senayanperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/bab ii revisian.docx · web viewsehingga tidak merusak...

21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Teluk Banten merupakan bagian dari Laut Jawa dan luas wilayah permukaan totalnya 150 km² dan kedalaman rata-rata 10 m, memiliki ekosistem bawah laut seperti ladang rumput laut, terumbu karang, dan cagar alam burung internasional utama. Daerah pesisirnya, termasuk Kota Serang di dekatnya, dan Pelabuhan Merak, sedang mengalami industrialisasi yang cepat (DKPEDSM, 2010). Tunda adalah sebuah pulau kecil yang terletak di Laut Jawa, yakni di sebelah utara Teluk Banten. Secara administratif, pulau ini termasuk dalam wilayah Kabupaten Serang, Banten. Luas Pulau Tunda adalah sekitar 300 hektare. Pada Tahun 2007, jumlah penduduk Pulau Tunda mencapai 3000 jiwa. Secara administratif, di Pulau Tunda terdapat 1 desa yaitu Desa Wargasara. Desa ini terdiri atas 2 dusun yakni Kampung Barat dan Kampung Timur. Pekerjaan penduduk desa umumnya adalah nelayan, bercocok tanam palawija, dan sebagian kecil sebagai pedagang perantara. Namun nelayan di Pulau Tunda, pada umumnya tidak menggunakan jarring atau pukat untuk mendapatkan ikan, melainkan menggunakan alat pancing untuk

Upload: others

Post on 31-Jul-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Senayanperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB II revisian.docx · Web viewSehingga tidak merusak ekosistem terumbu karang yang ada. (DKPEDSM, 2009). 2.2 Terumbu Karang Hewan karang

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Teluk Banten merupakan bagian dari Laut Jawa dan luas wilayah permukaan

totalnya 150 km² dan kedalaman rata-rata 10 m, memiliki ekosistem bawah laut

seperti ladang rumput laut, terumbu karang, dan cagar alam burung internasional

utama. Daerah pesisirnya, termasuk Kota Serang di dekatnya, dan Pelabuhan

Merak, sedang mengalami industrialisasi yang cepat (DKPEDSM, 2010).

Tunda adalah sebuah pulau kecil yang terletak di Laut Jawa, yakni di sebelah

utara Teluk Banten. Secara administratif, pulau ini termasuk dalam wilayah

Kabupaten Serang, Banten. Luas Pulau Tunda adalah sekitar 300 hektare. Pada

Tahun 2007, jumlah penduduk Pulau Tunda mencapai 3000 jiwa.

Secara administratif, di Pulau Tunda terdapat 1 desa yaitu Desa Wargasara.

Desa ini terdiri atas 2 dusun yakni Kampung Barat dan Kampung Timur.

Pekerjaan penduduk desa umumnya adalah nelayan, bercocok tanam palawija, dan

sebagian kecil sebagai pedagang perantara. Namun nelayan di Pulau Tunda, pada

umumnya tidak menggunakan jarring atau pukat untuk mendapatkan ikan,

melainkan menggunakan alat pancing untuk memancing ikan setiap berlayar.

Sehingga tidak merusak ekosistem terumbu karang yang ada. (DKPEDSM,

2009).

2.2 Terumbu Karang (Coral Reef)

Hewan karang tersusun atas unit – unit organisme yang sangat kecil yang

disebut dengan polyp. Polyp sendiri tersusun atas dua lapis jaringan (tissues),

yakni: lapisan epidermis dan lapisan gastrodermis yang menempel pada suatu

rangka, sedangkan antara dua lapisan tersebut dibatasi oleh lapisan mesoglea.

Hewan polyp juga mempunyai senjata untuk menangkap mangsa berupa benang

(mesener filaments) yang mengandung nematosis. Sistem saluran pencernaan

terdiri dari mulut, tenggorok (pharynx) dan kolumela (bagian tengah dari koralit

di bawah mulut). Koralit merupakan bagian rangka (corallum) yang diendapkan

oleh satu hewan polyp (Diektorat Konservasi dan Taman Nasional Laut, 2006).

