i. pendahuluan 1.1. tupoksi, kondisi umum tanaman palma
TRANSCRIPT
Rencana Strategis 2010-2014
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Tupoksi, Kondisi Umum Tanaman Palma
Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain (BALITKA) sesuai SK
Menteri Pertanian No. 64/Kpts/Ot.210/1/2002, mengalami perubahan nama
menjadi Balai Penelitian Tanaman Palma (Balit Palma) yang ditetapkan
berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 62/Permentan/OT.140/10/
2011, tanggal 12 Oktober 2011, mempunyai tugas melaksanakan penelitian
tanaman palma dengan menyelenggarakan fungsi sebagai beikut: (a)
pelaksanaan penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan dan pemanfaatan
plasma nutfah tanaman palma; (b) pelaksanaan penelitian morfologi,
fisiologi, ekologi, entomologi dan fitopatologi tanaman palma; (c)
pelaksanaan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis
tanaman palma; (d) pelaksanaan penelitian penanganan hasil tanaman
palma; (e) Pemberian pelayanan teknis penelitian tanaman palma; (e)
Penyiapan kerja sama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan
pendayagunaan hasil penelitian tanaman palma, dan (g) pelaksanaan
urusan tata usaha dan rumah tangga.
Tanaman palma seperti tanaman kelapa, kelapa sawit, sagu, aren,
pinang, lontar dan gewang mempunyai arti penting dalam pembangunan
perkebunan di Indonesia. Prioritas utama komoditas Balit Palma difokuskan
pada tanaman kelapa, kelapa sawit, sagu dan aren, sedangan tanaman
pinang, lontar dan gewang serta tanaman palma lainnya yang potensial
dapat diteliti sesuai perkembangan atau permintaan pasar.
Tanaman Kelapa merupakan komoditi pangan penting di Indonesia
maupun di dunia internasional. Dari kelapa dapat dihasilkan minyak goreng,
kelapa parut kering (desiccated coconut), arang, santan, air kelapa segar,
nata de coco, produk kelapa muda kalengan, kue kelapa, virgin cococnut oil
(VCO) dan produk-produk pangan fungsional lainnya yang potensial untuk
dikembangkan. Sebagai bahan pangan, kontribusi kelapa dalam bentuk
Rencana Strategis 2010-2014
2
minyak goreng mencapai 0,4 juta ton setara minyak goreng atau 12% dari
konsumsi minyak goreng nasional yang jumlahnya mencapai 3,3 juta ton.
Pada tahun 2010, luas areal tanaman kelapa di Indonesia tercatat 3,8
juta ha dengan produksi 3,2 juta ton setara kopra. Luas areal kelapa di
Indonesia sekitar 26% dari luas areal kelapa dunia yaitu 12,29 juta ha. Di
Indonesia, kelapa tersebar di seluruh kepulauan Nusantara. Areal tanaman
kelapa di pulau Sumatera mencapai 38.69%, di Jawa 22,88%, Sulawesi
18.73%, Bali, NTB dan NTT sebesar 7,60%, Maluku, Maluku Utara, Papua
dan Papua Barat 8,65% serta Kalimantan 7,55% dari total luas areal kelapa
Indonesia.
Dalam upaya mengembangkan produktivitas kelapa yang
berkelanjutan masih terdapat beberapa permasalahan yang harus
diupayakan pemecahannya. Beberapa permasalahan tersebut antara lain:
(a) Produktivitas tanaman kelapa rendah yaitu sekitar 1,1 ton/ha atau < 50%
dari potensi produksi kelapa Dalam yang dapat mencapai 3 - 3,5 ton/ha. Hal
ini terkait dengan kondisi tanaman yang sudah tua dan tidak produktif lagi
yang mencapai 15%, atau luasan sekitar 370.000 ha sehingga diperlukan
peremajaan tanaman; (b) Sekitar 98% dari luas pengembangan kelapa di
Indonesia masih didominasi oleh perkebunan rakyat dan sebagian besar
diusahakan secara monokultur, benih asalan, kurang pemeliharaan, dan
kepemilikan lahan yang terbatas; (c) Jenis produk turunan dari kelapa di
Indonesia, baru dihasilkan kurang lebih sepuluh jenis produk, sementara di
negara produsen kelapa, seperti Filipina telah mengembangkan sebanyak
lebih dari 100 jenis produk; (d) Penanganan agribisnis perkelapaan sampai
saat ini masih tersegmentasi/sektoral sehingga belum mencerminkan suatu
bentuk usaha yang efisien dan cenderung merugikan posisi petani kelapa
sebagai penghasil produk primer; (e) Serangan hama dan penyakit di
daerah tertentu, seperti serangan hama Oryctes, Rhynchophorus,
Brontispa, Sexava dan penyakit Busuk Pucuk Kelapa, dan Layu Kalimantan
yang sulit dikendalikan.
Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang
mempunyai peran penting bagi sub sektor perkebunan. Pengembangan
Rencana Strategis 2010-2014
3
kelapa sawit dapat memberi manfaat dalam peningkatan pendapatan petani
dan masyarakat seperti menjadi bahan baku industri pengolahan, penghasil
devisa negara, dan dapat menyediakan kesempatan kerja bagi 2 juta
tenaga kerja.
