ii. tinjauan pustaka a. penelitian terkaitdigilib.unila.ac.id/16184/125/bab ii.pdf · 7 ii....

25
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkait Penelitian mengenai analisis kebisingan telah banyak dilakukan. Salah satunya adalah Analisa Tingkat Kebisingan Lalu lintas pada Lingkungan Kampus STIKes Insan Unggul Surabaya oleh (Hyperastuti, 2013). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Sound Level Meter (SLM). Pengambilan data dilakukan 2 kali yaitu pengukuran tingkat kebisingan siang (L s ) dan pengukuran kebisingan malam (L m ). Kemudian pengukuran dilakukan didalam kelas dan di area kampus. Menurut Hyperastuti, nilai tingkat kebisingan rata-rata Leq (24jam) adalah 70 dB(A). Tingkat kebisingan siang-malam tertinggi adalah hari Senin sebesar 74 dB(A) dan tingkat kebisingan rendah adalah pada hari Minggu yaitu 67 dB(A). Nilai tersebut melebihi batas dari tingkat kebisingan menurut Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 48 tahun 1996 yaitu 55 dB(A). Sehingga lingkungan tersebut dinyatakan kurang layak untuk menjadi lingkungan kampus atau sekolah, tetapi untuk ruang kelasnya sudah memenuhi standart tingkat kebisingan. Pengukuran kebisingan selanjutnya yakni pengukuran kebisingan di Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta (Bambang dan Ariyono, 2013). Tujuan

Upload: others

Post on 08-Sep-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkaitdigilib.unila.ac.id/16184/125/BAB II.pdf · 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkait Penelitian mengenai analisis kebisingan telah banyak

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terkait

Penelitian mengenai analisis kebisingan telah banyak dilakukan. Salah satunya

adalah Analisa Tingkat Kebisingan Lalu lintas pada Lingkungan Kampus STIKes

Insan Unggul Surabaya oleh (Hyperastuti, 2013). Pengukuran dilakukan dengan

menggunakan alat Sound Level Meter (SLM). Pengambilan data dilakukan 2 kali

yaitu pengukuran tingkat kebisingan siang (Ls) dan pengukuran kebisingan malam

(Lm). Kemudian pengukuran dilakukan didalam kelas dan di area kampus.

Menurut Hyperastuti, nilai tingkat kebisingan rata-rata Leq (24jam) adalah 70

dB(A). Tingkat kebisingan siang-malam tertinggi adalah hari Senin sebesar 74

dB(A) dan tingkat kebisingan rendah adalah pada hari Minggu yaitu 67 dB(A).

Nilai tersebut melebihi batas dari tingkat kebisingan menurut Surat Keputusan

Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 48 tahun 1996 yaitu 55 dB(A).

Sehingga lingkungan tersebut dinyatakan kurang layak untuk menjadi lingkungan

kampus atau sekolah, tetapi untuk ruang kelasnya sudah memenuhi standart

tingkat kebisingan.

Pengukuran kebisingan selanjutnya yakni pengukuran kebisingan di Bandar Udara

Internasional Adisutjipto Yogyakarta (Bambang dan Ariyono, 2013). Tujuan

Page 2: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkaitdigilib.unila.ac.id/16184/125/BAB II.pdf · 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkait Penelitian mengenai analisis kebisingan telah banyak

7

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh yang terjadi pada unit

Aerodrome unit Control (ADC) pada saat pesawat melakukan start up. Dalam

penelitian ini alat yang digunakan adalah sound level meter. Selain menggunakan

alat tersebut penelitian dilakukan dengan cara pengumpulan data dengan cara

quetioner. Menurut Bambang dan Wiyono (2013) kebisingan yang ditimbulkan

oleh pesawat pada saat melakukan start up meupun pergerakan lain di military

apron dapat dirasakan oleh personil Air Traffic Control pada unit kerja

Aerodrome Control Tower (ADC) dan dari jenis kebisingannya dapat digolongkan

dalam intermitten noise (kebisingan terputus-putus). Hasil pengukuran dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.1. Hasil Rata-rata Pengukuran Intensitas Kebisingan.

Hasil rata-rata

pengukuran

intensitas

kebisingan no

Tanggal Lamanya

Paparan

Rata-rata

kebisingan

NAB

1 31 Maret 2011 29 menit 98 dB 97 dB

2 1 April 2011 27 menit 99 dB 97 dB

3 6 Juli 2012 15 menit 97 dB 100 dB

4 7 Juli 2012 19 menit 94 dB 100 dB

5 8 Juli 2012 25 menit 99 dB 97 dB

Berdasarkan tabel 2.1 intensitas suara kebisingan pada unit Aerodrome Control

Tower dalam keadaan aman, karena dalam hasil pengukuran tersebut nilai rata-

rata kebisingan masih dalam batas normal yang telah ditetapkan.

