ikatan kimia

24
Makalah Ikatan Kimia Ikatan van der Waals Disusun oleh: 1. Rizka Ayu Melykhatun (4301412029) 2. Widy Alif Putra Said (4301412095) 3. Ria Ayu Maharani (4301412116) Rombel 1 Kelompok 6 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 1

Upload: rizka-ayu-melykhatun

Post on 03-Oct-2015

235 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Makalah Ikatan van der Waals

TRANSCRIPT

Makalah Ikatan Kimia

Ikatan van der Waals

Disusun oleh:1. Rizka Ayu Melykhatun(4301412029)2. Widy Alif Putra Said

(4301412095)

3. Ria Ayu Maharani

(4301412116)

Rombel 1 Kelompok 6 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SEMARANG

2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah serta lindungan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul ikatan van der Waals.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari bahwa masih ada banyak kekurangan dan keterbatasan, namun berkat bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Dalam hal ini kami mengucapkan terimakasih kepada:

1. Tuhan Yang Maha Esa; dan

2. Dosen Pengampu.

Semoga amal baik dari semua pihak mendapat balasan yang berlipat ganda dari Tuhan Yang Maha Esa. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, meskipun belum dapat memberikan informasi yang lebih lengkap, kami tetap berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pihak.

Saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini memberikana manfaat yang baik untuk pembaca.

Semarang, 26 Oktober 2014

Penyusun

BAB I

PENDAHULUANA. Latar BelakangPada tahun 1873, Diderick vander Waals mengenali adanya gaya tarik dan tolak yang lemah diantara molekul-molekul gasdan menjadikannya alasan adanya penyimpangan pada rumus PV=nRT. Gas mempunyai sifat bentuk dan volumenya dapat berubah sesuai tempatnya. Jarak antara molekul-molekul gas relatif jauh dan gaya tarik menariknya sangat lemah. Pada penurunan suhu, fasa gas dapat berubah menjadi fasa cair atau padat. Pada keadaan ini jarak antara molekul-molekulnya menjadi lebih dekat dan gaya tarik menariknya relatif lebih kuat.

Selanjutnya gaya yang relatiflemah yang bekerja (tarik menarik) antarmolekul tersebut dikenal dengan gaya van der Waals. Gaya ini sangat lemah bila dibandingkan dengan gaya ikatan antaratom (ikatan ion dan ikatan kovalen). Untuk memutuskan ikatan van der Waals memerlukan energi0,4-40 kJ, sedangkan energiuntuk memutuskan ikatan kovalen sebesar 400 kJ.

Gayavan der Waals dalam ilmu kimia merujuk pada jenis tertentu gaya antar molekul. Istilah ini pada awalnya merujuk pada semua jenis gaya antar molekul, dan hingga saat ini masih kadang digunakan dalam pengertian tersebut, tetapi saat ini lebih umum merujuk pada gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol. Hal ini mencakup gaya yang timbul dari dipol tetap (gaya Keesom), dipol rotasi atau bebas (gaya Debye) serta pergeseran distribusi awan elektron (gaya London).Ikatan ini merupakan jenis ikatan antar molekul yang terlemah, namun sering dijumpai diantara semua zat kimia terutama gas.Nama gaya ini diambil dari nama kimiawan Belanda, Diderickvan der Waals, yang pertama kali mencatat jenis gaya ini.

B. Rumusan Masalah1. Apa pengertian ikatan van der Walas?

2. Apa yang mempengaruhi ikatan van der Waals?

3. Apa saja macam-macam ikatan van der Waals berdasarkan kepolaran?4. Bagaimana asal mula gaya dispersi van der Waals?5. Apa pengertian jari-jari van der Waals?

