ii. landasan teori · temperatur jenuh adlabatlk (adiabatic saturated temperature). gambar...
TRANSCRIPT
II. LANDASAN TEORI
i, PSIKROMETRI
Psikrometri merupakan kajian tentang sifat-sifat
campuran uclara dan uap air, yang mempunyai arti penting di
dal am bidang penyegaran (pengkondisian) udara, karena
udara atmosfir tidak kering betul tetapi merupakan
campuran antara udara dan uap air. Pada beberapa proses
penyegaran udara, kandungan air sengaja disingkirkan dari
udara, tetapi pada proses lain air ditambSLhkan. Prinsip-
prinsip psikrometrik akan diterapkan untuk perhitungan
beban, sistem pengkondisian udara, coil pendingin udara
dan pengurangan kelembaban, menara pendingin (cooling
tower) dan kondensor penguapan.
1. 1 Beberapa Istilah Dalam Bagan PslKrometriKUntuk mengetahui sifat thermal dari udara
basali dapat dilihat atau diketahui dari bagan
psikrometrik dengan memahami beberapa istilah yang
sering dijumpai. Beberapa Istilah tersebut antara
lain temperatur bola kering, temperatur bola basah
titlk embun, kelembaban relatif, raslo kelembaban,
entalpi, volume speslfiK, faKtor paiias sensibel,
1.1.1 Temperatur Bola Kering (Dry Bulb
Temperature). Temperatur ini dapat dibaca pada
termometer dengan sensor kering dan terbuka. Namun
penunjukannya tidaklab tepat karena adanya pengaruh
radlasi panas, kecuali Jika sensornya memperoleh
ventilasi (celah) yang baik, seperti terlihat pada
gambar 2. 1,
GAHBAR 2. 1 TERMOMETER BOLA KERING DAN BOLA BASAH
1.1.2 Temperatur Bola Basah (Wet Bulb Temperature).
Dal am bal ini dlgunakan termometer yang sensornya
dibalut dengan kain basali untuk menghi 1 angkan
pengaruh radiasl panas. Namun perlu diperhatikan
baliwa melalui sensor harus terjadi aliran udara
seKiirang-Kurangnya 5 m/s.
Temperatur bo la basali kadang-kadang dinamai
temperatur Jenuh adlabatlk (adiabatic saturated
temperature). Gambar termometernya dapat kita lihat
pada gambar E. 1.
1.1.3 Tltik Embun (Dew Point Temperatur),
Temperatur dlmana uap air dal am udara mulai
mengembun dan hal tersebut terjadi apabila udara
(lembab) didinginkan pada tekanan konstan.
1.1.4 Kelembaban Relatif (Relative Humidity).
Perbandingan antara tekanan parsial uap air yang
ada di dal am udara dan tekanan Jenuh uap air pada
temperatur yang sama.
1. 1. 5 Rasio Kelembaban (Humidity Ratio). Juga
dapat disebut dengan kelembaban spesifik adalah
berat atau massa air yang terkandung dal am setiap
kilogram udara kering.
1. 1. 6 Entalpi. Yang dimaksud dengan entalpi adalah
energi kalor yang dimiliki oleh suatu zat pada
temperatur tertentu. Sedangkan entalpi campuran
udara kering dan uap air adalali Jumlali dari entalpi
udara kering dan entalpi uap air. Maka entalpi dari
8
udara 1embab dengan rasio Kelembaban W, pada
temperatur t °C didef inisiKan sebagai seJumlaJi
energl Kalor yang dlperluKan untuK memanasKan 1 kg
udara Rering dan m Kg air (fasa cair) dari 0 °C
hingga t °C dan menguapkannya menjadi uap air (fasa
gas),
1.1.7 Volume Spesiflk (Specific Volume). Adalati
volume udara campuran campuran dengan satuan
m^/Kg udara Kering.
