i. pendahuluan 1.1. tupoksi, kondisi umum tanaman palma

29
Rencana Strategis 2010-2014 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Tupoksi, Kondisi Umum Tanaman Palma Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain (BALITKA) sesuai SK Menteri Pertanian No. 64/Kpts/Ot.210/1/2002, mengalami perubahan nama menjadi Balai Penelitian Tanaman Palma (Balit Palma) yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 62/Permentan/OT.140/10/ 2011, tanggal 12 Oktober 2011, mempunyai tugas melaksanakan penelitian tanaman palma dengan menyelenggarakan fungsi sebagai beikut: (a) pelaksanaan penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan dan pemanfaatan plasma nutfah tanaman palma; (b) pelaksanaan penelitian morfologi, fisiologi, ekologi, entomologi dan fitopatologi tanaman palma; (c) pelaksanaan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis tanaman palma; (d) pelaksanaan penelitian penanganan hasil tanaman palma; (e) Pemberian pelayanan teknis penelitian tanaman palma; (e) Penyiapan kerja sama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil penelitian tanaman palma, dan (g) pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. Tanaman palma seperti tanaman kelapa, kelapa sawit, sagu, aren, pinang, lontar dan gewang mempunyai arti penting dalam pembangunan perkebunan di Indonesia. Prioritas utama komoditas Balit Palma difokuskan pada tanaman kelapa, kelapa sawit, sagu dan aren, sedangan tanaman pinang, lontar dan gewang serta tanaman palma lainnya yang potensial dapat diteliti sesuai perkembangan atau permintaan pasar. Tanaman Kelapa merupakan komoditi pangan penting di Indonesia maupun di dunia internasional. Dari kelapa dapat dihasilkan minyak goreng, kelapa parut kering (desiccated coconut), arang, santan, air kelapa segar, nata de coco, produk kelapa muda kalengan, kue kelapa, virgin cococnut oil (VCO) dan produk-produk pangan fungsional lainnya yang potensial untuk dikembangkan. Sebagai bahan pangan, kontribusi kelapa dalam bentuk

Upload: others

Post on 23-Oct-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Rencana Strategis 2010-2014

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Tupoksi, Kondisi Umum Tanaman Palma

Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain (BALITKA) sesuai SK

Menteri Pertanian No. 64/Kpts/Ot.210/1/2002, mengalami perubahan nama

menjadi Balai Penelitian Tanaman Palma (Balit Palma) yang ditetapkan

berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 62/Permentan/OT.140/10/

2011, tanggal 12 Oktober 2011, mempunyai tugas melaksanakan penelitian

tanaman palma dengan menyelenggarakan fungsi sebagai beikut: (a)

pelaksanaan penelitian genetika, pemuliaan, perbenihan dan pemanfaatan

plasma nutfah tanaman palma; (b) pelaksanaan penelitian morfologi,

fisiologi, ekologi, entomologi dan fitopatologi tanaman palma; (c)

pelaksanaan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis

tanaman palma; (d) pelaksanaan penelitian penanganan hasil tanaman

palma; (e) Pemberian pelayanan teknis penelitian tanaman palma; (e)

Penyiapan kerja sama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan

pendayagunaan hasil penelitian tanaman palma, dan (g) pelaksanaan

urusan tata usaha dan rumah tangga.

Tanaman palma seperti tanaman kelapa, kelapa sawit, sagu, aren,

pinang, lontar dan gewang mempunyai arti penting dalam pembangunan

perkebunan di Indonesia. Prioritas utama komoditas Balit Palma difokuskan

pada tanaman kelapa, kelapa sawit, sagu dan aren, sedangan tanaman

pinang, lontar dan gewang serta tanaman palma lainnya yang potensial

dapat diteliti sesuai perkembangan atau permintaan pasar.

Tanaman Kelapa merupakan komoditi pangan penting di Indonesia

maupun di dunia internasional. Dari kelapa dapat dihasilkan minyak goreng,

kelapa parut kering (desiccated coconut), arang, santan, air kelapa segar,

nata de coco, produk kelapa muda kalengan, kue kelapa, virgin cococnut oil

(VCO) dan produk-produk pangan fungsional lainnya yang potensial untuk

dikembangkan. Sebagai bahan pangan, kontribusi kelapa dalam bentuk

Rencana Strategis 2010-2014

2

minyak goreng mencapai 0,4 juta ton setara minyak goreng atau 12% dari

konsumsi minyak goreng nasional yang jumlahnya mencapai 3,3 juta ton.

Pada tahun 2010, luas areal tanaman kelapa di Indonesia tercatat 3,8

juta ha dengan produksi 3,2 juta ton setara kopra. Luas areal kelapa di

Indonesia sekitar 26% dari luas areal kelapa dunia yaitu 12,29 juta ha. Di

Indonesia, kelapa tersebar di seluruh kepulauan Nusantara. Areal tanaman

kelapa di pulau Sumatera mencapai 38.69%, di Jawa 22,88%, Sulawesi

18.73%, Bali, NTB dan NTT sebesar 7,60%, Maluku, Maluku Utara, Papua

dan Papua Barat 8,65% serta Kalimantan 7,55% dari total luas areal kelapa

Indonesia.

Dalam upaya mengembangkan produktivitas kelapa yang

berkelanjutan masih terdapat beberapa permasalahan yang harus

diupayakan pemecahannya. Beberapa permasalahan tersebut antara lain:

(a) Produktivitas tanaman kelapa rendah yaitu sekitar 1,1 ton/ha atau < 50%

dari potensi produksi kelapa Dalam yang dapat mencapai 3 - 3,5 ton/ha. Hal

ini terkait dengan kondisi tanaman yang sudah tua dan tidak produktif lagi

yang mencapai 15%, atau luasan sekitar 370.000 ha sehingga diperlukan

peremajaan tanaman; (b) Sekitar 98% dari luas pengembangan kelapa di

Indonesia masih didominasi oleh perkebunan rakyat dan sebagian besar

diusahakan secara monokultur, benih asalan, kurang pemeliharaan, dan

kepemilikan lahan yang terbatas; (c) Jenis produk turunan dari kelapa di

Indonesia, baru dihasilkan kurang lebih sepuluh jenis produk, sementara di

negara produsen kelapa, seperti Filipina telah mengembangkan sebanyak

lebih dari 100 jenis produk; (d) Penanganan agribisnis perkelapaan sampai

saat ini masih tersegmentasi/sektoral sehingga belum mencerminkan suatu

bentuk usaha yang efisien dan cenderung merugikan posisi petani kelapa

sebagai penghasil produk primer; (e) Serangan hama dan penyakit di

daerah tertentu, seperti serangan hama Oryctes, Rhynchophorus,

Brontispa, Sexava dan penyakit Busuk Pucuk Kelapa, dan Layu Kalimantan

yang sulit dikendalikan.

Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang

mempunyai peran penting bagi sub sektor perkebunan. Pengembangan

Rencana Strategis 2010-2014

3

kelapa sawit dapat memberi manfaat dalam peningkatan pendapatan petani

dan masyarakat seperti menjadi bahan baku industri pengolahan, penghasil

devisa negara, dan dapat menyediakan kesempatan kerja bagi 2 juta

tenaga kerja.

Pada tahun 2010, luas areal Kelapa Sawit di Indonesia adalah

8.036.431 ha yang terdiri dari luas areal perkebunan rakyat (PR) seluas

3.077.629 ha, perkebunan besar negara (PBN) seluas 637.485 ha dan

perkebunan besar swasta (PBS) seluas 4.321.317 ha. Kelapa Sawit

tersebar di 21 Provinsi yaitu Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Kepulauan Riau,

Jambi, Sumsel, Kepulauan Bangka, Bengkulu, Lampung, Jabar, Banten,

Kalbar, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Sulteng, Sulsel, Sulbar, Sultra, Papua dan

Papua Barat. Luas areal kelapa sawit terbesar, berada di pulau Sumatera

tepatnya berada di provinsi Riau dan Sumut. Pada tahun 2010 dari luas

areal kelapa sawit sebesar 8.036.431 ha hanya sekitar 5.562.317 ha luas

areal tanaman yang menghasilkan. Adapun produksi Kelapa sawit di

Indonesia dari luas areal tanaman yang menghasilkan tersebut pada tahun

2010 adalah 19.760.011 ton. Produksi terbesar berada di Pulau Sumatera

dengan nilai produksi 15.498.631 ton (78,4%). Lima wilayah Provinsi yang

memiliki sebaran produksi kelapa sawit terbesar adalah Provinsi Riau

(6.064.391 ton), Sumatera Utara (3.230.488 ton), Sumatera Selatan

(2.082.196 ton), Jambi (1.293.173 ton ) dan Sumatera Barat (852.042 ton).

Beberapa masalah pengembangan kelapa sawit diantaranya adalah

produktivitas rendah karena tanaman sudah tua, menggunakan benih

asalan dan pemeliharaan kurang baik, serta ancaman serangan penyakit

yang disebabkan oleh cendawan Ganoderma. Penyakit ini dapat

menyebabkan kematian kelapa sawit.

Sagu masih merupakan sumber pendapatan penting dan pangan

Utara bagi penduduk di Papua, Maluku, dan Sangihe Talaud (Sulawesi

Utara). Sagu banyak digunakan dalam industri makanan. Dimasa akan

datang sagu dapat berperan penting sebagai sumber karbohidrat untuk

industri pangan, pakan, dan energi terutama bagi Indonesia dengan jumlah

penduduk yang sangat besar.

Rencana Strategis 2010-2014

4

Data terakhir dari Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian

Pertanian, pada tahun 2011 Indonesia memiliki luas areal tanaman sagu

sebesar 100.616 Ha dengan jumlah produksi tepung sagu mencapai

95.162 ton. 5 Provinsi yang memiliki wilayah sebaran terluas berturut –

turut berdasarkan data tahun 2009 adalah Riau (58.858 Ha), Aceh (8.532

Ha), Sulawesi Tengah (7.118 Ha), Kepulauan Riau (5.578 Ha), dan

Kalimantan Selatan (5.503 Ha), terdapat dengan jumlah produksi tepung

sagu sebesar Riau (66.982 ton), Aceh (4.942 ton), Kalimantan Selatan

(3.870 ton), Kepulauan Riau (3.829 ton), dan Sulawesi Tenggara (3.573

ton). Beberapa permasalahan pada pengembangan tanaman sagu yaitu

varietas unggul dan bahan tanaman masih terbatas, sebagian besar

tanaman belum dibudidayakan, eksploitasi hutan sagu yang tidak terkontrol

dan sebagian besar hasil pati diekspor ke Jepang dan Korea. Untuk itu

perlu pemecahan masalah melalui penelitian-penelitian yang terarah untuk

menghasilkan varietas unggul dengan teknik budidaya yang baik sehingga

produktivitasnya menjadi tinggi, produksi dapat berkelanjutan,

keseimbangan lingkungan terjaga, sehingga dapat meningkatkan

pendapatan dan kesejahteraan petani.

Aren dijumpai pada hampir semua provinsi sebagai penghasil gula,

tepung, dan kolang kaling. Bagi masyarakat pedesaan di daerah sentra,

tanaman ini merupakan sumber pendapatan yang dominan. Di Sulawesi

Utara, Maluku, Maluku Utara dan Papua, nira aren diolah menjadi gula

merah, gula semut dan minuman beralkohol. Berdasarkan data Direktorat

Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, tahun 2011 Indonesia

memiliki luas areal tanaman aren sebesar 66.441 Ha dan jumlah produksi

gula merah mencapai 42.186 ton. Lima provinsi yang memiliki wilayah

sebaran terluas berturut – turut (tahun 2009) adalah Jawa Barat (14.031

Ha), Selawesi Selatan (6.253 Ha), Sulawesi Utara (6.140 Ha), Maluku Utara

(5.056 Ha), Sumatera Utara (4.705 Ha). Lima provinsi yang memiliki jumlah

produksi gula merah terbesar berturut – turut adalah Jawa Barat (7.842 ton),

Sulawesi Selatan (4.269 ton), Aceh (3.684 ton), Sulawesi Tenggara (3.377

ton), Sulawesi Utara (3.250 ton). Beberapa permasalahan pengembangan

Rencana Strategis 2010-2014

5

tanaman aren diantaranya varietas unggul masih terbatas, bahan tanaman

unggul terbatas, dan sebagian besar belum dibudidayakan.

