ii - repository.unib.ac.idrepository.unib.ac.id/16654/1/prosiding.pdf · karakter siswa kelas iv sd...
TRANSCRIPT
ii
DAFTAR ISI
1 Pembelajaran Sastra Profetik sebagai Media Pengembangan Karakter Siswa Anwar Efendi 1-9
2 Kesantunan Berbahasa Sebagai Cermin Citra Diri
Agus Trianto 10-13
3 Pendidikan Humanistik dan Aplikasinya dalam Pembelajaran IPS di SD Supriyanto 14-19
4 Kecerdasan Emosional dalam Pembelajaran Diskusi
Syaiful Abi 20-27
5 Implementasi Metode Pendidikan Karakter melalui Pembelajaran Humanis. Isbandiyah 28-33
6 Penanaman Karakter Pada Anak Melalui Pembelajaran Sastra Cerita
yang Apresiatif dan Integratif di Sekolah Dasar Tri Astuti 34-40
7 Nilai Moral pada Cerita Rakyat sebagai Sarana Pendidikan Karakter dan
Implementasinya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Siswa Sekolah Dasar Satinem 41-47
8 Revitalisasi Pendidikan Karakter di Era Modernisasi
Yeni Asmara 48-53
9 Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembentukan Pendidikan Karakter Bagi Siswa Rina Oktafia Putri 54-60
10 Pendidikan Karakter melalui Praktikum IPA Sederhana di Sekolah
Dasar Reny Dwi Riastuti 61-66
11 Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Sastra di SMA
Nur Nisai Muslihah 67-76
12 Kompetensi Bahasa Guru lewat Pemberian Penghargaan (Reward) dan Hukuman (Punishment) dalam Meningkatkan Kompetensi Siswa Sekolah Dasar Noermanzah 77-83
13 Kepemimpinan Kepala sekolah dalam Menyukseskan Implementasi
Pendidikan Karakter Inda Puspita Sari 84-88
14 Internalisasi Nilai-Nilai Karakter dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial di Sekolah Dasar Emilda Saputri 89-93
iii
15 Peran Komunikasi Pendidikan dalam Pendidikan Karakter Ahmad Gawdy Prananosa 94-97
16 Penerapan Pendekatan RME Menggunakan Model Permainan dalam
Pembelajaran Matematik untuk Pengembangan Kreativitas Berbasis Karakter Siswa Kelas IV SD Negeri 20 Kota Bengkulu Ansyori Gunawan 98-108
17 Pengaruh Strategi dan Metode Pembelajaran Terhadap Pemahaman
Konsep IPA, Berpikir Kritis, dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar Endang Widi Winarni 109-116
18 Model Pola Asuh Orang Tua dalam Menanamkan Nilai Moral kepada
Anak (Studi kasus tentang keluarga wanita karier yang berprofesi sebagai pegawai negeri sipil) Osa Juarsa 117-128
19 Penerapan Pendekatan Scientific untuk Meningkatkan Aktivitas
Pembelajaran dan Mengembangkan Karakter Tanggung Jawab serta Disiplin Siswa yang Berorientasi pada Kurikulum 2013 (PTK, pada Pembelajaran PKn di Kelas IVA SD Negeri 69Kota Bengkulu) Oriza Oktarina 129-135
20 Descriptive Study on Teacher’s Role in Engrafting Tolerance Value
Trough in Civic Education for Fourth Class, Primary School (SDN) 20, Bengkulu Nanda Masyitah 136-142
21 Kolaborasi Model Pembelajaran Team Assisted Individualization
dengan Model Talking Stick untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Serta Pengembangan Karakter Kerjasama pada Mata Pelajaran PKn Siswa di Kelas VA SDN25 Kota Bengkulu Monalisa Gherardini 143-148
22 Kolaborasi Value ClarificationTechnique (VCT) dengan Teknik
Kancing Gemerincing untuk Meingkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar serta Mengembangkan Karakter Demokratis Siswa di Kelas VBSDN 25 Kota Bengkulu Mirati 149-153
23 Descriptive Study System Full Day School Students in Developing
Character SDIT Iqra'1 Bengkulu City Benni Sastriyani 154-158
24 Studi Deskriptif Bentuk-Bentuk Kenakalan Siswa dan Cara Guru
Mengatasinya di Kelas IV SD Negeri 53 Kota Bengkulu Asep Sukenda Egok 159-165
25 Hubungan antara Perhatian Orang Tua dan Kecerdasan Moral Terhadap
Hasil Belajar Siswa Kelas Tinggi SD Negeri 45 Kota Bengkulu Pristiana Irza 166-173
26 Imitasi Siswa TerhadapPerilaku Agresif Pemain OperaVan Java (OVJ)
pada Program Televisi Trans7(StudiDiskriptif Pendidikan Nilai-Nilai 174-176
iv
Melaluimedia Televisi pada Siswa SDKelas V SD Negeri 81 Kota Bengkulu) Retna Fusi
27 Penerapan Pendekatan Cooperative Learning Tipe Student Teams
Achievement Division untuk Meningkatkan Aktivitas Pembelajaran, Hasil Belajar dan Mengembangkan Nilai Karakter Matematika(PTKpada Siswa Kelas VB SD 09 Kota Bengkulu) Retno Citra Ningtias 177-183
28 Studi Deskriptif Penanaman Nilai-Nilai Persatuan pada Pembelajaran
PKn Kelas V SD Negeri 01 Kota Bengkulu Wuri Nirmala Sari 184-191
29 Kepedulian Orang Tua dalam Membimbing Belajar Anak di
Lingkungan Keluarga Studi Deskriptif Kualitatif Terhadap Anak yang Berprestasi dari Keluarga Sederhana) Yesi Elindia 192-196
30 Penerapan Model Bermain Peran dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar
dan Mengembangkan Karakter Disiplin Siswa pada Pembelajaran PKn di Kelas V SDN 17 Kota Bengkulu Fanny Elisa Sibuea 197-200