Pada tahun 2010, luas areal Kelapa Sawit di Indonesia adalah
8.036.431 ha yang terdiri dari luas areal perkebunan rakyat (PR) seluas
3.077.629 ha, perkebunan besar negara (PBN) seluas 637.485 ha dan
perkebunan besar swasta (PBS) seluas 4.321.317 ha. Kelapa Sawit
tersebar di 21 Provinsi yaitu Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Kepulauan Riau,
Jambi, Sumsel, Kepulauan Bangka, Bengkulu, Lampung, Jabar, Banten,
Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Sulteng, Sulsel, Sulbar, Sultra, Papua dan
Papua Barat. Luas areal kelapa sawit terbesar, berada di pulau Sumatera
tepatnya berada di provinsi Riau dan Sumut. Pada tahun 2010 dari luas
areal kelapa sawit sebesar 8.036.431 ha hanya sekitar 5.562.317 ha luas
areal tanaman yang menghasilkan. Adapun produksi Kelapa sawit di
Indonesia dari luas areal tanaman yang menghasilkan tersebut pada tahun
2010 adalah 19.760.011 ton. Produksi terbesar berada di Pulau Sumatera
dengan nilai produksi 15.498.631 ton (78,4%). Lima wilayah Provinsi yang
memiliki sebaran produksi kelapa sawit terbesar adalah Provinsi Riau
(6.064.391 ton), Sumatera Utara (3.230.488 ton), Sumatera Selatan
(2.082.196 ton), Jambi (1.293.173 ton ) dan Sumatera Barat (852.042 ton).
Beberapa masalah pengembangan kelapa sawit diantaranya adalah
produktivitas rendah karena tanaman sudah tua, menggunakan benih
asalan dan pemeliharaan kurang baik, serta ancaman serangan penyakit
yang disebabkan oleh cendawan Ganoderma. Penyakit ini dapat
menyebabkan kematian kelapa sawit.
Sagu masih merupakan sumber pendapatan penting dan pangan
Utara bagi penduduk di Papua, Maluku, dan Sangihe Talaud (Sulawesi
Utara). Sagu banyak digunakan dalam industri makanan. Dimasa akan
datang sagu dapat berperan penting sebagai sumber karbohidrat untuk
industri pangan, pakan, dan energi terutama bagi Indonesia dengan jumlah
penduduk yang sangat besar.
Rencana Strategis 2010-2014
4
Data terakhir dari Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian
Pertanian, pada tahun 2011 Indonesia memiliki luas areal tanaman sagu
sebesar 100.616 Ha dengan jumlah produksi tepung sagu mencapai
95.162 ton. 5 Provinsi yang memiliki wilayah sebaran terluas berturut –
turut berdasarkan data tahun 2009 adalah Riau (58.858 Ha), Aceh (8.532
Ha), Sulawesi Tengah (7.118 Ha), Kepulauan Riau (5.578 Ha), dan
Kalimantan Selatan (5.503 Ha), terdapat dengan jumlah produksi tepung
sagu sebesar Riau (66.982 ton), Aceh (4.942 ton), Kalimantan Selatan
(3.870 ton), Kepulauan Riau (3.829 ton), dan Sulawesi Tenggara (3.573
ton). Beberapa permasalahan pada pengembangan tanaman sagu yaitu
varietas unggul dan bahan tanaman masih terbatas, sebagian besar
tanaman belum dibudidayakan, eksploitasi hutan sagu yang tidak terkontrol
dan sebagian besar hasil pati diekspor ke Jepang dan Korea. Untuk itu
perlu pemecahan masalah melalui penelitian-penelitian yang terarah untuk
menghasilkan varietas unggul dengan teknik budidaya yang baik sehingga
produktivitasnya menjadi tinggi, produksi dapat berkelanjutan,
keseimbangan lingkungan terjaga, sehingga dapat meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan petani.
Aren dijumpai pada hampir semua provinsi sebagai penghasil gula,
tepung, dan kolang kaling. Bagi masyarakat pedesaan di daerah sentra,
tanaman ini merupakan sumber pendapatan yang dominan. Di Sulawesi
Utara, Maluku, Maluku Utara dan Papua, nira aren diolah menjadi gula
merah, gula semut dan minuman beralkohol. Berdasarkan data Direktorat
Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, tahun 2011 Indonesia
memiliki luas areal tanaman aren sebesar 66.441 Ha dan jumlah produksi
gula merah mencapai 42.186 ton. Lima provinsi yang memiliki wilayah
sebaran terluas berturut – turut (tahun 2009) adalah Jawa Barat (14.031
Ha), Selawesi Selatan (6.253 Ha), Sulawesi Utara (6.140 Ha), Maluku Utara
(5.056 Ha), Sumatera Utara (4.705 Ha). Lima provinsi yang memiliki jumlah
produksi gula merah terbesar berturut – turut adalah Jawa Barat (7.842 ton),
Sulawesi Selatan (4.269 ton), Aceh (3.684 ton), Sulawesi Tenggara (3.377
ton), Sulawesi Utara (3.250 ton). Beberapa permasalahan pengembangan
Rencana Strategis 2010-2014
5
tanaman aren diantaranya varietas unggul masih terbatas, bahan tanaman
unggul terbatas, dan sebagian besar belum dibudidayakan.
Pinang merupakan salah satu komoditas ekspor penting dari Aceh,
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu dan Papua.
Pinang digunakan untuk industri farmasi, penyamakan kulit, dan konsumsi.
Permintaan moditi buah pinang nasional maupun internasional terus
meningkat untuk kebutuhan industri. Pada tahun 2011, Indonesia memiliki
luas areal tanaman pinang sebesar 147.890 Ha dengan jumlah produksi
mencapai 69.881 ton. Lima provinsi yang memiliki wilayah sebaran terluas
berturut – turut (tahun 2009) adalah Nusa Tenggara Timur (40.767 ha),
Aceh (35.198 Ha), Riau (19.400 ha), Jambi (17.977 ha), dan Sumatera
Barat (8.974 ha). Lima provinsi yang memiliki jumlah produksi pinang
terbesar berturut – turut (tahun 2009) adalah Aceh 920.787 ton), Jambi
(15.999 ton ), Riau (9.889 ha), Nusa Tenggara Timur (6.465 ton) dan
Sumatera Barat ( 4.834 ton). Sampai saat ini ada beberapa kendala dalam
pengembangan tanaman pinang yaitu belum tersedia varietas unggul,
produktivitas pinang rendah, dan pinang masih diekspor dalam bentuk biji
pinang sehingga nilai tambahnya rendah.