Pinang merupakan salah satu komoditas ekspor penting dari Aceh,

Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu dan Papua.

Pinang digunakan untuk industri farmasi, penyamakan kulit, dan konsumsi.

Permintaan moditi buah pinang nasional maupun internasional terus

meningkat untuk kebutuhan industri. Pada tahun 2011, Indonesia memiliki

luas areal tanaman pinang sebesar 147.890 Ha dengan jumlah produksi

mencapai 69.881 ton. Lima provinsi yang memiliki wilayah sebaran terluas

berturut – turut (tahun 2009) adalah Nusa Tenggara Timur (40.767 ha),

Aceh (35.198 Ha), Riau (19.400 ha), Jambi (17.977 ha), dan Sumatera

Barat (8.974 ha). Lima provinsi yang memiliki jumlah produksi pinang

terbesar berturut – turut (tahun 2009) adalah Aceh 920.787 ton), Jambi

(15.999 ton ), Riau (9.889 ha), Nusa Tenggara Timur (6.465 ton) dan

Sumatera Barat ( 4.834 ton). Sampai saat ini ada beberapa kendala dalam

pengembangan tanaman pinang yaitu belum tersedia varietas unggul,

produktivitas pinang rendah, dan pinang masih diekspor dalam bentuk biji

pinang sehingga nilai tambahnya rendah.

Lontar dan gewang mempunyai arti sosial dan ekonomi bagi sebagian

masyarakat NTT, Sulawesi Selatan dan Jawa Timur sebagai penghasil gula

merah dan bahan bangunan. Tanaman gewang di daerah NTT terutama

sangat bermanfaat untuk pakan ternak di musim kering dan untuk bahan

bangunan rumah.

Dalam Renstra 2010-2014, tidak semua komoditas yang menjadi

mandat Balit Palma dimasukkan dalam program penelitian. Prioritas

diberikan pada kelapa, kelapa sawit, sagu, dan aren. Penetapan prioritas

dilakukan berdasarkan luas daerah penyebaran, potensi ekspor, dan

potensi pengembangan sistem agribisnis. Penelitian tanaman pinang, lontar

dan gewang serta tanaman palma lain belum menjadi prioritas dalam

Renstra 2010-2014 dan dapat dilaksanakan apabila ada permintaan dari

stakeholder atau pelanggan seperti pemerintah daerah dan pihak swasta.

Rencana Strategis 2010-2014

6

Untuk menjaga kesinambungan perencanaan strategis 2005-2009 dan

mengantisipasi perkembangan dan perubahan, baik yang berasal dari luar

atau dari dalam organisasi, maka perlu disusun perencanaan strategis

untuk lima tahun ke depan. Renstra tersebut harus disusun dengan

mempertimbangkan renstra sebelumnya dengan penyempurnaan

berdasarkan pemikiran-pemikiran baru, perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi, perubahan lingkungan strategis yang dinamis serta dinamika

kebutuhan pengguna.

1.2. Potensi, Permasalahan dan Tantangan 1.2.1. Sumber Daya Balit Palma Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia pada Balai Penelitian Tanaman Palma (Balit

Palma), terdiri atas tenaga fungsional, struktural dan non fungsional.

Tenaga fungsional meliputi fungsional peneliti, teknisi litkayasa,

pustakawan, dan arsiparis.

Sumberdaya yang ada di Balit Palma hingga saat ini belum memadai

dan belum sesuai dengan kebutuhan. Kebijakan pemerintah yang

membatasi perekrutan pegawai baru mengharuskan Balit Palma untuk

meningkatkan mutu melalui pendidikan/latihan jangka pendek dan jangka

panjang.

Jumlah pegawai Balit Palma menurut tingkat pendidikan dan

kelompok umur hingga 31 Desember 2011, disajikan pada Tabel 1,

sedangkan sebaran tenaga Pegawai Negeri Sipil berdasarkan Status

kepegawaian, tingkat pendidikan dan kelompok umur, disajikan pada

Tabel 2.

Rencana Strategis 2010-2014

7

Tabel 1. Jumlah pegawai menurut tingkat pendidikan dan kelompok umur (31 Desember 2011)

Pendidikan Kelompok Umur

26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 51-56 > 56 Total

S-3 0 0 0 0 2 2 2 6

S-2 0 2 3 5 0 3 5 18

S-1 8 1 3 1 3 7 0 23

SM 0 0 0 0 0 0 0 0

D-3 0 0 0 0 2 0 0 2

D-2 0 0 0 0 0 0 0 0

D-1 0 0 0 0 0 0 0 0

SLTA 0 2 7 8 18 19 0 54

SLTP 0 0 0 1 3 2 0 6

SD 0 0 0 1 2 1 0 4

TOTAL 8 5 13 16 30 34 7 113

Tabel 2. Sebaran PNS pada Balit Palma berdasarkan Status kepegawaian, pendidikan dan kelompok umur (31 Desember 2011)

Status Tingkat Kelompok Umur

Kepegawaian Pendidikan 26-30 31-35 36-40 41-45 46-50 51-56 > 56 Total

S-3 0 0 0 0 0 0 0 0

S-2 0 2 0 0 0 1 0 3

S-1 8 1 1 1 3 6 0 20

Non Peneliti SM 0 0 0 0 0 0 0 0

D-3 0 0 0 0 1 0 0 1

D-2 0 0 0 0 1 0 0 1

D-1 0 0 0 0 0 0 0 0

SLTA 0 2 7 8 18 19 0 54

SLTP 0 0 0 1 3 2 0 6

SD 0 0 0 1 2 1 0 4

Jumlah 8 5 8 11 28 29 0 89

S-3 0 0 0 0 2 1 2 5

Peneliti S-2 0 0 3 5 0 3 5 16

S-1 0 0 2 0 0 1 0 3

SM 0 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 0 0 5 5 2 5 7 24

TOTAL 8 5 13 16 30 34 7 113

Rencana Strategis 2010-2014

8

Dari Tabel 1 dan 2, menunjukkan bahwa dari 113 orang pegawai,

jumlah tenaga dengan pendidikan S3 (5 orang), S2 (17 orang), S1 (24

orang) dan sisanya berpendidikan SD sampai Sarjana Muda. Dari jumlah

tersebut tenaga yang sudah memiliki jabatan fungsional peneliti sebanyak

24 orang. Sedangkan calon peneliti yang berpendidikan S1 sebanyak 9

orang dan S2 sebanyak 2 orang.

