ibm budidaya nila salin di lahan tambak udang non ...eprints.ulm.ac.id/2484/1/naskah...
TRANSCRIPT
Templet Naskah Jurnal ABDI INSANI Unram a.n Deddy Dharmaji 1
IbM Budidaya Nila Salin di Lahan Tambak Udang Non Produktif Kelompok Usaha Bersama Desa Wisata Pantai
Takisung
Deddy Dharmaji, Dini Sofarini, Yunandar Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat
Jalan A. Yani Simpang 4 Banjarbaru Kalimantan Selatan 707113
Alamat korespondensi : [email protected]
ABSTRAK
Kegiatan Ipteks berbasis Masyarakat (IbM) dengan tujuan utama untuk mengadopsi teknologi nila salin di lahan bekas tambak udang sebagai media budidaya dengan sistem jaring apung beserta berbagai fasilitas yang menyertainya. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kegiatan budidaya nila salin dengan memanfaatkan bekas tambak udang yang tidak diusahakan pemilik dengan target kegiatan (a) meningkatnya survival rate (SR) nila salin sebanyak 60%; (b) meningkatkan ukuran panen 0,2 kilogram/ekor dengan jumlah 3500 kg/4 bulan; (c) mengadopsi inovasi teknologi budidaya nila salin untuk pembesaran dalam lahan tambak Non Produktif; (d) meningkatkan kualitas air dan pakan alami tambak dengan bioremediasi; (e) mempercepat pertumbuhan nila salin dan optimalisasi pakan dalam dan (f) meningkatan kapasitas manajemen usaha produk olahan. Metode yang digunakan adalah FGD (Focus group of Discussion) untuk meminta masukan, permasalahan dan sosialisasi program-program IbM budidaya nila salin kepada mitra usaha pemilik tambak Non Produktif. Identifikasi potensi dan permasalahan, Penyuluhan dan Pelatihan Keterampilan diberikan sebagai paket alih teknologi pada setiap program agar khalayak sasaran atau mitra dapat menguasai secara teori maupun teknis adopsi teknologi yang diberikan. Tahapan kegiatan telah dilaksanakan berupa introduksi nila salin, teknik jaring apung, metode perbaikan kualitas air dan sistem kelola air tambak, teknik pemilihan/sortasi ikan, metode introduksi pembuatan pakan dengan probiotik, pembuatan pakan alami dan penjadwalan, pelatihan strategi pemasaran agar menguntungkan, pengenalan produk olahan yang telah diselesaikan selama 8 bulan. Lokasi berada di Kelompok Usaha Bersama RT 9 dan RT 10 Desa Wisata Pantai Takisung Kalimantan Selatan. Hasil evaluasi kegiatan dengan teknik skoring 80% meningkatnya keterampilan kelompok mitra dalam pembuatan unit budidaya nila di bekas tambak, survival rate 58 %, ukuran panen selama 4 bulan 52% dengan ukuran 0,2 kg/ekor, 70% perbaikan tingkat pengetahuan kelompok tentang jadwalan pemberian pakan dan optimalisasi pakan serta 60% kapasitas manajemen usaha dan produk budidaya. Kata kunci : Nila Salin, Tambak Non Produktif, Bioremediasi, Probiotik, Budidaya, Jaring
Apung, Teknologi.
Templet Naskah Jurnal ABDI INSANI Unram a.n Deddy Dharmaji 2
PENDAHULUAN
Masalah utama yang dihadapi oleh kelompok mitra yang tergabung dalam
kelompok usaha bersama di Desa Takisung adalah tidak adanya mata pencaharian
sebagai pembudidaya udang setelah kegagalan budidaya udang windu di akhir tahun
2010, sedangkan tambak yang telah dibuka mencapai 15.505 Hektar di Kabupan Tanah
Laut dan 30% (4.651,5 Hektar) berada di Kecamatan Takisung (Dinas Perikanan dan
Kelautan Tanah Laut, 2015) yang terbengkalai dan non produktif secara ekonomi.
