i03_beny_samarinda_pj&sig untuk sda1998i

Upload: beny

Post on 30-May-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/14/2019 I03_Beny_Samarinda_PJ&SIG untuk SDA1998I

    1/22

    DEPARTEMEN KEHUTANAN DAN PERKEBUNANBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

    BALAI TEKNOLOGI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAIAlamat : Jl. Ahmad-Yani Pabelan PO.BOX. 295 Surakarta. 57102

    PENYUSUNAN MATERI

    PENERAPAN TEKNIK

    PENGINDERAAN JAUH DAN GIS UNTUK

    PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

    PENGKAJIAN DAN PENERAPAN HASIL PENELITIAN KEHUTANAN

    DIK-S DR 1999/2000

  • 8/14/2019 I03_Beny_Samarinda_PJ&SIG untuk SDA1998I

    2/22

    2

    I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Menurut SK Menteri Kehutanan No : 295/Kpts-II/1991 tanggal 8 Juni 1991

    setiap HPH diwajibkan memiliki citra satelit, namun dalam pelaksanaan di lapangan

    banyak HPH yang belum melaksanakan ketentuan dimaksud. Sebagian besar perusahaan

    hanya membeli citra satelit dalam bentuk cetak sehingga tidak bisa dianalisa lebih lanjut.

    Hal tersebut terjadi karena adanya beberapa kendala antara lain :

    1. Belum tersedianya Sumber Daya Manusia yang mampu menganalisa citra2. Diperlukan perangkat keras dan lunak yang relatif mahal3. Biaya pembelian citra satelit dalam bentukBand Magnetis sangat mahal.4. Belum adanya metode untuk analisa citra satelit khusus kawasan hutan

    maupun non hutan

    Dengan kondisi tersebut, apabila HPH harus mengadakan citra satelit setiap

    tahun dirasakan sangat memberatkan dan tidak menguntungkan bagi perusahaan. Begitu

    juga untuk Departemen sendiri belum menyediakan tenaga Supervisi atau Pengawas

    untuk membantu dalam Analisa Satelit. Adapun kegiatan yang telah dilaksanakan oleh

    Departemen dalam hal ini oleh Ditjen INTAG yaitu sudah tersedianya teknologi secara

    makro dengan monitoring penutupan lahan secara nasional untuk kawasan hutan di luar

    Jawa setiap tahunnya dengan menggunakan NOAA. Citra satelit NOAA memiliki

    cakupan yang luas 1100 x 1400 km dengan resolusi 1 km x 1 km dengan skala sangat

    kecil. Selanjutnya untuk melengkapi perubahan penggunaan lahan secara mikro dengan

    resolusi yang lebih sempit dan skala yang lebih besar perlu dilakukan dengan analisa

    Citra Landsat atau SPOT.

    Berkaitan dengan pelaksanaan SK Menteri diatas maka peran BTPDASsangat diharapkan untuk menciptakan metode analisa citra satelit pada skala besar untuk

    pengamatan yang lebih detil pada kawasan hutan. Dengan demikian perlu dilakukan

    kajian tentang Penerapan Teknik Penginderaan Jauh dan GIS Untuk Pengelolaan

    Sumber Daya Alam. Kajian tersebut diharapkan dapat menghasilkan suatu metode yang

  • 8/14/2019 I03_Beny_Samarinda_PJ&SIG untuk SDA1998I

    3/22

    3

    dapat dialihteknologikan kepada personil HPH untuk meningkatkan sumber daya

    manusia dalam menganalisa citra satelit.

    Permasalahan lapangan yang terjadi pada kawasan hutan dan diluar kawasan

    hutan meliputi beberapa hal antara lain :

    a) Perubahan penutupan lahan yang lebih cepat dari ketersediaan informasilapangan

    b) Belum ada tindak lanjut nyata oleh para HPH dari SK. Mentri No : 295/Kpts-II/1991 tentang kewajiban memiliki citra satelit setiap tahunnya.

    c) Belum adanya metode analisa citra satelit skala besar untuk analisapenutupan lahan pada kawasan dan diluar kawasan hutan.

    Dalam menganalisa citra satelit untuk kedua kawasan ditemui tingkat

    kesulitan dan kemudahan yang saling berlawanan, artinya kemudahan dalam menganalisa

    pada kawasan hutan merupakan kesulitan diluar kawasan hutan. Sebagai contoh

    beberapa kesulitan dan kemudahan analisa pada kawasan hutan :

    Kemudahan : membedakan antara tanaman muda, tua dan dewasa, dan

    dapat diabaikan keberadaan alur atau jalan hutan, serta relatif homogen, kecuali hutan

    alam/lindung

    Kesulitan : membedakan antara hutan dan perkebunan, mendeteksi potensi

    tanah, karena terlalu tebal penutupan lahan, serta sering ada gangguan atmosfir, akibat

    evaporasi yang berlebihan.

