identifikasi darah

24
FORENSIK SEROLOGIK: IDENTIFIKASI DARAH I. Pendahuluan Ada berbagai jenis cairan tubuh yang disekresikan oleh tubuh dan juga hadir dalam tubuh pada waktu tertentu. Cairan ini mungkin berguna dalam membantu para dokter forensik dan patolog mengumpulkan gambaran rinci tentang bagaimana seseorang meninggal dan juga bagaimana untuk mengidentifikasi pelaku. Cairan yang bervariasi dapat ditemukan terkandung dalam tubuh manusia dan digolongkan sebagai cairan yang disekresikan dapat ditemukan pada atau sekitar tubuh seseorang yang telah menjadi korban kejahatan. 1 Cairan tubuh yang sering ditemukan dalam kasus ini adalah darah, air mani, serum, air liur dan kadang - mengingat tingkat kejahatan - urin atau feses. Ini adalah tugas dokter forensik untuk menentukan apakah salah satu cairan tubuh yang hadir di TKP dan mengambil langkah yang diperlukan. Selain itu, penggunaan bahan kimia dan sinar ultra violet dapat digunakan untuk mengungkap keberadaan dari setiap cairan tersebut dalam keadaan di mana mereka mungkin diabaikan. Terutama jika TKP merupakan daerah yang gelap atau area outdoor yang meliputi jarak yang cukup jauh. 1 1

Upload: bhirau-wilaksono

Post on 02-Jan-2016

182 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Identifikasi Darah

FORENSIK SEROLOGIK: IDENTIFIKASI DARAH

I. Pendahuluan

Ada berbagai jenis cairan tubuh yang disekresikan oleh tubuh dan juga hadir

dalam tubuh pada waktu tertentu. Cairan ini mungkin berguna dalam membantu

para dokter forensik dan patolog mengumpulkan gambaran rinci tentang

bagaimana seseorang meninggal dan juga bagaimana untuk mengidentifikasi

pelaku. Cairan yang bervariasi dapat ditemukan terkandung dalam tubuh manusia

dan digolongkan sebagai cairan yang disekresikan dapat ditemukan pada atau

sekitar tubuh seseorang yang telah menjadi korban kejahatan.1

Cairan tubuh yang sering ditemukan dalam kasus ini adalah darah, air mani,

serum, air liur dan kadang - mengingat tingkat kejahatan - urin atau feses. Ini

adalah tugas dokter forensik untuk menentukan apakah salah satu cairan tubuh

yang hadir di TKP dan mengambil langkah yang diperlukan.

Selain itu, penggunaan bahan kimia dan sinar ultra violet dapat digunakan untuk

mengungkap keberadaan dari setiap cairan tersebut dalam keadaan di mana

mereka mungkin diabaikan. Terutama jika TKP merupakan daerah yang gelap

atau area outdoor yang meliputi jarak yang cukup jauh.1

Juga berguna untuk dicatat adalah kenyataan bahwa tidak semua cairan tubuh

mengandung informasi yang cukup untuk mendapatkan perbandingan DNA. Hal

ini terjadi ketika individu adalah apa yang digambarkan sebagai 'non-secretor'. A

'nonsekretor' tidak akan memiliki tingkat kecukupan protein dalam cairan tubuh

mereka untuk menentukan kecocokan antara darah dan cairan tubuh yang

ditemukan di TKP. Tentu saja persentase 'nonsekretor' antara terpadat sebagai

lawan 'secretors' memang sangat kecil.1

Faktor lain yang penting ketika berhadapan dengan TKP yang mungkin

memiliki cairan tubuh disekresikan adalah bahwa semua personil harus

berpakaian lengkap dengan pakaian pelindung untuk menghindari kontaminasi

TKP dan potensi eksposur terhadap penyakit melalui darah yang dapat diberikan

kepada mereka melalui pemotongan, goresan dan / atau konsumsi.