Keterampilan atau skill yang dimiliki kelompok mitra yang bermata pencaharian
pembudidaya dan nelayan 55% (552 orang) (Monografi Takisung, 2015) dari proporsi
penduduk di Desa Takisung, selain itu tingkat pendidikan yang hanya SD, SMP dan belum
tamat SD yang dimiliki nelayan dan pembudidaya mengakibatkan tidak mudah beralih
profesi ke bidang lain dan hanya sektor perikanan. Profesi nelayan juga tidak
menjanjikan secara ekonomi, kondisi ini di alami ketika musim paceklik ditandai
gelombang tinggi, badai dan angin besar yang dikenal nelayan sebagai musim barat dan
menyebabkan tidak adanya sumber pendapatan sedangkan kebutuhan hidup terus ada.
Musim paceklik dialami nelayan setiap tahun dengan lama antara 2-3 bulan antara
Desember, Januari dan Februari, sehingga secara otomatis kegiatan penangkapan yang
dilakukan nelayan dengan kapal berbobot 5 GT tidak di operasionalkan. Lanjutan musim
paceklik adalah musim pancaroba berupa dinamika gelombang laut tidak dapat
diprediksi akibat pergantian musim angin utara ke angin timur berdampak nelayan tidak
melaut dan kehilangan pendapatan antara Rp1.500.000,- perbulan (Bappeda Tanah
Laut, 2013) dari sektor penangkapan di desa Takisung. Kerusakan ekosistem mangrove
sebagai faktor menurunnya pendapatan nelayan akibat pembukaan tambak udang
windu (Panaeus monodon) di akhir tahun 1990-an yang sekarang terbengkalai karena
Templet Naskah Jurnal ABDI INSANI Unram a.n Deddy Dharmaji 3
permintaan pasar menurun, tingkat survival rate udang yang hanya 10% bahkan
cenderung kurang daripada itu dan biaya operasional tambak yang besar baik dari sisi
pemeliharaan kolam serta pakan.
Potensi lahan tambak non produktif dan terbengkalai di Desa Takisung
menempati urutan ke-2 di Kabupaten Tanah Laut setelah Kintap, yang dulunya
beroperasi perusahaan tambak terbesar di Kalimantan Selatan yaitu PT. Suri Tani
Pemuka (STP). Ketidak mampuan untuk kembali melalukan upaya alih teknologi bidang
budidaya dan terbatasnya skill/keterampilan pembudidaya menyebabkan tidak
termanfaatkannya tambak-tambak tersebut dan opsi sebagai nelayan merupakan solusi
instan. Berdasarkan penelitian Sasongko (2012) pendapatan rata-rata dari budidaya
bandeng sebesar Rp. 2.865.703 per musim dari luas lahan rata-rata 2,69 ha, sedangkan
penangkapan tradisional dengan menggunakan jaring hanyut (drift net) menghasilkan
pendapatan bersih Rp1.504.311/bulan (Rahmat dkk, 2015).
Pemanfaatan nila merah (tilapia) merupakan salah satu komoditi yang dapat
dikembangkan, karena memiliki beberapa kelebihan diantaranya selain tumbuh cepat,
juga toleran terhadap suhu rendah maupun tinggi dan bersifat euryhalin (Chervinski,
1982). Nila salin mampu beradaptasi dengan rentang salinitas yang besar 5-15 ppt dan di
air payau, sedangkan kemampuan untuk kawin tidak ada sehingga mampu bertumbuh
secara cepat dan optimal karena pakan yang diberikan di konsumsi oleh individu itu saja.
Salinitas merupakan salah satu faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi laju
pertumbuhan dan konsumsi pakan ikan nila.
Penelitian Prihatini (2014) keberhasilan budidaya ikan nila yang di budidayakan di
tambak bergantung pada pemilihan/sortasi benih, pemberian pakan, kualitas air sebagai
parameter kunci oksigen terlarut (DO), pH, Salinitas, Suhu, kecerahan kolam dan NH3.
Templet Naskah Jurnal ABDI INSANI Unram a.n Deddy Dharmaji 4
Komponen yang tidak dapat dipisahkan dari pemeliharaan nila salin di tambak adalah
tahapan persiapan yaitu pengeringan, pembuangan lumpur, pengapuran, pemupukan
dasar, kemudian pelaksanaan terdiri dari pengisian air, penebaran benih, pemberian
pakan dan probiotik dan pemanenan. Prospek budidaya nila di bekas tambak udang
masih berpeluang untuk dikembangkan karena pasar lokal membutuhkan 60% nila
sebagai produk unggulan di warung/rumah makan selain ikan patin di Kalimantan
Selatan dan Tengah serta dapat diproduksi sepanjang waktu, sedangkan proporsi ikan
lokal (gabus, lais, betok) kuantitasnya terus menurun di akibatkan kegiatan fishing
destructive. Pasar eksport produk ini ke Amerika Serikat dalam bentuk frozen fillet di
triwulan I tahun 2015 tercatat 71.742 ton atau senilai 328 juta USD (Dinas Perikanan dan
Kelautan Jawa Timur, 2015). Melihat pola kenaikan yang terjadi pada dua tahun
sebelumnya, dapat diprediksikan bahwa peluang pasar ikan nila pada pasar Amerika
Serikat masih dapat terus meningkat hingga lebih dari 300.000 ton sampai dengan akhir
tahun 2015.