C. Tujuan1. Mengetahui pengertian ikatan van der Waals.

2. Mengetahui apa saja yang mempengaruhi ikatan van der Waals.

3. Mengetahui macam-macam ikatan van der Waals berdasarkan kepolaran.

4. Mengetahui asal mula gaya dispersi van der Waals.

5. Mengetahui pengertian jari-jari van der Waals.

BAB IIPEMBAHASANA. Pengertian Ikatan van der WaalsIkatanvan der Waals adalah ikatan yang berlaku akibat kedudukan kumpulan kimia yang berdekatan. Dipol seketika ke dipol terimbas, atau gayavan der Waals, adalah ikatan yang paling lemah, namun sering dijumpai di antara semua zat-zat kimia.Interaksivan der Waalsteramati pada gas mulia, yang amat stabil dan cenderung tak berinteraksi. Hal ini menjelaskan sulitnya gas mulia untuk mengembun. Tetapi, makin besar ukuran atom gas mulia (makin banyak elektronnya) makin mudah gas tersebut berubah menjadi cairan. Misalnya atomhelium, pada satu titik waktu,awan elektronnyaakan terlihat tidak seimbang dengan salah satu muatan negatif berada di sisi tertentu. Hal ini disebut sebagai dipol seketika (dwikutub seketika). Dipol ini dapat menarik maupun menolak elektron-elektron helium lainnya, dan menyebabkan dipol lainnya. Kedua atom akan seketika saling menarik sebelum muatannya diseimbangkan kembali untuk kemudian berpisah.

Gayavan der Waals juga disebutLondon Dispersion Forces. Gayavan der Waals dapat ditemukan pada molekul non-polar, seperti gas hidrogen (H2), karbon dioksida (CO2), nitrogen (N2), dan gas (He, Ne, Ar, Kr, dll).

Ikatan van derWaals ini ada dalam semua atom atau molekul, baik atom atau molekul tersebut sudah membentuk ikatan atau belum. Energiikatannya sangat kecil, yaitu berkisar antara 1-10 kkal/mol. Ikatan ini adalah satu-satunya ikatan dalam gas mulia yang cair atau padat. Ikatan ini tidak mempunyai arah.

Pada kasus hidrogen dayatarik sangat lemah yang mana molekul membutuhkan pendinginan sampai 21 K (-252C) sebelum dayatarik cukup kuat untuk mengkondensasi hidrogen menjadi cairan. Dayatarik antarmolekul yang dimiliki oleh helium lebih lemahmolekul tidak ingin tetap bersama untuk membentuk cairan sampai temperatur menurun sampai 4 K (-269C).

Interaksi dari setiap untaian rantai merupakan ikatan van der Waals. Hal ini diketahui dari pengamatan terhadap polietilen, polietilen memiliki pola yang sama dengan gas mulia, etilen berbentuk gas menjadi cairan dan mengkristal atau memadat sesuai dengan pertambahan jumlah atom atau rantai molekulnya. Dispersi muatan terjadi dari sebuah molekul etilen(C2H4)yang menyebabkan terjadinya dipol temporer serta terjadi interaksi van der Waals. Dalam kasus ini molekul H2C=CH2, selanjutnya melepaskan satu pasangan elektronnya dan terjadi ikatan yang membentuk rantai panjang atau polietilen. Pembentukan rantai yang panjang dari molekul sederhana dikenal dengan istilah polimerisasi.

van der Waals juga mengamati ikatan yang terjadi pada molekul yang bersifat polar, dimana molekul tersebut memiliki momen dipol yang permanen, perbedaan muatan yang terjadi menyebabkan terjadinya interaksi antar molekul. Gaya yang bekerja disebut juga dengan gaya tarik dipol-dipol dan jauh lebih kuat dibandingkan dengan interaksi molekul non polar.

Sebagai contoh, terjadinya interaksi antara molekul HCl dengan ClF. Pada molekul HCl,atom Cl memiliki muatan yang lebih besar dan memiliki elektronegatifitas yang besar pula sehingga pasangan elektron ikatan akan tertarik pada atom Cl, dan menyebabkan pembentukan muatan parsial negatif, sedangkan atom H bermuatan parsial positif. Pada senyawa ClF, elektronegatifitas atom F lebih besar dibandingkan dengan atom Cl, sehingga atom Cl bermuatan parsial positif.