    B. Maksud dan Tujuan Penelitian

    Maksud dan tujuan penelitian ini adalah :

    a. Menganalisa perubahan penutupan lahan yang terjadi pada tahun 1986 dan

    1994 untuk dua kondisi penutupan lahan yang berbeda

    b. Mendeteksi perubahan sumber daya alam yang terjadi pada kawasan hutan dan

    diluar kawasan hutan.

    c. Mengetahui perbedaan hasil analisa klasifikasi citra satelit antara daerah hutan

    dengan non hutan.

  • 8/14/2019 I03_Beny_Samarinda_PJ&SIG untuk SDA1998I

    4/22

    4

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Prinsip Analisa Citra

    1. Karakteristik Obyek (Spektral Signature)

    Setiap obyek yang ada dimuka bumi mengandung nilai spektral dan informasispasial, yang yang tertangkap oleh sensor.

    Nilai radiometri (spektral) dan nilai geometrik (koordinat) terdapat padasetiap piksel yang merupakan elemen terkecil dari citra.

    Obyek yang cerah akan memantulkan, sedangkan obyek gelap akanmenyerap.

    Obyek berbeda kadang memiliki nilai spektral yang sama, sehingga perludilakukan ceking lapangan dan membandingkan kenampakan bentuk, ukuran

    dan pola pada gambar.

    Dimungkinkan penampilan citra dengan satu kanal atau kombinasi dua atautiga kanal sekaligus, untuk memudahkan menganalisa setiap obyek.

    Disamping pengamatan komputer dapat dilakukan dengan visual dalampengolahan data dengan melakukan perubahan tampilan warna.

    Dengan fasilitas Erdas-Imagine maka tampilan citra dapat didetilkan denganzoom pembesaran.

    2. Atmosfer

    Penginderaan jauh diartikan ilmu dan seni untuk memperoleh informasitentang obyek, daerah atau gejala dengan jalan menganalisa data yang

    diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek,

    daerah, atau gejala yang dikaji.

    Penginderaan jauh perlu penghubung ke sensor, sehingga data yang terekamdapat terjadi dengan tiga cara :

    distribusi daya (force) distribusi gelombang bunyi distribusi tenaga elektromagnetik

  • 8/14/2019 I03_Beny_Samarinda_PJ&SIG untuk SDA1998I

    5/22

    5

    Tenaga elektromagnetik adalah paket elektrisitas dan magnetisme yangbergerak dengan kecepatan sinar pada frekuensi dan panjang gelombang

    tertentu, dengan sejumlah tenaga tertentu.

    Komponennya terdiri dari gelombang elektrik (E) dan gelombang magnetik(M) yang saling tegak lurus dan masing-masing tegak lurus terhadap radiasi.

    Tenaga elektromagnetik terdiri dari berkas atau spektrum yang disebutspektrum elektromagnetik :

    Jendela atmosfer (spektrum tampak dan spektrum infra merah) Hambatan atmosfer : butir-butir yang ada di atmosfer seperti debu,

    uap air, dan gas dalam bentuk :

    Serapan : serapan yang lebih parah pada spektrum inframerah,penyebabnya uap air, karbon dioksida, dan ozon.

    Pantulan : spektral signature atau karakteristik spektral(obyek cerah akan memantulkan, sedangkan obyek gelap akan

    menyerap sinar)

    Hamburan :Releigh, Mie dan Selektif.3. Sensor

    Setiap sensor memiliki kepekaan terhadap spektrum elektromagnetik Setiap obyek dimuka bumi direkam oleh sensor dalam bentuk citra Citra disebutImage atauImagery :

    Citra : gambaran obyek yang ditimbulkan oleh pantulan ataupembiasan sinar yang difokuskan oleh sebuah lensa atau sebuah

    cermin.

    Image : gambaran suatu obyek atau suatu perujudan dapat berupa peta,gambar atau foto.

    Imagery : gambaran visual tenaga yang direkam dengan menggunakanpiranti penginderaan jauh.

    4. Perolehan Data

    Manual : pengamatan visual dapat dilakukan pada foto udara maupun citra Numerik : pengamatan digital dengan komputer pada citra satelit saja.

  • 8/14/2019 I03_Beny_Samarinda_PJ&SIG untuk SDA1998I

    6/22

    6

    Pengamatan citra satelit dengan komputer secara berurutan sebagai berikut :a. Perbaikan tampilan dengan merubah komposisi, kecerahan, kontras warna.

    b. Melakukan pengfilteran jika ada beberapa gangguan atau distorsi citra

    c. Koreksi geometri dan radiometri

    d. Klasifikasi berbantuan maupun tak berbantuan.

    e. Akurasi tingkat kesalahan/ketelitian.

