis:
Indikator Kinerja Utama:
Deskripsi Indikator Kinerja
Utama:
Satuan Pengukuran :
Tingkat Kendali IKU : ( ) High ( X ) Moderate ( ) Low
Tingkat Validitas IKU : ( X ) Exact ( ) Proxy ( ) Activity
Unit/Pihak Penanggung
Jawab IKU :
Unit/Pihak Penyedia Data :
Sumber Data :
Jenis Cascading IKU:( X ) Cascading Peta ( ) Cascading Non peta ( ) Non-Cascading
Metode Cascading : ( X ) Direct ( ) Indirect
Jenis Konsolidasi Periode : ( ) Sum ( ) Average ( X ) Take Last Known Value
Jenis Konsolidasi Lokasi : ( ) Sum ( ) Average ( X ) Raw data
Polarisasi Indikator Kinerja : ( X ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
Periode Pelaporan : ( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( X ) Tahunan
Tabel Data :2018
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target
60 68,75 75 74,91 85 77,44 90
IKU-1 Nilai Reformasi Birokrasi Kemenlu
TAHUNAN
Periode Pelaporan 2016 20172015
Laporan Hasil Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi dari Kementerian PAN dan RB
Definisi:
Nilai Reformasi Birokrasi adalah nilai yang diberikan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi atas upaya suatu organisasi pemerintah untuk melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka mencapai good governance.
Nilai Reformasi Birokrasi mencakup hasil evaluasi capaian 8 program area perubahan RB baik pada komponen proses maupun hasil berdasarkan Lembar Kerja Evaluasi Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi.
Komponen 8 program area perubahan, yaitu: Perubahan pola pikir dan budaya kerja (Manajemen Perubahan);Penataan Peraturan Perundang-undangan; Penguatan Organisasi; Penataan Tata Laksana; Manajemen SDM Aparatur; Penguatan Pengawasan; Penguatan Akuntabilitas Kinerja; dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.
Nilai Reformasi Birokrasi mencakup penilaian terhadap dua komponen: Proses dan Hasil. Proses adalah seluruh upaya yang dilakukan oleh instansi pemerintah dalam menjalankan fungsinya, sedangkan Hasil adalah kinerja yang diperoleh dari komponen proses.
Hubungan sebab-akibat antara komponen proses dan hasil dapat mewujudkan proses perbaikan bagi instansi melalui inovasi dan pembelajaran, di mana proses perbaikan ini akan meningkatkan kinerja instansi pemerintah secara berkelanjutan. Komponen proses sangat menentukan keberhasilan tugas instansi, sedangkan komponen hasil berhubungan dengan kepuasan para pemangku kepentingan.
Formula:
Nilai Reformasi Birokrasi Kemenlu oleh KeMENPAN dan RB
Tujuan:
MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA
SEKRETARIAT JENDERAL
Stakeholders Perspective
Tata Kelola Organisasi Kemenlu yang Baik
Definisi:
Organisasi adalah kesatuan bagian yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Tata Kelola merupakan rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi yang memengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu organisasi. Tata kelola juga mencakup hubungan antara para pemangku kepentingan
(stakeholders) yang terlibat dalam pengelolaan tujuan organisasi.
untuk mengukur sejauh mana Kementerian Luar Negeri telah melakukan perubahan penyelenggaraan pemerintahan yang menciptakan kondisi good governance.
Indeks
Biro Perencanaan dan Organisasi
Biro Perencanaan dan Organisasi (KemenPAN - RB)
T/S1
Indikator Kinerja Utama:
Deskripsi Indikator Kinerja
Utama:Definisi:
Tujuan:
Satuan Pengukuran : Indeks
Tingkat Kendali IKU : ( ) High ( X ) Moderate ( ) Low
Tingkat Validitas IKU : ( X ) Exact ( ) Proxy ( ) Activity
Unit/Pihak Penanggung
Jawab IKU :
Unit/Pihak Penyedia Data :
Sumber Data :
Jenis Cascading IKU:( X ) Cascading Peta ( ) Cascading Non peta ( ) Non-Cascading
Metode Cascading : ( X ) Direct ( ) Indirect
Jenis Konsolidasi Periode :( ) Sum ( ) Average ( X ) Take Last Known Value
Jenis Konsolidasi Lokasi : ( ) Sum ( ) Average ( X ) Raw data
Polarisasi Indikator Kinerja : ( X ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
Periode Pelaporan : ( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( X ) Tahunan
Tabel Data :
2018
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target
70 (B) 72,22 (BB) 72 (BB) 74,70 (BB) 75 (BB) 75,94 (BB) 76 (BB)
Periode Pelaporan 2016 2017
TAHUNAN
2015
Biro Perencanaan dan Organisasi
Biro Perencanaan dan Organisasi
Laporan Hasil Evaluasi AKIP dari Kementerian PAN dan RB
IKU-2 Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) Kemenlu
Nilai evaluasi AKIP adalah nilai perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintahan untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik.
Sesuai dengan Permenpan No.12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi SAKIP, penilaian evaluasi AKIP meliputi lima komponen dan bobot, yaitu: (1) perencanaan kinerja: 30%; (2) pengukuran kinerja: 25%; (3) pelaporan kinerja: 15%; (4) evaluasi internal: 10%; dan (5) capaian kinerja: 20%.
Klasifikasi Nilai evaluasi AKIP: (1) AA (Skor > 90-100); Sangat Memuaskan(2) A (Skor > 80-90); Memuaskan(3) BB (Skor > 70-80); Sangat Baik(4) B (Skor > 60-70); Baik(5) CC (>50-60); Cukup(6) C (>30-50); Kurang(7) D (0-30); Sangat Kurang
Formula:
Nilai evaluasi AKIP Kemenlu oleh KemenPAN-RB
untuk mengukur sejauh mana Kementerian Luar Negeri telah melakukan penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel dan berorientasi hasil.