1

Page 2: Identifikasi Darah

Sekali lagi ada baiknya mempertimbangkan risiko infeksi untuk semua orang dan

juga melihat bagaimana bukti TKP yang akan dikumpulkan, prosedur karantina

penting untuk keberhasilan setiap investigasi kriminal.1

Pada kebanyakan kasus kejahatan dengan kekerasan fisik, seperti pembunuhan,

penganiayaan, perkosaan dan lain-lain, mungkin ditemukan darah, cairan mani, air

liur, urin, rambut, dan jaringan tubuh lain di tempat kejadian perkara (TKP).

Bahan – bahan tersebut mungkin berasal dari korban atau pelaku kejahatan atau

dari keduanya, dan dapat digunakan untuk membantu mengungkapkan peristiwa

kejahatan tersebut secara ilmiah.2

II. Definisi Forensik Serologik

Serologi adalah studi dan pemeriksaan cairan tubuh yang digunakan dalam

ilmu forensik sebagai sarana pemisahan cairan yang diekskresikan oleh penyerang

atau korban dalam berbagai tindak pidana. Tindakan ini dapat berkisar dari

serangan fisik untuk kekerasan seksual, sampai ke tindakan pembunuhan dan

mereka semua akan memiliki unsur sekresi cairan yang menyertainya.3

Serologi memungkinkan ilmuwan forensik untuk memisahkan cairan tubuh

ini saat ditemui di TKP dan kemudian melakukan berbagai tes pada mereka dalam

rangka untuk mengidentifikasi dari mana cairan ini berasal. Salah satu aspek

penting dari Serologi adalah menentukan apakah atau tidak menyerupai noda

darah yang ditemukan di TKP sebenarnya darah atau noda lain yang memiliki

kemiripan yang sama..3

III. Darah

Rata-rata, jumlah darah adalah 8% dari total berat badan dimana 5 sampai 6

liter darah untuk pria dan 4 sampai 5 liter darah untuk wanita. Hilangnya volume

darah sebanyak 40% dari berat tubuh akan menyebabkan syok yang bersifat

ireversibel dan berujung pada kematian. Terdapat berbagai terminologi darah

antara lain, golongan, rhesus (Rh), antigen, antibodi, aglutinasi. Golongan darah

A-B-O dikelompokkan berdasarkan ada tidaknya antigen keduanya pada sel

darah merah. Faktor resus (Rh) terdapat pada sel darah merah; Rh positif jika

2

Page 3: Identifikasi Darah

ditemukan dan negatif jika tidak ada. Antigen merupakan zat yang dapat

merangsang tubuh untuk membuat antibodi. Antigen (protein) yang ditemukan di

plasma membran sel darah merah menunjukkan golongan darah orang tersebut.

Antibodi adalah zat yang bereaksi dengan antigen. Aglutinasi atau penggumpalan

sel darah merah; akan terjadi jika darah yang berbeda antigennya dicampur.3

Darah memiliki karakteristik yaitu plasma yang merupakan bagian cairan

darah (55%), sel (45%), eritrosit atau sel darah merah yang bertanggung jawab

untuk distribusi oksigen., leukosit atau sel darah putih yang bertanggung jawab

untuk melawan atau pertahanan terhadap benda asing yang masuk ke dalam

tubuh, trombosit atau platelet bertanggung jawab untuk penggumpalan darah dan

serum adalah cairan yang memisahkan dari darah ketika bekuan terbentuk. Ketika

darah meninggalkan tubuh, mulai berkumpul dan menggumpal. Waktu

pembekuan darah normal yaitu 3-15 menit yang bervariasi pada tiap individu.