Jumlah tenaga fungsional peneliti dan calon peneliti hanya 35 orang

atau 30,97 % dari tenaga PNS yang ada di Balit Palma. Jumlah disiplin ilmu

dan mutu tenaga peneliti masih perlu ditingkatkan untuk memenuhi

kebutuhan penelitian dimasa akan datang yang mengarah ke komersialisasi

teknologi. Sebaran tenaga fungsional peneliti menurut jenjang peneliti dan

bidang keahlian dan umur berturut-turut disajikan pada Tabel 3 dan 4. Pada

Tabel 4, terlihat bahwa peneliti berumur 51-65 tahun adalah 34,29% berarti

harus ada penambahan peneliti dalam jumlah yang seimbang supaya terjadi

regenerasi yang baik. Di Balit Palma, selain tenaga fungsional peneliti,

terdapat juga tenaga fungsional arsiparis 1 orang dan fungsional teknisi

litkayasa sebanyak 12 orang.

Tabel 3. Sebaran tenaga fungsional peneliti dan calon peneliti (31 Desember 2011)

No BIDANG

KEAHLIAN

Peneliti

Utama

Peneliti Madya

Peneliti Muda

Peneliti Pertama

Calon Peneliti Jumlah

1 Pemuliaan 2 2 3 - 2 9

2 Ekofisiologi 1 1 1 2 4 9

3 Entomologi dan Fitopatologi

1 1 2 1 3 8

4 Pasca Panen 2 - 1 1 1 5

5 Agribisnis - 1 2 - 1 4

Jumlah 6 5 9 4 11 35

Rencana Strategis 2010-2014

9

Tabel 4. Sebaran tenaga peneliti dan calon peneliti berdasarkan bidang ilmu Dan umur, per 31 Desember 2011

Bidang 61-65 51-60 40-50 <40 Jumlah

Pemuliaan - 4 (2 ; 1; 1)

3 (0; 3 ; 0)

2 (0;0;2)

9

Ekofisiologi 1 (0;1;0)

2 (1;1;0)

2 (0;0;2)

4 (0;0;4)

9

Entomologi dan Fitopatologi

- 2 (1:1;0)

3 (1;2;0)

3 (0;1;2)

8

Agribisnis 1 (0;1;0)

2 (1;1;0)

1 (0;1;0)

4

Pasca Panen 2 (0;2;0)

0 3 (0;2;1)

5

Jumlah 1 11 10 13 35

Keterangan: angka dalam kurung masing-masing S3, S2 dan S1

Sarana dan Prasarana

Keadaan sarana dan prasarana Balit Palma, terdiri atas : (1) lahan,

(2) laboratorium, (3) rumah kaca, (4) gedung kantor, ruang seminar dan

rapat, (5) gudang, (6) bengkel peralatan dan rekayasa, (7) lantai jemur, (8)

rumah dinas, (9) mess/guess house, (10) alat angkut dan alat lapang, (11)

peralatan laboratorium, (12) kendaraan operasional, (13) peralatan kantor

dan alat rumah tangga, (14) alat perbengkelan, (15) jalan dan pagar, (16)

alat komunikasi, (17) buku/texs book, dan (18) barang inventaris lainnya.

Sarana dan prasarana yang ada di lapangan seperti traktor dan

kelengkapannya tidak bisa digunakan secara optimal karena sudah tua.

Kebun Percobaan

Balit Palma mempunyai empat kebun percobaan yang dapat

dimanfaatkan untuk penelitian dan pemanfaatan lainnya. Dengan

meningkatnya aktivitas penelitian dan penambahan komoditas yang menjadi

Rencana Strategis 2010-2014

10

mandat Balit Palma terutama kelapa sawit, maka ada beberapa kendala

yang perlu pemecahannya diantaranya: (a) status lahan KP Paniki yang

riskan untuk penelitian tanaman tahunan karena status tanah belum jelas,

(b) belum ada lahan kebun percobaan yang sesuai untuk tanaman sawit

dan (c) adanya koleksi plasma nutfah kelapa dan aren di KP. Pandu.

Berdasarkan hal tersebut sehingga diperlukan lahan tambahan untuk

penelitian dan perbenihan untuk tanaman kelapa, kelapa sawit maupun

tanaman palma lain. Selain itu juga status KP Pandu sebagai lokasi

kegiatan penelitian perlu diatur lagi untuk mempermudah pemanfaatannya

di lapangan

Tabel 5. Luas dan pemanfaatan kebun percobaan di Balit Palma.

No

Kebun Percobaan

Luas (Ha)

Status Peruntukan Lahan (Ha)

Lahan Untuk

Penelitian Percobaan

Empla-semen Kantor

Lahan Produksi

Sarana Kebun

Peman-faatan

Lainnya

1 Kayuwatu 39,49

13,3 0,1 15,9 - 10,19

2 Mapanget 47,8 27 0,55 9,6 2,1 8,55

3 Kima Atas 60,97

42,88 - 0,75 8,3 9,04

4 Paniki *) 40 25 0,5 14,1 - 0,4 Catatan : *) Status Lahan Milik Pemerintah Provinsi Sulut

Laboratorium dan Rumah Kaca

Balit Palma memiliki 6 laboratorium yaitu laboratorium Kultur

Jaringan, Teknologi Hasil, Pemuliaan dan Molekular, Entomologi,

Fitopatologi, dan Ekofisiologi serta 5 rumah kaca, yaitu Pemuliaan,

Ekofisiologi, entomologi, dan Fitopatologi. Rumah kaca tersebut tidak dapat

digunakan secara optimal karena belum pernah direnovasi sejak didirikan

tahun 1982 sehingga pada tahun 2012 akan direnovasi supaya dapat

dimanfaatkan dengan baik.