Indikator Kinerja Utama:
Deskripsi Indikator Kinerja
Utama:Definisi:
Satuan Pengukuran : Indeks
Tingkat Kendali IKU : ( ) High ( X ) Moderate ( ) Low
Tingkat Validitas IKU : ( X ) Exact ( ) Proxy ( ) Activity
Unit/Pihak Penanggung
Jawab IKU :Biro Sumber Daya Manusia
Unit/Pihak Penyedia Data :
Sumber Data :
Jenis Cascading IKU:( X ) Cascading Peta ( ) Cascading Non peta ( ) Non-Cascading
Metode Cascading : ( X ) Direct ( ) Indirect
Jenis Konsolidasi Periode :( ) Sum ( ) Average ( X ) Take Last Known Value
Jenis Konsolidasi Lokasi : ( ) Sum ( ) Average ( X ) Raw data
Polarisasi Indikator Kinerja : ( X ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
Periode Pelaporan : ( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( X ) Tahunan
Tabel Data :2018
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target
N/A N/A N/A N/A 3 (skala 5) 3,44 (skala 5) 3,75 (skala 5)N/A N/A N/A N/A 3 (skala 5) - -N/A N/A N/A N/A 3 (skala 5) 3,44 (skala 5) 3,75 (skala 5)Semester 2
Periode Pelaporan 2015 2016 2017
TAHUNANSemester 1
Biro Sumber Daya Manusia
Kuesioner, Laporan Hasil Survey
Indeks Engagement Pegawai dilakukan melalui survei yang ditujukan untuk mengetahui dan menganalisis tingkat engagement pegawai Kementerian Luar Negeri terhadap kapasitas organisasi Kementerian Luar Negeri yang meliputi puas dengan pekerjaannya serta merasa memiliki keterlibatan, komitmen, keinginan berkontribusi dan rasa memiliki (ownership) yang tinggi terhadap lembaga.
Ukuran tingkat engagement skala Likert (skala terendah 1 yaitu sangat tidak rendah dan skala tertinggi 5 yaitu sangat tinggi),
Formula:
Indeks hasil survei
Tujuan:
mengukur sejauh mana tingkat engagement pegawai di lingkungan internal Kemenlu atas kinerja aspek-aspek pelayanan dan/atau kinerja organisasi secara umum
IKU-3 Indeks engagement pegawai Kemenlu
Perspektif:
Sasaran Strategis:
Deskripsi Sasaran
Strategis:
Indikator Kinerja Utama:
Deskripsi Indikator
Kinerja Utama:
Satuan Pengukuran :
Tingkat Kendali IKU : ( ) High ( X ) Moderate ( ) Low
Tingkat Validitas IKU :( ) Exact ( X ) Proxy ( ) Activity
Unit/Pihak Penanggung
Jawab IKU :
Unit/Pihak Penyedia Data
:
Sumber Data :
Jenis Cascading IKU:( X ) Cascading Peta ( ) Non-Cascading
Metode Cascading : ( X ) Direct ( ) Indirect
Jenis Konsolidasi
Periode : ( ) Sum ( ) Average
Jenis Konsolidasi Lokasi : ( ) Sum ( ) Average ( X ) Raw data
Polarisasi Indikator
Kinerja :( X ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
Periode Pelaporan : ( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( X ) Tahunan
Tabel Data :2015
Target Realisasi Target Realisasi Realisasi50,00% 5,56% 60% 48,61% 80,56%
50,00% - 6% 5,56% 55,56%
50,00% - 26% 18,31% 69,44%
50,00% - 49% 23,94% 73,61%
50,00% 5,56% 60% 48,61% 80,56%
85%---
85%TRIWULAN 4 75%
TRIWULAN 2 69%TRIWULAN 3 75%
TRIWULAN 1 48%TAHUNAN 75%
Persentase
Biro Sumber Daya Manusia
Biro Sumber Daya Manusia
Periode Pelaporan Target
2018Target
20172016
( ) Cascading Non peta
( X ) Take Last Known Value
Laporan Hasil Asessment
IKU-1 Persentase pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan
MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA
SEKRETARIAT JENDERAL
Business Process
SDM Kemenlu yang Kompeten
Definisi:
SDM atau Sumber Daya Manusia adalah individu produktif yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi. SDM merupakan suatu hal yang sangat penting dan harus dimiliki oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuannya karena SDM merupakan elemen utama organisasi jika di bandingkan dengan elemen sumber daya lain seperti teknologi, modal, bahan baku karena manusia dapat mengendalikan faktor lain. Jadi seorang individu yang bekerja sebagai penggerak organisasi baik dalam suatu institusi maupun perusahaan dan sebagai aset berharga yang harus dilatih dan terus dikembangkan kemampuannya disebut dengan
Sumber Daya Manusia.
Kompeten berarti cakap (mengetahui), memiliki kemampuan (kewenangan) untuk memutuskan sesuatu
Ruang Lingkup: SDM Kemenlu mencakup seluruh SDM yang dimiliki dan bekerja untuk kepentingan organisasi Kementerian Luar Negeri secara keseluruhan
Tujuan:
untuk mengukur sejauh mana sumber daya manusia di Kemenlu telah memenuhi syarat minimal dalam menduduki setiap jabatan, serta memastikan setiap jabatan diisi oleh pegawai yang sesuai dengan kompetensinya
Definisi:
Pejabat adalah pegawai Kementerian Luar Negeri yang menduduki jabatan atau memegang jabatan penting (unsur pimpinan). Ruang lingkup pejabat yang menjadi dasar pengukuran adalah jabatan Eselon I dan Eselon II.
Kompetensi adalah karakteristik dan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai tugas dan/atau fungsi jabatan.
Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang PNS dalam suatu satuan kerja organisasi negara. Sehingga, Standar Kompetensi Jabatan berarti persyaratan kompetensi minimal yang harus dimiliki seorang PNS dalam melaksanakan tugas jabatan. Pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan adalah pejabat Eselon I dan Eselon II yang diangkat setelah melalui proses seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama dan Madya.