31 Descriptive Study of the Development of Ethical Mannersin Civics
Studentsin the Learning Processin the Classroom VA Bengkulu City Elementary Schoo l45 Ana Maria 201-208
32 Study Deskriptif Peran Lingkungan Sekolah yang Religius untuk
Membentuk Moral Siswa SDIT Iqra’ 1 Kota Bengkulu Edris Sudrajad 209-215
33 Hubungan antara Kecerdasan Moral dengan Hasil Belajar pada Siswa
Kelas VA SD Negeri 81 Kota Bengkulu Muh. Fendi Nurrochman 216-221
34 Pengaruh Pengunaan Model Pembelajaran Realistic Mathematics
Education Terhadap Hasil Belajar dan Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SD Negeri 17 Kota Bengkulu Hukmah Sulistia 222-226
35 Penerapan Model NHTDan VCTuntuk Meningkatkan Aktivitas, Hasil
Belajar, dan Mengembangkan Karakter Tanggung Jawab Siswa Kelas VASDN 71 Kota Bengkulu Denisa Putra 227-232
36 Studi Deskriptif Penanaman Nilai Karakter Siswa dalam Pembelajaran
IPSdi Kelas V SD Negeri 52 Kota Bengkulu Indrawati 233-238
37 Perspektif Pembelajaran Bahasa Indonesia Era Globalisasi
Daimun Hambali 239-246
v
38 Sebuah Alternatif untuk Meahami Isi Bacaan dalam Aktivitas
Pembelajaran melalui Model Membaca Interaktif Nani Yuliantini 247-251
39 Peranan Pendidikan Karakter dalam Menjawab Tantangan Zaman
Suci Hayati 252-258
40 Penerapan Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas IV B SDN 07 Kota Bengkulu Yulia Wulandari 259-265
41 Upaya Peningkatan Mutu Proses dan Hasil Belajar Mahasiswa dalam
Pembelajaran Tematik Menggunakan Pendekatan Pemecahan Masalah Secara Kreatif Berbasis Model Kelas Hasnawati dan Endang Widi Winarni 266-272
42 Pengembangan Desain Pembelajaran Metakognisi di Sekolah: Sebuah
Kajian Awal Dharma Kesuma dan Moh Salimi 273-277
43 Analisis Kemampuan Menulis Puisi Anakpada Siswa Kelas V di SD
Negeri 20 Kota Bengkulu Hepta Aju Lestari 278-283
44 DescriptiveStudyEffortsin
DevelopingCreativeStudentTeachersinLearningClassPKnIV C SDN69 Bengkulu City Yolanda Edri 284-290
45 Hubungan Antara Disiplin dan Kebiasaan Belajar dengan Prestasi
Belajar Siswa Kelas IV B SDIT Iqra’ 1 Kota Bengkulu Nur Habibah 291-296
46 Hubungan Antara Gaya Belajar (Visual, Auditory, Dan Kinestetik)
dengan Kecerdasan Intrapersonal Siswa Kelas Tinggi diSDN 03 Kota Bengkulu Leli Gustiani 297-302
47 Hubungan Antara Minat Belajar dengan Hasil Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran IPS SD Se-Gugus I Kabupaten Kepahiang Ressa Arsita Sari 303-307
48 Hubungan Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran dengan
Motivasi Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 45 Kota Bengkulu Nurma Yulianis 309-315
49 Hubungan Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah dengan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas V SD Negeri 69 Kota Bengkulu Rio Tryzal Putra 316-321
vi
50 Hubungan Suasana Lingkungan Belajar dengan Motivasi Belajar Siswa SD Negeri Gugus III Kota Bengkulu Arida Febriyanti 322-328
51 Penerapan Contextual Teaching and Learning Melalui Pembelajaran
Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Division (STAD)dengan Permainan Ular Tangga untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa (PTK Matematika Kelas VB SD Negeri 60 Kota Bengkulu) Nida Hermina 329-333
52 Penerapan Metode Outdoor Study dengan Memanfaatkan Lingkungan
Sebagai Sumber Belajar untuk Meningkatkan Aktivitas Pembelajaran dan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas VB SDN20 Kota Bengkulu Selvi Ayu Utami 334-338
53 Penerapan Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan
Aktivitas, Hasil Belajar, dan Mengembangkan Kreativitas Siswa pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VA SD Negeri 1 Kota Bengkulu Hariati Kusmana 339-342
54 Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V pada Mata Pealajaran IPA SD Negeri 25 Kota Bengkulu Meksi Ritasty 343-350
55 Peningkatan Aktivitas dan Hasil Karya Siswa dalamMembuat Karya
Benda Konstruksi melalui Penerapan Model Kooperatif Tipe Student Team-Achievement Devision (Stad)(PTKpada Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan Kelas IVBSDN 68 Kota Bengkulu) Yuli Muharsih 351-356
56 Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan
Penerapan Metode Mind Mapping pada Kelas V SDN 55 Kota Bengkulu Kms Muharam Saribi 357-361
57 Studi Deskriptif Kinerja Guru dalam Pembelajaran Puisi pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SDIT IQRA’ 1Kota Bengkulu Putri Istiqomah 362-369
58 StudiDeskriptif Pembelajaran Tematik dengan Menerapkan Pendekatan
Saintifik di Kelas IV SD Negeri 01 Kota Bengkulu Nady Febri Ariffiando 370-376
59 Studi Deskriptif Pembuatan Karya Kreatif 3D (Paper Quilling) pada
Mata Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya Kelas VB SD Negeri 20 Kota Bengkulu Tri Kustanto 377-383