Kelompok Usaha Bersama di Desa Takisung yang merupakan mitra pengabdi dan
berminat serta telah menjalankan usaha budidaya udang adalah Bapak Bustani dan
Bapak Mahmud melalui Kelompok Usaha Bersama Udang Manis dan Udang Windu dan
Bapak Salahudin yang telah mengembakan usaha budidaya bandeng sekaligus nelayan
yang terletak di RT 9 dan 10 Desa Takisung Kabupaten Tanah Laut. Terlepas dari potensi
yang telah dimiliki ke-3 kelompok tersebut perkembangan usaha masih lambat dan
dapat dikategorikan sampingan.
Masalah terbesar yang dialami mitra yang teridentifikasi terbagi dalam dua aspek
meliputi produksi/budidaya dan aspek manajemen usaha. Pada aspek
produksi/budidaya masalah yang muncul terdiri dari a) tingkat survival rate
Templet Naskah Jurnal ABDI INSANI Unram a.n Deddy Dharmaji 5
(kemampuan hidup) ikan yang masih rendah 55%, b) waktu budidaya yang melebihi 4
bulan dengan ukuran panen < 0,2 kilogram/ekor; c) adopsi dan inovasi teknologi
budidaya nila salin yang masih rendah; d) kualitas air yang belum sesuai standart
budidaya nila salin; e) biaya tinggi dari pakan. Sementara dari aspek manajemen usaha
masalah yang ada (a) belum adanya pengetahuan tentang aneka produk panganan dari
nila dan (b) lemahnya strategi pemasaran produk olahan.
METODE KEGIATAN
Metode kegiatan yang telah dilaksanakan dalam pemanfaatan tambak non produktif
budidaya nila salin dan realisasi kegiatan IbM adalah :
a) Survei lokasi kelompok-kelompok masyarakat pembudidaya tambak perikanan yang
telah melakukan kegiatan budidaya.
b) Sosialisasi Program Kegiatan menggunakan metode FGD (Focus group of Discussion)
untuk meminta masukan, keluhan masalah serta sosialisasi program-program IbM.
c) Penyuluhan dan Pelatihan Keterampilan, diberikan sebagai paket alih teknologi
pada setiap program yang dilaksanakan dalam IbM, kegiatan Penyuluhan usaha
budidaya di lahan eks tambak, Pemilihan/sortasi nila salin, Teknik pembuatan Jaring
Apung, Teknologi perbaikan kualitas lingkungan perairan, Pembuatan ransum
pakan dan penjadwalan, Pemeliharaan dan manajemen pakan serta kualitas air,
Pelatihan strategi pemasaran produk dan Pengenalan dan pengolahan produk.
d) Pendampingan dilakukan secara berkala dalam rangka pembinaan termasuk
rangkaian kegiatan monitoring dan evaluasi.
Kegiatan yang telah dilakukan dengan penghibahan varian nila-20 dan unit jaring apung
ke kelompok mitra, berikut alat dan bahan
Templet Naskah Jurnal ABDI INSANI Unram a.n Deddy Dharmaji 6
Tabel 1. Alat dan Bahan dalam Kegiatan IbM Nila Salin
Alat Kegunaan
Pelampung Rakit karamba Jaring Media/wadah pemeliharaan Drum Penampung air Aerator Sirkulasi oksigen Pompa air Penyedot air dari tambak dan laut Alat pendukung (ember, serok, cangkul, sekop, baskom, jerigen, gerobak)
Pendukung kegiatan pemeliharaan/perbaikan tambak
Bahan
Pupuk Pasokan unsur hara Kapur Dolomit Perbaikan pH Efektif mikroorganisme Pengayaan pakan alami Probiotik Nutrisi pakan ikan Bibit nila salin Jenis yang dibudidayakan
e) Monitoring dan Evaluasi Kegiatan
- Peningkatan survival rate (SR) 60% produk ikan nila salin yang di budidayakan di
tambak non produktif.
