hubungan tingkat stres dengan kejadian …repository.poltekkes-kdi.ac.id/646/1/herlina mp...

87
HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN DYSMENORRHEA PRIMERPADA REMAJA PUTRI DI SMAN 8 KENDARI TAHUN 2018 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma IV Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari OLEH : HERLINA MP. MERONDA NIM : P00312014021 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLTEKKES KEMENKES KENDARI JURUSAN D IV KEBIDANAN TAHUN 2018

Upload: others

Post on 22-Jan-2020

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIANDYSMENORRHEA PRIMERPADA REMAJA

PUTRI DI SMAN 8 KENDARITAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam MenyelesaikanPendidikan Pada Program Studi Diploma IV Jurusan

Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari

OLEH :

HERLINA MP. MERONDANIM : P00312014021

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLTEKKES KEMENKES KENDARI

JURUSAN D IV KEBIDANANTAHUN 2018

BIODATA

I. IDENTITASNama : Herlina Mp. Meronda

Tempat/Tanggal Lahir : Kendari 18 Juli 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Suku / Bangsa : Tolaki / Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Kel. Sambuli Kec. Abeli

II. Pendidikan

1. SDN 9 Abeli, Tahun 2007

2. SMPN 11 KENDARI, TAHUN 2010

3. SMAN 8 KENDARI , TAHUN 2013

4. Program, Studi D-IV Kebidanan Politeknik Kesehatan

Kemenkes Kendari, Masuk Tahun 2014 Sampai Sekarang

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal Penelitian

ini tepat pada waktunya yang merupakan salah satu syarat dalam

menyelesaikan pendidikan di Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari

Jurusan Kebidanan, dengan judul : “Hubungan Tingkat Stres Dengan

Kejadian Dismenore Primerpada Mahasiswi DIV Kebidanan Poltekkes

Kemenkes Kendari Tahun 2018”

Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang

telah membantu dalam penyusunan proposal penelitian ini, secara khusus

penulis ucapkan terima kasih kepada ibu Halijah, SKM, M.Kes selaku

pembimbing I dan ibu Aswita, S. Si, T, MPH selaku pembimbing II yang

telah memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis.

Pada kesempatan ini pula, penulis mengucapkan terima kasih

kepada yang terhormat :

1. Ibu Askrening, SKM, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes

Kendari.

2. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan

Poltekkes Kemenkes Kendari.

4. Hasmia Naningsih, SST, M. Keb selaku Ketua Program Studi D IV

Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kendari.Seluruh dosen dan staf

pengajar Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan Kebidanan yang telah

banyak membantu dan memberikan ilmu pengetahuan maupun

motivasi selama mengikuti pendidikan di Poltekkes Kemenkes

Kendari.

5. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta yang telah mengasuh,

membesarkan dengan cinta dan penuh kasih sayang, serta

memberikan dorongan moril, material dan spiritual, serta Saudara-

saudariku, terima kasih atas pengertiannya selama ini.

6. Seluruh rekan-rekan mahasiswi Poltekkes Kemenkes Kendari Jurusan

Kebidanan angkatan 2014. Sahabat seperjuanganku (Iin Husmar

Anandari, Reski Wahyuni Haris, Aditia Silvia Fazila, Afrelin Sri Putri

Yolision, Asrifah dan Elsa safitri) atas dukungan dan kerja sama, serta

setia membantu penulis dalam suka dan duka selama penulis

menempuh pendididkan di bangku kuliah dan sampai pada

penyelesaian skripsi ini, sahabat hati ku yang tercinta “ Iin Husmar

Anandari” saya ucapkan terima kasih, telah banyak membantu dalam

menempuh perkuliahan dari sejak awal masuk sampai sekarang tetap

menemani dalam suka dan duka.

Hanya Tuhan yang memiliki kemampuan, maka dari itu penulis sangat

harapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk

kesempurnaan skripsi ini.

Kendari,Juli2018

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. iHALAMAN PERSETUJUAN ............................................................... iiHALAMAN PENGESAHAN................................................................. iiiBIODATA ............................................................................................ ivKATA PENGANTAR .......................................................................... vDAFTAR ISI ........................................................................................ viDAFTAR GAMBAR ............................................................................ viiDAFTAR TABEL ................................................................................ viiiDAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... ixABSTRAK ........................................................................................... xBAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 6

E. Keaslian Penelitian.................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Tinjauan Tentang Dysmenorrhea Primer .................................. 8

B. Tinjauan Tentang Tingkat Stres ................................................ 18

C. Landasan Teori ......................................................................... 27

D. Kerangka Teori ......................................................................... 29

E. Kerangka Konsep ..................................................................... 30

F. Hipotesis penelitian ................................................................... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIANA. Jenis Penelitian ......................................................................... 31

B. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................... 32

C. Populasi dan Sampel ................................................................ 32

D. Variabel Penelitian ................................................................... 34

E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif .................................. 34

F. Jenis dan Cara Pengumpulan Data .......................................... 36

G. Instrumen Penelitian ................................................................. 36

H. Alur Penelitian .......................................................................... 37

I. Pengolahan, Penyajian dan Analisis Data................................. 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ......................................... 42

B. Hasil Penelitian ......................................................................... 45

C. Pembahasan ............................................................................ 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan .............................................................................. 53

B. Saran ........................................................................................ 53

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar

1. Kerangka teori penelitian ..................................................... 29

2. Kerangka konsep penelitian ................................................. 30

3. Desain penelitian cross sectional ......................................... 31

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Distribusi Frekuensi Umur Responden Pada Remaja Putri SMAN 8

Kendari Tahun 2018 ........................................................................ 46

2. Distribusi Frekuensi Tingkat kelas Responden Pada Remaja Putri

SMAN 8 Kendari Tahun 2018.......................................................... 46

3. Distribusi Responden Menurut Tingkat Stres Pada Remaja Putri

SMAN 8 Kendari Tahun 2018.......................................................... 47

4. Distribusi RespondenMenurut Dysmenorrhea primer Pada Remaja Putri

SMAN 8 Kendari Tahun 2018.......................................................... 47

5. Hubungan Tingkat Stres Dengan Kejadian Dysmenorrhea Primer

Pada Remaja Putri Di SMAN 8 Kendari Tahun 2018...................... 48

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Permohonan Pengisian Kuesioner

2. Surat Pernyataan Persetujuan Responden

3. Kuesioner Penelitian

4. Master Tabel Penelitian

5. Analisis Chi Square

6. Surat Izin Penelitian

7. Surat Keterangan Telah Selesai Melakukan Penelitian

8. Dokumentasi Penelitian

ABSTRAK

Hubungan Tingkat Stres Denga Kejadian Dysmenorrhea Primer PadaRemaja Putri Di SMAN 8 Kendari Tahun 2018

Herlina MP. Meronda1, Halijah2, Aswita3

Latar Belakang: Stres merupakan penyebab terjadinya DysmenorrheaPrimer. Di indonesia angka kejadian Dysmenorrhea primer 64,89% yangterdiri dari 54,89% dysmenorrhea primer dan 9,36% dysmenorrheasekunder (Info sehat, 2012).

Tujuan penelitian: Untuk mengetahui hubungan antara tingkat stresdengan kejadian dysmenorrhea primer di SMAN 8 Kendari.

Metedo Penelitian : jenis penelitian ynag digunakan adalah penelitianyang bersifat observasional analitik dengan menggunakan desain crosssectional study. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putrikelas X dan XI di SMAN 8 Kendari. Untuk menentukan samapel makadigunakan stratified random sampling, sehingga jumlah sampel sebanyak55 orang responden. Analisis data mneggunakan uji chi-square dengantingkat kepercayaan 95% (α=55).

Hasil Penelitian : menenjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkatstres dengan dysmenorrhea primer (p=0,002) pada remaja putri di SMAN8 Kendari.

Saran : Diharapkan kepada remaja putri atau siswi untuk memeriksakankesehatan kepada petugas kesehatan untuk memperoleh informasitentang kesehatan.

Daftar Bacaan :(30 literatur) (2001-2014)

Kata Kunci : Tingkat Stres dan Dysmenorrhea Primer

ABSTRACT

RELATIONSHIP BETWEEN STRESS LEVELS WITH THE EVENT OFPRIMARY DYSMENORRHEA IN ADOLESCENTS IN PRIVATE

VOCATIONAL SCHOOL IN SMAN 8 KENDARI IN 2018

Herlina MP. Meronda1, Halijah2, Aswita3

Background: Stress is the cause of Primary Dysmenorrhea. In Indonesiathe incidence of primary dysmenorrhea is 64.89% which consists of54.89% primary dysmenorrhea and 9.36% secondary dysmenorrhea(Healthy Info, 2012).

Objective: To determine the relationship between stress levels and theincidence of primary dysmenorrhea at SMAN 8 Kendari.

Metedo Research: the type of research used is research that isobservational analytic by using a cross sectional study design. The samplein this study were all young women of class X and XI at SMAN 8 Kendari.To determine the background, stratified random sampling was used, sothat the number of samples was 55 respondents. Data analysis used chi-square test with a 95% confidence level (α = 55).

Results: found that there was a relationship between stress levels withprimary dysmenorrhea (p = 0.002) in girls in SMAN 8 Kendari.

Suggestion: It is expected for young women or girls to check their healthwith health workers to obtain information about health.

Reading List: (30 literature) (2001-2014)

Keywords: Stress Level and Primary Dysmenorrhea

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO), masa remaja adalah

peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, dimana pada

masa itu terjadi pertumbuhan yang pesat termasuk fungsi reproduksi

sehingga mempengaruhi terjadinya perubahan-perubahan

perkembangan, baik fisik, mental, maupun peran sosial. Masa remaja

merupakan salah satu tahap perkembangan dalam rentang kehidupan

manusia. Pada tahap ini remaja akan mengalami suatu perkembangan

fisik, seksual dan psikososial sebagai ciri dalam masa pubertas

(Setianingrum, 2014).

Masa remaja yaitu masa transisi antara masa kanak-kanak

menuju masa dewasa, dimana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri

seksual sekunder, tercapainya fertilitas, dan terjadi perubahan-

perubahan psikologi dan kognitif. Masa remaja berlangsung pada

usia 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita, dan 13 tahun

sampai dengan 23 tahun bagi pria. Setiap remaja akan mengalami

pubertas (Ansori, 2010).