60 Studi Deskriptif Pengelolaan Pembelajaran Tematik Oleh Guru dengan
Menggunakan Pendekatan Scientific di Kelas IVSDN 81 Kota Bengkulu Euis Tria 384-389
vii
61 StudiKomparasi Hasil Belajar Mata Pelajaran PKn Menggunakan Model Problem Based Learning (PBL) dan Model Interaktif pada Siswa Kelas IV SD Negeri 69 Kota Bengkulu Sagita Rimbayani 390-393
62 Studi Komparasi Hasil Belajar Pembelajaran Tematik Menggunakan
Model Inkuiri dan Interaktif Siswa Kelas IV SD Negeri 71 Kota Bengkulu Yusnia 394-398
63 Studi Komparasi Hasil Belajar Pembelajaran Tematik Menggunakan
Model Problem Based Learning (PBL) dan Interaktif pada Siswa Kelas IV SDN 01 Kota Bengkulu Siti Fatimah Az-Zahra 399-403
64 Application Approach Cooperative Integrated Reading and Composition
to Raise Ability Story Telling Substance Text 5th B Grade’s Student of SD Negeri 25 Bengkulu City Shinta Yolanda 404-409
65 Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Metode
Eksperimen untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VA SD Negeri 1 Kota Bengkulu Mastika Rahayu 410-416
66 Pengaruh Media Gambar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata
Pelajaran IPSdi Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 26 Kota Bengkulu Nency Novitasari 417-421
67 Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Audio Visual untuk
Meningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Pada Siswa Kelas IV A SDN 17 Kota Bengkulu Zendro Hareflen 422-425
68 Studi Deskriptif Keterampilan Guru dalam Melakukan Membuka dan
Menutup Pembelajaran diSDN 03 Hulu Palik Bengkulu Utara Ria Armayanti 426-431
69 Studi Kasus Bekerja Paruh Waktu Ditinjau dari Hasil Belajar Siswa
Kelas 4 dan 5 SD Negeri 71 Kota Bengkulu Nova Lestari 432-439
70 Penerapan Model Pembelajaran Kreatif Inovatif dan Produktif (KIP)
untuk Kemampuan Membuat Karya Kerajinan Makrame di Kelas V SDN 53 Kota Bengkulu Fitri Kurniah 440-446
71 Studi Deskriptif tentang Interaksi Edukatif pada Pembelajaran PKn
Kelas V di SD Negeri 52 Kota Bengkulu Gita Agusti Liani 447-450
72 Hubungan antara Persepsi Belajar dengan Hasil Belajar Siswa Kelas IV
SD Negeri 06 Kota Bengkulu Lestari Binaria Silaban 451-455
viii
73 Penerapan Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT ) untuk Meningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IlmuPengetahuan Sosial (IPS) di Kelas IVD SDIT Iqra 1 Kota Bengkulu Helmi Deti 456-462
74 Upaya Meningkatkan Kebiasaan Belajar dan Hasil Belajar Siswa
dengan Model Problem Based Learning (PBL) pada Mata Pelajaran Matematika Kelas VB SD Negeri 86 Kota Bengkulu Indrio Winarso 463-466
75 Upaya Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar dengan Menggunakan
Pendekatan Saintifik melalui Model Kooperatif Think Pair Share Mata Pelajaran IPA Kelas VCSDN 60 Kota Bengkulu Herrywanto 467-471
76 Hubungan Lingkungan Keluarga dan Motivasi Belajar dengan Hasil
Belajar Siswa Kelas Tinggi SDIT Iqra’ 1 Kota Bengkulu Rossy 472-479
77 Yayuk 480-485
78 Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Realistic Mathematic
Education terhadap Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IV. Hukmah Sulistia 486-492
79 Penggunaan Model Direct Intruction melalui Strategi Mind Mapping
untuk Meningkatkan Aktivitas dan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IVBSDN 25 Kota Bengkulu Ita Widyaningsih 493-497
80 Studi Deskriptif Pelaksanaan Pendidikan Kepramukaan Sebagai
Ekstrakurikuler wajib dalam Kurikulum 2013 di SDIT Iqra’ 1 Kota Bengkulu Anting Meicela 498-503
81 Studi Komparasi Hasil Pembelejaran Tematik Menggunakan Model
Problem Based Learning Tipe Sscs dan Cps melalui Pendekatan Scientificpada Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Kota Bengkulu Fella Ferdialuri 504-508
82 Studi Deskriptif Intensitas Perhatian Orang Tua dalam Kedisiplinan
Siswa SD Negeri 01 Kota Bengkulu Adisti 509-515
83 Studi Komparasi Hasil Belajar dengan Menerapkan Model Number
Head Together (NHT) dengan Jigsawpada Mata Pelajaran Matematika Kelas V SDN 03 Kota Bengkulu Eldiana 516-520
84 Learning Through the Approach Scientific Cooperative Learning Model
NHT on Learning and TGT IPA in Class V SD City State 20 Bengkulu Kurnia Fitri 521-525
ix
85 Analisis Kemampuan Siswa dalam Menulis Pantun pada Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Kelas IVASDN 17 Kota Bengkulu Riska Friolita Fatimah 526-531
86 Keterampilan Guru Mengelola Kelas dalam Meningkatkan Minat
Belajar Siswa pada Bidang Studi PKn di SD Negeri 49 Kota Bengkulu Sati Oktalia 532-539
87 Penerapan Metode Pembelajaran Brainstormingmelalui Media Gambar
untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi Ekspositoris pada Siswa Kelas IVASDN 68 Kota Bengkulu Marlina Yuliantika Dewi 540-542