Ketika darah pertama mulai menggumpal, berwarna gelap mengkilap, membentuk

seperti massa jelly. Seiring berjalannya waktu, gumpalan mulai berkontraksi dan

berpisah dari serum yang berwarna kekuningan. Penyidik menggunakan

pembekuan darah sebagai panduan kasar untuk memperkirakan waktu terjadinya

kejadian. Jika darah masih cair, pendarahan terjadi hanya beberapa menit

sebelumnya, jika yang didapatkan darah telah menyatu, mengkilap dan seperti

agar-agar maka pendarahan terjadi kurang dari satu jam. Jika darah sudah

terpisah dari serum menjadi gumpalan maka kejadian mungkin terjadi beberapa

jam yang lalu. Noda darah yang terpercik atau mengalir pasti terjadi sesaat

sebelum kematian. Hal ini dapat ditemukan pada saat setelah kematian apabila

penyidik TKP bertindak tidak hati-hati.4

Darah segar mempunyai nilai yang lebih penting daripada darah kering,

karena uji darah segar dapat memperoleh hasil yang lebih baik. Darah akan

mengering setelak kontak dengan udara luar dalam waktu 3-5 menit. Begitu darah

mengering maka darah akan berubah warna dari merah menjadai coklat

kehitaman. Darah pada kasus kriminal dapat berbentuk genangan darah, tetesan,

usapan atau bentuk kerak. Karakteristik utama dari darah ialah hemoglobin, tes-

3

Page 4: Identifikasi Darah

tes yang dilakukan dalam forensik untuk darah berdasarkan keberadaan

hemoglobin atau komponen-komponen yang ada di dalamnya. Hemoglobin

merupakan protein yang berfungsi mengangkut oksigen dari paru-paru ke jaringan

seluruh tubuh. Hemoglobin terdiri atas heme yang mengangkut oksigen dan

globin komponen protein. Tes yang dilakukan di forensik untuk identifikasi darah

sebenarnya mendeteksi keberadaan dari heme. Digunakan beberapa substansi

berwarna tertentu yang bila dicampur dengan peroksida akan merubah warna

dasarnya yang disebut oksidasi. Kebanyakan enzim umumnya akan mempercepat

reaksi. Enzim adalah katalis yang mempercepat reaksi dan heme berfungsi sebagai

katalis.4,5

Terdapat dua jenis metode pemeriksaan yaitu secara kimiawi dan biologis,

dimana metode biologis umumnya lebih lambat yaitu seperti reaksi antigen-

antibodi namun lebih spesifik daripada metode kimia . Salah satu persyaratan dari

forensik adalah metode yang dapat digunakan di lapangan, dan kimia merupakan

metode memiliki kecepatan dan cocok untuk ini6.

IV. Investigasi serologi

Investigasi Serologik untuk darah dibagi menjadi dua kategori yakni :

1. Tes Presumtif

Tes Katalitik

o Tes Kastel Meyer

o Tes Luminol

2. Tes Konfirmasi

a. Tes Kristal

b. Tes RSID-Darah

c. Tes ABAcard

4

Page 5: Identifikasi Darah

Gambar 3. Alogaritma pemeriksaan

1. Tes Presumtif

Tes ini memberikan dua hasil pemeriksaan yang berbeda yaitu mengeliminasi

substansi yang didapat (bukan darah), memberikan kemungkinan (positif

presumtif) dari sampel yang diteskan (mungkin darah). Salah satu adalah dengan

menggunakan senyawa yang dapat memberikan efek ketika bersentuhan dengan

darah. Hasil ini adalah cara sederhana dan cepat untuk membuktikan bahwa

sebenarnya sampel tersebut adalah darah5.

Tes presumtif merupakan tes dugaan karena adanya memberikan kemungkinan

hasil yang false-positive (pemutih yang bereaksi dengan luminol) atau hasilnya

yang terlalu meluas (sampel adalah darah tetapi belum tentu berasal dari

manusia). Tes presumtif yang umum dilakukan untuk darah antara lain

Phenolphthalein, Luminol, Hemastix, and Leuco-crystal Violet (blood)5

Tes Katalitik

Tes ini didasarkan bahwa heme dapat mengkatalisis hidrogen peroksida.

