hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

65
HUKUM PERSEROAN DAN BENTUK-BENTUK KEGIATAN USAHA 1. Pengertian Perusahaan Istilah perusahaan merupakan istilah yang tidak asing. Apalagi saat ini telah banyak bermunculan perusahaan- perusahaan kecil di masyarakat. Semakin berkembangnya sebuah perusahaan, maka semakin banyak pula tenaga kerja yang akan terserap. Kata perusahaan merupakan istilah yang diartikan dalam bahasa inggris yaitu enterprise dan bedrijf dalam bahasa belanda, yang berarti satu atau lebih unit- unit usaha atau bisa disebut juga pabrik. Secara umum, perusahaan diartikan sebagai suatu lembaga yang diorganisasikan dan dijalankan untuk menyediakan barang atau jasa untuk masyarakat dengan motif atau insentif keuntungan. Selain sebagai lembaga, perusahaan juga bisa dianggap sebagai suatu wadah yang di organisasikan, didirikan, dan diterima dalam tata kehidupan masyarakat. Selain Pengertian Secara umum, terdapat pengertian perusahaan menurut para ahli. Beberapa pengertian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Molengraaff Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus menerus, bertindak keluar, untuk memperoleh 1

Upload: thirzaria

Post on 23-Dec-2015

247 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

hukum bisnis

TRANSCRIPT

Page 1: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

HUKUM PERSEROAN DAN BENTUK-BENTUK KEGIATAN

USAHA

1. Pengertian Perusahaan

Istilah perusahaan merupakan istilah yang tidak asing. Apalagi saat ini telah banyak

bermunculan perusahaan-perusahaan kecil di masyarakat. Semakin berkembangnya

sebuah perusahaan, maka semakin banyak pula tenaga kerja yang akan terserap. Kata

perusahaan merupakan istilah yang diartikan dalam bahasa inggris yaitu enterprise dan

bedrijf dalam bahasa belanda, yang berarti satu atau lebih unit-unit usaha atau bisa

disebut juga pabrik.

Secara umum, perusahaan diartikan sebagai suatu lembaga yang diorganisasikan

dan dijalankan untuk menyediakan barang atau jasa untuk masyarakat dengan motif atau

insentif keuntungan. Selain sebagai lembaga, perusahaan juga bisa dianggap sebagai

suatu wadah yang di organisasikan, didirikan, dan diterima dalam tata kehidupan

masyarakat. Selain Pengertian Secara umum, terdapat pengertian perusahaan menurut

para ahli. Beberapa pengertian tersebut adalah sebagai berikut :

1. Molengraaff

Perusahaan adalah keseluruhan perbuatan yang dilakukan secara terus menerus,

bertindak keluar, untuk memperoleh penghasilan dengan cara memperdagangkan

atau menyerahkan barang atau mengadakan perjanjian perdagangan

2. Murti Sumarni (1997)

Perusahaan adalah sebuah unit kegiatan produksi yang mengolah sumber daya

ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan

memperoleh keuntungan dan memuaskan kebutuhan masyarakat.

3. Much Nurachmad

Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik

orang perseorangan, milik persekutun, atau milik badan hukum, baik milik swasta

maupun milik negara yang mempekrjakan pekerja dengan membayar upah atau

imbalan dalam bentuk lain

1

Page 2: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

4. Polak

Suatu usaha untuk dapat dimasukkan dalam pengertian perusahaan harus

mengadakan pembukuan, yaitu perhitungan mengenai laba dan rugi.

5. Komar Andasasmita

Perusahaan adalah mereka yang secara teratur berkesinambungan dan terbuka

bertindak dalam kualitas tertentu (pasti) mencapai atau memperoleh (dengan susah

payah) keuntungan bagi diri mereka.

Di dalam Kitab Undang – Undang Hukum Dagang (Wetboek van Koophandel voor

Indonesie) atau KUHD, tidak disebutkan mengenai penafsiran atau definisi dari

perusahaan. Meski begitu, istilah perusahaan sudah terdapat di dalam KUHD yaitu

dalam pasal 6 yang mengatur tentang penyelenggaraan pencatatan yang wajib dilakukan

setiap orang yang menjalankan perusahaan.

Perkembangan pengertian perusahaan dapat dijumpai dalam UU No. 3 Tahun 1982

tentang Wajib Daftar Perusahaan dan UU No. 8 Tahun 1997 tentang Dokumen

Perusahaan. Menurut Pasal 1 Huruf b UU No. 3 Tahun 1982, perusahaan adalah setiap

bentuk usaha yang bersifat tetap dan terus menerus dan didirikan, bekerja serta

berkedudukan dalam wilayah Republik Indonesia untuk tujuan memperoleh keuntungan

atau laba.

Sedangkan Pasal 1 Butir 2 UU No. 8 Tahun 1997 mendefinisikan perusahaan

sebagai bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus dengan

tujuan memperoleh keuntungan dan atau laba baik yang diselenggarakan oleh orang

perseorangan maupun badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan

hukum, yang didirikan dan berkedudukan dalam wilayah negara Republik Indonesia.

H.M.N. Purwosutjipto dalam bukunya Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia Jilid

2 menjelaskan bahwa Perusahaan adalah perbuatan yang dilakukan secara tidak

terputus-putus, terang-terangan, dalam kedudukan tertentu dan untuk mencari laba.

Kegiatan yang dilakukan dengan maksud untuk mencari keuntungan tersebut termasuk

kegiatan ekonomi.

2

Page 3: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa sesuatu dapat dikatakan

sebagai perusahaan jika memenuhi unsur-unsur di bawah ini:

1. Bentuk usaha, baik yang dijalankan secara orang perseorangan atau badan usaha

2. Melakukan kegiatan secara tetap dan terus menerus

3. Tujuannya adalah untuk mencari keuntungan atau laba

2. Bentuk-Bentuk Perusahaan

Perusahaan diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Bentuk perusahaan berdasarkan jumlah pemilik :

● Perusahaan perseorangan

● Perusahaan persekutuan

2. Bentuk perusahaan berdasarkan status pemilik :

Perusahaan milik pemerintah

Perusahaan Swasta

3. Bentuk perusahaan berdasarkan hukum :

Perusahaan berbadan hukum

Perusahaan tidak berbadan hukum

Dari klasifikasi tersebut, dapat disimpulkan terdapat tiga bentuk perusahaan pada

umumnya, yaitu :

1. Perusahaan perseorangan : Perusahaan yang di kelola secara perorangan serta

memiliki tanggung jawab penuh terhadap kelangsungan perusahaan dan modalnya

berasal dari milik sendiri. Contoh : usaha dagang yang dimiliki seorang diri

2. Perusahaan tidak berbadan hukum : Tidak terdapat pemisahan antara kekayaan

badan usaha dengan kekayaan pemiliknya. Contoh : firma, persekutuan komanditer,

dsb.

3. Perusahaan berbadan hukum : Terdapat pemisahan kekayaan pemilik dengan

kekayaan badan usaha, sehingga pemilik hanya bertanggung jawab sebatas harta

yang dimilikinya.

Badan Usaha Milik Negara : Perusahaan yang dimiliki oleh negara dan

pelaksanaan dilakukan oleh pemerintah. contoh : Adhi Karya, Telkom, Askes.

3

Page 4: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

Perusahaan Swasta : Perusahaan yang modalnya seluruhnya dimiliki oleh

swasta dan tidak ada campur tangan Pemerintah. Contoh : PT Pupuk Kaltim,

PT Krakatau Steel, dsb.

2.1. Perusahaan Perseorangan

1. Pengertian Perusahaan Perseorangan

Bentuk-bentuk usaha ditinjau dari jumlah pemilik modalnya dapat dibedakan

menjadi Perusahaan Perseorangan dan Perusahaan Persekutuan. Perusahaan

Perseorangan adalah perusahaan yang dilakukan oleh satu orang pengusaha dengan

tujuan mencari keuntungan. Pengusaha tersebut memiliki, mengelola, memimpin, serta

bertanggungjawab penuh atas seluruh resiko dan aktivitas yang ada di perusahaan

perseorangan tersebut. Perusahaan Perseorangan (Po) biasanya berbentuk Perusahaan

Dagang (PD) atau Usaha Dagang (UD), sedangkan Perusahaan Persekutuan biasanya

berbentuk Perdata (Maatschap), Persekutuan Firma (Fa), atau Persekutuan Komanditer

(CV). Perusahaan Dagang (PD) adalah bentuk perusahaan perseorangan yang telah

diterima oleh masyarakat dagang Indonesia, tetapi secara resmi nama itu belum

dikukuhkan. Perusahaan dagang bukan merupakan bentuk badan hukum dan tidak

termasuk dalam persekutuan. Perbedaan perusahaan perseorangan dengan persekutuan

ialah pada jumlah pengusahanya, dimana pada perusahaan perseorangan jumlah

pengusaha hanya 1 (satu) orang yang biasanya merangkap sebagai direktur dan

kebanyakan juga menjadi buruh dari perusahaan perseorangan tersebut, sedangkan

untuk perusahaan persekutuan, jumlah pengusaha terdiri atas 2 (dua) orang atau lebih.

Perusahaan perseorang yang dimiliki oleh satu orang menyebabkan modal hanya

berasal dari satu orang sehingga biasanya modal perusahaan ini termasuk modal kecil

atau modal lemah. Perusahaan perseorangan dibentuk atas kehendak seorang pengusaha

yang memiliki modal yang cukup untuk melakukan usaha. Jika modal yang dimiliki

kecil maka Ia akan bekerja sendirian, namun apabila modal yang dimiliki cukup besar

maka Ia akan mempekerjakan beberapa orang untuk membantunya, namun untuk

keahlian teknologi dan manajemen dilakukan oleh pengusaha itu sendiri. Sama halnya

dengan keuntungan dan kerugian yang sepenuhnya ditanggung oleh pengusaha. Bentuk

4

Page 5: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

perusahaan perseorangan relatif banyak di Indonesia, namun volume penjualan dari

masing-masing perusahaan relatif kecil apabila dibandingkan dengan perusahaan lain.

