i. pendahuluan · kendaraan roda 4. akses jalan beraspal ... sementara 11% rusak ringan dan rusak...

9
Laporan Operasional Termin 3 I. Pendahuluan Arahan pertama dan utama untuk termin 3 adalah untuk menemukan dan memastikan posko yang akan dijadikan sebagai posko dampingan. Setelah pada termin 2 posko mengambil lokasi di Limboro, Kecamatan Banawa Tengah, maka pada termin 3, posko mengarahkan fokusnya menuju daerah yang terdampak langsung gempa yakni di Kota Palu dan sekitarnya. pada periode awal termin 3, tim lapangan merapat menuju posko Karawana dan menetapkan posko tersebut sebagai posko dampingan tempat dimana program-program dan kegiatan dampingan dilaksanakan. Berikut merupakan profil awal (baseline) posko Karawana yang djadikan sebagai posko dampingan per tanggal 15 Oktober 2018 1. Lokasi : a. Alamat : Desa Karawana Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi b. Akses : Akses menuju lokasi dapat ditempuh menggunakan motor dan kendaraan roda 4. Akses jalan beraspal, kondisi di sekitar desa jalan bergelombang akibat pergerakan tanah. c. Koordinat : 01.007128 0 S, 119.910677 0 E d. Kontak : Abdul Rahman (085342317184) 2. Bangunan Sekitar 80 persen bangunan rusak, terdiri dari : 1) Rumah : 289 rusak berat, 50 rusak sedang dan 40 rusak ringan. 2) Fasilitas Umum : a. Kantor Desa Rusak Berat, b. 1 SD rusak berat, c. 1 Pustu rusak berat, d. 1 TK Rusak ringan, e. Saluran irigasi rusak parah, f. Jalan mengalami (kerusakan) di beberapa titik, 3. Penyintas : 1. Jumlah KK = 439 KK 2. Jumlah jiwa = 1.950 Jiwa 3. Jumlah Lansia = 148 jiwa 4. Bayi = 50 jiwa 5. Jumlah Balita = 110 jiwa Kondisi Karawana sendiri pada pertama kali tim masuk ke daerah tersebut pada tanggal 15 Oktober 2018 adalah sebagai berikut. 1. Umum a. Penyintas mendirikan tenda di sekitaran desa. Mereka menempati tenda yang didirkan di halaman rumah atau tanah lapangan,

Upload: lydiep

Post on 03-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Laporan Operasional Termin 3

I. Pendahuluan

Arahan pertama dan utama untuk termin 3 adalah untuk menemukan dan memastikan posko yang

akan dijadikan sebagai posko dampingan. Setelah pada termin 2 posko mengambil lokasi di

Limboro, Kecamatan Banawa Tengah, maka pada termin 3, posko mengarahkan fokusnya menuju

daerah yang terdampak langsung gempa yakni di Kota Palu dan sekitarnya.

pada periode awal termin 3, tim lapangan merapat menuju posko Karawana dan menetapkan posko

tersebut sebagai posko dampingan tempat dimana program-program dan kegiatan dampingan

dilaksanakan. Berikut merupakan profil awal (baseline) posko Karawana yang djadikan sebagai

posko dampingan per tanggal 15 Oktober 2018

1. Lokasi :

a. Alamat : Desa Karawana Kecamatan Dolo Kabupaten Sigi b. Akses : Akses menuju lokasi dapat ditempuh menggunakan motor dan

kendaraan roda 4. Akses jalan beraspal, kondisi di sekitar desa jalan bergelombang akibat pergerakan tanah.

c. Koordinat : 01.0071280 S, 119.9106770E d. Kontak : Abdul Rahman (085342317184)

2. Bangunan

Sekitar 80 persen bangunan rusak, terdiri dari : 1) Rumah : 289 rusak berat, 50 rusak sedang dan 40 rusak ringan. 2) Fasilitas Umum :

a. Kantor Desa Rusak Berat, b. 1 SD rusak berat, c. 1 Pustu rusak berat, d. 1 TK Rusak ringan, e. Saluran irigasi rusak parah, f. Jalan mengalami (kerusakan) di beberapa titik,

3. Penyintas :

1. Jumlah KK = 439 KK

2. Jumlah jiwa = 1.950 Jiwa

3. Jumlah Lansia = 148 jiwa

4. Bayi = 50 jiwa

5. Jumlah Balita = 110 jiwa

Kondisi Karawana sendiri pada pertama kali tim masuk ke daerah tersebut pada tanggal 15 Oktober 2018 adalah sebagai berikut.