Pubertas merupakan masa awal pematangan seksual, yakni

suatu periode dimana seorang remaja mengalami perubahan fisik,

hormonal dan seksual serta mampu mengadakan proses

reproduksi. Salah satuciri-

cirimasapubertaspadaanakperempuanadalahterjadinyamenstruasi

(Proverawati&Misaroh, 2014).

Padamasaini, remajamengalamisuatuperubahanfisik yang

cepatdisertaibayakperubahan, termasukdidalamnyapertumbuhan

organ-organ reproduksiuntukmencapaikematangan yang

ditunjukkandengankemampuanmelaksanakanfungsireproduksi.Peruba

han yang terjadipadapertumbuhantersebutdiikutimunculnyatanda-

tandaseks primer

dansekssekunder.Padawanitasebagiantandakematanganorgan

reproduksi yang ditandaidengandatangnyamenstruasi

(Kumalasari&Andhyantoro, 2012).

Menstruasiadalah proses alamiah yang terjadipadaperempuan.

Menstruasimerupakanperdarahan yang teraturdari uterus

sebagaitandabahwa organ kandungantelahberfungsimatang.

Umumnya, remaja yang mengalami menarche adalahpadausia 9-15

tahun.

Periodeiniakanmengubahperilakudaribeberapaaspekpsikologidanlainn

ya. Siklusmentruasi normal terjadisetiap 22-35 hari,

denganlamanyamenstruasiselama 2-7 hari (Kusmiran, 2013).

Terdapatgangguan-gangguanpadamenstruasisepertiPMS

(Premenstrual Syndrome), hipomenorrea,polimenorrea,

oligomenorrea, amenorreadan dysmenorrhea (Sukarni&Margareth,

2013).

Saatmenstruasi, padasebagianperempuanadayang

mengalamigangguanmenstruasi yang cukupberat. Salah

satugangguan yang

berhubungandenganmenstruasiadalahdysmenorrhea (Manuaba,

2008).

Dysmenorrheamerupakannyeri di

bagianperutbawahselamamenstruasi. Dysmenorrhea

diklasifikasikanmenjadidysmenorrhea primer

dandysmenorrheadysmenorrhea .(Simanjuntak, 2014).

Dysmenorrhea primer

adalahnyerisaatmenstruasitanpaadanyakelainanpadaalat -alat genital.

Nyeriakandirasakansebelumataubersamaandenganpermulaanmenstru

asidanberlangsunguntukbeberapa jam.

Dysmenorrheasekunderadalahnyerisaatmenstruasidenganadanyakelai

nanpadaalat-alat genital.

Biasanyaterjadiakibatberbagaikondisipatologissepertiendometriosis,sal

fingitis,adenomiosis uteri,dan lain-lain (Simanjuntak, 2014).

Salah satupenyebabdismenoreadalahfaktorpsikis. Salah

satufaktorpsikistersebutadalahstres (Wijayanti, 2009).

Stresdapatmengganggukerja system

endokrin.Sistemendokrintergangguketika endometrium

dalamfasesekresimemproduksi prostaglandin F2 yang

menyebabkankontraksiotot-ototpolossehinggadapatmenyebabkan

rasa sakitsaatmenstruasiataudysmenorrhea (Anurogo, 2011)

Stresmerupakansuaturesponindividuterhadapkeadaanataukeja

dian yang

dapatmengancamdanmengganggukemampuanseseoranguntukmenan

ganinya (Santrock, 2011).

Hasilpenelitian yang dilakukan di AmerikaSerikatpadatahun

2012 untukmengetahuikejadiandysmenorrhea primerpadawanitaumur

12 – 17 tahunadalah 59,7% denganderajatkesakitan 49%

dismenoreringan, 37% dismenoresedang, dan 12% dismenoreberat

(Shinta, 2014).

Di Indonesia angkakejadiandysmenorrhea 64,89% yang

terdiridari 54,89% dysmenorrheaprimer dan 9,36%

dysmenorrheasekunder(Info sehat, 2012).

Hasilpenelitian yang dilakukanpadabulanJuni 2017 dari 330

mahasiswi DIV bidanpendidik semester VIII di Universitas ‘Aisyiyah

Yogyakarta terdapatsebanyak 176 (53,3%)

mahasiwamengalamidysmenorrheasetiapmenstruasidan 154 (46,7%)

mahasiswatidakmengalamidysmenorrheasaatmenstruasi.

Dismenoreinidisebabkan padatnya

jadwalkuliahdanbanyaknyatugasyang harusdikerjakan,

sehinggamembuatmahasiswakurangistirahatmengakibatkanstres.

Dysmenorrheaterjadipadawanitadengantingkat stress

rendahsebesar 22%, dengantingkat stress sedang 29%

danwanitadengantingkat stress tinggisebesar 44% (Noviana, 2008).

Menurut data hasil survey jumlahsiswikelas X dan XI di SMAN 8

Kendariberjumlahsebanyak 219 orang.Berdasarkan data – data

danstudipendahulan yang diperoleh,

penulismerasatertarikuntukmelakukanpenelitianmengenai “Hubungan

Tingkat StresDenganKejadianDysmenorrhea PrimerPadaRemajaPutri

di SMAN 8 Kendari.

B. RumusanMasalah

Berdasarkanuraian yang telahdikemukakan di atas,

makarumusanmasalahdapatdikemukakanpenulisadalah“ Apakah Ada

Hubungan Tingkat StresdenganKejadianDysmenorrhea

PrimerPadaRemajaPutri di SMAN 8 KendariTahun 2018?”.

C. TujuanPenelitan

1. TujuanUmum

Untukmengetahuihubungantingkat stress

dengankejadiandysmenorrhea primer pada remaja putri di SMAN 8

kendari tahun 2018 .

2. TujuanKhusus

a.Untukmengetahuihubungantingkat stress

ringandengankejadiandysmenorrheaprimerpadaremajaputri di

SMAN kendaritahun 2018.

b. Untukmengetahuihubungantingkat stress

sedangdengankejadiandysmenorrhealprimerpadaremajaputri di

SMAN 8 kendaritahun 2018.

c. Untukmengetahuihubungantingkat stress

beratdengankejadiandysmenorrhealprimerpadaremajaputri di

SMAN 8 kendaritahun 2018.

D. ManfaatPenelitian

1. BagiResponden

Hasilpenelitianinidiharapkandapatmenjadiacuanpengetahuandisaatd

ysmenorrhea. Diharapkanremaja putrid

mengetahuipengetahuantentangdysmenorrhea,

dalammenghadapidansesudahdiberikanpendidikankesehatanterdapa

tperubahanatau perbedaan tingkatpengetahuandysmenorrhea.

2. BagiTenagaKesehatan

Memberikangambaranatauinformasiperlunyapendidikankesehatanre

produksiremajakhususnyamasalahdysmenorrhea

3. BagiSiswi

Sebagaimasukandaninformasibagiinstitusidantenagapendidikan,

temansebayadalamhalini PMR supayadapatmerencanakan

program yang lebihefektif,

sehinggadapatmemberikaninformasimeningkatkankemandiriannyasa

atterjadidismenore.

4. BagiPeneliti

Mengaplikasikanilmu yang

diperolehdalamperkuliahankhususnyadalambidangpenelitian, serta

member bahanmasukandanperbandinganbagipenelitianlanjut yang

serupa.

E. KeaslianPenelitian

Penelitian yang hamper samadenganpenelitianini yang

pernahdilakukan adalah Nadia Asmalia( 2017). Berjudul “Hubungan gay

hidup dengan dismenore primer pada mahasiswi fakultas kedokteran

universitas lampung angkatan

2015”.Jenispenelitianiniadalahobservasionalanalitikmenggunakanpende

katanpotonglintangdenganjumlahsampelsebanyak 129 mahasiswi.

Variabelpenelitianiniadalahdismenore primer, tingkataktivitasfisik,

tingkatstres, konsumsi fast food, danperokokpasif. Pengumpulan

data melalui kuesioner Numeric Rating Scale, GlobalPhysical

Activity Questionnaire, kuesioner Kessler Psychological Distress

Scale, FoodFrequency Questionnaire dankuesionerperokokpasif.

Analisis data secaraunivariatdanbivariat (chi square). Perbedaan

penelitian ini adalah variabel bebas, populasi, sampel,lokasi,

waktupenelitiandan teknik pengambilan sample.

Penelitian yang hamper samadenganpenelitianini yang

pernahdilakukanadalahpenelitianPriyantidanMustikasari (2017) berjudul

“Hubungantingkat stress denganterhadapdisimenore di madrasah

aliyahmamba’ululum awing-awangmojosarimojokerto. Penelitian ini

menggunakan penelitian cross sectional. Variabel bebasnya

adalahTingkat stres dan variabel terikatnya adalah dismenore pada

remaja putri. Populasidalam penelitian ini adalah 46 responden.

Tekniknya adalah probability sampling dengan simple randomcontoh.

Data dikumpulkan dengan kuesioner skala stres dan

kejadiandismenore. Data diolah dengan cara editing, coding, scoring,

tabulasi. Hasilmenunjukkan bahwa hampir separuh responden yang

tidak stres atau normal terdiri dari 18 responden (39,1%) dan mayoritas

responden yang mengalami dismenore sebanyak 29 orangresponden

(63,0%). Berdasarkan uji statistik disimpulkan bahwa ada hubungan

antaratingkat stres dan dismenore pada remaja putri di Madrasah

Aliyah Mamba'ul UlumAwang-Awang MojosaMojokerto.

Perbedaanpenelitianiniadalahvariabelterikat, populasi, sampel, ,lokasi,

waktupenelitiandanmetodepenelitiandanteknikpengambilan sample.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Tinjauan tentang dysmenorrhea

a. Definisi

Istilah(dysmenorrhea) berasal dari kata dalam bahasa

yunani kuno (Greek) kata tersebut berasal dari dys yang berarti

sulit, nyeri, abnormal; meno yang berarti bulan; dan rrhea

yang berarti aliran atau arus. Dengan demikian, secara

singkat dysmenorrhea dapat di definisikan sebagai aliran

menstruasi yang sulit atau menstruasi yang mengalami nyeri

(Anurogo, 2011).

