hukum administrasi negara (han) jakarta - lan - 2007 xxx ...€¦ · lembaga administrasi negara...

54
ii Hak Cipta © Pada : Lembaga Administrasi Negara Edisi Tahun 2008 Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax. (62 21) 3800187 Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx hlm : 15 x 21 cm ISBN : xxx-xxxx-xx-x Bahan Ajar Diklatpim Tk. III Lembaga Administrasi Negara – Republik Indonesia Jakarta, 2008

Upload: others

Post on 29-Oct-2020

14 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara

ii

Hak Cipta © Pada : Lembaga Administrasi Negara

Edisi Tahun 2008

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110

Telp. (62 21) 3868201, Fax. (62 21) 3800187

Hukum Administrasi Negara (HAN)

Jakarta - LAN - 2007xxx hlm : 15 x 21 cm

ISBN : xxx-xxxx-xx-x

Bahan Ajar Diklatpim Tk. III

Lembaga Administrasi Negara – Republik IndonesiaJakarta, 2008

Page 2: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara

Hak Cipta © Pada : Lembaga Administrasi Negara

Cetakan Kedua, Desember 2007

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110

Telp. (62 21) 3868201, Fax. (62 21) 3800187

Hukum Administrasi Negara

Jakarta - LAN - 2007xxx hlm : 15 x 21 cm

ISBN : 979-8619-63-3

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARAREPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR

Abad 21 menghadapkan keadaan, permasalahan, dan tantangan yangberbeda dengan yang dihadapi dalam kurun waktu sebelumnya.Perkembangan lingkungan stratejik nasional dan internasional yang kitahadapi dewasa ini dan di masa datang di Abad 21 mensyaratkanperubahan paradigma kepemerintahan, pembaruan sistem kelembaga-an, dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia dalampenyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bangsa dan dalamhubungan antar bangsa yang mengacu pada terselenggaranyakepemerintahan yang baik (good governance). Sehubungan denganitu, Pemerintah Indonesia telah melakukan perubahan-perubahanmendasar di bidang kelembaga an pemerintahan dan kepegawaian negerisipil yang juga meliputi standar kompetensinya, seperti antara laintertuang dalam UU No. 22 Tahun 1999, dan UU No. 43 Tahun 1999dengan berbagai aturan pelaksanaannya khususnya PP No. 101 Tahun2000 tentang Diklat Jabatan PNS.Sejalan dengan itu, Lembaga Administrasi Negara, Republik Indonesia(LAN-RI) menjawab tuntutan per-ubahan kelembagaan dan peningkatankompetensi aparatur tersebut dengan melakukan pembaruan KebijakanPenyeleng-garaan Pendidikan dan Pelatihan PNS yang bersasaranganda, yang terkait dan saling menunjang. Pertama, pengembanganSistem Penyelenggaraan Diklat yang ter-desentralisasi, dan kedua,pengembangan Program Kurikuler yang mengacu pada standarkompetensi yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan pemerintahannegara dan pem-bangunan bangsa.Agar Program Diklat yang sama jenis dan tingkat- nya menghasilkankeluaran yang sama pula kompetensinya, walaupun diselenggarakan olehLembaga Diklat yang berbeda, maka dilakukan standarisasi programkurikulum pendidikan dan pelatihan yang mengacu pada standar

ii

Page 3: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara

kompetensi jabatan PNS. Adanya program kurikuler yang mengacu padastandar kompetensi tersebut merupakan kunci bagi pencapaian standarkompetensi yang ditetapkan dan mantapnya pelaksanaan desentrarisasipenyelenggaraan Diklat PNS, sekaligus menanamkan semangatkebersamaan dalam Sistem Administrasi Negara Kesatuan RepublikIndonesia.Hal tersebut berlaku untuk setiap jenis dan jenjang Diklat Aparatur,termasuk Program Diklat Kepemimpinan. Program Kurikuler DiklatKepemimpinan dikembangkan dengan mengacu pada standar kom-petensi jenjang jabatan kepemimpinan PNS, dan meliputi empat bidangkajian, dan setiap bidang kajian terdiri dari sejumlah mata pendidikandan pelatihan (mata Diklat). Untuk setiap mata Diklat dalam ProgramKurikulum Diklat Kepemimpinan Tingkat III dikembangkan bahan ajaryang menjabarkan materi mata Diklat bersangkutan.Keempat bidang kajian dalam Program Diklat Kepemimpinan TingkatIII terdiri (1) Kajian Sikap Dan Perilaku, (2) Kajian Manajemen Publik,(3) Kajian Pem-bangunan, dan (4) Aktualisasi. Deskripsi mengenaikeempat bidang kajian, keseluruhan mata pendidikan dan pelatihan untuktiap bidang kajian dan ringkasan materi untuk tiap mata Diklat telahdituangkan dalam Keputusan Kepala LAN No : 540/X111/10/6/2001tentang Pedoman Penyeleng-garaan Pendidikan Dan PelatihanKepemimpinan Tingkat III.Buku “Hukum Administrasi Negara” ini merupakan salah satu darisejumlah bahan ajar bagi mata Diklat dalam kurikulum Program DiklatKepemimpinan Tingkat III dalam bidang kajian “Manajemen Publik”.Bahan ajar ini disusun sebagai media untuk membangun sebagian darikompetensi kepemimpinan yang dipersyaratkan bagi Pejabat PimpinanPNS Eselon III. Muatan bahan ajar ini hanya pokok--pokok materi yangpenting dan inti saja; perluasan dan pendalam annya diharapkan dapatdilakukan oleh Widyaiswara dalam agenda dan proses pembelajaranbersama para peserta Diklat.Penerbitan bahan ajar ini merupakan bagian dari pelaksanaan tugas dantanggung jawab yang dipercaya-kan pemerintah kepada LAN dalampembinaan Diklat PNS. Dengan penerbitan bahan ajar ini, maka kinerjasetiap penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat III yangdilaksanakan secara terdesentralisasi itu diharapkan di samping dapatmencapai standar kompetensi yang ditetap-kan, juga dapat lebihmemantapkan semangat kebersamaan dan pengabdian PNS sebagai

perekat persatuan dan kesatuan bangsa, negara, dan tanah air, dan lebihmeningkat kan komitmen PNS sebagai pengemban amanat perjuanganbangsa mewujudkan cita-cita dan tujuan ber-negara sebagai-manadiungkapkan para founding fathers negara bangsa ini dalam PembukaanUUD 1945.Kami sadari bahwa masih banyak yang harus diper-baiki agar buku inidapat memenuhi kebutuhan pembaca, khususnya para Widyaiswara danPeserta Diklat. Sebab itu kritik, tanggapan, dan saran-saranpenyempurnaannya lebih lanjut sangat kami harapkan dari pembacayang budiman.

Kepada Penulis Saudara Sugiyanto, SH, MPA. danBambang Giyanto, SH, M.Pd, serta tim fasilitator dariUniversitas Terbuka, yang telah memberikan bantuan dankerjasamanya dalam penulisan bahan ajar ini kamimenyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa menerima pengabdianyang kita lakukan bagi kemajuan negara, bangsa, dan tanahair ini, dan bagi terwujudnya cita-cita dan tujuan NegaraKesatuan Republik Indonesia ini, sebagai bagian dariibadah kita kepada-Nya.

Jakarta, Desember 2007KepalaLEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA,

S U N A R N O

iii iv

Page 4: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara

Lembar Hak Cipta. .............................................................Kata Pengantar. ...................................................................Daftar Isi. ..............................................................................Bab I Pendahuluan......................................................

A. Latar Belakang..........................................B. Deskripsi Singkat.......................................C. Hasil Belajar..................................................D. Indikator Hasil Belajar..............................E. Materi Pokok.............................................F. Manfaat ....................................................

Bab II Pengertian Hukum dan Negara Hukum. ..........A. Pengertian Hukum...................................B. Pengertian Negara Hukum. ....................C. Latihan .....................................................D. Rangkuman...............................................

Bab III Indonesia Sebagai Negara Hukum. ..................A. Indonesia Sebagai Negara Hukum. ........B. Sumber-Sumber Hukum...........................C. Latihan .....................................................D. Rangkuman...............................................

Bab IV Hukum Tata Negara dan Hukum AdministrasiNegara. ..............................................................A. Pengertian HTN dan HAN. .....................B. Perbedaan HAN dan HTN.......................C. Hubungan HAN dengan HTN. ...............D. Latihan .....................................................E. Rangkuman...............................................

Bab V Kedudukan HAN dalam Sistem HukumNasional, Hakekat dan Cakupan HAN.................A. Kedudukan HAN dalam Sistem Hukum

Nasional. ......................................................B. Hakekat dan Cakupan HAN. ....................

C. Latihan .....................................................D. Rangkuman...............................................

Bab VI Perbuatan Pemerintah. ........................................A. Jenis-Jenis Perbuatan Pemerintah...............B. Perbuatan Pemerintah Yang Bersifat Hukum

Publik. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .C. Perbuatan Pemerintah Yang Bersifat Hukum

Privat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .D. Freies Ermessen atau Diskresi.....................E. Latihan .....................................................F. Rangkuman...............................................

Bab VII Pengawasan Administratif dan PengawasanYuridis Terhadap Pemerintah. .............................A. Pemerintah Sebagai Obyek Pengawasan...B. Sengketa Hukum Administrasi Negara.....C. Latihan .....................................................D. Rangkuman...............................................

Bab VIII Peradilan Tata Usaha Negara. ...............................A. Landasan Terbentuknya PTUN. ................B. Beberapa Pengertian Dalam UU No. 5 Tahun

1986.... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .C. Kedudukan, Susunan dan Wewenang PTUN/

Peradilan Administrasi Negara..........................D. Upaya Hukum. ...........................................E. Upaya Administratif. ..................................F. Bidang-Bidang Yang Sering/Merupakan Sumber

Sengketa TUN. ...............................................G. Latihan .....................................................H. Rangkuman...............................................

Bab IX Penutup. ................................................................A. Simpulan. .....................................................B. Tindak Lanjut ..............................................

Daftar Pustaka. ....................................................................Tim Penulis. ..........................................................................

DAFTAR ISI

Page 5: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangDalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-pokokKepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-UndangNomor 43 Tahun 1999 disebutkan bahwa Pegawai Negeri adalahsetiap warga Negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syaratyang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahitugas dalam jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dandigaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Tegasnya, Pegawai Negeri merupakan sumber daya manusiapelaksana penyelenggaraan pemerintahan negara yang tugasnyaberkecimpung dalam lembaga-lembaga pemerintahan dan lembaga-lembaga negara.

Lebih lanjut dalam UU Nomor 43 Tahun 1999 disebutkan bahwaPegawai Negeri terdiri atas (1) Pegawai Negeri Sipil; (2) AnggotaTentara Nasional Indonesia; dan (3) Anggota Kepolisian RepublikIndonesia. Sedangkan Pegawai Negeri Sipil terdiri dari PegawaiNegeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Sipil Daerah.

Dalam rangka mencapai tujuan nasional untuk mewujudkanmasyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern,demokratis, makmur, adil dan bermoral tinggi diperlukan PegawaiNegeri Sipil (PNS) yang memiliki kompetensi dan profesionalisme.PNS sebagai unsur Aparatur Pemerintah dituntut harus mampumenjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan penuh ketaatankepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945.

PNS sebagai Aparatur Pemerintahan bertugas memberikanpelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil danmerata dalam penyelenggaraan tugas Negara, pemerintahan danpembangunan. Sehubungan dengan tugas yang diembannya tersebutmaka setiap PNS mempunyai kewajiban untuk (1) setia dan taatkepada Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945,Negara dan pemerintahan serta wajib menjaga persatuan dankesatuan bangsa dalam NKRI; (2) mentaati segala peraturanperundang-undangan yang berlaku dan melaksanakan tugaskedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan penuh pengabdian,kesadaran dan tanggung jawab; (3) menyimpan rahasia jabatan;(4) mengangkat sumpah/janji PNS; (5) mengangkat sumpah/janjijabatan negeri; (6) mentaati kewajiban serta menjauhkan diri darilarangan sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan PemerintahNomor 30 tahun 1980 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, maka PNSdipandang perlu diberikan pemahaman tentang Hukum AdministrasiNegara, karena Hukum Administrasi Negara akan memberikanbatasan kewenangan, proses dan prosedur yang boleh dilakukanoleh seorang PNS dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut,serta memberikan acuan di dalam penyelenggaraankepemerintahan yang baik. Selain itu dalam rangka memberikanperlindungan kepada warga Negara, Hukum Administrasi Negarajuga memberikan kesempatan kepada setiap warga Negara untukmengajukan gugatan kepada Peradilan Tata Usaha Negara apabiladirugikan oleh Pejabat Administrasi Negara sebagai akibatkeputusan atau kebijakan yang telah ditetapkan.

2

Page 6: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara3

B. Deskripsi SingkatHukum itu adalah himpunan atau seperangkat peraturan-peraturanyang isinya berupa perintah-perintah dan larangan-larangan yangbertujuan untuk menciptakan ketertiban atau keteraturan dalamsuatu masyarakat, oleh karena itu apabila dilanggar akan dikenakansanksi.

Negara Indonesia sebagai Negara hukum, tentunya setiap perbuatanatau tindakan pemerintah harus didasarkan kepada hukum. Hukumdisini adalah hukum yang baik dan adil, hukum yang baik dan adiladalah hukum yang dibuat berdasar proses dan prosedur yang benarserta taat terhadap tata urutan peraturan perundang-undangan yangberlaku, selain itu hukum dibuat semata-mata bertujuan untukmewujudkan kemakmuran dan keadilan masyarakat sebagaimanadiamanatkan di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945.

PNS sebagai aparatur pemerintahan yang mempunyai tugas sebagaipelayan masyarakat di dalam menjalankan tugas dan fungsinya tidakboleh terlepas dari hukum, karena Hukum Administrasi Negara telahmemberikan batasan kewenangan kepada Pegawai Negeri Sipilatau disebut juga sebagai Pejabat Administrasi Negara di dalammelaksanakan tugas dan fungsinya, oleh karena itu apabila PNS didalam melaksanakan tugas dan fungsinya dengan sewenang-wenangmaka akan muncul gugatan ke Peradilan Tata Usaha Negara daripihak-pihak atau masyarakat yang dirugikan sebagai akibatKeputusan Tata Usaha Negara yang telah dikeluarkan ataudiputuskan. Pengertian Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatupenetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat TataUsaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negaraberdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yangbersifat konkrit, individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukumbagi seseorang atau badan hukum perdata.

Tugas PNS adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat, olehkarena itu PNS selalu menjadi obyek pengawasan di dalammelaksanakan tugas dan fungsinya, oleh karena itu agar PNS didalam melaksanakan tugas dan fungsinya tidak selalu menjadi obyekpengawasan, maka dalam melaksanakan tugas dan fungsinya harusselalu mengacu kepada peraturan perundang-undangan yangberlaku serta asas asas umum penyelenggaraan kepemerintahanyang baik, dengan demikian maka akan terwujud kepemerintahanyang baik atau good governance.

C. Hasil BelajarHasil belajar pada modul Hukum Administrasi Negara ini adalahpeserta diharapkan mampu menjelaskan pengertian, obyek dancakupan hukum administrasi Negara serta keterkaitannya denganfungsi aparatur pemerintah di dalam penyelenggaraan pemerintahandan pembangunan.

D. Indikator Hasil BelajarIndikator-indikator hasil belajar adalah :

1. Peserta mampu memahami dan menjelaskan pengertian hukum,negara hukum dan unsur-unsur negara hukum;

2. Peserta mampu memahami dan menjelaskan Indonesia sebagainegara hukum dan sumber-sumber hukum;

3. Peserta mampu memahami dan menjelaskan pengertian hukumtata negara dan hukum administrasi negara;

4. Peserta mampu memahami dan menjelaskan hubungan hukumtata negara dengan hukum administrasi negara;

4

Page 7: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara

5. Peserta mampu memahami dan menjelaskan peranan hukumadministrasi bagi aparatur pemerintah di dalam penyelenggaranpemerintahan dan pembangunan;

6. Peserta mampu memahami dan menjelaskan pengertian dan jenisperbuatan pemerintah;

7. Peserta mampu memahami dan menjelaskan pengertian danperan Peradilan Tata Usaha Negara;

8. Peserta mampu memahami dan menjelaskan asas-asas umumpenyelenggaraan kepemerintahan yang baik.

E. Materi Pokok1. Pengertian Hukum dan Negara Hukum;

2. Indonesia sebagai negara Hukum;

3. Pengertian Hukum Tata Negara dan Hukum AdministrasiNegara;

4. Kedudukan Hukum Administrasi Negara dalam Sistem HukumNasional, Hakekat dan Cakupan Hukum Administrasi Negara;

5. Perbuatan Pemerintah;

6. Pengawasan Administratif dan Pengawasan Yuridis terhadapPemerintah;

7. Peradilan Tata Usaha Negara.

F. ManfaatPNS adalah merupakan aparatur pemerintahan yang bertugasmemberikan pelayanan kepada masyarakat, oleh karena itu manfaat

yang diperoleh dari diberikan materi Hukum Administrasi Negaraadalah :

1. memahami akan tugas dan fungsinya sebagai pelayananmasyarakat;

2. memahami proses dan prosedur dan batasan kewenangan yangdiembannya di dalam pelaksanan tugas dan fungsinya;

3. berhati-hati dalam melaksanakan tugas dan fungsinya;

4. memahami dan menerapkan asas-asas umum penyelenggaraankepemerintahan yang baik;

5. memahami resiko yang akan timbul apabila di dalam pelaksanantugas dan fungsinya menyimpang dari peraturan perundang-undangan yang berlaku.

65

Page 8: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara

7

8

BAB IIPENGERTIAN HUKUM DAN

NEGARA HUKUM

Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkan mampumenjelaskan pengertian Hukum dan Negara Hukum

A. Pengertian HukumSebelum membahas apa itu yang dimaksud dengan HukumAdministrasi Negara (HAN), terlebih dahulu akan diuraikanbeberapa pengertian hukum yang dikemukakan oleh para sarjanahukum, yaitu :

1. Utrech memberikan batasan Hukum adalah sebagai berikut:Hukum itu adalah himpunan peraturan-peraturan (perintah-perintah dan larangan-larangan) yang mengurus tata-tertib suatumasyarakat dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat itu.1)

2. S.M. Amin dalam bukunya yang berjudul “Bertamasya ke AlamHukum”, hukum dirumuskan sebagai berikut: Kumpulan-kumpulan peraturan-peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi-sanksi itu disebut hukum, dan tujuan hukum adalah mengadakanketatatertiban dalam pergaulan manusia, sehingga keamanan danketertiban terpelihara”.2)

3. J.C.T Simorangkir, SH dan Woerjono Sastropranoto, SHdalam bukunya yang berjudul “Pelajaran Hukum Indonesia”telah diberikan definisi hukum seperti berikut: “Hukum itu ialahperaturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukantingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuatoleh Badan-badan resmi yang berwajib, pelanggaran manaterhadap peraturan-peraturan tadi berakibatkan diambilnyatindakan, yaitu dengan hukum tertentu”.3)

4. H.M Tirtaatmidjaja, SH dalam buku yang berjudul “Pokok -pokok Hukum Perniagaan”, ditegaskan bahwa “Hukum ialahsemua aturan (norma) yang harus diturut dalam tingkah lakutindakan-tindakan dalam pergaulan hidup dengan ancaman mestimengganti kerugian jika melanggar aturan-aturan itu akanmembahayakan diri sendiri atau harta, umpamanya orang akankehilangan kemerdekaannya, didenda dan sebagainya”.4)

5. Prof. Prajudi Atmosudirdjo, mengemukakan bahwa hukumadalah merupakan aturan tentang sikap dan tingkah laku orang-orang yang menjadi keyakinan bersama dari sebagian wargamasyarakat, bahwa aturan-aturan itulah yang wajib dijunjungtinggi bersama, sehingga bilamana terjadi pelanggaran terhadapaturan-aturan tingkah laku tersebut oleh seorang wargamasyarakat, maka pelanggaran tersebut akan ditindak olehpetugas yang diangkat dan ditunjuk oleh masyarakat tersebut.5)

Adapun unsur-unsur hukum adalah :

1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulanmasyarakat;

2. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib;1) C.S.T Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,1986, h. 38,2) Ibid.

