hukum dan teorema rangkaian elektronik
DESCRIPTION
Hukum Dan Teorema Rangkaian ElektronikTRANSCRIPT
HUKUM DAN TEOREMA
RANGKAIAN ELEKTRONIK
Ryan Nur Iman(1147030043)
September 24, 2015
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2015
1
Ringkasan
Telah dilakukan percobaan dengan judul Hukum dan Teorema
Rangkaian Elektronik. Percobaan dilakukan dengan tujuan untuk
memahami Hukum Ohm dan Hukum Kirchhoff pada rangkaian seri
dan paralel. Adapun alat yang digunakan diantaranya Laptop dan
Aplikasi Multisim 10. Pengambilan data dilakukan dengan melakukan
simulasi pada aplikasi Multisim 10. Pertama, percobaan untuk rangka-
ian seri. Pada alikasi Multisim 10 dibuat rangkaian seri dengan meng-
gunakan 3 buah tahanan/resistor, dihubungkan ground pada ujung
kawat dan dipasang multimeter pada setiap resistornya kemudian diukur
besar tegangan pada masing2 resistornya. Kedua, Percobaan pada
rangkaian paralel. Masih menggunakan aplikasi Multisim 10, dirangkaikan
rangkaian paralel dengan 6 buah resistor. Dihubungkan Ground di-
ujung kawatnya, kemudian dipasang multimeter pada setiap resis-
tornya. Selanjutnya, diukur besar arus pada setiap resistor. Berdasarkan
data yang dihasilkan, didapat perbandingan nilai (tegangan V dan
arus I) yang sangat mendekati dengan menggunakan aplikasi Multi-
sim 10 dan perhitungan secara manual.
Kata Kunci: Hukum Ohm, Hukum Kirchhoff, Resistor, Rangkaiam
Seri, Rangkaian Paralel
1
1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Hukum Ohm berbunyi bahwa besar arus listrik yang mengalir pada suatu
tempat ke tempat lain sebanding dengan beda potensialnya. Hukum Ohm di-
gunakan dalam kasus-kasus pemecahan masalah pengukuran arus dan tegan-
gan.
oleh karena hukum Ohm belum memadai dalam memecahkan kasus-kasus
dalam menentukan besar arus dan tegangan, maka digunakanlah hukum
Kirchhoff. Hukum Kirchhoff terbagi atas Hukum arus Kirchhoff dan Hukum
Tegangan Kirchhoof.
Teorema Thevenin dan Norton digunakan untuk menyederhanakan rangka-
ian yang kompleks. perbedaan dari Thevenin dan Norton ialah, Norton di-
hubungkan secara paralel.
Dengan dasar-dasar diatas, maka praktikum ini dilaksanakan agar praktikan
memahami Hukum Ohm dan Kirchhoff pada rangkaian seri dan paralel,
serta mampu menggunakan teorema Thevenin dan Norton sebagai penyeder-
hanaan suatu rangkaian yang kompleks.
1.2 Tujuan
Praktikum bertujuan untuk memahami Hukum Ohm dan Kirchoff pada
rangkaian resistor seri dan paralel, menerapkan Hukum Kirchoff pada rangka-
ian resistor seri maupun paralel, menggunakan Teorema Thevenin untuk
menyederhanakan rangkaian kompleks, dan menggunakan Teorema Norton
untuk menyederhanakan rangkaian kompleks. Sehingga, pada akhirnya prak-
tikkan dapat mengaplikasikannya pada permasalahan yang berhubungan den-
gan judul praktikum ini.
2
1.3 Dasar Teori
Muatan listrik dapat mengalir dari satu tempat ke tempat lain karena adanya
beda potensial. Tempat yang memiliki potensial tinggi melepaskan muatan
ke tempat yang memiliki potensial rendah. Besarnya arus yang mengalir
berbanding lurus dengan beda potensial antara dua tempat, atau . Kese-
bandingan di atas selanjutnya dapat ditulis I∞V .