Dysmenorrheaadalah nyeri perut yan berasal dari kram

rahim dan terjadi selama menstruasi (Nugroho, utama, 2014).

Dysmenorrheaadalah rasa sakit yang menyertai

menstruasi sehingga dapat menimbulkan gangguan

pekerjaan sehari-hari (Manuaba, 2008).

Dysmenorrhea merupakan keadaandimana timbul rasa

nyeri yang hebat pada saat mentruasi (Kusmiran, 2013).

b. Klasifikasidysmenorrhea

1) DysmenorrheaPrimer

Dysmenorrhea primer adalah nyeri haid yangdijumpai tanpa kelainan pada alat-alat genetalia yang nyata.Dysmenorrhea primer terjadi beberapa setelah menarchedatang biasanya setelah 12 bulan atau lebih, umumnyaanovulatoar yang tidak disertai rasa nyeri. Rasa nyeri timbultidak lama sebelum atau bersama-sama dengan permulaanhaid berlangsung untuk beberapa jam, walaupun beberapakasus dapat berlangsung beberapa hari. Sifat rasa nyeriialah kejang berjangkit, biasanya terbatas pada perutbawah, tetapi dapat menyebar kearah pinggang dan paha,bersamaan dengan rasa nyeri dapat dijumpai rasa mual,muntah, sakit kepala, diare, iritabilitas dan sebagainya(Calis, 2011).

2) Dysmenorrheasekunder

Dysmenorrheasekunder adalah nyeri haid yangberhubungan berbagai keadaan patologis di organgenitalia, misalnya endometriosis, radang pelvis, fibroid,adenomiosis, kista ovarium dan kongesti pelvis.Umumnya,dysmenorrhea sekunder tidak terbatas pada haid, kurangberhubungan dengan hari pertama haid, terjadi padaperempuan yang lebih tua (30-40 tahun) dan dapat disertai

dengan gejala yang lain (dispareunia, kemandulandanperdarahan yang abnormal)(Calis, 2011).

c. Penyebab dysmenorrhea primer

Disebut dysmenorrheaprimer jika tidak ditemukan

penyebab yang mendasarinya dan dysmenorrhea sekunderjika

penyebabnya adalah kelainan kandungan.

Dysmenorrhea primer sering terjadi, kemungkinan lebih

dari 50% wanita mengalaminya dan 15% diantaranya mengalami

nyeri yang hebat. Biasanya dysmenorrheaprimer timbul pada

masa remaja, yaitu sekitar 2-3 tahun setelah menstruasi

pertama.

Nyeri pada dysmenorrhea perimer diduga berasal dari

kontraksi rahim yang dirangsang oleh prostaglandin. Nyeri

dirasakan semakin hebat, ketika bekuan atu potongan jaringan

dari lapisan rahim melewati serviks (leher rahim), terutama jika

saluran serviksnya sempit.

Faktor lain yang biasa memperburuk dysmenorrhea

adalah:

1. Rahim yang menghadap ke belakang (Retroversi)

2. Kurang berolah raga

3. Stres psikis atau stres social.

Pertambahan umur dan kehamilan alan menyebabkan

menghilangnya dysmenorrhea primer. Hal ini diduga terjadi

karena adanya kemunduran saraf rahim akibat penuaan dan

hilangnya sebagia saraf pada akhir kehamilan. Perbedaan

beratnya nyeri tergantung pada kadar prostaglandin. wanita yang

mengalami dysmenorrhea memiliki kadar prostaglandin yang 5-

13 kali lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak

mengalami dysmenorrhea. Dysmenorrhea sangat mirip dengan

nyeri yang dirasakan wanita hamil yang mendapatkan suntikan

prostaglandin untuk merangsang persalinan20 tahun (Nugroho,

Utama, 2014).

d. Gejala dysmenorrheaprimer

Orang yang mengalami dysmenorrheaprimer terlihat

gejala-gejala umum seperti rasa tidak enak badan, lelah,

mual, muntah, diare, nyeri punggung bawah, sakit kepala,

kadang-kadang dapat juga disertai vertigo atau sensasi jatuh,

perasaan cemas, gelisah, hingga jatuh pingsan (Anurogo, 2011)

e. Ciri – ciri dysmenorrheaprimerCiri- ciri dysmenorrhea primer yaitu sebagai berikut :

a. Sering ditemukan pada usia muda

b. Nyeri sering timbul segera setelah dimulai haid teratur

c. Nyeri sering disertai mual, muntah, diare, kelelahan dan nyeri

kepala

d. Nyeri haid timbul mendahului haid dan meningkat pada hari

pertama atau kedua haid

e. Jarang ditemukan kelainan genetalia pada pemeriksaan

ginekologis.

f. Cepat memberikan respon terhadap pengobatan

medikamentosa (Manuaba, 2008).

f. Tingkat keluhan dysmenorrhea primerMenurut Manuaba (2008) berdasarkan tingkat

keluhannya dysmenorrhea terjadi atas tiga, yakni :

a. Ringan yaitudysmenorrhea berlangsung beberapa saat dan

dapat melanjutkan aktivitas sehari-hari.

b. Sedang yaitu membutuhkan obat penghilang rasa nyeri

tanpa perlu meninggalkan pekerjaannya.

c. Berat yaitu perlu istirahat beberapa hari dan dapat disertai

sakit kepala, sakit pinggang, diare bahkan sampai pingsan.

g. Faktor – faktor yang mempengaruhi dysmenorrheaprimer

Menurut Wiknjosastro (2005), beberapa faktor yang

memegang peranan sebagai penyebab dysmenorrheaprimer,

antara lain:

1. Faktor kejiwaan:

Pada gadis-gadis yang secara emosional tidak stabil, apalagi

jika mereka tidak mendapat penerangan yang baik tentang

proses haid, mudah timbul dysmenorrhea.Faktor kejiwaan

yang dapat terjadi adalah depresi, kecemasan, dan stres.

2. Faktor konstitusi:

Faktor ini, yang erat hubungannya dengan faktor tersebut

di atas, dapat juga menurunkan ketahanan terhadap rasa

nyeri. Faktor - faktor seperti anemia, penyakit menahun,

dan sebagainya dapat mempengaruhi timbulnya

dysmenorrhea.

3. Faktor obstruksi kanalis servikalis:

Pada wanita dengan uterus dalam hiperantefleksi

mungkin dapat terjadi stenosis kanalis servikalis, akan tetapi

hal ini sekarang tidak dianggap sebagai faktor yang

penting sebagai penyebab dysmenorrhea. Banyak wanita

menderita dysmenorrheatanpa stenosis servikalis dan tanpa

uterus dalam hiperantefleksi. Sebaliknya, terdapat banyak

wanita tanpa keluhan dysmenorrhea, walaupun ada stenosis

servikalis dan uterus terletak dalam hiperantefleksi atau

hiperretrofleksi. Mioma submukosum bertangkai atau polip

endometrium dapat menyebabkan dismenore karena otot-

otot uterus berkontraksi keras dalam usaha untuk

mengeluarkan kelainan tersebut.

4. Faktor endokrin:

Faktor endokrin mempunyai hubungan dengan soal tonus

dan kontraktilitas otot usus. Novak dan Reynolds yang

melakukan penelitian pada uterus kelinci berkesimpulan

bahwa hormon estrogen merangsang kontraktilitas uterus,

sedang hormon progesteron menghambat atau

mencegahnya. Tetapi, teori ini tidak dapat menerangkan

fakta mengapa tidak timbul rasa nyeri pada perdarahan

disfungsional anovulatoar, yang biasanya bersamaan

dengan kadar estrogen yang berlebihan tanpa adanya

progesteron. Penjelasan lain diberikan oleh Clitheroe dan

Pickles. Mereka menyatakan bahwa karena endometrium

dalam fase sekresi memproduksi Prostaglandin F2 yang

menyebabkan kontraksi otot-otot polos. Jika

jumlahprostaglandin yang berlebihan dilepaskan ke dalam

peredaran darah, maka selain dysmenorrhea, dijumpai pula

efek umum, seperti diare, nausea, muntah flushing.

5. Faktor alergi:

Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan adanya

asosiasi antara dysmenorrheadan urtikaria, migraine atau

asma bronkhiale. Smith menduga bahwa sebab alergi

ialah toksin haid. Penyelidikan dalam beberapa tahun terakhir

menunjukkanbahwa peningkatankadarprostaglandin

memegang peranan penting dalam etiologi

dysmenorrheaprimer.

h. Pencegahan dysmenorrhea menurut Anurogo (2011) :

1). Menghindari stres

2). Miliki pola makan yang teratur dengan asupan gizi yangmemadai, memenuhi standar 4 sehat 5 sempurna

3). Saat menjelang haid, sebisa mungkin menghindari makanan yangcenderung asam dan pedas

4). Istirahat yang cukup, menjaga kondisi agar tidak terlalulelah, dan tidak menguras energi secara berlebihan

5). Tidur yang cukup, sesuai standar keperluan masing-masing 6-8jam sehari. Lakukan olahraga ringan secara teratur.

I. Pengobatan

Menurut Nugroho, Utama (2014) untuk mengurangi rasanyeri bias diberikan obat anti peradangan non-steroid (misalnyaibuprofen, naproxen dan asam mefenamat). Obat ini akan sangatefektif jika mulai diminum 2 hari sebelum menstruasi dandilanjutkan sampai 1-2 hari menstruasi.

Selain dengan obat-obatan, rasa nyeri juga biasa dikurangidengan:

1. Istirahat yang cukup

2. Olah raga yang teratur (terutam berjalan)

3. Pemijatan

4. Yoga

5. Organisme pada aktivitas seksual

6. Kompres hangat di daerah perut.

Untuk mengatasi mual dan muntah bias diberikan obat anti

mual, tetapi mual dan muntah biasanya menghilang jika kramnya

telah teratasi. Gejala juga bias dikurangi dengan istirahat yang

cukup serta olah raga secara teratur.

Jika nyeri terus dirasakan dan mengganggu kegiatan

sehari-hari, maka diberikan pil KB dosis rendah yang mengandung

estrogen dan progesterone atau diberikan medroxiprogesteron.