3) Ibid4) Ibid.5) Prajudi Atmosudirdjo, Hukum Administrasi Negara, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1994, h. 36

Page 9: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara9 10

3. Peraturan itu bersifat memaksa;

4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas.

Sedangkan ciri-ciri hukum adalah:

1. Adanya perintah dan/atau larangan;

2. Perintah dan/atau larangan itu harus dipatuhi dan ditaati setiaporang;

3. Dibuat oleh badan-badan resmi.

B. Pengertian Negara HukumSejarah pemikiran tentang negara hukum ini nampaknya sejalandengan sejarah perkembangan manusia untuk menghapus sistempemerintahan absolut. Seperti diketahui, kerajaan-kerajaan di jamandahulu sampai pada awal modern, pada umumnya diselenggarakanoleh para penguasa secara absolut. Bentuk negara seperti ini bertahanterus sampai beberapa abad yang lalu dan baru mulai tergeser setelahkonsep negara hukum formal muncul dan hak-hak asasi manusiamulai dilindungi.

Konsep “negara hukum” telah menjadi suatu masalah yang menarikdan banyak disoroti oleh berbagai ahli guna dibahas dalam diskusi-diskusi. Persoalan ini pada dasarnya telah lama dijadikan bahanperbincangan, sebab sejak dahulu kala orang telah mencari artinegara hukum, diantaranya Plato dan Aristoteles.

1. Plato mengemukakan bahwa penyelenggaraan negara yang baikialah yang didasarkan pada pengaturan (hukum) yang baik.6)

2. Aristoteles mengemukakan bahwa ide negara hukum yangdikaitkan denga arti negara yang dalam perumusannya masihterkait kepada “polis”. Bagi Aristoteles yang memerintahkannegara adalah bukanlah manusia, melainkan pikiran yang adil,dan kesusilaanlah yang menentukan baik buruknya suatu hukum.Manusia perlu dididik menjadi warga negara yang baik, yangbersusila, yang akhirnya akan menjelmakan manusia yangbersikap adil. Apabila keadaan semacam ini telah terwujud, makaterciptalah suatu “negara hukum”.7)

3. Hugo Krabbe berpendapat bahwa negara seharusnya negarahukum (rechtsstaat) dan setiap tindakan negara harusdidasarkan pada hukum atau harus dapat dipertanggungjawabkan pada hukum.8)

4. Menurut HR Ridwan ada tiga unsur pemerintahan yangberkonstitusi yaitu pertama, pemerintah dilaksanakan untukkepentingan umum; kedua pemerintahan dilaksanakan menuruthukum yang berdasarkan ketentuan-ketentuan umum, bukan hukumyang dibuat secara sewenang-wenang; ketiga, pemerintahan yangdilaksanakan atas kehendak rakyat, bukan merupakan paksaan-tekanan yang dilaksanakan oleh pemerintahan despotik.9)

C. Unsur-Unsur Negara HukumSalah seorang ahli yang cukup berjasa dalam mengemukakankonsepsinya mengenai Negara hukum adalah F.J Stahl, seorangsarjana dari Jerman. Menurut beliau :”Negara harus menjadi Negarahukum, itulah semboyan dan sebenarnya juga menjadi daya

6) Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006, hlm.2

7) Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim dalam Donald A. Rumokoy, Perkembangan TipeNegara Hukum dan peranan Hukum Administrasi Negara Di dalamnya, Dimensi-Dimensipemikiran Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta : UII Press, 2001, hlm.18) Ibid.9) Ibid.

Page 10: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara11 12

pendorong perkembangan pada zaman baru ini. Negara harusmenentukan secermat-cermatnya jalan-jalan dan batas-bataskegiatannya sebagaimana lingkungan (suasana) kebebasan wargaNegara menurut hukum itu dan harus menjamin suasana kebebasanitu tanpa dapat ditembus. Negara harus mewujudkan ataumemaksakan gagasan akhlak dari segi Negara, juga secara langsungtidak lebih jauh daripada seharusnya menurut suasana hukum”.

Konsep Negara hukum muncul secara eksplisit pada abad ke 19 yaitudengan munculnya konsep rechtsstaats dari Freidrich Julius Stahl.Menurut Julius Stahl, unsur-unsur-unsur Negara hukum adalah:

1. Adanya jaminan terhadap hak asasi manusia (grondrechten);

2. Adanya pembagian kekuasaan (scheiding van machten);

3. Pemerintahan haruslah berdasarkan peraturan-peraturan hukum(wet matigheid van het bestuur);

4. Adanya peradilan administrasi (administrasi rechspraak).

Kalau di Eropa Kontinental berkembang konsep Negara hukum(Rechtsstaat), maka di Inggris berkembang konsep yang dinamakanRule of Law. Rule of Law tidak menjadi amat populer oleh uraianA.V Dicey dalam bukunya yang berjudul “ Law and theConstitution” (1952). Dalam buku tersebut beliau mengatakanbahwa unsur-unsur Rule of Law mencakup:

1. Supremasi aturan-aturan hukum (supremacy of law); tidakadanya kekuasaan sewenang-wenang (absence of arbitrarypower), dalam arti bahwa seseorang hanya boleh dihukum kalaumelanggar hukum;

2. Kedudukan yang sama dalam menghadapi hukum (equalitybefore the law), dalil ini berlaku baik untuk orang biasa maupunpejabat;

3. Terjaminnya hak-hak manusia oleh Undang-Undang Dasar sertakeputusan sewenang-wenang Pengadilan.

International Commision of Jurists, yang merupakan suatuorganisasi ahli hukum internasional dalam konferensinya di Bangkoktahun 1965 sangat memperluas konsep Rule of Law danmenekankan apa yang dinamakan “the dynamic aspects of theRule of Law the modern age”. Dikemukakan bahwa syarat-syaratdasar untuk terselenggaranya pemerintah yang demokratis di bawahRule of Law ialah:

1. Perlindungan konstitusional, dalam arti bahwa konstitusi selaindari menjamin hak-hak individu, harus menentukan juga caraprosedural untuk memperoleh perlindungan atas hak-hak yangdijamin;

2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak (independentand impartial tribunals);

3. Pemilihan Umum yang bebas;

4. Kebebasan untuk menyatakan pendapat;

5. Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi dan beroposisi;

6. Pendidikan kewarganegaraan.

Moh Kusnardi dan Bintan R. Saragih, menyatakan bahwa ciri-ciri khas bagi suatu Negara hukum adalah adanya:

1. Pengakuan dan perlindungan atas hak-hak asasi manusia;

2. Peradilan yang bebas dari pengaruh sesuatu kekuasaan ataukekuatan lain dan tidak memihak;

3. Legalitas dalam arti hukum dalam segala bentuknya.

Page 11: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara13 14

Dalam perkembangannya konsepsi negara hukum tersebut kemudianmengalami penyempurnaan, yang secara umum dapat dilihatdiantaranya 10):

1. Sistem pemerintahan negara yang didasarkan atas kedaulatanrakyat;

2. Bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugas dan kewajibannyaharus berdasar atas hukum atau peraturan perundang-undangan;

3. Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia (warga negara);

4. Adanya pembagian kekuasaan;

5. Adanya pengawasan dari badan-badan peradilan (rechterlijkecontrole) yang bebas dan mandiri, dalam arti lembaga peradilantersebut benar-benar tidak memihak dan tidak berada di bawahpengaruh eksekutif;

6. Adanya peran yang nyata dari anggota-anggota masyarakat atauwarga negara untuk turut serta mengawasi perbuatan danpelaksanaan kebijaksanaan yang dilakukan oleh pemerintah;

7. Adanya sistem perekonomian yang dapat menjamin pembagianyang merata sumber daya yang diperlukan bagi kemakmuranwarga negara.

D. LatihanJawablah pertanyaan di bawah ini.

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hukum?

2. Sebutkan unsur-unsur hukum?

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan negara hukum?

4. Jelaskan apa yang melatarbelakangi muncul negara hukum?

5. Sebutkan unsur-unsur daru negara hukum?

E. RangkumanHukum itu ialah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yangmenentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakatyang dibuat oleh Badan-badan resmi yang berwajib, pelanggaranmana terhadap peraturan-peraturan tadi berakibatkan diambilnyatindakan, yaitu dengan hukum tertentu.

Dengan memperhatikan pengertian hukum sebagaimana telahdiuraikan di atas maka dapat dikatakan bahwa unsur-unsur hukumadalah:

1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulanmasyarakat;

2. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib;

3. Peraturan itu bersifat memaksa;

4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas.

Sedangkan ciri-ciri hukum adalah:

1. Adanya perintah dan/atau larangan;

2. Perintah dan/atau larangan itu harus dipatuhi dan ditaati setiaporang;

3. Dibuat oleh badan-badan resmi.

Sedangkan ide adanya negara hukum adalah dalam rangkamemberikan batasan kewenangan yang dilaksanakan oleh penguasapada saat berkuasa. Adapun pengertian dari negara hukum adalah10) Ridwan HR, Loc. Cit.

Page 12: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara15

16

suatu negara di mana segala tindakan atau perbuatan penyelenggaranegara atau pemerintah harus didasarkan kepada hukum.

Sebagai negara hukum, maka negara di dalam menjalankankekuasaannya harus memperhatikan unsur-unsur dari negarahukum, yaitu:

1. Adanya jaminan terhadap hak asasi manusia (grondrechten);

2. Adanya pembagian kekuasaan (scheiding van machten);

3. Pemerintahan haruslah berdasarkan peraturan-peraturan hukum(wet matigheid van het bestuur);

4. Adanya peradilan administrasi (administrasi rechspraak).

BAB IIIINDONESIA SEBAGAI NEGARA HUKUM

Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkan mampumenjelaskan pengertian Indonesia sebagai negara hukum.

A. Indonesia sebagai Negara HukumBerbagai pernyataan yang mencerminkan Indonesia sebagai negarahukum antara lain:

1. UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 (setelahdiamandemen) pasal 1 ayat (3) disebutkan bahwa NegaraIndonesia adalah negara hukum;

2. Bab X Pasal 27 ayat (1) yang menyatakan segala warga Negarabersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintah wajibmenjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak adakecualinya;

3. Dalam sumpah/janji Presiden/Wakil Presiden, terdapat kata-kata“memegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankansegala Undang-Undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya”;

4. Pasal 28 ayat (5) “ Untuk penegakkan dan melindungi hak asasimanusia sesuai dengan prinsip negara hukum yang demokratis,maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur dandituangkan dalam peraturan perundang-undangan;

Page 13: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara17 18

5. Pasal 28 “Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusiaorang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa danbernegara;

6. Dalam penjelasan UUD 1945 yang sekarang sudah dihapus tentangSistem Pememerintahan Negara, tapi maknanya masih dapat dipakaiyaitu: Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum(Rechtsstaat), tidak berdasarkan kekuasaan belaka (Machtsstaat),dan Pemerintah berdasarkan sistem konstitusi (hukum dasar) tidakbersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas);

7. Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 10 tahun 2004 tentangPembentukan Peraturan Perundang-undangan disebutkan“Sebagai Negara yang mendasarkan pada Pancasila danUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,segala aspek kehidupan dalam bidang kemasyarakatan,kebangsaan, dan kenegaraan termasuk pemerintahan harussenantiasa berdasarkan atas hukum”.

Negara berdasarkan atas hukum ditandai oleh beberapa asas, antaralain asas bahwa semua perbuatan atau tindakan pemerintahan ataunegara harus didasarkan pada ketentuan hukum dan peraturanperundangan yang sudah ada sebelum perbuatan atau tindakan itudilakukan. Campur tangan atas hak dan kebebasan seseorang ataukelompok masyarakat hanya dapat dilakukan berdasarkan aturan-aturan hukum tertentu. Asas ini lazim disebut asas legalitas(legaliteitsbeginsel). Untuk memungkinkan kepastian perwujudanasas legalitas ini, harus dibuat berbagai peraturan hukum antaralain peraturan perundang-undangan. Selain salah satu asas yangtelah disebutkan di atas Prajudi Atmosudirdjo menyebutkan bahwaasas-asas pokok negara hukum ada tiga, yakni:

1. Asas monopoli paksa (Zwangmonopoli);

2. Asas persetujuan rakyat;

3. Asas persekutuan hukum (rechtsgemeenschap).11)

Asas monopoli paksa berarti, bahwa: monopoli penggunaankekuasaan negara dan monopoli penggunaan paksaan untukmembuat orang menaati apa yang menjadi keputusan penguasanegara hanya berada di tangan pejabat penguasa negara yangberwenang dan berwajib untuk itu. Jadi siapapun yang lain dari yangberwenang/berwajib dilarang, artinya barang siapa melakukanpenggunaan kekuasaan negara dan menggunakan paksaan tanpawewenang sebagaimana dimaksud di atas disebut ‘main hakimsendiri’.

Asas persetujuan Rakyat berarti, bahwa orang (warga masyarakat)hanya wajib tunduk, dan dapat dipaksa untuk tunduk, kepadaperaturan yang dicipta secara sah dengan persetujuan langsung(Undang-Undang formal) atau tidak langsung (legislasi delegatif,peraturan atas kuasa Undang-Undang) dari DPR. Jadi bilamanaada peraturan (misalnya: mengadakan pungutan pembayaran atau“sumbangan wajib”) yang tidak diperintahkan atau dikuasakan olehUndang-Undang, maka peraturan itu tidak sah, dan HakimPengadilan wajib membebaskan setiap orang yang dituntut olehkarena tidak mau menaatinya, dan bilamana Pejabat memaksakanperaturan tersebut, maka dia dapat di tuntut sebagai penyalahgunaankekuasaan negara, minimal digugat sebagai perkara “perbuatanpenguasa yang melawan hukum”.

Asas persekutuan hukum berarti, bahwa: Rakyat dan penguasanegara bersama-sama merupakan suatu persekutuan hukum(rechtsgemeenschap, legal partnership), sehingga para PejabatPenguasa Negara di dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya,serta di dalam menggunakan kekuasaan negara mereka tundukkepada hukum (sama dengan Rakyat/warga masyarakat). Berarti

11) Prajudi Atmosudirdjo, op. cit., h. 22

Page 14: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara19 20

baik para pejabat penguasa negara maupun para warga masyarakatberada di bawah dan tunduk kepada hukum (Undang-Undang) yangsama.

Negara berdasarkan atas hukum harus didasarkan atas hukum yangbaik dan adil. Hukum yang baik adalah hukum yang demokratisyang didasarkan atas kehendak rakyat sesuai dengan kesadaranhukum rakyat, sedangkan hukum yang adil adalah hukum yangmemenuhi maksud dan tujuan setiap hukum, yakni keadilan. Hukumyang baik dan adil perlu di kedepankan, utamanya guna melegitimasikepentingan tertentu, baik kepentingan penguasa, kelompok maupunrakyat. Hukum adakalanya dijadikan alasan legalitas untukmelindungi kepentingan penguasa atau kelompok tertentu, sehinggaatas dasar legalitas tersebut kekuasaan dapat dilakukan secarasewenang-wenang. Oleh karena itu suatu negara yang menyatakandiri sebagai negara hukum dapat dengan mudah menjadi negarayang diktator, karena walaupun negara tersebut berlaku hukum dinegara tersebut, namun hukum yang dibuat didasarkan kepadakepentingan penguasa.

B. Sumber-sumber HukumNegara Indonesia telah menyatakan diri sebagai negara hukum olehkarena itu segala perbuatan pemerintah atau penyelenggara Negaraharus berdasarkan kepada hukum yang berlaku.

Sehubungan dengan hal tersebut di dalam penyelenggaraan negaraIndonesia sebagai negara hukum yang dijadikan sebagai sumberhukum administrasi negara sebagaimana dikemukakan oleh PhilipusM. Hadjon dkk dalam buku “Pengantar Hukum AdministrasiIndonesia” adalah sebagai berikut:

1. Pancasila;

2. Undang-Undang Dasar 1945;

3. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;

4. Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah sebagai penggantiUndang-Undang;

5. Peraturan Pemerintah;

6. Peraturan Presiden;

7. Peraturan Menteri dan Surat Keputusan Menteri;

8. Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah;

9. Yurisprudensi;

10.Hukum Tidak tertulis;

11. Hukum Internasional;

12.Keputusan Tata Usaha Negara;

13.Doktrin12).

1. Pancasila

Di dalam Ketetapan MPR No. III/MPR/2000 tentang SumberHukum Dan Tata Urutan Peraturan Perundangan-undanganadalah sebagai berikut: sumber hukum dasar nasional adalahPancasila sebagaimana yang tertulis dalam PembukaanUndang-Undang Dasar 1945, yaitu Ketuhanan Yang MahaEsa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia,dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalampermusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu

12) Philipus . Hadjon dkk, op. cit., h. 52-65

Page 15: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara21 22

Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia; dan BatangTubuh UUD 1945.

Pancasila dijadikan sebagai sumber hukum dasar nasionaldisebabkan Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa,kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita mengenaikemerdekaan individu, kemerdekaan bangsa, perikemanusiaan,keadilan sosial, perdamaian nasional dan mondial, cita-cita politikmengenai sifat, bentuk dan tujuan negara, cita-cita moralmengenai kehidupan keagamaan seluruh rakyat Indonesia.

2. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945

Undang-Undang Dasar 1945 adalah merupakan manifestasi darikonsep dan alam pikiran Bangsa Indonesia yang lazim disebutdengan Hukum Dasar Tertulis. Undang-Undang Dasar 1945sebagai Hukum Dasar Tertulis, hanya memuat dan mengaturhal-hal yang prinsip dan garis-garis besar saja serta mengaturhal-hal yang sangat mendasar tentang jaminan hak-hak dankewajiban-kewajiban asasi manusia, susunan ketatanegaraan(the structure of government) yang bersifat mendasar, sertaberbagai aturan yang mendasar dalam berbagai kehidupan.

Undang-Undang Dasar 1945 yang ditetapkan oleh Panitia PersiapanKemerdekaan Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 yang terdiridari Pembukaan, Batang Tubuh dan Penjelasan pasal demi pasal.Batang tubuh terdiri dari 16 Bab, 37 Pasal 4 Pasal Aturan Peralihandan 2 Ayat Aturan Tambahan (sebelum diamandemen), namunsetelah dimandemen sistematika UUD 1945 terdiri dari Pembukaandan Batang Tubuh, Batang Tubuh terdiri dari 16 Bab (21 Babtermasuk satu Bab tentang penghapusan), 37 Pasal (73 pasal), 3Pasal Aturan Peralihan dan 2 Pasal Aturan Tambahan.

