€¦ · ii tim penyusun harapan di balik tembok pergudangan cengklong, buku ini merupakan hasil...
TRANSCRIPT
Harapan Di Balik
Tembok Pergudangan
Cengklong
Editor
Dr. Hj. Masyrofah, S.Ag, M.Si
Tim Penulis
Hanna Mahaerani P Putri, dkk.
ii
TIM PENYUSUN
Harapan di balik tembok pergudangan Cengklong, buku ini
merupakan hasil laporan kegiatan KKN-PPM
kelompok 109 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun
2019 di Desa Cengklong, kecamantan Kosambi,
Kabupaten Tangeran, Banten.
@SOCRATIVE2019_Kelompok KKN 109
Tim Penyusun
Editor
Penulis Utama
Penata Letak
Design Cover
Pemeriksa Teknis Penulisan
Pemeriksa Kesesuaian Isi
Penyedia Bahan Pustaka dan
Gambar
Kontributor
:Dr. Hj. Masyrofah, S.Ag, M.Si
:Hanna Mahaerani Purnomo Putri
:Hanna Mahaerani Purnomo Putri
:Ikhwan Fajar Ramadhan
:Hanna Mahaerani Purnomo Putri
:Intan Dwi Cahyani, Hanna Mahaerani Punomo Putri
:Ikhwan Fajar Ramadhan, Intan Dwi Cahyani, dan Farah
Syuraih Muchtar.
:Sholahuddin, Achmad Fauzi Hakiki, Zulfa Amelia
Solihah, Putri Islamiati, Mutia Ramadhayanti, Hanna
Mahaerani Purnomo Putri, Muhamad Babay Muztaba,
Albanani Amirulloh, Rahmad Dwi Robiansah, Fikis
Silmi Faiza, M. Hilmanul Hukama', Isna Asriyah Siregar,
Muhammad Siril Asror, Farah Syuraih Muchtar, Intan
Dwi Cahyani, Eni Sutrieni, dan Tara Nur Tsania.
Diterbitkan atas kerjasama dengan pusat pengabdian
kepada Masyarakat (PPM) – LP2M UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dengan kelompok KKN 109
Socrative
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Buku Laporan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pengabdian kepada Masyarakat
Desa Cengklong oleh 18 Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta kelompok KKN nomor 109 Socrative di Desa
Cengklong, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Banten, yang
berjudul Harapan Di Balik Tembok Pergudangan telah di periksa dan di
sahkan pada tanggal 31 Desember 2019.
Dosen Pembimbing
Dr. Hj. Masyrofah, S.Ag, M.Si
Nip. 197812302001122002
Menyetujui
Pjs. Koordinator Program KKN-PPM
Dr. Eva Nugraha, M.Ag
NIP. 19710217 199803 1 002
Mengetahui,
Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Dr. Kamarusdiana, S.Ag.,MH
NIP. 1 97202241998031003
Banyak dari kegagalan dalam hidup yang terjadi
adalah, orang-orang yang tidak menyadari seberapa dekat mereka dengan kesuksesan ketika mereka
memutuskan untuk menyerah.
- Thomas A. Edision.
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahi rabbil’ alamin atas rasa syukur untuk segala – galanya.
Segala puji bagi Allah Subhanallahu wa Ta’ala yang telah memberikan
nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya untuk kita semua. Sehingga kelompok
kami dapat menyelesaikan laporan ini sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan oleh P2M. Shalawat serta salam tidak lupa kami curahkan dan
kami panjatkan kepada baginda besar Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi
Wassallam, keluarga, dan para sahabat yang telah memberikan petunjuk
dengan risalah – risalahnya kepada umat manusia di muka bumi terutama
untuk saling menyayangi, mengasihi, dan membantu sesama saudara
muslim.
Buku ini kami buat sebagai laporan kegiatan selama mengikuti
Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan sebagai media informasi di Desa Cengklong,
Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, laporan ini
membahasan mengenai kegiatan yang sudah kami lakukan di desa dan hal–
hal terkait Desa Cengklong. Kemudian, buku laporan ini merupakan evaluasi
laporan kegiatan selama menjalankan KKN-PpMM yang dilaksanakan sejak
tanggal 23 Juli sampai dengan 23 Agustus 2019 yang dilaksanakan di Desa
Cengklong, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten.
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan oleh
kelompok kami merupakan suatu wujud implementasi Tri Dharma
Perguruan Tinggi yang merupakan wujud pengabdian kepada masyarakat
dan sebagai pembuktian peran dan fungsi mahasiswa sebagai Agent Of Change
mahasiswa juga bertindak sebagai penggerak yang mengajak seluruh
masyarakat untuk dapat bergerak dalam melakukan perubahan ke arah yang
lebih baik lagi. Dengan melalui kegiatan KKN ini, kami dapat belajar
menyalurkan nilai-nilai sosial kemasyarakatan dan ilmu yang kita peroleh di
bangku perkuliahan khusus nya dalam bidang keagamaan, kesehatan, dan
pendidikan yang nantinya diharapkan dapat membantu masyarakat dengan
cara berkontribusi memberikan ilmu pengetahuan baru dan meningkatan
sumberdaya melalui kegiatan–kegiatan yang dirancang untuk para
masyarakat desa agar menjadi desa yang lebih baik lagi.
vi
Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besar nya kepada
pihak - pihak yang telah bersedia membantu dan sekaligus berpartisipasi
dalam terselenggaranya kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) 2019, yaitu di
antaranya :
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis Lc, MA selaku
rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai penanggug jawab
besar atas berjalannya kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini
sebagai bentuk perwujudan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.
2. Dr. Kamarusdiana, S.Ag.,MH selaku Kepala Pusat Pengabdian
kepada Masyarakat (PPM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memberikan bekal melalui arahan pelaksanakan KKN baik
sebelum kegiatan dilaksanakan hingga kegiatan berakhir.
3. Dr. Eva Nugraha, M. Ag, sebagai Koordinator Program KKN-
PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah berperan aktif
membimbing dan membantu para Mahasiswa yang akan
melaksanakan KKN dengan memberikan arahan dalam
penyusunan laporan KKN dengan menyediakan workshop dan
membuat buku Pedoman Pengabdian Masyarakat yang berisi
panduan–panduan dalam menyusun laporan KKN 2019. Sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan sesuai dengan aturan dan
arahan yang telah ditetapkan.
4. Para staf PpMM yang ikut serta membantu kita dalam
melaksanakan KKN.
5. Dr. Hj. Masyrofah, S.Ag, M.Si., M.Si selaku Dosen Pembimbing
kelompok KKN 109 Socrative yang telah membimbing,
menuntun, dan mengayomi kami sebagai anak bimbingannya
mulai dari awal dimulainya kkn hingga berakhirnya KKN dan
membantu dalam proses pembuatan buku laporan kegiatan KKN
kelompok 109.
6. Bapak H. Saduni, S. Sos,. Selaku Pejabat Sementara (PJS) Desa
Cengklong, beserta pendampingnya Bapak Asmat S selaku
Sekretaris Desa Cengklong dan para staf Kelurahan Desa
Cengklong yang memberikan izin kepada kami untuk
melaksanakan kegiatan KKN serta membantu merealisasikan
kegiatan–kegiatan KKN kelompok 109 Socrative di Desa
Cengklong.
vii
7. Bapak Jidan selaku ketua RW 004 yang telah menerima dan
mengizinkan kami untuk bertempat tinggal di lingkungan RW
004 selama satu bulan, bersinegri dalam setiap acara dan kegiatan
KKN Socrative.
8. Bapak Ustadz Haeruddin selaku amil dari Musholla Nurul
Hikmah RW 004 yang telah menerima, membantu, membimbing,
dan mengayomi kami seperti anak beliau sendiri. Terimakasih
pak Ustadz sudah seperti orang tua sendiri bagi KKN Socrative,
apa yang kau tanam pada kami, akan kami tuai sebaik mungkin.
9. Para tokoh masyakarat, Bapak Mandor, tokoh agama, Dewan
Keluarga Masjid (DKM), Badan Permusyawaratan Desa (BPD),
Ibu–Ibu PKK, dan para penduduk lainnya yang senantiasa
membantu kami dan mengikut sertakan kami dalam kegiatan
desa.
10. Kepala sekolah SDN III Cengklong dan SMAS Yadika 10 Kosambi
yang telah memberikan izin kepada kami untuk membantu
melakukan program kegiatan KKN Socrative dan turut
berpartisipasi dalam program kegiatan kami khususnya dalam
bidang pendidikan.
11. Seluruh masyarakat Desa Cengklong khusus nya Rawa Lindung
yang telah menerima kehadiran kami untuk melaksakanan KKN
dan turut ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang
dilakukan KKN Socrative.
12. Kepada keluarga khususnya kedua orang tua anggota KKN
Socrative 109 yang telah memberikan dukungan, nasihat, amanat
serta do'a selama kami melaksanakan kegiatan KKN.
13. Sahabat Socrative yang telah berjuang bersama - sama, membantu
sesama, dan saling menyemangati dari awal persiapan kegiatan
KKN hingga penyusunan laporan KKN.
14. Semua pihak yang telah mendukung kami baik secara bantuan
moril maupun materil dalam terlaksanakanya kegiatan KKN
Socrative 109 di Desa Cengklong.
Terlepas dari keberhasilan KKN-PpMM yang telah dicapai, kami
menyadari bahwa selama pelaksanaan KKN-PpMM UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2019, Desa Cengkong, Kabupaten Tangerang
masih banyak kekurangan baik dari segi pelaksanaan kegiatan, maupun
viii
dalam penyusunan buku laporan akhir ini. Oleh karena itu, kritik dan saran
sangat kami harapkan untuk kesempurnaan buku ini. Besar harapan kami
terhadapa pembuatan buku laporan ini agar bermanfaat baik untuk penulis
maupun pembaca dari buku Harapan di Balik Tembok Pergudangan
Cengklong. Termasuk untuk pihak - pihak yang membutuhkan buku ini
sebagai bahan acuan kedepannya dalam pelaksanaan kegiatan KKN.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Ciputat, 1 Oktober 2019
KKN SOCRATIVE
ix
DAFTAR ISI
TIM PENYUSUN .................................................................................................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ v
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... xv
IDENTITAS KELOMPOK ............................................................................................. xvii
RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................................ xix
Harapan Kita Semua ......................................................................................................... xxi
BAGIAN 1 : ................................................................................................................................ 1
DOKUMENTASI HASIL KEGIATAN ............................................................................ 1
BAB I ........................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN................................................................................................................... 3
A. Dasar Pemikiran ................................................................................................... 3
B. Kondisi Umum Desa Cengklong .................................................................... 4
C. Permasalahan dan Aset DesaCengklong ....................................................... 5
D. Profil Kelompok KKN-PpMM 109 Socrative .............................................. 7
E. Fokus atau Prioritas Program .......................................................................... 11
F. Sasaran dan Target ............................................................................................. 13
G. Jadwal Pelaksanaan Program ......................................................................... 17
H. Pendaan dan Sumbangan ................................................................................. 19
I. Sistematika Penulisan ....................................................................................... 19
BAB II ....................................................................................................................................... 21
METODE PELAKSANAAN PROGRAM ..................................................................... 21
A. Pendekatan ............................................................................................................... 21
B. Pemetaan wilayah dan Masyarakat ................................................................. 22
C. Pendekatan Dalam Pemberdayaan Masyarakat ........................................... 24
x
D. Strategi Implementasi Program dan Kegiatan ............................................ 28
BAB III ...................................................................................................................................... 31
KONDISI DESA CENGKLONG ...................................................................................... 31
A. Sejarah Singkat Desa Cengklong. ...................................................................... 31
B. Letak Geografis ...................................................................................................... 32
C. Struktur Penduduk Desa ..................................................................................... 37
D. Sarana dan Prasarana............................................................................................ 42
BAB IV ..................................................................................................................................... 49
DESKRIPSI HASIL PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN ............................... 49
A. Kerangka Pemecahan Masalah .......................................................................... 49
B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan pada Masyarakat.......................... 55
C. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan pada Masyarakat................. 69
D. Faktor-faktor Pencapaian Hasil........................................................................ 80
BAB V ...................................................................................................................................... 83
PENUTUP ............................................................................................................................. 83
A. Kesimpulan ...............................................................................................................83
B. Rekomendasi........................................................................................................... 84
BAB VI ..................................................................................................................................... 87
PENGGALAN KISAH INSPIRATIF KULIAH KERJA NYATA (KKN) ............ 87
A ............................................................................................................................................ 87
Secarik Senja di Langit Khatulistiwa Senyum Desa Cengklong Oleh: Rahmad Dwi Robiansah ................................................................................................................... 87
B .............................................................................................................................................97
Satu Mimpi Sejuta Harapan .........................................................................................97
Oleh : Hanna Mahaerani Purnomo Putri .....................................................................97
C .......................................................................................................................................... 105
Rubrik Kuliah Kerja Ngapain yak? ........................................................................... 105
Oleh : Fikis Silmi Faiza .................................................................................................. 105
D .......................................................................................................................................... 114
Kebersamaan di Tanah Sejuta Impian ..................................................................... 114
Oleh: Sholahuddin .......................................................................................................... 114
E ........................................................................................................................................... 122
xi
Menabung Kisah Inspiratif Masa Depan ................................................................ 122
Oleh : Achmad Fauzi Hakiki ........................................................................................ 122
F ............................................................................................................................................ 131
Surat Cinta Untuk Cengklong .................................................................................... 131
Oleh : Zulfa Amelia Solihah ........................................................................................... 131
G .......................................................................................................................................... 139
Sekedar Berbagi, Tapi Bukan Sekedarnya .............................................................. 139
Oleh : Putri Islamiati ...................................................................................................... 139
H .......................................................................................................................................... 147
Cahaya di Langit di Desa Cengklong ...................................................................... 147
Oleh : Mutia Ramadhayanti .................................................................................... 147
I ............................................................................................................................................ 155
Datang Untuk Pergi ...................................................................................................... 155
Oleh : Muahamad Babay Muztaba .............................................................................. 155
J ............................................................................................................................................ 163
Secercah Harapan Untuk Desa Cengklong ............................................................ 163
Oleh: Tara Nur Tsania .................................................................................................. 163
K ........................................................................................................................................... 171
Desa Cengklong yang Berkesan di Hati ................................................................... 171
Oleh : Albanani Amirulloh ............................................................................................. 171
L ........................................................................................................................................... 179
Perbedaan Membuat Kebersamaan ......................................................................... 179
Oleh : Eni Sutrieni ........................................................................................................... 179
M ......................................................................................................................................... 187
Rumah ............................................................................................................................... 187
Oleh : M. Hilmanul Hukama' ....................................................................................... 187
N .......................................................................................................................................... 198
Sejuta Pengalaman Dibalik Debu yang Beterbangan .......................................... 198
Oleh: Isna Asriyah Siregar ............................................................................................. 198
O ......................................................................................................................................... 206
“Sekepal Harapan di Balik Debu Cengklong” ...................................................... 206
xii
Oleh: Muhammad Sirril Asror ..................................................................................... 206
P ........................................................................................................................................... 214
Cengklong dan 1001 Gemuruh ................................................................................... 214
Oleh : Farah Syuraih Muchtar ...................................................................................... 214
Q ......................................................................................................................................... 222
KKN Dari Kacamata Generasi Milenial ................................................................. 222
Oleh : Ikhwan Fajar Ramadhan .................................................................................. 222
R .......................................................................................................................................... 231
Serba-serbi Kenangan di Desa Cengklong ............................................................. 231
Oleh: Intan Dwi Cahyani ............................................................................................... 231
BAB VII ................................................................................................................................. 241
KESAN WARGA ATAS PROGRAM KKN .............................................................. 241
A. Kesan Tokoh Masyarakat .................................................................................. 241
B. Kesan Masyarak Desa Cengklong .................................................................. 244
C. Kesan Pemuda Desa ............................................................................................ 245
D. Kesan anak-anak Desa Cengklong ................................................................. 245
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 247
BIOGRAFI ...........................................................................................................................249
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Prioritas Program dan Kegiatan………………………………………………….………11
Tabel 1.1 : Sasaran dan Target Kegiatan………………………………………………….…………..13
Tabel 1.2 : Jadwal Pelaksanaan Program Pra KKN-PpMM 2019………………………….17
Tabel 1.3 : Jadwal Pelaksanaan Program di Lokasi KKN……………………………………..17
Tabel 1.5 : Jadwal Kegiatan Laporan dan Evaluasi Program…………………………………18
Tabel 1.6 : Pendanaan………………………………………………….……………………………..……18 Tabel 1.7 : Sumbangan………………………………………………….………………………………….18 Tabel 3. 1 : Dusun Cengklong ............................................................................... 32
Tabel 3. 2 : Batas Wilayah Desa Cengklong .......................................................... 33
Tabel 3. 3 : Jumlah Penduduk Cengklong menurut Jenis Kelamin…………………..….37
Tabel 3. 4 : Jumlah Penduduk Cengklong Berdasarkan Agama. ............................ 38
Tabel 3. 5 : Keadaan Penduduk Menurut Umur. ................................................... 39
Tabel 3. 6 : Jumlah Penduduk Cengklong Menurut Mata Pencaharian. ............... 40
Tabel 3. 7 : Sarana dan Prasarana Pemerintahan. .................................................. 42
Tabel 3. 8 : Sarana dan Prasarana Pendidikan. ...................................................... 43
Tabel 3. 9 : Sarana dan Prasarana Kesehatan. ........................................................ 45
Tabel 3. 10 : Sarana dan Pr asarana Tempat Ibadah. .............................................. 46
Tabel 4. 2 : Matriks SWOT bidang Sosial dan Pendidikan………………………………….49
Tabel 4. 3 : Matriks SWOT bidang Sosial dan Pendidikan ................................... 51
Tabel 4. 4 : Bidang Kesehatan ............................................................................... 53
Tabel 4. 5 : Cek Kesehatan Bersama...................................................................... 56
Tabel 4. 6 : Posyandu Kemuning ........................................................................... 57
Tabel 4. 7 : Senam Minggu Pagi ............................................................................ 58
Tabel 4. 8 : Seminar Hukum Keluarga .................................................................. 60
Tabel 4. 9 : Seminar Narkoba ................................................................................ 61
Tabel 4. 10 : HUT RI ............................................................................................. 62
Tabel 4. 11 : Idul Adha ........................................................................................... 64
Tabel 4. 12 : Membantu Kegiatan Sekolah ............................................................ 65
Tabel 4. 13 : Taman Literasi................................................................................... 66
Tabel 4. 14 : Edukasi Pasar Modal Syariah ............................................................ 67
Tabel 4. 15 : Sosialisasi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) ....................................... 68
Tabel 4. 16 : Gotong Royong ................................................................................. 70
Tabel 4. 17 : Lomba Kebersihan antar Kampung ................................................... 71
Tabel 4. 18 : Taman Pengajian Al-quran Anak....................................................... 72
Tabel 4. 19 : Pemberdayaan Remaja ...................................................................... 73
Tabel 4. 20 : Penyuluhan Cuci Tangan.................................................................. 75
Tabel 4. 21 : Pelatihan Sablon ................................................................................ 76
xiv
Tabel 4. 22 : Sanggar Seni ..................................................................................... 78
Tabel 4. 23 : Taman Literasi .................................................................................. 79
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 : Logo KKN 109 SOCRATIVE ............................................................... 7
Gambar 3. 1 : Peta Desa Cengklong dalam cakupan wilayah Kecamatan
Kosambi……………………………………………………………………………………………………………..34
Gambar 3. 2 : Peta Desa Cengklong meliputi Wilayah RW dan RT. ................... 35
Gambar 3.3 : Peta Pengabdian KKN PpMM 109 Socrative…………………………………..36
Gambar 3.4 : Grafik penduduk Desa Cengklong berdasarkan jenis
kelamin…………………………………………………………………………………………….………….….…37
Gambar 3.5 : Grafik penduduk Desa Cengklong berdasarkan
agama……………………………………………………………………………….………………………………..39
Gambar 3.6 : Grafik jumlah penduduk berdasarkan
umur…………………………………………………………………………………….…………………………….40
Gambar 3.7 : Grafik jumlah penduduk Desa Cengklong berdasarkan mata
pencaharian……………………………………………….………………………………………………….…...41
Gambar 3.8 : Kantor Kepala Desa Cengklong……………………………………………….……..42
Gambar 3.9 : SMPN 1 Kosambi…………………………………………….……………………………..43
Gambar 3.10 : SDN Cengklong 2……………………………….…………………………………………44
Gambar 3.11 : SDN Cengklong 1……………………………………………….………………………....44
Gambar 3.12 : SMPS, SMAS, dan SMKS Yadika 10……………………………………………….45
Gambar 3.13 : Posyandu Kemuning……………………………………………….…………………….46
Gambar 3.14 : Bidan Novi……………………………………………….……………………………….....46
Gambar 3.15 : Gereja Bethel Indonesia……………………………………………….………………..47
Gambar 3.16 : Musholla Nurul Hikmah………………………………………………………….…...47
Gambar 3.17 : Vihara……………………………………………………………………………..…………….47
Gambar 3.18 : Majelis Ta’alim Arrohman………………………………………….…………….……47
Gambar 7.1 : Bapak Saduni (Kepala Desa Cengklong, PJS) ………………………………..241
Gambar 7.2 : Bapak Ustadz Haeruddin (Ustadz atau Tokoh Agama Desa Cengklong)
……………………………………………….………………………………………………….……………………..242
Gambar 7.3 : Bapak Jidan (Ketua RW 04 Desa Cengklong) ………………………………243
Gambar 7.4 : Bapak Edi (Warga Desa Cengklong) ……………………………………………244
Gambar 7.5 : Bang Iwan (Salah satu pemuda Desa Cengklong) ………………………...245
Gambar 7.6 : Arof (Remaja Desa Cengklong) …………………………………………………….245
Gambar 7,7 : Intan (Pelajar Desa Cengklong) ……………………………………………….…..246
Cobalah untuk tidak menjadi orang sukses, melainkan mencoba menjadi orang yang berharga.
- Albert Einsten
xvii
IDENTITAS KELOMPOK
Kode 2/Kabupaten Tangerang/
Kecamatan Kosambi/ 109
Desa Cengklong
Kelompok KKN Socrative
Dana
J. Mahasiswa 18 Orang
J. Kegiatan 16 Kegiatan
J. Pembangunan Fisik Pembangunan Taman
Literasi, pengadaan alat
sablon, pengadaan alat
sholat, pengadaan pagar 17
Agustus,
02. 02.
109
Sebaik-baik manusia adalah yang paling
bermanfaat bagi orang lain.
(HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni)
xix
RINGKASAN EKSEKUTIF
Buku dengan judul "Harapan Di Balik Tembok Pergudangan
Cengklong” ini disusun berdasarkan dengan hasil kegiatan KKN-PpMM di
Desa Cengklong selama 32 hari. Ada 18 orang mahasiswa yang terlibat di
kelompok ini, yang berasal dari 9 Fakultas yang berbeda. Kami menamai
kelompok ini dengan nama kelompok KKN SOCRATIVE, dengan nomor
kelompok 109. Kami dibimbing oleh Ibu Dr. Hj. Masyrofah, S.Ag, M.Si, beliau
adalan dosen Hukum Tata Negara (siyasah) di Fakultas Syariah dan Hukum.
Tidak kurang dari 16 kegiatan yang kami lakukan di desa tersebut, yang
sebagian besar adalah pemberdayaan Masyarakat dan sebagian kecilnya
adalah pelayanan. Dengan berfokus pada 5 RW, kegiatan - kegiatan yang
kami lakukan menghabiskan dana sekitar Rp. 18.000.000 ( Delapan Belas
Juta Rupiah. Dana tersebut kami dapatkan dari iuran anggota kelompok
KKN sebesar Rp. 18.900.000,- (Delapan Belas Juta Sembilan Ratus Ribu
Rupiah), serta dana penyertaan Program Pengabdian Kepada Masyarakat
oleh Dosen (PpMD) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebesar Rp.5.000.000,-
(Lima Juta Rupiah).
Dari dana tersebut, terdapat keberhasilan yang telah secara bersama-
sama kami raih (baik berupa hasil dari kegiatan bantuan fisik maupun non-
fisik), di antaranya:
1. Adanya sambutan hangat serta dukungan dari para masyarakat dan
perangkat Desa Cengklong sehingga kegiatan dapat berjalan dengan
lancar.
2. Meningkatkan semangat para masyarakat dalam membangun desa
untuk menjadi desa yang lebih unggul.
3. Meningkatkan motivasi anak-anak untuk terus belajar dan semangat
melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi hingga menjadi
sarjana seperti kakak-kakak KKN UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bertambahnya pengetahuan Masyarakat mengenai program Kuliah
Kerja Nyata (KKN) dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Menambah pemahaman Siswa/i SMA tentang bahaya narkoba dan
pergaulan bebas.
6. Bertambahnya pembangunan fisik untuk dimanfaatkan masyarakat
desa, antara lain: pembangunan taman literasi, pelatihan sablon, dan
pengadaan fasilitas alat shalat.
xx
Pada saat merencanakan dan mengimplementasi kegiatan, terdapat
beberapa kendala yang kami alami, antara lain:
1. Kurangnya kesadaran anggota kelompok akan ketepatan waktu
ditambah dengan keterbatasan jumlah kamar mandi, sehingga
rencana kegiatan kami terkadang sedikit mengalami keterlambatan.
2. Seringnya terjadi Misscommunication dengan berbagai pihak, baik
internal dengan anggota kelompok, dosen pembimbing, dan desa.
3. Ketidak aktifan karang taruna Desa Cengklong sehingga sulit
mendapatkan informasi mengenai masyarakat desa.
4. Kurangnya dana yang terkumpul untuk melanjutkan pembangunan
prasarana untuk desa.
Meskipun demikian, kami seluruh anggota kelompok Socrative
mampu menangani masalah yang terjadi, dan merampungkan seluruh
kegiatan yang telah direncanakan. Kami berharap untuk kelompok KKN-
PpMM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2020 dapat membuat program
kegiatan dan melanjutkan pembangunan fisik untuk Masyarakat Desa
Cengklong agar menjadi masyarakat yang terus berkembang maju.
xxi
Harapan Kita Semua
Oleh: Dr. Hj. Masyrofah, S.Ag, M.Si
Bismillahirrahmaanirrahim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat,
taufik dan hidayah kepada hamba-Nya. Shalawat serta salam tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabat. Sudah
sepatutnya kita bersyukur kepada Allah SWT yang telah memberikan
kemudahan dan kelancaran bagi kelompok 109 dalam menjalankan kegiatan
KKN di Desa Cengklong Kecamatan Kosambi Tangerang selama satu bulan.
KKN merupakan kegiatan yang penting bagi mahasiswa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dalam mempraktekan keilmuannya dan melatih soft
skill dan hard skill mahasiswa dalam berMasyarakat. Anggota kelompok KKN
terdiri dari mahasiswa lintas fakultas di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Mereka bersinergi dan bahu membahu merancang kegiatan yang
dibutuhkan masyarakat. Kegiatan yang bervariatif telah dilaksanakan dan
mendapatkan respon positif dari kepala desa, aparatur pemerintah desa,
tokoh masyarakat dan warga Desa Cengklong.
Desa Cengklong berlokasi di wilayah kabupaten Tangerang dan
berada di kawasan industri. Kehidupan warga Cengklong terlihat cukup
dinamis dan religius, hal ini dibuktikan dengan ekonomi warga yang berada
di tengah semi kota namun tetap mempertahankan nilai-nilai keIslamanan
dalam kehidupan sehari-hari. Keadaan tersebut tidak terlepas dari peran
kepala desa dan tokoh masyarakat yang berhasil memposisikan sebagai
panutan bagi warganya. Kehidupan semi kota di Desa Cengklong menjadi
tantangan tersendiri bagi kelompok 109 dalam bermasyarakat, khususnya
ketika ingin menyelenggarakan kegiatan maka harus bekerja keras
menyuarakannya kepada Masyarakat setempat. Kegiatan KKN terdiri dari
tiga tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan dan laporan. Ketiganya menyita
waktu, tenaga, fikiran serta biaya sehingga kegiatan dapat berjalan dengan
baik. Tidak kalah penting komunikasi dan kerjasama seluruh anggota KKN
ikut memengaruhi kualitas kinerja mereka.
Kegiatan KKN di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta seyogyanya
tetap dipertahankan karena memiliki dampak positif yang berkelanjutan
bagi karakter dan mental mahasiswa ketika mereka berhasil menjadi
xxii
Sarjana, maka akan kembali ke kampung halamannya dan membangun
desa atau kotanya. Ilmu dalam Masyarakat tidak dapat dianggap sepele,
pengalaman hanya bisa diperoleh dengan mempraktekkan langsung, dan
hasilnya dapat dibedakan mana yang pernah terjun di Masyarakat dan yang
tidak. Dukungan Kepala Desa Cengkong Bpk. H. Saduni S.Sos, tokoh
Masyarakat Ustadz Haeruddin dan warga berperan penting dalam
menyukseskan KKN kelompok 109. Namun pada perjalanannya, kelompok
109 ada menemui kendala yaitu kurang antusiasnya warga ketika
mahasiswa menyelenggarakan kegiatan, sehingga mahasiswa berjibaku
door to door meminta kesediaan warga untuk dapat hadir. Selain itu salauran
air yang kurang baik dan sering macet berakibat terjadinya banjir.
Kurangnya kesadaran warga agar tidak membuang sampah di kali, hal ini
terlihat sampah yang teronggok di sepanjang kali Desa Cengklong.
Kegiatan yang telah diimplementasikan kepada warga Desa
Cengklong banyak memberikan pelajaran kepada para mahasiswa dan
mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta seperti manajemen waktu,
memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia secara bijak,
memaksimalkan sumber daya manusia dengan efektif dan efisien, dan
memperkecil munculnya risiko. Desa Cengklong sangat memberikan
pelajaran kepada para mahasiswa dan mahasiswi kampus UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tentang pentingnya menumbuhkan toleransi dalam
diri karena kita tidak akan pernah bisa menghindari perbedaan yang sudah
ada sejak sangat lama di bumi ini. Sejatinya semua yang ada dalam kehidupan
ini bisa menjadi indah karena toleransi tidak terkecuali dengan perbedaan,
rayakan perbedaan yang hidup di sekitar kita dan rasakanlah secara
langsung makna dari Bhineka Tungal Ika.
Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini cukup memberikan banyak
kesempatan kepada para mahasiswa untuk berkomunikasi dengan
Masyarakat secara langsung, hidup bersama dalam kurun waktu yang cukup
lama, dan bercengkerama dalam suka duka kehidupan Masyarakat Desa
Cengklong. Mahasiswa dan mahasiswi bisa mengetahui secara spesifik apa
yang dirasakan oleh para Masyarakat Indonesia karena nantinya merekalah
yang akan tertindas bilamana ada pemerintah berlaku semena-mena dan
para mahasiswa dan mahasiswi lah yang akan menjadi wakil suara dari para
masyarakat itu sendiri. Maka dari itu semoga kegiatan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) ini bisa berjalan secara baik dan benar di kemudian hari.
xxiii
Kegiatan yang diadakan hampir setiap tahun ini banyak mengajarkan
kita arti kehidupan yang sangat nyata seperti bertahan hidup dalam
keterbatasan, menjalankan program kerja bersama orang yang belum kita
kenal lebih dalam, membaur dengan masyarakat sekitar yang notabenenya
kulturnya itu berbeda, menelaah dan memahami sifat dari rekan
sekelompok, itu beberapa beberapa pelajaran yang dapat kita ambil dari
kegiatan tahunan ini dan jika kita bisa mengambil pelajaran tersebut dan
berhasil diserap oleh otak kita makan dampak nya akan sangat positif yang
akan sangat berguna di masa mendatang.
Saya begitu senang bisa menjadi Dosen pembimbing dikelompok 109
ini, anak-anak saya begitu antusias dalam mengikuti program ini dan saya
sangat kagum karena anak-anak ini begitu senang seperti hilang semua
beban yang ada dihidupnya. Kelompok 109 ini sangat kreatif dan inovatif
dalam mendesain setiap acara yang sebelumnya pasti penuh perencanaan
dan persiapan begitu matang sehingga hasilnya pun sangat membanggakan.
Terimakasih kepada kelompok 109 di KKN 2019 ini saya banyak mengambil
pelajaran dari kalian.
Berbagai macam program kerja telah di laksanakan dengan berbagai
macam kejadian terjadi juga, hal itu sudah memang harus dirasakan dan di
ambil pelajarannya sehingga jika nanti bertemu dengan masalah atau
kejadian serupa maka kita tidak akan gugup untuk menyikapinya, satu
program yang membuat saya terharu adalah pembangunan taman literasi
yang pengaruhnya sangat besar untuk meningkatkan minat baca bagi
Masyarakat Desa Cengklong . Kelompok 109 ini sudah membuka satu
jendela dunia di Desa Cengklong dan saya berharap akan banyak lagi jendela
dunia yang dibuka di berbagi daerah dalam kegiatan pengabdian ini.
Kegiatan KKN kelompok 109 meliputi pendidikan dan pengajaran,
bakti sosial, penyuluhan kesehatan, seminar Hukum Keluarga yang
bertemakan Tantangan dan Harapan Keluarga Indonesia dalam menghadapi
Revolusi Industri 4.0. dan Seminar Narkoba dan lain-lain. Kemudian yang
fisik berupa pembangunan Taman Literasi yang memanfaatkan lahan yang
cukup strategis dekat Musholla Nurul Hikmah. Mahasiswa juga terlibat
aktif dalam kegiatan yang diadakan Desa Cengklong yaitu bina wilayah dan
mempersembahkan penampilan yang mendapatkan apresiasi positif dari
Kepala Desa H. Saduni, S.Sos. Mahasiswa juga dapat menjaga keharmonisan
warga yang berasal dari etnis yang beragam.
xxiv
Untuk itu, saya selaku Dosen Pembimbing KKN Kelompok 109
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak
yang terlibat pada kegiatan KKN di Desa Cengklong serta mohon maaf
apabila ada yang kurang berkenan selama berlangsungnya kegiatan KKN
109. Semoga apa pun upaya dalam kegiatan KKN ini menjadi amal jariyyah
bagi kita semua Aamiin Ya Robbal ‘Aalamiin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Ciputat, 11 September 2019/12 Muharram 1441 H
Dosen Pembimbing
Dr. Hj. Masyrofah, S.Ag, M.Si
NIP. 19781230200112 2 002
BAGIAN 1 :
DOKUMENTASI HASIL KEGIATAN
Segera bangun mimpimu untuk orang lain akan memperkejakan kamu untuk membangun mimpi
mereka
– Farrah Gray
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Dalam meningkatkan sumberdaya untuk pembangunan negeri yang
lebih maju dibutuhkan peranan aktif dalam pembangunan. Negeri yang maju
tidak dilihat hanya dari sarana dan prasarana yang memadai, namun juga dari
pola pikir Masyarakat yang luas dan maju. Menjadikan bangsa yang unggul
dari bangsa – bangsa lainnya. Kahadiran Mahasiswa sebagai Agent Of Change
yang membawa perubahan dengan berbagai ilmu, gagasan, serta
pengetahuan yang dimiliki dan didapatkan selama mengenyam bangku
pendidikan di Universitas. Mahasiswa harus sadar akan permasalahan
bangsa dan negaranya. Tidak hanya dituntut untuk mampu mendapatkan
gelar sarjana, namun harus bisa menerapkan ilmu yang didapatkan di
lapangan.
Perguruan tinggi adalah jenjang pendidikan yang paling tinggi,
menghasilkan mahasiswa yang bukan lagi hanya duduk dan mendapat ilmu.
Namun mahasiswa merupakan seorang pelajar yang dapat membawa
perubahan dengan ilmu yang didapatkan selama diperguruan tinggi. Sebagai
perguruan tinggi yang baik, harus dapat menerapkan tujuan Tri Dharma
Perguruan Tinggi yang mana merupakan suatu tujuan yang perlu dicapai
oleh perguruan tinggi di Indonesia. Dengan adanya Kuliah Kerja Nyata
(KKN) sebagai prantara untuk menerapkan Tri Dharma Perguruang Tinggi
yang salah satunya adalah bentuk pengabdian kepada Masyarakat.
Memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang didapat di perguruan
tinggi negeri dan menerapkan nya secara langsung di lingkungan masyarakat
agar dapat memajukan kesejahteraan masyarakat dan memajukan bangsa.
Mahasiswa dituntut harus mampu bersosialisasi dan berkontribusi bersama
Masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan desa, dan membangun desa
dengan kegiatan–kegiatan yang diciptakan di lapangan sebagai mahasiswa
dengan peran Agent Of Change. KKN memberikan pembelajaran serta
pengalaman secara langsung dengan bekerjasama dan berkontribusi
bersama masyarakat untuk menerapkan ilmu yang didapat.
Mengimplementasikan kegiatan–kegiatan, khususnya mengenai
pendidikan, keagamaan, kesehatan, dan sosial, dalam bentuk penyuluhan
dan pemberdayaan masyarakat.
4. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Buku ini kami beri judul "Harapan di Balik Tembok Pergudangan
Cengklong" menceritakan tentang pengabdian KKN-PpMM di Desa
Cengklong selama 32 hari mengabdi kepada masyarakat desa. Sejak awal
1990-an pergudangan sudah mulai didirikan, menyebar dengan cepat dan
luas di kawasan Kosambi, termasuk Desa Cengklong. Sehingga
pembangunan gudang-gudang memakan ruang hidup, lahan perkebunan
dan sawah yang dahulu menjadi mata pencaharian desa. Dahulu penduduk
Desa Cengklong memanfaatkan lahan untuk mereka Bertani, kini mayoritas
penduduk Desa bekerja sebagai buruh pabrik dan gudang. Di balik tembok
pergudangan di Desa Cengklong, banyak Masyarakat yang berharap melalui
pemberdayaan masyarakan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, bercerita
bahwa mereka berharap mendapatkan apa yang mereka butuhkan untuk
pembangunan desa, kami jelaskan dalam setiap bab. Dalam judul ini kami
lampirkan segala hal yang berkaitan dengan 'harapan' dan cermin 'di balik
tembok' pergudangan yang menjulang dan buku ini juga sebagai data dan
bukti bahwa kesetaraan masih jauh dari kata harapan dan hak jauh dari
penerimaan bersama.
B. Kondisi Umum Desa Cengklong
Desa Cengklong adalah desa yang bertempat di Kecamatan Kosambi,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten. Dengan Luas Wilayah 188,78 Km2
yang terdiri dari 18 RW dan 37 RT. Desa Cengklong menjadi salah satu desa
terpadat se-Kecamatan Kosambi, dengan jumlah penduduk sebanyak 15.516
jiwa, terdiri dari jumlah kepala keluarga 3.430, jumlah laki – laki sebanyak
7.962 jiwa, jumlah perempuan 7.554 jiwa, jumlah keluarga tidak mampu 900
jiwa, dengan kepadatan penduduk 15/km.[1]
Secara geografi Desa Cengklong terletak di antara perbatasan dengan
desa – desa, Sebelah utara Desa Cengklong berbatasan dengan Desa
Salembaran Jari, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Jati Mulya, sebelah
timur berbatasan dengan Kelurahan Kosambi Timur, dan sebelah barat
berbatasan dengan Desa Belimbing. Jarak dari Desa Cengklong menuju desa
terjauh sejauh 1 km di tempuh dengan kendaraan bermotor selama 3 menit
perjalanan. Jarak dari desa ke Ibukota Kecamatan sejauh 2km di tempuh
dengan kendaraan bermotor selama ±5 menit. Jarak dari desa ke Ibukota
Kabupaten/Kota sejauh 47 km, di tempuh dengan kendaraan bermotor
selama ±1 jam 30 menit. Jarak dari desa ke Ibukota Provinsi sejauh 140 km,
5
ditempuh dengan kendaraan bermotor selama ±2 jam 30 menit. Sebagian
besar mata pencaharia penduduk desa sebagai buruh tani dengan jumlah
2.377 orang, dan sebagian kecil sebagai pegawai negeri sipil, pedagang
keliling, dan penyedia layanan kesehatan Masyarakat seperti bidan dan
dokter untuk lebih jelas nya akan di jelaskan dalam Bab III.
Untuk sarana dan prasarana umum Desa Cengklong cukup memadai
seperti adanya 1 pangkalan ojek, 6 jembatan beton, 5 sumur pompa, dan 10
sumur gali, dan 2 unit Mandi, Cuci, Kakus (MCK). Untuk prasarana rumah
peribadatan Desa Cengklong memiliki 5 buah Masjid, 14 Musholla, 2 Gereja
Katholik, dan 1 buah klenteng. Prasarana pendidikan di Desa Cengklong
terdapat 3 SDN, 1 SD Swasta, 4 MI, 1 SMPN, 1 SMP Swasta, 1 SMA Swasta,
dan 1 SMK Swasta. Prasarana kesehatan Desa Cengklong memiliki 11
Posyandu, 1 Puskesmas, 3 Klinik, dan 3 Bidan Desa. Dan Prasaran
perekonomian Desa Cengklong terdapat 1 Indomart, 1 Alfamart, dan 2 pasar
malam.
C. Permasalahan dan Aset Desa Cengklong
Setelah kami melakukan survei, observasi, serta wawancara dengan
Masyarakat desa. Dan mengumpulkan data - data secara berkala (time series)
selama kegiatan memulai kegiatan KKN hingga berakhirnya kegiatan KKN
kami menemukan beberapa permasalahan umum yang terjadi di Desa
Cengklong, mulai dari permasalahan di bidang pendidikan, sosial ke-
Masyarakatan, keagamaan, kesehatan, dan ekonomi pembangunan.
Identifikasi dari masalah tersebut antara lain :
a. Bidang Pendidikan
Di Desa Cengklong pendidikan bukan prioritas utama
yang harus di tekuni. Terbukti dengan tingginya tingkat
masyarakat yang hanya lulusan SD dan rendahnya tingkat
masyarakat lulusan S1. Masalah utama dalam pendidikan ini
adalah minat anak – anak dalam menggapai ilmu, kurangnya
kesadaran orang tua akan pentingnya ilmu pendidikan
tingkat lanjut untuk anak–anak mereka. Faktor ekonomipun
menjadi alasan anak–anak tidak melanjuti pendidikan dan
memilih bekerja saat usia mereka belum memenuhi syarat.
Selain itu kurangnya tenaga pendidik di sekolah–sekolah
6. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Desa Cengklong, sarana dan prasarana yang tidak memadai
untuk proses belajar dan mengajar.
b. Sosial dan KeMasyarakatan
Masih adanya rasialisme dalam masyarakat, antar
kaum pribumi asli dengan keturunan imigran cina atau yang
biasa di sebut Cina Benteng masih jadi permasalahan yang amat
menonjol, kurangnya komunikasi antar masyarakat menjadi
hal utama rasialisme. Kurangnya kesadaran dan
keikutsertaan masyarakat untuk terlibat langsung dalam
acara–acara desa. Rentannya keamanan di desa, sehingga
masih banyak tempat–tempat yang rawan akan pencurian
barang–barang berharga.
c. Keagamaan
Kurangnya kesadaran Masyarakat akan berlipatnya pahala
bila melakukan salat berjamaah di masjid, dan masih
ditemukan nya dibeberapa masjid, untuk waktu–waktu salat
tertentu tidak ada nya Muazin yang mengumandangkan
azan. Kurangnya fasilitas yang memadai seperti tersedianya
karpet sajadah untuk melaksanakan salat berjamaah, al –
quran, dan mukena.
d. Kesehatan
Kesadaran Masyarakat yang kurang memahami akan
pentingnya menjaga kesehatan dengan mengkonsumi
makanan 4 sehat 5 sempurna sesuai dengan anjuran
pemerintah. Banyaknya balita yang tidak diimunisasi sejak
lahir, karena sang ibu tidak memahami pentingnya imunisasi
untuk anak. Sampah yang dibuang sehingga berserakan yang
bukan pada tempatnya, masih menjadi masalah yang susah
ditangani. Karena factor lingkungan juga bias mengganggu
kesehatan. Ini mengacu pada pola fikir Masyarakat yang
tidak peduli akan kesdaran kesehatan mereka.
e. Ekonomi Pembangunan
Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai untuk desa
seperti sekolah menengah atas dan kejuruan yang dibangun
pemerintah untuk mengurangi biaya pendidikan.
7
D. Profil Kelompok KKN-PpMM 109 Socrative
GAMBAR 1.1 : LOGO KKN 109 SOCRATIVE
Kelompok KKN SOCRATIVE merupakan salah
satu kelompok tahun 2019 yang beranggotakan
18 orang yang memiliki visi, misi, serta tujuan
yang sama. Dengan nomor urut 109 dari UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Kelompok kami
ditempatkan di Desa Cengklong, Kecamatan
Kosambi, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten. Kami membantu masyarakat dalam
membangun desa dengan kegiatan yang kami
rancang seperti kegiatan pelayanan dan pemberdayaan desa yang bertujuan
untuk membuat desa menjadi lebih baik dan lebih maju lagi. Kami
memberikan nama kelompok KKN kami SOCRATIVE. Makna dari nama
SOCRATIVE sebagaimana akronim dari "Smart, Creative, dan Inovatif" yang
memiliki sebuah harapan Mahasiswa dan desa yang cerdas, kreatif, dan
inovatif dalam membangun desa bersama-sama. Bentuk gambar yang
melambangkan satu kesatuan utuh logo kelompok KKN 109 yang juga
merupakan Jati diri dan identitas kelompok. Filosofi dari logo KKN 109
Lambang S, merupakan lambang dari Inovasi, pembaharuan, dan masa
depan. 3 buah siku, menjunjung tinggi agama dan moral. Serta saling
melindungi satu sama lain. Tata warna logo mengartikan warna merah tua
sebagai dasar. Melambangkan Kedalaman makna jati diri kelompok, percaya
diri, ketertiban, dan inovasi teknologi. Warna Oranye pada garis lukisan logo
dan tulisan SOCRATIVE, melambangkan keagungan, keluhuran, dan
kewibawaan.
Anggota kelompok KKN SOCRATIVE 109 berjumlah 18
orang. Terdiri dari 10 orang perempuan dan 8 orang laki – laki yang memiliki
latar belakang berbeda – beda berasal dari 9 Fakultas. Diantaranya dari
Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi (FDIK), Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI), Fakultas Ekonomi
dan Bisni (FEB), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), Fakultas Sains dan Teknologi (FST),
Fakultas Ushuludin (FU), dan Fakultas Syariah dan Hukum (FSH). Dari
setiap fakultas dan jurusan yang berbeda, setiap anggota memiliki keahlian
8. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
dan tanggung jawab masing – masing dalam pelaksanaan kegiatan KKN ini,
diantaranya sebagai berikut.
1. Rahmad Dwi Robiansah
Rahmad Dwi Robiansah salah satu Mahasiswa Fakultas
Syariah dan Hukum (FSH) dengan jurusan Hukum Ekonomi Syari'ah
(Muamalat). Berperan penting dan memiliki tanggung jawab besar di
kelompok kami dengan kedudukan sebagai Ketua Kelompok.
2. Hanna Mahaerani Purnomo Putri
Hanna Mahaerani Purnomo Putri salah satu mahasiswi
Fakultas Sains dan Teknologi (FST) dengan jurusan Sistem
Informasi, Berperan penting dan memiliki tanggung jawab dalam
pembuatan laporan KKN. Memiliki kompetensi akademik lain
didalam bidang Teknologi, Berkedudukan sebagai Sekretaris.
3. Fikis Silmi Faiza
Fikis Silmi Faiza salah satu mahasiswi Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) dengan jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia. Berperan penting dan memiliki tanggung jawab
dalam membantu pembuatan laporan KKN. Memiliki kompetensi
lain didalam bidang seni teater. Berkedudukan sebagai Sekretaris.
4. Sholahuddin
Sholahuddin salah satu mahasiswa Fakultas Dirasat
Islamiyah (FDI) dengan jurusan Dirasat Islamiyah. Berperan penting
dan memiliki tanggung jawab dalam mengatur dan mengelola
keuangan KKN. Berperan penting sebagai bendahara KKN 109.
Memiliki kompenti lain didalam bidang akademik
5. Achmad Fauzi Hakiki
Achmad Fauzi Hakiki salah satu Mahasiwa Fakultas Sains
dan Teknologi (FST) dengan jurusan Biologi. Berperan penting dan
memiliki tanggung jawab dalam memimpin perencanaan kegiatan
acara. Memiliki kompetensi lain didalam bidang olahraga seperti
futsa dan sepak bola. Sangat menyukai alat musik gitar.
6. Mutia Ramadhayanti
Mutia Ramadhayanti salah satu mahasiswi Fakultas Adab
dan Humaniora (FAH) dengan jurusan Ilmu Perpustakaan. Berperan
9
penting dan memiliki tanggung jawab dalam membantu perencanaan
kegiatan acara. Memiliki kompetensi lain didalam bidang ilmu
perpustakaan, dan pandai memasak. Berkedudukan sebagai Anggota
divisi Acara.
7. Putri Islamiati
Putri Islamiati salah satu mahasiswi Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan (FITK) dengan jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah. Berperan penting dan memiliki tanggung jawab dalam
membantu perencanaan kegiatan. Memiliki kompetnsi didalam
bidang akademik mengajar dan mebimbing anak – anak,
menggambar, dan pandai menari tarian tradisonal daerah.
Berkedudukan sebagai anggota divisi Acara.
8. Zulfa Amelia Solihah
Zulfa Amelia Solihah salah satu mahasiswi Fakultas Syariah
dan Hukum (FSH) dengan jurusan Hukum Ekonomi Syari'ah
(Muamalat). Berperan penting dan memiliki tanggung jawab dalam
membantu perencanaan kegiatan. Memiliki suara yang merdu saat
membaca Al – quran, memiliki potensi akademik padua suara
mahasiswa. Berkedudukan sebagai anggota divisi Acara.
9. Muhamad Babay Muztaba
Muhamad Babay Muztaba salah satu mahasiswa Fakultas
Ushuludin (FU) dengan jurusan Ilmu Hadis. Berperan penting dan
memiliki tanggung jawab dalam memimpin dan menjaga hubungan
baik dengan masyarakat dan organisasi lain. Memiliki potensi dalam
bidang olahraga sepak bola dan futsal. Berkedudukan sebagai
koordinasi divisi Humas.
10. Tara Nur Tsania
Tara Nur Tsania salah satu mahasiswi Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi (FIDIK) dengan jurusan Komunikasi dan
Penyiaran Islam. Berperan penting dan memiliki tanggung jawab
dalam menjaga hubungan dengan masyarakat dan organisasi lain.
Memiliki potensi didalam bidang akademik komunikasi, dapat
dengan mudah beradaptasi dengan masyarakat, dan mengajar ngaji
anak – anak. Berkedudukan sebagai Divisi Humas.
10. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
11. Albanani Amirulloh
Albanani Amirulloh salah satu mahasiswa Fakultas Ekonomi
dan Bisnis (FEB) dengan jurusan Perbankan Syariah. Berperan
penting dan memiliki tanggung jawab dalam mengurus keperluan
perlengkapan kegiatan acara KKN. Memiliki potensi didalam bidang
ekonomi, mengikuti berbagai organisasi Berkedudukan sebagai
koordinasi divisi Perlengkapan.
12. Eni Sutrieni
Eni Sutrieni salah satu mahasiswi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis (FEB) dengan jurusan Manajemen. Berperan penting dan
memiliki tanggung jawab dalam mengurus keperluan perlengkapan
KKN. Memiliki potensi dalam bidang olahraga berenang, dan pandai
memasak. Berkedudukan sebagai anggota divisi Perlengkapan.
13. M. Hilmanul Hukama'
M. Hilmanul Hukama' salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dengan jurusan Hubungan
Internasional. Berperan penting dan memiliki tanggung jawab dalam
mengatur dan mengurus konsumsi KKN. Memiliki keahlian dalam
bidang keseniang menggambar, suka membaca buku, bermain futsal,
dan bermain gitar. Berkedudukan sebagai koordinasi divisi
Konsumsi.
14. Isna Asriyah Siregar
Isna Asriyah Siregar salah satu mahasiswi Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) dengan jurusan Pendidikan
Matematika. Berperan penting dan memiliki tanggung jawab dalam
mengatur jadwal masak, mengurus konsumsi KKN dan kegiatan
acara. Berkedudukan sebagai Divisi Konsumsi.
15. Muhammad Siril Asror
Muhammad Siril Asror salah satu mahasiswa Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) dengan jurusan Manajemen
Pendidikan. Berperan penting dan memiliki tanggung jawab dalam
menjaga dan memperhatikan kesehatan, keamanan, dan ketertibah
anggota KKN 109. Memiliki potensi dalam bidang olahraga futsal dan
sepak bola, bisa bermain gitar, dan pandai berkomunikasi dengan
masyarakat. Berkedudukan sebagai koordinasi divisi 3K.
11
16. Farah Syuraih Muchtar
Farah Syuraih Muchtar salah satu mahasiswi Fakultas Sains
dan Teknologi (FST) dengan jurusan Fisika. Berperan penting dan
memiliki tanggung jawab serta siap siaga dalam menjaga kesehatan
para anggota KKN 109. Memiliki keahlian dalam bidang pengetahuan
fisika, menyukai peran sebagai guru dan mengajar anak – anak, dan
bela diri silat. Berkedudukan sebagai Divisi 3K.
17. Ikhwan Fajar Ramadhan
Ikhwan Fajar Ramadhan salah satu mahasiswa Fakultas
Adab dan Humaniora (FAH) dengan jurusan Tarjamah. Berperan
penting dan memiliki tanggung jawab dalam membuat sampul buku,
logo KKN SOCRATIVE, dan membuat film dokumenter. Memiliki
potensi didalam bidang Fotografi. Berkedudukan sebagai koordinasi
divisi Pubdekdok.
18. Intan Dwi Cahyani
Intan Dwi Cahyani salah satu mahasiswi Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) dengan jurusan Pendidikan Biologi.
Berperan penting dan memiliki tanggung jawab dalam membuat
sampul proposal, brosur, dan desain KKN. Memiliki potensi dalam
bidang olahraga voli. Berkedudukan sebagai Divisi Pubdekdok.
E. Fokus atau Prioritas Program
Berdasarkan dari hasil indentifikasi masalah yang dilakukan saat
survei lokasi di Desa Cengklong, Kosambi, Tangerang. Kelompok KKN 109
SOCRATIVE 2019 membuat prioritas program kegiatan untuk menangani
masalah yang ada di Desa Cengklong. Program yang kami usulkan untuk
menyelesaikan permasalah di Desa Cengklong dengan membuat fokus
program berupa pelayanan dan pemberdayaan di bidang Lingkungan,
Pendidikan, Sosial dan Kesehatan. Berikut merupaka rincian dari program –
program kegiatan yang telah disusun.
Table 4.1 Prioritas Program dan Kegiatan
Fokus Permasalahan Prioritas Program dan Kegiatan
Bina Wilayah Desa Cengklong
12. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Bidang Lingkungan
• Kegiatan Gotong Royong Program Bina
Wilayah dan Pembangunan Taman
Literasi.
• Kegiatan Lomba Kebersihan Program
Bina Wilayah.
Bidang Sosial dan
Kesehatan
Masyarakat Sehat dan Bersih Narkoba
• Melakukan Kegiatan Seminar Narkoba
di SMA YADIKA 10 Kosambi
• Melakukan Kegiatan Cek Kesehatan
Masyarakat Cengklong
• Melakukan Kegiatan Posyandu
Kemuning.
• Melakukan Kegiatan Senam di Minggu
Pagi.
Keluarga Sakinah Mawadah Warohmah
• Melakukan Kegiatan seminar hukum
keluarga tentang tantangan keluarga di
era industri 4.0
Keceriaan Desa Cengklong
• Melakukan Kegiatan Penyuluhan Cuci
Tangan di TK Daarul Ilmi
• Melakukan Kegiatan HUT RI 17
Agustus
Mandiri, Berkreasi dan Mengabdi
• Melakukan Kegiatan Pelatihan Sablon.
• Melakukan Kegiatan Pemberdayaan
Remaja
• Melakukan Kegiatan Pemotongan
Hewan Qurban di Hari Ied
Cengklong Mengaji
• Melakukan Kegiatan Taman Pengajian
Al-Qur’an Anak
Seminar Perguruan Tinggi Negri (PTN)
13
Bidang Pendidikan
• Melakukan Kegiatan Sosialisasi
Menghadapi Perguruan Tinggi Negri
(PTN) di SMA YADIKA 10 Kosambi
Membantu Kegiatan Sekolah
• Melakukan Kegiatan Aktifitas sekolah
SDN 03 Cengklong terutama Mengajar
• Edukasi Pasar Modal
Membangun Prestasi Akademik & Non
Akademik
• Melakukan kegiatan bimbingan belajar
bersama SOCRATIVE
• Melakukan Kegiatan Pelatihan Sanggar
Seni
• Membuat atau Membangun Taman
Literasi Untuk Meningkatkan Minat
Baca Masyarakat
F. Sasaran dan Target
Berdasarkan dari hasil pengamatan dan permasalah yang ada di Desa.
Maka kami menentukan sasaran dan terget dalam setiap kegiatan yang
dilakukan di Desa Cengklong, yaitu :
Table 1.5 Sasaran dan Target Kegiatan
No KEGIATAN SASARAN TARGET
1. Pemberdayaan Remaja Remaja Desa
Cengklong
9 orang remaja
mendapatkan
pengajaran
tambahan tentang
pendidikan agama
untuk
dikembangkan
kembali kepada
anak-anak Desa
Cengklong
2. Taman Pengajian Al-
Qur’an Anak
Anak-anak Desa
Cengklong
15 orang anak
mendapatkan
14. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
pengajaran
tambahan tentang
baca tulis Al-
Qur’an
3. Senam Pagi Masyarakat Desa
Cengklong
20 Masyarakat
Desa Cengklong
mengikuti senam
setiap hari minggu
pagi
4. Taman Literasi Masyarakat Desa
Cengklong
Masyarakat
memiliki 1 lahan/
tempat taman
untuk membaca di
Desa Cengklong
5. Pelatihan Sablon Remaja Desa
Cengklong
10 remaja
mendapatkan
pengetahuan
berupa pelatihan
sablon
6. Seminar Narkoba Siswa/siswi SMA
Yadika kelas 11
30 siswa/siswi
mendapatkan
pengetahuan
tentang bahaya
narkoba
7. Penyuluhan Cuci
Tangan
Peserta didik Kelas
A TK Islam Daarul
Ilmi
18 Peserta didik
mampu
menerapkan cara
menjaga
kebersihan dengan
cara mecuci tangan
sesuai dengan 7
langkah menurut
WHO
15
8. HUT RI Masyarakat Desa
Cengklong,
khususnya
kampung Rawa
Lindung
50 orang warga
kampung Rawa
Lindung
berpartisipasi
dalam
memperingati dan
memeriahkan
HUT Republik
Indonesia ke-74
9. Seminar Hukum
Keluarga
Masyarakat Desa
Cengklong
30 warga Desa
Cengklong
mendapatkan
wawasan seputar
keluarga yang baik
menurut agama
dan negara
10. Gotong Royong Masyarakat Desa
Cengklong
30 warga Desa
Cengklong
berpartisipasi
dalam membina
wilayah Desa
Cengklong
menjadi lebih baik
11. Cek Kesehatan Bersama Warga Desa
Cengklong yang
berumur
100 warga Desa
Cengklong
mendapatkan
fasilitas cek
kesehatan gratis
12. Posyandu Kemuning Anak-anak Desa
Cengklong umur
0-5 Tahun
50 anak
mendapatkan
imunisasi,
pengamatan gizi
serta pencegahan
dan
penanggulangan
penyakit
16. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
13. Seminar Perguruan
Tinggi
Siswa/siswi SMA
Yadika kelas 12
90 siswa
mengikuti dan
mendapatkan
wawasan
mengenai
perguruan tinggi
di Indonesia
14. Membantu Kegiatan
Sekolah
Siswa/siswi kelas
2 dan 6 SDN 03
Cengklong.
140 siswa
mendapatkan
pengetahuan
seputar mata
pelajaran yang
diajarkan.
15. Sanggar Seni Remaja Serta
Anak-anak di Desa
Cengklong.
30 remaja serta
anak-anak
mendapatkan
wawasan seputar
kesenian salah
satunya Pencak
Silat. Bahkan
bukan hanya
wawasan
melainkan teknik
dasar dalam ilmu
bela diri.
16. Idul Adha Masyarakat Desa
Cengklong,
khususnya
kampung Rawa
Lindung.
100 Kepala
Keluarga dari 3 RT
di Desa Cengklong
, yang berada di
wilayah Rawa
Lindung agar bisa
parstisipasi dalam
pemotongan
qurban.
17. Lomba Kebersihan antar
Kampung
Ibu-ibu PKK Desa
Cengklong
30 peserta dari ibu-
ibu PKK Desa
Cengklong
17
mengikuti
kontribusi dalam
menjadikan
lingkungan sekitar
yang bersih dan
sehat
18. Edukasi Pasar Modal
Syariah
Siswa/siswi SMA
Yadika kelas 12
Jurusan IPS
30 siswa
mengikuti dan
menambah
pengetahuan
seputar pasar
modal Syariah.
19. Sosialisasi Perguruan
Tinggi Negeri (PTN)
Siswa/siswi SMA
Yadika kelas 12
60 Siswa dan siswi
mengikuti
sosialisasi,
motivasi untuk
kesiapan
menghadapi
jenjang pendidikan
lanjut sarjana.
Serta
mendapatkan
pengetahuan
terkait perguruan
tinggi negeri.
G. Jadwal Pelaksanaan Program
Jadwal pelaksanaan program KKN 109 SOCRATIVE 2019 dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu pra KKN-PpMM, pelaksanaan program di Desa,
dan Laporan serta evaluasi program :
1. Pra KKN-PpMM 2019
Table 1.6 Jadwal Pelaksanaan Program Pra KKN-PpMM 2019 No Uraian Kegiatan Waktu
1. Pembentukkan Kelompok dan Lokasi 22 April 2019
2. Pembekalan Calon Peserta KKN-PpMM 4 Mei 2019
3. Survei Lokasi KKN 15 Mei 2019
18. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
4. Penyusunan Proposal 16 Mei 2019
5. Workshop Dokumenter 9 Juli 2019
6. Workshop Pembuatan Buku Laporan ber-
ISBN
10 Juli 2019
7. Pelepasan KKN 22 Juli 2019
2. Pelaksanaan Program KKN-PpMM
Table 1.7 Jadwal Pelaksanaan Program di Lokasi KKN No Uraian Kegiatan Waktu
1. Pembukaan di Lokasi KKN 24 Juli 2019
2. Pengenalan Mahasiswa KKN dengan
Masyarakat
23 – 24 Juli 2019
3. Implementasi Kegiatan 24 Juli – 22 Agustus
2019
4. Penutupan 23 Agustus 2019
5. Kunjungan Dosen Pembimbing
24 Juli 2019
4 Agustus 2019
23 Agustus 2019
3. Laporan dan Evaluasi Program
Table 1.8 Jadwal Kegiatan Laporan dan Evaluasi Program
No Uraian Kegiatan Waktu
1. Penyusunan buku laporan hasil KKN-
PpMM
24 Agustus – 16
September 2019
2. Pembuatan dan pengunggahan film
dokumenter
September –
Desember 2019
3. Pengesahan dan penerbitan buku hasil
laporan KKN-PpMM
1 Desember 2019 -
Januari 2020
4. Pengiriman laporan buku hasil KKN-
PpMM
1 – 31 Desember 2019
19
H. Pendaan dan Sumbangan
Pendanaan dalam kegiatan program KKN 109 SOCRATIVE 2019
bersumber dari dana sebagai berikut :
Table 1.9 Pendanaan
Table 1.10 Sumbangan
No Uraian Asal Dana Jumlah
1. Kontribusi Mahasiswa Anggota Kelompok
@1.050.000
Rp. 18.900.000
2. Dana Penyertaan program pengabdian
masyarakat oleh dosen (PpMD) 2019
Rp. 5.000.000
3. Menjual Baju Layak Pakai Rp. 210.000
4. Menjual Makanan Rp. 130.000
Total Rp. 24. 240.000
I. Sistematika Penulisan
Buku ini disusun dengan prolog sebagai pembuka yang berisi refleksi
catatan editor Dosen Pembimbing, dan terdiri dari 2 Bagian. Bagian 1 adalah
Dokumentasi hasil kegiatan yang berisi lima bab, dengan perincian sebagai
berikut :
Bab I, pendahuluan yang berisi tentang Menjelaskan mengenai dasar
pemikiran melakakukan kegiatan KKN, menjelaskan kondisi umum Desa
Cengklong sebagai tempat dilaksanakannya KKN-PpMM, menjelaskan
permasalah yang ada di Desa Cengklong sebelum hingga selesai
melaksanakan KKN, profil kelompok KKN-PpMM SOCRATIVE 109,
menjelaskan bidang apa saja yang menjadi prioritas, sasaran, dan target dari
kegiatan yang akan dilaksanakan, jadwal pelaksanaan program, catatan
pendanaan dan sumbangan, sistematika penyusunan.
Bab II, berisikan mengenai metode-metode yang relevan untuk
digunakan memecahkan masalah yang muncul di tengah masyarakat desa.
No. Uraian Asal Dana Jumlah
1. Donatur Orang Tua Anggota Kelompok Rp. 400.000
2. Sumbangan Donatur Rp. 361.000
3. Sumbangan Dompet Dhuafa Rp. 250.000
4. Sumbangan Denda Teman Teman Socrative Rp. 150.000
Total Rp. 1.161.000
20. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Berisi pemetaan sosial, intervansi sosial, dan pendekatan dalam
pemberdayaan masyarakat. Tujuannya agar dalam memetakan dan
melaksanakan program sesuai dengan keadaan desa.
Bab III, menjelaskan dan menggambarkan kondisi wilayah Desa
Cengklong beserta dengan sejarah singkat desa, letak geografis desa, peta
desa, struktur penduduk serta sarana dan prasarana yang tersedia di desa.
Bab IV. Deskripsi hasil pelayanan dan pemberdayaan. Deskripsi hasil
pelayanan dan pemberdayaan di Desa Cengklong. Berisikan hasil kegiatan
pelayanan dan pemberdayaan masyarakat, dan faktor pencapaian hasil.
Bab V. Penutup Berisikan kesimpulan dari gambaran umum hasil
pelaksanaan program baik yang berhasil maupun yang tidak berhasil,
dijelaskan secara umum. Rekomendasi untuk para pembaca, pemerintah
setempat, Pusat Pengabdian Masyarakat UIN Jakarta, dan kelompok KKN
tahun depan yang akan melaksanakan KKN di Desa Cengklong.
Lembar bagian ke-dua buku ini adalah epilog yang berisi refleksi hasil
kegiatan, yang terdiri dari dua bab yaitu :
Bab VI, uraian kisah-kisah inspiratif sebelum dan selama
melaksanakan KKN-PpMM 2019 yang berisikan kesan, pesan, serta
peristiwa – peristiwa dan harapan untuk Desa Cengklong dari setiap
anggota kelompok menjadi sebuah cerita kisah ispirasi bagi para pembaca.
Bab VII, kesan dan pesan warga atas adanya program KKN-PpMM
Kelompok SOCRATIVE 109 di Desa Cengklong, Kecamatan Kosambi,
Kabupaten Tangerang.
Pada bagian akhir buku ini yaitu daftar pustaka yang berisikan
refrensi dari teori atau informasi yang terdapat dalam buku ini. Terdapat
pula biografi singkat atau riwayat hidup dan pendidikan dosen serta anggora
kelompok KKN-PpMM, dan Lampiran – lampiran hasil dokumentasi acara
kegiatan KKN-PpMM.
21
BAB II
METODE PELAKSANAAN PROGRAM
A. Pendekatan
Dalam hal ini metode yang kelompok kami menggunakan
pendekatan Asset Based Community-Driven Development (ABCD) untuk
pengembangan Masyarakat yang berbasis pemanfaatan asset di Desa
Cengklong sebagai pengembangan program kegiatan kami. Dalam perspektif
ABCD, aset adalah segalanya. Fungsi aset tidak sebatas sebagai modal sosial
saja, tetapi juga sebagai embrio perubahan sosial. Aset juga dapat berfungsi
sebagai jembatan untuk membangun relasi dengan pihak luar. [2] Aset yang
dimiliki Desa Cengklong ini seperti para pemuda dan tokoh Masyarakat
yang terus aktif dalam membangun desa.
Untuk mengembangkan metode ABCD terdapat beberapa langkah-
langkah strategi untuk melakukan beberapa proses pendampingan
diantaranya :
a. Menemukan (Discovery)
Pada tahapan discovery kami mulai membagi
tanggung jawab kepada setiap anggota saling berkomunikasi
dengan entitas lokal seperti melakukan wawancara kepada
Tokoh Masyarakat setempat, penduduk Desa Cengklong, dan
para remaja terkait perkembangan dan masalah di desa saat
itu. Selain membahas terkait permasalahan desa, kami juga
membahas kebutuhan Desa untuk mengembangankan
potensi Desa agar menjadi lebih optimal dan menjadi desa
yang maju.
b. Impian (Dream)
Dengan berdiskusi terkait keinginan Masyarakat
untuk Desa yang lebih baik lagi, apa yang sangat dihargai
dikaitkan dengan apa yang diinginkan. Maka pada tahap ini
kami mulai merancang program dan kegiatan - kegiatan
untuk memenuhi harapan, impian, dan keinginan mereka
dengan memberikan pengetahuan serta ilmu baru,
melakukan kegiatan pemberdayaan untuk bekal para remaja,
serta pembangunan prasarana yang desa belum miliki.
22. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
c. Merancang (Design)
Pada tahap selanjutnya adalah proses saat kami
terlibat langsung untuk merancang guna mengetahui
kekuatan atau aset apa saja yang ada dan dimiliki oleh Desa
Cengklong agar bisa mulai memanfaatkannya untuk
mencapai tujuan. Aset yang terlihat di wilayah Desa
Cengklong adalah para remaja atau pemuda desa yang ingin
mengembangkan potensinya dan ingin desa yang lebih baik
lagi. Serta para tokoh Masyarakat yang menginginkan sarana
dan prasarana yang memadai untuk menunjang potensi
masyarakat Desa Cengklong.
d. Menentukan (Define)
Pada tujuan proses ini menentukan deskripsi
mengenai perubahan yang diinginkan, dan melakukan Focus
Group Discussion (FGD) dengan Masyarakat maupun dengan
anggota kelompok untuk membahas kegiatan positif untuk
membangun esa.
e. Lakukan (Destinity)
Merupakan tahap terakhir, berfokus untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan positif yang telah
disepakati untuk memenuhi impian masyarakat Desa
Cengklong dalam pemanfaatan aset desa. Pada tahap ini kami
bersepakat dengan pihak masyarakat desa untuk melatih
para remaja dalam meningkatkan potensi serta memberikan
ilmu baru dengan mengadakan pelatihan sablon, dan
melakukan pemberdayaan remaja masjid, agar mereka bisa
menyalurkan ilmu keagamaan kepada anak – anak Desa
Cengklong setelah kami menyelesaikan KKN.
B. Pemetaan wilayah dan Masyarakat
Pemetaan wilayah dan Masyarakat atau biasa disebut dengan
pemetaan sosial berasal dari kata “pemetaan” yang berarti proses, cara,
perbuatan membuat peta sedangkan kata “sosial” berarti Masyarakat. Secara
terminologi menurut Suharto (2005), pemetaan sosial merupakan proses
pengambaran masyarakat yang sistemik secara melibatkan pengumpulan
data dan informasi mengenai Masyarakat termasuk di dalam profile (riwayat)
23
dan masalah sosial yang ada pada masyarakat.1 Tujuan pemetaan wilayah
dan masyarakat untuk mengetahui tentang kondisi sosial dan budaya
masyarakat Desa Cengklong dan sebagai dasar perencanaan program yang
akan dilakukan di Desa Cengklong.
Pendekatan pemetaan wilayah dan masyarakat menggunakan
metode pemantauan cepat (rapid appraisal methods). Metode pemantauan
cepat (rapid appraisal method) merupakan cara yang cepat untuk
mengumpulkan informasi mengenai pandangan dan masukan dari populasi
sasaran dan stakeholders lainnya mengenai kondisi sosial keMasyarakatan
,sosial politik dan sosial budaya di Desa Cengklong, Kecamatan Kosambi
kabupaten Tangerang. 2 Metode pemantauan cepat (rapid appraisal method)
meliputi :
1. Wawancara informan kunci (key infomant interview) dalam hal ini kami
mewawancara informan kunci seperti mewawancara struktr yang
ada di Desa Cengklong diantaranya kepala desa, sekretaris desa, dan
tokoh agama dan kepala organisasi masyarakat.
2. Diskusi kelompok fokus ( focus group discusstion) kami melakukan
kelompok diskusi yng terdiri dari 19 orang untuk mengetahui
masalah –masalah yang terdapat di desa, kemudian dari hasil diskusi
kelompok fokus ini menjadi solusi dan dasar pembuat program yang
akan dilakukan di Desa Cengklong.
3. Wawancara kelompok Masyarakat, tidak hanya aparatur desa kami
juga mewawancari beberapa kelompok masayarakat yang ada di
Desa Cengklong unuk mendapatkan infomasi mengenai permasalah
dilalui Masyarakat secarang langsung yang ada di Desa Cengklong.