1.1.8 Faktor Panas Sensibel (Senslbel Heat Factor),
Adalah perbandingan antara panas sensibel dengan
panas total.
1.2 Proses Proses Yang Terjadl Pada Udara
Kegunaan dari alat penyegar udara adalah
mengubcLh kondisi udara yang memasuki alat penyegar
menjadi suatu kondisi yang diinginkan, Perubahan
kondisi udara ini biasa disebut coil proses.
Secara umum coil proses dibagi menjadi tiga :
I. Perubahan panas sensibel (sensible heat changes)
yang terdiri dari pemanasan sensibel (sensible
heating) dan pendinginan sensibel (sensible
coo 1ing).
E. Perubahan panas laten (latent heat changes) yang
terdiri dari pelembaban (humidification) dan
penurunan Kelembaban (dehumidification).
3. Kombinasi dari perubahan panas sensibel dan
laten (combination sensible and latent heat
change) yang terdiri dari ;
~ Sensible heating and humdification (1 - 6)
~ Sensible heating and dehumidification ( 1 - 7 )
~ Sensible cooling and humidification (i - 8)
~ Sensible cooling and dehumidification (1 - 9)
1.2.1 Perubahan Panas Sensibel. Proses di mana
panas ditambahKan atau diambil dari udara dan
akibatnya terjadi perubahan temperatur bola kering
tetapi tidak terjadi perubahan kandungan uap air.
10
GAMBAR 2.2 PROSES PEMANASAN DAN SENSIBEL
PENDINGINAN
Pada proses pemanasan senslbel (1 - 2) terjadl
Kenaikan temperatur bola Kering dan entalpi,
sedangkan proses pendlnginan sensibel (1 - 3)
terjadi sebal iknya. Lihat gambar 2.2.
1.2.2 Perubahan Panas Laten. Suatu proses di mana
terjadi penambahan uap air dalam udara
(humidification) dan pengurangan uap air dari udara
(dehvimidif ication).
Proses pelembaban (1 - 4) menyebabkan kenaikan
ratio kelembaban dan entalpi sedangkan proses
penurunan kelembaban (1 - 5) terjadi sebaliknya,
seperti terlihat pada gambar 2.3.
i i
GAHBAR 2. 3 PROSES PELEMBABAN KELEMBABAN
DAN PENURUNAN
1.2,3 Kombinasl Dari Perubahan Panas Sensibel Dan
Laten, Suatu proses di mana terjadi perubahan
panas sensibel maupun panas laten, Pada proses ini
biasanya terjadi perubahan temperatur bola Kering,
rasio Kelembaban dan entalpi.
Sebagai contoh pada proses sensibel cooling and
dehumidification (1 - 9), temperatur bola kering
dan rasio Kelembaban turun; entalpi juga turun
disebabKan Karena panas sensibel dan laten diambil,
Lihat gambar 2. 4.
12
GAMBAR 2.4 PROSES KOHBINASI DARI PERUBAHAN PANAS SENSIBEL DAN LATEN
13
1 ■ 3 Proses Pencampviran Udara
Proses pencampuran udara adalah proses di mana
udara dari dua Kondisi yang berbeda, dicampur
menjadi satu Kondisi. Proses ini sering dijumpai
pada pengKondisian udara. Jika kedua kondisi yang
akan dicampur diketaliui kondisinya, maka kondisi
campuran dapat dicari dengan persamaan sebagai
berikut :
(cfmj X t^) + (cfiTi2 X tg)(2. 1. a)
(2, 1. b)
cfm3
cfrng - cfmj + cfm2 Di mana ;
13, cfm3 : kondisi campuran
tg, cfm^, cfm2 - dua kondisi berbeda yang akandicampur
GAMBAR 2. 5. a PROSES PENCAMPURAN UDARA
14
a</)
GAMBAR 2. 5. b PROSES PENCAHPURAN UDARA PADA BAQAN PSIKROMETRIK
2, KEBUTUHAN UDARA
Setelah menghitung total panas sensibel dan total
panas laten dari perliitungan beban pendinginan, maka dapat
diliitung jumlah udara yang keluar dari alat penyegar
udara.