Formula:
x 100%Jumlah Pejabat (Eselon I s.d. II) di lingkungan Kemenlu yang telah memenuhi kompetensi jabatan
Jumlah Pejabat (Eselon I s.d. II) di lingkungan Kemenlu
B1
Perspektif:
Sasaran Strategis:
Deskripsi Sasaran
Strategis:
Indikator Kinerja
Utama:
Deskripsi Indikator
Kinerja Utama:
Satuan Pengukuran :
Tingkat Kendali IKU : ( ) High ( X ) Moderate ( ) Low
Tingkat Validitas IKU :( ) Exact ( X ) Proxy ( ) Activity
Unit/Pihak
Penanggung Jawab
IKU :
Biro Keuangan
Unit/Pihak Penyedia
Data :Biro Keuangan
Sumber Data : SP2D
Jenis Cascading IKU:( X ) Cascading Peta ( ) Cascading Non peta ( ) Non-Cascading
Metode Cascading : ( X ) Direct ( ) Indirect
Jenis Konsolidasi
Periode :( ) Sum ( ) Average ( X ) Take Last Known Value
Jenis Konsolidasi
Lokasi :( ) Sum ( ) Average ( X ) Raw data
Polarisasi Indikator
Kinerja :( X ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
Periode Pelaporan : ( ) Bulanan ( X ) Triwulanan ( ) Semesteran ( ) Tahunan
Tabel Data :2018
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target95% 87,11% 95,00% 95,18% 95% 91,64% 100%
20% N/A 20,00% 10,13% 25% 14,36% 30%
43% N/A 45,00% 31,53% 50% 17,77% 50%
70% N/A 70,00% 54,05% 75% 59,04% 75%
95% 87,11% 95,00% 95,18% 95% 91,64% 100%
Catatan: IKU Tahun 2015-2017 "Persentase realisasi anggaran dan realisasi kinerja"
TRIWULAN 2
TRIWULAN 3
TRIWULAN 4
Periode Pelaporan
TRIWULAN 1
TAHUNAN
20162015 2017
MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA
SEKRETARIAT JENDERAL
Business Process
Pengelolaan Anggaran yang Optimal dan Akuntabel
Definisi:
Pengelolaan adalah sebuah proses yang dimulai dari proses perencanaan, pengaturan, pengawasan, penggerak, pengendalian dan pemanfaatan semua faktor sumber daya yang menurut suatu perencana
diperlukan untuk penyelesaian suatu tujuan kerja tertentu.
Anggaran adalah rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan dan merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan dinyatakan dalam satuan moneter untuk jangka waktu tertentu (periode) di masa yang akan datang.
Optimal berarti paling baik dan tertinggi
Akuntabel berarti dapat dipertanggungjawabkan
Ruang lingkup: Anggaran yang Optimal dicapai dengan penyerapan anggaran yang maksimal
IKU-1 Persentase realisasi anggaran Kementerian Luar Negeri
Persentase
Definisi:
Realisasi anggaran diukur melalui seberapa besar realisasi anggaran Kementerian Luar Negeri dalam jangka waktu 1 tahun anggaran dilihat dari akumulasi SP2D yang diterbitkan dibagi dengan pagu DIPA Kemenlu.
Batasan waktu: 1 tahun anggaran
Formula:
Tujuan:
untuk mengukur seberapa jauh anggaran digunakan secara optimal untuk mencapai target-target kinerja yang telah ditetapkan.
Realisasi Anggaran Unit Organisasi Eselon I
Total DIPA Unit Organisasi Eselon Ix 100%
B2
Indikator Kinerja
Utama:
Deskripsi Indikator
Kinerja Utama:
Satuan Pengukuran :
Tingkat Kendali IKU : ( ) High ( X ) Moderate ( ) Low
Tingkat Validitas IKU :( ) Exact ( X ) Proxy ( ) Activity
Unit/Pihak
Penanggung Jawab
IKU :
Unit/Pihak Penyedia
Data :
Sumber Data :
Jenis Cascading IKU:( X ) Cascading Peta ( ) Cascading Non peta ( ) Non-Cascading
Metode Cascading : ( X ) Direct ( ) Indirect
Jenis Konsolidasi
Periode : ( ) Sum ( ) Average ( X ) Take Last Known Value
Jenis Konsolidasi
Lokasi : ( ) Sum ( ) Average ( X ) Raw data
Polarisasi Indikator
Kinerja :( X ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
Periode Pelaporan : ( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( X ) Tahunan
Tabel Data :2015 2018
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi TargetWTP WTP WTP WDP WTP WTP 4 (WTP)TAHUNAN
Periode Pelaporan 20172016
IKU-2 Indeks Opini BPK atas Laporan Keuangan Kementerian Luar Negeri
Definisi:
Opini BPK adalah pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan pada empat kriteria, yakni: kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan, kecukupan pengungkapan (adequate disclosure), kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan efektivitas sistem pengendalian internal
Batasan waktu: 1 tahun anggaran
Formula:
Indeks Penilaian dari BPK terbagi ke dalam skala 4 (WTP = 4 , WDP= 3 , adverse = 2, disclaimer =1)
Tujuan:
untuk mengukur seberapa jauh tingkat kewajaran penyajian laporan keuangan K/L
Indeks
Biro Keuangan
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Laporan Keuangan Audited
Perspektif:
Sasaran Strategis:
Deskripsi Sasaran Strategis:
Indikator Kinerja Utama:
Deskripsi Indikator Kinerja
Utama:
Satuan Pengukuran :
Tingkat Kendali IKU : ( ) High ( X ) Moderate ( ) Low
Tingkat Validitas IKU :( ) Exact ( X ) Proxy ( ) Activity
Unit/Pihak Penanggung
Jawab IKU :
Unit/Pihak Penyedia Data :
Sumber Data :
Jenis Cascading IKU:( X ) Cascading Peta ( ) Cascading Non peta ( ) Non-Cascading
Metode Cascading : ( X ) Direct ( ) Indirect
Jenis Konsolidasi Periode :( ) Sum ( ) Average
Jenis Konsolidasi Lokasi : ( ) Sum ( ) Average ( X ) Raw data
( X ) Take Last Known Value
MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA
SEKRETARIAT JENDERAL
Stakeholders Perspective
Sistem Informasi Manajemen yang Terintegrasi
Definisi:
Sistem informasi manajemen adalah sistem yang menyediakan informasi yang digunakan untuk mendukung manajemen serta pengambilan keputusan
organisasi.
Terintegrasi adalah kondisi pembauran hingga menjadi kesatuan sistem yang utuh.
Ruang Lingkup: Sistem informasi manajemen menunjukkan pemanfaatan tenologi informasi dan komunikasi yang efektif dan efisien sesuai Rencana
Induk Strategis Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam rangka mendukung pelaksanaan strategi bisnis Kementerian Luar Negeri.