2. Ciri-ciri Perusahaan Perseorangan

Ciri-ciri dari perusahaan perseorangan ialah:

1. Jumlah pengusaha hanya satu orang

2. Modal usaha dimiliki oleh satu orang dan biasanya kecil atau menengah

3. Pembantu pengusaha bekerja berdasarkan perjanjian kerja atau hibah

4. Tidak ada aturan yang mengatur secara khusus mengenai perusahaan

perseorangan, namun hanya memerlukan izin permohonan usaha dari Dinas

Perdagangan setempat

5. Tidak perlu dibuatkan akta pendirian

6. Merupakan bentuk usaha paling sederhana

7. Pengusaha memiliki tanggung jawab tidak terbatas atas perusahaan, dimana

pengusaha mendapatkan seluruh keuntungan perusahaan dan apabila terjadi

kerugian maka pengusaha harus menanggungnya dengan menggunakan harta

pribadi (jika diperlukan).

8. Bentuk perusahaan adalah perusahaan dagang (PD) atau usaha dagang (UD).

9. Kelangsungan usaha bergantung pada pengusaha.

10. Keuntungan untuk sendiri.

3. Kelebihan dan Kelemahan Perusahaan Perseorangan

A. Kelebihan dari perusahaan perorangan:

1. Prosedur pendirian perusahaan dagang itu mudah, maka bila si pengusaha

kurang berhasil dalam usaha yang sekarang dilakukan, maka dia dengan

mudah mengganti dengan usaha yang lain, tanpa prosedur yang kompleks,

atau dengan kata lain mudah untuk didirikan.

2. Mobilitas perusahaan sangat tinggi karena pengusahanya yang hanya terdiri

atas 1 (satu) orang.

3. Seluruh keuntungan menjadi hak pemilik perusahaan.

4. Pemilik perusahaan bebas mengambil keputusan tanpa terikat dengan orang

lain.

5

Page 6: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

5. Keputusan-keputusan dalam perusahaan perseorangan cenderung dapat

dengan cepat diambil oleh si pengusaha.

6. Pengelolaan badan usaha relatif mudah

7. Rahasia perusahaan lebih terjamin.

8. Biaya pengelolaan perusahaan lebih murah karena sumber daya yang

digunakan juga terbatas

9. Pemilik perusahaan dapat bekerja lebih giat karena menjalan perusahaan

sendiri.

10. Pajak yang dibayar relatif kecil.

11. Pajak dibebankan kepada pemilik perusahaan, bukan pada perusahaan.

12. Peraturan yang mengikat perusahaan sedikit.

13. Perusahaan perseorangan lebih mudah mendapatkan kredit karena tanggung

jawab atau jaminannya tidak terbatas pada modal sendiri saja, namun juga

pribadi dari pemilik usaha sehingga risiko kreditnya lebih kecil.

B. Kelemahan dari perusahaan perorangan :

1. Sumber keuangan perusahaan relatif terbatas karena sumber dana hanya

bergantung pada satu orang.

2. Besarnya perusahaan terbatas, karena penanaman modal yang dijalankan

oleh perusahaan relatif terbatas, walaupun pemilih berusaha memperluas

perusahaan, kredit yang diberikan juga terbatas.

3. Tanggung jawab pemilik tidak terbatas bahkan sampai kekayaan pribadi.

4. Kelangsungan usaha kurang terjamin.

5. Perusahaan perorangan mengalami kesulitan dalam soal kepemimpinan

karena seluruh kegiatan usaha dilakukan sendiri oleh pengusaha seperti

masalah pencarian kredit, mengatur tenaga kerja, pembelanjaan, keuangan,

produksi, dan kegiatan memasarkan produk

6. Manajemen perusahaan rendah.

7. Apabila terjadi kerugian, maka kerugian tersebut sepenuhnya ditanggung

pemilik perusahaan.

6

Page 7: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

4. Prosedur Mendirikan Perusahaan Perseorangan

1. Mengajukan permohonan izin usaha (Surat Permohonan Izin Usaha/ SIUP),

yaitu izin usaha yang dikeluarkan oleh instansi pemerintah melalui Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota/Wilayah sesuai domisili perusahaan. SIUP

digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha di bidang perdagangan

barang/jasa di Indonesia, atau dengan kata lain merupakan bagian dari proses

mendirikan perusahaan agar perusahaan bisa beroperasi sesuai KLUI

(Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia) kepada kepala Kantor Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Kota/ Wilayah sesuai domisili perusahaan untuk

permohonan SIUP-Menengah dan SIUP-Kecil. Sedangkan untuk permohonan

SIUP-Besar diajukan melalui Kanwil Perindustrian dan Perdagangan

Kota/Provinsi.

2. Mengajukan permohonan izin tempat usaha kepada pemerintah daerah setempat

(Surat Izin Tempat Usaha/ SITU), yaitu surat yang menjelaskan tentang izin

tempat usaha.

3. Mengajukan permohonan izin gangguan (HO), yaitu pernyataan bahwa

perusahaan yang didirikan tidak menganggu lingkungan sekitarnya kepada

pemerintah daerah setempat bila sekiranya usaha tersebut dapat menimbulkan

gangguan pada masyarakat sekitar.

4. Mengajukan permohonan NPWP pribadi kepada Kantor Pelayanan Pajak.

5. Mengurus Tanda Daftar Perusahaan (TDP). TDP merupakan bagian dari proses

mendirikan perusahaan. Persyaratannya relatif sama untuk berbagai daerah.

Sedangkan syarat-syarat yang diperlukan berkaitan dengan izin usaha pendirian

Usaha Dagang (UD) dengan lama memprosesan permohonan sekitar 30 hari kerja,

yaitu:

1. Fotokopi KTP para pendiri, minimal dua orang.

2. Fotokopi KK penanggung jawab/direktur.

3. Fotokopi PBB terakhir tempat usaha/kantor.

4. Pasfoto penanggung jawab/direktur ukuran 3x4 sebanyak dua lembar

7

Page 8: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

5. Akta Pendirian Perusahaan Perseorangan

Untuk memperkuat kedudukan hukum perusahaan, pengusaha dapat membuat akta

pendiriannya kepada notaris. Akta pendirian ini sangat sederhana karena tidak

diperlukan adanya anggaran dasar. Dengan adanya akta pendirian yang notariil ini maka

kedudukan hukum perusahaan akan lebih kuat, tetapi sebetulnya hal ini tidak diwajibkan

dan akta pendirian tersebut tidak perlu dilaporkan kepada Pengadilan Negeri setempat

dan tidak perlu diumumkan dalam Berita Tambahan Negara Republik Indonesia.

6. Izin Berdasarkan Undang-Undang Gangguan

Apabila tempat usaha perusahaan dagang itu berada di tengah-tengah kompleks

perumahan dan pelaksanaan perusahaan itu bisa mengganggu ketenangan atau

ketenteraman orang-orang yang berada di lingkungan tersebut, maka pengusaha harus

meminta izin berdasarkan Undang-undang Gangguan (Hinder ordonnantie, S. 1926-226)

yang dapat diminta kepada Pemerintah Daerah setempat.

7. Kewajiban Pengusaha Perusahaan Perseorangan

1. Pembukuan

Berdasarkan Pasal 6 KUHD, setiap orang yang menjalankan perusahaan

diwajibkan mengerjakan pembukuan, yakni catatan-catatan mengenai harta

kekayaan pribadinya dan harta kekayaan yang dipergunakan dalam

perusahaannya, sehingga dari catatan-catatan itu setiap waktu dapat diketahui

hak-hak dan kewajibannya. Karena perusahaan perseorangan merupakan salah

satu jenis perusahaan, maka pengusaha tersebut wajib menjalankan pembukuan.

2. Mendaftarkan Perusahaan

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 tahun 1982 tentang Wajib Daftar

Perusahaan, Pasal 5 menyebutkan bahwa setiap perusahaan wajib didaftarkan

dalam daftar perusahaan dan pendaftaran wajib dilakukan oleh pemilik atau

pengurus perusahaan yang bersangkutan atau dapat diwakilkan kepada orang lain

dengan memberikan surat kuasa yang sah. Dalam pasal 10 disebutkan,

pendaftaran wajib dilakukan dalam jangka waktu 3 (tiga bulan) setelah

perusahaan mulai menjalankan usahanya.

8

Page 9: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

3. Membayar Pajak

Menurut Undang-undang Perpajakan RI, setiap orang, badan usaha dan badan

hukum tertentu, wajib membayar pajak kepada negara. Karena perusahaan

perseorangan adalah suatu badan yang menjalankan perusahaan, maka wajib

membayar pajak kepada negara. Jenis pajak itu bermacam-macam, seperti:

A. Pajak Penghasilan (UU No. 7 Tahun 1983);

B. Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa (UU No. 8 Tahun 1983);

C. Pajak Penjualan atas Barang Mewah (UU No. 8 Tahun 1983);

D. Pajak Bumi dan Bangunan (UU No. 12 Tahun 1985), dan lain-lain

8. Hal-Hal yang Wajib Didaftarkan Bagi Perusahaan Perseorangan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 tahun 1982 tentang Wajib Daftar

Perusahaan, Perusahaan Perseorangan wajib mendaftarkan :

1. Nama lengkap pemilik atau pengusaha dan setiap alias-aliasnya.

2. setiap namanya dahulu apabila berlainan dengan angka 1.

3. Nomor dan tanggal tanda bukti diri.

4. Alamat tempat tinggal yang tetap.

5. Alamat dan negara tempat tinggal yang tetap, apabila tidak bertempat tinggal

tetap di wilayah Negara Republik Indonesia.

6. Tempat dan tanggal lahir pemilik atau pengusaha

7. Negara tempat lahir apabila dilahirkan di luar wilayah Negara Republik

Indonesia.