Analisis kebisingan selanjutnya juga pernah dilakukan oleh Nuristian (2014).

Penelitian dilakukan di lingkungan Universitas Lampung pada saat pagi, siang

Page 3: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkaitdigilib.unila.ac.id/16184/125/BAB II.pdf · 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkait Penelitian mengenai analisis kebisingan telah banyak

8

dan sore hari. Penelitian ini dilakukan menggunakan sound level meter type

leutron 4011 dan software sound level meter. Menurut Nuristian (2014), tingkat

kebisingan di area Universitas Lampung memiliki kecenderungan zona tinggi

berada pada jalan-jalan utama menuju kampus pada pagi hari dengan intensitas

bising 71-82 dB, kemudian intensitas kebisingan pada siang hari diseluruh daerah

kampus berkisar 71-81 dB dan pada sore hari area jalan-jalan utama kampus

berkisar 71-81 dB serta area olahraga pada sore hari sekitar 71-84 dB.

B. Perbedaan dengan Penelitian Lain

Pada penelitian sebelumnya, penelitian dilakukan dengan menggunakan alat

sound level meter dan software sound level meter. Penelitian dilakukan pada

lingkungan Universitas Lampung (Unila). Kemudian proses pengukuran

dilakukan dengan menentukan koordinat dan tinggi menggunakan GPS. Dalam

penelitian ini, dilakukan hanya dengan menggunakan alat sound level meter dan

memilih area yang cukup padat yaitu Tanjung Karang Pusat khususnya jalan

Raden Intan, jalan R.A. Kartini dan sekitarnya. Karena pada area tersebut

merupakan kawasan yang banyak di lalui oleh kendaraan pribadi, angkutan umum

serta kendaraan-kendaraan lainnya. Selain itu kawasan tersebut juga merupakan

pusat perdagangan dan perbelanjaan serta aktivitas lainnya yang dapat

menimbulkan kebisingan.

C. Teori Dasar

1. Kebisingan

Kebisingan merupakan suara yang tidak dikehendaki dan dapat mengganggu

kesehatan manusia. Menurut Hajar (2013) kebisingan merupakan suara yang tidak

Page 4: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkaitdigilib.unila.ac.id/16184/125/BAB II.pdf · 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkait Penelitian mengenai analisis kebisingan telah banyak

9

dikehendaki yang dianggap mengganggu bagi pendengaran manusia yang dapat

menimbulkan gangguan kesehatan. Berdasarkan SK Menteri Negara Lingkungan

Hidup No: Kep.Men-48/MEN.LH/11/1996, kebisingan adalah bunyi yang tidak

diinginkan dari suatu usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang

dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan,

termasuk ternak, satwa dan sistem alam.

Jenis-jenis kebisingan yang sering ditemukan adalah sebagai berikut

1. Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi luas (steady state, wide band

noise), misalnya suara yang ditimbulkan oleh kipas angin.

2. Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi sempit (steady state, narrow

band noise), misalnya suara yang timbul akibat gergaji sirkuler dan katub gas.

3. Kebisingan terputus-putus (intermitten), misalnya suara lalu lintas dan suara

kapal terbang dilapangan udara.

4. Kebisingan impulsif (impact or impulsive noise), misalnya suara tembakan

atau meriam.

5. Kebisingan impulsif berulang, misalnya suara yang ditimbulkan mesin tempa.

Kebisingan lalu lintas juga berasal dari suara yang dihasilkan dari kendaraan

bermotor terutama dari mesin kendaraan, knalpot, serta akibat interaksi antara

roda dengan jalan. Kendaraan berat (truk, bus) dan mobil penumpang merupakan

sumber kebisingan utama di jalan raya.Secara garis besar strategi pengendalian

bising dibagi menjadi tiga elemen yaitu pengendalian terhadap sumber bising,

pengendalian terhadap jalur bising dan pengendalian terhadap penerima bising

(Djalante, 2010).

Page 5: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkaitdigilib.unila.ac.id/16184/125/BAB II.pdf · 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkait Penelitian mengenai analisis kebisingan telah banyak

10

Intensitas kebisingan (bunyi) adalah arus energi per-satuan luas yang dinyatakan

dalam satuan desibel (dB), dengan membandingkannya dengan kekuatan dasar

0,0002 dyne/cm2

yaitu kekuatan dari bunyi dengan frekuensi 1000 Hz yang

tepat dapat di dengar oleh manusia normal. Desibel adalah satu per sepuluh bel,

sebuah satuan yang dinamakan untuk menghormati Alexander Graham Bell.