IKU-1 Indeks Keamanan Informasi (KAMI)
Laporan Hasil Penilaian Kematangan Keamanan Informasi Kementerian Luar Negeri
Definisi:
Indeks KAMI adalah alat evaluasi untuk menganalisis tingkat kematangan penerapan keamanan informasi di sebuah organisasi berdasarkan kriteria pada
SNI ISO/IEC 27001:2013.
Ruang Lingkup:
Evaluasi dilakukan terhadap tingkat kepentingan dan area tingkat penerapan keamanan informasi sebagai berikut:
1. Analisis Tingkat Kepentingan atau Kategori Sistem Elektronik, dengan pola skoring terhadap tingkat kepentingan atau kategori sistem elektronik sebagai
berikut:
2. Evaluasi Kelengkapan dan Kematangan Pengamanan Informasi untuk lima area, dengan uraian pengamanan sesuai SNI ISO/IEC 27001:2013, yaitu:
a. Tata Kelola Keamanan Informasi.
b. Pengelolaan Kerja Keamanan Informasi.
c. Kerangka Kerja Keamanan Informasi.
d. Pengelolaan Aset Informasi.
e. Teknologi dan Keamanan Informasi.
Untuk setiap area yang dievaluasi, dilakukan pengelompokan berdasarkan tingkat kelengkapan yang diharapkan menjadi tiga kategori, yaitu:
a. Kategori 1: Area yang terkait dengan bentuk kerangka dasar keamanan informasi.
b. Kategori 2: Penilaian tingkat efektifitas dan konsistensi penerapannya.
c. Kategori 3: Kemampuan untuk selalu meningkatkan kinerja keamanan informasi.
Skor untuk evaluasi penerapan pengamanan adalah sebagai berikut:
Skor untuk tingkat kelengkapan 3 hanya akan dihitung apabila bentuk pengamanan 1 dan 2 secara menyeluruh telah diterapkan sampai dengan tahap
“dalam penerapan” atau “diterapkan sebagian”
Penilaian dilakukan secara mandiri menggunakan borang Indeks KAMI yang disediakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika yang telah
diselaraskan dengan SNI ISO/IEC 27001:2013 yang terdiri dari seratus tiga puluh satu pertanyaan.
Tingkat Kematangan diukur dalam skala 1 s.d. 5.
Batasan waktu: Januari s.d. Desember.
Formula:
Indeks KAMI
Tujuan:
Untuk mengukur seberapa matang penerapan kemanan informasi di Kementerian Luar Negeri dalam rangka mencapai pemenuhan sistem informasi
manajemen yang terintegrasi.
Indeks
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Kementerian dan Perwakilan
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Kementerian dan Perwakilan
B3
Rendah Skor Akhir Status Kesiapan
10 15
0 174 Tidak Layak 175 312 Perlu Perbaikan 313 535 Cukup 536 645 Baik
Tinggi Skor Akhir Status Kesiapan
16 34
0 272 Tidak Layak 273 455 Perlu Perbaikan 456 583 Cukup 584 645 Baik
Strategis Skor Akhir Status Kesiapan
35 50
0 333 Tidak Layak 334 535 Perlu Perbaikan 536 609 Cukup 610 645 Baik
Kategori Status Pengamanan 1 2 3 Tidak Dilakukan 0 0 0 Dalam Perencanaan 1 2 3 Dalam Penerapan atau Diterapkan Sebagian 2 4 6 Diterapkan Secara Menyeluruh 3 6 9
Polarisasi Indikator Kinerja : ( X ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
Periode Pelaporan : ( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( X ) Tahunan
Tabel Data :
2018
Target Realisasi Realisasi Target Realisasi Target
1,5 (skala 5) 1,2 (skala 5) 1,86 (skala 5) 2,5 (skala 5) 2,88 (skala 5) 3 (skala 5)
Indikator Kinerja Utama:
Deskripsi Indikator Kinerja
Utama:
TAHUNAN
Periode Pelaporan Target
2 (skala 5)
2016 20172015
IKU-2 Indeks Pemeringkatan e-Government Indonesia (PEGI)
Definisi:
Indeks PeGI merupakan alat yang dikembangkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai acuan bagi pengembangan dan pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di lingkungan pemerintah, dorongan bagi peningkatan pemanfaatan TIK di lingkungan pemerintah melalui
evaluasi yang utuh, seimbang dan obyektif, dan untuk mendapatkan peta kondisi pemanfaatan TIK di lingkungan pemerintah secara nasional.
Pemeringkatan dilakukan pada lima dimensi, yaitu:
1. Kebijakan
a. Merupakan landasan utama bagi pengembangan dan implementasi e-Government.
b. Evaluasi dimensi kebijakan dilakukan terhadap kebijakan dalam bentuk nyata dari dokumen-dokumen resmi yang memiliki kekuatan legal.
c. Dokumen dokumen tersebut berisi antara lain penentuan dan penetapan dari: arah/tujuan, program kerja, tata cara atau pengaturan bagi
pengembangan dan implementasi e-Government di lingkungan instansi peserta.
d. Bentuk dokumen dapat berupa surat keputusan, peraturan, pedoman, atau bentuk dokumen resmi lainnya.
e. Pengalokasian pembiayaan yang cukup untuk melakukan pengembangan dan implementasi TIK secara layak termasuk salah satu aspek yang
dievaluasi dalam dimensi kebijakan.
2. Kelembagaan
a. Dimensi kelembagaan berkaitan erat dengan keberadaan organisasi yang berwewenang dan bertanggung jawab terhadap pengembangan dan
pemanfaatan TIK.
b. Evaluasi Dimensi Kelembagaan dilakukan terhadap antara lain:
1) Adanya organisasi struktural yang lengkap sehingga dapat menjalankan fungsi tata kelola TIK, pengembangan, pengoperasian, penyediaan layanan
TIK, dan fungsi-fungsi lain dengan baik.
2) Adanya dokumen yang memberikan rumusan yang jelas mengenai tugas dan fungsi.
3) Adanya kelengkapan unit kerja dan aparaturnya untuk mendukung pemanfaatan dan pengembangan TIK yang memadai dari segi jumlah, kompetensi,
jenjang karir, maupun status kepegawaian.