    Macam-macam pengfilteran citra satelit :a. Filter umum :

    penghalusan menyembunyikan elemen tunggal menajamkan elemen tengah

    b. Filter halus :

    memperbaiki garis yang hilang mengisi celah menajamkan elemen kiri

    5. Macam Citra Foto

    Spektrum elektromagnetik (Foto ultraviolet, ortokromatik, pankromatik,inframerah asli, inframerah modifikasi)

    Sumbu kamera (Foto vertikal, condong, sangat condong, agak condong) Sudut liputan kamera (sudut kecil < 60o, normal 60o -75o, lebar 75o -100o, dan

    sangat lebar > 100o )

    Jenis kamera (Foto tunggal, jamak, multispektral, kamera ganda, serta Fotovertikal dan condong)

    Warna yang digunakan (Foto warna semu dan warna asli)

    1 1 1

    1 1 1

    1 1 1

    2 2 2

    2 1 2

    2 2 2

    1 1 1

    1 3 1

    1 1 1

    1 1 1

    0 0 0

    1 1 1

    1 1 11 0 1

    1 1 1

    2 2 1

    2 1 1

    1 1 1

  • 8/14/2019 I03_Beny_Samarinda_PJ&SIG untuk SDA1998I

    7/22

    7

    Sistim wahana (Foto udara dan satelit/orbital).6. Pengguna Data

    Aplikasi penginderaan jauh tergantung diterima atau tidak oleh pengguna Kerincian, keandalan dan kesesuaian kebutuhan pengguna Penginderaan jauh relatif baru, maka sering dikategorikan sebagai

    eksperimental atau semi-operasional, tapi prospeknya untuk masa depan

    sangat baik dan diperlukan sekali.

  • 8/14/2019 I03_Beny_Samarinda_PJ&SIG untuk SDA1998I

    8/22

    8

    III. RENCANA KEGIATAN

    A. Kegiatan yang Telah Dilakukan

    Kegiatan terkait dengan penginderaan jauh yang telah dan sedang dilakukan

    antara lain :

    1. Deteksi perubahan daerah hutan pada satu dekade di Kalimantan Barat, dengan judul penelitian Kajian Evaluasi Kondisi Vegetasi Kawasan Hutan Produksi

    Dengan Klasifikasi Citra Satelit dan Aplikasi SIG.

    2. Analisa perubahan hutan dan di luar kawasan hutan, dengan judul penelitianPenerapan Teknik Penginderaan Jauh dan Sig Untuk Pengelolaan Sumber Daya

    Alam di Dalam dan di Luar Kawasan Hutan.3. Pada tahun anggaran 1999/2000 juga sedang dilakukan Kajian Identifikasi dan

    Klasifikasi Tingkat Kerusakan Lahan Akibat Kebakaran Hutan Dengan Teknik

    Penginderaan Jauh dan SIG

    B. Target dan Sasaran Hasil Penelitian

    Target dan sasaran hasil penelitian ini adalah :

    a) Diperoleh metode analisa citra satelit untuk melihat perubahan kondisi sumberdaya alam diluar dan didalam kawasan hutan

    b) Menemukan metode yang dapat bermanfaat bagi HPH sehingga dapat ditindaklanjuti dengan pengalihan teknologinya

    c) Memberikan data tentang perubahan kondisi sumber daya alam yang dapatdimanfaatkan HPH

  • 8/14/2019 I03_Beny_Samarinda_PJ&SIG untuk SDA1998I

    9/22

    9

    C. PENGGUNA HASIL PENELITIANHasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh :

    Para HPH dan Kanwil Kehutanan setempat PKT dan Balai RLKT setempat

  • 8/14/2019 I03_Beny_Samarinda_PJ&SIG untuk SDA1998I

    10/22

    10

    IV. METODOLOGI PENELITIAN

    A. Lokasi : Kalimantan Timur

    B. Bahan dan Alat :

    Citra satelit SPOT Tahun 1986 dan 1994 Peta topografi, dan lain-lain Peta Peralatan survai lapangan (Abney Level, Meteran, pH Stik, Binokuler,..) Perangkat komputer (software dan hardware) Peralatan kantor (kertas HVS, Disket, CD-writer, Pensil, Penghapus, dll) Bahan dan alat pemetaan (plastik astralon, selotip Nashua, Spidol OHP,..)

    C. Hasil yang ingin dicapai :

    Metode analisa citra satelit pada kawasan dan diluar kawasan hutan untukmendeteksi potensi sumber daya alam

    Hasil klasifikasi citra satelit dan aplikasi SIG untuk pemantauan sumberdaya alam dengan mengetahui :

    a) Jenis dan macam penggunaan lahanb) Penyebaran penutupan lahanc) Luasan masing-masing pemanfaatan lahand) perubahan land use tahun 1986 dan 1994e) Potensi tanaman dan tanah

  • 8/14/2019 I03_Beny_Samarinda_PJ&SIG untuk SDA1998I

    11/22

    11

    Metode Analisa Citra Satelit di dalam dan di luar Kawasan Hutan :

    CITRA SATELIT

    1994

    PETA

    TOPOGRAFI

    CITRA SATELIT

    1996

    CITRA

    GEOREFERENSI

    CITRA SATELITBARU

    CITRA

    HUTAN

    MURNI HUTAN

    KLASIFIKASI

    HUTAN

    KLASIFIKASI

    NON HUTAN

    CITRA

    NON HUTAN

    MURNI NON HUTAN

    1. Jenis Penggunaan Lahan2. Penyebaran Penggunaan Lahan3. Luasan Masing-masing

    Penggunaan Lahan

    4. Perubahan Penggunaan LahanTahun 1986 dan 1994

    5. Potensi Tanah dan Tanaman

  • 8/14/2019 I03_Beny_Samarinda_PJ&SIG untuk SDA1998I

    12/22

    12

    V. JADWAL DAN BIAYA

    A. Jadwal Penelitian

    No KEGIATANIV V VI VII VIII IX X XI XII I II III

    a) Studi Literaturb) Pembuatan RPTPc) Konsultasi & Orientasid) Survai Lapangane) Deliniasi Petaf) Digitasi Petag) Analisa Data Lapanganh) Analisa Citra Sateliti) Produksi Petaj) Laporan Sementarak) Diskusi/Pembahasanl) Laporan AkhirB. Rencana Biaya Penelitian