Gambar1. Gaya tarik dipol-dipol yang terjadi pada molekul-molekul yang bersifat polarB. Gaya yang Mempengaruhi Ikatan van der Waals1. Gaya Orientasi

Gaya orientasi terjadi pada molekul-molekul yang mempunyai dipol permanen atau molekul polar. Antaraksi antar kutub positif dari satu molekul dengan kutub negatifpada molekul yang lain akan menimbulkan gaya tarik menarik yang relatiflemah.Kekuatan gaya orientasi ini akan semakin besar bila molekul-molekul tersebut mengalami penataan dengan ujung positif suatu molekul mengarah ke ujung negatifdari molekul yang lain. Misalnya pada molekul-molekul HCl.

Gambar 2. Terjadinya gaya orientasi pada molekul HCl

2. Gaya Imbas

Gaya imbas terjadi bila terdapat molekul dengan dipol permanen berantaraksi dengan molekul dengan dipol sesaat. Adanya molekul-molekul polar dengan dipol permanen akan menyebabkan imbasan dari kutub molekul polar kepada kutub molekul nonpolar, sehingga elektron-elektron dari molekul nonpolar tersebut mengumpul pada salah satu sisi molekul (terdorong atau tertarik), yang menimbulkan terjadinya dipol sesaat pada molekul nonpolar tersebut.

Terjadinya dipol sesaat akan berakibat adanya gaya tarik menarik antar dipol tersebut yang menghasilkan gaya imbas. Gaya imbas juga memberikan sumbangan yang kecil terhadap keseluruhan gaya van der Waals. Contoh gaya imbas, yaitu, gaya antara molekul Cl2 dan H2O.

Gambar 3. Gaya imbas antara molekul Cl2 dan H2O

3. Gaya Dispersi (Gaya London)

Terjadinya gaya dispersi dijelaskan pertama kali oleh Fritz London. Gaya dispersi ini terjadi pada setiap molekul maupun zat ionik, hanya pada senyawa ioniktidak begitu besar pengaruhnya. Akan tetapi, pada molekul-molekul kovalen nonpolar gaya dispersi sangat besar pengaruhnya.

Menurut London, terjadinya gaya dispersi pada molekul nonpolar akibat adanya pergerakan elektron mengelilingi inti secara acak, sehingga pada suatu saat elektron-elektron tersebut akan mengumpul pada salah satu sisi molekul. Pengumpulan elektron pada salah satu sisi molekul ini mengakibatkan terjadinya dipol. Pada sisi yang banyak elektron tersebut menjadi bermuatan negatifdan salah satu sisinya lagi akan menjadi bermuatan positif. Dipol yang terjadi ini akan menghilang atau berganti tempat (sisi) seiring dengan terus berputarnya elektron. Oleh karena sifatnya hanya sesaatmaka disebut dengan dipol sesaat.

Gaya dispersi memberikan sumbangan terbesar pada Gaya van der Waals. Gaya van der Waals tidak memiliki arah yang jelas, hal ini terlihat pada bentukkristal kovalen yang bisaberubah pada suhu tertentu. Misalnya,kristal belerang yang bisaberbentuk monoklin atau rhombis. Hal tersebut berlainan dengan ikatan ion dan ikatan kovalen yang bentuknya tidak berubah. Contoh molekul yang mengalami gaya london diantaranya: gas hidrogen, gas nitrogen, metana dan gas-gas mulia.4. Gaya Tolakan

Gaya yang keempat adalah gaya yang nilainya besar dan tergolong gaya tolak, menjadi efektif jika awan elektron terisi pada atom atau molekul yang berantaraksi mulai bertumpangtindih. Hal ini erat kaitannya dengan prinsip pengecualian Pauli dan merupakan gaya yang sama seperti gaya di dalam kristal ion yang mengimbangkan tarikan elektrostatik pada jarak kesetimbangan antar ion.