Page 2: Senayanperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB II revisian.docx · Web viewSehingga tidak merusak ekosistem terumbu karang yang ada. (DKPEDSM, 2009). 2.2 Terumbu Karang Hewan karang

5

Terumbu karang merupakan endapan masif kalsium karbonat (CaCO3) yang

di hasilkan oleh organisme karang pembentuk terumbu dari Filum Cnidaria, Ordo

Scleratina. Binatang karang ini dalam hidupnya bersimbiosis dengan

zooxanthellae pada proses fotosintesis. Hasil dari fotosintesis ini adalah endapan

masif kalsium karbonat (Supriharyono, 2000).

Terumbu karang di bedakan antara hewan karang (reef coral) sebagai

individu organisme dan terumbu karang (coral reef) sebagai satu ekosistem

termasuk organisme karang. Terdapat dua kelompok terumbu karang yaitu karang

yang membentuk terumbu (hermatific corals) dan karang yang tidak dapat

membentuk terumbu (ahermatific corals). Kelompok pertama dalam prosesnya

bersimbiosis dengan zooxanthellae dan membutuhkan sinar matahari untuk

membentuk bangunan dari kapur yang kemudian di kenal reef building corals,

sedangkan kelompok kedua tidak dapat membentuk bangunan kapur di kenal

dengan non-reef buildingcorals di mana secara normalnya tidak tergantung pada

sinar matahari (Muzahar 2003).

Karang pembentuk terumbu (karang hermatipik) hidup berkoloni, dan tiap

individu karang disebut polip menempati mangkuk kecil yang di namakan koralit.

Tiap mangkuk koralit mempunyai beberapa septa yang tajam dan berbentuk daun

yang tumbuh keluar dari dasar koralit, dimana septa ini merupakan dasar

penentuan spesies karang. Tiap polip adalah hewan berkulit ganda, dimana kulit

luar dinamakan epidermis dipisahkan oleh lapisan jaringan mati (mesoglea) dari

kulit dalamnya disebut gastrodermis. Pada gastrodermis terdapat tumbuhan renik

bersel tunggal yang di namankan zooxanthellae sampai saat ini zooxanthellae

yang bersimbiosis dan terdapat dikarang adalah jenis Symbiodinium

microadriaticum (Lesser, 2004).

Zooxanthellae dapat berada dalam tubuh polip melalui proses reproduksi

polip. Pada reproduksi seksual, karang mendapatkan zooxanthellae secara

langsung dari induk, atau secara tidak langsung dari perairan. Pada reproduksi

aseksual, zooxanthellae akan langsung dipindahkan ke koloni baru atau ikut

bersama fragmen-fragmen karang yang terpisah dari koloni. Keberadaan

Page 3: Senayanperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB II revisian.docx · Web viewSehingga tidak merusak ekosistem terumbu karang yang ada. (DKPEDSM, 2009). 2.2 Terumbu Karang Hewan karang

6

zooxanthellae pada polip karang dapat mencapai lebih dari 1 juta sel per cm2

permukaan karang (Timotius, 2003).

Dalam lapisan endoderm (Gambar 1.) hidup simbion alga bersel satu

zooxanthellae, yang dapat menghasilkan zat organik, melalui proses fotosintesis.

Selain bersimbiosis dengan zooxanthellae yang menghasilkan bahan organik,

disamping itu karang juga memakan plankton untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya (DKP, 2006).

Gambar 1. Anatomi Terumbu Karang ( Suharsono, 2004)

2.2.1 Morfologi

Menurut Supriyono (2000) karang atau disebut polip memiliki bagian –

bagian tubuh terdiri dari :

1. Mulut dikelilingi oleh tentakel yang berfungsi untuk menangkap mangsa dari

perairan serta sebagai alat pertahanan diri.

2. Rongga tubuh (coelenteron) yang juga merupakan saluran pencernaan

(gastrvascular).

3. Dua lapisan tubuh yaitu ektodermis dan endodermis yang lebih umum disebut

gastrodermis karena berbatasan dengan saluran pencernaan. Di antara kedua

lapisn terdapat jaringan pengikat tipis yang disebut juga mesoglea. Jaringan

ini terdiri dari sel – sel, serta kolagen, dan mukopolisakarida. Pada sebagian

besar karang, epidermis akan menghasilkan material guna membentuk rangka

luar karang, material tersebut berupa kalsium karbonat (kapur).