    POS ANGGARAN BULAN VOL. H A R G AKODE KEGIATAN SATUAN TOTAL

    01 Gaji dan Upah

    * Upah penyusunan materi Upah pembantu survai IXXII 50 OH200 HOK 500.0007.500 500.0001.500.000

    03 Bahan

    Pengadaan ATK, Citra danperlengkapan GIS

    IX 1 paket 3.000.000 3.000.000

    05 Perjalanan

    Perjalanan dalam rangkaorientasi, pelaksanaan dan

    koordinasi penelitian

    IX

    X

    XII

    -

    -

    -

    -

    -

    -

    1.500.000

    4.500.000

    4.500.000

    07 Lain-lain

    Dokumentasi, Foto copy Analisa data dan laporan ilmiah Rapat Pembahasan Digitasi/Plotting

    X

    I

    III

    I

    1 paket

    1 paket

    20 OH

    1 paket

    500.000

    950.000

    25.000

    2.500.000

    500.000

    950.000

    500.000

    2.500.000

  • 8/14/2019 I03_Beny_Samarinda_PJ&SIG untuk SDA1998I

    13/22

    13

    DAFTAR PUSTAKA

    Abdullah, T.S., 1996. Survai Tanah dan Evaluasi Lahan. Penerbit Penebar Swadaya,Jakarta.

    Ewusie, Y.J., 1990. Pengantar Ekologi Tropika, Membicarakan alam tropika Afrika,Asia, dan Dunia Baru. Terjemahan Elements of Tropical Ecology.

    Penerbit ITB. Bandung.

    Hardjosoemantri, K., 1993. Hukum Perlindungan Lingkungan, Konservasi SumberDaya Alam Hayati dan Ekosistemnya.Gadjah Mada University Press.Jogyakarta.

    Hardjowigeno, S., 1987. Ilmu Tanah. PT. Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta.

    Purbowaseso, B., 1996. Penginderaan Jauh Terapan. Terjemahan Applied RemoteSensing. Penerbit Universitas Indonesia, UI-PRESS, Jakarta.

    Sutanto, 1994a. Penginderaan Jauh Jilid I. Gadjah Mada University Press,Bulaksumur, Jogyakarta.

    Sutanto, 1994b. Penginderaan Jauh Jilid II. Gadjah Mada University Press,Bulaksumur, Jogyakarta.

  • 8/14/2019 I03_Beny_Samarinda_PJ&SIG untuk SDA1998I

    14/22

    14

    LAMPIRAN

  • 8/14/2019 I03_Beny_Samarinda_PJ&SIG untuk SDA1998I

    15/22

    15

    BLANKO PENGAMATAN TANAMAN

    KAWASAN HUTAN DAN DILUAR KAWASAN

    Tanaman Pokok : Tanaman Bawah :