Cairan H2O2 direaksikan dengan sampel dan akan terjadi reaksi teroksidasi yang

menghasilkan perubahan warna. Penting untuk dicatat bahwa hasil tes yang positif

5

Noda merah

Mungkin darah Bukan darah

Manusia

Tes Presumtif

DNA

Golongan darah (A,B,O) dan resus

Hewan

Tes Konfirmasi

Page 6: Identifikasi Darah

tidak berarti bahwa noda tersebut atau sampel adalah darah, apalagi untuk

menentukan dengan pasti sampel adalah darah manusia, karena berbagai enzim

dan logam tertentu juga bisa memberikan hasil positif.

Metode ini didasarkan bahwa heme dari hemoglobin memiliki sifat seperti

peroksida yang mengkatalis pemecahan hidrogen peroksida. Zat yang teroksidasi

ini dapat bereaksi dengan substrat lainnya yang akan menghasilkan perubahan

warna. Substrat yang umum digunakan adalah benzidin dan bahan lainnya seperti

tetramethyl-benzidines, orto-tolidine, leukomalachite hijau, leucocrystal ungu dan

fenolftalein - yang terakhir ini dikenal sebagai tes Kastle-Meyer. Reaksi dengan 3-

aminophthalhydrazide (Luminol) yang menghasilkan cahaya4.

Gambar 1. Tetramethyl-benzidines, Orto-tolidine, Leukomalachite green,

Leucocrystal violet5

Tes katalitik sangat sensitif (darah dapat dideteksi dengan pengenceran

sekitar 1 di 100.000), tetapi terdapat beberapa faktor yang dapat memberikan

interpretasi hasil yang salah sehingga tes ini tidak spesifik untuk darah. Zat yang

dapat mengganggu hasil yang diinginkan pada tes katalitik termasuk enzim seperti

katalase dan peroksidase (dapat ditemukan pada tanaman dan hewan), bahan

kimia dan logam yang teroksidasi khususnya tembaga dan besi. Ketika hasil

diinterpretasikan harus lebih teliti, terutama ketika pengujian dilakukan luar

ruangan, di mana banyak jenis bahan tanaman yang dapat ditemukan, atau

pengujian di kendaraan, di mana permukaan logam dapat mengganggu. Prinsip

6

Page 7: Identifikasi Darah

umum adalah bahwa jika tes adalah negatif, darah tidak ada, tapi jika tes ini

positif maka sampel kemungkinan adalah darah tetapi tidak pasti. Untuk alasan

ini tes sering digambarkan sebagai tes "dugaan"5.

1. Konfirmasi Noda Terlihat (Katle-Meyer Test)

Konfirmasi noda terlihat sebagian besar dilakukan dengan menggunakan

"Sangur" stick, atau menggunakan Kastle-Meyer tes. Sangur stick, di mana reagen

mendeteksi berada dalam bergerak bentuk cara melakukannya yaitu dengan

menggosok lembut pada noda dan basah. Hasilnya langsung terlihat dari

perubahan warna, dari kuning pucat ke biru kehijauan yang intens menunjukkan

kemungkinan adanya darah. Tes ini sangat sensitif tetapi karena cara itu sudah

diatur tidak mudah dimodifikasi untuk memeriksa untuk gangguan mungkin.7

Gambar 2. Reaksi pada tes Kastel Meyer

Gambar 2. A. Warna pink menunjukkan aktivitas dari hemolisis dan fenolftalin, menunjukkan hasil positif. B. tidak terdapat darah pada sampel, tidak tampak hemolisis

peroksida dan perubahan warna, hasil tes negatif.7

Pada uji Kastle-Meyer yang fenolftalein disimpan dalam larutan basa yang

didalamnya terdapat seng, larutan ini tidak berwarna. Oksidasi dengan

hemoglobin dan peroksida menyebabkan perubahan warna yang cepat menjadi

7

Page 8: Identifikasi Darah

merah muda terang, Gambar 2 menunjukkan reaksi tersebut. Awalnya tes

dilakukan dalam satu langkah, tapi banyaknya gangguan potensial dapat

dihilangkan dengan melakukan tes dalam dua langkah.5

Dalam bentuk asli, sejumlah kecil reagen Kastle-Meyer yang telah

dipersiapkan dicampur dengan etanol 95% (volume sama) dan 10% larutan

hidrogen peroksida. Noda yang dicuragai darah kemudian digosok dengan

sepotong kecil kertas filter dan ditambahkan setetes campuran pereaksi ke kertas.