UUD 1945 tidak menegaskan mengenai kedudukan UUD 1945dalam sistem hukum Indonesia. Baru pada tahun 1966 melaluiKetetapan MPRS Nomor XX/MPRS/1966 ditegaskan bahwaUUD 1945 adalah peraturan perundang-undangan dan menempatitata urutan tertinggi atas segala jenis peraturan perundang-undangan. Walaupun UUD 1945 tidak menegaskan kedudukandan sifat hukum UUD 1945, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwaUUD 1945 merupakan kaidah yang khusus. Hal ini tampak darikewenangan penetapan MPR dan tata cara perubahan yangberbeda dengan peraturan perundang-undangan yang lain.Kekhususan ini mencerminkan kedudukannya dalam sistemhukum Indonesia, karena itu tidak bertentangan dengan semangatUUD 1945, apabila Tap MPRS menempatkan UUD 1945 padaurutan teratas dalam tata urutan peraturan perundang-undanganIndonesia.

Di dalam Ketetapan MPR Nomor III/MPR/2000, UUD 1945ditempatkan pada urutan teratas dalam sumber hukum dan tataurutan peraturan perundang-undangan di Indonesia dewasa ini,selain itu UUD 1945 juga merupakan hukum dasar tertulis, halini sebagaimana disebutkan di dalam Ketetapan MPR No.III/MPR/2000 yaitu UUD 1945 merupakan hukum dasar tertulisNegara Republik Indonesia, memuat dasar dan garis besar hukumdalam penyelenggaraan negara.

Hal yang sama juga sebagaimana dimuat dalam Undang-UndangNomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan PeraturanPerundang-undangan, dimana menempatkan Undang-UndangDasar Negara Kesatuan Republik Indonesia pada urutanpertama.

Page 16: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara23

3. Ketetapan MPR

Ketetapan Majelis Permusyawatan Rakyat Republik Indonesiaadalah merupakan keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyatsebagai pengemban kedaulatan rakyat yang ditetapkan dalamsidang-sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat. Di dalam UUD1945 tidak secara tegas menentukan adanya Tap MPR sebagaisalah satu jenis peraturan perundang-undangan. Bentuk TapMPR dan sifatnya sebagai peraturan perundang-undangantumbuh sebagai praktek ketatanegaraan (mulai tahun 1960).Baru pada tahun 1966 berdasarkan Tap MPRS No.XX/MPRS/1966, Tap MPR dijadikan sebagai salah satu bentuk peraturanperundang-undangan, sebagaimana ditegaskan dalam Tap MPRSNo.XX/MPRS/1966 bahwa Tap MPR sebagai salah satu jenisperaturan perundang-undangan.

Perlu dikemukakan bahwa dalam pengambilan keputusan-keputusannya, MPR mewadahi dalam dua jenis keputusan yaitubersifat Ketetapan MPR dan Keputusan MPR. Yang dimaksuddengan Ketetapan MPR adalah Keputusan Majelis yangmempunyai kekuatan hukum mengikat ke luar (MPR) dan kedalam (MPR), sedangkan yang dimaksud dengan KeputusanMPR adalah Keputusan Majelis yang mempunyai kekuatanhukum mengikat ke dalam saja. Walaupun kedua keputusan MPRitu dibuat dan dikeluarkan oleh MPR, akan tetapi hanya KetetapanMPR yang mempunyai arti penting dalam bidang hukum(peraturan perundang-undangan).

Dilihat dari segi materi muatannya Ketetapan MPR dapatdibedakan menjadi:

a. Ketetapan MPR yang materi muatannya memenuhi unsur-unsur peraturan perundang-undangan;

b. Ketetapan MPR yang materi muatannya bersifat penetapanadministrasi (beschiking);

c. Ketetapan MPR yang materi muatannya bersifat perencanaan;

d. Ketetapan MPR yang materi muatannya bersifat pedoman.

4. Undang-Undang

Dalam UUD 1945 pasal 5 ayat (1) (setelah diamandemen)disebutkan bahwa Presiden berhak mengajukan rancanganUndang-Undang kepada DPR. Lebih lanjut dalam pasal 20UUD 1945 disebutkan bahwa:

a. DPR memegang kekuasaan membentuk Undang-Undang(Ayat (1));

b. Setiap rancangan Undang-Undang dibahas oleh DPR danPresiden untuk mendapat persetujuan bersama (Ayat (2) );

c. Jika rancangan Undang-Undang itu tidak mendapat per-setujuan bersama, rancangan Undang-Undang itu tidak bolehdiajukan lagi dalam persidangan DPR masa itu (Ayat (3));

d. Presiden memegang rancangan Undang-Undang yangdisetujui bersama untuk menjadi Undang-Undang (Ayat (4));

e. Dalam hal rancangan Undang-Undang yang telah disetujuibersama tersebut tidak disahkan oleh Presiden dalam waktutiga puluh (30) hari semenjak rancangan undang-undangtersebut disetujui, rancangan Undang-Undang tersebut sahmenjadi Undang-Undang dan wajib diundangkan (Ayat (5)).

Pada pasal 21 disebutkan bahwa anggota DPR berhakmengajukan usul rancangan Undang-Undang. Undang-Undangmerupakan bentuk peraturan perundang-undangan yang palingluas jangkauan materi muatannya, dapatlah dikatakan tidak ada

24

Page 17: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara25 26

lapangan kehidupan dan kegiatan kenegaraan, pemerintahan,masyarakat dan individu yang tidak dapat dijangkau untuk diaturoleh Undang-Undang. Bidang yang tidak dapat diatur olehUndang-Undang hanyalah hal-hal yang sudah diatur oleh UUDatau Tap MPR, atau sesuatu yang oleh Undang-Undang itusendiri telah didelegasikan pada bentuk peraturan perundang-undangan lain. Tetapi tidak berarti bahwa materi muatan yangdiatur oleh UUD 1945 dan Tap MPR tidak dapat menjadi materimuatan Undang-Undang. Undang-Undang tetap dapat mengaturbagian atau wujud tertentu dari materi muatan UUD atau TapMPR. Hal ini nampak pada Undang-Undang organik yang padadasarnya merupakan materi muatan UUD, tetapi karena sifatnyayang rinci maka diserahkan kepada Undang-Undang untukmengatur.

5. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang(PERPU)

Dalam Pasal 22 UUD 1945 (setelah diamandemen) disebutkanbahwa:

a. Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, Presidenberhak menetapkan peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang (Ayat (1));

b. Peraturan pemerintah itu harus mendapat persetujuan DPRdalam persidangan yang berikut (Ayat (2));

c. Jika tidak mendapat persetujuan, maka peraturan pemerintahitu harus dicabut (Ayat (3)).

Perpu pada dasarnya adalah sebuah Peraturan Pemerintah yangdibuat oleh Pemerintah karena kondisi yang sangat mendesakdan tidak memungkinkan untuk membuat Undang-Undang,

namun demikian harus mendapat persetujuan dari DPR untukmenjadi Undang-Undang. Pemberian derajat yang sejajardengan Undang-Undang ini, karena materi muatannyasemestinya diatur dengan Undang-Undang, tetapi karena suatukegentingan yang memaksa, dibuat dengan PeraturanPemerintah sebagai pengganti Undang-Undang.

Dalam pembuatan suatu Perpu harus memenuhi kriteria-kriteriasebagai berikut:

a. Hanya dikeluarkan dalam hal ihwal kegentingan yangmemaksa (UUD 1945 Pasal 22 ayat 1);

b. Perpu tidak boleh mengatur mengenai hal-hal yang diaturdalam UUD atau Tap MPR;

c. Perpu tidak boleh mengatur mengenai keberadaan dan tugaswewenang Lembaga Negara, tidak boleh ada Perpu yang dapatmenunda atau menghapuskan kewenangan Lembaga Negara;

d. Perpu hanya boleh mengatur ketentuan Undang-Undangyang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan.

Terdapat perbedaan di dalam membuat Undang-Undang denganmembuat Peraturan Pemerintah sebagai pengganti Undang-Undang yaitu:

a. Undang-Undang dibuat atas usul Presiden dibahas danbersama-sama dengan DPR untuk mendapat persetujuan,dan dibuat dalam keadaan yang tidak memaksa;

b. Sedangkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang adalah sebagai berikut:

(1) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undanghanya dibuat Presiden saja, Dewan Perwakilan Rakyattidak dilibatkan dalam pembuatan peraturan tersebut;

Page 18: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara27 28

(2)Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang itudibuat dalam kegentingan yang memaksa.

Walaupun Presiden mempunyai hak untuk mengeluarkanPeraturan Pemerintah sebagai Pengganti Undang-Undang, didalam Pasal 22 ayat (2) UUD 1945 menyebutkan bahwaPeraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang harusmendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dalampersidangan yang berikut. Apabila tidak mendapat persetujuandari DPR maka peraturan pemerintah sebagai pengganti Undang-Undang tersebut harus dicabut.

Lebih lanjut ditegaskan kembali di dalam Ketetapan MPR No.III/MPR/2000 disebutkan bahwa peraturan pemerintah penggantiUndang-Undang dibuat oleh Presiden dalam hal ihwalkegentingan yang memaksa, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang harusdiajukan ke Dewan Perwakilan Rakyat dalam persidanganyang berikut;

b. Dewan Perwakilan Rakyat dapat menerima atau menolakperaturan pemerintah pengganti Undang-Undang dengantidak mengadakan perubahan;

c. Jika ditolak Dewan Perwakilan Rakyat, peraturan pemerintahpengganti Undang-Undang harus dicabut.

6. Peraturan Pemerintah

Peraturan Pemerintah dibuat dan dikeluarkan oleh Pemerintahuntuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya,seperti disebutkan dalam pasal 5 ayat (2) UUD 1945.

Peraturan Pemerintah memuat aturan-aturan yang bersifatumum. Peraturan Pemerintah dibuat dan dikeluarkan olehPemerintah tidak harus berdasarkan ketentuan yang tegas dalam

suatu Undang-Undang. Namun demikian Presiden dapatmempertimbangkan untuk menetapkan Peraturan Pemerintahuntuk melaksanakan Undang-Undang.

7. Keputusan Presiden dan Peraturan Presiden

Semenjak diberlakunya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dibedakanantara Keputusan Presiden dengan Peraturan Presiden.

Keputusan Presiden adalah Keputusan yang materi muatannyabersifat menetapkan (beschiking), Keputusan Presiden inibersifat konkrit-individual dan final, merupakan keputusan tatausaha negara, sehingga tidak termasuk salah satu jenis peraturanperundang-undangan,.

Sedangkan Peraturan Presiden adalah keputusan Presiden yangmateri muatannya bersifat pengaturan (regeling), dan materinyabersifat umum sehingga termasuk salah satu jenis peraturanperundang-undangan.

Keputusan Presiden maupun Peraturan Presiden dibuat olehPresiden sebagai pelaksanaan kewenangan Presiden baik sebagaiKepala Negara maupun sebagai Kepala Pemerintahan. Namundemikian dasar wewenang Presiden untuk menetapkanKeputusan/Peraturan Presiden tidak disebutkan secara tegasdalam UUD 1945, berbeda dengan wewenang Presiden dalammembuat dan menetapkan UU, Perpu dan PP. Wewenangmembuat dan menetapkan Keputusan/Peraturan Presidenmelekat secara inheren pada kedudukan Presiden sebagaipemegang kekuasaan pemerintahan sebagaimana dimaksuddalam UUD 1945 pasal 4 ayat (1). Sebagai pemegang kekuasaanpemerintahan, Presiden dengan sendirinya mempunyai berbagaiwewenang untuk membuat keputusan baik yang bersifat

Page 19: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara29 30

8. Peraturan Menteri dan Keputusan Menteri

Peraturan Menteri adalah suatu peraturan yang dikeluarkan olehseorang Menteri yang berisi ketentuan-ketentuan tentang bidangtugasnya. Selain Peraturan Menteri terdapat pula KeputusanMenteri yaitu Keputusan Menteri yang bersifat khusus mengenaimasalah tertentu sesuai dengan bidang tugasnya.

9. Peraturan Daerah (PERDA) dan Keputusan KepalaDaerah

Peraturan Daerah merupakan peraturan untuk melaksanakanaturan hukum di atasnya dan menampung kondisi khusus daridaerah yang bersangkutan. Peraturan Daerah untuk tingkatPropinsi dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)bersama-sama dengan Gubernur, Peraturan Daerah untuk tingkatKabupaten/Kota dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(DPRD) bersama-sama dengan Bupati/Walikota.

Peraturan Daerah dibuat untuk melaksanakan otonomi atau tugaspembantuan (medebewind). Materi muatan Peraturan Daerahdibidang tugas pembantuan ditentukan sesuai dengan jenis tugaspembantuan. Peraturan Daerah untuk melaksanakan otonomimeliputi seluruh urusan rumah tangga otonomi.

Selain Peraturan Daerah, Pemerintah Daerah dalam rangkamenjalankan roda pemerintahan di daerah terdapat pulaKeputusan Kepala Daerah yang dibuat dan dikeluarkan olehKepala Daerah tanpa harus mendapat persetujuan DPRD.

10. Yurisprudensi

Yurisprudensi adalah merupakan salah satu sumber hukum yangkita kenal dalam sistem hukum di Indonesia, sebagai sumberhukum, yurisprudensi biasanya disebut bersama-sama denganhukum tertulis, hukum tidak tertulis dan doktrin.

Yurisprudensi dalam arti sempit adalah ajaran hukum yangtersusun dari dan dalam peradilan, yang kemudian dipakai sebagailandasan hukum. Selain pengertian tersebut, yurisprudensi jugadiartikan sebagai himpunan-himpunan keputusan pengadilanyang disusun secara sistematik.

11. Hukum Tidak Tertulis

Di dalam Penjelasan Umum UUD 1945 disebutkan bahwaUndang-Undang Dasar suatu negara ialah hanya sebagian darihukumnya dasar negara itu. Undang-Undang Dasar ialah hukumdasar yang tertulis, sedang di sampingnya Undang-UndangDasar itu berlaku juga hukum dasar yang tidak tertulis, ialahaturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktekpenyelenggaraan kenegaraan meskipun tidak tertulis. Lebihlanjut di dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan RakyatNo. III/MPR/2000 disebutkan bahwa sumber hukum terdiri atassumber hukum tertulis dan tidak tertulis.

12. Hukum Internasional

Hukum Internasional ialah keseluruhan kaedah-kaedah danasas-asas yang mengatur hubungan atau persoalan yangmelintasi batas-batas negara, yaitu :

a. Antar negara dengan negara;

b. Antar negara dengan subyek hukum bukan negara satu sama lain.

Page 20: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara31 32

Dalam Piagam Perserikatan Bangsa-bangsa, Pasal 38 ayat (1),dalam mengadili perkara yang diajukan kepada MahkamahInternasional akan dipergunakan:

a. Perjanjian-perjanjian internasional, baik yang bersifat umummaupun khusus, yang mengandung ketentuan-ketentuanhukum yang diakui secara tegas oleh negara-negara yangbersengketa;

b. Kebiasaan-kebiasaan internasional, sebagai bukti dari suatukebiasaan umum yang telah di terima sebagai hukum;

c. Prinsip-prinsip hukum umum yang diakui oleh bangsa-bangsayang beradab, dan

d. Keputusan pengadilan dan ajaran-ajaran yang palingterkemuka dari berbagai negara sebagai sumber tambahanbagi penetapan kaedah-kaedah hukum (MochtarKusumaatmadja, 1982: hlm. 107-108).

13. Keputusan Tata Usaha Negara (administratieve beschiking)

Sumber hukum lain dalah hukum administrasi negara adalahKeputusan Tata Usaha Negara atau Keputusan Pejabat Administrasi.

14. Doktrin

Doktrin adalah pendapat-pendapat para pakar dalam bidangnyamasing-masing yang berpengaruh. Pendapat yang dikemukakanini sering dipergunakan sebagai sumber dalam pengambilankeputusan, terutama oleh para hakim.

Sumber-sumber hukum negara Republik Indonesia sebagaimanatersebut di atas yang dijadikan sebagai dasar atau bahan di dalampembuatan atau penyusunan peraturan perundang-undanganadalah merupakan perwujudan dari negara Indonesia sebagai

negara Hukum. Hal ini dapat dilihat di dalam Undang-UndangDasar 1945 yang dijadikan sebagai Dasar Negara RepublikIndonesia (Groundwet).

Sebagai negara hukum, segala perbuatan penguasa atau pejabatadministrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan gunamencapai masyarakat adil dan makmur sebagaimana diamanat-kan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 harusdidasarkan kepada peraturan perundang-undangan yang berlakudi negara Indonesia.

Sumber hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangandi Indonesia sebagaimana ditetapkan di dalam Ketetapan MPRNo. III/MPR/2000, adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Dasar 1945;

2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;

3. Undang-Undang;

4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu);

5. Peraturan Pemerintah;

6. Keputusan Presiden;

7. Peraturan Daerah.

Dalam Ketetapan MPR No III/MPR/2000 terdapat perbedaansumber hukum dan tata urutan peraturan perundang-undanganyang selama ini diatur dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966. di dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966disebutkan bahwa susunan sumber hukum dan tata urutanperaturan perundang-undangan adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang Dasar 1945;

2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;

Page 21: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara33 34

3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu);

4. Peraturan Pemerintah;

5. Keputusan Presiden;

6. Peraturan-peraturan Pelaksana lainnya, seperti: PeraturanMenteri, Instruksi Menteri dan sebagainya.

Terdapat perbedaan sumber hukum dan tata urutan peraturanperundang-undangan yang diatur oleh Ketetapan MPR No. III/MPR/2000 dengan Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentangPembentukan Peraturan Perundang-Undangan, maka susunan-nya sebagaimana dimuat dalam pasal 7 ayat (1) adalah sebagaiberikut:

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu);

3. Peraturan Pemerintah;

4. Peraturan Presiden;

5. Peraturan Daerah.

Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada butir “5” meliputi:

1. Peraturan Daerah Propinsi dibuat oleh Dewan PerwakilanRakyat Daerah Propinsi bersama dengan Gubernur;

2. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dibuat oleh DewanPerwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota bersamadengan Bupati/Walikota;

3. Peraturan Desa/Peraturan yang setingkat dibuat oleh BadanPerwakilan Desa atau nama lainnya bersama dengan kepalaDesa atau nama lainnya.

Selain peraturan perundang-undangan sebagaimana disebutkandi atas, diakui keberadaanya dan mempunyai kekuatan hukummengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-Undangan yang lebih tinggi antara lain peraturan yang dikeluarkanoleh Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Dewan PerwakilanRakyat, Dewan perwakilan Daerah, Mahkamah Agung,Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, BankIndonesia, Menteri, kepala badan, lembaga, atau komisi yangsetingkat yang dibentuk oleh Undang-Undang atau pemerintahatas perintah Undang-Undang, Dewan Perwakilan RakyatDaerah Propinsi, Gubernur, Dewan Perwakilan Rakyat Kabupa-ten/Kota, Bupati/Walikota,Kepala Desa atau yang setingkat.