Udara yang keluar ini harus mampu mengatasi beban kalor
ruangan, supaya kondisi udara di dal am ruangan dapat
dipertabankan pada kondisi (temperatur dan kelembaban)
yang diinginkan.
Maka jumlah kalor yang harus dilayani oleh alat penyegar
udara adalah sebagai berikut :
1. Beban kalor ruangan.
2. Beban kalor dari udara luar yang masuK ke dalam alat
penyegar.
3. Beban fan dan motor.
4. Kebocoran darl saluran, dan sebagainya.
Kebutuhan udara suplai yang masuk ke ruang yang
dikondisikan dapat dihitung dengan rumus :
RSHcfm^a = ---------------------- (2. 2. a)
1,06 (tpm “ ^sa)
Atau :
RSHQsa = ---------------------- (2.2.b)1,23 (tpm - tsa)
Di mana :
cfmsa- Qsa - Kapasitas udara suplai, cfm atau L/sec
RSH = room sensibel heat, Btu/h atau Watt
tj n) - temperatur ruangan, °F atau °C
tga = temperatur udara suplai, °F atau °C
Room sen-sibel heat, dapat dihitung dengan rumus ;
RSH = total sensibel - sensibel ventilasi
Kebutuhan udara yang didapat ini dengan mengasumsikan
tidak ada perolehan kalor dari fan hp, perolehan kalor
pada saluran udara suplai dan kerugian karena kebocoran
pada saluran suplai. Sehingga temperatur udara
meninggalkan coil pendingin sama dengan temperatur udara
suplai ke ruangan.
Jumlah udara yang masuk coil pendingin ada yang lOOX
berasal dari udara luar, ada Juga merupakan campuran udara
luar dengan udara balik yang berasal dari ruang yang
15
dikondislkan.
Hal ini bergantung pada tujuan pengKondisian. Misalnya
rumah sakit, industri, ruang operasl dan sebagainya, udara
yang masuk coil pendingin lOOX berasal dari udara luar
(udara segar) supaya kenyamanan dan kesehatan/keberslhan
terjamin. Sedangkan untuk department store, restaurant,
dan bioskop udara yang memasuki coil pendingin merupakan
campuran udara luar dan udara balik. Dal am perencanaan
pengkondiSian udara di sini digunakan campuran udara luar
dan udara balik.
JumlaJi udara balik yang dibutulikan dapat dihitung dengan
rumus :
Qj^a - ®sa “ ®0A (2. 3)Di mana : : Jumlali udara balik, cfm atau L/sec
Qga = jumlaJi udara suplai, cfm atau L/sec Q q a = jumlaJi udara luar, cfm atau L/sec
Dan temperatur udara campuran yang memasuki coil pendingin
adalali t^.
Temperatur udara campuran, t^ dipengarulrii oleh jumlah
udara balik dan udara luar.
Sehingga ;
Qra X trm + Q q a x tgAtm --------------- ---------------- (2.4)
^sa
Di mana : t^ = temperatur udara campuran, atau °C
■• OA - temperatur udara luar, atau °C
16
MasuKKan liarga Qga ke dal am persamaan berikut untuk
mendapatkan temperatur udara meninggalkan coil pendingin,
^Idb •
TSHcfmda ---------------------- (2. 5. a)
1, 08 d m - tidb)
Atau ;
TSHQ^a r ---------------------- (2.5.b)1, E3 (tm -
Di mana ;
®da = kapasitas udara yang memasuki alat
TSH = total sensibel heat
- temperatur bola kering meninggalkan coil
Sedangkan total sensibel Heat meliputi effective room
sensibel heat dan outdoor air sensibel heat.
