identifikasi kendala

5
IDENTIFIKASI KENDALA (MASALAH) Identifikasi masalah berarti mengenali masalah yaitu dengan cara mendaftar faktor – faktor yang berupa permasalahan.mengidentifikasi masalah – masalah penelitian bukan sekedar mendaftar jumlah masalah tetapi juga kegiatan ini lebih daripada itu karena masalah yang telah dipilih hendaknya memiliki nilai yang sangat penting atau signifikansi untuk dipecahkan” (Setyosari,2012:64) identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting diantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari penelitian, bahkan juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara umum bisa kita temukan lewat studi literatur atau lewat pengamatan lapangan. Beberapa hal yang dijadikan sebagai sumber masalah adalah : 1. Bacaan Bacaan yang berasal dari jurnal-jurnal penelitian yang berasal dari laporan hasil-hasil penelitian yang dapat dijadikan sumber masalah, karena laporan penelitian yang baik tentunya mencantumkan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut, yang berkaitan dengan penelitian tersebut. Suatu penelitian sering tidak mampu memecahkan semua masalah yang ada, karena keterbatasan penelitian. Hal ini menuntut adanya penelitian lebih lanjut dengan mengangkat masalah-masalah yang belum terjawab. Selain jurnal penelitian, bacaan lain yang bersifat umum juga dapat dijadikan sumber masalah misalnya buku-buku bacaan terutama buku bacaan yang mendeskripsikan gejala-gejala dalam suatu kehidupan yang menyangkut dimensi sains dan teknologi atau bacaan yang berupa tulisan yang dimuat dimedia cetak 2. PertemuanIlmiah Masalah dapat diperoleh melalui pertemuan-pertemuan ilmiah, seperti seminar, diskusi. Lokakarya, konfrensi dan sebagainya. Dengan pertemuan ilmiah dapat muncul berbagai permasalahan yang memerlukan jawaban melalui penelitian.

Upload: syarifanurulistifani

Post on 16-Nov-2015

222 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

yuhii

TRANSCRIPT

identifikasi kendala (masalah)Identifikasi masalah berarti mengenali masalah yaitu dengan cara mendaftar faktor faktor yang berupa permasalahan.mengidentifikasi masalah masalah penelitian bukan sekedar mendaftar jumlah masalah tetapi juga kegiatan ini lebih daripada itu karena masalah yang telah dipilih hendaknya memiliki nilai yang sangat penting atau signifikansi untuk dipecahkan (Setyosari,2012:64)

identifikasi masalah adalah salah satu proses penelitan yang boleh dikatakan paling penting diantara proses lain. Masalah penelitian akan menentukan kualitas dari penelitian, bahkan juga menentukan apakah sebuah kegiatan bisa disebut penelitian atau tidak. Masalah penelitian secara umum bisa kita temukan lewat studi literatur atau lewat pengamatan lapangan. Beberapa hal yang dijadikan sebagai sumber masalah adalah :

1. BacaanBacaan yang berasal dari jurnal-jurnal penelitian yang berasal dari laporan hasil-hasil penelitian yang dapat dijadikan sumber masalah, karena laporan penelitian yang baik tentunya mencantumkan rekomendasi untuk penelitian lebih lanjut, yang berkaitan dengan penelitian tersebut. Suatu penelitian sering tidak mampu memecahkan semua masalah yang ada, karena keterbatasan penelitian. Hal ini menuntut adanya penelitian lebih lanjut dengan mengangkat masalah-masalah yang belum terjawab.Selain jurnal penelitian, bacaan lain yang bersifat umum juga dapat dijadikan sumber masalah misalnya buku-buku bacaan terutama buku bacaan yang mendeskripsikan gejala-gejala dalam suatu kehidupan yang menyangkut dimensi sains dan teknologi atau bacaan yang berupa tulisan yang dimuat dimedia cetak

2. PertemuanIlmiahMasalah dapat diperoleh melalui pertemuan-pertemuan ilmiah, seperti seminar, diskusi. Lokakarya, konfrensi dan sebagainya. Dengan pertemuan ilmiah dapat muncul berbagai permasalahan yang memerlukan jawaban melalui penelitian.

3. Pernyataan Pemegang Kekuasaan (Otoritas)Orang yang mempunyai kekuasaan atau otoritas cenderung menjadi figure yang dianut oleh orang-orang yang ada dibawahnya. Sesuatu yang diungkapkan oleh pemegang otoritas tersebut dapat dijadikan sumber masalah. Pemegang otoritas di sini dapat bersifat formal dan non formal

4. Observasi(Pengamatan)Pengamatan yang dilakukan seseorang tentang sesuatu yang direncanakan ataupun yang tidak direncanakan, baik secara sepintas ataupun dalam jangka waktu yang cukup lama, dapat melahirkan suatu masalah. Contoh : Seorang pendidik menemukan masalah dengan melihat (mengamati) sikap dan perilaku siswanya dalam proses belajar mengajar

5. Wawancara dan Angket Melalui wawancara kepada masyarakat mengenai sesuatu kondisi aktual di lapangan dapat menemukan masalah apa yang sekarang dihadapi masyarakat tertentu. Demikian juga dengan menyebarkan angket kepada masyarakat akan dapat menemukan apa sebenarnya masalah yang dirasakan masyarakat tersebut. Kegiatan ini dilakukan biasanya sebagai studi awal untuk mengadakan penjajakan tentang permasalahan yang ada di lapangan dan juga untuk menyakinkan adanya permasalahan-permasalahan di masyarakat

faktor diatas dapat saling mempengaruhi dalam melahirkan suatu masalah penelitian, dapat juga berdiri sendiri dalam mencetuskan suatu masalah. Jadi untuk mengindentifikasi masalah dapat melalui sumber-sumber masalah di atas. Sumber-sumber masalah tersebut dapat saling berinteraksi dalam menentukan masalah penelitian, dapat juga melalui salah satu sumber saja. Setelah masalah diindentifikasi, selanjutnya perlu dipilih dan ditentukan masalah yang akan diangkat dalam suatu penelitian (amel : 2010)