4) Adanya kewenangan yang cukup sehingga lembaga dapat menjalankan tugas dan fungsi dengan baik termasuk fungsi pengendalian dan pengawasan
dari pengembangan dan implementasi TIK di instansi peserta.
3. Infrastruktur
a. Dimensi infrastruktur berkaitan dengan sarana dan prasarana yang mendukung pengembangan dan pemanfaatan TIK.
b. Evaluasi dalam dimensi ini dilakukan terhadap:
1) Pusat data (data center) yaitu piranti keras komputer dan piranti lunak.
2) Jaringan komunikasi (LAN, WAN, Akses Internet).
3) Peranti keras dan peranti lunak pada pengguna (desktop, notebook, dan lain-lain).
4) Saluran layanan (service delivery channel) berbasis web, telepon, SMS, dan lain-lain.
5) Fasilitas pendukung seperti antara lain ruangan khusus, AC, UPS, genset, serta sarana pengamanan fasilitas lainnya.
4. Aplikasi
a. Dimensi aplikasi berkaitan dengan ketersediaan dan tingkat pemanfaatan piranti lunak aplikasi yang mendukung layanan e-Government secara
langsung (front office) atau tidak langsung (back office).
b. Evaluasi Dimensi Aplikasi dilakukan terhadap ketersediaan dan tingkat penerapan dari berbagai aplikasi yang perlu dalam menjalankan fungsi e-
Government yang sesuai dengan tugas dan fungsi instansi peserta.
c. Kelompok aplikasi yang dievaluasi:
1) Pelayanan, meliputi aplikasi kependudukan, perpajakan dan retribusi, pendaftaran dan perijinan, bisnis dan investasi, pengaduan masyarakat, publikasi
informasi umum dan kepemerintahan, dan lain-lain.
2) Administrasi dan Manajemen, meliputi aplikasi surat elektronik, sistem dokumen elektronik, sistem pendukung keputusan, kolaborasi dan koordinasi,
manajemen pelaporan pemerintahan, dan lain-lain.
3) Legislasi, meliputi aplikasi sistem administrasi dewan, sistem pemilu daerah, katalog hukum, peraturan dan perundangan, dan lain-lain.
4) Pembangunan, meliputi aplikasi penunjang data pembangunan, perencanaan pembangunan daerah, pengadaan barang dan jasa, pengelolaan dan
monitoring proyek, evaluasi dan informasi hasil pembangunan, dan lain-lain.
5) Keuangan, meliputi aplikasi anggaran, kas dan perbendaharaan, akuntansi daerah, dan lain-lain.
6) Kepegawaian, meliputi aplikasi penerimaan pegawai, absensi, penggajian, penilaian kinerja, pendidikan dan latihan, dan lain-lain.
7) Kepemerintahan, meliputi pengelolaan barang daerah, pengelolaan pendapatan daerah dan pengelolaan perusahaan daerah.
8) Kewilayahan, meliputi tata ruang dan lingkungan hidup, potensi daerah, kehutanan, pertanian, peternakan dan perkebunan, perikanan dan kelautan,
pertambangan dan energi, pariwisata dan industri kecil dan menengah.
9) Kemasyarakatan, meliputi antara lain aplikasi kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, industri dan perdagangan, dan jaring pengaman sosial.
10) Sarana dan Prasarana, meliputi antara lain aplikasi transportasi, jalan dan jembatan, terminal dan pelabuhan, dan sarana umum.
d. Pertimbangan dalam evaluasi aplikasi:
1) Kesesuaian dengan prioritas kebutuhan instansi dan pemangku kepentingan yang dilayani.
2) Kesesuaian dengan kondisi yang ada seperti ketersediaan infrastruktur, tingkat kompetensi sumber daya manusia, dan lain-lain.
3) Efektivitas dan efisiensi instansi dalam memberikan kualitas layanan baik internal maupun eksternal.
4) Kemampuan untuk mengikuti perubahan dari waktu ke waktu dengan mudah (kemudahan perawatan aplikasi).
5) Kemandirian instansi dalam arti ketergantungan yang minimal pada pihak-pihak lain.
6) Ketersediaan sistem informasi yang terintegrasi dalam mendukung tugas dan fungsi kementerian
5. Perencanaan
a. Dimensi perencanaan berkaitan dengan tata kelola atau manajemen perencanaan TIK yang dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan
b. Evaluasi Dimensi Perencanaan dilakukan terhadap:
1) Adanya proses perencanaan untuk pengembangan dan pemanfaatan TIK yang dilakukan secara nyata (ada tata cara, mekansime kerja yang baku dan
teratur).
2) Adanya kajian kebutuhan dan strategi penerapan TIK yang lengkap yang berisi sasaran/tujuan, manfaat, gambaran kondisi saat ini, pemilihan teknologi,
kebutuhan sumber daya, pendekatan, penentuan prioritas, biaya dan antisipasi kebutuhan di masa yang akan datang.
3) Adanya implementasi pengambilan keputusan dan realisasi pengembangan yang mengacu pada rencana pengembangan.
Satuan Pengukuran :
Tingkat Kendali IKU : ( ) High ( X ) Moderate ( ) Low
Tingkat Validitas IKU :( ) Exact ( X ) Proxy ( ) Activity
Unit/Pihak Penanggung
Jawab IKU :
Unit/Pihak Penyedia Data :
Sumber Data :
Jenis Cascading IKU:( X ) Cascading Peta ( ) Cascading Non peta ( ) Non-Cascading
Metode Cascading : ( X ) Direct ( ) Indirect
Jenis Konsolidasi Periode :( ) Sum ( ) Average ( X ) Take Last Known Value
Jenis Konsolidasi Lokasi : ( ) Sum ( ) Average ( X ) Raw data
Polarisasi Indikator Kinerja : ( X ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
Periode Pelaporan : ( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( X ) Tahunan
Tabel Data :
2018
Target Realisasi Realisasi Target Realisasi Realisasi
3,35 (skala 4) 3,32 (skala 4) 3,32 (skala 4) 3,55 (skala 4) 3,37 (skala 4) 3,55 (skala 4)TAHUNAN
Periode Pelaporan 2015 2016
3,45 (skala 4)
2017
Target
Kementerian Komunikasi dan Informatika
Laporan Hasil Pemeringkatan e-Government Indonesia.