88 Penerapan Model Cooperative Learning Type Numbered Head
Togetherdengan Menggunakan Permainan Tangram untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar (PTK Kelas VASDN52 Kota Bengkulu) Tri Wahyuningsih 543-546
89 Penerapan Model Konsiderasi dalam Mengembangkan Karakter
Toleransi dan Demokratis Siswa (PTK, pada Pembelajaran PKn Di Kelas VBSD Negeri 71Kota Bengkulu) Dian Setiyani 547-553
90 Efektivitas Manajemen Kelas dalam Pembelajaran
Abdul Muktadir 554-558
91 Pengembangan Model PLH Terintegrasi dalam IPA Menggunakan Pendekatan Lingkungan untuk Pelestarian Biodiversity Bagi Siswa SD Dalifa Dan Endang Widi Winarni 559-563
92 Pemanfaatan Multimedia Interaktif Seni Bedendang dalam
Pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan di SD Dwi Anggraini 564-569
93 Peningkatan Kualitas Proses dan Multiple Intelegences Siswa
Menggunakan Strategi Inkuiri Terbimbing dan Melalui Lesson Study pada Pembelajaran Tematik di SDN 45 Kota Bengkulu Herman Lusa 570-573
94 Penerapan Pendekatan Realistic Mathematic Education Menggunakan
Model Permainan pada Pembelajaran Matematika untuk Mengembangkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 20 Kota Bengkulu V. Karjiyati 574-579
95 Penggunaan dan Fungsi Seni Dendang dalam Upacara Perkawinan Suku
Serawai di Kota Manna Bengkulu Selatan Pebrian Tarmizi 580-584
96 Strategi Pemetaan Struktur Isi Bacaan (Spsib) dalam Membaca
Pemahaman di SD Resnani 585-591
x
97 Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Model Klarifikasi Nilai dengan Media Komputer untuk Peningkatan Kualitas Proses, Multiple Intelegences (MI), dan Hasil Belajar Siswa Melalui Lesson Study di SDN 01 dan SDN 08 Kota Bengkulu Hasnawati 592-597
98 Penerapan Strategi Preview, Question, Read, Reflect, Recite, and
Review(PQ4r) untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VCSDN 60 Kota Bengkulu Inggit Sundari 598-603
99 Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas V SD Negeri 52 Kota Bengkulu Septa Haryati 604-609
100 Penggunaan Metode Porpe (Predict, Organize, Rehear, Practise,
Evaluate) dengan Permainan Talking Stick untuk Meningkatkan Kemampuan Menyimak dalam Pemahaman Isi Cerita Anak pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas VB SDN 03 Kota Bengkulu Erik Yopis 610-616
101 Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Narasi dengan
Menggunakan Metode Sugesti Imajinasi melalui Media Audio Musikal Siswa Kelas VC SD Negeri 71 Kota Bengkulu Agung Setia Budi 617-619
102 Studi Komparasi Hasil Belajar Matematika Menggunakan Model
Pembelajaran Kreatif Produktif dan Model Problem Based Learning (PBL) pada Siswa Kelas IVSDN 20 Kota Bengkulu Dita Ayusta Ningsih 620-626
103 Studi Komparasi Hasil Belajar Siswa dengan Menggunakan Model
Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dan Model Kooperatif Tipe Jigsaw pada Pembelajaran IPS di Kelas V SDN 60 Kota Bengkulu Ida Wahyudati 627-633
104 Penerapan Pendekatan Problem Based Learning melalui Kooperatif
Tipe Group Investigation untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa (PTK: pada Pembelajaran IPS Kelas V di SD Negeri 50 Kota Bengkulu) Ona Ostarika 634-635
105 PenerapanModel Somatic, Auditory, Visualication, Intelectually(SAVI)
dengan Menggunakan Lingkungan Sebagai Sumber Belajaruntuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi pada Siswa Kelas VA SD 68 Kota Bengkulu Iyan Fernando Gultom 636-638
Studi Deskriptif Kompetensi Kepribadian Guru SDN 20 Kota Bengkulu
Sulistia Ningsi 639-642
xi
106 Penerapan Model Problem Based Instruction (PBI) melalui Media Blog untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diKelas VCSD Negeri 01Kota Bengkulu Ade Noftar Panggar Besi
643-648
554
EFEKTIVITAS MANAJEMEN KELAS DALAM PEMBELAJARAN
Abdul Muktadir
Universitas Bengkulu
ABSTRAK
Keterampilan mengelola kelas atau manajemen kelas dapat dikatakan sangat penting di antara keterampilan mengajar yang harus dimiliki oleh guru.Kelas yang diatur dengan baik pada hakikatnya dapat mendukung iklim pembelajaran.Kelas berjalan dengan lancar dan produktif.prasyarat penting untuk meningkatkan motivasi dan prestasi siswa. Manajemen kelas dapat dilakukan dengan memanfaatkan waktu secara efisien, dan menetapkan aturan-aturan.dan melibatkan siswa secara optimal selama pembelajaran. Upaya melibatkan siswa dapat diawali dengan mengajak siswa berperan memberi masukan berkenaan dengan topik-topik atau materi yang akan dibahas biasa dilakukan saat apersepsi. Keterampilan mengelola kelas tidak lepas dari munculnya perilaku bermasalah atau gangguan dalam pembelajaran.Gangguan dapat diminimalkan bila aturan-aturan kelas direncanakan, dilaksanakan, dinyatakan secara tegas, dan secara terus-menerus mengawasi prosedur dan aturan tersebut. Guru harus jeli untuk melihat dan mengetahui apa yang sedang terjadi dalam semua bagian kelas di setiap waktu dan mengkomunikasikannya dengan semua siswa. Guru yang efektif mengetahui apa yang terjadi dalam kelas mereka setiap waktu, mereka konsisten dalam intervensi mereka. Prinsip dasar ketika malaksanakan intervensi adalah dengan menjaga martabat siswa.Manajemen kelas yang efektif harus melibatkan komunikasi secara bersama guru, orangtua, dan siswa dalam pendidikan. Kata kunci: manajemen kelas, pembelajaran