Sehubungan dengan adanya amandemen terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, makatelah mempengaruhi terhadap aturan-aturan yang berlakumenurut Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945, dan dengan diberlakukannya Undang-UndangNomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Per-undang-undangan, di mana menempatkan Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia, di mana Ketetapan Majelis Per-musyawaratan Rakyat tidak termasuk dalam hierarki PeraturanPerundang-Undangan, maka mengakibatkan perlunya dilakukanpeninjauan terhadap materi dan status hukum Ketetapan MajelisPermusyawaratan Rakyat sementara dan Ketetapan MajelisPermusyawaratan Rakyat Republik Indonesia.

Berdasarkan Ketetapan Majelis Permusyawaratan RakyatRepublik Indonesia Nomor I/MPR/2003 tentang PeninjauanTerhadap Materi dan Status Hukum Ketetapan MPRS dan

Page 22: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara35 36

MPR-RI Taun 1960 sampai dengan Tahun 2002 adalah sebagaiberikut:

1. Delapan Ketetapan MPRS dan MPR RI dinyatakan dicabut(pasal 1);

2. Tiga Kertetapan MPRS dan MPR RI dinyatakan tetapberlaku (pasal 2);

3. Delapan Ketetapan MPRS dan MPR RI dinyatakan dicabut(pasal 3);

4. Sebelas Ketetapan MPRS dan MPR RI dinyatakan tetapberlaku sampai dengan terbentuknya Undang-Undang(pasal 4);

5. Lima Ketetapan MPRS dan MPR RI dinyatakan masihberlaku sampai dengan ditetapkannya Peraturan TataTertib yang baru oleh Majelis Permusyawaratan RakyatRepublik Indonesia hasil Pemilihan Umum Tahun 2004;

6. Seratus Empat Ketetapan MPRS dan MPR RI yang tidakperlu dilakukan tindakan hukum lebih lanjut, baikkarena bersifat einmalig (final), telah dicabut, maupuntelah selesai dilaksanakan.

C. LatihanJawablah pertanyaan di bawah ini!

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Negara hukum?

2. Sebutkan ketentuan-ketentuan dalam UUD Negara RepublikIndonesia Tahun 1945 yang menyatakan negara Indonesia adalahnegara hukum?

3. Jelaskan mengapa Pancasila dijadikan sebagai sumber hukumnasional?

4. Jelaskan apa perbedaan Keputusan Presiden dengan PeraturanPresiden?

5. Apakah dengan dikeluarkannya UU No. 10 Tahun 2004 tentangPembentukan Peraturan Perundangan, Ketetapan MPR No. IIITahun 2000 masih berlaku? Jelaskan.

D. RangkumanNegara Indonesia adalah Negara hukum, hal ini tercermin dalamPasal-Pasal UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, antaralain Pasal 1 ayat (3) yang berbunyi “Negara Indonesia adalah Negarahukum”. Sebagai negara yang berdasarkan atas hukum tentunyasegala perbuatan atau tindakan pemerintah atau Negara harusdidasarkan pada ketentuan hukum dan peraturan perundang-undanganyang sudah ada sebelum perbuatan atau tindakan tersebutdilaksanakan.

Hukum dan peraturan perundang-undangan yang ada haruslahdidasarkan pada hukum dan peraturan perundang-undangan yangbaik dan adil. Hukum yang baik adalah hukum yang demokratisyang didasarkan atas kehendak rakyat sesuai dengan kesadaranrakyat, sedangkan hukum yang adil adalah hukum yang memenuhimaksud dan tujuan setiap hukum, yakni keadilan.

Untuk dapat menciptakan hukum yang baik dan adil tentunya tidakterlepas dari proses dan prosedur pembuatannya, oleh karena itu didalam pembuatan harus didasarkan pada alasan dan tujuan yangjelas , atau harus didasarkan kepada landasan filosofis, yuridis dansosiologis, selain itu harus taat terhadap tata urutan peraturanperundang-undangan yang ada serta peraturan perundang-undanganyang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturanperundang-undangan yang lebih tinggi.

Page 23: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara37 38

BAB IVHUKUM TATA NEGARA DAN

HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkan mampumenjelaskan pengertian Hukum Tata Negara dan HukumAdministrasi Negara serta perbedaan dan hubungannya

A. Pengertian Hukum Tata Negara dan HukumAdministrasi NegaraSebelum membahas apa itu Hukum Administrasi Negara ataudisingkat HAN, terlebih dahulu perlu dikemukakan adanya beragamperistilahan yang dipergunakan untuk istilah HAN. Keragamanperistilahan yang dipergunakan untuk HAN juga muncul di-lingkungan Perguruan Tinggi Cq. Fakultas Hukum di Indonesia, adayang menggunakan istilah Hukum Administrasi Negara (HAN),Hukum Tata Pemerintahan (HTP), Hukum Tata Usaha Negara(HTUN). Namun setelah ada kesepakatan para pengasuh matakuliah hukum di Cibulan pada tanggal 26-28 Maret 1973, FakultasHukum baik negeri maupun swasta lebih banyak menggunakanperistilahan hukum administrasi negara, walaupun masih ada jugayang menggunakan istilah Hukum Tata Pemerintahan.

Beberapa pengertian Hukum Tata Negara yang dikemukakan olehahli:

1. Hans Kelsen, Hukum Tata Negara ialah hukum mengenaiNegara “der wohlende staat” yang memberi bentuk Negara,hal mana tercantum dalam Undang-Undang Dasarnya;

2. J.H.A Logemann dalam bukunya “Over de Theorie van eenStellig Staatsrecht mengatakan, bahwa Hukum Tata Negaraialah serangkaian kaidah hukum mengenai jabatan atau kumpulanjabatan di dalam Negara dan mengenai lingkungan berlakunyahukum dari suatu Negara. Dalam buku Het Staatsrecht vanIndonesia disebutkan bahwa “Hukum Tata Negara itu ialahhukum organisasi negara;

3. C. van Vollenhoven mengatakan bahwa Hukum Tata Negaramerupakan hukum tentang distribusi kekuasaan Negara;

4. Djokosutono memandang Hukum Tata Negara sebagai hukummengenai organisasi jabatan-jabatan Negara di dalam rangkapandangan mereka terhadap “Negara sebagai organisasi”;

5. G. Pringgodigdo mengemukakan bahwa Hukum Tata Negaraialah hukum mengenai konstitusi Negara dan konstelasi dariNegara, dank arena itu Hukum Tata Negara disebut juga HukumKonstitusi Negara (hukum mengenai konstitusi);

6. Kusumadi Pudjosewojo mengemukakan bahwa Hukum tataNegara ialah hukum yang mengatur bentuk negara dalamhubungan kesatuan atau federal dan bentuk pemerintah dalamhubungan kerajaan atau republik yang menunjuk masyarakat-masyarakat hukum yang atasan dan masyarakat bawahanbeserta tingkat imbangannnya (hierarki) yang selanjutnyamenunjukkan alat-alat perlengkapan Negara yang memegangkekuasaan penguasa dari masyarakat-masyarakat hukum itubeserta susunan (terdiri dari seorang atau sejumlah orang),wewenang tingkatan imbangan dari dan antara alat-alatperlengkapan itu.

37

Page 24: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara39 40

Selanjutnya akan diuraikan beberapa pengertian HAN yangdikemukakan oleh para ahli hukum, di antaranya:

1. E. Utrecht mengetengahkan “HAN (hukum pemerintahan)adalah menguji hubungan hukum istimewa yang diadakan akanmemungkinkan para pejabat (Ambsdrager) administrasi negaramelakukan tugas mereka yang khusus”. Selanjutnya E. Utrechtmenjelaskan bahwa HAN adalah yang mengatur sebagianlapangan pekerjaan administrasi negara13).

2. Cornelis van Vollenhouven mengemukakan bahwa HAN ialahke semua kaidah-kaidah hukum yang bukan hukum tata negaramateriil, bukan hukum perdata materiil dan bukan hukum pidanamateriil (Teori residu)14).

3. J.M Baron de Gerando mengemukakan bahwa obyek hukumadministrasi adalah peraturan-peraturan yang mengatur hubungantimbal balik antara pemerintah dan rakyat (Le droit administratifa pour object le regles qui regissent les rapports reciproquesde l’administration avec les administres)15).

4. Prof. Mr.J. Oppenheim mengemukakan bahwa HukumAdministrasi Negara adalah keseluruhan aturan-aturan hukumyang harus diperhatikan oleh alat perlengkapan negara danpemerintahan jika menjalankan kekuasaannya. Jadi pada asasnyamengatur negara dalam keadaan bergerak (Staat inbeweging)16).

5. Dr. Mr. H.J Romijn mengemukakan bahwa Hukum administrasinegara adalah keseluruhan aturan-aturan hukum yang mengaturnegara dalam keadaan bergerak.17)

6. Prajudi Atmosudirdjo mengemukakan bahwa HAN adalahhukum mengenai seluk beluk administrasi negara ( HANheteronom) dan hukum yang dicipta atau merupakan hasil buatanadministrasi negara (HAN otonom)18)

Di atas telah dijelaskan tentang pengertian Hukum, Negara Hukum,Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara, untukmelengkapi pembahasan tentang Hukum Administrasi Negara, makaakan dikemukakan beberapa pengertian Administrasi Negarasebagaimana yang dikemukakan oleh para sarjana administrasinegara yaitu:

1. Leonard D. White dalam bukunya yang berjudul Introductionto the study of Public Administration, memberikan pendapatsebagai berikut: Administrasi Negara terdiri atas semua kegiatanNegara dengan maksud untuk menunaikan dan melaksanakankebijaksanaan Negara” (Public Administration consist of allthose operations having for the purpose the fulfillment andenforcement of public policy)”.19)

2. Herbert A. Simon dkk. dalam bukunya berjudul PublicAdministration, mengemukakan bahwa Administrasi Negara(Amerika Serikat) adalah “Kegiatan-kegiatan daripada bagian-bagian badan eksekutif pemerintahan nasional, negara bagian,pemerintah daerah; dewan-dewan dan panitia-panitia yangdibentuk oleh Kongres; dan badan pembuat undang-undang

13) Philipus M. Hadjon dkk, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia (Introduction to theIndonesiaa Administrative Law), Yogyakarta: Gajahmada University Press, 1993, h. 24.14) CST Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,1986, h. 44715) Philipus M. Hadjon dkk, op. cit. h. 2216) M. Nata Saputra, Hukum Administrasi Negara, Bandung: Alumni, 1988, h. 7.

17) Ibid, h. 818) Kuntjoro Purbopranoto, Beberapa Catatan Hukum Tata Pemerintahan Indonesia dan

Peradilan Administrasi Negara, Bandung: Alumni, 1975, h. 2619) Soewarno Handayaningrat, Administrasi Pemerintahan Dalam Pembangunan Nasional,Jakarta: Haji Masagung, 1988, h. 2

Page 25: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara41 42

negara bagian; perusahaan-perusahaan negara; dan badan-badankenegaraan lain yang mempunyai ciri khusus.” Secara khususdikecualikan adalah badan-badan yudikatif dan legislatif di dalamadministrasi pemerintahan dan non administrasi pemerintahan”.20)

3. Dimock & Koenig memberikan definisi bahwa AdministrasiNegara mempunyai pengertian yang luas dan sempit. Dalampengertian yang luas Administrasi Negara didefinisikan sebagai“kegiatan dari pada Negara dalam melaksanakan kekuatanpolitiknya”, sedangkan dalam pengertian sempit, “AdministrasiNegara didefinisikan sebagai suatu kegiatan dari pada badaneksekutif dalam penyelenggaraan pemerintahan”.21)

4. Prof. Prajudi Atmosudirdjo memberikan tiga arti dariAdministrasi Negara yakni (i). sebagai aparatur negara, aparaturpemerintahan, atau sebagai institusi politik (kenegaraan); (ii).administrasi negara sebagai “fungsi” atau sebagai aktivitasmelayani Pemerintah yakni sebagai kegiatan “pemerintahoperasional” dan; (iii). administrasi negara sebagai proses teknispenyelenggaraan Undang-undang.22) Pada bagian lain Prajudijuga menjelaskan bahwa Administrasi Negara adalah tugas dankegiatan-kegiatan : (a). melaksanakan dan menyelenggarakankehendak-kehendak (strategi, policy) serta keputusan-keputusan Pemerintah secara nyata (implementasi); (b).menyelenggarakan Undang-Undang (menurut pasal-pasalnya)sesuai dengan peraturan-peraturan pelaksanaan yang ditetapkanoleh Pemerintah.23)

B. Perbedaan HAN dengan HTNAda beberapa pendapat yang mengemukakan tentang perbedaanantara HAN dengan HTN, yaitu:

1. Prof. Mr.J. Oppenheim

Hukum Tata Negara ialah keseluruhan aturan-aturan hukum yangmengadakan alat-alat perlengkapan dan mengatur kekuasaannya.Jadi pada asasnya mengatur negara dalam keadaan diam (Staatin rust), sedangkan Hukum Administrasi Negara ialahkeseluruhan aturan-aturan hukum yang harus diperhatikan olehalat perlengkapan negara atau pemerintah jika menjalankankekuasaannya.

2. Fritz Flener

Hukum Tata Negara mengatur negara dalam keadaan pasif,sedangkan HAN mengatur negara dalam keadaan aktif.

3. Dr.Mr.H.J Romijn

Hukum Tata Negara ialah keseluruhan aturan-aturan hukum yangmengatur negara dalam keadaan statis. Sedangkan Hukumadministrasi negara ialah aturan-aturan hukum yang mengaturnegara dalam keadaan dinamis.

4. Cornelis van Vollenhouven

Hukum Administrasi Negara ialah keseluruhan aturan yang sejakberabad-abad tidak termasuk Hukum Tata Negara materiil,Hukum Perdata Materiil dan Hukum Pidana materiil. Lebih lanjutvan Vollenhouven membagi Hukum administrasi negara dalam4 bagian yaitu sebagai berikut:

a. Bestuurs Recht berarti hukum yang mengatur pemerintahan;

b. Justitie Recht yaitu hukum peradilan;

20) Ibid.21) Ibid.22) Prajudi Atmosudirdjo, Ibid., h. 4323) Ibid. h. 12

Page 26: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara43 44

c. Politie Recht yaitu hukum kepolisian;

d. Regelaars Recht yaitu hukum yang mengatur perundang-undangan.

C. Hubungan HAN dengan HTNDi atas telah dikemukakan tentang perbedaan antara HukumAdministrasi Negara dengan Hukum Tata Negara, namunperbedaan tersebut tidak berarti antara HAN dengan HTN tidakterdapat hubungan. Obyek dari HTN adalah keseluruhan aturan-aturan hukum yang mengatur struktur/bangunan/susunan umumdari suatu negara, seperti yang diatur di dalam UUD 1945, UUtentang Pemerintah Daerah dan sebagainya, sedangkan obyek dariHAN adalah keseluruhan aturan-aturan hukum yang mengaturkomposisi dan wewenang alat-alat perlengkapan badan-badanhukum publik (negara dan atau daerah-daerah otonom (misalnyaUU Kepegawaian, UU Perumahan dan sebagainya).

Logeman mengemukakan di dalam bukunya “ Het Staats rechtvan Indonesie”, Hukum Tata Negara adalah ajaran tentangwewenang (competentie leer), sedangkan Hukum AdministrasiNegara adalah ajaran tentang hubungan hukum khusus (leer vander bijzondere rechts betrekkingen). Lebih lanjut Logemanmengemukakan bahwa penyelidikan tentang sifat, bentuk, akibatdari segala perbuatan hukum ialah tugas Hukum AdministrasiNegara. Hukum Tata Negara mengajarkan jabatan-jabatan namayang berwenang menjalankannya.

Peraturan Hukum Tata Negara ialah peraturan yang menentukanalat-alat perlengkapan mana yang berwenang memberikan suatuizin (vergunning). Sedangkan peraturan hukum administrasi negaraialah peraturan-peraturan khusus yang memberi wewenang kepadaalat-alat perlengkapan negara atau pemerintah untuk mengeluarkan

suatu izin tertentu. Prajudi Atmosudirdjo mengemukakan bahwahubungan antara Hukum Administrasi Negara dan Hukum TataNegara adalah mirip-mirip dengan relasi antara Hukum Dagangdengan Hukum Perdata, di mana Hukum Dagang merupakanpengkhususan atau spesialisasi dari Hukum Perikatan di dalamHukum Perdata. Dengan demikian Prajudi Atmosudirdjomemandang Hukum Administrasi Negara sebagai suatupengkhususan atau spesialisasi belaka dari salah satu bagian dariHukum Tata Negara, yakni hukum mengenai administrasi daripada negara, oleh karena itu antara hukum tata negara dan hukumadministrasi negara memiliki hubungan yang erat. Keterkaitan inidapat dilihat apa yang diungkapkan oleh Van Vollenhouven yaitu:“badan pemerintah tanpa aturan hukum negara akan lumpuh, olehkarena badan ini tidak mempunyai wewenang apapun atauwewenangnya tanpa berketentuan, dan badan pemerintah tanpahukum administrasi akan bebas sepenuhnya, oleh karena badan inidapat menjalankan wewenangnya menurut kehendaknya sendiri”.24)

Lebih lanjut ten Berg mengemukakan bahwa hukum administrasinegara adalah sebagai perpanjangan dari Hukum Tata Negara atauhukum sekunder dari Hukum Tata Negara.25)

Jadi dengan demikian terdapat hubungan yang erat antara HukumTata Negara dengan Hukum Administrasi Negara. Hukum TataNegara adalah hukum mengenai konstitusi dari pada negara secarakeseluruhan, sedangkan Hukum Administrasi Negara adalah yangkhusus hanya kepada administrasinya saja.

24) Ridwan, HR, Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta: UII Press, 2002, h. 3625) Ibid.

Page 27: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara45 46

D. LatihanJawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Hukum Tata Negara ?

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Hukum AdministrasiNegara;

3. Jelaskan apa perbedaan dan persamaan Hukum Tata Negaradan Hukum Administrasi Negara ?

4. Jelaskan hubungan antara Hukum Tata Negara dengan HukumAdministrasi Negara;

5. Jelaskan kenapa Hukum Tata Negara disebutkan negara dalamkondisi tidak bergerak (statis), sedangkan Hukum AdministrasiNegara disebutkan negara dalam kondisi bergerak (dinamis).

E. RangkumanBeberapa pengertian Hukum Tata Negara yang telah diuraikan diatas, apabila disimpulkan maka pengertian Hukum Tata Negaraadalah hukum yang mengatur tentang berdirinya suatu lembaganegara, tugas dan fungsi suatu lembaga negara serta hubunganantara lembaga negara yang satu dengan lembaga negara yanglainnya. Sedangkan pengertian Hukum Administrasi Negara adalahkeseluruhan aturan-aturan hukum yang harus diperhatikan oleh alatperlengkapan negara dan pemerintahan jika menjalankankekuasaannya.

