identitas nasional indonesia
DESCRIPTION
merah putihkuTRANSCRIPT
IDENTITAS NASIONAL INDONESIA
“Merah Putihku”
Identitas nasional Indonesia merupakan suatu ciri yang dimiliki suatu
bangsa Indonesia dan secara fisiologi yang membedakan bangsa Indonesia dengan
bangsa lain. Identitas sendiri merupakan sifat khas yang menerangkan dan sesuai
dengan kesadaran diri sendiri, golongan sendiri, kelompok sendiri, komunitas
sendiri, atau negara sendiri. Berdasarkan hal tersebut, identitas tidak terbatas pada
individu semata tapi juga berlaku pada suatu kelompok, khususnya negara
Indonesia. Sedangkan kata nasional merupakan identitas yang melekat pada
kelompok yang lebih besar yang terikat karena adanya persamaan, baik fisik
seperti budaya, agama dan bahasa maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita
dan tujuan. Adanya himpunan kelompok tersebut lah yang kemudian disebut
dengan istilah identitas nasional yang akhirnya menghasilkan tindakan kelompok
dalam bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan beratributkan nasional.
Identitas nasional tersebut dibuat dan disepakati oleh para pendiri negara
Indonesia dan tercantum dalam konstitusi Indonesia yaitu UUD 1945 dalam pasal
35-36c.
Ada sepuluh contoh identitas nasional yang menunjukkan jati diri
Indonesia salah satunya yaitu bendera negara Indonesia Sang Saka Merah Putih.
Mungkin bagi orang tertentu yang mempunyai rasa nasionalisme tinggi jika
melihat Sang Merah Putih dikibarkan hatinya merasa terharu dan bangga menjadi
bagian dari bangsa Indonesia. Seperti pengalaman yang saya alami ketika
mengikuti upacara bendera apalagi pada saat ulang tahun Republik Indonesia 17
Agustus, saat Sang Merah Putih dikibarkan sambil diiringi lagu Indonesia Raya
ada rasa merinding menikmati momen-momen seperti itu.
Bendera merupakan salah satu bagian dari identitas nasional karena
bendera merupakan simbol negara agar dapat dibedakan negara yang satu dengan
negara lainnya. Sesuai dengan UUD 1945 pasal 35 menyebutkan bahwa “Bendera
Negara Indonesia adalah Sang Merah Putih”.
Sang Merah Putih itu mempunyai arti masing-masing dari tiap warnanya,
merah melambangkan berani dan putih berarti suci. Ada pula tafsiran Sang Merah
Putih seperti anggota tubuh, merah sebagai darah dan putih sebagai tulang. Darah
dan tulang tersebut lah yang memenuhi perjuangan para pejuang dalam merebut
kemerdekaan, hingga Sang Merah Putih dapat berkibar dengan gagah di langit ibu
pertiwi.
Setiap peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia tepatnya tanggal
17 Agustus, Sang Merah Putih ini menjadi bagian dari atribut yang sifatnya
sakral. Sang Merah Putih ini dibawa oleh petugas pengibar bendera dengan penuh
kehikmatan dan perlahan sambil diiringi lagu Indonesia Raya hingga Sang Merah
Putih dapat berkibar di langit Indonesia dengan sempurna.
Sang Merah Putih meruapakan suatu kain biasa tapi mempunyai makna
yang luar biasa bagi bangsa Indonesia. Oleh karena itu meskipun hanya sebuah
kain, Sang Merah Putih selalu membawa rasa haru di setiap upacara
pengibarannya. Rasa nasionalisme itu pasti muncul seketika itu juga. Sehingga
menjadi bangga terhadap bangsa Indonesia karena Indonesia milik kita bersama,
berbeda tapi tetap satu.
Perlu diketahui warna merah dan putih itu maknanya dalam karena warna
tersebut tidak semena-mena dipilih secara asal-asalan, melainkan melalui proses
historical.
Menurut sejarah, bangsa Indonesia memasuki wilayah Nusantara ketika
terjadi perpindahan orang-orang Austronesia sekitar 6000 tahun yang lalu datang
ke Indonesia Timur dan Barat melalui tanah Semenanjung dan Philipina. Pada
zaman itu manusia memiliki cara penghormatan atau pemujaan terhadap matahari
dan bulan. Matahari dianggap sebagai lambang warna merah dan bulan sebagai
lambang warna putih. Zaman ketika itu disebut juga zaman Aditya Candra. Aditya
berarti matahari dan Candra menunjukkan bulan. Penghormatan dan pemujaan
juga dilakukan di seluruh Kepulauan Austronesia, Samudra Hindia dan Pasifik.
