i(ebijal~anbo- - mesti dikawal ..~pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/07/... ·...

2
Pikiran Rakyat I(ebijal~anBO- rTN - Mesti Dikawal .. ~ Pemeri ntah Din ila i Diskri m inatif terhada pMa hasiswa PTS BANDUNG, (PR).- Kebijakan Bantuan Opera- sional Perguruan Tinggi Negeri (BO-PTN) yang mulai di- gulirkan tahun ini dinilai positif karena menunjukkan peran pe- merintah dalam dunia pen- didikan. Namun, di sisi lain, ke- bijakan ini dipandang diskri- minatif karena hanya diberikan kepada mahasiswa PTN. Pada- hal, mahasiswa PTS pun warga negera Indonesia yang punya hak yang sama. Selain itu, turunnya kebija- kan BO-PTN pascapengesahan UU Pendidikan Tinggi (Dikti) juga dinilai sebagai upaya pem- bungkaman agar PTN tidak la- 'gimengkritisi pemerintah. De- mikian benang merah penda- pat yang dihimpun dari sejum- lah mahasiswa terkaitdengan kebijakan BO-PTN, Selasa (24/7)· . Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Republik Mahasiswa (Rema) Universitas Pendidikan Indonesia (UP!) Hamdan Ardiansyah me- ngemukakan, 'kebijakan ini merupakan bentuk peran pe- merintah dalam dunia pen- didikan. Namun dalam pelak- sanaannya, kebijakan itu harus terus dikawal agar sesuai de- ngan tujuan. Hal senada dikemukakan Presiden Keluarga Mahasiswa Unpad Tanri Arrizasyifaa yang menilai BO-PTN adalah ben- tuk tanggung jawab peme- rintah terhadap pendidikan di Indonesia. Menurut dia, UU Dikti yang baru disahkan mengarahkan hal tersebut, te- tapi belum jelas besaran mini- malnya. ' "Tahun ini besarnya belum ' mencapai Rp 2 triliun, tahun depan kabarnya mencapai le- bih dari Rp 3 triliun. Mestinya bisajauh lebih besar dari itu," ujarnya. Menurut dia, ada isi draf UU Dikti yang dihapus karena pe- merintah merasa keberatan. Padahal jika pain tersebut dima- sukkan dalam UU yang disah- kan, BO-PT bisa lebih dari RP 7 triliun. ' "Poin yang menyebutkan pe- ,merintah mengalokasikan anggaran untuk dana bantuan operasional PT tidak dihapus, tetapi ada kata-kata sekurang- kurangnya 2,5 persen yang di- hapus. Padahal itu penting un- tuk dipastikan," kata Tanri. Mahasiswa Fakultas Kedok teran Universitas Kristen Maranatha Putri Sion me- nyambut baik BO-PTN karena ,dapat meringankan beban bi- aya kuliah mahasiswa di PTN. Namun, dia menilai kebijakan ini ' mengandung unsur diskriminasi karena hanya bagi mahasiswa di PTN, sedangkan mahasiswa PTS tidak menda- patkannya. BungkamPTN Pendapat berbeda dikemu- kakan Presiden BEM Univer- sitas Pasundan Bandung Ja- nuardi. Menurut dia, di satu sisi kebijakan BO-PTNini po- sitif untuk menghilangkan , praktik komersialisasi di pen- didikan tinggi, terutama di PTN. Apalagi dalam beberapa tahun terakhir biaya masuk. PTN semakin mahal, bahkan jauh lebih mahal dibandingkan denganPTS. - "Puluhan juta untuk biaya kuliah. Kuliah saja sudah harus bayar mahal, apalagi kerja. Ke- biasaan seperti ini memang su- dah seharusnya dihilangkan," katanya. Namun, Januardijuga mem- , pertanyakan kebijakan yang diberikan kepada PTN ini, se- _~ -'- bab bisa jadi ada unsur ten- densiusnya, apakah upaya ini sebagai salah satu cara atau bentuk pembungkaman ter- hadap PTN supaya tidak lagi aktif mengkritisi pemerintah. "Betul satu sisi bagus, tetapi mungkin ada upaya supaya PTN tidak lagi menjadi kontrol sosial," ujarnya. Menurut Januardi, sebaiknya pemerintah rnembantu penuh dengan menggratiskan seluruh biaya. Bahkan kalau perlu swasta pun ikut dibantu karena swasta juga ikut serta dalam mencerdaskan bangsa. "Kalau mau 'gratis semua, dan swasta juga dibantu. Se- mua warga negara Indonesia berhak memperoleh layanan pendidikan yang sama. Dalam UUD 1945 pun tidak ada perbedaan antara negeri dan swasta," ucapnya. (A-157/CA- 14)***- Iqlplng Huma. Unplld 2012

Upload: others

Post on 03-Jan-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Pikiran Rakyat