1. Umum

a. Penyintas mendirikan tenda di sekitaran desa. Mereka menempati tenda yang didirkan di halaman rumah atau tanah lapangan,

b. Tenda dibuat dari terpal, daun sagu, kayu, bambu dan sisa bangunan lama,

c. Dimensi tenda sangat beragam,

d. Jumlah jiwa per tenda sangat beragam,

e. Banyak posko – posko kecil yang didirikan masyarakat,

f. Tempat penyimpanan logistik dan obat-obatan menggunakan terpal,

g. Belum ada pengelolaan posko yang memadai,

2. Sanitasi

a. Kondisi sumur warga saat ini 70% mengalami keruakan akibat gempa. Hal ini membuat sebagian masyarakat kesusahan akses air,

b. Tandon air sudah ada di beberapa titik, setiap hari diisikan oleh PMI,

c. Belum ada pengelolaan sampah, masyarakat membuang sampah sembarangan.

d. Ketersediaan MCK tidak merata, sebagain besar MCK milik masyarat rusak dan tidak ada suplai air.

e. Sebagian masyarakat BAB sembarangan di saluran irigasi yang mati atau semak - semak.

3. Kesehatan

a. Menu sehat yang dikonsumsi penyintas masih kurang. Masyarakat masih dominan mengkonsumsi bantuan makanan instan,

b. Kesehatan warga belum terpantau karena terbatasnya akses ke fasilitas kesehatan,

c. Banyak balita diare, demam, batuk, dan pilek,

d. Belum tersedian stok obat-obatan dan vitamin yang mencukupi untuk kelompok rentan,

Posko juga mendapatkan tambahan dua personil yakni Fawaz dan Jarody Hestu. Fawaz berangkat

pada hari MInggu tanggal 14 Oktober 2018 dan Jarody pada hari Selasa tanggal 16 Oktober 2018.

Keduanya akan memberi support dalam berbagai hal termasuk untuk assessment dan program-

program bantuan ataupun intervensi ke Karawana.

Karena tim lapangan telah mendapatkan cukup personil dan untuk memudahkan kinerja serta

komunikasi, maka diputuskan untuk merombak struktur yang sebelumnya telah dibuat dan

menambahkan struktur di lapangan. Struktur tersebut dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 1. Struktur Posko SATU BUMI untuk Sulawesi Tengah pada Termin 3

Gambar 2. Suasana Posko Karawana

II. Program Posko pada Termin III

Secara umum, sesuai dengan laporan situasi yang dikirimkan pada tanggal 15 Oktober 2018,

permasalahan yang dihadapi oleh posko tersebut adalah permasalahan kebutuhan dasar yang

masih belum terpenuhi terutama pada aspek mendasar seperti sanitasi, kesehatan, dan pendidikan.

Untuk itu, dalam menangani permasalahan tersebut, posko menyepakati untuk melakukan dan

menyusun program yang tertuang dalam tiga koridor utama yakni:

1. Pemenuhan kebutuhan dasar

2. Pendampingan anak-anak

3. Penanganan infrastruktur.

Pemilihan program tersebut, selain didasarkan pada permasalahan yang dihadapi juga disesuaikan

dengan kapasitas dan sumberdaya yang dimiliki oleh posko sendiri. Hal tersebut perlu

dipertimbangkan untuk menjamin keberlangsungan program dan memastikan proram yang

disusun menjawab kebutuhan dan permasalahan yang secara mendasar dihadapi oleh para

penyintas di Karawana.