Identifikasi masalah sebenarnya dilakukan untuk menemukan ruang lingkup masalah tertentu dalam ruang lingkup masalah tersebut misalnya ditentukan bahwa masalah tersebut dalam bidang pendidikan,kemudian dipilih sala satu masalah sesuai dengan kemampuan peneliti baik dari segi pelaksanaan ataupun kurikulumnya (tahir,2011:19)

Identifikasi Masalah merupakan suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah di mana objek dalam suatu jalinan tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah (Suriasumantri, 2001: 309). Dan menurut Amien Silalahi, (2003: 21), identifikasi masalah artinya usaha mendaftar sebanyak-banyaknya pertanyaan terhadap masalah yang terjadi yang sekiranya dapat dicari jawaban melalui penelitian.

Identifikasi masalah diperlukan agar peneliti benar-benar menemukan masalah ilmiah, bukan akibat dari permasalahan lain. KerlingerdanImam Suprayogo menjelaskan bahwa masalah ilmiah bukanlah masalah moral dan etis. Sebagaimana dikemukakan di muka, masalah penelitian bersifat tidak terbatas. Meskipun demikian, tidak semua masalah yang ada di masyarakat bisa diangkat sebagai masalah penelitian. Untuk mengidentifikasi masalah penelitian, perlu diajukan empat pertanyaan: 1. Masalahnya apa (Substansinya) ?2. Bermasalah menurut siapa ?3. Dianggap masalah dalam konteks apa ?4. Dalam perspektif apa?Kalau keempat pertanyaan di atas dicross-check-kan dengan kerangka analisis permasalahan di atas, dapat dipastikan sebagai sebuah masalah penelitian yang baik. Tetapi, kalau ternyata tidak, belum tentu dapat dianggap sebagai sebuah masalah penelitian.

Dalam dunia nyata banyak masalah yang harus diselesaikan dengan segera dalam waktu tertentu, namun tidak semua masalah tersebut dapat diangkat menjadi maslaah penelitian. Oleh karena identifikasi masalah merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan. Selanjutnya Notohadiprawiro (2006) menjelaskan bahwa setelah masalah-masalah diidentifikasi, belum menjadi jaminan bahwa semua masalah tersebut layak dan sesuai untuk diteliti. Sehingga perlu dipilih salah satu atau beberapa masalah yang paling baik dan layak untuk diteliti.Menurut Suryabrata (2000), beberapa kesalahan yang terjadi dalam memilih permasalahan penelitian antara lain:1. Permasalahan penelitian tidak diambil dari akar masalah yang sesungguhnya 2. Permasalahan yang akan dipecahkan tidak sesuai dengan kemampuan peneliti baik dalam penguasaan teori, waktu, tenaga dan dana.3. Permasalahan yang akan dipecahkan tidak sesuai dengan faktor-faktor pendukung yang ada. Untuk itu perlu diperhatikan beberapa pertimbangan dalam memilih masalah yang akan digunakan sebagai dasar penelitian. Berdasarkan Suryabrata (2000), pertimbangan pemilihan masalah ini dapat dilakukan dengan 2 arah yaitu:1. Dari Arah MasalahnyaPertimbangan kelayakan berdasarkan arah masalah atau sudut obyektifnya atau nilai penelitiannya. Apakah penelitian memberikan sumbangan kepada pengembangan dan penerapan IPTEKS atau pemecahan masalah praktis ?2. Dari Arah PenelitinyaPertimbangan berdasarkan kelayakan dan kesesuaian penelitinya menyangkut kelayakan biaya, waktu, sarana, kemampuan keilmuanSedangkan menurut Notohadiprawiro (2006), beberapa pertimbangan dalam pemilihan masalah diuraikan menjadi 3 hal yaitu:1. Pertimbangan Ilmiah: Apakah masalah tersebut dapat diteliti secara ilmiah? Yaitu masalah yang realitasnya dapat diamati dan datanya tersedia dan dapat dikumpulkan. Apakah masalah tersebut memberikan manfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan? Dengan metode bagaimana masalah dapat diteliti?2. Pertimbangan Non-Ilmiah: Apa manfaat hasil penelitian bagi kepentingan praktis atau masyarakat? Apakah masalah terlalu peka untuk diteliti? Resistensi sosial, budaya, ideologi 3. Pertimbangan Peneliti: Penguasaan teori dan metodologi Minat peneliti terhadap masalaah Kemampuan pengumpulan dan analisis data Ketersediaan waktu, dana dan sumberdayaLebih lanjut Notohadiprawiro (2006) menjelaskan bahwa permasalahan dalam penelitian yang baik yaitu:1. Bermanfaat, artinya mempunyai nilai dan kelayakan penelitian dari segi manfaat/kontribusi dan berguna untuk mengembangkan suatu teori2. Fisibel/dapat dipecahkan (konkrit) dimana ada data dan metode pemecahannya3. Dapat dilaksanakan yang meliputi kemampuan teori dari peneliti, waktu 4. yang tersedia, tenaga yang tersedia, danan yang tersedia, adanya factor 5. pendukung, tersedianya data, treedianya izin dari pihak yang berwenang.6. Adanya factor pendukung yang meliputi tersedianya data dan tersedianya izin dari pihak yang berwenang. 7. Spesifik mengenai bidang tertentu (jelas ruang lingkup pembahasannya).