Gambar 4. Gaya tolakan pada molekul HCl

C. Gaya van Der Waals berdasarkan KepolaranGayavanderWaals dapat terjadi antara partikel yang sama atau berbeda.Karena ikatan vanderWaals muncul akibat adanya kepolaran maka makin kecil kepolaran molekulnya,Gayavan derWaals nya juga akan makin kecil.

Gayavan derWaals dibagiberdasarkanjeniskepolaranpartikelnya :

1. Interaksi Ion Dipol (Molekul Polar)

Terjadi interaksi (berikatan) / tarik menarik antara ion dengan molekul polar (dipol).Contoh :H++ H2OH3O+

Ag++ NH3 Ag(NH3)+

Interaksi ini termasuk jenis interaksi yang relatif cukup kuat.Contoh :NaCl (senyawa ion) dapat larut dalam air (pelarutpolar), AgBr (senyawa ion) dapat larut dalam NH3(pelarutpolar).2. Interaksi Dipol Dipol

Merupakan interaksi antara sesama molekulpolar (dipol).Interaksi ini terjadi antara ekor dan kepala.

Gambar 5. Interaksi dipol-dipol

3. Interaksi Ion Dipol Terinduksi

Merupakan antaraksi ion dengan dipol terinduksi.Dipolterinduksi merupakan molekul netralmenjadi dipol akibat induksi partikel bermuatanyang berada didekatnya.Partikel penginduksi dapat berupa ion atau dipollain.Kemampuan menginduksi ion lebih besar daripadadipol karena muatan ionsemakin besar.Ikatan ini relatif lemah karena kepolaran molekulterinduksi relatif kecil dari dipol permanen.

Contoh : I-+ I2I34. Interaksi Dipol Dipol Terinduksi

Molekul dipol dapat membuat molekul netrallain bersifat dipol terinduksi sehingga terjadiantaraksi dipol dipol terinduksi.Ikatan ini cukup lemah sehingga prosesnyaberlangsung lambat.

Contoh : n H2O + KrKr (H2O)n

5. Antar Aksi Dipol Terinduksi DipolTerinduksi (Gaya London)

Mekanisme :

a. Pasangan elektron suatu molekul, baik yangbebas maupun yang terikat selalu bergerakmengelilingi inti.

b. Elektron yang bergerak dapat mengimbas ataumenginduksi sesaat padamolekul yang lainsehinggamolekulyang lainmenjadi polar terinduksi sesaat.

c. Molekul ini dapat menginduksi molekul lainnya sehingga terbentuk molekul molekul dipol sesaat.

Gaya dispersi london bergantung padadua (2) faktor :

1. Jumlah Elektron Dalam Atom Atau Molekul: Makin banyak elektron yang dipunyai molekulmakin besar gaya London.

2. Bentuk Molekul: Molekul yang memanjang / tidak bulat lebihmudah menjadi dipol dibandingkan denganmolekul yang bulat sehingga gaya dispersiLondonnya akan besar.

D. Asal Mula Gaya Dispersi Van der WaalsDipol-dipol yang berubah-ubah sementaraDayatarik yang ada di alam bersifat elektrik. Pada molekul yang simetris seperti hidrogen, bagaimanapun, tidak terlihat mengalami distorsi secara elektrik untuk menghasilkan bagian positif atau bagian negatif. Akan tetapi hanya dalam bentuk rata-rata.

Diagram dalam bentuk lonjong (the lozenge-shaped) menggambarkan molekul kecil yang simetris H2atau Br2. Tanda arsir menunjukkan tidak adanya distorsi secara elektrik.

Akan tetapi elektron terus bergerak, serta merta dan pada suatu waktu elektron tersebut mungkin akan ditemukan di bagian ujung molekul, membentuk ujung. Pada ujung yang lain sementara akan kekurangan elaktron dan menjadi+.

Kondisi yang terakhir elektron dapat bergerak ke ujung yang lain, membalikkan polaritas molekul.

Selubung lingkaran yang konstan dari elektron pada molekul menyebabkan fluktuasi dipol yang cepat pada molekul yang paling simetris. Hal ini terjadi pada molekul monoatomik molekul gas mulia, seperti helium, yang terdiri dari atom tunggal.

