i. pendahuluan 1.1. latar belakang pennasalahan satu ... file2 teknologi padat modal sebagai upaya...
TRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pennasalahan
perusahaan Daerah (PD) Taru Martani merupakan salah
satu perusahaan milik Pemerintahan Daerah Tingkat I
propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang bergerak
dalam bidang agribisnis, yaitu mengolah tembakau menjadi
rokok cerutu dan tembakau shag.
Perusahaan ini adalah perusahaan peninggalan koloni-
a1 Belanda yang pada waktu itu khusus memproduksi rokok
cerutu untuk kepentingan warganya yang berada di
Indonesia maupun dikirim ke negeri Belanda. Disaat
kemerdekaan Indonesia, perusahaan ini diambil alih oleh
Pemerintah Indonesia (Indonesianisasi) dan diserahkan
kepada pemerintah daerah DIY sebagai perusahaan daerah.
Eksistensi PD. Taru Martani sebagai perusahaan
daerah diharapkan menjadi profit center bagi pembangunan
daerah, sebagai pemacu pertumbuhan perekonomian daerah
serta penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat Yogya-
karta. Menyadari akan misi tersebut maka PD. Taru
Martani berusaha memperluas daerah pemasaran baik didalam
maupun diluar negeri, serta tetap konsisten menggunakan
tenaga kerja sebagai faktor produksi utama (padat karya)
di dalam proses produksi dan tidak ber keinginan untuk
menggantikan tenaga manusia dengan teknologi (padat
modal) . Kebijakkan yang diambil terutama berkaitan
dengan tenaga kerja sebagai faktor produksi, merupakan
sesuatu yang sangat menarik dan agaknya bertolak belakang
dengan pesaing-pesaingnya yang cenderung menggunakan
2
teknologi padat modal sebagai upaya untuk mencari
keunggulan produknya dan dapat bersaing di pasaran.
Walaupun persaingan dalam industri rokok cukup ketat, PD.
Taru Martani tidak khawatir akan kehilangan pangsa pa-
sarnya, karena mereka begitu yakin bahwa pasarnya sangat
spesifik dan kecil kemungkinan akan direbut oleh perusa-
haan-perusahaan rokok yang lain.
Segmen pasar rokok cerutu PD. Taru Martani memiliki
spesifikasi, berusia di atas 35 tahun, memiliki status
sosial tinggi, kemampuan/daya beli tinggi, serta ter-
golong perokok berat. Perokok berat dapat didefinisi-
kan sebagai kelompok perokok yang lebih mengutamakan
kepuasan merokok dengan kadar nikotin tinggi serta
memiliki frekuensi merokok d' atas 5 batang dalam per
hari. Dari kebiasaan merokok, perokok cerutu dapat di-
golongkan menjadi (i) perokok aktif yaitu konsumen yang
sudah sangat loyal dengan cerutu dan sulit untuk di
gantikan dengan rokok lain. (ii) perokok simpatisan,
yaitu mereka menyenangi cerutu hanya pada peristiwa
(event ) tertentu.
Hal menarik yang ingin dikaji dari PD. Taru Matani
adalah bahwa perusahaan ini memiliki pasar khusus
sehingga kalaupun sulit ditemukan merk cerutu ini dipa-
saran bebas, namun permintaan.cerutu perusahaan tergolong
cukup besar dan selalu meningkat dari tahun ketahun.
Oleh karena itu yang menjadi pertanyaan adalah apa yang
menjadi kekuatan dari PD. Taru Martani ini sehingga
penjualan teas meningkat, sedangkan pada sisi
'3
persaingan, di dalam industri cerutu sendiri sangat ketat
baik berasal dari perusahaan cerutu maupun produk
subsitusi.