Pemeringkatan dilaksanakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan metodologi sebagai berikut:
1. Calon peserta akan dijelaskan mengenai proses pelaksanaan PeGI dari awal sampai akhir berikut penjelasan mengenai semua kebutuhan informasi
yang akan mendukung proses penilaian. Dengan demikian calon peserta akan mendapatkan informasi tentang tata cara pemeringkatan, dimensi dan
indikator-indikator yang akan dievaluasi serta cara pengisian kuesioner.
2. Peserta mengisi kuesioner dan melengkapi dengan informasi pendukung. Setelah peserta mengerti dan memahami tata cara pemeringkatan, peserta
dipersilahkan mengisi kuesioner dan melengkapinya dengan berbagai informasi pendukung yang diperlukan.
3. Setelah kuesioner terisi semua dan dilengkapi dengan informasi pendukung, asesor akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan keabsahan hasil
jawaban dari tiap-tiap peserta.
4. Bila diperlukan, asesor dapat melakukan klarifikasi/pemeriksaan melalui telepon, e-mail atau dengan melihat ke lokasi.
5. Asesor melakukan asesmen dan memberikan rating per peserta. Rating yang diberikan meliputi rating per dimensi tiap-tiap peserta dan secara rata-rata
keseluruhan peserta.
6. Dari hasil kompilasi di tingkat nasional selanjutnya dilakukan normalisasi.
7. Penentuan hasil akhir pemeringkatan akan ditentukan melalui sidang asesor.
8. Hasil pemeringkatan yang telah ditetapkan akan dipublikasikan melalui berbagai media, situs web dan juga seminar-seminar agar hasilnya bisa
diketahui oleh masyarakat umum. Dari hasil kompilasi di tingkat nasional selanjutnya dilakukan normalisasi.
Indeks diukur dalam skala 1 s.d. 4.
Batasan waktu: Januari s.d. Desember.
Formula:
Indeks Pemeringkatan e-Government Indonesia (PeGI) oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Tujuan:
Untuk mengukur tingkat kematangan implementasi atau adopsi e-Government di Kementerian Luar Negeri.
Indeks
Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Kementerian dan Perwakilan
Perspektif:
Sasaran Strategis:
Deskripsi Sasaran Strategis:
Indikator Kinerja Utama:
Deskripsi Indikator Kinerja
Utama:
Satuan Pengukuran :
Tingkat Kendali IKU : ( ) High ( X ) Moderate ( ) Low
Tingkat Validitas IKU :( ) Exact ( X ) Proxy ( ) Activity
Unit/Pihak Penanggung Jawab
IKU :
Unit/Pihak Penyedia Data :
Sumber Data :
Jenis Cascading IKU: ( X ) Cascading Peta ( ) Cascading Non peta ( ) Non-Cascading
Metode Cascading : ( X ) Direct ( ) Indirect
Jenis Konsolidasi Periode : ( ) Sum ( ) Average ( X ) Take Last Known Value
Jenis Konsolidasi Lokasi : ( ) Sum ( ) Average ( X ) Raw data
Polarisasi Indikator Kinerja : ( X ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
Periode Pelaporan : ( ) Bulanan ( X ) Triwulanan ( ) Semesteran ( ) Tahunan
Tabel Data :
2018
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi TargetTAHUNAN N/A N/A N/A N/A 100% 76,92% 100%
TRIWULAN I N/A N/A N/A N/A 25% 38,46% 25%
TRIWULAN II N/A N/A N/A N/A 50% 53,85% 50%
TRIWULAN III N/A N/A N/A N/A 75% 67,54% 75%
TRIWULAN IV N/A N/A N/A N/A 100% 76,92% 100%
Tujuan:
Untuk mengetahui ketersediaan sarana dan prasarana Kemenlu dan perwakilan yang berjalan sesuai rencana.
Persentase
Biro Umum
Biro Umum
Laporan pemenuhan sarana dan prasarana
Periode Pelaporan 2015 2016 2017
MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA SEKRETARIAT JENDERAL
Business Process
Sarana dan Prasarana Kemenlu yang Memadai
Sarana dan Prasarana: sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau
tujuan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek). Untuk lebih memudahkan membedakan keduanya. Sarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang bergerak seperti komputer dan mesin-mesin, sedangkan prasarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang tidak bergerak seperti gedung.
Memadai: kuantitas dan kualitas terpenuhi dengan layak dan berfungsi untuk menunjang kegiatan perkantoran sehari-
hari
Latar Belakang:
Sebuah organisasi tentunya memiliki berbagai kebutuhan untuk dapat mendukung maupun membantu agar kegiatan di dalam organasisai tersebut dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang ada. Kebutuhan akan sarana dan prasarana merupakan kebutuhan penting agar terlaksananya setiap kegiatan yang ada.
IKU-1 Persentase sarana dan prasarana Kemenlu yang dipenuhi sesuai dengan rencana
Definisi:
Sarana dan prasarana: alat dan juga benda-benda yang bertujuan untuk menunjang kegiatan organisasi agar dapat
mencapai mksud dan tujuandari organisasi tersebut.
Yang dipenuhi sesuai rencana: Tepat waktu sesuai dengan RKA-K/L yang disahkan menjadi DIPA.