I=V 1R
...... (i)
dengan V : beda potensial antara dua titik, dan R : tahanan listrik antara dua
titik dengan satuan Ohm dan disingkat . Yang dinamakan dengan hukum
Ohm.[1]
Pada sebarang rangkaian seri, suatu arus I akan mengalir ke semua bagian
karena adanya beda potensial yang diberikan oleh V . Oleh karena itu, dapat
dikatakan bahwa nilai arus di semua rangkaian pada suatu rangkaian seri
adalah sama . Persamaan untuk hambatan rangkaian seri adalah :
Itot = I1 = I2 = I3 ... In(ii)
Rs = R1+R2+R3+....Rn .......(iii)
Gambar.1 Rangkaian Seri
Sedangkan pada paralel , sepanjang semua cabang rangkian memiliki tegan-
gan yang sama. Total arus yang mengalir akan dibagi ketika mencari rangka-
ian resistor menjadi I1,I2,I3, sehingga persamaan untuk rangkaian hambat-
annya[2]:
Vtot= V1 = V2 = V3 ... = Vn ...(iV)1Rp
= 1R1
+ 1R2
+ ... 1Rn
... (V)
3
Gambar.2 Rangkaian Paralel
Hukum Ohm saja belum memedai untuk menentukan seberapa besar arus
dan tegangan yang terdapat pada sebuah rangkaian. oleh karena itu digu-
nakan Hukum Kirchhoff.
Hukum Arus Kirchoff
Jumlah arus yang masuk oada suatu rangkain sama dengan jumlah arus yang
keluar.
Imasuk = I keluar ... (Vi)
Gambar.3 Hukum Kirchhoff 1 (Hk. Arus Kirchhoff)
Hukum Tegangan Kirchhoff Jumlah tegangan pada suatu rangkaian
sama dengan nol.
∈ - V = 0 ... (Vii)[3]
4
Gambar.4 Hukum Kirchhoff 2(Hk. Tegangan Kirchhoff)
Teorema Thevenin
Teorema ini digunakan untuk menyederhanakan suatu rangkaian loop ganda
dengan sebuah tahananbeban menjadi sebuah rangkaian pengganti loop tun-
gal dengan tahanan beban yang sama.
Tegangan Thevenin adalah adalah tegangan yang tampak pada terminal-
terminal beban jika dilepaskan tahanan beban.
Tahanan Thevenin adalah tahanan yang diukur pada terminal-terminal
beban ke arah sumber, bila semua sumber yang ada dihilangkan.
Teorema Norton Teorema Norton sangat melengkapi Teorema Thevenin,
karena Teorema Norton mempunyai sumber arus ideal yang dihubungkan
paralel dengan sebuah tahan sumber. Dimana arah arus menunjukkan arah
arus konvensional.
Tahanan Norton
Nilai tahanan pada Thevenin sama dengan nilai tahanan pada Norton, na-
mun pada Norton terhubung secara Paralel.[4]
5
2 Metode Praktikum
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Elektronika Dasar 1 dengan judul modul HUKUM DAN TEO-
REMA ELEKTRONIK dilaksanakan pada hari kamis,tanggal 23 September
2015 Pkl.10.00 wib di Laboratorium Advanced Physics, Lt. 4 Gedung LAB
TERPADU UIN SGD BANDUNG.
2.2 Alat dan bahan yang digunakan antara lain:
1. Resistor
2. Project board
3. Catu daya
4. Multimeter
5. Software Multisim
2.3 Prosedur Percobaan:
2.3.1 Rangkaian Seri
Pertama, laptop dinyalakan. Kemudian aplikasi multisim 10 dibuka. Dibuat
rangkaian pada lembar kerja dengan tahanan sebanyak 3 buah(R1,R2,R3)
yang disusun secara seri. Pasang Ground diujung kawat sebagai pemberi
tegangan. multimeter dipasangkan pada tiap-tiap resistor. selanjutnya sak-
lar dinyalakan dengan pilihan pada multimeter dipilih V, karena yang diukur
praktikan adlah besar tegangannya. Besar tegangan pada tiap-tiap multi-
meter dicatat pada sebuah kertas pengolah data. percobaan ini dilakukan
sebanyak 5 kali.