Rencana Strategis 2010-2014

11

1.2.2. Media Komunikasi

Kegiatan diseminasi hasil penelitian merupakan salah satu upaya

untuk mempercepat transfer teknologi hasil penelitian tanaman palma ke

pengguna. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui seminar, lokakarya,

ekspose, perpustakaan, perpustakaan digital, publikasi hasil penelitian dan

kegiatan bimbingan teknis merupakan kegiatan yang secara langsung

menyentuh kepentingan pengguna. Publikasi yang diterbitkan secara

reguler di Balit Palma dengan status terakreditasi sebanyak 1 terbitan yaitu

Buletin Palma. Disamping itu website merupakan sarana komunikasi hasil

penelitian yang efektif secara online melalui internet. Untuk lebih

memperkuat diseminasi perlu dikembangkan lebih lanjut perpustakaan

digital dan web site, termasuk tenaga pustaka yang saat ini tidak dimiliki

oleh Balit Palma.

1.2.3. Kebun Benih Sumber

Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) Balit Palma juga sangat efektif

untuk mendorong berdirinya industri benih tanaman palma serta teknologi

varietas unggul tersebut sampai ke tangan konsumen. UPBS berperan

sebagai jembatan dalam peningkatan benih untuk mempercepat

penyebaran varietas dengan memproduksi benih sumber dalam jumlah

yang cukup. Potensi penyediaan benih sumber untuk kelapa Dalam, hibrida,

genjah, dan kelapa kopyor seperti tercantum pada Tabel 6.

Rencana Strategis 2010-2014

12

Tabel 6. Keadaan Tanaman Benih Sumber pada Kebun Induk Kelapa Dalam dan Genjah Tahun 2011

No.

Varietas Kelapa

Tahun Tanam

Luas (ha)

Jumlah Tanaman (Pohon)

1. Dalam Mapanget (DMT) 1982/1983 14 2.076

2. Dalam Mapanget (DMT) 2002 6 855

3. Dalam Tenga (DTA) 2003 10 -

4. Dalam Palu (DPU) 2003 10 1.295

6. Dalam Bali (DBI) 2004 10 1.289

7. Genjah Salak (GSK) 2004 4 650

8. Genjah Kuning Bali(GKB) 2004 5 779

9. Genjah Raja (GRA) 2004 5 787

10. Kelapa Kopyor Genjah 2008 2 300

Potensi produksi benih sumber varietas kelapa Dalam dan Genjah

unggul 250.000 butir/tahun. Akhir-akhir ini permintaan benih unggul makin

meningkat sehingga belum semua permintaan dapat dipenuhi. Sehubungan

dengan itu maka perlu ada lahan tambahan untuk kebun benih sumber.

1.2.4. Anggaran

Perkembangan anggaran Balit Palma TA. 2005-2011, disajikan pada

Tabel 7. Data ini menunjukkan bahwa total anggaran bervariasi dari 8,9 –

10,5 milyar per tahun.

Tabel 7. Perkembangan Anggaran Balit Palma TA 2005 – 2011

Tahun Anggaran

Jenis Belanja Total

pegawai Barang Modal

2005 5.027.638 4.489.680*) - 9.517.178 2006

5.291.069

2.921.709

101.200 499.022 242.165

8.628.772 343.365**)

2007 5.009.476 2.967.300 1.505.000 10.099.384

2008 5.649.687 2.265.420 887.500 8.802.607

2009 5.617.000 3.299.200 603.500 9.519.700

2010 5.679.422 3.546.724 406.500 9.632.646

2011 5.771.297 4.007.234 677.787 10.456.318 *) Terdiri atas APBN Murni, Dana pendamping, BLN, dan PNBP **) DIPA-Luncuran TA. 2006

Rencana Strategis 2010-2014

13

Dari total anggaran ini, sebagian besar adalah belanja Gaji PNS yaitu 39,5% - 59%

sedangkan untuk Kegiatan penelitian bervariasi antara 12,8%-19,6% dan

diseminasi hasil 3,1%-5,7% (Tabel 8).

Tabel 8. Alokasi anggaran menurut penggunaannya Tahun 2006-2011.

No Uraian 2006 2007 2008 2009 2010 2011

1 Kegiatan Penelitian

Rp

%

1.698.738

18,9

1.978.134

19,6

1.197.090

13,6

1.222.400

12,8

1.330.000

13,8

1.400.582

13,4

2 Diseminasi Hasil

Rp

%

515.090

5,7

575.000

5,7

476.810

5,4

300.000

3,2

321.500

3,3

327.321

3,1

3 Benih Sumber

Rp

%

251.000

2,8

514.430

5,1

182.700

2,1

225.000

2,4

202.000

2,1

248.558

2,4

4 Belanja Gaji PNS

Rp

%

4.344.199

48,4

3.989.796

39,5

4.806.904

54,6

5.617.000

59,0

5.679.422

59,0

5.771.297

55,2

5 Belanja Gaji PNS/

Operasional

Rp

%

619.538

6,9

617.518

6,1

679.000

7,7

903.080

9,5

963.600

10,0

1.087.194

10,4

6 Belanja Modal

Rp

%

741.187 8,3

1.505.000 14,9

887.500 10,1

603.500 6,3

406.500 4,2

677.787 6,5

7 Manajemen/

Penunjang

Rp

%

802.385 8,9

919.506 9,1

572.603 6,5

648.720 6,8

729.624 7,6

943.579 9,0

Jumlah 8.972.137 10.099.384 8.802.607 9.519.700 9.632.646 10.456.318

Sumber : DIPA TA. 2006-2011

1.3. Capaian Kinerja Inovasi.

Sesuai dengan Tupoksi Balit Palma 10 tahun terakhir (2001-2011)

telah diperolah berbagai hasil penelitian dan pengembangan yang meliputi:

1) varietas, 2) teknologi pendukung budidaya, 3) pengendalian OPT, dan

4) teknologi penanganan pasca panen. Secara ringkas hasil-hasil penelitian

disajikan dalam Tabel 9.

Rencana Strategis 2010-2014

14

Tabel 9. Capaian kinerja Inovasi Teknologi Balit Palma selama 10 tahun (2001-2011)

Varietas Teknologi budidaya

Pengendalian OPT

Pasca Panen

Kelapa Dalam Unggul (16), Kelapa Genjah (4), Kelapa Hibrida (2), Kelapa Kopyor (3) dan Aren Genjah (1)

Peremajaan kelapa tebang bertahap; jarak dan sistem tanam kelapa; Teknologi pembibitan sagu, perkecambahan aren.