Satuan bel terlalu besar untuk digunakan dalam kebanyakan keperluan, maka

digunakan satuan desibel yang disingkat dB. Tabel berikut adalah skala

intensitas kebisingan yang dikelompokkan berdasarkan sumber kebisingan.

Tabel 2.2. Skala Intensitas Kebisingan dan Sumbernya Skala Intensitas kebisingan (dB) Sumber Kebisingan

Kerusakan alat pendengaran 120 Batas dengar tinggi

Menyebabkan tuli 100-110 Halilintar, meriam, mesin

uap

Sangat hiruk 80-90 Hiruk pikuk jalan raya,

perusahaan dengan suara

gaduh, peluit polisi

Kuat 60-70 Kantor bising, jalanan pada

umumnya, radio,

perusahaan

Sedang 40-50 Rumah gaduh, kantor pada

umumnyta, percakapan

kuat, radio perlahan

Tenang 30-20 Rumah tenang, kantor

perorangan, auditorium,

percakapan

Sangat tenang 10-20 Suara daun berbisik (batas

pendengaran terendah)

Sumber : Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (HIPERKES).

2. Pendengaran Manusia

Kepekaan telinga manusia sangat tergantung pada frekuensi bunyinya. Manusia

hanya mampu mendengar bunyi yang frekuensinya 20 Hz sampai 20.000 Hz, dan

paling peka pada frekuensi 3000 Hz. Disekitar frekuensi 100 Hz, sensasi keras

bunyi dapat dikatakan tidak tergantung frekuensinya (Soedojo, 1999). Bila diukur

Page 6: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkaitdigilib.unila.ac.id/16184/125/BAB II.pdf · 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkait Penelitian mengenai analisis kebisingan telah banyak

11

menggunakan taraf intensitas, batas ambang pendengaran adalah sebesar 0 dB dan

ambang sakit sebesar 120 dB (Tipler, 1998) dan telinga normal dapat

membedakan antara intensitas yang perbedaannya hingga 1 dB (Bueche, F. J. dan

Hecht, E., 2006). Keterbatasan telinga manusia membagi frekuensi suara menjadi

tida daerah, dimana frekuensi kurang dari 20 Hz disebut infrasound sedangkan

frekuensi yang lebih dari 20.000 Hz disebut ultrasound (Priyambodo, 2007).

Gambar 2.1. Daya dengar telinga manusia (Priyambodo, 2007).

3. Intensitas Bunyi

Intensitas dari suatu gelombang adalah energi yang dibawa sebuah gelombang

satuan waktu melalui persatuan luas dan sebanding dengan kuadrat amplitudo

gelombang. Intensitas memiliki satuan daya satuan luas atau watt/meter² (W/m²).

Satuan intensitas adalah bel atau desibel (dB) yang merupakan

bel. Secara

matematis, tingkat intensitas (β) diukur melalui Persamaan 2.4.

Page 7: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkaitdigilib.unila.ac.id/16184/125/BAB II.pdf · 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkait Penelitian mengenai analisis kebisingan telah banyak

12

β = 10 log

............................................... (2.1)

dengan merupakan intensitas tingkat acuan yang diambil sebagai ambang

pendengaran manusia yaitu W/m². Tingkat intensitas untuk sejumlah bunyi

dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Tingkat intensitas bunyi

Sumber bunyi Tingkat Intensitas

(dB)

Intensitas

(W/m²)

Pesawat jet pada jarak 30 m 140 100

Ambang rasa sakit 120 1

Konser rock dalam ruangan 120 1

Sirine pada jarak 30 m 100 1 x

Interior mobil 75 3 x

Lalu lintas jalan raya 70 1 x

Percakapan biasa dengan jarak 50 cm 65 3 x

Radio yang pelan 40 1 x

Bisikan 20 1 x

Gemersik daun 10 1 x

Batas pendengaran 0 1 x

(Giancoli, 1999).

4. Bunyi

Bunyi merupakan gelombang longitudinal yang merambat melalui medium.

Medium perantara ini dapat berupa zat cair, padat dan gas (Halliday, 1998).

Kebanyakan gelombang suara merupakan gabungan beberapa sinyal, akan tetapi

suara murni dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau frekuensi yang diukur

dalam hertz (Hz) dan amplitudo atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran

dalam desibel. Kecepatan bunyi diudara tergantung pada medium yang dilaluinya

dan suhu medium. Kecepatan bunyi pada berbagai materi terlihat pada Tabel 2.4.