Kira-kira 4000 tahun yang lalu terjadi perpindahan dimana masuknya
orang Indonesia kuno dari Asia Tenggara dan berbaur dengan pendatang yang
terlebih dahulu masuk Nusantara. Pembauran dan perpaduan tersebut yang
akhirnya melahirkan Bangsa Indonesia.
Ketika zaman itu terdapat suatu kepercayaan yang mengagungkan zat
hidup atau hal-hal yang sakti bagi setiap makhluk hidup yaitu getah-getih. Getah
getih menjiwai segala apa yang hidup sebagai sumbernya berwarna merah dan
putih. Getah tumbuhan berwarna putih dan getih ( bahasa Jawa / Sunda) berarti
darah berwarna merah, yang bermakna zat yang memberikan hidup bagi tumbuh-
tumbuhan, manusia, dan hewan. Seperti itulah kepercayaan yang dianut di
Kepulauan Austonesia dan Asia Tenggara kala itu.
Awal masehi selama 2 abad lamanya, rakyat di Kepulauan Nusantara
memiliki kepandaian membuat ukiran dan pahatan dari kayu, batu, serta ditambah
kepandaian dalam membuat alat-alat dari logam terutama dari besi dan perunggu
karena terpengaruh oleh kebudayaan Dong Song. Contohnya yang terkenal yaitu
nekara, nekara tersebut terdapat lukisan orang menari dengan hiasan bendera dan
umbul-umbul dari bulu burung. Bahkan di Gunung Kidul terdapat kuburan berupa
waruga dengan lukisan merah putih berkibar di belakang seorang perwira
menunggu kerbau.
Pada abad VII terdapat beberapa kerajaan di Nusantara, yaitu di Jawa,
Sumatra, Kalimantan, dan pulau-pulau lainnya, tapi satu sama lainnya masih
belum mempunyai kesatuan wilayah. Pada abad VIII baru ada kerajaan yang
wilayahnya meliputi seluruh Nusantara yaitu Kerajaan Sriwijaya sampai abad XII.
Salah satu peninggalannya yaitu Candi Borobudur yang dibangun pada tahun 84
Masehi dan pada salah satu dindingnya terdapat “pataka” di atas lukisan dengan
tiga orang pengawal membawa bendera merah putih dalam keadaan berkibar.
Kata dwaja atau pataka lazim digunakan dalam kitab jawa kuno atau kitab
Ramayana. Di Candi Prambanan juga terdapat lukisan Hanoman terbakar ekornya
yang melambangkan warna merah (api) dan warna putih pada bulu badannya,
Hanoman itu merupakan kera berbulu putih. Peninggalan sejarah tersebut terjadi
pada abad X yang telah mengenal warna merah dan putih.
Demikian juga Prabu Erlangga digambarkan sedang mengendarai burung
besar yaitu Burung Garuda yang dikenal sebagai burung merah putih. Maka
semenjak itu lah warna merah putih maupun lambang Garuda telah mendapat
tempat di hati rakyat Indonesia.
Kerajaan Singosari pada tahun 1222 sampai 1292 setelah Kerajaan Kediri
mengalami kemunduran, Raja Jayakatwang dari Kediri saat melakukan
pemberontakan melawan Kerajaan Singosari di bawah tampak kekuasaan Raja
Kertanegara sudah menggunakan bendera merah putih tepatnya sekitar tahun
1292. Bendera merah putih berkibar di Butak, nama suatu gunung tempat
ditemukannya piagam sebelah selatan kota Mojokerto, maka dari itu piagam
Butak juga dikenal piagam merah putih.
Selanjutnya pada masa Kerajaan Majapahit, Putri Dara Jingga dan Dara
Perak yang dibawa oleh tentara Pamelayu juga mengandung unsur warna merah
putih ( jingga berarti merah dan perak berarti putih ). Tempat Raja Hayam Wuruk
bersemayam di keratonnya disebut keraton merah putih, dengan alasan tembok
yang melingkari kerajaan terdiri dari batu bata merah dan lantainya diplester
warna putih. Bukti lainnya menurut Empu Prapanca warna merah putih digunakan
pada upacara kebesaran Raja Hayam Wuruk. Begitu juga kereta-kereta putri pada
zaman Kerajaan Majapahit banyak dihiasi merah putih. Jadi pada zaman
Majapahit, warna merah putih itu sudah dianggap warna yang agung dan mulia.