    I. DAUN IV. TANAMAN BAWAH1.1.Ukuran Lebar :k. kecil < 5 cm

    s. sedang 5 - 25 cm

    l. lebar > 25 cm

    2.4. Hutan Basah :M. Mangrove

    B. Hutan Basah

    S. Hutan Tepi Sungai

    4.1.Ketinggian :t. tinggi > 2 m

    s. sedang 0,5 - 2 m

    r. rendah < 0,5 m

    1.2. Ukuran Panjang :

    d. pendek < 10 cm

    s. sedang 10 - 30 cm

    p. panjang > 30 cm

    2.5. Hutan Kering :

    P. Ht.Pantai

    D. Ht.Darat Rendah

    G. Ht.Pegunungan Rendah

    4.2. Kerapatan :

    R. Rapat (bersinggungan)

    L. Longgar (berdekatan)

    J. Jarang (berjauhan)

    1.3. Bentuk :

    B. bulat

    L. lonjong

    P. memanjang

    T. Ht.Pegunungan Tinggi

    2.6. Non Hutan Basah :

    dp. Daerah Pertambahan

    sg. Sungai

    4.3. Warna Daun :

    h. hijau

    m. merah

    k. kuning

    1.4. Warna Dasar :

    H. Hijau

    M. Merah

    K. Kuning

    dn. Danau

    sw. Sawah

    2.7. Non Hutan Kering :

    tk. Tanah kosong

    4.4. Kelembaban :

    b. basah

    l. lembab

    k. kering

    1.5. Kecerahan :

    g. gelap

    t. terang

    c. cerah

    pm. Pemukiman

    pr. Padang rumput

    pa. Padang alang-alang

    sm. Semak

    V. KARAKTER TANAMAN

    5.1. Tinggi Tanaman :

    t. tinggi > 40 m

    s. sedang 10 - 40 m

    1.6. Kekeringan :

    b. basah

    l. lembab

    k. kering

    bk. Belukar

    di. Daerah industri

    pk. Perkotaan

    pl. Perladangan

    r. rendah < 10 m

    5.2. Diameter Setinggi Dada :

    L. luas > 5 m

    S. sedang 1 - 5 m

    1.7. Kerapatan :

    R. Rapat (singgungan)L. Longgar (sinar masuk)

    J. Jarang (hampir habis/rontok)

    pt. Pertanian

    pb. Perkebunan

    P. sempit < 1 m

    5.3. Jarak Tanam :j. jauh > 10 m

    o. optimal 5 - 10 m

    II. HUTAN/NON HUTAN III. KANOPI d. dekat < 5 m

    2.1.Kekeringan :

    B. basah

    L. lembab

    K. kering

    3.1. Keluasan :

    L. Luas > 10 m

    S. Sedang 3 - 10 m

    P. Sempit < 3 m

    5.4. Pertumbuhan Tegakan :

    b. baik

    c. cukup

    j. jelek

    2.2. Letak Lereng :

    k. kaki bukit

    b. lereng bawah

    t. lereng tengah

    a. lereng atas

    p. puncak bukit/gunung

    3.2. Dengan Tanaman Sebelah :

    s. bersinggungan (overlay)d. berdekatan ( < 1 m)

    j. berjauhan ( > 1 m)

    3.3.Bentuk Vertikal (samping) :

    k. kerucut

    5.5. Keratakan Tegakan :

    R. Rata

    A. Agak rata

    T. Tidak rata

    5.6. Kemurnian Tegakan :

    m. Murni2.3. Jenis Kawasan :

    TN. Taman Nasional

    SA. Suaka Alam (cagar alam,)

    HW. Hutan Wisata (taman buru,..)

    HL. Hutan Lindung

    HP. H. Produksi (terbatas/tetap)

    HK. H. Khusus (peneliti, bibit,..)

    t. trapesium

    e. empat persegi panjang

    3.4. Bentuk Horizontal (atas) :

    b. bulat

    l. lonjong/oval

    e. segi empat

    a. Agak murni

    t. Tidak murni

    5.7.Jumlah Pohon per hektar :

    B. Banyak > 2000 pohon

    S. Sedang 1000 - 2000 pohon

    T. Sedikit < 1000 pohon

  • 8/14/2019 I03_Beny_Samarinda_PJ&SIG untuk SDA1998I

    16/22

    16

    DESKRIPSI TANAH

    Nama TanahOrdoE. Entisol

    I. Inceptisol

    O. Oxisol

    U. UltisolV. Vertisol

    A. Aridisol

    S. Spodosol

    F. Alfisol

    M. Mollisol

    H. Histosol

    Huruf Kecil

    Sub-Ordo

    Great-GroupSub- Group

    Family

    Serie

    Bentuk Batuan

    b. bulat

    j. lonjong

    t. tiang

    l. lempeng

    Lekukan Batuan

    1. mulus

    2. agak mulus

    3. berlekuk

    4. agak runcing

    5. runcing

    Bentuk Lahan

    A. Alluvial

    B. Pantai/Beach

    P. Dataran

    M. Pegunungan

    K. Karst/KapurH. Hilly/Bukit

    V. Vulkanik

    X. Lain-lain

    Relief Relatif

    e. endapan

    d. dataran

    Struktur

    Bentuk Struktur

    y. platy

    p. prismatic

    c. columnar

    b. blocky

    s. sub-angular blocky

    a. angular blocky

    r. crumb

    l. loose

    g. granular

    m. masif

    Ukuran Struktur

    l. sangat halus

    h. halus

    m. sedang

    k. kasar

    a. sangat kasar

    T. Perkembangan

    0. belum

    1. lemah

    2. sedang

    3. kuatKematangan

    b. belum matang

    c. cukup matang

    m. telah matang

    Tanah :

    jeblos

    lunak

    mantap

    Kekerasan Batuan

    2,5 : kuku ibu jari

    3,0 :lempeng tembaga

    5,25 : kaca

    5,75 :pisau baja

    7,0 : kikir

    9,0 : silikon karbit

    o. berombak

    l. bergelombang

    h. berbukit kecil

    i. bukit terisolasi

    a. berbukit anakan

    b perbukitan

    g. pegunungan

    Pori-Pori Tanah

    Ukuran

    mi. mikro < 2 mm

    me. meso 2 - 5

    ma. makro > 5

    Konsistensi

    Jumlah per dm 2

    s. sedikit < 50

    m. sedang 50 - 200

    b. banyak > 200

    Permeabilitas

    1. Cepat2. Agak Cepat

    3. Sedang

    4. Agak Lambat

    5. Lambat

    6. Lambat Sekali

    (mm/jam)