Untuk mendukung kegiatan tersebut, maka posko membuat media publikasi baru dan difokuskan

untuk posko Karawana tersebut. Media poster yang digunakan untuk menarik bantuan dan donasi

dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar 3. Media Pengumuman Penerimaan Bantuan

Program-program tersebut dikerjakan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah pemenuhan

kebutuhan dasar dan pendampingan anak-anak sedangkan program infrastruktur dikerjakan pada

tahap kedua. Pembagian dua tahap tersebut dilakukan untuk memudahkan perencanaan dan

ekseskusi program. Pertimbangan mendasarnya adalah kebutuhan data, proses analisis, dan skala

dari program tersebut. Program pemenuhan kebutuhan dasar dan pendampingan anak-anak dapat

langsung dieksekusi dan harus dilakukan sedini mungkin dengan data yang dilakukan dengan

metode rapid assessment. Hal yang berbeda ditemui dengan program infrastruktur yang bersifat

jangka menengah dengan data yang diperoleh dari deep assessment. Menyadari perbedaan waktu

eksekusinya, maka diputuskan bahwa upaya pengumpulan donasi dibedakan.

Pemenuhan Kebutuhan Dasar

Untuk pemenuhan kebutuhan dasar, hal yang dilakukan untuk posko lapangan Karawana adalah

penyediaan sembako dan logistik untuk dapur umum yang terdapat di Karawana. Terdapat 3 dapur

umum di Karawana yang didukung oleh tim lapangan. Bantuan logistik dari Makassar yang dibawa

oleh Rani pada termin 2 juga diarahkan dan diberikan langsung ke Karawana. Seluruh sumberdaya

yang dimiliki posko diarahkan kesana. Bantuan untuk posko Karawana tercatat tiba pada hari

Selasa tanggal 16 Oktober 2018. Untuk jenis bantuan yang dibawa dari Makassar dapat dilihat pada

laporan termin 2. Selain pemberian bantuan ke Karawana, Rani yang juga membawa logistik

bantuan dari Fakultas Teknik juga melakukan pemberian bantuan ke beberapa posko di lapangan

dan posko induk yang berada di Universitas Tadulako.

Selain bantuan logistik yang dibawa dari Makassar, tim juga membelanjakan dan melakukan

pengadaan berbagai kebutuhan dasar selama di Karawana. Daftar keluar masuk logistik dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tanggal Pengadaan

Barang Jumlah Unit

10/12/2018 Selimut Balita 60 lembar

Bikuit Bubur milna 48 kotak

Paket ATK 100 unit

Terpal 4x6 m 6 lembar

Terpal 4x6 m 5 lembar

terpal 4x7 m 5 lembar

10/13/2018 Terpal 4x6 m 36 lembar

10/16/2018 Bola voli

Bola kaki (kulit)

Spirtus

Air + Galon

Kabel 15 meter

Stopkontak 4 lb 1 buah

Steker 1 buah

Stopkontak Broco 1 buah

Testpen 1 buah

Obeng Plus 1 buah

Kabel 10 meter

Fitting 2 buah

Panasonic LED 13 W 2 buah

terimal T + Saklar 1 buah

Isolasi 1 roll

Bahan Makanan - -

10/17/2018 Bola Kaki (plastik) 2 bola

Trash Bag 80 x 100 cm 20 lembar

Tas 50 buah

Dll (didalam kardus tas) - -

Ekstra Joss Blend 2 kardus

10/18/2018 Gula Putih 9 Kg

Bubur Kacang Hijau 15 kg

10/19/2018 Gula Merah 9 kg

Map Plastik 3 buah

Spidol 1 buah

Kertas A4 1 rim

Binder 5 buku

kertas gambar (fotocopy)

180 lembar

Gambar 4. Pemberian Makanan Sehat Berupa Kacang Ijo

Pendampingan Anak-Anak

Anak-anak merupakan salah satu kelompok rentan yang terdampak oleh kejadian gempa di

Karawana. Selain rentan terdampak kesehatan badaniah karena terganggunya kebutuhan dasar

mereka, anak-anak juga rentan terdampak secara mental. Kejadian gempa dapat meninggalkan

pengalaman yang tidak menyenangkan yang apabila tidak kemudian ditangani dan diintervensi

dapat berkembang menjadi suatu trauma tersendiri. Selain itu, lingkungan sosial dan rutinitas

anak-anak juga mengalami perubahan yang mendadak dan sin=gnifikan karena terganggunya

fungsi sosial masyarakat secara umum. Salah satu rutinitas yang terdampak adalah kegiatan belajar

mengajar dan pendidikan di sekolah formal. Menyadari kondisi demikian, maka posko memilih

untuk memberikan progra kepada anak-anak.