Kami juga melakukan pengematan langsung (Direct obsevation), kami
melakukan pengamatan langsung ke Desa Cengklong sekitar 3 kali untuk
mengetahui tentang kondisi desa dan informasi yang kami butuhkan unuk
penyusunan program dan lain- lain. Hasil dari pengamatan langsung kami
menemukan beberapa informasi gambaran Desa Cengklong yang terletak
diKecamatan Kosambi kabupate Tangerang yang terdiri dari lebih dari 18 RT
dan 37 RT dengan penduduk desa sebanyak 15.393 jiwa dengan luas wilayah
1 Suharto,Edi.2005. membangun Masyarakat dan memberdayakan rakyat 2 Margana wiratma, sosial mapping untuk mengatasi potensi konflik dipertambangan batubara vol.1 No.2, 2010 hal. 764
24. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
188,78 km2. Desa Cengklong ada beberapa agama yang di yakini oleh
Masyarakatnya seperti Islam, Kristen, Konghucu dan Budha , mayoritas
Masyarakat di Desa Cengklong beragama Islam. Keadaan penduduk
menurut mata pencariannya yaitu petani, pedagang dan buruh.
Permasalahan lingkungan yang kami temui adalah masalah sampah yang tak
terkelola dengan baik di Desa Cegklong.
Informasi Gambaran pemetaan wilayah dan Masyarakat Desa
Cengklong di atas dapat dijadikan sebagai dasar dari penyusunan program
yang akan dijelaskan pada bagian selanjutanya.
C. Pendekatan Dalam Pemberdayaan Masyarakat
1. Berbasis Pemecahan Masalah
Dalam hal pendekatan, kelompok KKN 109 SOCRATIVE
menggunakan pendekatan pemecahan masalah (problem solving approach)
pendekatan perencanaan dan implementasi program KKN-PpMM
berdasarkan problem solving approach adalah salah satu upaya untuk
melakukan perubahan sosial pada Masyarakat dengan melihat masalah
yang ada di Masyarakat 3 . Berbagai masalah yang terdapat dalam
Masyarakat diidentifikasi, diamati dan selanjutnya dianalisa dalam
penyelesaian masalah yang ada melalui program-program yang kami
rencanakan. Masalah-masalah krusial yang menjadi fokus pemberdayaan
Masyarakat telah kami klasifikasikan dalam beberapa bidang, yakni:
a. Bidang Pendidikan
Berdasarkan hasil wawancara dan melihat secara
langsung, didapati bahwa tingkat Pendidikan rata-rata
Masyarakat Desa Cengklong adalah di bangku SMA, bahkan
tak jarang yang hanya mengenyam bangku sekolah dasar dan
adapula warga Desa Cengklong yang belum bisa membaca.
Selain itu minimnya fasilitas yang memadai di sekolah, seperti
kurangnya meja dan bangku, ruang kelas, buku-buku
penunjang pelajaran dan bahkan ada sekolah yang tidak
memiliki perpustakaan. Oleh karena itu, kami mencanangkan
pembangunan taman literasi guna menambah minat baca
warga desa. Program ini disambut baik oleh masyarakat Desa
3 Eva Nugraha, Panduan Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN-PpMM 2018, (Ciputat: Pusat Pengabdian kepada Masyarakat), h. 19
25
Cengklong, khusunya anak-anak yang sangat antusias. Selain
itu kami juga mengadakan program sosialisasi perguruan
tinggi ke salah satu SMA, guna meningkatkan minat para
siswa untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat perguruan
tinggi, mengingat rata-rata remaja di desa ini lebih tertarik
menjadi pekerja buruh pabrik daripada melanjutkan
pendidikan. Program ini sangat disambut baik oleh pihak
sekolah khususnya siswa-siswa di sekolah tersebut.
b. Bidang Lingkungan Dan Kesehatan
Hasil wawancara dan pengamatan secara langsung
selama KKN menunjukan bahwa, penyakit gatal-gatal dan
minimnya air bersih menjadi permasalahan yang sering
timbul di Desa Cengklong sebagai akibat dari lingkungan
yang kurang bersih seperti tebaran sampah yang banyak di
temui di kali dan selokan. Oleh karena itu kami
mencanangkan program cek kesehatan gratis yang
bekerjasama dengan kelompok ibu-ibu PKK Desa dan
beberapa bidan di Desa Cengklong .
c. Bidang Sosial
Berdsarkan hasil wawancara dan pengamatan secara
langsung, terlihat adanya kesenjangan sosial di msyarakat,
yakni masih adanya paham rasisme terhadap suatu etnis
menyebabkan Masyarakat kurang membaur dan bersosialisai
bahkan cenderung menjauh dengan etnis tersebut. Selain itu
kurangnya komunikasi antara aparatur desa, warga dan
pemuda desa menyebabkan banyak warga yang tidak
mendapatkan informasi terkait program desa dan
menyebabkan minimnya antusias warga dalam berpartisipasi
terhadap kegiatan yang diadakan oleh desa. Untuk itu, kami
mengadakan program senam kebugaran dan perayaan HUT
RI ke 74 dengan mengadakan beberapa perlombaan guna
mengharapkan seluruh warga dapat berpastisipasi dan saling
membaur. Dalam praktiknya, program senam kebugaran
kurang mendapat respon yang kurang baik, yakni minimnya
warga yang berpartisipasi. Program perayaan HUT RI ke 74
mendapat respon yang cukup baik dari Masyarakat
khususnya anak-anak yang sangat antusias.
26. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
d. Bidang Keagamaan
Dari hasil pengamatan dan interaksi bersama tokoh
agama dan Masyarakat, dalam bidang keagamaan tidak
terdapat masalah yang cukup serius. dikarenakan terdapat
beberapa TPQ di mushalla-mushalla yang aktif diikuti oleh
anak-anak secara rutin. Selain itu, kegiatan tahlilan ataupun
pengajian rutin diadakan oleh warga setempat dari satu
rumah kerumah lainnya. Hanya ada beberapa mushalla yang
masih minim perlengkapan shalatnya, seperti mukenna, sarung
maupun sajadah. Oleh karena itu program memberikan
bantuan mukenna, sajadah dan sarung yang kami adakan
sangat di sambut baik dan antusias oleh warga setempat.
e. Bidang Ekonomi
Dari hasil wawancara dan mengamati secara
langsung, menunjukan bahwa pekerjaan buruh pabrik
menjadi rata-rata sumber mata pencaharian warga desa. Hal
ini tidak lain karena wilayah desa yang banyak terdapat
pabrik-pabrik industri. Meskipun ada juga yang bekerja
sebagai petani, pedagang, berternak babi, dan banyak pula
yang bekerja serabutan. Faktor rendahnya tingkat
Pendidikan menjadi alasan banyaknya warga yang memilih
menjadi buruh pabrik. Untuk itu kami mencanangkan
program pelatihan sablon sekaligus pemberian perlatan
sablon. Guna mengharapkan nantinya para pemuda-pemuda
desa maupun warga dapat memiliki keterampilan dalam
bidang sablon, dan tentunya dapat menjadi sumber mata
pencaharian bagi mereka. Program ini cukup disambut baik
oleh warga setempat, terutama aparatur desa.
2. Berbasis Aset
Kelompok KKN 109 juga mencoba menggunakan pendekatan
berbasis aset yang dimiliki Masyarakat (asset based approach). Asset based
approach merupakan suatu pendekatan yang berdasar pada community
based development dengan menggali dan mengembangkan seluruh potensi
sumber daya (resources), keahlian (skills), serta aset yang dimiliki
27
Masyarakat di daerah 4 . Aset yang menjadi fokus kami dalam hal ini
adalah para pemuda desa dan anak-anak di Desa Cengklong.
Dalam metode pendampingan ABCD terdapat beberapa strategi yang
dilakukan untuk menggali potensi-potensi yang ada, yakni :
1. Menemukan (discovery)
Dalam tahap ini, kami melakukan survei ke Desa
Cengklong sebelum pelaksanaan KKN berlangsung. Pada
proses ini kami menemukan banyak pemuda desa yang
tidak mempunyai aktivitias rutin dalam hal
memberdayakan desa. Dan juga banyak anak-anak yang
hanya menghabiskan waktu dengan bermain. Padahal
mereka sangat berpotensi untuk mengembangkan desa.
2. Impian (dream)
Pada proses ini kami berdiskusi bersama pemuda
anak-anak desa terkait hal atau impian apa yang mereka
inginkan untuk mengembangkan dan memberdayakan
Desa Cengklong. tersedianya lapangan kerja dan
dimaksimalkan kegiatan-kegiatan desa yang dapat
meningkatkan kreativitas dan kerukuna antar warga
menjadi impian mereka dalam hal mengembangkan desa.
3. Merancang (design)
Pada tahap ini kami melakukan diskusi untuk
menyusun dan merancang kegiatan program apa saja yang
akan kami lakukan dalam hal mewujudkan impian para
pemuda dan anak-anak Desa Cengklong. Proses ini
menjadi tahapan paling penting, di mana segala hal positif
dan negatif dipertimbangkan dalam tahap ini.
4. Menentukan (define)
Dalam proses ini kami mulai menetukan dan
memutuskan program apa saja yang akan kami dilakukan
dalam mewujudkan impian dari pemuda dan anak-anak
Desa Cengklong. selain itu kami juga memutuskan waktu
4 Patton, Adri. “asset based community development: strategi pembangunan di Era Otonomi Daerah” media Masyarakat dan politik Vol.18, No 1 (2005). Diakses pada 11 september 2019 dari http://journal.unair.ac.id/asset-based-community-development-article-2334-media-15-category-8.html.
28. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
dan tempat pelaksanaan dari rancangan program-program
kami.
5. Lakukan (destinity)
Proses ini merupakan proses terakhir dari rangkaian
strategi ini. Proses ini juga menjadi tahap pelaksanaan
dari segala rancangan yang telah dibuat. Pelatihan sablon
menjadi program kami dalam mewujudkan impian
pemuda desa yang membutuhakn lapangan pekerjaan,
pelatihan pencak silat dan perlombaan HUT RI menjadi
program untuk anak-anak desa yang menginginkan
adanya kegiatan-kegiatan yang meningkatkan
kreativitas.
D. Strategi Implementasi Program dan Kegiatan
Strategi implementasi yang diterapkan kelompok KKK Socrative
memaksimalkan aset desa untuk mendukung program dan kegiatan yang
akan kami terapkan di desa. Baik berupa aset kelompok maupun aset yang
dimiliki oleh Masyarakat Desa Cengklong. Dalam beberapa kegiatan kami
banyak menyertakan kontribusi Masyarakat untuk membantu kegiatan
kami sehingga kegiatan kami terlaksana dengan lancar dan sukses.
Beberapa program kegiatan kami juga memanfaatkan pengetahuan,
serta ilmu anggota kelompok yang dimiliki baik akademik maupun non-
akademik untuk diterapkan kepada anak – anak dan pemuda Desa
Cengklong. Agar ilmu yang diberikan bisa terus mengalir dan dikembangkan
oleh masyarakat untuk membangun desa yang lebih baik lagi.
Salah satu program kegiatan kelompok kami adalah mengadakan
pelatihan sablon dengan sasaran para pemuda desa. Kegiatan ini
dilaksanakan di Lokasi Posko KKN SOCRATIVE 109. Kegiatan ini dibantu
oleh senior kami dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Dengan harapan dengan terealisasinya kegiatan ini para pemuda
desa mampu menerapkannya untuk menjadi peluang pekerjaan dan bakat
mereka. Selain itu anggota kami menyalurkan bakat non-akademik dalam
program bidang pendidikan, kegiatan sanggar seni bela diri. Kegiatan ini
dilaksanakan tanpa melibatkan orang ketiga, anggota kelompok kami yang
bersedia untuk menyalurkan ilmu dan bakatnya. Dengan harapan agar anak-
anak dapat mengenal seni beladiri dan untuk menjaga diri mereka. Kegiatan
29
ini sangat diminati oleh anak-anak Desa Cengklong. Karena sebelumnya
mereka tidak pernah menerima latihan seni beladiri.
Selain melakukan pemberdayaan dan pelatihan, kami juga
melakukan pembangunan prasarana desa. Melihat kondisi prasarana Desa
yang belum cukup memadai dalam bidang pendidikan untuk menunjang
proses belajar dan menjadi bahan ajaran. Kami membuat program kegiatan
membangun taman literasi dengan kontribusi masyarakat yang ikut
membantu dalam pembangunan taman literasi. Kegiatan ini menumbuhkan
jiwa kemanusian dalam membantu sesama masyarakat untuk menjaga dan
membangun desa, saling bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah
khususnya pada pembangunan desa.
Namun dalam pencapaian keberhasilan kami dalam melaksanakan
kegiatan tidak mungkin bila tidak ada masalah yang terjadi saat dalam
pengimplementasian program kegiatan. Kendala komunikasi selalu terjadi
pada saat merencanakan dan melaksanakan kegiatan. Kendala komunikasi
terjadi diantara anggota kelompok dan pihak masyarakat maupun dengan
pihak desa. Namun kesalahan komunikasi tidak berlarut terlalu lama,
sesegara mungkin kami mencoba mengatasi dengan baik. Agar kesalahan
tidak terus terulang. Kendala yang lain adalah ketepatan waktu,
dikarenakan kondisi kamar mandi di posko kami hanya satu sehingga kami
harus bergantian.
Kegagalan hanya terjadi bila kita menyerah.
- BJ. Habibie
31
BAB III KONDISI DESA CENGKLONG
A. Sejarah Singkat Desa Cengklong.
Desa Cengklong merupakan salah satu desa padat penduduk yang
terletak di Kecamatan Kosambi. Hal ini dikarenakan banyaknya penduduk
yang bermigrasi dari Kota Jakarta Barat berpindah ke Desa Cengklong. Pada
zaman dahulu saat masih dijajah oleh Belanda Pada tahun 1990 pergudangan
mulai didirikan di Daerah Kosambi, dan mulai meluas kedalam desa di
Kecamatan Kosambi di bawah kendali orang Belanda. Saat masih zaman
Belanda mulai diperkenalkan pemilihan kepala Desa Cengklong oleh orang
Belanda yang ditunjuk langsung oleh Cuta atau biasa kita sebut Camat. Mdr.
Noon menjadi orang pertama Kepala Desa Cengklong yang menjabat hingga
tahun 1962. Setelah jabatan beliau habis, maka diakan lagi pemilihan kepala
Desa Cengklong secara langsung, dan yang terpilih menjadi kepala Desa
Cengklong adalah M. Ajuk. Sebagai kepala Desa Cengklong yang ke-2 selama
8 Tahun lamanya. Setelah jabatan M. Ajuk habis, diadakan pemilihan
kembali kepala Desa Cengklong. Dan yang terpilih adalah Bapak Naji sebagai
kepala Desa Cengklong yang ke-3 selama 8 tahun hingga masa jabatannya
habis. Diadakan kembali pemilihan kepala Desa Cengklong dan yang terpilih
adalah Bapak Wanto, sebagai kepala Desa Cengklong ke-4. Pada masa
jabatan Bapak Wanto, berjalan ± 6 tahun. Karena letak geografis Desa
Cengklong sangat luas, maka diadakanlah pemekaran Desa Cengklong
tahun 1984 yaitu sebelah utara jalan raya Salembaran yaitu Desa Cengklong,
sementara sebelah selatannya Desa Jatimulya, dan Bapak wanto lebih
memilih menjadi kepala Desa jatimulya dan terjadi kekosongan
kepemimpinan di Desa Cengklong maka diadakan pemilihan kepala Desa
Cengklong. Tahun 1984 dan terpilihlah Bapak M. Dais sebagai kepala Desa
Cengklong yang ke 5 dengan masa jabatan 8 tahun, setelah masa jabatannya
habis diadakan pemilihan kembali kepala Desa Cengklong dan terpilih
kembali Bapak M. Dais sebagai kepala Desa Cengklong yang ke-6 dengan
masa jabatan 8 tahun, sejalan dengan keberhasilan kepemimpinan Bapak M.
Dais mendapatkan tambahan masa jabatan 2 tahun dan setelah habis masa
jabatannya Bapak M. dais diberikan kesempatan untuk mencalonkan yang
ke tiga kalinya karena tingkat kepercayaan masyarakat sangat tinggi
terhadap kepemimpinan Bapak M. Dais maka terpilih kembali menjadi
kepala Desa Cengklong yang ke-7 dengan masa jabatan 5 tahun, setelah masa
32. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
jabatanya habis diadakan pemilihan kembali calon kepala Desa Cengklong
dan yang terpilih yaitu Bapak Pinan Mdr.Pelor sebagai kepala Desa
Cengklong yang ke-8 dengan masa jabatan 6 tahun, setelah habis masa
jabatannya Bapak Pinan Mdr. Pelor mencalonkan kembali sebagai kepala
Desa Cengklong karena tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap
kepemimpinanya maka Bapak Pinan,Sh terpilih kembali menjadi Kepala
Desa Cengklong yang ke 9 dengan masa jabatan 6 tahun. (Sejarah Desa
Cengklong, 2014) Saat ini karena Bapak Pinan. SH jabatan Kepala Desanya
sudah habis, maka untuk mengisi kekosongan selama waktu pemilihan
kembali Kepala Desa Cengklong, di tetapkannya PJS (Pejabat Sementara)
oleh Bapak H. Saduni, S.Sos yang pernah menjabat sebagai Kepala Satpol PP
Kecamatan Kosambi.
B. Letak Geografis
Desa Cengklong merupakan 1 dari 7 Desa dan 3 Kelurahan di
Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang. Salah satu Desa terpadat di
Kecamatan Kosambi dengan total jumlah penduduk 15.516 Jiwa. Dengan
kepadatan penduduk 15/km. Desa Cengklong memiliki 18 RW, 37 RT, dan 18
Dusun. Adapaun Dusun untuk setiap wilayah meliputi :
Tabel 3. 1 : Dusun Cengklong 5
Dusun RW RT
Dusun 1 001 001-002
Dusun II 002 003-004
Dusun III 003 005-006
Dusun IV 004 007-008
Dusun V 005 009-010
Dusun VI 006 011-012
Dusun VII 007 013-014
Dusun VII 008 015-016
Dusun IX 009 017-018
Dusun X 010 019-020
Dusun XI 011 021-022
Dusun XII 012 023-024
Dusun XIII 013 025-026
5 DAFTAR NAMA PEGAWAI RT, RW DAN KEPALA DUSUN DESA CENGKLONG KECAMATAN KOSAMBI TAHUN 2013-2019, dokumen tidak dipublikasikan.
33
Dusun XIV 014 027-029
Dusun XV 015 030-031
Dusun XVI 016 032-033
Dusun XVII 017 034-035
Dusun XVII 018 036-037
Luas wilayah Desa Cengklong adalah 188,78 ha2 di atas permukaan
laut. Tekstur tanah di Desa Cengklong lempung berpasir dan lempung
berdebu, dan memiliki suhu rata – rata harian 280C dengan curah hujan
00.05 mm. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian bekerja di
pabrik dan pergudangan. Selain itu Desa Cengklong juga memiliki batasan
wilayah administrasi. Adapun batasan wilayah administrasinya adalah
sebagai berikut.
Tabel 3. 2 : Batas Wilayah Desa Cengklong
Sebelah Utara Desa Salembaran Jati Kosambi
Sebelah Selatan Desa Jati Mulya Kosambi
Sebelah Timur Kelurahan Kosambi Timur Kosambi
Sebelah Barat Desa Belimbing Kosambi
Adapun jarak Desa Cengklong yang di tempuh untuk ke Kecamatan
Kosambi lalu ke Ibukota Kecamatan, Ibukota Kabupaten, Ibukota Provinsi,
Ibukota Negara, dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai berikut:
Ibukota Kecamatan Kosambi
Ibukota Kabupaten Tangerang
Ibukota Provinsi Banten
Ibukota Negara RI
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
: 2 KM
: 47 KM
: 140 KM
: 39 KM
: 37 KM
Berikut merupakan peta lokasi Desa Cengklong dalam cakupan
Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang :
34. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Gambar 3. 1 : Peta Desa Cengklong dalam cakupan wilayah Kecamatan Kosambi.6
Desa Cengklong yang memiliki luas 188,78 ha2 dengan kepadatan
penduduk 15/km tentunya memiliki sarana dan prasaran yang memadai.
Seperti sarana pendidikan, terdapat 5 buah lembaga pendidikan, 4 buah
taman kanak-kanak (TK), 6 sekolah dasar SD/MTS, 2 sekolah menengah
pertama (SMP), dan 1 sekolah menengah atas (SMA). Untuk sarana ibadah,
Desa Cengklong memiliki 5 buah Masjid, 14 buah Mushola, 2 Gereja
Katholik, dan 1 buah Klenteng. Untuk prasaran olahraga meliputi 1 lapangan
sepak bola, 1 lapangan bulu tangkis, 1 buah meja pingpong, 1 lapangan voli,
dan 1 lapangan basket. Untuk prasarana kesehatan meliputi 1 Puskesmas, 4
Poliklinik, 11 Posyandu, 1 Rumah Praktek Dokter, 3 Rumah Bersalin, dan 1
6 Peta “Kecamatan Tangerang” di akses pada tanggal 25 September 2019 dari : https://tangerangkab.go.id/kosambi
35
Balai Kesehatan Ibu dan Anak. Untuk agama yang dianut, mayoritas
penduduk Desa Cengklong beragama Islam dengan jumlah 9.553 jiwa.
Namun selain agama Islam, penduduk juga menganut agama – agama lain
seperti agama Kristen, Katholik, Hindu dan Budha.7 Keberagaman agama ini
membuat penduduk saling menghormati pilihan untuk bertoleransi.
Gambar 3. 2 : Peta Desa Cengklong meliputi Wilayah RW dan RT. 8
7 DAFTAR ISIAN POTENSI DESA DAN KELURAHAN, Juli 2018. Dokumen tidak di publikasi. 8 Skretaris Desa, pada tanggal 1 September 2019 pukul 13.40, di Kantor Lurah.
36. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Gambar 3.3 : Peta Pengabdian KKN PpMM 109 Socrative.
Gambar sebelumnya adalah gambar lokasi posko KKN SOCRATIVE
109 yang berada di Rawa Lindung. Lokasi kami berdekatan dengan Mushola
Nurul Hikmah, Bidan, dan Rumah Bapak Jidan RW 004. Walaupun kami
bertempat di RT 008 dan RW 004. Namun kegiatan kami diadakan hampir
di seluruh kampung yang ada di Desa Cengklong agar dapat bersinegri
dengan masyarakat tidak hanya pada RW 004 saja.
37
C. Struktur Penduduk Desa
Berikut ini adalah struktur penduduk Desa Cengklong yang diambil
dari data monografi Desa Cengklong per-Juli tahun 2018, yang terbagi
berdasarkan beberapa kategori, yaitu :
1. Keadaan Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Berdasarkan data sensus penduduk terakhir yaitu per-Juli 2018,
tercatat jumlah penduduk Desa Cengklong seluruhnya berjumlah 15.516 jiwa
yang terdiri dari laki-laki berjumlah 7.962 orang dan perempuan berjumlah
7.554 orang serta jumlah kepala keluarga sebanyak 3.430 kepala keluarga.
Tabel 3. 3 : Jumlah Penduduk Cengklong menurut Jenis Kelamin.[1]
Jenis Kelamin Jumlah Penduduk (orang)
Laki-laki 7.962
Perempuan 7.554
Jumlah 15.516
Gambar 3. 4 : Grafik penduduk Desa Cengklong berdasarkan jenis kelamin.
7300
7400
7500
7600
7700
7800
7900
8000
Laki-laki Perempuan
38. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
2. Keadaan Penduduk Menurut Agama
Desa Cengklong merupakan salah satu desa yang sangat beragam
dalam hal keyakinan atau agama yang dianut Masyarakatnya. Terdapat 5
agama yang dianut oleh masyarakat Desa Cengklong, yaitu antara lain agama
Islam, Kristen, Katolik, Budha, dan Hindu. Dari kelima agama tersebut,
agama Islam merupakan agama yang mendominasi di desa ini.
Tabel 3. 4 : Jumlah penduduk Cengklong berdasarkan Agama. [1]
Agama Laki-laki
(Orang)
Perempuan
(Orang)
1. Islam 4.455 5.098
2. Kristen 359 259
3. Katholik 229 125
4. Hindu 200 229
5. Budha 610 427
6. Khonghucu x x
7. Kepercayaan KepadaTuhan YME x x
8. Aliran Kepercayaan lainnya x x
Jumlah 5.853 6.138
Jumlah Penduduk Cengklong
Laki-laki
Perempuan
39
Gambar 3.1 : Grafik penduduk Desa Cengklong berdasarkan agama.
3. Keadaan Penduduk Menurut Umur
Desa Cengklong memiliki penduduk yang beragam jika dilihat dari
segi umurnya. Berdasarkan data sensus, diketahui bahwa
Tabel 3. 5 : Keadaan Penduduk Menurut Umur. [1]
Umur (tahun) Jumlah penduduk (orang)
0-4 1.706
5-9 1.602
10-14 1.359
15-19 1.430
20-24 1.682
25-29 -
30-34 -
35-39 -
40-44 -
45-49 -
50-54 782
55-59 524
60-64 426
>65 556
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
Islam Kristen Katholik Hindu Budha
Laki-laki
Perempuan
40. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Gambar 3.2 : Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur.
4. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Terdapat beberapa pekerjaan atau profesi yang menjadi sumber mata
pencaharian masyarakat Desa Cengklong antara lain ialah petani, buruh tani,
Pegawai Negeri Sipil (PNS), pengrajin industri rumah tangga, peternak,
pedagang, dokter swasta, dan bidan swasta. Dari beberapa profesi tersebut,
profesi mata pencaharian yang mendominasi masyarakat Desa Cengklong
adalah buruh tani.
Tabel 3. 6 : Jumlah penduduk Cengklong menurut mata pencaharian.[1]
Jenis Pekerjaan Laki-laki
(Orang)
Perempuan
(Orang)
1. Petani 1.086 930
2. Buruh tani 1.241 1.136
3. Buruh migran perempuan x x
4. Buruh migran laki-laki x x
5. Pegawai Negeri Sipil 35 20
6. Pengrajin industry rumah tangga 12 5
7. Pedagang keliling 20 12
8. Peternak 8 x
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
0-4
th
5-9
th
10
-14
th
15
-19
th
20
-24
th
25
-29
th
30
-34
th
35
-39
th
40
-44
th
45
-49
th
50
-54
th
55
-59
th
60
-64
th
> 6
5 th
Jumlah Penduduk berdasarkan umur
Jumlah Penduduk
41
9. Dokter swasta 2 x
10. Bidan swasta x 3
11. Pensiunan TNI/POLRI x x
Jumlah 2.404 2.286
Jumlah Total Penduduk 15.516 Orang
Gambar 3.3 : Grafik jumlah penduduk Desa Cengklong berdasarkan mata pencaharian.
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
Laki-laki
Perempuan
42. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
D. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan salah satu aspek yang berfungsi
sebagai penunjang dari pada kegiatan yang ada di dalam suatu temapat.
Sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Cengklong bisa dikategorikan
pada tingkat cukup baik, contoh yang dapat diambil adalah jalan menuju ke
kantor desa yang cukup baik untuk dilewati oleh kendaraan roda dua
ataupun roda empat, faktor jalan kembali rusak adalah para truk pembawa
pasir yang melintas di jalan tersebut, semoga ada regulasi untuk
meminimalisir kerusakan jalan yang sejatinya diperuntukan untuk aktifitas
warga supaya aman, nyaman, dan tentram.
Sarana dan prasarana pendidikan di Desa Cengklong juga tergolong
cukup lengkap dan layak, PAUD, TK, SD, SMP, bahkan SMA yang sudah
dilengkapi berbagi media pembelajaran sebagai penunjang kegiatan peserta
didik agar lebih efektif dan efisien. Tak hanya dalam pendidikan, dalam
bidang agama pun cukup banyak varian tempat ibadahnya seperti Mushola,
Masjid, Vihara, dan Gereja yang cukup layak dan ter-urus untuk beribadah
bagi para masing-masing pemeluk agamanya.
1. Sarana dan prasarana Pemerintahan
Tabel 3. 7 : Sarana dan Prasarana Pemerintahan.
Sarana Jumlah (buah)
Kantor Kepala Desa 01
UPTD -
Gambar 3.4 : Kantor Kepala Desa Cengklong
43
Gambar di atas merupakan gambar nampak luar kantor Kepala Desa
Cengklong, kantor desa ini berada dipinggir jalan bersebelahan dengan
perbatasan Desa Cengklong dan Desa Kosambi.
2. Sarana dan Prasarana Pendidikan
Tabel 3. 8 : Sarana dan Prasarana Pendidikan.[1]
Sarana Jumlah (buah)
TK 05
SD 04
MI 04
SMP 02
SMK 01
SMA 01
Universitas -
Lembaga Kursus/Keterampilan -
Gambar 3.5 : SMPN 1 KOSAMBI
Gambar di atas adalah tampak luar gerbang dari sekolah SMPN 1
Kosambi yang mayoritas peserta didiknya berasal dari Desa Cengklong.
44. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Gambar 3.6 : SDN Cengklong 2
Gambar di atas adalah gerbang untuk memasuki area SDN
Cengklong 2, sekolah tersebut merupakan aset untuk mencerdaskan bangsa
dan negara dan para peserta didiknya mayoritas bermukim di Desa
Cengklong.
Gambar 3.7 : SDN Cengklong I
Gambar di atas merupakan tempat para peserta didik tingkat dasar
yang bertempat di SDN Cengklong 1, gambar yang diambil adalah tampak
gerbang masuk dari sekolah tersebut.
45
Gambar 3.8 : SMPS, SMAS, dan SMKS YADIKA 10
Gambar di atas merupakan tampilan depan SMPS, SMKS, SMAS
Yadika 10 dimana menjadi tempat untuk melaksanakan beberapa kegiatan
KKN PpMM. Memberikan ilmu dan pengetahuan baru kepada siswa dan
siswi untuk menambah wawasan mereka akan masa depan yang akan
mereka tuju.
3. Sarana dan Prasarana Kesehatan
Tabel 3. 9 : Sarana dan Prasarana Kesehatan. [1] Prasarana Jumlah (buah)
Rumah Sakit -
Klinik/Rumah Bersalin 03
Puskesmas 01
Posyandu 11
Apotek -
46. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Gambar 3.9 : Posyandu Kemuning
Gambar 3.10 : Bidan Novi
4. Sarana dan Prasarana Tempat Ibadah
Secara umum, di Desa Cengklong terdapat 33 tempat ibadah yang
terdiri dari 5 masjid, 14 mushola, 10 majelis ta’lim, 2 gereja dan 2 vihara, dan
1 klenteng. Sehingga Desa Cengklong merupakan satu dari desa yang ada di
Kecamatan Kosambi yang termasuk memiliki keberagaman agama.
Keberagaman agama di wilayah ini juga diimbangi dengan toleransi antar
umat beragama yang sangat tinggi.
Tabel 3. 10 : Sarana dan Pr asarana Tempat Ibadah. [1]
Sarana Jumlah (buah)
Masjid 05
Mushalla 14
Majlis Ta’lim 10
Gereja 02
Vihara 02
Klenteng 01
Pura -
47
Gambar 3.11 : Gereja Bethel
Indonesia
Gambar 3.12 : Vihara
Gambar 3.13 : Musholla Nurul
Hikmah
Gambar 3.14 : Masjid Jami’ Al -
Hidayah
Gambar 3.20 : Majelis Ta`lim Al – Inayah
Tujuan pendidikan itu untuk mempertajam
kecerdasan, memperkukuh kemauan serta memperhalus perasaan.
– Tan Malaka
49
BAB IV
DESKRIPSI HASIL PELAYANAN DAN PEMBERDAYAAN
A. Kerangka Pemecahan Masalah
Salah satu pada tahap awal membuat perencanaan kegiatan dengan
mengidentifikasi masalah, sehingga dapat memecahkan berbagai permasalah
di Desa Cengklong. Pemecahan masalah ini untuk menjelaskan apa saja yang
menjadi kelebihan ataupun kekurangan yang ada selama KKN berlangsung
di Desa Cengklong, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang, serta
deskripsi mengenai faktor - faktor yang memengaruhi permasalahan yang
didapatkan dari hasil identifikasi masalah.
Pada pelaksanaannya kami melakukan penelitian dengan
menggunakan analisis SWOT mempermudah mengidentifikasi situasi
internal dan eksternal untuk proses pencarian solusi selama melakukan
KKN. Identifikasi situasi ini merupakan basis informasi untuk analisis
matriks SWOT, dengan tahapan a) membuat daftar kekuatan internal, b)
membuat daftar kelemahan internal, c) membuat daftar peluang eksternal,
dan d) membuat daftar ancaman eksternal, pada program pemberdayaan di
lokasi penelitian (Rangkuti dalam Sipahelut, 2010).9 Matriks SWOT terdiri
dari tigas bidang matriks yang disesuaikan dengan kegiatan-kegiatan KKN,
di Desa Cengklong, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang. Analisis
SWOT dapat diuraikan sebagai berikut :
Tabel 4. 1 : Matriks SWOT bidang Sosial dan Pendidikan
Matrik SWOT 01. BIDANG LINGKUNGAN
INTERNAL
STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)
• Masih adanya
lahan pertanian
yang tersedia
• Tersedianya bak
sampah di
berbagai tempat
• Kuantitas atau
jumlah sampah
yang banyak
• Walaupun
pengelolaan
sampah sudah
berjalan akan
9 Ronald Tambelangi, "STRATEGI PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI DESA KOLORAY KECAMATAN MOROTAI SELATAN".
50. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
EKSTERNAL
• Adanya bank
sampah yang
dikelola dengan
baik oleh warga
• Pengelolaan
sampah oleh
Dinas Kebersihan
setempat berjalan
dengan baik
• Mahasiswa
tetapi masih
banyak ditemui
tumpukan
sampah di
sepanjang jalan
dan sungai
• Kurangnya
kesadaran warga
akan pentingnya
menjaga
kebersihan
lingkungan
• Sistem drainase
yang buruk
• Sering terjadi
banjir di wilayah
tertentu
• Kurangnya ruang
terbuka hijau
OPPORTUNITIES (O) STRATEGI (SO) STRATEGI (WT)
• Adanya kegiatan
Bina Wilayah di
Desa Cengklong
• Menanam
tanaman obat
keluarga bersama
ibu-ibu PKK
• Mengadakan
gotong royong
bersama warga
dalam rangka
kebersihan
lingkungan;
THREATS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
• Kebiasaan buruk
masyarakat
terhadap
lingkungan yang
sulit untuk dirubah
• Mengadakan
kegiatan yang
memotivasi warga
untuk peduli
terhadap
lingkungan
• Mahasiswa KKN
berkolaborasi
dengan Instansi
Desa mengadakan
kegiatan gotong
royong dan lomba
kebersihan
Dari matrik SWOT di atas, maka kelompok kami menyusun program-
program sebagai berikut:
51
• Gotong royong
• Lomba kebersihan antar kampung
Tabel 4. 2 : Matriks SWOT bidang Sosial dan Pendidikan
Matrik SWOT 02. BIDANG SOSIAL dan PENDIDIKAN
INTERNAL
STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)
• Banyaknya
fasilitas dan
aspek yang dapat
diberdayakan
• Anak-anak sangat
antuasias dengan
kegiatan Desa
• Masyarakat
terbuka dengan
adanya kegiatan
KKN
• Masih kurangnya
lapangan kerja bagi
Masyarakat
• Banyak anak
dibawah umur
terbawa arus
kebiasaan buruk
• Orang tua terlalu
membebaskan
anaknya untuk
bergaul
• Belum terbukanya
wawasan tentang
bahaya pergaulan
bebas
• Kurangnya
antusias orang
dewasa terhadap
acara yang
diadakan jika tidak
terdapat
keuntungan
pribadi bagi
mereka
• Kurang aktifnya
Pamong Remaja di
Desa Cengklong
• Kurangnya
sosialisasi tokoh
52. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
EKSTERNAL Masyarakat dengan
para remaja
• Masih tinggi
tingkat pencurian
di Desa Cengklong
• Masih terkenalnya
dengan Jawara
yang ada di Desa
Cengklong
• Minimnya
keikutsertaan
dalam kegiatan
yang dilaksanakn
terutama dengan
kegiatan
keagamaan
OPPORTUNITIES
(O)
STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
• Mahasiswa KKN
membuat kegiatan
sosial didukung
oleh pihak Desa
Cengkong
• Mahasiswa KKN
berusaha
mendekati
Masyarakat secara
emosional
• Mahasiswa KKN
dapat bersinergi
dan berpartisipasi
dalam kegiatan
sosial di Desa
• Mendapatkan
informasi sosial
dari Masyarakat
dengan mengikuti
aktivitas sehari-
hari
• Membangun
komunikasi yang
baik kepada
Masyarakat
• Mencoba
mendapatkan
dukungan
Masyarakat dengan
turut membantu
aktivitas
Masyarakat
• Memperbaiki
komunikasi dengan
tokoh Masyarakat
THREATS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
• Masih tingginya
nikah muda
• Mahasiswa KKN
mengikuti
• Mengadakan
Seminar Keluarga
53
• Masih minimnya
keikutsertaan
Masyarakat
terhadap kegiatan
yang diadakan
kegiatan yang
dilaksanakan oleh
Masyarakat
• Mahasiswa KKN
memakai strategi
door to door untuk
mengajak
masyakarat ikut
dalam acara yang
diadakan
bagi Masyarakat
agar terbukanya
wawasan
tentangkeluarga
• Mengadakan
Seminar Narkoba
untuk
menyadarkan
pentingnya bergaul
kepada remaja
• Terus terjalinnya
komunikasi dengan
Masyarakat dan
remaja Desa
Cengklong
Dari matrik SWOT diatas, maka kelompok 109 menyusun kegiatan-
kegiatan sebagai berikut:
• Seminar Narkoba
• Seminar Hukum Keluarga
• Taman Pengajian Al-quran
• Pemberdayaan Remaja
• Pelatihan dan kursus Sablon
• HUT RI
• Idul Adha
Tabel 4. 3 : Bidang Kesehatan
Matrik SWOT 03. BIDANG KESEHATAN
INTERNAL
STRENGTHS (S) WEAKNESS (W)
• Masyarakat masih
sadar akan
pentingnya
kesehatan untuk
dirinya sendiri dan
keluarga
• Tersedianya arana
pelayanan
• Masih kurangnya
tenaga kerja
Dokter profesional
• Masyrakat masih
kurang peduli
dengan asupan gizi
untuk anak
54. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
EKSTERNAL
kesehatan berupa
Puskesmas, Bidan
dan Posyandu
• Mahasiswa KKN
ikut turut serta
dalam kegiatan
pelayanan
kesehatan untuk
Masyarakat
terutama bagi ibu
hamil
• Masih banyak ibu-
ibu muda yang
kurang memahami
imunisasi
• Masih minimnya
kesadaran
Masyarakat akan
keadaan
lingkungan seperti
masalah sampah
yang menumpuk
dan saluran air
yang tersumbat
OPPORTUNITIES
(O)
STRATEGI (SO) STRATEGI (WO)
• Mahasiswa KKN
berinisiatif untuk
bekerjasama
dengan pihak
kesehatan desa
untuk melaksakan
pelayanan
Masyarakat
• Mahasiswa KKN
mengamati
kesehatan dan
lingkungan di
Desa Cengklong
• Mengadakan kerja
bakti bersama
dengan
Masyarakat
sekitar
• Mengadakan
imunisasi dan cek
kesehatan ibu
hamil dan bayi
disetiap wilayah
Desa Cengklong
• Mengadakan
kegiatan
kesehatan dengan
puskesmas dan
bidan Desa
Cengklong
• Mengadakan
kegiatan
penyuluhan cuci
tangan untuk anak
usia dini
• Memberi wawasan
tentang
pentingnya
membuang
sampah pada
tempatnya kepada
anak-anak
• Mengajak
masyrakat untuk
kerja bakti
bersama
• Mengajak
Masyarakat untuk
55
• Mengadakan
penyuluhan
kesehatan gratis
untuk usia 15
tahun - lansia
memerikasakan
kesehatan yang
sudah disediakan
THREATS (T) STRATEGI (ST) STRATEGI (WT)
Minimnya sosialiasai
tentang kesehatan
dan lingkungan di
Desa Cengklong oleh
pemerintah
• Mengajak ibu-ibu
untuk
memperhatikan
kesehatan dan gizi
anak-anak
• Membiasakan
anak-anak Desa
Cengklong untuk
membuang
sampah pada
tempatnya
• Melaksanakan
kegiatan senam
pagi setiap minggu
• Menerapkan
hidup sehat di
setiap rumah Desa
Cengklong
Dari matrik SWOT di atas, maka kelompok 109 menyusun kegiatan-
kegiatan sebagai berikut:
• Cek Kesehatan Bersama usia 15 tahun - Lansia
• Posyandu
• Senam Pagi
• Penyuluhan Cuci Tangan
• Gotong Royong
B. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pelayanan pada Masyarakat
Bentuk dan hasil pelayanan pada Masyarakat yang berhasil di
selenggarakan kelompok kami, sebagai berikut :
1. Bidang Sosial dan Kesehatan
a. Cek Kesehatan Bersama.
b. Posyandu Kemuning
c. Senam Pagi
d. Seminar Hukum Keluarga
e. Seminar Narkoba
56. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
f. HUT RI
g. Idul Adha
h. Lomba Kebersihan Antar Kampung
2. Bidang Pendidikan
a. Taman Literasi
b. Edukasi Pasar Modal Syariah
c. Membantu Kegiatan Sekolah
d. Sosialisai Perguruan Tinggi Negeri (PTN)
Adapun deskripsi hasil kegiatannya adalah sebagai berikut :
1. Cek Kesehatan Bersama
Tabel 4. 4 : Cek Kesehatan Bersama
Bidang Sosial dan Kesehatan
Program Masyarakat sehat dan bersih narkoba
Nomor Kegiatan 11
Nama kegiatan Cek Kesehatan Bersama
Tempat, tanggal Cengklong, 3 Agustus 2019
Lama Pelaksanaan 1 hari
Tim Pelaksana Fikis Silmi Faizah, Achmad Fauzi, Sholahuddin,
Rahmad Dwi Robiansyah, Ikhwan Fajar,
M.Hilman Hukama’, Sirril Asror, Babay
Muztabay, Albanani Amirulloh, Putri Islamiati,
Isna Asriyah Siregar, Tara Nur Tsania, Eni
Sutrieni, Hanna Mahaerani, Zulfa Amelia
Solihah, Mutia ramadhayanti, Intan Dwi
Cahyani, Farah Syuraih Muchtar, Tim
Kesehatan Puskesmas dan warga Desa
Cengklong
Tujuan Masyarakat Desa Cengklong terutama lansia
mendapat informasi mengenai kesehatan,
memberikan fasilitas cek kesehatan untuk para
lansia Desa Cengklong
Sasaran Warga Desa Cengklong yang berumur lansia
57
Target 100 warga Desa Cengklong mendapatkan
fasilitas cek kesehatan gratis
Deskripsi Kegiatan Program cek kesehatan ini masih merupakan
program bina wilayah dari pemerintahan
Kabupaten Tangerang. Cek kesehatan
dilakukan untuk memantau kesehatan dari
para warga yang berumur lansia. Cek kesehatan
ini berupa pengecekan gula darah, tekanan
darah dan lain-lain. Pada program ini, para
lansia di tuntut untuk melakukan pola makan
dan tidur yang normal untuk mencegah atau
mengurangi presentasi penyakit yang akan
timbul di masa mendatang. Umur lansia
merupakan umur yang dikatakan sudah susah
meregenerasi metabolisme tubuhnya serta
sistem imun yang telah melemah
menjadikannya mudah dalam mendapatkan
penyakit, oleh karena itu maka diadakan lah
program ini untuk bisa memantau seberapa
jauh imun nya telah menurun
Hasil Pelayanan 100 orang masyarakat berumur 15 tahun hingga
lansia mendapatkan pengecekan kesehatan
secara gratis dan mendapatkan informasi
tentang kesehatan.
Keberlanjutan
Program
Kegiatan Berlanjut Setiap Tahun
2. Posyandu Kemuning
Tabel 4. 5 : Posyandu Kemuning
Bidang Sosial dan Kesehatan
Program Masyarakat sehat dan bersih narkoba
Nomor Kegiatan 12
Nama kegiatan Posyandu Kemuning
Tempat, tanggal Cengklong, 2 Agustus 2019
Lama Pelaksanaan 1 hari
58. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Tim Pelaksana Fikis Silmi Faizah, Achmad Fauzi, Sholahuddin,
Rahmad Dwi Robiansyah, Ikhwan Fajar,
M.Hilman Hukama’, Sirril Asror, Babay
Muztabay, Albanani Amirulloh, Putri Islamiati,
Isna Asriyah Siregar, Tara Nur Tsania, Eni
Sutrieni, Hanna Mahaerani, Zulfa Amelia
Solihah, Mutia ramadhayanti, Intan Dwi
Cahyani, Farah Syuraih Muchtar, Ibu-ibu Desa
Cengklong dan warga Desa Cengklong.
Tujuan Memberikan imunisasi kepada anak-anak,
membebaskan penyakit menular kepada anak-
anak
Sasaran Anak-anak Desa Cengklong umur 0-5 Tahun
Target 50 anak mendapatkan imunisasi, pengamatan
gizi serta pencegahan dan penanggulangan
penyakit
Deskripsi Kegiatan Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang
diselenggarakan oleh kelurahan Desa
Cengklong yang dibantu dengan petugas
kesehatan puskesmas. Tugas kami disini adalah
membantu menimbang berat badan anak-anak
berusia 0-5 tahun dan mendata identitas si anak
untuk keperluan imunisasi serta memberikan
informasi sedikit mengenai gizi. Kegiatan ini
dilakukan hanya 1 hari dan bertempatan di
kediaman ketua lurah periode 2013-2019
Hasil Pelayanan 50 anak Desa Cengklong berusia 0 – 5 tahun
mendapatkan imunisasi serta mendapat
informasi mengenai kesehatan gizi.
Keberlanjutan
Program
Kegiatan Berlanjut Setiap Tahun
3. Senam Minggu Pagi
Tabel 4. 6 : Senam Minggu Pagi
Bidang Sosial dan kesehatan
Program Masyarakat sehat dan bersih narkoba
59
Nomor Kegiatan 03
Nama kegiatan Senam Minggu Pagi
Tempat, tanggal Cengklong, 28 Juli 2019 – 18 Agustus 2019
Lama Pelaksanaan 2 hari
Tim Pelaksana Fikis Silmi Faizah, Achmad Fauzi, Sholahuddin,
Rahmad Dwi Robiansyah, Ikhwan Fajar,
M.Hilman Hukama’, Sirril Asror, Babay
Muztabay, Albanani Amirulloh, Putri Islamiati,
Isna Asriyah Siregar, Tara Nur Tsania, Eni
Sutrieni, Hanna Mahaerani, Zulfa Amelia
Solihah, Mutia ramadhayanti, Intan Dwi
Cahyani, Farah Syuraih Muchtar, dan Ibu-ibu
Desa Cengklong.
Tujuan Bersilahturahmi dengan Ibu-ibu Desa
Cengklong, membugarkan tubuh dan
menyehatkan akal dan pikiran
Sasaran Masyarakat Desa Dengklong
Target 20 Masyarakat Desa Cengklong mengikuti
senam setiap hari minggu pagi
Deskripsi Kegiatan Senam adalah suatu kegiatan olahraga
pergerakan anggota tubuh untuk mengatur
metabolisme dalam tubuh agar dapat tetap
berjalan dengan optimal. Program senam pagi
ini diperuntukan seluruh Masyarakat Desa
Cengklong untuk dapat menerapkan pola
kesehatan dengan melakukan sebuah kegiatan
olahraga jasmani.banyak manfaat yang dapat
diambil dari senam ini, salah satunya adalah
membakar lemak serta mengencangkan kulit
agar tak mudah mengkerut
Hasil Pelayanan 23 Ibu-ibu Desa Cengklong mengikuti senam
minggu pagi, dan rajin dalam berolahraga senam
pagi.
Keberlanjutan
Program
Kegiatan Tidak Berlanjut
60. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
4. Seminar Hukum Keluarga
Tabel 4. 7 : Seminar Hukum Keluarga
Bidang Sosial dan Kesehatan
Program Keluarga sakinah mawadah warohmah
Nomor Kegiatan 09
Nama kegiatan Seminar Hukum Keluarga
Tempat, tanggal Cengklong, 4 Agustus 2019
Lama Pelaksanaan 1 Hari
Tim Pelaksana Fikis Silmi Faizah, Achmad Fauzi, Sholahuddin,
Rahmad Dwi Robiansyah, Ikhwan Fajar,
M.Hilman Hukama’, Sirril Asror, Babay
Muztabay, Albanani Amirulloh, Putri Islamiati,
Isna Asriyah Siregar, Tara Nur Tsania, Eni
Sutrieni, Hanna Mahaerani, Zulfa Amelia
Solihah, Mutia ramadhayanti, Intan Dwi
Cahyani, Farah Syuraih Muchtar, Tokoh Agama,
dan warga Desa Cengklong.
Tujuan Untuk memberikan pembekalan kepada
masyarakat tentang pentingnya ketahanan
keluarga yang sesuai dengan ajaran agama dan
negara.
Sasaran Masyarakat Desa Cengklong
Target 30 warga Desa Cengklong mendapatkan
wawasan seputar keluarga yang baik menurut
agama dan negara
Deskripsi Kegiatan Kami berencana untuk melakukan kegiatan
seminar keluarga ini ,yang merupakan ide dari
dospem kelompok kami ibu Masyrofah salah
satu dosen hukum keluarga di Universitas Islam
Negeri Jakarta. Dalam proses implementasinya ,
kami cukup kesulitan untuk mencari peserta
seminar sendiri, karena perbedaan waktu kerja
antara masyarakat dengan kami yang memilih
tanggal pelaksanaan di hari kerja. Namun , di
hari pelaksanaan Alhamdulillah sedikitnya 30
orang lebih menghadiri acara seminar tersebut
61
yang disampaikan oleh ibu Masyrofah,S.Ag.M.si
berisikan tentang cara menjadi keluarga yang
baik menurut agama dan negara. Kegiatan ini
tidak berlanjut karena tidak adanya remaja yang
mampu dan bersedia melakukan seminar seperti
ini.
Hasil Pelayanan 40 warga Desa Cengklong mendapatkan
informasi dan bekal seputar keluarga yang baik
menurut agama dan negara
Keberlanjutan
Program
Kegiatan tidak berlanjut
5. Seminar Narkoba
Tabel 4. 8 : Seminar Narkoba
Bidang Sosial dan kesehatan
Program Masyarakat sehat dan bersih narkoba
Nomor Kegiatan 06
Nama kegiatan Seminar Narkoba
Tempat, tanggal Cengklong,6 Agustus 2019
Lama Pelaksanaan 1 Hari
Tim Pelaksana Fikis Silmi Faizah, Achmad Fauzi, Sholahuddin,
Rahmad Dwi Robiansyah, Ikhwan Fajar,
M.Hilman Hukama’, Sirril Asror, Babay
Muztabay, Albanani Amirulloh, Putri Islamiati,
Isna Asriyah Siregar, Tara Nur Tsania, Eni
Sutrieni, Hanna Mahaerani, Zulfa Amelia
Solihah, Mutia ramadhayanti, Intan Dwi
Cahyani, Farah Syuraih Muchtar, Siswa dan
Siswi sekolah menengah atas Yadika.
Tujuan Membangun kesadaran penuh khusunya remaja
usia sekolah akan bahaya narkotika dan upaya
pencegahannya, serta penanganannya,
memberikan pengetahuan yang komprehensif
mengenai narkotika, berkontribusi dalam
62. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
upaya membangun generasi muda bangsa yang
berkualitas
Sasaran Siswa/siswi SMA Yadika kelas 11
Target 30 siswa/siswi mendapatkan pengetahuan
tentang bahaya narkoba
Deskripsi Kegiatan Di awal, kami mencari tempat dan sasaran
untuk terciptanya seminar narkoba ini, dan
pada akhirnya kami menemukan salah satu
Sekolah Menengah Atas Yadika yang tidak jauh
dari posko kelompok kami. Kami melakukan
izin terlebih dahulu kepada pihak sekolah,
setelah itu kami memilih kelas dua belas sma
untuk dijadikan sasaran pada acara seminar
narkoba ini. Pada hari pelaksanaan , kami
mengundang salah satu anggota SATGAS GAN
UIN Jakarta untuk menjadi pemateri, berisi
tentang sosialisasi akan bahaya narkoba bagi
generasi muda serta bagaimana penanganannya.
Alasan tidak berlanjutnya kegiatan ini
dikarenakan kurangnya antusias dari pihak
sekolah sendiri.
Hasil Pelayanan 47 siswa/siswi mendapatkan pengetahuan
tentang narkoba
Keberlanjutan
Program
Tidak berlanjut
6. HUT RI
Tabel 4. 9 : HUT RI
Bidang Sosial dan Kesehatan
Program Kecerian Desa Cengklong
Nomor Kegiatan 08
Nama kegiatan Perayaan HUT Republik Indonesia ke-74
Tempat, tanggal Kampung Rawa Lindung, 17 Agustus 2019
Lama Pelaksanaan 1 hari
Tim Pelaksana Fikis Silmi Faizah, Achmad Fauzi, Sholahuddin,
Rahmad Dwi Robiansyah, Ikhwan Fajar,
63
M.Hilman Hukama’, Sirril Asror, Babay
Muztabay, Albanani Amirulloh, Putri Islamiati,
Isna Asriyah Siregar, Tara Nur Tsania, Eni
Sutrieni, Hanna Mahaerani, Zulfa Amelia
Solihah, Mutia ramadhayanti, Intan Dwi
Cahyani, Farah Syuraih Muchtar.
Tujuan Memperingati dan memeriahkan HUT
Republik Indonesia yang ke-74 tahun bersama
dengan Masyarakat Desa Cengklong
Sasaran Masyarakat Desa Cengklong, khususnya
kampung Rawa Lindung
Target 50 orang warga kampung Rawa Lindung
berpartisipasi dalam memperingati dan
memeriahkan HUT Republik Indonesia ke-74
Deskripsi Kegiatan Semarak hari kemerdekaan Republik Indonesia
pada tanggal 17 Agustus selalu diwarnai dengan
berbagai macam kegiatan dan acara di berbagai
daerah. Kegiatan ini diadakan dalam rangka
memperingati hari ulang tahun (HUT)
Republik Indonesia ke-74. Perlombaan yang
diadakan ialah antara lain: lomba makan
kerupuk, balap kelereng, balap karung,
memasukkan paku ke dalam botol, joget balon,
dan koin dalam terigu. Perlombaan yang
diadakan ini sudah direncanakan sebelum
pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Demi
kelancaran kegiatan ini, kami sudah
berkoordinasi dengan pejabat setempat
kampung Rawa Lindung
Hasil Pelayanan 85 orang warga kampung Rawa Lindung
berpartisipasi dalam memperingati dan
memeriahkan HUT Republik Indonesia ke-74
Keberlanjutan
Program
Kegiatan tidak berlanjut
64. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
7. Idul Adha
Tabel 4. 10 : Idul Adha
Bidang Sosial dan Kesehatan
Program Mandiri , Berkreasi dan Mengabdi
Nomor Kegiatan 16
Nama kegiatan Pemotongan Hewan Qurban
Tempat, tanggal Kampung Rawa Lindung, 11 Agustus 2019
Lama Pelaksanaan 1 hari
Tim Pelaksana Fikis Silmi Faizah, Achmad Fauzi, Sholahuddin,
Rahmad Dwi Robiansyah, Ikhwan Fajar,
M.Hilman Hukama’, Sirril Asror, Babay
Muztabay, Albanani Amirulloh, Putri Islamiati,
Isna Asriyah Siregar, Tara Nur Tsania, Eni
Sutrieni, Hanna Mahaerani, Zulfa Amelia
Solihah, Mutia ramadhayanti, Intan Dwi
Cahyani, Farah Syuraih Muchtar, Tokoh Agama
dan warga Desa Cengklong.
Tujuan Memperingati hari raya Idul Adha bersama
Masyarakat Desa Cengklong.
Sasaran Tiga RT di Desa Cengklong, khususnya
kampung Rawa Lindung.
Target RT 4, 8, dan 9 dengan jumlah target sebanyak
100 Kepala Keluarga yang berada di wilayah
Rawa Lindung agar berparstisipasi dalam
pemotongan hewan qurban dan menerima
pembagian daging qurban.
Deskripsi Kegiatan Dengan memperingati hari raya Idul Adha
Masyarakat Desa Cengklong yang berada di
Rawa Lindung, terutama Mushola mengadakan
pemotongan hewan Qurban yang terdiri dari :
sapi dan kambing. Semua peserta kkn dan
Masyarakat hampir semua mengikuti .
Hasil Pelayanan Masyarakat Desa Cengklong yang berada di
Rawa Lindung menyatu berpartisipasi atas
kegiatan pemotongan hewan qurban dengan
peserta kkn.
65
Keberlanjutan
Program
Kegiatan tidak berlanjut.
8. Membantu Kegiatan Sekolah
Tabel 4. 11 : Membantu Kegiatan Sekolah
Bidang Pendidikan
Program Membantu Kegiatan Sekolah
Nomor Kegiatan 14
Nama kegiatan Melakukan kegiatan aktifitas sekolah SDN 03
Cengklong
Tempat, tanggal SDN 03 Cengklong, 31 juli sampai 02 Agustus
Lama Pelaksanaan 3 hari
Tim Pelaksana Fikis Silmi Faizah, Achmad Fauzi, Sholahuddin,
Rahmad Dwi Robiansyah, Ikhwan Fajar,
M.Hilman Hukama’, Sirril Asror, Babay
Muztabay, Albanani Amirulloh, Putri Islamiati,
Isna Asriyah Siregar, Tara Nur Tsania, Eni
Sutrieni, Hanna Mahaerani, Zulfa Amelia
Solihah, Mutia ramadhayanti, Intan Dwi
Cahyani, Farah Syuraih Muchtar.
Tujuan Memberikan wawasan dan membantu kegiatan
sekolah.
Sasaran Siswa/siswi kelas 2 dan 6 SDN 03 Cengklong.
Target 140 siswa mendapatkan pengetahuan seputar
mata pelajaran yang diajarkan.
Deskripsi Kegiatan Membantu untuk memberi wawasan kepada
ana-anak kelas 2 dan kelas 6 yang mengikuti
keegiatan dalam pelajaran yang diajarkan
kepada anak-anak SDN 03 Cengklong
.Mengharapkan agar anak-anak di Desa
Cengklong ini agar mempunyai wawasan yang
luas dan mampu bersaing dalam kegiatan
apapun.
Hasil Pelayanan Membuka wawasan kepada Anak-anak Desa
Cengklong .
66. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Keberlanjutan
Program
Kegiatan tidak berlanjut.
9. Taman Literasi
Tabel 4. 12 : Taman Literasi
Bidang Pendidikan.
Program Membangun Prestasi Akademik dan Non-
Akademik.
Nomor Kegiatan 04
Nama kegiatan Taman Literasi
Tempat, tanggal Rawa Lindung Desa Cengklong, 30 Juli sampai
22 Agustus 2019
Lama Pelaksanaan 24 hari
Tim Pelaksana Fikis Silmi Faizah, Achmad Fauzi, Sholahuddin,
Rahmad Dwi Robiansyah, Ikhwan Fajar,
M.Hilman Hukama’, Sirril Asror, Babay
Muztabay, Albanani Amirulloh, Putri Islamiati,
Isna Asriyah Siregar, Tara Nur Tsania, Eni
Sutrieni, Hanna Mahaerani, Zulfa Amelia
Solihah, Mutia ramadhayanti, Intan Dwi
Cahyani, Farah Syuraih Muchtar, Tokoh
Agama, dan warga Desa Cengklong.
Tujuan Membangun Masyarakat Desa Cengklong
gemar membaca
Sasaran 30 anak di Desa Cengklong khusus nya di Rawa
Lindung.
Target Masyarakat memiliki 1 lahan/ tempat taman
untuk membaca di Desa Cengklong dengan
sasaran 30 anak Desa Cengklong.
Deskripsi Kegiatan Awalnya kegiatan taman literasi adalah ingin
membuat sebuah taman literasi yang berguna
dan bisa terpakai untuk Masyarakat Desa
Cengklong , yang dimana budaya ntuk
membaca sudah mulai pudar.Akhirnya
terpikirkan dan tercetus untuk membuat taman
67
literasi/taman baca yang mampu melestarikan
budaya membaca kembali.
Hasil Pelayanan Melestarikan budaya membaca
Keberlanjutan
Program
Kegiatan ini berlanjut
10. Edukasi Pasar Modal Syariah
Tabel 4. 13 : Edukasi Pasar Modal Syariah
Bidang Pendidikan
Program Edukasi Pasar Modal Syariah Jenjang SMA
Nomor Kegiatan 17
Nama kegiatan Seminar Pasar Modal Syariah
Tempat, tanggal Cengklong, 8 Agustus 2019
Lama Pelaksanaan 1 hari
Tim Pelaksana Fikis Silmi Faizah, Achmad Fauzi, Sholahuddin,
Rahmad Dwi Robiansyah, Ikhwan Fajar,
M.Hilman Hukama’, Sirril Asror, Babay
Muztabay, Albanani Amirulloh, Putri Islamiati,
Isna Asriyah Siregar, Tara Nur Tsania, Eni
Sutrieni, Hanna Mahaerani, Zulfa Amelia
Solihah, Mutia ramadhayanti, Intan Dwi
Cahyani, Farah Syuraih Muchtar, Tim
Kesehatan Puskesmas dan warga Desa
Cengklong
Tujuan Siswa dan siswi SMA Yadika 10, jurusan IPS.
Memberikan pengetahuan seputar
perkembangan pasar modal syariah dan
bagaimana caranya berivenstasi sejak dini.
Sasaran Siswa dan siswi kelas 12 SMA Yadika 10,
jurusan IPS.
Target 30 siswa dan siswi kelas 12 jurusan IPS.
Deskripsi Kegiatan Program pasar modal syariah ini merupakan
program yang kami rancang sendiri tanpa
melibatkan orang ketiga. Kegiatan ini
dilaksanakan di SMA Yadika 10 denga sasaran
68. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
para siswa dan siswi kelas 12, jurusan IPS.
Kegiatan ini memberikan ilmu pengetahuan
ekonomi dan manajemen, menjelaskan pasar
modal syariah, pengertian saham, menabung,
penjelasan investasi, dan bagaimana caranya
berinvestasi sejak dini. Pasar modal syariah
merupakan ilmu yang penting bagi para
generasi muda untuk mengenal bagaimana
pentingnya menabung dengan cara berinvestasi
saham.
Hasil Pelayanan Siswa dan siswi mengetahui seputar pasar
modal, saham, serta cara berinvestasi.
Keberlanjutan
Program
Kegiatan tidak berlanjut.
11. Sosialisai Perguruan Tinggi Negeri (PTN)
Tabel 4. 14 : Sosialisasi Perguruan Tinggi Negeri (PTN)
Bidang Pendidikan
Program Sosialisasi dan motivasi untuk menghadapi
jenjang pendidikan lanjut.
Nomor Kegiatan 18
Nama kegiatan Sosialisasi Perguruan Tinggi Negeri (PTN)
Tempat, tanggal Cengklong, 8 Agustus 2019
Lama Pelaksanaan 1 hari
Tim Pelaksana Fikis Silmi Faizah, Achmad Fauzi, Sholahuddin,
Rahmad Dwi Robiansyah, Ikhwan Fajar,
M.Hilman Hukama’, Sirril Asror, Babay
Muztabay, Albanani Amirulloh, Putri Islamiati,
Isna Asriyah Siregar, Tara Nur Tsania, Eni
Sutrieni, Hanna Mahaerani, Zulfa Amelia
Solihah, Mutia ramadhayanti, Intan Dwi
Cahyani, Farah Syuraih Muchtar, dan siswa –
siswi kelas 12 ipa dan ips.
Tujuan Siswa dan siswi sekolah menengah atas (SMA)
siap menghadapi ujian nasional dan memotivasi
mereka untuk terus menerus menuntut ilmu
69
kejenjang yang lebih tinggi, yaitu perguruan
tinggi negeri (PTN).
Sasaran Siswa dan siswi kelas 12 SMA Yadika 10.
Target 60 siswa dan siswi jurusan ipa dan ips, kelas 12
yang akan menghadapi ujian nasional.
Deskripsi Kegiatan Kegiatan sosialisasi perguruan tinggi negeri ini
untuk menambah pengetahuan seputar
perguruan tinggi negeri, dan bagaimana
mengikuti jalur masuk perguruan tinggi negeri,
serta langkah – langkah yang harus diikuti
untuk masuk perguruan tinggi negeri. Serta
memotivasi siswa dan siswi untuk terus
menuntut ilmu kejenjang yang lebih tinggi, dan
memberikan pengertian seputar pentingnya
pendidikan.
Hasil Pelayanan 68 siswa kelas 12 SMA Yadika 10 mendapatkan
motivasi untuk menghadapi ujian dan terus
menuntut ilmu kejenjang pendidikan yang lebih
tinggi. Mendapatkan pengetahuan seputar cara
mengikuti tes untuk perguruan tinggi negeri.
Keberlanjutan
Program
Kegiatan tidak berlanjut.
C. Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan pada Masyarakat
Adapun bentuk hasil dari Pemberdayaan kepada Masyarakat yang
berhasil kami realisasikan, adalah sebagai berikut :
1. Bidang Lingkungan
a. Gotong Royong.
b. Lomba Kebersihan antar Kampung.
2. Sosial dan Kesehatan
a. Taman Pengajian Al-quran Anak
b. Pemberdayaan Remaja
c. Penyuluhan Cuci Tangan
d. Pelatihan Sablon
3. Bidang Pendidikan
70. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
a. Sanggar Seni
Tabel Bentuk dan Hasil Kegiatan Pemberdayaan pada Masyarakat
1. Gotong Royong
Tabel 4. 15 : Gotong Royong
Bidang Lingkungan
Program Bina Wilayah Desa Cengklong
Nomor Kegiatan 11
Nama kegiatan Kegiatan Gotong Royong
Tempat, tanggal Cengklong,12-20 Agustus 2019
Lama Pelaksanaan 7 Hari
Tim Pelaksana Fikis Silmi Faizah, Achmad Fauzi, Sholahuddin,
Rahmad Dwi Robiansyah, Ikhwan Fajar,
M.Hilman Hukama’, Sirril Asror, Babay
Muztabay, Albanani Amirulloh, Putri Islamiati,
Isna Asriyah Siregar, Tara Nur Tsania, Eni
Sutrieni, Hanna Mahaerani, Zulfa Amelia
Solihah, Mutia ramadhayanti, Intan Dwi
Cahyani, Farah Syuraih Muchtar, masyarakat
desa, dan tokoh masyarakat.
Tujuan Menumbuhkan sikap saling tolong menolong,
saling membantu, sukarela, dan juga
kekeluargaan. Membina hubungan sosial yang
baik dengan Masyarakat sekitar. Menciptakan
rasa kebersamaan dan kasih sayang.
Sasaran Masyarakat Desa Cengklong
Target 30 warga Desa Cengklong
Deskripsi Kegiatan Pada awal perencanaan, kelompok kami
menginginkan adanya kegiatan ini dengan
tujuan untuk merubah dan menjadikan Desa
Cengklong yang bersih dari sampah walaupun
dalam prosesnya sedikit susah karena
kurangnya kesadaran Masyarakat dalam hal
gotong royong , namun setidaknya beberapa
dari Masyarakat Cengklong bersedia untuk
berpartisipasi pada kegiatan gotong royong ini,
71
di hari pelaksanaan kami sebagai mahasiswa
membantu mengecat pagar-pagar di jalanan
agar terlihat lebih indah serta membersihkan
sampah-sampah yang berada di selokan.
Kegiatan ini berlanjut karena didukung oleh
kepala Desa Cengklong sendiri untuk
dikembangkan kedepannya.
Hasil Pelayanan Terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat
Keberlanjutan
Program
Kegiatan Berlanjut
2. Lomba kebersihan antar kampung
Tabel 4. 16 : Lomba Kebersihan antar Kampung
Bidang Lingkungan
Program Bina Wilayah Desa Cengklong
Nomor Kegiatan 18
Nama kegiatan Lomba Kebersihan Antar Kampung
Tempat, tanggal Cengklong, 16-20 Agustus 2019
Lama Pelaksanaan 4 hari
Tim Pelaksana Fikis Silmi Faizah, Achmad Fauzi, Sholahuddin,
Rahmad Dwi Robiansyah, Ikhwan Fajar,
M.Hilman Hukama’, Sirril Asror, Babay
Muztabay, Albanani Amirulloh, Putri Islamiati,
Isna Asriyah Siregar, Tara Nur Tsania, Eni
Sutrieni, Hanna Mahaerani, Zulfa Amelia
Solihah, Mutia ramadhayanti, Intan Dwi
Cahyani, Farah Syuraih Muchtar, masyrakat
desa khusus nya ibu – ibu PKK, pejabat desa
setempat, tokoh masyarakat, dan masyarakat
desa.
Tujuan Menciptakan suasana lingkungan yang nyaman
serta damai dari sampah, dan Menumbuhkan
rasa cinta lingkungan yang bersih dan berkelas
Sasaran Ibu-ibu pkk Desa Cengklong
72. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Target Seluruh ibu-ibu PKK Desa Cengklong
mengikuti kontribusi dalam menjadikan
lingkungan sekitar yang bersih dan sehat
Deskripsi Kegiatan Lomba kebersihan antar kampung merupakan
program bina wilayah yang diusulkan oleh istri
dari walikota Kabupaten Tangerang yang
ditujukan kepada ibu-ibu pkk agar lebih
berfikir kreatif. Lomba ini diusulkan
dikarenakan beberapa alasan, salah satunya
yaitu sering ditemui nya sampah-sampah
berserakan di tepi aliran air irigasi maaupun
sekitar rumah tempat tinggal. Program ini
terbilang masih baru karena hanya baru mulai
sekitar beberapa tahun terakhir.
Hasil Pelayanan Ibu-ibu pkk berhasil mengubah pemikirannya
menjadi kreatif dan suasana lingkungan
menjadi nyaman
Keberlanjutan
Program
Kegiatan tidak berlanjut
3. Taman Pengajian Al-Qur’an Anak
Tabel 4. 17 : Taman Pengajian Al-quran Anak
Bidang Sosial dan Kesehatan
Program Cengklong Mengaji
Nomor Kegiatan 02
Nama kegiatan Taman Pengajian Al-Qur’an Anak
Tempat, tanggal Cengklong, 25 Juli-6 September
Lama Pelaksanaan 13 Hari
Tim Pelaksana Fikis Silmi Faizah, Achmad Fauzi,
Sholahuddin, Rahmad Dwi Robiansyah,
Ikhwan Fajar, M.Hilman Hukama’, Sirril Asror,
Babay Muztabay, Albanani Amirulloh, Putri
Islamiati, Isna Asriyah Siregar, Tara Nur Tsania,
Eni Sutrieni, Hanna Mahaerani, Zulfa Amelia
Solihah, Mutia ramadhayanti, Intan Dwi
73
Cahyani, Farah Syuraih Muchtar, dan Ustadz
Haeruddin.
Tujuan Mendidik anak-anak di sekitar Desa Cengklong
agar tumbuh dan berkembang menjadi pribadi
yang qur’ani, mencintai al-qur’an sebagai
pedoman dan pandangan hidup
Sasaran Anak-anak Desa Cengklong
Target 15 orang anak mendapatkan pengajaran
tambahan tentang baca tulis Al-Qur’an
Deskripsi Kegiatan Berdasarkan rencana yang kami susun, taman
pengajian Al-qur’an anak ini akan membangun
pemahaman anak-anak di sekitar desa cenglong
agar tumbuh dan berkembang menjadi pribadi
yang qur’ani, mencintai al-qur’an sebagai
pedoman dan pandangan hidup. Dimana
kegiatan ini nantinya akan sejalan dengan
pemberdayaan remaja, ketika kami pulang
remaja disana yang akan melanjutkan
perjuangan kami untuk mengajar di taman
pengajian al-qur’an anak bersama dengan ustad
khoruddin selaku tokoh agama setempat.
Dengan jumlah peserta sekitar 15 orang lebih,
tentunya pencapaian tersebut sudah melebihi
target yang kami rencanakan. Dengan demikian
kegiatan ini nantinya akan terus berlanjut
ketika kegiatan kuliah kerja nyata berakhir.
Hasil Pelayanan 17 orang anak mendapatkan pengajaran
tambahan tentang baca tulis Al-Qur’an
Keberlanjutan
Program
Kegiatan berlanjut
4. Pemberdayaan Remaja
Tabel 4. 18 : Pemberdayaan Remaja
Bidang Sosial dan Kesehatan
Program Mandiri, Berkreasi dan Mengabdi
Nomor Kegiatan 01
74. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Nama kegiatan Pemberdayaan remaja
Tempat, tanggal Cengklong, 25 Juli-6 September
Lama Pelaksanaan 13 Hari
Tim Pelaksana Fikis Silmi Faizah, Achmad Fauzi, Sholahuddin,
Rahmad Dwi Robiansyah, Ikhwan Fajar,
M.Hilman Hukama’, Sirril Asror, Babay
Muztabay, Albanani Amirulloh, Putri Islamiati,
Isna Asriyah Siregar, Tara Nur Tsania, Eni
Sutrieni, Hanna Mahaerani, Zulfa Amelia
Solihah, Mutia ramadhayanti, Intan Dwi
Cahyani, Farah Syuraih Muchtar, dan Ustad
Haeruddin.
Tujuan Memberikan pembinaan dan pemberdayaan
kepada para remaja, dalam bidang keagamaan.
Sasaran Remaja Desa Cengklong
Target 9 orang remaja mendapatkan pengajaran
tambahan tentang pendidikan agama untuk
dikembangkan kembali kepada anak-anak Desa
Cengklong
Deskripsi Kegiatan Sesuai dengan rencana kelompok kami,
pemberdayaan remaja ini diharapkan mampu
merubah pemahaman para remaja ke arah yang
lebih baik, khusunya di bidang keagamaan
.dalam prosesnya sendiri, kami terlebih dahulu
meminta izin untuk menjalankan kegiatan ini
kepada tokoh agama di desa tersebut, kegiatan
pemberdayaan remaja ini dilaksanakan dalam
bentuk pengajian selama tiga belas hari,
bertempat di samping masjid nurul hikmah dan
di posko kelompok. Dengan jumlah peserta
Sembilan orang. Secara garis besar, kegiatan ini
berjalan dengan baik dan diperoleh
peningkatan pengetahuan bagi para remaja
untuk dikembangkan kepada adik-adik
bawahannya. Dengan demikian kegiatan ini
dapat berlanjut setelah berakhirnya kuliah
kerja nyata.