Persamaan matematiknya ;
TSH n ERSH + OASH (2. 6)
Udara yang by pass, sehingga tidak menyentuh coil
pendingin dapat dianggap menjadi beban di dalam ruangan,
Sedangkan daya penggerak fan udara atau blower dapat
dianggap sebagai beban peralatan atau beban kalor ruangan.
Hal tersebut terakhir disebabkan karena motor penggerak
fan dikenai udara yang mengalir dari coil pendingin. Maka
kedua beban tersebut dinamai beban kalor sensibel ruangan
efektif (ERSH).
ERSH : RSH + supply duct heat gain + supply duct leakage
loss + fan hp + outdoor air by pass heat
17
18
Dan ;
Outdoor airby pass heat = 1,23 x Qq a (tgyi - t fjj) ^ BP’ (2.7)
Di mana : BF - by pass factor
By pass faktor ini harganya bervariasi dan telah
ditabelkan sesuai dengan p e 1aksanaannya,
Udara luar yang mengenai coil pendingin menjadi beban alat
penyegar udara. Beban ini biasanya dinamai kalor sensibel
udara luar (OASH).
Besarnya kalor sensibel udara luar :
OASH : 1,23 X Qqa X (toA ” X (1 - BF) (2.8)
3. PENGGAMBARAN PROSES PADA BAGAN PSIKROMETRIK
Dari data-data yang telah diketahui dan yang telah
didapatkan dari perhitungan, dapat digambarkan proses
pengkondisian udara pada bagan psikrometrik.
Room sensibel heat factor (RSHF) adalah perbandingan panas
sensibel ruangan terhadap Jumlah panas sensibel dan panas
laten ruangan.
RSH RSHRSHF : ------------- : ------- (2. 9)RSH + RLH RTH
Di mana : RSH = panas sensibel ruangan
RLH : panas laten ruangan
RTH = panas total ruangan
Setelah RSHF dihitung, dihubungkan dengan temperatur
ruangan dan ditarik garis hingga memotong garis temperatur
bola kering udara suplai, tga-
19
Hal ini dapat dilihat pada gambar 2.5.
DRT-BULB TEMPERATURE
GAMBAR 2. 6 GARIS RSHF DIANTARA KONDISI RUANGAN DAN UDARA SUPLAI
TitiK temperatur udara suplai ke ruangan tga telcili diplot
kemudian ditarik mendatar hingga memotong temperatur bola
kering meninggalkan coil,
Dari titik t j yang didapat, dihubungkan dengan
temperatur campuran, tjj,.
Garis hubung ini disebut Grand Sensible Heat Factor (GSHF)
Grand Sensible Heat Factor adalab. perbandingan total panas
sensibel dengan total beban kalor keselurulian yang mampu
ditiandle alat penyegar, meliputi beban kalor udara luar.
Temperatur pengembunan alat, "^adp didapat dari
perpanjangan garis GSHF dengan saturation line.
20
Temperatur pengembunan alat, t^dp bisa juga didapat dari
ESHF.
ERSHERSH + ERLH 1 0 )
Di mana : ESHF = effective sensible heat factor
ERSH : effective room sensible heat
ERLH r effective room latent heat
ERLH - BF X OALH + RLH X SF X K (2. 11)
Di mana : OALH outdoor air latent heat
SF = safety factor
k - supply duct leakage loss
Dengan didapatnya ESHF, kemudian antara ESHF dan
temperatur ruangan (tj,fjj), ditarik garis hingga memotong
saturation line.
Titik potong ini merupakan temperatur apparatus dew point
(■^adp)-Apabila t^^jp yang didapat dari garis GSHF dan ESHF tidaK
sama maka prosesnya adalah cooling and dehumidification-
high latent load, dan t^^jp yang dipakai adalah dari garis
GSHF.
Dengan menggunakan tabel apparatus dew points, didapatkan
ESHF yang baru. Dari ESHF yang baru ini dapat dicari
reheat.