Perubahan warna menjadi merah muda merupakan indikasi dari adanya

hemoglobin, yang telah dikatalisis pemecahan hidrogen peroksida. Namun, yang

digunakan dalam formulir ini, tes akan memberikan hasil yang tampaknya positif

dengan bahan pengoksidasi lainnya. Dalam versi pengujian dua langkah, reagen

Kastle-Meyer hanya dicampur dengan etanol 95% (volume sama). Larutan

ditambahkan ke noda pada kertas filter. Jika warna pink atau warna merah

langsung berubah, yaitu tanpa penambahan hidrogen peroksida4.

Sampel yang memberikan hasil positif baik pada tes Sangur dan tes Kastle-

Meyer akan dilaporkan sebagai kemungkinan darah. Kecuali hasil positif

kemudian diperoleh dengan uji biologis dikenal spesifikasi manusia-, adanya

darah tidak bisa dikonfirmasi. Tes yang dapat digunakan untuk konfirmasi akan

termasuk reaksi antigen-antibodi yang disebut sebagai difusi ganda Ouchterlony

dimana keberadaan enzim seperti alpha-2-HS-glikoprotein dikenal untuk lebih

spesifik manusia, atau adanya urutan DNA spesifik bagi manusia4.

2. Deteksi Noda Yang Tidak Terlihat (Luminol)

Hal ini secara tradisional telah dilakukan dengan menggunakan luminol.

Aplikasi luminol adalah pada daerah dimana mungkin ada darah tapi sulit untuk

dilihat, misalnya di antara vegetasi, atau dimana ada upaya yang telah dilakukan

tersangka untuk membersihkan darah dan jejak masih ada. Sebuah reaksi positif

juga kadang-kadang dapat ditemukan pada pakaian yang berlumuran darah yang

telah dicuci. Luminol, 3-aminophthalhydrazide, merupakan salah satu dari tes

8

Page 9: Identifikasi Darah

presumti yang paling dikenal luas khususnya pada penggunaannya di tempat

kejadian5.

Luminol berbentuk bubuk yang dicampur dengan sodium karbonat (Na2CO3)

and hidrogen peroksida (H2O2) dan air. Campuran ini menghasilkan suatu larutan

basa (pH 10,4-10,8) atau campuran luminal dasar. Cahaya emisi akan dihasilkan

bila liminol teroksidasi oleh oksidan dalam luminal tetapi reaksi ini tidak dapat

terjadi bila tidak terdapat katalis. Katalis merupakan substansi yang mempercepat

laju reaksi tetapi tidak mempengaruhi hasil reaksi tersebut. Katalis pada luminal

biasanya logam, dan oksidannya adalah hidrogen peroksida. Bila luminal

digunakan untuk mendeteksi darah maka hemoglobin berfungsi sebagai katalis

dalam reaksi ini. Hemoglobin merupakan molekul yang terdiri atas besi yang

terdapat dalam sel darah merah.8

Reaksi: Luminol + hydrogen peroxide oxidised luminol + LIGHT

haemoglobin catalyst

Gambar 4. Reaksi kimia Luminol8

Larutan luminal biasanya dikemas dalam semprotan dan adanya darah

menghasilkan pendaran kebiruan yang berlangsung selama sekitar 45 detik.