8. Kewarganegaraan pemilik atau pengusaha pada saat pendaftaran.

9. Hubungan Antara Pengusaha dan Pembantunya

Pada umumnya sedikit atau banyak, perusahaan dagang itu mempunyai pembantu-

pembantu untuk menyelenggarakan perusahaannya. Dengan adanya pembantu-pembantu

ini timbulah hubungan hukum antara pengusaha dengan pembantu-pembantunya.

Hubungan hukum tersebut adalah hubungan perburuhan dan hubungan pemberian kuasa.

Dalam hubungan perburuhan pengusaha berfungsi sebagai majikan, sedangkan pelayan

berfungsi sebagai buruh. Hubungan perburuhan ini diatur dalam Bab VII-A, Buku

Ketiga, KUHPER, dalam hubungan mana pelayan harus mematuhi perintah pengusaha,

9

Page 10: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

sedangkan pengusaha berkewajiban membayar upah pelayan. Dalam hubungan

pemberian kuasa, pengusaha bertindak sebagai pemberi kuasa, sedangkan pelayan

bertindak sebagai pemegang kuasa Hubungan hukum ini datur dalam Bab XVI, Buku

ketiga, KUHPER.

10. Hubungan Antara Pengusaha dan Pihak Ketiga

Perbuatan pengusaha atau pembantunya dapat menimbulkan perikatan-perikatan

terhadap pihak ketiga. Perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh pengusaha atau

pembantunya ini dapat merupakan perbuatan hukum dan dapat pula merupakan

perbuatan melawan hukum, sehingga perikatan-perikatan yang timbul menjadi berbeda,

yaitu:

1. Terhadap perikatan-perikatan yang timbul dan perbuatan hukum, pengusaha

terikat, artinya pengusaha harus melaksanakan perikatan-perikatan itu. Begitu

juga kalau perbuatan hukum itu dilakukan oleh pembantu atas namanya.

Pembantu pengusaha ini bertindak sebagai pemegang kuasa dari pengusaha,

yang berakibat bahwa semua perikatan yang timbul dan perbuatan hukum itu

harus dilaksanakan oleh pengusaha.

2. Terhadap perikatan-perikatan yang timbul dari perbuatan melawan hukum, baik

yang dilakukan oleh pengusaha sendiri, maupun oleh pembantunya, menjadi

tanggung jawab pengusaha, artinya pengusaha berkewajiban menanggung, bila

ada salah atas pelaksanaan perikatan tersebut. Apabila perbuatan melawan

hukum tersebut dilakukan oleh pengusaha sendiri, maka tuntutan

pertanggungjawaban itu dapat dilakukan oleh pihak ketiga berdasar Pasal 1365

KUHPER, sedangkan bila perbuatan melawan hukum itu dilakukan oleh

pembantu pengusaha, maka penuntutan pertanggungjawaban itu dapat

dilakukan oleh pihak ketiga berdasar Pasal 1367 KUHPER. Perbuatan melawan

hukum yang dimaksud dalam Pasal 1365 dan 1367 KUHPER itu menghendaki

adanya akibat yang merugikan pihak ketiga yang menuntut itu. Kerugian inilah

yang menjadi tanggung jawab pengusaha. Sebaliknya kalau akibat kerugian itu

tidak ada, maka menurut hemat saya penuntutan melalui Pasal 1365 atau 1367

KUHPER itu tidak dapat diterima.

10

Page 11: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

2.2. Perusahaan Tidak Berbadan Hukum

1. Perusahaan bukan badan hukum

Merupakan perusahaan swasta yang didirikan dan dimiliki oleh beberapa orang

pengusaha secara kerja sama, jenis perusahaan ini dapat menjalankan usaha di bidang

perekonomian (perindustrian, perdagangan, dan perjasaan). Contohnya : Persekutuan

perdata, Firma, CV.

Beberapa penjelasan singkat mengenai Perusahan Bukan Badan Hukum, antara

lain:

1. Subjek hukumnya adalah orang-orang yang menjadi pengurusnya, jadi bukan

badan hukum itu sendiri karena ia bukanlah hukum sehingga tidak dapat menjadi

subjek hukum.

2. Pada perusahaan bukan badan hukum, yang bertindak sebagai subjek

hukum adalah orang-orangnya dan bukan perkumpulannya sehingga yang

dituntut adalah orang-orangnya oleh pihak ketiga

3. Harta kekayaan dalam perusahaan yang tidak berbadan hukum

adalah dicampur, artinya bila terjadi kerugian/penuntutan yang berujung

pembayaran ganti rugi /pelunasan utang maka harta kekayaan pribadi dapat

menjadi jaminannya. Dengan kata lain, pertanggung jawabannya pribadi untuk

keseluruhan

4. Harta perusahan bersatu dengan harta pribadi para

pengurus/anggotanya. Akibatnya kalau perusahaannya pailit, maka harta

pengurus/anggotanya ikut tersita juga.

5. Badan usaha yang bukan badan hukum adalah Perusahaan Perseorangan, Firma,

CV.

2. Persekutuan Perdata

Perjanjian antara dua orang atau lebih yang mengikatkan diri untuk memasukkan

sesuatu (inbreng) ke dalam persekutuan dengan maksud membagi keuntungan yang

diperoleh karenanya (Pasal 1618 KUHPerdata). Suatu perjanjian diantara dua orang

atau lebih untuk memasukkan uang tenaga kerja, dan keahlian ke dalam suatu

11

Page 12: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

perusahaan untuk mendapatkan keuntungan yang dibagi bersama sesuai dengan

bagian atau proporsi yang telah disepakati bersama.

Inbreng adalah keadaan dimana masing-masing sekutu diwajibkan untuk

memberikan pemasukkan ke dalam persekutuan (Pasal 1619 KUHPerdata).

Pemasukkan tersebut dapat berupa uang, benda-benda yang layak sebagai

pemasukkan (kendaraan bermotor, alat perlengkapan kantor, dll), tenaga kerja baik

secara fisik maupun pikiran.

A. Bentuk-bentuk persekutuan perdata

1. Persekutuan perdata yang terjadi antara pribadi-pribadi yang melakukan

suatu pekerjaan bebas (profesi) dan tidak menggunakan nama bersama

misalnya : pengacara, dokter, arsitek, akuntan, dsb.

2. Persekutuan perdata yang secara nyata menjalankan perusahaan

3. Suatu perjanjian kerja sama dari suatu transaksi, tetapi tidak menggunakan

nama bersama dan tidak bersifat terus-menerus (tidak tampak unsur

menjalankan perusahaan)

B. Jenis-jenis Persekutuan perdata

1. Persekutuan Perdata Umum/ Penuh : Persekutuan dimana para sekutu

memasukkan seluruh hartanyaatau bagian yang sepadan dengan-nya tanpa

adanya suatu perincian apapun. Persekutuan yang demikian dilarang undang-

undang, kecuali diperjanjikan masing-masing sekutu akan mencrahkan

segala kekuatan kerjanya untuk mendapatkan laba yang bisa dibagi antara

para sekutu.

2. Persekutuan Perdata Khusus : Persekutuan perdata dimana para sekutu

menjanjikan pemasukkanbenda-benda tertentu atau sebagian tenaga kerja-

nya.

C. Pembebanan kepengurusan persekutuan perdata

Pembebanan kepengurusan persekutuan perdata dilakukan dengan cara :

1. Diatur sekaligus bersama dengan akta pendirian persekutuan perdata: sekutu

statuer (gerant statutaire)

12

Page 13: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

2. Diatur dengan akta tersendiri sesudah pendirian : sekutu mandater (gerant

mandater)

D. Berakhir nya persekutuan perdata

Persekutuan perdata dapat berakhir karena (pasal 1646-1651 KUHPerdata)

1. Lewatnya waktuuntuk mana persekutuan telah diadakan

2. Musnahnya barang atau diselesaikanya perbuatan yang menjadi pokok

persekutuan

3. Kehendak semata-mata dari beberapa atau seorang sekutu

4. Pengakhiran berdasarkan alasan yang sah

5. Salah seorang sekutu meninggal, diletakkandibawah pengapungan, atau

dinyatakan pailit.

3. Firma

Perseroan Firma adalah suatu perseroan yang didirikan untuk melakukan suatu

usaha di bawah satu nama bersama. Nama bersama di dalam firma berarti :

1. Nama Seorang Sekutu

2. Nama seorang sekutu dengan tambahan yang menunjukkan anggota keluarga

3. Himpunan nama para sekutu atau sebagian sekutu

4. Nama lain yang bukan nama sekutu atau keluarga

5. Nama bidang usaha perusahaan

Perseroan yang terbentuk dengan cara meminjamkan uang atau disebut juga

perseroan komanditer, didirikan antara seseorang atau antara beberapa orang persero

yang bertanggung jawab secara tanggung-renteng untuk keseluruhannya, dan satu

orang atau lebih sebagai pemberi pinjaman uang. Dalam perseroan firma tiap-tiap

persero bertanggung jawab secara tanggung renteng untuk seluruhnya atas perikatan-

perikatan perseroannya. Suatu perseroan dapat sekaligus berwujud perseroan firma

terhadap persero-persero firma di dalamnya dan perseroan komanditer terhadap

pemberi pinjaman uang.

A. Pendirian Firma

Perseroan-perseroan firma harus didirikan dengan akta otentik, tanpa adanya

kemungkinan untuk disangkalkan terhadap pihak ketiga, bila akta itu tidak ada.

13

Page 14: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

Para persero firma diwajibkan untuk mendaftarkan akta itu dalam register yang

disediakan untuk itu pada kepaniteraan raad van justitie (pengadilan negeri)

daerah hukum tempat kedudukan perseroan itu. Akan tetapi para persero firma

diperkenankan untuk hanya mendaftarkan petikannya saja dari akta itu dalam

bentuk otentik. Setiap orang dapat memeriksa akta atau petikannya yang

terdaftar, dan dapat memperoleh salinannya atas biaya sendiri.