Lontar dan gewang mempunyai arti sosial dan ekonomi bagi sebagian
masyarakat NTT, Sulawesi Selatan dan Jawa Timur sebagai penghasil gula
merah dan bahan bangunan. Tanaman gewang di daerah NTT terutama
sangat bermanfaat untuk pakan ternak di musim kering dan untuk bahan
bangunan rumah.
Dalam Renstra 2010-2014, tidak semua komoditas yang menjadi
mandat Balit Palma dimasukkan dalam program penelitian. Prioritas
diberikan pada kelapa, kelapa sawit, sagu, dan aren. Penetapan prioritas
dilakukan berdasarkan luas daerah penyebaran, potensi ekspor, dan
potensi pengembangan sistem agribisnis. Penelitian tanaman pinang, lontar
dan gewang serta tanaman palma lain belum menjadi prioritas dalam
Renstra 2010-2014 dan dapat dilaksanakan apabila ada permintaan dari
stakeholder atau pelanggan seperti pemerintah daerah dan pihak swasta.
Rencana Strategis 2010-2014
6
Untuk menjaga kesinambungan perencanaan strategis 2005-2009 dan
mengantisipasi perkembangan dan perubahan, baik yang berasal dari luar
atau dari dalam organisasi, maka perlu disusun perencanaan strategis
untuk lima tahun ke depan. Renstra tersebut harus disusun dengan
mempertimbangkan renstra sebelumnya dengan penyempurnaan
berdasarkan pemikiran-pemikiran baru, perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, perubahan lingkungan strategis yang dinamis serta dinamika
kebutuhan pengguna.
1.2. Potensi, Permasalahan dan Tantangan 1.2.1. Sumber Daya Balit Palma Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia pada Balai Penelitian Tanaman Palma (Balit
Palma), terdiri atas tenaga fungsional, struktural dan non fungsional.
Tenaga fungsional meliputi fungsional peneliti, teknisi litkayasa,
pustakawan, dan arsiparis.
Sumberdaya yang ada di Balit Palma hingga saat ini belum memadai
dan belum sesuai dengan kebutuhan. Kebijakan pemerintah yang
membatasi perekrutan pegawai baru mengharuskan Balit Palma untuk
meningkatkan mutu melalui pendidikan/latihan jangka pendek dan jangka
panjang.
Jumlah pegawai Balit Palma menurut tingkat pendidikan dan
kelompok umur hingga 31 Desember 2011, disajikan pada Tabel 1,
sedangkan sebaran tenaga Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Status
kepegawaian, tingkat pendidikan dan kelompok umur, disajikan pada
Tabel 2.
Rencana Strategis 2010-2014
7
Tabel 1. Jumlah pegawai menurut tingkat pendidikan dan kelompok umur (31 Desember 2011)
Pendidikan Kelompok Umur
26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 51-56 > 56 Total
S-3 0 0 0 0 2 2 2 6
S-2 0 2 3 5 0 3 5 18
S-1 8 1 3 1 3 7 0 23
SM 0 0 0 0 0 0 0 0
D-3 0 0 0 0 2 0 0 2
D-2 0 0 0 0 0 0 0 0
D-1 0 0 0 0 0 0 0 0
SLTA 0 2 7 8 18 19 0 54
SLTP 0 0 0 1 3 2 0 6
SD 0 0 0 1 2 1 0 4
TOTAL 8 5 13 16 30 34 7 113
Tabel 2. Sebaran PNS pada Balit Palma berdasarkan Status kepegawaian, pendidikan dan kelompok umur (31 Desember 2011)
Status Tingkat Kelompok Umur
Kepegawaian Pendidikan 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 51-56 > 56 Total
S-3 0 0 0 0 0 0 0 0
S-2 0 2 0 0 0 1 0 3
S-1 8 1 1 1 3 6 0 20
Non Peneliti SM 0 0 0 0 0 0 0 0
D-3 0 0 0 0 1 0 0 1
D-2 0 0 0 0 1 0 0 1
D-1 0 0 0 0 0 0 0 0
SLTA 0 2 7 8 18 19 0 54
SLTP 0 0 0 1 3 2 0 6
SD 0 0 0 1 2 1 0 4
Jumlah 8 5 8 11 28 29 0 89
S-3 0 0 0 0 2 1 2 5
Peneliti S-2 0 0 3 5 0 3 5 16
S-1 0 0 2 0 0 1 0 3
SM 0 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 0 0 5 5 2 5 7 24
TOTAL 8 5 13 16 30 34 7 113
Rencana Strategis 2010-2014
8
Dari Tabel 1 dan 2, menunjukkan bahwa dari 113 orang pegawai,
jumlah tenaga dengan pendidikan S3 (5 orang), S2 (17 orang), S1 (24
orang) dan sisanya berpendidikan SD sampai Sarjana Muda. Dari jumlah
tersebut tenaga yang sudah memiliki jabatan fungsional peneliti sebanyak
24 orang. Sedangkan calon peneliti yang berpendidikan S1 sebanyak 9
orang dan S2 sebanyak 2 orang.
Jumlah tenaga fungsional peneliti dan calon peneliti hanya 35 orang
atau 30,97 % dari tenaga PNS yang ada di Balit Palma. Jumlah disiplin ilmu
dan mutu tenaga peneliti masih perlu ditingkatkan untuk memenuhi
kebutuhan penelitian dimasa akan datang yang mengarah ke komersialisasi
teknologi. Sebaran tenaga fungsional peneliti menurut jenjang peneliti dan
bidang keahlian dan umur berturut-turut disajikan pada Tabel 3 dan 4. Pada
Tabel 4, terlihat bahwa peneliti berumur 51-65 tahun adalah 34,29% berarti
harus ada penambahan peneliti dalam jumlah yang seimbang supaya terjadi
regenerasi yang baik. Di Balit Palma, selain tenaga fungsional peneliti,
terdapat juga tenaga fungsional arsiparis 1 orang dan fungsional teknisi
litkayasa sebanyak 12 orang.
