identifikasi karakteristik unsur budaya pesisir

Upload: achmad-ismid

Post on 31-Oct-2015

345 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Identifikasi Karakteristik Unsur unsur Kebudayaan Masyarakat PesisirNoUnsurDaerahDeskripsi

1BudayaMakasarPatorani (Nelayan penangkap Ikan terbang dan telurnya) yang banyak di pesisir pantai Galesong dan Barombong cukup kapabel untuk menggambarkan nilai budaya masyarakat pesisir Makassar. Karena budaya patorani masih berlangsung hingga kini, selain itu, penangkapan ikan terbang juga tergolong unik, karena hanya dilakukan pada musim kemarau dengan alat tradisional. Struktur kepatoranian terbentuk suatu organisasi yang saling terkait satu sama lain antara paplele (pinggawa darat), juragong (pinggawa taut) dan sawi (pekerja/buruh) yang berkisar pada kepentingan-kepentingan untuk saling mendukung dan sating memeriukan dalam lingkungan unt uk beraktivitas sebagai kcmunitas nelayan patorani. lama kelamaan pranata-pranata tersebut di atas semakin teratur dan mapan datam arti sudah melembaga di dikalangan patorani, selanjutnya terbentuklah suatu organisasi yang disebut popolele_ pinggowa don sawi.

2. ReligiMakasarUmumnya masyarakat nelayan pesisir pantai Galesong dan Barombong masih percaya sepenuhnya bahwa lautan itu adalah hasil ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa sesuai dengan ajaran agama Islam yang mereka yakini dan anut secara resmi. Merekapun tahu bahwa segala sesuatu yang ada di alam raya ini, termasuk lautan berada di bawah kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, namun secara tradisional warga masyarakat yang bersangkutan mempunyai pula kepercayaan, bahwa Tuhan yang disebutnya Koraeng Allah Tao/a telah melimpahkan penguasaan wilayah lautan kepada Nabi Hellerek.Nelayan Mandar pun meyakini juga akan keberadaan Nabi Khaidir dalam struktur dunia gaib, dimana menempatkannya diurutan pertama sebagai pemimpin dan penguasa laut. Sementara makhluk-makhluk halus lainnya dianggap sebagai anggota di bawah kekuasaan dan perintah Nabi Khaidir. (Arifuddin Ismail, 2007:92).

3.KesenianDesa Rumah Tiga (Ambon)Pantai Desa Rumahtiga juga memiliki pesisir pantai yang landai, datar, dan lebar. Sehingga biasanya saat malam minggu, para pemuda dan juga orang tua akan berkumpul dan duduk di pesisir pantai sambil bernyanyi dan bermain gitar serta menabuh tifa sambil berdendang bersama

4.BahasaDesa Rumah Tiga (Ambon)Jika meninjau ciri masyarakat pesisir yang menyatakan bahwa mereka biasanya memiliki suara yang besar, realita ini tidak begitu terjawab pada masyarakat pesisir desa Rumah tiga. Berbeda dengan Desa Alang yang merupakan daerah pesisir dengan ombak yang sangat besar, sehingga terdapat filosofi bahwa hal ini mengakibatkan masyarakat setempat memiliki volume suara yang juga elative besar untuk melawan suara ombak tersebut. Karena pesisir Desa Rumahtiga terletak di Teluk Ambon bagian dalam, jadi ombaknya tidak begitu besar, sehingga volume suara dari masyarakat tersebut juga elative biasa-biasa saja

5.BudayaDesa Rumah Tiga (Ambon)Istilah baku bage sangat kental dalam kehidupan masyakat pesisir. Jika ada yang mendapat hasil tangkapan yang melimpah, ia bahkan tidak segan-segan untuk membagi-bagikan hasil tangkapannya kepada para tetangga atau masyarakat sekitar. Inilah wujud solidaritas dan hidup kebersamaan yang sangat khas dalam kehidupan masyarakt pesisir. Cara hidup seperti ini sangat nampak dalam kehidupan mereka. Bahu membahu saling menolong di antara kehidupan masyarakat bukan lagi hal yang sulit untuk dijumpai.

6.ReligiPesisir Pantai Selatan Jawa (Kecamatan Kretek Bantul Yogyakarta)Di Pantai Selatan Parangtritis Kecamatan Kretek Bantul Yogyakarta diadakan upacara Bhekti Pertiwi Pisusung Jaladari dan Rawutan, ini merupakan upacara adat yang sakral dan penuh makna bagi masyarakat daerah tersebut, dan diselenggarakan tiap tahun.

Upacara Bhekti Pertiwi Pisusung Jaladari tersebut dilaksanakan dengan upacara adat yang sangat sakral, yang membuat unik Budaya Pesisir ini adalah pada saat penyelenggara melabuhkan Sajian yang sudah dipersiapkan yaitu dari buah buahan sampai dengan pakaian dan beberapa hal lain yang sudah disusun rapi untuk kemudian dijadikan rebutan oleh pengunjung yang siap berebutan untuk mendapatkan berkah dari beberapa labuhan tadi. Basah kuyub dan bertabrak tabrakan serta bersenggolan dengan pengunjung lain yang ingin mendapatkan larungan tadi.