Page 4: Senayanperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB II revisian.docx · Web viewSehingga tidak merusak ekosistem terumbu karang yang ada. (DKPEDSM, 2009). 2.2 Terumbu Karang Hewan karang

7

2.2.2 Klasifikasi

Menurut Direktorat Jendral DKP (2006), hewan karang dapat diklasifikasikan

ke dalam filum Coelenterata,Sub Filum Cnidaria,Kelas Anthozoa,Ordo Scleratina,

termasuk dalam beberapa Famili.

2.2.3 Tipe Terumbu Karang

Dapat dikenal beberapa tipe terumbu karang yang berlainan (Gambar 2.),

Umumnya mereka dikelompokkan menjadi tiga katgori. Nybakken (1992)

mengelompokkan formasi terumbu karang dalam tiga kategori (Gambar 2.) yaitu:

1. Terumbu karang tepi (fringing reef), yaitu terumbu karang yang terdapat di

sepanjang pantai dan kedalamannya tidak lebih dari 40meter. Terumbu ini

tumbuh ke permukaan dan ke arah laut terbuka.

2. Terumbu karang penghalang (barrier reef), berada jauh dari pantai yang

dipisahkan oleh lagoon dengan kedalaman 40 – 70 meter. Umumnya terumbu

karang ini memanjang menyusuri pantai.

3. Atoll, yang merupakan berbentuk melingkar seperti cincin yang muncul dari

perairan yang dalam, jauh dari daratan dan melingkari lagoon yang memiliki

terumbu lagoon atau terumbu petak.

a. b. c.

Gambar 2. Formasi terumbu karang (Sukmara et al., 2003)

2.2.4 Tipe Pertumbuhan Karang

Karang mempunyai variasi bentuk pertumbuhan individu ataupun koloninya

yang berkaitan erat dengan tata air dan pencahayaan dari sinar matahari pada

masing – masing lokasi. Menurut (Suharsono, 1996), tipe pertumbuhan karang

dapat dibedakan menjadi :

Page 5: Senayanperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB II revisian.docx · Web viewSehingga tidak merusak ekosistem terumbu karang yang ada. (DKPEDSM, 2009). 2.2 Terumbu Karang Hewan karang

8

1. Tipe Karang Bercabang (branching)

Suatu koloni karang disebut berbentuk bercabang apabila koloni

tersebut mempunyai percabangan sekunder (Gambar 3.). Koloni karang akan

berbentuk bercabang apabila koloni tersebut tidak mengalami tekanan yang besar

dari lingkungannya (Supriharyono, 2000).

Gambar 3. Tipe karang Bercabang ( Rahman, 2007)

2. Tipe Karang Padat (massive)

Bentuk massive merupakan koloni yang tumbuh membulat. Koloni

tersebut terlihat seperti batu kali. Bentuk koloni massive dapat berukuran kecil

hingga sangat besar (kira – kira sebesar rumah). Dapat dilihat pada (Gambar. 4),

bentuk tersebut dapat terjadi apabila koloni karang berada di lingkungan yang

kurang cahaya, terkena tekanan berupa arus dan gelombang yang kuat dan

tereskpos oleh udara ketika air laut pasang (Supriharyono, 2000).

Gambar 4. Tipe Karang Padat (Rahman, 2007)

3. Tipe Karang Kerak (encrusthing)

Karang seperti ini tumbuh menutupi permukaan dasar terumbu. Karang

ini memiliki permukaan yang kasar dan keras serta lubang – lubang kecil. Bentuk

mengerak terlihat seperti lumut kerak (Gambar 5). Karang tumbuh berupa

Page 6: Senayanperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB II revisian.docx · Web viewSehingga tidak merusak ekosistem terumbu karang yang ada. (DKPEDSM, 2009). 2.2 Terumbu Karang Hewan karang

9

lembaran yang menjalar di atas substratnya. Hal tersebut bisa terjadi karena

mengalami tekanan hidrodiamis (arus dan gelombang) yang sangat besar atau

karena sangat sering terekspos oleh udara (Supriharyono, 2000).

Gambar 5. Tipe Karang Kerak (Rahman, 2007)

4. Tipe Karang Meja (tabulate)

Karang seperti ini tumbuh menutupi permukaan dasar terumbu. Karang

ini memiliki permukaan yang kasar dan keras serta adanya benjolan – benjolan

kecil pada permukaanya (Gambar 6). Bentuk seperti meja dan luasnya bisa

mencapai beberapa meter persegi. Berbentuk seperti lempengan dan pipih.