Tabel 3. Sebaran tenaga fungsional peneliti dan calon peneliti (31 Desember 2011)
No BIDANG
KEAHLIAN
Peneliti
Utama
Peneliti Madya
Peneliti Muda
Peneliti Pertama
Calon Peneliti Jumlah
1 Pemuliaan 2 2 3 - 2 9
2 Ekofisiologi 1 1 1 2 4 9
3 Entomologi dan Fitopatologi
1 1 2 1 3 8
4 Pasca Panen 2 - 1 1 1 5
5 Agribisnis - 1 2 - 1 4
Jumlah 6 5 9 4 11 35
Rencana Strategis 2010-2014
9
Tabel 4. Sebaran tenaga peneliti dan calon peneliti berdasarkan bidang ilmu Dan umur, per 31 Desember 2011
Bidang 61-65 51-60 40-50 <40 Jumlah
Pemuliaan - 4 (2 ; 1; 1)
3 (0; 3 ; 0)
2 (0;0;2)
9
Ekofisiologi 1 (0;1;0)
2 (1;1;0)
2 (0;0;2)
4 (0;0;4)
9
Entomologi dan Fitopatologi
- 2 (1:1;0)
3 (1;2;0)
3 (0;1;2)
8
Agribisnis 1 (0;1;0)
2 (1;1;0)
1 (0;1;0)
4
Pasca Panen 2 (0;2;0)
0 3 (0;2;1)
5
Jumlah 1 11 10 13 35
Keterangan: angka dalam kurung masing-masing S3, S2 dan S1
Sarana dan Prasarana
Keadaan sarana dan prasarana Balit Palma, terdiri atas : (1) lahan,
(2) laboratorium, (3) rumah kaca, (4) gedung kantor, ruang seminar dan
rapat, (5) gudang, (6) bengkel peralatan dan rekayasa, (7) lantai jemur, (8)
rumah dinas, (9) mess/guess house, (10) alat angkut dan alat lapang, (11)
peralatan laboratorium, (12) kendaraan operasional, (13) peralatan kantor
dan alat rumah tangga, (14) alat perbengkelan, (15) jalan dan pagar, (16)
alat komunikasi, (17) buku/texs book, dan (18) barang inventaris lainnya.
Sarana dan prasarana yang ada di lapangan seperti traktor dan
kelengkapannya tidak bisa digunakan secara optimal karena sudah tua.
Kebun Percobaan
Balit Palma mempunyai empat kebun percobaan yang dapat
dimanfaatkan untuk penelitian dan pemanfaatan lainnya. Dengan
meningkatnya aktivitas penelitian dan penambahan komoditas yang menjadi
Rencana Strategis 2010-2014
10
mandat Balit Palma terutama kelapa sawit, maka ada beberapa kendala
yang perlu pemecahannya diantaranya: (a) status lahan KP Paniki yang
riskan untuk penelitian tanaman tahunan karena status tanah belum jelas,
(b) belum ada lahan kebun percobaan yang sesuai untuk tanaman sawit
dan (c) adanya koleksi plasma nutfah kelapa dan aren di KP. Pandu.
Berdasarkan hal tersebut sehingga diperlukan lahan tambahan untuk
penelitian dan perbenihan untuk tanaman kelapa, kelapa sawit maupun
tanaman palma lain. Selain itu juga status KP Pandu sebagai lokasi
kegiatan penelitian perlu diatur lagi untuk mempermudah pemanfaatannya
di lapangan
Tabel 5. Luas dan pemanfaatan kebun percobaan di Balit Palma.
No
Kebun Percobaan
Luas (Ha)
Status Peruntukan Lahan (Ha)
Lahan Untuk
Penelitian Percobaan
Empla-semen Kantor
Lahan Produksi
Sarana Kebun
Peman-faatan
Lainnya
1 Kayuwatu 39,49
13,3 0,1 15,9 - 10,19
2 Mapanget 47,8 27 0,55 9,6 2,1 8,55
3 Kima Atas 60,97
42,88 - 0,75 8,3 9,04
4 Paniki *) 40 25 0,5 14,1 - 0,4 Catatan : *) Status Lahan Milik Pemerintah Provinsi Sulut
Laboratorium dan Rumah Kaca
Balit Palma memiliki 6 laboratorium yaitu laboratorium Kultur
Jaringan, Teknologi Hasil, Pemuliaan dan Molekular, Entomologi,
Fitopatologi, dan Ekofisiologi serta 5 rumah kaca, yaitu Pemuliaan,
Ekofisiologi, entomologi, dan Fitopatologi. Rumah kaca tersebut tidak dapat
digunakan secara optimal karena belum pernah direnovasi sejak didirikan
tahun 1982 sehingga pada tahun 2012 akan direnovasi supaya dapat
dimanfaatkan dengan baik.
Rencana Strategis 2010-2014
11
1.2.2. Media Komunikasi
Kegiatan diseminasi hasil penelitian merupakan salah satu upaya
untuk mempercepat transfer teknologi hasil penelitian tanaman palma ke
pengguna. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui seminar, lokakarya,
ekspose, perpustakaan, perpustakaan digital, publikasi hasil penelitian dan
kegiatan bimbingan teknis merupakan kegiatan yang secara langsung
menyentuh kepentingan pengguna. Publikasi yang diterbitkan secara
reguler di Balit Palma dengan status terakreditasi sebanyak 1 terbitan yaitu
Buletin Palma. Disamping itu website merupakan sarana komunikasi hasil
penelitian yang efektif secara online melalui internet. Untuk lebih
memperkuat diseminasi perlu dikembangkan lebih lanjut perpustakaan
digital dan web site, termasuk tenaga pustaka yang saat ini tidak dimiliki
oleh Balit Palma.
