identifikasi kation anion

Upload: romy-dee-aldiano-peaceloversejati

Post on 09-Oct-2015

53 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan praktikum

TRANSCRIPT

LAPORAN PRAKTIKUMKIMIA ANALISA

IDENTIFIKASI KATION ANIONSenin, 25 Juni 2012

KELOMPOK 4ILHAM SURYA ABADI (08.2011.1.01520)SISKA NOVITASARI (08.2011.1.01526)

JURUSAN TEKNIK KIMIAFAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRIINSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA2012

IDENTIFIKASI KATION ANION

A. TUJUAN1. Menentukan kation yang terdapat dalam sampel2. Menentukan anion yang terdapat dalam sampel3. Menentukan garam yang terdapat dalam sampel

B. TEORIAnalisis kualitatif kation dan anion secara sistematis telah berkembang cukup lama. Berkat kajian yang dilakukan oleh Karl Remegius Fresenius sejak tahun 1840, yang kemudian diterbitkan sebagai buku pada tahun 1897. Langkah-langkah analisis kation dan anion dapat dilakukan secara sistematis melalui diagram alir, yang sampai saat ini menjadi standar untuk kajian analisis kuantitatif bahan anorganik.Menentukan adanya kation dan anion dalam suatu analit, baik yang terdiri dari zat tunggal (satu kation dan satu anion) atau zat majemuk atau campuran (lebih dari kation dan anion) memerlukan sistematika tertentu. Apabila analit berupa larutan dapat langsung dianalisis, tetapi apabila berupa zat padat atau campuran padat atau cair maka perlu dicari pelarut yang sesuai.Berdasarkan metodenya, analisa kualitatif dapat dikelompokkan dalam dua kelompok. Pertama, analis bahan berdasarkan karakterisasi fisis, yaitu penentuan sifat fisis dan kesamaan. Kedua, analisis bahan berdasarkan metode H2S, yaitu analisis kation dan analisis anion.Reagensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum, adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan ammonium karbonat. Secara sistematik cara analisis kation-kation diklasifikasikan dalam 5 golongan, hal ini didasarkan pada sifat kation tersebut terhadap beberapa pereaksi tertentu membentuk endapan atau tidak, dengan kata lain klasifikasi kation yang paling umum didasarkan atas perbedaan kelarutan dari klorida, sulfida dan karbonat dari kation tersebut. Sedangkan metode yang digunakan dalam anion tidak sesistematik kation. Namun skema yang digunakan bukanlah skema yang kaku, karena anion termasuk dalam lebih dari satu golongan.Di dalam kation ada beberapa golongan yang memiliki ciri khas tertentu diantaranya :1. Golongan I : Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida encer. Ion golongan ini adalah Pb, Ag, Hg. Dalam suasana asam, klorida dan kation dari golongan lain larut. Penggunaan asam klorida berlebih untuk pengendapkan kation golongan I memiliki dua keuntungan yaitu memperoleh endapan klorida semaksimal mungkin dan menghindari terbenuknya endapan BIOCI dan SbOCI. Kelebihan asam klorida yang terlalu banyak dapat menyebabkan AgCl dan PbCl 2 larut kembali dalam bentuk kompleks sedangkan klorida raksa (I), Hg, Cl2 , tetap stabil.2. Golongan II : Kation golongan ini bereaksi dengan asam klorida, tetapi membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Ion golongan ini adalah Hg, Bi, Cu, cd, As, Sb, Sn. Kation golongan II dibagi dalam dua sub-golongan yaitu sub golongan tembaga dan sub golongan arsenik. Dasar dari pembagian ini adalah kelarutan endapan sulfida dalam ammonium polisulfida. Sementara sulfida dari sub golongan tembaga tidak larut dalam regensia ini, sulfida dari sub grup arsenik melarut dengan membentuk garam tio. Golongtan II sering disebut juga sebagai asam hidrogen sulfida atau glongan tembaga timah. Klorida, nitrat, dan sulfat sangat mudah larut dalam air. Sedangkan sulfida, hidroksida dan karbonatnya tak larut. Beberapa kation dari sub golongan tembaga (merkurium (II), tembaga (II), dan kadmium (II)) cenderung membentuk kompleks (ammonia, ion sianida, dan seterusnya).3. Golongan III : Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer, ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer (buffer ammonium-amonium klorida). Namun kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral / amoniakal. Kation golongan ini Co, Fe, Al, Cr, Co, Mn, Zn. Logam-logam diendapkan sebagai sulfida, kecuali aluminium dan kromium, yang diendapkan sebagai hidroksida, karena hidrolisis yang sempurna dari sulfida dalam larutan air.besi, almunium, dan mangan (sering disertai sedikit mangan) atau golongan IIIA juga diendapkan sebagai hidroksida oleh larutan amonia dengan adanya amonium klorida. Endapan hidroksida pada golongan ini bermacam-macam. Kation golongan IIIB diendapkan sebagai garam sul;fidnya dengan mengalirkan gas H2S dalam larutan analit yang suasananya basa (dengan larutan buffer NH4Cl dan NH4OH).4. Golongan IV : Kation golongan ini bereaksi dengan golongan I, II, III. Kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Ion golongan ini adalah Ba, Ca, Sr.5. Golongan V : Kation-kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan regensia-regensia golongan sebelumnya, merupakan golongan kation yang terakhir. Kation golongan ini meliputi : Mg, K, NH4+. Untuk menentukan adanya kation NH4+ harus diambil dari larutan analit mula-mula. Untuk kotion-kation Ca2+, Ba2+, Sr2+, Na+, dan K+. Identifikasi dapat dilakukan engan uji nyala. Cara pengenalan anion dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu berdasarkan Bunsen, Gilreath dan Vogel. Bunsen menggolongkan anion dari sifat kelarutan garam perak dan garam bariumnya, warna, kelarutan garam alkali dan kemudahan menguapnya. Gilreath menggolongkan anion berdasarkan pada kelarutan garam kalsium, barium, cadmium dan garam peraknya. Sedangkan Vogel menggolongkan anion berdasarkan pada proses yang digunakannya, yaitu pemeriksaan anion yang dapat menguap bila diolah dengan asam, dan pemeriksaan anion berdasarkan reaksinya dalam larutan.Analisis kuantitatif sebagian besar didasarkan pada kesetimbangan untuk memisahkan dan megidntifikasi ion yang sejenis. Kesetimbangan asam basa, kesetimbangan heterogen, kesetimbangan redoks dan kesetimbangan ion kompleks merupakan jenis-jenis kesetimbangan yang digunakan dalam analisis kualitatif anion. a. Sifat-sifat asam basaGaram-garam larut dalam air yang mengandung kation basa kuat bila berkombinasi dengan anion dariasam lemah menghasilkan larutan yang bersifat basa. Misalnya anion S2-, PO43-, dan CO32- adalah basa Bronsted-Lowry yang kuat. Garam yang berasal dari anion ini dengan kation seperti K+ bereaksi dengan air dan menghasilkan larutan yang bersifat basa. Misalnya:S2- + H2O HS- + OH-b. Sifat redoksKelompok anion, sebagian bersifat sebagai oksidator, sebagian reduktor, sebagian lain sifat oksidator reduktornya tergantung dalam suasana larutannya. NO3- dan CrO42- merupakan oksidator kuat dalam suasana larutan asam. Anion I-, S2- dan SO3- merupakan reduktor dalam suasana asam.I2(s) + 2 e 2 I- E0 = 0.536 VS(s) + 2 H+ + 2 e H2S(aq) E0 = 0.142 VSO42- + 4 H+ + 2 e H2SO3(aq) + H2O(l) E0 = 0.172 Vc. Kesetimbangan kelarutanReaksi pengendapan mengandung nilai yang sangat berarti bagi analisis anion. Beberapa reaksi anion dengan ion barium, Ba2+ yang digunakan sebagai uji spesifik dari anioan tertentu didasarkan pada nilai kelarutannya. Demikian pula dengan reaksi pengendapan anion dengan menggunakan ion Ag+ merupakan bagian penting dari uji analisis anion. Ion sulfit, karbonat, kromat, fosfat dan sulfat, bila direaksikan dengan Ba2+ akan menghasilkan garam barium yang hanya sedikit larut dalam air, yang ditunjukkan dengan kecilnya nilai Ksp.Untuk anion dikelompokkan ke dalam beberapa kelas diantaranya : Anion sederhana seperti : O2-, F-, atau CN- . Anion okso diskret seperti : NO3-, atau SO42-. Anion polimer okso seperti silikat, borat, atau fosfat terkondensasi Anion kompleks halida seperti TaF6. Kompleks anion yang berbasis bangat seperti oksalat.