- Peningkatkan ukuran panen 0,2 kilogram/ekor dengan jumlah 3500 kg/4 bulan.
- Peningkatan pengetahuan kelompok mitra mengenai teknologi budidaya nila salin
dalam lahan tambak Non Produktif sebesar 60%.
- Kualitas air yang membaik dan pertumbuhan pakan alami tambak Non Produktif
sebesar 70%.
- Peningkatan kapasitas manajemen usaha produk budidaya dan pemasaran produk
olahan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan dan Sosialisasi Budidaya Nila Salin dalam
Tambak Non Produktif
Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan, pelatihan dan
pendampingan dengan sepuluh kali tatap muka. Pelaksanaan kegiatan dilakukan
Templet Naskah Jurnal ABDI INSANI Unram a.n Deddy Dharmaji 7
di lokasi Mitra di rumah Sekretaris Kelompok Usaha Bersama di wilayah Takisung
Rukun Tetangga (RT) 10, Kabupaten Tanah Laut. Kegiatan penyuluhan pada
prinsipnya merupakan sistem pendidikan di luar sekolah (non formal), bagi mitra
dan keluarganya agar berubah perilakunya lebih baik, berusaha lebih
menguntungkan (better bussines), hidup lebih sejahtera (better living) dan
bermasyarakat lebih baik (better community) serta menjaga kelestarian
lingkungannya (better environment). Kegiatan sosialisasi dan penyuluhan yang
telah dilakukan untuk kegiatan budidaya nila salin bertujuan untuk memberikan
pembekalan materi dan sosialisasi program Ipteks berbasis Masyarakat (IbM).
Materi yang disajikan ditujukan untuk mengubah mindset dan memberikan
solusi alternatif terhadap masalah pemanfaatan bekas tambak non produktif
sehingga introduksi biota air (nila salin) dapat berkontribusi terhadap sektor
produksi budidaya. Penerapan teknologi nila salin dengan sistem jaring berbahan
dasar sederhana membantu kelompok masyarakat pembudidaya, nelayan dan
ibu rumah tangga dalam mengatasi kendala musim paceklik.
Gambar 1. Suasana Kegiatan Penyuluhan Budidaya Nila Salin di Bekas Tambak
Para mitra terlihat sangat tertarik mengikuti kegiatan pelatihan yang
bertujuan untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi tentang budidaya
Templet Naskah Jurnal ABDI INSANI Unram a.n Deddy Dharmaji 8
nila salin. Peningkatan nilai ekonomis, bahan pangan sumber protein dan
memanfaatkan bekas tambak yang sudah terbengkalai lagi sebagai media
budidaya nila.
Teknik budidaya ikan nila salin yang diperkenalkan adalah jenis GESIT
(Genetically Supermale Indonesian Tilapia) varian nila salin-20. Kelebihan dari
varian nila salin-20 ini merupakan strain dari ikan nila yang toleran terhadap
perairan payau maupun laut dengan salinitas mencapai 20 ppt (BPPT, 2011),
memiliki daya tahan tubuh yang tinggi terhadap serangan berbagai macam
penyakit, toleran terhadap suhu rendah maupun tinggi, efisiensi terhadap pakan
dan pertumbuhan yang cepat (Safitri et.al. 2013). Bibit telah mampu dilakukan
adaptasi serta introduksi strategi adopsi dari Balai Benih Ikan setempat dan
dengan harga mulai dari Rp 550/ekor.