Dari dua pengertian tersebut di atas, memang terdapat perbedaan,namun demikian antara Hukum Tata Negara dengan HukumAdministrasi Negara memiliki hubungan yang erat, karena sama-sama obyeknya adalah Negara, karena Hukum Administrasi Negaramempunyai tugas untuk mengawasi jalannya tugas dan fungsi yang

dijalankan oleh lembaga-lembaga negara yang termasuk dalam ruanglingkup Hukum Tata Negara.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas Hukum Tata Negara disebutjuga negara dalam keadaan tidak bergerak (negara dalam keadaanstatis), hal ini karena HTN hanya mengatur mengenai organ-organnegara, sedangkan Hukum Administrasi Negara disebut juga negaradalam keadaan bergerak (negara dalam keadaan dinamis) karenaHukum Administrasi Negara mengatur administrasinya saja, sepertikewenangan untuk memberikan perijinan oleh suatu instansipemerintah termasuk juga administrasi di dalam proses dan prosedurpembuatan ijin.

Page 28: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara

47

48

BAB VKEDUDUKAN HUKUM ADMINISTRASI

NEGARA DALAM SISTEM HUKUMNASIONAL, HAKEKAT DAN CAKUPAN

HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkanmampu menjelaskan Kedudukan Hukum AdministrasiNegara dalam Sistem Hukum Nasional, Hakekat dan

Cakupan Hukum Administrasi Negara

A. Kedudukan Hukum Administrasi Negara dalamSistem Hukum NasionalKeberadaan HAN itu sendiri di dalam hukum secara keseluruhan,M. Nata Saputra melakukan pembagian hukum menurut isinyasebagaimana pada halaman berikut:

Gambar 1: Bagan Pembagian Hukum

Pada pengertian Hukum Administrasi Negara sebagaimana telahdikemukakan di atas telah dijelaskan bahwa Hukum AdministrasiNegara adalah peraturan-peraturan yang mengatur hubungan timbalbalik antara pemerintah (penguasa) dengan rakyatnya. HukumAdministrasi Negara berisi peraturan-peraturan yang menyangkutadministrasi. Administrasi itu sendiri berarti pemerintah, dengandemikian hukum administrasi (administratief recht) dapat jugadisebut hukum pemerintahan.

Prajudi Atmosudirdjo memberikan definisi kerja Hukum AdministrasiNegara adalah hukum yang mengatur seluk beluk dari padaadministrasi negara. Sedangkan administrasi negara mempunyaipengertian yang sifatnya kombinatief (Verzamelterm) yakni :

HUKUMHUKUM

HukumEkonomi

HukumPidana

Hukum Transitur (Hukum peralihan, hukum antar waktu)

HukumPublik

Hukum Publik dalam Arti kata sempit

(=hukum negara dalamarti kata luas)

Hukum Perburuhan

Hukum Acara

Hukum Pajak

Hukum antar negara (hukum publik internasional)

Hukum negara dalam arti kata sempit (hukum tata

Negara)

Hukum Administrasi Negara

Hukum Acara Administrasi

Hukum Acara Private

Hukum Acara Pidana

HukumPrivat

HukumPerselisihan

Hukum Perdata

Hukum Dagang

Hukum PerselisihanNasional

Hukum PerselisihanInternasional = hukum

privat internasional

Hukum Intergentil(Hukum antar golongan)

Hukum Interlokal

Hukum Interregional

Hukum antar agama

Page 29: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara49

1. Administrasi negara sebagai organisasi;

2. Administrasi yang secara khas mengejar tercapainya tujuan yangbersifat kenegaraan (publik), artinya tujuan-tujuan yangditetapkan Undang-Undang secara “dwingend recht” (hukumyang memaksa).

Dalam sistem hukum nasional, hukum administrasi negara adalahmerupakan sub sistem dari sistem hukum nasional, karena masih adasub sistem lainnya, yaitu hukum tata negara, hukum lingkungan, hukumekonomi, hukum keluarga dan sebagainya. Dikatakan hukumadministrasi negara merupakan sub sistem dari sistem hukum nasionalkarena hukum administrasi negara hanya mengatur sebagian darilapangan pekerjaan administrasi negara, sedangkan lapangan pekerjaanadministrasi negara lainnya diatur oleh HTN atau hukum lainnya.

HAN sebagai sub sistem hukum dari sistem hukum nasional harusdidasarkan kepada Pancasila dan UUD 1945. Apabila di gambarkansistem hukum nasional adalah sebagai berikut:

Gambar 2: Sistem Hukum Nasional26)

Keterangan :

1. Lingkaran 1 : Pancasila

2. Lingkaran 2 : UUD 1945

3. Lingkaran 3 : Peraturan Perundang

4. Lingkaran 4 : Yurisprudensi

5. Lingkaran 5 : Hukum Kebiasaan

B. Hakekat dan Cakupan Hukum AdministrasiNegaraHAN adalah merupakan hukum yang menguji hubungan hukumistimewa yang diadakan akan memungkinkan para pejabat(ambtsdrager) administrasi negara melakukan tugas mereka yangkhusus, dan HAN berisi peraturan-peraturan yang menyangkutadministrasi serta memberikan pembatasan-pembatasan kepadapenguasa dalam mengatur masyarakat. Dari uraian tersebut di atasmaka hakekat HAN mengatur hubungan-hubungan antara alat-alat Pemerintahan (bestuur-sorganen) dengan individu masyarat(hubungan ekstern), memberikan perlindungan kepada warganegaranya atau masyarakat dari tindakan sewenang-wenangaparatur pemerintah atau negara.

Dalam hal ini HAN berperan mengatur, membatasi dan mengujihubungan hukum antara warga negaranya dengan penguasa ataupejabat administrasi negara, hubungan hukum tersebut terjadi karenaadanya pemerintah menjalankan tugas-tugas umum pemerintahandan pembangunan melalui pengambilan keputusan pemerintah

50

27) S. Prajudi Atmosudirdjo, op. cit., h. 4926) Gambar diadop dari CFG Sunaryati Hartono, Politik Hukum Menuju Satu Sistem HukumNasional, Bandung: Alumni, 1991, h. 63

Page 30: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara51 52

(regeringsbesluit) yang bersifat strategi, policy atau ketentuan-ketentuan umum (algemene bepalingen), dan melalui tindakan-tindakan pemerintahan (regerings maatregelen) yang bersifatmenegakkan ketertiban umum, hukum, wibawa negara, dankekuasaan negara. Oleh karena itu HAN bertujuan untuk menjaminadanya administrasi negara yang bonafide, artinya yang tertib, sopan,berlaku adil dan obyektif, jujur, efisien dan fair (sportif), sehinggakeputusan (penetapan) administrasi yang dikeluarkan oleh pejabatadministrasi (penguasa) dapat diprotes atau dilawan oleh wargamasyarakat yang bersangkutan bilamana menurut pendapatnyamengandung kekurangan, kesalahan atau kekeliruan.

Adapun cakupan HAN sebagaimana dikemukakan oleh PrajudiAtmosudirdjo adalah HAN mengatur wewenang, tugas, fungsi, dantingkah laku para Pejabat Administrasi Negara27). Sedangkanmenurut Van WijkKonjnenbelt dan P. de Haan Cs menyebutkanbahwa hukum administrasi negara meliputi :

1. Mengatur sarana bagi penguasa untuk mengatur danmengendalikan masyarakat;

2. Mengatur cara-cara partisipasi warga negara dalam prosespengaturan dan pengendalian tersebut;

3. Perlindungan hukum (rechtsbesherming);

4. Menetapkan norma-norma fundamental bagi penguasa untukpemerintahan yang baik (algemene beginselen van behoorlijkbestuur)28).

Jadi cakupan HAN disini meliputi:

1. Memberikan perlindungan hukum kepada warga masyarakat;

2. Mengatur wewenang, tugas, fungsi, dan tingkah laku para PejabatAdministrasi Negara;

3. Menetapkan norma-norma fundamental bagi penguasa untukpemerintahan yang baik.

C. LatihanIsilah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :

1. Jelaskan mengapa Hukum Administrasi Negara masuk ke dalamhukum publik?

2. Jelaskan kedudukan Hukum Administrasi Negara dalam systemhukum nasional?

3. Jelaskan beberapa sumber hukum Hukum Administrasi Negara?

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hubungan hukumistimewa dalam Hukum Administrasi Negara ?

5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tugas tertentu dalamHukum Administrasi Negara ?

D. RangkumanSistem Hukum Nasional terdiri dari berbagai sub-sub sistem hukumyang ada di Indonesia, oleh karena itu Hukum Administrasi Negaramerupakan salah satu sub system hukum nasional Indonesia, karenamasih banyak sub-sub system hukum yang lain , seperti HukumTata Negara, Hukum Perdata, Hukum Pidana dan sebagainya.Sebagai salah satu sub sistem hukum nasional tentunya HukumAdministrasi Negara memegang peranan yang sangat penting dalammensukseskan pembangunan nasional guna mencapai suatumasyarakat yang adil dan makmur sebagaimana diamanatkan olehPembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945.

Page 31: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara53

54

Hukum Administrasi Negara sebagai salah satu sub sistem hukumNasional di dalam melaksanakan tugasnya tidak terlepas dariperaturan perundang-undangan yang ada di Indonesia, oleh karenaitu sumber hukum dari Hukum Administrasi Negara di antaranyaadalah Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945,Undang-Undang dan peraturan perundang-undangan yang lain.

Hukum Administrasi Negara mempunyai fungsi untuk mengujihubungan hukum istimewa antara pejabat administrasi Negara didalam melaksanakan tugas mereka yang khusus dengan wargamasyarakat, maka Hukum Administrasi Negara akan selalumengawasi jalannya fungsi-fungsi lembaga Negara yang dilaksana-kan oleh pejabat administrasi Negara, agar fungsi-fungsi tersebuttidak dijalankan secara sewenang-wenang terutama terhadapkeputusan atau kebijakan yang diambil atau ditetapkan.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka cakupan HukumAdministrasi Negara adalah :

1. Mengatur sarana bagi penguasa untuk mengatur danmengendalikan masyarakat;

2. Mengatur cara-cara partisipasi warga negara dalam prosespengaturan dan pengendalian tersebut;

3. Perlindungan hukum (rechtsbesherming);

4. Menetapkan norma-norma fundamental bagi penguasa untukpemerintahan yang baik (algemene beginselen van behoorlijkbestuur).

BAB VIPERBUATAN PEMERINTAH

Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkanmampu menjelaskan pengertian, Jenis-jenis Perbuatan

Pemerintah dan sifat-sifatnya

A. Jenis-Jenis Perbuatan PemerintahDalam menjalankan tugasnya penyelenggara pemerintahan atauadministrasi negara melakukan berbagai macam perbuatan melaluiberbagai kebijakan. Perbuatan-perbuatan penyelenggara pemerintahtersebut dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

1. Perbuatan non yuridis yaitu perbuatan pemerintah yang tidakberakibat hukum atau sering juga disebut perbuatan pemerintahyang didasarkan pada fakta-fakta saja (feitelijke handeling),seperti perbuatan pemerintah untuk meresmikan jembatan dansebagainya.

2. Perbuatan yuridis (rechtshandeling) yaitu perbuatan pemerintahyang berakibat hukum.

Bagi hukum administrasi negara yang lebih penting adalah perbuatanyang dilakukan oleh penyelenggara pemerintahan atau negara yangberakibat hukum, dan yang bukan perbuatan hukum dalam hukumadministrasi negara tidak penting atau tidak dipermasalahkan.

Page 32: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara55 56

B. Perbuatan Pemerintah yang Bersifat HukumPublikPerbuatan pemerintah yang bersifat hukum publik dapat digolongkanmenjadi dua macam, yaitu :

1. Perbuatan hukum publik yang bersegi dua, dan

2. Perbuatan hukum publik yang bersegi satu.

Perbuatan hukum publik yang bersegi dua yaitu perbuatan yangdilakukan oleh penyelenggara negara atau pemerintah di dalammengadakan hubungan hukum dengan subyek hukum lainnya.

Perbuatan hukum publik yang bersegi satu yaitu perbuatan yangdiadakan oleh alat-alat kelengkapan negara atau pemerintah menurutsuatu wewenang istimewa, diberi nama beschikking atau disebutjuga penetapan atau perbuatan penetapan (beschikkinghandeling).

Ketetapan itu dibuat dengan maksud untuk menyelenggarakanhubungan-hubungan hukum, baik dalam lingkungan alat negara(staatsorgaan) yang membuatnya ketetapan-ketetapan intern(interne beschikking) maupun menyelenggarakan hubungan-hubungan antara alat negara yang membuatnya dengan seorangpartikelir atau badan privat atau antara dua atau lebih alat negaraatau ketetapan ketetapan eksteren (externe beschikking).

Perbuatan pemerintah (bestuursdaad) yang dibicarakan hanyalahperbuatan hukum publik yang bersegi satu yang dibuat denganmaksud menyelenggarakan hubungan antara pemerintah denganseorang partikelir atau badan swasta atau hubungan antara duaatau lebih alat negara, yaitu ketetapan ekstern. Bagi praktek

administrasi negara maka ketetapan ekstern itu menjadi perbuatanadministrasi negara yang terpenting.

C. Perbuatan Pemerintah yang Bersifat HukumPrivatPembagian antara perbuatan hukum publik dan perbuatan hukumprivat bukanlah pembagian yang absolut, karena sering jugaadministrasi negara mengadakan hubungan hukum dengan subyekhukum lain berdasarkan hukum privat. Misalnya, administrasi negaramenyewa atau menyewakan ruangan (Pasal 1548 KUHPerdata),menjual tanah (menurut Pasal 1547 KUHPerdata) atau mengadakanperjanjian kerja (dengan pelayanan rumah atau kantor) berdasarkanTitel 7 dan 7A Buku III KUHPerdata). Dalam mengadakanperbuatan-perbuatan tersebut maka administrasi negara dapatmenggunakan hukum privat dalam menjalankan tugasnya, yaitumelakukan perbuatan-perbuatan menurut hukum privat.

Untuk lebih jelasnya tentang Perbuatan Pemerintah dapat dilihatdalam gambar di bawah ini.

Gambar : Bagan Perbuatan Pemerintah29)

PerbuatanPemerintah

Perbuatan Hukum Perbuatan Bukan Hukum

Perbuatan Hukum Private Perbuatan Hukum Publik

Perbuatan Hukum PublikBersegi Dua

Perbuatan Hukum PublikBersegi Satu

Ketetapan Intern Ketetapan Ekstern

PerbuatanPemerintah

Perbuatan Hukum Perbuatan Bukan Hukum

Perbuatan Hukum Private Perbuatan Hukum Publik

Perbuatan Hukum PublikBersegi Dua

Perbuatan Hukum PublikBersegi Satu

Ketetapan Intern Ketetapan Ekstern

29) Gambar diadop dari M. Nata Saputra, Hukum Administrasi Negara, Jakarta: Rajawali,1988, h. 48

Page 33: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara57 58

D. Freies Ermessen atau DiskresiTujuan negara Indonesia adalah mencapai suatu masyarakat yangadil dan makmur, untuk mewujudkan tujuan dimaksud telahdiupayakan berbagai program pembangunan nasional. Programpembangunan nasional tersebut diselenggarakan melalui berbagaitahapan-tahapan dan dilakukan oleh Pejabat Administrasi Negaramelalui tugas pokok dan fungsi yang melekat padanya.

Pejabat administrasi negara di dalam melaksanakan tugas pokokdan fungsinya tersebut tidak terlepas dari peraturan perundanganyang mengaturnya. Namun demikian di dalam masyarakat banyakpermasalahan-permasalahan yang timbul, di mana permasalahan-permasalahan tersebut belum terakomodasi atau diatur ke dalamperaturan perundang-undangan yang ada, di lain pihak permasalahantersebut harus segera diatasi oleh Pejabat administrasi negara, karenakalau tidak diatasi akibat yang ditimbulkan akan semakin parah.Dalam rangka mengisi kekosongan hukum, maka pejabat administrasinegara diberikan keleluasaan oleh hukum administrasi untukmengeluarkan suatu kebijakan atau lebih dikenal dengan istilah freiesermessen/pouvoir discretionnaire.

Istilah Freies Ermessen berasal dari bahasa Jerman dan terdiridari dua kata yaitu frei dan ermessen. Frei artinya bebas, lepas,tidak terikat dan merdeka, jadi Freies artinya orang yang bebas,tidak terikat dan merdeka. Sedangkan Ermessen artinya memper-timbangkan sesuatu. Istilah freies ermessen juga sepadan dengankata discretionnaire, yang artinya kebijaksanaan.

Pengertian Freies Ermessen sebagaimana dikemukakan olehbeberapa ahli hukum adalah sebagai berikut :

1. Prajudi Atmosudirdjo mengatakan :...asas diskresi (discretie; freiesermessen) artinya pejabat penguasa tidak boleh menolak mengambilkeputusan dengan alasan tidak ada peraturannya, dan oleh karenaitu diberi kekuasaan untuk mengambil keputusan menurut pandangansendiri asal tidak melanggar asas yuridiktas dan asas legalitas.30)

2. Sjachran Basah mengatakan bahwa: ...dimungkinkan oleh hukumagar bertindak atas inisiatif sendiri terutama dalam penyelesaianpersoalan-persoalan yang penting yang timbul secara tiba-tiba.Pada bagain lain Sjachran Basah mengatakan juga bahwa FreiesErmessen diartikan sebagai kebebasan bertindak dalam batas-batas tertentu, atau keleluasan dalam dalam menentukankebijakan-kebijakan melalui sikap tindak administrasi negara yangharus dapat dipertanggungjawabkan.31)

3. Nana Saputra mengemukakan bahwa Freies Ermessen adalah suatukebebasan yang diberikan kepada alat administrasi, yaitu kebebasanyang pada asasnya memperkenankan alat administrasi negaramengutamakan keefektifan tercapainya suatu tujuan (doelmatigheid)dari pada berpegang teguh kepada ketentuan hukum.32)

4. Laica Marzuki mengatakan bahwa freies ermessen adalahmerupakan kebebasan yang diberikan kepada tata usaha Negaradalam rangka penyelenggaraan pemerintahan, sejalan denganmeningkatnya tuntutan pelayanan publik yang harus diberikantata usaha negara terhadap kehidupan sosial ekonomi parawarga yang kian komplek.33)

5. SF. Marbun mengatakan bahwa Freies Ermessen adalahwewenang yang diberikan kepada Pemerintah untuk mengambiltindakan guna menyelesaikan suatu masalah penting yang mendesak,yang datang secara tiba-tiba di mana belum ada peraturannya.34)

30) Saut P Panjaitan, Makna dan Peranan Freies Ermessen Dalam Hukum AdministrasiNegara , dalam buku Dimensi-dimensi Pemikiran Hukum Administrasi Negara, PenyuntingSF. Marbun dkk, Yogyakarta: UII Press, 2001, hlm.108.31) Ibid.32) Ridwan, HR, Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta: UII Press, 2002, h. 13333) Ibid.34) SF. Marbun, Peradilan Administrasi Negara dan Upaya Administratif Di Indonesia,Yogyakarta: Liberty, 1997, h.12

Page 34: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara59 60

Pejabat Administrasi Negara walaupun diberikan keleluasaan ataukebebasan di dalam melaksanakan tugasnya walaupun peraturanperundang-undangannya belum ada, tetapi tidak boleh sewenang-wenang atau tanpa batas, karena freies ermessen itu sendiri harusdapat dipertanggungjawabkan baik secara moral maupun secarahukum.