75
Hasil Pelayanan 9 orang remaja mendapatkan pengajaran
tentang pendidikan agama
Keberlanjutan
Program
Kegiatan Berlanjut
5. Penyuluhan Cuci Tangan
Tabel 4. 19 : Penyuluhan Cuci Tangan
Bidang Sosial dan Kesehatan
Program Kecerian Desa Cengklong
Nomor Kegiatan 08
Nama kegiatan Penyuluhan cuci tangan
Tempat, tanggal TK Islam Daarul Ilmi, 14 Agustus 2019
Lama Pelaksanaan 1 Hari
Tim Pelaksana Fikis Silmi Faizah, Achmad Fauzi, Sholahuddin,
Rahmad Dwi Robiansyah, Ikhwan Fajar,
M.Hilman Hukama’, Sirril Asror, Babay
Muztabay, Albanani Amirulloh, Putri Islamiati,
Isna Asriyah Siregar, Tara Nur Tsania, Eni
Sutrieni, Hanna Mahaerani, Zulfa Amelia
Solihah, Mutia ramadhayanti, Intan Dwi
Cahyani, Farah Syuraih Muchtar, wali murid,
dan para guru TK Islam Daarul Ilmi.
Tujuan Menerapkan kebersihan dengan cara mencuci
tangan supaya bisa meningkatkan kesadaran
akan kebiasaan menjaga kebersihan, selain itu
mengajarkan 7 langkah mencuci tangan
menurut WHO.
Sasaran Peserta didik Kelas A TK Islam Daarul Ilmi
Target 18 Peserta didik mampu menerapkan cara
menjaga kebersihan dengan cara mecuci tangan
sesuai dengan 7 langkah menurut WHO
Deskripsi Kegiatan Mencuci tangan merupakan suatu kegiatan
membersihkan jari jemari tangan dari kuman
maupun bakteri dengan menggunakan sabun.
Mencuci tanganmenggunakan sabun lebih
76. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
efektif dalam hal menghilangkan kotoran
maupun debu-debu yang ada di permukaan
kulit. Penerapan mencuci tangan ini ditujukan
pada anak usia dini karena anak-anak sangatlah
suka bermain di dalam ruangan maupun luar
ruangan di lingkungan sekitar. Finger painting
merupakan jenis kegiatan membuat gambar
yang dilakukan dengan cara menggoreskan
adonan warna secara langsung dengan jari
tangan secara bebas di atas bidang gambar. Dan
anak-anak juga sangatlah rawan terhadap
berbagai penyakit. Kegiatan finger painting sangat
cocok untuk anak-anak dalam penerapan
mencuci tangan. Tujuan kegiatan ini adalah
menerapkan kebersihan dengan cara mencuci
tangan supaya bisa meningkatkan kesadaran
akan kebiasaan menjaga kebersihan, selain itu
mengajarkan 7 langkah mencuci tangan
menurut WHO.
Hasil Pelayanan 18 Peserta didik dapat menerapkan cara
menjaga kebersihan dengan cara mecuci tangan
sesuai dengan 7 langkah menurut WHO
Keberlanjutan
Program
Kegiatan tidak berlanjut
6. Pelatihan Sablon
Tabel 4. 20 : Pelatihan Sablon
Bidang Sosial dan Kesehatan
Program Mandiri, Berkreasi dan Mengabdi
Nomor Kegiatan 06
Nama kegiatan Pelatihan Sablon
Tempat, tanggal Posko KKN 109, 10 Agustus 2019
Lama Pelaksanaan 1 Hari
Tim Pelaksana Fikis Silmi Faizah, Achmad Fauzi, Sholahuddin,
Rahmad Dwi Robiansyah, Ikhwan Fajar,
77
M.Hilman Hukama’, Sirril Asror, Babay
Muztabay, Albanani Amirulloh, Putri Islamiati,
Isna Asriyah Siregar, Tara Nur Tsania, Eni
Sutrieni, Hanna Mahaerani, Zulfa Amelia
Solihah, Mutia ramadhayanti, Intan Dwi
Cahyani, Farah Syuraih Muchtar.
Tujuan Memberikan pengetahuan kepada remaja
tentang proses menyablon, khususnya pada
media baju kaos dan tentang bahan dan alat
yang digunakan. Serta membangun
keterampilan dan kreativitas remaja untuk
membangun minat dalam usaha sablon.
Sasaran Remaja Desa Cengklong
Target 10 remaja mendapatkan pengetahuan berupa
pelatihan sablon
Deskripsi Kegiatan Berdasarkan rencana yang kami susun,
pelatihan sablon diadakan di posko KKN 109
dan diikuti sekita 10 orang remaja. Kegiatan ini
nantinya akan memberikan pengetahuan
kepada remaja tentang proses menyablon,
khususnya pada media baju kaos dan tentang
bahan dan alat yang digunakan. Serta
membangun keterampilan dan kreativitas
remaja untuk membangun minat dalam usaha
sablon. Rangkaian kegiatannya dimulai dari
penyampaian materi, sampai metode bimbingan
untuk pelaksanaan praktek sablon kaos.
Dengan jumlah peserta sekitar 10 orang,
tentunya pencapaian tersebut sudah memenuhi
target yang kami rencanakan.
Hasil Pelayanan 10 remaja mendapatkan pengetahuan berupa
pelatihan sablon serta termotivasi untuk
mengembangkan kreatifitas
Keberlanjutan
Program
Kegiatan tidak berlanjut
78. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
7. Sanggar seni
Tabel 4. 21 : Sanggar Seni
Bidang Pendidikan
Program Membangun Prestasi Akademik dan Non
Akademik
Nomor Kegiatan 16
Nama kegiatan Pelatihan Sanggar Seni
Tempat, tanggal Desa Cengklong, 2 Agustus
Lama Pelaksanaan 1 hari
Tim Pelaksana Fikis Silmi Faizah, Achmad Fauzi,
Sholahuddin, Rahmad Dwi Robiansyah,
Ikhwan Fajar, M.Hilman Hukama’, Sirril Asror,
Babay Muztabay, Albanani Amirulloh, Putri
Islamiati, Isna Asriyah Siregar, Tara Nur Tsania,
Eni Sutrieni, Hanna Mahaerani, Zulfa Amelia
Solihah, Mutia ramadhayanti, Intan Dwi
Cahyani, Farah Syuraih Muchtar, dan warga
Desa Cengklong.
Tujuan Mengenalkan Pencak Silat kepada Remaja dan
anak-anak Desa Cengklong.
Sasaran Remaja Serta Anak-anak di Desa Cengklong.
Target 30 remaja serta anak-anak mendapatkan
wawasan seputar kesenian salah satunya
Pencak Silat. Bahkan bukan hanya wawasan
melainkan 78ocal78 dasar dalam ilmu bela diri.
Deskripsi Kegiatan Pencak Silat ini diperkenalkan kepada anak-
anak dan remaja Desa Cengklong, agar
mempunyai kemampuan dasar dalam bela diri
sekaligus mempunyai nilai tambah yaitu
menjaga kearifan 78 ocal seni bela diri yaitu
pencak silat.
Hasil Pelayanan Anak-anak dan Remaja Desa Cengklong
mempunyai tekad yang antusias dalam
mengikuti kegiatan ini.
79
Keberlanjutan
Program
Kegiatan tidak berlanjut
8. Taman Literasi
Tabel 4. 22 : Taman Literasi
Bidang Pendidikan.
Program Membangun Prestasi Akademik dan Non-
Akademik.
Nomor Kegiatan 05
Nama kegiatan Taman Literasi
Tempat, tanggal Rawa Lindung Desa Cengklong, 30 Juli sampai
22 Agustus 2019
Lama Pelaksanaan 24 hari
Tim Pelaksana Fikis Silmi Faizah, Achmad Fauzi, Sholahuddin,
Rahmad Dwi Robiansyah, Ikhwan Fajar,
M.Hilman Hukama’, Sirril Asror, Babay
Muztabay, Albanani Amirulloh, Putri Islamiati,
Isna Asriyah Siregar, Tara Nur Tsania, Eni
Sutrieni, Hanna Mahaerani, Zulfa Amelia
Solihah, Mutia ramadhayanti, Intan Dwi
Cahyani, Farah Syuraih Muchtar, Tokoh
Agama, dan warga Desa Cengklong.
Tujuan Membangun Masyarakat Desa Cengklong
gemar membaca
Sasaran Masyarakat Desa Cengklong
Target Masyarakat memiliki 1 lahan/ tempat taman
untuk membaca di Desa Cengklong
Deskripsi Kegiatan Awalnya kegiatan taman literasi adalah ingin
membuat sebuah taman literasi yang berguna
dan bisa terpakai untuk Masyarakat Desa
Cengklong , yang dimana budaya ntuk
membaca sudah mulai pudar.Akhirnya
terpikirkan dan tercetus untuk membuat taman
literasi/taman baca yang mampu melestarikan
budaya membaca kembali.
80. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Hasil Pelayanan Melestarikan budaya membaca.
Keberlanjutan
Program
Kegiatan ini berlanjut
D. Faktor-faktor Pencapaian Hasil
Keberhasilan sesuatu dapat dipengaruhi oleh beragam faktor, mulai
dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang terpenting
adalah perencaan yang matang sebelum hari keberangkatan ke Desa
Cengklong. Selain itu, rapat rutin , komunikasi yang baik, serta evaluasi
yang dilakukan untuk mendapatkan suatu kesepakatan bersama dalam satu
kelompok. Kemudian, keberhasilan yang dari eksteral adalah dukungan dari
berbagai pihak yang secara sukarela dan senang hati berpartisipasi dan ikut
membantu dalam lancarnya berbagai program yang kami harapkan dapat
berjalan dengan baik. Antusiasme Masyarakat sekitar, serta bantuan para
aparatur desa terutama Pak Manto, Pak Saduni, ibu-ibu PKK dan tokoh
agama yaitu ustadz Khairuddin dapat menjadi salah satu faktor ketercapaian
hasil yang kelompok kami harapkan.
Kemudian, faktor penghambat dalam menjalankan kegiatan KKN
pun berasal dari internal dan eksternal. Faktor internal yang menjadi
penghambat kegiatan selama KKN adalah keterbatasan ilmu pengetahuan
dan pengalaman mahasiswa KKN yang masih dalam tahap awal pengabdian
terhadap Masyarakat menjadi masalah dalam pelaksaan program kegiatan.
Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah mahasiswa
berkoordinasi dengan sekretaris desa, perangkat desa, serta masyarakat desa
agar dapat saling mengisi kekurangan, berbagi ilmu, dan berbagi
pengalaman. Kemudian, kurangnya komunikasi antaranggota dalam
pelaksanaan kegiatan di Desa Cengklong membuat adanya pelaksanaan
kegiatan yang tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan.
Selain faktor internal, terdapat pula faktor eksternal yang
mempengaruhi jalannya setiap program. Faktor eksternal ini, yaitu Desa
Cengklong merupakan salah satu desa dengan wilayah yang terbilang luas,
dengan luas wilayah 188,78 km2 yang terdiri dari 18 RW dan 37 RT, sehingga
sangat menghambat koordinasi kegiatan dengan Masyarakat. Selain itu,
jumlah anggota kelompok yang hanya terdiri dari 18 orang merupakan
jumlah yang sedikit untuk dapat menjalin koordinasi pada seluruh lapisan
Masyarakat se-Desa Cengklong.
Pendidikan merupakan akar yang pahit, tetapi buahnya manis
- Aristoteles
83
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melaksanakan KKN-PPMM selama 32 hari lamanya di Desa
Cengklong, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang sebagai bakti dari
Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kami membuat seluruh program kegiatan
dengan tujuan membantu para Masyarakat melalu sebuah pengebadian.
Kami sebagai mahasiswa yang sedang mengabdi, terjun langsung untuk
membantu Desa dalam menghadapi masalah dan pembangunan, melalui
pogram kegiatan yang kami buat. Dengan menyalurkan ilmu yang kami
dapatkan selama di Universitas maupun di luar Universitas. Program yang
kami terapkan tidak lain untuk menjadi solusi dari masalah di Desa
Cengklong.
Pada program bidang lingkungan solusi yang kami lakukan dengan
berkerjasama dengan masyarakat, tokoh masyarakat, dan pihak pemerintah
Desa yang ikut membantu dalam melaksanakan kegiatan gotong royong
untuk pembangunan taman literasi, dan lomba antar kampung yang bekerja
sama dengan Kabupaten dalam kegiatan Bina Wilayah. Seluruh kegiatan
bidang lingkungan kami berhasil dilaksanakan.
Pada program bidang sosial dan kesehatan solusi yang kami lakukan
untuk membantu masyarakat dengan membuat kegiatan cek kesahatan
bersama, posyandu, senam pagi, seminar narkoba, seminar hukum keluarga,
taman pengajian Al-quran anak, pemberdayaan remaja, penyuluhan cuci
tangan, pelatihan sablon, HUT RI, dan Idul Adha. Seluruh kegiatan berhasil
dilaksanakan dengan bantuan kontribusi masyarakat dalam beberapa
kegiatan sehingga kegiatan berhasil terlaksana.
Pada program bidang pendidikan solusi yang kami lakukan dengan
menciptakan sanggar seni, membantu dalam kegiatan sekolah, dan
membangun taman literasi. Khususnya untuk pembangunan taman literasi
yang kamu bangun untuk masyarakat agar tidak malas untuk membaca, dan
untuk anak – anak Desa Cengklong yang putus sekolah, mereka masih bias
tetap belajar di taman literasi yang kami bangun untuk menambah
pengetahuan mereka melalui buku – buku.
84. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
B. Rekomendasi
Terkait dari keberhasilannya program kegiatan yang diraih.
Sekiranya kami memeliki beberapa hal untuk disampaikan kepada beberapa
pihak terkait dengan kegiatan KKN-PpMM di Desa Cengklong ini, sebagai
bahan rujukan untuk kemajuan perkembangan Desa Cengklong kedepan,
diantaranya untuk:
1. Pemerintah Setempat
a. Seringnya diadakan pembinaan dan penyuluhan terhadap
masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan untuk
kesehatan diri, dan keluarga. Khususnya pada masalah sampah
agar lingkungan tetap terjaga bersih dan asri.
b. Pembinaan kepada para pemuda dan remaja desa agar potensi
mereka bisa dikembangkan lebih baik lagi. Sebagai bekal mereka
mencari pekerjaan dan mendirikan usaha.
c. Lebih memperhatikan sarana dan prasarana agar layak untuk di
gunakan Masyarakat dan dapat menunjang potensi dan aktivitas
masyarakat.
d. Tetap menjaga komunikasi dengan masyarakat terkait masalah
yang sedang terjadi, kebutuhan masyarakat, dan harapan
Masyarakat terkait pembangunan Desa. Agar tidak lagi terjadi
kesalahan komunikasi antar Masyarakat dengan Masyarakat
lain, maupun Masyarakat dengan Pemerintah.
2. Pusat Pengabdian Masyarakat (PPM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
a. Persiapan untuk menghadapi KKN-PpMM lebih disiapkan
matang - matang agar Mahasiswa mendapatkan kejelasan terkait
tanggal penyelesaian laporan - laporan kegiatan KKN-PpMM
dan berita kepada mahasiswa disampaikan dengan baik.
Termasuk pendanaan untuk melakukan pembanganunan Desa
disampaikan kepada Mahasiswa sebelum pelaksanaan KKN
selesai agar pembangunan dapat dilaksanakan maksimal dengan
pembantuan dana dari PPM.
b. Sosialisasi dan pembinaan Mahasiswa sebelum hingga sesudah
melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) perlu ditingkatkan
lagi.
c. Desa Cengklong masih menjadi salah satu wilayah yang masih
membutuhkan pengabdian masyarakat dalam hal pembangunan
sarana dan prasarana, pemberdayaan remaja untuk menghadapi
85
Revolusi Industri 4.0, dan pemberdayaan lingkungan agar Desa
Cengklong menjadi desa yang bersih dan asri.
3. Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang akan Melaksanakan
Pengabdian di Desa Cengklong.
a. Sebelum malaksanakan KKN-PpMM, mahasiswa agar mengkaji
lebih dalam mengenai informasi desa, letak geografis desa,
kondisi masyarakat, lingkungan di wilayah desa, aset desa, dan
masalah yang sedang terjadi di Desa tersebut. Agar mahasiswa
dapat memaksimalkan kegiatan yang akan di terapkan di desa
tersebut, sehingga kegiatan dapat berjalan dengan lancar dan
tepat sasaran.
b. Menjaga komunikasi dengan baik antar anggota kelompok KKN,
masyarakat, dan para pemerintan setempat yang terus di
perhatikan, agar tidak ada lagi kendala komunikasi.
c. Merencanakan dan menetapkan sasaran beserta targer dengan
matang program kegiatan yang akan implementasikan dan
dipresentasikan kepada masyarakat desa.
d. Pemilihan tempat untuk melaksanakan program lebih
dimatangkan sebelum pengimplementasian, agar sasaran dan
target tepat pada masyarakat.
e. Lebih mengutamakan kebutuhan masyarakat dan desa, bukan
sesuai keinginan masyarakat, agar kegiatan berdampak postif
dan dapat terus dirasakan.
Terkadang yang perlu kau lakukan adalah memutar
balik sudut pandangmu untuk dapat melihat kebenaran orang lain –
Dan Brown (Origin)
87
BAB VI
PENGGALAN KISAH INSPIRATIF KULIAH KERJA NYATA (KKN)
A
Secarik Senja di Langit Khatulistiwa
Senyum Desa Cengklong
Oleh: Rahmad Dwi Robiansah
1. Cerpen Khatulistiwa
Kuliah Kerja Nyata? Ya, kata itu sudah tidak asing lagi bagi masyarakat,
terlebih lagi di telinga mahasiswa. Kuliah Kerja Nyata atau lebih sering
disebut dengan singkatan KKN merupakan bentuk implementasi dari salah
satu program Tri Darma Perguruan Tinggi dalam hal pengabdian dan
edukasi yang dilakukan oleh mahasiswa kepada masyarakat di suatu daerah
tertentu dan dalam waktu yang tertentu pula. Pada saat KKN inilah,
mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan di bangku
kuliah, serta bakat yang dimilikinya. Hal inilah yang membuat saya berfikir,
hal apa yang akan saya berikan kepada mereka?
Dalam program Kuliah Kerja Nyata, kita tidak hanya sekedar
mengutamakan teori yang sebelumnya sudah dipelajari di kelas, akan tetapi
lebih mengutamakan praktik lapangan dengan melihat dan mencari cara
dalam mengatasi problematika yang ada di masyarakat.
KKN sendiri memiliki tiga pilar penunjang, yaitu pendidikan, penelitian,
dan pengabdian kepada Masyarakat. Sebagai kegiatan pendidikan, melalui
Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa dapat memperkenalkan langsung
dengan Masyarakat dan permasalahannya dengan cara kita mengatasi
peroblematika yang ada. Kaitannya dengan penelitian, yakni kita dituntut
dan diajak untuk menelaah dan merumuskan permasalahan yang ada di
masyarakat, dan potensi yang ada dimasyarakat.
Saya sendiri merupakan mahasiswa dari Fakultas Syariah dan Hukum
jurusan Hukum Ekonomi Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dimana
para mahasiswa dan mahasiswinya belajar bagaimana menganalisis suatu
permasalahan hukum dalam menyelesaikan suatu sengketa, baik itu
sengketa bisnis syariah, ataupun permasalahan yang ada di lembaga
keuangan syariah. Maka dari itu, saya sendiri tertarik mengikuti KKN ini,
karena ingin mengasah diri dalam hal menganalisis dan mengatasi suatu
permasalahan dan problematika dalam bermasyarakat.
88. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Dua bulan lebih sebelum program ini berjalan, kami seluruh mahasiswa/i
semester 6 telah dibentuk menjadi 200 kelompok, 100 kelompok di Bogor
dan 100 kelompok lagi di Tangerang. Namun, ada beberapa fakultas, seperti
fakultas kedokteran dan fakultas psikologi serta beberapa jurusan di salah
satu fakultas yang tidak mengikuti program ini, akan tetapi hal ini tidak
berarti apa-apa buat saya dalam mengikuti program ini. Sehari kemudian,
setelah pengumuman pembagian kelompok saya pun baru mengetahui
bahwa saya terdaftar di kelompok KKN 109, hehe...
Tak lama berselang terdapat nomor baru yang mengundang saya melalui
WhatsApp untuk bergabung di grup KKN 109. Tara namanya, wanita cantik
berparas kearab-araban yang pertama saya kenal di kelompok ini dan berani
berinisiatif mengumpulkan kami dalam satu grup. Haha... Wajah baru dan
cerita baru tentunya sudah pasti siap hadir di kehidupan kami ke depan. Hal
yang tentunya saya harapakan ketika itu adalah mendapatkan teman baru
yang lebih gokil, lucu, berpengetahuan luas, hebat, ramah, dan lain-lain.
Sesuai dengan harapan saya kala itu ketika kami berkumpul untuk
pertama kalinya, saya melihat mereka adalah mahasiswa dan mahasiswi
hebat yang dikirimkan Tuhan kepada saya untuk merajut kisah ditiang yang
sama dalam program ini. Orang-orang kocak dan gokil, berkumpul di
kelompok KKN 109. Haha...
Seminggu berselang selepas pertemuan pertama dengan mereka,
kamipun hanya berbalas pesan via grup KKN. Berbagai kisah dan keseruan
menjadikan grup ini selalu ramai akan candaan dan tawa satu sama lain, seru
deh pokoknya mereka. Wkwkwk....
Pertemuan kedua pun tersepakati di suatu tempat, kafe Oishi tepatnya.
Tempat bersejarah bagi saya yang menjadi awal amanah itu diemban. Iya,
saya ditunjuk oleh teman-teman untuk menjadi ketua kelompok bagi
mereka. Hal yang tentunya tidak saya inginkan dan tidak saya duga-duga
sebelumnya. Rasa takut akan ketidakmampuan dalam memimpin amanah
ini, membuat saya menolak putusan mereka. Namun, besar harapan serta
support dan rayuan dari teman-teman KKN 109, membuat saya menyetujui
dengan harapan dukungan serta loyalitas dari mereka dalam membantu saya
untuk menyukseskan segala program serta pengabdian dari kelompok ini.
Seiring berjalannya waktu, saya dan teman-teman sering mengadakan
kumpul di setiap pekannya, Alhamdulillah selalu ramai dan hanya satu sampai
dua orang saja yang tidak bisa hadir. Hingga suatu momen ketika kami
berkumpul di auditorium selepas pembekalan dengan anggota tim yang
89
lengkap, kami memutuskan memberikan nama Socrative yang diberikan
oleh salah satu sahabat socrative dari bidang pubdekdok untuk kelompok
KKN 109, sebut saja Intan namanya. Hehe....
Dua hari setelah pembekalan, LP2M dan PPM membagikan daerah-
daerah yang dikenakan program KKN UIN Jakarta Tahun 2019 via online.
Betapa kagetnya saya ketika mengetahui bahwa kelompok saya bertugas di
Tangerang, tepatnya Desa Cengklong, Kecamatan Kosambi. Sejujurnya, saya
sedikit kecewa pada awalnya mendapat lokasi di daerah Tangerang, karena
yang saya inginkan adalah di daerah Bogor. Tapi sudahlah, dinikmati saja.
Hehe...
Keesokan harinya, saya dan sahabat socrative109 berkumpul untuk
membahas survei pertama, lagi-lagi saya dan sahabat socrative dikejutkan
oleh hasil searching yang kami lakukan terkait Desa Cengklong, seekor babi
yang ada di halaman website desa ini. Saya pun tertawa heran dan bertanya-
tanya, “ini beneran di Cengklong ada babinya”? Haha... Rapat pun selesai, dengan
hasil bahwa survei tahap pertama akan dilakukan hari Rabu, tanggal 15 Mei
2019.
Beberapa hari berselang, saya, Hilman, Mutia, Fajar, dan Fauzi adalah
segelintir dari anggota KKN 109 yang memiliki waktu luang untuk
melakukan survei tahap satu dan menjadi orang pertama dari sahabat
socrative yang memastikan bahwa di Desa Cengklong benar-benar ada babi,
bahkan dalam jumlah banyak dan di ternak oleh warga sekitar yang beretnis
China. Haha... Saya dan sahabat socrative lainnyapun kembali ke Ciputat
dengan membawa sejuta cerita lucu dan gambaran beberapa program kerja
yang akan kami diskusikan untuk diterapkan pada Desa Cengklong.
Hari-haripun berganti hingga tanpa sadar Idul Fitri telah berlalu. Kini
saatnya saya dan sahabat socrative109 melakukan survei tahap dua guna
mencari informasi, data desa, serta program-program kerja yang cocok untuk
dijalankan di Desa Cengklong, dan Alhamdulillah kami bisa full team dalam
survei kali ini. Hingga survei tahap ketiga pun saat kami mencari dan
memutuskan lokasi mana di Desa Cengklong yang akan kami jadikan tempat
tinggal dan basecamp selama pengabdian ini, kami dalam formasi full team.
Setelah semuanya kami peroleh, kini tinggal menunggu dan
mempersiapkan diri untuk benar-benar terjun langsung di tengah-tengah
Masyarakat Desa Cengklong. Sungguh kompak KKN Socrative109, hahaha...
90. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
2. 2500 Kata di Tiang yang Sama
Selasa, 23 Juli 2019 tepatnya pukul 15:45 adalah hari di mana kisah ini
mulai terangkai di tiang yang sama, bersama wajah baru yang tercermin
kebahagiaan dan optimisme sang murabbi, menaungi harapan semangat juang
sahabat socrative109 dalam mengabdikan diri terhadap desa indah bernama
Cengklong, khususnya kampung Rawa Lindung. KuliahKerja Nyata (KKN),
merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus kami tempuh, dan juga
sebagai bentuk implementasi tri darma Perguruan Tinggi dalam hal
pengabdian dan edukasi kepada Masyarakat.
Memberikan perubahan baru melalui program-program yang
ditawarkan serta ilmu-ilmu yang diperoleh dibangku kuliah dalam waktu
yang tidak singkat merupakan misi yang biasa diemban oleh mahasiswa yang
sedang melakukan pengabdian ini. Tak terkecuali kami, sahabat
socrative109.
Teriknya matahari Desa Cengklong serta suasana dan keramaian yang
begitu khas dari desa ini, menyapa kami layaknya senyum sapa para warga
dan anak-anak desa. Tak terkecuali hewan-hewan khas yang menjadi ikon
unik dari desa ini di media sosial, warga setempat menyebutnya dengan
kerbau mini (babi). Hehehe....
Sesampainya di basecamp, sahabat socrativepun melakukan hal yang biasa
orang lain lakukan ketika menempati rumah baru. Bersih-bersih, berkemas,
dan merapikan apa yang perlu dirapikan. Hanna, Tara, Zulfa, Farah dan
beberapa sahabat socrative lainnya menjadi orang yang paling sibuk saat itu,
bagaimana tidak? Merekalah yang pertama kali sampai ke Basecamp dan
keadaannya masih sangat memprihatinkan. Oleh karenanya, mereka harus
rela mengabdikan dirinya terlebih dahulu untuk membersihkan semuanya
ketimbang kami yang belum sampai di lokasi. Hahaha....
Namun, cerita itu berbeda dengan saya, kala itu saya masih menikmati
nikmatnya perjalanan menuju Desa Cengklong disore hari. Hingga tak sadar
sang senjapun mulai menyongsong ke pangkuan sang penciptanya, dan
lantunan azanpun saling bersautan dari satu tempat ke tempat yang lain di
desa ini. Berhenti sejenak menikmati apa yang terpandang dengan kasat
mata sembari menjawab setiap bait dari panggilanNya merupakan cara lain
untuk menikmati senja pertama yang terhiasi indahnya beberapa pesawat
terbang yang berlau-lalang di langit bandara Internasional Soekarno Hatta,
sungguh desa yang menakjubkan dengan sejuta kisah ditiang yang sama
menanti kami.
91
Setibanya di Basecamp, rileksasi dengan menikmati air yang jernih dari
keran Desa Cengklong menjadi pilihan pertama bagi saya menghabiskan
waktu sejenak kala itu. MenghadapNya dengan raga yang bersih merupakan
satu hal yang menyejukkan dalam hidup untuk melupakan sang lelah.
Waktupun berjalan sesuai kehendakNya, serta senyum-sapa para warga dan
anak-anak desa menemani malam pertama kami di Desa Cengklong.
“Allahuakbar, Allahuakbar”... Azan isya pun berkumandang di mushalla
Nurul Hikmah. Iya, salah satu tempat ibadah umat muslim yang letaknya
dekat dengan basecamp sahabat socrative. Kami pun bergegas melaksanakan
shalat isya berjamaah di basecamp, zikir bersama, yasinan, serta doa bersama
guna memohon kepada sang Khaliq agar dijauhkan dari apa-apa yang jahat
dan membahayakan, serta segala urusan yang berkaitan dengan pengabdian
di Masyarakat dapat dipermudah dan diperlancar olehnya. Islami banget ya
sahabat socrative109, Hehe...
Rasa emosional untuk satu tujuan dalam tim yang selama ini ingin saya
tumbuhkan selaku ketua kelompok kepada sahabat socrative109, kini mulai
tumbuh perlahan-lahan dalam hati setiap individu, kekompakan dalam tim
terbingkai rapi dalam senyuman dan canda tawa yang menghabiskan
indahnya malam pertama di Desa Cengklong. Sirril, Fajar, dan bang Hilman
adalah salah satu dari beberapa sahabat socrative yang selalu berhasil
mengocok selera humor saya untuk tertawa lepas menikmati setiap detik
dari kisah inspiratif ini.
Sang malam semakin larut dalam tawa, hingga tak sadar selalu menemani
saya dan sahabat socrative lainnya dalam rapat pertama di tanah Cengklong.
Mempersiapkan konsep pembukaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sahabat
socrative di kantor desa esok, merupakan titik fokus dalam rapat kami
malam ini. Bak seorang maestro, petuah serta kata-kata bijakpun mulai
berfantasi dalam hening malam yang menghiasi rapat pertama sahabat
socrative. Fikis, Hana, dan beberapa anak acara, serta sahabat socrative
lainnya, selalu memberikan kritikan dan saran yang membangun kepada
saya selaku ketua kelompok sahabat socrative untuk lebih baik lagi dalam
mengawal setiap kisah yang akan kami ciptakan di tiang yang sama di Desa
Cengklong. Rapatpun selesai, dan kami bisa tersenyum lepas dengan sang
pemimpi di malam pertama. Terima kasih untuk ilmu dan kesan yang kalian
berikan selama ini. Hehe...
Pukul tiga telah berlalu, dan malam mulai menepikan gelapnya. Namun,
mata ini belum mampu berselimut dengan sang pemimpi. Entah apa yang
92. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
mengganjal, mungkin saja secarik kata yang sukar untuk diucapkan pada
kertas. “Hem,... sambutan seperti apa yang harus saya tuangkan dalam acara pembukaan
esok”? Gerutuku dalam hati. Melihat saya sedang bingung memikirkan
sesuatu, bang Hilman pun datang menghampiri saya seraya berkata “Ora sah
dipikirke pak, sek penting kudu yakin. Gusti Allah karo sampean. Kita kabeh yakin karo
kemampuan sampean kanggo ngatur tembung lan nguwasani panggung. Saiki sampean
mung turu lan ngaso, mula sesuk ora katon stres.” Sautnya meleburkan suasana
hening malam kala itu dalam kegundahan.“Ngih Pak, matur suwun kanggo
wejangane” Saut saya dalam bahasa jawa menimpali percakapan singkat kami
malam ini.
Keesokan harinya, saya terbangun oleh indahnya mentari yang
menyoroti keramaian anak-anak di tepian desa. Berjalan bersamaan menuju
sekolah untuk menuai perubahan yang lebih baik di masa depan. Terlihat
sepintas canda, tawa, dan senyum tulus bibir mereka yang merekah manis
dilamunan saya kala itu. Keinginan untuk mengabdikan diri kepada
merekapun semakin bersemangat seiring dengan senyum tulus yang mereka
berikan kepada kami sahabat socrative109.
Setelah di pagi hari disibukkan oleh penyebaran surat undangan
pembukaan Kuliah Kerja Nyata (KKN), saya dan sahabat socrative lainnya
mempersiapkan diri untuk menyambut tamu undangan yang begitu ramai
memadati kantor desa. Hal yang tidak kami duga-duga sebelumnya,
antusiasme warga Desa Cengklong serta pihak instansi daerah dalam
menyambut kehadiran kami di desa mereka, membuat saya dan sahabat
socrative lainnya begitu bersemangat untuk memberikan pengabdian yang
menarik dan meninggalkan begitu banyak kenangan serta kesan baik di hati
mereka.
Waktupun telah menunjukkan pukul setengah dua, acara pembukaan
KKN UIN Jakarta 2019 di Desa Cengklong segera dilaksanakan, dan Fikis
adalah salah satu dari sahabat socrative109 yang bertugas memandu jalannya
acara. Isna yang sibuk dibagian konsumsi, serta Fauzi, Hana, dan beberapa
sahabat socrative lainnya yang berada di divisi acara, Tara dan Babay yang
sibuk memobilisasi para tamu undangan serta dosen pembimbing kami,
Fajar dan Intan yang selalu siap dengan kameranya untuk
mendokumentasikan segala kegiatan sahabat socrative109, dan sahabat
socrative lainnya tentunya, saling menyemangati dan menguatkan akan
kisah yang akan tercatat dalam sejarah desa ini. Iya benar, secarik sejarah
93
pengabdian sahabat socrative109 yang pernah memiliki sejuta kisah di tiang
yang sama di Desa Cengklong.
3. Mutiara di Langit Khatulistiwa
Berjalan tanpa hening, dan bergerak dengan perubahan merupakan
motivasi saya dalam merealisasikan langkah menuju kesuksesan di
pengabdian ini. Andi, Arob, Ajat, Qori, Ibong, dan Kasih adalah secarik senja
generasi desa yang saya temukan pertama kali di kampung Rawa Lindung.
Mereka adalah segelintir dari sekian banyak anak-anak yang selalu
menemani senyum, canda, tawa saya dan sahabat socrative lainnya selama
mengabdikan diri di desa ini. Wajah lugu penuh harapan dari merekalah
yang selalu menghiasi sisi lain di tiap kisah yang kami buat dalam
pengabdian ini.
Helaian kisahpun mulai tertulis hingga tabir tak lagi membatasi sang
waktu, hirup pikup permasalahan desapun selalu menghantui pola pikir
saya. “Apa yah yang menjadi kendala bagi desa ini untuk maju”? Gerutuku dalam hati.
Sosialisasi pasca acara pembukaanpun sering saya dan sahabat socrative109
gencarkan kepada Masyarakat. Sosialisasi ini, dilakukan guna mendapatkan
informasi serta keluh kesah yang bisa kami jadikan sebagai solusi program
kerja ke depan. Alhasil, kebersihan lingkungan serta rendahnya tingkat
pendidikan masih menjadi momok yang menakutkan bagi desa ini.
Bersinergi dengan instansi pemerintahan serta Masyarakat Desa
Cengklong merupakan salah satu alibi bagi sahabat socreative dalam
menyukseskan segala program kerja, khususnya di bidang lingkungan dan
pendidikan. Pembangunan taman literasi atau yang biasa disebut dengan
taman baca merupakan salah satu solusi yang saya tawarkan kepada
Masyarakat dalam meningkatkan pendidikan di Desa Cengklong. Selain itu,
lomba Bina Wilayah (BinWil) seKabupaten Tangerang juga menjadi titik
fokus saya dan sahabat socrative dalam bersinergi dengan instansi
pemerintahan guna menciptakan tata ruang desa yang lebih indah.
Petang pun berakhir dan senja mulai menyembunyikan keelokannya dari
sang malam. Hari yang melelahkan dengan sejuta inspirasi dalam jiwa
menemani langkah saya dan sahabat socrative menuju basecamp untuk
beristirahat. Terima kasih untuk secarik tinta yang tertuang dalam pena hari
ini, Cengklong, 24 Juli 2019.
Minggu pertama di tepian desa, dan secarik kisah yang kembali tersirat
dalam sejarah. Senyum serta tawa pemuda desa seperti bang Ikhwan dan
94. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
keluguan anak-anak desa selalu menemani canda saya di setiap harinya.
Terlebih bang Ikhwan, beliau adalah salah satu dari sekian banyak pemuda
desa yang peduli dan menjadi pemanis dalam kisah ini. Bagaimana tidak?
Hampir disetiap malam, beliau selalu menemani dan ikut menjaga
keamaanan serta canda tawa sahabat socrative yang sedang bertugas untuk
jaga malam di basecamp, khususnya saya, Hilman, Fajar, dan Sirril.
Banyak hal yang saya peroleh darinya, baik itu informasi yang terkait
dengan keamanan desa, sejarah desa, permasalahan desa, kisah-kisah mistis,
sampai kembang desa yang ada di Cengklong. Hehe... Tentunya ini adalah
sedikit dari sekian banyak percakapan kami di setiap malamnya. Beliau juga
termasuk salah satu pemuda desa yang berpenampilan sederhana, tanpa
handphone, dan kendaraan seperti layaknya kebanyakan orang. Beliau
memiliki hati yang kaya layaknya orang baik dan dermawan. Rasa
hormatnya kepada yang lebih tua, serta keramahannya dalam bersosialisasi,
membuatnya di kenal dengan pemuda yang baik di kalangan Masyarakat
Desa Cengklong, khususnya kampung Rawa Lindung tempat saya dan
sahabat socrative109 tinggal.
Suara Azan berkumandang merdu di antara kicauan burung-burung
camar yang menghiasi langit Desa Cengklong, saya dan sahabat socrative
bergegas memenuhi panggilanNya untuk menunaikan ibadah shalat Jum’at.
Seperti biasa, senyum ramah warga desa serta wajah lugu anak-anak
menemani perjalanan saya. Ajat, Keling, Nugi, Ridwan, Andi, Qori, Ibong,
Arob, dan Kasih, adalah segelintir dari sekian banyak generasi desa yang
selalu menemani keseharian saya. Bahkan, tak jarang dari mereka saling
berebut untuk memeluk dan mencubit pipi saya serta kasih sayang dan
perhatian dari saya. “Kak Robin ini kakak saya, jih...“ Saut mereka satu sama lain
dengan logat khasnya. Haha...
Bahkan, ada salah satu dari mereka yang menginginkan agar saya
menikahi kakak mereka dan tetap tinggal di desa ini selamanya. “Hal yang
mustahil tentunya” gerutuku dalam hati. Hehe...
Tertidur pulas bersama sang pemimpi hingga tak sadar suara khas dari
anak-anak desa mengaburkan lamunan saya dari sajak bulan juli, “Kak, kak...
Bangun, kak Robin bangun, ayo kita latihan silat lagi jih... Udah hari Rabu ini kak,
bangun!” bisik mereka di telinga sembari membangunkan. Saya pun
terbangun dengan tatapan kosong yang mulai terisi oleh senyum penuh
harapan dari mereka. “Ayo, ayo kita latihan”, sautku menimpali permohonan
95
mereka kala itu. Bermain dan berlatih bersama, baik teknik maupun dasar-
dasar dalam seni bela diri, hingga sang senja tak lagi tersenyum pada petang
itu, merupakan secarik kisah inspiratif di awal bulan Agustus.
Keesokan harinya, saya dan bang Hilman kembali bermain bersama
mereka sembari belajar di taman literasi yang saya dan sahabat socrative buat
tempo hari. Hal ini merupakan rutinitas keseharian jikalau tidak ada
kegiatan yang telah terprogram dalam agenda KKN. Bermain tebak-tebakan
seperti kuis cerdas cermat yang berhadiahkan buah kelengkeng dan telur
puyuh bagi mereka yang mampu menjawab dengan benar, merupakan salah
satu hadiah yang bisa saya berikan kepada mereka. Canda dan tawa kala itu,
terurai dan tercatat rapih dalam sejarah langit khatulistiwa senyum Desa
Cengklong.
Bahagia tentunya dapat tertawa lepas dengan mereka semua di desa ini.
Hingga waktu tak lagi bersahabat, dan Azanpun berkumandang merdu di
telinga, kami baru bisa terhenti dari permainan ini. Seperti biasa, saya
mewajibkan anak-anak desa shalat berjamaah untuk meramaikan mushalla
Nurul Hikmah yang dipimpin oleh Pak Ustaz Khairuddin. Iya, beliau adalah
salah satu tokoh agama dan tokoh Masyarakat yang kharismatik dan
memiliki selera humor tinggi. Beliau selalu tersenyum dan tak kenal lelah
dalam mengayomi dan membimbing saya serta sahabat socrative untuk
mengabdikan diri desa ini.
Hari demi haripun berganti, bak ilusi yang mengekalkan sang senja
menuju singgahsanaNya. Menghilang seperti kantuk dan letih yang tak lagi
terurai lembaran baru, siap dilukiskan dalam sejarah bumi khatulistiwa.
Hari ini, taman baca yang di jadikan inventaris dan kenang-kenangan dari
sahabat socrative untuk kemajuan pendidikan Desa Cengklong, siap
dibangun dan didirikan bersama-sama. Gotong royong dan canda tawa,
menumbuhkan rasa kekeluargaan yang semakin erat antara sahabat
socrative, warga desa, serta anak-anak Desa Cengklong, khususnya
kampung Rawa Lindung.
4. Just Dream
Seperti biasa, haripun berjalan dengan cepat ditiap detiknya, layaknya
kesedihan yang akan terbang menjauh seiring dengan kepakan sayap waktu.
Tak terasa pekan ketiga telah saya lewatkan di desa ini. Itu berarti,
perpisahan hanyalah tinggal menghitung jari. Banyak hal tentunya yang
96. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
telah saya dan sahabat socrative lewatkan, baik kegembiraan maupun
kesedihan yang tersirat dalam kisah secarik senja di langit khatulistiwa.
SMA Yadika 10 namanya, salah satu lembaga pendidikan menengah atas
yang memberikan kesempatan kepada kami untuk merajut kisah dalam
sejarah pendidikan Desa Cengkong. Seminar anti narkoba dan penyuluhan
PTN, merupakan salah satu kegiatan yang terbingkai manis dengan senyum
sapa yang terkenang di hati mereka. Begitu pula secarik kisah di SDN
Cengklong 3, senyum serta tawa yang benar-benar merekah indah di hati
mereka, terlukiskan pula di hati saya dan sahabat socrative lainnya sebagai
kado manis dari desa ini. Iya, desa dengan sejuta keragaman dan kisah
menarik di dalamnya.
Pemimpin tangguh tentunya terlahir dari rahim seorang ibu yang begitu
luar biasa, serta bekal pengalaman hidup dalam melewati tantangan yang
tidak mudah, tentu menjadikannya sebagai pemimpin sejati. Begitu pula
lelaki bijaksana, akan ada selalu wanita hebat di balik layar yang
memberikan kasihnya untuk sang maestro. Untaian terima kasihpun
tentunya tersirat dan terabadikan dalam kisah ini untuk mereka berdua (Ibu
& Queen), kisah di mana sejuta kasih terbingkai manis di tiang yang sama.
Saya lanjut lagi ke bagian akhir dari kisah ini, hehe... Pengalaman hidup
yang tak terlupakan dengan secarik kisah yang tercecer dalam sejarah bumi
manusia, menjadikan moment dalam lomba Agustusan dipenuhi semangat
juang dari anak-anak desa untuk berlomba-lomba menjadi sang pemenang,
dan peresmian taman baca KKN socrative109 di Desa Cengklong menjadi
kado pelengkap yang dapat kami berikan dalam pengabdian di desa ini.
Selamat tersenyum, selamat merindu, dan selamat berjumpa kembali, dari
saya Rahmad Dwi Robiansah dan sahabat socrative109. “Secarik Kisah di
Langit Khatulistiwa, Senyum Desa Cengklong.”
97
B
Satu Mimpi Sejuta Harapan
Oleh : Hanna Mahaerani Purnomo Putri
1. Sebelum Mengabdi
Memasuki semester 6, sudah jelas tertera di dalam matakuliah yang
wajib saya ambil sebagai syarat kelulusan setelah saya mengambil Praktik
Kerja Lapangan (PKL). Belum reda nya pikiran serta tenaga saya untuk PKL,
kini saya harus menghadapi Kuliah Kerja Nyata (KKN). Sebelum nya saya
telah mengikuti seminar yang di sediakan oleh jurusan saya mengenai
kesiapan mengahadapi PKL, KKN dan Skripsi yang mana pembicara nya
adalah senior saya di jurusan. Mereka bercerita mengani program kegiatan
KKN, apa yang di lakukan selama kegiatan KKN, dan bagaimana akhir
penyelesaian nya. Saat itu belum tergambar jelas pandangan saya mengenai
KKN, bahkan saya hanya tertarik pada hal seputar skripsi. Berita dan cerita
mengenai KKN semakin sering terdengar oleh telinga. Pemikiran yang buruk
mulai menghantui pikiran ini. Bagaimana bila saya memiliki teman baru yang
tidak sependapat dan sepemikiran dengan saya? Bagaimana bila tempat saya
mengabdi jauh dari keramaian kota ? Bagaimana bila Masyarakat di sana
menolak kedatangan kami untuk mengabdi kepada mereka? Terus berputar
di kepala ini sampai akhir nya PpMM – LP2M menyebarkan dokumen
kepada mahasiswa dan mahasiswi yang mengikuti KKN tahun 2019 ini.
Sungguh, saya di satukan dengan 8 Mahasiswa dan 9 Mahasiswa dari
berbagai jurusan dan Fakultas. Saya tidak tahu nama mereka, karakter
mereka, bahkan bentuk fisik mereka saya tidak tahu. Syukur saya
menghubungi salah satu no handphone 10 teman sekolompok KKN saya.
Kami mulai mengadakan pertemuan dengan anggota kelompok. Tidak hanya
saling berkenalan, mengenal satu sama lain saja. Kami juga membahas
mengenai KKN yang akan kami laksanakan. Hampir seluruh nya tidak ada
yang faham sepenuh nya mengenai program KKN yang sebenar ny seperti
apa. Kami hanya mengerti bahwa KKN salah satu matakuliah wajib yang
harus kami ambil, Angka Satuan Kredit (SKS) kamipun berbeda-beda, ada
yang hanya 2 SKS hingga 4 SKS. Jurusan saya 3 SKS, bagi saya 3 SKS saja
sudah cukup rumit untuk saya ambil walaupun masih ada matakuliah yang
melebihi dari 3 SKS.
10 Telepon elektronik
98. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Cara saya mendaftarkan KKN tidak semudah seperti mengambil
matakuliah di jurusan saya, yang sudah terpaket kan oleh sistem komputer.
Saya perlu mengambil matakuliah KKN dan mendaftarkan nya. Di lampiran
tertera untuk menyertakan rencana kegiatan yang akan saya adakan di sana.
Saya bingung, memiliki visi misi KKN saja tidak jelas, apalagi saya harus
membuat kegiatan di sana. Setelah beberapa detik berfikir, saya
menginginkan membangun atau berpartisipasi mengikuti kegiatan
Posyandu dan Perpustakaan umum bagi anak – anak di Desa, Saya
memikirkan posyandu karena selama saya bertempat tinggal di tempat
tinggal saat ini, saya ingin mengikuti kegiatan itu, namun ternyata seluruh
nya di lakukan oleh Ibu – ibu Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga(PKK)
ini menurunkan niat saya dan meninggikan keseganan saya. Sedangkan
memilih membangun perpustakaan umum bukan karena saya suka
membaca, namun saya ingin Masyarakat khusus nya anak – anak di Desa
tidak seperti saya yang tidak suka membaca. Mulai terbayang mengenai
KKN. Saya mulai mengikuti alur yang harus saya jalankan untuk mengikuti
KKN. Terus menurus hingga akhir nya menumakan teman – teman baru.
Setelah saya berkumpul dengan teman – teman kelompok, ternyata
tidak semua fakultas di UIN Syarif Hidayatuallah Jakarta mengikuti KKN.
Bahkan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) saja mengikuti KKN
baru tahun kemarin. Teman – teman FITK saya merasa kesal karna diikut
sertakannya Fakultas mereka, karena mereka mengeluh sudah banyak
matakuliah wajib dan program kegiatan lain yang harus di tempuh mereka.
Jelas ini lebih menguras waktu dan tenaga mereka, ya pikiran saya sama
seperti mereka. Tidak semua Fakultas di UIN Jakarta mengikuti kegiatan
KKN ini menurut saya sangat lah tidak adil, seperti Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan (FKIS) yang dari dulu tidak mengikuti kegiatan KKN, entah
apa alasan nya tapi ini tidak adil menurut saya. Karena jurusan kesehatan
sangat penting dan amat berguna untuk para masyarakat desa yang masih
tidak mempedulikan kesehatan mereka. Setelah pertanyaan dalam fikiran
saya kesampingkan, saya mulai menikmati mengenal teman baru saya yang
memiliki nama serta karakter yang berbeda, itu yang mencolok dari fikiran
saya. Ya saya mudah sekali menilai diri orang lain, namun sulit menilai diri
saya sendiri.
Setelah kami mulai sering berkumpul, kamipun mulai menyusun
anggota untuk di tetapkan di tiap divisi. Tiba – tiba saya terpilih sebagai
Sekretaris, saya menirima posisi ini karena saya suka dengan pekerjaan
99
mengetik apapun namun tidak pandai dalam berbahasa. Ya itu kesulitan saya
di posisi saya, saya tidak pandai menggunakan kata – kata yang mana harus
saya tuangkan seperti di dalam buku ini. Namun dukungan dari teman –
teman kelompok mengatakan saya mampu menjadi sekretaris. Aneh
memang, apakah saya betul – betul mampu atau tidak ada yang ingin
menggantikan posisi saya? saya mulai berfikir, ternyata KKN tidak hanya
mengumpulkan teman – teman dari berbagai jurusan untuk saling mengenal
jurusan lain, namun kami di ajarkan bagaimana cara berorganisasi dan
bertukar fikiran. Saya mulai menerima adanya program kegiatan KKN ini,
karena mungkin akan memberikan manfaat serta pengetahuan yang luas
mengenai keMasyarakatan.
Kegiatan KKN semakin terasa dekat ketika kami mulai mengikuti
pembekalan KKN yang di adakan di Auditorium Prof. Harun Nasution UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, yang di selenggarakan oleh kampus saya sendiri.
Pembekalan ini menjelaskan dan mencerikan apa itu KKN? Bagaimana
melaksanakan KKN? dan apa yang harus saya lakukan mulai dari sebelum
kegiatan KKN di laksanakan hingga berakhir nya KKN. Ada penjelasan yang
menarik, namun ada juga penjelasan yang kurang dan bahkan sangat tidak
menarik untuk saya bahas selalu. Kesal. Ya, menurut PpPM – LP2M dana
yang turun tahun ini tidak sebesar tahun lalu. Mereka selalu mengatakan
masih tahap revisi, kami menunggu janji itu. Bahkan hingga kegiatan KKN
kami selesai dana masih juga tak kunjung turun. Saya dan teman – teman
sepakat untuk mencari dana bersama – sama, mulai dari penyebaran
proposal ke perusahaan, organisasi, dan instansi terkait. Mulai menyebar
desain selembaran donasi untuk program KKN kami, mengumpulkan baju
bekas dan menjual nya. Kami di latih mandiri untuk mendapatkan dana yang
mencukupi walaupun hasil nya tidak seberapa, namun kebersamaan dan
kerjasama kami dalam mencari dana menjadi nilai lebih yang saya hormati.
Bila tidak ada inisiatif dari kami dan hanya berdia diri. Mungkin kami akan
kelaparan di desa. Tidak lagi mengandalkan dana yang akan turun dari
kampus, kami juga berinisiatif untuk saling berpatungan dengan nominal
yang cukup tinggi agar mampu menghidupi dan melaksanakan program
kegiatan di desa.
2. Kelompokku Keluargaku
Setelah mengikuti pembekalan, dan kegiatan – kegiatan yang
berhubungan sebelum pelaksanaan KKN. Tepat pada tanggal 22 Juli 2019,
100. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
kami berkumpul di Auditorium Prof. Harun Nasution untuk pelepasan KKN
yang di adakan oleh kampus dengan di hadiri Kementrian Sosial dan Rektor
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saya bersenda gurau dengan teman – teman
kelas di Jurusan saya sebelum saya berkumpul dengan teman baru. Ya
berkumpul dengan teman baru keesokan hari nya. Saya dihadapkan dengan
17 orang baru dalam satu rumah yang sederHanna. Rumah yang sepakat akan
ditempati selama menjalankan KKN. Ketika hari pertama mulai menempati
rumah mulai berdatangan mitos dan berita yang cukup membuat saya
khawatir. Lantunan ayat suci Al-quran dan sholat berjamaah menjadi
kekuatan utama untuk menghilangkan rasa takut ini. Saya tidur di kamar
yang cukup besar untuk di tempati 10 orang mahasiswi. Hari pertama saya
mulai mengeluh rasa jauh dari orang tua, namun waktu demi waktu saya
merasakan hal yang sebenarnya. Rasa mampu menghadapi dunia luar tanpa
harus dibawah lindungan ketiak orang tua. Saya harus menghadapi masalah,
membuat kegiatan, menemukan orang baru, di tempat yang asing bagi saya.
Mungkin saya telat untuk merasakan ini. Ketika teman – teman saya yang
lain sudah hidup mandiri dengan tekad merantau ke Jakarta untuk menimba
Ilmu. Dengan mengikuti KKN ini membuat saya untuk belajar hidup
mandiri, jauh dari orang tua, dan bertempat di lingkungan baru.
Ketika berita menakutkan tentang rumah yang saya tempati menjadi
pembicaraan orang – orang di sekitar. Perasaan takut didalam diri seakan –
akan hilang begitu saja ketika rumah ini terasa semakin hangat. Awalnya
saya merasa tidak percaya untuk dapat berbaur dengan 17 orang yang
memiliki karakter berbeda – beda. Namun semakin hari mereka menunjukan
kehangatan sama seperti yang saya rasakan didalam keluarga saya. Kita tidak
saling menutupi diri akan hal yang kita sukai atau tidak kita sukai. Ada
Robin sebagai ketua kelompok kami yang bicara selalu tinggi. Fikis sebagai
pasangan didalam kesekretarian. Sholahuddin sapaannya Abi, dia sebagai
Bendahara kelompok kami. Fauzi sebagai koordinator acara yang selalu
membuat saya kesal. Mutia yang suka sekali makan namun mengeluh
gendut. Putri yang periang namun bila ada masalah sedikit dia mudah panik
dan menangis. Zulfa sering terlihat ketus namun sebenar nya dia mudah
sekali membuat lelucon sehingga semua tertawa. Babay anak bungsu yang
tidak tahan bila melihat makanan ingin cepat dihabiskan. Tara si putri tidur.
Bani yang entah mengapa setiap berbicara rasanya seperti mengajak
berkelahi. Eni si gadis Minang yang cantik namun galak. Hilman senior atas
yang memiliki pengetahuan lebih luas dari kami. Isna yang handal dalam
101
memasak. Sirril yang berbicara tidak pernah sopan. Farah yang dijuluki
seperti artis luar Negeri. Fajar tukang Foto disetiap kegiatan. Intan yang baik
dan juga penyabar. Semua anggota memiliki sifat masing – masing, namun
berusaha untuk saling melengkapi. Didalam satu rumah dengan berisi dua
kamar tidur dan satu kamar mandi. Suka duka dirasakan selama sebulan satu
atap. Semua masalah yang terjadi dirangkul bersama agar tidak menjadi
masalah yang besar. Bahkan saya dan teman – teman berkomitmen tidak
akan ada yang jatuh cinta. Karena keluarga tidak menikahi keluarganya
sendiri.
Saya sempat kecewa terhadap PPM yang bertugas untuk
membagikan kelompok. Ketika teman – teman jurusan saya di tetapkan di
daerah Bogor, saya dapat didaerah Tangerang. Saya bingung mengapa hanya
saya di kelas A yang mendapatkan di daerah Tangerang. Entah kesalahan
disengaja atau tidak disengaja, entah pula itu adalah keselahan atau sebuah
ketentuan. Namun setelah banyak waktu yang dilewati bersama kelompok
Socrative 109. Saya mengerti, ini takdir tuhan. Allah saja memahami apa yang
terbaik untuk saya, maka saya juga harus mengerti mengapa Allah
menempatkan saya di tempat ini dengan teman – teman baru yang sama
sekali belum pernah saya kenal sebelum nya. Teman yang saya miliki dengan
berbeda sifat namun kami memiliki satu tujuan. Menyelesaikan KKN ini dan
mendapatkan gelar sarjana. Saya jadi mengetahui jurusan – jurusan di UIN
Jakarta, untuk apa adanya jurusan itu ? dan mengapa dia memilih nya? Awal
saya bercerita dengan teman – teman mengenai jurusan yang kami ambil.
Cukup menyenangkan dan menambah pengetahuan. Terlebih lagi di anggota
kami ada yang berkeahlian dalam bidang saham, sastra, dan ilmu fotografi.
Menambah pengetahuan saya tentang hal yang sebelum nya saya tidak tahu.
Mereka juga menampilkan kegemaran yang berbeda. Ada yang menggemari
dunia sepakbola, sastra, foto, musik, dan yang lainnya. Ini bukan menjadi
masalah bagi saya untuk mencoba berbaur dengan mereka, namun ini adalah
hal baru yang harus saya pelajari buka saya tinggali. Terlebih lagi, mereka
tidak hanya menampilkan sifat baik mereka, namun mereka menampilkan
sifat buruknya juga. Seperti tidur mendengkur yang harus saya dengar setiap
malam. Sifat teledor yang selalu lupa ketika menaruh barang.
Mungkin hanya satu masalah saja selama KKN yang masih membuat
saya tersenyum. Kamar mandi di tempat tinggal hanya satu. Saya harus
berbagi bersama 17 orang untuk bergiliran mandi. Untuk mandi cepat saya
harus bangun pagi dan mengantri. Setiap saya mandi selalu ada teriakan
102. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
“Siapa di kamar mandi? Na cepetan mandinya” kata – kata yang selalu saya
dengar selama di sana. Kini setelah KKN saya akan merindukan teriakan itu.
Itulah keluarga, berbeda namun tetap satu dan bersama – sama. Tidak ada
masalah yang tidak dapat di selesaikan bila bersama – sama. Saya bersyukur
menemukan teman baru yang seperti keluarga sendiri. Terimakasih telah
dihadirkannya kegiatan KKN yang membuat saya menemukan keluarga
baru.
3. Desa itu Bernama Cengklong
Pertama kali saya ikut untuk survei tempat yang akan
dilaksanaknnya KKN. Menempuh perjalanan selama dua jam. Saat sudah
mendekati tempat tujuan, sampah berserakan dimana – mana, tidak pada
tempatnya. Aliran air yang tidak mengalir, berwarna hitam, dan
mengeluarkan bau dijadikan sebagai tempat mencuci oleh masyarakat. Saya
merasa miris melihat tempat yang akan saya tinggali selama sebulan ini.
Ketika saya beristirahat disatu Musholla, air yang akan dipakai untuk
mengambil wudhupun terasa payau. Saya mulai berfikir, saya tidak akan
betah untuk tinggal disini walau hanya sebulan saja, Ditambah lagi banyak
babi liar yang berkeliaran di jalanan. Baru kali ini saya melihat babi dengan
berukuran cukup besar di bebaskan begitu saja di pinggir jalan. Bagaimana
bila saya dikejar, atau dilukai? Ya itulah khas Cengklong.
Desa yang akan kami tinggali selama sebulan penuh. Desa yang kini
lingkungan asri nya di renggut oleh pabrik dan pergudangan. Desa yang
cukup padat penduduknya. Desa yang terdiri dari berbagai suku, budaya,
dan agama. Sebelumnya saya tidak mengenal dimana Desa Cengklong. Desa
yang begitu asing bagi saya karena tidak saya kenal, dan belum pernah saya
datangi. Hari pertama saya bertempat tinggal disana saya bertemu dengan
masyarakat yang hangat menerima saya dengan tulus. Anak – anak kecil dan
remaja disana sangat senang akan kedatangan kami untuk membantu
mereka dalam mengkatkan pola pikir Pendidikan, dan mengajarkan hal baru
kepada mereka. Setiap hari mereka datang untuk belajar segala hal dengan
kami. Mulai dari Bahasa Inggris, les musik bagi mereka yang tidak pernah
bermain gitar, dan latihan silat agar mereka mampu menjaga diri. Bila malam
tiba daerah Cengklong tepat nya di Rawa Lindung, minim akan pencahayaan
lampu, dan selama kami bertempat tinggal disana. Banyak barang seperti
baju anggota Socrative, bahkan motor warga yang hilang dicuri. Hari
perayaan besar seperti saat Hari Raya Idul Adha, masyarakat membagikan
103
daging dan mengikut sertakan kami sebagai panitia dalam pemotongan
hewan kurban. Namun dibalik keramah tamahan Masyarakat kepada saya.
Satu hari saya mengalami hal yang menurut saya ini adalah rasialisme.
Karena tempat yang saya tinggali berbatasan dengan wilayah yang bila kata
Masyarakat jalan kekiri Gang Golok adalah pribumi, dan kekanan Rawa
Lindung wilayah yang sebagian besar ditempati oleh penduduk keturunan
Cina. Salma, anak kecil yang cantik dan lucu yang bertempat tinggal di Rawa
Lindung bermain ketempat saya, karena saat itu anak – anak yang hampir
seluruh nya mayoritas pribumi atau penduduk asli Desa Cengklong yang
beragama Islam. Ketika Salma mencoba bergabung dengan anak – anak
lainnya. Mereka malah menjauh dan pergi meninggalkan Salma. Ketika saya
bertanya mengapa mereka meninggalkan Salma tidak ingin mengajak main.
Mereka berkata “Tidak mau kak. Karena dia adalah anak Cina”. Sungguh
miris hati ini melihat Salma menjadi korban rasialisme, yang dilakukan oleh
anak – anak. Kesadaran untuk menerima perbedayaan budaya, agama, dan
suku. Masih belum ditanami dari jiwa anak – anak. Entah mengapa mereka
bias berfikiran seperti itu. Saya dan teman – teman mencoba untuk selalu
menanamkan jiwa Bhineka Tunggal Ika. Namun sepertinya sulit, karena
prinsip mereka berbeda, sudah ditanamkan sejak jaman dahulu menjadi
sebuah kesenjangan sosial di Desa Cengklong.
Namun ini lah salah satu yang harus kita sadari, bahwa Desa
Cengklong tidak terlalu terjamah seperti daerah perkotaan yang menjadi
tempat wisata para turis, sehingga orang – orang di kota mampu menangis
masalah perbedaan ini. Sarana dan prasana di Desapun tidak seperti
perkotaan yang melibatkan langsung teknologi. Disini saya masih merasakan
mati lampu bergilir selama 3 hari. Air yang tidak bagus untuk dikonsumsi
langsung, ada rasa besar mereka ingin sekali menggunakan air yang berasal
dari PAM untuk mereka mencuci dan memasak, namun lagi – lagi ekonomi
menjadi penyebab nya. Menurut Bapak Sumanto atau yang sering saya sapa
Pak Manto, salah satu staff di Kantor Desa, bercerita bahwa dahulu
penduduk Desa Cengklong menjadi petani di lahan mereka sendiri, dan
sebagian menjadi nelayan. Karena semakin berkembangnya industri
merampas lahan masyarakat untuk didirikannya pabrik dan gudang –
gudang yang besar. Sehingga mata pencaharian penduduk Desa
memanfatkan lahan liar, dan sebagian besar bekerja sebagai buruh pabrik
dan gudang. Miris sekali.
104. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
4. Satu Mimpi Sejuta Harapan
Ketika saya berdiri diatas tempat yang memudahkan saya dalam
mengakses segala hal dengan sangat mudah nya berada di perkotaan. Desa
yang tidak terjamaah dengan pembangunan infrastruktur yang maju. Jauh
dari lingkungan yang asri, bersih, dan sehat. Anak – anak yang bertumbuh
kembang dengan pendidikan yang tidak merata. Mereka lebih tertarik akan
hal untuk mencari nafkah dari pada mereka menimba ilmu di bangku
sekolah. Budaya yang beraneka menjadi satu tapi tidak menyatu. Ada hati
kecil yang menangis, dan terus mengucap syukur akan hidup nya saat ini.
Saya. Kegiatan KKN ini menjadi sebuah pembelajaran serta pengalaman yang
berharga dan sayang untuk dilewatkan. Karena saya dapat langsung
berinteraksi dengan mereka yang tidak seberuntung saya.
Besar mimpi dan harapan saya untuk desa ini. Agar menjadi desa yang
lebih unggul dari desa lainnya di Indonesia. Satu kisah ketika saya bertanya
kapada anak – anak di desa, apa cita – cita mereka. Serentak mereka
menjawab Ustadz dan Ustadzah. Entah apa mereka benar – benar ingin, atau
mereka tidak mengetahui profesi lain. Kurangnya pengetahuan yang luas
untuk membuka pikiran anak – anak tentang dunia yang sebenarnya. Satu
mimpi yang ingin selalu saya terapkan, bahwa zaman pasti selalu berubah
tapi tidak untuk cita – citamu. Maka coba lah gapai satu mimpi dengan
sejuta harapan penuh, bahwa anak – anak Desa mampu menjadi anak yang
cerdas dan sukses.
105
C
Rubrik Kuliah Kerja Ngapain yak?
Oleh : Fikis Silmi Faiza
1. KKN - Kuliah Kerja Nyata
Kuliah Kerja Nyata adalah salah satu mata kuliah yang harus dilalui
mahasiswa semester 7. KKN masihlah sangat baru didengar oleh mahasiswa
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, karena memang pada dasarnya KKN
ini baru dilaksanakan kembali sekitar 2 tahun lalu setelah vakum beberapa
tahun. Mata kuliah ini sangat banyak menguras energi, emosi, finansial dan
segalanya, tak sebanding dengan 2 SKS yang jika dibandingkan dengan
didalam kelas hanyalah kurang lebih 2 jam.
Bagi saya yang berstatus sebagai mahasiswa Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, menjadi anak organisasi dan Unit Kegiatan Mahasiswa
Teater Syahid sudah sangat familiar dengan kegiatan yang memakan waktu
berbulan-bulan dengan rutinitas dan mengahadapi orang yang sama dengan
berbagai karakter, terlebih setelah mengahadapi mata kuliah Kajian Drama
yang berbobot 2 SKS dengan persiapan memakan waktu 6 bulan lebih, saya
yakin rekan sejurusan saya menceritakan hal ini pada laporannya. Pekan
Apresiasi Sastra dan Drama (PESTARAMA) namanya, kebetulan saya sebagi
wakil pimpinan produksi saat itu yang sudah tidak asing lagi dengan
berpusing-pusing ria.
Sejujurnya saya biasa saja menanggapi mata kuliah ini, saya tidak
komplain tentang mata kuliah yang hanya berbobot 2 SKS namun takar yang
dilalui melebihi 2 SKS ini atau saya juga tidak terlalu bersemangat
mengahadapi KKN. Datar, mungkin kata itu mendekati apa yang saya
rasakan. Kala itu pertengahan awal April, dipertengahan acara
PESTARAMA dan pementasan Drama Kajian Drama berlangsung, saya dan
rekan jurusan mendapat info tentang pembagian kelompok KKN setelah
sebelumnya saya mendaftarkan diri ke program KKN-PpMM (Pusat
Pengabdian kepada Masyarakat). Saya termasuk yang cuek, yang hanya
melihat pengumuman untuk melihat dimana saya ditempatkan, kelompok
berapakah saya, tanpa melihat siapa saja yang akan satu kelompok dengan
saya.
Dua hari sebelum malam puncak PESTARAMA kelompok 109
mengadakan pertemuan pertama, sebelumnya kami membuat grup
kelompok di Whatsapp untuk memudahkan kami berkomunikasi. Kala itu
106. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
hanya beberapa orang yang hadir, kami hanya membicarakn struktural
kelompok dan sedikit perkenalan diri masing-masing. Namun truktural
kelompok dibuat ketika seluruh anggota kelompok hadir, pada pertemuan
kedua barulah disahkan struktural kelompok dan saya diamanahkan sebagai
Sekretaris 1 setelah berargumen cukup lama dengan rekan kelompok karena
ketidaksiapan saya dengan berbagai faktor, namun akhirnya saya
menyetujui.
KKN mungkin menjadi hal yang awam bagi saya, pengetahuan saya
tentang KKN sangat terbatas, filosofinya pun belum dapat saya resapi, belum
tergambar sama sekali apa yang akan saya dan rekan kelompok saat KKN
nanti. Namun, setelah diskusi dengan beberapan kawan dan senior tentang
KKN sedikit demi sedikit rancangan kegiatan sudah tergambar, walaupun
hanya titik-titik kecil di kanvas pikiran saya.
Agenda selanjutnya setelah pertemuan kedua adalah untuk membahas
program kerja dan survei, kala itu saya tidak mengikuti keseluruh rapat
ketika membicarakan program kerja, saya hanya mendapatkan hasil program
kerja yang rekan kelompok tawarkan. Kelompok 109 mempunyai ketua
kelompok yang unik, hm sedikit sulit mencari diksi dan kaya untuk
menggambarkan ketua kelompok 109. Saya tidak terlalu berekspektasi dan
berharap banyak dengan kelompok saya, saya hanya mengikuti lajunya
langkah saya dan rekan kelompok saja. Namun dengan mengahadapi
keunikan ketua kelompok, dengan naluri gregetan yang memuncak saya
sedikit banyak ikut vokal dalam program kerja kelompok KKN.
Pembekalan KKN akhirnya diadakan setelah jarak yang lumayan lama
ketika pengumuman kelompok disebar, mungkin PpMM sedang sibuk
mengurus sesuatu. Sedikit pesan untuk PpMM, mungkin untuk tahun depan
PpMM dapat memepersiapkan lebih matang kembali untuk KKN ini
terutama dari segi pendanaan. Agar ditengah kegiatan berlangsung tidak ada
kesalahpahaman yang membuat kabar simpang siur beredar.
Setelah kami semua mendapatkan gambaran kembali apa yang akan
kami lakukan, saya dan rekan kelompok mematangkan kembali program
kerja, memindai program kerja yang primer dan sekunder. Saya dan Hanna,
Sekertaris 2, juga sudah mulai menggarap Proposal. Sejujurnya, Hanna
sangat berperan besar dari pembuatan proposal ini, kerja saya dan Hanna
antara 40 dan 60 persen karena kala itu saya sedang mengurus kegiatan
kampus baik itu DEMA, jurusan dan Teater. Hanna pula yang mengikuti
107
seminar penulisan karena kala itu saya menghadiri kegitatan kebudayaan,
jadi Hanna pantas mendapatkan nilai terbaik sebagai Sekretaris.
Survei pertama dilakukan setelah beberapa kali pertemuan, kala itu
yang hanya mengikuti survei hanya 6 orang dari 18 orang, tidak termasuk
saya, karena ketua kelompok memilih dihari biasa. Saya turut serta dalam
survei kedua yang diikuti oleh keseluruhan anggota kelompok, kami
menggendarai motor untuk menuju tempat KKN. Perjalanan memakan
waktu 2 jam kurang lebih. Kami hanya berkeliling Desa Cengklong dan juga
mengunjungi rumah pak Lurah Pinan untuk memohon izin dan
bersilaturhami. Terdapat kejadian lucu menurut saya pada survei kedua ini,
kerena belum adanya ikatan kekompokan kami terpisah hanya dengan ketua
kelompok, yang membuat kami tidak dapat melakukan apapun karena yang
mengetahui jalan hanya dia. Dan kejadian itu terulang kembali ketika survei
ketiga, lucunya kami terpisah hanya dengan ketua kelompok saja yang
melakukan observasi sendiri. Namun setelah sedikit evaluasi surveipun
berjalan lancar, survei terakhir dilakukan seminggu sebelum keberangkatan,
kami berhasil mendapatkan rumah tinggal dan mendapatkan sedikit banyak
info tentang Desa Cengklong.
Dosen pemimbing kami tidak ikut serta keseluruhan, mungkin dengan
kesibukan beliau tidak sempat memantau kami secara intens. Sebelum KKN
tiba, saya hanya sekali bertemu dengan beliau untuk konsultasi program
kerja. Rekan kelompok yang lain bahkan belum sempat bersua karena beliau
tidak turut serta dalam beberapa pertemuan kami. Beliau hanya hadir ketika
pembukaan KKN, Seminar yang beliau adakan dan penutupan KKN, itupun
dengan waktu yang sangat terbatas dan tidak sempat bersua lama, bahkan
untuk mendiskusikan program kerja.
Hari pemberangkatan adalah hal menarik untuk dibicarakan. Kami
mendapatkan kabar simpang siur tentang peresmian pemberangkatan KKN,
baik itu tentang absensi kehadiran maupun keberangkatan kelompok
sendiri. Pemberangkatan resmi oleh PpMM dilaksanakan di Auditorium
Harun Nasution dan dihadiri pula oleh Menteri Sosial. Kala itu, pembicara
dari Menteri Sosial menyinggung tentang dana KKN dan menyebutkan
nominal rupiah untuk KKN ini, namun saya tidak berekspektasi tinggi
dengan hal itu. Keberangkatan kelompok109 dilaksankaan esok hari setelah
pemberangkatan resmi, dengan keperluan yang sudah dipastikan kami
berangkat dari Ciputat ke Cengklong untuk mengabdikan diri selama satu
bulan.
108. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
2. Saya dan Kelompok KKN yang Aduh
Jika dikatakan saya bersyukur berada dalam kelompok ini, tidak juga.
Jika dikatakan saya tidak bersyukur berada dalam kelompok ini juga salah.
Apapun dan siapapun kelompok KKN saya, saya tidak mempermasalahkan
hal tersebut, bukan karena orang dan karakternya yang dipermasalahkan
tetapi bagaimana caranya saya bisa membuat nyaman diri saya dengan
kelompok dan membuat suasana kelompok menjadi nyaman dan pantas
untuk diingat kelak.
Tidak ada perpecahan yang terjadi pada kelompok 109, tapi tak
dipungkiri pula banyak terjadi kesalahpahaman dan ketidaksesuaian
individu. Secara personal, saya tidak dapat menyesuaikan diri hanya dengan
satu orang saja, dan itu sangat sulit untuk saya lakukan karena memang saya
baru menghadapi dengan karakter unik tersebut selama saya menjabat
sebagai mahasiswa. Kelompok didalam kelompokpun tidak muncul pada
kelompok 109. Ikatan kedekatan kami sudah mulai muncul pada survei
kedua dan sampai kepulanganpun perasaan yang kami rasakan masih sama
dan tidak berubah sama sekali, kelompok 109 sangat menjunjung kejujuran,
mendukung, memaklumi dan mempercyai satu sama lain. Kelompok 109
tidak pernah mendapatkan masalah besar, baik didalam kelompoknya
maupun sesama individu. Kami selalu bisa mengatasinya.
Cinta lokasipun tidak ditersentuh oleh kelompok 109, entah karena
doktrininasi sebelum KKN perihal CinLok atau menghargai rasa
kekeluargaan yang telah dibangun atau bahkan pandai dalam
menyembunyikan perasaan satu sama lain. Entahlah, sampai saat ini hal
tersebut tidak menarik untuk diperbincangkan dalam obrolan lingkaran
kami. Obrolan kami selalu diselimuti dengan candaan, guyonan, kejujuran
kentut dan sendawa bebas sehingga membuat kami saling terbuka dan
merasa nyaman.
Hanna Mahaerani Purnomo Putri mahasiswa Fakultas Sains dan
Teknologi jurusan Sistem Informasi. Partner kece Sekretaris, seperti yang
awal saya katakan, Hanna sangat banyak membantu atau mungkin saya yang
membantu Hanna. Perkiraan saya sedikit meleset tentang Hanna yang
mengira ia adalah sosok yang pendiam. Dia salah satu anggota kelompok
yang vokal, kami banyak melakukan aktivitas bersama dan mempunyai
kesamaan dalam pola pikir untuk kelompok, baik dalam kegiatan program
109
kerja maupun dalam urusan tidak penting sekalipun. Terkadang Hanna
dapat tidak sedap untuk diperhatikan ketika tingkah lakunya seperti cacing
kepanasan dan terlalu banyak bicara. Namun itu bukan masalah, saya senang
karakter seperti Hanna hadir dalam kelompok yang dapat mencairkan
suasana. Hanna bukan teman diskusi terbaik tetapi Hanna teman yang
nyaman dalam melakukan apapun. Loyalitas mungkin kata yang tepat untuk
Hanna.
Muhammad Babay Muztaba, mahasiswa Fakultas Ushuluddin dengan
jurusan Ilmu Hadir. Rekan transportasi saya, Babay tidak terlalu vokal dalam
kelompok namun turun kerja ke lapangan bisa menjadi andalan Babay. Anak
bungsu pengagum bola ini tipikal pendiam diawal pertemuan, sulit untuk
mengobrol panjang dengan Babay, saya selalu kehabisan bahan pembicaraan
ketika mengobrol dengannya. Babay sangat perhatian dengan kondisi
pemanak nasi yang pada jam tertentu selalu menanyakan isi pemanak nasi
dan lauk untuk dimakan bersama. Tak banyak bicara dalam kelompok
namun bukan pribadi yang pendiam pula. Babay sangat bisa diandalkan
untuk jasa transportasi, maka dari itu saya terkadang memanggilnya dengan
Go-Bay.
Putri Islamiati mahasiswa FITK jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah adalah rekan yang menyenangkan ketika berdiskusi tentang
kesenian. Putri menjadi salah satu es pencair dalam kelompok, daya
kreativitasnyapun terlihat. Putri ahli dalam seni, dia menjadi pencetus
kelompok KKN yang ikut serta menari dalam kegiatan desa. Tak jarang juga
Putri ikut vokal dalam kelompok. Satu lagi, kelemahan Putri adalah menjadi
orang yang receh dan halu, saya meletakan jari di telapak tangan saja cukup
membuatnya tertawa.
Isna Asyriyah Siregar mahasiswa FITK jurusan Pendidikan Matematika.
Isna menjadin salah satu anggota yang rajin dan bertanggung jawab dengan
tugasnya di bidang konsumsi. Tanpa pamrih dan selalu ikhlas ikut
membantu masak walaupun ia tidak piket masak. Isna dikenal dengan logat
Batak yang menularkan itu ke anggota yang lain. Isna juga tipikal orangnya
tidak banyak komentar namun juga tidak jarang memberikan masukan. Isna
dapat menjadi partner yang diandalkan. Selain dikenal dibidang konsumsi,
ia juga dikenal sebagi anak yang ngegas dalam berbicara karena aksennya
dan beser.
Achmad Fauzi Hakiki mahasiswa FST jurusan Biologi ini pusat
pemegang kendali acara, apapun yang akan kami kerjakan menanyakan
110. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
terlebih dahulu kepada Fauzi, evaluasi dan rapat dipimpin oleh Fauzi,
namun diluar itu semua Fauzi adalah pribadi yang menyenangkan dan
terkadang nyaman berdiskusi dengannya. Kekonyolan selalu terlahir dari
Fauzi, Fajar, Sirril dan Bani. Gitaris kelompok yang selalu bangga dengan
nyanyian Alkoholnya. Ikhwanuddin Fajar Ramadhan dari Fakultas Adab
dan Humaniora jurusan Tarjamah dan Muhammad Sirril Ansor mahasiswa
FITK jurusan Manajemen Pendidikan mempunyai kesamaan dengan Fauzi
dalam mencairkan suasana. Hanya saja keahlian mereka berbeda, Fajar ahli
dalam Fotografi sedangkan Sirril ahli dalam menjaga rumah.
Zulfa Amelia Sholihah mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum jurusan
Hukum Ekonomi Syariah adalah ibu dari kelompok 109. Entah apa yang
mendasari ia mendapatkan julukan Umi. Zulfa pemecah suasana dalam
kelompok, ia terkadang bisa menjadi pendiam ketika rapat. Kekonyolan
Zulfa selalu diikuti dengan kata “anjay” pada akhir kalimat yang ia ucapkan
dan ada saja tingkah laku yang memuat seisi rumah tertawa.
Farah Syuraih Mucthar mahasiswa FST jurusan Fisika adalah salah satu
anggota kelompok yang pendiam namun selalu berbaur dengan yang lain,
sama halnya dengan Eni Sutrieni mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
jurusan Manajemen, hanya saja Eni dikenal galak karena selalu jujur dengan
ketidaksukaannya dengan sesuatu. Tara Nur Tsania mahasiswa Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi jurusan Komunikasi Penyiaran Islam juga
salah satu anggota kelompok yang pendiam, Tara lebih sering menghabiskan
waktunya di kamar.
Albanani Amirullah mahasiswa FEB jurusan Perbankan Syariah adalah
orangnya realistis dan idealis, tutur katanya tidak jarang menggunakan
bahasa baku dan cara penyampaiannya selalu seperti presentasi bak Dosen.
Bani sangat membantu dalam kelompok, baik itu jalannya program kerja
maupun kebutuhan kelompok cekatan Bani membantu, begitu pula dengan
Sholahuddin mahasiswa Dirasat Islamiyah yang mengatur pendanaan
kelompok. Kami sering memanggilnya dengan sebutan Abi.
M. Hilmanul Hukama’ mahasiswa FISIP jurusan Ilmu Politik adalah
rekan terbaik saat berdiskusi, apapun yang didiskusikan dengan bang
Hilman menambah wawasan. Saya senang berdiskusi dengannya karena apa
yang saya tahu bang Hilman pasti tahu tetapi terkadang yang bang Hilman
tahu belum tentu saya tahu. Bang Hilman sangat diandalkan ketika menjaga
rumah baik pagi, siang, terutama malam.
111
Muthia Ramadhayanti mahasiswa FAH jurusan Ilmu Perpustakaan,
Mutia salah satu anggota yang loyal dan royal. Ia rela melakukan apapun
demi teman tanpa meminta balasan, sama halnya dengan Intan Dwi Cahyani
mahasiswa FITK jurusan Pendidikan Biologi. Tanpa sadar, Intan menjadi
pemasok persediaan makanan selama KKN. Tak seperti Mutia yang
terkadang banyak komentar tapi Intan tipikal orang yang tidak banyak
komentar namun bekerja. Semua anggota kelompok 109 bekerja sama dalam
apapun.
Rahmad Dwi Robiansyah mahasiswa FSH jurusan HES, tak banyak
yang ingin saya sampaikan tentang Robin sebagai ketua kelompok, tugasnya
sebagai ketuapun dibantu oleh Fauzi yang selalu siap sedia karena Robin
terlalu banyak kegiatan diluar kelompok dan fokus ke kecamatan, padahal
tidak ada kegiatan yang signifikan yang terjadi di kecamatan. Itu membuat
Robin tidak dapat berbaur dekat dengan anggota lain. Ia juga masih belum
terlalu vokal sebagai ketua namun tak dapat dipungkiri keahliannya
bersosialiasi sangat bagus dan ia tipikal kerja lapangan, menjadi konseptor
adalah hal yang baru baginya.
3. Desa Cengklong bukan Ceng-klong
Desa Cengklong bukanlah desa pelosok yang saya bayangkan. Akses
jalan dan akses dengan kebutuhan hidup juga mudah dengan transportasi,
sayangnya tidak ada transportasi publik yang tersedia. Awal mula datang ke
Desa Cengklong mendapat sambutan yang biasa saja dari warga setempat,
bahkan tempat yang ingin kami tempatipun kotor tidak sesuai dengan
kesepakatan awal. Saya melakukan sosialiasi dengan beberapa rekan ke
penduduk setempat. Respon yang mereka berikan sedikit membuat saya
kecewa karena tidak bersemangat sama sekali. Tetapi kami disambut hangat
oleh ustad Haeruddin dan anak-anak yang tinggal disekitar rumah. Kami
juga disambut ramah oleh pak Manto yang menjabat sebagai sekretaris desa.
Pak Manto banyak membantu juga ketika kami disana.
Kami datang bertepatan dengan lengsernya lurah pak Pinan yang
membuat kami sedikit bingung dan takut bagaimana program kami
kedepannya dan dilantiknya PJS pak Saduni. Pak Saduni banyak membantu
jalannya program kerja kami, sayangnya program kerja bak sampah harus
dieleminasi karena faktor tempat.
Pengalaman yang sangat menarik untuk diceritakan adalah ketika kami
membantu persiapan Bina Wilayah. Saya, Hanna, Isna, Putri, Zulfa dan
112. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Farah berkesempatan untuk tampil menari menyambut Bupati Kabupaten
Tangerang dalam acara Bina Wilayah. Saya pula membantu dan melatih
drama ibu-ibu PKK Desa Cengklong untuk dilombakan, dan baru
mendapatkan kabar bahwa drama yang ditampilkan masuk kedalam 5 besar.
Itu menjadi sebuah kebanggaan untuk saya pribadi. Mengenal ibu-ibu PKK
lebih dekat.
Satu hal yang membuat saya salut, salah satu pemain drama yaitu ibu
Salma yang menjadi salah satu pemeran utana mendapat musibah 2 hari
sebelum pentas. Yaitu mendapati bahwa cucunya meninggal dunia saat
dikandungan, saya ikut menghibur ibu Salma kala itu, masih dengan masa
dukanya ibu Salma tetap ingin melanjuti perannya dalam drama tanpa
paksaan. Walaupun saya tidak total membantu mempersiapkan untuk Bina
Wilayah, saya cukup mendapatkan kesan dalam membantu dan melatih
drama ibu-ibu PKK. Sedangkan rekan kelompok lain membantu dalam
dekorasi. Saya dan Hanna juga sempat memantu dalam mempersiapkan
data-data Desa Cengklong.
Terdapat sedikit ganjalan saat meninggalkan Desa Cengklong setelah 1
bulan tinggal, terutama dengan ustad Haerudin yang sangat baik kepada
kami, beliau tak bosan mengecek keberadaan kami, mengajak kami bahkan
sering menawarkan bantuan. Jasa beliau akan terus mengalir dan teringat.
Ustad Haerudin memberikan tanah wakafnya untuk dijadikan taman baca.
Beliau juga turut membantu dalam membangun taman baca di samping
musala. Ketika mati lampu 2 hari dan tidak ada air yang mengalir, beliau
menawarkan rumahnya untuk dapat kami gunakan. Beliaupun setiap jum’at
malam selalu datang ke rumah kami untuk mengajak anak laki-laki mengaji
yaasin di desa sebelah dengan pulang selalu membawa makanan yang banyak.
Kejadian lucu juga terjadi ketika mati lampu selama 2 hari di Desa
Cengklong namun tidak di desa lain yang menyebabkan tidak ada air dan
listrik. Akhirnya kami memutuskan untuk mandi di masjid desa Belimbing
dan bahkan ada sebagian ke rumah Ustad Haeruddin dan rumah warga.
Kehidupan saya di KKN selalu diiringi dengan kebersamaan rekan
kelompok. Masih banyak lagi kejadian yang turut mengisi memori kenangan
saya. Bak rubrik, Desa Cengklong bukanlah rubrik sulit yang harus
dilengkapi. Rubrik Desa Cengklong mudah dilalaui dengan tenaga
pertemanan, silaturahmi dan sosialisasi.
113
4. Semoga..
Jika saya menjadi penduduk di Desa Cengklong, saya akan mengajak
anak-anak di Desa Cengklong untuk mengutamakan pendidikan dan
mengingatkan tentang pergaulan bebas kepada anak-anak. Pendidikan
adalah hal utama untuk membantu memajukan bangsa, pendidikan juga
banyak berperan untuk karakter agar menjadi lebih baik. Sebagai seorang
calon pendidik, saya berharap jika tinggal di Desa Cengklong dapat turut
berperan aktif dalam dunia pendidikan baik itu mengajar di sekolah atau
membuka Les gratis untuk anak-anak Desa Cengklong. Budaya membaca
juga masih sangat minim di Desa Cengklong.
Toleransi dalam diri penduduk Desa Cengklong juga harus ditanamkan
sejak dini, agar tidak ada rasisme terlahir yang menyebabkan kebencian
antara rakyat Indonesia. Saya berharap pemerintah peka dan merasakan
dalam bidang pendidikan untuk desa-desa seperti Desa Cengklong sehingga
melahirkan generasi bangsa yang berguna dengan etika. Semoga Desa
Cengklong menjadi desa yang makmur dan selalu diberkati oleh Tuhan.
114. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
D
Kebersamaan di Tanah Sejuta Impian
Oleh: Sholahuddin
1. KKN Untuk Apa?
Bagi mahasiswa Fakultas Dirasat Islamiyah(FDI) pada saat UAS
adalah sebuah keadaan untuk menyiapkan diri dan tidak mau main-main
agar mendapat nilai yang maksimal, karena UAS di Fakultas Dirasat
Islamiyah berbeda dengan fakultas yang lain kalau saya tidak menghafal dan
memahami seatu mata kuliah maka saya tidak bisa menjawab segala soal
yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah. Sampai tiba tersebarnya
info pembagian kelompok KKN yang akan dilaksanakan pada liburan di
semester enam yang diperuntukkan mahasiswa tingkat akhir yang akan
memasuki semester tujuh ini selama satu bulan. Sebelum terbitnya
pemberitahuan nama-nama kelompok para mahasiswa diwajibkan untuk
mendaftarkan dengan mengisi form secara online mengaksesnya melalui
AIS. Saat sudah tersebarnya info pembagian nama-nama kelompok hal
seperti ini yang memberatkan bagi saya karena fokusnya terbagi dua untuk
UAS dan memikirkan tentang KKN. Mau tidak mau saya harus menjalani
masa-masa seperti ini dan harus pintar membagi waktu. Mencari dan
mengamati nama saya tercantum di kelompok berapa, karena
pengelompokkan ini digabung dari semua mahasiswa yang jurusannya
mengikuti KKN. Alhamdulillah nama saya tercantum di kelompok 109
dengan nama-nama mahasiswa yang dari jurusan lain, asing bagi saya
melihat nama teman-teman satu kelompok.
Tiba dimana untuk menemukan teman satu kelompok dengan cara
membuat grup WhatsApp, hal yang wajar kalau ada grup baru langsung di
bisukan notifikasinya untung menghindari ramainya percakapan yang ada
digrup. Isinya dengan perkenalan online saja, dihari selanjutnya ada yang
membahas untuk mengadakan ngumpul bareng agar lebih nikmat langsung
bertatap muka. Ramai membicarakan tempat yang pas untuk tempat
ngumpul perdana, akhirnya diputuskan tempatnya disalah satu tempat
makan dekat masjid Fathullah. Membahas pemilihan ketua kelompok dan
membentuk susunan kepala divisi serta anggotanya, dan mempersiapkan
agenda untuk survei lokasi, penyebaran proposal, dan usaha mencari dana
tambahan dari pihak lainnya.
115
Sebelum melaksanakan kegiatan KKN diadakannya pembekalan
yang dilakukan oleh penyelenggara KKN yaitu Lembaga Pusat Pengabdian
Masyarakat (PPM)untuk seluruh mahasiswa semester enam yang akan
melaksanakan KKN bertempat di Auditorium Harun Nasution. Saya sendiri
tidak tahu maksudnya untuk apa acara pembekalan diadakan, hanya sekedar
ikut-ikutan teman akhirnya saya pun datang duduk manis dan saya tidak
terlalu fokus menyimak para pembicara menyampaikan materinya.
Dalam sambutannya, mereka memberikan semangat untuk semua
mahasiswa untuk melaksanakan KKN. Beliau menjelaskan bahwa setiap
potensi yang ada dalam diri setiap individu yang akan disalurkan dalam
kegiatan KKN akan berdampak besar untuk sebuah desa baik secara
langsung maupun tidak langsung. Beliau juga menjelaskan dengan
mengikuti KKN, saya turut membangun dan mensejahterakan desa, serta
ikut membantu pemerintah dalam melaksanakan pemerataan sosial dalam
Masyarakat. Sedikit hati saya tersentuh mendengarnya dan semakin
penasaran dengan ada apa saja tentang KKN itu
PpMM (Pengabdian pada Masyarakat oleh Mahasiswa) adalah salah
satu bagian yang diwadahi oleh PPM. Berdasarkan buku Pedoman
Pengabdian Masyarakat, pemberdayaan Masyarakat oleh mahasiswa ini
dapat dikembangkan dalam bentuk, antara lain: Pendidikan kepada
Masyarakat, Pelayanan kepada Masyarakat, Pengembangan Wilayah, Kaji
Tindak dan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Berdasarkan penjelasan di atas, KKN termasuk bentuk
pemberdayaan dan pengabdian Masyarakat oleh mahasiswa. Bahkan
kegiatan KKN dimasukan dalam mata kuliah wajib, sehingga setiap
mahasiswa tidak akan lulus dan melangsungkan wisuda jika tidak
mengikuti atau tidak lulus mata kuliah KKN ini. Kegiatan KKN
dilaksanakan melalui kerja sama pihak Fakultas atau Jurusan dengan PPM
(Pusat Pemberdayaan Masyarakat). Kemudian, dalam pelaksanaannya pihak
PPM diberikan tanggung jawab dan wewenang untuk mengatur dan
mengkonsep kegiatan KKN.
Saya berpandangan bahwa kegiatan KKN ini sangat penting dan
harus terus dilanjutkan karena sebagai bentuk pengabdian perguruan tinggi
negeri ke masyarakat dan didalam kegiatan ini sangat banyak manfaat bagi
mahasiswa yang mengikutinya serta mendapat pengalaman yang baru dalam
kehidupannya.
116. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Bagi saya, kegiatan KKN ini adalah bentuk sarana untuk terus
mengasah jiwa sosial saya dengan cara terjun langsung ke kehidupan
Masyarakat. Mengamati pola hidup mereka, dan mengidentifikasi masalah-
masah yang mereka alami serta tak luput memberikan solusi untuk keluar
dari masalah itu dan meniti alur kehidupan yang lebih cemerlang.
2. Merangkul Kebersamaan
Ada rasa syukur yang saya dapati ketika merasakan KKN bersama
kelompok 109 yang bernama Socrative. Meskipun latar belakang jurusan
yang berbeda-beda kita bisa menyatukan rancangan kegiatan ketika KKN.
Jumlah anggota kelompok 18 orang menjadi satu dari berbagai fakultas. Saya
Sholah dari FDI, ada Fauzi dari jurusan Biologi FST, Robin dari jurusan
Hukum Ekonomi Syariah FSH, Fajar dari jurusan Tarjamah FAH, Hilman
dari jurusan Hubungan International FISIP, Sirril dari jurusan Manajemen
Pendidikan FITK, Babay dari jurusan Ilmu Hadits FU, Bani dari jurusan
Perbankan Syariah FEB, Putri dari jurusan PGMI FITK, Fikis dari jurusan
PBSI FITK, Hanna dari jurusan Sistem Informatika FST, Isna dari jurusan
Pendidikan Matematika FITK, Zulfa dari Hukum Ekonomi Syariah FSH,
Intan dari jurusan Pendidikan Biologi FITK, Mutia dari jurusan Ilmu
Perpustakaan FAH, Farah dari jurusan Fisik FST, Tara dari jurusan
Kounikasi dan Penyiaran Islam FDIK, Eni dari jurusan Manajemen FEB.
Saya mendapatkan lebih banyak teman di KKN ini disebabkan oleh
bermacamnya jurusan dari berbagai fakultas yang bersatu dalam satu
kelompok. Hampir semua Fakultas di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini
masuk dalam program KKN ini kecuali Fakultas Psikologi dan Kedokteran.
Namun di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi hanya jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam saja yang mengikuti program KKN dari PPM,
selain jurusan Komuikasi Penyiaran Islam tidak mengikuti program KKN,
jurusan lain memiliki program pengabdian Masyarakat tersendiri, yaitu
magang di perusahaan-perusahaan yang linear dengan jurusannya tersebut.
Hidup selama KKN dengan orang yang baru di kenal tidaklah mudah
untuk beradaptasi antara sesama teman kelompok maupun Masyarakat
desa. Perlu adanya control emosi dan persamaan persepsi antara diri pribadi
dengan yang lainnya. 18 orang semuanya memiliki peran yang sangat penting
semuanya, terutama dari badan pengurus harian, ketua kelompok yaitu
Robin, sekretaris 1 yaitu Hanna dan sekretaris 2 yaitu Fikis, dan
bendaharanya saya sendiri. Namun, dari divisi lain pun sangat berpengaruh
117
dalam menjalani program kerja yang sudah kita rangkai besama. Karena di
KKN ini kita semua kerja kelompok atau tim bukan kerja individu. Dari awal
ngumpul sudah terlihat kelompok ini adalah kelompok yang orang-orangnya
asik dalam bergaul, di selingi candaan ringan pada setiap kegiatan di KKN.
Karena kelompok saya termasuk kelompok yang humoris, anti dengan yang
namanya serius penuh dengan lawakan, pengertian, dan kuat saling tolong
menolong.
Kalau yang paling ribet ketika ada teman yang membawa barang-
barangnya seperti orang yang mau pindah rumah, beberapa koper pun kuat
dibawa untuk kebutuhannnya ketika KKN. Sebenarnya teman-teman yang
perempuan barangnya itu banyak sekali, mungkin wajar saja namanya juga
perempuan segala macam perlengkapannya berbeda. Kalau anak laki-laki
nya mungkin simpel hanya membawa satu sampai 2 tas. Semua barang-
barang itu diangkut mobil bak agar terbawa semuanya ke tempat KKN.
Ada teman dikelompok yang masih kental denga logat bahasa
Medan, setiap dia berbicara terucap sedikit nada orang batak, sampai dia
selama KKN dipanggil dengan sebutan Butet. Yang unik darinya karena dia
juga sebagai koor divisi konsumsi, setiap kali ada yang tidak melaksanakan
piket dapur (membeli bahan-bahan masakan, membersihkan peralatan
dapur). Langsung dengan suara lantangnya membentak dengan logat
khas bataknya.
Variatifnya karakteristik teman-teman di kelompok KKN Socrative
109 ini, mulai dari teman yang sangat pendiam suka menyendiri, ada juga
teman yang sangat bawel dan berisik sampai rasanya sakit telinga
mendengar ocehannya. Ada teman yang bisa dijadikan teman ngobrol, ada
teman yang bisa dijadikan panutan dalam rajin solat ke musholla, ada juga
teman yang berjasa mengajarkan cara memimpin ketika sedang briefing
sebelum melakukan kegiatan.
Banyak hal yang kita alami ketika KKN di kelompok Socrative 109
ini, suka duka kita jalani bersama-sama. Mulai dari malasnya untuk
bergabung di kelompok karena tidak mau meninggalkan hidup nyaman di
Ciputat, masih canggungnya berteman karena belum saling mengenal,
celotehan lucu dari teman yang humoris, dan sampai akhirnya di sana terlalu
betah sedih melihat tangisan tetangga dan anak-anak yang melihat kita pergi
meninggalkan desa, yang menjadi penyesalan ketika melaksanakan program
kerja tetapi hasilnya tidak maksimal karena adanya miskomunikasi antara
118. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
teman kelompok dengan masyarakat, karena dari kita di kelompok kurang
dalam mempersiapkan konsep kegiatannya.
Hari demi hari, minggu demi minggu, sampai akhirnya tak terasa 1
bulan saya bersama teman-teman melaksanakan KKN di Desa Cengklong.
Saat itu saya merasa waktu yang sangat cepat berlalu. Pada momen – momen
terakhir di Desa Cengklong rasa kebersamaan teman-teman kelompok
terasa berbeda. Sangat beruntung mendapat teman baru dan sekolompok
dengan orang-orang hebat, banyak pengalaman yang bisa saya ambil.
Pelajaran yang berharga bersama-sama bisa berbaur langsung dengan
Masyarakat, merasakan kehidupan yang ada di Desa Cengklong.
3. Berkenalan Langsung Dengan Cengklong
Ketika sudah ada pengumuman penempatan lokasi KKN, kelompok
kami mendapat lokasi di Desa Cengklong, Kosambi Kabupaten Tangerang.
Awal pertama kali saya tahu kalau kelompok saya mendapat tempatnya di
daerah Tangerang, sempat ada rasa kecewa dalam diri saya dan rasanya ingin
cari teman untuk tukar tempat itupun kalau bisa. Karena sudah bukan
rahasia umum lagi, bahwa Bogor sebagai daerah yang masih asri dan sejuk,
belum terkontaminasi oleh polusi. Tapi apalah daya saya hanya bisa
menerimanya kalau kelompok saya KKN 2019 mendapat tempat di daerah
Tangerang. Semuanya sudah menjadi aturan dari Allah dan saya yakin ini
yang terbaik saya harus terima dan jalani prosesnya.
Sebelumnya saya pribadi baru dengar nama desa ini yang sebagai
tempat KKN kelompok saya dan teman-teman. Saya langsung mencari
keterangan informasi Desa Cengklong ini di google, yang anehnya ketika
melihat gambar-gambarnya yang kebanyakan muncul dari foto Desa
Cengklong adalah foto binatang babi. Saya hanya bisa tertawa dan agak
sedikit khawatir nanti ketika KKN setiap harinya bertemu dengan binatang
babi itu.
Benar saja ketika saya ikut survey ke-2 ke tempat untuk
melaksanakan KKN, sepanjang jalan masuk gang ke Desa Cengklong banyak
babi yang berkeliaran di jalan. Warnanya hitam dan sangat kotor. Tujuan
yang sebenarnya pada survey ke-2 tidak untuk melihat babi, tapi untuk
menemui bapak kepala Desa Cengklong untuk mencari tau lebih detail
informasi tentang Desa Cengklong. Kami sekelompok dating kerumahnya
disambut hangat oleh bapak kepala Desa Cengklong. Segala informasi
diberikan oleh Bapak kepala Desa Cengklong.
119
Desa Cengklong adalah desa yang berkembang, dengan terbuktinya sudah
hampir terpenuhi segala fasilitas di desa ini, meskipun belum semuanya rata
Masyarakat merasakan fasilitasnya tetapi sudah bagus banyak proses aktif
yag dilakukan pemerintahan desa mulai dari kepala desa, kepala RW, RT,
dan para tokoh masyarakat Desa Cengklong.
Pada saat acara pembukaan, Bapak Saduni selaku PJS Kepala Desa
Cengklong menjelaskan tentang keadaan Desa Cengklong. Banyak
keberagaman di desa ini, mulai dari beragamnya agama, suku, dan etnis.
Mayoritas masyarakat di desa ini beragama Islam dan ada yang beragama
Kristen, Konghuchu, Budha. Semua masyarakat yang berbeda-beda agama di
desa ini hidup rukun, bukan menjadi penghalang sebuah perbedaan untuk
terus meniti kehidupan yang rukun antar umat beragama. Dilihat dari segi
infrastruktur desa ini sebenarnya sudah cukup baik, karena letak desa ini
tidak jauh dari perbatasan dengan Jakarta dan dekat dengan Bandara
Soekarno-Hatta, di desa ini pun banyak pabrik-pabrik industri. Menurut
saya desa ini bisa untuk lebih meningkatkan perekonomian desa, dan
terbukanya lapangan kerja untuk terkhususnya masyarakat Desa
Cengklong. Kalau dari segi sumber daya manusia di desa ini sangat rendah,
dilihat dari tingkat kesadaran masyarakat terhadap pendidikan. Banyak
orang tua yang membiarkan anak-anaknya bolos sekolah, ada pula yang
putus sekolah dan untuk mencari pekerjaan saja sulit pada akhirnya menjadi
pengangguran.
Disinilah saya dan teman-teman mengambil peran agar sedikit
membantu pendidikan di desa ini, dengan cara pengadaan taman literasi
didepan Basecamp kelompok KKN 109. Tersedianya buku bacaan untuk
anak kecil sampai tingkat SMA. Bangunan sementara taman literasi ini
hanya sementara di halaman depan, masih menunggu proses
pembangunannya yang nanti menjadi bangunan tetap taman literasi yang
lokasinya disamping Musholla Nurul Hikmah, dan peresmian dibukanya
taman literasi itu pas sehari sebelum saya dan teman-teman pulang selesai
melaksanakan kegiatan KKN. Semoga dengan adanya taman literasi ini
sebagai media peningkatan minat baca khususnya anak kecil sampai tingkat
SMA, dan kami pun membantu kegiatan pengajian anak-anak yang di asuh
oleh Ustadz Haeruddin, selepas sholat magrib setiap harinya perwakilan
dari kelompok pergi mengajar, kami membantu kegiatan belajar Al-quran
untuk meningkatkan kesenangan anak-anak membaca Al-quran. Tidak
hanya belajar membaca Al-quran, kami sesekali memberikan pelajaran
120. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
agama seperti fiqih, sejarah Islam dan lainnya. Agar anak-anak kecil
mempunyai bekal akan pemahaman tentang agama Islam. Kemudian untuk
sikap dan keadaan masyarakat Desa Cengklong, saya dan teman-teman
merasakan keramahan dan kehangatan dari mereka. Beberapa kali teman-
teman sekelompok di undang untuk hadir di acara tasyakuran dan di suguhi
makanan, dan sering dari pak Ustadz Haeruddin mengajak ke tempat
pengajian yang rutin setiap minggunya di rumah-rumah warga. Bisa dibilang
sebuah rezekinya anak KKN bisa diundang dan mendapat hidangan yang
secara diberikan untuk kita yang sedang KKN.
Adapun mengenai kondisi lingkungan Desa Cengklong, ini yang
membuat saya prohatin. Banyak warga yang belum memiliki kesadaran yang
tinggi akan kebersihan lingkungan dan gaya hidup sehat. Ini terbukti dari
banyaknya sampah-sampah yang memenuhi sebagian area-area di Desa
Cengklong. Saya lihat selokan-selokan di pinggirian jalan airnya
menggenang, karena tersumbat oleh banyak sampah, sehingga warna airnya
pun sangat hitam pekat, mengeluarkan bau busuk. Tentunya kondisi seperti
ini mencemari lingkungan sekitar dan akan menjadi sarang penyakit. Tapi
dalam hal seperti ini, saya dan teman-teman menyadarinya tidak banyak
yang 120ias kami lakukan agar Masyarakat mempunyai tingkat kesadaran
akan kebersihan lingkungan dan pola hidup sehat dan bahayanya sampah
bagi kesehatan. Hanya melakukan keliling kerumah-rumah warga
mensosialisasikan tentang pengelolaan sampah dan memberi saran agar
tidak membuang sampah sembarangan terlebih jangan membuang sampah
ke selokan agar tidak terjadi banjir ketika musim hujan.
Desa yang dekat pabrik industri sudah jelas 120ias120 sudah banyak
pencemaran udara, yang paling berkesan di desa ini suhu udaranya lumayan
panas, sampai saya dan teman-teman 120 ias menandakan anak-anak
Cengklong dengan ciri warna rambutnya yang pirang. Tetapi anak-anak desa
senang bergaul dan bermain bersama dengan kami yang sedang KKN.
4. Cengklong Kau Bisa Hidup Mandiri
Waktu yang sangat singkat saya dan teman-teman tinggal selama 1
bulan KKN di Desa Cengklong dalam membentuk wajah baru di desa ini.
Terdapat secercah harapan yang saya miliki bersama teman-teman
kelompok KKN Socrative 109 setelah kami selesai melaksanakan tugas KKN
apa-apa yang kami tinggali baik itu yang bersifat fisik maupun nonfisik atau
sebuah kegiatan yang bermanfaat bagi Masyarakat Desa Cengklong
121
diharapkan untuk selalu dijaga dan diteruskan segala kegiatan yang sudah
terlaksana. Harus banyak adanya perubahan terhadap hal-hal yang positif di
Desa ini, sepeninggalnya saya dan teman-teman sangat berharap terus
meningkatkan dan mengembangkan potensi anak-anak kecil di desa ini agar
supaya membuahkan hasil prestasi yang membanggakan kedepannya. Dan
para pemuda untuk terus berperan aktif dalam memabangun desa yang lebih
kreatif dan terus bekerja sama dengan tokoh masyarakat dalam segala
pelaksanaan kegiatan yang ada di Desa Cengklong. Menjadi desa yang
mandiri dan terus harum namanyadan mampu bersaing dengan desa lain
maupun bersaing dengan kota-kota besar.
Terima kasih kepada semua masyarakat yang sudah banyak
membantu kegiatan kami selama KKN di Desa Cengklong. Terutama kami
ucapkan terima kasih kepada bapak mantan kepala Desa Cengklong Bapak
Pinan dan PJS Kepala Desa Bapak Saduni yang sudah banyak membantu dan
memberi arahan kepada kami untuk melaksanakan segala program kerja
yang sudah dirancang. Ribuan trimakasih pula kami ucapkan untuk Ustadz
Haeruddin, sebagai tetangga, sebagai guru, sebagai orang tau kami yang
selalu sabra dalam memberi arahan. Dan banyak membantu dan memberikan
izin di pengajian beliau pada kegiatan kami salah satunya adalah kegiatan
mengajar ngaji yang dilakukan setiap selesai sholat maghrib
Ucapan trimakasih yang sebesar-besarnya kepada para orang tua saya
pribadi dari teman sekolompok yang sudah banyak mendoakan demi
kelancaran kegiatan KKN, da nada pula yang membantu dari segi materil.
Dan yang terakhir ucapan trimakasih dan permohonan maaf dari saya
pribadi kepada teman-teman kelompok KKN Socrative 109 dalam selama
kegiatan KKN ini banyak berbuat salah, dari tingkah laku saya, ucapan saya
yang sedikit menggores hati kalian semua.
122. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
E
Menabung Kisah Inspiratif Masa Depan
Oleh : Achmad Fauzi Hakiki
1. Kisah Kasih KKN dan Embel-embelnya
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu dari sekian
banyaknya program kerja kampus yang ada di Universitas Islam Negri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta, Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini adalah program
wajib yang harus diikuti oleh seluruh mahasiswa dari berbagai Fakultas
serta jurusan tingkat semester 7 yang dimana KKN ini sebagai salah satu
syarat kelulusan sarjana kami. Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini
dilaksanakan pada saat libur semester 6 menuju semester 7 yaitu
pertengahan bulan Juli sampai Agustus 2019.
Prosesi Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) terbagi atas beberapa
bagian, yaitu persiapan, pelaksanaan, hasil serta kesan pesan. Persiapan
merupakan bagian awal dalam merancang program kerja yang akan
dilaksanakan di desa yang akan digandrungi, proses adalah langkah lanjutan
dari persiapan, dimana kami akan menerapkan beberapa program kerja yang
telah disiapkan sebelumnya. Hasil serta kesan pesan merupakan langkah
akhir yang di dapat pada program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dalam 1 bulan
penuh.
Saya merupakan salah satu anggota dari kelompok 109 yang bernama
SOCRATIVE, Kepanjangan dari nama kelompok kami yaitu Smart, Aktif,
Kreatif dan Inovatif (SOCRATIVE) yang menggambarkan bahwa kami
semua memiliki pemikiran yang smart, sikap yang aktif serta jiwa kreatif dan
inovatif. Nama ini diangkat dari beberapa persetujuan teman-teman pada
saat rapat dan menuangkan aspirasi mereka tentang nama kelompok KKN.
Kelompok kami berjumlah 18 orang yang berasal dari Program Studi dan
Fakultas yang berbeda-beda, seperti Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas
Dirasat Islamiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah Keguruan, Fakultas Syariah
Hukum, Fakultas Adab dan Humaniora, Fakultas Ilmu Dakwah dan
Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ushuluddin
dan Ilmu Filsafat serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Walaupun kami semua
berasal dari jurusan dan Fakultas yang berbeda tetapi kami memiliki tujuan
serta misi yang sama, yaitu mensejahterahkan kehidupan yang belum
sejahtera. Posisi saya di kelompok ini sebagai Koordinator Acara yang
123
mengatur segala Rundown dan Time Line di semua kegiatan acara yang akan
dilaksanakan, Program kerja yang kami laksanakan yaitu terbagi kedalam
beberapa bidang, yaitu bidang Lingkungan, Kesehatan, Kesenian, Sosial
serta Pendidikan yang dimana Program Kerja ini akan kami laksanakan
selama 1 bulan mengabdi di Desa Cengklong, Kabupaten Tangerang.
Pada awal mulai KKN di Desa Cengklong ini, saya dan teman-teman
melakukan pembukaan KKN atau pengenalan kepada Masyarakat di kantor
kelurahan Desa Cnegklong, Kabupaten Tangerang bahwa kami akan
melakukan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa ini. Alhamdulillah, pada saat
pembukaan kami mendapatkan sambutan hangat dari pihak Masyarakat,
Tokoh agama, Ketua Lurah periode tahun 2013-2019 serta PJS (Pejabat
Sementara) yang dimana itu menandakan bahwa mereka sangat menerima
dan menunggu kedatangan kami di tempat nya. Setelah melakukan
pembukaan KKN di kantor kelurahan, saya dan teman-teman bersosialisasi
kepada warga untuk menjabarkan kepada mereka tentang program kerja
yang akan kami laksanakan selama 1 bulan. Langkah demi langkah kami
ayunkan kaki kami menjelajah keseluruh tempat yang ada di Desa
Cengklong ini demi memperkenalkan beberapa Program Kerja kami dan
selain itu juga kami mencari beberapa Permasalahan-permasalahan paling
krusial yang ada di Desa ini, pada akhirnya saya mendapatkan suatu
permasalahan yang memang tak pernah hilang atau lenyap dari Desa ini,
yaitu permasalahan BANJIR yang disebabkan oleh Sampah Domestik.
Menurut warga permasalahan ini memang sangat sulit untuk diatasi karena
kurang nya kepedulian Masyarakat terhadap pembuangan sampah. Hal yang
paling dominan penyebab banjir adalah para warga yang bertempat tinggal
di pinggir saluran air yang membuang sampahnya ke saluran air sehingga hal
itu menyebabkan banjir yang terus menerus terjadi. Maka dari permasalahan
itu, saya dan teman-teman ber inisiatif untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut sehingga kebanjiran itu tidak akan terjadi kembali. Tetapi, ketika
konsultasi kepada ketua PJS tentang banjir yang disebabkan oleh sampah
yang menggenang itu tidak perlu dilakukan normalisasi saluran air, karena
hal itu hanya membuang-buang waktu saja jika memang tidak terdapat
kesadaran yang alami dari warga setempat. Dari pernyataan ketua PJS
tersebut akhirnya kami tidak jadi melakukan normalisasi saluran air karena
terdapat beberapa hal yang telah disebutkan.
Setelah 1 bulan menjalani kehidupan KKN di Desa orang, betapa
bersyukurnya saya dapat merasakan membaur dan bersilaturahmi dengan
124. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
masyarakat secara langsung yang memang daerah nya sangat asing bagi saya.
Selain itu, saya sangat senang diadakannya Program KKN ini, karena disini
saya bisa menjadi manusia yang lebih bermanfaat bagi Masyarakat dari pada
harus liburan yang memang dapat menghabiskan uang tetapi tidak
mendapatkan hasil untuk masa depan saya.
Pandangan terhadap Kuliah Kerja Nyata (KKN), beberapa senior
saya mengatakan bahwa KKN itu merupakan ajang pencarian jodoh, tetapi
itu persepsi yang salah. Bagi saya, KKN merupakan suatu ajang proses
menghadapi pendewasaan saya terhadap suatu kepribadian yang lebih kuat
serta dapat menabung suatu cerita untuk masa tua yang akan dikenang
sepanjang masa. Disini, saya telah mendapat suatu penghargaan hidup
berupa pengalaman yang takkan terlupakan, yaitu pengalaman tentang cara
membaur dengan masyarakat, pengalaman hidup mandiri, pengalaman
tentang menghadapi konflik atau permasalahan yang terjadi dengan
masyarakat. Pengalaman yang paling kompleks menurut saya adalah
timbulnya masalah kepada masyarakat, karena pada permasalahan itu kami
diajarkan untuk bersabar, mengatur emosi serta menyusun barisan terdepan
dalam menghadapinya. Disamping sebagai ajang pendewasaan pribadi, KKN
juga mengajarkan kita untuk selalu mengabdi kepada masyarakat,
sebagaimana menurut Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan,
penelitian dan pengabdian.
2. Pengalaman Pahit-Manis Bersama Kelompok KKN
Setelah mendapatkan kabar pengumuman tentang pembagian
kelompok, saya sangat antusias dalam mengecek daftar nama yang ada di
kelompok. Ketika dicek, ternyata saya mendapat kelompok urutan 109 yang
berjumlah 18 orang yang berasal dari Program Studi serta Fakultas yang
berbeda. Akhirnya, kami memutuskan untuk melakukan rapat perdana
untuk melakukan perkenalan terdahulu kepada satu kelompok agar dapat
mengenal nama satu sama lainnya. Pada pertemuan awal, tak semua hadir
dalam pertemuan itu dikarenakan memang masih banyak yang sibuk dengan
mata kuliah nya atau memang masih canggung untuk bertemu teman satu
kelompoknya. Kemudian, kami lanjut berkenalan diri dan ternyata mereka
sangat asik ketika memperkenalkan diri nya. Orang pertama yang saya temui
adalah robin yang berasal dari Fakultas Syariah dan Hukum. Dia merupakan
ketua dari kelompok KKN kami yang telah disepakati oleh Teman-teman
saya melalui rapat ke-dua bertempat Oishi dekat DPR.
125
Di rapat ke-dua ini, kami berfokus pada pemilihan jabatan yang akan
digandrungi selama KKN nantinya. Kemudian kami melakukan rapat
selanjutnya untuk menentukan nama dari kelompok KKN, lalu teman
kelompok kami yang bernama Intan memberikan opsi nama SOCRATIVE
yang berkepanjangan Smart, Aktif, Kreatif dan Inovatif untuk nama KKN
kami. Teman-teman pun menyetujui nya karena memang nama tersebut
terbilang bagus dan berkelas. Setelah menentukan nama KKN, kami
memutuskan untuk merencanakan program kerja yang akan kami
laksanakan di Desa Cengklong, disaat itu kami satu sama lain saling bertukar
pikiran untuk mendapatkan program yang cemerlang dan sampai akhirnya
kami memutuskan program apa saja yang dapat dan cocok untuk dibawa ke
Desa Cengklong, Kabupaten Tangerang ini.
Tibalah sampainya hari dimana kami berangkat untuk KKN pada
tanggal 23 Juli 2019. Kami berangkat secara serentak memakai mobil losbak
yang digunakan untuk membawa barang-barang bawaan kami. Sesampainya
tiba ditempat rumah yang akan kami tempati, kami dihadapkan oleh
pekerjaan pertama yaitu membersihkan tempat tinggal kami yang terlihat
sangat kotor dan harus dibersihkan segera. Hal itu memicu awal mula
kekompakan dari kelompok KKN saya dalam bekerja sama dengan tim.
Hari demi hari berlalu, tak terasa selama 1 bulan kami telah
melaksanakan Program Kerja KKN di Desa ini. Selama KKN saya dan teman-
teman KKN SOCRATIVE merasakan hal yang baru yang mungkin hampir
tak pernah dirasakan sebelumnya dalam hidup saya dan tak akan bisa
terlupakan. Dengan berbagai bermacam Jurusan dan Fakultas berbeda kami
sangat dituntut untuk menyatukan pikiran, menyatukan ego, menyatukan
perasaan yang memang sebenarnya sulit dilakukan. Awalnya memang sulit,
Tetapi seiring berjalannya waktu kami akhirnya bisa menyatukan semua itu
dengan melepaskan semua perasaan ego dari masing-masing individu.
Selama 1 bulan, dikelompok KKN SOCRATIVE ini kami telah merasakan
ikatan erat bagai keluarga kandung. Dan Alhamdulillah, untuk sekarang ini
tidak ada yang terikat ikatan Cinlok (Cinta Lokasi) satu sama lain yang
mungkin dapat membuat ikatan keluarga menjadi longgar dan tak harmonis.
Bagaimana tidak, disini kami semua melepaskan Aib dan menggadaikan
harga diri masing-masing sehingga menurut kami kata Cinlok ini merupakan
hal mitos yang pernah kami dengar. Berhari-hari saya bersama mereka, suara
kentut merupakan hal yang paling umum yang selalu saya dengarkan
disetiap waktu pada saat ngumpul bahkan pada saat rapat Program Kerja.
126. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Tidak hanya kentut, suara sendawa juga sering saya dengarkan ketika selesai
makan pagi, siang dan malam. Bercanda satu sama lain yang mungkin
kelewatan juga kami lakukan. Dari hal yang telah saya sebutkan diatas, itu
merupakan hal penting dan mungkin itu penyebab terbentuknya keluarga
kecil yang sesungguhnya yang dibentuk oleh teman-teman saya yang bisa
saya sebut sebagai SAHABAT.
Namun, tak semua perasaan kita rasakan dengan rasa gembira dan
menyenangkan. Ada saja kerikil-kerikil jalanan yang harus kami singkirkan
berupa permasalahan-permasalahan yang mulai timbul perlahan.
Permasalahan itu adalah terjadinya Miss Comunication pada saat mengadakan
acara Seminar Keluarga dimana acara tersebut dibarengi dengan Akad
Pernikahan. Pihak mempelai wanita sangat mengizinkan acara seminar
keluarga tersebut diadakan berbarengan dengan Akad Pernikahan nya.
Tetapi, pihak mempelai Pria ternyata tidak setuju dengan acara tersebut
yang dimana itu dibarengi dengan Akad Pernikahan. Lalu, saya sendiri di
labrak oleh banyak Ibu-Ibu dari pihak mempelai pria dengan memakai nada
tinggi yang disampaikan ke saya untuk memberhentikan acara Seminar
Keluarga tersebut, berhubung acara seminar tersebut sudah mulai usai, maka
dari itu saya memutuskan untuk membiarkan perkataan Ibu-Ibu itu dan
menyelesaikan acara Seminar Keluarga sampai selesai. Masalah itu cukup
membuat kami merasa gentar mental karena banyak hujatan serta cacian
yang dilontarkaan oleh mereka kepada kami. Tak hanya masalah itu, kami
juga didatangkan permasalahan lain yaitu Susu basi yang kami berikan
kepada anak-anak kecil ketika melakukan acara Penyuluhan Cuci Tangan Di
Taman Kanak-Kanak. Awal nya kami tak tahu bahwa susu tersebut sudah
memasuki tanggal Kadaluwarsa, hal tersebut diketahui melalui anak kecil
yang meminum nya lalu memuntahkannya kembali dengan alasan rasanya
tidak enak. Lalu pihak yayasan TK tersebut mengecek tanggal produksi susu
tersebut dan ternyata susu itu telah memasuki kadaluwarsanya. Akhirnya,
pihak yayasan TK merasa kesal dan ingin melapor ke pihak berwenang yaitu
Polisi. Pada saat itu, mental kami sangat di uji dan teman kami yang bernama
Isna sampai menangis histeris dengar kabar tersebut serta PJ acara tersebut
yaitu Putri sangat terlihat murung ketika mendengar berita itu. Namun,
pada akhirnya kami mampu mengatasi itu dengan melakukan klarifikasi
kepada pihak Yayasan TK tersebut dan berhasil membersihkan nama UIN
kembali seperti semula.
127
Kekompakan kami sangat dibutuhkan dalam mengatasi
permasalahan tersebut, saling mensuport satu sama lain, memberikan
suntikan kuat mental kami berikan satu sama lain. Karena, jika kita tidak
berasatu dalam satu barisan maka barisan itu akan hilang satu persatu
karena masalah, tetapi jika kita bersatu maka masalah tidak akan pernah
menyelinap diantara kita karena sudah tidak ada tempat untuknya.
Demikian cerita singkat saya tentang Chemistry yang terbentuk
bersama teman-teman kelompok KKN SOCRATIVE mengenai suka dan
duka yang telah kami rasakan bersama. Satu hal yang mungkin bisa dipetik
dalam tulisan ini adalah, “Jangan pernah melonggarkan barisan jika tak mau
merasakan pahitnya perpecahan”, sekian.
3. Keharmonisan dan Keutuhan NKRI yang Sesungguhnya di Desa
Cengklong
Desa Cengklong merupakan salah satu desa yang berada di
Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang. Desa Cengklong ini adalah desa
yang memiliki paling banyak penduduk diantara desa-desa yang berada di
Kecamatan Kosambi seperti desa Belimbing, Salembaran Jati, Kosambi
Timur, Jati Mulya dan Lain-lain. Cengklong juga merupakan daerah industri
serta pergudangan yang melimpah dan limbah-limbah dari aktifitas industri
itu terkadang mengkontaminasikan area saluran air sehingga saluran air
disana menjadi kurang baik dan tidak bisa dikonsumsi.
Hal yang paling miris terlihat adalah banyaknya pabrik indutris serta
pergudangan yang dibatasi tembok-tembok perbatasan antara pabrik
industri pergudangan dengan area desa ini. Saya sangat sedih ketika untuk
pertama kali nya memandang hal tersebut, dimana disekitar pabrik2 ini
dibangun tetapi per ekonomian Masyarakat sekitar sangat minim, mungkin
hanya dampak dari perindutrian itu saja yang didapat oleh Masyarakat
Cengklong tetapi tidak dengan rupiah. Selain hal itu, sederet sampah yang
tertimbun di pinggiran aliran irigasi juga sangat terlihat jelas dan membuat
saya dan Teman-teman merasa geram melihatnya. Apakah pantas sampah-
sampah itu dibiarkan menumpuk begitu saja sedangkan sampah-sampah itu
akan menimbulkan sumbatan aliran air serta beberapa penyakit kepada
warga disekitar, dan yang lebih parah lagi adalah yang membuang sampah
itu malah warga yang menduduki area disekitar aliran irigasi itu. Saya dan
teman-teman hanya bisa menggeleng-geleng kepala saja dan berkata betapa
128. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
buruknya perilaku kebiasaan mereka yang seperti itu, padahal itu bisa
menyebabkan penyakit yang bisa saja mereka rasakan suatu saat nanti.
Tetapi selain hal miris yang saya dapat, ada hal lain yang menurut
saya sangat menarik tentang Desa ini, yaitu tentang keberagaman Agama
yang hidup damai disini. Mulai dari Agama seperti Islam, Hindu, Budha,
Kristen dapat hidup rukun dan damai di desa ini, tidak ada konflik satu pun
yang terjadi. Yang saya lihat disini adalah kedamaian kepada seluruh umat
beragama yang dimana ini merupakan 128ymbol NKRI yang sesungguhnya.
Hal tersebut menjadi suatu tanda tanya besar untuk saya, bagaimana bisa sih
dengan berbagai macam agama bisa hidup rukun berdampingan didalam
satu Desa? Dan itu menjadi misteri buat saya sampai saat ini. Dari sekian
banyak nya agama, tak heran pula banyak nya hewan peliharaan seperti babi
dan anjing yang berkeliaran disini. Pertama kali kesini, betapa kagetnya saya
ketika melihat sekelompok hewan babi ber badan besar serta berkulit hitam
dan merah muda menyeberangi jalanan.
Warga Desa Cengklong rata-rata memiliki nilai sosial yang tinggi
seperti gotong royong atau membantu satu sama lain masih terjalin dengan
baik. Orang-orang disini pun terbilang ramah karena setiap orang yang lewat
selalu menyapa dengan wajah senyuman. Ada salah satu tokoh agama di
Rawa Lindung Desa Cengklong yang bernama Ustad Haerudin, Ustad
Haerudin ini adalah Ustad serta panutan bagi saya dan teman-teman. Karena
beliau telah mengajarkan kepada kami tentang bagaimana cara untuk
bersosialisasi yang baik kepada Masyarakat terutama masyarakat desa.
Beliau juga sudah sangat baik kepada kami, sudah membantu beberapa
program kerja kami. Kami sangat salut kepada beliau dengan ketabahan
serta kesabarannya dalam membantu kami yang terkadang suka malas ke
masjid maupun membuat taman literasi. Betapa banyak kenangan yang telah
kami lakukan bersama beliau mulai dari membantu membangun masjid
sampai membuat adonan semen yang memang dilakukan bersama-sama
dengan beliau. Beliau merupakan sosok yang patut menjadi sebagai penutan
saya karena kesabarannya untuk mendidik. Dari saya untuk desa ini, terima
kasih 1 bulan penuhnya atas pengalaman yang luar biasa ini yang tak akan
pernah terlupakan.
4. Harapan di Balik Bilik Perindustrian
Desa Cengklong merupakan daerah industri yang masih tertinggal
dari segi pendidikannya, banyak anak-anak di desa ini yang telah putus
129
sekolah karena masalah ekonomi. Lulusan pendidikan tertinggi disini ialah
S1 dan gelar ini hanya dimiliki oleh para Pejabat kelurahan saja tidak dengan
warga biasa. Untuk warga biasa, pendidikan terakhirnya adalah SMA dan
lulusan ini pun hanya dimiliki oleh sebagian pemuda-pemudi nya saja.
Biasanya, remaja yang baru saja lulus SMP/SMA langsung dinikahkan oleh
orang tua nya demi mengurangi permasalahan ekonomi di keluarganya.
Anak-anak kecil yang berada di Desa ini Khususnya di kampung
Rawa Lindung merupakan anak-anak yang luar biasa yang memiliki
semangat juang dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan maupun Ilmu Agama.
Dalam mempelajari Ilmu Agama, Anak-anak ini sangat rajin dalam mengaji
yang diadakan setiap malam ba’da maghrib sampai ba’da isya. Teman-teman
saya menyadari hal tersebut ketika mencoba mengajar mengaji kepada
mereka, betapa antusiasnya mereka ketika belajar.
Dalam ilmu pengetahuan, mereka juga memiliki semangat juang
dalam belajar. Disamping belajar, ternyata mereka juga senang membantu
Ustad Haerudin dalam mencarikan dana untuk pembangunan Musolah
Nurul Hikmah, saya sering melihat mereka keliling pada saat pulang sekolah
di setiap sore nya menunggu dipinggir jalan area Pergudangan 99 dengan
meletakan wadah Kardus kotak di atas bangku disamping yang ia duduki.
Melihat hal tersebut, saya sangat salut dan bangga kepada mereka, dengan
umur yang masih belia mereka sudah sangat rajin dan mau membantu Ustad
nya dalam mencarikan dana untuk pembangunan Musolah itu. Betapa
termotivasinya saya ketika melihat mereka yang sangat antusias membantu
dalam hal akhirat.
Ketika pada suatu saat saya dan Anak-anak ini berkumpul dalam
satu waktu sambil asik ngobrol tentang masa depan mereka. Saya
menanyakan kepada mereka motivasi apa sih yang sekiranya mereka sangat
antusias membantu mencarikan dana pembangunan musolah, mereka
kebanyakan menjawab “Memang sudah seharusnya ka kita sebagai orang
Islam harus saling membantu, apalagi ini tentang akhirat yang akan kita
rasakan nanti”, mendengar hal itu, rasa bangga saya kepada mereka semakin
bertambah dan betapa sholeh nya mereka bisa menjawab hal itu dengan
perkataan akhiratnya. Selain menanyakan hal itu, saya juga bertanya-tanya
tentang cita-cita yang sudah mereka impikan sejak dulu, Cita-cita yang
kebanyakan mereka jawab adalah menjadi seorang Dokter dan Polisi, tetapi
ada jawaban unik yaitu ingin menjadi Tukang Parkir. Saya seketika merasa
aneh dan langsung menanyakan kenapa mau menjadi Tukang Parkir, dan ia
130. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
menjawab “Saya sebenarnya ingin mencontoh tukang parkir ka, meskipun ia
(Tukang Parkir) dititipi banyak kendaraan tetapi ia tidak sombong, karena
ia (Tukang Parkir) tahu semua itu hanya titipan”. Mendengar jawaban itu,
saya langsung berpikir dan menemukan jawaban, dan ternyata benar yang
anak ini katakana bahwa kita diajarkan tidak boleh sombong dengan apa
yang sudah dimiliki, karena semua itu hanya titipan ilahi semata. Saya
terheran-heran mendengar jawaban anak ini dan tak menyangka bahwa
anak sekecil ini mampu berpikir seperti itu yang memang seharusnya
pemikiran seperti itu biasanya dilantunkan oleh orang-orang dewasa.
Dari saya kepada Anak-anak ini, semoga dari cita-cita yang telah di
impikannya dapat terwujud serta dapat menggapainya. Harapan saya
kepada mereka sangat banyak, saya berharap anak-anak ini mampu
meneruskan pendidikan sampai menempuh Perguruan Tinggi yang nantinya
akan memperkaiki tingkat pendidikan disana, dan mereka ketika menjadi
orang dewasa mampu mengubah persepsi orang-orang desa tentang betapa
pentingnya pendidikan dan menekan kan pernikahan dini yang memang
akan berdampak pada perekonomian serta menghancurkan cita-cita yang
telah digandrunginya sejak kecil. Kepada Andi perwakilan dari anak-anak
yang saya sebutkan diatas, semoga ia menjadi orang yang sukses dan lebih
berbakti lagi kepada bangsa, agama serta orangtuanya. Junjung tinggi terus
bahu membahu, karena itu adalah simbol dari bangsa Indonesia yang sampai
saat ini harus diterapkan kepada anak-anak maupun para remaja. Kepada
Ustad Haerudin, terima kasih banyak telah mendidik anak-anak ini dalam
hal Ilmu Agama sehingga mereka menjadi anak yang sholeh ataupun
sholehah. Terus lah menebar kebaikan kepada anak-anak supaya ketika
mereka besar dapat menerapkan kebaikannya dengan baik.
Harapan lain untuk desa ini, semoga perekonomian desa ini menjadi
baik serta menjadi desa yang mandiri yang bisa berdiri dengan kaki nya
sendiri dan tidak lagi berharap dengan bangunan-bangunan perindustrian.
Tempuh terus pendidikan agar kalian dan kita dapat mengolah sumber daya
dan dapat menjadi tuan di rumah sendiri, jangan biarkan perindustrian
menjajah berkelanjutan di desa kalian yang terus-menerus memberikan
limbah perindustrian ke perairan yang telah merusak kualitas air sehingga
air di desa ini tidak dapat dikonsumsi.
131
F
Surat Cinta Untuk Cengklong
Oleh : Zulfa Amelia Solihah
1. Awal Pengamalan dan Pengabdian
Ada dua hal yang menjadi alasan saya untuk mengikuti Kuliah Kerja
Nyata ini, pertama karena kewajiban saya sebagai mahasiswa semester 6
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, KKN ini
memang merupakan SKS wajib yang harus di ikuti oleh setiap orangnya. Hal
itulah yang menjadi alasan utama saya mengikuti KKN, semata-mata hanya
untuk mempermudah saya dalam menyelesaikan proses perkuliahan. Kedua,
saya teringat pepatah guru-guru saya di pesantren, “Bahwa jika kamu keluar
nanti, jangan lupa untuk mengamalkan semua ilmu yang didapat oleh kamu,
karena sebaik-baik manusia ialah yang bermanfaat bagi masyarakat
sekitarnya”. Kata-kata itulah yang selalu terngiang-ngiang di pikiran saya,
sehingga saya termotivasi dan semangat mengikuti Kuliah Kerja Nyata tahun
ini, kalau boleh jujur tidak ada beban dan keluhan sedikitpun bagi saya
menjelang datangnya KKN ini. Entah kenapa saya merasa siap untuk terjun
di tengah-tengah masyarakat nanti. Mungkin karena saya pikir dengan
mengikuti KKN ini saya bisa menyalurkan ilmu, tenaga, saya kepada orang
lain agar saya bisa menjadi manusia yang baik yang bermanfaat bagi banyak
orang, sekaligus jadi bekal jariyah di akhirat nanti, jikalau ilmu yang saya
sampaikan kepada Masyarakat benar-benar bermanfaat.
Saya merasa mempunyai beberapa kompetensi yang bisa saya
bagikan kepada masyarakat nantinya, seperti pelatihan vocal dalam
bernyanyi, pelatihan baca tulis Al-qur’an bagi anak-anak, remaja, dan para
orang tua yang belum bisa membaca dan menulis Al-qur’an. Rencana
kegiatan yang saya tulis diform pendaftaran terdiri dari kompetensi
akademik seperti pemberdayaan remaja dengan mengajar anak-anak remaja
mengaji untuk dikembangkan kembali kepada anak-anak kompetensi
keterampilan seperti pelatihan vocal dalam bernyanyi.
Sebelum saya mengisi form pendaftaran KKN saya mengira KKN itu
hanya mengajar saja, baik akademik maupun non-Akademik. Karena di
lingkungan keluarga saya kebanyakan adalah seorang guru yang notabene
menceritakan pengalaman KKN nya dengan mengajar saja, hal itu membuat
saya tenang dan santai ketika berhadapan dengan KKN ini. Hari demi hari,
132. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
banyak perkumpulan KKN dimana-mana, baik itu dari kelompok maupun
kampus, dan dari perkumpulan itu membuat dugaan saya tentang KKN
selama ini ternyata salah. KKN itu bukan hanya mengajar, tapi soal
pengabdian. Terbukti setelah pelaksanaan KKN dari kelompok kami sendiri,
banyak program kerja yang kami buat sebagai bentuk pengabdian kami
terhadap masyarakat yang sedikit mengajar, tapi banyak mengabdi.
Walaupun sejujurnya saya sedikit kecewa dengan KKN tahun ini,
selain jumlah dana yang dikeluarkan oleh PPM lebih sedikit dari tahun lalu,
saya juga merasa kecewa akan keterlambatan pencairan dana KKN yang
seharusnya sudah turun ke tangan Masyarakat. Hingga KKN berakhirpun,
dana itu belum turun. Sehingga mengakibatkan beberapa program kerja
kelompok kami terhambat , dikarenakan kurangnya biaya yang mencukupi
untuk pembuatan bak sampah di ekitaran Desa Cengklong. Namun
demikian kami tetap menghargai segala keputusan yang disampaikan oleh
PPM. Alangkah baiknya, ditahun yang akan datang tidak terjadi lagi hal
seperti ini demi kelancaran keberlangsungannya KKN.
2. Penghibur Hati
Di awal pertemuan sebelum datangnya KKN, saya merasa senang
karena mempunyai teman baru, walaupun sejujurnya saya sedikit tidak suka
karena ada teman sejurusan saya yang juga ada di kelompok KKN ini. Dan
itu membuat saya malas untuk selalu ikut perkumpulan mengenai KKN,
dikarenakan dialah yang menjadi ketua pada kelompok ini. Namun, apalah
daya saya harus berkontribusi di kelompok, dan harus menghiraukan hal
spele tersebut untuk satu bulan kedepan.
Hari demi hari, minggu demi minggu, akhirnya tanggal 23 juli 2019
pun datang, kami bersiap-siap untuk berangkat melaksanakan kuliah kerja
nyata di Desa Cengklong kecamatan kosambi kabupaten tanggerang,
Banten. Sesampainya disana, kami langsung membersihkan tempat yang
akan kami huni selama satu bulan kedepan.
Pada hari pertama KKN, kami terlihat masih canggung dan belum
terlalu akrab, mungkin bisa dibilang hanya menyapa sesuai kebutuhannya
masing-masing. Namun, seiring berjalannya waktu saya mulai memahami
dan mengenal perbedaan karakter yang ada disetiap anggota kelompok saya.
Seperti putri yang selalu ceria dimanapun dan kapanpun, isna yang selalu
bilang lapar setiap saat, farah dengan ketenarannya sebagai artis luar negri
papan atas, Tara dengan julukannya sebagai putri tidur, Mutia dengan
133
ketegasannya mengenai hal apapun, Eni dengan kecantikan dan
kejutekannya, Hanna si bawel bernada tinggi, Fikis yang terkenal dengan
keteledorannya, Intan si pemasok setia selama KKN, Babay yang selalu
meledek siapapun, Fauzi yang selalu meminta perawatan wajah, Solah
dengan kealimannya, Sirril yang selalu menggoda para wanita, bani dengan
kecuekannya, Fajar yang selalu dipanggil om, Bang Hilman si penakluk
malam, dan Robin yang selalu salah di mata orang. Bagi saya mereka bukan
hanya sekedar teman belaka, tetapi sudah saya anggap seperti keluarga,
dimana selama sebulan ini banyak sekali cerita yang telah kita ukir bersama.
Dari mulai makan lesehan bersama, tidur bersama dengan dua ruangan yang
sempit beralaskan kasur lipat yang tipis, hingga mencuci baju bersama di
sumur milik pak ustad khoeruddin salah satu tokoh masyarakat di Desa
Cengklong saat pemadaman listrik massal selama dua hari yang
mengakibatkan susahnya mencari air untuk kami gunakan, beruntunglah
ada orang baik seperti pak ustad khoeruddin yang telah mengizinkan kami
untuk mengambil air di sumur miliknya. Hal itu merupakan kenangan
bersama saya dan teman-teman yang tak akan pernah terlupakan karena
menjadi pertama kalinya dalam sejarah hidup, menimba air di sumur yang
sangat dalam.
Menurut saya kelompok saya ini adalah kelompok yang sangat
kompak, humoris, tidak mudah baper11, dan pengertian jika dibandingkan
dengan cerita-cerita teman kelompok KKN lain, yang bagus saat
menjalankan program kerjanya, tapi tidak harmonis di dalam kelompoknya.
Bersyukur sekali saya bisa mempunyai teman kelompok yang baik dan asyik
sehingga dalam mengerjakan prokernyapun dikerjakan dengan hati yang
senang. Saking kompaknya, menurut saya tidak ada konflik yang membuat
salah satu dari kami terpecah belah, karena setiap kegiatan apapun selalu
dilaksanakan bersama yang menimbulkan tidak adanya kecemburuan social
diantara kami.
Dari sekian persepsi saya yang tertulis mengenai kelompok KKN ini,
saya hanya merindukan masa-masa KKN bersama teman-teman saya, yang
asyik dan solid12.
11 Bawa Perasaan 12 Solidaritas
134. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
3. Tempat Pengabdian Selama Satu Bulan
Saat mengetahui pembagian tempat wilayah KKN yang dibagikan
oleh PPM, saya merasa kecewa karena kelompok kami ditempatkan di Desa
Cengklong, kecamatan kosambi, kabupaten tanggerang, Banten, yang
terkenal dengan kondisinya yang panas dan gersang. Berbeda dengan Bogor
yang sejuk nan indah pemandangannya, serta mayoritas masyarakatnya
bersuku sunda, yang pas sekali dengan saya yang memang asli Sunda.
Namun, apalah daya mungkin sudah takdirnya saya harus merasakan tinggal
selama sebulan di desa yang sebelumnya saya belum pernah dengar tersebut.
Dan saat pertama kalinya melihat Desa Cengklong ketika survey,
pandangan saya tertuju pada sampah-sampah yang berserakan dimana-mana
yang menimbulkan bau tidak sedap. Hal itu membuat saya dan teman-teman
terganggu saat pertama kali menginjakan kaki di Desa Cengklong tersebut,
Bahkan kami pernah melihat ibu-ibu rumah tangga yang mencuci pakaian
sehari-harinya disungai yang isinya penuh dengan sampah yang banyak
sekali, dengan air yang kotor berwarna gelap dan bau tidak sedap. Saya
hanya mengucapkan istighfar dalam hati, karena dibuat heran dan tercengang
karena bagi saya baru kali ini melihat kejadian tersebut. Di dalam lubuk hati
saya saya berbicara “Kenapa sampahnya banyak sekali? Apa tidak ada yang
mau membereskan sampah-sampah tersebut? Kenapa harus mencuci di
sungai yang kotor? Apa tidak takut kuman?”. Sekilas pertanyaan-pertanyaan
itu terjawab setelah saya dan teman-teman menemui kepala Desa Cengklong
bernama pak pinan, beliau mengatakan susahnya menyadarkan Masyarakat
akan hal kebersihan, seperti buang sampah pada tempatnya. Padahal
menurutnya, sudah banyak sekali cara dari program kerjanya untuk
menyadarkan warga mengenai pentingnya merawat lingkungan. Karena
rendahnya pendidikan di desa tersebut yang kebanyakan lulusan SD dan
SMP membuat mereka sulit untuk berfikir kedepan dan berintropeksi diri.
Selain itu di desa tersebut masih banyak warga yang kekurangan air sehingga
terpaksa harus mencuci di sungai seperti itu. Penyampaian tersebut
membuat saya terdiam dan menerima serta memaklumi keadaan di desa yang
akan saya tinggali selama satu bulan kedepan.
Dari aspek sosial dan keagamaan, di Desa Cengklong ini memiliki
keberagaman agama seperti Islam, Budha, Konghucu, Kristen Protestan,
Kristen Katolik dan bahkan yang tidak beragamapun ada di desa ini, hal itu
diungkapkan langsung oleh pak pinan selaku kepala desa di Desa Cengklong
tersebut. Walaupun berbeda-beda agama, menurutnya tidak pernah timbul
135
perpecahan sedikitpun yang di alami Masyarakat Cengklong selama ia
menjabat dari tahun ke tahun. Justru dengan perbedaan itu menjadikan
warganya rukun dan saling tolong menolong. Saya melihat Masyarakat desa
ini memiliki kebebasan dalam menjalankan segala aktifitasnya selama tidak
saling mengganggu umat yang lain, terbukti dengan adanya penduduk etnis
tionghoa yang memelihara anjing dan babi peliharaan di sekitar
pekarangannya yang dibebaskan begitu saja bahkan sampai jalanan, yang
mana jika menurut saya sebagai seorang muslim hal itu pastinya akan merasa
mengganggu saya apabila saya melewati jalanan tersebut, tetapi salutnya, di
Desa Cengklong ini tidak ada intimidasi dari penduduk yang beragama
muslim, justru penduduk muslim di desa ini tidak merasa terganggu dengan
adanya babi dan anjing tersebut, walaupun sebenarnya dalam aktifitas
sehari-harinya mereka akan melewati jalanan tersebut. Hal itu membuat
saya salut akan desa ini, karena bagi saya sendiri saya baru melihat dan
merasakan desa yang antar tetangganya berbeda agama tetapi hidup rukun
layaknya seperti saudara sendiri.
Tempat ibadah di desa inipun cukup banyak dan sederHanna,
walaupun kebanyakan dari Desa Cengklong ini masjid-masjidnya masih
dalam proses pembangunan karena terhambat masalah biaya. Selain masjid,
tempat pengajiannyapun banyak, bahkan setiap RW memiliki tempat
pengajiannya masing-masing. Kebanyakan dari mereka adalah anak-anak
berusia 5 sampai 13 tahun. Satu diantara mereka rata-rata belum terlalu
lancer menulis dan membaca Al-qur’an. Bahkan saya menganggap lebih baik
balik ke iqro kembali daripada sudah membaca al-qur’an tapi sangat fatal
ketika membacanya, mereka masih ada yang tidak tahu bagaimana cara
membaca huruf perhuruf dalam Al-qur’an, padahal dalam penuturan mereka,
membaca al-qur’an sudah dilakoninya di pengajian tersebut selama beberapa
tahun. Mungkin hal ini disebabkan karena rendahnya sumber daya manusia
dalam hal pendidikan di desa tersebut, banyak sekali masyarakat yang
menyepelekan pendidikan, terbukti dari data tingkat pendidikan
Masyarakat yang diambil dari data desa, kebanyakan dari mereka adalah
lulusan SD atau SMP.