PHT Oryctes, PHT Sexava,

Pengendalian hayati Brontispa dengan Tetratichus dan Metrabron, mikroba antagonis (Trichoderma dan Bacillus) terhadap P. palmivora

3 teknologi pengolahan VCO dan 4 produk turunannya, palm wine, alat pemarut dan pengepres kelapa, alat penyerat sabut, alat pengolahan biodiesel,

alat pengolahan sagu mekanis.

Rencana Strategis 2010-2014

15

II. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

2.1. Visi

Menjadi institusi berkelas dunia penghasil inovasi teknologi

palma.

2.2. Misi a. Merakit dan mengembangkan teknologi yang dapat meningkatkan

daya saing dan Iptek tanaman palma

b. Meningkatkan komunikasi dan diseminasi hasil penelitian.

c. Mengembangkan kerjasama IPTEK.

d. Mengembangkan kapasitas sumber daya Balit Palma agar mampu

memberikan pelayanan prima

2.3. Tujuan a. Menghasilkan varietas unggul dan merakit paket teknologi

pendukungnya

b. Mengelola dan memanfaatkan plasma nutfah

c. Mengembangkan kerjasama IPTEK

d. Meningkatkan diseminasi

e. Meningkatkan kapasitas SDM dan sarana dan prasarana

2.4. Sasaran

Sasaran strategis Balit Palma sampai tahun 2014 adalah sebagai

berikut:

1. Tersedianya Varietas unggul tanaman palma (kelapa, kelapa sawit,

sagu, dan aren) dan komponen teknologi budidaya mendukung

pengembangan varietas unggul baru serta produk diversifikasi

tanaman palma

Rencana Strategis 2010-2014

16

2. Tersedianya dan termanfaatkannya plasma nutfah sebagai

sumberdaya genetik yang berpotensi tinggi untuk menghasilkan

varietas unggul tanaman kelapa, kelapa sawit, sagu dan aren

3. Meningkatnya jaringan kemitraan dengan stakeholder

4. Meningkatnya intensitas, efektivitas dan efisiensi diseminasi hasil

penelitian serta tersedia dan tersebarnya benih sumber.

5. Meningkatnya kapasitas dan profesionalisme SDM, serta

meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai

untuk penelitian

Rencana Strategis 2010-2014

17

III. INDIKATOR KINERJA UTAMA

Indikator kinerja utama (IKU) Balit Palma sampai tahun 2014 Seperti

tertera pada Tabel 10.

Tabel 10. Indikator kinerja utama Balit Palma tahun 2010-2014

Sasaran strategis IKU Program

Tersedianya Varietas unggul tanaman palma (kelapa, kelapa sawit, sagu, dan aren)

Jumlah varietas unggul

Perakitan dan pelepasan varietas unggul tanaman palma (kelapa, kelapa sawit, sagu dan aren)

Tersedianya komponen teknologi budidaya mendukung pengembangan varietas unggul baru

Jumlah teknologi Perakitan teknologi molekular penanda sifat kopyor & tahan penyakit, pengendalian OPT, Teknologi Kultur embrio serta kultur jaringan tanaman palma

Tersedianya produk diversifikasi tanaman palma

Jumlah produk dan alsin

Diversifikasi produk palma dan rekayasa alsin

Tersedianya dan termanfaatkannya plasma nutfah sebagai sumberdaya genetik yang berpotensi tinggi untuk menghasilkan varietas unggul tanaman kelapa, kelapa sawit, sagu, aren dan pinang

Jumlah Aksesi palma

Konservasi dan karakte-risasi plasma nutfah kelapa, kelapa sawit, sagu, aren dan pinang.

Meningkatnya jaringan kemitraan dengan stakeholder

Jumlah kerja sama Peningkatan kerjasama riset dalam dan luar negeri

Meningkatnya intensitas, efektivitas dan efisiensi diseminasi hasil penelitian

Jumlah pengunjung ekspose, pameran, gelar tek. Jumlah publikasi tersebar, pengunjung perpus. Digital, Jumlah visitor web site, jumlah benih sumber tersebar.

Peningkatan diseminasi hasil penelitian tanaman palma melalui sistem diseminasi multi channel

Meningkatnya kapasitas dan profesionalisme SDM, serta meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk penelitian

Jumlah petugas belajar dan pelatihan. Jumlah laboratorium terakreditasi, Jumlah Kebun induk kelapa sawit dan KHINA

Peningkatan profesionalisme sdm melalui pendidikan dan pelatihan Peningkatan sarana dan prasarana penelitian palma

Rencana Strategis 2010-2014

18

Tabel 11. Target Capaian Kinerja Utama Tahun 2010-2014

Sasaran Stategis IKU

Target

2010 2011 2012 2013 2014

Tersedianya Varietas unggul tanaman palma (kelapa, kelapa sawit, sagu, dan aren)

Jumlah varietas unggul

1 1 2 2 2

Tersedianya komponen teknologi budidaya mendukung pengembangan varietas unggul baru

Jumlah Teknologi 1 1 1 2 4

Tersedianya produk diversifikasi tanaman palma

Jumlah Produk dan Alsin 2 2 1 1 1

Tersedianya dan termanfaatkannya plasma nutfah sebagai sumberdaya genetik yang berpotensi tinggi untuk menghasilkan varietas unggul tanaman kelapa, kelapa sawit, sagu, aren dan pinang

Jumlah Aksesi Palma

142 146 147 149 153

Produksi benih sumber Jumlah benih sumber yang dihasilkan

225 225 300 300 300

Meningkatnya jaringan kemitraan dengan stakeholder

Jumlah kerjasama 12 10 11 12 12

Meningkatnya intensitas, efektivitas dan efisiensi diseminasi hasil penelitian

Jumlah pengunjung ekspose, pameran, gelar teknologi, Jumlah publikasi tersebar, pengunjung perpus. digital, Jumlah visitor web site, jumlah benih sumber tersebar.