PENDAHULUAN
Ada beberapa keterampilan yang harus dikuasai guru agar pembelajaran efektif dan menyenangkan. Keterampilan yang dimaksud adalah keterampilan: menguasai materi pembelajaran, merancang pembelajaran, melaksanakan pembelajaran,mengevaluasi pembelajaran, dan mengelola kelas. Keterampilan mengelola kelas atau manajemen kelas dapat dikatakan sangat penting di antara keterampilan tersebut. Pengelolaan kelas yang tidak optimal akan menyebabkan proses pembelajaran kurang kondusif dan pada gilirannya bisa berdampak pada pencapaian kualitas pembelajaran. Pentingnya keterampilan ini dikuasasi oleh guru dapat dikaitkan dengan pendapat Jacobsen (2009: 37) yang mengatakan kemampuan yang tidak kalah penting dikuasai guru adalah mengatur lingkungan pembelajaran secara efektif.Kelas yang diatur dengan baik pada hakikatnya dapat mendukung iklim pembelajaran.Kelas berjalan dengan lancar dan produktif.Sedangkan Brophy (dalam Jacobsen, 2009: 37) menjelaskan manajemen kelas sebagai prasyarat penting untuk memotivasi siswa.
Konsep manajemen kelas merujuk pada strategi-strategi guru dalam menciptakan dan memelihara lingkungan pembelajaran yang tertib. Kelas-kelas yang diatur dengan baik dapat menghasilkan prestasi
yang lebih tinggi dan meningkatkan motivasi pembelajaran (Jacobsen, 2009: 37). Manajemen kelas oleh Anitah (2007: 10.8) disebut pengelolaan kelas adalah usaha guru untuk menciptakan, memelihara, dan mengembangkan iklim belajar yang kondusif dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencapai tujuan akademis dan sosial.
Manajemen kelas merupakan tugas yang cukup rumit, Kelas yang tertib tidak terjadi begitu saja. Pemeliharaan iklim yang positif memerlukan usaha-usaha yang konsisten dan berkelanjutan. Guru harus
peduli, tabah, dan berkomitmen kepada siswa dan pembelajaran untuk menciptakan suasana kelas menarik, aman, teratur, dan meningkatkan penggunanan waktu. Peserta ajar betah dalam mengikuti pembelajaran tanpa merasa waktu cepat berlalu.Kondisi ini hanya dapat diwujudkan oleh guru yang efektif.
Untuk menjadi guru yang efektif menurut Marzano (dalam Jacobsen, 2009: 62) harus memahami istilah masalah-masalah manajemen. Masalah-masalah manajemen merupakan situasi-situasi dalam kelas yang dapat mengurangi intensitas pembelajaran atau situasi-situasi yang dapat menyebabkan kesedihan baik pada siswa maupun guru. Masalah manajemen yang biasa muncul menurut Jacobsen (2009: 62) sebagai berikut:
555
berbicara tanpa izin, tidak memperhatikan saat guru menjelaskan, meninggalkan ruang kelas tanpa permisi, tidak memerdulikan peringatan-peringatan, lalai membawa materi yang dibutuhkan, siswa yang berkata-kata/berkelakuan tidak baik pada siswa lain. Selajutnya menurut Jacobsen (2009: 63) masalah bersumber dari: 1) guru itu sendiri, 2) masalah-masalah emosional, dan 3) tindakan-tindakan siswa yang tidak formal atau sering berubah.
Menajemen kelas yang efektif sangat tergantung kepada bagaimana cara guru dalam menggunakan waktu yang efisien. Waktu adalah sumber daya yang bernilai, dan bahkan perpanjangan jumlah waktu digunakan untuk materi-materi tertentu (Karweit dalam Jacobsen, 2009: 44).Sayangnya, guru tidak selalu memanfaatkan waktu secara efektif.Karweit (dalam Jacobsen, 2009: 44) menyatakan penelitian menunjukkan bahwa banyak waktu pelajaran dihabiskan untuk aktivitas-aktivitas yang non-instruksional, bahkan tidak jarang lebih banyak daripada sepertiga waktu yang dijadwalkan.Lebih jauh, beberapa guru tampak tidak menyadari nilai waktu sebagai sesuatu sumber daya.
Berkaitan dengan pemanfaatan waktu dalam
pembelajaran adakalanya terasa sangat lama berjalan.Hal ini disebabkan pembelajaran yang berlangsung tidak nyaman.Siswa keluar-masuk, saling mengganggu, bersuara keras, bahkan ada yang memukul-mukul meja.Kenyamanan atau ketidaknyamanan dalam pembelajaran ditentukan oleh karakteristik guru sebagai manajer.Jacobsen (2009: 40) menyatakan guru yang antusias, peduli dan tegas yang memiliki harapan tinggi pada siswa-siswanya dapat menciptakan lingkungan kelas yang fokus pada pembelajaran dan ketertiban siswa.
