identifikasi faktor internal

5
www.manajemenrumahsakit.net PELATIHAN JARAK JAUH PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS BAGI RUMAH SAKIT| 1 MENGIDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR INTERNAL RS TUJUAN PEMBELAJARAN Dengan mengikuti sesi ini, peserta diharapkan dapat memahami: 1. Konsep dan kerangka pikir perencanaan berbasis program klinik 2. Langkah-langkah melakukan analisis faktor internal secara kuantitatif Kondisi yang berkembang saat ini di banyak RS (daerah) adalah bahwa perencanaan merupakan tugas direktur atau manajemen RS. Bahkan tugas merencana diserahkan kepada bagian perencanaan. Klinisi sebagai tenaga motor penggerak berjalannya rumahsakit tidak dilibatkan atau tidak dimotivasi untuk terlibat penuh dalam proses perencanaan. Disisi lain, klinisi menganggap bahwa perencanaan sebagai bagian sistem manajemen adalah urusan direksi/pihak manajemen. Padahal, rumahsakit bukan merupakan lembaga birokrat yang kegiatannya bertumpu pada kegiatan yang dilakukan oleh para profesional. Oleh karena itu, sistem manajemen di rumahsakit seharusnya mendukung kinerja para profesional, bukan sebaliknya sehingga menjadikan rumahsakit sebagai lembaga yang birokratis. Kegiatan pelayanan di rumahsakit berbasis pada kegiatan yang dilakukan di SMF. Para tenaga medis berkelompok dalam SMF-SMF sesuai dengan keahliannya masing-masing. Oleh karena itu, tenaga medis akan menjadi pemimpin dibidang ilmunya masing-masing. Jika rumahsakit memutuskan untuk mengembangkan pelayanan bedah kearah bedah digestif atau ortopedik, maka keputusan itu seharusnya berasal dari kelompok spesialis bedah. Direktur dan tim manajemen tinggal memberikan dukungan yang dibutuhkan dan mengintegrasikan pengembangan tersebut dengan pengembangan dan aktivitas lain di bagian lain di rumahsakit. Dengan model seperti ini, sangat besar peluang bagi dokter spesialis untuk meningkatkan volume kegiatannya sesuai dengan peluang pasar yang dimiliki. Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan pula pendapatan yang diperoleh dokter spesialis akan lebih besar dari direktur sesuai dengan kinerja pelayanan yang dilakukan. Untuk dapat mengembangkan pola manajemen demikian, para klinisi harus mulai menjadi pemimpin untuk pengembangan produk pelayanan dibidangnya masing-masing. Dalam hal ini, para klinisi tersebut dikenal sebagai pemimpin klinik (clinical leader). Sebagai pemimpin, klinisi bertugas untuk menetapkan visi bersama dalam kelompoknya masing-masing yang bisa jadi kemudian membentuk visi rumahsakit. Para klinisi juga bertugas untuk memimpin perubahan yang diperlukan dalam kelompoknya masing-masing, menyusun rencana dan melaksanakan rencana tersebut. Kegiatan pelayanan di rumahsakit harus merupakan kegiatan yang menambah nilai bagi pengguna. Kegiatan menambah nilai tersebut dapat dilakukan pada saat sebelum pengguna menerima pelayanan di RS, pada proses pelayanan di RS dan pasca pelayanan di RS. Kesemuanya ini merupakan kegiatan inti di rumahsakit yang disebut sebagai aktivitas pelayanan. Termasuk dalam aktivitas pelayanan adalah identifikasi pasar dan kebutuhannya, merencanakan kebutuhan RS untuk melayani kebutuhan pasar, inovasi proses klinik, dan sebagainya. Sedangkan aktivitas pendukung harus merupakan kegiatan penunjang penambah nilai. Termasuk didalamnya adalah budaya

Upload: reza-umar

Post on 04-Dec-2015

213 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

meningkatkan indikator faktor internal di rumah sakit

TRANSCRIPT

Page 1: Identifikasi Faktor Internal

www.manajemenrumahsakit.net

PELATIHAN JARAK JAUH PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS BAGI RUMAH SAKIT| 1

MENGIDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR INTERNAL RS

TUJUAN PEMBELAJARAN

Dengan mengikuti sesi ini, peserta diharapkan dapat memahami:1. Konsep dan kerangka pikir perencanaan berbasis program klinik2. Langkah-langkah melakukan analisis faktor internal secara kuantitatif