1.2.3. Kebun Benih Sumber
Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) Balit Palma juga sangat efektif
untuk mendorong berdirinya industri benih tanaman palma serta teknologi
varietas unggul tersebut sampai ke tangan konsumen. UPBS berperan
sebagai jembatan dalam peningkatan benih untuk mempercepat
penyebaran varietas dengan memproduksi benih sumber dalam jumlah
yang cukup. Potensi penyediaan benih sumber untuk kelapa Dalam, hibrida,
genjah, dan kelapa kopyor seperti tercantum pada Tabel 6.
Rencana Strategis 2010-2014
12
Tabel 6. Keadaan Tanaman Benih Sumber pada Kebun Induk Kelapa Dalam dan Genjah Tahun 2011
No.
Varietas Kelapa
Tahun Tanam
Luas (ha)
Jumlah Tanaman (Pohon)
1. Dalam Mapanget (DMT) 1982/1983 14 2.076
2. Dalam Mapanget (DMT) 2002 6 855
3. Dalam Tenga (DTA) 2003 10 -
4. Dalam Palu (DPU) 2003 10 1.295
6. Dalam Bali (DBI) 2004 10 1.289
7. Genjah Salak (GSK) 2004 4 650
8. Genjah Kuning Bali(GKB) 2004 5 779
9. Genjah Raja (GRA) 2004 5 787
10. Kelapa Kopyor Genjah 2008 2 300
Potensi produksi benih sumber varietas kelapa Dalam dan Genjah
unggul 250.000 butir/tahun. Akhir-akhir ini permintaan benih unggul makin
meningkat sehingga belum semua permintaan dapat dipenuhi. Sehubungan
dengan itu maka perlu ada lahan tambahan untuk kebun benih sumber.
1.2.4. Anggaran
Perkembangan anggaran Balit Palma TA. 2005-2011, disajikan pada
Tabel 7. Data ini menunjukkan bahwa total anggaran bervariasi dari 8,9 –
10,5 milyar per tahun.
Tabel 7. Perkembangan Anggaran Balit Palma TA 2005 – 2011
Tahun Anggaran
Jenis Belanja Total
pegawai Barang Modal
2005 5.027.638 4.489.680*) - 9.517.178 2006
5.291.069
2.921.709
101.200 499.022 242.165
8.628.772 343.365**)
2007 5.009.476 2.967.300 1.505.000 10.099.384
2008 5.649.687 2.265.420 887.500 8.802.607
2009 5.617.000 3.299.200 603.500 9.519.700
2010 5.679.422 3.546.724 406.500 9.632.646
2011 5.771.297 4.007.234 677.787 10.456.318 *) Terdiri atas APBN Murni, Dana pendamping, BLN, dan PNBP **) DIPA-Luncuran TA. 2006
Rencana Strategis 2010-2014
13
Dari total anggaran ini, sebagian besar adalah belanja Gaji PNS yaitu 39,5% - 59%
sedangkan untuk Kegiatan penelitian bervariasi antara 12,8%-19,6% dan
diseminasi hasil 3,1%-5,7% (Tabel 8).
Tabel 8. Alokasi anggaran menurut penggunaannya Tahun 2006-2011.
No Uraian 2006 2007 2008 2009 2010 2011
1 Kegiatan Penelitian
Rp
%
1.698.738
18,9
1.978.134
19,6
1.197.090
13,6
1.222.400
12,8
1.330.000
13,8
1.400.582
13,4
2 Diseminasi Hasil
Rp
%
515.090
5,7
575.000
5,7
476.810
5,4
300.000
3,2
321.500
3,3
327.321
3,1
3 Benih Sumber
Rp
%
251.000
2,8
514.430
5,1
182.700
2,1
225.000
2,4
202.000
2,1
248.558
2,4
4 Belanja Gaji PNS
Rp
%
4.344.199
48,4
3.989.796
39,5
4.806.904
54,6
5.617.000
59,0
5.679.422
59,0
5.771.297
55,2
5 Belanja Gaji PNS/
Operasional
Rp
%
619.538
6,9
617.518
6,1
679.000
7,7
903.080
9,5
963.600
10,0
1.087.194
10,4
6 Belanja Modal
Rp
%
741.187 8,3
1.505.000 14,9
887.500 10,1
603.500 6,3
406.500 4,2
677.787 6,5
7 Manajemen/
Penunjang
Rp
%
802.385 8,9
919.506 9,1
572.603 6,5
648.720 6,8
729.624 7,6
943.579 9,0
Jumlah 8.972.137 10.099.384 8.802.607 9.519.700 9.632.646 10.456.318
Sumber : DIPA TA. 2006-2011
1.3. Capaian Kinerja Inovasi.
Sesuai dengan Tupoksi Balit Palma 10 tahun terakhir (2001-2011)
telah diperolah berbagai hasil penelitian dan pengembangan yang meliputi:
1) varietas, 2) teknologi pendukung budidaya, 3) pengendalian OPT, dan
4) teknologi penanganan pasca panen. Secara ringkas hasil-hasil penelitian
disajikan dalam Tabel 9.
Rencana Strategis 2010-2014
14
Tabel 9. Capaian kinerja Inovasi Teknologi Balit Palma selama 10 tahun (2001-2011)
Varietas Teknologi budidaya
Pengendalian OPT
Pasca Panen
Kelapa Dalam Unggul (16), Kelapa Genjah (4), Kelapa Hibrida (2), Kelapa Kopyor (3) dan Aren Genjah (1)
Peremajaan kelapa tebang bertahap; jarak dan sistem tanam kelapa; Teknologi pembibitan sagu, perkecambahan aren.
PHT Oryctes, PHT Sexava,
Pengendalian hayati Brontispa dengan Tetratichus dan Metrabron, mikroba antagonis (Trichoderma dan Bacillus) terhadap P. palmivora
3 teknologi pengolahan VCO dan 4 produk turunannya, palm wine, alat pemarut dan pengepres kelapa, alat penyerat sabut, alat pengolahan biodiesel,
alat pengolahan sagu mekanis.