    >12565-125

    20-65

    5-20

    1-5

    90 cm

    Kedalaman Regolit

    0. < 10 cm

    1. 10 - 20

    2. 20 - 40

    3. 40 - 60

    4. 60 - 80

    5. 80 - 100

    6. 100 - 200

    7. > 200 cm

    Kemiringan Lereng

    A. 0 - 4 %

    B. 4 - 8

    C. 8 - 15

    D. 15 - 25

    E. 25 - 35

    F. 35 - 45

    G. 45 - 65

    H. 65 - 85

    I. > 85 %

    Batuan Permukaan

    f. fine gravel 0,2-0,5

    m. medium gravel 2,0

    r. coarse 2,0 - 7,6

    c. cobble 7,6 - 25

    s. stone 25 - 60

    b. bouldery > 60 cm

    Banjir :

    t. tanpa

    j. jarang

    k. kadang-kadang

    m. musiman

    r. sering

    s. selalu

    (bulan/1 tahun)

    11

    Warna Tanah

    H. hitam

    C. coklat

    M. merah

    K. kuning

    Kecerahan

    g. gelap (v < 3,5)

    a. abu-abu

    t. terang

    p. pucat ( v > 5)

    Jenis ErosiS. Lapis

    R. Alur

    G. Jurang

    L. Longsor

    M. Masa Tanah

    D. Depresi

    T. Tebing Sungai

    Konservasi Tanah

    Bl. Teras Bangku

    Br. Teras Kedalam

    Bo. Teras Keluar

    Rt. Teras Gulud

    Hd. Hillside Ditch

    Ot. Teras Kebun

    Lb. Teras Individu

    Batuan Singkapan

    0. 0 %

    1. 1 - 10

    2. 10 - 203. 20 - 40

    4. 40 - 60

    5. 60 - 80

    6. > 80

    Batuan Permukaan

    0. 0 %

    1. 1 - 10

    2. 10 - 203. 20 - 40

    4. 40 - 60

    5. 60 - 80

    6. > 80

    Tekstur

    1. S

    2. LS

    3. SL

    4. L5. SiL

    6. Si

    7. CL

    8. SCL

    9. SiCL

    10. SC

    11. SiC

    12. C

    Nama Tekstur

    pasir

    pasir berlempung

    lempung berpasir

    lempunglempung berdebu

    debu

    lempung berliat

    lempung liat berpasir

    lempung liat berdebu

    liat berpasir

    liat berdebu

    liat

    Perakaran

    Ukuran

    h. halus < 2

    m. sedang 2 - 5

    k. kasar > 5Jumlah per dm2

    s. sedikit < 50

    m. sedang 50- 200

    b. banyak > 200

    SIFAT KIMIA

    0. tidak ada

    1. sedikit

    2. agak sedikit

    3. sedang4. agak banyak

    5. banyak

  • 8/14/2019 I03_Beny_Samarinda_PJ&SIG untuk SDA1998I

    17/22

    17

    Lampiran 3. Penetapan Unsur Formatif Nama Tanah sampai Tingkat Great Group

    ORDO GREAT GROUP

    ert campur baur acr akhir pelapukan

    ent baru agr horison pertanaman

    ept permulaan alb horison buleid kering and horison kelam

    od abu kayu anthr epi hasil manusia

    ult akhir aqu kebasahan

    oll lunak arg lempung putih

    alf pengendapan calc harison kapur

    ox oxida camb hor.hasil perubahan

    ist jaringan chrom berwarna intensif

    cry dingin

    SUB-ORDO dur padas keras

    alb aluvial pucat dystr tidak subur/basa rendah

    and warna kelam eutr subur/basa tinggi

    aqu air ferr ada besi

    ar digarap frag padas gembur

    arg lempung putih fragloss gembur & bentuk lidah

    bor dingin gibbs gibsit

    ferr besi gloss bentuk lidah

    fibr serat-serat hal bergaram

    fluv aliran sungai hapl horison sederhana

    hem separuh hum humus

    hum humus hydr air

    lept horison tipis hyp lumutochr warna pucat luo,lu terlindi

    orth yang wajar moll lunak

    plag tanah terolah nadur natrium dan padas keras

    psamm pasir natr horison natrium

    rend rendzina ochr epi warna cerah

    sapr perombakan pale berkembang tua

    torr panas-kering pell chroma rendah

    trop tropika plac padas tipis

    ud iklim basah plag plaggen

    umbr naungan teduh plinth plintit, bata

    ust terbakar quartz kuarsaxer kering rend rendzina

    rhod warna merah kelam

    sal horison garam

    sider FeO bebas

    sombr harison kelam

    Lampiran 4. Penetapan Unsur Formatif Nama Tanah sampai Tingkat Sub-Group

  • 8/14/2019 I03_Beny_Samarinda_PJ&SIG untuk SDA1998I

    18/22

    18

    SUB GROUP

    Abruptic : Perbedaan menyolok antara dua horison tanpa peralihan (misalnyahorison eluvial dan iluvial lempung)