Kondisi yang berkembang saat ini di banyak RS (daerah) adalah bahwa perencanaan merupakantugas direktur atau manajemen RS. Bahkan tugas merencana diserahkan kepada bagianperencanaan. Klinisi sebagai tenaga motor penggerak berjalannya rumahsakit tidak dilibatkan atautidak dimotivasi untuk terlibat penuh dalam proses perencanaan.Disisi lain, klinisi menganggap bahwa perencanaan sebagai bagian sistem manajemen adalahurusan direksi/pihak manajemen. Padahal, rumahsakit bukan merupakan lembaga birokrat yangkegiatannya bertumpu pada kegiatan yang dilakukan oleh para profesional. Oleh karena itu, sistemmanajemen di rumahsakit seharusnya mendukung kinerja para profesional, bukan sebaliknyasehingga menjadikan rumahsakit sebagai lembaga yang birokratis.Kegiatan pelayanan di rumahsakit berbasis pada kegiatan yang dilakukan di SMF. Para tenagamedis berkelompok dalam SMF-SMF sesuai dengan keahliannya masing-masing. Oleh karena itu,tenaga medis akan menjadi pemimpin dibidang ilmunya masing-masing. Jika rumahsakitmemutuskan untuk mengembangkan pelayanan bedah kearah bedah digestif atau ortopedik, makakeputusan itu seharusnya berasal dari kelompok spesialis bedah. Direktur dan tim manajementinggal memberikan dukungan yang dibutuhkan dan mengintegrasikan pengembangan tersebutdengan pengembangan dan aktivitas lain di bagian lain di rumahsakit. Dengan model seperti ini,sangat besar peluang bagi dokter spesialis untuk meningkatkan volume kegiatannya sesuai denganpeluang pasar yang dimiliki. Dengan demikian, tidak menutup kemungkinan pula pendapatan yangdiperoleh dokter spesialis akan lebih besar dari direktur sesuai dengan kinerja pelayanan yangdilakukan.Untuk dapat mengembangkan pola manajemen demikian, para klinisi harus mulai menjadi pemimpinuntuk pengembangan produk pelayanan dibidangnya masing-masing. Dalam hal ini, para klinisitersebut dikenal sebagai pemimpin klinik (clinical leader). Sebagai pemimpin, klinisi bertugas untukmenetapkan visi bersama dalam kelompoknya masing-masing yang bisa jadi kemudian membentukvisi rumahsakit. Para klinisi juga bertugas untuk memimpin perubahan yang diperlukan dalamkelompoknya masing-masing, menyusun rencana dan melaksanakan rencana tersebut.Kegiatan pelayanan di rumahsakit harus merupakan kegiatan yang menambah nilai bagi pengguna.Kegiatan menambah nilai tersebut dapat dilakukan pada saat sebelum pengguna menerimapelayanan di RS, pada proses pelayanan di RS dan pasca pelayanan di RS. Kesemuanya inimerupakan kegiatan inti di rumahsakit yang disebut sebagai aktivitas pelayanan. Termasuk dalamaktivitas pelayanan adalah identifikasi pasar dan kebutuhannya, merencanakan kebutuhan RS untukmelayani kebutuhan pasar, inovasi proses klinik, dan sebagainya. Sedangkan aktivitas pendukungharus merupakan kegiatan penunjang penambah nilai. Termasuk didalamnya adalah budaya

Page 2: Identifikasi Faktor Internal

www.manajemenrumahsakit.net

PELATIHAN JARAK JAUH PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS BAGI RUMAH SAKIT| 2

organisasi, struktur organisasi, norma perilaku, SDM, keuangan, sistem infromasi dan teknologi.Secara lebih jelas hubungan antara aktivitas pelayanan dengan aktivitas pendukung di RSdigambarkan melalui ilustrasi rantai nilai berikut.

Bagan 1 Rantai Nilai (Swayne et al, 2006; diadaptasi dari Porter, Competitive Advantage; Creatingand Sustaining Superior Performance, New York Free Press 1985)

Dengan core business pada pelayanan kesehatan, fokus perencanaan strategis bisnis RSseharusnya terletak pada aktivitas pelayanan. Visi RS harus diterjemahkan menjadi strategi yangberbasis pada hasil penilaian terhadap kebutuhan pengguna dan pemberi subsidi. Strategi ini yangkemudian diterjemahkan menjadi perencanaan klinik untuk menentukan jumlah pelayanan dan nilaiyang akan diberikan pada pengguna maupun pemberi subsidi.