Sepinya tempat pengajian yang beranggotakan remaja, rendahnya
kesadaran masyarakat terhadap pendidikan, membuat desa tersebut minim
akan sumber daya manusia. Maka dari itu, kelompok kami turut membantu
mengembangkan potensi anak-anak dengan melaksanakan taman literasi
yang setiap siang hari kami ajarkan kepada mereka ilmu untuk menyadarkan
136. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
mereka betapa pentingnya pendidikan yang harus dimulai dari usia dini, dan
pemberdayaan remaja setiap malam kepada para remaja agar menjadi
penerus Desa Cengklong di masa yang akan datang. Dua kegiatan itulah yang
paling mendekatkan kami dengan Masyarakat Cengklong karena hampir
setiap hari mereka datang ke Basecamp, untuk menanyakan kabar saya dan
teman-teman kelompok dan menanyakan seputar pelajaran yang di tugaskan
di sekolahnya masing-masing. Hal itu membuat saya terharu karena selama
KKN berlangsung banyak sekali pembelajaran yang dapat saya ambil dari
cerita anak-anak didik kami, dari yang paling menyedihkan sampai yang
paling menjengkelkan.
Semoga pengabdian saya dan teman-teman selama ini, bisa
bermanfaat khususnya bagi saya sendiri dan umumnya bagi penduduk Desa
Cengklong.
4. Secercak Harapan
Satu bulan bukanlah waktu yang sedikit untuk saya beradaptasi
dengan Masyarakat Desa Cengklong, banyak sekali pengalaman yang tidak
akan terlupakan oleh saya dan teman-teman selama tinggal di Desa
Cengklong ini, dari mulai mengenal lingkungannya, social keagamaannya,
maupun dari masyarkatnya sendiri. Perlu satu minggu lebih untuk untuk
saya dan teman-teman bersosialisasi dengan masyarakat, ada yang menerima
kehadiran kami ada pula yang merasa risih dengan kedatangan kami ke Desa
Cengklong tersebut. Namun, Alhamdulillah seiring berjalannya waktu pada
akhirnya banyak Masyarakat yang senang dan antusias dengan kedatangan
kami, setelah kami bersosialisasi selama satu minggu tersebut. Masyarakat
etnis Tionghoa pun merasa senang banyak kegiatan positif yang kami
lakukan di desa tersebut, seperti kegiatan senam mingguan ibu-ibu yang
membuat para ibu-ibu semangat berolahraga setiap mingu pagi.
Jika saya merupakan bagian dari warga desa ini, saya akan turut serta
memperbaiki Desa Cengklong bersama-sama dari berbagai aspek, yang
pertama yakni dari segi lingkungan. Seperti yang saya ceritakan di awal
tulisan ini, banyak sekali sampah yang berserakan dimana-mana yang
menimbulkan bau tidak sedap dan sangat mengganggu untuk kesehatan dan
untuk kegiatan sehari-hari. Masyarakat seenaknya membakar sampah tanpa
tahu tempat, yang membuat saya sesak nafas tinggal di desa tersebut. Selain
itu Masyarakat juga terbiasa membuang sampah di selokan depan rumahnya,
137
bahkan saya pernah melihat anak yang disuruh ibunya membuang air besar
di selokan kecil depan rumahnya.
Karena kurangnya kesadaran masyarakat, dan tidak tegasnya
pemerintahan desa tersebut membuat hal seperti itu dibiarkan begitu saja,
padahal jika sampah terus menerus tidak dibersihkan aka nada efek nya
kedepan, seperti terjadi banjir. Masyarakat disana terlalu menyepelekan
persoalan banjir karena di Desa Cengklong tersebut jarang sekali hujan,
namun apa boleh buat sebelum kejadian itu terjadi, alangkah baiknya kita
harus merencanakannya terlebih dahulu agar kelak tidak ada penyesalan
yang terjadi terhadap Desa Cengklong tersebut. Pemerintahan Desa
Cengklong tersebut seharusnya lebih tegas kepada penduduknya, dengan
melakukan sosialisasi rutin mengenai lingkungan, jika perlu dibuatkan
aturan bagi penduduknya “Barang siapa yang membuang sampah
sembarangan akan di kenakan sanksi” tegas berupa denda atau hukuman
yang bisa menyadarkan masyarakat akan lingkungan. Dibentuknya tim
khusus untuk membersihkan sampah-sampah seperti pasukan orange di
daerah Jakarta, dan diberikan gaji selayaknya agar mereka konsisten
membersihkan sampah-sampah yang ada di Desa Cengklong, serta
dibuatkannya bank sampah agar sampah-sampah di desa tersebut tersusun
dengan rapi untuk nanti diambil oleh pasukan khusus pembawa sampah jika
sudah dibentuk di desa tersebut.
Aspek kedua yakni masalah pendidikan. Banyak anak yang putus
sekolah, bolos sekolah tanpa alasan yang jelas, kurangnya kesadaran orang
tua menyuruh anaknya untuk belajar, serta rendahnya pendidikan di Desa
Cengklong tersebut merupakan masalah yang sangat berpengaruh bagi
keberlangsungan kehidupan dimasa depan. Jika bukan mereka yang akan
memajukan Desa Cengklong, siapa lagi? . Peran pemerintahan desa
sepatutnya harus mempertimbangkan akan hal ini, perlu adanya bantuan
operasional bagi warga warganya yang kurang mampu menyekolahkan
anak-anak. Selain itu perlu juga adanya arahan kepada para orang tua yang
bisa dikumpulkan setiap seminggu sekali untuk menyuruh dan memberikan
dukungan sepenuhnya tanpa kekerasan kepada anak-anaknya sehingga anak
itu bersedia sekolah dan belajar. Terutama belajar membaca dan menulis al-
qur’an bagi warga muslim, serta belajar agama yang lebih dalam agar anak-
anak tumbuh dan berkembang sesuai ajaran Islam.
Selain itu aspek yang ketiga adalah kekompakan atau komunikasi
antara perangkat desa dengan warganya. Seharusnya perangkat desa lebih
138. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
membaur untuk turun ke lapangan, menanyakan perihal persoalan yang di
alami seluruh warganya, tidak membeda-bedakan dan adil. Perangkat desa
harus lebih peka terhadap aspirasi warganya, agar tidak terjadi
misscomunication13. Begitupun warganya haruslah ikut andil dan menghargai
setiap kegiatan-kegiatan yang diajukan oleh perangkat desa sendiri. Agar
tercipta Desa Cengklong yang maju yang setiap perangkat desa dan
warganya saling kompak dan bertukar pikiran.
Begitulah kisah perjalanan saya selama melaksanakan kegiatan KKN
ini, semoga bisa memberikan kesan inspiratif bagi setiap orang yang
membacanya. Tak lupa saya ucapkan banyak terimakasih kepada
Masyarakat Desa Cengklong yang telah memberikan kenangannya selama
ini, Bapak Pinan,S.H dan keluarga selaku kepala Desa Cengklong yang selalu
mendukung, Pak Manto selaku staff desa yang sudah membantu
melancarkan kegiatan kami, Ustad Haerudin selaku tokoh Masyarakat yang
amat sangat baik kepada kami selama berada di Desa Cengklong, beliau
selalu memberikan arahan dan nasihat dalam setiap kegiatan KKN
kelompok kami, dan sudah kami anggap seperti Ayah kami sendiri. Anak-
anak Majlis Ta’lim Nurul Hikmah Rawa Lindung yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu, yang selalu semangat dalam belajar Al-qur’an. Besar
harapan saya semoga pengabdian saya dan teman-teman yang telah
dilakukan selama satu bulan kemarin bisa bermanfaat dan menjadikan
Masyarakat Desa Cengklong maju dan sejahtera. Dan semoga bagi semua
tokoh di Desa Cengklong yang telah disebutkan di atas, di balas kebaikannya
oleh Allah SWT. Dan tetap semangat menjadikan Desa Cengklong desa yang
rukun, unggul dan maju.
13 Kesalahan komunikasi
139
G
Sekedar Berbagi, Tapi Bukan Sekedarnya
Oleh : Putri Islamiati
1. Sorak-sorai Untuk Bertemu
Saat itu kala mendengar kata Kuliah Kerja Nyata atau yang sering
orang kenal dengan sebutan KKN, itu cukup membuat saya khawatir.
Karena orang tua saya tidak pernah memberikan kesempatan untuk diri saya
jauh dari jangkauannya, lagi-lagi dengan alasan gender. Selain itu, tidak
pernah terbayangkan bagaimana saya harus hidup bersama orang-orang
yang sebelumnya belum saya kenal, dan yang mengkhawatirkan lagi, saya
harus tinggal di desa yang lokasinya baru saya kunjungi.
Ketika meninjau lokasi untuk pertama kalinya, saya berharap Desa
Cengklong akan memberikan warna baru dalam perjalanan hidup saya.
Hidup penuh dengan keberagaman merupakan wujud dari desa ini. Dimana
musala, gereja, wihara semua ada di desa ini. Diawal perjalanan ini saya
memiliki ambisi untuk bisa bersosialisasi dengan mereka semua, karena saya
terbiasa hidup dengan lingkungan yang mayoritasnya muslim. Dengan
penuh rasa khawatir, takut, namun ingin meleburkan diri bersama mereka,
saya rangkai semua ambisi itu.
Diperjalanan menuju lokasi, saya dibuat tercengang dengan letak
desa ini. Bertetangga dengan Bandara Internasional Soekarno Hatta tidak
menularkan kemolekkan itu ke desa tersebut. Kemudian banyaknya
pergudangan di sekitar Desa Cengklong, membuat banyak mobil berbadan
besar melalui jalan tersebut, dan dampaknya sudah jelas jalanan menjadi
bobrok. Tapi ada satu hal yang membuat saya kegirangan ketika melalui
jalanan tersebut, yaitu saat saya dapat mengamati aktivitas di landasan
pesawat. Sungguh kekanak-kanakkan bukan. Selain itu dapat menyaksikan
secara langsung pesawat tersebut melintas di atas kepala juga membuat saya
terpana. Peristiwa itu sungguh sangat membuat saya kegirangan, namun
sayangnya momen tersebut belum sempat saya abadikan pesawat tersebut
sudah jauh mengudara, yang selalu menghantui pikiran saya adalah hidup
dengan delapan belas kepala, sudah jelas akan banyak pemikiran yang
berbeda. Sedikit bersinggungan, saya rasa itu akan sering terjadi. Banyak
acara yang sudah kami perkiraan untuk satu bulan ke depan. Dari ranah
pendidikan, sosial bahkan kesehatan lingkungan. Acara yang kami rangkai
juga terbilang cukup padat di awal, karena kami berharap di akhir kegiatan
140. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
KKN nantinya kita semua akan fokus pada laporan akhir. Belum lagi kita
harus meleburkan diri bersama masyarakat. Itu semua dilakukan agar dapat
memahami apa saja yang mereka rasakan dan membantu mencari jalan
keluar atas permasalahan yang mereka hadapi. Panas dan teriknya matahari
itulah kondisi yang saya keluhkan. Entah mengapa panasnya Ciputat, kalah
dengan panasnya Tangerang. Karena itu, saat mencari tempat tinggal, kami
menemukan rumah yang kondisi plafonnya terbilang tinggi. Rumah tersebut
kami pilih karena dapat menciptakan rasa nyaman ketika berada di
dalamnya. Dan plafon rumah yang cukup tinggi dapat sedikit menyejukkan
udara di dalam.
Berbicara tentang meleburkan diri dimasyarakat, saya sudah
memperkiraan untuk mengakrabkan diri dengan masyarakat yang tinggal di
sekitar rumah. Karena, sepertinya kami akan menjalin banyak komunikasi
perihal kegiatan sosial yang berkaitan dengan mereka. Sebelum berangkat,
saya merasa kurang percaya diri untuk bersosialisasi dengan mereka, itu
semua berbanding terbalik ketika saya berbincang dengan sekelompok anak.
Entah, karena memang ranah saya dibidang itu, saya merasa cukup percaya
diri jika harus banyak melakukan interaksi sosial bersama mereka. Berbekal
ilmu psikologi anak yang sudah saya dapatkan di bangku kuliah, itu malah
semakin membuat saya tertarik untuk mengaplikasikannya. Saya ingin
menciptakan pribadi yang disegani bukan disenangi oleh anak-anak. Karena
menjadi pribadi yang disenangi sangatlah mudah, sedangkan menjadi
pribadi yang disegani menjadi sulit karena kita harus menjadi jiwa yang
jujur, sabar, serta banyaknya ilmu pengetahuan yang kita miliki. Karena
itulah, saya tidak sungkan untuk menegur kesalahan ataupun kebiasaan
yang salah yang sering mereka lakukan. Saya tidak takut mendapatkan
gambaran seorang kakak yang galak dari mereka, karena bagi saya kebiasaan
yang salah harus dibenarkan bukan dibiasakan. Itu semua bisa saya lakukan
bukan semata-mata untuk mereka takuti melainkan karena besarnya rasa
kepedulian saya terhadap mereka.
2. Ketika Dunia Saling Membantu, Cinta Mana yang Tak Jadi Satu
Pengumuman nama-nama anggota kelompok sangat ramai
diperbincangkan kala itu di grup kelas. Namun yang membuat saya
tercengang, beberapa menit kemudian terciptalah grup KKN 109. Yang
masih saya ingat saat itu adalah Tara yang mengudang saya bergabung di
grup tersebut, dan karena tindakkan itulah tara direkrut menjadi bagian dari
141
divisi humas, ditambah lagi ia berasal dari jurusan ilmu komunikasi.
Sungguh sangat tepat bukan.
Singkat cerita berkumpulah kami di setiap rapat, karena lokasi
kampus yang saya tempati terlampau jauh yaitu di Sawangan. Jadilah saya
orang yang selalu datang terakhir ketika rapat. Dengan segala daya upaya
saya berusaha tepat waktu untuk datang rapat, namun kondisi berkehendak
lain. Saya selalu terjebak macet di jalan, belum lagi saat sampai di lokasi
rapat, tidak lama saya duduk dan mendengarkan hal yang didiskusikan,
rapat dibubarkan. Sungguh memilukan kala itu ketika dikenang kembali.
Seiring berjalannya rapat, kemudian survei. Itu semua memudah
kami mendapatkan kecocokkan. Tidak ada lagi yang ditutup-tutupi untuk
diutarakan, bahkan rasa nyaman itu sampai ketika waktu KKN tiba. Di
rumah yang kami huni, seringkali saya mendengar suara berbalas kentut.
Sungguh menggelikan namun mengasyikkan. Selain kekonyolan itu, kami
juga baik dalam hal kerjasama. Dari pembagian jadwal piket masak,
kemudian bersih-bersih bahkan sampai azan di musala terdekatpun kami
buatkan jadwal. Entah untuk hal kerjasama ataupun memunculkan rasa
tanggungjawab. Dua minggu pertama saya merasa terlalu nyaman dengan
kelompok sendiri, sehingga lebih nyaman di rumah daripada berkunjung ke
kelompok lain.
Kelompok saya terdiri dari 18 orang dimana setiap orang memiliki
kekhas-an yang berbeda-beda. Ada Robbin sang ketua yang sering kami
cemooh dan tidak dihargai, tapi selalu saja ia terima dengan lapang dada.
Kemudian Hanna dengan ketidak karuannya dalam bertingkah, namun rajin
memasak, yang sepertinya setelah selesai KKN akan membuatnya lebih
senang di dapur. Kalau Fikis, dibalik organisatorisnya ia sering kali
meletakkan barang sembarang sehingga membuat Mutia naik pitam untuk
merapihkannya. Mutia selain senang merapihkan apapun yang berantakkan
ia juga senang sekali jajan, tapi setelahnya ia sering kali mengeluh wajahnya
yang semakin gembil tiap ia akan tidur. Mutia mendapatkan teman
sejalannya dalam berburu makanan yaitu Intan. Kalau kalian ingin bertanya
tempat rekomendasi makanan yang enak di Desa Cengklong, mungkin
alangkah baiknya kalian hubungi mereka. Selain itu ada Isna teman setia
ketika hendak membersihkan tubuh, seringkali saya katakan kepadanya
untuk menurunkan intonasinya dalam berbicara, namun apalah daya
kebiasaan di daerahnya memang seperti itu. Isna juga merupakan sosok ibu
dapur yang sangat bertanggung jawab akan tugasnya. Ada juga yang serupa
142. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
dengan isna ketika berbicara, yaitu Eni. Dibalik wajah cantik nan imutnya
tersimpan kata-kata sarkasme ketika menegur orang, tetapi itu semua ia
lakukan karena begitu besarnya rasa kepeduliannya terhadap kami. Kalau
teman seperjuanganku mencairkan suasana dengan lelucon konyol, itu
adalah zulfa. Ia ahli dalam hal melagukan sebuah kalimat. Sedangkan Babay
adalah sang penikmat musiknya, ia senang kali berjoget dan menertawakan
kegilaan itu. Kalau Farah keberadaannya selalu membuat ramai kaum adam
karena sosoknya yang mirip dengan objek fantasi mereka, berbeda dengan
Farah justru Tara sangat digandrungi anak-anak di sekitar rumah kami.
Kemudian ada Fajar, dimana sosoknya akan sangat dibutuhkan ketika acara
karena ia sang bapak dokumentator. Dibalik semua acara kami, ada Bani
yang selalu kami buat pusing untuk mempersiapkan peralatan-peralatan
yang dibutuhkan. Setelah selesai acara, ia akan tidur sampai ia merasakan
kelelahan tidur. Berbeda dengan Bani, justru Fauzi sang raja nyinyir
koordinator acara. Sikap itu terlihat ketika saya dan Isna mendapatkan
masalah mengenai konsumsi di salah satu acara kami. Disituasi seperti itu, ia
bukan menenangkan malah terus memojokkan ketidak telitian kami. Selain
itu ada Sirril, sang pemilik nada dering yang menguji detak jantung. Sesering
apapun saya mendengar nada deringnya, tetap saja diri ini selalu kaget
dibuatnya. Lalu ada sosok bang Hilman, ‘si kalong tempat mengadu’, saya
rasa julukkan itu cocok untuknya karena ia mengorbankan dirinya untuk
setia begadang menjaga rumah kami dan menjadi tempat mengadu ketika
ada tekanan, hambatan serta gangguan. Pembawaan diri yang terlihat sangat
santai, namun tidak banyak bicara justru membuat dirinya terlihat
misterius. Kemudian ada Sholah sang bapak bendahara umum yang sering
mengatakan ‘tenang sodara’ ketika kita meributkan hal berkaitan dengan
keuangan. Dan semoga ia dapat merealisasikan pengembalian uang yang
tersisa untuk kami.
Dengan keanekaragaman karakter di kelompok, saya rasa itu bukan
suatu kendala untuk mempersatukan kita. Karena dasarnya perbedaan yang
mempersatukan bukan persatuan yang membeda-bedakan. Saya sungguh
nyaman bisa kenal lebih dekat dengan mereka, karenanya merakalah
keluarga baru bagi saya yang sudah saya anggap seperti saudara sendiri.
3. Ada Rasa yang Tak Mau Hilang
Bercerita tentang Desa Cengklong, merupakan salah satu desa yang
wilayahnya terluas se-Kecamatan Kosambi. Ketika meninjau lokasi, kami
143
tidak melupakan untuk suan ke rumah Bapak Lurah yang saat itu sedang
menjabat. Yang kami lakukan adalah menanyakan beberapa hal mengenai
desa ini, dari ranah pendidikan, ekonomi hingga kesehataan lingkungan.
Sebenarnya pada awalnya terlihat sekali hal yang paling menonjol adalah
tidak adanya kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan,
karena tidak sedikit dari mereka yang membuang sampah sembarangan.
Kemudian hal yang membuat saya tidak habis pikir adalah mereka
membuang sampah tersebut di sepanjang aliran sungai yang berada tepat di
samping jalan. Dan lebih mirisnya lagi, mereka menggunakan air di sungai
tersebut untuk mencuci baju dan peralatan dapur lainnya. Bahkan ada
sekelompok anak yang sedang menikmati aliran air tersebut untuk mandi.
Sebenarnya kami menanyakan juga kepada Bapak Lurah yang menjabat saat
itu tentang solusi mereka terhadap masalah tersebut. Beliau bercerita bahwa
dari pihak desa sudah mengadakan pengerukkan sampah di aliran sungai
tersebut dan mengadakan kolektif sampah rumah tangga yang dikumpulkan
di rumah Ketua RT setempat dan nantinya akan diambil oleh mobil
pengangkut sampah. Mendengar hal tersebut membuat sedikit kelegaan di
hati karena nyatanya bukan pihak perangkat desa yang sepenuhnya salah,
melainkan kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan
lingkungan mereka.
Saat tiba di Desa Cengklong yang kami lakukan adalah merapihkan
barang-barang yang kami bawa, sebagai amunisi untuk tinggal selama satu
bulan di Desa Cengklong. Kemudian rasa lelah itu datang dan mengantarkan
kami untuk segera beristirahat. Yang kami lakukan keesokan harinya adalah
pembukaan di Kantor Kepala Desa Cengklong, dan kami disambut oleh
Pejabat Ganti Sementara karena masa jabatan Lurah sebelumnya sudah
habis. Dari titik itulah perjalanan KKN kami dimulai. Saya dipaksa alam
untuk bisa memulai percakapan dengan beberapa masyarakat setempat.
Seperti ketika jajan di warung sebelah tempat kami tinggal, saya tidak
sungkan untuk berkenalan. Bahwasanya saya bagian dari kelompok KKN
UIN Jakarta yang tinggal dirumah samping warungnya. Karena kedekatan
yang kami bangun itu pada akhirnya membuahkan hasil, yaitu ketika kami
membutuhkan beberapa alat masak yang tidak tersedia, ia tidak sungkan
untuk memberikan pinjaman alat tersebut, bahkan sampai akhir KKN itu
tiba. Setelah itu saya juga sempat memulai obrolan dengan Ustaz Khoruddin
selaku tokoh agama setempat untuk izin membantu mengajar mengaji anak-
anak di Musala. Dengan kerendahan hatinya beliau mengizinkan saya dan
144. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
beberapa teman untuk mengajar, dan yang saya ingat betul adalah ketika
beliau berkata, bahwa ketika nanti kakak-kakak pulang pasti anak-anak
akan menangis tidak mau ditinggalkan. Benar saja ucapan itu terjadi ketika
saya dan teman-teman pamit untuk meninggalkan Desa Cengklong. Ketika
semua menangis dan memeluk, saya merasakan sedih yang membuat saya
tidak mau kehilangan mereka. Namun saya merasa ada yang kurang. Benar
saja, ketika saya perhatikan dari semua anak tersebut, Ali tidak ada saat saya
berpamitan. Sebelumnya saya terlanjur menjatuhkan hati pada anak itu,
semua berawal ketika ia di antar mengaji oleh sang nenek. Setelah mengaji,
ia bercerita dengan menggebu-gebu tentang ibadah yang sering ia lakukan.
Ali bercerita dengan senyum yang merekah, bahwa setelah salat ia sering
ber’doa untuk ibunya. itu ia lakukan karena rasa sayangnya pada sang ibu
dan ingin menjadi anak yang saleh. Namun cerita itu tidak ia putuskan
sampai disitu, dengan wajahnya yang polos ia berkata bahwa sang ibu sudah
lama tiada. Saat itu pula saya memeluknya sambil berkaca-kaca, dan di lubuk
hati terdalam, saya berdo’a akan kesuksesannya di masa depan. Ceritanya
tentangnya tidak berhenti sampai disitu, ketika selesai mengajar sang nenek
berpamitan sambil menggenggam erat tangan saya dan mengucapkan terima
kasih telah mengajarkan Ali, beliau berkata bahwa ia sering mendengar
cerita tentang saya yang mengajarkan Ali mengaji dan bersyukur bisa
menemui saya untuk mengucapkan terima kasih. Saat itu pula tangis saya
tidak terbendung, saya langsung mencium tangan sang nenek dan
memeluknya serta mendo’akan semoga ia panjang umur, sehat selalu dan
menyaksikan kesuksesan Ali di masa depan. Selama mengajar, saya selalu
berusaha memberikan sisi positif dan ilmu yang saya miliki. Jadi, ketika ada
orang mengapresiasi, kebahagian itu bukan hanya di wajah namun sampai di
hati saya.
Selain sosialisasi dengan masyarakat, kami juga mengadakan
beberapa kegiatan seperti seminar keluarga dan pelatihan sablon. Lalu di
sekolah kami mengadakan seminar narkoba, penyuluhan cuci tangan, dan
sosialisasi mengenai perguruan tinggi di Indonesia. Tidak sampai disitu,
kami juga membantu ibu-ibu pkk dalam menjalankan program seperti
kesehatan mingguan anak dan lansia, kemudian pembuatan taman tanaman
obat keluarga bahkan sampai persiapan kegiatan bina wilayah. Dalam acara
bina wilayah tersebut salah satu dari kami berpartisipasi untuk melatih
drama salah asuhan yang diperankan oleh beberapa ibu-ibu PKK Desa
Cengklong, selain itu kami diminta untuk mengisi kegiatan pembukaan
145
untuk menyambut kedatangan Bupati Tangerang, yang kami suguhkan saat
itu adalah tari pasambahan, dimana kesenian tersebut berasal dari
Minangkabau, yang bermakna sebagai ucapan selamat datang dan ungkapan
rasa hormat kepada tamu yang datang. Atas pertimbangan makna dari tarian
serta kecocokkan terhadap acara, akhirnya kelompok saya berlatih agar
dapat memberi suguhan terbaik, apalagi tamu yang akan kami sambut
adalah seorang Bupati.
Banyak kesan baik yang mereka perlihatkan atas kehadiran kami.
Dimana pada awalnya, saya pribadi takut untuk terjun langsung, namun
menyaksikan secara langsung bahwa mereka semua menerima kami dengan
baik menumbuhkan rasa keberanian dalam diri saya. Itu semua terlihat juga
ketika kami mengadakan lomba dalam rangka memperingati HUT RI yang
ke-74, mereka bahkan menantikan kehadiran kami sepulang dari upacara di
Kantor Kecamatan Kosambi dan berlari menghampiri dengan wajah penuh
keceriaan.
4. Ku Ucap Semua Pinta
Pada akhir bagian cerita ini, saya ingin mengucapkan terima kasih
banyak kepada Allah SubHannahu wa Ta’ala karena telah memberikan skenario
terbaik dalam hidup saya. Berawal dari mendapatkan saudara-saudara baru
yaitu SOCRATIVE 109, serta sikap tangan terbuka yang menyambut
kedatangan kami dari seluruh Masyarakat, aparatur serta tokoh masyarakat
yang berada di Desa Cengklong.
Saya berharap semua elemen masyarakat dapat bersinergi untuk
membangun Desa Cengklong dari membangun kesadaran masyarakatnya
hingga menyatukan sebuah perbedaan, karena dalam menjalin sebuah
persaudaraan tidak peduli siapa dia, sukunya apa, Bahasa daerahnya
bagaimana, melainkan perbedaan yang menyatukan bukan persatuan yang
membeda-bedakan, dan hakikat hidup manusia adalah sebagai makhluk
sosial, jadi menjalin tali persaudaan akan sangat penting karena kelak kita
akan membutuhkan satu sama lain.
Teruntuk laskar bangsa yang berada di Desa Cengklong, kalian hebat
dari yang terhebat. Kalianlah mutiara terindah yang Cengklong miliki,
karena keberhasilan sebuah bangsa tergantung pada generasi mudanya.
Sudah sepatutnya kalian mempersiapkan pergerakkan baru untuk kemajuan
Desa Cengklong. Jangan lupakan salah satu ciri khas bangsa Indonesia, yaitu
santun, tetap selalu menyapa, menghargai orang lain, dan memilih Bahasa
146. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
yang baik dalam berkomunikasi. Agar nantinya ketika kalian berbicara, akan
dihargai oleh lawan bicara kalian. Junjung tinggilah rasa toleransi terhadap
perbedaan. Jangan menertawakan, dan jangan mencemooh orang yang
berbeda dengan kita, karena seharusnya meskipun beragam kita harus tetap
kompak. Karena setiap anak memiliki potensi yang berbeda dan porsinya
masing-masing. Ada yang berbakat dalam hal negosiasi, kreatif dalam
menciptakan aturan permainan dan masih banyak hal lainnya. Dan teruntuk
kalian pula, jangan lupakan untuk terus membaca buku. Selain buku adalah
jendela dunia, buku juga dapat memperluas wawasan, pengetahuan serta
pemikiran kalian. Sehingga nantinya kalian bisa menjadi pribadi yang
terbuka terhadap perbedaan cara pandang dan menilai sebuah objektif
fenomena sosial di masyarakat.
Tegaklah kembali Desa Cengklong bersama gelora semangat yang
tinggal bersamanya. Kejarlah semua mimpi dan bangunkan semua harapan
yang kalian miliki. Semoga Allah Ta’ala mempertemukan kita kembali dalam
keadaan yang lebih membahagiakan, terima kasih banyak, mohon maaf dan
sampai jumpa.
147
H
Cahaya di Langit di Desa Cengklong
Oleh : Mutia Ramadhayanti
1. Pengalaman Pertama
Saya Mutia Ramadhayanti mahasiwi jurusan ilmu perpustakaan
Fakultas Adab dan Humaniora, semester 6 akhir mengikuti kegiatan atau
yang bisa juga disebut mata kuliah wajib diikuti yaitu kegiatan Kuliah Kerja
Nyata (KKN). Kuliah kerja nyata ini didalam perkuliahan jurusan ilmu
perpustakaan ssemester 6 ini mempunyai bobot nilai 4 sks.
Kegiatan dalam kkn ini memiliki berbagai macam jenis dan
kegiatanya dan kita juga bisa memilih dalam acara kkn tersebut. Kuliah Kerja
Nyata ini saya dapat di kelompok 109 yang bernama Socrative yang terselip
nama dari singkatan yaitu ( Smart, Creative, Innovative)14 yang terdiri 18 orang
anggota ,yang didalamnya ada wanita 10 orang dan laki-laki 8 orang, dan
mendapatkan lokasi kkn ini di Desa Cengklong , Kecamatan Kosambi,
Kabupaten Tangerang , Banten.
Selama dari pendidikan dasar sampai jenjang pendidikan menengah
saya hanya mendapatkan ilmu yang bermanfaat saja.Semenjak Kuliah
karakter pendidikan saya berkembang lebih baik tidak hanya dari segi ilmu
yang saya dapat ternyata bisa membangun karakter saya seperti pada
semester 6 akhir ini saya mengikuti Kuliah Kerja Nyata.Dimana Karakter diri
pribadi berkembang menjadi karakter yang bermanfaat yang ikut berperan
penting selama kegiatan Kuliah Kerja Nyata ini berlangsung saya sangat
terharu dan bangga bisa berbagi ilmu kepada masyarakat sekitar dengan
ilmu yang saya punya.
Kuliah Kerja Nyata ini (KKN) adalah sebuah kegiatan yang
mahasiswa dan mahasiswi mengabdi dan berinteraksi langsung dengan
Masyarakat desa.Kegiatan Kuliah Kerja Nyata ini sangat penting sekali
,karena untuk membantu sebuah desa yang memerlukan bantuan secara
tidak langsung seperti di bidang Lingkungan, Pendidikan, Sosial, Budaya dan
Agama. Contoh di bidang lingkungan kita bisa mengikuti kegiatan
lingkungan didesa, pendidikan seperti membangu karakter para pelajar agar
mempunyai skill 15 , lingkungan sosial membangun karakter sebagaimana
14 Pintar, Kreatif dan Inovatif 15 Keterampilan
148. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain dan perduli, dari
Agama yaitu membangun karekter mengikuti kegiatan keagamaan.
Saya sangat bersyukur dengan adanya kegiatan Kuliah Kerja Nyata
ini saya bisa jauh memenuhi makna kehidupan sebenarnya yang terjadi
diDesa Cengklong yang sebagian Masyarakat Desa Cengklong adalah buruh
pabrik ,dan banyak anak-anak yang putus pendidikan yang berdampak dari
himpitan ekonomi.Saya banyak belajar dari Desa Cengklong ini dengan bisa
saling menghargai jiwa yang toleransinya tinggi jadi saya terbawa menjadi
karakter pribadi yang baik.
2. Kehidupan Satu Atap
Kuliah Kerja Nyata (KKN) Socrative adalah nama singkatan dari
(Smart, Creative , Innovative), yang bisa disebut dengan sebutan socrative.yang
beranggotakan 18 orang yang terdiri dari berbagai fakultas dan jurusan yang
berbeda-beda yaitu terdiri dari fakultas : Adab dan Humaniora ada 2 orang,
Sains dan Teknologi 3 orang, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan ada 5 orang,
Fakultas Syariah dan Hukum 2 orang, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi 1 orang, Fakultas Ushuluddin 1 orang, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis 2 orang, Fakultas Dirasat Islamiyah 1 orang, Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik 1 orang.Pertemuan awal kami saling mengenal adalah melalui
pembagian kelompok lalu kami saling mnecari dan berkomunikasi agar bikin
sebuah group whatsapp lalu sudah terbentuk group kita saling memperkenalkan
diri masing masing dari fakultas mana dan jurusan apa.Pertemuan kita tidak
hanya dari online saja akhirnya kita bertemu di sebuah tempat kedai dimana
kita mengadakan rapat mengenai rancangan atau susunan dan program
kerja yang akan kita garap di Desa Cengklong tempat kita mengabdi selama
sebulan penuh.
Pada tanggal 23 Juli akhirnya kita tiba di Desa Cengklong, yang dimana
tempat tinggal KKN saya bertempat di antara pemukiman, RT 09 dan RW
04 yang dekat dengan mushola, tempat jualan makanan dan warung
sembako dan lagi setiap hari kamis yang tempat tinggal ada pasar malam
dadakan yang hanya ada pada hari kamis, dengan kondisi rumah yang cukup
agak luas yang berisikan 2 kamar tidur, 1 kamar mandi dan ruang tamu .
Beruntung sekali kita tingggal di desa yang penuh dengan keharmonisan dan
toleransi yang tinggi, karena tidak hanya dari kalangan agama Islam tetapi
ada juga ada warga yang beragama non-muslim yang hidup berdampingan
dan rukun.
149
Kita di satukan dalam kelompok yang dengan karakter dari kita yang
berbeda-beda menjadi sebuah tantangan buat individu kita masing-masing
untuk menyatukan ego kita, dan itu tidak gampang untuk kita menyatukan
sebuah ego ada strategis yang membuat kita menjadi satu yaitu dengan cara
kita disatukan dalam setiap divisi-divisi anggota acaara seperti ,divisi acara,
divisi konsumsi, divisi sekertaris , divisi bendahara, divisi perlengkapan dan
ketua.
Divisi Acara adalah yang mengatur semua jalannya acara Kuliah Kerja
Nyata selama sebulan, divisi Konsumsi yang mengatur makan kita sehari-
hari selama sebulan ,divisi sekertaris adalah yang mengatur dan membuat
surat izin dan mengurus semua laporan tentang Kuliah Kerja Nyata, divisi
bendahara adalah yang mengatur semua keuangan kita dari akomodasi,
makan, peralatan dll, divisi perlengkapan adalah divisi yang mempersiapkan
alat-alat dan kegiatan yang kita adakan selama sebulan.
Hambatan dan rintangan yang sering terjadi adalah terjadinya kesalah
pahaman kita dari pribadi masing-masing namun itu semua bisa diatasi
dengan mudah dengan saling mengerti dari masing-masing setiap individu
didalam kelompok kita.Paling seru adalah dimana kita setiap pagi saling
berebutan ke kamar mandi untuk mandi ,buang air kecil, buang air besar
yang setiap pagi dimana kita satu sama lain saling mengantre hingga
menggedor-gedor pintu kamar mandi.Pada saat makan juga kita mempunyai
tradisi makan bersama inilah yang membuat kita menjadi terasa harmonis
satu atap selama sebulan penuh.
Kelompok kita termasuk kelompok yang sangat kompak dan tidak ada
yang cinta lokasi yang bisa saya sebut adalah cinta lokasi. Cinta lokasi bisa
menguntungkan dan merugikan contohnya yang menguntungkan itu bagi
yang lajang tapi bagi yang sudah punya pasangan sangat terlihat biasa saja
bahkan bisa berimbas ke kelompok seperti kelompok,terlihat tidak
kompak.Kelompok saya sangat unik yaitu dimana kita saling canda tawa
setiap harinya dan hampir tidak pernah bermusuhan ataupun sirik-sirikan
antar individu lainnya.
Didalam KKN ini saya sendiri sangat dekat dengan warga sekitar yang
dimana setiap harinya ada saja interaksi dan komunikasi dan saya dengan
kelompok membuat taman literasi yang dimana di Desa Cengklong ini belum
mempunya taman literasi. Ada hikmah yang saya dan dan kelompok dari
kegiatan selama sebulan penih ini. Saya dan kelompok sangat bersyukur bisa
150. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
mengenal dan berinteraksi dengan warga sekitar selama sebulan penuh
banyak sekali pelajaran yang kita dapat dan pelajaran tentang hidup.
KKN Kita sangat unik dimana dari kita masing-masing mempunyai
keunikan , seperti saya dan Intan sangatlah hobi sekali menjelajahi warung-
warung yang ada di desa ini hampir setiap hari kami tidak terlepas dengan
yang namanya jajan dan kita disebut tukang jajan ole anak-anak. Hanna dan
fikis adalah sekertaris yang setiap harinya membutuhkan tenaga dan pikiran
yang lebih untuk mengatur jalannya KKN ini selama sebulan, Isna dan
hilman adalah yang mengatur konsumsi kita selama sebulan nya untuk
memenuhi gizi kita selama sebulan.Robin adalah ketua yang bisa dibilang
agak menyebalkan karena sering terjadi perang dingin antar anggota nya,
Putri diadalah seorang yang sering membuat suasan hidup dengan tingkah-
tingkah unik dan konyolnya dia membuat kita tertawa, Solah dia adalah
seorang bendahara yang pusing mengatur pengeluaran kita selama sebulan,
Zulfa adalah seseorang yang suaranya bagus diantara kita semua dan juga
pinter mengaji suaranya merdu sekali, Farah diadalah langganan jajan pisang
di warung teteh dia pernah sakit selama KKN mengalami maag selama tiga
hari.Tara diaadalah seseorang yang kalau sudah melaksanakan tugas ya
sudah berada didalam kamar menikmati kasur yang nyaman dan sebuah
kipas yang meyegarkan, Eni adalah seseorang yang awalnya pendiam ko
lama-lama dia mulai aktif dan dia paling mungil diantara kita semua cantik
pula. Fajar diadalah pecinta panorama alam karena dia sangat aktif sekali
sebagai fotografer , Bani seorang yang pendiam namun siap siaga dalam
semua hal selama sebulan, Fauzi orangnya kocak dan rambutnya unik aga
keriting, Siril orang kemanan dirumah yang sering begadang jaga rumah ,
Babay memiliki yang sama dengan saya dan Intan yaitu hobi jajan.
Selama sebulan ini mereka bagaikan keluarga kedua saya yang sangat
bisa menerima saya, saling perhatian marah,canda dan tawa mereka selalu
hadirkan selama sebulan penuh .Kami semua tidak saling jaim satu sama lain
seperti kita kentut sendawa mereka pun tidak marah malah tertawa dan
sangat kompak sekali. Yang selalu siap siaga selama 24 jam penuh selama
sebulan ini saya sangat bersyukur bisa satu kelompok dengan orang-orang
baik dan tidak munafik dan saya bangga dengan adanya KKN ini saya bisa
berinteraksi dan menambah teman.
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak terlepas dari bantuan
dan interaksi orang lain. Begitu pula dengan Kuliah Kerja Nyata, anggota
tidak akan bisa terlepas dari bantuan sesama anggota .
151
3. Desa yang Penuh Kecerian
Desa Cengklong adalah desa yang berada di kecamatan Kosambi,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, Indonesia. Desa Cengklong adalah
salah satu desa yang padat Sekarang kampung Cengklong telah banyak
dibangun pabrik-pabrik industri, salah satunya adalah pergudangan Royal
Kosambi. Sekarang sudah banyak rumah-rumah yang di jual kepada pihak
gudang, rumah tersebut akan di gusur dan akan di bangun pergudangan
penduduk Cengklong sekarang sudah semakin berkurang. Awalnya saya
tidak nyaman dengan kedaan lingkungan di Desa Cengklong ini karena,
udara yang sangat panas hingga debu yang setiap harinya begitu banyak
sehingga saya kewalahan sendiri untuk membersihkan debu yang menempel
pada tubuh saya. Letak rumah yang saya tinggal untuk selama sebulan itu
tepat pinngir jalan yang dimana setiap hari kendaraan bermotor dan mobil
lewat. Setiap hari saya dan kawan-kawan rajin membersihkan rumah itu
dengan menyapu, mengepel dan lain - lain agar saya dan kawan-kawan betah
dan nyaman, lokasi rumah kami pun bisa dibilang strategis mengapa, karena
rumah saya dan kawan-kawan terletak sebelahan dengan warung yang
dimana setiap harinya kami meminjam alat dapur kepada pemilik warung
tersebut yang bernama mama Agus. Sososk Mama Agus ini adalah yang baik
hati yang dimana selalu meminjamkan alat dapur nya sehingga kita bisa
memasak dengan tanpa kekurangan alat-alat dan juga Mama Agus ini
warungnya sangat lengkap selain jualan sembako dan juga jualan sayuran
yang dimana kalo kita lagi malas untuk kepasar tinggal beberapa langkah
saja ke mama Agus.
Rumah yang saya tinggal dan kawan-kawan juga dekat dengan
Mushola yang dimana aktifitas ke-agamaan berjalan dengan lancar anak
laki-laki sering sholat di mushola tersebut dan membantu aktifitas mushola
tersebut karena sedang ada renovasi mushola sehingga setiap harinya
terlibat untuk membantu. Untuk malam harinya ada aktifitas pengajian anak
dan remaja kami sering terlibat dalam pengajian tersebut setiap harinya
terkecuali malam juma’t yang dimana selalu pengajian yasinan. Tokoh agama
di Desa Cengklong ini juga sangat terbuka dengan kedatangan kami semua
,tidak hanya terbuka masyarakat nya pun sangat baik seperti sering
memberikan makanan kepada kami selama sebulan disana kita sangat
kenyang.
Aktifitas di Desa Cengklong ini sangat beragam dari pekerjaan
,agama dan pendidikan. Hampir mayoritas penduduk Desa Cengklong ini
152. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
adalah buruh pabrik dan pedagang karena Cengklong ini terkenal dengan
daerah pergudangan pabrik jadi mau gamau ya banyak yang melamar kerjaan
disana, yang jadi pedagang pun banyak karena faktor padat penduduk.
Anak-anak Desa Cengklong ini juga banyak putus sekolah karena soal biaya
kehidupan yang mereka alami dan juga orang tua yang acuh tak acuh perduli
dengan yang namanya pendidikan mayoritas Masyarakat sini adalah lulusan
Sekolah Menengah Pertama jarang sekali lulusan Sekolah Menengah Atas
dan apalagi Kuliah hanya beberapa Masyarakat saja yang lulusan
pendidikanya tinggi rata-rata Masyarakat yang kalangan menengah keatas.
Satu bulan berada di Desa Cengklong membuat karakter saya
mengalami perkembangan yang dimana saya bisa bersyukur dengan
kehidupan yang saya punya ,anak-anak sini sangat iri dengan kami yang
dimana bisa menjalani pendidikan jenjang tinggi. Anak-anak sering main
kerumah yang kami tempati selepas kami menjalani aktifitas dan program
yang kami jalankan selama sebulan, mereka senang dengan kehadiran kami
disini membuat mereka senang dan bahagia selain bisa bercanda kamipun
saling berbagi cerita ya bisa dibilang bertukar cerita dan juga anak-anak sini
sering memberi kami sebuah hadiah entah itu makanan hingga barang hati
kami pun sangat terharu dengan keadaan seperti ini.
Remaja Desa Cengklong pun termasuk yang aktif dimana ada
beberapa remaja yang sering dating ke tempat kami tinggal berkenalan dan
nongkrong bareng didepan teras rumah yang sambil menenggak secangkir
kopi dan cemilan yang disediakan tak kalah indah juga melihat langitnya
malam dengan melihat bintang yang begitu berkilau dan sinar rembulan
pesawat-pesawat yang setiap harinya melintas ,karena tempat kami tinggal
berada di belakang bandara Soekarno-Hatta.
Lingkungan di Desa Cengklong sangat memprihatinkan karena desa
yang padat penduduk dan pergudangan membuat keadaan lingkungan ini
bisa dibilang kurang bersih dan agak kumuh karena sampah yang berserakan
dimana-mana saluran air rumah tangga yang mampet dan berwarna hitam
banyak tumpukan sampah, dan tidak juga limbah itu sendiri dan asap pabrik
dan pergudangan yang mencemarkan lingkungan sekitar.Setba memasuki
musim penghujan ada beberapa daerah yang banjir Karena kurangnya
pembungan air yang semestinya dibuang pada tempatnya banyak saluran air
got yang tertumpuk sampah dan lumpur ini permasalahan yang selalu hadir
di Desa Cengklong ini. Seharusnya Hidup dengan lingkungan yang bersih
dan asri malah menikmati hidup dengan lingkungan yang tidak bagus mau
153
gamau ya masyarakat sini menerimanya walupun dengan berat hati memang
mereka sudah jalani selama hidupnya.
Desa Cengklong memiliki keberagaman agama, ada Islam, Kristen,
Budha, Hindu serta Konghucu pun ada di desa ini ,Masyarakat sini pun
hidup dengan berdampingan dan tidak ada rasa kecemburuan dengan
sesama pemeluk agama mereka sering berkomunikasi dengan lancar dan
berinteraksi sesama tanpa pandang apa agama dia dan keturnan apakah
fisiknya seperti apa .Saya pun sangat salut karena tinggal ditempat yang
beranekaragam budaya agama dll.Saat kami menjalani program-program
kerja mereka berpartisipasi saat hari kemerdekaan kami mengadakan lomba
begitu antusias dan semangat mengikuti acara lomba.
4. Harapan Besarku untuk Desa Cengklong
Waktu sebulan bagi saya sangatlah sebentar untuk saya dan kawan-
kawan mengadpi di Desa Cengklong ini,banyak sekali harus yang
ditingkatkan pada desa ini segi sumber daya manusia, lingkungan ,
pendidikan hingga sosial. Desa Cengklong ini memang desa yang begitu
beragam budaya agama namun untuk kesejahteraan dan kesehatan sangat
jauh menyertakan tingkat hidup dikelas yang menengah .Perlu adanya
keperdulian aparatur pemerintahan yang peduli dengan segala permasalahan
kehidupan di Desa Cengklong. Jangan hanya tingkat kota saja yang perlu di
perhatikan harus disamaratakan dan tidak membeda-bedakan .
Program-program kerja KKN 109 ini mungkin ada beberapa yang bisa
meningkatkan sedikit keadaan yang ada di masyarakat, yang dimana kami
membuat sebuah taman literasi atau taman baca yang terletak di Mushola
yang diwakafkan oleh Ustadz Haeruddin selaku salah satu tokoh agama
Desa Cengklong, kami pun membuat taman literasi itu selama dua minggu
menjelang KKN berakhir Alhamdulillah terlaksanakan jadi dan bisa
bermanfaat untuk anak-anak Desa Cengklong .Baru ada taman literasi ini
semenjak kita membuat program kerja ini Masyarakat dan pemerintahan
desa sangat terharu dengan hadirnya taman literasi ini, karena untuk
mengembangkan budaya baca yang sudah hampir dilupakan dengan adanya
dunia teknologi mayoritas anak-anak sini lebih gemar memegang handphone
dibandingkan buku,namun ketika taman literasi ini hadir mereka sering
datang sekedar membaca hingga berdiskusi dengan sesama.
Saya sangat menharapkan setelah dengan tidak adanya kami disana
program-program yang kami sudah jalankan dan buat bisa bermanfaat dan
154. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
berkelanjutan bagi mereka ,mereka sangat butuh bantuan pendidikan
kesehatan hinggga memilki lingkungan yang sehat sebgaimana layaknya
sebuah kehidupan. Udara yang segar lingkungan yang bersih dari sampah-
sampah , saluran rumah tangga yang bersih dan jernih yang setiap tidur
mereka tenang dengan tidak terganggu oleh gigitan kecil nyamuk. Kesehatan
yang memadai pendidikan yang layak hinggga jenjang atas .
Kami semua selalu memotivasi kepada anak-anak Desa Cengklong
ini agar bisa melanjutkan pendidikan lebih atas karena untuk mereka sendiri
untuk membangun desa yang bisa lebih maju lagi dari sebelum-sebelumnya,
jangan malas harus rajin membaca hingga tidak putus asa dengan keadaan
mereka yang dijalani selama hidupnya.Masyrakat Desa Cengklong pun
sebagian sudah merasa terbuka dengan dunia pendidikannya jangan sampai
jadi desa yang tidak mengalami perkembangan sedangkan perkembangan
kehidupan di dunia sangat cepat terjadi perubahannya.
Semoga dengan adanya KKN ini membuat Desa Cengklong
mengalami perubahan yang besar walaupun membutuhkan waktu yang
berlarut-larut.
155
I
Datang Untuk Pergi
Oleh : Muahamad Babay Muztaba
1. Kisah Pra-KKN
KKN yaitu singkatan dari Kuliah Kerja Nyata yang merupakan salah
satu bentuk kegiatan pengabdian yang dilakukan mahasiswa menjelang
akhir perguruan tinggi kepada masyarakat dengan melakukan tindakan
secara nyata baik ilmu pengetahuan ataupun teknologi yang bertujuan
untuk membantu mengembangkan suatu tempat atau daerah agar lebih
berkembang dan maju baik secara mental, pemikiran ataupun
pembangunan. KKN (Kerja Kuliah Nyata) juga termasuk salah satu syarat
wajib untuk melaksanakan tugas akhir atau biasa disebut skripsi. Biasanya
kegiatan KKN ini dilaksanakan selama satu bulan atau lebih dan dalam
waktu tertentu yang bertempat di desa-desa yang telah ditentukan oleh
pihak-pihak terkait. Kegiatan ini juga merupakan pelaksanaan atau lanjutan
dari tridharna perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan
pengabdian. Setelah melakukan pendidikan dan penelitian di kampus
selanjutnya yaitu melakukan pengabdian di Masyarakat yang dibungkus
dalam wadah KKN (Kuliah Kerja Nyata). KKN (Kuliah Kerja Nyata) selain
ajang syarat wajib untuk menempuh tahap akhir perkuliahan atau skripsi
juga termasuk suatu proses penerapan nilai-nilai pendidikan yang sudah kita
tempuh dan dapat sebelumnya dibangku perkuliahan. Bagaimana pun
bentuknya kkn adalah tentang pengabdian, mengabdi kepada masyarakat.
Lahir dimasyarakat berangkat dari masyarakat dan tentunya untuk
masyarakat pula.
Sebelum melaksanakan kkn dimulai berbagai macam persepsi tidak
baik saya terhadap pelaksaan kkn. Hal itu didasari oleh cerita-cerita atau
seputar isu belaka yang saya dengar melalui tema-teman sebaya ataupun
teman-teman yang sudah dulu melaksanakannya, semisal kaka tingkat atau
senior-senior di kampus. Hampir rata-rata orang yang saya mintai pendapat
tentang kkn berpendapat mengarah kepada hal yang kurang positif, entah
mereka hanya sekedar membuat takut atau sekedar bergurau semata.
Anehnya saya langsung percaya dan berpandangan kurang baik bahkan
langsung engan melaksanakan kuliah kerja nyata ini. Diantara ketakutan-
ketakutan atau hal yang saya kurang sukai yaitu pada saat nanti kkn dimulai
kehidupan saya akan sangat mengalami perubahan, entah itu dengan adanya
156. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
lingkungan baru, teman-teman baru, peraturan-peraturan baru, dan segala
macam aktivitas yang menguras tenaga dan pikiran. Terlebih harus membuat
dan melaksanakan program-program kerja yang berhubungan dengan
masyarakat desa tempat saya nanti akan tinggal kurang lebih selama sebulan
penuh. Alasan saya karena saya termasuk salah satu orang yang kurang
menyukai lingkungan baru dan sulit menyesuaikan terhadap lingkungan
baru. Belum lagi mendengar cerita-cerita horor. Mistik dan percintaan yang
membuat saya semakin merasa enggan melaksanakan kkn. Selain itu juga
kkn sebagai salah atu tanda bahwa kita sudah tua atau mahasiswa tingkat
akhir, itu juga termasuk salah satu hal yang tidak saya sukai, karena saya
salah satu orang yang menolak tua tapi bukan berarti tidak mau cepat-cepat
wisuda juga.
Sejalan dengan waktu pikiran saya tentang kkn sedikit agak berubah,
setidaknya mengarah kearah yang lenih positif. Hal itu didasari oleh sedikit
banyaknya berdiskusi dengan teman-teman dan sodara yang telah
melaksanakan kkn. Mereka menceritakan kisah-kisah yang menginspirasi
dan membuat saya setidaknya sedikit meubah pandangan saya dan ingin
meksanakannya. Namun hal itu kembali berubah setelah pembagian
kelompok, dimana setelah pembagian kelompok setiap kami melaksanakan
rapat selalu saja ada orang-orang yang hanya memikirkan didirnya sendiri
dan tak ikut rapat. Hal itu sering terjadi dan berpikir malah semakIn malas
melaksanakan kkn.
Sebelum melaksanakan kkn saya dan teman-tema kelompok mengisi
waktu dengan mempersiapkan segala macam program kerja yang nanti akan
kita laksanakan, namun sebelum perencanaan program tersebut dibuat saya
dan teman-teman terlenih dahulu melakukan survei untuk mengetahui
temapt lokasi dan menyelaraskan program kerja yang akan kami buat
dengan daerah yang akan kita tempati. Pada saat survei saya dan teman-
teman banyak berbincang dengan Masyarakat setempat perihal kegiatan,
aktivitas yang biasa masyarakt daerah tersebut lakukan yang bertujuan
untuk memantapkan program kerja dan tentunya menjalin silaturahmi dan
menambah wawasan tentang daerah tersebut. Mendatangi tokoh-tokoh
masyarakt etemapt, aparat-aparat desa untuk meminta izin sekaligus
mempererat hubungan. Survei-suevei tersebut kami lakukan beberapa kali
untuk lebih memahami segala sesuatu tentang desa yang akan kami tempati.
Hal itulah yang membuat hubungan kelompok saya dan teman-teman
157
semkin erat, sehingga mencairkan suasana dan kegelisahan akan
pelaksanaaan kkn hilang.
2. Kisah Kelompok KKN
Saya dalam melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini berada di
kelompok 109 yang berada di desa Cengklong, sebuah desa yang terletak di
kecamatan Kosambi yang termasuk kedalam daerah pemerintahan
Kabupaten Tangerang yang berada ujung perbatasan dengan Kota
Tangerang dan daerah Ibukota Jakarta. Kami bertempat tinggal atau
menetap di Kp. Rawa Lindung. Saya dan teman-teman sepakat memberi
nama kelompol dengan sebutan nama Socrative yang merupakan singkatan
dari smart kreatif dan inovatif. Nama itu diambil setelah menempuh berbagai
macam seleksi sengit tentang pemilihan nama kelompok, awalnya kami
kebingungan ketika memilih nama kelompok karena banyaknya pendapat
dari teman-taman. Pada akhirnya saya dan teman-teman membuat
pemilihan dan yang terpilih adalah nama Socrative109.
Alhamdulillah, pada KKN (Kuliah Kerja Nyata) ini saya mendapatkan
tugas atau amanah sebagi Humas, adalah sebuah amanah yang tidak mudah
tentunya namun akan tetap saya jalankan amanah tersebut dengan sebaik
mungkin. Pemilihan itu dilakukan pada saat saya dan teman-teman bertemu
untuk kali pertama. Pada pertemuan itu berlanggsung cukup menarik
karena sangat sulit untuk menentukan sipa yang layak untuk menempati
jabatan ketua. Dari semua angggota kelompok tidak ada yang bersedia
menjadi ketua kelompok disamping pembagian tugas-tugas atau jabatan-
jabatan lainnya. Pada awalnya kami saling tunjuk menunjuk untuk
menentukan siapa yang cocok dan layak menduduki jabantan sebagi ketua.
Namun setelah beberapa perbincangan yang lumayan alot akhirnya saya dan
teman-teman menemukan sosok orang yang dinilai atau dianggap layak
menjadi ketua dari kelompok 109 ini.
Kelompok KKN (Kuliah Kerja Nyata) ini terdiri dari 18 orang, mereka
berasal dari berbagai jurusan dan fakultas yang ada di UIN Jakarta. Saya
sendiri berasal dari Fakultas Ushuluddin, ada yang berasal dari Fakultas
Dirasat Islamiah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, Fakultas Adab dan Humaniora, dan mayoritas teman-
teman saya berasal dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas
Sains dan Teknonolgi, Fakultas Syariah dan Hukum dan Fakultas Ekonomi
Bisnis. Selain berasal dari fakultas berbeda, saya dan teman-teman juga
158. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
berasal dari berbagai daerah, budaya, adat dan tentunya kebiasaan yang
berbeda pula. Hal itulah yang menjadi keseruan tersendiri karena saya dan
teman-teman bisa saling mempelajari dan bergaul dengan budaya dan adat
yang berbeda, kalau kata pepatah ‘sambil menyelam minum air’. Untuk
mempererat Hubungan antar individu didalam kelompok berbagai cara kami
lakukan untuk mempererat atau menambah kekompakan kelompok entah
itu dengan sepatah dua patah kata lelucon atau apapun yang mengarah
kepada suasana cair saling tertawa, mengadakan pertemuan sesering
mungkin sekaligus membahas untuk kedepannya pelaksanaan kkn seperti
apa. Apalagi pada saat itu sedang dalam suasana bulan puasa jadi kami
memutuskan untuk sering buka bersama. Itulah adalah sebagian kecil cara
saya dan teman-teman mencairkan suasanan keakraban, sehingga tidak ada
lagi orang yang merasa sendiri dan acuh atak acuh terhadap satu sama lain.
Semuanya berbaur satu sama lain.
Pada awalnya saya pun merasa tidak nyaman dengan teman-teman
dikelompok, dan hal itu menambah rasa malas saya untuk mengikuti kkn.
Hal itu didasari karena saya dan teman-teman belum mengenal satu sama
lain, belum terbiasa dengan bahasa, logat, dan nada berbicara teman-teman.
Belum lagi dengan kebiasaan-kebiasaannya yang lain yang sangat asing bagi
saya. Namun setelah mengenal lebih jauh akhirnya hal itu tidak menjadi
masalah, justru menjadi hal yang mempererat keakraban dan kekompakan
kelompok karena selalu menjadi bahan bercandaan, dan saya pun merasakan
bahwa keanekaragaman itu sangat mengasyikan. Karena dalam
kebersamaan itu tidak menuntut keseragaman.
Secara kebersamaan, keakraban dan kekompakan bisa dikatakan
kelompok ini sudah muali kompak dari awal pelaksanaan kkn. Hal itu
terlihat dan terasa dari candaan-candaan dan obrolan yang kami lakukan,
yang dimana biasannya keakraban kelompok baru didapat ketika kkn
hendak selesai atau atau pada saat pertengahan kkn saja. Namun berbeda
dengan kelompok lain, kelompok ini justru sudah memiliki rasa
kebersamaan dari awal pasmelaksanakan kkn, seperti sudah kenal lama dan
telah menjalani aktivitas secara bersamaan secara lama saja. Walaupun di
awal perjumpaan terkesan kelompok ini tidak akan solid namun nyatanya
justru sebaliknya. Sebenarnya kekompakan dan keakraban keloompok ini
mulai terasa padaa saat survei terakhir. Pada saat survei terakhir itu seolah-
olah saya dan teman-teman telah menjalani pertemanan untuk waktu yang
lama.
159
Pada saat pelaksanaan kkn, kami bertempat tinggal di salah satu
kampung yang terbilang berada di tengah-tengah Desa Cengklong, yaitu Kp.
Rawa Lindung. Disana kami menempati satu rumah yang sekaligus
dijadikan posko kkn. Halaman rumah selain kami jadikan tempat
bercengkrama dengan warga sekitar dijadikan tempat parkir untuk
kendaraan saya dan teman-teman. Karena mendengar berita dari tetangga
sebalah rumah bahwasanya didaerah tersebut kurang aman kami pun
memutuskan untuk membeli gembok dan rante untuuk mengamankan
barang-barang berharga kami. Selain itu juga saya dan teman-teman
membuat jadwal bergadang atau ronda di posko kkn untuk bergantian
menjaga posko dari tindakan yang tidak diingin. Jadwal ronda itu hanya
berlaku untuk lelaki saja. Rumah tersebut terdiri dari dua kamar satu
ruangan depan, ruang dapur, ruangan tengah dan satu kamar mandi. Kamar
yang satu diisi oleh lelaki dan yang satu lagi diisi oleh perempuan. Ruang
depan kami pakai untuk kegiatan-kegiatan seperti belajar, rapat, diskusi dan
berbincang-bincang, bahkan kami gunakan untuk makan bersama. Untuk
ruangan tengah kami gunakan untuk menyimpan barang-barang atau
keperluan selama kkn yang kami bawa, dan dapur kami gunakan setiap hari
untuk memasak. Saya dan teman-teman membuat jadwal masak, jadwal
piket untuk satu bulan kedepan. Yang mendapatkan jadwal piket pada hari
tersebut harus berbelanja kepasar terdekat dari posko kkn dengan teman-
teman yang bertugas pada hari itu. Selain memasak mereka juga bertugas
menyediakan sarapan bagi teman-teman yang lainnya.
3. Kisah Desa Cengklong
Sekilas tentang Cengklong, sebuah desa yang terletak di kecamatan
Kosambi yang termasuk kedalam daerah pemerintahan Kabupataen
Tangerang Provinsi Banten yang berada di ujung perbatasan dengan Kota
Tangerang dan daerah Ibukota Jakarta. Transportasi untuk mencapai Desa
Cengklong Kecamatan Kosambi ini terbilang mudah didapat karena desa ini
berada tidak jauh dari bandara Internasional Soekarno Hatta untuk
menempuhnya hanya memerlukan waktu sepuluh menit saja bila
mengendarai sepeda motor. Selain bandara, Desa Cengklong juga tidak
terlalu jauh dari dua statiun kereta Api, diantaranya yaitu stasiun Tanah
Tinggi dan statiun Tangerang.
Dalam hal kesejahteraan, Desa Cengklong terbilang tidak begitu
berada dibawah garis kemiskinan, bila melihat tingkat kemiskinan yang
160. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
berada di beberapa daerah di Kabupaten Tangerang, Desa Cengklong
terbilang diatas rata-rata daerah lain. Hal itu didasari oleh berdirinya
beberaapa pabrik dan pergudangan-pergudangan yang lumayan banyak,
sehingga menciptakan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar. Kabanyakan
Masyarakatnya bekerja sebagai buruh pabrik dan buruh di pergudangan
yang berada di desa tersebut. Hampitr semua kepala kelurga mencari nafkah
untuk keluarganya ditempat tersebut. Namu. akibat dari berdirinya
beberapa pabrik dan pergudangan mengakibatkan daerah Cengklong
khususnya dan umumnya daerah kosambi sudah tidak ada lagi pertanaian
seperti sawah dan perkebuban. Semua lahan sudah diisi dan di pakai untuk
berdirinya pabrik-pabrik dan pergudangan. Berdirinya pabrik dan
pergududangan selain menciptakan hal positif yaitu menciptakan pekerjaan
bagi warga sekitar juga menciptakan hal negatif, yaitu salah satunya polusi
udara, selain polusi udara hal yang paling terasa dampaknya yaitu aliran kali
ikut tercemar. Padahal air adalah salah satu bentuk kebutuhan pokok
Masyarakat setempat. Bahkan ada beberapa Masyarakat setempat yang
masih membersihkan atau mencuci pakaian mereka menggunakan air kali
tersebut. Pembangunan industri tidak selalu berdampak positif namun juga
akan menghasilkan dampak negatif.
Dalam hal pendidikan, desa ini terbilang masih tertinggal dari desa-
desa lainnya. Kebanyakan atau rata-rata pendidikan yang ditempuh hanya
sampai SMA atau SMK saja. Dalam satu desa orang-orang melanjutkan
pendidikan kejenjang yang lebih tinggi setelah lulus SMA hannya mencapai
hitungan jari. Kebanyakan dari mereka setelah lulus SMA langsung melamar
kerja untuk jadi buruh di pabrik atau di pergudangan terdekat. Selain
menjadi buruh beberapa kaum muda wanitanya setelah lulus memutuskan
untuk langsung menikah muda, imbasnya banyak usia pernikahannya yang
hanya sebatas biji jagung. Banyak janda-janda yang seumuran dengan usia
saya dan teman-teman, ujung-ujungnya mereka kembali ke pencarian utama
mereka yaitu sebagai buruh pabrik dan pergudangan.
Desa Cengklong adalah sebuah desa yang kondisi kependudukannya
cukup padat, bisa dibilang desa ini salah satu desa yang kependudukannya
paling padat yang ada didaerah Kabupaten Tangerang. Desa Cengklong
terdiri dari beberapa desa. Didesa ini juga terkenal akan toleransi umat
beragamanya karena terdapat kurang lebih dua perkampungan cina yang
berada di Desa Cengklong, di perkampungan cina tersebut terdapat
beberapa vihara dan gereja namun tetap terlihat kerukunannya. Selain
161
terdapat tempat peribadahan umat beragama lain, ditempat perkampungan
cina tersebut ada beberapa babi dan anjing yang berkeliaran atau sengaja
dilepas layaknya kambing-kambing yang terdapat di perkampungan yang
lain. Walaupun di biarkan lepas anehnya peliharaan-peliharaan tersebut
tidak mengganggu warga sekitar yang melewati jalan tersebut dan
mengganggu warga diluar perkampungan cina. Seolah-olah babi dan anjing
milik etnis cina tersebut mengetahui batas tempat mereka bermain dan batas
suci mana yang tidak boleh mereka injak.
Untuk kondisi sosial keagamaan masyarakat setempat Desa
Cengklong sebenarnya cukup berukun antara suku beragama Islam, Kristen,
Hindu, Budha bahkan beberapa orang yang tidak memiliki agama sekalipun
mereka tetap hidup rukun. Rasa toleransi yang dimiliki warga Cengklong
cukup besar untuk kondisi Masyarakat yang pendidikannya masih kurang
baik. Selain itu juga Desa Cengklong terdapat banyak sekali warga-warga
pendatang dari berbagai daerah di Indonesia seperti dari tanah Jawa, Sunda,
Betawi, Medan dan lain-lain. Untuk warga aslinya sendiri yaitu memiliki
kebudayaan warga Betawi. Mereka hidup dengan penuh kerukunan. Dibalik
kerukunan yang diperlihatkan oleh orang tua atau para remaja yang ada
diDesa Cengklong tidak lantas membuat anak-anak usia dini dan anak-anak
menjelang remaja mengikuti langkah atau kebiasaan para orang tua atau
leluhurnya yaitu hidup penuh kerukunan dengan menanamkan rasa
toleransi yang tinggi, yang terjadi justru anak-anak warga sekitar seperti
mengucilkan anak-anak dari warga perkampungan cina, bahkan mereka
seperti merasa jijik dan tidak mau bermain dengan anak-anak warga
perkampungan cina. Setiap mereka hendak bermain anak-anak warga cina
selalu menjadi bahan olok-olok dan tindakan rasis sering kali terjadi.
Awalnya saya dan teman-teman mengira hal itu hanya terjadi atau dilakukan
oleh beberapa anak saja, namun semakin lama tindakan itu kerap terjadi dan
dilakukan oleh anak yang lain pula di lingkungan yang berbeda dilingkungan
daerah Cengklong. Hal serupa juga kerap terjadi di lingkungan sekolah
sampai ada beberapa anak yang menangis dan memanggil orang tuanya
untuk datang ke sekolah menyelesaikan masalah tersebut. Untuk
membantu permasalahn tersebut saya dan teman-teman mencoba
memberikan pengertian kepada anak-anak tersebut tiap kali mereka
bermain diposko kami, walaupun hasilnya tidak langsug terlihat setidaknya
kami membantu para generasi muda untuk mengikuti jejak para orang tua
mereka untuk hidup rukun.
162. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
untuk urusan program kerja saya dan teman-teman lebih
mengutamakan menyesuaikan dengan kebutuhan yang dirasa dibutuhakn
diDesa Cengklong. Kegiatan atau program kerja dari kelompok Socrative 109
diantaranya yaitu senam pagi dengan ibu-ibu pada minggu pertama setelah
melakukan pembukaan KKN yang dilakukan di kantor Desa Cengklong.
Karena diDesa Cengklong masih minimnya tempat atau kesadaran
membaca, pada saat awal rapat sebelum kkn kami memutuskan untuk
membuat 2 taman literasi yang bersifat sementara dan permanen dan
alhamdulillah kami akirnya menyelesaikan program kerja tersebut.
Membantu mengajar SD disela sela tidak ada kesibukan. Mengadakan
Seminar Hukum Kelurga yang bertujuan membanyu Masyarakat setempat
tentang bagai mana berkeluarga yang baik. Mengadakan sosialisasi dan
motivasi tentang pentingnya perguruan tinggi, mengadakan pe;atihan
sablon untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang baru, membantu
masyarakat dalam hari raya Qur’ban, dan lain-lain. Semua proker yang telah
kami buat pada akhirnya menyesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan
warga Cengklong.
4. Harapan untuk Desa Cengklong
Harapan yang besar tentunya untuk warga masyarakat Cengklong
ini yaitu semoga desa ini terus berkembang dan maju dalam hal apa pun,
entah itu dalam hal pendidikan, kesejahteraan ataupun pembangunannya.
Saya dan teman-teman ucapkan beribu terima kasih kepada warga sekitar
yang telah menerima kami apa adanya dan tidak merasa terganggu dengan
kehadiran kami selama sebulan lamanya. Tak lupa saya ucapkan kepada pak
ustad dan kepala desa yang begitu banyak membantu dan memberi
bimbingan untuk setiap hal. Dan mohon dimaafkan untuk segala kesalahan
apabila kami berbuat kesalahan disengaja ataupun tidak kepada warga Desa
Cengklong. Kami datang kedesa ini untuk pergi, walaupun sementara dan
sesaat banyak sekali pelajaran yang kami ambil dari kuliah kerja nyata
diDesa Cengklong tercinta ini. bahkan kami pun sulit meninggalkan desa
yang mulai kami cintai ini.
163
J
Secercah Harapan Untuk Desa Cengklong
Oleh: Tara Nur Tsania
1. Awal dari Mengabdi Dimulai
KKN (Kuliah Kerja Nyata) adalah bentuk pengabdian dari kami
mahasiswa kepada Masyarakat dengan cara terjun langsung ke Masyarakat
di daerah tertentu. Biasanya orang-orang awam menebak, “Oh, KKN tuh
PKL ya?”, padahal dari namanya saja sudah berbeda. Kuliah Kerja Nyata
biasanya diwajibkan bagi mahasiswa tingkat akhir sebelum melakukan
skripsi., tetapi tidak semua universitas mewajibkan mata kuliah Kuliah
Kerja Nyata. Selama satu bulan penuh, mau tidak mau, suka tidak suka, kami
harus melakukan Kuliah Kerja Nyata. Tetapi bagi saya pribadi, saya
menyukai hal-hal yang berhubungan dengan bertemu orang baru lalu saling
berbagi pengalaman sehingga wawasan saya bertambah luas. Saya suka
berpartisipasi di berbagai event 16 sebelumnya. Asian Games dan Asian Para
Games adalah pengalaman yang paling berkesan dan membekas untuk saya.
Pengalaman saya yang lain seperti kerja di konser atau pameran di Jakarta
Convention Center (JCC), Jakarta International EXPO Kemayoran (JIEXPO), dan
Indonesia Convention Exhibiton BSD (ICE BSD) yang pernah saya ikuti juga
tidak kalah berkesan. Jadi, pada dasarnya saya senang melakukan kegiatan
yang berhubungan bertemu dengan orang banyak, tentunya dengan diberi
‘amplop’ juga setelah saya bekerja disana. Event-event tersebut kan bersifat
komersial, bukan acara sosial seperti penggalangan dana. Nah, Kuliah Kerja
Nyata untuk saya akan menyenangkan walaupun kegiatan ini benar-benar
kegiatan yang murni tidak dibayar satu rupiah pun, melainkan kita yang
mengeluarkan dana terlebih dahulu untuk mengadakan berbagai macam
kegiatan yang berharga, membekas, dan bermanfaat untuk masyarakat di
desa tertentu.
Oiya, perkenalkan nama saya Tara Nur Tsania. Saya berasal dari
jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi. Alasan saya mengikuti Kuliah Kerja Nyata adalah karena untuk
memenuhi syarat wajib mata kuliah tetapi sekaligus untuk merasakan
pengalaman seru dan menginspirasi dari pengalaman Kuliah Kerja Nyata
16 Acara
164. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
yang diceritakan kakak tingkat saya sebelumnya. Awalnya banyak dari
mereka yang merasa sedikit terpaksa karena ini mata kuliah wajib yang
harus mereka ambil. Akan tetapi setelah satu bulan penuh mengabdi kepada
Masyarakat ternyata sangat banyak cerita menarik yang mereka bagikan
kepada saya, akhirnya saya pun merasa termotivasi untuk ikut
menjalankannya. Saya rasa saya memiliki kompetensi untuk mengikuti
Kuliah Kerja Nyata karena saya senang bertemu dan berinteraksi dengan
orang-orang baru seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, sama
seperti Kuliah Kerja Nyata yang mana harus senang bertemu dan
bersosialisasi kepada masyarakat untuk menjadikan desa yang saya kunjungi
memiliki perubahan yang lebih baik dari sebelumnya. Saya juga menyukai
tantangan, mencoba hal baru dan ingin keluar dari zona nyaman. Tujuan
Kuliah Kerja Nyata itu sendiri adalah supaya kita mandiri dalam mencari
solusi bersama-sama dibarengi menahan ego masing-masing anggota
kelompok untuk supaya bisa mengatasi permasalahan yang terjadi di dalam
suatu masyarakat--di kehidupan nyata Masyarakat, sungguh pada
pandangan awal saya akan terasa sangat rumit karena akan terjadi banyak
dinamika ketika kami turun di lapangan.