Rencana Strategis 2010-2014
15
II. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
2.1. Visi
Menjadi institusi berkelas dunia penghasil inovasi teknologi
palma.
2.2. Misi a. Merakit dan mengembangkan teknologi yang dapat meningkatkan
daya saing dan Iptek tanaman palma
b. Meningkatkan komunikasi dan diseminasi hasil penelitian.
c. Mengembangkan kerjasama IPTEK.
d. Mengembangkan kapasitas sumber daya Balit Palma agar mampu
memberikan pelayanan prima
2.3. Tujuan a. Menghasilkan varietas unggul dan merakit paket teknologi
pendukungnya
b. Mengelola dan memanfaatkan plasma nutfah
c. Mengembangkan kerjasama IPTEK
d. Meningkatkan diseminasi
e. Meningkatkan kapasitas SDM dan sarana dan prasarana
2.4. Sasaran
Sasaran strategis Balit Palma sampai tahun 2014 adalah sebagai
berikut:
1. Tersedianya Varietas unggul tanaman palma (kelapa, kelapa sawit,
sagu, dan aren) dan komponen teknologi budidaya mendukung
pengembangan varietas unggul baru serta produk diversifikasi
tanaman palma
Rencana Strategis 2010-2014
16
2. Tersedianya dan termanfaatkannya plasma nutfah sebagai
sumberdaya genetik yang berpotensi tinggi untuk menghasilkan
varietas unggul tanaman kelapa, kelapa sawit, sagu dan aren
3. Meningkatnya jaringan kemitraan dengan stakeholder
4. Meningkatnya intensitas, efektivitas dan efisiensi diseminasi hasil
penelitian serta tersedia dan tersebarnya benih sumber.
5. Meningkatnya kapasitas dan profesionalisme SDM, serta
meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai
untuk penelitian
Rencana Strategis 2010-2014
17
III. INDIKATOR KINERJA UTAMA
Indikator kinerja utama (IKU) Balit Palma sampai tahun 2014 Seperti
tertera pada Tabel 10.
Tabel 10. Indikator kinerja utama Balit Palma tahun 2010-2014
Sasaran strategis IKU Program
Tersedianya Varietas unggul tanaman palma (kelapa, kelapa sawit, sagu, dan aren)
Jumlah varietas unggul
Perakitan dan pelepasan varietas unggul tanaman palma (kelapa, kelapa sawit, sagu dan aren)
Tersedianya komponen teknologi budidaya mendukung pengembangan varietas unggul baru
Jumlah teknologi Perakitan teknologi molekular penanda sifat kopyor & tahan penyakit, pengendalian OPT, Teknologi Kultur embrio serta kultur jaringan tanaman palma
Tersedianya produk diversifikasi tanaman palma
Jumlah produk dan alsin
Diversifikasi produk palma dan rekayasa alsin
Tersedianya dan termanfaatkannya plasma nutfah sebagai sumberdaya genetik yang berpotensi tinggi untuk menghasilkan varietas unggul tanaman kelapa, kelapa sawit, sagu, aren dan pinang
Jumlah Aksesi palma
Konservasi dan karakte-risasi plasma nutfah kelapa, kelapa sawit, sagu, aren dan pinang.
Meningkatnya jaringan kemitraan dengan stakeholder
Jumlah kerja sama Peningkatan kerjasama riset dalam dan luar negeri
Meningkatnya intensitas, efektivitas dan efisiensi diseminasi hasil penelitian
Jumlah pengunjung ekspose, pameran, gelar tek. Jumlah publikasi tersebar, pengunjung perpus. Digital, Jumlah visitor web site, jumlah benih sumber tersebar.
Peningkatan diseminasi hasil penelitian tanaman palma melalui sistem diseminasi multi channel
Meningkatnya kapasitas dan profesionalisme SDM, serta meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk penelitian
Jumlah petugas belajar dan pelatihan. Jumlah laboratorium terakreditasi, Jumlah Kebun induk kelapa sawit dan KHINA
Peningkatan profesionalisme sdm melalui pendidikan dan pelatihan Peningkatan sarana dan prasarana penelitian palma
Rencana Strategis 2010-2014
18
Tabel 11. Target Capaian Kinerja Utama Tahun 2010-2014
Sasaran Stategis IKU
Target
2010 2011 2012 2013 2014
Tersedianya Varietas unggul tanaman palma (kelapa, kelapa sawit, sagu, dan aren)
Jumlah varietas unggul
1 1 2 2 2
Tersedianya komponen teknologi budidaya mendukung pengembangan varietas unggul baru
Jumlah Teknologi 1 1 1 2 4
Tersedianya produk diversifikasi tanaman palma
Jumlah Produk dan Alsin 2 2 1 1 1
Tersedianya dan termanfaatkannya plasma nutfah sebagai sumberdaya genetik yang berpotensi tinggi untuk menghasilkan varietas unggul tanaman kelapa, kelapa sawit, sagu, aren dan pinang
Jumlah Aksesi Palma
142 146 147 149 153
Produksi benih sumber Jumlah benih sumber yang dihasilkan
225 225 300 300 300
Meningkatnya jaringan kemitraan dengan stakeholder
Jumlah kerjasama 12 10 11 12 12
Meningkatnya intensitas, efektivitas dan efisiensi diseminasi hasil penelitian
Jumlah pengunjung ekspose, pameran, gelar teknologi, Jumlah publikasi tersebar, pengunjung perpus. digital, Jumlah visitor web site, jumlah benih sumber tersebar.