(Supriharyono, 2000).

Gambar 6. Tipe Karang Meja (Rahman,2007)

5. Tipe Karang Daun (folliose)

Bentuk koloni lembaran terlihat seperti lembaran – lembaran tipis

kelopak bunga. Diketahui bahwa karang yang teradaptasi di perairan yang

sedimentasinya tinggi akan membentuk lembaran (Gambar 7.) (Supriharyono,

2000).

Page 7: Senayanperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB II revisian.docx · Web viewSehingga tidak merusak ekosistem terumbu karang yang ada. (DKPEDSM, 2009). 2.2 Terumbu Karang Hewan karang

10

Gambar 7. Tipe Karang Daun (Rahman, 2007)

6. Tipe Karang Jamur (mushroom)

Karang ini berbentuk oval dan tampak seperti jamur (Gambar 8.),

memiliki banyak tonjolan seperti punggung bukit beralur dari tepi hingga pusat

mulut. (Supriharyono, 2000)

Gambar 8. Tipe Karang Jamur (Rahman, 2007)

7. Tipe Karang Submasif (submassive)

Karang ini berbentuk kokoh dengan tonjolan-tonjolan atau kolom-

kolom kecil pada permukaanya (Gambar 9.) (Supriharyono, 2000).

Gambar 9. Tipe Karang submasif ( Rahman, 2007)

Page 8: Senayanperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB II revisian.docx · Web viewSehingga tidak merusak ekosistem terumbu karang yang ada. (DKPEDSM, 2009). 2.2 Terumbu Karang Hewan karang

11

8. Tipe Karang Api milepora)

Semua jenis karang api yang dapat dikenali dengan adanya warna

kuning di ujung koloni dan rasa panas seperti terbakar bila disentuh.

(Gambar 10.) (Supriharyono, 2000).

Gambar 10. Tipe Karang Api (Rahman, 2007)

10. Tipe Karang Biru (heliopora)

Karang ini berbentuk seperti lengkungan – lengkungan dan berwarna

biru pada bagiang rangkanya. (Gambar 11.) (Supriharyono, 2000).

Gambar 11. Tipe Karang Biru (Rahman, 2007)

11. Tipe Karang Berjari (digitate)

Karang ini memiliki bentuk pertumbuhannya bercabang, dengan

cabang-cabang yang jaraknya berdekatan seperti jari-jari tangan. (Gambar 12.)

(Supriharyono, 2000).

Page 9: Senayanperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB II revisian.docx · Web viewSehingga tidak merusak ekosistem terumbu karang yang ada. (DKPEDSM, 2009). 2.2 Terumbu Karang Hewan karang

12

Gambar 12. Tipe Karang Berjari (Rahman, 2007)

2.3 Faktor Pembatas Terumbu karang

Keanekaragaman, penyebaran dan pertumbuhan terumbu karang tergantung

pada kondisi lingkungan. Kenyataannya, kondisi ini tidak statis, tetapi mengalami

suatu fluktuasi karena adanya gangguan. Beberapa faktor lingkungan pembatas

bagi kehidupan terumbu karang, yaitu :

1. Cahaya

Karang hermatific pada perkembangannya bersimbiosisdengan zooxanthellae

dan membutuhkan cahaya untuk melakukan fotosintesis. Menurut Supriharyono

(2000), titik kompensasi binatang karang terhadap cahaya adalah pada intesitas

cahaya antara 200 – 700 cm, sedangkan intesitas cahaya pada umumnya di

permukaan laut 2500 – 5000 cm,. Kondisi ini menerangkan bahwa penyebaran

karang hermatific umumnya terjadi di daerah tropis.

Terkait dengan pengaruh cahaya, kedalaman suatu perairan dapat

memperngaruhi kehidupan terumbu karang. Pada kedalaman tertentu setelah

melewati kolom perairan intesitas cahaya akan menurun. Secara umum dengan

kondisi perairan jernih, terumbu karang dapat hidup pada kedalaman 20 m

(Supriharyono, 2000).

2. Suhu

Suhu terutama membatasi sebaran karang secara geografis. Suhu paling baik

untuk pertumbuhan karang berkisar antara 25oC – 30oC (Sukarno et al., 1983).