Mewujudkan suasana kondusif dalam pembelajaran, sangat tergantung kepada guru. Oleh sebab itu, guru harus memiliki keterampilan manajemen kelas. Sehubungan dengan pentingnya keterampilan manajemen kelas dalam pembelajaran, maka tulisan ini akan difokuskan pada bagaimana menciptakan manajemen kelas yang efektif dalam pembelajaran supaya siswa senantiasa merasa nyaman dan diikutsertakan dalam pembelajaran dan pada gilirannya proses dan hasil pembelajaran mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).
Ada perbedaan dalam suasana pembelajaran di kelas yang dikelola oleh guru yang berbeda. Perbedaan yang dimaksud berkenaan dengan iklim di kelas: di satu kelas siswa ribut, mengganggu teman, keluar-masuk dan di kelas lain tertib, rapi, dan aman. Perbedaan suasana kelas ini sangat ditentukan oleh guru yang melaksanakan pembelajaran. Smit dalam Jacobsen (2009: 39) menyatakan manajemen efektif adalah karakteristik kunci sekolah yang efektif.
Para guru yang mengatur kelas mereka secara efektif menurut Jacobsen (2009: 37) pada akhirnya dapat mencapai dua hasil penting yakni:
1) prestasi siswa meningkat, dan 2) motivasi siswa bertambah.
Manajemen kelas yang efektif menurut Santrock (2009: 257) mempunyai dua tujuan utama yakni:
1) membantu siswa menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar,
2) mencegah siswa mengembangkan masalah akademi dan emosional.
Sedangkan Jacobsen (2009: 39) menyatakan manajemen kelas yang efektif dimunculkan untuk meningkatkan keterlibatan siswa, mengurangi perilaku-perilaku yang mengganggu, dan meningkatkan waktu pengajaran, semua ini dapatmeningkatkan prestasi siswa. Prasyarat manajemen yang efektif adalah:
1) iklim kelas, 2) karakteristik-karakteristik guru, dan 3) hubungan antarmanajemen dengan
pengajaran.
Jacobsen (2009: 47) menyatakan manajemen kelas yang efektif memerlukan perencanaan yang saksama dan sistematis. Perencanaan manajemen yang efektif tersebut meliputi:
1) Aturan-aturan kelas, menjadi standar bagi perilaku siswa: a) melaksanakan aturan secara konsisten, b) menyatakan aturan dengan tegas. c) Menyediakan alasan untuk aturan-aturan d) Menyatakan aturan secara positif e) Memendekkan rincian aturan f) Meminta masukan dari siswa
2) Prosedur-prosedurkelas, membangun rutinitas yang harus diikuti oleh semua siswa dalam aktivitas sehari-hari: a) memulai hari sekolah, b) daftar hadir dan keterlambatan, c) masuk dan meninggalkan kelas, d) membuat perubahan dari satu aktivitas e) menyerahkan tugas, f) meminta bantuan.
3) Merencanakan lingkungan fisik, kelas yang atraktif, cerah, nyaman, dan berwarna dapat menciptakan perilaku positif yang menuntun pada prestasi yang meningkat, kelas yang suram dan kusam dapat memiliki pengaruh yang sebaliknya.
Mengelola kelas membutuhkan keterampilan komunikasi yang baik agar guru dapat melaksanakan pengelolan kelas dan menyelesaikan konflik secara konstruktif.Santorck (2009: 273) menyatakan tiga aspek utama dalam keterampilan berkomunikasi yakni:
1) keterampilan berbicara 2) keterampilan mendengarkan
556
3) keterampilan nonverbal
Keterampilanmenciptakan lingkungan kelas tidak lepas dari munculnya perilaku bermasalah. Menangani perilaku bermasalah menurut Santrock (2009: 283) meliputi:
1) Strategi manajemen, 2) Menangani agresi 3) Program yang berbasis pada kelas dan
sekolah.
Selanjutnya Jacobsen (2009: 43) menjelaskan iklim kelas yang tertib didukung oleh faktor-faktor pengajaran yang meliputi:
1) Organisasi, yang cermat memaksimalkan kesempatan-kesempatan dalam menciptakan keterlibatan dan pembelajaran siswa, serta meminimalkan waktu kosong yang dapat menimbulkan masalah-masalah managemen.
2) Pemanfaatan waktu, sangat penting. Waktu adalah sumber daya yang bernilai dan dapat mengeliminasi potensi munculnya masalah managemen.
3) Fokus, menggunakan papan tulis, OHP, bagan, tampilan-tampilan, dan peragaan-peragaan lain untuk menarik dan memelihara perhatian siswa.
4) Umpan balik, memberikan informasi pada siswa mengenai akurasi pemahaman mereka, memotivasi mereka karena membantu mencukupi kebutuhan mereka untuk mengetahui bagaimana dan mengapa mereka berkembang.
Reviu dan penutup, pelajaran menjadi koheren ketika reviu dan penutup digunakan untuk meringkas dan memadukan gagasan-gagasan yang baru saja dipelajari secara bersama-sama.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ketika guru mengawali pembelajaran dapat dimulai dengan penghangatan atau biasa disebut apersepsi dengan mengoptimalkan keterlibatan siswa. Apersepsi dimaksudkan untuk menggali kemampuan-kemampuan awal siswa dan untuk dijadikan sebagi dasar pembahasan materi yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran melalui waktu yang sudah ditentukan.