Page 8: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkaitdigilib.unila.ac.id/16184/125/BAB II.pdf · 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkait Penelitian mengenai analisis kebisingan telah banyak

13

Tabel 2.4. Kelajuan bunyi di berbagai materi pada suhu 27°C

No Jenis Medium Kelajuan Bunyi (m/s)

1 Udara 343

2 Udara 0°C 331

3 Helium 1005

4 Hidrogen 1300

5 Air 1440

6 Air laut 1560

7 Besi dan Baja 5000

8 Kaca 4500

9 Aluminium 5100

10 Kayu keras 4000

Terlihat pada Tabel 2.4 kelajuan bunyi pada saat kita berbicara adalah sekitar 343

m/s (Giancoli, 1999). Kecepatan rambat gelombang suara di udara dirumuskan

dengan persamaan 2.3.

.................................................... (2.2)

Dengan K merupakan modulus Bulk dan merupakan massa jenis udara (Tipler,

1998).

5. Gelombang

Gelombang adalah gejala rambatan dari suatu getaran. Gelombang akan terus

terjadi apabila sumber getaran bergetar terus menerus. Gelombang membawa

energi dari satu tempat ketempat lainnya. Gelombang mekanik merupakan

gelombang yang dalam perambatannya memerlukan perantara atau medium.

Medium dapat berupa benda padat, cair dan gas (Wolinsky, 2005). Suara

merupakan salah satu contoh gelombang mekanik yang merambat melalui

perubahan tekanan udara (rapat-renggangnya molekul-molekul udara). Tanpa

udara suara tidak bisa dirambatkan. Gelombang mekanik terbagi dalam dua buah

gelombang yakni gelombang transversal dan gelombang longitudinal. Gelombang

Page 9: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkaitdigilib.unila.ac.id/16184/125/BAB II.pdf · 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkait Penelitian mengenai analisis kebisingan telah banyak

14

transversal adalah gelombang yang arah getarnya tegak lurus dengan arah

rambatannya. Bentuk getarannya berupa lembah dan bukit seperti pada gambar

dibawah ini.

Gambar 2.2. Gelombang Transversal

Berdasarkan gambar 2.2 dapat dijelaskan bahwa arah rambat gelombang adalah

kekiri dan kekanan, sedangkan arah getarnya adalah ke atas dan ke bawah.

Gelombang longitudinal merupakan gelombang yang arah rambatnya sejajar

dengan arah getarnya. Bentuk getarannya berupa rapatan dan regangan seperti

pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.3. Gelombang longitudinal.

Page 10: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkaitdigilib.unila.ac.id/16184/125/BAB II.pdf · 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkait Penelitian mengenai analisis kebisingan telah banyak

15

Berdasarkan gambar 2.3 arah rambat gelombangnya dari kiri ke kanan dan arah

getarannya ke kiri dan ke kanan juga. Oleh karena itu, gelombang ini merupakan

gelombang longitudinal yang arah getar dan arah rambatnya sejajar.

Dalam sebuah gelombang memiliki sebuah panjang gelombang (λ), lembah dan

bukit. Panjang gelombang merupakan sebuah ukuran yang menyatakan sebuah

jarak yang dibentuk dari satu bukit dan satu lembah, atau perhatikan pada Gambar

2.2. Dalam penggambaran sebuah gelombang dikenal istilah periode (T) yang

dapat didefinisikan sebagai waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu siklus.

Gambar 2.4. Ilustrasi bagian-bagian gelombang

Periode memiliki hubungan terhadap frekuensi. Frekuensi merupakan banyaknya

getaran yang dilakukan dalam perdetik. Hubungan ini dapat diuraikan dalam

Persamaan 2.1

dimana dalam Hz (1/s) dan T dalam satuan detik. Amplitudo merupakan sebuah

simpangan terjauh dalam sebuah gelombang (Bueche dan Hecht, 1997).

Ada dua jenis kecepatan gelombang :

a. Kecepatan osilasi yaitu kecepatan gelombang bolak-balik disekitar titik

setimbang.

λ

amplitudo

Page 11: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkaitdigilib.unila.ac.id/16184/125/BAB II.pdf · 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkait Penelitian mengenai analisis kebisingan telah banyak

16

b. Kecepatan gelombang untuk menjalar atau cepat rambat gelombang yang

dirumuskan dengan Persamaan 2.2.

....................................................... (2.4)

dengan merupakan kecepatan gelombang suara, panjang gelombang dan

merupakan periode (Ishaq, 2007).