Pemberian kedua obat tersebut dimaksudkan untuk mencegah

ovulasi (pelepasan sel telur) dan mengurangi pembentukan

prostaglandin, yang selanjunya akan mengurangi bertanya

dismenore. Jika obat ini juga tidak efektif, maka dilakukan

pemeriksaan tambahan (misalnya laparaskopi).

Jika dysmenorrhea sanga berat bias dilakukan ablsio

endometrium, yaitu suatu prosedur dimana lapisan rahim dibakar

atau diuapkan dengan alat pemanas. Pengobatan untuk

dysmenorrhea sekunder tergantung kepada penyebabnya.

j. Kalsifikasi nyeriMenurut barbara (2001) tingkatan nyeri terdiri dari :

1. Tidak nyeri (skala 0) dengan kriteria klien tidak mengalami

kesakitan ditandai dengan :

a. Wajah berseri

b. Tampak tenang

2. Nyeri ringan (skala 1, 2, 3), klien mengatakan denga nyeri

kriteria :

a. Melilit

b. Terpukul

c. Gatal

d. Kesemutan

e. Nyut – nyutan

3. Nyeri sedang (skala 4, 5, 6), klien merasakan nyeri dengan

kriteria :

a. Tertekan

b. Tergesek

c. Kram

d. Perih

e. Kaku

f. Mules

4. Nyeri berat (skala 7, 8, 9), klien merasakan sangat nyeri sudah

mulai ada perubahan dengan perasaan terbakar dan tertusuk

– tusuk. Sangat nyeri (skala 10), klien merasakan sangat nyeri,

tidak terkontrol perubahan sensorik, sampai mual muntah

dapat membuat seseorang pingsan karen tidak dapat

menahan diri.

k. Alat ukur dysmenorrhea primer

Derajat nyeri dysmenorrhea primer menggunakan NRS

(Numeric Rating Scale) yang diisi pada saat mengalami

dysmenorrhea berdasarkan rasa nyeri yang dirasakan sebelum

mendapatkan terapi atau obat pereda nyeri.NRS dibagi

menjadi skala 0 atau tidak nyeri (tidak ada keluhan nyeri

menstruasi/kram pada perut bagian bawah), skala 1-3 nyeri

ringan (terasa kram perut bagian bawah, masih dapat ditahan,

masih dapat melakukan aktivitas, masih dapat berkonsentrasi

belajar), skala 4-6/nyeri sedang (terasa kram pada perut

bagian bawah, nyeri menyebar ke pinggang, kurang nafsu

makan, sebagian aktivitas terganggu, sulit/susah beraktivitas

belajar), skala 7-9/nyeri berat (terasa kram berat pada perut

bagian bawah, nyeri menyebar ke pinggang, paha, atau

punggung, tidak ada nafsu makan, mual, badan lemas, tidak kuat

beraktivitas, tidak dapat berkonsentrasi belajar), dan skala

10/nyeri tak tertahankan (terasa kram yang berat sekali pada

perut bagian bawah, nyeri menyebar ke pinggang, kaki, dan

punggung, tidak mau makan, mual, muntah, sakit kepala,

badan tidak ada tenaga, tidak bisa berdiri atau bangun dari

tempat tidur, tidak dapat beraktivitas, terkadang sampai

pingsan).

2. Tinjauan tentang stres

a. Definisi

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka,

2007) yang dimaksud dengan stres adalah gangguan atau

kekacauan mental dan emosional yang disebabkan oleh faktor

luar atau ketegangan. Stres adalah suatu kondisi atau

keadaan tubuh yang terganggu karena tekanan psikologis

(Wulandari, 2010).

Stres merupakan suatu respon individu terhadap

keadaan atau kejadian yang dapat mengancam dan mengganggu

kemampuan seseorang untuk menanganinya (Santrock, 2011).

Stres merupakan suatu respon individu terhadap

keadaan atau kejadian yang dapat mengancam dan mengganggu

kemampuan seseorang untuk menanganinya (Santrock, 2011).

b. Sumber stres (stressor)

Stressor adalah sumber stres yang dipersepsi seseorang

atau sekelompok orang yang memberi tekanan/cekaman terhadap

keseimbangan diri mereka.

c. Tingkatan stres

a. Stres normal

Stres normal yang merupakan bagian alamiah dari

kehidupan. Misalnya merasakan detak jantung yang lebih

keras setelah beraktivitas, kelelahan setelah mengerjakan

tugas, takut tidak lulus ujian (Crowford & Henry, 2003).

b. Stres ringan

Stresor yang dihadapi yang bisa berlangsung

beberapa menit atau jam. Contohnya adalah dimarahi dosen,

kemacetan. Stresor ini dapat menimbulkan gejala, antara lain

kesulitan bernafas, bibir kering, lemas, keringat berlebihan

ketika temperatur tidak panas, takut tanpa ada alasan yang

jelas merasa lega jika situasi berakhir (Psychology

Foundation of Australia, 2010).

c. Stres sedang

Stres yang berlangsung beberapa jam sampai

beberapa hari. Misalnya perselisihan yang tidak dapat

diselesaikan dengan seseorang. Stresor ini dapat

menimbulkan gejala yaitu, mudah merasa letih, mudah

marah, sulit untuk beristirahat, mudah tersinggung,gelisah

(Psychology Foundation of Australia, 2010)

d. Stres berat

Situasi kronis yang dapat terjadi dalam beberapa

minggu, seperti perselisihan dengan dosen atau teman

secara terus menerus, penyakit fisik jangka panjang

dan kesulitan finansial. Stresor ini dapat menimbulkan

gejala yaitu, merasa tidak kuat lagi untuk melakukan

kegiatan, mudah putus asa, kehilangan minat akan segala

hal, merasa tidak dihargai, merasa tidak ada hal yang bisa

diharapkan di masa depan (Psychology Foundation of

Australia, 2010).

e. Stres sangat berat

Situasi kronis yang dapat terjadi dalam beberapa

bulan dan dalam kurun waktu yang tidak dapat ditentukan.

Biasanya seseorang untuk hidup cenderung pasrah dan

tidak memiliki motivasi untuk hidup. Seseorang dalam

tingkatan stres ini biasanya teridentifikasi mengalami depresi

berat kedepannya (Psychology Foundation of Australia,

2010).

d. Penyebab stress

Stres pada remaja dapat disebabkan oleh banyak hal,diantaranya stres dapat dipicu karena siswi kehilangan ataubertengkar dengan pacar atau orang yang disayangi bisamembuat remaja menjadi depresi dan stres jika terlalu dipikirkan.

Kemudian stres yang dialami oleh remaja juga bisa terjadi akibatkonflik di dalam keluarga, masalah prestasi sekolah ataukegagalan. Kehidupan sekolah juga menjadi salah satu faktorutama penyebab stres pada remaja (Hawari, 2008).

Jika seseorang mengalami stres, maka tubuh akanmemproduksi hormon adrenalin, estrogen dan prostaglandinyang berlebihan. Estrogen dapat menyebabkan peningkatankontraksi uterus secara berlebihan. Peningkatan kontraksisecara berlebihan ini menyebabkan otot tubuh tegangtermasuk otot rahim dan dapat menjadikan nyeri ketikamenstruasi. Zat kimia yang bernama prostaglandindinyatakan dapat meningkatkan dysmenorrhea. Bila kadarprostaglandin berlebih, maka kontraksi rahim pada masahaid bertambah sehingga terjadi nyeri yang hebat.Sedangkan kontraksi uterus yang terus menerusmenyebabkan suplay darah ke uterus terhenti dan dapat terjadidysmenorrhea (Isnaeni, 2010).

Stres merupakan gangguan pada tubuh dan pikiranyang disebabkan oleh perubahan dan tuntunan kehidupanyang dipengaruhi baik oleh lingkungan ataupun penampilanindividu didalam lingkungan tersebut (Sunaryo, 2013).

e. Gejala stres

Gejala yang sering ditemukan pada orang yang mengalami

stres menurut Wangsa (2010) adalah:

1) Gejala psikologis : kecemasan, ketegangan, kebingungan

dan mudah tersinggung, perasaan frustasi, marah,

perasaan terkucil dan terasing, kehilangan konsentrasi,

kehilangan kreativitas serta menurunnya rasa percaya diri.

2) Gejala fisiologis : jantung berdebar-debar, muka pucat,

gangguan gastrointestinal, gangguan pernafasan, gangguan

pada kulit (timbul jerawat, kedua telapak tangan dan kaki

berkeringat), sering buang air kecil, mulut dan bibir terasa

kering, sakit kepala, sakit pada punggung bagian bawah,

ketegangan otot serta gangguan tidur.

3) Gejala perilaku : menunda dan menghindari pekerjaan,

menurunnya prestasi, perilaku makan yang tidak normal yang

mengarah ke obesitas dan penurunan berat badan, serta

menurunnya kualitas hubungan inter personal dengan

keluarga dan teman.

f. Faktor- faktor yang memepengaruhi stres

Faktor-faktor yang menyebabkan stres berasal dari

rangsangan fisik, psikologis, atau dapat keduanya. Stres fisik

disebabkan oleh exposure stresor yang berbahaya bagi jaringan

tubuh misalnya terpapar pada keadaan dingin atau panas,

penurunan konsentrasi oksigen,infeksi, luka/injuries, latihan fisik

yang berat dan lama, dll. Sedangkan pada stres psikologis

misalnya pada perubahan kehidupan, hubungan sosial, perasaan

marah, takut, depresi (Sherwood, 2009).

g. Pencegahan

Tingkat stres juga dapat diatasi dengan mempersiapkan

diri menghadapi stressor, misalnya dengan cara melakukan

perbaikan diri secara psikis atau mental, fisik dan sosial.

Perbaikan diri secara psikis atau mental yaitu dengan

pengenalan diri lebih lanjut, penetapan tujuan hidup yang

lebih jelas, pengaturan waktu yang baik. Perbaikan diri secara

fisik dengan menjaga tubuh tetap sehat yaitu dengan

memenuhi asupan gizi yang baik, olahraga teratur, istirahat

yang cukup. Perbaikan diri secara sosial dengan melibatkan diri

dalam suatu kegiatan, acara, organisasi dan kelompok social

(Chomaria, 2009).

Strategi menghadapi stres antara lain dengan

mempersiapkan diri menghadapi stresor dengan cara

melakukan perbaikan diri secara psikis/mental, fisik dan sosial.