6
2.3.2 Paralel
Setelah percobaan untuk rangkaian seri selesai, dilanjutkan dengan percobaan
pada rangkaian paralel. pada percobaan ini yang akan diukur oleh praktikan
adalah besar arusnya.
langkah pertama, penyusunan rangkaian paralel pada lembar kerja dengan
tahanan/resistor sebanyak 6 buah. Pasang Ground diujung kawat sebagai
pemberi tegangan. Selanjutnya 6 buah multimeter dipasang pada masing-
masing tahanan. Dipilih A pada opsi yang ada pada multimeter untuk men-
gukur besar arus. Nilai yang muncul pada multimeter dalam aplikasi multi-
sim 10 dicatat. percobaan dilakukan sebanyak 5 kali.
7
2.3.3 Diagram Alir
2.3.3.1 Rangkaian Seri
Nyalakan Laptop/PC
Buka software multisim
Buat Rangkaian Seri dengan 3 resistor
Pasang Ground di ujung kawat
Pasang Multimeter
Pilih opsi V pada Multimeter
Nyalakan saklar
Data dicatat
8
2.3.3.2 Rangkaian Paralel
Aplikasi Multisim sudah siap digunakan(asumsi)
Buat Rangkaian Paralel dengan 6 buah resistor
Pasang Ground diujung kawat
Pasang 6 buah multimeter
Pilih Opsi A pada Multimeter
Nyalakan saklar
Data dicatat
9
3 Data dan Pembahasan
3.1 Rangkaian Seri
Percoabaan pertama dilakukan dengan percobaan rangkaian seri terlebih
dahulu. Pada percobaan ini digunakan 3 buah resistor yang dihubungkan
dengan sebuah ground diujung kawatnya sebagai pemberi tegangan. Per-
cobaan pertama menggunakan tegangan sumber sebesar 10 Volt. Yang mana
dilakukan 5 kali pengulangan pengukuran untuk dijadikan sebagai data pem-
banding terhadap perhitungan secara manual. Dibawah ini adalah data hasil
pengukuran Tegangan V dengan menggunanakan rangkaian seri:
Sebagian kolom tabel diisi dengan data yang dihitung secara manual oleh
praktikan, yaitu Itotal dan Vs(V1+V2+V3). Besar arus I merupakan hasil
dari tegangan sumber dibagi dengan tahanan totalnya. Besar arus ini meru-
pakan I total, dan karena ini adalah rangkaian seri. Maka besar arus di R1,
R2, dan R3 akan sama.
Pada percobaan ini praktikan membuktikan bahwa pada rangkaian seri
merupakan pembagi tegangan. Dapat dilihat dari nilai Vs, yang mana
merupakan penjumlahan aljabar dari V1+V2+V3. Besar Vs(V1+V2+V3)
sama dengan besar tegangan sumber yang digunakan(Vsumber) meskipun
ada beberapa yang besarnya kurang nol koma sekian. Tahanan yang di-
gunakan pada sebuah rangkaian sangat mempengaruhi nilai tegangannya.
Rangkaian yang menggunakan Tahanan yang nilainya besar akan memiliki
besar tegangan pada tahanan yang jauh lebih kecil daripada besar tegan-
gan pada tahanan yang kecil. Dengan kata lain, pada saat muatan listrik
mengalir(arus) pada rangkaian, besar tegangan sumber akan terbagi pada
10
setiap tahanan. Dimana tahanan yang nilainya lebih besar akan mendap-
atkan pembagian tegangan yang lebih besar daripada tahanan yang nilainya
kecil.