B. Akta Pembuatan Firma

Akta Pembuatan Firma terdiri atas :

1. Nama, nama kecil, pekerjaan dan tempat tinggal para persero firma

2. Pernyataan firmanya dengan menunjukkan apakah perseroan itu umum,

ataukah terbatas pada suatu cabang khusus dari perusahaan tertentu, dan

dalam hal terakhir dengan menunjukkan cabang khusus itu (KUHD 17)

3. Penunjukan para persero, yang tidak diperkenankan bertandatangan atas

nama firma;

4. Saat mulai berlakunya perseroan dan saat berakhirnya

5. Dan selanjutnya, pada umumnya, bagian-bagian dari perjanjiannya yang

harus dipakai untuk menentukan hak-hak pihak ketiga terhadap para persero.

(KUHD 27 dst)

Pendaftarannya harus diberi tanggal dari hari pada waktu akta atau

petikannya itu dibawa kepada panitera. Di samping itu para persero wajib untuk

mengumumkan petikan aktanya dalam surat kabar resmi sesuai dengan ketentuan

pasal 26. Selama pendaftaran dan pengumuman belum terjadi, maka perseroan

firma itu terhadap pihak ketiga dianggap sebagai perseroan umum untuk segala

urusan, dianggap didirikan untuk waktu yang tidak ditentukan dan dianggap tiada

seorang persero pun yang dilarang melakukan hak untuk bertindak dan bertanda

tangan untuk firma itu. Dalam hal adanya perbedaan antara yang didaftarkan dan

yang diumumkan, maka terhadap pihak ketiga berlaku ketentuan-ketentuan yang

berkenaan dengan pasal yang lalu yang dicantumkan dalam surat kabar resmi.

14

Page 15: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

C. Tanggung Jawab Sekutu Firma

Sekutu Firma bertanggung jawab secara :

1. Intern

Tanggung jawab yang seimbang dengan inbreng

2. Ekstern

Tanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan atas semua perikatan

persekutuan

E. Pembubaran Firma

Firma dari suatu perseroan yang telah dibubarkan dapat dilanjutkan oleh

seorang atau lebih, baik atas kekuatan perjanjian pendiriannya maupun bila

diizinkan dengan tegas oleh bekas persero yang namanya disebut di situ, atau bila

dalam hal adanya kematian, para ahli warisnya tidak menentangnya, dan dalam

hal itu untuk membuktikannya harus dibuat akta, dan mendaftarkannya dan

mengumumkannya dalam surat kabar resmi atas dasar dan dengan cara yang

ditentukan dalam pasal 23 dan berikutnya, serta dengan ancaman hukuman yang

tercantum dalam pasal 29.

Pembubaran sebuah perseroan firma sebelum waktu yang ditentukan dalam

perjanjian, atau terjadi karena pelepasan diri atau penghentian, perpanjangan

waktu setelah habis waktu yang ditentukan, demikian pula segala perubahan

yang diadakan dalam perjanjian yang asli yang berhubungan dengan pihak

ketiga, diadakan juga dengan akta otentik, dan terhadap ini berlaku ketentuan-

ketentuan pendaftaran dan pengumuman dalam surat kabar resmi seperti telah

disebut. Kelalaian dalam hal itu mengakibatkan, bahwa pembubaran, pelepasan

diri, penghentian atau perubahan itu tidak berlaku terhadap pihak ketiga.

Terhadap kelalaian mendaftarkan dan mengumumkan dalam hal perpanjangan

waktu perseroan, berlaku ketentuan-ketentuan pasal 29.

4. Persekutuan Komanditer / Commanditaire Vennootschap (CV)

Persekutuan komanditer itu ialah persekutuan firma yang mempunyai satu atau

beberapa orang sekutu komanditer. Sekutu komanditer adalah sekutu yang hanya

menyerahkan uang, barang atau tenaga sebagai pemasukan pada persekutuan,

15

Page 16: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

sedangkan dia tidak turut campur dalam pengurusan atau penguasaan dalam

persekutuan. Status seorang sekutu komanditer itu dapat disamakan dengan seorang

yang menitipkan modal pada suatu perusahaan, yang hanya menantikan hasil

keuntungan dari uang, benda atau tenaga pemasukannya itu saja, sedangkan dia sama

sekali lepas tangan dari pengurusan perusahaan.

Pengaturan mengenai persekutuan firma diatur dalam Pasal 16 s/d 35 KUHD.

Tiga di antara pasal-pasal itu, yakni Pasal 19, 20 dan 21 adalah aturan untuk

persekutuan komanditer. Pasal 19 ayat (1) KUHD menyebutkan bahwa perseroan

yang terbentuk dengan cara meminjamkan uang atau disebut juga perseroan

komanditer, didirikan antara seseorang atau antara beberapa orang persero yang

bertanggung jawab secara tanggung-renteng untuk keseluruhannya, dan satu orang

atau lebih sebagai pemberi pinjaman uang.

Pengaturan tentang persekutuan komanditer dalam KUHD berada di tengah-

tengah aturan mengenai persekutuan firma, yaitu Pasal 19, 20 dan 21. Letak aturan

persekutuan komanditer di tengah-tengah pasal-pasal yang mengatur persekutuan

firma itu sudah sepatutnya, karena persekutuan komanditer itu juga disebut

persekutuan firma dengan bentuk khusus. Kekhususannya itu terletak pada adanya

sekutu komanditer, yang pada persekutuan firma tidak ada. Pada persekutuan firma

hanya ada sekutu kerja atau firmant, sedangkan dalam persektuan komanditer, kecuali

sekutu kerja, juga ada sekutu komanditer, yakni sekutu yang tidak kerja, sekutu yang

hanya memberikan pemasukannya saja, tidak turut mengurus perusahaan.

A. Jenis Sekutu pada Persekutuan Komanditer

Persekutuan komanditer itu mempunyai dua macam sekutu, yaitu sekutu

kerja (sekutu komplementer) dan sekutu komanditer. Adapun perbedaan kedua

sekutu itu adalah sebagai berikut:

1. Sekutu komanditer wajib menyerahkan uang, benda, atau tenaga kepada

persekutuan sebagai yang telah disanggupkan dan berhak menerima

keuntungan dari persekutuan. Tanggung jawab sekutu komanditer terbatas

pada jumlah pemasukan yang telah disanggupkan untuk disetor. Sekutu

komanditer tidak boleh mencampuri tugas sekutu kerja (komplementer),

16

Page 17: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

yaitu pengurusan persekutuan (Pasal 20 KUHD). Bila larangan ini dilanggar,

maka Pasal 21 KUHD memperluas tangung jawabnya sekutu komanditer

sama dengan tanggung jawab sekutu kerja (komplementer), yaitu tangung

jawab secara pribadi untuk keseluruhan (Pasal 18 KUHD).

2. Sekutu kerja berhak memasukkan modal ke dalam persekutuan, bertugas

mengurus persekutuan dan bertanggung jawab secara pribadi untuk

keseluruhan. Bila sekutu kerja lebih dari seorang, harus ditegaskan apakah di

antara mereka ada yang dilarang bertindak keluar (Pasal 17 KUHD).

Meskipun sekutu tersebut tidak berhak bertindak keluar, tetapi tanggung

jawabnya tetap sebagai yang ditetapkan dalam Pasal 18 KUHD.

B. Pendirian Persekutuan Komanditer

Dalam KUH Dagang tidak ada aturan tentang pendirian, pendaftaran,

maupun pengumumannya, sehingga dalam prosedur pendirian persekutuan

komanditer sama dengan pendirian persekutuan firma. Sehingga pasal 22 s/d 28

KUHD juga berlaku untuk prosedur mendirikan persekutuan komanditer.

C. Jenis Persekutuan Komanditer

Persekutuan komanditer itu ada tiga macam, yaitu

1. Persekutuan komanditer diam-diam, yaitu persekutuan komanditer yang

belum menyatakan dirinya dengan terang-terangan kepada pihak ketiga

sebagai persekutuan komanditer. Keluar, persekutuan itu masih menyatakan

dirinya sebagai persekutuan firma, tetapi ke dalam persekutuan itu sudah

menjadi persekutuan komanditer, karena salah seorang atau beberapa orang

sekutu sudah menjadi sekutu komanditer.

2. Persekutuan komanditer terang-terangan, yaitu persekutuan komanditer yang

dengan terang-terangan menyatakan dirinya sebagai persekutuan komanditer

kepada pihak ketiga. Misalkan papan nama di muka kantomya, reklame-

reklame yang diumumkan, dan segala tindakan-tindakan hukum bagi

kepentingan persekutuan, baik ke dalam maupun ke luar, para pengurus

selalu menyatakan atas nama persekutuan komanditer. Jadi, istilah "terang-

17

Page 18: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

terangan" itu tertuju pada pemyataan diri sebagai persekutuan komanditer

kepada pihak ketiga.

3. Persekutuan komanditer dengan saham, adalah persekutuan komanditer

terang-terangan, yang modalnya terdiri dari saham-saham. Persekutuan

bentuk ini sama sekali tidak diatur dalam KUHD. Pada hakekatnya

persekutuan bentuk ini adalah sama saja dengan persekutuan komanditer

biasa (terang-terangan), perbedaan dengan persekutuan komanditer biasa

terletak pada pembentukan modal, yaitu dengan cara mengeluarkan saham-

saham. Hal pembentukan dan cara mendapatkan modal semacam ini

dimungkinkan oleh Pasal 1338 ayat (1), Pasal 1337 KUHPER bersama

dengan Pasal 1 KUHD. Dan karena itu persekutuan ini adalah juga semacam

persekutuan komanditer biasa, maka ketentuan-ketentuan dalam KUHD

berlaku juga ada persekutuan jenis ini.