Nybakken (1992) mengatakan bahwa terumbu karang masih dapat mentoleransi

suhu sampai kira – kira 36oC – 40oC. Perkembangan terumbu karang paling

optimal terjadi diperairan yang suhu rata – rata tahunannya 23oC – 25oC.

Supriharyono (2000), mengatakan bahwa perbubahan suhu secara mendadak

sekitar 4oC – 6oC di bawah atau diatas ambient level dpat mengurangi

pertumbuhan karang bahkan dapat mematikannya.

Page 10: Senayanperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB II revisian.docx · Web viewSehingga tidak merusak ekosistem terumbu karang yang ada. (DKPEDSM, 2009). 2.2 Terumbu Karang Hewan karang

13

3. Salinitas

Salinitas rata – rata di perairan tropis adalah 35%o dimana masih dalam

kisaran optimum untuk pertumbuhan karang yaitu 34 – 36 %o (Kinsman, 1964

dalam Supriharyono , 2000). Kondisi ini menerangkan bahwa disekitar muara

sungai jarang ditemukan ekosistem terumbu karang . Lebih lanjut diterangkan

bahwa terumbu karang tidak dapat bertahan hidup pada salinitas yang

menyimpang dari salinitas normal air laun (32 – 35 %o) (Nybakken, 1992).

4.Arus

Pergerakan arus berperan dalam proses aliran makanan dan oksigen serta

membantu membersihkan timbunan kotoran dan endapan yang mnempel pada

polip karang (Sukarno et al., 1981). Arus dibutuhkan untuk mendatangkan

makanan berupa plankton. Pertumbuhan karang pada daerah berarus akan lebih

baik dibandingkan dengan perairan tenang (Nontji, 2003).

Pergerakan air merupakan faktor penting dalam menentukan bentuk dan

pertumbuhan dari terumbu karang. Bagian terumbu karang yang tereskpos

(berhadapan) dengan arus adalah yang pertama masuknya air dan bersamanya

terbawa zat hara yang bersifat planktonis (Naamin, 2001). Perairan dengan

kecepatan arusnya tidak lebih dari 0,5 m/s dan tinggi gelombangnya tidak lebih

dari 2 meter merupakan keadaan yang ideal bagi pertumbuhan dan kehidupan

karang

Gambar 13. Faktor – faktor fisik yang berpengaruh pada polip dan terumbu

karang (Nybakken, 1992)

Page 11: Senayanperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB II revisian.docx · Web viewSehingga tidak merusak ekosistem terumbu karang yang ada. (DKPEDSM, 2009). 2.2 Terumbu Karang Hewan karang

14

2.4 Manfaat Terumbu Karang

Terumbu karang memiliki peranan yang sangat penting lingkungan kawasan

pesisir dan lautan, baik ditinjau dari segi biologi, ekologi, social ekonomi maupun

budaya, Supriharyono (2000) menerangkan bahwa ekosistem terumbu karang

mempunyai menfaat yang bermacam – macam yaitu sebagai berikut :

1). Sumber makanan

Ikan karang, penyu, udang, octopus, conches, kerang oyster dan rumput laut

merupakan sumber makanan bagi manusia yang banyak terdapat di ekosistem

terumbu karang, dan banyak dimanfaatkan oleh para nelayan.

2). Bahan obat – obatan

Hasil pembentukan karang banyak digunakan untuk bahan penebalan dan

penyeimbang (stabilizer). Pada industry pharmaucetical dan penelitian

mikrobiologis digunakan sebgai bahan dasar untuk cream, lotion, sabun, dan

miyak. Disamping ini juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan additive pada

beberapa proses industri.

3) Objek wisata bahari

Wisata bahari merupakan salah satu sector andalan untuk menghasilkan

devisa negara di luar migas. Menurut Murdiyanto (2003), sector wisata bahari

menyumbangkan devisa cukup tinggi yaitu sebesar Rp. 864 milyar pada tahun

1990. Andalan utama kegiatan wisata bahari yang banyak diminati wisatawan

adalah aspek keindahan dan keunikan terumbu karang.