Perencanaan klinik mencakup:1. Apa saja produk yang dihasilkan?

Apa konsekuensi penetapan produk terhadap berbagai hal: SDM, Peralatan, ProsesPelayanan Klinik (Pathways), Fisik Bangunan, Keuangan, dll.

2. Bagaimana dampaknya terhadap cost pelayanan? DRG dll

Perencanaan klinik berbeda dengan perencanaan biasa karena pada perencanaan klinik dataepidemiologi menjadi basis utama pengembangan produk pelayanan. Trend epidemiologi akanmenjadi dasar melakukan proyeksi kebutuhan pelayanan kesehatan di masyarakat yang menjadisasaran, dan kemudian mengambil keputusan strategis. Dengan mengembangkan perencanaanstrategis bisnis berbasis pada pendekatan klinik, peran tim fungsional (klinisi) menjadi lebih menonjoldan melibatkan tenaga ahli yang berasal dari berbagai disiplin ilmu. Yang terpenting adalahpendekatan ini diyakini sebagai metode yang lebih user friendly bagi tim perencana di rumahsakitdibandingkan dengan metode konvensional.

PraPelayanan:

ProsesPelayanan:ProsesPelayanan Klinik

PascaPelayanan:Follow-up

Budaya OrganisasiAsumsi Bersama, Nilai-nilai bersama

Struktur OrganisasiFungsi, Divisi, Matriks

Sumber Daya StrategisKeuangan, SDM, Informasi, Teknologi

Nilaiyangdidapat

AktifitasPelayanan

AktifitasPendukung

Page 3: Identifikasi Faktor Internal

www.manajemenrumahsakit.net

PELATIHAN JARAK JAUH PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS BAGI RUMAH SAKIT| 3

Sebagai contoh, sebuah rumahsakit di kota besar ingin mengembangkan unit pelayanan kankersebagai salah satu produk unggulan (centre of excellence). Proses penanganan kasus kankeradalah sebagai berikut.

Bagan 2Proses Penanganan Kanker di RS

Pilihan strategi yang dapat diambil oleh RS tersebut adalah fokus pada volume pelayanan(banyaknya jumlah pasien yang ditangani) atau keunikan kasus (teknologi tinggi). Jika fokus padavolume kegiatan, maka pelayanan dapat dikembangkan pada unit rawat jalan atau one day surgery.Sedangkan jika fokus pada keunikan kasus dan dengan demikian konsekuensinya adalah RS harusmenguasai teknologi yang tinggi, maka RS tersebut harus mengembangkan pelayanan pelayanankearah spesialistik dan sub spesialistik.Pendekatan yang digunakan dalam menyusun perencanaan berbasis program klinik adalahsebagaimana ditunjukkan pada bagan berikut. Visi RS yang dibandingkan dengan hasil analisisterhadap kebutuhan pengguna akan menjadi basis perumusan strategi yang kemudianditerjemahkan menjadi program klinik.

Page 4: Identifikasi Faktor Internal

www.manajemenrumahsakit.net

PELATIHAN JARAK JAUH PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS BAGI RUMAH SAKIT| 4

Bagan 3Kerangka pengembangan Rencana Strategis Bisnis dengan Pendekatan Berbasis Program Klinik (Harvard Medical International, 2006

Program andFinancial

Requirements

Demand Supply StrategicOptions

ClinicalProgrammingMarket

Population basedDemandProjection Basedon US Model

Market BasedDemandProjection Basedon Local Data

DemandProjection

Local,National,

InternationalMarketSupply

MarketAttractiveness

Legislative /RegulatoryConstraints

LogisticalConstraints

ConsumerPreferences

PreferredOption

Option 1:GeneralTertiaryCare TeachingHospital

Option 2:SpecialtyTeachingHospital,Diag. Center

ProgramComponents

Centers ofExcellence

MedicalPrograms

SurgicalPrograms

ClinicalProgram

Plan

Market Assessment Clinical Program PlanVision Strategy

Option 3:CommunityHospitalw/CME

Service Lines

EmergencyCare

Primary CareNetwork

BusinessEnvironment

Environment

Page 5: Identifikasi Faktor Internal

www.manajemenrumahsakit.net

PELATIHAN JARAK JAUH PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS BAGI RUMAH SAKIT| 5