Waktu yang disediakan dalam pembelajarandapat digunakan melaksanakan berbagai aktivitas yang dirancang. Waktu yang disediakan harus dimanfaatkan secara efisien, artinya jangan ada waktu kosong.Pembelajaran dimulai dengan tepat waktu dan materi sudah siap. Pemanfaatan waktu secara efisien dimaksudkan untuk menghindari masalah-masalah manajemen muncul saat terjadi perubahan aktivitas.
Perubahan aktivitas sangat penting, khususnya dalam kelas yang tertib. Para guru yang efektif juga akan membantu siswa-siswanya membuat perubahan-perubahan dari satu aktivitas ke aktivitas lain dengan
cepat dan lancar. Perubahan aktivitas dalam pembelajaran dapat memunculkanmasalah-masalah manajemen. Untuk menghindarkan masalah manajemen, maka harus disertai dan memperhatikan ketersediaan berbagai fokus pelajaran atau alat dan media pembelajaran yang bisa dimanfaatkan untuk menarik dan menjaga perhatian siswa.
Efektivitas pembelajaran sangat tergantung kepada efektivitas pengelolaan kelas. Manajemen kelas dan pembelajaran tidak bisa dilepaskan satu sama lain. Oleh sebab itu, agar pembelajaran yang dilaksanakan berlangsung efektif, maka guru harus memiliki keterampilan tersebut. Pentingnya penguasaan keterampilan tersebut oleh guru dapat dikaitkan dengan pendapat Jacobsen (2009: 39) yang mengatakan bahwa guru yang efektif adalah mereka yang mengatur kelas dengan baik, memanfaatkan waktu secara efisien, melibatkan siswa dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran, dan menyediakan umpan balik yang efektif. Tanpa adanya pengajaran yang efektif, menciptakan kelas yang tertib akan menjadi tugas yang benar-benar sulit. Doyle (dalam Jacobsen, 2009: 43) menyatakan hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir tidak mungkin menciptakan atau bahkan memelihara kelas yang tertib tanpa didukung dengan pengajaran yang efektif, begitu juga sebaliknya. Selanjutnya Winataputra (2003: 9.10) mengatakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien dapat terjadi apabila situasi dan kondisi kelas mendukung.Kondisi kelas yang mendukung dapat dilakukan dengan member pujian atau penghargaan sesegera mungkin, menciptakan dan memelihara hubunngan yang sehat antara guru dan siswa, siswa dengan siswa, serta menetapkan norma-norma kelompok.
Manajemen kelas yang efektif tergantung kepada kemampuan guru dalam menentukan, merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pengajaran yang efektif atau sebaliknya. Proses pembelajaran yang efektif dapat dilihat dari peran siswa yang diposisikan sebagai subjek pembelajaran. Sesama siswa terlibat aktif berinteraksi atau komunikasi selama pembelajaran berlangsung secara multi arah.Keterlibatan siswa secara aktif memanfaatkan waktu dalam pembelajaran ini akan dapat mengurangi perilaku-perilaku yang mengganggu iklim yang kondusif. Waktu akan dapat digunakan secara efisien. Keterlibatan siswa secara optimal dan pemanfatan waktu yang efisien ini akan dapat meningkatkan prestasi siswa. Winataputra (2003: 9.12) menjelaskan seseorang akan dapat belajar dengan lebih baik apabila ia merasa telah diterima oleh teman-temannya di kelas sehingga ia merasa aman untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
Upaya melibatkan siswa secara optimal dalam pembelajaran dapat diawali dengan mengajak siswa berperan memberi masukan berkenaan dengan topik-topik atau materi yang akan dibahas. Keterlibatan siswa berkaitan dengan materi yang akan dibahas
557
dan bersumber dari pengalaman sendiri di samping pembelajaran lebih bermakna menjadikan proses pembelajaran pun berlangsung lebih aktif. Siswa yang diikutsertakan akan merasa dihargai akan menyebabkan mereka lebih bersemangat dan termotivasi saling mengungkapkan pengalaman masing-masing. Oleh karena itu, menurut Winataputra (2003: 9.12) salah satu tugas guru dalam membantu siswa belajar ialah menciptakan situasi kelas yang hangat, aman, dan sehat. Situasi yang penuh keakraban akan memberikan rasa aman dan bebas untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
Merencanakan manajemen efektif memerlukan usaha pemahaman dan keterampilan dalam menyertakan semua komponen-komponen persyaratan manajemen kelas. Perencana manajemen kelas harus memiliki kompetensi dalam membuat aturan-aturan dan prosedur-perosedur yang jelas, memperhitungkan karakteristik-karakteristik perkembangan siswa, dan mengatur lingkungan fisik untuk mencegah gangguan-gangguan.
Gangguan dapat diminimalkan atau pelanggaran dapat berkurang bila aturan-aturan kelas direncanakan, dilaksanakan, dinyatakan secara tegas, dan secara terus-menerus mengawasi prosedur dan aturan tersebut.Aturan-aturan dan prosedur-prosedur tidak secara otomatis bekerja hanya karena aturan-aturan tersebut sudah ada dan telah disajikan kepada siswa.Aturan tersebut seharusnya diperlakukan sebagai konsep-konsep dan diajarkan secara eksplisit dengan contoh-contoh sebagaimana mengajarkan konsep lainnya.
Guru yang efektif akan terus-menerus mengawasi aturan dan prosedur untuk mencegah insiden berkembang menjadi masalah. Guru merespon perilaku-perilaku secara langsung, menghentikannya dan merujukkan siswa pada aturan-aturan. Guru berperan dalam mengarahkan atau mendorong munculnya tingkah laku siswa yang diharapkan dan menghilangkan perilaku yang tidak sesuai dengan aturan-aturan yang telah disepakati bersama.