6. Getaran

Getaran adalah suatu gerak bolak-balik disektar kesetimbangan. Kesetimbangan

merupakan keadaan dimana suatu benda berada pada posisi diam jika tidak ada

gaya yang bekerja pada benda tersebut. Getaran memiliki amplitudo (jarak

simpangan terjauh dengan titik tengah) yang sama. Kebanyakan suara adalah

gabungan beberapa sinyal getar terdiri dari gelombang harmonis.

Dalam fisika, terdapat beberapa jenis getaran, diantaranya :

a. Gerak harmonik sederhana

Gerak ini terjadi karena adanya gaya pemulih yang selalu melawan posisi

benda agar kembali ke titik setimbang. Pada gaya ini tidak terdapat gaya

disipatif, seperti gaya gesek dengan udara atau gaya gesek antara komponen

sistem (Ishaq, 2007). Jika digambarkan dalam sebuah grafik simpangan

terhadap waktu maka akan didapatkan Grafik 2.5

Page 12: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkaitdigilib.unila.ac.id/16184/125/BAB II.pdf · 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkait Penelitian mengenai analisis kebisingan telah banyak

17

Gambar 2.5. Gerak harmonik sederhana (Giancoli, 1999)

Ketiadaan gaya disipatif atau gaya gesek mengakibatkan amplitdo grafik

sinus selalu konstan (Ishaq, 2007).

b. Gerak harmonik teredam

Gerak harmonik teredam terjadi akibat adanya redaman yang disebabkan oleh

hambatan udara dan gesekan pada sistem yang bergetar sehingga amplitudo

osilasi berkurang.

Gambar 2.6. Gerak harmonik teredam (Giancoli, 1999)

c. Getaran yang dipaksakan

Ketika benda bergetar maka benda tersebut bergetar dengan frekuensi

alaminya. Namun, benda tersebut bisa mendapat gaya eksternal (frekuensi

eksternal) yang juga mempengaruhinya. Gaya eksternal tersebut yang

T

y=0

y=A amplitudo (A)

x

t

Page 13: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkaitdigilib.unila.ac.id/16184/125/BAB II.pdf · 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkait Penelitian mengenai analisis kebisingan telah banyak

18

dimaksud dengan getaran yang dipaksakan. Pada getaran yang dipaksakan,

amplitudo getaran bergantung pada perbedaan frekuensi eksternal ( f ) dan

frekuensi alami ( ). Jika f = maka amplitudo bisa bertambah sangat besar

(Giancoli, 1999).

7. Temperatur

Temperatur atau suhu merupakan ukuran panas dinginnya suatu benda. Banyak

sifat zat yang berubah terhadap temperatur, diantaranya zat akan memuai jika

dipanaskan, besi akan menjadi lebih panjang ketika panas dibanding ketika besi

dalam keadaan dingin, hambatan listrik berubah terhadap temperatur, dan

sebagainya (Giancoli, 1998). Temperature adalah ukuran energy rata-rata dari

pergerakan molekul-molekul. Suhu suatubenda merupakan keadaan dimana

menentukan kemampuan benda tersebut untuk memindahkan atau transfer panas

ke benda-benda lain atau menerima panas dari benda-benda lainnya (Kristanto,

2013). Temperatur juga mempengaruhi kecepatan suara, jika udara dingin maka

kecepatan rambat suara menjadi lambat, sedangkan jika udara relatif panas maka

kecepatan suara menjadi lebih cepat.

Adapun kecepatan rambat suara diudara yang berhubungan dengan temperatur

dimana temperatur T dipengaruhi oleh massa molekul M dirumuskan Persamaan

2.6.

............................................................. (2.5)

dengan R adalah konstanta gas dan merupakan konstanta yang bergantung pada

jenis (Tipler, 1998).

Page 14: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkaitdigilib.unila.ac.id/16184/125/BAB II.pdf · 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkait Penelitian mengenai analisis kebisingan telah banyak

19

8. GPS

GPS atau lebih dikenal dengan Global Positioning System merupakan sebuah alat

yang memadai untuk mengambil data lapangan. GPS memungkinkan pengguna

untuk mengetahui lokasi pengguna dengan tepat. Sistem ini pertama kali

diorbitkan pada 22 Februari 1978 dan terakhir diluncurkan pada 9 Oktober 1985.

Secara umum, sistem GPS ini memiliki bagian-bagian seperti pada Gambar 2.7.

Gambar 2.7. Bagian-bagian sistem GPS

Berdasarkan Gambar 2.7, Sistem GPS terbagi menjadi tiga sistem yakni bagian

kontrol, bagian satelit dan bagian pengguna. Bagian kontrol merupakan bagian

yang melakukan kontrol terhadap sistem satelit yang mengorbit diluar angkasa,

satelit merupakan bagian yang akan memancarkan sinyal GPS ke permukaan

Bumi, dan user merupakan bagian pengguna sistem GPS.