Formula:
Jumlah sarana dan prasarana yang dipenuhi sesuai dengan DIPA
Total sarana dan prasarana yang direncanakan sesuai dalam DIPA
B4
x 100%
Perspektif:
Sasaran Strategis:
Deskripsi Sasaran Strategis:
Indikator Kinerja Utama:
Deskripsi Indikator Kinerja
Utama:
Satuan Pengukuran :
Tingkat Kendali IKU : ( ) High ( X ) Moderate ( ) Low
Tingkat Validitas IKU : ( ) Exact ( X ) Proxy ( ) Activity
Unit/Pihak Penanggung Jawab
IKU :
Unit/Pihak Penyedia Data :
Sumber Data :
Jenis Cascading IKU: ( X ) Cascading Peta ( ) Cascading Non peta
Metode Cascading : ( ) Direct ( X ) Indirect
Jenis Konsolidasi Periode : ( ) Sum ( ) Average ( X ) Take Last Known Value
Jenis Konsolidasi Lokasi : ( ) Sum ( ) Average ( X ) Raw data
Polarisasi Indikator Kinerja : ( X ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
Periode Pelaporan : ( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( X ) Tahunan
Tabel Data :2018
Target Realisasi Target Realisasi Realisasi TargetN/A N/A N/A N/A 80,56% 85%
N/A N/A N/A N/A 35,03% N/A
N/A N/A N/A N/A 40,79% N/A
N/A N/A N/A N/A 74,48% N/A
N/A N/A N/A N/A 80,56% 85%TRIWULAN 4
TAHUNAN
Periode Pelaporan
75%
TRIWULAN 2 75%
TRIWULAN 3 75%
75%
TRIWULAN 1 75%
Target20172016
Laporan Hasil Asessment
x
Biro Sumber Daya Manusia
Biro Sumber Daya Manusia
2015
( ) Non-Cascading
Tujuan: untuk mengukur sejauh mana sumber daya manusia di Sekretariat Jenderal telah memenuhi syarat minimal dalam menduduki setiap jabatan, serta memastikan setiap jabatan diisi oleh pegawai yang sesuai dengan kompetensinya
Persentase
Jumlah Pejabat (Eselon I s.d. II) di lingkungan Sekretariat Jenderal
MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA SEKRETARIAT JENDERAL
Learning and Growth
SDM Setjen yang Kompeten
Definisi:
SDM atau Sumber Daya Manusia adalah individu produktif yang bekerja sebagai penggerak suatu
organisasi. SDM merupakan suatu hal yang sangat penting dan harus dimiliki oleh suatu organisasi untuk mencapai tujuannya karena SDM merupakan elemen utama organisasi jika di bandingkan dengan elemen sumber daya lain seperti teknologi, modal, bahan baku karena manusia dapat mengendalikan faktor lain. Jadi seorang individu yang bekerja sebagai penggerak organisasi baik dalam suatu institusi maupun perusahaan dan sebagai aset berharga yang harus dilatih dan terus dikembangkan kemampuannya disebut dengan Sumber Daya Manusia.
Kompeten berarti cakap (mengetahui), memiliki kemampuan (kewenangan) untuk memutuskan sesuatu
Ruang Lingkup:
SDM Setjen mencakup seluruh SDM yang dimiliki dan bekerja untuk kepentingan organisasi Sekretariat
Jenderal Kementerian Luar Negeri.
IKU-1 Persentase pejabat di Sekretariat Jenderal yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan
Definisi:
Pejabat adalah pegawai Sekretariat Jenderal yang menduduki jabatan atau memegang jabatan penting
(unsur pimpinan). Ruang lingkup pejabat yang menjadi dasar pengukuran adalah jabatan Eselon I dan Eselon II.
Kompetensi adalah karakteristik dan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap sesuai tugas dan/atau fungsi jabatan.
Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang PNS
dalam suatu satuan kerja organisasi negara. Sehingga, Standar Kompetensi Jabatan berarti persyaratan kompetensi minimal yang harus dimiliki seorang PNS dalam melaksanakan tugas jabatan.
Pejabat yang telah memenuhi standar kompetensi jabatan adalah pejabat Eselon I dan Eselon II yang
diangkat setelah melalui proses seleksi Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Pratama dan Madya.
Formula:
Jumlah Pejabat (Eselon I s.d. II) di lingkungan Sekretariat Jenderal yang
telah memenuhi kompetensi jabatan100%
L1
Perspektif:
Sasaran Strategis:
Deskripsi Sasaran Strategis:
Indikator Kinerja Utama:
Deskripsi Indikator Kinerja
Utama:
Formula:
Satuan Pengukuran :
Tingkat Kendali IKU : ( ) High ( X ) Moderate ( ) Low
Tingkat Validitas IKU : ( X ) Exact ( ) Proxy ( ) Activity
Unit/Pihak Penanggung Jawab
IKU :Biro Perencanaan dan Organisasi
Unit/Pihak Penyedia Data : Inspektorat Jenderal
Sumber Data : Laporan Hasil Evaluasi AKIP dari Inspektorat Jenderal
Jenis Cascading IKU: ( X ) Cascading Peta ( ) Cascading Non peta ( ) Non-Cascading
Metode Cascading : ( ) Direct ( X ) Indirect
Jenis Konsolidasi Periode : ( ) Sum ( ) Average ( X ) Take Last Known Value
Jenis Konsolidasi Lokasi : ( ) Sum ( ) Average ( X ) Raw data
Polarisasi Indikator Kinerja : ( X ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
Periode Pelaporan : ( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( X ) Tahunan
Tabel Data :2018
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target
N/A A (77,42) N/A BB (70,84) BB (72) BB (73,20) 76 (BB)TAHUNAN
Periode Pelaporan 2015 20172016
MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA
SEKRETARIAT JENDERAL
Learning and Growth
Nilai evaluasi AKIP Sekretariat Jenderal oleh Inspektorat Jenderal
Tujuan:
untuk mengukur sejauh mana Sekretariat Jenderal Kementerian Luar Negeri telah melakukan penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel dan berorientasi hasil.
Indeks
Tata Kelola Organisasi Sekretariat Jenderal yang Baik
Definisi:
Organisasi adalah kesatuan bagian yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
Tata Kelola merupakan rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi yang memengaruhi pengarahan,
pengelolaan, serta pengontrolan suatu organisasi. Tata kelola juga mencakup hubungan antara para pemangku kepentingan (stakeholders) yang terlibat dalam pengelolaan tujuan organisasi.
IKU-1 Nilai evaluasi AKIP Sekretariat Jenderal
Definisi:
Nilai evaluasi AKIP adalah nilai perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintahan untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah diamanatkan para pemangku kepentingan dalam rangka mencapai misi organisasi secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan melalui laporan kinerja instansi pemerintah yang disusun secara periodik.
Sesuai dengan Permenpan No.12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi SAKIP, penilaian evaluasi AKIP meliputi lima komponen dan bobot, yaitu: (1) perencanaan kinerja: 30%; (2) pengukuran kinerja: 25%; (3) pelaporan kinerja: 15%; (4) evaluasi internal: 10%; dan (5) capaian kinerja: 20%.