Perbaikan diri secara psikis/mental yaitu dengan pengenalan diri

lebih lanjut, penetapan tujuan hidup yang lebih jelas, pengaturan

waktu yang baik. Perbaikan diri secara fisik dengan menjaga

tubuh tetap sehat yaitu dengan memenuhi asupan gizi yang baik,

olahraga teratur, istirahat yang cukup. Perbaikan diri secara sosial

dengan melibatkan diri dalam suatu kegiatan, acara, organisasi

dan kelompok sosial. Mengelola stres merupakan usaha

untuk mengurangi atau meniadakan dampak negatif stresor.

h. Penatalaksanaan Stres

Strategi menghadapi stres antara lain dengan

mempersiapkan diri menghadapi stresor dengan cara

melakukan perbaikan diri secara psikis/mental, fisik dan

sosial. Perbaikan diri secara psikis/mental yaitu dengan

pengenalan diri lebih lanjut, penetapan tujuan hidup yang lebih

jelas, pengaturan waktu yang baik. Perbaikan diri secara

fisik dengan menjaga tubuh tetap sehat yaitu dengan memenuhi

asupan gizi yang baik, olahraga teratur, istirahat yang cukup.

Perbaikan diri secara sosial dengan melibatkan diri dalam suatu

kegiatan, acara, organisasi dan kelompok sosial. Mengelola

stres merupakan usaha untuk mengurangi atau meniadakan

dampak negatif stresor.

Dalam mengelola stres dapat dilakukan beberapa

pendekatan antara lain:

1). Pendekatan farmakologi; menggunakan obat-obatan yang

berkhasiat memulihkan fungsi gangguan neurotransmiter

disusunan syaraf pusat otak (sistem limbik). Sebagaimana

diketahui sistem limbik merupakan bagian otak yang

berfungsi mengatur alam pikiran, alam perasaan dan

perilaku seseorang. Obat yang sering dipakai adalah

obat anti cemas (axiolytic) dan anti depresi (anti

depressant).

2). Pendekatan perilaku; mengubah perilaku yang menimbulkan

stres, toleransi atau adaptabilitasterhadapstres,

menyeimbangkan antara aktivitas fisik dan nutrisi,serta

manajemen perencanaan, organisasi dan waktu.

3). Pendekatan kognitif; mengubah pola pikir individu, berpikir

positif dan sikap yang positif, membekali diri dengan

pengetahuan tentang stres, menyeimbangkan antara

aktivitas otak kiri dan kanan, serta hipnoterapi.

4). Relaksasi; upaya untuk melepas ketegangan. Ada 3

macam relaksasi yaitu relaksasi otot, relaksasi kesadaran

indera dan relaksasi melalui yoga, meditasi maupun

transendensi/keagamaan. (Chomaria, 2009).

i. Alat ukur tingkat stres

Alat ukur yang digunakan tngkat stress adalah Dass

42.Tingkat stres adalah hasil penilaian terhadap berat ringannya

stres yang dialami seseorang. Tingkatan stres ini bisa diukur

dengan banyak skala. Antaranya adalah dengan menggunakan

Depression Anxiety Stres Scale 42 (DASS 42) atau lebih

diringkaskan sebagai Depression Anxiety Stres Scale 21 (DASS

21) oleh Lovibond & Lovibond (1995). Psychometric Properties of

The Depression Anxiety Stres Scale 42 (DASS) terdiri dari 42 item

dan Depression Anxiety Stres Scale 21 terdiri dari 21 item. DASS

adalah seperangkat skala subjektif yang dibentuk untuk mengukur

status emosional negatif dari depresi, kecemasan dan stres. DASS

42 dibentuk tidak hanya untuk mengukur secara konvensional

mengenai status emosional, tetapi untuk proses yang lebih lanjut

untuk pemahaman, pengertian, dan pengukuran yang berlaku di

manapun dari status emosional, secara signifikan biasanya

digambarkan sebagai stres. DASS dapat digunakan baik itu oleh

kelompok atau individu untuk tujuan penelitian.

DASS adalah kuesioner 42-item yang mencakup tiga laporan

diri skala dirancang untuk mengukur keadaan emosional negatif

dari depresi, kecemasan dan stres. Masing-masing tiga skala berisi

14 item, dibagi menjadi sub-skala dari 2-5 item dengan penilaian

setarakonten. Skala Depresi menilai dysphoria, putus asa,

devaluasi hidup,sikap meremehkan diri, kurangnya minat /

keterlibatan, anhedonia, dan inersia. Skala Kecemasan menilai

gairah otonom, efek otot rangka, kecemasan situasional, dan

subjektif pengalaman mempengaruhi cemas. Skala Stres (item)

yang sensitif terhadap tingkat kronis non-spesifik gairah. Ini menilai

kesulitan santai, gairah saraf, dan yang mudah marah/gelisah,

mudah tersinggung / over-reaktif dan tidak sabar.

B. Landasan Teori

Bebarapa perempuan mengalami sakit dan kram saat haid

berlangsung. Rasa sakit biasanya terjadi di perut bagian bawah. Ada

dua jenis dysmenorrhea. Bila rasa sakit tidak disertai adanya riawayat

infeksi pada panggul atau keadaan panggul normal, dinamakan

dysmenorrheaprimer. Gejalanya ditandai dengan muntah, mual, sakit

kepala, nyeri punggung dan pusing. Penyebab yang pasti belum

diketahui. Para ahli menduga rasa sakit disebabkan kontraksi otot

dinding rahim. Dari kasus sakit haid yang dialami perempuan, 75%

kasus merupakan dysmenorrheaprimer..

Dysmenorrhea adalah nyeri haid yang dapat dibedakan dengan

dysmenorrhea primer dan dysmenorrheasekunder.

Dysmenorrheaprimer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa adanya

kelainan terapi yang diberikan dapat berupa konseling, pereda rasa

nyeri dan terapi hormonal. Sedangkan dysmenorrhea sekunder

disebabkan oleh kelainan ginekologik seperti salpingitis,

endrometriosis dan lain-lain sehingga penanganannya tergantung dari

penyebab (Maryanti, Septikasari, 2009).

Salah satu faktor yang paling dekat dengan mahasiswa

adalah stres. Stres merupakan salah satu fator psikologis manusia

di mana faktor ini dapat menyebabkan suplai darah tidak lancar

sehingga terjadi defisiensi oksigen di uterus dan meningkatkan

produksi serta merangsang sekresi prostaglandin (PGs) di uterus

(Silvana, 2012).

Stres merupakan suatu respon fisiologis, psikologis dan

perilaku dari manusia yang mencoba untuk mengadaptasi dan

mengatur baik tekanan internal dan eksternal. Stres yang

berkelanjutan dapat menyebabkan depresi.

C. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka teori modifikasi Wiknjosastro, 2005

DYSMENORRHEA

Dysmenorrheaprimer

Faktor-faktor yangmempengaruhi dismenoreprimer :

1. Faktor kejiwaan :

(stress)2. Faktor konstitusi :

( anemia danpenyakit menahun)

3. Faktor obstruksi

4. Faktor endokrin

5. Faktor alergi

Dismenorrheasekunder

D. Kerangka konsep

Berdasarkan pemikiran di atas, maka kerangka konsep penelitian ini

sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Keterangan :

= Variabel Terikat (Dependen)

= Variabel Bebas (Independen)

Gambar 2. 2 Bagan Kerangka Konsep Penelitian

E. Hipotesis penelitian

Tingkat Stres

Tingkat Stres Kejadian

DysmenorrheaPrimer

Ha : Tidak ada hubungan tingkat stres dengan kejadian

dysmenorrheaprimer pada remaja putri di SMAN 8 Kendari Tahun

2018

H₀: Ada hubungan tingkat stres dengan kejadian dysmenorrheaprimer

pada remaja putri di SMAN 8 Kendari Tahun 2018.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. JenisPenelitian

Jenispenelitianiniadalahpenelitian yang bersifatobservasional

analitikdenganmenggunakandesaincross sectional study dimana

variabel-variabel yang termasuk faktor resiko dan variabel-variabel

yang termasuk efek diobservasi sekaligus padawaktu yang sama

(Notoatmodjo, 2010).

Dalampenelitianinipenulisinginmelihathubungantingkat stress

terhadapdysmenorrheaprimer padaremaja putri kelas X dan XI di

SMAN 8 Kendari

RemajaPutri

Gambar 3.1 Skemarancanganpenelitian cross sectional (Notoatmodjo,

2010)

B. Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas X dan XI di SMAN 8

Kendari pada bulan mei 2018

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja putri

kelas X dan XI di SMAN 8 Kendari sebanyak 219 sisiwi.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini sebanyak 219 orang remaja

putrid di SMAN 8 Kendari.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Sampling adalah suatu cara yang ditempuh dengan

pengambilan sampel yang benar-benar sesuai dengan

keseluruhan objek penelitian (Nursalam, 2008). Teknik

pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah stratified random

Stres (+) Stres (-)

Dismenorrheaprimer(+)

Dismenorrheaprimer(-)

Dismenorrheaprimer(-)

Dismenorrheaprimer(+)

sampling yaitu teknik pengambilan sampel bedasarkan kelas

(tingkat) (Sastroasmoro,2010). Dengan rumus berdasarkan yaitu :

NZ2pq

d2 (N- 1) + Z2pq

keterangan :

n : besarnya sampel

N :populasi

d : tingkat kepercayaan yang diinginkan (0.05%)

Z : derajat kemaknaan dengan nilai (1,96)

p :perkiraan populasi yang diteliti(0,05)

q :proporsi populasi yang tidak di hitung (1-p)

(Notoatmodjo, 2010)

n = 219(1,96 )0,05.0,95(0,05²). 218 + (1,96 ). 0,05.0,95n = 841.3 0,05.0950,545 + 3,8416.0,475

= 39,970,545 + 0,182n = 39,970,72n = 55,5

Jadi total jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 55 siswi

SMAN 8 Kendari. Dari sampel 55 orang maka untuk menentukan

sampel tiap kelas menggunakan rumus sebagai berikut :

=Keterangan :

: besar sampel yang diambil berdasarkan strataN : besar populasi yang diteliti berdasarkan strataN : besar populasin : besar sampel yang di ambil

Dari jumlah populasi sebanyak 219 orang, maka sampel

penelitian tiap kelas sebagai berikut := 55 = 29 orang

= 55 = 26 orang

Jadi sampel untuk kelas X diambil sebanyak 29 orang dan

untuk kelas XI diambil sebanyak 26 orang.