75.122 88.100 101.000 120.100 131.250
Meningkatnya kapasitas dan profesionalisme SDM, serta meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk penelitian
Jumlah petugas belajar dan pelatihan. Jumlah laboratorium terakreditasi, Jumlah Kebun induk kelapa sawit dan KHINA
9 11 17 20 20
Rencana Strategis 2010-2014
19
IV. CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN
Renstra Balit Palma tahun 2010-2014 disusun untuk mengarahkan
pelaksanaan penelitian dan pengembangan tanaman palma melalui:
1. Penguatan inovasi teknologi tanaman palma berorientasi ke depan,
berwawasan ramah lingkungan, yang dihasilkan dalam waktu relatif
cepat, efisien dan berdampak luas.
2. Outsourcing pendanaan dan tenaga ahli melalui kerjasama penelitian
serta pengembangan tanaman palma dengan lembaga nasional
maupun internasional dalam rangka memacu peningkatan produktivitas
dan kualitas penelitian.
3. Meningkatkan sumberdaya penelitian melalui pendidikan dan pelatihan
SDM serta pengadaan sarana dan prasarana dalam rangka memacu
peningkatan produktivitas dan kualitas penelitian.
4. Mengefektifkan sistem diseminasi multi chanel melalui pengembangan
website, penyebarluasan publikasi hasil penelitian, seminar dan
lokakarya, ekpose, gelar teknologi, pemberian pelatihan, dan
perpustakaan digital.
4.1. Program Penelitian Strategis
Program penelitian diarahkan pada prioritas komoditas dengan urutan
sebagai berikut: Kelapa (varietas unggul dengan produktivitas >5 ton,
produksi benih unggul masal kelapa), kelapa sawit (pembangunan kebun
induk kelapa sawit untuk KTI), sagu (varietas unggul), aren (kebun induk),
dan pinang.
4.2. Program Diseminasi
Program diseminasi dan pendayagunaan hasil penelitian melalui
seminar, lokakarya, ekspose, perpustakaan, perpustakaan digital, publikasi
hasil penelitian dan website . Publikasi yang diterbitkan secara reguler di
Balit Palma dengan status terakreditasi sebanyak 1 terbitan yaitu Buletin
Palma. Selain itu juga diterbitkan Monograf, Prosiding dan Terbitan Khusus
Lainnya.
Rencana Strategis 2010-2014
20
V. LANGKAH OPERASIONAL
Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka
disusun Program Utama Balit Palma 2010-2014. Langkah operasional dari
program penelitian dan diseminasi disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12. Rencana Strategis penelitian kelapa, kelapa sawit, sagu, aren dan Pinang
No Sasaran Startegis Program Output
A. Kelapa 1 Tersedianya varietas unggul
tanaman kelapa Perakitan dan pelepasan varietas unggul
6 varietas
2 Tersedianya komponen teknologi budidaya mendukung pengembagan varietas unggul
Perakitan teknologi pengendalian OPT dan Kultur Jaringan kelapa
13 teknologi
3 Tersedianya produk Diversifikasi Tanaman Kelapa
Diversifikasi produk palma dan rekayasa alsin
9 produk dan 1 alsin
4 Tersedia dan termanfaatkan-nya plasma nuntfah sebagai sumber genetik untuk menghasilkan varietas unggul tanaman kelapa
Konservasi dan karakterisasi plasma nutfah kelapa
83 plasma nutfah kelapa
5 Meningkatnya intensitas, efektivitas dan efisiensi diseminasi hasil penelitian
Peningkatan kerjasama revitalisasi blok penghasil tinggi kelapa
8 BPT kelapa terrevitasasi
B Kelapa Sawit 1 Tersedianya komponen
teknologi budidaya mendukung pengembangan varietas unggul
Perakitan teknologi pengendalian hayati penyakit Ganoderma
1 teknologi pengendalian hayati penyakit ganoderma
2 Tersedia dan termanfaat-kannya plasma nutfah sebagai sumber genetik untuk menghasilkan varietas unggul tanaman kelapa sawit
Pembangunan kebun induk kelapa sawit, konservasi dan karakterisasi plasma nutfah kelapa sawit
20 ha kebun induk kelapa sawit dengan 5 plasma nutfah kelapa sawit
Rencana Strategis 2010-2014
21
Tabel 12 Lanjutan
No Sasaran Startegis Program Output
C Aren 1 Tersedianya varietas unggul
tanaman Aren Perakitan dan pelepasan varietas unggul Aren
2 varietas
2 Tersedianya komponen teknologi budidaya mendukung pengembagan varietas unggul
Perakitan teknologi Kultur Jaringan Aren dan pemupukan Aren
4 teknologi
3 Tersedianya produk Diversifikasi Tanaman Aren
Diversifikasi produk dan rekayasa alsin Aren
2 produk dan 1 alsin
4 Tersedia dan termanfaat-kannya plasma nuntfah sebagai sumber genetik untuk menghasilkan varietas unggul tanaman Aren
Pembangunan kebun induk Aren Genjah KUTIM dan konservasi dan karakterisasi plasma nutfah Aren
5 ha kebun induk, 15 aksesi aren
D Sagu 1 Tersedianya varietas unggul
tanaman Sagu Perakitan dan pelepasan varietas unggul Sagu
3 varietas
2 Tersedianya komponen teknologi budidaya mendukung pengembagan varietas unggul
Perakitan teknologi Kultur Jaringan Sagu
3 teknologi
3 Tersedianya produk Tanaman Sagu
Rekayasa produk sagu 2 produk
4 Tersedia dan termanfaat-kannya plasma nuntfah sebagai sumber genetik untuk menghasilkan varietas unggul tanaman Sagu
Konservasi dan karakterisasi plasma nutfah Sagu
19 PN Sagu
E Pinang 1 Tersedianya varietas unggul
tanaman Pinang Perakitan dan pelepasan varietas unggul Pinang
2 varietas
2 Tersedia dan termanfaat-kannya plasma nutfah sebagai sumber genetik untuk menghasilkan varietas unggul tanaman Pinang
Konservasi dan karakterisasi plasma nutfah Pinang
41 plasma nutfah pinang
Rencana Strategis 2010-2014
22
Tabel 12 Lanjutan
No Sasaran Startegis Program Output
F Kerjasama 1 Meningkatnya jaringan
kemitraan dengan stakeholder
Peningkatan kerjasama riset dalam dan luar negeri
2 kerjasama Kemesristek, 2 KS Lemlit, 15 KS Pemda
G Diseminasi Hasil 1 Meningkatnya intensitas,
efektivitas dan efisiensi diseminasi hasil penelitian
Peningkatan diseminasi hasil penelitian tanaman palma melalui sprectrum diseminasi multi chanel
20 ekspose, 15 pameran, 10 gelar teknologi, 25 publikasi, 1400 record perpustakaan digital, 500.000 visitor web, 3 seminar nasional, 2 ha Visitor plot dan 8 BPT Kelapa terintegrasi
Rencana Strategis 2010-2014
23
VI. MONITORING DAN EVALUASI (MONEV)
Monitoring dan Evaluasi merupakan kegiatan pengawasan dan
penilaian terhadap perencanaan dan pelaksanaan program penelitian,
diseminasi dan administrasi. Monitoring ditujukan untuk memantau proses
pelaksanaan dan kemajuan yang telah dicapai dari setiap program yang
dituangkan di dalam Renstra. Evaluasi dilaksanakan sebagai upaya
perbaikan terhadap perencanaan, penilaian dan pengawasan terhadap
pelaksanaan kegiatan agar berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai dan memanfaatkan sumber daya secara efektif dan efisien.