Tolok ukur dipergunakan freies ermessen oleh pejabat AdministrasiNegara adalah :

1. Adanya kebebasan atau keleluasaan Administrasi Negara untukbertindak atas inisiatif sendiri;

2. Untuk menyelesaikan persolanan-persoalan yang mendesak yangbelum ada aturannya untuk itu;

3. Harus dapat dipertanggungjawabkan.

Freies Ermessen ini muncul sebagai alternatif untuk mengisikekurangan dan kelemahan di dalam penerapan asas legalitas(wetmatidheid van bestuur). Namun demikian di dalam pelaksanaanFreies Ermessen juga merupakan suatu kebijakan dari pejabatAdministrasi Negara oleh karena itu tidak boleh dibuat secarasewenang-wenang, sehingga tidak menjadi sengketa tata usahanegara.

E. LatihanJawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:

1. Jelaskan apa yang dmaksud dengan Perbuatan Pemerintah?

2. Sebutkan jenis perbuatan pemerintah yang bersifat hukum publik?

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Diskresi atau FreiesErmessen?

5. Sebutkan persyaratan pemberian Diskresi atau Freies Ermessen?

F. RangkumanDalam rangka penyelenggaraan pemerintahan guna mencapaikesejahteraan masyarakat, pejabat administrasi Negara tidak terlepasmelaksanakan berbagai aktivitas yang dituangkan dalam bentukprogram dan kegiatan, atau dalam Hukum Administrasi Negarasering disebut dengan istilah Perbuatan Pemerintah. Perbuatan atauaktivitas yang dilaksanakan oleh Pemerintah ada yang berimplikasiterhadap hukum (yuridis), dan ada yang tidak berimplikasi hukum(non yuridis).

Dalam hubungannya dengan Perbuatan Pemerintah di sini yangdibahas adalah Perbuatan Pemerintah yang berimplikasi hukum. Dikalangan pemerintahan, perbuatan pemerintah terdiri dari dua jenis,yaitu:

1. perbuatan pemerintah yang bersifat hukum privat; dan

2. perbuatan pemerintah yang bersifat hukum publik.

Perbuatan Pemerintah yang bersifat hukum privat, karena inimerupakan hubungan hukum antara subyek hukum (perorangan ataubadan hukum perdata) dengan pemerintah tentunya tunduk terhadapaturan-aturan yang diatur di dalam Kitab Undang-Undang HukumPerdata.

Sedangkan perbuatan pemerintah yang bersifat hukum publik terdiridari dua macam, yaitu :

1. perbuatan hukum publik yang bersegi dua, dan

2. perbuatan hukum publik yang bersegi satu.3. Jelaskan kenapa Hukum Administrasi Negara termasuk kedalam Hukum Publik?

Page 35: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara61

62

Yang dimaksud perbuatan hukum publik yang bersegi dua yaituperbuatan yang dilakukan oleh penyelenggara negara ataupemerintah di dalam mengadakan hubungan hukum dengan subyekhukum lainnya. Sedangkan Perbuatan hukum publik yang bersegisatu yaitu perbuatan yang diadakan oleh alat-alat kelengkapannegara atau pemerintah menurut suatu wewenang istimewa, diberinama beschikking atau disebut juga penetapan atau perbuatanpenetapan (beschikking handeling).

Pemerintah di dalam menjalankan tugas dan fungsinya harusdidasarkan kepada peraturan perundang-undangan yang sudah ada,namun sesuai dengan perkembangan dan tuntutan keadaan tidaksemua peraturan perundang-undangan siap, hal disebabkanpembuatan peraturan perundang-undangan memerlukan waktu yangcukup lama, dilain pihak pemerintah harus berbuat tapi peraturanperundang-undangannya tidak ada, dengan demikian maka akantimbul kekosongan hukum.

Dalam rangka menghindari adanya kekosongan hukum atauperaturan perundang-undangan, maka Pejabat Administrasi Negaraselaku penyelenggara pemerintahan diberikan kewenangan untukmembuat suatu aturan, atau yang disebut Diskresi atau FreiesErmessen. Walaupun Pejabat Administrasi Negara diberikankewenangan untuk membuat suatu aturan karena kebutuhan, namunharus dipenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:

1. Adanya kebebasan atau keleluasaan Administrasi Negara untukbertindak atas inisiatif sendiri;

2. Untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang mendesak yangbelum ada aturannya untuk itu;

3. Harus dapat dipertanggungjawabkan.

BAB VIIPENGAWASAN ADMINISTRATIF DANPENGAWASAN YURIDIS TERHADAP

PEMERINTAH

Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkan mampumenjelaskan Pengawasan Administrastif dan Pengawasan

Yuridis terhadap Pemerintah

A. Pemerintah Sebagai Obyek PengawasanTujuan pembangunan nasional sebagaimana ditegaskan di dalamPembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diwujudkan melaluipelaksanaan penyelenggaraan negara yang berkedaulatan rakyatdan demokratis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuanbangsa, berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.Penyelenggaraan negara dilaksanakan melalui pembangunannasional dalam segala aspek kehidupan bangsa, oleh penyelenggaraNegara dan penyelenggara pemerintahan, yaitu lembaga-lembagatinggi negara bersama-sama segenap rakyat Indonesia di seluruhwilayah negara kesatuan Republik Indonesia.

Pembangunan nasional adalah usaha peningkatan kualitas manusia,dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan,berlandaskan kemampuan nasional, dengan memanfaatkankemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memperhatikanperkembangan global. Dalam pelaksanaannya mengacu pada

Page 36: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara63 64

kepribadian bangsa dan nilai luhur yang universal untuk mewujudkankehidupan bangsa yang berdaulat, mandiri, berkeadilan, sejahtera,maju dan kukuh kekuatan moral dan etikanya.

Dalam usaha mencapai tujuan sebagaimana dimaksud di atas,pemerintah sebagai penyelenggara pemerintahan dan pembangunantidak terlepas dari pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat.Pengawasan tersebut, antara lain pengawasan dari segi keuangan,pengawasan dari segi yuridis, dan sebagainya. Sehubungan denganhal tersebut di Indonesia terdapat berbagai pengawasan, baik yangdilakukan oleh intern Pemerintah maupun oleh lembaga-lembagalain, kesemuanya pengawasan tersebut dilakukan untuk mengawasijalannya pemerintahan dan pembangunan. Adapun macampengawasan yang dikenal di Indonesia adalah :

1. Pengawasan fungsional, yaitu pengawasan yang dilakukan olehaparatur pemerintah yang tugas pokoknya melakukanpengawasan, seperti Bepeka, BPKP, Itjen dan Itwilprop atauItwilkab;

2. Pengawasan legislatif , yaitu pengawasan yang dilakukan olehLembaga Perwakilan Rakyat baik di Pusat maupun di Daerah;

3. Pengawasan melekat, yaitu pengawasan yang dilakukan olehsetiap pimpinan terhadap bawahan dan satuan kerja yangdipimpinnya;

4. Pengawasan masyarakat, yaitu pengawasan yang dilakukanoleh masyarakat, seperti yang dilakukan oleh media massa,Lembaga Swadaya Masyarakat dan sebagainya.

Kesemua jenis pengawasan tersebut di atas obyeknya adalahpemerintah sebagai penyelenggara pemerintahan.

Tujuan pengawasan sebagaimana disebutkan di dalam InstruksiPresiden Nomor 15 Tahun 1983 adalah mendukung kelancaran dan

ketepatan pelaksanaan pembangunan. Sedangkan sasaran daripengawasan adalah:

1. Agar pelaksanaan tugas umum pemerintahan dilakukan secaratertib berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlakuserta berdasarkan sendi-sendi kewajaran penyelenggaraanpemerintahan agar tercapai daya guna dan hasil guna, dan tepatguna yang sebaik-baiknya.

2. Agar pelaksanaan pembangunan dilakukan sesuai denganrencana dan program Pemerintah serta peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga tercapai sasaran yangditetapkan.

3. Agar hasil-hasil pembangunan dapat dinilai seberapa jauh untukmemberi umpan balik berupa pendapat, kesimpulan, dan saranterhadap kebijaksanaan, perencanaan, pembinaan, danpelaksanaan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunan.

4. Agar sejauh mungkin mencegah terjadinya pemborosan,kebocoran, dan penyimpangan dalam penggunaan wewenang,tenaga, uang dan perlengkapan milik negara, sehingga dapatterbina aparatur yang tertib, bersih, berhasil guna dan berdayaguna.

Dalam kaitannya dengan pemerintah sebagai obyek pengawasanditinjau dari hukum administrasi negara, karena pemerintah di dalammelaksanakan tugas-tugas umum pemerintahan dan pembangunanberwenang mengeluarkan berbagai macam ketentuan ataupengaturan dalam berbagai segi kehidupan masyarakat.

Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945, pelaksanaan penyeleng-garaan negara dilakukan oleh lembaga-lembaga eksekutif, legislatifdan yudikatif. Oleh karena itu di dalam pelaksanaan penyelenggaraannegara, hati nurani rakyat meng-hendaki adanya penyelenggaranegara yang mampu menjalankan fungsi dan tugasnya secara

Page 37: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara65 66

sungguh-sungguh dan penuh tanggung jawab agar reformasipembangunan dapat berdaya guna dan berhasil guna. Dengandemikian, para penyelenggara negara dalam menjalankan fungsidan tugasnya tersebut, penyelenggara harus jujur, adil, terbuka danterpercaya serta mampu membebaskan diri dari praktek korupsi,kolusi dan nepotisme.

Ketentuan-ketentuan atau pengaturan-pengaturan yang merupakanproduk penyelenggara administrasi negara adalah berupa ketetapanatau keputusan. Oleh karena itu dapat di fahami, bahwa dalam prosesperjalanan penyelenggaraan tugas-tugas umum pemerintahan danpembangunan sering terdapat berbagai akibat sampingan dalam bentukmunculnya berbagai benturan kepentingan dalam masyarakat. Untukmenghindari adanya benturan kepentingan antara masyarakat danpemerintah, maka pemerintah dalam melaksanakan tugas-tugas umumpemerintahan dan pembangunan perlu diawasi, baik pengawasanterhadap jalannya pembangunan maupun pengawasan terhadapketentuan-ketentuan atau pengaturan-pengaturan yang dikeluarkan olehpemerintah sebagai penyelenggara administrasi negara.

B. Sengketa Hukum Administrasi NegaraPejabat administrasi negara atau penyelenggara administrasi negaradi dalam melaksanakan tugasnya tidak terlepas adanya suatukeputusan atau suatu ketetapan yang dikeluarkannya dalam rangkamelaksanakan pengaturan-pengaturan tersebut. Walaupun pejabatadministrasi negara diberikan wewenang untuk membuat suatuketentuan-ketentuan dalam rangka melakukan pengaturan-pengaturan, akan tetapi tidak boleh bertentangan dengan sendi-sendihukum yang berlaku di negara Indonesia atau tidak boleh melampauiwewenang yang diberikan atau lebih dikenal dengan melampau bataswewenangnya.

Sengketa administrasi sering terjadi pada suatu keputusan yangdibuat oleh pejabat yang tidak berwenang atau dibuat tidak menurutprosedur pembuatannya (onrechmatige), sehingga merugikankepentingan masyarakat. Agar masyarakat tidak dirugikan olehPemerintahan pada tahun 1986 dikeluarkanlah Undang-undangNomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, adapuntujuan pendirian Peradilan Tata Usaha Negara adalah untukmenyelesaikan sengketa antara Pemerintah dan warga negaranya,yakni sengketa-sengketa yang timbul sebagai akibat dari adanyatindakan-tindakan Pemerintah yang dianggap melanggar hak-hakwarga negaranya, dengan demikian dapat dikatakan bahwa PeradilanTata Usaha Negara itu diadakan dalam rangka memberi per-lindungan kepada rakyat.

Karena obyek dari sengketa administrasi adalah suatu keputusanyang dikeluarkan oleh pemerintah, maka untuk menghindari ter-jadinya sengketa administrasi terhadap suatu keputusan yang dibuatoleh Pemerintah harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Keputusan tersebut harus dibuat oleh Organ atau Badan/Pejabatyang berwenang membuatnya (bevoegd);

2. Keputusan tersebut harus diberi bentuk dan harus menurutprosedur pembuatannya (rechtmatige);

3. Keputusan tersebut tidak boleh memuat kekurangan yuridis;

4. Keputusan tersebut isi dan tujuan harus sesuai dengan isi dantujuan peraturan dasarnya (doelmatig).

Page 38: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara67 68

C. LatihanJawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :

1. Jelaskan mengapa pemerintah merupakan obyek pengawasan?

2. Jelaskan tujuan dari pengawasan?

3. Sebutkan jenis-jenis pengawasan?

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan sengeketa Tata UsahaNegara (TUN)?

5. Jelaskan mengapa sengketa di bidang kepegawaian termasukkedalam sengketa TUN?

D. RangkumanTujuan pembangunan nasional sebagaimana ditegaskan di dalamPembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diwujudkan melaluipelaksanaan penyelenggaraan negara yang berkedaulatan rakyatdan demokratis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuanbangsa, berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Penyelenggaraan negara dilaksanakan melalui pembangunannasional dalam segala aspek kehidupan bangsa, oleh penyelenggaraNegara dan penyelenggara pemerintahan bersama-sama segenaprakyat Indonesia di seluruh wilayah Negara Kesatuan RepublikIndonesia.

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan para pejabatadministrasi Negara tidak terlepas dari pengawasan oleh semuapihak, oleh karena itu sering disebutkan pemerintah sebagai obyekpengawasan. Adapun tujuan pengawasan sebagaimana disebutkandalam Instruksi Presiden Nomor 15 Tahun 1983 adalah mendukungkelancaran dan ketepatan pelaksanaan pembangunan. Sedangkanjenis pengawasan adalah :

1. Pengawasan fungsional;

2. Pengawasan legislatif;

3. Pengawasan melekat;

4. Pengawasan masyarakat.

Pejabat administrasi Negara di dalam melaksanakan tugas danfungsinya tidak sebagaimana yang diharapkan, dan seringmenghadapi masalah, salah satunya adalah masalah sengketaadministrasi yang ditimbulkan sebagai akibat suatu keputusan ataukebijakan yang dikelurkan oleh pejabat administrasi Negara. Adapunyang dimaksud dengan sengketa Hukum Adminstrasi Negara atausering disebut sebagai Sengketa Tata Usaha Negara. Adapunpengertian Sengketa Tata Usaha Negara adalah sengketa yangtimbul dalam bidang Tata Usaha Negara antara orang atau badanhukum perdata dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara,baik yang di Pusat maupun di daerah, sebagai akibat dikeluarkannyaKeputusan Tata Usaha Negara, termasuk sengketa kepegawaianberdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VIIIPERADILAN TATA USAHA NEGARA

Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkan mampumenjelaskan sejarah terbentuknya Peradilan Tata Usaha

Negara, termasuk kedudukan, sasaran dan wewenangnya,

Page 39: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara

69

70

serta mampu menjelaskan secara komprehenshif tentangupaya hukum dan upaya administratif

A. Landasan Terbentuknya Peradilan Tata UsahaNegaraDi dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Pokok-pokok Kekuasaan Kehakiman, sebagaimana telah diubah denganUndang-undang Nomor 35 Tahun 1999, Pasal 10 disebutkan bahwakekuasaan kehakiman dilakukan oleh Peradilan dilingkungan :

1. Peradilan Umum;

2. Peradilan Agama;

3. Peradilan Militer;

4. Peradilan Tata Usaha Negara.

Peradilan Umum, Agama dan Militer telah ada terlebih dahuludibentuk, sedangkan Peradilan Tata Usaha Negara baru dibentukpada Tahun 1986 dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986.

Landasan pemikiran dibentuknya Peradilan Tata Usaha Negaraadalah :

1. Bahwa Negara Republik Indonesia sebagai negara hukum yangberdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945 bertujuan mewujudkan tatakehidupan negara dan bangsa yang sejahtera, aman, tenteramserta tertib yang menjamin persamaan kedudukan wargamasyarakat dalam hukum, dan yang menjamin terpeliharanyahubungan serasi, seimbang serta selaras antara aparatur di bidangtata usaha negara dengan para warga masyarakat;

2. Dalam rangka mewujudkan tata kehidupan tersebut, dengan jalanmengisi kemerdekaan melalui pembangunan nasional secarabertahap, diusahakan untuk membina, menyempurnakan, danmenertibkan aparatur di bidang Tata Usaha Negara, agar mampumenjadi alat yang efisien, efektif, bersih, serta berwibawa, dandalam melaksanakan tugasnya selalu berdasarkan hukum dengandilandasi semangat dan sikap pengabdian untuk masyarakat;

3. Meskipun pembangunan nasional hendak mencipakan suatukondisi sehingga setiap warga masyarakat dapat menikmatisuasana serta iklim ketertiban dan kepastian hukum yangberintikan keadilan, dalam pelaksanaanya ada kemungkinantimbul benturan kepentingan, perselisihan, atau sengketa antaraBadan atau Pejabat Tata Usaha Negara dengan wargamasyarakat yang dapat merugikan atau menghambat jalannyapembangunan nasional;

4. Dalam rangka menyelesaikan sengketa-sengketa antara Badanatau Pejabat Tata Usaha Negara dengan warga masyarakat yangdapat merugikan maka diperlukan adanya Peradilan Tata UsahaNegara yang mampu menegakkan keadilan, kebenaran,ketertiban, dan kepastian hukum, sehingga dapat memberikanpengayoman kepada masyarakat khususnya dalam hubunganantara Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara dengan wargamasyarakat.

Dengan memperhatikan landasan pemikiran sebagaimana telahdiuraikan di atas, maka tujuan PTUN diciptakan adalah untukmenyelesaikan sengketa antara Pemerintah dengan warganegaranya. Dalam hal ini sengketa yang timbul sebagai akibat dariadanya tindakan-tindakan Pemerintah yang melanggar hak warganegaranya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa PTUNdiadakan dalam rangka memberi perlindungan kepada rakyat.Dengan kata lain tujuan PTUN sebenarnya tidak semata-mata untuk

Page 40: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara

71

7271

memberikan perlindungan terhadap hak-hak perseorangan,melainkan juga untuk melindungi hak-hak masyarakat.

Sesuai dengan perkembangan hukum masyarakat dan kehidupanketatanegaraan sesuai dengan Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945, maka materi yang diatur dalamUndang-Undang Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata UsahaNegara telah dilakukan perubahan yaitu dengan dikeluarkannyaUndang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan AtasUndang-Undang Nomor 5 tahun 1986 tentang Peradilan Tata UsahaNegara.

Perubahan penting atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986tentang Peradilan Tata Usaha Negara, antara lain :

1. Syarat untuk menjadi hakim dalam pengadilan di lingkunganPeradilan tata Usaha Negara;

2. Batas umur pengangkatan hakim dan pemberhentian hakim;

3. Pengaturan tata cara pengangkatan dan pemberhentian hakim;

4. Pengaturan pengawasan terhadap hakim;

5. Penghapusan ketentuan hukum acara yang mengatur masuknyapihak ketiga dalam suatu sengketa;

6. Adanya sanksi terhadap pejabat karena tidak dilaksanakannyaputusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

B. Beberapa Pengertian dalam Undang-UndangNomor 5 Tahun 19861. Tata Usaha Negara

Tata Usaha Negara adalah Administrasi Negara yang melaksanakan fungsi untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan baikdi Pusat maupun Daerah.