D. Variabel penelitian

Variabel penelitian ini adalah:

1. Variabel terikat (Dependen) yaitu dysmenorrheaprimer

2. Variabel Bebas (independen) yaitu tingkat stress

E. Definisi Operasioanal dan Kriteria Objektif

1. Dysmenorrheaprimer

Dysmenorrhea primer adalah nyeri saat haid yang dapat

dirasakan pada bagian perut bawah atau pada bagian pinggang

tanpa adanya kelainan pada alat kandungan.

Instrument pengumpulan data yang digunakan daalm

penelitian ini menggunakan kuesioner NRS (Numeric Rating

Scale). NRS (Numeric Rating Scale) dibagi menjadi skala 0 atau

tidak nyeri, skala 1-3/nyeri ringan, skala 4-6/nyeri sedang, skala

7-9/nyeri berat, skala 10/nyeri tak tertahankan.

Kriteria objektif

a. Tidak nyeri : 0

b. Nyeri ringan : 1-3

c. Nyeri sedang : 4-6

d. Nyeri berat : 7-9

e. Nyeri tak terhankan : 10

2. Tngkat stres

Stres adalah suatu kondisi atau keadaan tubuh yang

terganggu karena tekanan psikologis.

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan lembar kuesioner DASS 42 dan

lembar wawancara (interview). Kuesioner merupakan suatu

pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada

responden dengan harapan memberikan respon atas daftar

pertanyaan tersebut. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner

Depression Anxiety Stress Scale(DASS) yang berisi 42

pertanyaan untuk mengetahui tingkat stress.

Kriteria objektif

1. Normal : 9-14

2. Stres ringan : 15-18

3. Stres sedang : 19-25

4. Stres berat : 26-33

5. Sangat berat :≥34

F. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

a. Jenis data

Menurut Setiawan dan Saryono (2010), data yang

diperoleh, terbagi atas dua jenis data, yaitu:

b. Data primer

Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari

responden yang menjadi objek dalam penelitian ini. Data primer ini

yaitu seluruh siswa yang mengalami dyismenorrhea primer.

c. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari institusi yang

telah mengumpulkan datanya dan data sudah ada, digunakan

untuk mendukung data primer. Data sekunder yaitu data yang

diambil dari data jumlah siswi kelas X dan XI di SMAN 8 Kendari.

d. Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan

yang telah disusun pada kuesioner kepada responden,

selanjutnya akan dijawab oleh responden.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan

untuk pengumpulan data (Notoatmodjo,2010). Alat ukur yang

digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner yaitu daftar

pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang,

dimana responden (dalam hal angket) dan interview (dalam hal

wawancara) tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan

tanda-tanda tertentu (Notoatmodjo, 2010).

H. Alur Penelitian

Setelah mendapat Surat Izin dari KampusPeneliti melaksanakan studi pendahuluandengan tujuan mencari permasalahanyang muncul berkaitan tentangDysmenorrhea prymer

Pengumpulan data akan dilakukan penelitisendiri

Data diperoleh dengan membagikankuesioner kepada responden dandilakukan pengisian kuesioner

Penelitimengecekkembali kelengkapankuesioner yang telah diisi oleh respondendan apabila ada jawaban yang belumlengkap maka peneliti akan memintaresponden untuk melengkapinya

Gambar 3.2 Alur penelitian

I.Pengolahan Data

Menurut Arikunto(2010) setelah dilakukan pengumpulan data,

maka selanjutnya data tersebut diolah dengan cara :

1. Editing

Yaitu mengoreksi kesalahan-kesalahan dalam

pengisian atau pengambilan data. Pada tahap ini

dikumpulkan untuk dilakukan pengecekan nama dan

identitas responden, mengecek kelengkapan data dengan

istrumen pengumpulan data. Setelah diperiksa ternyata

responden telah mengisi dengan benar dan semua item

pertanyaan sudah dijawab dengan benar.

2. Coding

Yaitu mengklasifikasikan jawaban menurut macamnya

dengan memberikan kode tertentu. Pada tahap ini data yang

Pengolahan Data

Analisis Data

Penyajian Data

diperoleh diberikan angka-angka untuk memudahkan pengenalan

data.

3. Processing

Yaitu setalah kuesioner terisi penuh dan juga sudah

melewati tahapan pengkidingan, maka langkah selanjutnya adalah

memproses data dengan cara mengantri data dalam kuesioner

kedalam paket program computer.

4. Cleaning

Yaitu merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang

sudah dientri, apakah ada kesalahan atau tidak saat memasukan

data ke computer.

J. Analisis Data

1. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan terhadap setiap variabel yang

diteliti. Selanjutnya data yang telah diolah dari kuesioner

dimasukkan kedalam tabel distribusi frekuensi, kemudian di

persentase ke tiap-tiap kategori dengan menggunakan rumus

(Icham, 2008) sebagai berikut:

= 100%Keterangan :

p= Proporsi

f = jumlah karakteristik dari jumlah penelitian

n = jumlah sampel

2. Analisa Bivariat

Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis denganmenentukan hubungan antar variabel independen dan dependenmelalui uji Chi-Squaer Tes (X²), untuk melihat hasil kemaknaanperhitungan statistik antara 2 variabel digunakan bataskemaknaan 0,05% (95%) (p <0,05), karena pada umumnyapenelitian-penelitian dibidang pendidikan menggunakan tarafsignifikan 0,05 (Arikunto, 2010).

Rumus :x² = ∑[( ) ]Keterangan :

X²= Chi-Squaer test

O = Frekuensi observasi

E = Frekuensi harapan

Adapun ketentuan yang dipakai pada uji statistik ini adalah :

a. Ho diterima, jika x2 hitung < x2 (jika P value > 0,05) tabel

artinya tidak ada hubungan antara variabel yang diteliti

dengan tingkat stress dengan kejadian dysmenorrhea prymer.

b. Ha ditolak, jika x2 hitung ≥ x2 tabel (jika P value < 0,05) artinya

ada hubungan antara variabel yang diteliti dengan tingkat

stress dengan kejadian dysmenorrhea prymer.

K. Penyajian Data

Penyajian data pada penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel

distribusi frekunsi disertai penjelasan – penjelasan atau dinarasikan.

L. Etika Penelitian

1. Lembar Persetujuan (Informed concent)

Peneliti akan memberikan lembar persetujuan kepada responden.

Sampel yang akan menjadi responden bersedia menandatangani

lembar persetujuan, dan bagi responden yang menolak, peneliti

tetap menghormati dan menghargai haknya dan tidak akan

dipaksa.

2. Tanpa Nama (Anonymous)

Peneliti akan menjaga kerahasiaan reponden dengan tidak

mencantumkan nama responden tetapi hanya memberi kode

tertentu untuk setiap responden.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan informasi diberikan oleh responden dijamin oleh

peneliti dan hanya sekelompok data yang dilaporkan dalam

penelitian.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SMA Negeri 8 Kendari terletak di tengah-tengah pusat

pengembangan pemukiman Kota Kendari, tepatnya di Kelurahan

Nambo Kecamatan Abeli. Wilayahnya termasuk daerah

pengembangan kota, sehingga SMA Negeri 8 Kendari berpontensi

untuk dijadikan sebagai salah satu sekolah unggulan. Hal tersebut

berdasar pada luas lahan yang cukup untuk pengembangan sarana

dan prasarana sekolah yang berstandar nasional bahkan

internasional. Kelurahan Nambo Kecamatan Abeli merupakan daerah

bagian Timur dan berjarak ± 10 km dari pusat Kota Kendari. Daerah

ini merupakan pusat pengembangan Kawasan Perekonomian Kota

Kendari dan pusat pengembangan pemukiman penduduk Kota

Kendari. Untuk pengembangan wilayah, transportasi darat memang

sangat strategis dan dibutuhkan, namun sarana ini relatif mahal dan

kurang memadai, hal ini dilihat dari kondisi jalan darat yang sudah

bagus. Kendaraan roda empat dan roda dua merupakan kendaraan

yang banyak dimiliki masyarakat.

Dalam bidang pendidikan sudah terdapat sekolah dari

Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Menengah. Mutu pendidikan

pada umumnya masih tegolong sedang. Hal ini berkaitan eratdengan mata pencaharian penduduk yang sebagian besar adalahwiraswasta.

1. Identitas Kepala Sekolah

2. Keadaan Siswa

KeadaanSiswa

TahunPelajaran Kelas X Kelas

XIKelas

XII Jumlah

JumlahSiswa

2013/2014 132 124 116 372

2014/2015 146 133 125 404

2015/2016 224 138 132 494

2016/2017 222 219 131 571

2017/2018 197 186 203 587

Jumlah 2013/2014 5 4 4 13

RombonganBelajar

2014/2015 4 4 4 12

2015/2016 7 4 4 15

2016/2017 7 7 4 18

2017/2018 7 7 7 21

3. Keadaan Guru

KualifikasiPendidikan

Jumlah

Guru TetapJumlahGuruTidak tetap

S 3 1

S 2 5

S 1 29 10

Jumlah 35 10

4. Prasarana Belajar, Penunjang dan Kantor

NoJenis

RuanganLuas(m2) Jumlah

TotalLuas(m2)

Ket.