Adopsi dan inovasi teknologi paket budidaya ikan nila di bekas tambak
Teknik memulai budidaya ikan nila salin ini hampir sama dengan jenis nila
air tawar lainnya, yang dibutuhkan adalah lahan perairan dalam kasus IbM ini
memanfaatkan bekas tambak yang dijadikan wadah pemeliharaan menggunakan
jaring berukuran masing-masing 4 x 3 m dan 4 x 4 m dengan mesh size sesuai
ukuran nila yang dipelihara. Jaring yang dibuat dapat menampung 300 bibit ikan
nila. Cara mendapatkan air yang mengandung plankton ini dibutuhkan pemupukan
tambak dan pemberian kompos yang direndam selama seminggu hingga warna air
berubah menjadi kehijauan atau dapat pula menggunakan produk EM4 (Efective
Microorganism 4). Persiapan yang dilakukan sebelum kegiatan budidaya nila salin
Templet Naskah Jurnal ABDI INSANI Unram a.n Deddy Dharmaji 9
menggunakan tempat/media untuk budidaya (tambak) dengan mengatur sirkulasi
air inlet dan outlet untuk tambak tradisional, disertai pemanfaatan teknologi
bioremediasi dan fitoremediasi yang berfungsi membantu mengekstraksi senyawa
yang bersifat toxic bagi perairan setempat. Seminggu pemasukkan bibit ikan nila
kedalam jaring dalam tambak dan secara rutin melakukan pengawasan oleh
kelompok setempat untuk pertumbuhan ikan nila, kontrol pemberian pakan dan
gangguan hama berang-berang.
Pelatihan Pembuatan Jaring
Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan penyiapan media untuk kegiatan
budidaya ikan dengan kegiatan persiapan pemanfaatan jaring, pembuatan biofilter
dan fitoremediasi, pemilihan/sortasi ikan, pembuatan pakan dan penjadwalan
serta penebaran ikan dan pengelolaan kualitas air. Tingkat pengeluaran amoniak
tiap spesies berbeda-beda tingkat pengeluarannya (biasa disebut ammonia
excretion rate) dengan perhitungan P = jumlah pakan harian (kg/hari) x kandungan
protein dalam pakan (kg/kg pakan) x 0,092 dengan asumsi kandungan protein
dalam pakan adalah 35% yang tertera di bungkusan produk pakan. Biofilter yang di
buat dapat menyingkirkan/menyerap/mengubah sejumlah amoniak yang
dihasilkan dalam jumlah tertentu didalam sistem. Pencatatan jumlah dan
frekuensi pemberian pakan sangat penting dalam sistem resirkulasi, karena
disanalah awal mula penghitungan untuk desainnya. Seleksi/pemilihan bibit ikan
nila untuk keperluan konsumsi dilakukan setelah seluruh media budidaya
dipersiapkan dengan ukuran 3-5 cm. Kegiatan ini menggunakan ukuran bibit yang
Templet Naskah Jurnal ABDI INSANI Unram a.n Deddy Dharmaji 10
lebih besar agar tingkat survival rate dapat mencapai 50-60% dan panen
berlangsung 3-4 bulan masa budidaya dengan memperhatikan makanan ekstra
dan optimal dengan memanfaatkan varitas benih nila yang telah lulus uji adaptasi
yang telah dilakukan. Ikan dengan ukuran lebih besar akan lebih tahan terhadap
penyakit dan tingkat survival rate nya akan tinggi. Penebaran benih sebanyak 80-
100 ekor per jaring untuk memudahkan dalam pengontrolan menggunakan ukuran
3-5 cm dengan waktu panen ± 3 bulan.
Gambar 2. Sistem biofilter dan penumbuhan pakan alami di unit jaring apung (atas)
dan Bibit ikan nila yang digunakan dan teknik pembuatan pakan (bawah)
Pelatihan Strategi Pemasaran Produk Olahan Nila
Tujuan dari kegiatan pelatihan strategi pemasaran untuk memasarkan
produk perikanan sebagai value add produk yang bernilai ekonomi. Strategi
pertama, pelanggan sasaran (target customers), produk (product), harga (price),
tempat (place) dan promosi (promotion) yang disebut 4 P yang dikenal dengan
Templet Naskah Jurnal ABDI INSANI Unram a.n Deddy Dharmaji 11
konsep bauran pemasaran (marketing mix). Sosis lele dan nugget lele dapat
menerobos mini market, supermarket, atau dijual ke kantor-kantor yang
merupakan target customer menengah ke atas dan orang sibuk yang tidak
sempat memasak sendiri. Untuk menemukan target market, ada empat kegiatan
yang perlu dilakukan yaitu (1) mengukur dan memperkirakan permintaan; (2)
mensegmentasi pasar (market segementation); memilih pasar sasaran (market
tergeting); dan menentukan posisi pasar (market positioning).