Beberapa kontrol yang ada di dunia ini dapat dipaparkan pada Gambar 2.8.

Page 15: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkaitdigilib.unila.ac.id/16184/125/BAB II.pdf · 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkait Penelitian mengenai analisis kebisingan telah banyak

20

Gambar 2.8. Peta GPS kontrol (El-Rabbany, 2002).

Prinsip kerja dari GPS untuk mengetahui sebuah tempat menggunakan 4 referensi

atau lebih sinyal GPS yang dipancarkan oleh satelit ke pengguna (Leica,1999).

Penggambaran prinsip kerja GPS terpapar pada Gambar 2.9.

Gambar 2.9. Penggambaran prinsip kerja GPS (Manual books. 2000)

Dalam mendapatkan posisi, ketinggian, dan informasi data rute yang dilalui,

sebuah GPS menggunakan perbandingan radius dari titik-titik referensi satelit

yang digunakan yang bertumpu pada satu titik pengguna. Penggambaran proses

ini terlihat pada Gambar 2.10.

Page 16: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkaitdigilib.unila.ac.id/16184/125/BAB II.pdf · 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkait Penelitian mengenai analisis kebisingan telah banyak

21

Gambar 2.10. Proses penentuan informasi dari suatu

tempat (El-Rabbany, 2002).

Dalam menentukan jarak antara satelit ke pengguna, digunakan rumus

Distance = Velocity x Time

dimana distance merupakan jarak satelit ke penerima (Rn), velocity merupakan

cepat rambat gelombang radio sebesar 290,000 km per second /(186,000 miles per

second), dan time merupakan waktu yang dibutuhkan oleh sinyal berjalan dari

pemancar ke penerima (Leica, 1999).

9. Topographi

Peta topografi merupakan peta yang bisa disajikan dengan garis kontur atau

bayangan ketinggian. Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik

elevasi yang sama. Untuk perbedaan ketinggian yang curam, garis kontur

biasanya dibuat tebal dan saling berdekatan satu sama lain. Garis kontur

memberikan informasi tentang daerah peta secara detail seperti ketinggian bukit,

lembah, jalan raya dan arah aliran sungai. Sebuah garis kontur di dalam peta tidak

akan pernah berakhir. Garis kontur mulai dan diakhiri pada tepi peta atau menutup

pada dirinya sendiri sehingga membentuk lingkaran atau oval di atas peta.

Page 17: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkaitdigilib.unila.ac.id/16184/125/BAB II.pdf · 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkait Penelitian mengenai analisis kebisingan telah banyak

22

Gambar 2.11. Penggambaran medan dengan garis kontur

(Wirshing dan Wirshing, 1995).

Syarat untuk melakukan pengukuran topograpi adalah titik kontrol yang baik.

Titik kontrol dibagi menjadi dua yaitu titik kontrol horisontal dan titik kontrol

vertikal. Titik kontrol horisontal merupakan dua titik atau lebih di tanah yang

kedudukannya horisontal terhadap jarak dan arah. Sedangkan titik kontrol vertikal

merupakan titik yang dibentuk oleh titik tetap duga pada atau dekat sebidang

tanah yang diukur (Brinker dkk, 1997).

10. Sound Level Meter Lutron SL-4011

Sound level meter merupakan alat ukur untuk menghitung tingkat kebisingan

suara. Dalam pengukuran menggunakan sound level meter, ada beberapa faktor

yang membuat gelombang suara yang terukur dapat bernilai tidak sama dengan

nilai intensitas gelombang suara sebenarnya. Faktor tersebut adalah adanya angin

yang bertiup dari berbagai arah, pengaruh kecepatan angin dan posisi tempat

pengukuran yang terbuka menyebabkan nilai yang terukur oleh sound level meter

Page 18: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkaitdigilib.unila.ac.id/16184/125/BAB II.pdf · 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkait Penelitian mengenai analisis kebisingan telah banyak

23

tidak akurat. Sound level meter SL-4011 mempunyai karakteristik karakteristik

sebagai berikut:

a. Fitur-fitur

Beberapa fitur dasar yang dimiliki oleh alat ini antara lain:

1. LCD yang besar mempermudah untuk pembacaan.

2. Jaringan pembobotan frekuensi dirancang untuk memenuhi standar IEC 61672

tipe 2.

3. Mode pembobotan waktu dinamis karakteristik (cepat/lambat).

4. AC/DC keluaran untuk fungsi masukkan perangkat lain

5. Dibangun dengan adj. (adjust) VR yang memungkinkan proses kalibrasi

dengan mudah.