Jika kedua elektron helium berada pada salah satu sisi secara bersamaan, inti tidak terlindungi oleh elektron sebagaimana mestinya untuk saat itu.

Dipol-dipol sementara yang memberikan kenaikan daya tarik antarmolekulPada kenyataannya, satu molekul lebih menyukai memiliki polaritas yang lebih besar dibandingkan yanglain. Pada saat polaritasnya yang lebih besarakan menjadi yang paling dominan.

Seperti molekul yang ditemukan pada bagian kanan, elektronnya akan cenderung untuk ditarik oleh ujung yang agak positif pada bagian sebelah kiri. Hal ini menghasilkandipol terinduksipada penerimaan molekul, yang berorientasi pada satu cara yang mana ujung(+)ditarik ke arah ujung()yang lain.

Pada kondisi yang terakhir elektron pada bagian kiri molekul dapat bergerak ke ujung yg lain. Pada saat terjadi hal ini, molekulakan menolak elektron pada bagian kanan yang satunya.

Polaritas kedua molekul adalah berkebalikan, tetapi masih memiliki(+)tertarik(-). Selama molekul saling menutup satu sama lain polaritas akan terus berfluktuasi pada kondisi yang selaras karena itu dayatarik akan selalu terpelihara.

Selama molekul saling mendekat,pergerakan elektron yang selaras dapat terjadi pada molekul yang berjumlah sangat banyak.

Diagram ini menunjukkan bagaimana keseluruhan dari molekul yang berikatan secara bersamaan pada suatu padatan dengan menggunakan gayavan der Waals.

Kekuatan gaya dispersiGaya dispersi antara molekul-molekul lebih lemah dibandingkan dengan ikatan kovalen diantara molekul. Hal ini tidak memungkinkan untuk memberikan harga yang eksak, karena ukuran dayatarik bervariasi dengan ukuran dan bentuk molekul.

Pengaruh Ukuran Molekul Terhadap kekuatan ikatan daya dispersiAlasan yang mendasari bahwa titik didih meningkat sejalan dengan menurunnya posisi unsur pada golongan adalah kenaikan jumlah elektron, dan jari-jari atom. Lebih banyak elektron yangdimiliki, makadipol sementaraakan semakin besardan gaya dispersiakan semakin besar pula.

Karena dipol sementara lebih besar, molekulXenon lebih melekat dibandingkan dengan molekulNeon. MolekulNeon akan berpisah satu sama lain pada temperatur yang lebih rendah dibandingkan molekulXenon,karena ituNeon memiliki titik didih yang lebih rendah. Hal inimerupakansuatu alasan molekul yang lebih besar memiliki lebih banyak elektron dan lebih menjauh dari dipol sementara yang dapat dihasilkan. Karena itu,molekul yang lebih besar lebih melekat.

Pengaruh Bentuk molekul terhadap kekuatan gaya dispersiMolekul yang panjang kurus dapat menghasilkan dipol sementara yang lebih besar berdasarkan pada pergerakan elektronnya dibandingkan molekul pendek gemuk yang mengandung jumlah elektron yang sama.

Molekul yang panjang kurus juga dapat lebih dekat satu sama lain. Dayatarik molekullebih efektif jika molekul-molekulnya benar-benar tertutup. Sebagai contoh, molekul hidrokarbon butana dan 2-metilpropana,keduanya memiliki rumus molekul C4H10tetapi atom-atom disusun berbeda. Pada butana atom karbon disusun pada rantai tunggal, sedangkan 2-metilpropan memiliki rantai yang lebih pendek dengan sebuah cabang.

Butana memiliki titik didih yang lebih tinggi karena gaya dispersinya lebih besar. Molekul yang lebih panjang (dan juga menghasilkan dipol sementara yang lebih besar) dapat lebih berdekatan dibandingkan molekul yang lebih pendek dan lebih gemuk(2 metilpropana).