Pelatihan Produk Olahan Nila
Keunggulan nugget ikan nila dengan kandungan protein yang cukup tinggi
serta kandungan mineral yang sangat diperlukan oleh tubuh. Selain itu nugget
ikan nila mengandung asam lemak tak jenuh yang baik bagi tubuh sehingga aman
dikonsumsi oleh masyarakat dari semua umur tanpa takut adanya resiko
jantung. Peluang pasar saat ini sudah banyak produk olahan berupa nugget
tetapi sebagian besar dari produk nugget yang dijual di pasaran berbahan dasar
daging ayam ataupun daging sapi. Dengan adanya variasi baru berupa
nugget ikan, maka hal ini akan menjadi sesuatu yang unik dan tergolong
baru yang menarik minat masyarakat sehingga mereka akan tertarik untuk
membelinya. Selain itu ikan nila mempunyai rasa daging yang unik sehingga
hal ini dapat menjadi ciri khas dan keunggulan dari produk nugget ikan ini.
Kegiatan Monitoring
Kegiatan monitoring ini dilakukan pihak tim pengabdi baik secara intensif
datang ke lapangan setiap 4 minggu sekali, yang dimulai dari 15 hari pertama
Templet Naskah Jurnal ABDI INSANI Unram a.n Deddy Dharmaji 12
setelah launching kegiatan budidaya nila salin. Kegiatan ini mencakup kegiatan
pendataan pertumbuhan, tingkat survival rate (SR), keberlangsungan
pertumbuhan, pemantauan kondisi kualitas air, evaluasi jadwal dan pemberian
pakan. Prosedur untuk pengukuran pertumbuhan dan tingkat survival rate nila
dilakukan pada masing-masing lokasi pengamatan. Pengukuran pertumbuhan
panjang menggunakan penggaris dengan skala centimeter ukuran panjang total
ikan dan pengamatan secara visual. Hasil pengukuran pada bulan berikutnya
dikurangi dengan data sebelumnya merupakan pertumbuhan nila selama
sebulan. Tiap lokasi ditempatkan jenis yang sama diutamakan dengan ukuran
yang sama namun tergantung lokasi dan ketersediaan stok benih. Hasil evaluasi
dari assesemt tiap tahapan kegiatan di dapatkan 80% meningkatnya
keterampilan kelompok mitra dalam pembuatan unit budidaya nila salin dalam
bekas tambak menggunakan jaring apung, tingkat survival rate 58 %, ukuran
panen 0,2 kg/ekor mencapai 52%, 70% perbaikan tingkat pengetahuan kelompok
tentang jadwalan pemberian pakan ikan dan optimalisasi pakan serta 60%
kapasitas manajemen usaha dan produk budidaya.
Penilaian terhadap produk yang dihasilkan dari kegiatan IbM dengan
produk sejenis yang dikeluarkan oleh pabrikan untuk nugget ikan dan ayam di
pilih 4 produk di pasaran Fiesta, So Good, Champ, Gold Star dengan atribut rasa,
kandungan gizi, tekstur, harga, informasi kemasan dan kemudahan memperoleh.
Produk sampel yang diambil berasal dari minimarket di Kota Pelaihari karena di
sekitar lokasi belum ada minimarket yang menyediakan produk tersebut. Profil
Templet Naskah Jurnal ABDI INSANI Unram a.n Deddy Dharmaji 13
responden dengan kriteria jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan dengan sub
kriteria yang mengikutinya. Jumlah responden 10 orang berasal dari masyarakat
setempat dengan mempertimbangkan keterwakilan profesi. Penilaian terhadap
ke-4 produk olahan ayam dan ikan yang telah dilakukan responden dipetakan
dengan model MDS untuk melihat pilihan masyarakat terhadap produk yang di
ingikan masyarakat dengan atribut yang di gunakan dari hasil wawancara
responden maka pilihan Fiesta dan So Good memiliki kemiripan dan produk
lainnya relatif tidak memiliki kemiripan. Kemiripan kedua produk terlihat dari
kandungan gizi, tekstur, harga, informasi kemasan. Produk olahan yang
dihasilkan dari kegiatan IbM perlu mendapat perhatian juga karena memiliki
perbedaan yang mencolok (keunggulan lain) terutama tekstur dan harga. Strategi
yang secara umum dapat diterapkan untuk pemasaran produk olahan perikanan
yang dilaksanan dengan meningkatkan faktor kandungan gizi dan informasi
kemasan. Pesaing utama mereka adalah Fiesta dan So Good karena sangat mirip
sebagai top ranking berdasarkan model MDS dalam pemasaran produk. Berikut
hasil tabulasi dan sebaran Euclidean distance model yang dilakukan.