Klasifikasi Nilai evaluasi AKIP: (1) AA (Skor > 90-100); Sangat Memuaskan(2) A (Skor > 80-90); Memuaskan(3) BB (Skor > 70-80); Sangat Baik(4) B (Skor > 60-70); Baik(5) CC (>50-60); Cukup(6) C (>30-50); Kurang(7) D (0-30); Sangat Kurang
L2
Indikator Kinerja Utama:
Deskripsi Indikator Kinerja
Utama:
Satuan Pengukuran : Indeks
Tingkat Kendali IKU : ( ) High ( X ) Moderate ( ) Low
Tingkat Validitas IKU : ( X ) Exact ( ) Proxy ( ) Activity
Unit/Pihak Penanggung Jawab
IKU :Biro Sumber Daya Manusia
Unit/Pihak Penyedia Data : Biro Sumber Daya Manusia
Sumber Data : Kuesioner, Laporan Hasil Survey
Jenis Cascading IKU: ( X ) Cascading Peta ( ) Cascading Non peta ( ) Non-Cascading
Metode Cascading : ( X ) Direct ( ) Indirect
Jenis Konsolidasi Periode : ( ) Sum ( ) Average ( X ) Take Last Known Value
Jenis Konsolidasi Lokasi : ( ) Sum ( ) Average ( X ) Raw data
Polarisasi Indikator Kinerja : ( X ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
Periode Pelaporan : ( ) Bulanan ( ) Triwulanan ( ) Semesteran ( X ) Tahunan
Tabel Data :2018
Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target
N/A N/A N/A N/A 3 (skala 5) 3,37 (skala 5) 3,75 (skala 5)
N/A N/A N/A N/A 3 (skala 5) - -
N/A N/A N/A N/A 3 (skala 5) 3,37 (skala 5) 3,75 (skala 5)
TAHUNAN
SEMESTER 1
SEMESTER 2
Tujuan:
mengukur sejauh mana tingkat engagement pegawai di lingkungan internal Sekretariat Jenderal atas kinerja aspek-aspek pelayanan dan/atau kinerja organisasi secara umum
Periode Pelaporan 2015 2016 2017
IKU-2 Indeks engagement pegawai di Sekretariat Jenderal
Definisi:
Indeks Engagement Pegawai dilakukan melalui survei yang ditujukan untuk mengetahui dan menganalisis tingkat engagement pegawai di lingkungan Sekretariat Jenderal terhadap kapasitas organisasi Kementerian Luar Negeri yang meliputi puas dengan pekerjaannya serta merasa memiliki keterlibatan, komitmen, keinginan berkontribusi dan rasa memiliki (ownership) yang tinggi terhadap lembaga.
Ukuran tingkat engagement skala Likert (skala terendah 1 yaitu sangat tidak rendah dan skala tertinggi 5 yaitu sangat tinggi).
Formula:
Indeks hasil survei
Perspektif:
Sasaran Strategis:
Deskripsi Sasaran
Strategis:
Indikator Kinerja Utama:
Deskripsi Indikator Kinerja
Utama:
Satuan Pengukuran :
Tingkat Kendali IKU : ( ) High ( X ) Moderate ( ) Low
Tingkat Validitas IKU :( ) Exact ( X ) Proxy ( ) Activity
Unit/Pihak Penanggung
Jawab IKU :
Unit/Pihak Penyedia Data :
Sumber Data :
Jenis Cascading IKU: ( X ) Cascading Peta ( ) Cascading Non peta ( ) Non-Cascading
Metode Cascading : ( ) Direct ( X ) Indirect
Jenis Konsolidasi Periode
: ( ) Sum ( ) Average ( X ) Take Last Known Value
Jenis Konsolidasi Lokasi :( ) Sum ( ) Average ( X ) Raw data
Polarisasi Indikator
Kinerja :( X ) Maximize ( ) Minimize ( ) Stabilize
Periode Pelaporan : ( ) Bulanan ( X ) Triwulanan ( ) Semesteran ( ) Tahunan
Tabel Data :2015
Target Realisasi Realisasi Target RealisasiN/A N/A N/A 95% 92,87%
N/A N/A N/A 25% 16,64%
N/A N/A N/A 50% 20,29%
N/A N/A N/A 75% 71,94%
N/A N/A N/A 95% 92,87%
Catatan: IKU Tahun 2015-2017 "Persentase realisasi anggaran dan realisasi kinerja Sekretariat Jenderal"
TRIWULAN III
TRIWULAN IV
TRIWULAN I
TRIWULAN II
30%
50%
75%
100%
N/A
N/A
N/A
N/A
TAHUNAN
Periode Pelaporan 2018
Target100%
2016 2017TargetN/A
SP2D
Definisi:
Realisasi anggaran diukur melalui seberapa besar realisasi anggaran Sekretariat Jenderal dalam jangka waktu 1 tahun anggaran dilihat dari akumulasi SP2D yang diterbitkan dibagi dengan pagu DIPA Sekretariat Jenderal.
Batasan waktu: 1 tahun anggaran
Formula:
Tujuan:
untuk mengukur seberapa jauh anggaran digunakan secara optimal untuk mencapai target-target kinerja yang telah ditetapkan.
Realisasi Anggaran Seluruh Satuan Kerja Biro-Biro
x 100%
Total DIPA Seluruh Satuan Kerja Biro-Biro
MANUAL INDIKATOR KINERJA UTAMA
SEKRETARIAT JENDERAL
Learning and Growth
Pengelolaan Anggaran Sekretariat Jenderal yang Optimal
Definisi:
Pengelolaan adalah sebuah proses yang dimulai dari proses perencanaan, pengaturan, pengawasan, penggerak, pengendalian dan pemanfaatan semua faktor sumber daya yang menurut suatu perencana diperlukan untuk penyelesaian suatu tujuan kerja tertentu.
Anggaran adalah rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan dan merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan dinyatakan dalam satuan moneter untuk jangka waktu tertentu (periode) di masa yang akan datang.
Optimal berarti paling baik dan tertinggi
Ruang lingkup: Anggaran yang Optimal dicapai dengan penyerapan anggaran yang maksimal di Unit Sekretariat Jenderal Kementerian Luar Negeri
IKU-1 Persentase realisasi anggaran di Sekretariat Jenderal
Persentase
Biro Keuangan
Biro Keuangan
L3