75.122 88.100 101.000 120.100 131.250

Meningkatnya kapasitas dan profesionalisme SDM, serta meningkatnya ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai untuk penelitian

Jumlah petugas belajar dan pelatihan. Jumlah laboratorium terakreditasi, Jumlah Kebun induk kelapa sawit dan KHINA

9 11 17 20 20

Rencana Strategis 2010-2014

19

IV. CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN

Renstra Balit Palma tahun 2010-2014 disusun untuk mengarahkan

pelaksanaan penelitian dan pengembangan tanaman palma melalui:

1. Penguatan inovasi teknologi tanaman palma berorientasi ke depan,

berwawasan ramah lingkungan, yang dihasilkan dalam waktu relatif

cepat, efisien dan berdampak luas.

2. Outsourcing pendanaan dan tenaga ahli melalui kerjasama penelitian

serta pengembangan tanaman palma dengan lembaga nasional

maupun internasional dalam rangka memacu peningkatan produktivitas

dan kualitas penelitian.

3. Meningkatkan sumberdaya penelitian melalui pendidikan dan pelatihan

SDM serta pengadaan sarana dan prasarana dalam rangka memacu

peningkatan produktivitas dan kualitas penelitian.

4. Mengefektifkan sistem diseminasi multi chanel melalui pengembangan

website, penyebarluasan publikasi hasil penelitian, seminar dan

lokakarya, ekpose, gelar teknologi, pemberian pelatihan, dan

perpustakaan digital.

4.1. Program Penelitian Strategis

Program penelitian diarahkan pada prioritas komoditas dengan urutan

sebagai berikut: Kelapa (varietas unggul dengan produktivitas >5 ton,

produksi benih unggul masal kelapa), kelapa sawit (pembangunan kebun

induk kelapa sawit untuk KTI), sagu (varietas unggul), aren (kebun induk),

dan pinang.

4.2. Program Diseminasi

Program diseminasi dan pendayagunaan hasil penelitian melalui

seminar, lokakarya, ekspose, perpustakaan, perpustakaan digital, publikasi

hasil penelitian dan website . Publikasi yang diterbitkan secara reguler di

Balit Palma dengan status terakreditasi sebanyak 1 terbitan yaitu Buletin

Palma. Selain itu juga diterbitkan Monograf, Prosiding dan Terbitan Khusus

Lainnya.

Rencana Strategis 2010-2014

20

V. LANGKAH OPERASIONAL

Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka

disusun Program Utama Balit Palma 2010-2014. Langkah operasional dari

program penelitian dan diseminasi disajikan pada Tabel 12.

Tabel 12. Rencana Strategis penelitian kelapa, kelapa sawit, sagu, aren dan Pinang

No Sasaran Startegis Program Output

A. Kelapa 1 Tersedianya varietas unggul

tanaman kelapa Perakitan dan pelepasan varietas unggul

6 varietas

2 Tersedianya komponen teknologi budidaya mendukung pengembagan varietas unggul

Perakitan teknologi pengendalian OPT dan Kultur Jaringan kelapa

13 teknologi

3 Tersedianya produk Diversifikasi Tanaman Kelapa

Diversifikasi produk palma dan rekayasa alsin

9 produk dan 1 alsin

4 Tersedia dan termanfaatkan-nya plasma nuntfah sebagai sumber genetik untuk menghasilkan varietas unggul tanaman kelapa

Konservasi dan karakterisasi plasma nutfah kelapa

83 plasma nutfah kelapa

5 Meningkatnya intensitas, efektivitas dan efisiensi diseminasi hasil penelitian

Peningkatan kerjasama revitalisasi blok penghasil tinggi kelapa

8 BPT kelapa terrevitasasi

B Kelapa Sawit 1 Tersedianya komponen

teknologi budidaya mendukung pengembangan varietas unggul

Perakitan teknologi pengendalian hayati penyakit Ganoderma

1 teknologi pengendalian hayati penyakit ganoderma

2 Tersedia dan termanfaat-kannya plasma nutfah sebagai sumber genetik untuk menghasilkan varietas unggul tanaman kelapa sawit

Pembangunan kebun induk kelapa sawit, konservasi dan karakterisasi plasma nutfah kelapa sawit

20 ha kebun induk kelapa sawit dengan 5 plasma nutfah kelapa sawit

Rencana Strategis 2010-2014

21

Tabel 12 Lanjutan

No Sasaran Startegis Program Output

C Aren 1 Tersedianya varietas unggul

tanaman Aren Perakitan dan pelepasan varietas unggul Aren

2 varietas

2 Tersedianya komponen teknologi budidaya mendukung pengembagan varietas unggul

Perakitan teknologi Kultur Jaringan Aren dan pemupukan Aren

4 teknologi

3 Tersedianya produk Diversifikasi Tanaman Aren

Diversifikasi produk dan rekayasa alsin Aren

2 produk dan 1 alsin

4 Tersedia dan termanfaat-kannya plasma nuntfah sebagai sumber genetik untuk menghasilkan varietas unggul tanaman Aren

Pembangunan kebun induk Aren Genjah KUTIM dan konservasi dan karakterisasi plasma nutfah Aren

5 ha kebun induk, 15 aksesi aren

D Sagu 1 Tersedianya varietas unggul

tanaman Sagu Perakitan dan pelepasan varietas unggul Sagu

3 varietas

2 Tersedianya komponen teknologi budidaya mendukung pengembagan varietas unggul

Perakitan teknologi Kultur Jaringan Sagu

3 teknologi

3 Tersedianya produk Tanaman Sagu

Rekayasa produk sagu 2 produk

4 Tersedia dan termanfaat-kannya plasma nuntfah sebagai sumber genetik untuk menghasilkan varietas unggul tanaman Sagu

Konservasi dan karakterisasi plasma nutfah Sagu

19 PN Sagu

E Pinang 1 Tersedianya varietas unggul

tanaman Pinang Perakitan dan pelepasan varietas unggul Pinang

2 varietas

2 Tersedia dan termanfaat-kannya plasma nutfah sebagai sumber genetik untuk menghasilkan varietas unggul tanaman Pinang

Konservasi dan karakterisasi plasma nutfah Pinang

41 plasma nutfah pinang

Rencana Strategis 2010-2014

22

Tabel 12 Lanjutan

No Sasaran Startegis Program Output

F Kerjasama 1 Meningkatnya jaringan

kemitraan dengan stakeholder

Peningkatan kerjasama riset dalam dan luar negeri

2 kerjasama Kemesristek, 2 KS Lemlit, 15 KS Pemda

G Diseminasi Hasil 1 Meningkatnya intensitas,

efektivitas dan efisiensi diseminasi hasil penelitian

Peningkatan diseminasi hasil penelitian tanaman palma melalui sprectrum diseminasi multi chanel