6. Menggunakan microphone kondensor untuk akurasi yang tinggi dan stabilitas

jangka panjang.

7. Fungsi penahan maksimum untuk menyimpan nilai maksimum pengukuran.

8. Indikator pengingat ketika kelebihan dan kekurangan masukkan.

9. LCD menggunakan konsumsi daya rendah dan memiliki tampilan cerah dalam

kondisi cahaya terang ambient (rata-rata).

10. Dapat digunakan tahan lama, umur komponen lama dan berat ringan dengan

menggunakan casing plastik ABS.

11. Pengingat baterai rendah.

b. Spesifikasi

Beberapa spesifikasi dasar yang dimiliki sound level meter Lutron SL-4011

terlihat pada Tabel 2.4 berikut:

Page 19: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkaitdigilib.unila.ac.id/16184/125/BAB II.pdf · 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkait Penelitian mengenai analisis kebisingan telah banyak

24

Tabel 2.5. Spesifikasi dasar sound level meter Lutron SL-4011

Karakteristik Nilai karakteristik

Layar 18 mm (0,7”) LCD (Liquid Crystal Display), 3 ½ digits

Fungsi

dB (A & C pemilih frekuensi), pemilih waktu

(cepat/lambat) penahan maksimum, AC & DC keluaran

Range pengukuran 3 range, 30 – 130 dB, masukkan hanya berupa sinyal

Resolusi 0,1 dB

Akurasi

Pemilih frekuensi memenuhi IEC 61672 tipe 2,

kalibrasi sinyal masukkan pada 94 dB(31.5 Hz – 8

kHz) dan akurasi untuk pemilih A mengikuti spesifikasi

31.5 Hz - ±3 dB, 63 Hz - ±2 dB, 125 Hz - ±1,5 dB, 250

Hz - ± 1,5 dB, 500 Hz - ±1,5 dB, 1 kHz - ±1,5 dB, 2

kHz - ±2 dB, 4 kHz - ±3 dB, 8 kHz - ±5 dB

Frekuensi kalibrasi

31,5 Hz – 8000 Hz

B & K (Bruel & kjaer), multi fungsi kalibrator model

4226

Mikrophon Microphone kondensator elektris

Ukuran mikrophon ½ inch ukuran standar

Range penyeleksi

30 – 80 dB, 50 -100 dB, 80 – 130 dB, 50 dB pada setiap

langkah, dengan lebih dari & di bawah range indikasi

Pemilih waktu

Cepat t=200 ms, lambat t=500 ms

Range cepat disimulasikan untuk daya respon

pemilihan waktu pendengaran manusia.

Range lambat sangat mudah digunakan untuk

mendapatkan nilai rata-rata dari vibration sound level.

Kalibrasi

Dibangun dengan kalibrasi uar VR, mudah untuk

dikalibrasi degan obeng luar

Sinyal keluaran

Keluaran AC – AC 0,5 Vrms berkorespondensi dengan

step pendengaran Keluaran DC- DC 0,3-1,3 VDC, 10

mV per dB.

Impedansi keluran – 600 ohm.

Terminal keluaran

3,5 terminal keluaran phone yang disediakan untuk

koneksi dengan analyzer, perekam level, dan tape

recorder.

Temperatur operasi 0o C hingga 32

oC (32

oF hingga 122

oF)

Kelembapan operasi Kurang dari 80 % RH

Power supply Battery 006P DC 9 V ( heavy duty type)

Konsumsi daya Approx. DC 6 mA

Ukuran 255 x 70 x 28 mm (10,0 x 2,8 x 1,1 inch)

Berat

Aksesoris standar Instruksi manual 1 buah

Aksesoris tambahan

94 dB Sound Calibrator model SC-941

94 dB/114dB Sound Calibrator model SC-942

Kotak pembawa model CA-06

Page 20: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkaitdigilib.unila.ac.id/16184/125/BAB II.pdf · 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkait Penelitian mengenai analisis kebisingan telah banyak

25

Gambar 2.12. Sound level meter model SL-4011 (Lutron A, 2014).

11. Surfer Golden Software

Surfer merupakan sebuah perangkat lunak yang banyak digunakan dalam

pembuatan kontur, pembuatan grid, pemetaan wilayah oleh orang saintis dan

peneliti guna menghasilkan peta dengan cepat dan mudah. Dalam pemakaiannya,

perangkat lunak ini memiliki beberapa bagian dasar yang dipaparkan pada

Gambar 2.13.