    Aeric : Aerasi lebih baik dari pada yang Typic (biasanya berwarna lebih coklat)Anthr : Horison permukaan berwarna kelam karena ulah manusiaArenic : Horison eluvial pasir, umumnya tebal 50 cm - 1 mCumulic : Epipedon yang terlalu tebal dan kaya humusGlossic : Horison eluvial dan iluvial dengan juluran berbentuk lidahGrossarenic : Horison eluvial pasir lebih tebal dari 1 mHydric : Tanah organik terapung diatas airLeptic : Horison tanah tipisLimnic : Tanah organik dengan lapisan dasar napal, diatome atau gambutLithic : Batuan keras dangkal kurang dari 50 cmPergelic : AdanyapermafrostPetrocalcic : Akumulasi kapur dalam horisonPetroferric : Lapisan batu besi yang dangkalPachic : Horison permukaan tebal berwarna kelamPlinthic : Plintit, bahan kaya besi yang mengeras irreversibleRuptic : Horison yang kadang-kadang ada atau tidakSulfic : Hasil oxidasi sulfidaSuperic : Plintit yang sangat dangkalTerric : Substratum mineral dalam tanah organikThapto : Tanah tertimbun

    :

  • 8/14/2019 I03_Beny_Samarinda_PJ&SIG untuk SDA1998I

    19/22

    19

    DATA DIGITAL

    CITRA SPOT

    ISO 9660 STANDARTLevel 1A, 1B, 2A, 2B, S1, S2Mode P (Pankromatik)

    Mode XS (Multispektral)

    CD-ROM BAND MAGNETIK KASET

    FILE/SUB_DIR :

    Vold_nn.Dat

    Lead_nn. Dat

    Imag_nn.Dat

    Trai_nn.Dat

    Null_nn.Dat

    Kapasitas = 540 MB

    PC, Macintosh,

    SUN (Unix Station)

    DEC (VMS)

    dll.

    SOFT WARE :

    Erdas

    Erdas-Imagine

    Multi Scope

    Idrisi

    Ilwis

    Allianz

    Terra Vue

    dll.

    Band 1 : XS1 :

    Kanal Biru (0,50-0,59m)Band 2 : XS2 :

    Kanal Hijau (0,61-0,68 m)

    Band 3 : XS 3 :

    Kanal Merah (0,79-0,89 m)

    PERBAIKAN

    TAMPILAN :Kontras

    Kecerahan

    Warna

    SATU KANAL :

    XS1. Air

    XS2. Tanaman

    XS3. Tanah

    KOMBINASI DUA ATAU

    TIGA KANAL :

    C2. NDVI (Indeks Vegetasi)

    C3. Klasifikasi

    Info Total/Jamak/Keseluruhan

    Ukuran satu skene 60 km x 60 km

    Info Elemen/Tunggal/Piksel

    Resolusi 20 m x 20 m

    STATISTIK :Nilai Radiometri

    Modifikasi Akhir

    Maximum

    Minimum

    Rerata

    Median

    Mode

    GEOMETRI :Koordinat :

    UTM Lambert dll

    Transformasi

    GCP

    dll

    RADIOMETRI :Nilai Reflektan

    Normalisasi

    NDVI

    Model Analisa

    Oper. Matematik

    dll

    GEOMETRI RADIOMETRI

    Koordinat Nilai Digital

    GPS

    Titik KoordinatTELEMETRI

    Alat Ukur Radiometri

    Lampiran 5 . Kapasitas Kandungan Citra SPOT untuk Analisa Citra Satelit

  • 8/14/2019 I03_Beny_Samarinda_PJ&SIG untuk SDA1998I

    20/22

    20

    KOORDINAT

    LOKASI YANG

    DIINGINKAN

    AGEN PENJUALAN

    ATAU INSTANSI INTERNET

    LAPAN PT. BHUMI PRASAJA

    KATALOG

    LANDSAT

    KATALOG

    SPOT IMAGE

    NOAA

    Tanpa Gangguan

    Sedikit

    Gangguan

    BanyakGangguan

    Pesanan Khusus

    MEMPERTIMBANGKAN

    KWALITAS CITRA GANGGUAN/DISTORSI

    E : Excellent(Sempurna)G : Good(Baik)P : Poor(Jelek)D :Degraded(Rendah)

    AWAN :

    A : < 10 %

    B : 10 - 25 %

    C : > 25%

    * : Tidak ada info

    SALJU :

    0 : < 10%

    1 : 10 - 25 %

    2 : > 25%

    * : Tidak ada info

    MEMUTUSKAN

    Dasar Pertimbangan :

    1. Gambaran Lokasi

    2. Kwalitas Baik

    3. Gan uan Sedikit

    Informasi Citra Digital :