2. Badan atau Pejabat TUN

Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara adalah Badan atauPejabat yang melaksanakan urusan pemerintahan berdasarkanperaturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Keputusan TUN

Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulisyang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negarayang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara berdasarkanperaturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifatkonkrit, individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukumbagi seseorang atau badan hukum perdata.

4. Sengketa TUN

Sengketa Tata Usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalambidang Tata Usaha Negara antara orang atau badan hukumperdata dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, baikyang di Pusat maupun di daerah , sebagai akibat dikeluarkannyaKeputusan Tata Usaha Negara, termasuk sengketa kepegawaianberdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Tergugat

Tergugat adalah Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yangmengeluarkan keputusan berdasarkan wewenang yang adapadanya atau yang dilimpahkan kepadanya, yang digugat olehorang atau badan hukum perdata.

6. Yang tidak termasuk dalam pengertian Keputusan TataUsaha Negara (Penyempitan)

a. Keputusan Tata Usaha Negara yang merupakan perbuatanhukum perdata;

b. Keputusan Tata Usaha Negara yang merupakan pengaturanyang bersifat umum;

Page 41: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara73 74

c. Keputusan Tata Usaha Negara yang masih memerlukanpersetujuan;

d. Keputusan Tata Usaha Negara yang dikeluarkan berdasarkanketentuan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana atau KitabUndang-Undang Hukum Acara Pidana atau peraturanperundang-undangan lain yang bersifat hukum pidana;

e. Keputusan Tata Usaha Negara yang dikeluarkan atas dasarhasil pemeriksaan badan peradilan berdasarkan ketentuanperaturan perundang-undangan yang berlaku;

f. Keputusan Tata Usaha Negara mengenai tata usaha TentaraNasional Indonesia;

g. Keputusan Komisi Pemilihan Umum baik di Pusat maupundi Daerah mengenai hasil pemilihan umum.

7. Perluasan terhadap Keputusan Tata Usaha Negara

Dalam kaitannya dengan Keputusan Tata Usaha Negara yangdianggap termasuk dalam Keputusan Tata Usaha Negara adalahapabila Badan/Pejabat Tata Usaha Negara dalam hal :

a. Badan/Pejabat Tata Usaha Negara tidak mengeluarkanKeputusan, padahal itu menjadi kewajibannya;

b. Badan/Pejabat Tata Usaha Negara tidak mengeluarkanKeputusan dalam jangka waktu yang telah ditentukan dalamperaturan perundang-undangan;

c. Peraturan perundang-undangan tidak menentukan jangkawaktu, setelah 4 (empat) bulan sejak permohonan itu diterima.

C. Kedudukan, Susunan dan Wewenang PeradilanTata Usaha Negara/Peradilan AdministrasiNegara

1. Kedudukan Pengadilan TUN

Peradilan TUN berkedudukan sebagai salah satu pelaksanaankekuasaan kehakiman dan merupakan lingkungan Peradilan yangberdiri sendiri terpisah dari peradilan Umum, Militer dan Agama.Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 10 Undang-Undang No.14 Tahun 1970 tentang Pokok-pokok Kekuasaan Kehakiman ,yang pada akhirnya berpuncak pada Mahkamah Agung.

2. Susunan Pengadilan TUN

Sesuai dengan Pasal 1 ayat 7 jo Pasal 8 susunan PeradilanTUN adalah sebagai berikut:

a. Pengadilan Tata Usaha Negara, yang merupakan Pengadilantingkat pertama;

b. Pengadilan Tinggi TUN, yang merupakan Pengadilan tingkatbanding.

3. Wewenang Peradilan TUN

a. Peradilan TUN mempunyai wewenang memeriksa, memutusdan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara, hal inisebagaimana diatur di dalam Pasal 47 UU No.5 Tahun 1986;

b. Dalam suatu hal Badan atau Pejabat TUN diberi wewenangberdasarkan peraturan perundang-undangan untukmenyelesaikan secara administratif sengketa TUN tersebutharus diselesaikan melalui upaya administratif. Hal inisebagaimana diatur dalam Pasal 48 ayat 1 UU No.5 Tahun1986). Upaya administratif adalah prosedur yang dapatdilakukan oleh seorang atau Badan Hukum Perdata apabilaia tidak puas terhadap keputusan TUN. Kewenangan tersebut

Page 42: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara75 76

muncul apabila seluruh upaya administratif telahdipergunakan.

c. Ketidakwenangan Pengadilan TUN.

Pengadilan tidak berwenang memeriksa, memutus danmenyelesaikan sengketa TUN tertentu dalam hal keputusanyang disengketakan itu dikeluarkan:

1) Dalam waktu perang, keadaan bahaya, keadaan bencanaalam, atau luar biasa yang membahayakan, berdasarkanperaturan perundang-undangan yang berlaku;

2) Dalam keadaan mendesak untuk kepentingan umum ber-dasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Kepentingan umum adalah kepentingan bangsa dan ataukepentingan pembangunan, sesuai dengan peraturanperundang-undangan yang berlaku;

4. Gugatan

1) Alasan gugatan

a) Keputusan badan/Pejabat TUN bertentangan denganPeraturan perundang-undangan yang berlaku (baik yangbersifat formal, prosedur maupun materiil) dan yangdikeluarkan oleh Badan atau pejabat yang berwenang;

b) Badan atau pejabat TUN dengan Keputusannyamenggunakan wewenangnya untuk tujuan lain dari padawewenang yang diberikan (detournement de pouvoir);

c) Badan atau Pejabat TUN mengeluarkan atau tidakmengeluarkan keputusan secara tidak patut (willekeur).

2) Isi gugatan

Seseorang atau Badan Hukum Perdata yang merasakepentingannya dirugikan oleh suatu Badan/ Pejabat TUNdapat mengajukan gugatan tertulis kepada Peradilan TUNyang berisi tuntutan agar Keputusan tersebut :

a) Dinyatakan batal atau tidak sah (Tuntutan Pokok);

b) Dengan atau tanpa disertai ganti rugi, rehabilitas khusussengketa kepegawaian maupun kompensasi (TuntutanTambahan).

D. Upaya Hukum1. Pemeriksaan Tingkat Banding

Peradilan TUN berkedudukan sebagai salah satu pelaksanaan

a. Permintaan Pemeriksaan Banding

Terhadap Putusan Pengadilan TUN dapat dimintakanpemeriksaan banding oleh penggugat atau tergugat ataupihak ketiga yang memasuki proses sewaktu proses itusedang berjalan kepada Pengadilan Tinggi TUN, hal ini sesuaidengan Pasal 122 UU No.5 Tahun 1986.

(1) Pemeriksaan di tingkat banding ini dimaksudkan agarseluruh pemeriksaan yang telah dilakukan oleh HakimPengadilan Tingkat Pertama diperiksa ulang olehPengadilan Tinggi TUN.

(2) Pada pemeriksaan ini para pihak diberi kesempatan untukmengajukan argumen-argumennya dalam bentuk memoribanding mengenai hal-hal yang dianggap perlu, yang

Page 43: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara77 78

menurut mereka telah dilupakan oleh Hakim PengadilanTingkat Pertama.

(3) Disini dapat juga diajukan bukti-bukti baru yang belumpernah diajukan atau membantah atau memperkuatpertimbangan-pertimbangan atau Putusan hakimPengadilan Tingkat Pertama.

(4) Pemeriksaan ini bersifat devolutif, artinya seluruhpemeriksaan perkara dipindahkan atau diulang kembalioleh Hakim Pengadilan Tinggi TUN.

2. Pemeriksaan Tingkat Kasasi

a. Terhadap putusan tingkat terakhir Pengadilan dapat di-mohonkan pemeriksaan kasasi kepada Mahkamah Agung,sebagaimana diatur Pasal 131 ayat (1) UU No.5 Tahun 1986.

b. Pemeriksaan Kasasi untuk perkara yang diputuskan olehPengadilan di lingkungan TUN, dilakukan menurut ketentuanUU No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung.

c. Permohonan Kasasi dapat diajukan hanya jika pemohonterhadap perkaranya telah menggunakan upaya hukumbanding kecuali ditentukan lain oleh Undang-Undang (Pasal43 UU No.14 Tahun 1985).

d. Permohonan Kasasi dapat diajukan oleh pihak yangberperkara atau wakilnya yang secara khusus dikuasakanuntuk itu dalam perkara TUN yang diperiksa dan diputus olehPengadilan Tinggi atau Tingkat terakhir dalam lingkunganPeradilan TUN ( Pasal 44 UU No. 14 Tahun 1985).

e. Permohonan Kasasi demi kepentingan Hukum dapat diajukanoleh Jaksa Agung karena Jabatannya dalam perkara TUNyang diperiksa dan diputus oleh Pengadilan Tingkat Pertamaatau Pengadilan Tingkat Banding di lingkungan PTUN (Pasal

45 UU No. 14 Tahun 1985). Permohonan Kasasi tersebutdapat diajukan hanya satu kali dan demi kepentingan hukumtidak boleh merugikan pihak yang berperkara.

3. Peninjauan Kembali

a. Terhadap Putusan pengadilan yang telah memeperolehkekuatan hukum tetap dapat diajukan permohonan peninjauankembali Mahkamah Agung (Pasal 132 ayat (1) UU No.5Tahun 1986);

b. Dalam peninjauan kembali perkara yang diputus olehPengadilan di lingkungan PTUN digunakan Hukum AcaraPeninjauan kembali yang tercantum dalam Pasal 67 sampaidengan Pasal 75 UU tersebut. Berdasarkan Pasal 77 UUNo.14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung.

c. Permohonan peninjauan kembali hanya dapat diajukanberdasarkan alasan-alasan (Pasal 67 Undang-Undang Nomor14 Tahun 1985).

1) Apabila Putusan didasarkan pada suatu kebohongan atautipu muslihat pihak lawan yang diketahui setelahperkaranya diputus atau didasarkan pada bukti-bukti yangkemudian oleh Hakim Pidana dinyatakan palsu.

2) Apabila setelah perkara diputus, ditemukan surat-suratbukti yang bersifat menentukan yang pada waktu perkaradiperiksa tidak dapat diketemukan.

3) Apabila telah dikabulkan suatu hal yang tidak dapat dituntutatau lebih daripada yang dituntut.

4) Apabila mengenai sesuatu bagian dari tuntutan belumdiputus tanpa dipertimbangkan sebab-sebabnya.

5) Apabila antara pihak-pihak yang sama mengenai sesuatusoal yang sama, atas dasar yang sama oleh pengadilan

Page 44: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara79 80

yang sama tingkatnya telah diberikan putusan yangbertentangan satu dengan yang lain.

6) Apabila dalam suatu putusan tersebut terdapat suatukekhilafan Hakim atau suatu kekeliruan yang nyata.

d. Permohonan Peninjauan Kembali harus diajukan sendiri olehpara pihak yang berperkara atau ahli warisnya atau seorangwakilnya yang secara khusus dikuasakan untuk itu (Pasal 68ayat (1)).

Apabila selama proses peninjauan kembali pemohonmeninggal dunia, permohonan tersebut dapat dilanjutkan olehahli warisnya (Pasal 68 ayat (2)).

E. Upaya AdministratifDalam ketentuan Pasal 48 Jo. Pasal 51 ayat (3) UU No. 5 Tahun1986 menyebutkan bahwa setiap sengketa tata usaha negara yangmenyediakan upaya administratif harus diselesaikan lebih dahulumelalui upaya administratif. Maksud dan tujuan disediakannya upayaadministratif, adalah untuk memudahkan pencari keadilanmemperoleh keadilan dan memperoleh perlindungan hukum, baikbagi administrasi negara sendiri maupun bagi warga. Upayaadministratif adalah suatu prosedur yang dapat ditempuh seorangatau badan hukum perdata apabila ia tidak puas terhadap suatuKeputusan Tata Usaha Negara.

Bagi administrasi negara sendiri upaya administratif dapat dijadikansebagai sarana untuk membetulkan kekeliruannya dan sekaligusmelindungi sikap-tindak administrasi yang bertindak secara benarsesuai dengan dengan hukum, kecuali itu upaya administratif jugadiharapkan berfungsi memelihara dan menegakkan asas kerukunan

dan asas kekeluargaan yang merupakan landasan hubunganPemerintah dan warga.

Agar upaya administratif benar-benar dapat dimanfaatkan secaramaksimal dan mampu memberikan perlindungan hukum sertaeksistensinya semakin kokoh, perlu segera dirumuskan suatu polaupaya administratif, khususnya hukum acara sebagai standar dalamproses pemeriksaan upaya administratif.

F. Bidang-bidang yang Sering/Merupakan SumberSengketa TUN1. Perijinan (dispensasi, izin, lisensi, konsesi);

2. Administrasi kepegawaian negeri (kenaikan pangkat, ganti rugijabatan, perlakuan tidak adil);

3. Administrasi keuangan negara (kekeliruan pembukuan,kekeliruan hitung, kekeliruan pertanggungjawaban);

4. Administrasi perumahan dan pergedungan (status rumah, statusgedung, sewa, tanggung jawab perawatan dan sebagainya);

5. Perpajakan (penetapan jumlah, tata cara penagihan);

6. Perbeacukaian (penetapan kriteria, tata cara penagihan).

7. Agraria (pengambilan tanah untuk pelebaran jalan, sewa rumah);

8. Perfilman (Lembaga Sensor Film, perizinan impor film);

9. Pemeriksaan bahan makanan dan mutu barang dagangan;

10.Keselamatan perusahaan dan keselamatan kerja, pemeriksaaninstrumen-instrumen;

11. Jaminan sosial, tunjangan cacat, fakir miskin;

12.Pertarifan dan pembayaran uang sekolah, pendidikan;

Page 45: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara81 82

13.Kebersihan kota, tata cara penanggulangan sampah;

14.Organisasi dan pengaturan lalu lintas darat, air dan udara;

15.Keamanan dan ketertiban kota, keindahan kota;

16.Pertanian, perhewanan, peternakan, perikanan, perhutanan;

17.Pengamanan dan perawatan jalan, jembatan dan pelabuhan;

18.Organisasi dan pengamanan toko-toko, pasar-pasar umum;

19.Organisasi dan pengamanan rumah-rumah penginapan;

20.Kesehatan rakyat, rumah sakit, klinik-klinik, pertarifan danorganisasinya;

21.Pelayanan yang dilakukan oleh BUMN seperti: pos, telepon,listrik, air;

22.Masalah perbankan;

23.Masalah-masalah yang berkaitan dengan proses peradilan;

24.Masalah hak asasi dalam arti luas;

25.Masalah-masalah yang baru sesuai perkembangan zaman (dalamhal ini ekses perkembangan ilmu dan teknologi, sepertipenyadapan informasi dan kejahatan komputer).

G. Asas-asas Umum Pemerintahan Yang BaikMenurut Sistem Pemerintahan Negara yang terdapat dalamPenjelasan UUD 1945 (sebelum diamandemen), Indonesia adalahNegara Hukum. Sesuai dengan asas negara hukum maka tiap-tiaptindakan penyelenggaraan administrasi negara harus berlandaskanpada hukum. Di samping itu pemerintahan pun harus melindungidan menjamin hak warga negaranya sesuai dengan hukum.

Dengan adanya wewenang bagi para pelaksana administrasi negaradalam melaksanakan tugas-tugas, maka terjadi kemungkinan dalampelaksanaan administrasi negara tersebut, pejabat administrasinegara melaksanakan perbuatan yang menyimpang dari peraturanyang berlaku, sehingga dapat menimbulkan kerugian bagi wargamasyarakat.

Untuk menciptakan aparatur yang bersih, efisien, efektif, berwibawadan mampu melaksanakan seluruh tugas umum pemerintahan danpembangunan dengan sebaik-baiknya dengan dilandasi semangatdan sikap pengabdian pada negara dan bangsa, maka perlu adanyaasas-asas umum pemerintahan yang baik (Algemene beginselenvan behoorlijke bestuur General principles of good administration).Istilah Asas-asas umum pemerintahan yang baik pertama kalidiperkenalkan oleh Panitia De Monchy di Negeri Belanda (1950)yang bertujuan sebagai sarana untuk menguji segi “rechtmatigheid”penggunaan kekuasaan bebas serta bertujuan memberikanperlindungan hukum yang lebih baik kepada warga negara daritindakan penguasa.

Apa saja yang termasuk unsur-unsur atau asas-asas umumpemerintahan yang baik (behoorlijkheid), G.J Wiarda mengusulkanlima asas-asas umum pemerintahan yang baik, yaitu :

1. Asas “fair play” (het beginsel van fair play);

2. Asas kecermatan (zorgvuldigheid);

3. Asas sasaran yang tepat (zuverheid van oogmerk);

4. Asas keseimbangan (ovenwichtigheid);

5. Asas kepastian hukum (rechtszekerheid)35).

Sedangkan dalam yurisprudensi AROB (Peradilan AdministrasiBelanda) menyebutkan bahwa asas-asas umum pemerintahan yangbaik meliputi :

Page 46: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara83 84

1. Asas pertimbangan (motiveringsbeginsel);

2. Asas kecermatan (zorgvuldigheidsbeginsel);

3. Asas kepastian hukum (rechtszekerheidsbeginsel);

4. Asas kepercayaan atau asas menanggapi harapan yang telahditimbulkan (vertrouwensbeginsel of beginsel van opgewekteverwachtingen);

5. Asas persamaan (gelijkheidsbeginsel);

6. Asas keseimbangan (ovenwichtigheidsbeginsel);

7. Asas kewenangan (behoegheidsbeginsel);

8. Asas fair play (beginsel van fair play);

9. Larangan “detournement de pouvoir” (het verbod detorne-ment de pouvoir);

10.Larangan bertindak sewenang-wenang (het verbod vanwillekeur)36).

Sedangkan di Indonesia asas-asas umum pemerintahan yang baiksebagaimana dikemukakan Prof. Kuntjoro Purbopranoto adalahsebagai berikut:

1. Asas kepastian hukum (principle of legal security);

2. Asas keseimbangan (principle of proportionality);

3. Asas kesamaan (dalam mengambil keputusan pangreh/ principleof equality);

4. Asas bertindak cermat (principle of carefulness);

5. Asas motivasi untuk setiap keputusan pangreh (principle ofmotivation);

6. Asas jangan mencampuradukkan kewenangan (principle of nonmisuse of competence);

7. Asas permainan yang layak (principle of fair play);

8. Asas keadilan atau kewajaran (principle of reasonablenessor prohibition of arbitrariness);

9. Asas menanggapi pengharapan yang wajar (principle ofmeeting raised expectation);

10. Asas meniadakan akibat-akibat suatu keputusan yang batal(principle of undoing the qonsequences of annulleddecison);

11. Asas perlindungan atas pandangan hidup (cara hidup) pribadi(principle of protecting the personal way of life);

12. Asas kebijaksanaan (sapientia);

13. Asas penyelenggraan kepentingan umum (principle of publicservice).

Dalam kesempatan ini akan diuraikan apa yang dimaksud dari asas-asas umum pemerintahan yang baik sebagaimana yangdikemukakan oleh Kuntjoro Purbopranoto.