ERSH + reheatERSH + ERLH + reheat ( 2 . 1 2 )
Kemudian dari reheat yang dldapat, dihitung dehumidified
air quantity, Q(j[a :
ERSH'Qda ------------------------------------- (2. 13)1.23 (1 - BP) (tpm - tadp)
Di mana : ERSH" : ERSH + reheat
PengeceKan temperatur campuran, t j :
(®da - Qq a ) X ■*'R + QqA X "tOAtm -------------------T-------------------- (2. 14)
*^da
Bila hasil temperatur campuran, t^ hampir sama maka asumsi
yang dilakuKan benar.
21
4. PERENCANAAN SALURAN UDARA
Frosedur umum untuk merencanakan si stem saluran udara
berpegang pada lay-out sesederhana mungkin dan membuat
rute saluran simetris. Perencanaan sistem saluran udara
berkecepatan rendah dapat diselesaikan dengan salah satu
dari ketiga metode di bawah ini ;
a. velocity reduction
b. equal friction
c. static regain
Ketiga metoda tersebut menghasilkan perbedaan ukuran,
nilai ekonomis dan penggunaan. Dal am perencanaan saluran
udara, kami menggunakan metoda kedua yaitu equal friction
(kerugian gesekan sama).
Suatu si stem saluran umumnya terdiri dari bagian
saluran lurus, belokan, saluran masuK dan keluar cabang,
damper-damper dan unit-unit terminal, seperti pengatur
debit (register) dan diffuser. Dalam merancang sistem
udara, penurunan tekanan yang disebabkan oleh hambatan
coil-coil penukar dan saringan harus dipertimbangkan.
4. 1 Penentuan Dimensi Saluran
Metoda gesekan sama dapat digunakan untuk
menentukan dimensi saluran udara suplai, yang
keluar dan udara balik dengan memakai kerugian
gesekan per-satuan panjang yang sama bag!
keseluruhan sistem.
Prosedur awal penggunaan metoda ini adalati
menentukan kecepatan awal pada main duct. iCecepatan
awal pada main duct telali ditabelkan menurut lokasi
pemakai an.
Dari perhitungan kebutuhan udara tel all didapatkan
kapasitas udara sviplai. Kemudian dari kapasitas
udara dan kecepatan pada main duct dapat ditentukan
luas main duct bundar. Dengan luas main duct bundar
dapat ditentukan ukuran saluran persegi dan
diameter ekuivalen dengan pertolongan tabel dimensi
saluran.
Setelah itu menentukan friction loss, dengan
pertolongan garis kapasitas udara dan garis
diameter pada' grafik friction loss untuk saluran
22
bundar. TitiK perpotongan ini kemudian ditarik
vertikal ke atas dan dldapatkan friction loss.
Dengan mempertahankan friction loss, dapat
menentukan ukuran saluran udara lainnya dengan
diketaliui kapasitas udara yang mengalir. Dengan
bantuan grafik friction loss untuk saluran bundar
dapat ditentukan diameter ekulvalen.
Atau dengan bantuan tabel prosen luas penampang
cabang dengan kerugian gesekan sama, dapat langsung
diketahui luas penampang bundar.
Kemudian dengan bantuan tabel dimensi saluran,
dapat ditentukan ukuran saluran penampang persegi.
Proses ini berlangsung terus menerus sampai semua
ukuran saluran udara didapat.
Hubungan diameter ekuivalen dengan saluran persegi:
(a. b)0- 625
23
1, 3(a + b) 25
(2. 15)
di mana : dg :: diameter ekuivalen
a, b - sisi penampang persegi
GAMBAR 2. 7 UKURAN SALURAN PERSEGI
4.2 Perhltungan Penurunan TeKanan
4.2.1 Penurunan Tekanan Di Dal am Saluran Lurus,
Persamaan dasar unt\iK menghltung penurunan tekanan
fluida yang mengalir melalui saluran udara lurus
dan berpenampang bundar adalah :
L v2Ap -- f ----------p (2. 16)D 2
dengan : Ap = penurunan tekanan, Pa
f - faktor gesekan
L = panjang, m
D : diameter dalam (DD) saluran, m
V : kecepatan, m/det
P : massa jenis fluida, kg/m^
Faktor gesekan f adalali suatu fungsi dari bilangan
Reynolds dan kekasaran relatif permukaan pipa (e/D)
dengan e adalah kekasaran absolut, bersatuan meter.