4). Ornamental dan aquarium ikan laut

Banyak produk laut yang saat ini diperdagangkan, baik untuk hiasan

(ornament) ataupun untuk aquarium. Ornamen tersebut biasanya dibuat dari

cangkang moluska, akar bahar, karang mati, atau langsung dari bahan tersebut di

atas yang telah diawetkan.

5). Bahan bangunan

Batu – batu karang mati banyak ditambang dari terumbu karang untuk bahan

produksi kapur, bahan bangunan sebagai pengganti batu bata, untuk konstruksi,

untuk produksi kalsium karbonat dan untuk pengisian daerah reklamasi pantai.

6). Penahan gelombang dan pelabuhan

Page 12: Senayanperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB II revisian.docx · Web viewSehingga tidak merusak ekosistem terumbu karang yang ada. (DKPEDSM, 2009). 2.2 Terumbu Karang Hewan karang

15

Secara alami keberadaan terumbu karang dapat melindungi pantai dari bahaya

abrasi. Demikian pula breakwater alami ini juga berfungsi untuk melindungi back

reef dari gelombang besar.

2.5 Fakor Penyebab Kerusakan Terumbu Karang

(Supriharyono, 2000) mengatakan bahwa kegiatan – kegiatan yang merusak

terumbu karang, yaitu:

1). Pengembangan wilayah pesisir

Kegiatan pengerukan untuk mendapatkan lahan industry, perumahan,

rekreasi, dan lapangan udara ataupun pengerukan untuk memperdalam alur

pelayan bagi pelabuhan ataupun marina memberikan dampak yang sangat besar

karena menyebabkan kekeruhan air dan juga dapat mengubah pola sirkulasi air.

Kekeruhan akibat sedimentasi dapat terbawa arus cukup jauh, tergantung dari

besar kecilnya partikel sedimen, sehingga dapat mengganggu kehidupan terumbu

kayang yang letaknya jauh dari lokasi aktivitas.

2). Penambangan karang batu

Sejumlah besar karang batu dan pasir diambil setiap tahunnya utnuk

kebutuhan pembuatan kapur, bahan pembuatan jalan dan bangunan, dan juga

untuk pembangunan pondasi rumah. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya erosi

dan juga berpindahnya pasir ke lokasi lain sebagai akibat dari perubahan pola

sirkulasi. Penambangan karang batu di Indonesia merupakan kegiatan yang

penting untuk dikaji karena selain merupakan kegiatan yang dilarang juga

menimbulkan dampak berat terhadap kawasan pesisir dan peruntukkannya.

3). Cara penangkapan yang merusak

Penangkapan ikan dengan menggunakan bahan peledak ataupunbahan kimia

beracun dinyatakan terlarang namun kegiatan penangkapan dengan cara ini masih

terus berlangsung secara meluas di seluruh perairan Indonesia. Cara penangkapan

dengan bahan kimia beracun dan bahan peledak merupakan kegiatan yang sangat

merusak atau menghancurkan terumbu karang. Cara penangkapan ikan lainnya

yang dikategorikan dapat merusak terumbu karang adalah pukat dasar (trawl)

yang dioperasikan berdekatan dengan terumbu karang. Penangkapan dengan

menggunakan

Page 13: Senayanperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB II revisian.docx · Web viewSehingga tidak merusak ekosistem terumbu karang yang ada. (DKPEDSM, 2009). 2.2 Terumbu Karang Hewan karang

16

tombak tau panah (spearfishing) juga banyak dilakukan dan dampaknnya terhadap

kelestarian terumbu karang masih banyak diperdebatkan.

4). Pemanfaatan rekreasi intensif

Walaupun sekarang ini wisata bahari belum menyebar luas di Indonesia

namun gejala-gejala peningkatan rekreasi ini menujukkan peningkatan yang

cukup tajam. Wisata bahari merupakan salah satu rekreasi yang dapat

menimbulkan kerusakan pada terumbu karang terutama berkenaan dengan

aktifitas rekreasi penyelaman. Dampak negative lainnya yang dapat ditimbulkan

oleh wisata bahari diantaranya kerusakan terumbu karang akibat membuang

jangkar diatas terumbu, perahu mendaratkan wisatawan diatas terumbu,

wisatawan berjalan diatas terumbu, limbah dari kemasan (plastik, kaleng

minuman) dan pengambilan biota sebagai cinderamata.