D. Hubungan Hukum Antar sekutu

Hubungan intern antarsekutu ialah hubungan hukum antara sekutu kerja

dengan sekutu komanditer. Hubungan ini tidak bisa dilihat dari Pasal 19, 20 dan

21 KUHD. Dengan melalui Pasal 16 KUHD, di mana persekutuan firma, dalam

hal ini sebagai persekutuan komanditer dinyatakan persekutuan perdata yang

didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama (firma), maka

hubungan intern antarsekutu kita bisa melihat bagian kedua, bab VIII, Buku II,

KUHPER, mulai Pasal 1624 s/d 1641. Hubungan ini mengenai:

1. Pemasukan modal diatur dalam Pasal 1625 dan selanjutnya. Benda

pemasukan dapat berupa benda fisik, uang dan tenaga manusia (fisik

dan/atau pikiran);

2. Pembagian untung rugi. Hal ini diatur dalam Pasal 1633 dan 1634 KUHPER.

Biasanya mengenai dua hal ini diatur dalam perjanjian pendirian

persekutuan. Kalau dalam perjanjian pendirian persekutuan tidak diatur,

barulah aturan tersebut di atas berlaku.

Bila ada untung, maka sekutu komanditer mendapat bagian sebesar sebagai

yang diatur dalam perjanjian pendirian. Tetapi kalau dalam perjanjian tidak ada

18

Page 19: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

aturannya, maka Pasal 1633 KUHPER memberi pedoman. Begitu pula kalau

persekutuan menderita rugi, sekutu komanditer dibebani juga membayar

kerugian itu, tetapi beban itu tidak boleh melebihi jumlah pemasukannya. Bagi

sekutu kerja, beban kerugian itu tidak terbatas, sehingga bila perlu, harta

kekayaan sendiri disentuh sebagai jaminan bagi seluruh kerugian persekutuan

(Pasal 18 KUHD bsd. Pasal 1131 dan 1132 KUHPER).

Jadi, kedudukan sekutu komanditer mengenai untung rugi persekutuan, sama

dengan kedudukan pesero atau pemegang saham pada sebuah PT (Pasal 40 ayat

(2) KUHD), yang tidak boleh dibebani lebih dari jumlah nominal sahamnya. Dan

dia pun tidak boleh dituntut untuk menambah pemasukannya dan tidak dapat

diminta untuk mengembalikan keuntungan yang telah pernah diterimanya (Pasal

1625 KUHPER bsd Pasal 20 ayat (3) KUHD).

E. Pengurusan Persekutuan Komanditer

Menurut Pasal 20 ayat (2) KUHD sekutu komanditer dilarang melakukan

pengurusan (beheren), meskipun dengan kekuatan surat kuasa. Tetapi dia boleh

mengawasi pengurusan itu, bila ditetapkan demikian dalam perjanjian pendirian.

Meskipun begitu pengawasan ini harus bersifat intern, yang tidak boleh berarti

bahwa tindakan pengawasan sekutu komanditer itu dapat menimbulkan kesan

seolah-olah dia juga pengurus persekutuan. Dalam perjanjian pendirian juga

dapat ditentukan bahwa mengenai beberapa tindakan pengurusan tertentu sekutu

kerja harus minta izin terlebih dulu kepada sekutu komanditer/pengawas

persekutuan, bila akan melakukannya. Jadi, kecuali tindakan pengawasan dan

pemberian izin pada perbuatan pengurusan tertentu, yang diperkenankan oleh

perjanjian pendirian, sekutu komanditer dilarang mencampuri persoalan

pengurusan. Bila larangan ini dilanggar, maka sekutu komanditer yang

bersangkutan kena sanksi sebagai tersebut dalam Pasal 21 KUHD, yaitu

tanggung jawabnya diperluas sama dengan tanggung jawab sekutu kerja, yaitu

pribadi untuk keseluruhan.

19

Page 20: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

F. Berakhirnya Persekutuan Komanditer

Karena persekutuan komanditer itu pada hakekatnya adalah persekutuan

firma, (Pasal 19 KUHD), dan persekutuan firma adalah persekutuan perdata

(Pasal 16 KUHD), yang didirikan untuk melakukan perusahaan dengan nama

bersama (firma), maka aturan tentang berakhimya persekutuan juga dikuasai oleh

Pasal 1646 s/d 1652 KUHPER ditambah dengan Pasal 21 s/d 35 KUHD.

2.3. Perusahaan Berbadan Hukum

2.3.1. Perusahaan Negara (Badan Usaha Milik Negara)

1. Pengertian BUMN

Menurut UU 19/2003 tentang Badan Usaha Milik Negara adalah

badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh

negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan

negara yang dipisahkan. Pendirian BUMN diusulkan oleh Menteri

kepada Presiden dengan dasar pertimbangan setelah dikaji bersama

dengan Menteri Teknis dan Menteri Keuangan.

2. Maksud dan Tujuan pendirian BUMN

A. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional

pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya;

B. Mengejar keuntungan;

C. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang

dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan

hajat hidup orang banyak;

D. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat

dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi;

E. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha

golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.

3. Ciri-ciri BUMN 

A. Seluruh atau sebagian besar modalnya milik negara

B. Sebagai sumber pemasukan negara

C. Pemerintah memegang hak atas segala kekayaan dan usaha

20

Page 21: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

D. Pemerintah berkedudukan sebagai pemegang saham dalam

permodalan perusahaan

E. Pengawasan dilakukan alat pelengkap negara yang berwenang

F. Pemerintah memiliki wewenang dan kekuasaan dalam menetapkan

kebijakan perusahaan

G. Dapat menghimpun dana dari pihak lain, baik brupa bank maupun

nonbank

H. Sebagai stabilisator perekonomian dalam rangka menyejahterakan

rakyat

4. Sumber Modal

Berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan dan penyertaan

modal negara dalam rangka pendirian atau penyertaan BUMN

bersumber dari:

A. APBN, ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah meliputi pula proyek-

proyek Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dikelola

oleh BUMN dan/atau piutang negara pada BUMN yang dijadikan

sebagai penyertaan modal negara.

B. Kapitalisasi cadangan, yaitu penambahan modal disetor yang

berasal dari cadangan. Contohnya adalah

C. Sumber lainnya contohnya surplus revaluasi aset.

5. Struktur BUMN

A. Pemilik yaitu Pemerintah yang diwakili Menteri Keuangan dan

Menteri Negara Investasi dan BUMN

B. Direksi yang bertanggung jawab penuh dalam pengurusan untuk

kepentingan dan tujuan BUMN, dimana Direksi diharuskan untuk

mematuhi anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan.

Terdiri dari orang-orang yang memiliki latar belakang beragam

sesuai dengan industri BUMN berjalan.

C. Direksi Komisaris dan Dewan Pengawas yang bertanggung jawab

penuh dalam pengawasan BUMN untuk kepentingan dan tujuan

21

Page 22: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

BUMN. Terdiri dari para pejabat Departemen Keuangan,

Kementrian Negara Investasi dan BUMN serta departemen lainnya.

6. Jenis BUMN

Perusahaan Perseroan Perusahaan Umum

Pengertian BUMN yang berbentuk perseroan

terbatas yang modalnya terbagi

dalam saham yang seluruh atau

paling sedikit 51 % (lima puluh

satu persen) sahamnya dimiliki

oleh Negara Republik Indonesia

yang tujuan utamanya mengejar

keuntungan.

BUMN yang seluruh modalnya

dimiliki negara dan tidak terbagi

atas saham, yang bertujuan untuk

kemanfaatan umum berupa

penyediaan barang dan/atau jasa

yang bermutu tinggi dan sekaligus

mengejar keuntungan berdasarkan

prinsip pengelolaan perusahaan

Peraturan Bab II pasal 10-34 UU 19/2003 Bab III pasal 35-62 UU 19/2003

Pendirian Diusulkan oleh menteri kepada Presiden dengan pertimbangan Menteri

Teknis dan Menteri Keuangan

Maksud

dan Tujuan

Menyediakan barang dan/atau jasa

yang bermutu tinggi dan berdaya

saing kuat serta mengejar

keuntungan guna meningkatkan

nilai perusahaan

Menyelenggarakan usaha yang

bertujuan untuk kemanfaatan umum

berupa penyediaan barang atau jasa

yang berkualitas dengan harga yang

terjangkau oleh masyarakat

berdasarkan prinsip pengelolaan

perusahaan yang sehat

Organ RUPS, Direksi dan Komisaris Menteri, Direksi dan Dewan

Pengawas

Sifat

Usaha

Profit Oriented Public service dan Profit Oriented

seimbang

22

Page 23: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

Modal Seluruh saham atau 51% dimiliki

oleh Pemerintah RI

Seluruh modal dimiliki oleh negara

dan tidak terbagi atas saham

Kewenang

an

Tertinggi

RUPS dan Menteri Dewan Pengawas

Contoh Adhi Karya, Angkasa Pura, Antam,

Bank Mandiri, Bank BRI, Garuda

Indonesia, Pos Indonesia, Taspen

Bulog, Damri, Pegadaian,

Percetakan Uang Negara, Jasa Tirta

7. Restrukturisasi

Restrukturisasi adalah upaya yang dilakukan dalam rangka

penyehatan BUMN yang merupakan salah satu langkah strategis untuk

memperbaiki kondisi internal perusahaan guna memperbaiki kinerja

dan meningkatkan nilai perusahaan.

Tujuan restrukturisasi adalah untuk:

A. Meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan;

B. Memberikan manfaat berupa dividen dan pajak kepada negara;

C. Menghasilkan produk dan layanan dengan harga yang kompetitif

kepada konsumen; dan

D. Memudahkan pelaksanaan privatisasi.

Restrukturisasi BUMN meliputi :

A. Restrukturisasi sektoral yang pelaksanaannya disesuaikan dengan

kebijakan sektor dan/atau ketentuan peraturan perundang-

undangan;

B. Restrukturisasi perusahaan/korporasi yang meliputi :

1) Peningkatan intensitas persaingan usaha, terutama di sektor-

sektor yang terdapat monopoli, baik yang diregulasi maupun

monopoli alamiah;

23

Page 24: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

2) Penataan hubungan fungsional antara pemerintah selaku

regulator dan BUMN selaku badan usaha, termasuk di

dalamnya penerapan prinsip- prinsip tata kelola perusahaan

yang baik dan menetapkan arah dalam rangka pelaksanaan

kewajiban pelayanan publik.