Definisi dari bilangan Reynolds adalaJi :
p. V. DRe -- -------- - (2. 17)P
dengan ; p = viskositas absolut, Pascal-detik
Sumber harga f dalam bentuk grafik adalali
suatu bagan dari Moody diagram.
Oleh karena saluran persegi sangat luas
digunakan dalam bidang pengkondisian udara,
persamaan penurunan tekanan di dalam saluran
persegi tersebut sangat diperlukan. Bentuk yang v
24
25
mudah dari persamaan ini adalah ;
L v2Ap -- f ------------ p (2, 18)
Deq 2
dengan Dgq adalah diameter eKuivalen saluran
persegi, bersatuan meter.
4.2.2 Penurunan TeRanan Di Dal am Sambungan-
Sambungan (Fitting). Suatu sistem penyaluran udara
umumnya terdiri atas saluran lurus dan sambungan-
sambungan. Di dal am sambungan tersebut udara
mengalami perubalian luas dan araJi. Sambungan-
sambungan ini terdiri dari pembesaran, pengecilan,
siKu-siku, cabang-cabang, damper, saringan-saringan
dan register. Penurunan tekanan udara di dalam
sambungan-sambungan harus diketahui untuk keperluan
perancangan .sistem yang baik. Dalam perancangan
yang sebenarnya, penurunan tekanan di dalam
sambungan-sambungan ini lebih banyak. diperhatikan
daripada saluran lurus yang menghubungkannya.
Sebagai contoh, penurunan tekanan dalam suatu
belokan dapat diekuivalenkan dengan saluran lurus
sepanjang 3 hingga 12 meter dan dapat mencapai
sepanjang-panjangnya 20 meter. Karena itu
diperlukan kewaspadaan di dalam menaksir penurunan
tekanan di dalam sambungan-samJDungan tersebut,
walaupun jenis dan kualitas konstruksinya banyak
berpengaruli terhadap penurunan tekanan pada
sambungan tertentu.
Pada persamaan (2, 18) yang merupaKan hasil kali
v2suku p ---- dan suatu suku yang menyatakan2
karakteristik geometri, saluran atau sambungan
tertentu.
Le v2Ap -- f ------ p ----- (2. 19)
Deq 2
26
geometri
Belokan yang paling banyak digunakan dal am
sistem saluran udara adalali belokan 90°, baik pada
saluran bundar maupun yang persegi. , Weisbach
menyatakan bahwa rugi tekanan di dal am suatu
belokan disebabkan oleh suatu pemekaran mendadak
dari pengerutan di 1' menuju luas penampang penuh,
lihat gambar 2. 9 di titik 2. Apabila pernyataan ini
benar, maka rugi tekanan dapat dinyatakan dengan
v2faktor p --— , Besaran bilangan Reynolds mempunyai
pengaruh tetapi tidak dominan.
Rugi tekanan di dalam belokan saluran persegi
yang didapat oleh Madison dan Parker dalam gambar
2. 8. Data-data ini Juga menunjukkan bahwa suatu
Wbelokan tipis 90® dengan harga --- yang besarH
mengalami kehilangan tekanan yang lebih sedikit
dibandingkan dengan suatu belokan 90° yang dalam.
a ?
ar«
0,1 0.2 op 0,4P crb an d in g an jari- ja r i d a la m d a n lu ar b c lo k an
0,5
GAMBAR 2.8 RUGI TEKANAN DI DALAM SUATU BELOKAN
A liran
GAMBAR E.9 ALIRAN YANG HEMISAH DI DALAH SUATU BELOKAN HENYIKU
Tetapi dengan memasang sudu pembeloK (turning
vanes), aRan didapat be 1oKan-be1okan rangKap dengan
w--- yang besar, yang akan menurunkan rugl tekanan.H
Sudu pembeloK seperti terlihat pada ganibar 2, 10
Wmempunyai dampak penaiKan harga --- .