1.2. Rumusan Masalah
PD. Taru Martani memproduksi rokok cerutu yang
memiliki kekhasan untuk melayani segmen pasarnya. Rokok
cerutu yang dihasilkan selalu dipasarkan di dalam negeri,
juga sudah mampu menembus pasar luar negeri. Permintaan
pasar di dalam negeri masih terbatas pada golongan konsu-
men tertentu yang merupakan pasar bawaan (captive market)
se j ak j aman kolonial Belanda . Jika perusahaan ber-
pendapat bahwa cerutu sebagai indikator status sosial
dan kemampanan ekonomi, maka seharusnya jumlah konsumen-
pun bertambah sesuai dengan perkembangan ekonomi. Tetapi
kondisi yang ada berbeda dari yang seharusnya, seperti
permintaan pasar dan jumlah pemakai masih terbatas pada
konsumen yang ada. Hal ini ada pergeseran nilai sosial
sosial masyarakat, dalam ha1 mana sudah tidak sesuai
dengan pandangan perusahaan.
Pasar ke luar negeri yang telah dirintis sejak tahun
1988, yang sudah menunjukkan perkembangan berarti. Hal
mana dapat dilihat dari jumlah negara yang dimasuki
maupun total permintaan setiap tahunnya. Kondisi ini
menurut pimpinan pemasaran PD. Taru Martani karena
masyarakat Eropa umumnya mengkonsumsi cerutu lebih banyak
dibandingkan dengan masyarakat di Asia dan Amerika, dan
cerutu bagi masyarakat Eropa selain sebagai kebutuhan
utama juga sebagai kebutuhan sosial. Dari kondisi
masyarakat yang dijelaskan di atas, maka perkiraan per-
mintaan cerutu untuk pasaran ekspor akan terus meningkat.
Namun keadaan Yang dialami PD. Tam Martani yang sudah
enam tahun melayani pasar ekspor menjelaskan, bahwa
order yang diterima masih sangat kecil dan tidak sesuai
dengan dengan kebutuhan pasar yang ada.
Suatu gejala umum yang dialami oleh industri cerutu
didalam negeri adalah kelesuan pasar, yang ditunjukkan
dengan semakin menurunnya permintaan cerutu selama empat
tahun terakhir.
Kondisi tersebut diduga ada kaitannya dengan
alasan-alasan sebagai berikut :
1. Masyarakat beralih dari konsumsi cerutu yang harga-
nya relatif lebih tinggi kapada rokok kretek dengan
harga yang lebih murah, dengan sedikit perbedaan
rasa.
2. Cerutu bukan lagi sebagai lambang persetise, karena
indikator tersebut sudah bergeser pada barang dan
jasa lain seperti, kendaraan, sepatu, pakaian. jam
tangan, olah raga golf dan sebagainya.
3. Kesadaran-masyarakat akan pentingnya kesehatan sudah
semakin tinggi dan orang berusaha menj auhi rokok
(konsumsi) untuk menjaga kesehatannya. Sedangkan
pada sisi lain ada pandangan masyarakat berpendidi-
kan bahwa perokok menunjukkan orang yang tak terdi-
dik "non educated", karena rokok sudah dinyatakan
berbahaya bagi kesehatan.
5
Dalam kelesuan pertumbuahan pasar cerutu, PD. Taru
~atani masih menunjukkan keragaan yang mengembirakan.
Hal ini terlihat dari penjualan cerutu baik dalam maupun
luar negeri. Penjualan pada pasar dalam negeri meningkat
dari 2,3 juta batang pada tahun 1991 menjadi 2,7 juta
batang pada tahun 1992. Sedangkan pada pasar luar negeri
penjualan meninghkat dari 342,2 ribu batang pada tahun
1990 menjadi 906 ribu batang pada tahun 1991.
Dalam memperhatikan uraian di atas, maka timbul
pertanyaan, apa yang menjadi kekuatan PD. Taru Martani
sehingga dapat memperoleh keragaan penjualan disaat
kelesuan pasar.
Selain kekuatan-kekuatan yang dimiliki PD. Taru
Martani, perlu pula dipelajari kelemahan-kelemahan untuk
dapat dipakai dalam penyusunan strategi supaya dapat
memperbaiki kondisi yang sudah dicapai saat ini.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian ini
bertujuan untuk :
1. Mengindetifikasi kekuatan dan kelemahan yang ada
pada perusahaan.
2. Mempelajari dan menganalisis strategi pemasaran
( strategi produk, strategi harga, strategi distri-
busi dan strategi promosi ) yang pernah digunakan.
3. Mencari alternatif strategi yang akan digunakan
untuk mengatasi permasalahan yang ada.