Page 21: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkaitdigilib.unila.ac.id/16184/125/BAB II.pdf · 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkait Penelitian mengenai analisis kebisingan telah banyak

26

Gambar 2.13. Tampilan perangkat lunak surfer dan bagian-bagiannya

Kegunaan dari bagian-bagian perangkat lunak dapat dijelaskan sebagai berikut ini:

a. Title Bar merupakan bagian yang menunjukkan halaman yang aktif.

Penamaan halaman yang aktif ditambahkan dengan ekstensi .SRF

b. Menu Bar berisikan baris perintah yang digunakan untuk menjalankan Surfer.

c. Tabbed Document merupakan bagian dimana Surfer dapat mendukung untuk

jenis tabbed document, plot dokumen, lembar kerja, dan editor node

dokumen.

d. Toolbar merupakan bagian yang berisikan tombol icon proses dalam surfer.

Pengguna hanya perlu memilih icon yang akan digunakan. Icon ini dapat

diatur melalui menu tool-customize.

Title Bar Menu Bar Tabbed Windows

Plot, Worksheet, Grid Tool Bar

Status Bar Plot Windows Object Manager Property Manager

Page 22: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkaitdigilib.unila.ac.id/16184/125/BAB II.pdf · 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkait Penelitian mengenai analisis kebisingan telah banyak

27

e. Status Bar merupakan bagian yang akan menunjukkan status kemajuan,

presentasi penyelesaian dan waktu tersisa.

f. Object Manager berisikan hierarki dari semua objek dalam dokumen yg

ditampilkan dalam tree-view.

g. Desktop merupakan bagian belakan dari worksheet dan grid editor.

h. Border merupakan bagian tepi dari lembar kerja atau worksheet.

Surfer dapat digunakan untuk pembuatan beberapa peta diantaranya:

1. Base map

Base map merupakan peta yang akan menampilkan batas-batas pada peta dan

berisi kurva, poin, teks, atau gambar. Base map dapat dilapisi dengan peta

lain untuk memberikan rincian seperti jalan, sungai, lokasi kota dan kontur

suatu daerah. Penggambaran base map terlihat pada Gambar 2.14.

Gambar 2.14. Bentuk base map

2. Contour map

Contour map merupakan representasi dua dimensi dari tiga buah data. Dalam

peta kontur, untuk nilai z yang sama akan ditarik garis kontur. Garis kontur

ini dapat ditampilkan dalam warna atau pola. Bentuk dari peta kontur terlihat

pada Gambar 2.15.

Page 23: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkaitdigilib.unila.ac.id/16184/125/BAB II.pdf · 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkait Penelitian mengenai analisis kebisingan telah banyak

28

Gambar 2.15. Bentuk Contour map

3. Post map dan classed post map

Pots map digunakan untuk menunjukkan lokasi data berada yang

direpresentasikan dengan simbol-simbol. Bentuk Post map dan classed post

map terlihat pada Gambar 2.16.

Gambar 2.16. Bentuk Post map dan classed post map

4. Image map

Image map merupakan gambar yang didasarkan pada grid file yang

digunakan. Penetapan warna gambar berdasarkan nilai z dari grid file. Bentuk

Image map terlihat pada Gambar 2.17.

Page 24: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkaitdigilib.unila.ac.id/16184/125/BAB II.pdf · 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkait Penelitian mengenai analisis kebisingan telah banyak

29

Gambar 2.17. Bentuk Image map

5. Shaded relief map

Shaded relief map merupakan peta arsiran batuan. Pewarnaan peta batuan

didasarkan pada orientasi kemiringan relatif terhadap sumber cahaya. Dalam

hal ini orientasi dalam surfer dihitung setiap sel grid dan pemantulan cahaya

sumber pada permukaan grid. Bentuk Shaded relief map terlihat pada

Gambar 2.18.

Gambar 2.18.Bentuk Shaded relief map

6. Vector map

Vector map merupakan peta yang direpresentasikan dengan vektor. Gambar

vector map terlihat pada Gambar 2.19.

Page 25: II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkaitdigilib.unila.ac.id/16184/125/BAB II.pdf · 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terkait Penelitian mengenai analisis kebisingan telah banyak

30

Gambar 2.19. Bentuk Vector map

7. Watershed map

Watershed map merupakan peta yang menampilkan aliran air dalam sebuah

daerah. Bentuk Watershed map terlihat pada Gambar 2.20.

Gambar 2.20. Bentuk Watershed map

8. 3D Surface map

3D surface map merupakan sebuah peta dalam bentuk tiga dimensi. Dalam

jenis peta ini akan tampak representasi dari suatu wilayah yang dpetakan.

Gambar 2.21. Bentuk 3D surface (User’s Guide, 2012).