Gambar 6. Struktur Neopentana (a) dan Normal Pentana (b)

Gaya van der Waals: Interaksi Dipol - DipolMolekul seperti HCl memiliki dipol permanen karena klor lebih elektronegatif dibandingkan hidrogen. Kondisi permanen ini, pada saat pembentukan dipol akan menyebabkan molekul saling tarik menarik satu sama lain lebih darimolekul yang hanya memilikigaya dispersi.

Hal ini sangat penting untuk merealisasikan bahwa semua molekul mengalami gaya dispersi. Molekul yang memiliki dipol permanen akan memiliki titik didih yang lebih tinggi dibandingkan dengan molekul yang hanya memiliki dipol yang berubah-ubah secara sementara.

Dayatarik dipol-dipol agak sedikit dibandingkan dengan gaya dispersi, dan pengaruhnya hanya dapat dilihat jikamembandingkan dua atom dengan jumlah elektron yang sama dan ukuran yang sama pula. Sebagai contoh, titik didih etana(CH3CH3)dan fluorometana(CH3F)adalah:

Keduanya memiliki jumlah elektron yang identik, dan jikadibuat model diketahui bahwa ukurannya hampir samasepertipada diagram. Hal ini berarti bahwa gaya dispersi kedua molekul sama.

Titik didih fluorometana yang lebih tinggi berdasarkan pada dipol permanen yang besar terjadi pada molekul,karena elektronegatifitas fluor yang tinggi.Walaupun memberikan polaritas permanen yang besar pada molekul, titik didih hanya meningkat kira-kira 10.

Berikut ini contoh lain yang menunjukkan dominan gaya dispersi. Triklorometan (CHCl3), merupakan molekul dengan gaya dispersi yang tinggi karena elektronegatifitas ketiga klor. Hal itu menyebabkan dayatarik dipol-dipol lebih kuat antara satu molekul denganmolekul yang lain.

Dilain pihak, tetraklorometan(CCl4)adalah non polar. Bagian luar molekul tidak seragam- pada semua arah. CCl4hanya bergantung pada gaya dispersi. Karena itu yang memiliki titik didih yang lebih tinggiadalahCCl4, karena CCl4molekulnya lebih besar danlebih banyak elektronnya. Kenaikan gaya dispersi menggantikan kehilangan interaksi dipol-dipol.Titik didihnya adalah: CHCl361.2C,CCl476.8C.

E. Jari Jari Van der Waals

Jari-jari atomadalahjarakdariinti atomkeorbital elektronterluar yang stabil dalam suatuatomdalam keadaan setimbang. Biasanya jarak tersebut diukur dalamsatuanpikometeratauangstrum. Dikarenakan elektron-elektronsenantiasa bergerak, maka untuk mengukur jarak dari inti atom kepadanya amatlah sulit.

Tidak seperti halnya bola, sebuah atom tidak memiliki jari-jari yang tetap. Jari-jari atom hanya bisa didapat dengan mengukur setengah dari jarak antara dua buah atom yang berapitan.

Gambar 7. Jari-jari Van der WaalsSeperti halnya gambar diatas, pada atom yang sama kita bisa mendapatkan jari-jari yang berbeda tergantung dari atom yang berapitan dengannya.

Gambar pada bagian kiri menunjukkan atom yang berikatan. Kedua atom ini saling menarik satu sama lain sehingga jari-jarinya lebih pendek dibandingkan jika mereka hanya bersentuhan. Hal ini kita dapatkan pada atom-atom logam di mana mereka membentuk struktur logam atau atom-atomnya secara kovalen berikatan satu sama lain. Tipe darijari-jari atomseperti ini disebut jari-jari (radius) logam atau jari-jari kovalen, tergantung dari ikatannya.

Gambar pada bagian kanan menunjukkan keadaan di mana kedua atom hanya bersentuhan. Daya tarik antar keduanya sangat sedikit. Tipe dari jari-jari atom seperti ini dinamakanjari-jari (radius) van der Waalsdi mana terjadi daya tarik yang lemah di antara kedua atom tersebut.