1. Kelas/Teori 72 15 1.296 3 rusakringan

2. Laboratorium IPA

a. Lab. Fisika 120 1 120 RusakRingan

b. Lab. Kimia 20 1 120 Baik

c. Lab. Biologi 120 1 120 Rusak

Ringan

d. Lab. Komputer 120 1 120 Baik

3. FasilitasOlahRaga

a.LapanganBasket 1

b. Lapangan BuluTangkis 1

c. Lapangan Volly 1

4. Perpustakaan 120 1 120 Baik

5. Ruang BK 16 1 12 Sementara

6. Ruang OSIS/UKS 16 1 16 RusakRingan

7. Kantin 60 1 60 Darurat

8. WC Siswa 2,25 5 12,5 RusakRingan

9. Masjid 140 1 140 Baik

10. Tempat Parkir 28 1 28 RusakBerat

11. Ruang KepalaSekolah 16 1 16 Baik

12. Ruang WakilKepala Sekolah 16 1 16 Baik

13. Ruang TataUsaha 12 1 12 Baik

14. Kamar Mandi /WC 2,25 2 5 Rusak

Ringan

5. Tanah Sekolah SMA Negeri 8 Kendari

Status : : Milik Negara

Luas Tanah : : 11.000 m2

LuasBangunan : : 1.296 m2

B. Hasil Penelitian

1. Karaterisik Responden

a. Umur

Umur adalah satuan waktu yang mengukur waktukeberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupunyang mati. Semisal umur manusia dikatakan lima belas tahun diukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu dihitung (Elvan, 2012).Distribusi responden menurut kelompok umur di sajikan dalamtabel berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Responden Kelas X danXI Di SMAN 8 Kendari Tahun 2018

Umur (Tahun) Jumlah (n) Persen(%)

15 21 38,2

16 20 36,4

17 14 25,5

Total 55 100,0

Sumber : Data Primer, diolah juni 2018

Tabel 4.1 menunujukkan bahwa distribusi respodenberdasarkan umur responden yang paling banyak adalah umur 15tahun sebanyak 21 orang (38,2%), responden urutan keduaadalah umur 16 tahun sebnayak 20 orang (36,4%) dan respondenyang paling sedikit adalah umur 17 tahun sebanyak (25,5%).

b. Tingkat Kelas

Tingkat kelas adalah salah satu faktor yang mempengaruhiresponden dalam befikir. Semakin tinggi tingkat kelas maka makinmudah menerima sesuatu yang sifatnya baru dan lebih terampilserta lebih dinamis terhadap setiap perubahan (Andriani, 2010).

Distrisbusi responden menurut tingkatan kelas disajikandalam tabel berikut :

Tabel 4.2. Distribusi Tingkat Kelas Responden kelas X dan XIdi SMAN 8 Kendari Tahun 2018

Tingkat kelas Jumlah (n) Persen(%)

X 29 52,7

XI 26 47,3

Total 55 100,0

Sumber : Data Primer, diolah Juni 2018

Tabel 4.2 menunujukkan bahwa jumlah responden masing –masing kelas yang paling banyak adalah kelas X sebanyak 29orang (52,7%). Dan yang paling sedikit kelas XI sebanyak 26 orang(47,3%).

2. Analisis Univariat

a. Tingkat Stres

Tingkat stres siswi kelas X dan XI SMAN 8 Kendari dapatdilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3 Distribusi Responden Menurut Tingkat Stres KelasX dan XI Di SMAN 8 Kendari Tahun 2018

Tingkat Stres Jumlah (n) Persen (%)

Normal 2 3,6

Stres ringan 20 36,4

Stres sedang 31 56,4

Stres berat 2 3,6

Stres sangat berat 0 0,0

Total 55 100,0

Sumber : Data Primer, diolah juni 2018

b. Dysmenorrhea Primer

Dysmenorrhea primer siswi kelas X dan XI SMAN 8 Kendaridapatdlihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4 Distribusi Responden Menurut DysmenorrheaPrimer kelas X dan XI Di SMAN 8 Kendari Tahun2018

DysmenorrheaPrimer

Jumlah (n) Persen (%)

Tidak nyeri 9 16,4

Nyeri ringan 28 52,7

Nyeri sedang 14 25,5

Nyeri berat 3 5,5

Total 55 100,0

Sumber : Data Primer, diolah juni 2018

3. Analisis Bivariat

Hubungan antar variabel penenlitian di analisis denganmenggunakan tabulasi silang (Crosstab) antara variabel independenyakni tingkat stres dengan variabel dependen yakni dismenorreaprimer sesuai dengan tujuan penelitian. Hasil tabulasi silang antaravariabel independen dan variabel dependen akan disajikan padatabel berikut :

Tabel 4.5 Hubungan Tingkat Stres Dengan KejadianDysmenorrhea Primer Pada Remaja Putri

Tingkatstress

DysmenorrheaPrimerTotal P

valueTidak

nyeriNyeriringan

Nyerisedang

Nyeri

BeratNyeri TakTerhankan

n % n % n % n % n % n % 0,002

Normal 1 50,0 1 50,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 2 100,0

Stresringan

8 40,0 11 55,0 1 5,0 0 0,0 0 0,0 20 100,0

Stres 0 0,0 17 54,8 11 35,5 3 9,7 0 0,0 31 100,0

Sumber : Data Primer, diolah juni 2018

Tabel 4.5 diatas menunujukkan bahwa dari 55 responden siswiSMAN 8 kendari yang diteliti, tidak stres sebanyak 2 responden (100,0),stres ringan sebanyak 20 responden (100,0), stres sedang sebanyak 31responden (100,0), stres berat sebanyak 2 responden (100,0) dan stressangat berat 0 responden (0,0). Hasil uji statistik chi – square 0,002berarti bahwa ada hubungan tingkat stres dengan kejadiandysmenorrhea primer.

C. Pembahasan

setelah melakukan penelitian tentang dysmenorrhea primerpada siswi remaja putri kelas X dan kelas XI di SMAN 8 Kendari makavariabel yang diteliti dapat dibahas seperti berikut.

Hasil penelitian dari 55 orang responden remaja putri siswikelas X dan kelas XI SMAN 8 Kendari mempunyai tingkat stres yangberbeda-beda. Berdasarkan nilai tersebut dapat dikatakan bahwabanyak siswi yang mengalami stres sedang.

Hasil penelitian ini didukung olehPriyanti dan Mustikasari(2017)dengan hasil penelitiannya yang menunjukkan adanya hubunganyang signifikan antaraHubungan tingkat stress dengan terhadapdysmenorrhea di madrasah aliyah mamba’ul ulum awing-awangmojosari mojokerto.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yangdilakukan olehPriyanti dan Mustikasari(2017)yang menunjukkan adahubungan bermaknaantaraHubungan tingkat stress denganterhadapdysmenorrhea di madrasah aliyah mamba’ul ulum awing-awang mojosari mojokerto.Hasilmenunjukkan bahwa responden yangtidak stres atau normal terdiri dari 18 responden (39,1%) dan mayoritasresponden yang mengalami dysmenorrhea sebanyak 29orangresponden (63,0%).

Dysmenorrhea adalah nyeri haid yang dapat dibedakan dengandysmneorrhea primer dan dysmenorrhea sekunder.Dysmenorrhea

sedang

Stresberat

0 0,0 0 0,0 2 100,0 0 0,0 0 0,0 2 100,0

Total 9 16,4 29 52,7 14 25,5 3 5,5 0,0 0,0 55 100,0

primer adalah nyeri haid yang dijumpai tanpa adanya kelainan, terapiyang diberikan dapat berupa konseling, pereda rasa nyeri dan terapihormonal. Sedangkan dysmrnorrhea sekunder adalah kelainanginekologik seperti salpingitis, endometriosis dan lain – lain sehinggapenanganannya tergantung dari penyebab (Maryanti, Septikasari,2009).

Salah satu penyebab dysmenorrhea adalah faktor psikis.Salah satu faktor psikis tersebut adalah stres (Wijayanti, 2009). Stresdapat mengganggu kerja sistem endokrin. Sistem endokrin tergangguketika endometrium dalam fase sekresi memproduksi prostaglandinF2 yang menyebabkan kontraksi otot-otot polos sehingga dapatmenyebabkan rasa sakit saat menstruasi atau dismenore (Anurogo,2011).

Salah satu faktor yang paling dekat denga remaja putri adalahstres. Stres merupakan salah satu faktor psikologis manusia dimanafaktor ini dapat menyebabkan suplai darah tidak lancar sehingga terjadidefiseinsi oksigen di uterus meningkatkan produksi serta merangsangsekresi prostaglandin (PGs) di uterus (Silvana, 2012).

Stres merupakan suatau respon fisiologis, psikologis danperilaku dari manusia yang mecoba untuk mengadaptasi dan mengaturbaik tekanan internal maupun eksternal. Stres yang berkelanjutan dapatmenyebabkan depresi.

Upaya untuk mengatasi hal tersebut yang harus dilakukanadalah diharapkan pada pihak guru untuk menigkatkan pendidikan dibidang kesehatan misalnya mengadakan penyuluhan kesehatandengan cara bekerja sama dengan instansi kesehatan serta denganmelakukan pemeriksaan kepada petugas kesehatan (dokter, bidan,perawat) agar dapat memperoleh informasi tentang kesehatan sertamendapatkan pengobatan bila mengalami nyeri haid (dysmenorrhea).

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Hubungan Tingkat Stres Dengan

Kejadian Dysmenorrhea Primer Pada Remaja Putri di SMAN 8

Kendari, dapat disimpulkan bahwa: Tingkat Stres dengan Kejadian

Dysmenorrhea Psrimer siswi kelas X dan XI di SMAN 8 Kendari

menurut tingkat stres ringan 20 responden, stres sedang 31

responden, dan stres berat 2 responden, dan stres sangat berat 0.

B. Saran

1. Diharapkan kepada pihak sekolah untuk lebih meningkatkan

pendidikan kesehatan misalnya mengadakan penyuluhan

kesehatan dengan cara bekerja sama dengan instansi kesehatan

misalkan petugas puskesmas terdekat.

2. Diharapkan kepada orang tua agar memberikan pengetahuan

tentang nyeri haid agar siswi dapat menyesuaikan nyeri haid yang

dirasakan.

3. Diharapkan kepada remaja putri atau siswi SMAN 8 Kendari

untuk memeriksakan kesehatan kepada petugas kesehatan

(dokter, bidan, perawat) agar dapat memperoleh informasi atau

penyuluhan tentang kesehatan serta mendapatkan pengobatan

bila mengalami nyeri haid.

DAFTAR PUSTAKA

Ansori, M. (2010). Psikologi Remaja.Bandung : Bumi Aksara

Anurogo, D (2011). Cara Jitu Mengatasi Nyeri haid Yogyakarta: ANDI

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT. RinikaCipta.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT. RinikaCipta.

Barbara. 2001. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta

: EGC

Chomaria (2009). Tips Jitu dan Praktis Mengusir Stress. Diva Press :

Yogyakarta.