Pada awal diumumkan anggota kelompok Kuliah Kerja Nyata oleh
Pusat Pengabdian Masyarakat (PPM), saya merasa senang untuk
mengetahui teman-teman kelompok saya yang berasal dari berbagai macam
jurusan dan fakultas. Jurusan saya adalah satu-satunya jurusan di fakultas
ini yang mewajibkan untuk mengambil Kuliah Kerja Nyata selama satu
bulan penuh. Begitu pula dengan teman-teman kelompok saya dari berbagai
macam jurusan, yaitu jurusan Tarjamah, Ilmu Perpustakaan, Dirasat
Islamiyah, Perbankan Syariah, Manajemen, Ilmu Hubungan Internasional,
Manajemen Pendidikan, Pendidikan Biologi, Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Pendidikan
Matematika, Biologi, Fisika, Sistem Informasi, Hukum Ekonomi Syari’at
(Muamalat), dan Ilmu Hadis. Kami ditempatkan di kelompok urutan 109
yang beranggotakan 18 orang, tetapi ada dua orang teman saya yang berasal
dari jurusan yang sama, yaitu Hukum Ekonomi Syari’at (Muamalat). Begitu
saya mengetahui daftar nama kelompok saya, saya langsung menghubungi
mereka satu persatu dan membuat grup di Whatsapp17. Kami semua bertemu
untuk pertama kalinya di dekat Auditorium Harun Nasution UIN Jakarta
17 Media Sosial
165
untuk saling mengenal satu sama lain. Lalu kami bertemu sekitar tiga sampai
lima kali lagi untuk akhirnya menentukan struktural kelompok seperti
ketua, sekertaris, bendahara, humas, divisi acara, divisi konsumsi, divisi
perlengkapan, divisi pubdekdok, dan divisi P3K.
Kami sepakat memilih Rahmad Dwi Robiansah sebagai ketua
kelompok, sekertaris yaitu Hanna Mahaerani Purnomo P dan Fikis Silmi
Faiza, bendahara yaitu Sholahuddin, humas yaitu saya sendiri dan Muhamad
Babay Muztaba, divisi acara yaitu Zulfa Amelia Solihah, Putri Islamiati,
Mutia Ramadhayanti dan Achmad Fauzi Hakiki, divisi konsumsi yaitu Isna
Asriyah Siregar dan M. Hilmanul Mukaha, divisi perlengkapan yaitu
Albanani Amrulloh dan Eni Sutrieni, divisi Pubdekdok yaitu Intan Dwi
Cahyani dan Ikhwan Fajar Ramadhan, divisi P3K yaitu Farah Shuraih
Muchtar dan Muhammad Siril Asror. Sementara untuk nama kelompok
kami namakan Socrative, dengan singkatan Smart, Creative, Innovative. Ide
nama kelompok ini pertama kali didapat dari teman kelompok saya yaitu
Intan, dengan harapan kelompok kami Pintar, Kreatif, dan juga Inovatif.
Sebelumnya teman sekelompok saya, Sirril, mengusulkan West Wew
sebagai nama kelompok, tetapi kami tidak sepakat karena nama Socrative
terasa lebih menarik perhatian sponsor ketimbang nama West Wew.
Harapan besar mayoritas dari kami menginginkan mendapat lokasi
Kuliah Kerja Nyata di Bogor, karena dari cerita kakak tingkat kami
sebelumnya di Bogor lebih nyaman dari segi lingkungan dan Masyarakatnya.
Sedangkan ternyata kami dapat lokasi di Tangerang, tepatnya di Desa
Cengklong yang daerahnya terkenal cukup gersang dan airnya lumayan
payau. Desa Cengklong terletak di Kecamatan Kosambi. Letaknya sangat
dekat dari pabrik petasan besar yang sempat terbakar dan beritanya tersebar
dimana-mana pada tahun 2017. Menurut informasi dari warga Desa
Cengklong, jika sudah lewat jam 9 malam tidak ada yang berani melewati
jalan bekas pabrik petasan yang terbakar itu karena sangat sepi sehingga
sangat rawan pembegalan dan penculikan. Dengan berat hati dan mengawali
dengan do’a, kami terima dan berusaha untuk tetap menjalankan Kuliah
Kerja Nyata kami dengan maksimal meskipun tidak sesuai ekspetasi kami
yang ingin dapat Kuliah Kerja Nyata di Bogor.
Kami melakukan survey sebanyak empat kali ke Desa Cengklong.
Perjalanan dari Ciputat ke Desa Cengklong memakan waktu 1,5 jam. Setiap
sebelum kami survey, kami minta izin kepada Bapak Lurah Pinan untuk
mengelilingi dan mengetahui Desa Cengklong. Pak Pinan orangnya ramah
166. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
dan menyambut kedatangan kami dengan baik, katanya kalau kami datang
untuk membawa Desa Cengklong ke arah yang lebih baik, kenapa tidak?
Pandangan awal kami tentang Desa Cengklong yaitu desa yang gersang,
airnya payau, susah sinyal, dan banyak Babi di pinggir jalan karena
sebelumnya kami sempat cari informasi di Internet tentang Desa Cengklong,
alhsasil keluarlah gambar Babi di pinggir jalan. Walaupun sebagian besar
ternyata benar, tetapi tidak semua wilayah di Desa Cengklong terdapat
banyak Babi, tetapi hanya ada satu kampung di Desa Cengklong yang
terdapat banyak babi dipinggir jalannya. Mengenai tempatnya gersang dan
air disini sedikit payau, itu memang benar, tetapi alhamdulillah sinyal disini
sangat lancar layaknya dirumah.
Kami baru dapat rumah kontrakan di daerah Rawa Lindung setelah
empat kali survey. Kami bertemu dengan pak Edi sebagai perantara untuk
menyewa rumah kontrakan disini. Biaya untuk menyewa rumah kontrakan
kami yaitu Rp. 1.300.000, itupun sudah kami nego dari biaya sebelumnya
yang mencapai Rp. 1.500.000. Rumah kami terdiri dari dua kamar tidur, satu
kamar mandi, dapur, ruang tamu, ruang tengah yang kecil, dan halaman yang
tidak terlalu besar didepannya. Kami pindahan kerumah kontrakan tanggal
23 Agustus, bertemu di Wisma Kohati sebagai titik temu untuk membawa
barang-barang kami semua. Dengan menyewa satu mobil bak, membawa
enam motor dan satu mobil milik Hanna, kami berangkat jam 10 pagi lalu
membawa semua barang bawaan kami seperti baju untuk satu bulan yang
kami masukkan kedalam koper masing-masing, kasur lipat, peralatan dapur,
dan lain sebagainya. Saya pribadi membawa koper, tas besar, kasur lipat, dan
papan tulis.
2. Keluarga Baru Selama Satu Bulan dan Seterusnya
Saya ikut menumpang di mobil Hanna, begitupun Zulfa dan Farah.
Kami berempat duluan sampai dirumah kontrakan, teman-teman yang
membawa motor pada saat itu masih dijalan. Begitu kami sampai sana dan
membuka pintu untuk pertama kalinya, lantai rumah itu sangat amat kotor
seperti tidak pernah ditempati selama bertahun-tahun. Padahal sebelumnya
saya sudah konfirmasi terkait rumah itu kalau yang punya rumah pasti sudah
membersihkan isi rumah sebelum kami tinggal disana, tetapi ternyata yang
punya rumah berbohong. Walaupun kami sangat mengeluh dan berat hati,
kami terpaksa bergotong royong untuk membersihkan lantai rumah yang
sangat hitam. Awalnya hanya kami berempat, lalu datanglah teman-teman
167
yang lain meskipun kami sudah hampir selesai menyapu dan mengepel
rumah. Meskipun begitu, mereka tetap membantu kami untuk bergotong
royong membersihkan rumah baru kami. Dikamar belakang dan diruang
tamu belum pula dipasang lampu, akhirnya kami membeli lampu pakai uang
kelompok lalu kami pinjam tangga milik pak Edi.
Banyak kejadian lucu dalam proses kami bergotong royong untuk
membersihkan rumah dan memasang lampu. Ketika Sholah selaku
bendahara bersedia keatas untuk memasang lampu lalu menyalakannya,
kami semua sangat kegirangan karena awalnya ruangan yang belum ada
lampunya terasa sangat gelap, lalu tiba-tiba berubah jadi terang. Di kamar
depan adalah kamar kami, kamar perempuan, dan kamar belakang untuk
laki-laki. Saya langsung menggelar kasur lipat dikamar kami, begitupun yang
lainnya lalu kami rebahan sejenak.
Setelah kami semua selesai membersihkan rumah, Isna selaku divisi
konsumsi menggelar kertas nasi yang panjang untuk kami makan siang.
Hanna membawa lauk daging rendang yang banyak dari rumah, dan ada
beberapa yang membawa nasi juga lalu kami semua makan dengan sangat
lahap karena kelelahan. Kami terus makan seperti ini hampir setiap hari,
karena cara seperti ini akan menciptakan suasana keakraban. Disini kami
membuat jadwal untuk masak dan piket rumah setiap harinya.
Dirumah ini kami memiliki panggilan masing-masing yang cukup
menggelitik. Saya disebut istri kedua Sirril, Farah disebut istri pertama Sirril,
Zulfa disebut Umi, Sholah disebut Abi, Fauzi disebut suaminya Isna, Bani
disebut suaminya Hanna, Babay disebut suaminya Fikis, Fajar disebut
kakaknya Putri karena mereka berdua mirip. Tapi panggilan-panggilan itu
hanya untuk seru-seruan, sehingga terciptalah suasana yang semakin akrab
layaknya keluarga.
Ada kisah lucu yang tidak terlupakan, yaitu ketika saya, Zulfa, Putri,
dan Hanna sedang menunggu adzan isya dikamar pada tanggal 2 Agustus
yang bertepatan pada malam terjadi gempa. Ketika kami merasakan gempa,
kami langsung keluar kamar terbirit-birit dan berteriak tetapi kami semua
untungnya sudah menggunakan mukena terlebih dahulu, kecuali Hanna.
Hanna yang panik tidak menggunakan mukena ketika keluar kamar bertemu
dengan Bani, lalu Bani berkata, “Lah, ga pake kerudung?” kami semua
langsung tertawa terbahak-bahak.
Kenangan lain yang tidak terlupakan yaitu ketika setiap pagi kami
selalu rebutan kamar mandi karena kamar mandi disini cuma ada satu. Kami
168. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
selalu berteriak untuk booking kamar mandi, seperti, “Habis Hanna, Putri
yaa! Habis Putri, Muthia yaa! Habis Muthia, Tara yaa!”, “Jangan ada yang
nyelak, abis ini gue!”, “Dikamar mandi siapa? Gue mau boker!”, haha jadi
kangen.
Karena motor cuma ada enam, setiap ada kegiatan atau pergi
kemanapun kami selalu bonceng tiga. Apalagi ketika mati listrik se-Jawa,
kami semua berganti-gantian untuk ke masjid di Belimbing untuk
menumpang mandi dan mencari sinyal karena di Desa Cengklong selain mati
listrik, mati juga air dan sinyalnya. Walaupun cuma mati seharian tapi
sangat membuat kami bersyukur atas nikmatnya masih bisa merasakan
adanya listrik, air, dan sinyal.
3. Anak-anak Polos Kepunyaan Desa Cengklong
Kami melihat Desa Cengklong sebagai desa yang sudah cukup maju,
hanya saja warganya masih belum banyak yang mempunyai kesadaran untuk
membuang sampah ditempatnya, terlihat dari sungai dan got nya. Tetapi
kami lihat desa ini mempunyai bank sampah dibeberapa sudut yang mana
itu sudah bagus. Pak Lurahnya pun baik dan sangat koperatif selama kami
disini, ibu PKK nya juga aktif mengikuti kegiatan. Ketika kami sampai
dirumah ini, beberapa anak datang untuk menyapa kami dan bermain di
depan halaman rumah kami. Tetapi tidak sedikit pula yang suka menimba
ilmu dirumah ini. Setelah kami adakan kegiatan di SDN Cengklong 3, anak-
anak kelas 6 banyak yang meminta saya untuk mengajarkan bahasa Inggris
di rumah kontrakan kami karena mereka hanya mendapat
pelajaran bahasa Inggris satu tahun. Banyak pula anak remaja di
Musholla Nurul Hikmah yang letaknya dekat dari rumah kontrakan kami
yang meminta Sholah dan Zulfa untuk mengajar ngaji di rumah kontrakan
kami, sementara beberapa dari kami hampir setiap hari mengajar ngaji anak-
anak di Musholla Nurul Hikmah, kecuali setiap malam sabtu karena libur.
Muhsolla Nurul Hikmah masih dalam tahap pembangunan, ketika
pertama kali datang kesini kami membantu mengecat dinding Musholla dan
mencuci sejadahnya yang sudah berdebu. Di dekat rumah kontrakan kami
ada Gedung Serbaguna yang berbentuk outdoor18, tetapi sering disebut rumah
kawin karena tempat itu sering dipakai untuk kawinan warga Cengklong.
Setiap sabtu dan minggu, pasti selalu ada acara kawinan di Desa Cengklong.
18 Terbuka
169
Angka kawin muda disini sangat tinggi, kami pernah datang ke acara
pernikahan di Musholla Nurul Hikmah dan pengantin perempuannya
kelahiran tahun 2001.
Saya sangat senang dengan keinginan anak-anak Desa Cengklong
yang memiliki antusias untuk belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah
(PR) di rumah kami, meskipun beberapa dari mereka ada yang putus sekolah
karena berbagai macam hal. Hampir setiap sore anak-anak didekat rumah
kontrakan datang kerumah untuk sekedar menyapa atau membaca di taman
literasi yang kami sediakan di depan halaman rumah kontrakan kami.
Dengan hanya digelarnya tikar dan terkadang diiringi gitar yang dimainkan
oleh Hilman, Sirril atau Fauzi mereka sangat betah membaca buku dan
berlama-lama disini. Ada pula bapak-bapak yang pernah singgah ke taman
literasi, dia bilang ini sangat bermanfaat.
Anak-anak Desa Cengklong membuat saya sangat betah disini,
karena mereka sangat ramah dan sangat polos. Ada anak yang bernama
Bunga dan Firda, mereka memberi saya kenang-kenangan berupa bunga dan
ada secarik kertas yang mereka tuliskan bahwa untuk tidak membuang
bunga ini, karena untuk kenang-kenangan saya jika merindukan Bunga,
Firda, dan Desa Cengklong. Di lain hari, Bunga datang lagi kerumah kami
untuk memberikan saya hadiah dengan permen lollipop yang ditempel
diluarnya. Ada satu anak kelas 3 SD yang sangat cerewet bernama Intan, ia
juga suka datang kerumah dan bermain bersama kami. Ia memberi saya
biskuit, pensil, penghapus, senter kecil, dan permen lolipop. Satu anak kecil
lagi yang saya akan selalu ingat yaitu Zyan, ia berumur sekitar 5 tahun dan
sangat menggemaskan. Ada satu kejadian lucu saat dia lomba memasukkan
paku kedalam botol saat HUT RI ke-74. Ketika dia berlari dari garis start19
dan sampai ke botol lalu jongkok untuk memasukkan paku yang sudah
diikatkan dengan tali, ia sempat bingung seraya mencari tali dan pakunya.
Ternyata tali dan pakunya terjatuh di tengah-tengah lintasan lari, lantas
kami semua tertawa terbahak-bahak karena melihat muka kebingungan
Zyan yang sangat lucu, kami pun mengulangi lagi lombanya dari awal. Tetapi
Zyan belum menang di lomba itu dan ia pantang menyerah, ia mengikuti
lomba balap karung tetapi sayangnya ia mencapai garis finish20 dengan cara
19 Garis mulai 20 Garis selesai
170. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
melompat, padahal ketentuannya tidak boleh melompat tetapi hanya boleh
jalan jongkok. Zyan pun didiskualifikasi, tetapi Zyan tetap semangat.
4. Harapan Setelah Kami Meninggalkan Desa Cengklong
Harapan untuk Desa Cengklong yaitu semoga anak-anak desa ini
bisa membawa Desa Cengklong kearah yang lebih baik khususnya dalam
aspek lingkungan, karena saya sangat prihatin terhadap sungai di desa ini
yang terdapat banyak sampahnya, padahal lokasinya cukup dekat dari
bandara Soekarno-Hatta yang berskala internasional. Semoga remaja disini
khususnya Andi dan Dian yang sudah kami berikan amanat bisa melanjutkan
pengabdian kami disini, khususnya menjaga dan melestarikan taman literasi
yang telah kami bangun di samping Musholla Nurul Hikmah. Kami harap
anak-anak yang sudah putus sekolah bisa melanjutkan sekolahnya lagi.
Rata-rata Pendidikan anak-anak disini setidaknya bisa berubah menjadi
lulusan SMA, bukan lagi lulusan SD yang nantinya hanya berujung menjadi
buruh pabrik. Saya harap juga anak-anak di pengajian Musholla Nurul
Hikmah juga tetap ingin mempunyai keinginan untuk belajar iqro, karena
iqro sangat penting dipelajari untuk nantinya mereka bisa membaca Al-
Qur’an dan mengajarkannya lagi kepada adik-adik di Desa Cengklong. Saya
harap bukan hanya remaja seperti Andi dan Dian saja yang mengelola taman
literasi, tetapi remaja-remaja lainnya pun harus ikut berperan aktif. Karena
di desa ini para pemudanya masih berperan pasif untuk membuat perubahan
Desa Cengklong kearah yang lebih baik, padahal semua perubahan diawali
dari pemudanya.
171
K
Desa Cengklong yang Berkesan di Hati
Oleh : Albanani Amirulloh
1. Investasi Pengalaman Hidup
Kuliah Kerja Nyata yang diselenggarakan oleh PPM merupakan salah
satu bentuk implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu
pengabdian kepada Masyarakat. Sebagai mahasiswa yang sedang menempuh
pendidikan di perguruan tinggi sudah seharusnya mampu
mengimplentasikan ilmu yang didapat dan bisa bermanfaat bagi masyarakat
banyak. Salah satu wadah pengaplikasian ilmu adalah kegiatan Kuliah Kerja
Nyata yang diselenggarakan setiap tahun oleh PPM UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Dalam kegiatan pengabdian kepada Masyarakat mahasiswa harus
mampu berapatasi dengan lingkungan masyarakat dari berbagai latar yang
berbeda baik suku, kebudayaan maupun agama, mampu mengidentifikasi
masalah yang ada dan mencari solusi penyelesaiannya serta mengoptimalkan
sumber daya yang tersedia.
Ada banyak yang menjadi pendorong saya untuk ikut serta dalam
kegiatan KKN (Kuliah Kerja Nyata) diantaranya pihak kampus yang
mewajibkan setiap mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk
melaksanakan kegiatan KKN yang diwujudkan dalam bentuk SKS. Selain itu
saya juga terpacu untuk melatih diri saya beradaptasi dengan lingkungan
masyarakat, teman-teman kelompok dari berbagai jurusan dan fakultas,
mengimplementasikan ilmu yang didapat di kampus, melatih manajemen
organisasi, waktu, stress, mengidentifikasi masalah, pemecahan masalah,
belajar mengoptimalkan sumber daya yang ada, serta meningkatkan empati.
Saya berasal dari jurusan Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis, tentunya sudah dapat dipastikan latar belakang keilmuan saya
dibidang ekonomi berbasis syariah. Awal pertama sebelum pengelompokkan
KKN saya belum begitu mengerti bagaimana kagiatan KKN itu dijalankan,
hingga tiba pada saat pengumuman pengkelompokkan KKN dan saya berada
pada kelompok 109. Setelah pengumuman kelompok KKN keluar saya
berinisitif mengunjungi beberapa kakak tingkat saya yang sudah pernah
mengikuti kegiatan KKN untuk mencari informasi sebanyak mungkin
tentang kegaiatan apa saja yang pernah mereka lakukan sekaligus meminta
saran mereka apa yang harus saya lakukan untuk kegiatan KKN ini. Pada
pertemuan kelompok pertama saya tidak ikut serta dikarenakan beberapa
172. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
alasan, dan ternyata saya dapat info di grup bahwa yang hadir di pertemuan
pertama hanya beberapa orang saja. Pertemuan kedua diadakan di tempat
makan oishi, kami sepakat untuk bertemu di sore hari, pertemuan kedua ini
merupakan pertamakali saya bertatap muka dengan teman-teman kelompok
saya dan merupakan ajang untuk memperkenalkan diri, setelah satu sama
lain berkenalan obrolan selanjutnya mengenai pemilihan ketua dan
struktural dibawahnya, obrolan ini berjalan dengan alot sebab untuk posisi
BPH (Badan Pengurus Harian) tidak ada yang sukarela mencalonkan diri
termasuk saya pribadi, pada akhirnya kami semua sepakat untuk menunjuk
ketua sementara yaitu Robin karena dia yang paling aktif berbicara dalam
diskusi. Penunjukkan ketua bersifat sementara karena beberapa teman kami
tidak bisa hadir dalam pertemuan kedua ini dengan berbagai alasan. Posisi
selanjutnya sekretaris satu dan dua di tempati oleh Fikis dan Hanna setelah
melalui negoisasi yang alot. Lalu saya sendiri mengajukan dengan sukarela
untuk menempati posisi perlengkapan, alasan saya memilih posisi tersebut
karena sudah terbiasa di organisasi kepanitiaan kampus selalu mengisi divisi
perlengkapan.
Rapat demi rapat telah dilakukan berkali-kali sebelum
keberangkatan KKN, akan tetapi menurut saya beberapa pertemuan rapat
kurang efektif karena pembahasan rapat hanya fokus pada pembentukan
struktural yang beberapa kali dirombak baik posisi maupun bentuk
strukturalnya, sehingga tidak ada kemajuan disetiap rapat yang dilakukan
dan hanya membahas perombakan struktural tanpa membahas apa yang
akan kita lakukan ketika KKN nanti. Kelompok kami ditempatkan
diwilayah tangerang tepatnya di daerah Desa Cengklong Kecamatan
Kosambi, pandangan pertama saya terkait penempatan di wilayah
Tangerang ini, banyak hal yang saya khawatirkan dari tingkat kejahatan,
cuaca panas, gersang, air, dan lingkungan yang kotor, saya mencoba mencari
tahu tentang Desa yang saya tinggali dengan berselancar diinternet, hasil
pencariannya banyak bermunculan gambar babi dan muncul juga peristiwa
kebakaran pabrik petasan yang telah menewaskan banyak orang, setelah
melihat gambaran di internet tentang Desa Cengklong tentu saja pandangan
negatif saya bertambah dan semakin enggan untuk mengikuti KKN.
Kelompok kami telah melakukan survei sebanyak tiga kalli, survei
pertama saya tidak bisa ikut serta karena beberap alasan, akan tetapi saya
tetap mendapatkan informasi gambaran desa dari teman-teman yang
berangkat survei, di minggu berikutnya saya ikut serta untuk melakukan
173
survei ke dua, disana saya mendapatkan banyak informasi tentang desa yang
akan saya tinggali, pemandangan pertama yang saya lihat adalah banyaknya
sampah di sepanjang sungai dan jalan yang mencerminkan belum terkelola
dengan baik sampah di lingkungan desa tersebut.Waktu sholat dzuhur telah
tiba saya dan teman-teman kelompok berkumpul di salah satu masjid yang
terdapat di Desa Cengklong, sembari mengambil air wudhu saya ingin
memastikan kondisi air di desa, dan yang saya rasakan air tidak bagus, bersih
tapi asin atau bisa dibilang payau, kesan tersebut menambah pandangan
negatif saya terhadap Desa, saya berpikir bagaimana saya bisa hidup di desa
tersebut selama satu bulan dengan kondisi Desa yang tidak saya harapkan.
Survei terakhir kami lakukan seminggu sebelum pelaksanaan KKN
dimulai, di survei ini kami ingin memastikan tempat tinggal yang akan kami
tinggali, kepala Desa Cengklong menawari kami ketika survei ke dua untuk
tinggal di samping rumahnya yang baru saja selesai dibangun, akan tetapi
kami sekelompok sepakat untuk menolak tawaran tersebut dengan alasan
rumahnya masih menyatu dengan rumah beliau, ditakutkan kami
mengganggu dan merepotkan beliau. Akhirnya kami sepakat untuk
menyewa rumah kosong yang berada di gang gledek Desa Cengklong. Hasil
dari beberapa survei yang telah dilakukan kami jadikan sebagai dasar untuk
pembuatan program kerja, beberapa program kerja yang saya usulkan ketika
rapat adalah mengadakan workshop pelatihan pembuatan proposal dan
administrasi dengan sasarannya yaitu Masyarakat umum khususnya
pemuda karang taruna Desa Cengklong. Tujuan dari program kerja ini agar
Masyarakat mampu membuat proposal maupun surat yang nantinya
berguna bagi mereka dalam menyampaikan aspirasi apapun kepada pihak
terkait. Program ke dua yang saya usulkan adalah program pelatihan
keterampilan, landasan usulan ini berdasarkan kondisi Desa Cengklong
dimana pemudanya banyak yang menganggur, sebagian dari mereka banyak
yang menjadi preman.
Diminggu pertama kami KKN, saya dan teman-teman kelompok
bersilaturahmi ke berbagai tokoh Desa Cengklong sekaligus sosialisasi
program kerja yang akan diljalankan di desa. Dalam seminggu ini kami
merombak kembali program kerja yang sudah direncanakan karena ada
beberapa program yang harus ditambah dan dikurangi.
Selama sebulan penuh saya menjalani kegiatan KKN di Desa
Cengklong, banyak hal yang telah terjadi dari mulai konflik dengan teman
kelompok maupun konflik dengan masyarakat sekitar. KKN telah
174. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
menambah pengalaman hidup saya yang berarti, mengubah cara pandang
saya terhadap Desa Cengklong, memaksa saya untuk beradaptasi dengan
lingkungan baru, dan meningkatkan cara berkomunikasi saya baik ke teman
kelompok maupun masyarakat.
2. Hidup Bersama
Kelompok 109 beranggotakan 18 orang terdiri dari 10 orang
perempuan dan 8 orang laki-laki, tersebar dari berbagai fakultas diantaranya
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas
Ilmu Sosial dan Politik, Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Adab dan
Humaniora, Fakultas Syariah dan Hukum, Fakultas Ushuluddin, Fakultas
Dirasat Islamiyyah, Fakultas Ilmu Komunikasi dan Dakwah, serta berlatar
belakang suku, budaya dan bahasa yang berbeda disatukan di kelompok 109
yang dinamai Socrative (Smart, Creative, and Innovative) 21 , nama tersebut di
usulkan oleh salah satu anggota kelompok kami yaitu Intan pada saat rapat
kelompok. Makna dari Socrative sendiri yaitu ingin mewujudkan desa yang
akan kami tinggali menjadi desa smart, creative, and innovative.
Saya mulai dari bagaimana saya memandang teman kelompok saya
saat pertama kali bertemu, ketika itu kami semua sekelompok mengadakan
pertemuan di Oishi salah satu tempat makan yang berada dekat dengan
masjid fatullah, dipertemuan pertama kami saling memperkenalkan diri satu
sama lain dan juga membahas tentang pembentukan struktural kelompok
serta posisi yang diisi. Komunikasi saya dengan teman-teman kelompok
masih terasa kaku karena belum begitu akrab, dibeberapa pertemuan
berikutnya komunikasi antar anggota kelompok mulai terasa santai, akan
tetapi ada beberapa teman kami yang memang jarang hadir dalam setiap
rapat yang diadakan sehingga kekompakan kelompok belum begitu terasa.
Banyak kegiatan yang kami lakukan sebelum keberangkatan KKN
diantaranya rapat rutin setiap minggu dan mencari dana baik dengan
mengajukan proposal maupun berjualan baju bekas di kampus 2, semua
kegiatan tersebut ditujukan untuk kelancaran kegiatan selama sebulan di
desa serta meningkatkan kekompakan kelompok.
Minggu pertama kami di desa, saya dan teman-teman kelompok
tinggal satu atap di sebuah rumah dengan dua kamar tidur, satu ruang
tengah, satu ruang dapur, satu kamar mandi dan terdapat halaman kecil di
21 Pintar, Kreatif, dan Inovatif
175
depan rumah. Diminggu pertama ini sudah mulai terlihat karakter asli setiap
anggota, disinilah tantangan saya untuk beradaptasi dengan 18 karakter yang
berbeda mencoba menyatukan pikiran dan tujuan demi suksesnya setiap
kegiatan yang direncanakan. Banyak hal telah terjadi diminggu pertama ini
salah satunya adalah konflik yang terjadi antara ketua dan sekretaris yang
semakin renggang, sebenarnya percikan konflik sudah terjadi sebelum
kegiatan KKN dimulai, akan tetapi walaupun konflik terjadi bukan menjadi
sebuah hambatan untuk melaksanakan program kerja yang dilakukan, dan
hasilnya semua program kerja di minggu pertama berjalan dengan lancar.
Selama sebulan penuh kami berbagi tempat tidur, kamar mandi dan
makanan, tentunya jika hidup bersama pasti selalu saja timbul konflik, salah
satu pemicunya antrian kamar mandi, bayangkan saja 18 orang harus berebut
satu kamar mandi yang tersedia. Biasanya dalam konflik perebutan kamar
mandi ini selalu dimenangkan oleh perempuan, entah sistem antrian seperti
apa yang mereka terapkan, ketika saya menunggu giliran masuk kamar
mandi, tiba-tiba sudah ada orang lain yang mau masuk kamar mandi, dan
bilangnya mereka sudah antri dari tadi.
Cerita selanjutnya yang menurut saya berkesan adalah ketika
pemadaman listrik yang terjadi selama dua hari penuh, desa yang saya
tinggali mengalami pemadaman listrik lebih lama dari desa lainnya, jika desa
lain hanya mengalami satu hari, desa kami mengalami pemadaman selama
hampir dua hari. Mayoritas penduduk di wilayah Desa Cengklong
menggunakan air dari sumur yang diambil menggunakan pompa penyedot
listrik, ketika pemadaman listrik terjadi maka air pun menjadi sulit didapat.
Disituasi inilah kami harus bertahan hidup tanpa listrik dan air, jika kami
ingin buang air kecil, besar, dan berwudhu kami harus membeli air aqua
sebagai penggantinya, dimalam hari kami terbiasa tidur menggunakan kipas
angin, karena pemadaman kami semuanya tidur di ruang tengah dengan
pintu luar yang terbuka. Dihari kedua pemadaman listrik, desa tetangga
kami Desa Belimbing sudah normal kembali listriknya, sehingga kamin
sekelompok mengungsi sementara ke masjid yang ada di Desa Belimbing
untuk melakukan berbagai aktivitas, seperti mengisi daya gawai, mandi,
sholat dan sebagainya.
3. Rasisme yang Tertanam Sejak Dini
Desa Cengklong adalah desa yang terletak di Kecamatan Kosambi
Kabupaten Tangerang, secara geografis sebelah timur berbatasan dengan
176. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Desa Kosambi barat, sebelah utara berbatasan dengan Desa Salembaran Jati,
Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Jati Mulya dan sebelah barat
berbatasan dengan Desa Belimbing, serta dekat dengan Bandara
Internasional Soekarno Hatta.
Secara infrastruktur Desa Cengklong sudah bisa dikatakan maju,
terdapat banyak fasilitas yang dapat digunakan oleh Masyarakatnya mulai
dari akses pendidikan, kesehatan, keagamaan, maupun akses jalan yang bisa
dikatakan sudah bagus. Masyarakat yang mendiami Desa Cengklong cukup
beragam baik dari segi etnis, suku, budaya, maupun agama. Hal yang paling
menarik dari Desa Cengklong yaitu terdapat hewan babi peliharaan warga
yang di lepas tanpa kandang sama sekali, tetapi babi tersebut tidak pernah
keluar dari wilayah peternakan. Hewan babi tersebut dapat kita temui di
wilayah yang khusus ditinggali oleh etnis tionghoan di Desa Cengklong,
sebagai informasi ada salah satu RT yang khusus ditinggali etnis tionghoa,
di RT teresbut banyak fasilitas kegamaan seperti gereja dan vihara.
Masalah yang terdapat di Desa Cengklong cukup beragama, mulai
dari segi lingkungan, kurangnya kesadaran masyarakat untuk tidak
membuang sampah sembarangan terlihat dari banyaknya sampah yang
menumpuk disepanjang jalan dan sungai Desa Cengklong, polusi udara yang
buruk, kurangnya ruang terbuka hijau serta fasilitas ruang bermain anak
yang tidak tersedia. Dari segi pendidikan masalah yang diahadapi Desa
Cengklong yaitu, banyak masyarakat yang menyekolahkan anaknya sampai
tingkat SMP dan paling tinggi SMA, sedangkan bagi yang melanjutkan
sampai tingkat Perguruan Tinggi bisa dihitung dengan jari. Dari segi sosial
masalah yang dihadapi maraknya pernikahan dini, pengangguran dan
premanisme.
Kesan pertamakali yang saya rasakan ketika tinggal di Desa
Cengklong adalah terjaganya kerukunan suku maupun antar umat
beragama, kesan tersebut bisa terlihat dari beragamnya suku, budaya dan
agama yang dianut oleh warga tanpa ada konflik yang pernah terjadi. Akan
tetapi kesan tersebut luntur setelah saya melihat ada salah satu anak kecil
etnis tionghoa yang main ke posko kami, kemudian anak-anak lain yang
berlainan etnis (pribumi) menjauhi anak tersebut, setelah saya menanyakan
hal tersebut kepada mereka, alasan mereka tidak ingin bermain dengan anak
tersbut karena anak tersebut berasal dari etnis tionghoa yang harus mereka
jauhi. Begitupun ketika saya mengajar di SDN 03 Cengklong, rasisme masih
kental dan tertanam sejak dini di Desa Cengklong ini.
177
Sebulan penuh saya tinggal di Desa Cengklong, konflik pertama kami
terjadi ketika acara seminar hukum keluarga yang kami adakan di salah satu
acara pernikahan warga, ketika itu kami dimarahi oleh ibu-ibu pihak
mempelai laki-laki, mereka mempertanyakan kenapa kami mengadakan
acara seminar diacara pernikahan mereka. Beberapa hari sebelum konflik
terjadi kami berniat mengadakan acara seminar hukum keluarga di pengajian
rutin mingguan warga yang diadakan setiap minggu, akan tetapi bertepatan
dengan hari itu akan diselenggarakan pernikahan warga di masjid yang biasa
digunakan oleh ibu-ibu pengajian, lalu ustad Khoiruddin menawarkan
kepada kami untuk mengadakan acara seminar dipernikahan warga tersebut
karena tema seminar kami sesuai dengan acara pernikahan tentang hukum
keluarga. Malam harinya kami berdiskusi terkait tawaran tersebut, setelah
mempertimbangkan segala hal kami menerima tawaran tersebut dan
langsung berkoordinasi dengan ustad khoiruddin serta pihak yang akan
mengadakan pernikahan.
Tiba di hari pernikahan, kami telah menyiapkan susunan acaranya
dan acara diawalai dengan baik, akan tetapi tiba dipertengahan acara, pak
ustad khoiruddin ingin merubah susunan acaranya, diantaranya pembacaan
ayat suci al-qur’an di tempatkan di akhir karena pihak amil belum datang,
untuk mengisi kekosongan acara, pak ustad menyuruh kami untuk
memajukan waktu seminar, dimana direncana awal seminar dilakukan
sesudah akad dan dirubah menjadi sebelum akad, disinilah konflik timbul,
kami sekelompok dimaki-maki oleh ibu-ibu pihak mempelai, mereka tidak
terima kami mengadakan acara dipernikahan mereka, dalam konflik tersebut
pak ustad khoiruddin berusaha menjelaskan kepada ibu-ibu apa yang
sebenarnya terjadi dan mencoba menenangkannya. Pada akhirnya acara
seminar kami bisa dibilang sangat singkat karena konflik terjadi, akan tetapi
acara pernikahan tetap berjalan dengan lancar sampai akhir.
Konflik kedua terjadi ketika kami mengadakan acara penyuluhan
cuci tangan di TK Islam Daarul Ilmi, kegiatan tersebut memang berjalan
lancar sampai akhir, tetapi pada saat kami pulang dari acara, salah satu
pemuda desa sekaligus aktivis menghubungi ketua kami dan komplain
terhadap susu yang telah kami berikan kepada anak-anak telah kadaluwarsa.
Saya dan teman sekelompok menghampiri aktivis tersebut untuk melakukan
klarifikasi bahawsannya kami tidak tahu bahwa susu yang kami beli sudah
kadaluwarsa, disini saya dan teman-teman cukup panik karena takut terjadi
178. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
sesuatu menimpa anak-anak yang meminum susu tersebut. Sampai keesokan
harinya tidak ada laporan keracunan susu, sehingga masalahpun berkahir.
Pembelajaran yang saya ambil dari kedua konflik tersebut
bahwasannya segala sesuatu harus direncanakan dengan matang dan sangat
hati-hati. Dari peristiwa seminar yang sudah terjadi saya menyadari bahwa
koordinasi harus dilakukan secara terus menerus sehingga
misscommunication22 dapat terhindari dan untuk tragedi susu basi membuat
saya sadar bahwa jika membeli sesuatu harus berhati-hati.
4. Jika Saya Menjadi
Andai saya menjadi bagian dari Masyarakat Desa Cengklong, banyak
hal yang saya ingin lakukan, pertama saya ingin menghidupkan kembali
karang taruna yang ada dan mengadakan banyak kegiatan yang bermanfaat
bagi Masyarakat Desa Cengklong, menyadarkan masyarakat tentang
pentingnya menjaga lingkungan seperti tidak membuang sampah
sembarangan, merubah pola pikir anak-anak yang tadinya rasis menjadi
toleran, mengedukasi masyyarakat betapa pentingnya pendidikan bagi
anak-anak mereka sehingga angka putus sekolah dapat ditekan sekaligus
mengurangi kriminalitas di Desa Cengklong, sebab selama sebulan disana
saya pernah kehilangan baju jemuraan karena dicuri, selain itu pemuda Desa
Cengklong yang tidak bekerja banyak yang menjadi preman.
Hal lain yang saya harapkan dari Desa Cengklong adalah tersedianya
ruang terbuka hijau serta menyediakan fasilitas tempat bermain anak-anak.
22 Kesalahan Komunikasi
179
L
Perbedaan Membuat Kebersamaan
Oleh : Eni Sutrieni
1. Kami Adalah SOCRATIVE
Kuliah Kerja Nyata merupakan mata kuliah dan merupakan salah
satu syarat kelulusan hal inilah menjadi alasan saya mengikuti Kuliah Kerja
Nyata (KKN) dan sekaligus mencari pengalaman bagi saya untuk mengenali
berbagai karakter orang yang berbeda- beda dan mencari pengalaman bagi
saya beradaptasi dengan orang yang saya belum kenal dan saya termasuk
orang yang susah untuk beradaptasi dan saya juga termasuk orang yang sulit
berkomunikasi dengan orang yang belum saya kenal dengan kegiatan Kuliah
Kerja Nyata ini saya belajar bagaimana saya bisa merubah kebisaan saya yang
sulit berkomunikasi.
Setelah mendapatkan informasi pembagian kelompok KKN melalui
grup kelas, perasaan saya campur aduk setelah mendapatkan inforrmasi
mengenai pembagian kelompok hal yang membuat saya sedih yaitu saya
tidak mengenal sama sekali teman kelompok saya dan nantinya saya akan
berpisah dengan teman - teman dikelas dan harus beradaptasi lagi dengan
anggota kelompok KKN yang saya membuat senang yaitu di kelompok
Kuliah Kerja Nyata saya mendapat wilayah Tangerang yaitu Desa Cengklong
Kecamatan Kosambi yang tidak jauh dengan tempat tinggal saya yang sama-
sama di Tangerang.
Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN ) 109 terdiri dari 18 anggota dan
dari berbagai fakultas dan jurusan berbeda- beda seperti fakultas Syariah
dan Hukum, fakultas Dirasat Islamiah, fakultas Ilmu Tarbiah dan Keguruan,
fakultas Dakwah dan Komunikasi, fakultas Ilmu Sosial dan Politik, fakultas
Sains dan Teknologi, fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Adab dan
Humaniora dan Fakultas Usuludin. Setelah pembagian kelompok diadakan
rapat pertama dengan tujuan untuk memperkenalkan diri kepada aggota dan
membuat struktur organisasi dan saya terpilih sebagai pengurus peralatan.
Setelah beberapa minggu kemudian diadakan kembali rapat yang tujuannya
untuk memusyawarahkan nama kelompok, hasil dari rapat kelompok
sepakat Kuliah kerja Nyata 109 dengan nama SOCRATIVE dari singkatan
180. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Smart Creative and Innovative.23 Dengan tema kelompok yaitu membuat Desa
Cengklong Smart Creative and Innovative.24
Dari perbedaan fakultas dan jurusan menurut saya banyak
kompetensi yang dimiliki 18 anggota kelompok KKN 109 termasuk saya,
menurut saya kompentensi yang saya miliki dibidang pengetahuan jurusan
kuliah yang saya ambil, saya dan teman saya yang satu fakultas memberikan
informasi berhubungan dengan mata kuliah yang pernah diambil dan
berkaitan dengan ekonomi yaitu mengenai pengenalan tentang pasar modal
dan membagikan informasi tentang pasar modal dan manfaat pasar modal
dan diskusi tanya jawab mengenai pasar modal. Hal ini menjadi salah satu
proyek kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang saya lakukan bersama teman-
teman, tidak hanya memberikan pengetahuan tentang pasar modal tetapi
saya dan teman –teman mengadaan seminar mengenai cara masuk
perguruaan tinggi di SMA Yadika yang berada dekat Desa Cengklong yang
sasarannya untuk kelas 12 yang tujuannya membantu anak –anak kelas 12 di
SMA Yadika tentang masa depannya apakah melanjukan pendidikannya
atau berkerja dan memberikan informasi mengenai tahapan yang akan dilalui
masuk Perguruan Tinggi Negri yang ada di Indonesia. Hal ini mengingatkan
saya waktu SMA yang bingung apa yang harus dilakukan setelah SMA,
Perguruan Tinggi Negri apa yang dipilih, Jurusan apa yang diambil. Mungkin
anak – anak kelas 12 SMA Yaadika sama merasakan apa saya rasakan waktu
saya SMA dulu. Kompetensi yang non-akademis yang saya miliki saya bisa
sedikit memasak untuk ke 18 orang anggota dan bersih- bersih dan bisa
diajak kerjasama disetiap kegiatan.
Setiap kelompok Kuliah kerja Nyata mempunyai Proyek kerja yang
akan dijalani agar relevan dengan proyek kerja yang dipilih dengan desa
maka saya dan teman- teman melakukan survey25 lokasi Desa Cengklong,
pertama kali sampai diDesa Cengklong kami menemui kepala desa Cengklog
yaitu Bapak Pinan, S.H untuk memperkernalkan diri sekaligus meminta izin
untuk tinggal selama dan menjalankan proker kerja selama sebulan. Setelah
itu kami melanjutkan berkeliling desa untuk mengenal desa dan masalah apa
saja yang dihadapi didesa yang akan menajadi dasar proyek kerja yang akan
dilakukan saya dan teman – teman selama sebulan di Desa Cengklong. Dari
23 Pintar, kreatif dan inovatif 24 Ibid 25 Ketempat lokasi atau melihat lokasi
181
hasil survey26 yang dilakukan kami membagi proyek kerja kurang lebih ada
16 proyek kerja yang akan dilakukan selama sebulan dari berbagai bidang
seperti lingkungan , sosial, kesehatan dan lainnya.
2. Perbedaan yang Membuat Kenangan
Kelompok kuliah kerja Nyata 109 SOCREATIVE terdiri dari 18 orang
anggota yaitu Rahmad Dwi Robiansah adalah ketua kelompok kami dia itu
orangnya cukup bisa diandalkan sebagai ketua hanya saja terkadang ada
membuat kesalahan penyampaian infomasi yang dia dapat dan dibagikan ke
kelompok Kuliah Kerja Nyata sehingga terkadang dia membuat selalu kami
kesal, tetapi ketua kelompok saya dalam kesetiap anggotanya baik dan selalu
memperhatiankan anggotanya. Kelompok Kuliah Kerja Nyata saya
mempunyai 2 seketaris yaitu Hanna dan Fikis mereka sangat totalitas sekali
dalam melaksanakan tugasnya dan mereka pula menjadi jembatan yang
menghubungkan kami dengan jajaran pengurus yang ada di Desa Cengklong,
menurut saya mereka bedua mempunyai kompetasi yang baik dalam
berkomunikasi, hal ini yang membuat saya belajar dari mereka bedua. Tetapi
keseharian Hanna dan Fikis memiliki karakter yang berbeda- beda, menurut
saya Hanna itu baik dan selalu memperhatikan setiap orang yang ada
dikelompok dan Hanna juga pintar memasak untuk semua anggota
kelompok tetapi dia jarang memakan masakan yang dia buat. Makanan yang
Hanna suka adalah mie yang tidak jarang setiap hari saya melihat Hanna
selalu masak dan makan mie. Fikis itu orangnya mudah diajak bekerjasama
dan semua orang khawatir jika Fikis masuk kedapur, dia juga sering
mencoba membuat makanan yang belum pernah ia masak dengan bahan
masakan yang seadanya. Teman – teman menjuluki masakan Fikis dengan
makanan serba tepung, karena semua bahan apapun yang Fikis masak pasti
selalu memakai tepung kedalam bahan makanannya. Tetapi secara
keseluruhan Hanna dan Fikis orangnya baik.
Selajutnya yaitu Isna, Isna paling banyak mendapatkan julukan seperti
ibu konsum, utet dan panggilan lainnya. Dia selalu mempersiapkan segala
kebutukan konsumsi di kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan menurut
saya dia selalu sabar dan paling mudah mengalah dan semuanya dia kerjakan
padahal bukan tugasnya misalnya ada seseorang yang piket tetapi belum
piket kemudian dia bilang ke orang itu untuk melakukan tugasnya itu tetapi
26 Ibid
182. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
orang itu belum mengerjakan kemudian Isna langsung menggantikan tugas
tersebut. Isna juga mempunyai ciri khas yaitu nada bicara yang berbeda yang
bisa membuat semua orang ketawa dengan nada bicaranya karena dia berasal
dari medan dan tidak jarang dia mengajari saya dan teman –teman bahasa
Medan. Kata yang paling sering terdengar jika pagi hari dan menjelang sore
kemalam adalah “Weh… kalo boleh kalian tau aku lapar nih” hal ini membuat
teman- teman terkadang tertawa. Selanjutnya yaitu zulfa, panggilan yang
paling sering didengar untuk Zulfa yaitu umii bukan karena dia keibu –
ibuan tetapi karena dia paling baik diantara saya dan teman- teman dalam
hal mengaji. Menurut saya jika Zulfa, Isna dan Putri jika di buat kelompok
lawak mereka bertigalah yang membuat suasa menjadi enak dan terhibur
setelah rapat sehingga membuat saya dan teman – teman lupa waktu kalau
hari mulai malam. Zulfa memiliki hobi yaitu menyanyi menurut saya suara
nyanyian yang sering dianyanyikan bagus merdu apalagi kalau zulfa mengaji,
jika ada acara tertentu pastinya dia selalu menjadi pembaca alquan dalam
acara. Kata yang membuat ciri khas dari Zulfa yaitu “After you”.27kata ini
biasanya ia sering ucapkan pada antrian jika ingin mandi karena di kelompok
Kuliah Kerja Nyata kami membuat aturan jika mau mandi saya dan teman-
teman membuat urutan yang memakai kamar mandi dan apabila ada
seseorang yang menyelang dari antre maka hukumannya yaitu di arak tetapi
hukuman ini hanya sebagai menakut- nakuti tetapi tidak benar terjadi.
Banyak julukan yang didapatkan oleh teman – teman kelompok Kuliah
Kerja Nyata seperti Abi, Abi merupakan julukan untuk Solah karena Solah
merupakan bedahara kelompok kami apabila saya dan teman – teman
membutuhkan dana untuk memasak saya dan teman saya meminta dengan
abi atau Solah tak hanya itu menurut saya dia juga orang yang paling rajin
dalam ibadahnya makanya saya memanggil Solah dengan Abi. Julukan
berikutnya penjaga rumah yaitu Hilman dan Siril mereka berdualah yang
menjaga rumah jika kami semua pergi untuk menjalankan kegiatan projek
kerja. Si hobi makan tetapi badan kurus itu julukan untuk Babay karena
hampir setiap harinya saya melihat ia makan kemudian ada orang makan ikut
bergabung jika ada salah satu teman kelompok makan pasti ada Babay di
setiap teman –teman yang sedang makan tetapi yang membuat saya bingung
dia banyak makan tetapi tidak membuat badannya Babay gemuk seperti
kebanyakan orang yang bayak makan badan makin melebar. Julukan
27 Setelah kamu
183
berikutnya yaitu si putri tidur, putri tidur merupakan julukan untuk Tara
karena jika kami tidak ada projek kerja dia hanya tidur seharian bangun
hanya untuk solat dan makan tetapi Tara juga paling dekat dengan anak -
anak Desa Cengklong terlebih yang dekat dengan tempat tinggal yang saya
dan tema- teman tinggali. Berikutnya yaitu si pendiam dan tak banyak
berbicara merupakan julukan untuk Bani. Julukan berikutnya om panorama
itu alah julukan untuk Fajar, julukan itu ddikarenaka Fajarmempunyai
kemampuan dalam fotografinya sehingga dia menjadi dokumentasi di
kelompok Kuliah Kerja Nyata kelompok kami hasil foto yang diambil oleh
fajar luman bagus sehingga acara apapun fajar selalu ikut dengan saya dan
teman –teman untuk mengambil gambar.
Banyak kejadian yang terjadi selama sebulan Kuliah Kerja Nyata di Desa
Cengklong yang bisa saya ambil dan menjadi pempelajaran bagi saya
contohnya pas kejadian mati lampu di Desa Cengklong hampir selama dua
hari yang membuat saya dan teman – teman saya kesal bahwa selama dua
hari itu saya dan teman- teman harus mencari air keluar desa untuk
menumpang mandi akhirnya saya dan teman- teman saya menumpang mandi
di sebuah masjid disebelah desa, karena kekurangan kendaraan saya dan
teman-teman harus bergantian untuk pergi ke masjid. Tetapi ada saja yang
membuat konflik karena ada sesesorang diantara kelompok yang tidak mau
bergantian dengan teman yang lainnya untuk pergi ke masjid disini saya
belajar bahwa saya harus memperhatikan/ memikirkan orang lain sehingga
saya tidak egois dan memikirkan perasaan orang lain apakah tingkah laku
kita menyingung perasaan orang lain karena kita hidup bersama. Karena
dimasjid hanya bisa untuk mandi sedangkan pakaiann saya dan teman-
teman sudah banyak yang kotor dan tidak banyak baju yang bisa dipakai
akhirnya saya dan teman- teman memutuskan untuk mencari air untuk
mencuci baju atas saran dan izin pak Ustadz Haeruddin saya dan teman –
teman saya bisa mencuci baju di sumur milik pak ustad Khoirudin. Menurut
saya sumurnya cukup tua dan sangatlah dalam kemudian tidak ada
pembatas dipinggir sumur karena tidak ada pakaian lagi maka saya harus
berani untuk mencuci di sumur tua itu. Hal ini merupakan pengalaman
pertama saya untuk mencuci baju di sumur tua yang harus menimba terlebih
dahulu jika mau mengambil air, ternyata cukup seru mencuci baju bersama
teman –teman dan menimba bersama –sama. Tidak hanya itu banyak kisah
yang lainnya terjadi di Kuliah Kerja Nyata (KKN) selama sebulan ini di Desa
Cengklong. Itulah salah satu kisah yang membuat saya selalu ingat dan
184. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
menjadi kenangan bagi saya yang menjadi cerita yang saya bagikan dengan
teman kelas kuliah saya.
3. Beribu Keragaman yang Mewarnai Desa Cengklong
Pertama kali saya datang ke Desa Cengklong ini membuat saya
kagum terhadap Desa Cengklong karena di Desa Cengklong banyak
keberagaman yang dimiliki di Desa Cengklong seperti agama yang beragam
di dalam satu desa tidak hanya satu agama saja tetapi banyak agama tetapi
semua warga di Desa Cengklong hidup berdampingan dan rukun dan
toleransi agama yang cukup tinggi di dalam Desa Cengklong. Contohnya di
Desa Cengklong terdapat warganya yang etnis China yang mempunyai
pertenakan babi tetapi tidak ada warga yang melarang atau marah beberapa
warga yang memelihara babi. Awalnya saya juga terkejut melihat babi yang
bebas berkeliaran tetapi lama- kelamaan saya dan teman – teman terbiasa
dengan kehadiran babi yang berkeliaran secara bebas, dan Desa Cengklong
juga terdapat beragama suku yang ada didesa. Menurut saya Desa Cengklong
ini sudah lumayan seperti perkotaan dimana semua yang saya dan teman –
teman butuhkan mudah didapatkan tidak seperti yang desa yang saya
bayangkan yang apa saja yang saya dan teman- teman butuhkan sulit untuk
menemukan.
Sumber daya yang terdapat di Desa Cengklong ini menurut saya
kurang atau membutuhkan sumber daya manusia yang dapat membangun
Desa Cengklong yang lebih baik. Terutama sumber daya manusia yang ada
di sekolah yang ada di Desa Cengklong, karena saya dan teman- teman
memiliki waktu luang saya dan teman – teman memutuskan untuk datang
dan membantu kegiatan yang ada di Sekolah Dasar Negeri Cengklong III
waktu itu saya dan teman – teman membantu kegiatan yang ada di sekolah
SDN Cengklong III, tiba saya disana yang langsung ke ruang guru ternyata
saya dan teman- teman hanya melihat beberapa guru saja dan menurut saya,
di SDN Cengklong III ini kekurangan atau membutuhkan tenaga pengajar
karena saya melihat ada beberapa guru yang mengajar di dua kelas yang
berbeda secara bersamaan. Hal ini membuat sedih melihat keadaan SDN
Cengklong III ini dan fasilitas SDN Cengklong III juga kurang memadai
contohnya seperti di kelas 6 terdapat 50 lebih siswa dan siswi yang terdapat
di dalam satu kelas yang membuat siswa dan siswi duduk bertiga dalam satu
meja yang menurut saya kurang nyaman untuk belajar sehingga menurut
185
saya SDN Cengklong III ini membutuhkan kelas dan guru yang mengajar di
Sekolah Dasar Negeri Cengklong III.
Menjalankan suatu projek kerja di Desa Cengklong itu mudah dan
sedikit sulit terutama dalam hal mengumpulkan Warga Desa Cengklong
untuk berpartisipasi dalam acara atau program – program kegiatan
kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) seperti salah satunya saya dan teman-
teman buat seperti senam pagi yang di hari minggu untuk ibu –ibu dan
pelatihan sablon untuk remaja Desa Cengklong. Senam pagi untuk ibu ibu
yang dilaksanakan pada hari minggu yang menurut saya merupakan hari
libur bagi orang tetapi tidak berlaku untuk beberapa orang yang ada di desa
sehingga yang menghadiri senam ibu –ibu hanya di hadiri beberapa orang
yang tak lebih dari 10 orang hal ini membuat saya sedikit kecewa padahal
saya dan teman- teman sebelumnya sudah melakukan sosialisasi beberapa
hari sebelum pelaksanan senam pagi, tetapi untungnya adik – adik turut
berpartisipasi dalam acara sehingga senam pagi menjadi meriah dan tidak
membosankan. Tidak hanya senam pagi pelatihan sablon juga seperti itu
apalagi pelatihan sablon merupakan pengeluaran dana cukup besar dari
projek kerja yang lain padahal tujuan saya dan teman- teman baik yaitu
memberikan pelatihan bagi remaja Desa Cengklong karena menurut survey
yang saya dan teman – teman lakukan remaja Desa Cengklong ada beberapa
remaja yang hanya menongkrong dan memainkan permainan daring. Oleh
sebab itu kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) membuat projek kerja untuk
memberdayakan remaja terutama remaja di Desa Cengklong ini dari pada
hanya mengabiskan uang di rental dan menongkrong yang tidak jelas lebih
baik mengerjakan pekerjaan yang menghasilkan seperti sablon yang dapat
menambah kreatiftas remaja di Desa Cengklong tetapi pada waktu acara
akan dilaksanakan hanya anak – anak kecil yang datang ke acara kegiatan
pelatihan sablon hal ini membuat saya dan teman- teman sedikit kecewa.
Menurut saya dan teman –teman kurang interaksi dengan warga dan hanya
berfokus pada menjalankan projek yang saya dan teman- teman buat
sehingga membuat saya dan teman- teman kurang berkomunikasi dan
berinteraksi dengan warga di Desa Cengklong terutama di sekitar tempat
tinggal kelompok Kuliah Kerja Nyata dari hal in membuat saya belajar
bahwakomunikasi dan interaksi sangat perlu atau penting.
186. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
4. Harapan Socrative untuk Desa Cengklong
Setelah sebulan saya tinggal di Desa Cengklong banyak harapan dari
saya dan teman – teman untuk Desa Cengklong ini terutama pendidikan
yang ada di Desa Cengklong ini masih teradapat anak- anak yang harus putus
sekolah dikarenakan kekurangan biayalah yang menjadi faktor anak –anak
di Desa Cengklong harus putus sekolah dan seperti cerita sebelumnya
kekurangan tenaga pendidik disekolah juga membuat saya ingin membantu
pendidikan yang ada di Desa Cengklong. Menurut saya pendidikan
merupakan salah satu faktor penting dan menjadi dasar yang dapat
mengubah cara pandang anak- anak untuk berpikir lebih maju dan dapat
membuat suatu perubahan yang dapat membatu Desa Cengklong dapat
menjadi desa yang lebih baik dan berkembang.
Waktu terus berjalan tak terasa saya dan teman- teman harus
meninggalkan Desa Cengklong dan menjalani kehidupan seperti biasa
dengan kegiatan masing- masing. Hal ini membuat sedih harus meninggal
teman- teman dan Desa Cengklong yang sudah banyak memberikan
pengalaman dan pembelajaran yang saya dapatkan di Desa Cengklong ini.
Terimakasih atas pembelajaran kehidupan yang saya terima dari semua
orang yang berkaitan dengan kegiatan pelaksanaan kuliah Kerja Nyata
(KKN ) ini yang membuat saya menjadi orang yang lebih baik. Saya dan
teman- teman sepakat jika kami memiliki waktu luang kami akan kembali
ke Desa Cengklong untuk melihat taman literasi yang kami buat dan nambah
buku- buku di taman literasi untuk menambah wawasan bacaan untuk
adik- adik dan tak lupa menjalin silaturahmi kepada Pak Ustadz Haeruddin
adik- adik dan serta jajaran pegurus Desa Cengklong yang telah membatu
saya dan teman- teman selama kegiatan Kuliah Kerja Nyata berlangsung.
Terimakasih semuanya.
187
M
Rumah
Oleh : M. Hilmanul Hukama'
1. Jendela
Laporan akhir KKN atau kata lainnya cerita panjang ini diwajibkan
bagi setiap pelaksana KKN sebagai bukti sekaligus buah tangan atas
aktifitas selama sebulan di daerah tertentu yang PPM telah tentukan.
Laporan ini, meski sedikit saya kerjakan sambil menggerutu, menurut saya
pribadi, tulisan semacam harus diwajibkan, terlebih dilestarikan. supaya
kami dan mereka yang terlibat di dalamnya mampu mengembalikan ingatan.
baik ingatan menyenangkan, menyakitkan, haru dan lainnya.
Begitu pentingnya fungsi mengingat memori sebagai pembelajaran
dan atau sekedar bahan perenungan agar kedepannya manusia dapat
memperbaiki kesalahan. Agar kedepannya dapat menjadi lebih baik.
Membahas soal memori, sesuai arti dalam KBBI ialah kesadaran akan
pengalaman masa lampau yang hidup kembali, dan salah satu cara untuk
melakukan aktifitas itu ialah dengan merangsangnya melalui media berupa
tanda, maupun benda sebagai konsep penghargaan dan penghormatan atas
waktu yang dengan mudah menghanyutkan ingatan manusia terus-menerus,
hingga ke hulu sungai dan membuatnya seakan hilang dan menjadi satu
dengan lautan memori yang terlupakan. Namun ingatan ini lagi-lagi dapat
terselamatkan, lestari, pun abadi. Daripada hal itu hanya dapat terjadi dan
dimuat kembali lewat media seperti dalam tiap-tiap karangan/laporan ini.
Kembali ke pembahasan, saya dan teman-teman mendapat tugas
memberdayakan salah satu desa di Tangerang. Bisa dibilang sangat dekat
dengan bandara Soekarno-Hatta. Namun yang cukup membuat saya miris
pada kunjungan pertama adalah tingkat kemiskinan yang cukup tinggi serta
pelayanan publik yang masih terbilang rendah. Selepas sibuk bersimpati dan
empati yang tak kunjung usai, saya dihadapkan dengan pemandangan yang
membuat kekhawatiran berlebih; Ucapan selamat atas suksesnya kegiatan
dan terlaksananya pemilihan kepala desa berbentuk spanduk terpampang
gagah kisaran 1X4 dengan latar warna oranye hitam di sebelah gang masuk
desa."Siapa yang tak tahu warna, simbol dan orang-orang berwajah garang
pada spanduk itu? Hampir semua tau, bahkan anak TK yang baru bisa
mengeja pun akan dengan jelas membacanya. 'Pemuda Pancasila'. Ya Tuhan,
jadi ini organisasi dominan yang kelak desanya akan kami berdayakan?
188. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Mungkin saya salah lihat, tapi bila benar maka mustahil orang-orang macam
mereka mau bekerja sama dengan anak bau kencur seperti kami. Tamat sudah.
tapi disatu sisi, saya merasa tidak enak hati karena terlalu menyesalkan
keberadaan organisasi tersebut.", dan saya pun berpikir lebih dalam lagi. "Ya,
setidaknya mereka bukan organisasi teroris, setidaknya mereka tetap ingin
anak cucunya berpendidikan dan memiliki masa depan cerah. Mari berfikir
begitu." Namun kelak saya akan sadar sepenuhnya.
Spekulasiku tak berhenti hanya di situ, mulai lah saya mengingat
latar belakang organisasi yang sengaja dibentuk untuk mendukung dan
menunjang pemerintah orde barupun gerakan mereka sebagai pasukan sipil
khusus chaos atau salah satunya sebagai pengacau barisan mahasiswa dari
dalam saat berunjuk rasa. Organisasi itu pun menerima perintah langsung
dari kaki-tangan Soeharto. Bahkan, sepengetahuan saya organisasi itu juga
notabane beranggotakan preman atau gengster politik semi-resmi yang
terlibat dalam kudeta Soeharto pada tahun 1965. Tapi lagi-lagi itu hanya
pemikiran kacauku belaka. Dulu mungkin mereka begitu, namun selepas
Soeharto turun takhta, mungkin beda lagi. Ya, lebih baik berpikir begitu.
Namun akan ada masa di mana saya mengenal salah satunya, bahkan akrab
dengannya dan mendapatkan pengalaman 'emas' juga darinya. pengalaman
berharga itu hanya terjadi di sini pada kesempatan ini, di Desa Cengklong
terunik ini.
Survey kami berlanjut dan kami disuguhkan pemandangan yang mirip
dalam film Alangkah Lucunya (Negeri Ini) karya Musfar Yasin. Di mana
manusia di dalamnya dihadapkan pada kenyataan bahwa tiap hal akan selalu
sulit dan hanya akan memilih putus asa, di mana hanya ada jalan pintas dan
dengan terpaksa memalingkan wajah lalu menjauh, seakan tak pernah
menyaksikan jenis kemelaratan apapun, dan di sini pula, saya akan mulai
menjadi bagian dari kelucuan negeri ini seperti di dalam filmpun saya
berharap dapat menjadi 'Muluk' yang mampu membawa sedikit harapan
bagi pikiran, mental dan masa depan bagi orang lain. Lalu kisah ini berlanjut
dengan dikenalkannya saya oleh seorang pemuda, "Man, Kenalin nih
namanya bang Iwan."
Bang Iwan adalah salah satu pemuda yang paling saya kenal dekat di
sini. Memakai topi khas berwarna pink yang selalu ia kenakan--cukup unik
memang, tapi itu akan aneh bila orang lain yg menggunakannya. Sebab saya
sendiri pernah mencoba dan tampak sangat aneh. Beda bentuk beda pula
tutupnya, saya kira cocok menjadi gambaran kejadian saat itu. "Jimat
189
keberuntungan," kata bang Iwan sambil memegang ujung kanan topi sambil
tersenyum jenaka. Menurut saya pun topi itu entah dengan sendirinya
menyesuaikan diri dan pas dengan kepribadian bang Iwan yang halus,
eksentrik dan terbuka. Bang Iwan sendiri berperawakan tidak terlalu tinggi,
badannya berisi, tangannya lebar, kulitnya cokelat dengan rahang yang lebar,
pertanda sekali ia menganut prinsip tertentu, maka ia akan terus membawa
prinsip itu hingga liang lahat. Saya kagum pada orang semacam itu. Tapi
tahukah kalian prinsip apa yang paling mempengaruhi Bang Iwan?
Prinsip yang merupakan hadiah perpisahan dari orang terdekatnya
dan sering ia ingatkan padaku. Bunyinya begini, "Kita harus selalu bantu
orang man," suatu malam Bang Iwan tambahkan disela-sela ceritanya.
Tampak sangat sederHanna. Membantu apa yang masih dalam batasan.
"Saya bisa lakukan itu Bang" bisikku, sengaja agar Bang Iwan tak mendengar.
Namun kata 'membantu' menjadi tak sesederHanna itu saat saya renungkan
kembali. Prinsip itu pun memiliki sejarahnya sendiri dan pesan itu acap
dikatakan ketika almarhum Ayah Bang Iwan masih sehat, ketika itu pun Bang
Iwan masih sangat muda. Ayahanya yang meski dalam keterbatasan materi
tetap gemar membantu orang yang sedang kesulitan bagaimanapun caranya.
Sesulit apapun situasinya. Namun air madu dibalas air tuba, ketika aAyah
bang Iwan meninggal, orang-orang yang dulunya sering almarhum bantu
dalam sekejap menutup pintu ketika dibutuhkan pertolongannya. Oleh
karenanya Bang Iwan sering menghadiahkan kata-kata itu diakhir
percakapan kami agar saya tak menjadi salah satu dari orang-orang yang lupa
untuk membantu dan hanya mau dibantu.
Bang Iwan adalah pemuda selayaknya pemuda lumrahnya. Karena
sikapnya yang ramah dan mudah bergaul dengan orang-orang baru,
membuat saya tak menyangka bahwa bang Iwan termasuk dan terikat dalam
organisasi pemuda pancasila yang sempat saya singgung diawal. Ketika itu
saya mencoba bertanya dengan hati-hati agar tidak menyinggung
perasaannya dan ia balas menjawab dengan santai bahkan terlalu santai. Tak
ada rasa bangga pada aksen dan kalimatnya. Dia pun paham atas
kekhawatiran yang saya alami dan mulai menjelaskan dengan tenang bahwa
memang Pemuda Pancasila berisikan orang-orang beraliran keras, tapi
jangan disamaratakan--dan kata ini yang membuat saya sadar sekaligus
malu.
Lalu Bang Iwan melanjutkan disini, cara termudah untuk mendapat
pekerjaan adalah dengan masuk pemuda [ancasila. Memanfaatkan relasi
190. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
kerja milik teman seorganisasi dan atasan. Bang Iwan kembali
menambahkan, meskipun bisa dibilang keanggotaannya masih aktif dalam
Pemuda Pancasila, dia menyatakan tak bisa sepenuhnya mengikuti apa yang
diperintah atasannya dan atasannya pun menghormati keputusan yang dia
pilih, karena prioritas utama bagi Bang Iwan kini adalah ibunya.
Kebutuhan primer selalu menjadi masalah utama bagi Bang Iwan
setelah mulai berhenti dari kegiatan-kegiatan Pemuda Pancasila. Bahkan
kadang-kadang Bang Iwan bercerita bagaimana ia harus menopang beban
mencari kebutuhan keluarga selepas Ayahnya meninggal dan usianya masih
terbilang sangat muda. Waktu itu adik perempuan Bang Iwan juga masih
belum menikah dan yang paling membuat saya salut adalah ketika Bang
Iwan mulai bekerja seada-adanya. Bahkan sampai sekarang. Pekerjaan
apapun dengan upah seadanya Bang Iwan terima. Contohnya membantu
pembangunan mushola, angakat-angkat bahan warung orang tionghoa,
menjaga empang dan sebagainya. Lalu upah hasil kerjanya, sepenuhnya ia
berikan pada ibu dan adik perempuannya. "Urusan perut kita mah terkakhir,
pan Allah udah janji nyediain rejeki bagi hambanya. Kita mah percaya sama
yang begituan man, meski jarang solat." Sahutnya, disusul tawa lepas. Sekali
bang Iwan menyanggupi pekerjaannya, maka ia selesaikan dengan sebaik-
baiknya. Wal hasil Bang Iwan sangat disegani kalangan 'tua bangka'--
sebutan bagi orang sepuh di Cengklong. Bahkan suatu ketika, bang iwan
kerap ditawari agar bersedia bertamu, untuk sekedar beberapa obrolan
ringan seputar sepak bola dan berita yang sedang hangat juga segelas kopi
seduhan dan gorengan buatan istri si tua bangka. Sekonyong-konyong kisah
dari Bang Iwan, kadang sesekali orang-orang tua itu berebut jika bang Iwan
tak bertamu sesuai giliran, secara adil. Seketika terbesit dalam benakku
"Versi asli tokoh 'Pelukis' dalam novel Ziarah-nya Iwan Simatupang." Tak
hanya itu saja, bang Iwan juga sering mengingatkan kami tentang rawannya
daerah sekitar kontrakan. Kami pun sering mendapat nasehat dari warga
untuk selalu waspada karena barang-barang yang mudah hilang seperti hp,
motor bahkan baju kerap terjadi. Maka dari itu saya, Sirril dan robin sebagai
perwakilan kelompok kerap bergilir bergadang dan Bang Iwan sebagai
perwakilan dari desa berinisiatif bergadang juga demi keamanan kami,
"Rumah yang pagernya tinggi aja bisa kecolongan, apalagi kontrakan kalian
ini," katanya. Sebab hal ini, ikatan saling menjaga antara kami dan
masyarakat totokpun mulai terjalin dengan sendirinya. Menurut saya itu
191
adalah bukti tingginya kepercayaan Masyarakat sekitar pada kami dan saya
sangat bersyukur sebab telah mengenal orang-orang ini.
2. Ruang dan Tamu
"Perkenalkan, nama saya ....."
Ciputat sore itu lebih hangat dari biasanya. Sore yang setengah jam lalu
menghamburkan berbagai macam cerita angkuh nan kudus, bak sore yang
dengan segala keterbatasannya berusaha menampung sesak manusia, namun
anehnya tetap memiliki sisi jenaka. Sisi jenaka itu tergambar saat awan yang
bercumbu bias sesak matahari melahirkan goresan kuning ke mereh-
merahan berupa pemberitahuan bahwa mereka masih ingin duduk berdua,
bahwa mereka masih butuh pujian dari pendambanya. Namun perasaan haru
muncul saat mereka sadar, mereka tak bisa duduk abadi di atas sana. "Seperti
sore dalam cerpen Sepotong Senja untuk Pacarku milik Seno Gumira,"
pikirku sambil sesekali menengok jam.
Masa penuh haru itu tiba-tiba berubah seakan tirai panggung sengaja
diturunkan dan sore yang tadi hangat berganti peran dalam hitungan detik
menjadi sore yang lain. "Rahasia Pemilik panggung" gumamku. Awan hitam
bergumpal menutup bias matahari dengan segera, layaknya tentara yang
terlatih dalam mengatur barisan, ia dengan cepat dan dalam sekajap
menutupi langit-langit dengan kilatnya. Lalu hujan menunjukkan sosok
agunya di atas segalanya. Saat itu pula muncul sore yang dingin dan penuh
kegelisahan juga dentuman kilat yang memperkuat kesan suram, "Oke. Kini
giliran sore ala 'The Kreutzer Sonata' karya Leo Tolstoy," sembari tersenyum
kecut. Benar-benar pertunjukkan fantastis. Sebab terlalu kalut dalam 'teater'
alam waktu itu, nyaris membuat saya lupa pada janji untuk bertemu. Dengan
tergesa-gesa pakaian pelindung hujan saya kenakan agar sesampainya di kafe
tempat janji itu disepakati, saya tak terlalu kacau. Tak terlalu mencolok dan
masih dalam takaran enak dipandang.
Secara umum saya hendak mendatangi rapat kelompok KKN dan
bertemu teman yang baik terpaksa maupun atas kehendak sendiri harus
bekerja bersama, makan bersama, memecahakan masalah bersama dan saling
memahami kemaslahatan bersama selama sebulan. Oh terkecuali satu hal,
mandi bersama. Riuh angin yang datang, pergi, dan datang kembali membuat
ilusi seakan tak akan ada hangat malam itu. Dimulai dari hujan yang tak
kunjung redapun sedikitnya waktu untuk mulai saling mengenal membuat
saya sedikit gugup dalam perjalanan. Tapi sesampainya di tempat yang
192. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
dijanjikan, saya disajikan senyum hangat sedikit kaku satu sama lain namun
tak mengurangi kesan ramah. Pemandangan itu diperlengkap interior kafe
yang menabah kesan 'sangat hangat' sampai-sampai membuat saya tak sadar
bahwa diluar atap kafe, hujan dan dingin masih mengancam. Selepas kami
memesan minum, dimulailah perkenalan itu. Momen itu saya sengaja selingi
humor singkat agar hangat dapat lebih mudah melebur pada setiap dada
yang masih kaku dan malu.