Pendaran dapat dilihat kembali dengan penyemprotan tambahan tetapi ini perlu

dilakukan hati-hati karena noda akan hilangan jika terlalu banyak cairan yang

ditambahkan ke dalamnya. Pendaran cahaya bisa difoto dalam hitam-putih atau

dengan warna tetapi membutuhkan teknik khusus.8

9

Page 10: Identifikasi Darah

Gambar 5. A. noda pada karpet tidak terlihat,B menunjukkan tes luminol yang positif.9

Luminol tidak spesifik untuk darah dan juga dapat memberikan reaksi

positif dengan beberapa enzim tanaman, oksidasi dan logam. Pengguna yang

berpengalaman dari luminol dapat membedakan reaksi yang diberikan oleh darah

dengan warna pendaran, berlangsung berapa lama, dan derajat "kilauan" dari

luminescent. Darah cenderung tidak berkilau, tapi menghasilkan pendaran yang

stabil, sedangkan beberapa logam cenderung memberikan pendaran yang pasti

berkilau.9

Seperti tes presumtif-phenoftalin dan tetrametilbenzidin, reaksi luminol

juga didasarkan pada reaksi peroksida pada heme (tabel 1). Heme pada darah

mengkatalis proses oksidasi pada luminol dalam larutan basa. Reaksi luminal

yang positif memberikan warna pendaran biru yang terlihat bila lampu dimatikan,

dan phenoftalin menghasilkan wana pink sedangkan tetrametilbenzidin

memberikan warna hijau-biru bila hasil sampel positif.9

2. Tes Konfirmasi:

Ini adalah suatu tes yang dilakukan dengan menggunakan sampel yang

diyakini sebagai darah dan mencampurkan dengan senyawa kimia yang akan

bereaksi dengan hemoglobin, faktor yang dihasilkan menjadi produksi kristal

10

Page 11: Identifikasi Darah

yang dapat diidentifikasi di bawah mikroskop sebagai darah. Banyak tes yang

digunakan untuk tes Konfirmasi antara lain yaitu :

A. Tes Kristal :

Tes yang tertua adalah mengkonfirmasi keberadaan hemoglobin dan

turunannya dengan terbentuknya Kristal spesifik, misalnya Tes Takayama atau

hemokromogen, dimana ferrous dari hemoglobin bereaksi dengan piridin

menghasilkan kristal merah. Heme membentuk kristal ketika bereaksi dengan

reagen tertentu. Reagen yang biasa digunakan adalah piridin yang hasilnya akan

membentuk kristal merah muda yang khas. Bila larutan basa piridin ditambahkan

ke noda dan jika terdapat darah, maka akan terbentuk kompleks antara piridin dan

heme yaitu kristal merah muda.Sekarang ini, tes kristal jarang digunakan. Semua

didasarkan pada pembentukan turunan kristal hemoglobin seperti haematin,

haemin dan haemokromogen. Tes ini dilakukan pada slide mikroskop, dengan

reagen diteteskan pada noda di bawah kaca penutup, dan pembentukan kristal

diamati secara mikroskopis. Sejumlah basa nitrogen lainnya, termasuk nikotin,

metilamin, histidin dan glisin telah digunakan dalam variasi dari tes ini.5

Pada umumnya tes kristal dengan yang hasil positif menegaskan kehadiran

darah. Sensitivitas adalah sekitar 0,001 mL darah atau 0,1 mg hemoglobin.

Sebuah hasil negative tidak selalu menunjukkan bahwa darah tidak ada dapat saja

diakibatkan teknik yang salah dan kontrol positif harus selalu dijalankan

perbandingan. Selama 20 tahun tes Kristal digunakan untuk memberikan

petunjuk yang benar mengenai adanya darah5.

Tes Kristal lainnya adalah Teichman yang terdiri atas larutan potassium

bromide, potassium klorida dan potassium iodide dalam alam asetat yang

dipanaskan agar dapat bereaksi dengan hemoglobin. Pertama-tama hemoglobin

diubah menjadi hemin dan kemudian halides bereaksi dengan hemin membentuk

Kristal rhomboid berwarna kuning kecoklatan5.