Di Keraton Solo terdapat panji-panji peninggalan Kyai Ageng Tarub turunan Raja
Brawijaya yaitu Raja Majapahit terakhir. Panji-panji tersebut berdasar kain putih
dan bertuliskan arab jawa yang digaris atasnya warna merah. Berdasakan hasil
penelitian panitia kepujanggaan Yogyakarta menyimpulkan antara lain nama
bendera tersebut adalah Gula Kelapa yang dilihat dari warna merah putih, gula
warna merah artinya berani dan kelapa putih artinya suci.
Di beberapa daerah Nusantara kala itu terdapat kebiasaan yang hampir
sama yaitu kebiasaan memakai selendang sebagai pelengkap pakaian kaum
wanita. Ada kalanya pemakaian selendang ditentukan pemakaiannya pada setiap
ada upacara-upacara, dan sebagian besar motif-motifnya warna merah dan putih.
Ketika terjadi perang Diponegoro tahun 1825-1830 di tengah-tengah
ribuan pasukan Diponegoro terlihat kibaran bendera merah putih, demikian juga
di lereng gunung dan desa yang dikuasai Pangeran Diponegoro banyak berkibar
bendera merah putih.
Perjuangan Rakyat Indonesia sejak zaman Sriwijaya, Majapahit, putra-
putra Indonesia yang dipimpin Sultan Agung dari Mataram, Sultan Ageng
Tirtayasa dari Banten, Sultan Hasanudin, Sisingamangaraja, Tuanku Imam
Bonjol, Teuku Umar, Pangeran Antasari, Pattimura, Diponegoro dan banyak lagi
putra Indonesia yang berjuang untuk mempertahankan kedaulatan bangsa,
sekalipun bangsa asing dan penjajah berusaha menindas, namun semangat
perjuangan kebangsaan tidak pernah padam.
Abad XX perjuangan Bangsa Indonesia makin terarah dan sadar akan
persatuan dan kesatuan perjuangan menentang kekuatan asing, adanya kesadaran
berbangsa dan bernegara mulai menyatu dengan bukti timbulnya gerakan
kebangsaan Budi Utomo pada tahun 1908.
Tahun 1922 di Yogyakarta berdiri perguruan nasional Taman Siswa
dibawah pimpinan Suwardi Suryaningrat. Di perguruan tersebut telah
mengibarkan bendera merah putih dengan latar dasar warna hijau yang tercantum
dalam salah satu lagu antara lain dari barat sampai timur, pulau-pulau Indonesia,
nama kamu sangatlah mashur dilingkupi merah putih. Hal tersebut merupakan
makna bendera yang dikibarkan Perguruan Taman Siswa.
Di tahun yang sama 1922 mahasiswa yang tergabung dalam Perhimpunan
Indonesia yang berada di negeri Belanda juga telah mengibarkan bendera merah
putih yang ditengahnya bergambar kepala kerbau, pada kulit buku yang berjudul
Indonesia Merdeka. Buku tesebut membawa pengaruh terhadap bangkitnya
semangat kebangsaan untuk menuju Indonesia Merdeka.
Tahun 1927 berdiri Partai Nasional Indonesia dibawah pimpinan
Ir.Soekarno yang bertujuan Indonesia merdeka. Partai tersebut juga mengibarkan
bendera merah putih yang ditengahnya bergambar banteng.
Perlu diketahui juga pada kongres pemuda tahun 1928 merupakan detik
yang bersejarah dimana “Sumpah Pemuda” dilahirkan. Sumpah pemuda tersebut
intinya terdapat tekad untuk bersatu karena dengan persatuan kemerdekaan akan
tercapai. Keputusan dari kongres pemuda berbunyi:
1. Pertama : kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertoempah darah
yang satoe, Tanah Air Indonesia.
2. Kedua : kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa yang satoe,
Bangsa Indonesia.
3. Ketiga : kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa
persatoean, Bahasa Indonesia
Pada kongres tersebut untuk pertama kalinya digunakan hiasan merah
putih tanpa gambar atau tulisan, sebagai warna bendera kebangsaan dan untuk
pertama kalinya juga diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Dimana saat kongres pemuda berlangsung tiap panitia kongres
menggunakan kokarde (sejenis tanda panitia) warna merah putih yang dipasang di
dada kiri. Bahkan anggota padvinder atau pandu yang ikut aktif dalam kongres
memakai dasi berwarna merah putih.