I(ebijal~anBO- rTN- Mesti Dikawal ..~

Pemeri nta h Dinila i Diskrim inatif terhada pMa hasiswa PTSBANDUNG, (PR).-Kebijakan Bantuan Opera-

sional Perguruan Tinggi Negeri(BO-PTN) yang mulai di-gulirkan tahun ini dinilai positifkarena menunjukkan peran pe-merintah dalam dunia pen-didikan. Namun, di sisi lain, ke-bijakan ini dipandang diskri-minatif karena hanya diberikankepada mahasiswa PTN. Pada-hal, mahasiswa PTS pun warganegera Indonesia yang punyahak yang sama.Selain itu, turunnya kebija-

kan BO-PTN pascapengesahanUU Pendidikan Tinggi (Dikti)juga dinilai sebagai upaya pem-bungkaman agar PTN tidak la-'gimengkritisi pemerintah. De-mikian benang merah penda-pat yang dihimpun dari sejum-lah mahasiswa terkaitdengankebijakan BO-PTN, Selasa(24/7)· .Presiden Badan Eksekutif

Mahasiswa (BEM) RepublikMahasiswa (Rema) UniversitasPendidikan Indonesia (UP!)Hamdan Ardiansyah me-ngemukakan, 'kebijakan inimerupakan bentuk peran pe-merintah dalam dunia pen-didikan. Namun dalam pelak-sanaannya, kebijakan itu harusterus dikawal agar sesuai de-ngan tujuan.Hal senada dikemukakan

Presiden Keluarga MahasiswaUnpad Tanri Arrizasyifaa yangmenilai BO-PTN adalah ben-tuk tanggung jawab peme-rintah terhadap pendidikan diIndonesia. Menurut dia, UUDikti yang baru disahkanmengarahkan hal tersebut, te-tapi belum jelas besaran mini-malnya. '"Tahun ini besarnya belum '

mencapai Rp 2 triliun, tahundepan kabarnya mencapai le-bih dari Rp 3 triliun. Mestinya

bisajauh lebih besar dari itu,"ujarnya.Menurut dia, ada isi draf UU

Dikti yang dihapus karena pe-merintah merasa keberatan.Padahal jika pain tersebut dima-sukkan dalam UU yang disah-kan, BO-PT bisa lebih dari RP 7triliun. '"Poin yang menyebutkan pe-

,merintah mengalokasikananggaran untuk dana bantuanoperasional PT tidak dihapus,tetapi ada kata-kata sekurang-kurangnya 2,5 persen yang di-hapus. Padahal itu penting un-tuk dipastikan," kata Tanri.Mahasiswa Fakultas Kedok

teran Universitas KristenMaranatha Putri Sion me-nyambut baik BO-PTN karena,dapat meringankan beban bi-aya kuliah mahasiswa di PTN.Namun, dia menilai kebijakanini ' mengandung unsurdiskriminasi karena hanya bagi

mahasiswa di PTN, sedangkanmahasiswa PTS tidak menda-patkannya.

BungkamPTNPendapat berbeda dikemu-

kakan Presiden BEM Univer-sitas Pasundan Bandung Ja-nuardi. Menurut dia, di satusisi kebijakan BO-PTNini po-sitif untuk menghilangkan

, praktik komersialisasi di pen-didikan tinggi, terutama diPTN. Apalagi dalam beberapatahun terakhir biaya masuk.PTN semakin mahal, bahkanjauh lebih mahal dibandingkandenganPTS.- "Puluhan juta untuk biayakuliah. Kuliah saja sudah harusbayar mahal, apalagi kerja. Ke-biasaan seperti ini memang su-dah seharusnya dihilangkan,"katanya.Namun, Januardijuga mem- ,

pertanyakan kebijakan yangdiberikan kepada PTN ini, se-

_~ -'-

bab bisa jadi ada unsur ten-densiusnya, apakah upaya inisebagai salah satu cara ataubentuk pembungkaman ter-hadap PTN supaya tidak lagiaktif mengkritisi pemerintah."Betul satu sisi bagus, tetapimungkin ada upaya supayaPTN tidak lagi menjadi kontrolsosial," ujarnya.Menurut Januardi, sebaiknya

pemerintah rnembantu penuhdengan menggratiskan seluruhbiaya. Bahkan kalau perluswasta pun ikut dibantu karenaswasta juga ikut serta dalammencerdaskan bangsa."Kalau mau 'gratis semua,

dan swasta juga dibantu. Se-mua warga negara Indonesiaberhak memperoleh layananpendidikan yang sama. DalamUUD 1945 pun tidak adaperbedaan antara negeri danswasta," ucapnya. (A-157/CA-14)***-

Iqlplng Huma. Unplld 2012

KRISHNA AHAOIYAT j"PR'

MAHASISWA berjalan di dalam lingkungan Kampus Universitas Padjadjaran Jln. Dipati Ukur, Kota Bandung, Kamis (19/7). Kebijakan Bantuan OperasionalPerguruan Tinggi Negeri (BO-PTN) dinilai diskriminatifkarena hanya diberikan kepada mahasiswa PTN. Padahal, mahasiswa PTS pun warga negara Indonesia yangpunya hak yang sama. *