11

Page 12: Identifikasi Darah

B. Tes Presipitasi

Darah dapat diidentifikasi berasal dari manusia melalui reaksi dengan

antiserum tertentu untuk komponen darah manusia. Biasanya ini merupakan

serum anti-human serum yaitu, suatu antiserum untuk serum manusia. Hal ini

bertujuan untuk melihat apakah sampel berasal dari manusia. Pada dasarnya tes

presipitasi dilakukan dengan menempatkan larutan antibodi pada bagian atas dari

ekstrak noda dalam tabung reaksi, kemudian dibiarkan beberapa saat untuk

melihat apakah ada pita/ garis presipitasi yang terbentuk9.

Gambar 6 : reaksi presipitasi.10

C. RSID-Blood

Rapid Stain Identification of Human Blood (RSID-Blood) menggunakan dua

antibodi monoklonal anti-human glycophorin A pada lateral flow format untuk

mendeteksi keberadaan glycophorin A yang khas pada manusia. Glycophorin A

terdapat dalam jumlah yang banyak dan terutama pada membran sel darah merah

dimana berfungsi untuk mencegah agregasi selular. Tes konfirmasi RSID-Blood

memiliki beberapa keuntungan lebih dibanding metode lainnya untuk mendeteksi

darah, termasuk tingkat sensitivitas yang tinggi, spesifitas dan kecepatannya13.

12

Page 13: Identifikasi Darah

Keterangan :C: garis kontrolT: garis tesS: jendela sampel

Gambar 7. Interpretasi Tes RSID-Darah.11

Prinsip dari tes ini adalah immunochromatographic assay yang menggunakan

antibodi monoklonal yang spesifik untuk glycophorin A manusia. Dimana salah

satu dari monoklonal tersebut dikonjugasikan dengan koloid emas yang

diletakkan pada wadah konjugasi yang terletak dibawah jendela sampel (S).

Antibodi lainnya diletakkan pada membran “Test line” yang dilekatkan pada

wadah konjugasi, sedangkan membrane untuk “Control line” terdiri atas antibodi

anti-mouse IgG yang digunakan sebagai kontrol fungsiona.11

Bila glycophorin A manusia terdapat dalam sampel maka kompleks antigen

antibodi yang berwarna emas akan muncul. Kompleks ini kemudian akan dibaca

oleh antibodi anti-glycophorin A pada test line (T) yang menghasilkan garis

merah. Bila tidak terdapat glycophorin A dalam sampel, maka tidak terbentuk

kompleks emas yang tidak dapat berakumulasi pada test line. Anti-mouse IgG

pada garis kontrol (C) membaca adanya antibodi tikus yang melalui test line yang

kemudian menghasilkan garis merah pada garis kontrol, ini membuktikan bahwa

tes yang dilakukan sudah benar dilakukan.11

D. Tes ABAcard HemaTrace

Prinsip tes ini adalah, ekstrak warna diletakkan pada bagian bawah dari tes

strip, dimana terdapat juga hemoglobin manusia yang akan bereaksi dengan

antibodi monoklonal hemoglobin anti-human. Antibodi tersebut diberi tanda

dengan pewarna khusus, sehingga bila terbentuk antibodi-antigen yang melalui

membrane tes maka immobilized polyclonal antihuman hemoglobin akan

membentuk kompleks Ag-Ab-Ag yang diinterpretasikan dengan garis pink.12

13

Page 14: Identifikasi Darah

Gambar 8. Alat Tes ABAcard12

Gambar 9. Hasil Tes ABAcard12

Kontrol terdiri atas human hemoglobin antibody, pewarna yang terkonjugasi

tidak dapat terikat pada antibodi pada area tes tetapi terbaca pada area kontrol.

Pengujian yang benar dengan hasil yang positif akan menunjukkan dua garis pink,

satu pada area tes dan satunya pada area kontrol, sedangkan pengujian yang benar

dengan hasil negative akan menunjukkan satu garis pink pada area control saja.