Masalah-masalah manajemen merupakan akibat-akibat dari tindakan siswa yang tidak formal dan sering berubah (kidswill be kids), masalah-masalah emosional atau guru itu sendiri. Bagaimanapun sumber tersebut yang jelas intervensi yang efektif dapat mengurangi, bahkan menghilangkan dampak-dampak kenakalan.Langkah pertama untuk memecahkan masalah-masalah manajemen sebagai pemicu kenakalan adalah melakukan sebanyak mungkin pencegahan. Jacobsen (2009: 43) menyatakan untuk mengurangi masalah sebaiknya guru dan siswa sudah memiliki kesepakatan yang jelas mengenai perilaku apa yang dapat diterima.
Agar perilaku dapat diterima atau sesuai dengan tingkah laku yang diharapkan guru berperan membantu siswa memahami aturan yang disepakati bersama. Guru memberi pemahaman kepada siswa tentang kebaikan-kebaikan tingkah laku terhadap sesama dan lebih baik jika guru memberikan pujian
terhadap setiap perilaku baik siswa. Sebaliknya untuk menghindarkan perilaku yang tidak baik dari siswa guru harus mengatakan perilaku yang tidak baik tersebut, dan menganjurkan siswa supaya memperbaiki perilakunya.
Guru harus jeli untuk melihat dan mengetahui apa yang sedang terjadi dalam semua bagian kelas di setiap waktu dan mengkomunikasikannya dengan semua siswa. Selain kemampuan untuk mengawasi keadaan di semua bagian kelas guru juga harus memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu yang lebih banyak pada satu waktu, umpamanya ketika guru sedang menjelaskan materi, perhatian guru jangan hanya fokus pada materi yang diajarkan, tetapi perhatian guru juga jangan luput terhadap perilaku siswa saat pembelajaran berlangsung. Apakah siswa memperhatikan penjelasan guru, apakah siswa duduk tenang, apakah siswa asyik mengobrol dengan teman semeja, apakah siswa berbisik-bisik, apakah siswa mengganggu temannya, atau apakah siswa keluar masuk kelas.
Prinsip dasar ketika malaksanakan intervensi adalah dengan menjaga martabat siswa. Guru yang efektif tidak akan melakukan teguran yang keras ataupun ancaman kepada siswa. Guru lebih baik mengingatkan dan menjelaskan kepada siswa bahwa peraturan itu penting. Guru hendaknya menghindarkan perdebatan dengan siswa. Jika siswa merasa diperlakukan tidak adil oleh guru maka lebih baik dibicarakan antar guru dan siswa seusai atau sebelum sekolah.
Guru yang efektif mengetahui apa yang terjadi dalam kelas mereka setiap waktu, mereka konsisten dalam intervensi mereka. Mereka menindaklanjuti untuk memastikan bahwa kekacauan tersebut sudah benar-benar hilang.Mereka menghindari perdebatan-perdebatan, ancaman-ancaman, dan ultimatum-ultimatum.
Intervensi-intervensi mencakup memuji perilaku yang diinginkan, mengabaikan perilaku yang tidak layak, menggunakan penghentian dan menerapkan konsekuensi-konsekuensi.Kekerasan dan perkelahian membutuhkan tindakan yang segera dan solusi-solusi.Tindakan yang segera mensyaratkan bahwa semua siswa sudah aman dan bantuan sudah diperoleh.Solusi-solusi melibatkan upaya membantu siswa belajar untuk mengontrol kemarahan dan mengembangkan cara-cara yang sesuai untuk menangani permusuhan dan kemarahan.
Manajemen kelas yang efektif harus melibatkan komunikasi secara bersama guru, orangtua, dan siswa dalam pendidikan. Komunikasi merupakan bagian integral dari tugas guru. Penelitian menyimpulkan karena pentingnya lingkungan keluarga/rumah bagi pembelajaran sekolah, guru juga harus mengembangkan strategi-strategi untuk meningkatkan keterlibatan orangtua dalam kehidupan akademik anak-anak mereka.
558
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diambil beberapa simpulan, yaitu: 1. yang dapat dikemukakan dari tulisan ini adalah: 2. Fokus pendidikan saat ini berada pada
pengembangan dan pemeliharaan lingkungan kelas yang positif yang mendukung pembelajaran.
3. Manajemen kelas mencakup tindakan-tindakan yang menciptakan dan memelihara lingkungan pembelajaran yang tertib.
4. Guru yang antusias, peduli dan tegas memiliki harapan tinggi pada siswa-siswanya dapat menciptakan lingkungan-lingkungan kelas yang fokus pada pembelajaran dan ketertiban siswa.
5. Manajemen kelas dan pengajaran tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Tanpa ada pengajaran yang efektif, menciptakan kelas yang tertib akan menjadi tugas yang benar-benar sulit.
6. Merencanakan manajemen yang efektif melibatkan usaha dalam membuat aturan-aturan dan prosedur-prosedur yang jelas.
7. Dalam sistem manajemen apapun komunikasi dengan orangtua adalah suatu hal yang penting.
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri. 2007. Strategi Pembelajran di SD. Jakarta: UT.
Jacobsen, David A. Paul Eggen. Donald Kauchak. 2009. Methods For Teaching: Promoting Student Learning in K-12 Classroom atau Metode-Metode Pengajaran Meningkatkan Belajar Siswa TK-SMA.Terj. Achmad Fawaid & Khoirul Anam .Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Santrock, John W. 2009. Educational Psychology atau Psikologi Pendidikan. Terj. Diana Angelica. Jakarta: Salemba Humanika
Winataputra, Udin. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: UT