H
Rugi teKanan di dalam beloKan yang berpenampang
bundar telali ditabelKan.
26
GAHBAR a . 10 SUDU PEMBELOK
Jadi rugi teKanan di dalam beloKan :
Le v2Ap :: f ------------ p ---------- ( a . 2 0 )
D g q 2
Perhitungan rugi teKanan pada sambungan
(elbow, pembesaran, dan pengecilan) seperti rumus-
rumus di alas adalalu dengan metoda panjang
eKuivalen. Panjang eKuivalen dari elbow, pembesaran
dan pengecilan ada yang ditabelKan.
Dalam perhitungan Kerugian teKanan pada sambungan
Kami menggunakan metoda loss coefficient. Adapun
harga loss coefficient C untuK elbow, pemJaesaran
dan pengecilan telah ditabelKan,
Jadi perhitungan rugi teKanan pada sambungan
(elbow, pembesaran, dan pengecilan) dapat dihitung
dengan persamaan ;
V „H f - C X ( ----------------------) 2 ( 2 . 2 1 )4. 000
di mana :
Hf = total pressure loss melalui sambungan, in w
C = loss coefficient
V : kecepatan, ft/min
Total kerugian tekanan pada saluran lurus dan
sambungan-saml)vingan adalali :
Total kefugian tekanan = panjang total x friction
loss + E
Agar laju alir volume udara ke setiap terminal
sama, maka diperlukan damper induk untuk
mengaturnya. Damper induk biasanya diletakkan pada
percabangan. Selain damper induk, tiap terminal
sudali dilengkapi dengan damper.
5. PEMILIHAN MESIN REFRIGERASI
Mesin refrigerasi yang dipilih adalah mesin yang
sedemikian r\ipa sehingga mampu mengatasi beban
pengkondiSian udara yang terjadi. Maka dalam proses
pemilihan mesin penyegaran udara, pemakai dan perancang
haruslah bersepakat supaya tingkat keadaan dan persyaratan
yang ditetapkan dapat dipenulii dengan sebaik-baiknya.
29
Beberapa faktor pertimbangan "pemilihan sistem
penyegaran udara meliputi ;
1. Faktor kenyamanan
Kenyamanan dal am ruangan pada umunya ditentukan
oleh. beberapa parameter seperti yang tersebut di bawah
ini :
a. temperatur bola'kering dan bola bascLh dari udara
b. aliran udara
c. kebersihan udara
d. bau
e. kualitas ventilasi
f. tingkat kebisingan
2. Faktor ekonomi
Dal am proses pemasangan, operasi dan perawatan
serta sistem pengaturan yang akan dipergunakan,
haruslab diperhitungkan pula segi-segl ekonomisnya.
Oleli karena itu, dal am perencanaan dan perancangan
sistem penyegaran udara haruslali dipertimbangkan faktor
ekonomi seperti yang tertera di bawah ini :
a. biaya awalb. biaya operasi dan perawatan
Biaya awal tergantung pada investasi yang akan
menjadi, beban pembeli dan menjadi faktor penentu
dalam pemilihan sistem penyegaran udara. Dalam biaya
operasi dan perawatan itu termasuk biaya tetap
seperti depresiasi peralatan, pengembalian
investasi, ditambah biaya tak tetap seperti biaya
30
energi (listriK dan bahan baKar) dan air, biaya
perawatan dan reparasi, serta biaya personil,
MaKa sistem penyegaran udara yang paling baik ialah
sistem yang dapat beroperasi dengan biaya total yang
serendah'-rendalinya.