Program pendampingan kepada anak-anak dilakukan agar anak-anak dapat tetap mendapatkan

sarana dan wahan untuk bermain dan belajar. Oleh sebab itu, program yag dirancang bagi anak-ana

adaah kegiatan ringan seperti bermain bersama, lomba, serta kegiatan seperti menggambar dan

mewarnai. Diharapkan dengan adanya kegiatan tersebut, anak-anak memiliki kesibukan untuk

mengisi waktu luang dan dapat mengalihkan perhatiannya dari kejadian gempa yang terjadi dan

secara positif diajak untuk merekonstruksi pengalaman yang mereka alami menjadi pelajaran

tersendiri dan diarahkan sebagai hal yang sifatnya konstruktif dalam pikiran mereka. Kegiatan

anak-anak dilakukan setiap hari pada pagi dan sore hari.

Gambar 5. Berbagai Kegiatan Pendampingan Anak-anak (searah jarum jam: kegiatan lomba dan

kegiatan mewarnai serta menggambar)

Penanganan Infrastruktur

Untuk kegiatan bertema infrastruktur sendiri, kegiatan yang pertama dilakukan adalah assessment

kondisi bangunan untuk menentukan kebutuhan bangunan yang diperlukan di posko Karawana.

Assessment yang dilakukan dilakukan dengan mengambil data sekunder dari Pemerintah Desa

Karawana. Rekapitulasi data tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut.

NO NAMA FASILITAS TINGKAT KERUSAKAN

RUSAK RINGAN RUSAK SEDANG RUSAK BERAT

1 Fasilitas Umum 4 3 7

2 Rumah Warga 38 41 283

Gambar 6. Grafik Rekapitulasi Kerusakan Bangunan di Karawana

Berdasarkan data tersebut, mayoritas atau 78% rumah masyarakat Karawana rusak berat.

Sementara 11% rusak ringan dan rusak sedang. Sedangkan untuk fasilitas umum, separuh dari

seluruh fasilitas umum yang terdapat di Desa Karawana rusak berat. 29% diantaranya rusak ringan

dan 21% diantaranya rusak sedang.

Berdasarkan data tersebut, maka diputuskan untuk mengupayakan bantuan berupa penanganan

bangunan rusak. Dengan menumbang urgensi dan sumberdaya yag tersedia, maka diputuskan

penanganan infrastruktur yang didampingi oleh posko adalah sekolah darurat pada Sekolah Dasar

Negeri 05 Dolo. Penanganan infrastruktur sendiri merupakan upaya ayang membutuhkan

manajemen dan biaya yang tidak sedikit. Oleh sebab itu, untuk mendukung terealisasinya rencana

tersebut, maka hal yang dilakukan adalah dengan membuat proposal untuk menarik bantuan pada

sekolah tersebut.

11%

11%

78%

Rekapitulasi Kerusakan Rumah di Desa Karawana

RUSAK RINGAN RUSAK SEDANG RUSAK BERAT

29%

21%

50%

Rekapitulasi Kerusakan Fasum di Desa Karawana

RUSAK RINGAN RUSAK SEDANG RUSAK BERAT

III. Manajemen Posko

Selain mengadakan bantuan secara fisik, tim lapangan juga memberikan lokakarya dan

pendampingan manajemen posko pada pemangku kepentingan setempat. Lembaga yang disasar

oleh tim lapangan antara lain adalah karang taruna dan pemerintah desa. Diharapkan dengan

adanya pendampingan tersebut, maka muncul agen-agen setempat yang dapat melanjutkan fungsi

manajemen posko bilamana tim lapangan kembali atau meinggalkan Karawana.

Selain itu, adanya peran serta lembaga setempat sangat diharapkan untuk mendukung

terealisasinya program sekolah darurat. Karena keteratasan waktu dan jarak, pendampingan dalam

pembuatan sekolah darurat tersebut tidak dapat dilakukan secara intensif. Oleh sebab itu, salah

satu upayanya adalah dengan menciptakan kelambagaan bekerjasama dengan pihak sekolah untuk

sekolah darurat tersebut.

Gambar 7. Suasana Koordinasi

Gambar 8. Koordinasi dengan Karang Taruna