Tes ini diketahui memiliki validitas yang baik dan sensitif, spesifik dan cepat9.

Setelah semuanya itu, maka pengujian sampel dilanjutkan untuk menentukan

golongan darah dan kemudian menentukan jenis kelamin dari orang yang

memiliki darah tersebut. Untuk menentukan golongan darah, digunakan beberapa

tes, yang paling mudah dan sering dipakai sampai sekarang adalah tes aglutinasi.

Prinsip tes ini adalah bila antigen pada sampel bereaksi dengan antibody reagen

maka akan terbentuk gumpalan atau aglutinasi dari antigen. Antigen perm ukaan

14

positifnegatif

Page 15: Identifikasi Darah

yang juga penting adalah factor Rhesus (Rh). Bila faktor ini terdapat pada sel

darah merah maka golongan darahnya adalah Rh positif dan bila tidak ada, maka

golongan darahnya adalah Rh negatif. Bila telah didapatkan golongan darah

secara spesifik, maka tes selanjutnya yang harus dilakukan adalah tes DNA untuk

mempersempit bidang pencarian. 12

V. Kesimpulan

Ketika noda merah ditemukan pada tempat kejadian perkara, maka noda

tersebut dapat dicurigai sebagai darah dan barang bukti. Untuk membuktikan

apakah sampel tersebut adalah darah, maka dapat dilakukan beberapa tes4. Tes-tes

yang dilakukan dalam forensik untuk darah berdasarkan keberadaan hemoglobin

atau komponen-komponen yang ada di dalamnya. Hemoglobin terdiri atas heme

yang mengangkut oksigen dan globin komponen protein. Tes yang dilakukan di

forensik untuk identifikasi darah sebenarnya mendeteksi keberadaan dari heme.

Digunakan beberapa substansi berwarna tertentu yang bila dicampur dengan

peroksida akan merubah warna dasarnya yang disebut oksidasi. Kebanyakan

enzim umumnya akan mempercepat reaksi. Enzim adalah katalis yang

mempercepat reaksi dan heme berfungsi sebagai katalis.

Tes pertama adalah tes presumtif yang bertujuan menyingkirkan substansi

lain selain darah, namun tes ini tidak dapat memastikan keberadaan darah. Tes

Kastel Meyer merupakan tes presumtif yang paling banyak dilakukan dimana bila

hasilnya positif maka akan menghasilkan warna pink. Luminol juga merupakan

tes presumtif yang sering digunakan. Terlebih luminol digunakan untuk

mendeteksi keberadaan noda darah yang sudah dihapus atau dicuci. Luminisens

atau pendaran biru yang akan dihasilkan bila luminol bereaksi dengan hemoglobin

dan dapat dilihat bila cahaya lampu dimatikan (ruangan gelap).

Bila telah ditetapkan bahwa sampel tersebut mungkin adalah darah, maka

pengujian dilanjutkan untuk mengkonfirmasi, apakah darah tersebut berasal dari

manusi atau hewan. Untuk itu dilakukan tes konfirmasi antara lain : tes presipitasi

dimana darah dapat diidentifikasi berasal dari manusia melalui reaksi dengan

15

Page 16: Identifikasi Darah

antiserum tertentu untuk komponen darah manusia, RSID-darah yang mendeteksi

keberadaan glycophorin A yang khas pada manusia ataupun ABAcard yang

prinsipnya dimana hemoglobin manusia yang akan bereaksi dengan antibodi

monoklonal hemoglobin anti-human.

Penentuan golongan darah dan rhesus dari sampel darah yang telah

dikonfirmasi berasal dari manusia, merupakan langkah selanjutnya yang

dilakukan untuk mempersempit pencarian. Bila semua tes diatas telah dilakukan,

maka uji DNA merupakan tahap akhir yang lebih spesifik untuk menentukan

kepemilikan dari noda darah tersebut.

16