Kerusakan yang diakibatkan oleh kegiatan wisata bahari pada umumnya

bersifat local. Tampaknya dampak yang berat tidak berasal dari kegiatan di dalam

airnya tetapi lenih sebagai akibat dari pengembangan wilayah pesisir untuk wisata

dan pencemaran di wilayah – wilayah yang sempit berupa teluk-teluk kecil

dengan system sirkulasi agak tertutup. Pemecah ombak atau dermaga dibangun

untuk melindungi pantai namun hal ini menyebabkan berubahnya pola arus yang

menyebabkan timbulnya erosi pantai.

2.6 Pengertian Metode Transek Garis (LIT)

Metode LIT digunakan untuk menentukan komunitas bentik sesil di terumbu

karang berdasarkan bentuk pertumbuhan dalam satuan persen, dan mencatat

jumlah biota bentik yang ada sepanjang garis transek. Komunitas dicirikan dengan

menggunakan kategori "Lifeform" yang memberikan gambaran deskriptif

morfologi komunitas karang.

Data yang diambil adalah kategori bentuk pertumbuhan karang (lifeform) serta

kategori lainnya, genus karang, dan tipe substrat. Hasil yang didapat dari data ini

adalah persen penutupan karang keras (percent coverage of hard coral) beserta

tipe substrat dasar lainnya, dan kelimpahan genus karang keras (hard coral) dan

karang lunak (soft coral) yang ditemukan.(Tabel 1).

Page 14: Senayanperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB II revisian.docx · Web viewSehingga tidak merusak ekosistem terumbu karang yang ada. (DKPEDSM, 2009). 2.2 Terumbu Karang Hewan karang

17

Tabel 1. Kategori Bentuk Pertumbuhan Karang serta Substrat Lainnya (English

et al., 1994)

Kategori Kode KeteranganDead Coral DC Karang yang baru mati, berwarna putih

Dead Coral with Algae DCA Karang mati yang ditumbuhi alga

Hard Coral:Acropora Branching ACB Bercabang seperti ranting.

contoh: A. formosa, A. Palmata

Encrusting ACE Bentuk merayap, seperti Acropora yang belum sempurna. Contoh: A. cuneata

Submassive ACS Bercabang lempeng dan kokoh.Contoh: A. Palifera

Digitate ACD Percabangan rapat seperti jari tangan. Contoh: A. digitifera, A. Humilis

Tabulate ACT Percabangan arah mendatar.Contoh: A. Hyacinthus

Non Acropora Branching CB Bercabang seperti ranting pohon. Contoh: Seriatopora hystrix

Encrusting CE Bentuk merayap, menempel pada substrat. Contoh: Montipora undata

Foliose CF Bentuk menyerupai lembaran.Contoh: Merulina ampliata

Massive CM Bentuk seperti batu besar.Contoh: Platygyra daedalea

Submassive CS Bentuk kokoh dengan tonjolan.Contoh: Porites lichen

Mushroom CMR Bentuk seperti jamur, soliter.Contoh: Fungia repanda

Millepora CME Semua jenis karang api, warna kuning diujung koloni.

Heliopora CHL Karang biru, adanya warna biru pada skeleton.

Other Fauna:Soft Coral SC Karang dengan tubuh lunak

Sponge SP Contoh: Aaptos aaptosZoanthids ZO Contoh: Palythoa tuberculosa

Others: OT Anemon, teripang, gorgonian, kimaAlgae Algae Assemblage AA Terdiri lebih dari satu jenis alga

Coralline Algae CA Alga yang mempunyai struktur kapurHalimeda HA Alga dari genus Halimeda

Page 15: Senayanperpustakaan.fmipa.unpak.ac.id/file/BAB II revisian.docx · Web viewSehingga tidak merusak ekosistem terumbu karang yang ada. (DKPEDSM, 2009). 2.2 Terumbu Karang Hewan karang

18

Kategori Kode KeteranganMacroalgae MA Alga berukuran besarTurf Algae TA Menyerupai rumput-rumput halus

Abiotic Sand S PasirRubble R Patahan karang yang berserakanSilt SI LumpurWater WA Kolom air /celah dengan kedalaman lebih

dari 50 cm

Rock RCK  Tapakan karang termasuk batu kapurOther DDD Data tidak tercatat atau hilang