3) Restrukturisasi internal yang mencakup keuangan, organisasi/

manajemen, operasional, sistem, dan prosedur.

8. Privatisasi

Privatisasi adalah penjualan saham Persero, baik sebagian

maupun seluruhnya, kepada pihak lain dalam rangka meningkatkan

kinerja dan nilai perusahaan, memperbesar manfaat bagi negara dan

masyarakat, serta memperluas pemilikan saham oleh masyarakat.

A. Maksud Privatisasi

Privatisasi dilakukan dengan maksud untuk :

1) Memperluas kepemilikan masyarakat atas Persero

2) Meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan

3) Menciptakan struktur keuangan dan manajemen keuangan yang

baik/kuat

4) Menciptakan struktur industri yang sehat dan kompetitif

5) Menciptakan Persero yang berdaya saing dan berorientasi global

6) Menumbuhkan iklim usaha, ekonomi makro, dan kapasitas pasar

7) Privatisasi dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja

dan nilai tambah

8) Perusahaan dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam

pemilikan saham Persero.

B. Persero yang tidak dapat diprivatisasi

Persero yang tidak dapat diprivatisasi adalah:

1) Persero yang bidang usahanya berdasarkan ketentuan peraturan

perundang-undangan hanya boleh dikelola oleh BUMN;

24

Page 25: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

2) Persero yang bergerak di sektor usaha yang berkaitan dengan

pertahanan dan keamanan negara;

3) Persero yang bergerak di sektor tertentu yang oleh pemerintah

diberikan tugas khusus untuk melaksanakan kegiatan tertentu

yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat;

4) Persero yang bergerak di bidang usaha sumber daya alam yang

secara tegas berdasarkan ketentuan peraturan perundang-

undangan dilarang untuk diprivatisasi.

C. Contoh perusahaan yang di privatisasi

Contoh perusahaan yang di privatisasi, antara lain :

1) PT Semen Baturaja Persero, PT BTN Tbk, PT Kimia Farma Tbk,

PT Industri Telekomunikasi Indonesia Persero, PT Industri

Sandang Nusantara Persero, PT Industri Gelas Persero, dan PT

Waskita Karya Persero (Tahun 2012)

2) PT Pembangunan Perumahan (PP) (Tahun 2010)

3) PT Telekomunikasi Indonesia (Tahun 1995)

4) PT Aneka Tambang (Tahun 1997)

5) PT Pelindo II (Tahun 1995)

D. Pelaksanaan Privatisasi

Pelaksanaan Privatisasi, antara lain :

1) Persero yang dapat diprivatisasi harus sekurang-kurangnya

memenuhi kriteria:

a) industri usahanya kompetitif;

b) industri usahanya yang unsur teknologinya cepat

berubah (Ps 76 UU BUMN).

2) Privatisasi harus diputuskan RUPS atau sejenisnya, bagi BUMN

Persero harus seijin Menteri sebagai pemegang saham.

3) Privatisasi BUMN dilakukan oleh sebuah Komite Privatisasi,

yang dibentuk oleh Menteri Negara BUMN yang didalamnya

dipimpin oleh Presiden sebagai penasihat dan Meneg BUMN

25

Page 26: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

c.q. Deputi Restrukturisasi dan Privatisasi Kemeneg BUMN.

(lihat Pasal 79 ayat (2) UU No. 19 Th 2003).

4) Hasil privatisasi disetorkan kepada Kas Negara.

9. Teknik Privatisasi

A. Penawaran Umum (Initial Public Offering/IPO)

B. Penempatan langsung (Direct Placement), yaitu penjualan saham

perusahaan s.d. 100% kepada pihak-pihak lain dengan cara

negosiasi, umumnya melalui tender.

C. Private Placement, yaitu penjualan langsung kepada satu

investor secara borongan.

D. Management Buy-Out (MBO) atau bila karyawan turut

berpartisipasi disebut Management and/or Employee Buy-Out

(MEBO); adalah pembelian saham mayoritas oleh suatu

konsursium yang diorganisasi dan dipimpin oleh manajemen

perusahaan yang bersangkutan.

10. Peran BUMN dalam Pasar Modal

A. BUMN sebagai badan usaha mempunyai peranan yang sangat

besar dalam menciptakan likuiditas pasar mengingat pada

umumnya BUMN memiliki asset yang besar.

B. BUMN dapat pula mempengaruhi perkembangan pasar modal

karena faktor daya tarik BUMN bagi masyarakat.

C. Dengan masuknya BUMN ke pasar modal diharapkan akan

berdampak positif terhadap pengembangan pasar modal di

Indonesia

D. Semakin banyak BUMN yang Go Public, diharapkan akan

menciptakan iklim yang semakin baik bagi pengembangan pasar

modal yang pada akhirnya akan meningktakan efisiensi ekonomi

nasional.

26

Page 27: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

11. Konsekuensi Privatisasi BUMN

A. Dapat menciptakan persaingan, efisiensi dan kekayaan serta

keberhasilan

B. Terdapatnya pergeseran monopoli milik negara yang tidak

sensitif dengan monopoli swasta yang lebih sensitif terhadap

lingkungan

2.3.2. Perusahaan Swasta

1. Pengertian Perusahaan Swasta

Perusahaan Swasta adalah perusahaan yang didirikan dan dimodali

oleh seseorang atau sekelompok orang. Berdasarkan UUD 1945 pasal

33, bidang- bidang usaha yang diberikan kepada pihak swasta adalah

mengelola sumber daya ekonomi yang bersifat tidak vital dan strategis

atau yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak.

Perusahaan swasta bertujuan untuk mencari keuntungan seoptimal

mungkin, untuk mengembangkan usaha dan modalnya serta membuka

lapangan pekerjaan. Selain berperan dalam menyediakan barang, jasa,

perusahaan swasta juga membantu pemerintah dalam usaha mengurangi

pengangguran serta memberi kontribusi dalam pemasukkan dana berupa

pajak. Berdasarkan pasal 27 ayat 2 UUD 1945 dan alinea ketiga

penjelasan pasal 33 UUD 1945, dapat ditarik kesimpulan bahwa hanya

perusahaan yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak yang boleh

ada di tangan seseorang yang kemudian di kenal dengan swasta.

Perusahaan swasta dibedakan menjadi 3 jenis yaitu perusahaan

swasta dalam negeri, perusahaan swasta asing dan perusahaan swasta

campuran. Pengertian dari perusahaan swasta dalam negeri adalah

perusahaan yang modalnya dimiliki oleh pihak masyarakat dalam

negeri. Sedangkan arti dari perusahaan swasta asing adalah perusahaan

yang modalnya miliki oleh pihak masyarakat asing. Perusahaan swasta

campuran, yaitu perusahaan swasta milik warga negara Indonesia dan

warga negara asing.

27

Page 28: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

Perusahaan swasta yang Berbadan Hukum adalah perusahaan yang

dapat menjadi subjek hukum, yaitu segala sesuatu yang dapat

menyandang hak dan kewajiban. Sesuatu yang dapat menjadi subjek

hukum adalah manusia (natuurlijkpersoon) dan badan hukum (rechts-

persoon). Badan hukum sebagai subjek hukum menurut Satjipto

Rahardjo merupakan hasil konstruksi fiktif dari hukum yang kemudian

diterima, diperlakukan dan dilindungi seperti halnya hukum memberikan

perlindungan terhadap manusia. Menurut doktrin hukum suatu badan

akan merupakan badan hukum jika memenuhi kriteria atau syarat-syarat

sebagai berikut :

A. Adanya kekayaan yang terpisah

B. Mempunyai tujuan tertentu

C. Mempunyai kepentingan sendiri

D. Adanya organisasi yang teratur

2. Fungsi dan Peranan Perusahaan Swasta

Perusahaan swasta memiliki fungsi dan peranan yang penting dalam

perekonomian. Kekuatan dana (finansial), profesionalisme dan

fleksibilitas yang dimiliki oleh perusahaan swasta sehingga pemerintah

berinisiatif melibatkan perusahaan swasta dalam membangun

perekonomian Indonesia, maka dari itu fungsi dan peranan perusahaan

swasta selama ini adalah sebagai berikut :

Fungsi Perusahaan Swasta

A. Sebagai rekan kerja pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat

B. Sebagai rekan dalam pengelolaan sumber daya

C. Merupakan dinamisator dalam perekonomian masyarakat

D. Memberikan pelayanan bagi masyarakat

Peranan Perusahaan Swasta

A. Sebagai Mitra BUMN

B. Sebagai Penambah produksi nasional

28

Page 29: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

C. Sebagai pembuka kesempatan kerja

D. Sebagai penambah kas negara dan pemacu pendapatan nasional

E. Membantu pemerintah dalam pengelolaan dan mengusahakan

kegiatan ekonomi yang tidak ditangani oleh pemerintah.

F. Membantu pemerintah dalam usaha dalam pemerataan pendapatan

3. Ciri-Ciri Perusahaan Swasta Berbadan Hukum

Dari beberapa ketentuan yang dijumpai dan beberapa teori yang ada

maka dapat dikatakan bahwa suatu perusahaan dikatakan sebagai badan

hukum apabila memenuhi ciri-ciri sebagai berikut :

Memiliki kekayaan sendiri

A. Menurut teori kekayaan bertujuan (doelvermogen theorie), yang

dikembangkan oleh Brinz dan van der Heijden, setiap badan hukum

memiliki kekayaan yang bertujuan untuk digunakan bagi kepentingan

tertentu, dan kekayaan itu diurus dan digunakan untuk tujuan

tertentu.