Dokumen pelaksanaan Monev dituangkan dalam LAKIP, SIMMONEV dan
Laporan Pelaksanaan Monev. Langkah-langkah operasional dalam rangka
terlaksananya good governance dibentuk Sistem Pengendalian Intern (SPI).
Selain itu, untuk mengukur indikator kinerja utama (IKU), telah disusun
Pedoman Manajemen Operasional (PMO) yang berisi uraian kegiatan
utama serta target dan realisasi pencapaian sasarannya secara regular
pada setiap bulan.
Rencana Strategis 2010-2014
24
VII. PENUTUP
Renstra Balit Palma 2010-2014 merupakan dokumen acuan dan
langkah-langkah operasional untuk melaksanakan penelitian dan
pengembangan tanaman palma. Dokumen ini dilengkapi IKU sehingga
akuntabilitas pelaksanaan kegiatan beserta organisasinya dapat dievaluasi
setiap tahun untuk periode waktu tertentu, jika memungkinkan dilakukan
perbaikan untuk menunjang program pemerintah terutama Kementerian
Pertanian.
Rencana Strategis 2010-2014
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas rahmat,
karunia dan petunjuknya sehingga Rencana Strategis Balai Penelitian
Tanaman Palma (Balit Palma) Tahun 2010-2014 dapat diselesaikan.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perenca-
naan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun
2006 Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional
mengamanatkan Pimpinan Kementerian/Lembaga, termasuk unit kerja di
bawahnya, untuk menyiapkan rencana strategis unit kerja.
Rencana Strategis ini merupakan edisi perbaikan yang mencakup
perubahan nomenklatur Satuan Kerja dan penyesuaian kegiatan penelitian
dan pengembangan sesuai dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) dan
mandat komoditas Balit Palma.
Rencana Strategis Balit Palma Tahun 2010-2014 ini dapat menjadi
acuan dalam penetapan program, kegiatan dan anggaran tahunan.
Terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan Rencana Strategis ini dan diharapkan dapat
bermanfaat dalam perencanaan dan peningkatan kinerja Balit Palma.
Manado, Maret 2012
Kepala balai
Dr.Ir. Chandra Indrawanto,M.Sc
NIP.19640218 198903 1 001
Rencana Strategis 2010-2014
ii
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
I. PENDAHULUAN 1
1.1. Tupoksi, Kondisi Umum Tanaman Palma 1
1.2. Potensi, Permasalahan dan Tantangan 6
1.2.1. Sumberdaya Balit Palma 6
1.2.2. Media Komunikasi 11
1.2.3. Kebun benih sumber 11
1.2.4. Anggaran 12
1.3. Capaian Kinerja Inovasi 13
II. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 15
2.1. Visi 15
2.2. Misi 15
2.3. Tujuan 15
2.4. Sasaran 16
III. INDIKATOR KINERJA UTAMA 17
IV. CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN 19
4.1. Program Penelitian Strategis 19
4.2. Program Diseminasi 19
V. LANGKAH OPERASIONAL 20
VI. MONITORING DAN EVALUASI (MONEV) 23
VII. PENUTUP 24
Rencana Strategis 2010-2014
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Uraian Halaman
1. Jumlah pegawai menurut tingkat pendidikan dan kelompok 7 umur (31 Desember 2011)
2. Sebaran tenaga PNS pada Balit Palma berdasarkan Status 7 kepegawaian, pendidikan dan kelompok umur (31 Desember 2011)
3. Sebaran tenaga fungsional peneliti dan calon peneliti 8 (31 Desember 2011)
4. Sebaran tenaga peneliti dan calon peneliti berdasarkan 9 bidang ilmu dan umur (31 Desember 2011)
5. Luas dan pemanfaatan kebun percobaan di Balit Palma 10
6. Keadaan Tanaman pada Kebun Induk Kelapa Dalam dan 12 Genjah Tahun 2010
7. Perkembangan Anggaran Balit Palma TA 2005 – 2011 12
8. Alokasi anggaran menurut penggunaannya Tahun 13 2005 – 2011
9. Capaian kinerja Inovasi Teknologi Balit Palma selama 13 10 tahun (2001-2011)
10. Indikator kinerja utama Balit Palma tahun 2010-2014 17
11. Target Capaian Kinerja Utama Tahun 2010-2014 18
12. Rencana Strategis penelitian kelapa, kelapa sawit, aren, 20
sagu dan pinang.