Menariknya pertemuan saat itu adalah belajarnya saya mengenai
pentingnya afeksi alami--saling menerima. Kini giliranku memperkenalkan
nama secara sah kepada teman-teman baru, "Dan perkenalkan kembali, nama
saya Hilman" lalu disusul "Senang bertemu kalian semua," di dalam hati. Hal
terberat dan terjenuh bagi saya ialah masa pra-pelaksanaan. Disitu kami
disibukkan dengan rancangan acara, anggaran dana, tempat pelaksanaan,
tempat kami tinggal hingga keseharian apa yang akan kami jalani.
Menurutku pribadi, hal itu paling membosankan dan berat sebab kami harus
merancang sesuatu yang kedepannya masih benar-benar kabur dan sukar
digambarkan. Tantangannya, kami harus mulai mempersiapkan sesuatu
yang belum tentu esok kami butuhkan dan dimasa-masa sulit itu saya
mendapat teman yang mau diajak membagi dan berbagi keresahan. Dialah
ketua kelompok kami. Namanya Robin, dengan semangatnya yang sulit
padam, hampir tiap malam kami merancang seperti apakah kelompok kita
kedepannya. Kami biarkan imajinasi bekerja tak biasa pada malam-malam
itu. Mungkin kita akan jadi kelompok terbaik atau jadi kelompok tersantai.
Tetapi mungkin juga kita akan menjadi kelompok super ruwet dengan hal-
hal kecil.
Waktu itu juga, kami sempat mendengar kabar bahwa salah satu
kelompok KKN yang lain mulai bubar barisan sebab tiap orangnya mulai
mempertahankan egonya masing-masing. Meski sedikit khawatir, kami tak
akan kehabisan akal agar kelompok kami baik sekarang maupun yang akan
datang, perpecahan internal kelompok dapat dihindari. Kadang pak ketua--
sebutan akrab untuk Robin, memberitahu saya progres kerjanya yang
dicampur keresahannya sebab terpilih menjadi ketua, "Man, gue udah ajak
ngobrol satu persatu anak cowok dikelompok kita. Gue berusaha agar
gimana caranya kita tetep solid meski banyak kepala. Gue juga takut nanti
terlalu banyak nuntut. Makanya gue ga mau jadi ketua dari awal. Tapi ya
karena hasilnya begini, mau ga mau gue harus tetep ngehormatin keputusan
temen-temen." Dengan lonjakan emosi yang kadang gembira namun tiba-
193
tiba tak percaya diri, pak ketua malam itu menunjukkan bahwa kami
memang tidak salah pilih ketua.
Saya pun tak hanya ditemani pak ketua. Kadang sesekali Sirril ikut
nimbrung meski hanya sebentar dan teler selang beberapa teguk es teh. Tapi
bagian serunya ialah saat kami mulai berbagi kisah, baik di dalam kelas, di
luar kelas bahkan kisah pribadi masing-masing. Namun pastinya kami
selingi gurauan dan tambahan beberapa gelas kopi.
3. Ruang keluarga
Kesan terdalam bagi saya di sini adalah dari Ajat dan gengnya yang
tiap harinya super semangat dan penuh kepolosan. Saya pertama kali
bertemu dengan Ajat saat pulang jumatan minggu pertama. Waktu itu Robin
dan saya memilih jumatan di masjid terdekat sedangkan Solah, Fajar, Bani,
Fauzi, Sirril dan Babay memilih masjid yang lebih jauh. Pertemuan kami
dimulai ba'da sholat jumat. Kami menjumpai Ajat dan kawan-kawan yang
entah sudah jumatan lalu pulang duluan atau memang tak pergi jumatan
sedang bermain gasing kayu di depan rumah tak berpenghuni dan kami pun
mulai menanyakan nama dan mengajak main bersama sampai Robin
mengajak mereka semua bermain ke kontrakan. Meski jaraknya cukup jauh,
tapi semangat Ajat dan kawan-kawan tak surut, malah mereka bertambah
semangat karena punya teman baru. Kakak-kakak baru. Justru malah saat
itu semangat saya yang mulai luntur akibat nafas tersengal dan terik
matahari yang sangat membakar, juga panas aspal jalan setapak yang pasti
tak kalah panas. Tapi seketika saya sadar, Ajat dan kawan-kawan tak beralas
kaki. Dengan khawatir saya bertanya,
"Ajat, kenapa kamu sama yang lain ga pakai sendal?"
"Jih, kita mah kumpulan anak-anak petualang yang berani item kak," katanya
dengan bangga.
Saya pun menanggapi jawabannya yang mengejutkan dengan tawa
lepas. Benar-benar nostalgia melihat mereka bermain dan bercanda. Mereka
membawakan saya kenangan 'Hilman dan kawan-kawan' sebelas tahun lalu.
Masa dimana 'Hilman dan kawan-kawan' yang selalu menemukan cara
membuat permainan baru dan akan selalu ada yang baru hingga hari bahkan
bulan-bulan berikutnya. 'Hilman dan kawan-kawan' yang masih tak tertarik
dengan alat elektronik jenis apapun. 'Hilman dan kawan-kawan' yang
menangis bila pulang, beberapa kelereng favoritnya diambil gara-gara
kalahpun termasuk 'Hilman dan kawan-kawan' yang mengakhiri
194. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
petualangan penuh tantangannya dengan mandi dan bermain di sumber
mata air desa. Dulu masih sangat jernih. Tapi itu sebelas tahun lalu. Marilah,
simpan dulu kisah-kisah indah itu. Oh dan satu lagi. Kisah disambutnya
kami oleh teman-teman SMA Yadika yang dengan rajin meminta waktu kami
di luar kelas untuk sekedar berbagi pengalaman seputar kampus dan juga
nasihat jurusan yang hendak mereka pilih kelak. Benar-benar pengalaman
berkesan.
Selang beberapa hari setelah acara peresmian dan pembukaan
SOCRATIVE KKN 109, kami mulai melaksanakan kegiatan minor seperti
mengajar ngaji, mengenalkan diri pada masyarakat sekitar, observasi
lembaga pendidikan, membantu pembangunan mushola, senam pagi dan lain
sebagainya. Saat itu kendala terberat bagi kami adalah penyesuaian diri
karena berbedanya budaya dan kebiasaan. Termasuk bagi saya sekalipun,
masa-masa itu adalah yang tersulit karena berbedanya aksen juga gaya bicara
yang sangat cepat dan pelafalan kata unik.
Suatu ketika saya berbincang santai dengan Pak Edy selaku
penanggung jawab pembangunan mushola. Ketika saya menanyakan sejak
kapan mushola ini dibangun, maka tak butuh waktu lama Pak Edy
menjawab dengan kecepatan diluar kuasa pendengaran sayapun Pak Edy
akan menambahkan nama orang atau nama jalan yang tiba-tiba sehingga
membuat saya benar-benar kewalahan mengerti. Namun secepat
menjawabnya, secepat itu pula Pak Edy diam menunggu dan menyimak
pertanyaan saya selanjutnya.
Perlahan-lahan saya berusaha menyesuaikan diri. Salah satu jalannya
dengan cara menanyakan arti dari kata yang benar-benar asing saya dengar.
Seperti kata 'laga-laga' yang artinya kamu sedang dikerjai/dibohongi, tua
bangka--yang terkesan kasar, sebagai sebutan lumrah untuk orang tua, pesta
yang artinya hajatan/pernikahan juga penyebutan Aula Serba Guna di mana
kami banyak melakukan kegiatan di sana sebagai Rumah Kawin atau
penempatan letak gudang sebagai patokan lokasi. Dalam sepekan, kami
mulai mengerjakan kegiatan taman literasi. Bertempatkan sementara di
halaman depan kontrakan kami dengan sumbangan kayu dari warga. Saya
bilang sementara karena kami akan menempatkan taman literasi ini di
sebelah mushola dan waktu itu kami baru membersihkan puing-puing
pembangunan yang ada di sana. Kegiatan berlanjut, sanggar seni pelatihan
tari dan pencak silat. Pencak silat menjadi sanggar seni favorit bukan hanya
bagi geng Ajat, tapi geng Anis dan Jeni juga. Geng A'rop dan andi beda lagi.
195
Mereka sudah bisa dibilang cukup dewasa jadi hanya sesekali mereka
nimbrung ikut latihan.
Tak lama dari itu, kelompok kami dan kelompok KKN se kosambi
berangkat sowan ke Kecamatan. Disitulah kami mendapat permintaan agar
membantu melancarkan acara besar Bina Wilayah (BINWIL) yang
diselenggarakan kabupaten. Awalnya kami membantu sosialisasi kesehatan,
lalu disusul dengan membantu ibu-ibu PKK, berlanjut menata taman,
mendekorasi ulang tembok dan jalan desa. Setelah itu kami mulai beralih ke
acara sosialisasi cuci tangan di salah satu lembaga Taman Kanak-kanak dan
kegiatan lain terus bersusulan. Syukur saya panjatkan atas kelancaran dan
kemudahan yang kami dapatkan juga termasuk dianugerahinya kelompok
kami berbagai macam karakter yang membuat saya tak pernah jenuh.
4. Dapur
Karakter-karakter unik itu akan saya mulai ceritakan pada bagian ini
dan tentu dalam hal ini adalah bagian favorit saya. Saya akan mencoba
menyusunnya semenyenangkan mungkin untuk dibaca, agar teman-teman
dan saya sendiri, ketika kelak membaca ulang cerita panjang ini akan
terbimbing dengan sendirinya mengenang memori yang jauh tenggelam di
lautan ingatan. Agar lebih mudah, saya akan bagi menjadi 3 bagian cerita
yakni sebelum, sedang dan sesudah. Bersiaplah mesem-mesem sendiri wahai
pembaca budiman. Baiklah. Mari kita mulai.
Sebelum
Bagaimana kita tak aneh oleh gelagat seorang Bani yang dengan tiba-
tiba, di pertengahan bulan menjadi sangat pendiam dan lebih banyak
menghabiskan waktunya di dalam kamar. Tentu saja hal itu cukup membuat
kalian para perempuan panik sekaligus khawatir bukan? Benar, saya pun tak
menyangka Bani yang kita kenal sering menabur senyumnya, kadang ke kiri,
sering juga ke kanan, bahkan kadang ke antonio dalam sekejap berubah
menjadi sedingin es dalam kulkas ibu Agus. Tapi untungnya masa diamnya
Bani tak beringsut lama. Perlahan bani mulai beraktifitas seperti biasa,
bahkan lebih aktif dari biasanya. Pada sesi ini, Bani mulai sering blak-blakan
bicara dan bertingkah, seperti kebiasaannya yang paling mencolok, yaitu
minta izin lewat dengan menjelaskan kalau dia sedang tak pakai celana
dalam. Bahkan suatu ketika saya sempat melihat Hanna yang sedang duduk
protes setelah Bani lewat di depannya dan Hanna dengan ketajaman yang
196. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
luar biasa dapat menebak Bani sedang tak pakai celana dalamnya lagi. Haha,
itu salah satu kejadian lucu yang saya ingin selalu ingat.
Apalagi ketika saya melihat masa-masa transisi dari waras 'menjadi
tidak terwaraskan' milik Putri dan Zulfa. 'Grup naik darah' yang
beranggotakan Eni dan Isna. Fauzi, penyeletuk handal yang tak kehabisan
kata. Sirril si pemilik alarm 'tertawa' yang sering bikin saya jantungan. 'Duo
pemburu jajanan' Intan dan Mutia. Gelombang protesan Babay yang penuh
hujatan namun mengundang kekehan. Fikis yang serba bingung ingin
melakukan apa. Fajar yang tiba-tiba mendapat pangkat 'om-om'. Robin yang
dengan mendengar cerita kegiatan kesehariannya saja sudah membuat saya
kelelahan. 'Abi' alias Solah, bendahara kami tercinta yang selalu dermawan
dipinjami uang. Farah yang tabah dengan panggilan 'Mia Khalifa'nya atau
Tara yang tiap pulang mengajar tak hanya membuat bertambahnya pahala
tapi juga berjamurnya penggemar yang ngefans padanya.
Sedang
Ujian tersulit bagi kami adalah ketika selama 3 hari penuh terjadi
pemadaman listrik. Kami menjalin hidup tanpa fungsi kamar mandi. Bahkan
sebagian dari kita menjadi bar-bar sebab tak tahan atau kebelet buang air kecil
sampai nekat membuangnya di kamar mandi dan membuat kamar mandi
kami lebih pesing dari kata pesing.
Karena hal itu juga putri, Isna dan Eni akhirnya terpaksa pulang dari
kenyamanan fasilitas listrik dan air masjid desa blimbing demi permintaan
egois--kata versi Isna, salah satu oknum yang memaksa mereka bertiga
segera pulang ke kontrakan. Di tengah perjalanan, mereka sempatkan
membeli beberapa bungkus nasi padang dan berbaik hati menawarkan
seandainya ada yang ingin titip makan. Singkat cerita sesampainya mereka
di kontrakan, 'pasukan bangun tidur'--saat itu bani dan Babay, dengan gesit
membuka semua bungkus nasi padang yang ada dan saat itu mereka tampak
seperti mencari mutiara dalam tumpukkan nasi padang dan terjadilah maka
terjadi. Putri pun menangis sambil tertawa.
"Gue kesel pengen nangis, tapi bingung kenapa gue nangisnya sambil
ketawa," dan Babay sambil tertawa dan meminta maaf, berusaha
menenangkan Putri. Kami yang melihat kejadian itu hanya tertawa
terkekeh-kekeh. Apalagi melihat sikap Bani yang seakan tak melakukan
kesalahan apapun dan stay cool. Haha.
Sesudah menjelang akhir bulan pelaksanaan KKN ini, banyak dari
mereka, kaum-kamu 'berani kentut' bermunculan. Saya rasa populasinya
197
berawal dari segelintir anak laki-laki saja. Namun kini berkembang menjadi
dua kali lipat dan menjadi populasi tertinggi. "Bukti bahwa mereka nyaman,"
imbuhku sambil tersenyum. Berupa sebuah kelegaan bagi mereka yang asal
buang kentut sembarangan. Sebab kami mendapat bagian tak enaknya.
Mereka lega, kami tersiksa. Melihat kelegaan mereka membuat saya iri, maka
dari itu saya pun berusaha, mencoba dengan sekuat tenaga kentut di depan
mereka. Namun hasilnya nihil. Saya tak bisa. Tapi saya bangga menjadi
bagian dari mereka. Menjadi bagian dari setiap kegilaan yang ada.
Begitulah kisah sebagian kecil dari sebagian lain yang ingin saya
sampaikan pun ingin saya abadikan. Terimakasih teman-teman sebab mau
menerima seekor Hilman yang hanya bisa merepotkan kalian. Toh lagi pula,
membuat kalian kerepotan adalah satu-satunya keahlian saya. Haha.
Sekali lagi terimakasih teman. Semoga kenangan selalu menjaga
hubungan kita sekalian. Salam berpisah dari relung batin saya yang terdalam.
salam perpisahan. Mari mulai mengenang!
Cengklong, 21 Agustus 2019.
198. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
N
Sejuta Pengalaman Dibalik Debu yang Beterbangan
Oleh: Isna Asriyah Siregar
1. Bayangan Tentang KKN
Kuliah Kerja Nyata atau sering disingkat dengan KKN. Pertama kali
dengar KKN yaitu dari setahun yang lalu, karna Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan ikut KKN dari setahun yang lalu, dalam artian ini kali kedua
Tarbiyah berabung ikut kegiatan Kuliah Kerja Nyata. Yang saya ketahui
KKN adalah kegiatan pengabdikan diri kepada Masyarakat,
mengaplikasikan semua yang sudah kita pelajari selama ini ke dunia
Masyarakat dimana sekelompok mahasiswa ditempatkan disatu daerah dan
berbaur dengan Masyarakat dalam jangka waktu yang ditentukan.
Kuliah Kerja Nyata adalah perwujudan pengabdian mahasiswa
kepada Masyarakat yang sesungguhnya, karna selama ini mahasiswa hanya
belajar secara teoriritis saja di KKN lah semua mahasiswa bisa
mengaplikasikan yang sudah dipelajari selama ini, dan KKN juga salah satu
perwujudan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi poin ke-tiga yang berbunyi
pengabdian kepada masyarakat.
Sebelum saya terjun langsung ke masyarakat dan mengikuti Kuliah
Kerja Nyata saya mencari terlebih dahulu KKN itu gimana, apa saja yang
boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan selama KKN, tips agar KKN
berjalan lancar. Agak berlebihan memang tapi menurut saya itu perlu
diketahui agar ketika sedang KKN sudah tidak kaget berbaur dengan
Masyarakat yang belum pernah kita kunjungi sebelumnya. Dari informasi
yang saya dapatkan dari kakak tingkat mengenai KKN yang pertama
mengenai masalah lokasi KKN. Ada dua daerah yang menjadi lokasi KKN
yaitu daerah Tangerang dan Bogor, kalo kebagian daerah tangerang kata
mereka siap-siap merasakan cuaca panas, banyak debu, air asin, susah
kemana-mana sebgaian tempat hal mistis masih berlaku dan daerah
tangerang gada tempat yang cocok dijadikan tempat liburan sekedar
menyegarkan pikiran, dan kalau kebagian daerah Bogor yang pastinya
cuacanya jauh lebih sejuk dari daerah Tangerang tapi di Bogor juga ada yang
susah air, hal mistisnya masih kental tapi enaknya jika di Bogor banyak
wisata alam yang dapat dikunjungi untuk sekedar menyegarkan pikiran.
Dari cerita kakak tingkat tersebut hal pertama yang melintas dipikiranku
199
adalah daerah Tangerang ga enak dan berharap semoga pas KKN tidak
kebagian di daerah tersebut.
Sampailah pada tahap pendaftaran, pada pilihan pertma saya
memilih KKN Reguler yang wajib dipilih oleh setiap mahasiswa dan pilihan
kedua KKN kebangsaan dengan harapah ditempatkan didaerah Sumatera
Utara berhubung karena saya berasal dari sana juga. Namun berhubung
karena persyaratan untuk mengkuti KKN Kebangsaan dan waktu itu
bertapatan dengan UAS jadi saya batalkan untuk mengikuti KKN
Kebangsaan dan fokus ke KKN reguler.tidak lama setelah itu keluarlah
pembagian kelompok dari PPM dan saya dapat dikelompok 109. Bayangan
penempatan daerah mulai terbayang-bayang antara Bogor atau tangerang
namun berdasarkan tahun lalu kelompok 1-100 di Bogor dan 101-habis akan
ditempatkan di tangerang. Semangat saya untuk mengikuti KKN langsung
surut, bayangan tentang negatif daerah tangerang langsung muncul di benak
saya, dan semangat saya tambah surut ketika itu berlaku juga untuk tahun
ini, semangat saya untuk KKN bener-bener surut ketika penempatan daerah
sudah si tetapkan oleh PPM . kita cukupkan dulu masalah penempatan,
sekarang fokus ke anggota kelompok dulu. Setelah itu saya dan anggota
sekelompok melaksanakan kumpul anggota kelompok, dari kumpul perdana
tersebut saya simpulkan bahwa teman kelompok saya baik-baik dan seru-
seru dan hal itu terbukti di setiap pertemuan kita sebelum KKN dan pas
KKN, rasanya gada habis-habisnya keseruan bersama mereka. Bersyukur
banget dapat kelompok yang seru seperti mereka. Sebulan tinggal bersama
mereka udah seperti sama saudara kandung sendiri, dan itu membuat KKN
saya sangat sangat berkesan sekali, dan bayangan buruk saya tentang
Tangerang juga salah, Tangerang tidak seburuk yang saya pikirkan,
walaupun yang disampaikan oleh kakak tingkat mengenai Tangerang itu
benar semua tapi tidak terlalu buruk seperti bayangan saya sebelumnya.
Bayangan buruk itu tertutupi oleh keseruan yang diciptakan dari kelompok
saya, dan ternyata masyarakan disana juga sangat menerima kami dengan
tangan terbuka. Hari-hari selama satu bulan benar-benar sangat berkesan,
rasanya waktu satu bulan terlalu cepat berlalu dan terlalu singkat dirasakan.
2. Cerita Tentang “Keluarga” Baruku
Manusia adalah makhluk sosial dan tidak bisa hidup sendiri. Kalimat
itu pasti dimiliki oleh manusia termasuk saya dan teman-teman saya.
“keluarga” merupakan kata yang cocok aku nobatkan kepada mereka.
200. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Terdengar lebay memang tapi itu yang aku rasakan mulai dari awal
pertemuan dengan mereka. Mereka kadanng bisa jadi teman, kadang bisa
jadi sahabat bahkan kadang bisa jadi saudara yang melindungi satu sama
lain. “SOCRATIVE” adalah nama keluarga kami yang didalamnya di isi
berbagai macam karakter dan sifat yang saling melengkapi satu sama lain.
Berikut saya akan memaparkan saudara-saudara saya di keluarga
SOCRATIVE ini.
Yang pertama adalah Rachmad Dwi Robiansah yang sering dipanggil
dengan robin dari Fakultas Syariah dan Hukum disocrative dia menjabat
sebagai ketua, robin adalah pribadi yang sangat dewasa dan ternyata dia
memang yang paling dewasa diantara kami semua, tapi dia tidak hanya
dewasa dalam segi usia dia juga dewasa dari sifat dan perilaku. Dia orang
yang jago dalam masalah lapangan terlihat dari jam terbang dia di lapangan
cukup banyak
Yang kedua adalah Hanna Mahaerani Purnomo Putri yang sering
dipanggil dengan hanna dari Fakultas Sains dan Teknologi jurusan Sistem
Informasi di socrative dia menjabat sebagai sekretaris , Hanna merupakan
orang yang ceria, tidak bisa diam, si toa dikelompok, jago dibidang teknologi,
dan merupakan partner masakku selama KKN.
Yang ketiga adalah Fikis Silmi Faiza yang sering dipanggil dengan
fikis dari jurusan Pendidikan bahasa dan Sastra Indonesia disocrative dia
menjadi sekretaris partner dari Hanna. Fikis adalah orang yang jago dalam
bidang sastra, cocok dengan jurusan dia. Si bocah ceroboh dan teledor yang
pernah saya temuin namun dia orang yang ceria dan ramah walaupun kadang
dia tidak bisa mengontrol mood nya dia.
Yang keempat adalah Solahuddin yang biasa dipanggil Solah dari
Jurusan Dirasat Islamiah disocrative dia dipercaya menjadi bendahara. Solah
adalah orang yang agamis, anaknya seru dan menjadi teman saya setiap kali
ingin ke ATM.
Yang kelima adalah Intan Dwi Cahyani yang biasa dipanggil Intan
dari jurusan Pendidikan Biologi, disocrative menjabat didivisi dekdok. Intan
merupakan orang yang pertama saya kenal dikelompok si manusia tukang
jajan tapi orangnya seru dan baik.
Yang keenam adalah Ikhwan Fajar Ramadhan yang biasa dipanggil
Fajar dari jurusan Tarjamah, disocrative menjabat di divisi dekdok. Fajar
merupakan orang yang ahli dalam bidang fotografer ditandai dengan
201
bergabung dengan salah satu UKM kampus dibidang fotografer, anaknya
seru dan juga pemasok utama foto-foto dengan hasil yang bagus di socrative.
Yang ketujuh adalah Mutia Ramadhayanti yang biasa dipanggil
Mutia dari jurusan ilmu perpustakaan, di socrative menjabat di divisi acara.
Mutia orang seru dan orang yang hobby jajan dan makan namun seringkali
mengeluh masalah berat badan.
Yang kedelapan adalah Putri Islamiati yang sering dipanggil dengan
Putri dari jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, di socrative
menjabat di divisi acara. Si manusia tidak bisa diam, selalu ada hal lucu yang
dia punya, si toa disocrative setelah hanna, berjiwa seni, pelatih nari terbaik
dan tersabar, dan merupakan Partner mandi dan kemana-mana selama
sebulan di tempat KKN.
Yang kesembilan adalah Zulfa Amelia Solihah yang biasa dipanggil
Zulfa dari jurusan Hukum Ekonomi Syariah, disocrative menjabat didivisi
acara. Zulfa si manusia jago nyanyi dan pemilik suara merdu, si manusia
receh tidak bisa diam dan merupakan alarm terbaikku di KKN.
Yang kesepuluh adalah Achmad Fauzi Hakiki yang biasa dipanggil
Fauzi dari jurusan Biologi, di ocrative menjabat di divisi acara. Fauzi so hobby
nyanyi dan jago banget main gitarnya, cowok paling cerewet suka bikin
orang kesel, suka menguju kesabaran orang lain tapi baik dan seru.
Yang kesebelas adalah Tara Nur Tsania yang biasa sipanggil Tara dari
jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam., disocrative menjabat didivisi
Humas. Tara si manusia baik, ramah keturunan arab, dikelompok dijuluki si
putri tidur karna dia sering tidur.
Keduabelas adalah Muhamad Babay Muztaba yang biasa dipanggil
Babay dari jurusan Ilmu Hadis, disocrative menjabat didivisi Humas, yang
awalnya dikira manusia pendiam ternayat si manusia receh dan brisik, si
tukang makan, dimana ada makanan disitu ada Babay, sering kali menjadi
partner makanku selama KKN.
Ketigabelas adalah Albanani Amirullah yang biasa dipanggil Bani
dari jurusan Perbankan Syariah, disocrative menjabat didivisi peralatan. Bani
si manusia rajin, selain rajin dikelompok juga rajin menonton drama Korea,
dan sangat paham tentang dunia saham.
Keempat belas Eni Sutrieni yang biasa dipanggil dengan Eni dari
jurusan manajemen, disocrative menjabat didivisi peralatan. Eni sering kali
dibilang galak tapi dia juga ramah dan suka tertawa, awalnya dikira pendiam
lama kelamaan dia juga receh di kelompok
202. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Kelimabelas adalah M.Hilmanul Hukama yang biasa dipanggil Bang
Hilman dari jurusan Hubungan Internasional, diseocrative dia menjadi
partner saya di divisi konsumsi. Bang Hilman orang yang penyabar, suka
memberi nasihat, bijaksana, dan yang begadang tiap malam selama sebulan
demi menjaga kami sekelompok.
Keenambelas adalah Farah Suraih Muchtar yang biasa dipanggil
Farah dari jurusan Fisika, disocrative menjabat didivisi K3. Farah awalnya
pendiam dikelompok tetapi lama kelamaan berubah menjadi manusia receh,
orang yang sering mengingatkan saya untuk tidak jajan sembarangan, alarm
terbaik saya selama KKN setelah Zulfa.
Terakhir dan ketujuhbelas adalah Muhammad Sirril Asrol yang biasa
dipanggil Siril dari jurusan menejemen Pendidikan, disocrative menjabat
didivisi K3 Awal pertama ketemu Siril saya mengira dia orang yang galak dan
gabisa diajak bercanda ternyata dugaan saya salah, dia orang yang ramah,
banyak ngomong, receh dan humoris, sering menebarkan hal lucu
dikelompok dan merupakan laki-laki yang sering kebersihan di posko KKN.
Itulah penilaianku tentang “Keluarga” ku di KKN ini, dari mereka
aku sangat belajar banyak. Sangat banyak hal baru yang belum aku ketahui
sebelumnya aku dapatkan dari mereka. Banyak kisah yang gada habis-
habisnya tercipta dikelompok ini. Setiap hari selalu ada hal-hal baru tercipta
disini. Rasanya waktu satu bulan sangat amat singkat terasa.
3. Cengklong dan Keindahannya
”Cengklong” pertama kali tau dapat daerah ini langsung nanya ke
kaka tingkat apakah ada yang tahun lalu dapat daerah ini juga, dan ternyata
ada dan yang pertama kali dia kasih tahu tentang Cengklong adalah banyak
babi yang berkeliaran. Bayangan tentang buruknya daerah Tangerang dan
ditambah dengan banyaknya babi yang berkeliaran langsung mematahkan
antusias untuk KKN. Desa Cengklong tereltak di Kecamatan Kosambi,
Kabupaten Tangerang,Banten. Desa Cengklong letaknya tidak jauh dari
lokasi bandara internasional Soekarno Hatta, dan menurut saya Cengklong
kurang cocok dinamakan desa karna sudah banyak industri disana dan kalau
mau kemana-mana juga tidak susah karna tidak begitu sulit untuk
menjangkau lokasi ini.
Pertama kali datang ke desa ini saya sangat merasa asing karna baru
pertama kalinya ke wilayah tangerang. Lokasi rumah yang kumuh dan padat,
banyak debu, panas, airnya payau dan asin, dan tentunya babi yang
203
berkeliaran. “sangat tidak nyaman” itu yang saya rasakan waktu pertama kali
kesini. Bahkan saya bertanya kepada diri sendiri apakah akan tahan selama
sebulan ditempat baru ini. Kondisi ekonomi didesa ini rata-rata menengah
ke bawah. Tingkat pendidikan didesa ini juga terbilang rendah, banyak
anak-anak yang putus sekolah dan rata-rata yang sekolah hanya sampai
tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan langsung bekerja di paprik yang
dimana Desa Cengklong dikelilingi oleh paprik-paprik.
“Tidak selamanya yang kamu anggap buruk akan berakhir dengan
buruk”. Kalimat itu yang aku rasakan setelah sebulan di desa ini. Cengklong
merupakan tempat yang damai dan rukun kenapa saya bisa mengatakan
seperti itu?, disini berbagai etnis suku mulai dari suku betawi, jawa, batak,
sunda bahkan Papua ada dan agama Islam, Kristen, Hindu, Budha dan Cina
ada tapi mereka hidup damai dan rukun. Hati adem melihat kerukunan
orang di daerah ini, dan sikap mereka menyambut dan menerima kami
membuat ku dan teman-teman lupa dengan hal-hal yang membuat kami
awalnya tidak nyaman disini.
Banyak orang-orang yang membuat saya dan teman-teman saya bakal
rindu dengan tempat ini diantaranya mama agus dan suami, mereka orang
yang cukup sering kami repotkan setiap harinya dengan meminjam peralatan
dapurnya seperti blender dan ulekan, kemudian pak edi yang merupakan
orang yang membantu kami menemukan rumah yang kami tempati selama
menjalankan KKN ini, kemudian mama kasih yang sering membantu kami
dan sering menjadi tempat kami jajan juga berhubung karena dia jualan
makanan. Dan yang paling berkesan menurut saya adalah Pak Ustadz
Haeruddin, dia yang sering membantu kami bersosialisasi dengan
masyarakat lain, mengajak teman-teman laki-laki kami berbaur dengan
masyarakat dengan mengajak tahlilan dan tasyakuran, dan yang paling saya
tidak akan lupakan adalalah ketika suatu hari di Cengklong sudah dua hari
pamadaman listrik tidak ada jaringan dan air sama sekali bahkan untuk
buang air kecil sekalipun gada air, saya dan teman-teman saya bingung
dimana mendapatkan air, kemudian saya dan teman saya bertanya kepada
Pak Ustadz dimana kami bisa mendapatkan air dan dengan berbai hatinya
dia menawarkan kami agar mandi dan nyuci di sumur belakang rumah pak
ustadz disitu saya dan teman-teman saya benar-benar sangat bersyukur bisa
kenal dengan Pak Ustadz. Dia sudah seperti ayah angkat kami selama
sebulan di Desa Cengklong. Dan anak-anak yang begitu baik dan senang
204. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
menerima kami diantarany ada Imron, Qory, Andy, Arof, Jeni, Anis dan
masih banyak lagi.
Orang-orang diatas memberikanku banyak sekali pelajaran
kehidupan satu lagi orang yang sangat menginspirasiku selama di Desa
Cengklong adalah bocah kecil yang periang yang bernama Dli, yang ternyata
dibalik sifat periangnya ada kisah sedih dimana di usia sekecil dia sudah
ditinggal madrasah pertama di keluarga yaitu Ibu, dan sekarang dia dirawat
oleh neneknya ketika sangayah sedang bekerja. Dia pernah bilang sangat
sayang kepada Neneknya karna kalau Neneknya gaada siapa lagi yang akan
merawatnya karna yang dia punya sekarang cuman Nenek, Ayah dan satu
Abangnya. Darinya aku belajar untuk lebih menghargai orangtua, dan
membuatku semakin rindu keluarga dikampung.
Aparat desa seperti kepala desa, sekretaris desa dan ibu-ibu PKK
Desa Cengklong juga sangat menerima dan memperhitungkan keberadaan
kami di Desa Cengklong ini, hal itu dengan diajaknya kami dalam beberapa
kegiatan di desa ini seperti kegiatan harian ibu-ibu PKK berupa cek
kesehatan dan pendataan penduduk, serta ikut serta dalam kegiatan bina
wilayah yang kebetulan tahun ini Cengklong dipercaya menjadi tuan rumah
dan kebetulan kami juga sedang KKN disana, kami dipercaya mengisi
beberapa kegiatan diantaranya tarian persembahan menyambut bupati dan
menjadi pelatih ibu-ibu pkk dalam kegiatan bina wilayah tersebut.
Jika dijabarkan satu persatu tidak akan ada habisnya cerita indah di
desa ini. Begitu banyak kejadian dan kesan indah disini. Saya ingin
berterimakasih kepada PPM yang sudah memberikan saya kelompok yang
sudah seperti keluarga sendiri dan desa temoat KKN yang memberikan saya
banyak sekali kisah yang sangat amat indah.
4. Pelangi yang Diharapkan Untuk Cengklong
Sejauh apapun kaki ini melangkah pulang kembali kerumah selalu
menjadi tujuan, setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan Tidak terasa
sebulan telah saya dan teman-teman kelompok lalui di desa penuh kesan ini.
Itu tandanya kami harus kembali ke asal kami masing-masing melaksanakan
kembali rutinitas kami sebagai mahasiswa. Begitu banyak kenangan indah
di Desa Cengklong. Berpisah bukan kembali melupakan, saya tidak akan
pernah melupakan teman-teman kelompok dan Cengklong dan segala isinya.
Jejak-jejak yang kami tinggalkan semoga memberikan manfaat bagi
masyarakat disana, masih banyak yang ingin saya pelajari disana, masih
205
banyak yang ingin saya lakukan disana, masih banyak nilai kehidupan yang
saya ingin ambil dari sana. Namun waktu mengatakan saya dan teman-
teman saya harus meninggalkan tempat ini.
Harapan saya terhadap Desa Cengklong diantaranya, saya berharap
masyarakat lebih sadar akan pentingnya pentingnya pendidikan anak-anak
mereka. Saya agak sedih melihat kesadaran masyarakat disana akan
pentingnya dunia pendidikan sangat minim di dunia yang semakin maju ini,
disana ada banyak anak-anak yang pastinya berpotensi demi kemajuan
bangsa ini. Saya juga berharap anak-anak disana memiliki semangat yang
tinggi untuk menempuh pendidikan karna mungkin dengan semangatnya
anak-anak para orangtua juga semangat dalam menyekolahkan anaknya.
Harapan saya yang lain adalah semoga masyarakat lebih mengurangi
kebiasaan membuang sampah di pinggir jalan dan membakar sampah di tepi
jalan, disamping itu menggagu pengendara yang lewat, juga menambah
polusi disana dimana polusi disana sudah cukup terasa menurut saya.
Terimakasih saya ucapkan kepada Masyarakat Desa Cengklong yang
sudah sangat menerima kami selama sebulan disana. Tidak banyak yang bisa
kami berikan disana tapi semoga bermanfaat. Dengan berakhirnya KKN ini
bukan berarti berakhir silaturahmi dengan Masyarakat Desa Cengklong.
Semoga saya dan Keluarga SOCRATIVE lainnya bisa berkunjung kesana
dilain kesempatan.
206. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
O
“Sekepal Harapan di Balik Debu Cengklong”
Oleh: Muhammad Sirril Asror
1. Cerita Pengabdian
Pengabdian, sebuah kata yang sakral untuk menyalurkan ilmu yang
selama ini kita dapat kepada para insan yang kurang mendapatkan ilmu-
ilmu tersebut. Pengabdian ini adalah yang kedua kalinya bagi diri saya
sendiri, karenanya hal ini bukan sesuatu yang mendebarkan seperti beberapa
teman-teman lainnya. Bersyukur diri ini pernah mengabdi, banyak ilmu yang
didapatkan seperti meminimalkan barang bawaan yang bersifat pribadi, lalu
mengemas barang secara simpel supaya semua barang bisa terbawa dengan
baik dan benar, ilmu tersebut saya namakan sebagai ilmu diluar KKN.
Pertama kali dipertemukan dengan teman-teman dari lain jurusan
dan fakultas itu adalah hal yang sangat saya tunggu, karena dengan begitu
diri ini akan mendapatkan banyak perbedaan, mulai dari sikap, pendapat,
dan lain-lain. Perbedaan tersebut sangat berharga bagi pribadi ini supaya
bisa meningkatkan kadar dari toleransi yang nantinya akan menjadi modal
kita untuk terjun ke-masyarakat setelah lulus nanti.
Setelah melewati pertemuan maka datanglah sebuah perkumpulan
yang di mana di dalamnya terdapat ribuan kalimat yang terucap dari
beberapa mulut para insan dari kelompok pengabdian ini yang terkemas
dalam sebungkus diskusi. Lingkaran diskusi tak bisa terhindar, karena
kegiatan ini harus terjadi untuk persiapan diri sebelum tanggal main
mendatangi kelompok ini.
Diskusi yang di lakukan memunculkan beberapa argumentasi dari
individu kelompok ini, diantaranya adalah pemilihan direktur guna
menjadikan kelompok ini tersusun secara sistematis serta bertujuan untuk
mengurangi perdebatan atas argumentasi yang di utarakan dari para anggota
bila di hadapkan pada suatu masalah penentuan kebijakan, kemudian
adapun pendekatan antar anggota yang satu dengan yang lainnya agar
tercipta suasana yang harmonis dalam lingkaran kelompok, kemudian
penyusunan divisi-divisi apa saja yang dibutuhkan dalam kegiatan
pengabdian ini, setelahnya adalah pembagian kerja yang bertujuan untuk
memudahkan kelompok dalam mencapai tujuan.
Seorang anak yang lebih akrab disapa Robin terpilih sebagai presiden
kelompok dari hasil voting, pro dan kontra mewarnai pemilihan direktur
207
kelompok, hal itu harus dinikmati sebagai penanda bawa diri kita
menanamkan dan mengimplementasikan kata Demokrasi sebagaimana yang
diterapkan di Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta ini.
Satu perkumpulan menghasilkan satu diskusi dan satu diskusi
menghasilkan jutaan persepsi, dengan begitu terpilihlah Hanna dan Fikis
Sekretaris dari kelompok pengabdian ini sekaligus membantu Direktur
untuk memudahkan pekerjaan dalam mengawasi anggotanya, lalu terpilih
Solahuddin sebagai pemegang dana yang bertujuan untuk menghimpun
dana yang terkumpul untuk menunjang kegiatan pengabdian nantinya, lalu
adapun otak yang bertugas untuk menciptakan jalan yang telah dibuat agar
terang, meriah, dan ramai yaitu divisi acara yang di kepalai oleh Fauzi, dia
tidak sendirian, kali ini dia ditemani oleh 3 Srikandi genius yaitu Mutia,
Putri, dan Zulfa, kemudian adapun divisi konsumsi yang mengemban tugas
untuk memaksimalkan sumber daya manusia dengan segala asupan ke
tubuhnya yang dikomandoi oleh Isna dengan satu pengawal yang bernama
Hilman, selanjutnya ada pula para penyambung lidah untuk
menghubungkan aspirasi dan memudahkan kegiatan pengabdian ini yaitu
divisi Humas yang di tempati oleh Babay sebagai ketua dan Tara sebagai
partner, adapun divisi peralatan yang bertugas untuk memanajemen kan
barang-barang sebagai penunjang kegiatan pengabdian nantinya, divisi ini di
atasi oleh Bani dan Eni, yang terakhir adalah divisi yang bertugas untuk
menciptakan kegiatan pengabdian yang aman, nyaman, dan tentram yaitu
divisi K3 (kesehatan, keamanan, kebersihan) yang di dalam nya berasa 2
manusia yaitu saya sendiri dan rekan saya Farah, dan terdapat seorang yang
handal dalam seni mengambil suatu objek gambar dari sisi terbaik yang
membuat objek tersebut menjadi lebih indah dan nyaman di lihat, yaitu
divisi pubdekdok yang di sutradarai oleh fajar dan aktornya adalah intan.
Ribuan aspirasi dari hasil diskusi pada hari-hari yang telah di setujui
menumbuhkan sebuah kebijakan yaitu diadakannya survei tempat
pengabdian yang terletak di Indonesia bagian Tangerang Barat bagian luar
lebih tepatnya di Desa Cengklong Kecamatan Kosambi Kabupaten
Tangerang. Rasa ingin tahu yang tinggi bergejolak dengan rasa malas yang
pada umumnya melanda para mahasiswa yang seharusnya masih menikmati
kasur dengan khusyuk kala pagi menghampiri. Survei di laksanakan dengan
berbagai macam kendala seperti ban motor yang pecah akibat paku yang
bertebaran di jalanan, kehabisan bensin, salah arah menuju tempat
pengabdian, itu semua menjadikan warna-warni survei menjadi beragam.
208. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Ekspektasi kadang tak sesuai dengan realita, hal itu terjadi di dalam
kelompok kami, sebelum adanya survei saya pribadi dan teman-teman
berekspektasi bahwasannya KKN itu adalah hidup dalam keterbatasan
selama satu bulan penuh, namun setelah diadakan dan melaksanakan survei
ekspektasi atau bayangan KKN yang buruk itu tidak sesuai dengan
realitanya, realita yang terjadi adalah bahwa kegiatan pengabdian yang
bertempat di Desa Cengklong sangat cukup karena semua tempat
perbelanjaan sangat banyak.
Sibuk dalam kegirangan, begitulah sedikit gambaran saat hari itu
telah tiba, apa yang harus saya bawa, bagaimanakah hidup saya di desa orang
lain, apakah saya akan bermanfaat di desa orang lain, sebuah keresahan-
keresahan tersebut muncul di dalam diri saya sendiri dan teman-teman.
Namun, hal itu tidak terasa bilamana kita menikmatinya, karena sejatinya
menurut pribadi ini adalah hidup paling puncak adalah ketika bisa
menikmati berbagai aspek dan dalam kondisi apapun itu.
Tibalah saat pengabdian itu merasuk ke tubuh kita, setelah beberapa
hari tinggal di desa orang lain semua watak asli dari teman-teman sangat
amat terlihat begitu jelas, ada beberapa orang yang belum terbiasa hidup jauh
dari rumah, ada yang sudah terbiasa, sehingga bisa menyesuaikan diri dengan
lingkungan barunya, tidak kaget dan bisa berkomunikasi secara mudah
dengan Masyarakat sekitar Desa Cengklong. Ilmu yang tidak di dapat dari
sekolah ataupun skripsi adalah ilmu spontanitas yang berkualitas, ilmu ini
sangat berguna bilamana apa yang sudah ri rencanakan tidak terlaksana, jika
diri kita memiliki ilmu ini maka dengan mudah di otak kita muncul rencana
yang lainnya secara spontan sesuai dengan aspek yang terkait.
Maka dari itu pengabdian ini sangatlah berkesan bagi sebagian besar
mahasiswa yang menjalaninya, karena dengan mengikuti pengabdian ini
ilmu kita di uji, semisal ilmu komunikasi yang di pelajari itu sangat di uji
ketika hidup di lingkungan yang baru, bagaimana kita menyesuaikan diri
dengan lingkungan sekitar, lalu bagaimana supaya kita bisa diterima oleh
Masyarakat sekitar Desa Cengklong. Begitulah kisah dan kasih kuliah kerja
nyata saya bersama rekan sejawat.
2. Keluarga Tak Berencana
Pertemuan melahirkan perkenalan dan perkenalan berkembang biak
menjadi pendekatan yang selanjutnya akan menjadi pertemanan,
kekeluargaan bahkan sampai permusuhan. Saya mendeklarasikan diri saya
209
sendiri sebagai manusia yang mudah hidup di mana saja dan dengan siapa
saja dan tidak muluk-muluk dengan begitu saya sangat mudah
bercengkerama dengan anggota yang satu dengan yang lainnya tanpa
hambatan.
Banyak pelajaran berharga dan bermanfaat dari rekan sejawat di
kelompok pengabdian ini yang bisa diserap oleh kepala saya sendiri.
Beragam macam sifat, beragam bentuk amarah, beragam bentuk aspirasi, dan
beragam bentuk cara mendekatkan diri dengan lingkungan sekitar, hidup
indah dalam keberagaman. Saya begitu menikmati keberagamaan yang
tercipta di kelompok pengabdian ini, secara tidak langsung rasa toleransi
dalam diri meningkat guna terciptanya keharmonisan dalam lingkaran
keluarga tak berencana ini.
Begadang adalah kegiatan yang menurut saya pribadi sangat besar
potensinya guna mendapatkan sesuatu yang tidak terjadi dan tidak ada
ketika terang pada teriknya siang seperti obrolan yang tidak mengenal kata
munafik atau bermuka dua, ada perbedaan suatu dialog yang di lakukan pada
siang hari dengan dialog pada malam hari, banyak kejujuran pada dialog
malam hari rasanya kemunafikan sungguh enggan mengikuti dialog malam
hari. Lalu, adapun suatu kejadian di mana terkuaknya misteri jemuran hilang
seolah di telan bumi layaknya demonstran yang mengkritik pemerintah pada
masa orde baru. Pada saat itu pekat malam sungguh sedang syahdu-
syahdunya, ketika itu saya bersama beberapa rekan saya sedang berdialog
kecil lalu seketika muncul suara pengait pakaian dari samping posko tempat
kita berteduh dari teriknya siang dan dinginnya malam, seketika dialog pun
terdiam lalu saya bergegas menuju sumber suara tersebut dan ternyata
misteri pun terpecahkan, yaitu hilangnya pakaian selama ini dikarenakan
adanya beberapa orang yang ingin memiliki pakaian tersebut namun segi
materi tidak memadai alias maling. Saya dan rekan-rekan hanya
menggelengkan kepala sembari berkata “segitunya banget sama baju yang
sifatnya sementara” ujar fajar sang korban.
Bintang, bulan, gelap, nyamuk, dan udara dingin adalah yang paling
setia menjadi teman ketika saya menahan kantuk, membiarkan mata
memerah dan berair, mebiarkan kantung mata membesar demi menjaga
keamanan rekan-rekan yang lain dari liar dan jahatnya malam. Ada satu
teman yang tak kalah setianya untuk menemani saya melewati malam, dia
adalah rekan saya yang bernama Hilman seorang anak yang dilahirkan di
tanah Madura, bagi saya dia adalah manusia setengah kelelawar yang
210. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
memiliki akal sehat layaknya manusia dan memiliki kualitas yang tajam
ketika sang malam datang. Canggung adalah kata yang paling dekat
bilamana antara individu satu dengan individu lainnya pertama
dipertemukan, tak terkecuali dengan saya dan Hilman, terlebih Hilman
adalah orang yang umurnya lebih senior di atas saya yang membuat rasa
canggung itu semakin tinggi, terkait hal itu diri ini lebih memilih untuk
menurunkan rasa canggung lalu menaikkan rasa ingin tahu supaya apa yang
belum saya ketahui bisa di dapatkan dari Hilman melalui diskusi kecil
sepanjang malan di masa pengabdian ini.
Masih terngiang bahan obrolan kita malam itu, pelajaran untuk
mencintai wanita dengan cara membaca kepribadian wanita itu. Bahasan
tentang mencintai wanita adalah bukan bahasan yang ada hubungannya
dengan kegiatan pengabdian yang tengah dilakukan namun kita saya dan
Hilman mengambil satu permasalahan yang membuat kita menarik untuk
berbincang dengan pekatnya malam, pahitnya kopi, dan gerombolan
nyamuk yang ingin mengikuti diskusi ini, permasalahan adalah bagaimana
mencintai secara baik dan benar, nyamuk pun begitu antusias mendengar
permasalahan ini sampai-sampai beberapa nyamuk hinggap di kulit lalu
matii di tepukan tangan, malang nasibnya.
Masih terngiang semua tentang mereka, keluarga tak berencana ku.
Robin dengan segala keahlian dalam berbicara yang membuatnya banyak di
kenal oleh warga sekitar, Fauzi dengan segala pertanyaan soal perawatan
kulit yang diajukan kepada rekan-rekan wanita namun dirinya masih belum
ada perubahan yang signifikan pada fisiknya, Hilman dengan segudang ilmu
di kepalanya yang menjadikan dirinya pendiam tapi berisi, Babay dengan
segala kenormalannya menjadi layaknya manusia yang hidup di bumi ini,
Bani dengan kemampuan mengenai dunia saham yang menjadikan dirinya
sangat akademisi, Solah dengan Ketaatannya ibadah kepada Tuhannya yang
menjadikan dirinya cukup disegani, bukan karena kesholehannya namun
karena dirinya berada pada divisi bendahara yang bilamana kita semena-
mena kepada dirinya maka dirinya akan semena-mena juga terkait dana,
Fajar dengan kejeliannya dalam melihat suatu objek yang ditemukan, semua
hal di atas memang cukup tidak penting bagi sebagian orang namun bagi
saya itu hal yang sangat penting dan semoga tak terlupakan dengan sengaja.
Masih terngiang semua tentang mereka, keluarga tak berencana ku.
Isna dengan kekentalan budaya kota Medan yang melekat pada dirinya,
Mutia dengan segala kejantanannya, sejatinya dia ingin menjadi seorang pria,
211
namun takdir berkata lain, Tara dengan kadar tidur di atas rata-rata akan
tetapi banyak yang mengenang dirinya dalam hati anak-anak Desa
Cengklong, Farah dengan sejuta keeksotisan karena memiliki paras yang
serupa dengan artis di Negara Lebanon, Zulfa dengan sejuta keanehan yang
dapat tertutupi bilamana dirinya unjuk gigi dalam dunia tarik suara, Fikis
dengan segala kesastraan yang begitu tinggi dan kadang sulit memahami
kata demi kata yang dilontarkan dari mulutnya, Putri si wanita gelap dengan
sejuta cahaya seni pada dirinya yang membuat dirinya sebagai wanita
periang yang dapat mengamuflasekan kesedihan menjadi sebuah candaan,
Intan dengan suara merdunya, sampai buang anginnya pun bernada layaknya
Ikke Nurjanna dengan cengkoknya, Hanna si kecil dengan sejuta keceriaan
yang terpancar pada wajahnya setiap hari namun semua keceriaan pada
wajahnya akan seketika sirna bilamana laporan mingguan diabaikan oleh
rekan-rekan kelompok pengabdian ini, Eni si wanita kecil dengan segudang
kepedasan dalam setiap kata yang keluar dari mulutnya. Begitu banyak sifat
wanita yang bisa dijadikan bahan untuk belajar memahami sosok wanita,
termasuk ibu kita sendiri.
Belajar memahami, mencoba mengerti, dan saling toleransi. Beberapa
pelajaran yang sangat berharga untuk saya pribadi didapatkan dari keluarga
tak berencana ini. Banyak sifat dan kepribadian yang bisa dijadikan bahan
evaluasi untuk diri kita sendiri supaya bisa lebih baik lagi di kemudian hari,
karena pelajaran bisa didapatkan di mana saja dan kapan saja tanpa
mengenal ruang dimensi dan waktu, terima kasih keluarga tak berencana ku.
3. Debu Cengklong ysang Berharga
Mentari pagi menyinari tempat ini, nyamuk yang mengendap mulai
beterbangan ke luar dan angin berkolaborasi dengan debu menghiasi jalanan
ini, Desa Cengklong. Toleransi yang sangat tinggi di desa ini sangat menjadi
acuan bagi siapa saja yang haus akan kebersamaan, keberagamaan, dan
persatuan. Bagi saya, Desa Cengklong adalah bentuk fisik dari pancasila yang
hidup dalam keberagamaan tanpa perseturuan walaupun banyak perbedaan,
itu sangat berkesan. Bilamana diri ini diwawancarai tentang hal apa yang
paling berkesan dari Desa Cengklong maka saya akan menjawab dengan
lantang yaitu babi, seumur hidup saya belum pernah melihat seekor babi
dengan mata kepala sendiri dan ketika sampai di Desa Cengklong saya di
kejutkan dengan seekor babi yang besarnya hampir membuat jantung
berhenti sebentar, kau sangat berkesan babi.
212. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Matahari mulai menunjukkan sinarnya, begitu mentereng dan begitu
gagah sang matahari bertengger di atas langit. Anak-anak mulai pulang dari
hiruk pikuk di sekolah yang hampir meledakkan otak mereka dengan sistem
yang membuat kerja tubuhnya terkuras namun otak tak kunjung bekerja
secara optimal. Beberapa anak ada yang melanjutkan tidur yang sempat
terganggu oleh beberapa kebisingan di kelas, ada juga yang berkeliaran
bersama teman-teman untuk mencari kesenangan dalam kehidupan yang
mulai agak semrawutan ini. Matahari yang terang tak menyulutkan
semangat untuk tetap bermain dan belajar bersama di taman literasi yang
tersedia untuk membaca, bercanda, dan sekedar untuk saling tatap muka
juga. Berbagai macam jenis anak-anak yang berkerumun seru di sekitar
taman literasi itu membuat saya menjadi rindu akan indahnya pertemanan
tanpa perlu mempermasalahkan perbedaan yang ada, sesekali celetukan
rasisme keluar dari beberapa mulut anak-anak itu tapi hal tersebut hanya
candaan belaka yang sangat biasa tanpa ada maksud yang serius, mari kita
rayakan perbedaan.
Senja, lembayung merah agak keorenan itu pun datang dengan sangat
amat damai dan syahdu, para penikmat dan pencari senja-senji pasti akan
luluh atas kehadirannya di langit. Senja, yang sejak pagi pergi untuk
menjemput rezeki akan pulang untuk membereskan apa yang berserakan di
dalam hati dan beristirahat kembali untuk harapan yang lebih di keesokan
hari, dasar kau robot industri. Senja, identik dengan kopi bilamana kita
melihatnya dari sudut pandang seseorang yang sedang patah hati sambil
memegang pena untuk menuliskan puisi dan menumpahkan semua diksi
yang ada dalam diri ke dalam selembaran kertas yang masih suci, lain hal
dengan Desa Cengklong, senja adalah alarm yang di ciptakan Tuhan kepada
manusia supaya yang pergi agar segera kembali supaya bisa terhindar dari
liar dan dinginnya malam yang akan segera datang, senja di Desa Cengklong
memang ajaib.
Bulan masih terang pagi belum datang, Desa Cengklong masih saja
sama, sepi oleh para jiwa-jiwa yang memiliki nyawa dan ramai oleh para
bintang-bintang yang setia menghiasi langit malam yang sangat
membentang. Malam yang paling berkesan adalah malam jum'at, malam
jum’at di Desa Cengklong adalah malam yang sangat berbeda jika
dibandingkan dengan malam jum'at di desa lain. Malam jum’at yang begitu
ramai dengan para pedagang yang akan selalu terkenang, mulai dari
pedagang buah, minuman, dan camilan yang memanjakan lidah. Malam
213
jum’at yang begitu kental dengan hal-hal yang berbau mistis tidak berlaku di
Desa Cengklong ini, sekitar pukul 17:00 wib para pedagang mulai menata
barang yang dijualnya, malamku riang bersama pedagang Desa Cengklong.
4. Semua Harus Merasakan
Harapan pasti ada pada jiwa -jiwa yang hidup, diri ini berharap
kepada Desa Cengklong supaya membina, menanungi, dan mendukung anak
dalam menemukan jati diri supaya bisa mengembangkan potensi yang ada di
dalam diri. Keinginan diri saya pribadi adalah minimal anak-anak penerus
Desa Cengklong ini bisa merasakan bangku sekolah paling minimal sampai
pada jenjang menengah atas, dukungan dari pihak eksternal dari pada
individunya masing -masing supaya memilik keinginan untuk mengisi gelas
kosong di kepalanya agar bisa terisi oleh beberapa dasar yang bisa
menguatkan mereka untuk mengarungi kehidupan yang sejatinya fana.
Semua harus merasakan pendidikan yang sama, bilamana masalah
pendidikan di Desa Cengklong ini bisa teratasi niscaya akan menjadi desa
yang mempunyai potensi tinggi dalam berbagi aspek, saya ingin semuanya
harus merasakan.
214. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
P
Cengklong dan 1001 Gemuruh
Oleh : Farah Syuraih Muchtar
1. Gejolak Hati Dalam Permulaan Mengabdi
Kuliah kerja nyata (KKN) merupakan suatu bentuk pengabdian kita
sebagai mahasiswa kepada masyarakat, suatu tindakan untuk menerapkan
ilmu atau hal yang sudah dipelajari di bangku perkuliahan. Dalam kegiatan
KKN ini mahasiswa bukan hanya sekedar mengedepankan teori yang selama
ini dipelajari, tetapi di tuntut terjun langsung dan membaur dengan
masyarakat untuk melihat dan mencari solusi dalam mengatasi
problematika yang ada di masyarakat.
Sebuah perguruan tinggi Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni :
pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Pendidikan dan
penelitian dapat diperoleh melalui bangku perkuliahan dengan mengikuti
proses pembelajaran dikelas maupun penelitian diluar kelas. Sedangkan
pengabdian dapat diperoleh dengan mengikuti kegiatan Kuliah kerja nyata
(KKN). Melalui kegiatan KKN ini mahasiswa dapat mempelajari segala
problematika yang ada di masyarakat dan menyelesaikan problematika
tersebut dengan ilmu pengetahuan yang telah dipelajari. kegiatan KKN ini
juga mambantu mhasiswa dalam bersosialisasi dengan masyarakat.
Dalam pandangan Saya sebagai mahasiswa fakultas sains dan
teknologi jurusan fisika, Universitas Islam Negeri syarif hidayatullah
Jakarta, dimana kami dalam kesehariannya belajar dalam menganalis suatu
permasalahan terkait bidang ilmu alam dengan mengaplikasikan persamaan-
persamaan matematika, awalnya merasa kurang tertarik dengan kegiatan
KKN. Apalagi bagi saya yang mempunyai kepribadian cenderung introvert,
KKN menjadi bayang-bayang yang menakutkan untuk dilakukan. Meskipun
saya suka berpetualang mengunjungi tempat-tempat baru, mempelajari
budaya-budaya baru, tetapi tidak untuk bersosialisasi dengan orang-orang
baru dan tinggal bersama satu rumah dalam kurun waktu yang lumayan lama
yakni 30 hari.
Kesan pertama mengetahui adanya kegiatan KKN dan merupakan
mata kuliah wajib sebagai syarat menyelesaikan jenjang Pendidikan strata
satu adalah tidak bersemangat, karena beberapa alasan. Pertama KKN
menyita waktu liburan saya, dimana biasanya setiap liburan semester saya
selalu membuat rencana berlibur ke tempat-tempat baru. Kedua, KKN bagi
215
saya tidak mempunyai korelasi dengan ilmu yang saya pelajari dibangku
perkuliahan. Dan yang ketiga saya kurang suka memulai bersosialisai dengan
orang-orang baru, terlebih lagi denbgan orang-orang baru yang mempunyai
karakter bertolak belakang dengan saya. Tetapi mau tidak mau suka tidak
suka KKN tetap harus saya ikuti. Seperti prinsip saya ketika pertama kali
akan mendaki gunung “Edelweis dan summit hanya akan dicapai oleh orang-
orang yang berani keluar dari zona nyaman”. Dalam hal ini saya mencoba
menghilangkan segala keresahan yang akan terjadi selama KKN dengan
bersikap santai tetapi tetap mengikuti tahapan demi tahapan KKN.
Tahap pertama yang saya dan teman-teman kelompok KKN saya
lakukan sebelum ditentukan lokasi penempatan oleh PPM UIN Jakarta
adalah berdiskusi terkait penentuan struktural kelompok, penentuan tema
dan kegaitan-kegiatan inti apa yang akan kami lakukan dalam KKN. setelah
ditetapkan lokasi penempatan oleh PPM Uin Jakarta, dan kelompok saya
berlokasi di Desa Cengklong, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang.
Saya sedikit kecewa dengan penempatan lokasi ini, karena dalam pikiran
saya daerah Tangerang panas, gersang dan tentu sudah maju jadi untuk apa
dilakukan KKN lagi.dan tentunya saya sangat mengharapkan mendapat
penempatan di daerah Bogor. Karena dalam pikiran saya daerah Bogor masih
jauh dari kata maju terlebih dalam hal sarana prasana baik itu Pendidikan
maupun lainnya, dan tentunya Bogor merupakan daerah dataran tinggi yang
nyaman dan sejuk.
Survei pun dilakukan dengan menempuh perjalanan kurang lebih
selama 2 jam menggunakan motor. Setibanya dilokasi kami pun berkeliling-
keliling Desa Cengklong untuk melihat kondisi desa sekaligus
mewawancarai beberapa warga yang kami temui terkait keseharian warga
dan problematika apa yang sedang dan sering dialami warga Desa
Cengklong. dan tentunya kami sembari mencari rumah yang sekiranya cocok
tempat tinggal kami selama 1 bulan. Selanjutnya kami mengunjungi rumah
Bapak Pinan S.H selaku lurah Desa Cengklong untuk bersilaturahmi
sekaligus menggali seluruh informasi seputar Desa Cengklong, mulai dari
aspek Pendidikan, mata pencaharian, kesehatan, sosial Masyarakat, sejarah
desa hingga problematika yang sedang dan sering dialami warga Desa
Cengklong. Anggapan saya mengenai lokasi penempatan KKN kelompok
saya ternyata salah, setelah saya melakukan survey lokasi. Desa tempat KKN
kelompok saya ternyata masih banyak terdapat sarana dan prasana yang jauh
dari layak dan juga sumber manusia yang masih sangat sedikit. Hal
216. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
positifnya yakni bagi saya Desa Cengklong ini desa yang unik karena di desa
ini warga dengan berbagai etnis agama dan budaya dapat saling hidup
berdampingan.
Tahap selanjutnya yakni kami kembali berdiskusi terkait program
kerja apa dan cocok dilakukan di tempat KKN kami setelah survey dan
mendapatkan infirmasi terkait Desa Cengklong. beberapa program kerja
yang akan menunjang kegaiatan kami selama melakukan pengabdian di Desa
Cengklong yakni dalam bidang Pendidikan adalah membangun taman
literasi guna menambah minat baca anak-anak, seminar terkait dampak
negatif penggunaan guna meningkatkan kewaspadaan dan menyadarkan
remaja desa tentang bahaya narkoba, seminar perguruan tinggi guna
membangun minat remaja (pelajar SMA) Desa Cengklong untuk
melanjutkan Pendidikan ke jenjang perkuliahan, mengingat sangat sedikit
remaja-remaja Desa Cengklong yang mau melanjutkan pendidikan ke
tingkat perguruan tinggi, dan penyuluhan cuci tangan kepada anak-anak
guna menanamkan dan mengajarkan arti pentingnya kebersihan, pelatihan
sablon guna melatih dan mengembangkan keterampilan warga yang
tentunya dapat dijadikan mata pencaharian.
Dalam bidang kesehatan kami berencana melakukan beberapa
program kerja yakni penyuluhan kesehatan dan periksa kesehatan
bekerjasama dengan bidan desa dan ibu-ibu PKK Desa Cengklong.
penyuluhan kesehatan dirasa penting mengingat Desa Cengklong masih
sangat kurang tenaga kesehatannya dan tentunya puskesmas yang
fasilitasnya belum lengkap. Selanjutnya dalam bidang sosial masyarakat
kami mengadakan seminar hukum keluarga mengingat sangat banyak
remaja-remaja putri Desa Cengklong yang melakukan pernikahan saat usia
muda dan mengesampingkan Pendidikan. Mengadakan kegiatan senam pagi
setiap minggu dan beberapa perlombaan perayaan hari ulang tahun
Republik Indonesia (HUT RI) guna menambah kerukunan antar sesama
warga. Dalam bidang pembangunan kami berencana membangun plang
jalan, menginbgat di Desa Cengklong banyak terdapat jalan-jalan kecil dan
persimpangan. Dan beberapa kegiatan-kegiatan harian lainnya seperti
mengikuti tahlilan dan istigasah, membantu merenovasi mushalla Nurul
Hikmah serta kegiatan pengajaran ilmu beladiri pencak silat kepada anak-
anak di Desa Cengklong.
Meskipun dalam pelaksanaannya terdapat beberapa kendala yang
dihadapi seperti perizinan tempat, kurangnya minat warga khususnya ibu-
217
ibu, masih adanya rasisme terhadap etnis tionghoa, dan tentunya kendala saat
pemadaman listrik di di wilayah Jabodetabek, dimana pemadaman listrik ini
sangat menghambat aktivitas keseharian kami, dan tidak semua rencana
awal program kerja dapat dilaksanakan karena tidak semua rencana
program dapat diterapkan di Desa Cengklong.
Pelakasanaan KKN sendiri menurut saya dapat menjadikan
mahasisswa sebagai agent of change didalam suatu Masyarakat. Mahsiswa
setidaknya membantu dalam memberikan solusi dan pemecahan masalah
yang ada walaupun hanya dalam cakupan kecil.
2. Wajah Baru Dalam Bingkai Pertemanan
Setiap ada pertemuan, selalu ada perpisahan. Suatu kalimat yang
dapat menggambarkan kisah satu bulan saya bersama orang-orang baru yang
pada akhirnya meninggalkan kesan mendalam. “Risih” itulah kata yang
dapat menggambarkan perasaan saya ketika mengetahui kegiatan KKN.
bagaimana tidak ? kami yang berasal dari jurusan dan fakultas berbeda dan
tidak saling mengenal satu sama lain sebelumnya harus tinggal bersama dan
bekerjasama untuk mengabdi di suatu lingkungan yang asing pula bagi kami
dalam waktu yang cukup lama.
Pandangan mengenai hal-hal kurang nyaman yang akan terjadi
selama 1 bulan selanjutnya adalah ketika melakukan pertemuan-pertemuan
pra KKN bersama teman-teman KKN, yakni sdilihat dari karakter-karakter
mereka yang sangat jauh berbeda dengan saya. Tetapi, bagaimanapun itu
hanya pandangan awal. Dalam hati saya berharap semoga mereka menjadi
teman yang menyenangkan tidak hanya saat KKN tetapi selamanya.
Wajah baru yang pertama yakni isna asriyah si gadis batak jurusan
Pendidikan matematika yang ketika berbicara selalu bernada tinggi,
terkesan kasar tetapi hatinya baik dan dapat menahan rasa kesal pada
temen-temennya meskipun dirinya sudah sangat ingin marah. Dia juga
merupakan orang pertama yang saya kenal dalam kelompok ini. Semangat
isna !!! zulfa amelia si imut yang biasa disapa dede, gadis sunda yang bercita-
cita menjadi notaris ini paling santai dengan tingkahnya yang sering
membuat tawa. Lalu kemudian ada mutia ramadayanti dan intan dwi
cahyani, dua orang yang paling sering jajan. Intan termasuk orang yang
cukup berjasa bagi saya dan beberapa teman saya. Berkat Kasur dan tempat
tidur yang dibawa oleh intan, saya dan teman-teman saya dapat tidur dengan
tenang dan nyenyak. Terimakasih intan !! dan tentu juga mutia, bisa
218. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
dikatakan dialah orang yang paling rajin bersih-bersih dalam kelompok kami
cukup ahli dalam hal memasak dan berdandan, meskipun terkadang cerewet
dan cukup ditakuti oleh anak-anak Desa Cengklong.
Rahmat dwi robiansyah, mahasiswa fakultas Syariah dan hukum
jurusan hukum ekonomi Islam, orang yang di amanahi menjadi ketua dalam
kelompok kami. Robin sapaan akrabnya merupakan orang yang paling ahli
dalam mediasi dengan Masyarakat. Keahlian ini sangat dibutuhkan selama
proses KKN, meskipun terkadang dia juga sering berbeda pendapat dengan
anggota kelompok. Selanjutnya solahudin atau yang biasa disapa solay,
orang yang diamanahi menjadi mengurus dan mengelola hal terkait
keuangan kelompok (Bendahara). Mahasiswa fakultas dirasat Islamiyah ini
merupakan orang yang cukup religius dalam kelompok kami.
Ikhwan fajar Ramadhan, mahasiswa fakultas adab dan humaniora
yang juga merupakan anggota UKM kalacitra UIN Jakarta ini diamanahi
menjadi fotografer kelompok kami. Keahlian memotretnya tidak perlu
diragukan lagi. Tanpa dia dan perlengkapan kameranya, rekaman gambar
dan segala pertistiwa penting selama KKN tidak dapat terabadikan dengan
baik. Cowok yang hobi mendaki gunung ini merupakan pecinta produk eiger,
karena hampir semua pakaian yang dia kenakan selalu bermerk eiger.
Albanani aminullah yan biasa di sapa bani, mahasiswa fakultas ekonomi dan
bisnis asal sukabumi ini merupakan orang paling lincah dan teliti dan paling
bertanggung jawab dalam kelompok. Tanpa banyak bicara, dia dapat
menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dan tepat. Meskipun terkesan
pendiam dan kadang suka berdiam diri sendiri, bani merupakan oarng yang
paling tepat waktu dalam menunaikan shalat. Tetap semangat bani !!!
Putri Islamiati yang biasa disapa putri, mahasiswi fakultas ilmu
tarbiyah dan keguruan jurusan Pendidikan guru madrasah ibtidaiyah
(PGMI). Orang yang selalu ceria, periang dan sering membuat kehebohan
sendiri dikarenakan tingkahnya yang kekanak-kanakan. Dia juga orang
paling ahli sabar dalam menghadapi anak-anak Desa Cengklong yang tak
jarang membuat kesal. Meskipun dia kurang pandai dalam hal memasak
tetapi keahlian menarinya tidak perlu diragukan lagi.
Tara nur tsania atau yang akrab disapa tara, mahasiswi jurusan
komunikasi penyiaran Islam fakultas ilmu dakwah dan komunikasi berdarah
arab ini merupakan orang yang pertama kali membuat grup kelompok KKN
di media sosial whatsapp. Dia juga merupakan orang yang paling disenangi
oleh anak-anak Desa Cengklong dikarenakan sikap ramahnya terhadap
219
anak-anak. Selanjutnya eni sutrieni, mahasiswa jurusan manajemen fakultas
sains dan teknologi. Orang yang sangat tertutup dan paling ditakuti oleh
anak-anak Desa Cengklong dikarenakan sikapnya yang suka tegas kepada
mereka ketika mereka nakal. Meskipun wajahnya terkesan jutek, si cantik
asal minang yang menyukai drama korea ini cukup rajin dalam bersih-bersih
rumah dan ahli dalam memasak. Sikap tegasnya tak jarang jarang membuat
orang segan.
Selanjutnya ada dua sekertaris keren, yakni fikis silmi faiza yang
merupakan mahsiswa Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia. Dia juga
merupakan anggota Dema -U (dewan mahasiswa universitas), tak perlu
diragukan lagi keahliannya dalam berorganisasi dan dalam hal public speaking.
Meskipun dalam hal bersih-bersih dan memasak dia sangat tidak pandai.
Dan juga ada Hanna Mahaerani yang akrab disapa Hanna, mahasiswi jurusan
Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi yang paling cerewet dengan
suara khasnya dalam kelompok kami. Dia juga sangat mudah akrab kepada
orang yang baru dikenalnya. Segala urusan mediasi dengan pejabat desa
dapat ditanganinya dengan baik. Mereka berdua ini senantiasa meluangkan
waktu, pikiran dan tenaganya untuk mengerjakan terkait surat-menyurat
yang dibutuhkan selama kegiatan KKN berlangsung. Terima kasih dan tetap
semangat untuk kalian ya !!
Selanjutnya ada bagian keamanan yang selalu menjaga keamanan dan
kebersihan di tempat tinggal kami selama satu bulan. Dialah Muhammad
sirril asror atau yang biasa disapa siril, mahasiswa jurusan manajemen
Pendidikan ini bisa dibilang unik. Dialah anggota termuda dalam keloimpok
ini, meskipun perawakannya terlihat dewasa. Pria berkulit sawo matang ini
selalu dapat membuat tawa di kelompok ini dengan celotehan dan tingkah
konyolnya. Keamanan dan kebersihan tempat tinggal kami dapat dijaga
dengan baik oleh dia. Dan juga ada Muhammad hilmanul hukama atau biasa
disapa hilman. Mahasiswa jurusan hubungan internasional Angkatan 2015
ini merupakan teman setia siril dalam menjaga keamanan tempat tinggal
kami. Dia rela tidak tidur hanya untuk keamanan barang-barang kelompok
terjaga. Dia juga yang bertanggung jawab atas konsumsi kelompok selama
satu bulan.
Berikutnya ada Muhammad babay muztaba atau yang akrab disapa
babay. Mahasiswa jurusan ilmu hadis ini awal perkenalan terkesan pendiam.
pria yang merupakan anak bungsu ini hampir setiap hari mengkonsumsi jus
manga. Dialah satu-satunya laki-laki di kelompok kami yang mau mandi
220. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
dikamar mandi umum. Tak jarang tingkah dan celotehan khas sundanya
membuat kami tertawa. Dan yang terakhir ada ahnad fauzi hakiki.
Mahasiswa jurusan biologi fakultas sains dan teknologi ini merupakan satu-
satunya laki-laki di kelompok kami yang rutin menggunakan skincare isna.
Dialah orang yang menggantikan ketua ketika ketua kami sedang
berhalangan. Dia juga yang selalu memberikan briefing ketika akan
mengadakan suatu program kerja atau kegiatan kelompok lainnya.