C. SKEMA PERCOBAAN1. Sampel I

1 tetes Na2CO3 1,5MAmati & Catat Hasilnya

Sampel I

1 tetes HNO3 3MSampel IAmati & Catat Hasilnya

Amati & Catat Hasilnya1 tetes NH3Sampel I1 tetes NaOH 2MSampel IAmati & Catat Hasilnya

2. Sampel II

Amati & Catat Hasilnya1 tetes H2SO4 pekatSampel IIAmati & Catat Hasilnya1 tetes H2SO4 encerSampel II

Sampel IIAmati & Catat Hasilnya1 tetes NaOH 6M

Amati & Catat Hasilnya1 tetes AgNO3 Sampel II

3. Sampel III

Sampel IIIAmati & Catat Hasilnya1 tetes CuSO4 Sampel III

Amati & Catat HasilnyaSampel III1 tetes H2SO4 encer

1 tetes AgNO3Sampel IIIAmati & Catat Hasilnya

Amati & Catat HasilnyaSampel III1 tetes NaOH

Amati & Catat Hasilnya1 tetes KI Sampel III

Amati & Catat Hasilnya1 tetes H2SO4 pekatSampel III

Kertas lakmus merah basah di atas mulut tabung, cium bau yg keluar

Amati & Catat Hasilnya

Sampel III

Sampel IIIAmati & Catat Hasilnya3 tetes Pereaksi nessler

Sampel IIIAmati & Catat Hasilnya1 tetes (CH3COO)2Pb 0,5M

Sampel IIIAmati & Catat Hasilnya1 tetes K2CrO4 1MSampel III

Amati & Catat HasilnyaReaksi nyala

Amati & Catat Hasilnya1 tetes NH4+

Amati & Catat Hasilnya1 tetes K2CrO4 1M + CH3COOH

Sampel III

D. DATA HASIL PERCOBAAN

NoSampelPerlakuan ReagaenHasil

1Sampel I Kation (bening)Na2CO3 1,5MPutih keruh

HNO3 3MBening

NaOH 2MBening, endapan putih

NH3Bening

2Sampel II Anion (bening)H2SO4 encerTetap bening

NaOH 6MTetap bening

H2SO4 pekatOrange terasa panas

AgNO3Coklat, terbentuk endapan coklat

3Sampel III Garam (bening)CuSO4Biru

H2SO4 encerTetap bening

AgNO3Endapan putih

NaOHTetap bening

KI 0,5MTetap bening

H2SO4 pekatTetap bening, terasa panas

Kertas lakmus merah basah di atas mulut tabung, cium bau yg keluarKertas lakmus menjadi biru

Pereaksi nesslerCoklat tua

(CH3COO)2Pb 0,5MEndapan putih

K2CrO4 1MKuning

Reaksi nyalaOrange

NH4+Tetap bening

K2CrO4 1M + CH3COOHKuning, menjadi orange saat ditambah CH3COOH

E. PEMBAHASAN1. Sampel I kation (bening)Dari data di atas diketahui bahwa pada saat sampel I ditambah Na2CO3 1,5M warna larutan menjadi putih keruh, saat ditambah HNO3 3M warna larutan tetap bening, saat ditambah NaOH 2M terbentuk endapan putih dan saat ditambah NH3 warna larutan tetap bening. Dari beberapa data tersebut maka dapat diidentiikasi bahwa Sampel I adalah larutan Ca2+.2. Sampel II anion (bening)Dari data di atas diketahui bahwa pada saat sampel II ditambah H2SO4 encer warna larutan tetap bening, saat ditambah NaOH 6M warna larutan tetap bening, saat ditambah H2SO4 pekat warna larutan menjadi orange dan saat ditambah AgNO3 terbentuk endapan coklat. Dari beberapa data tersebut maka dapat diidentiikasi bahwa Sampel II adalah larutan Cl-.3. Sampel III garam (bening)Dari data di atas diketahui bahwa pada saat sampel III ditambah CuSO4 warna larutan menjadi biru, saat ditambah AgNO3 terbentuk endapan putih, saat ditambah Pereaksi nessler warna larutan menjadi coklat dan saat diletakkan kertas lakmus merah, warna kertas lakmus merah menjadi biru. Dari beberapa data tersebut maka dapat diidentiikasi bahwa Sampel III adalah larutan NH4Cl.

KESIMPULAN

1. Dari hasil praktikum, dapat diidentifikasi bahwa sampel I yang merupakan kation adalah larutan Ca2+.2. Dari hasil praktikum, dapat diidentifikasi bahwa sampel II yang merupakan anion adalah larutan Cl-.3. Dari hasil praktikum, dapat diidentifikasi bahwa sampel III yang merupakan garam adalah larutan NH4Cl.

DAFTAR PUSTAKA

Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif. Jakarta: Kalman Media Pustaka.Wilkinson. 1976. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI Press.Underwood, A.L. dan R.A.Day.1986. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga: Jakarta.Harjadi, W. 1993. Ilmu kimia analitik Dasar. Erlangga. Jakarta.Jimmo, Analisis Kation, http://blogkita.infoPasirhanja, Identifikasi Kation, http://pasirhanja.blogspot.com

2