Dal am pemi 1 ilian mesin refrigerasi, Kami menggunakan mesin
refrigerasi jenis paket dengan kondensor berpendingin air.
Data-data untuK pemilihan mesin ;
a. Menentukan total capacity (TC)
b. Menentukan sensible heat capacity (SHC)
Dua lial tersebut di atas telah didapatkan
pada saat perhitungan beban pendinginan.
c. Kapasitas udara yang dibutuhkan
Dengan data-data di atas dan kondisi udara campuran
memasuki evaporator, mulai menentukan type mesin
refi'igerasi.
Pertama-tama kebutuhan udara yang didapat, dicocokkan
dengan katalog mesin. Kalau bisa kapasitas udara sama
dengan kapasitas udara mesin pada katalog, bila tidak
kapasitas udara pada katalog harus lebih besar. Setelah
itu baru menggunakan kondisi udara campuran masuk
evaporator dan mencocokkan SHC dan TC yang didapat dengan
SHC dan TC pada katalog mesin. SHC dan TC kedua-duanya
harus dapat dipenxolii SHC dan TC katalog mesin, bila tidak
harus menentukan type mesin lain. SHC dari katalog mesin
harus dikoreksi.
31
Rumus SHC KoreRsi ;
SHC' : SHC + (air flow) x 17,4 x (1 - BF)
X (DB - 27) (2. 22)
Di mana : SHC' ; SHC yang dikoreKsl, Kcal/h
SHC :: SHC pada Ratal og, Kcal/h
air flow r Rapasitas udara melewatl coil, m^/min
BF : by pass factor
DB : temperatur bo la Rerlng ruangan, °C
Setelali itu aRan didapat temperatur air meninggalRan
condenser.
5.1 Pemllihan Fan
Fan dipilih sedemiRian rupa hingga mampu
mengatasi pressure drop unit serta external static
pressure. Dari data mesin refrigerasi yang telah
dipilih (type mesin), digunaRan untuR menentuRan
pressure drop unit. Hal ini didapat dengan cara
memotongRan garis Rapasitas udara dengan garis unit
pressure drop (unit PD) pada grafiR performance
fan. TitiR potong tersebut ditariR horisontal Re-
Riri sehingga didapat unit pressure drop. Adapun
yang dinamaRan external static pressure ini bisa
dianggap Rerugian total teRanan yang telah dihitung
pada perhitungan saluran udara.
Sehingga total static pressure, SP :
Total SP : unit pressure drop + external static
pressure (2.23)
32
Kemudian menentviKan rpm motor dan daya motor. Dari
total static pressure yang dlhitung, dengan
menggunakan grafiK performance fan dapat ditentuKan
putaran dan daya motor, sehingga dapat dipilih type
fan yang cocoR.
5, 2 Kebvituhan Air Pendingin Kondensor
Fungsi air pendingin kondensor adalaii menerlma
panas yang dllepaskan kondensor;, Sehingga panas
yang diterima air pendingin sama panas yang
dilepaskan kondensor.
Persamaan matematiknya :
"^air pendingin - ^kondensor Dari siklus refrigerasi, dengan menggunakan balans
energi didapat :
“ kondensor ■ ^levaporator daya kompresor (2, 25) B i 1 a kedua persamaan dl atas digabung, didapat ;
*5air pendingin ' *5evaporator kompresorQ.At : TC + power input
TC + power inputQ r ---------------------- (2. 26)At
Di mana ; Q :: kapasitas air
TC :: total capacity
At : kenaikan temperatur air
power input n daya kompresor
33
Dengan didapat Kapasitas air, dapat ditentuKan
pressure drop Kondensor dengan menggunaKan grafik
condensor performance.
Pressure drop Kondensor dibutulikan untuk
perencanaan sistem perpipaan air pendingin.
34