hukum pajak
DESCRIPTION
kuliah hukum pajakTRANSCRIPT
HUKUM PAJAK
Pajak Bumi dan Bangunan(PBB)
KELOMPOKSigit Riono 8111411115Dolat 8111411118Ginariza Widya Ramadhani 8111411120Puji Lestari 8111411127Azhar Wahyudi 8111411133
Istilah Penting Dalam Undang-Undang PBB
Bumi: permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada dibawahnya;
Bangunan: konstruksi teknik yang ditanam atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan;
Nilai Jual Obyek Pajak: harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar, dan bilamana tidak terdapat transaksi jual beli, Nilai Jual Obyek Pajak ditentukan melalui perbandingan harga dengan obyek lain yang sejenis, atau nilai perolehan baru, atau Nilai Jual Obyek Pajak Pengganti;
Pemberitahuan Obyek Pajak: surat yang digunakan oleh wajib pajak untuk melaporkan data obyek pajak menurut ketentuan undang-undang ini;
Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang: surat yang digunakan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk memberitahukan besarnya pajak terhutang kepada wajib pajak.
Dasar Hukum Pajak Bumi dan Bangunan
UU No. 12 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No. 12 Tahun 1994
KMK No.201/KMK.04/2000 KMK No. 523/KMK.04/1998 KMK No. 1004/KMK.04/1985 Kep Dirjen Pajak Nomor: KEP-251/PJ./2000 Kep Dirjen Pajak Nomor: KEP-16/PJ.6/1998 Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor: SE-57/PJ.6/1994
Objek Pajak Bumi dan Bangunan
Bumi Bangunan:
Jalan lingkungan yang terletak dalam suatu kompleks bangunan seperti hotel, pabrik, dan emplasemennya dan lain-lain yang merupakan satu kesatuan dengan kompleks bangunan tersebut.
jalan TOL; kolam renang: pagar mewah; tempat olah raga; galangan kapal, dermaga; taman mewah
Subjek Pajak PBB
Yang menjadi subjek PBB adalah orang atau badan yang secara nyata :
mempunyai hak atas bumi/tanah, dan/atau;
memperoleh manfaat atas bumi/tanah dan/atau;
memiliki, menguasai atas bangunan dan/atau;
memperoleh manfaat atas bangunan.
Dasar Pengenaan PBB
Dasar pengenaan PBB adalah “Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)”. NJOP ditetapkan perwilayah berdasarkan keputusan Menteri Keuangan dengan mendengar pertimbangan gubernur serta memperhatikan: Harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual
beli yang terjadi secara wajar Perbandingan harga dengan objek lain yang
sejenis yang letaknya berdekatan dan fungsinya sama dan telah diketahui harga jualnya
Nilai perolehan baru Penentuan Nilai Jual Objek Pajak pengganti.
Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NJOPTKP)
NJOPTKP adalah batas NJOP atas bumi dan/atau bangunan yang tidak kena pajak. Besarnya NJOPTKP untuk setiap daerah Kabupaten/Kota setinggi-tingginya Rp 12.000.000,- dengan ketentuan sebagai berikut: Setiap Wajib Pajak memperoleh pengurangan
NJOPTKP sebanyak satu kali dalam satu Tahun Pajak. Apabila Wajib Pajak mempunyai beberapa Objek
Pajak, maka yang mendapatkan pengurangan NJOPTKP hanya satu Objek Pajak yang nilainya terbesar dan tidak bisa digabungkan dengan Objek Pajak lainnya.
Dasar Penghitungan PBB
Dasar penghitungan PBB adalah Nilai Jual Kena Pajak (NJKP).Besarnya NJKP adalah sebagai berikut Objek pajak perkebunan adalah 40% Objek pajak kehutanan adalah 40% Objek pajak pertambangan adalah 20% Objek pajak lainnya (pedesaan dan perkotaan):▪ apabila NJOP-nya > Rp. l .000.000.000,00 adalah 40%▪ apabila NJOP-nya <Rp. l .000.000.000,00 adalah 20%
Rumus Penghitungan PBB
Rumus penghitungan PBB = Tarif x NJKPJika NJKP = 40% x (NJOP - NJOPTKP)maka besarnya PBB
= 0,5% x 40% x (NJOP - NJOPTKP)= 0,2%x (NJOP-NJOPTKP)
Jika NJKP = 20% x (NJOP - NJOPTKP)maka besarnya PBB
= 0,5% x 20% x (NJOP - NJOPTKP)= 0,1 %x (NJOP –NJOPTKP
---------------------------------------