B. Badan hukum merupakan pendukung hak dan kewajiban sama seperti

orang pribadi. Sebagai pendukung hak dan kewajiban, dia dapat

mengadakan hubungan bisnis atau dagang dengan pihak lain,

sehingga dia memiliki kekayaan sendiri, yang terpisah dari kekayaan

pengurus atau pendirinya. Segala kewajiban hukumnya dipenuhi dari

kekayaan yang dimilikinya itu.

C. Anggaran dasar disahkan oleh pemerintah

D. Anggaran dasar badan hukum harus mendapat pengesahan secara

resmi dari pemerintah. Pengesahan oleh pemerintah merupakan

pembenaran bahwa Anggaran Dasar badan hukum yang bersangkutan

tidak dilarang Undang-Undang, tidak bertentangan dengan ketertiban

umum dan kesusilaan. Pengesahan Anggaran Dasar juga

menentukan bahwa sejak tanggal pengesahan itu diberikan, maka

sejak itu pula perusahaan yang bersangkutan memperoleh status

29

Page 30: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

badan hukum dan dengan demikian memiliki harta kekayaan sendiri

yang terpisah dari harta kekayaan pribadi pengurus atau pendiri

E. Diwakili oleh pengurus

F. Menurut teori fiksi (fictie theorie) dari Von Savigny, sebagaimana

dikutip Abdulkadir Muhammad, badan hukum itu dianggap sebagai

hal yang abstrak, tidak nyata, karena tidak mempunyai kekuasaan

untuk menyatakan kehendak, hanya manusialah yang mempunyai

kehendak. Badan hukum dianggap seolah-olah manusia, sehingga

tindakan badan hukum dianggap juga sebagai tindakan manusia. Jika

manusia dalam tindakannya mempunyai tanggung jawab, maka

badan hukum juga mempunyai tanggung jawab atas tindakan yang

dilakukannya.

G. Perusahaan swasta yang berbadan hukum dalam praktik hanya

dijumpai dalam bentuk Perseroan Terbatas.

4. Contoh-Contoh Perusahaan Swasta Berbadan Hukum

Di Indonesia sendiri ada banyak perusahaan yang dimiliki oleh swasta

yang menjalankan fungsi dan peranannya di indonesia baik itu badan

usaha dalam negeri maupun badan usaha luar asing. Contoh Badan

Usaha Milik Swasta (BUMS) yang adalah sebagai berikut :

A. PT Pupuk Kaltim

B. PT Union Metal

C. PT Djarum

D. PT Holcim

E. PT Karakatau Steel

F. PT XL Axiata Tbk

G. PT Aneka Elektrindo Nusantara

H. PT fasfood Indonesia

I. PT Astra Internasional

J. PT Ghobel Dharma Nusantara

K. PT Freeport Indonesia

30

Page 31: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

L. PT Exxon Company

5. Bentuk-Bentuk Perusahaan Swasta Berbadan Hukum

Seperti halnya dengan penggolongan hukum yang digolongkan ke dalam

hukum publik dan hukum perdata, maka badan hukum juga dapat

digolongkan ke dalam badan hukum publik dan badan hukum perdata.

Di Indonesia yang merupakan badan hukum publik adalah negara

Republik Indonesia yang dapat dikategorikan sebagai badan hukum

orisinil. Badan hukum perdata yaitu badan-badan hukum yang terjadi

atau didirikan atas pernyataan kehendak dari orang perorangan. Di antara

bentuk badan hukum perdata, adalah : Perseroan Terbatas (PT)

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007,

Koperasi sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun

1992 tentang Perkoperasian, dan yayasan sebagaimana diatur dalam

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 tentang Yayasan.

A. Perseroan Terbatas (PT)

Dahulu sebelum kemerdekaan NKRI Perseroan Terbatas dikenal

dengan sebutan naamlooze vennootschap yang disingkat nv, tetapi

dewasa ini sebutan itu sudah secara resmi diganti menjadi Perseroan

Terbatas yang disingkat PT (Soekardono, 1957 : 126).

Perseroan Terbatas atau dulu yang lebih sering dikenal dengan

sebutan N.V (naamlooze vennootschap) ialah suatu bentuk usaha yang di

tahun-tahun akhir banyak dipakai pedagang-pedagang, pengusaha-

pengusaha dan sebagainya, untuk mencapai maksud dan tujuannya

dalam lapangan industri, perdagangan dan sebagainya dan berstatus

badan hukum (Soemitro, Rochmat, 1993 : 2).

Sedangkan KUHD sendiri tidak memberikan definisi tentang

Perseroan Terbatas dan KUHD hanyalah mengatur perseroan ini secara

terbatas dan sederhana. Hanya ada 20 Pasal dalam KUHD yang khusus

mengatur Perseroan Terbatas, yaitu Pasal 36-56. Dalam KUHD pasal 36

disebutkan perseroan terbatas tak mempunyai sesuatu firma, dan tak

31

Page 32: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

memakai nama salah seorang atau lebih dari para perseronya namun

diambilnyalah nama perseroan itu dari tujuan perusahaannya semata-

mata. Sebelum suatu perusahaan terbatas bisa berdiri dengan sah, maka

akta pendiriannya atau naskah dari akta tersebut harus disampaikan

terlebih dahulu kepada menteri kehakiman, untuk mendapat

pengesahaanya. Untuk tiap-tiap perubahan dalam syarat-syarat

pendiriannya dan dalam hal perpanjangan waktu harus diperoleh

pengesahan yang sama.

Dikutip dalam bukunya Ahmad Yani dan Gunawan Widjaja, kata

“perseroan” menunjuk kepada modalnya yang terdiri atas sero (saham).

Sedangkan kata “terbatas” menunjuk kepada tanggung jawab pemegang

saham yang tidak melebihi nilai nominal saham yang diambil bagian dan

dimilikinya (Yani, Ahmad dan Gunawan Widjaja, 2000 : 1).

Pada Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Perseroan Terbatas N0. 40

Tahun 2007 disebutkan bahwa Perseroan Terbatas, yang selanjutnya

disebut perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan

modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha

dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan

memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta

peraturan pelaksanaannya.

Perseroan Terbatas adalah suatu bentuk perseroan yang didirikan

untuk menjalankan suatu perusahaan dengan modal perseroan tertentu

yang terbagi atas saham-saham, dalam mana para pemegang saham

(persero) ikut serta dengan mengambil satu saham atau lebih dan

melakukan perbuatan-perbuatan hukum dibuat oleh nama bersama,

dengan tidak bertanggyung-jawab sendiri untuk persetujuan-persetujuan

perseroan itu (dengan tangging-jawab yang semata-nata terbatas pada

modal yang mereka setorkan) (Kansil, C.S.T., 1992 : 90).

Menurut Agus Budiarto, S.H., M.Hum yang mengutip dari bukunya

Sutantya dan Sumatoro, dari Pasal 36, 40, 42 dan 45 KUHD disimpulkan

32

Page 33: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

bahwa suatu Perseroan Terbatas mempunyai unsur-unsur sebagai

berikut:

a) Adanya kekayaan yang terpisah dari kekayaan pribadi masing-

masing persero (pemegang saham) dengan tujuan untuk membentuk

sejumlah dana sebagai jaminan bagi semua perikatan perseroan.

b) Adanya persero atau pemegang saham yang tanggung jawabnya

terbatas pada jumlah nominal saham yang dimilikinya. Sedangkan

mereka semua di dalam rapat umum pemegang saham (RUPS),

merupakan kekuasaan tertinggi dalam organisasi perseroan, yang

berwenang mengangkat dan memberhentikan direksi dan komisaris,

berhak menetapkan garis-garis besar kebijaksanaan menjalankan

perusahaan, menetapkan hal-hal yang belum ditetapkan dalam

anggaran dasar dan lain-lain.

c) Adanya pengurus (direksi) dan pengawas (komisaris) yang

merupakan satu kesatuan pengurus dan pengawas terhadap perseroan

dan tanggung jawabannya terbatas pada tugasnya, yang harus sesuai

dengan anggaran dasar atau keputusan RUPS (Budiarto, Agus, 2002 :

24).

B. Koperasi

Secara Umum Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan

orang atau badan hukum yang berlandaskan pada asas kekeluargaan dan

demokrasi ekonomi. Kegiatan usaha koperasi merupakan penjabaran dari

UUD 1945 pasal 33 ayat (1). Dengan adanya penjelasan UUD 1945 Pasal

33 ayat (1) koperasi berkedudukan sebagai soko guru perekonomian

nasional dan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam sistem

perekonomian nasional.

Sebagai salah satu pelaku ekonomi, koperasi merupakan organisasi

ekonomi yang berusaha menggerakkan potensi sumber daya ekonomi

demi memajukan kesejahteraan anggota. Karena sumber daya ekonomi

tersebut terbatas, dan dalam mengembangkan koperasi harus

33

Page 34: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

mengutamakan kepentingan anggota, maka koperasi harus mampu

bekerja seefisien mungkin dan mengikuti prinsip-prinsip koperasi dan

kaidah-kaidah ekonomi.

Koperasi adalah suatu kumpulan orang–orang untuk bekerja sama

demi kesejahteraan bersama. Koperasi Indonesia adalah organisasi

ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan orang – orang,

badan–badan hukum koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi

sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

Koperasi berkaitan dengan fungsi – fungsi :

a) Fungsi sosial

b) Fungsi ekonomi

c) Fungsi politik

d) Fungsi etika

I. Definisi Koperasi menurut ILO

Dalam definisi ILO terdapat 6 elemen yang dikandung dalam

koperasi, yaitu :

a) Koperasi adalah perkumpulan orang-orang

b) Penggabungan orang-orang berdasarkan kesukarelaan

c) Terdapat tujuan ekonomi yang ingin dicapai

d) Koperasi berbentuk organisasi bisnis yang diawasi dan dikendalikan

secara demokratis

e) Terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan

f) Anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secara seimbang

II. Definisi Koperasi menurut Chaniago

Drs. Arifinal Chaniago (1984) dalam bukunya Perkoperasian

Indonesia memberikan definisi, “ Koperasi adalah suatu perkumpulan

yang beranggotakan orang – orang atau badan hukum yang

memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota dengan

bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk

mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya”.