20 ekspose, 15 pameran, 10 gelar teknologi, 25 publikasi, 1400 record perpustakaan digital, 500.000 visitor web, 3 seminar nasional, 2 ha Visitor plot dan 8 BPT Kelapa terintegrasi

Rencana Strategis 2010-2014

23

VI. MONITORING DAN EVALUASI (MONEV)

Monitoring dan Evaluasi merupakan kegiatan pengawasan dan

penilaian terhadap perencanaan dan pelaksanaan program penelitian,

diseminasi dan administrasi. Monitoring ditujukan untuk memantau proses

pelaksanaan dan kemajuan yang telah dicapai dari setiap program yang

dituangkan di dalam Renstra. Evaluasi dilaksanakan sebagai upaya

perbaikan terhadap perencanaan, penilaian dan pengawasan terhadap

pelaksanaan kegiatan agar berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin

dicapai dan memanfaatkan sumber daya secara efektif dan efisien.

Dokumen pelaksanaan Monev dituangkan dalam LAKIP, SIMMONEV dan

Laporan Pelaksanaan Monev. Langkah-langkah operasional dalam rangka

terlaksananya good governance dibentuk Sistem Pengendalian Intern (SPI).

Selain itu, untuk mengukur indikator kinerja utama (IKU), telah disusun

Pedoman Manajemen Operasional (PMO) yang berisi uraian kegiatan

utama serta target dan realisasi pencapaian sasarannya secara regular

pada setiap bulan.

Rencana Strategis 2010-2014

24

VII. PENUTUP

Renstra Balit Palma 2010-2014 merupakan dokumen acuan dan

langkah-langkah operasional untuk melaksanakan penelitian dan

pengembangan tanaman palma. Dokumen ini dilengkapi IKU sehingga

akuntabilitas pelaksanaan kegiatan beserta organisasinya dapat dievaluasi

setiap tahun untuk periode waktu tertentu, jika memungkinkan dilakukan

perbaikan untuk menunjang program pemerintah terutama Kementerian

Pertanian.

Rencana Strategis 2010-2014

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas rahmat,

karunia dan petunjuknya sehingga Rencana Strategis Balai Penelitian

Tanaman Palma (Balit Palma) Tahun 2010-2014 dapat diselesaikan.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perenca-

naan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun

2006 Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional

mengamanatkan Pimpinan Kementerian/Lembaga, termasuk unit kerja di

bawahnya, untuk menyiapkan rencana strategis unit kerja.

Rencana Strategis ini merupakan edisi perbaikan yang mencakup

perubahan nomenklatur Satuan Kerja dan penyesuaian kegiatan penelitian

dan pengembangan sesuai dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) dan

mandat komoditas Balit Palma.

Rencana Strategis Balit Palma Tahun 2010-2014 ini dapat menjadi

acuan dalam penetapan program, kegiatan dan anggaran tahunan.

Terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyusunan Rencana Strategis ini dan diharapkan dapat

bermanfaat dalam perencanaan dan peningkatan kinerja Balit Palma.

Manado, Maret 2012

Kepala balai

Dr.Ir. Chandra Indrawanto,M.Sc

NIP.19640218 198903 1 001

Rencana Strategis 2010-2014

ii

DAFTAR ISI

Halaman KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

DAFTAR TABEL iii

I. PENDAHULUAN 1

1.1. Tupoksi, Kondisi Umum Tanaman Palma 1

1.2. Potensi, Permasalahan dan Tantangan 6

1.2.1. Sumberdaya Balit Palma 6

1.2.2. Media Komunikasi 11

1.2.3. Kebun benih sumber 11

1.2.4. Anggaran 12

1.3. Capaian Kinerja Inovasi 13

II. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 15

2.1. Visi 15

2.2. Misi 15

2.3. Tujuan 15

2.4. Sasaran 16

III. INDIKATOR KINERJA UTAMA 17

IV. CARA MENCAPAI TUJUAN DAN SASARAN 19

4.1. Program Penelitian Strategis 19

4.2. Program Diseminasi 19

V. LANGKAH OPERASIONAL 20

VI. MONITORING DAN EVALUASI (MONEV) 23

VII. PENUTUP 24

Rencana Strategis 2010-2014

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Uraian Halaman

1. Jumlah pegawai menurut tingkat pendidikan dan kelompok 7 umur (31 Desember 2011)

2. Sebaran tenaga PNS pada Balit Palma berdasarkan Status 7 kepegawaian, pendidikan dan kelompok umur (31 Desember 2011)

3. Sebaran tenaga fungsional peneliti dan calon peneliti 8 (31 Desember 2011)

4. Sebaran tenaga peneliti dan calon peneliti berdasarkan 9 bidang ilmu dan umur (31 Desember 2011)

5. Luas dan pemanfaatan kebun percobaan di Balit Palma 10

6. Keadaan Tanaman pada Kebun Induk Kelapa Dalam dan 12 Genjah Tahun 2010

7. Perkembangan Anggaran Balit Palma TA 2005 – 2011 12

8. Alokasi anggaran menurut penggunaannya Tahun 13 2005 – 2011

9. Capaian kinerja Inovasi Teknologi Balit Palma selama 13 10 tahun (2001-2011)

10. Indikator kinerja utama Balit Palma tahun 2010-2014 17

11. Target Capaian Kinerja Utama Tahun 2010-2014 18

12. Rencana Strategis penelitian kelapa, kelapa sawit, aren, 20

sagu dan pinang.

Rencana Strategis 2010-2014

iv

Rencana Strategis 2010-2014

v

Ren

can

a S

tart

egis

Bala

i P

enel

itia

n T

an

am

an

Palm

a 2

010

-2014