Mereka itulah wajah-wajah baru yang mengisi hari-hariku selama
satu bulan di tempat yang baru pula. banyak suka dan duka yang mengisi
hari-hari kami, tak jarang konflik antar satu sama lain terjadi. Sabar menjadi
kata yang ampuh bagi saya dalam menjalani 30 hari bersama. Mulai dari
sabar dalam mengantri untuk mandi, dikarenakan kamar mandi yang
tersedia hanya satu untuk kami yang jumhlahnya 18. Hingga sabar dalam
menghadapi karakter yang berbeda-beda dari masing-masing individu.
Tetapi semua itu dapat kami lewati dengan perpisahan yang cukup
mengharukan, dari perbedaan-perbedaan ini saya dapat belajar banyak hal.
Dan tidak selamanya perbedaan itu buruk, perbedaan dapat menjadi hal
yang menyenangkan dan berkesan untuk dikenang. Terima kasih kalian
teman-temanku semua !!!
3. Bumi Pergudangan
Mungkin istilah bumi pergudangan dapat diberikan kepada tempat
KKN kami. Cengklong, salah satu desa yang berada di kecamatan kosambi,
yang berada tepat di belakang Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan
banyak dikelilingi oleh gudang-gudang industri pabrik. Tak jarang kepulan
asap menghiasi langit Desa Cengklong akibat kebakaran yang terjadi di
pergudangan. Suara gemuruh pesawat yang akan terbang dan mendarat
menjadi santapan pendengan telinga setiap hari. Dan begitu pula gemuruh
truk-truk besar yang setiap hari hilir mudik di pergudangan sudah menjadi
pemandangan sehari-hari di jalanan. Desa Cengklong yang merupakan
wilayah dataran rendah dan banyak dikelilingi oleh pabrik dan gudang
industri serta minimnya pepohonan menyebabkan udara yang dirasakan
cukup panas, gersang, berdebu hingga air yang dikonsumsi dan digunakan
setiap saat pun terasa payau. Jumlah sumber airpun ditempat ini tidak
banyak.
221
Hampir semua warga dalam memenuhi kebutuhan air bersihnya
bergantung pada air sumur. Dan tentu saja air sumur itu dapat kering
sewaktu-waktu dikarenakan rendahnya intensitas hujan yang terjadi. Tak
jarang pula pemandangan warga yang melakukan MCK (mandi cuci kakus)
di tepian kali. Meskipun mereka menyadari bahwa air kali itu sangat tidak
layak untuk MCK. Air kali yang sangat kotor di penuhi berbagai macam
sampah dan bahkan warnanya pun sudah samgat keruh menjadi pilihan
untuk melakukan MCK bagi warga yang tidak memiliki sumur. Terdengar
sedikit ironis memang. Dibalik megah dan modernnya kehidupan di Bandara
Internasioanal Soekarno-Hatta, terdapat desa yang kehidupannya cukup
memprihatinkan.
Dibalik segala kekurangan yang ada di Desa Cengklong, terdapat
sebuah keunikan dari desa ini. Desa yang memiliki 18 RW dan 37 RT ini
merupakan satu-satunya yang dihuni oleh beberapa etnis dan agama. Islam,
Kristen, Katolik Budha, Hindu, dan bahkan yang tak beragama pun dapat
saling hidup rukun di tempat ini. Warga pribumi dari berbagai suku seperti,
Betawi, Sunda, Madura, Batak dan Jawa pun dapat saling berbaur dengan
warga etnis Tionghoa. Terima kasih tanah pengabdianku, terima kasih Desa
Cengklong.
Mungkin hanya ini yang dapat saya bagikan. Sebuah kisah yang
penuh drama, inspirasi dan pembelajaran yang akan menjdi kenangan yang
selalu teringat dalam memori saya betapa indahnya perbedaan dalam bingkai
kerukunan. Harapan saya semoga generasi-generasi muda di Desa
Cengklong dapat melanjutkan pendidikannya yang tinggi sehingga nantinya
mereka dapat berkontribusi membangun Desa Cengklong yang lebih baik.
222. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Q
KKN Dari Kacamata Generasi Milenial
Oleh : Ikhwan Fajar Ramadhan
1. Kisah Pra KKN
Kegiatan pengabdian Masyarakat atau lumrahnya disebut Kuliah
Kerja Nyata (KKN) merupakan fenomena yang akan dilaksanakan
disemester 6, terdengar pelik di saat kita belum menjalankan tugas
dimasyarakat dan terjun langsung berinteraksi dengan Masyarakat yang
terbayang di kepala hanyalah bagaimana lokasi yang akan kita tinggalkan
disana, bagaimana kondisi Masyarakat disana, dan apakah masyarakat
disana ramah dengan kaum pelajar ?. Bukanlah waktu yang cepat dalam
sebulan proses KKN yang akan berlangsung bagi saya dan umumnya teman-
teman kelompok yang nantinya akan tinggal bersama-sama di posko KKN.
Berbagai tatangan besar akan kita nantikan dan hadapi bersama-
sama waktu yang mengalir seperti air dari hulu ke hilir, melewati lika-liku
hambatan serta kecemasan lingkungan baru, teman-teman baru yang belum
kita kenal dari berbagai macam fakultas, ideologi, dan latar belakang yang
berbeda. Cepat atau lambat fikiran belum bisa menerima apa yang akan
terjadi nantinya dengan harapan bagaimanapun ketika sudah mulai akan
baik-baik saja dan tidak ada masalah, keluargapun menjadi momok baru,
terdengar cerita dari saudara, teman yang pernah mengalami KKN seperti
diasingkan ke suatu tempat yang jauh dari yang kita kenal sampai waktu
yang amat panjang sekitar 2 bulan bertahan hidup dengan kelompoknya,
merancang kegiatan di desa, bahkan sampai ada salah satu tokoh
Masyarakat yang tidak menerima kedatangan kaum pelajar didesanya cerita-
cerita yang demikian rasa skeptis di benak saya yang menjadikan kunci
semua itu untuk dipertanggung jawabkan nanti walau saat itu belum
langsung merasakan tapi rasa penasaran dan semangat juga menjadi faktor
penting dalam diri sendiri.
Lagi-lagi output28 terpentingnya bagaimana seorang mahasiswa bisa
meng-implementasikannya dalam kehidupan di Masyarakat nantinya.
Dengan kata lain mindset29 seorang mahasiswa sebagai Agent Of Change 30bisa
28 Hasil akhir. 29 Pola Fikir. 30 Agen Perubahan.
223
ter-aktualisasikan menjadi sebuah tindakan nyata dan bisa bertanggung
jawab. Mahasiswa diamahi mengemban dimasyarakat, mahasiswa sebagai
citra Masyarakat, dan kembali kepada masyarakat. Pelajaran yang amat
berarti terjun langsung berbaur pada masayarakat, gotong royong, berbagi
senyum, dan lelah bersama Masyarakat.
KKN dalam kacamata saya berarti simbol yang terukir yang menjadi
sebuah mark 31 mengubah dan mewujudkan citra Masyarakat, selain
mempunyai arti akademik yaitu sebagai penerapan teori-teori yang kita
dapatkan selama dikampus kemudian kita terapkan kepada kehidupan
masyarakat, mahasiswa tidak terlepas dari tuntuntan Tri Dharma Bakti
Perguruan Tinggi, yaitu pembelajaran, penelitian, dan pengabdian. Tetapi itu
semua bukan salah satu tonggak ukur suatu keberhasilan dari arti KKN,
ternyata memang lebih dari itu mahasiswa bisa membawa manfaat bagi
masyarakat desa seluas-luasnya dari berbagai kalangan, dan menjadi wadah
aspirasi di dalamnya.
Persiapan selama pra-KKN menjadi cerita yang menarik bagi saya
dari mulai registrasi yang di lakukan oleh PPM, cek berkas-berkas KKN
Alhamdulillah saya bisa mengikuti KKN di tahun 2019 ini, setelah itu semua
terlaksana terbukalah wawasan baru bahwasanya persepsi tentang KKN
bukanlah suatu hal yang terlintas rumit sebagian besar mahasiswa dari
semester 6 dan yang belum berkesempatan tahun-tahun sebelumnya
mengikuti KKN di tahun ini semua berbaur dengan satu persepsi yang sama
yaitu seberapa siapnya kita mahasiswa akan mendapatkan tantangan baru
di KKN.
Lain halnya setelah PPM mengumumkan kelompok KKN yang
terbagi menjadi 200 kelompok tampak nama saya dengan font bold 32 ,
pembagian nama dengan sistem acak membuat saya kikuk yang dikira
awalnya PPM telah menentukan ketua permasing-masing kelompok
ternyata tanda itu hanya sebuah batas untuk membedakan list kelompok 1
dengan yang lain. Dari sinilah mulai cerita yang sebenarnya di KKN ada saya
terbagi dikelompok 109 Desa Cengklong, Kecamatan Kosambi menjadi
sebuah mark 33 yang mulanya saling tidak mengenal dan akhirnya
mempersatukan saya dengan KKN.
31 Tanda. 32 Tulisan Tebal 33 Tanda
224. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Semakin hari komunikasipun semakin hangat bersandiwara, dan
bincang kelompok semakin dekat. Ada 18 anggota di kelompok 109. PPM
pun mengadakan pembekalan dari sini saya dijelaskan pelbagai tujuan,
strategi, dan perancangan teori mulailah terlihat kompas yang akan
menentukan bagaimana kita bisa saling mengetahui effort34, dan kapasitas
diri masing-masing tentang persiapan kita akan struggle35 di desa masing-
masing. Fase pertengahan pra KKN ini membawa kita terhadap kematangan
suatu program yang akan kita terapkan di Masyarakat selain itu tahap akhir
yang besar tentang pelaporan tertulis, dan film dokumenter. Dari tahapan-
tahapan pra KKN sedikit saya bisa melihat visi, yang akan kita jalankan
bersama membuka persepsi pribadi apa itu KKN yang sebenarnya.
2. Kisah di Kelompok
Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) 109 Desa Cengklong,
Kecamatan Kosambi awalnya belum sepakat dengan nama kelompok yang
akan saya dan teman-teman beri nama, akhirnya kita serempak menentukan
nama dengan cara voting nama permasing-masing orang dari hasil pencarian
nama itulah kelompok saya dan teman-teman saya sepakat dengan nama
SOCRATIVE kepanjang dari Smart, Creative, dan Innovative. Dari nama
SOCRATIVE harapan besar bagi saya dan segenap teman-teman kelompok
yaitu bisa merubah dan membuktikan peran kami sebagai mahasiswa di
Desa Cengklong , rapat rutinpun sering kita agendakan satu minggu sekali
dalam beberapa pertemuan mendapatkan suatu formulasi program-program
kerja yang tampaknya setiap teman-teman memiliki padangan sendiri.
Cerita saya di kisahkan di kelompok SOCRATIVE ini sedikit boleh
jadi menarik untuk dibahas saya mengajukan diri sebagai tim dokumentasi
di satu sisi saya memang tertarik dan antusias terhadap visual dan akhirnya
teman-teman mempercayai saya, tugas tim dokumentasi memang tidak
terlihat begitu sibuk dan sebelum pelepasan dan pra KKN.
Berangkat dari kegemaran saya terhadap multimedia visual saya
menjadi koordinator dokumentasi dan saat itu saya yang membuat logo
kelompok, warna orange-merahpun menjadi identitas kelompok
SOCRATIVE terlihat inovatif dan simple 36 saya membuat logo memang
34 Upaya 35 Berjuang 36 Ringkas
225
karena saat itu saya tidak banyak merancang opsi logo yang berbeda tetapi
saya yakin identitas dan jati diri kelompok sesuai dengan logo yang di
milikinya.
Sesampai pada waktu yang telah ditentukan PPM mengadakan
workshop yang berkaitan dengan dokumentasi pada bulan Juli lalu dengan
tema “ Peningakatan Kapasitas Pembuatan Film Dokumenter KKN untuk
Peningkatan Webometrik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”. Saya bisa
memetik point dari pengadaan workshop tersebut bahwa tim dokumentasi
tidak hanya berkutat dalam proses pelaksanaan editing dan pengambilan
momen saja tetapi juga memberikan peran pengajaran bagi teman-teman
yang lain dan bisa menjadi wawasan baru bagi saya.
Tidak sampai disitu saja bagi saya tim dokumentasi bisa bersinergi
dengan masing-masing kelompoknya dalam menjalankan tupoksi 37 nya
dengan merencanakan program-program apa yang layak kita bangun di desa.
Setelah beberapa waktu berlalu mencuat pelbagai persiapan masing-masing
kelompok sudah siap dengan mengadakan poster donasi, dan kampanye siap
KKN 2019 di pelbagai media sosial akun Instagram, WhatsApp, dan sebagainya.
Ramai menjadi trending38 di pra KKN pelbagai variasi warna dan kreatifitas
mahasiswa menyambut KKN membawa karakter khusus di setiap kelompok
masing-masing termaksud juga KKN saya turut antusias menyambut KKN
2019 ini dengan membuat pelbagai informasi dan mengunggahnya di
Instagram dan media sosial lainnya, penggalang bantuanpun mulai
dipublikasikan tidak sedikit donasi yang kami terima mulai dari sejumlah
uang yang diberikan dari para donatur, dan juga bantuan fisik untuk taman
literasi yang kelompok SOCRATIVE buat yaitu pelbagai macam-macam
buku dari semua genre39 mulai dari buku pendidikan, bisnis, agama, seni dsb.
Donasi dan kerjasama kami terima dari Yayasan Pengembangan
Perpustakaan Indonesia (YPPI). Syukur saya dan kelompok SOCRATIVE
mengucapkan terima kasih kepada para donatur yang telah turut serta
membantu kami dalam KKN ini.
Berawal dari pembukaan secara formal dan simbolis kelompok 109
SOCRATIVE bertempat di kantor kepala Desa Cengklong, saya berserta
teman-teman kelompok SOCRATIVE mendapat sambutan hangat dari
37 Tugas Pokok dan Fungsinya 38 Yang sedang terkenal 39 Jenis, kriteria
226. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
pejabat desa, lurah, dan masyarakat desa, acara berjalan dengan cukup
hikmad sesampai prosesi pembukaan berlangsung dengan Dosen
Pembimbing saya yang dalam sambutannya mohon memaklumi kepada
Masyarakat setempat bahwasannya kami dari segenap civitas akademika
UIN Syarif Hidayatullah mengadakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa
Cengklong dengan beberapa program yang akan kelompok 109 SOCRATIVE
jalankan mendapat apresiasi dari pelbagai kalangan Desa Cengklong ini.
Terdiri dari 18 Anggota kelompok yang tersebar dari pelbagai macam
fakultas dan jurusan tetapi yang mendominasi adalah fakultas Tarbiyah yang
lain tersebar acak dari fakultas Adab, Sains Tekhnologi, Ekonomi, FISIP, dan
Hukum, dsb. Perbedaan budaya, tingkah laku, dan kebiasaan sudah menjadi
pelengkap kekompakan kelompok saya dan teman-teman di kelompok KKN
ini.
Adapun upaya-upaya konflik sepertinya memang ada di setiap
kelompok KKN tetapi di sinilah kita bisa belajar bahwa menerima setiap
perbedaan adalah fitrah setiap manusia saya dan teman-teman kelompok
saya senantiasa legowo dalam setiap saran dan kritik dalam berumah tangga
bersama ada aturan mainnya bukan. Bentuk upaya salah satunya kami
lakukan dengan kumpul evaluasi tiap malam demi mencapai tujuan bersama
dan kerukunan tiap masing-masing individu kelompok. Keluh, kesah, suka,
dan duka membawa kesan yang tak pernah terlupakan rutinitas kami
sebagai bentuk aturan rumah tangga dilakukan setiap malam selain evaluasi
masing-masing juga terkait kegiatan yang sudah berjalan, ataupun kegiatan
esok hari untuk pemantapan strategi program kerja yang kami buat dan
sebagai citra saya dan kelompok biasanya juga mengadakan kegiatan
rutinitas sebagai penghilang rasa jenuh di kelompok saya dan teman-teman
saya berinisiatif membuat jadwal guna bermanfaat untuk lingkungan sekitar
dengan jadwal piket harian, kerja bakti mingguan, senam mingguan, adzan
dan pengajaran mengaji anak-anak di Desa Cengklong.
3. Kisah di Desa
Secara geografis lokasi KKN 109 SOCRATIVE berada di
KabupatenTangerang, Kecamatan Kosambi dengan jumlah penduduk 11.934
Jiwa lokasi kelompok 109 SOCRATIVE cukup padat penduduk yang terbagi
menjadi 7 Desa dan 37 RW. Adapun dari profile desa yang kami dapat di Desa
Cengklong sendiri memegang teguh nilai toleransi beragama menurut
informan yang kami dapatkan dari pejabat desa ada penduduk yang beragama
227
Islam, Konghuchu, dan Kriten Protestan mereka hidup secara adil dan tidak
ada konflik selama ini, bahkan dari wilayah atau blok yang sering disebut
Ciben40 sering mengadakan kegiatan bakti sosial memberikan penyuluhan
kesehatan gratis, sunatan massal, dan lain kegiatan yang bermanfaat bagi
penduduk desa setempat.
Saya dan teman-teman kelompok SOCRATIVE juga turut
berinteraksi bersama kepada RT setempat dan mencari informasi mengenai
data penduduk alhasil memang begitu adanya di sebagian Desa sendiri yang
sangat di sanyangkan adalah masalah lingkungan setempat yang begitu
kotor, saluran pembuangan rumah tangga yang tidak teratur, masalah
sanitasi masyarakat yang kurang memadai data yang saya dapat tentunya
tidak lain dan bukan untuk pemantapan program kerja yang kami akan
lakukan upaya sudah kita lakukan dan action41 dari saya dan juga teman-
teman kelompok SOCRATIVE.
Berbagai data kependudukan serta masalah yang akan kita hadapi di
Masyarakat sudah kita akumulasi bantuan dari dinas kebersihan juga sudah
di rencanakan tetapi lagi-lagi lurah desa sudah memberikan upaya tersebut
dan sudah terlaksana selama masa jabatan lurah desa menurut lurah Desa
Cengklong upaya preventif semacam itu belum sepenuhnya berhasil ada
upaya yang lebih penting yaitu membentuk karakter kepada Masyarakat
agar sadar akan lingkungan dan program itu saya rasa cukup memakan
waktu lama kalau diterapkan di desa yang amat luas dan padat seperti Desa
Cengklong sendiri. Opsi lainnya kita coba dengan mengadakan program
lainnya yang lebih variatif dan akurat. Sosialisasi saya dan juga teman-teman
lambat-laun membuahkan hasil dengan kenal beberapa tokoh agama, dan
tokoh Masyarakat yang berperan aktif seperti pak RT, RW , dan juga
mandor ranting cabang Pemuda Pancasila (PP) Desa Cengklong.
Program-program besar kelompok KKN 109 SOCRATIVE buat
bukan hanya semata-mata untuk kegiatan rutin saja tetapi kita mempunyai
beberapa goals42 di antarnya, yaitu pembagunan fisik taman literasi yang
terletak di halaman musholla nurul hikmat dekat dengan posko kelompok
KKN saya, Pelatihan Sablon sebagai bentuk meningkatkan mutu dan kulitas
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang sasarannya adalah Masyarakat
40 Cina Benteng 41 Aksi 42 Tujuan
228. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
dari Desa Cengklong dan harapannya bisa berkembang menjadi bisnis Home
Industri 43 , Seminar Hukum Keluarga dengan tema “ Peluang dan Tantangan
Keluarga Indonesia dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0” yang di isi dengan
Dosen Pembimbing kelompok KKN saya yang sasarannya adalah
Masyarakat desa sekitar, Mengadakan seminar dengan tema “Generasi Cerdas
Tanpa Narkoba” di Sekolah Menengah Atas (SMA) YADIKA 10 di daerah Desa
Cengklong , dan Seminar Bisnis Pengenalan Saham dan sekaligus sosialisasi
tentang jalur perguruan tinggi pentingnya kuliah yang sasarannya juga
siswa-siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) .
Dengan sosialisasi mendekatkan kita dengan Masyarakat terlebih
anak-anak paruh baya, dan para remaja lingkungan setempat yang ramai
mengadakan kegiatan, satu hal yang membuat saya kagum adalah anak-anak
di Desa Cengklong ini meyenangkan lagi gembira suatu salah satu ilustrasi
waktu itu saya pergi ke musholla anak-anak sudah siap-siap mengajak saya
dan teman-teman melakukan kegiatan rutin saya dan teman-teman mengajar
bela diri dan mengaji bersama. Tokoh agama sekitar juga sering mengajak
kami dalam kegiatan Masyarakat pada umumnya yaitu syukuran, tahlilal,
dan kegiatan positif lainnya ialah ust. Khoiruddin yang menjadi kesan
mendalam bagi kelompok saya serta teman-teman sekalian beliau orang
terhormat di lingkungan tempat kami tinggal yang senantiasa selalu
mengingatkan kepada saya dan teman-teman agar menjaga lingkungan serta
turut aktif dalam kegiatan setempat. Beliau juga yang meyakinkan kami
bahwasannya setiap apa-apa yang kita lakukan janganlah pamrih dan pasti
akan selalu membawa manfaat bagi orang lain. Dan yang paling membantu
kami dalam menjalankan kegiatan di Desa Cengklong.
Selama saya dan kawan-kawan sekelompok berjibaku dengan Desa
Cengklong di pertengahan waktu ada suatu insiden kehilangan pakaian saat
di jemurkejadian tersebut terjadi di depan posko kami sudah beberapa kali
teman-teman saya menjemur baju dan tiba-tiba hilang sampai akhirnya saya
dan teman saya mengetahui siapa pelaku tersebut namun saya cukup tahu
dan tidak mengadilinya sampai kejadian tersebut tidak terulang kembali.
Adapun program yang paling di nantikan oleh Masyarakat desa
adalah HUT RI Ke-74 saya dan teman-teman saya antusias mengadakan
perlombaan untuk kalangan usia anak-anak dan remaja sampai akhirnya
43 Usaha Rumahan
229
mereka yang mengkuti prosesi perlombaan puas dengan peraihan juara dari
lomba-lomba yang kami adakan di Desa Cengklong ini.
4. Harapan
Bagi saya program KKN ini sangatlah penting di samping semua
untaian kata tertulis yang terpenting lagi mengucapkan syukur terima kasih
bisa mengikuti program KKN 2019 kepada Allah Ta’ala . Karena tanpa-Nya
sesuatu tidak akan berjalan dengan baik. Proses KKN ini membawa saya
semakin tahu apa arti penting disetiap kegiatan di Masyarakat pendewasaan
diri setiap mahasiswa dalam setiap masalah bisa mendapatkan solusi dengan
kebijaksaan sikap masing-masing individu mahasiswa, saya dan teman-
teman kelompok saya pasti tahu apa itu masalah terberat yang kita hadapi
bersama saat KKN saling di tempa untuk berfikir bijaksana dalam mencapai
solusi. Dan saya yakin setiap permasalahan pasti akan selalu ada jalan keluar.
Saya percayakan desa ini kepada para Masyarakat yang pada saat itu kami
telah menularkan manfaat yang ada dalam diri akademisi turut
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para Tokoh
agama, Pejabat desa, dan tokoh Masyarakat lainnya.
Desa Cengklong pasti bisa mencapai desa yang makmur, adil, dan
juga desa yang ternama atas prestasi-prestasinya selama ini. Saya sebagai
peran Akademik berserta teman-teman lainnya menaruh semangat
optimisme masa depan desa yang lebih cemerlang. Janganlah tekhnologi di
zaman ini membuat kita lalai dan terlena akan masa depan teruntuk anak-
anak dan pemuda Desa Cengklong. Sebagai generasi Milenial, sampai
generasi alfa yang setiap tahunnya akan meneruskan perjuangan para
pahlawan siapa sajakah itu yaitu para orang tua, ulama, saling menghormati
satu sama lain bukanlah saling membenci antar umat beragama, Masyarakat,
dan antar suku di Desa Cengklong.
Selalu ada yang indah disetiap pindah, waktu adalah hal bisa
menyapu dan mengantar segalanya. Baik kenangan maupun perasaan. Baik
hal-hal buruk, maupun hal-hal baik. Baik awal maupun kesudahan. Hanya
saja, tak banyak manusia merelakan sedikit detik untuk lama berproses,
untuk berani melangkahi sesuatu yang teramat dicintai. Untuk berpindah
dari satu pijakan ke pijakan yang lainnya kepijakan yang begitu asing tapi
sesungguhnya desa dan pengabdian kepada masyarakat adalah rumah yag
sesungguhnya. Karena dalam hidup ini kami selalu butuh berpindah. Pindah
230. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
dari desa yang kita cintai, dari hal-hal yang kita sukai, sampai hal-hal yang
kita tidak pernah suka. Kurang lebihnya saya pamit.
231
R
Serba-serbi Kenangan di Desa Cengklong
Oleh: Intan Dwi Cahyani
1. Awal Mula Pengabdian
Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah suatu bentuk kegiatan yang
berupa pengabdian yang dilakukan oleh mahasiswa kepada Masyarakat
dalam waktu dan daerah tertentu. Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini
bertujuan untuk menerapkan dan mengaplikasikan ilmu-ilmu yang sudah
didapatkan di bangku perkuliahan secara nyata sehingga dapat
meningkatkan kepedulian dan kemampuan mahasiswa mempelajari dan
mengatasi permasalahan sosial, meningkatkan kemampuan mahasiswa
melaksanakan kegiatan pelayanan dan pemberdayaan Masyarakat,
memberikan pengalaman belajar secara langsung di Masyarakat, dan lain-
lain.
Kuliah Kerja Nyata (KKN)? Kata-kata tersebut selalu terngiang-ngiang
dalam kepala saya sejak dimulainya semester 4. Hal ini dikarenakan berita-
berita yang tersebar di kalangan mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) khususnya di program studi saya yaitu Pendidikan Biologi.
Berita bahwa fakultas saya akan diikut sertakan dalam kegiatan ini sudah
sangat menyebar luas. Hal inipun menjadi berita yang cukup viral di
kalangan mahasiswa dan mahasiswi Tarbiyah, pasalnya kebijakan ini baru-
baru saja diberlakukan seiring dengan penghapusan kegiatan Praktik Profesi
Keguruan Terpadu (PPKT) bagi mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan.
Jika berbicara tentang kompetensi yang dimiliki, setiap orang pasti
mempunyai kompetensi yang berbeda-beda sesuai dengan bidangnya.
Kompetensi yang saya miliki untuk mengabdi pada Masyarakat ini ialah
mengajar, karena saya berasal dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Dengan kompetensi yang saya miliki ini, saya memiliki rencana selama
mengabdi yaitu memberikan bimbingan dan pengajaran selama saya
mengabdi di desa.
Sejujurnya, pada awalnya saya tidak memiliki niat dan motivasi yang
khusus untuk mengikuti kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini. Menurut
saya, Kuliah Kerja Nyata ini merupakan kegiatan yang tidak perlu bagi
mahasiswa Tarbiyah dan Keguruan. Mengapa? Karena saya berfikir ilmu
yang sudah didapatkan di bangku perkuliahan umum akan lebih efektif
232. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
untuk diterapkan dalam kegiatan magang, atau dalam program studi saya
ialah seperti Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT). Menurut pendapat
saya, ilmu yang didapatkan di bangku kuliah akan lebih berguna dan
membuat mengasah kemampuan atau kompetensi yang dimiliki oleh
mahasiswa keguruan seperti saya. Namun, seperti halnya nasi yang sudah
menjadi bubur. Kuliah Kerja Nyata ini tidak bisa dihindari karena sudah
menjadi suatu kebijakan yang telah disepakati dari pihak atasan. Pada
akhirnya, sama halnya seperti mata kuliah lainnya, Kuliah Kerja Nyata
(KKN) menjadi suatu keharusan bagi mahasiswa yang sedang menuntut
ilmu. Kuliah Kerja Nyata ini juga menjadi suatu prasyarat mahasiswa di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta untuk dapat menuntaskan studinya.
Seiring berjalannya waktu, akhirnya saya putuskan untuk mengikuti
kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini dengan sepenuh hati. Saya bulatkan
niat dan motivasi saya sepenuhnya untuk berpartisipasi aktif dan
menerapkan ilmu yang saya punya dan peroleh dari perkuliahan yang saya
jalani.
2. Keluarga Baru, Tempat Mengukir Kenangan
Dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata ini telah ditetapkan sebelumnya
bagaimana pembagian kelompok dan nama-nama mahasiswa yang termasuk
di dalamnya. Pembagian kelompok ini ditentukan oleh Pusat Pengabdian
Masyarakat (PPM). Saya tidak mengerti bagaimana sistem pembagiannya.
Saya termasuk ke dalam kelompok 109, dimana di dalam kelompok tersebut
terdapat 18 anggota yang memiliki jurusan dan latar belakang yang berbeda
pula. Teman-teman yang termasuk satu kelompok dengan saya berasal dari
fakultas yang bermacam-macam yaitu Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK), Fakultas Adab dan Humaniora (FAH), Fakultas Syariah dan Hukum
(FSH), Fakultas Sains dan Teknologi (FST), Fakultas Ushuluddin (FU),
Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FIDKOM), Fakultas Dirasat
Islamiyah (FDI), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), dan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik (FISIP).
Kelompok saya ialah kelompok 109 yang bernama “Socrative”. Nama
Socrative ini merupakan usulan dari saya, yang memiliki arti dan
kepanjangan yaitu Smart, Creative, dan Innovative. Dengan pemberian nama ini,
saya berharap bahwa saya dan kelompok saya dapat mewujudkan Desa
Cengklong yang smart, creative dan innovative sehingga dapat meningkatkan
kualitas sumber daya manusianya.
233
Tanpa disadari, waktu terus berjalan dan hari terus berganti hari
hingga tiba dimana waktu menunjukkan tanggal 23 Juli 2019, yaitu hari
dimana saya berangkat untuk melaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) di Desa Cengklong, Kosambi, Tangerang. Dimulainya Kuliah Kerja
Nyata (KKN) ini menandakan bahwa saya harus hidup berjauhan dan
mandiri dengan keluarga selama 1 bulan lamanya.
Secara pribadi, baru kali ini saya mempunyai kesempatan untuk hidup
mandiri dan berjauhan dari keluarga. Kegiatan Kuliah Kerja Nyata ini
memberikan kesempatan kepada saya untuk merasakan bagaimana rasanya
menjadi anak kost. Kuliah Kerja Nyata (KKN) membuat saya belajar
bagaimana saya harus menjaga dan mengatur hidup saya, setidaknya walau
hanya jangka 1 bulan.
Pada awalnya saya sedikit merasa takut untuk menjalani kehidupan
Kuliah Kerja Nyata ini bersama dengan teman-teman yang lainnya dalam
jangka waktu satu bulan. Bagi saya pribadi, waktu satu bulan ini bukanlah
waktu yang singkat karena saya harus hidup dengan anggota lainnya yang
belum pernah saya temui dan kenal yang mana pastinya memiliki perbedaan
masing-masing, dan juga saya berpikir akan sulit untuk menyatukan kepala
dari 18 orang menjadi satu tujuan. Rasa ketakutan saya pun semakin
bertambah dengan sifat yang saya miliki, dimana saya adalah orang yang
termasuk tertutup dan cukup sulit untuk beradaptasi dengan orang lain.
Biasanya, saya membutuhkan banyak waktu untuk dapat beradaptasi
dengan baik dengan orang lain yang tidak pernah saya kenal dan baru saya
temui. Rasa takut saya juga semakin bertambah karena saya takut memiliki
teman kelompok yang sulit untuk beradaptasi juga, serta sulit untuk
menerima kehadiran dan kekurangan orang lain. Hal itu yang menjadikan
pandangan saya mengenai Kuliah Kerja Nyata ini sedikit menakutkan.
Seiring berjalannya waktu, ketakutan dan kecemasan saya pun hilang
sudah. Alhamdulillah, hal ini dikarenakan saya memiliki teman-teman satu
kelompok yang baik, saling mendukung satu sama lain, saling membantu jika
ada yang kesusahan, dan juga memiliki sifat yang sangat toleransi dan
pengertian sekali terhadap teman satu kelompoknya. Hal ini membuat saya
nyaman sepenuhnya berada di sini untuk menjalankan kegiatan Kuliah Kerja
Nyata ini dan juga menghillangkan gambaran buruk yang saya punya
tentang kegiatan Kuliah Kerja Nyata.
Berikut ini akan saya perkenalkan secara singkat satu persatu teman
satu kelompok saya. Mutia, mahasiswi jurusan ilmu perpustakaan
234. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
merupakan teman seper-jajan-an dan seper-makan-an saya. Putri,
mahasiswi jurusan PGMI yang paling heboh diantara yang heboh, selalu
menebar tawa di kelompok KKN. Isna, mahasiswi jurusan Pendidikan
Matematika yang merupakan teman pertama saya di kelompok ini, dia juga
merupakan sosok ibu konsumsi yang mengurusi segala kebutuhan makan
selama KKN. Zulfa, mahasiswi jurusan Hukum Ekonomi Syariah yang
mempunyai suara merdu bak penyanyi kondang, juga merupakan sosok ‘umi’
bagi anak-anaknya di KKN. Hanna, mahasiswi jurusan Sistem Informasi
yang merupakan sekretaris dalam kelompok, juga si pemilik suara keras
membaHanna namun baik sekali orangnya. Fikis, mahasiswi jurusan
Pendidikan Bahasa Indonesia yang juga merupakan sekretaris kelompok, si
ceroboh yang ramah namun sangat labil. Farah, mahasiswi jurusan Fisika
yang awalnya diam namun selama KKN berkembang menjadi manusia receh
juga. Tara, mahasiswi jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam yang cantik
karena mempunyai garis keturunan arab namun si pemager. Eni¸ mahasiswi
jurusan Manajemen yang cantik namun sedikit galak. Fajar, mahasiswa
jurusan Tarjamah yang merupakan fotografer andalan dalam kelompok.
Babay, mahasiswa jurusan Ilmu Hadits yang awalnya pendiam namun
seiring berjalannya KKN jiwa-jiwa cerewetnya mulai muncul, juga dia
merupakan si penggemar jajanan. Fauzi, mahasiswa jurusan Biologi yang
hobi nyanyi sambil main gitar. Sirril, mahasiswa jurusan Manajemen
Pendidikan yang setia begadang demi menjaga keamanan kelompok. Robin,
mahasiswa jurusan Hukum Ekonomi Syariah merupakan sosok ketua
kelompok yang sangat sibuk. Bang Hilman, mahasiswa jurusan Hubungan
Internasional merupakan sosok abang berkepala dingin, si pengambil
keputusan bijaksana. Bani, mahasiswa jurusan Perbankan Syariah
merupakan sosok calon dosen penyebar informasi mengenai bidang
persahaman. Sholahuddin, mahasiswa jurusan Dirasat Islamiyah
merupakan sosok bank berjalan bagi kelompok karena dia merupakan
bendahara kelompok.
Hari demi hari, saya dan anggota kelompok lainnya semakin menyatu.
Saya melaksanakan kegiatan program kerja yang telah dibuat sebelumnya
secara bersama-sama. Mulai dari program harian, mingguan, dan acara-acara
besar yang telah dibuat oleh kelompok saya. Setiap program kerja yang
dilaksanakan, terdapat senang dan sedihnya yang dijalankan secara
bersamaan. Dimulai dari kegiatan persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi dari
program kerja yang dijalankan. Perasaan senang akan muncul setiap kali
235
program kerja yang telah direncanakan berjalan dengan baik. Jika ada
perasaan senang, tentu juga ada sedihnya, saat program kerja yang telah
dibuat tidak berjalan sesuai dengan harapan dan konsep awalnya atau
bahkan saya dan teman-teman gagal menjalankan program kerja yang telah
dibuat.
Tidak terasa, sebulan lamanya telah saya habiskan waktu bersama
dengan teman-teman satu kelompok ini. Mulai dari bangun tidur saat pagi
hingga menjelang malam hari saatnya tidur kembali kita habiskan waktu
sepenuhnya bersama-sama. Banyak sekali kegiatan-kegiatan yang telah
dilalui bersama baik suka maupun duka. Namun, jika dapat saya katakan,
dalam Kuliah Kerja Nyata ini banyak memberikan suka disbanding duka.
Jika ada yang bertanya kepada saya “Bagaimana rasanya mengikuti Kuliah
Kerja Nyata? Bagaimana kesannya selama sebulan penuh hidup dengan
orang lain yang asing bagi kamu? Lantas, bagaimana pandanganmu sekarang
mengenai Kuliah Kerja Nyata?”, akan saya jawab dengan dua kata yaitu “luar
biasa”. Luar biasa karena memiliki banyak teman baru, luar biasa karena
memiliki banyak kenangan yang sangat menyenangkan disini, luar biasa
karena mendapatkan pengalaman baru yang mungkin tidak akan
didapatkan di tempat dan kesempatan lainnya, luar biasa karena dapat
memiliki pandangan yang luas dan dapat mengerti orang lain selama disini,
dan luar biasa karena kenangan yang saya dapatkan disini dapat mengubah
pemikiran dan pandangan saya tentang Kuliah Kerja Nyata yang awalnya
saya anggap sedikit menakutkan.
Begitu banyak hal yang dilalui yang berkesan dalam ingatan saya.
Namun, ada satu kejadian yang sangat berkesan bagi saya yaitu pada saat
terjadinya pemadaman listrik hampir semua wilayah di Pulau Jawa. Sangat
amat mengesalkan, wilayah dimana saya tinggal yaitu di Desa Cengklong
mengalami padam listrik selama 2 hari. Saya bingung, bagaimana jadinya
hidup tanpa listrik selama 2 hari? Tidak hanya listrik yang padam, namun
sinyal handphone juga ikut menghilang. Hampa, seperti tidak ada kehidupan
yang saya rasakan selama 2 hari itu. Bagaikan kembali ke zaman dahulu kala.
Hal yang menjadi kendala terbesar saat listrik padam ialah tidak adanya air.
Kebetulan, di rumah yang saya tinggali ini tidak memiliki tangki air atau
toren seperti biasanya. Setidaknya, jika memiliki tangki air maka akan ada
air yang tersimpan dalam jumlah sedikit di dalam tangki air tersebut dan
tentunya dapat digunakan sedikit untuk keperluan rumah. Namun, karena
rumah yang saya tinggali tidak memiliki tangki tersebut, jadi pada saat
236. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
listrik padam, otomatis tidak akan ada air yang keluar karena mesin pompa
air tidak dalam kondisi on. Hidup tanpa air? Oh tidak. Rasanya sulit sekali,
karena air merupakan kebutuhan paling utama bagi kehidupan manusia.
Dikarenakan tidak mempunyai air di rumah, saya dan teman-teman saya
akhirnya memutuskan untuk mengungsi ke masjid yang berada di desa
Belimbing. Alhamdulillah, air disana melimpah. Jadi, saya dan teman-teman
memutuskan untuk menumpang mandi dan buang air besar di masjid
tersebut. Hal yang lucu bagi saya ialah saat pada tengah malam tiba-tiba saya
tidak tahan ingin buang air kecil. Jadi, saya memutuskan untuk membeli air
mineral sebut saja merk Aqua untuk membersihkan setelah buang air kecil.
Jika dikalkulasikan, saya sudah menghabiskan total 5 botol aqua ukuran
besar hanya untuk buang air kecil saja. Sungguh miris, namun hal ini menjadi
kenangan bagi saya, dimana hidup 2 hari penuh tanpa listrik, air, dan sinyal
handphone.
Jika ingin diceritakan, begitu banyak hal yang telah kami lalui bersama
selama satu bulan ini, hingga menjadikan kami kelompok yang sangat solid
dan kompak. Kami bukan hanya sekedar teman yang dipertemukan secara
kebetulan oleh kegiatan kampus, lebih dari itu kami telah menjadi satu
keluarga yang sangat dekat dan akrab. Keluarga baru tempat saya mengukir
banyak kenangan.
3. Desa Cengklong, Tempat Kenangan
Bertepatan pada tanggal 10 Mei 2019, pihak PPM membagikan file
pdf yang berisikan pembagian lokasi dan dosen pembimbing lapangan.
Berdasarkan file tersebut, kelompok saya yaitu 109 mendapatkan lokasi di
Tangerang. Pada awalnya, saya merasa sangat kecewa karena tidak
mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di
daerah Bogor. Seperti yang sudah diketahui bahwasanya daerah Bogor
merupakan tempat yang lebih ‘cocok’ untuk dijadikan lokasi pengabdian
oleh mahasiswa, karena daerahnya yang dapat disebut masih desa dan bukan
kota. Selain itu, situasi dan kondisi di daerah Bogor lebih menyenangkan
menurut pandangan saya, karena udaranya masih terbilang sejuk dan jauh
dari hingar-bingar perkotaan.
Namun, nasi sudah menjadi bubur. Keputusan dan kebijakan yang
telah dibuat oleh PPM tidak bisa diubah, saya hanya dapat mengikutinya saja
sesuai dengan arahan. Disebutkan pada file tersebut bahwa kelompok 109
mendapatkan lokasi di Desa Cengklong, Kecamatan Kosambi, Kabupaten
237
Tangerang, Banten. Sebelumnya saya sangat asing akan nama Desa
Cengklong, karena saya belum pernah mendengar nama desa ini, tetapi
untuk Kecamatan Kosambi sedikit banyaknya saya tahu dan sudah pernah
mendengar wilayah ini karena saya seringkali menghabiskan waktu liburan
di daerah Tanjung Pasir, Tangerang.
Desa Cengklong merupakan desa yang terpilih menjadi lokasi
pengabdian kelompok 109. Desa Cengklong merupakan salah satu desa yang
berada pada kecamatan Kosambi, Tangerang dan berbatasan dengan
provinsi DKI Jakarta, tepatnya Jakarta Barat. Menurut salah satu
Masyarakat, Desa Cengklong ini merupakan salah satu desa yang memiliki
penduduk yang lumayan padat dibandingkan dengan desa lainnya di
Kecamatan Kosambi. Hal ini dikarenakan banyaknya penduduk-penduduk
yang pindah dari kota Jakarta Barat ke desa ini.
Desa Cengklong termasuk ke dalam wilayah industri, dimana pada
desa ini banyak sekali terdapat pabrik-pabrik industri. Desa Cengklong ini
sebelumnya dipimpin oleh Kepala Desa Bapak Pinan S.H selama periode
2013-2019. Namun, untuk saat ini masa jabatan beliau sudah selesai dan
digantikan oleh Pejabat Sementara yaitu Bapak Saduni.
Desa Cengklong merupakan desa yang sangat beragam. Beragam dalam
hal agama dan sukunya. Di desa ini hidup lima agama yaitu Islam, Kristen,
Konghucu, Budha, dan Hindu. Kelima agama ini hidup saling berdampingan.
Bahkan ada 2 wilayah lingkup RT yang hanya memiliki penduduk konghucu
di dalamnya. Tidak ada konflik apapun, namun jika dilihat secara lebih
mendalam terdapat perbedaan yang berupa tembok di antara kelima agama
ini. Dapat dikatakan nilai toleransi yang diterapkan di desa ini cukup baik.
Selama tinggal di desa ini, banyak suka dan dukanya yang saya rasakan.
Sukanya yaitu Masyarakat sekitar tempat saya tinggal sangat ramah dan juga
menerima dengan tangan terbuka akan kedatangan kami sekelompok. Tidak
berat hati ketika saya dan teman yang lainnya meminta bantuan berupa
pinjaman alat untuk kebutuhan memasak selama di sana. Terkadang ada
beberapa warga yang mengirimkan makanan-makanan untuk kelompok
saya. Hati saya sangat tersentuh, karena hal itu menggambarkan bahwa
mereka senang akan kedatangan kelompok KKN ke desa mereka. Sedangkan
dukanya, hanyalah cuaca yang panas dan debu yang sangat banyak. Saya
tidak terbiasa dengan hal tersebut sebelumnya.
Sama seperti hal-hal yang lain, sebuah desa juga dapat memiliki sisi
positif dan negatifnya. Sisi positifnya sudah saya uraikan di atas. Sedangkan
238. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
sisi negatifnya ialah terdapat beberapa permasalahan di desa ini, antara lain
kurangnya komunikasi dan harmonisasi antar warga yang berbeda suku,
agama, dan ras dan kurangnya kesadaran Masyarakatnya akan pentingnya
lingkungan. Salah satu contoh permasalahannya ialah masih menumpuknya
sampah di lingkungan ini, baik itu di daratan ataupun di aliran sungai besar
dan got. Menurut keterangan Masyarakat setempat, terdapat beberapa
wilayah yang mengalami banjir jika hujan turun. Hal ini kemungkinan dapat
disebabkan karena masih banyaknya sampah yang tertumpuk bukan pada
tempatnya (khususnya di aliran sungai), sehingga menyebabkan air hujan
yang turun tidak dapat mengalir dan akhirnya menggenang di beberapa
wilayah di Desa Cengklong. Permasalahan ini sebenarnya berakar dari satu
hal, yaitu kurangnya tingkat kesadaran Masyarakatnya akan pentingnya
membuang sampah pada tempatnya dan menjaga lingkungan. Saya sadar
permasalahan yang dimiliki oleh Desa Cengklong tidak akan bisa teratasi
dengan mudah dan cepat. Hal ini dikarenakan perlu adanya kesinambungan,
komunikasi yang harmonis antara Masyarakat dengan Masyarakat,
Masyarakat dengan aparatur pemerintah desa setempat, dan juga perlu
adanya kesadaran yang tinggi akan pentingnya menjaga lingkungan dan
menjadikan Desa Cengklong yang lebih baik lagi. Permasalahan ini harus
menjadi tanggung jawab bersama agar menjadikan Desa Cengklong yang
lebih baik lagi.
Selain hal tersebut, juga terdapat masalah lain di desa ini yaitu ialah
banyaknya anak yang putus sekolah dan tidak mendapatkan kesempatan
untuk mengenyam pendidikan. Hal ini sangat saya sayangkan, karena anak-
anak kecil seperti mereka merupakan generasi penerus bangsa dimana di
tangan mereka lah bangsa ini dapat diubah menjadi lebih baik. Namun
sayangnya justru generasi mereka tidak mendapatkan kesempatan untuk
mengenyam dan menimba ilmu seperti yang semestinya. Hal ini dikarenakan
terdapat beberapa faktor, salah satunya ialah masalah ekonomi keluarga,
yang menyebabkan anak-anak harus rela putus sekolah.
4. Secarik Asa untuk Desa Cengklong
Saya merasa sangat senang mendapatkan kesempatan untuk
melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata atau pengabdian kepada
Masyarakat Desa Cengklong. Saya berharap apa yang sudah saya dan teman-
teman saya lakukan di Desa Cengklong ini, sedikit banyaknya dapat
memberikan manfaat yang bagi Desa Cengklong khususnya bagi
239
peningkatan mutu dan kualitas Masyarakatnya sehingga menjadikan Desa
Cengklong yang lebih baik lagi.
Jika saya adalah warga Desa Cengklong, saya akan melakukan
beberapa pembenahan terkait permasalahan yang ada, salah satunya ialah
meningkatkan pendidikan di Desa Cengklong sehingga anak-anak kecil
yang notabenenya adalah penerus generasi bangsa dapat mengenyam
pendidikan yang layak dan tidak mengalami putus sekolah.
Begitu banyak hal yang dapat saya pelajari selama kegiatan Kuliah
Kerja Nyata ini berlangsung, juga begitu banyak kenangan yang terukir dan
terekam jelas di hati dan ingatan saya. Saya ucapkan terimakasih banyak
kepada Masyarakat Desa Cengklong yang telah menerima kehadiran saya
dan teman-teman saya di desa ini. Desa Cengklong, tempat baru mengukir
sejarah dan kenangan.
Tidak apa-apa untuk merayakan kesuksesan tapi lebih
penting untuk memperhatikan pelajaran tentang kegagalan.
- Bill Gates
241
BAB VII
KESAN WARGA ATAS PROGRAM KKN
A. Kesan Tokoh Masyarakat
1. Bapak Saduni (Kepala Desa Cengklong PJS)
Gambar 7.1 : Bapak Saduni (Kepala Desa Cengklong PJS)
Mohon maaf dan terimakasih kepada mahasiswa yang KKN di Desa
Cengklong, sudah banyak membantu kegiatan-kegiatan yang ada di Desa
Cengklong ini. Semoga kegiatan-kegiatan tersebut berkelanjutan, tidak
berhenti sampai disitu saja dan bisa diteruskan untuk KKN-KKN yang
berikutnya nanti yang akan bermanfaat bagi masyarakat semua. Terimakasih
banyak saya ucapkan sekali lagi.44
44 Wawancara dengan Kepala Desa Cenggklong, Saduni, pada Rabu, 21 Agustus 2019, pukul 10.30 WIB di Kantor Desa Cengklong.
242. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
2. Bapak Ustadz Haeruddin (Ustad atau Tokoh Agama Desa
Cengklong)
Gambar 7.2 : Bapak Ustadz Haeruddin (Ustad atau Tokoh Agama Desa
Cengklong).
Sangat berterimakasih sekali kepada mahasisiwa yang KKN di
tempat ini, masyarakat sangat puas sekali, kinerja-kinerja yang dilakukan
oleh mahasiswa sangat terasa bermanfat. Salah satunya program kerja taman
literasi , yaitu tempat belajar yang akan berguna bagi Masyarakat Cengklong
khususnya masyarakat lingkungan Musola Nurul Hikmah dan santri-santri.
Mudah-mudahan jadi sumber ilmu pengetahuan bagi warga disini. Semoga
apa yang telah disalurkan oleh mahasiswa kepada masyarakat menjadi
pelajaran dan berguna pula untuknya kelak, dalam menimba ilmu
pengalaman dimasyarakat mengutamakan kesabaran, semoga menjadikan
pembelajaran dan hikmah bagi mahhasiswa sendiri dan menjadi modal
menuju kesuksesan. Apapun yang kalian dapat selama KKN semoga itu
menjadi tunjangan untuk kalian menuju kesuksesan nanti.45
45 Wawancara dengan Ustad Desa Cengklong, ........, pada Kamis, 22 Agustus 2019, pukul 12.30 WIB di Rumah Ustad.... Desa Cengklong.
243
3. Bapak Jidan (Ketua Rw 04 Desa Cengklong)
Gambar 7.3 : Bapak Jidan (Ketua Rw 04 Desa Cengklong)
Adanya mahasiswa dan mahasiswi ini banyak berpengaruh terhadap
kehidupan sehari-hari masayarakt setempat, yang tadinya banyak
nganggurnya menjadi banyak kegiatan, terutama anak-anak daerah sini,
maka dari itu saya mewakili masyarakat setempat sangat bersyukur sekali
dengan adanya mahasiswa-mahasiswa KKN disini dan merasa senang.
Pesannya semoga mahasiswa ini dilancarkan segala urusannya, diselamatkan
diperbanyak rizkinya dan semoga sukses selalu untuk kedepannya.46
46 Wawancara dengan Ketua Rw 04 Desa Cengklong, Jidan, pada Kamis, 22 Agustus 2019, pukul 11,43 WIB, di Rumah Pak Jidan Desa Cengklong.
244. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
B. Kesan Masyarak Desa Cengklong
1. Bapak Edi (Warga Desa Cengklong)
Gambar 7.4 : Bapak Edi (Warga Desa Cengklong)
Dengan adanya mahasiswa kerja kuliah nyata ini (KKN) tentunya
sangat merasa senang, kalo bisa ingin ketemu lagi dan terus berlanjut,
banyak sekali membant kami disini, mengajar ngaji, membantu belajar anak-
anak, membantu proses pembangunan mushola disini. untuk kalian semoga
kuliahnya lancar, biar suksess, panjang umur, diberikan banyak rezekiinya,
dimudahkan jodohnya, dan semoga ilmunya betrmanfaat.47
47 Wawancara dengan Warga Desa Cengklong, Edi, pada Kamis, 22 Agustus 2019, pukul 13.00 WIB, di Musola Nurul Hikmah Desa Cengklong
245
C. Kesan Pemuda Desa
1. Bang Iwan (Salah Satu Pemuda Desa Cengklong)
Gambar 7.5 : Bang Iwan (Salah Satu Pemuda Desa Cengklong)
Anak KKN sangat bagus dalam membantu masyarakat setempat
dengan kerja nyatanya di kampung ini dan masyarakat setempat tidak
merasa terganggu dengan adanya mahasiswa di tempat ini, banyak sekali
pembelajaran yang saya dan teman-teman desa ini dapat dari mahasiswa
disini. Semoga kalian kuliahnya cepet lulus dan di beri kesehatan selalu,
ilmunya bermanfaat.48
D. Kesan anak-anak Desa Cengklong
1. Arof (Remaja Desa Cengklong)
Gambar 7.6 : Arof (Remaja Desa Cengklong)
48Wawancara dengan Pemuda Desa Cengklong, ............., Pada Kamis, 22 Agustus 2019. Pukul 14.03 WIB, di Musola Nurul Hikmah Desa Cengklong.
246. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Sangat senang sekali dengan adanya kakak-kakak KKN ini, mereka
sangat baik sekali kepada kami, kakak sering main bareng, bantuin pak
ustad nagajar ngaji kalo malem, ngajarin les juga. Semoga kakak kuliahnya
cepeat lulus mendapat jodoh yang baik soleh, solehah, jangan lama-lama
kuliahnya, menjadi guru-guru yang baik, dan semogga tidak lupa sama kami
disini.49
2. Intan (Pelajar Desa Cengklong)
Gambar 7.7 : Intan (Pelajar Desa Cengklong)
Intan senang adanya kakak-kakak yang ganteng-ganteng cantik-
cantik ini, bahagia banget, kakaknya baik-baik gaada yang jahat-jahat.
Sering dibantuin ngerjain tugas, belajar bareng. Semoga kuliahnya lancar ya
kak sukses, biar kakak-kakaknya cepat mendapat jodoh, jangan lupain aku
ya kak semoga bahagia selalu disana.50
49 Wawancara dengan Remaja Desa Cengklong, Arof, Pada Kamis, 22 Agustus 2019, Pukul 12.46 WIB, di Rumah Ustad....... Desa Cengklong. 50 Wawawncara dengan Pelajar Desa Cengklong, Intan, Pada Senin, 19 Agustus d2019, Pukul 12.24 WIB, di Rumah Warga Desa Cengklong.
Balas dendam terbaik adalah dengan menjalani hidup yang baik.
- Jerry Sienfield.
247
DAFTAR PUSTAKA
[1] Sumanto, ‘DAFTAR ISIAN POTENSI DESA DAN KELURAHAN
CENGKLONG 2018’, p. 41.
[2] Tim Penyusun KKN ABCD, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, and
Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat, Panduan KKN ABCD,
UIN Sunan Ampel Surabaya: Asset Based Community-driven Development
(ABCD). 2016.
[3] Suharto,Edi.2005. membangun Masyarakat dan memberdayakan rakyat.
[4] Margana wiratma, sosial mapping untuk mengatasi potensi konflik
dipertambangan batubara vol.1 No.2, 2010 hal. 764.
[5] Eva Nugraha, Panduan Penyusunan Buku Laporan Hasil KKN-PpMM
2018, (Ciputat: Pusat Pengabdian kepada Masyarakat), h. 19
[6] Patton, Adri. “asset based community development: strategi
pembangunan di Era Otonomi Daerah” media Masyarakat dan politik Vol.18,
No 1 (2005). Diakses pada 11 september 2019 dari
http://journal.unair.ac.id/asset-based-community-development-article-
2334-media-15-category-8.html.
Tidak ada yang permanen di dunia ini – termasuk
permasalahan kita.
- Charlie Chaplin.
249
BIOGRAFI
Dr. Hj. Masyrofah, S.Ag, M.Si,
beliau adalah Dosen program Studi
Hukum Tata Negara. Lahir pada
tanggal 20 Desember tahun 1978 di
Jakarta. Bertempat tinggal di
Cleverton Residence Blok. C5 Jl.
WR. Supratman Kampung Utan
Cempaka Putih Ciputat Tangerang
Selatan Beliau menyelesaikan
pendidikan Magister (S2) di
Universitas Indonesia pada tahun
2005, dan baru mendapatkan gelar Doktor (S3) di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta 2019. Dengan kesibukkannya beliau masih senantian menjadi Dosen
Pembimbing KKN untuk Kelompok 109.
Rahmad Dwi Robiansah seorang Mahasiswa
dari Jurusan Hukum Ekonomi Syariah,
Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syarif
Hidayatuallah Jakarta. Lahir pada 28
Oktober 1995, Jakarta. Merupakan anak ke-
2 dari 4 bersaudara. Beliau adalah ketua
KKN 109, yang juga aktif dalam kegiatan
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Ia
menyelesaikan Sekolah Menengah Atas di
Pondok Pesantren Al Amien Prenduan,
Madura. Memiliki motto hidup, “Hidup
adalah uang dan Kebiasaan adalah kualitas jiwa,
maka jangan biarkan hari kemarin merenggut
banyak hal hari ini.”
250. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Hanna Mahaerani Purnomo Putri,
Mahasiswi Jurusan Sistem Informasi
dari Fakultas Sains dan Teknologi,
UIN Syarif Hidayatuallah Jakarta.
Lahir pada tanggal 6 Mei 1998,
Sukabumi. Bertempat tinggal di
Jl.Tanjung Lengkong, RT. 16, RW.07,
Jakarta Timur. Merupakan anak
pertama dari 4 bersaudara.
Menyelesaikan pendidikan sekolah
menengah atas di SMA Muhammadiya
4 Jakarta. Memiliki motto hidup
“Selalu percaya atas apa yang kamu lakukan,
dan selalu bersyukur atas apa yang kamu
dapatkan.”
Fikis Silmi Faiza, merupakan
Mahasiswi jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, dari Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Lahir di
Bogor, pada 14 Agustus 1998.
Pendidikan terakhir sekolah
menengah atas di MAN 2 Kabupaten
Bogor. Ia merupakan anak pertama
dari 2 bersaudara. Selain kuliah, ia juga
aktif dibeberapa organisasi yang salah
satunya, Dema UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, Unit Kegiatan
Mahasiswa Teater Syahid, dan
Himpunan Mahasiswa Islam
Komisariat Tarbiyah. Memiliki motto
hidup “Dare to dream, dare to reach it.”
251
Sholahuddin, Mahasiswa jurusan
Dirasat Islamiyah di Fakultas Dirasat
Islamiyah. Lahir di Jakarta pada
tanggal 28 November 1997.
Bertempat tinggal di Jl. H. Muhajir
No.127 Rt.03 Rw.04, Cinere, Depok.
Pendidikan terakhir sekolah
menengah atas di MA Attaqwa Pusat
Putra Bekasi. Ia merupakan anak
bungsu dari 5 bersaudara. Memiliki
hobi membaca, dan memiliki motto
hidup “Selalu melakukan hal yang terbaik,
kelak memperoleh hasil yang terbaik.“
Achmad Fauzi Hakiki atau biasa di
panggil Fauzi, merupakan
Mahasiswa Biologi di Fakultas Sains
dan Teknologi. Lahir di Tangerang,
tanggal 25 Maret 2019. Ia anak
bungsu dari 2 bersaudara. Hobi
bermain futsal, dan pernah
mengikuti ajang lomba futsal se-
Kecamatan Cipondoh. Pendidikan
terakhir sekolah menengah atas di
tempuhnya di Muhammadiyah 02
Cipondoh. Ia juga pernah aktif dalam
kegiatan Karang Taruna Cipondoh.
Memiliki motto hidup “Membantu
orang-orang yang lemah jiwa dan hati nya.”
252. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Zulfa Amelia solihah atau lebih
akrab dengan sapaan Dezul
merupakanmahasiswi Fakultas
Syariah dan Hukum. Ia sering
diutus oleh pihak kampus untuk
mengisi acara di berbagai kegiatan
Fakultas atau Universitas. Selain
menjadi mahasiswi , ia juga aktif di
beberapa organisasi, seperti UKM
PSM UIN Jakarta, GENBI (
Generasi baru Indonesia), yang
merupakan komunitas penerima
beasiswa Bank Indonesia dan
Dema Fakultas Syariah dan
Hukum. Motto yang ditekankan
dalam hidupnya adalah “Hidup
Sekali Hiduplah yang Berarti”.
Putri Islamiati, biasa di panggil Putri.
Kelahiran Jakarta, 13 Mei 1998. Mahasiswi
jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan. Anak pertama dari 3
bersaudara. Pendidikan terakhir Sekolah
Menengah Atas Negeri 46 Jakarta. Selain
aktif kuliah, ia juga aktif dalam kegiatan
POSTAR (Pojok Seni Tarbiyah), hobi
menarinya ia salurkan dalam organisasi
POSTAR.
253
Mutia Ramadhayanti, biasa di sapa
Mutia. Keliharan Tangerang, 3 Januari
1998. Merupakan Mahasiswi jurusan
Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan
Humaniora. Anak bungsu dari dua
bersaudara. Pendidikan terakhir Sekolah
Menengah Atas Negeri 02 Tangerang
Selatan. Pernah aktif dalam kegiatan
organisasi Himpunan Mahasiswa
Jurusan. Memiliki motto hidup
“Merendah untuk meroket.”
Muhamad Babay Muztaba, atau biasa di
sapa Baymuz. Ia salah satu Mahasiswa
jurusan Ilmu Hadis, di Fakultas
Ushuluddin. Lahir di Tangerang, 15
Febuari 1997. Merupajan anak bungsu
dari 8 bersaudara. Memiliki hobi
bermain futsal dan sepak bola.
Pendidikan terakhir Sekolah Menengah
Atas Negeri 1 Kabupaten Tangerang.
Muzbay memiliki motto hidup “Terus
pantaskan dan tingkatkan kualitas diri
untuk masa depan yang lebih berarti.”
Tara Nur Tsania. Mahasiswi jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam, dari
Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
Keliharan Jakarta, 23 September 1997.
Akan ke-dua dari 3 bersaudara. Hobi
membaca buku dan memasak. Memiliki
motto hidup “Jadilah manusia yang
bermanfaat bagi orang lain.”
254. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Albanani Amirulloh atau lebih
akrab dengan sapaan bani
merupakan mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis. Kelahiran
Sukabumi, 11 Desember 1997.
Selain menjadi mahasiswa
Perbankan Syariah, ia juga aktif
dibeberapa kegiatan organisasi
kampus, yang diantaranya adalah
anggota dari divisi keilmuan
Lingkar Studi Ekonomi Syariah.
Eni Sutrieni. Mahasiswi jurusan
Manajemen, dari Fakultas
Ekonomi dan Bisnis. Kelahiran
Tangerang, pada 5 Maret 1998.
Anak pertama dari 4 bersaudara.
Bertempat tinggal di Cipondong,
Tangerang. Pendidikan terakhir
yang ia tempuh, Sekolah
Menengah Atas 14 Tangerang.
M. Hilmanul Hukama', atau biasa di
panggil Bang Hilman. Mahasiswa
jurusan Hubungan Internasional, di
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.
Kelahiran 10 Oktober 1997, di Sumenep.
Menempuh pendidikan terakhir
sekolah menengah atas di Madrasah
Aliyah Salafiyah Syafi'iyah. Gemar
membaca buku, bermain gitar, dan
pandai menggambar.
255
Isna Asriyah Siregar. Mahasiswi
jurusan Pendidikan Matematika, di
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan. Lahir di Panobasan,
pada 28 April 1998. Ia merupakan
anak rantau dari Tapanuli Selatan,
Provinsi Sumatera Utara. Anak
bungsu dari 4 bersaudara. Memiliki
hobi memasak. Pendidikan terakhir
Madrasah Aliyah Negeri 2 Model
Padangsidimpuan. Selain aktif
berkuliah, ia juga aktif dalam
kepengurusan panitia Olimpiade
Matematika UIN Jakarta
(OPTIKA), dan Himpunan
Mahasiswa Jurusan Pendidikan
Matematika sebagai koordinator
Departemen Kreatif dan
Kewirausahaan.
Muhammad Sirril Asror, sapaan akrabnya
Sirril. Mahasiswa jurusan Manajemen
Pendidikan, di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan. Kelahiran Tanggerang, 06 Febuari
2019. Ia merupakan anak bungsu dari 4
bersaudara. Hobi bermain Futsal dan sepak
bola. Pendidikan terakhir Madrasah Aliyah
Husnul Khotimah Kuningan. Ia pernah aktif
dalam organisasi Himpunan Mahasiswa
Manajemen Pendidikan 2016. Memiliki
motto hidup “Nikmatilah kesedihanmu, niscaya
bahagia akan datang untuk menikmatimu.”
256. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Farah Syuraih Muchtar atau
biasa lebih akrab dengan sapaan
Farah merupakan mahasiswi
Fakultas Sains dan Teknologi.
Kelahiran Jombang Jawa Timur,
27 maret 1998. Selain menjadi
mahasiswa Jurusan Fisika
peminatan geofisika, ia juga saat
ini aktif di organisasi Himpunan
Mahasiswa Geofisika Indonesia
(HMGI) dalam kepengurusan
pusat di divisi editorial redaksi
HMGZINE. Mahasiswi yang
gemar jalan-jalan dan mendaki
gunung ini pun banyak mengisi
waktu luangnya dengan mengajar
privat di beberapa tempat. Gadis berdarah campuran flores-jawa ini
mempunyai prinsip dalam dirinya yakni “sukses itu bukan seperti indomie yang bisa
dinikmati dengan instan” motto inilah yang ia pegang teguh ketika awal mula
merantau saat usianya baru 11 tahun.
Ikhwan Fajar Ramadhan, sapaan
akrabnya Fajar. Mahasiswa jurusan
Tarjamah, dari Fakultas Adab dan
Humaniora. Kelahiran Bogor, 30
Desember 1997. Merupakan anak
pertama dari 5 bersaudara. Hobi
dalam kegiatan Fotografi. Pendidikan
terakhir bersekolah di Madrasah
Aliyah Negeri 6 Jakarta. Selain aktif
dalam perkuliahan, ia juga aktif dalam
kegiatan UKM Kalacitra UIN Jakarta.
Motto hidup saya adalah “Cara, Kuasa,
dan Seni selalu melihatkan segalanya.”
257
Saya adalah seorang perempuan yang ketika di
lahirkan pada tanggal Tangerang, 8 Juli 1998
diberikan nama Intan Dwi Cahyani. Untuk
mempermudah, saya biasa dipanggil dengan
nama Intan. Saya merupakan mahasiswi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan pada
program studi Pendidikan Biologi. Saya
memiliki keahlian dalam bidang mengajar dan
olahraga voli. Kesibukan yang saya tekuni saat
ini ialah kuliah dan berwirausaha. Motto
hidup saya adalah “Mimpilah setinggi langit dan
kejarlah mimpi itu. Semua impianmu akan terwujud
jika kau memiliki keberanian untuk
mengejarnya.”
LAMPIRAN-LAMPIRAN
250. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Lampiran 1 : Logo, Banner, dan Desain Baju
Desain Sertifikat
Desain Banner Posko KKN SOCRATIVE 109
251
Desain Pamflet Lomba 17 Agustus
252. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Logo KKN 109 SOCRATIVE
Desain Baju Kelompok 109
Desain Depan Kartu Nama
Anggota
Desai Belakang Kartu Nama
Anggota
253
Lampiran 2 : Surat-surat
Surat Undangan Pembukaan KKN Socrative 109
254. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Surat Izin Permohonan Mengadakan Kegiatan di SDN 03 Cengklong
255
Surat Undangan 17 Agustus
256. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
257
Lampiran 3 : Foto Pra KKN
Rapat Pra KKN
Survei Pra KKN
258. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Pembekalan KKN
259
Lampiran 4 : Pelaksanaan KKN
Pembukaan KKN Socrative 109
Sosialisasi Dengan Masyarakat
260. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Sosialisasi Dengan Tokoh Masyarakat
Pelatihan Sablon
261
Senam Minggu Pagi
Perayaan HUT RI 17 Agustus
262. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Posyandu Kemuning
263
Pembangunan Taman Literasi
Seminar Narkoba
264. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Lampiran 5 : Form Verifikasi Kesesuaian Buku dengan Panduan
FORM VERIFIKASI MANDIRI
BUKU LAPORAN HASIL KKN-PpMM 2019
Pusat Pengabdian kepada Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
No. Kel. : 109 Nama Desa : Desa Cengklong
Nama Kel. : Socrative Nama Dospem : Dr. Hj. Masyrofah, S.Ag, M.Si
Judul : Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
CATATAN VERIFIKATOR
No Ihwal Kesesuaian dengan Buku Panduan
1 Sampul Muka ada tdk ada sesuai belum sesuai
2 Halaman Dalam ada tdk ada sesuai belum sesuai
3 Tim Penyusun ada tdk ada sesuai belum sesuai
4 LEMB. PENGESAHAN ada tdk ada sesuai belum sesuai
5 KATA PENGANTAR ada tdk ada sesuai belum sesuai
6 DAFTAR ISI ada tdk ada sesuai belum sesuai
7 DAFTAR TABEL ada tdk ada sesuai belum sesuai
8 DAFTAR GAMBAR ada tdk ada sesuai belum sesuai
9 TABEL IDENTITAS ada tdk ada sesuai belum sesuai
10 RING. EKSEKUTIF ada tdk ada sesuai belum sesuai
11 CAT. EDITOR* ada tdk ada sesuai belum sesuai
12 LEMBAR BIDANG 1 ada tdk ada sesuai belum sesuai
13 BAB I ada tdk ada sesuai belum sesuai
14 BAB II ada tdk ada sesuai belum sesuai
15 BAB III ada tdk ada sesuai belum sesuai
16 BAB IV ada tdk ada sesuai belum sesuai
17 BAB V ada tdk ada sesuai belum sesuai
18 LEMBAR BIDANG 2 ada tdk ada sesuai belum sesuai
19 BAB VI ada tdk ada sesuai belum sesuai
20 BAB VII ada tdk ada sesuai belum sesuai
21 DAFTAR PUSTAKA ada tdk ada sesuai belum sesuai
22 BIOGRAFI SINGKAT ada tdk ada sesuai belum sesuai
23 LEMBAR PEMISAH ada tdk ada sesuai belum sesuai
24 LAMPIRAN ada tdk ada sesuai belum sesuai
265
DENGAN INI KAMI MENYATAKAN BAHWA BUKU LAPORAN HASIL
KEGIATAN KKN-PpMM 2019 KELOMPOK 109 TELAH DIVERIFIKASI DAN
DINYATAKAN : SESUAI / TIDAK SESUAI* DENGAN BUKU PANDUAN, BAIK
KESESUAIN ISI MAUPUN TEKNIS PENULISAN.
*( Coret yang dianggap perlu)
Ciputat, 30 Desember 2019
Verifikator Kesesuaian Konten
Nama Hanna Mahaerani P Putri tanda tangan _________________________
Nama Putri Islamiati tanda tangan _________________________
Nama Isna Asriyah Siregar tanda tangan _________________________
Verifikator Kesesuaian Teknis Penulisan
Nama Sholahuddin tanda tangan _________________________
Nama Zulfa Amelia Solihah tanda tangan _________________________
Nama Muhammad Sirril Asror tanda tangan _________________________
Mengetahui, Catatan Dosen Pembimbing/Editor
Dosen Pembimbing
Dr. Hj. Masyrofah, S.Ag, M.Si
NIP. 197812302001122002
25 Sampul Belakang ada tdk ada sesuai belum sesuai
Kesimpulan
266. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Lampiran 6 : Form Bebas Plagiasi
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
Kami yang bertanda tangan di bawah ini.
NO NAMA NIM TANDA
TANGAN
1. Achmad Fauzi Hakiki 11160950000086
2. Albanani Amirulloh 11160850000015
3. Eni Sutrieni 11160810000012
4. Farah Syuraih Muchtar 11160970000010
5. Fikis Silmi Faiza 11160130000012
6. Hanna Mahaerani
Purnomo Putri
11160930000015
7. Ikhwan Fajar Ramadhan 1116024000049
8. Intan Dwi Cahyani 11160161000026
9. Isna Asriyah Siregar 11160170000055
10. M. Hilmanul Hukama' 11151130000027
11. Muhammad Babay
Muztaba
11160360000023
12. Muhammad Sirril Asror 11160182000012
13. Mutia Ramadhayanti 11160251000006
14. Putri Islamiati 11160183000048
15. Rahmad Dwi Robiansah 11160490000018
16. Sholahuddin 11160600000003
17. Tara Nur Tsania 11160510000137
18. Zulfa Amelia Solihah 11160490000092
267
Dengan ini menyatakan bahwa semua tulisan yang ada di Buku
Laporan Hasil Kegiatan PpMM 2019 Kelompok,109 adalah benar telah bebas
dari plagiasi atau penjiplakan. Apabila dikemudian hari pernyataan ini
terbukti tidak benar, maka kami bersedia menerima sanksi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini kami buat, untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Ciputat, 30 Desember 2019
Mengetahui, Dosen Pembimbing
Dr. Hj. Masyrofah, S.Ag, M.Si
NIP. 197812302001122002
268. Harapan di Balik Tembok Pergudangan Cengklong
Lampiran 7 : Form Bukti Penyerahan Buku
FORM BUKTI PENYERAHAN BUKU LAPORAN KKNPpMM 2019
No. Kelompok
Lokasi KKN-PpMM
Dosen Pembimbing
Judul Buku Laporan
: 109
: Desa Cengklong, Kec. Kosambi, Kab.
Tangerang
: Dr. Hj. Masyrofah, S.Ag, M.Si
: Harapan di Balik Tembok Pergudangan
Cengklong
No Institusi Tanda Tangan/Tgl.
1. Dosen Pembimbing
2. PPM
3. Perpustakaan Utama
4. Desa/Lokasi KKN
5. Kecamatan
6. BAPEDA Kab
7. LP2M UIN
8. Kesbangpol Kab.
9. Perpustakaan Fak.
10. Perpusda Kab/Kota
11. UIN Repository/pdf file
12. PPM dvd laporan format docx dan
pdf file
13. Film Dokumenter
14. Dokumen Tabel Identitas
Ringkasan Eksekutif
15. Survei Kepuasan
Ciputat, 2019
Kepala PPM
Dr. Kamarusdiana, S.Ag.,MH
NIP. 1 97202241998031003