Tabel 2. Data input hasil wawancara responden terhadap 5 produk
Atribut Produk
So Good Fiesta Produk olahan Champ Goldstar
Rasa 2 1 5 2 2
Kandugan Gizi 3 3 5 2 3
Tekstur 4 4 1 2 3
Harga 2 2 2 2 5
Informasi Kemasan 2 2 4 2 3 Keterangan penggunaan skala linkert 1 sangat baik; 5 sangat jelek
Templet Naskah Jurnal ABDI INSANI Unram a.n Deddy Dharmaji 14
Gambar 3. Euclidean distance model Multidimensional Scalling Pola Kedekatan
Produk
KESIMPULAN
1. Produk kegiatan IbM berupa media budidaya ikan nila (Oreochormis niloticus)
mampu mengatasi permasalahan musim penangkapan yang tidak menentu, lapangan
kerja, alternatif pendapatan, menurunnya produksi udang dan bandeng di Desa
wisata Takisung dengan memanfaatkan potensi lahan tambak yang tidak produktif
yang akan memenuhi sumber protein rumah tangga, masyarakat yang memiliki nilai
ekonomis.
2. 80% meningkatnya keterampilan kelompok mitra dalam pembuatan unit budidaya
dalam bekas tambak, tingkat survival rate 58 %, panen selama 4 bulan 52% dengan
ukuran 0,2 kg/ekor, 70% perbaikan tingkat pengetahuan kelompok tentang jadwalan
pemberian pakan dan optimalisasi pakan serta 60% kapasitas manajemen usaha dan
produk budidaya.
3. Kegiatan IbM budidaya nila salin dapat dikombinasikan dengan budidaya kepiting
soka, karena sifat omnivora dari nila sebagai pemakan plankton kecil, anak udang,
copepode, dan ikan-ikan kecil lainnya maka tidak ada lagi host (induk semang) atau
potential carrier dari penyakit WSSV (White Spot Syndrome Virus) yang menyerang
tambak.
Templet Naskah Jurnal ABDI INSANI Unram a.n Deddy Dharmaji 15
Perbaikan tingkat pengetahuan kelompok tentang jadwal pemberian pakan dan
optimalisasi pakan alami untuk kegiatan budidaya di lahan bekas tambak yang dapat
dikombinasi dengan budidaya kepiting soka.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih diberikan kepada Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan
Pengembangan Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi dengan Surat
Perjajian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian Kepada Masyarakat Nomor:
120/UN8.2/PM/2017 yang telah membiayai kegiatan Ipteks berbasis Masyarakat (IbM).
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. 2011. BPPT Kembangkan Ikan Nila Salin Untuk Berdayakan 600.000 Hektar Tambak Terlantar. Artikel Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi.
Chervinski, J. 1982. Environmental Physiology Of Tilapia. The Second International
Symposium on Tilapia in Aquaculture. ICLARM. Conference Proceeding. Department of Fisheries. Bangkok, Thailand and Int. Centre for Living Aquatic Resources Managment. Manila. Philipines. p: 119-128
Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tanah Laut. 2015. Laporan Tahunan Dinas
Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tanah Laut 2014. Pelaihari. Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan.
Faiq Hasan, Dewi Hastuti dan Lutfi Aris Sasongko. 2012. Analisis Pendapatan Budidaya
Bandeng Kelurahan Tugurejo Kecamatan Tugu Kota Semarang. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian. 8 (1), Semarang.
Prihatini, Endah. S. 2014. Manajemen Kualitas Air Pada Pembesaran Ikan Nila Salin
(Oreochromis Aureus X Niloticus) Di Instalasi Budidaya Air Payau Kabupaten Lamongan. Jurnal Grouper Fakultas Perikanan Universitas Lamongan.
Safitri, D., Sugito., Sumarti, S. 2013. Kadar Hemoglobin Ikan Nila (Oreochromis
niloticus) yang Diberi Cekaman Panas dan Pakan yang Disuplementasi Tepung Daun Jaloh (Salix tetrasperma Roxb). Jurnal Medika Veterinaria, 7 (1) : 39-41.