Sedangkan Upacara Ruwatan dilaksanakan juga di Pantai Parangtritis dan Pantai Parangwedang. Biasanya pelaksanaannya di adakan pada malam Selasa dan Jumat Kliwon. Ada 3 versi ruwatan dalam pelaaksanaannya yaitu Ruwatan Nasib, Ruwatan Penyakit Menahun dan Ruwatan Rejeki, semua itu bertujuan untuk menyembah dan meminta kepada yang Maha Kuasa dan Maha Agung. Dimulai pada Pukul 16.00 Upacara Ruwatan tersebut dimulai dengan mandi kembang dan pengumpulan sesaji secara kolektif. Setelah melakukan prosesi tersebut para peserta dihibur oleh Pagelaran Wayang Kulit semalam suntuk. Setelah semua prosesi selesai diharapkan para peserta menjadi sadar bahwa semua masalah itu dapat teratasi asalkan sabar, telaten dan tisak putus asa.

7.ReligiPesisir Pantai Utara Jawa (Subang, Indramayu dan Cirebon)Upacara ritual adat yang berlangsung setiap tahun di pantai utara jawa adalah Nadran. Dilaksanakan di kota Subang, Indramayu dan Cirebon ini merupakan upacara yang digelar untuk mensyukuri hasil tangkapan ikan, dan harapan untuk dapat meningkatkan hasil di tahun depan, serta berdoa untuk keselamatan dan kelancaran usaha serta kehidupan masyarakat dan keluarga.Di Kabupaten Indramayu, umumnya Upacara Adat Nadran diselenggarakan antara bulan Oktober sampai Desember yang bertempat di Pantai Eretan Kulon, Eretan Wetan, Dadap, Limbangan dan Karangsong. Sedangkan di Kabupaten Subang, di antaranya adalah di Pantai Blanakan.

8.KesenianJeparaPesta lomban oleh masyarakat Jepara sering pula disebut sebagai Bakda / Bada Lomban atau Bakda / Bada Kupat . Disebut Bakda Kupat karena pada saat itu masyarakat Jepara merayakannya dengan memasak kupat (ketupat) dan lepet disertai rangkaian masakan lain seperti : opor ayam, rendang daging, sambal goreng, oseng-oseng dan lain-lain.Ketupat dalam istilah Jawanya Kupat adalah bentuk tradisional yang tidak asing lagi bagi masyarakat khususnya masyarakat Jawa Tengah. Ketupat ini terbuat dari beras yang dibungkus daun kelapa muda (janur), rasanya seperti nasi biasa. Sedangkan lepet hampir seperti ketupat tetapi terbuat dari ketan disertai parutan kelapa dan diberi garam. Lepet ini rasanya lebih gurih dan dimakan tanpa lauk. Bentuknya bulat panjang 10 cm. Kupat berati kelepatan atau kesalahan dan Lepet berarti Luput.

9.ReligiTernate, Maluku UtaraUpacara adat Kololi kie toma ngolo ata Kololi Kie secara umum bermakna; kegiatan mengitari atau mengililingi pulau/gunung. Ritual adat kololi kie ini merupakan suatu kegiatan napak tilas dari sejarah proses kedatangan dan berlabuhnya tokoh legendaris Maulana Sayyidinaa Syekh Djaffar Shaddiq sang pembawa agama Islam pertama kali ke pulau Ternate ini dan kemudian menyebarkan siar Islam ke seluruh jazirah Maluku bagian utara

Kendaraan yang dugunakan pada kegiatan ritual adat kololi kie toma ngolo ini adalah perahu atau kapal ukuran sedang. Saat ini biasanya menggunakan perahu atau kapal bermotor, sedangkan pada jaman dahulu hal itu dilakukan dengan menggunakan perahu tanpa mesin, yakni mendayung dengan tangan.

10.ReligiDesa Lembata, Nusa Tenggara TimurMasyarakat lamalera biasanya akan berburu ikan paus pada bulan mei hingga oktober, Penduduk desa tidak saja langsung berburu ikan paus, namun mereka akan mengadakan beberapa aturan adat seperti ritual pemanggilan ikan paus yang dilakukan oleh para tertua suku adat atau biasa disebut tobo nama fata pada tanggal 29 april dan 1 mei tiap tahunnya, dan biasanya ritual ritual tersebut akan dilakukan warga lamalera dari suku wujon,suku langowujo serta beberapa suku lainnya, setelah pemanggilan ritual adat ikan paus akan dilanjukan ritual selanjutnya, meminta keselamatan bagi warga yang melakukan perburuan kepada tuhan atau di sebut misa leva yang dilakukan di gereja, dan pada tanggal 1 meitradisi perburuan ikan paus akan berlangsung hingga berlanjut pada 31 oktober.

4