Pada masa Jepang pengibaran bendera merah putih dan lagu kebangsaan
Indonesia Raya dilarang karena ditakutkan membangkitkan semangat kebangsaan
yang akhirnya menuju kemerdekaan. Tahun 1944 lagu Indonesia Raya dan
bendera merah putih diizinkan lagi untuk untuk berkibar setelah kedudukan
Jepang terdesak. Saat itu pula dibentuklah panitia untuk menyelidiki lagu
kebangsaan serta arti dan ukuran bendera merah putih.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan hari bersejarah dimana hari
lahir Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sang merah putih dikibarkan setelah
pembacaan teks proklamasi kemerdekaan dan disahkan tanggal 18 Agustus 1945.
Bendera merah putih yang dikibarkan itu lah kemudian ditetapkan namanya
sebagai Sang Saka Merah Putih.
Tanggal 29 September 1950 Sang Saka Merah Putih ikut berkibar di depan
Gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai pengakuan kedaulatan dan
kemerdekaan Bangsa Indonesia oleh badan dunia.
Jadi bendera merah putih itu telah diatur dalam UUD 1945 pasal 36, UU
No.24/2009 dan Peraturan Pemerintah No.40/1958. Dalam isi UUD tersebut telah
ditentukan ukuran bendera dan bahan kain harus terbuat dari bahan yang tidak
mudah luntur.
Ukuran 200 x 300 cm penggunaan di lapangan istana kepresidenan
Ukuran 120 x 180 cm penggunaan di lapangan umum
Ukuran 100 x 150 cm penggunaan di ruangan
Ukuran 36 x 45 cm penggunaan di mobil presiden dan wakil presiden
Ukuran 30 x 45 cm penggunaan di mobil pejabat negara
Ukuran 20 x 30 cm penggunaan di kendaraan umum
Ukuran 100 x 150 cm penggunaan di kapal
Ukuran 30 x 45 cm penggunaan di pesawat udara
Ukuran 10 x 15 cm penggunaan di meja.
Pengibaran dan pemasangan Sang Saka Merah Putih dimulai dari
matahari terbit hingga matahari terbenam. Dan yang paling wajib dikibarkan pada
tanggal 17 Agustus. Sedangkan untuk tempat pemerintahan seperti Istana Presiden
dan Wakil Presiden, kantor lembaga negara, kantor Dewan Perwakilan Rakyat,
dan sebagainya harus dikibarkan setiap hari.
Karena keistimewaannya dan kesakralannya dari Sang Saka Merah Putih
ini maka banyak menginspirasi masyarakat Indonesia. Demikian juga dengan
latar belakang dalam perjuangan untuk mengibarkan bendera. Contohnya yaitu
pada tahun 2009 yang lalu diproduksinya film Merah Putih yang disutradai oleh
Yadi Sugandhi. Pemainnya yaitu Lukman Sardi, Darius Sinathrya, Zumi Zola,
Rifnu T. Winaka, dan Doni Alamsyah. Film tersebut menceritakan kelima
pemuda yang berasal dari latar belakang, suku, dan agama yang berbeda-beda.
Mereka mengikuti pelatihan untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia serta
melawan penjajah. Meskipun berbeda tapi mereka tetap harus satu dalam
memperebutkan kemerdekaan dan melawan penjajah.
Film Merah Putih terinspirasi dari Sang Saka Merah Putih
Selain itu ada juga lagu yang terinspirasi dari Sang Saka Merah Putih,
judul lagunya Bendera yang dinyanyikan oleh grup band Cokelat. Dilihat dari
judul memang tidak mencolok langsung kepada Sang Saka Merah Putih, tapi
dalam lirik lagunya menunjukkan rasa nasionalisme seperti salah satu likriknya
“Merah putih teruslah kau berkibar”.
Band Cokelat dalam lagunya Bendera yang terinspirasi dari Sang Merah Putih
Jadi lambang merah putih sebenarnya dari zaman perpindahan
Austronesia, kerajaan-kerajaan, serta abad XX, hingga zaman kemerdekaan sudah
melekat di sanu bari masyarakat Indonesia. Sang Merah Putih sudah menjadi
identitas nasional Indonesia. Tidak heran jika sebagian besar masyarakat
Indonesia yang mempunyai rasa nasionalisme terharu jika melihat Sang Saka
Merah Putih dikibarkan.
PAPER IDENTITAS NASIONAL
TUGAS KEWARGANEGARAAN
Disusun oleh
FAKHIROTUZ ZAKIYAH
121610101084
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER 2014/2015