34

Page 35: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

III. Definisi Koperasi menurut Hatta

Definisi koperasi menurut “Bapak Koperasi Indonesia” Moh. Hatta

adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan

ekonomi berdasarkan tolong-menolong.

IV. Definisi Koperasi Menurut UU No.25 Tahun 1992

Koperasi adalaah badan usaha yang beranggotakan orang seorang

atau badan hukum koperasi, dengan melandaskan kegiatannya

berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi

rakyat, yang berdasar atas azas kekeluargaan.

V. Tujuan Koperasi

Berdasarkan Undang-Undang No. 25 tahun 1992 tentang

Perkoperasian pasal , tujuan koperasi adalah memajukan

kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada

umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional,

dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur

berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

VI. Prinsip – Prinsip Koperasi

Menurut Hans H. Munkner ada 12 prinsip koperasi yakni sebagai

berikut:

a) Keanggotaan bersifat sukarela

b) Keanggotaan terbuka

c) Pengembangan anggota

d) Identitas sebagai pemilik dan pelanggan

e) Manajemen dan pengawasan dilakukan secara demokratis

f) Koperasi sebagai kumpulan orang-orang

g) Modal yang berkaitan dengan aspek sosial tidak dibagi

h) Efisiensi ekonomi dari perusahaan koperasi

i) Perkumpulan dengan sukarela

j) Kebebasan dalam pengambilan keputusan dan penetapan tujuan

k) Pendistribusian yang adil dan merata akan hasil-hasil ekonomi

35

Page 36: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

l) Pendidikan anggota

3. Yayasan

Yayasan pada mulanya digunakan sebagai terjemahan dari istilah

Stichting yang berasal dari kata Stichen yang berarti membangun atau

mendirikan dalam Bahasa Belanda dan Foundation dalam Bahasa Inggris.

Kenyataan di dalam praktek, memperlihatkan bahwa apa yang disebut

Yayasan adalah suatu badan yang menjalankan usaha yang bergerak

dalam segala macam badan usaha, baik yang bergerak dalam usaha yang

non komersial maupun yang secara tidak langsung bersifat komersial.

Untuk dapat mengetahui apakah yayasan itu ada beberapa pandangan para

ahli, antara lain :

a) Menurut Poerwadarminta dalam kamus umumnya memberikan

pengertian yayasan adalah Badan yang didirikan dengan maksud

mengusahakan sesuatu seperti sekolah dan sebagainya (sebagai badan

hukum bermodal, tetapi tidak mempunyai anggota). dan Gedung-

gedung yang teristimewa untuk sesuatu maksud yang tertentu (seperti

: rumah sakit dsb)

b) Menurut Achmad Ichsan, Yayasan tidaklah mempunyai anggota,

karena yayasan terjadi dengan memisahkan suatu harta kekayaan

berupa uang atau benda lainnya untuk maksud-maksud idiil yaitu

(sosial, keagamaan dan kemanusiaan) itu, sedangkan pendirinya

dapat berupa Pemerintah atau orang sipil sebagai penghibah,

dibentuk suatu pengurus untuk mengatur pelaksanaan tujuan itu

c) Menurut Zainul Bahri dalam kamus umumnya memberikan suatu

definisi yayasan sebagai suatu badan hukum yang didirikan untuk

memberikan bantuan untuk tujuan sosial.

d) Menurut UU No.28 Tahun 2004 Yayasan merupakan badan hukum

yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk

mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan dan

kemanusiaan yang tidak mempunyai anggota. Yayasan dapat pula

36

Page 37: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

dipahami sebagai Badan Hukum yang mempunyai unsur-unsur

Mempunyai harta kekayaan sendiri yang berasal dari suatu perbuatan

pemisahan yaitu suatu pemisahan kekayaan yang dapat berupa uang

dan barang, Mempunyai tujuan sendiri yaitu suatu tujuan yang

bersifat sosial, keagamaan dan kemanusiaan, dan Mempunyai alat

perlengkapan yaitu meliputi pengurus, pembina dan pengawas.

37

Page 38: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

DAFTAR PUSTAKA

Aline Alfiana, Adora, Aji Winarno, Arif Yuli Anwar. (2013). Perusahaan Perseorangan.

https://www.academia.edu/6498871/Makalah_Hukum_Bisnis_Perusahaan_Perseorang

an Diakses pada tanggal 8 Maret 2015

Artikelsiana. Pengertian BUMS, Fungsi, Ciri-Ciri dan Bentuk-Bentuknya.

http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-bums-fungsi-ciri-ciri-bentuk-bentuk-

bums.html#_ Diakses pada tanggal 8 Maret 2015

Badanusaha.com. Badan Usaha Milik Swasta. http://badanusaha.com/swasta Diakses pada

8 Maret 2015

Chandra, Dewi. Bentuk-Bentuk Perusahaan. http://eprints.uny.ac.id/2615/1/BENTUK-

BENTUK_PERUSAHAAN.pdf Diakses pada tanggal 9 Maret 2015

Dilihatya. (2014) . Pengertian Perusahaan Menurut Para Ahli.

http://dilihatya.com/831/pengertian-perusahaan-menurut-para-ahli Diakses pada

tanggal 8 Maret 2015

Endah, Aprilianti. (2013). Prinsip dan Pengertian Koperasi Menurut Para Ahli.

https://aprilyantiendah.wordpress.com/2013/10/01/prinsip-dan-pengertian-koperasi-

menurut-para-ahli/ Diakses pada tanggal 8 Maret 2015

Gunadarma. BUMN. http://peni.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/7889/bumn.ppt .

Diakses pada tanggal 7 Maret 2015

38

Page 39: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

Husni. (2011). Macam-Macam BUMS (Badan Usaha Milik Swasta).

https://husnil91.wordpress.com/2011/03/20/macam-macam-bums-badan-usaha-milik-

swasta/ Diakses pada tanggal 8 Maret 2015

Indra. (2013). Jenis-Jenis Perusahaan dan Cara Mendirikannya.

https://juniorcore.wordpress.com/2013/11/26/jenis-jenis-perusahaan-dan-cara

mendirikannya/ Diakses pada tanggal 8 Maret 2015

Inilahcom. (2012). Inilah 7 BUMN Diprivatisasi 2012.

http://ekonomi.inilah.com/read/detail/1868963/inilah-7-bumn-diprivatisasi

2012#sthash.ChcpM5dS.dpuf . Diakses pada 7 Maret 2015

Indonesia.go.id. BUMN. http://www.indonesia.go.id/in/bumn Diakses pada tanggal 7 Maret

2015

Indonesia. (2003). Undang-Undang No. 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik

Negara. Jakarta : Author.

Kania, Dewi Pratiwi. (2013). Organisasi Perusahaan Bukan Badan Hukum (Perusahaan

Perseorangan). https://nibumzkey.wordpress.com/2013/06/18/organisasi-perusahaan-

bukan-badan-hukum-perusahaan-perseorangan/ Diakses pada tanggal 9 Maret 2015

Kartika Sari, Elsi dan Advendi Simanunsuong. 2007. Hukum Dalam Ekonomi. Jakarta:

Grasindo.

Legalbanking. Hukum Perusahaan.

https://legalbanking.wordpress.com/materi-hukum/hukum-perusahaan/ Diakses pada

tanggal 8 Maret 2015

39

Page 40: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

Lepank. (2014). Pengertian Perusahaan Menurut Para Ahli.

http://www.lepank.com/2012/08/pengertian-perusahaan-menurut-beberapa.html

Diakses pada tanggal 8 Maret 2015

Prawirohardjo, Septiyono. (2014). Privatisasi.

http://septiyono92.blogspot.com/2014/02/privatisasi.html . Diakses pada tanggal 7

Maret 2015

Purwosutjipto, H.M.N. 1984. Pengertian Hukum Dagang Indonesia : Bentuk-Bentuk

Perusahaan. Jakarta : Djambatan,

Putri, Nandasa. (2013). Pengantar Hukum Bisnis, Pengertian Perusahaan.

https://nandasaputri189.wordpress.com/2013/10/18/pengantar-hukum-bisnis-

pengertian-perusahaan/ Diakses pada tanggal 8 Maret 2015

Raharjo, Handri. (2009). Hukum Perusahaan. Yogyakarta : Pustaka Yustisia

Refdina, Asshar. (2014). Pengertian Perusahaan Perseroan Beserta Kelebihan dan

Kelemahannya”. http://assharrefdino.blogspot.com/2013/11/pengertian-perusahaan-

perorangan.html Diakses pada tanggal 8 Maret 2015

Republik Indonesia. (1982). Undang-Undang No. 3 Tahun 1982 Tentang Wajib Daftar

Perusahaan. Jakarta : Author.

Subekti, R dan Tjitrosudibio. (1994). Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD).

Jakarta : Pradnya Paramita

Subekti, R dan Tjitrosudibio. (1995). Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(KUHPerdata). Jakarta : Pradnya Paramita

40

Page 41: hukum perseroan dan bentuk-bentuk kegiatanusaha

UMK. Perusahaan Swasta. http://eprints.umk.ac.id/333/3/BAB_II.pdf Diakses pada

tanggal 8 Maret 2015

UNS. BUMN-BUMD. http://kholil.staff.uns.ac.id/files/2010/03/bumn-bumd.ppt . Diakses

pada tanggal 7 Maret 2015

Walisongo. Tinjauan Umum Tentang Yayasan.

http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/18/jtptiain-gdl-s1-2006-muizatulkh-

871-BAB2_210-2.pdf Diakses pada tanggal 8 Maret 2015

Wirasakti, Ranggi. (2012). Pengertian Dasar Tentang Perseroan Terbatas.

http://ranggiwirasakti.blogspot.com/2012/01/pengertian-dasar-tentang-perseroan.html

Diakses pada tanggal 8 Maret 2015

41