    1. Scene_nn (01 n 99)

    2. Scene_ID

    3. N_Track Value (1 n 9)

    4. Kode Produksi

    5. Kode Eksplanasi

    Scene_ID : SKKKJJJMMDDSSIX

    S : Nomer Satelit

    KKKJJJ: Kolom dan Jalur

    YYMMDD : Jam, Menit, Detik

    I : HRV-1

    X : Multispektral/Multiband

    MEMBELI

    MENCOBA

    TRANSAKSI

    DITERIMA

    BAIK TIDAK

    YA

    Lampiran 6. Petimbangan Pemilihan Citra Satelit Agar Dapat Dilakukan Analisa

  • 8/14/2019 I03_Beny_Samarinda_PJ&SIG untuk SDA1998I

    21/22

    21

    REFLEKSI TRANSMISI ABSORBSI

    DISTORSI CITRA SATELITDiterima Satelit

    Dikirim ke

    Stasiun Bumi

    DIPROSES PENGGUNA

    CCTCITRA DIGITAL

    Cetak KertasPrint Out Bahasa Mesin

    Vertikal

    Miring

    CD-ROM BAND MAGNETIK KASET

    Sudut Datang Matahari Sudut Zenital Matahari Sudut Azimut Matahari

    Sudut Datang Pandang Sudut Zenital Pandang Sudut Azimut Pandang

    Sudut Azimut Relatif Sudut Zenital Relatif

    EFEK PANORAMIK

    Sempurna (Relief

    Datar dan Halus)

    Sebagian (Relief

    Agak Kasar)

    Tidak Dipantulkan

    (Sangat Kasar)

    Satelit Penangkap Sinar

    Pantulan/Reflektan Obyek

    dari Bumi

    Matahari sebagai sumber

    utama sinar/cahaya bumi

    Obyek bumi pada titik

    lokasi tertentu diambil

    gambarnya secara periodik

    SPOT : 26-35 hari

    Landsat : 16-18 hariNOAA : 12 jam

    Film NegatifSiap Cetak

    Lampiran 7. Operasi Penangkapan Obyek Muka Bumi Oleh Satelit, dengan Sumber

    Cahaya Utama Sinar Matahari pada Kegiatan Penginderaan Jauh

  • 8/14/2019 I03_Beny_Samarinda_PJ&SIG untuk SDA1998I

    22/22

    BIODATA BENY HARJADI

    Data Diri :Nama : Ir. Beny Harjadi, MSc.

    Tempat/Tanggal Lahir: Surakarta, 17 Maret 1961

    NIP/Karpeg : 19610317.199002.1.001/ E.896711

    NPWP : 58.678.096.7-532.000

    Pangkat/Golongan : Pembina / IVb

    Jabatan : Peneliti Madya

    Riwayat Pendidikan :

    TK : TK Aisyiyah Premulung, Surakarta (1967)SD : SD Negeri 94 Premulung, Surakarta (1973)

    SMP : SMP Negeri IX Jegon Pajang, Surakarta (1976)

    SMA : SMA Muhammadiyah I, Surakarta (1980)

    S1 : IPB (Institut Pertanian Bogor), Jurusan Tanah/Fak.Pertanian,BOGOR (1987)Kursus LRI (Land Resources Inventory) kerjasama dengan New Zealand selama 9 bulan untuk

    Inventarisasi Sumber Daya Lahan (1992), INDONESIA-NEW ZEALAND

    S2 : ENGREF (cole Nationale du Gnie Rural, des Eaux et des Forst), Jurusan Penginderaan JauhSatelit/ Fak.Kehutanan, Montpellier, PERANCIS (1996)

    PGD : Post Graduate Diplome Penginderaan Jauh, di IIRS (Indian Institute of Remote Sensing) di danai dariCSSTEAP (Centre for Space Science & Technology Education in Asia and The Pasific) Affiliated tothe United Nations (UN/PBB : Perserikatan Bangsa-Bangsa), Dehradun INDIA (2005).

    Riwayat Pekerjaan :1. Staf Balai Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS), Surakarta (1989).2. Ajun Peneliti Madya Bidang Konservasi Tanah dan Air pada BTPDAS-WIB (Balai Teknologi

    Pengelolaan DAS Wilayah Indonesia Bagian Barat), 1998.

    3. Peneliti Muda Bidang Konservasi Tanah dan Air pada BTPDAS-WIB (Balai TeknologiPengelolaan DAS Wilayah Indonesia Bagian Barat), 2001.

    4. Peneliti Madya Bidang Konservasi Tanah dan Air pada BP2TPDAS-IBB (Balai LitbangTeknologi Pengelolaan DAS - Indonesia Bagian Barat), 2005.

    5. Peneliti Madya Bidang Pedologi dan Penginderaan Jauh pada BPK (Balai Penelitian Kehutanan)Solo, 2006

    Riwayat Organisasi :1. Menwa Mahawarman, Jawa Barat (1980 1985)2. HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), (1980 1983)3. Ketua ROHIS BP2TPDAS-IBB, 2 periode (2000-2006)

    Penghargaan :1. Satya Lancana Karya Satya 10 tahun, No. 064/TK/Tahun 2004

    Alamat Penulis :1. Kantor : BPK SOLO, d/a Jl.Ahmad Yani Pabelan, Po.Box.295, Surakarta. Jawa Tengah, Telp/Fax

    : 0271716709, 715969. E-mail: [email protected]

    2. Rumah : Perumahan Joho Baru, Jl.Gemak II, Blok T.10, Rt 04/ Rw VIII, Kel.Joho, Sukoharjo,Jawa Tengah. Telp : 0271- 591268. HP : 081.22686657

    E-mail : [email protected]