1. Asas kepastian hukum (principle of legal security)

Asas ini menghendaki dihormatinya hak yang telah diperolehseseorang berdasarkan suatu keputusan Badan atau PejabatAdministrasi Negara. Asas ini juga menghendaki adanya stabilitashukum, dalam arti suatu keputusan yang telah dikeluarkan olehBadan atau Pejabat Administrasi Negara harus berisi kepastiandan tidak akan dicabut kembali.

35) Paulus Effendi Lotulung, Himpunan Makalah Azas-azas Umum Pemerintahan YangBaik, Bandung : Citra Aditya Bakti, 1994, 10636) Ibid.

Page 47: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara85 86

2. Asas keseimbangan (principle of proportionality)

Asas keseimbangan ini menghendaki adanya keseimbangan yangwajar dalam menjatuhkan hukuman bagi pegawai yang melaku-kan kesalahan. Hal ini berarti bahwa hukuman yang dijatuhkankepada pegawai yang berbuat salah hendaknya seimbang dengankesalahannya.

3. Asas kesamaan (dalam mengambil keputusan pangreh/principle of equality)

Asas ini menghendaki bahwa dalam menghadapi kasus (fakta)yang sama, Badan atau Pejabat Administrasi Negara harus dapatmengambil tindakan yang sama pula.

4. Asas bertindak cermat (principle of carefulness)

Asas ini menghendaki agar Badan atau Pejabat AdministrasiNegara senantiasa bertindak secara hati-hati, agar tidakmenimbulkan kerugian bagi warga masyarakat.

5. Asas motivasi untuk setiap keputusan pangreh (principleof motivation)

Asas ini menghendaki bahwa Badan atau Pejabat AdministrasiNegara dalam mengeluarkan keputusan harus berdasarkan atasalasan yang jelas, benar dan adil. Dengan motivasi yang jelastersebut, warga masyarakat tersebut yang tidak menerimanyadapat mengajukan kontrol argumen yang tepat untuk naik bandingguna memperoleh keadilan.

6. Asas jangan mencampuradukan kewenangan (principle ofnon misuse of competence)

Asas ini menghendaki agar dalam melaksanakan tugasnya badanatau Pejabat Administrasi Negara tidak mencampuradukkankewenangan yang ada padanya. Kewenangan yang diberikanharus dipergunakan sesuai dengan maksud diberikannyakewenangan tersebut.

Sering juga asas tersebut dinamakan penyalahgunaan wewenang(detournement de pouvoir).

7. Asas permainan yang layak (principle of fair play)

Asas ini menghendaki bahwa Badan atau Pejabat AdministrasiNegara hendaknya memberi kesempatan yang seluas-luasnyakepada warga masyarakat untuk memperoleh informasi yangbenar dan adil sehingga dapat pula memperoleh kesempatan yangluas untuk menuntut kebenaran dan keadilan. Asas inidimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada wargamasyarakat menanggapi sesuatu keterangan yang tidak benaryang diberikan oleh Badan atau Pejabat Administrasi Negara.Karena itu adanya instansi banding merupakan hal yang pentingbagi asas ini.

8. Asas keadilan atau kewajaran (principle of reasona blenessor prohibition of arbitrariness)

Asas ini menghendaki agar dalam melakukan kegiatannya Badanatau Pejabat Administrasi Negara berlaku adil, tidak sewenang-wenang dan layak. Jika Pejabat Administrasi Negara melakukanhal-hal yang bertentangan dengan asas tersebut, makakeputusannya yang berkaitan dengan tindakannya dapatdibatalkan.

9) Asas menanggapi pengharapan yang wajar (principle ofmeeting raised expectation)

Page 48: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara87 88

Asas ini menghendaki agar sikap tindakan yang dilakukan olehBadan atau Pejabat Administrasi Negara harus menimbulkanharapan-harapan bagi yang berkepentingan atau wargamasyarakat.

10. Asas meniadakan akibat-akibat suatu keputusan yang batal(principle of undoing the qonsequences of annulled decision)

Asas ini menghendaki agar jika terjadi pembatalan atau suatukeputusan, maka akibat dari keputusan yang dibatalkan tersebutharus dihilangkan sehingga pihak yang terkena putusan tersebutharus diberikan ganti rugi atau rehabilitasi.

11. Asas perlindungan atas pandangan hidup (cara hidup)pribadi (principle of protecting the personal way of life)

Asas ini menghendaki agar pemerintah menghormati pandanganhidup seseorang. Khusus dalam penerapan asas ini di Indonesia,perlu adanya pembatasan terhadap asas tersebut disesuaikandengan moral Pancasila dan Undang-Undang No. 8 Tahun 1974.Karena setiap tindakan pegawai negeri harus mencerminkanbahwa mereka adalah abdi negara dan abdi masyarakat.

12. Asas kebijaksanaan ( sapientia)

Asas ini menghendaki agar dalam melaksanakan tugasnya Badanatau Pejabat Administrasi Negara diberi kebebasan untukmelakukan kebijaksanaan tanpa harus selalu menunggu instruksi.Pemberian kebebasan ini berkaitan dengan perlunya tindakanpositif dari pemerintah guna menyelenggarakan kepentinganumum. Dengan demikian di samping melaksanakan peraturanperundangan yang telah ada, pemerintah dapat melakukan

tindakan positif atau kebijaksanaan untuk menyelenggarakankepentingan umum.

13) Asas penyelenggaraan kepentingan umum (principle ofpublic service)

Asas ini menghendaki agar dalam menyelenggarakan tugasnyaBadan atau Pejabat Administrasi Negara, selalu mengutamakankepentingan umum di atas kepentingan pribadi dan golongan.Sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 Negara Indonesiaadalah negara hukum yang dinamis yang menuntut semua aparatpemerintah melakukan kegiatan-kegiatan yang menuju penyeleng-garaan kepentingan umum. Oleh karena itu asas penyelenggaraankepentingan umum ini menjadi asas pemerintahan yang baik.

Sementara itu S.F Marbun dalam bukunya Peradilan AdministrasiNegara dan Upaya Administratif di Indonesia, merinci asas-asasumum pemerintahan yang baik ke dalam 17 (tujuh belas) asas,yaitu:

a. Asas persamaan;

b. Asas keseimbangan, keserasian dan keselarasan;

c. Asas menghormati dan memberikan haknya setiap orang;

d. Asas ganti rugi karena kesalahan;

e. Asas kecermatan;

f. Asas kepastian hukum;

g. Asas kejujuran dan keterbukaan;

h. Asas larangan menyalahgunakan wewenang;

i. Asas larangan sewenang-wenang;

j. Asas kepercayaan atau pengharapan;

Page 49: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara89 90

k. Asas motivasi;

l. Asas kepantasan dan kewajaran;

m. Asas pertanggung-jawaban;

n. Asas kepekaan;

o. Asas penyelenggaraan kepentingan umum;

p. Asas kebijaksanaan;

q. Asas itikad baik;

Lebih lanjut di dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dariKorupsi, Kolusi, dan nepotisme disebutkan bahwa asas-asasumum penyelenggaraan negara meliputi:

a. Asas Kepastian Hukum, yaitu asas dalam negara hukumyang mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap kebijakanPenyelenggara Negara;

b. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara, yaitu asas yangmenjadi landasan keteraturan, keserasian, dan keseimbangandalam pengendalian penyelenggaraan negara;

c. Asas Kepentingan Umum, yaitu asas yang mendahulukankesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatifdan selektif;

d. Asas Keterbukaan, yaitu membuka diri terhadap hakmasyarakat untuk memperoleh informasi yang benar, jujur,dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan negaradengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasipribadi, golongan, dan rahasia negara;

e . Asas Proporsionalitas, yaitu asas yang mengutamakankeseimbangan antara hak dan kewajiban PenyelenggaraNegara;

f. Asas Profesionalitas,yaitu asas yang mengutamakankeahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturanperundang-undangan yang berlaku; dan

g. Asas Akuntabilitas, yaitu asas yang menentukan setiapkegiatan dan hasil akhir dari kegiatan Penyelenggara Negaraharus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat ataurakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan yangberlaku.

Akhirnya perlu dikemukakan bahwa asas-asas pemerintahanyang baik tersebut semula berasal dari pemikiran dan praktek diNegeri Belanda, di Indonesia aparatur negara dan aparaturpemerintah selaku abdi negara dan abdi masyarakat dalammelaksanakan tugas sehari-hari dituntut dapat melaksanakanasas-asas umum penyelenggaraan pemerintahan yang baik,karena dewasa ini aparatur negara dan pemerintah di dalampelaksanaan tugas-tugas administrasi negara telah dibatasi olehberbagai peraturan perundang-undangan yang mengarah kepadakepemerintahan baik atau good governance dan supremasihukum.

H. LatihanJawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Peradilan Tata UsahaNegara?

2. Jelaskan latar belakang pemikiran lahir PTUN?

Page 50: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara91 92

3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Keputusan TUN?

4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Sengketa TUN?

5. Sebutkan asas umum penyelenggaraan negara yang baik?

I. RangkumanBerdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Pokok-pokok Kekuasaan Kehakiman, sebagaimana telah diubah denganUndang-undang Nomor 35 Tahun 1999, Pasal 10 disebutkan bahwakekuasaan kehakiman dilakukan oleh Peradilan di lingkungan :

1. Peradilan Umum;

2. Peradilan Agama;

3. Peradilan Militer;

4. Peradilan Tata Usaha Negara.

Namun setelah lebih kurang 15 tahun Undang-Undang Nomor 14Tahun 1970 tersebut berjalan dari keempat jenis Peradilan tersebutdi atas baru tiga jenis Peradilan yang sudah ada, yaitu PeradilanUmum, Peradilan Agama dan Peradilan Militer, sedangkan PeradilanTata Usaha Negara belum ada, baru pada tahun 1986 PeradilanTata Usaha Negara laihr dengan ditetapkannya Undang-UndangNomor 5 Tahun 1986.

Adapun sebagai dasar pemikiran kelahiran Peradilan Tata UsahaNegara, diantaranya adalah :

1. Bahwa Negara Republik Indonesia sebagai negara hukum yangberdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945 bertujuan mewujudkan tatakehidupan negara dan bangsa yang sejahtera, aman, tenteramserta tertib yang menjamin persamaan kedudukan warga

masyarakat dalam hukum, dan yang menjamin terpeliharanyahubungan serasi, seimbang serta selaras antara aparatur di bidangTata Usaha Negara dengan para warga masyarakat;

2. Dalam rangka mewujudkan tata kehidupan tersebut, dengan jalanmengisi kemerdekaan melalui pembangunan nasional secarabertahap, diusahakan untuk membina, menyempurnakan, danmenertibkan aparatur di bidang Tata Usaha Negara, agar mampumenjadi alat yang efisien, efektif, bersih, serta berwibawa, dandalam melaksanakan tugasnya selalu berdasarkan hukum dengandilandasi semangat dan sikap pengabdian untuk masyarakat.

Dengan memperhatikan landasan pemikiran sebagaimana telahdiuraikan di atas, maka tujuan PTUN diciptakan adalah untukmenyelesaikan sengketa antara Pemerintah dengan warganegaranya. Dalam hal ini sengketa yang timbul sebagai akibat dariadanya tindakan-tindakan Pemerintah yang melanggar hak warganegaranya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa PTUNdiadakan dalam rangka memberi perlindungan kepada rakyat.Dengan kata lain tujuan PTUN sebenarnya tidak semata-mata untukmemberikan perlindungan terhadap hak-hak perseorangan,melainkan juga untuk melindungi hak-hak masyarakat.

Dengan lahirnya Peradilan Tata Usaha Negara, maka kepadaseluruh warga Negara Indonesia diberikan kesempatan untukmengajukan gugatan setiap Keputusan Tata Usaha Negara yangdikeluarkan oleh Pejabat Administrasi Negara apabila keputusantersebut merugikan, selain itu keberadaan PTUN juga memberikanperhatian kepada seluruh Pejabat Administrasi Negara dalammenjalankan tugas dan fungsinya, terutama apabila mengeluaransuatu Keputusan agar dikemudian tidak ada pihak yang dirugikan,sehingga tidak muncul adanya gugatan di PTUN.

Dalam usaha menciptakan penyelenggaraan pemerintah yang efisien,efektif dan wibawa serta mampu memberikan perlindungan hukum

Page 51: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara93

94

terhadap masayarakat, pemerintah tidak hanya didasarkan padakeberadaan Peradilan Tata Usaha Negara, namun demikianpemerintah juga menerapakan asas-asas umum penyelenggaraanNegara yang baik, sebagaimana yang diatur di dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negarayang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. Asas-asas umum penyelenggaraan negara yang baik meliputi:

1. Asas Kepastian Hukum;

2. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara;

3. Asas Kepentingan Umum;

4. Asas Keterbukaan;

5. Asas Proporsionalitas;

6. Asas Profesionalitas; dan

7. Asas Akuntabilitas.

BAB IXP E N U T U P

A. SimpulanHukum Administrasi Negara merupakan sub sistem dari SistemHukum Nasional yang berlaku di Indonesia, oleh karena itu HANharus didasarkan kepada Pancasila dan UUD 1945 serta peraturanperundang-undangan lainnya yang tumbuh dan berkembang dimasyarakat Indonesia.

Hukum Administrasi Negara (HAN) adalah merupakan keseluruhanaturan-aturan hukum yang harus diperhatikan oleh alat-alatperlengkapan negara dan aparatur pemerintah apabila menjalankankekuasaannya. Adapun tujuan HAN adalah memberikan batasanwewenang kepada aparatur negara dan aparatur pemerintah agardalam penyelenggaraan tugas-tugas umum pembangunan danpemerintah tidak berbuat sewenang-wenang serta dapat melindungiwarga masyarakat, dengan demikian tidak terjadi benturankepentingan antara penguasa dengan warga masyarakat.

Dalam era reformasi dan transparansi serta persaingan globaldewasa ini, sebagai aparatur negara dan aparatur pemerintah didalam menjalankan tugas dan fungsinya dituntut untuk dapatmemberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat yangmembutuhkannya. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya aparaturnegara dan aparatur pemerintah juga dituntut untuk berpedomanpada asas-asas umum penyelenggaraan pemerintahan yang baikserta dapat menegakkan supremasi hukum, hal ini sebagaimanadiamanatkan di dalam Ketetapan MPR No.XI/MPR/1998 tentangPenyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusidan Nepotisme, dan Undang-Undang No. 28 Tahun 1999 tentang

Page 52: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara95 96

Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusidan Nepotisme, serta Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta peraturanperundang-undangan lainnya, semua peraturan perundang-undangantersebut dibuat agar aparatur negara dan aparatur pemerintah didalam melaksanakan tugas sehari-hari tidak terjadi adanya tuntutanatau gugatan dari masyarakat yang merasa dirugikankepentingannya, dengan demikian akan terwujud adanya suatupemerintahan yang baik atau good governance.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, di dalam kurikulumPendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III (DiklatpimTingkat III) materi Hukum Administrasi Negara (HAN) diberikankepada peserta Diklatpim Tingkat III karena peserta DiklatpimTingkat III pesertanya adalah para pejabat struktural eseleon IIIatau calon pejabat yang akan menduduki struktural eselon III.

B. Tindak LanjutPertimbangan materi HAN diberikan kepada peserta DiklatpimTingkat III adalah karena pejabat struktural eselon III adalah pejabatoperasional yang sehari-hari menangani bidang tugasnya masing-masing.

Sehingga setelah diberikan materi HAN, sebagai tindak lanjutnyadiharapkan kepada alumni peserta dapat memahami dan mampumenerapkan di dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya sehari-hari,dengan demikian maka tidak akan muncul gugatan ke PeradilanTata Usaha Negara dari masayarakat, karena masyarakat merasaterayomi dan hak-haknya terlindungi.

DAFTAR PUSTAKA

Bagir Manan dan Kuntana Magnar. (1997). Beberapa Masalah HukumTata Negara Indonesia, Bandung: Alumni.

CFG Sunaryati Hartono. (1991). Politik Hukum Menuju Satu SistemHukum Nasional, Bandung: Alumni.

Bintoro Tjokroamodjojo, Sistem penyelenggaraan PemerintahanNegara Atas Dasar Undang-Undang dasar Negara republikIndonesia Tahun 1945 dan Perubahannya.

CST. Kansil. (1993). Pengantar Ilmu Hukum dan Tata HukumIndonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

E. Utrecht/Moh. Saleh Djindang. (1990). Pengantar HukumAdministrasi Negara Indonesia, Jakarta: Sinar Harapan.

Indroharto. (1999). Usaha Memahami Undang-Undang tentangPeradilan Tata Usaha Negara: Beracara di pengadilan TataUsaha Negara, Jakarta: Sinar Harapan.

Kuntjoro Purbopranoto. (1975). Beberapa Catatan Hukum TataPemerintahan Indonesia dan Peradilan AdministrasiNegara, Bandung: Alumni.

Lembaga Administrasi Negara. (1994). Sistem Administrasi NegaraRepublik Indonesia, Jakarta: Haji Masagung.

M. Nata Saputra. (1988). Hukum Administrasi Negara, Bandung: Alumni.

Paulus Effendi Lotulung. (1994). Himpunan Makalah Azas-azas UmumPemerintahan Yang Baik (AAUPB), Bandung: Citra Aditya.

Philipus M. Hadjon dkk. (1993). Pengantar Hukum AdministrasiIndonesia (Introduction to the Indonesian AdministrativeLaw), Jogjakarta: Gajah Mada University Press.

Page 53: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara97 98

Ridwan, HR. (2002). Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta: UIIPress.

S.F Marbun. (1997). Peradilan Administrasi Negara dan UpayaAdministratif di Indonesia, Yogyakarta: Liberty.

S.F Marbun dkk. (2001). Dimensi-dimensi Pemikiran HukumAdministrasi Negara, Yogyakarta: UII Press.

S. Prajudi Atmosudirdjo. (1995). Hukum Administrasi Negara, Jakarta:Ghalia Indonesia.

W.F Prins-R.Kosim Adisapoetra. (1987). Pengantar Ilmu HukumAdministrasi Negara Indonesia, Jakarta: Pradnya Paramita.

DAFTAR DOKUMEN

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Ketetapan Majelis Permusyawaran Rakyat Nomor XI/MPR/1998tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan BebasKorupsi, Kolusi, dan Nepotisme.

Ketetapan Majelis Permusyawaran Rakyat Nomor III/MPR/2000tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan PeraturanPerundang-undangan.

Ketetapan Majelis Permusyawaran Rakyat Nomor I/MPR/2003 tentangPenijauan Terhadap Materi dan Status Hukum KetetapanMPRS dan MPR-RI Tahun 1960 sampai dengan Tahun 2002.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Pokok-pokokKekuasaan Kehakiman sebagaimana telah diubah denganUndang-Undang Nomor 35 Tahun 1999.

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata UsahaNegara sebagaimana telah dibah dengan Undang-UndangNomor 9 Tahun 2004.

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1986 tentang Mahkamah Agungsebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor5 Tahun 2004;.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang PenyelenggaraanNegara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi, danNepotisme.

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Program PembangunanNasional Tahun 2000-2004.

Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas KinerjaInstansi Pemerintah.

Page 54: Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx ...€¦ · Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax

Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara99

100