3.2 Rangkaian Paralel
Percobaan kedua dengan mengguanakan rangkaian paralel. Enam buah re-
sistor digunakan pada percobaan ini, dengan nilai yang variatif. Didapatkan
data sebagai berikut:
Pada kolom Itotal, Ip dan Rpengganti merupakan hasil perhitungan yang
dilakukan secara manual. Nilai Rpengganti merupakan hasil dari nilai R cam-
puran(seri dan pararel) yang berdasarkan rangkaian.
Rangkaian Pararel merupakan pembagi arus, arus yang mengalir akan dibagikan
ke setiap cabang resistor/tahanan yang besarnya berbanding terbalik dengan
nilai tahannya. Jika nilai tahan kecil, maka arus yang ada pada tahanan
tersebut besar, sedangakan jika tahannya besar maka nilai arus yang ada
pada tahan tersebut sangat kecil. Berdasarkan data pada rangkaian paralel,
besar Itotal dan jumlah aljabar Ip dari I1+I2+I3...+I6 hasilnya tidak sama.
Sangat benar jika hasilnya tidak sama, karena rangkaian yang digunakan
praktikan pada saat praktikum adalah rangkaian campuran bukan paralel.
Sehingga, nilai Itotal dan Ip akan tidak sama dengan dan bahkan sangat
jauh nilainya. (Untuk percobaan Teorema Thevenin dan Norton, tidak di-
lakukan).
11
3.3 Analisis Data
Terdapat beberapa hambatan yang praktikan alami pada saat praktikum
dengan judul modul HUKUM DAN TEOREMA RANGKAIAN ELEKTRONIK.
Diantaranya, praktikan mengalami kesulitan untuk memahami penggunaan
aplikasi multisim yang menyebababkan kegiatan praktikum berjalan lebih
lamban. Kesalahan penggunaan rangkaian pada percobaan paralel, sehingga
nilai dari Itotal tidak sama dengan Ip. Pada percobaan rangkaian paralel
ini, rangkaian yang digunakan adalah rangkaian campuran, bukan rangkaian
paralel murni. Masih banyak hambatan yang tidak dirasakan, namun prak-
tikan mencoba untuk selalu menyesuaikan agar praktikum berjalan dengan
lancar dan semestinya.
12
4 Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh maka dapat disimpulkan seba-
gaiberikut:
1. Rangkain Seri merupakan rangakaian pembagi tegangan, dimana Vsum-
ber = Vtotal yang terdapat pada setiap resistor.
2. Rangkaian paralel merupakan rangkaian pembagi arus, Itotal = Jumlah
Ip yang terdapat pada setiap resistor.
3. Semakin besar R semakin besar V(kesebandingan).
4. Semakin besar R semakin kecil I(berbanding terbalik).
13
References
[1] Abdullah, Mikrajudin.2006. ” DIKTAT KULIAH FISIKA DASAR II
TAHAP PERSIAPAN BERSAMA ITB”. Bandung: FMIPA ITB.
[2] www.unej.ac.id.himakiuj2014.blogspot.com. diakses pada tanggal 23
Januari 2015 pkl.09.14 wib.
[3] Tooley, Michael./ alih bahasa, Irzam. 2003.”‘ Rangkaian Elektronik ”.
Jakarta: Erlangga.
[4] Malvino, AP./alih bahasa Barmawi dan Tjia. 1985.PRINSIP -PRINSIP
ELEKTRONIKA EDISI KETIGA JILID I. Jakarta: Erlangga.
14
LAMPIRAN
Rumus-rumus
1. I = VR
2. In = RpenggantiRn
.Itot
3. V n = RpenggantiRn
.V tot
1. Rangkaian Seri
Percobaan ke-1
Percobaan ke-2
Percobaan ke-3
Percobaan ke-4
15
Percobaan ke-5
2. Rangkaian Paralel
Percobaan ke-1
Percobaan ke-2
Percobaan ke-3
Percobaan ke-4
Percobaan ke-5
16
PERHITUNGAN
17