Sehingga, jari-jari atom diukur menggunakanjari-jari van der Waalsuntuk elemen yang atom-atomnya tidak dapat saling berikatan. Contoh dari kelompok ini adalahgas mulia, di mana dikatakan bahwa atom-atom dari elemen ini tak termampatkan atau terpadatkan (unsquashed).

Kecenderungan jari-jari atom padatabel periodikPola kecenderunganjari-jari atomtergantung dari jenis jari-jari atom mana yang ingin diukur tapi pada prinsipnya pola seluruhnya sama. Diagram-diagram di bawah ini menunjukkan jari-jari logam untuk elemen-elemen logam, jari-jari kovalen untuk elemen-elemen yang membentuk ikatan kovalen dan jari-jari van der Waals untuk elemen-elemen yang tidak membentuk ikatan (misalnya unsur gas mulia).

Gambar 8. Kecenderungan jari-jari atom pada periode 2 dan 3Kecenderungan jari-jari atom pada suatu golonganJari-jari atom pada golongan yang sama akan semakin besar jika letak atom itu pada tabel periodik semakin di bawah. Alasannya karena kulit elektron semakin bertambah.

Kecenderungan jari-jari atom pada satu periodeUntuk mengukur kecenderungan jari-jari atom, jari-jari gas mulia pada setiap periode perlu diabaikan, karena neon dan argon tidak membentuk ikatan, dimana hanya dapat mengukur jari-jari van der Waals karena ikatannya sangatlah lemah. Seluruh atom-atom lainnya jari-jari atom diukur berdasarkan jarak yang lebih kecil dikarenakan oleh kuatnya ikatan yang terbentuk. Jika mengikutsertakan gas mulia maka tidak dapat membandingkan suatu sifat yang sama.BAB IIIPENUTUPA. Kesimpulan1. Ikatanvan der Waals adalah ikatan yang berlaku akibat kedudukan kumpulan kimia yang berdekatan.

2. Gaya van der Walls adalahgaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol. Hal ini mencakup gaya yang timbul dari dipol tetap (gaya Keesom), dipol rotasi atau bebas (gaya Debye) serta pergeseran distribusi awan elektron (gaya London).

3. Gaya yangmempengaruhiikatan van der Waals yaitu Gaya Orientasi, Gaya Imbas dan Gaya Dispersi (Gaya London) dan Gaya Tolakan.4. Gayavan derWaals dibagiberdasarkanjeniskepolaranpartikelnyayaituInteraksi Ion-Dipol (Molekul Polar), Interaksi Dipol-Dipol, Interaksi Ion-Dipol Terinduksi, Interaksi Dipol-Dipol Terinduksi dan Antar Aksi Dipol Terinduksi-DipolTerinduksi (Gaya London).5. Faktor yang mempengaruhi gaya Van Der Waals ialah: Jumlah Elektron dalam atom atau molekul,Bentuk Molekul,Kepolaran Molekul danTitik Didih.DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Gaya Van der Waals. Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Gaya_van_der_Waal/wiki/gas pada tanggal 19 Oktober 2014.Anonim. 2011. Gaya van der Waals. Diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Gaya_van_der_Waal/wiki/gaspada tanggal 19 Oktober 2014.Anonim. 2011.Ikatan van der Waals. Diakses dari http://www.docstoc.com/docs/61842662/Makalah-Ikatan-van-Der-Waalspada tanggal 19 Oktober 2014.Clark, Jim. 2007.Ikatan Antar Molekul-Gaya Van Der Waals. Diakses dari http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/struktur_atom_dan_ikatan/ikatan_kimia/ikatan_antarmolekul_gaya_van_der_waals/ pada tanggal 19 Oktober 2014.Pangganti, Esdi. 2010.Ikatan Hidrogen dan Ikatan Van der Waals. Diakses dari http://esdikimia.wordpress.com/2010/08/13/ikatan-hidrogen-dan-ikatan-van-der-waals/pada tanggal 19 Oktober 2014.

1