Elvan. 2012, Tolak Ukur Umur Remaja dan Dewasa (Online),

(http://elevanamdkep.blogspot.com/2012/09/tolak-ukur-remaja-dan

dewasa. html. Diakses Juni 2018).

Hawari, D. 2008. Manajemen Stres Cemas dan Depresi. Edisi Kedua,

Cetakan Kedua.J akarta : Balai Penerbit FKUI.

Isnaeni, D.N. 2010. Hubungan Antara Stres Dengan Pola Menstruasi

Pada Mahasiswa D IV Kebidanan Jalur Reguler Universitas

Sebelas Maret Surakarta. KTI. Di Unduh Tanggal 12 april 2011.

Kumalasari, Intan& Iwan Andhyantoro. 2012. Kesehatan Reproduksi

untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika.

Kusmiran, E. 2013. Kesehatan Reproduksi Remaja Dan Wanita. Jakarta:

Salemba Medika.

Manuaba, Ida. 2008 .Memahami kesehatan reproduksi wanita (2 ed.).

Jakarta: EGC.

Maryanti, D. 2009. Buku Ajar Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Nuha

medika.

Nugroho, taufan dan Utama, indra. 2014. Masalah Kesehatan Reproduksi

Wanita. Yogyakarta: Nuha medika.

Notoatmodjo,Soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta.

Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metedologi Penelitian Ilmu

Keperawatan: Jakarta : Salemba Medika.

Santrock. (2011). Life-Span Development: Perkembangan Masa-Hidup.

Edisi 13.Jilid 1. Alih Bahasa: Widyasinta Benedictine. Jakarta:

Erlangga.

Setianingrum, E dkk. 2014. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya

Sugiyono.

Silvana, P.D. (2012) Hubungan Antara Karakteristik Individu, Aktivitas

Fisik, danKonsumsi Produk Susu dengan Dismenorrhea Primer

pada Mahasiswi FIK dan FKM UI Depok. Jakarta: Universitas

Indonesia.

Simanjuntak, Pandapotan. 2014. Gangguan Haid dan Siklusnya. Dalam :

Prawirohardjo, Sarwono, Winkjosastro, Hanifa. Ilmu Kandungan.

Edisi ketiga. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono prawirohardjo.

Sukarni, I,.& Margareth Z.H (2013). Buku Ajar Keperawatan Maternitas.

Yogyakarta. Nuha Medika.

Wangsa, Teguh G.H.W. (2010). Menghadapi Stres dan Depresi.

Yogyakarta : Oryza.

Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidana. Jakarta: Yayasan Bina

Pustaka.

Wulandari, A (2010). Cara Jitu mengatasi stres. Yogyakarta: ANDI.

Lampiran 1

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada :Yang Terhormat Saudara RespondenDengan hormat ,Saya

yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Herlina MP. MEROND

A

NIM : P00312014021

Status :

.

Bermaksud melaksanakan penelitian mengenai “hubungan tingkat

stres dengan kejadian Dysmenorrhea primer pada remaja putri di

SMAN 8 KENDARI TAHUN 2018”.

Data yang diperoleh dari penelitian ini akan sangat bermanfaat baik

bagi peneliti, lembaga intitusi, masyarakat, pemerintah, maupun

pihak-pihak lain yang memerlukan.

Untuk itu, saya mohon kesedian responden untuk turut berpartisipasi

dalam mengisi lembar pertanyaan yang sudah disediakan. Informasi

atau keterangan yang akan diberikan nanti akan dijamin

kerahasiannya, dan hanya dan hanya akan diketahui oleh peneliti dan

pihak yang berkompeten. Apabila responden menyetujui permohonan

ini, di persilahkan untuk menandatangani lembar pernyataan untuk

menjadi responden. (terlampir).

Peneliti

Herlina MP. Meronda

Lampiran 2

PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Inisial :.......................................................................

Umur :.......................................................................

Jenis kelamin :.......................................................................

Pendidikan :......................................................................

Pekerjaan :.......................................................................

Menyatakan bersedia untuk berpartisipasi sebagai responden

penelitian yang dilaksanakan oleh mahasiswi Program Studi Ilmu

KebidananPoltekkes Kemenkes kendari yang bernama Herlina MP.

Meronda“hubungan tingkat stres dengan kejadian Dysmenorrhea

primer pada remaja putri di SMAN 8 KENDARI TAHUN 2018”.

Saya mengetahui dan menyadari bahwa informasi yang akan saya

berikan ini bermanfaat bagi saya sendiri, masyarakat dan penelitian.

Kendari ............2018

(.......................................)

Lampiran 4

KUESIONER PENELITIAN

No. responden :

Nama :

Umur :

Kelas :

A. LEMBAR OBSERVASI INTENSITAS NYERIPada skala ini Tidak nyeri jika: 0, Nyeri Ringan jika: 1-3, Nyeri Sedang

jika: 4-6, Nyeri Berat jika: 7-10. Silahkan responden menunjukkan posisi

garis yang sesuai untuk menggambarkan nyeri yang dirasakan dengan

melingkari angka pada gambar.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Numerical Rating Scale

Lampiran 3

B. KUESIONER TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN DISMENORE

PRIMER

Pilihlah jawaban apayang anda rasakan atau benar- benar anda alami

pada saat Dismenore dengan cara member tanda ceklist (√) dikolom yang

akan tersedia.

Depression Anxiety Stres Scale 42 (DASS 42)

Skor :

Normal : 9 - 14

Stress ringan : 15 -18

Stress sedang : 19 – 25

Stres berat : 26 – 33

stres sangat berat : ≥ 34

No PERNYATAAN 0 1 2 3

1 Saya merasa bahwa diri saya menjadi marah

karena hal- hal sepele

2 Saya merasa bibir saya kering

3 Saya sama sekali tidak dapat merasakan

perasaan positif

4 Saya mengalami kesulitan bernafas

(misalnya : seringkali terengah-engah atau

tidak dapat bernafas padahal tidak

melakukan aktifitas fisik sebelumnya).

5 Saya sepertinya tidak kuat lagi untuk

melakukan suatu kegiatan.

6 Saya cenderung bereaksi berlebihan

terhadap suatu situasi.

7 Saya merasa goyah (misalnya, kaki terasa

mau copot).

8 Saya merasa sulit untuk bersantai

9 Saya menemukan diri saya dalam situasi

yang membuat saya begitu cemas ketika

mereka berakhir

10 Saya merasa tidak ada hal untuk hal yang

dapat diharapkan di masa depan

11 Saya menemukan diri saya mudah merasa

kesal

12 Saya merasa saya telah meghabiskan

banyak energi untuk merasa cemas

13 Saya merasa sedih dan tertekan

14 Saya menemukan diri saya menjadi tidak

sabar ketika mengalami penundaan

(misalnya : kemacetan lalu lintas, menunggu

sesuatu).

15 Saya merasa lemas seperti mau pinsan

16 Saya merasa kehilangan minta akan segala

hal

17 Saya merasa tidak berharga sebagi seorang

manusia

18 Saya merasa bahwa saya mudah tersinggung

19 Saya berkeringat secara berlebihan (misalnya

: tangan berkeringat), padahal temperature

tidak panas

20 Say merasa takut tanpa alasan yang jelas

21 Saya merasa bahwa hidup tidak bermanfaat

22 Saya merasa sulit untuk beristirahat

23 Saya mengalami kesulitan dalam menelan

24 Saya tidak dapat merasakan kenikmatan dari

berbagai hal yang saya lakukan

25 Saya menyadari kegiatan jantung, walaupun

saya tidak tidak sehabis melakukan aktifitas

fisik (misalnya : meras dteak jantung

meningkat atau melemah)

26 Saya merasa putus asa dan sedih

27 Saya merasa sangat mudah marah

28 Saya merasa saya hampir panik

29 Saya merasa sulit untuk tenang setelah

sesuatu membaut saya kesal

30 Saya takut bahwa saya akan ‘terhambat’ oleh

tugas-tugas sepele yang tidak biasa saya

lakukan

31 Saya tidak merasa antusias dalam hal

apapun

32 Saya sulit untuk sabar dalam menghadapi

gangguan terhadap hal yang sedang saya

lakukan

33 Saya sedang merasa gelisah

34 Saya merasa bahwa saya tidak berharga

35 Saya tidak dapat memaklumi hal apa pun

yang menghalangi saya untuk menyelesaikan

hal yang sedang saya lakukan

36 Saya merasa sangat ketakutan

37 Saya melihat tidak ada harapan untuk masa

depan

38 Saya merasa bahwa hidup tidak berarti

39 Saya menemukan diri saya mudah gelisah

40 Saya merasa khawitir dengan situasi dimana

saya mungkin menjadi panik dan memerlukan

diri sendiri

41 Saya merasa gemetar (misalnya : pada

tangan)

42 Saya merasa sulit untuk meningkatkan

inisiatif dalam melakukan sesuatu

Sumber : lovibond & lovibond (2003)

Lampiran 5

MASTER TABEL PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT STRES DENGAN KEJADIAN DYSMENORRHEAPRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 8 KENDARI TAHUN 2018

No. NAMA UMUR KELAS TINGKATSTRES

DISMENORRHEAPRIMER

1 A 16 X Ringan nyeri ringan2 A 15 X normal nyeri ringan3 I 15 X Ringan nyeri ringan4 A 15 X Sedang nyeri sedang5 A 15 X Ringan nyeri ringan6 A 15 X Ringan tidak nyeri7 A 15 X Ringan tidak nyeri8 C 16 X Ringan nyeri ringan9 D 16 X Ringan tidak nyeri

10 D 15 X Ringan nyeri ringan11 E 15 X Sedang nyeri ringan12 E 15 X Sedang nyeri sedang13 F 15 X Ringan tidak nyeri14 F 16 X Sedang nyeri sedang15 F 15 X Sedang nyeri ringan16 H 15 X Sedang nyeri sedang17 I 15 X normal tidak nyeri18 I 15 X Ringan tidak nyeri19 I 16 X Ringan nyeri ringan20 I 16 X Ringan nyeri ringan21 J 15 X Ringan nyeri ringan22 K 15 X Ringan nyeri ringan23 K 15 X Ringan tidak nyeri24 L 16 X Ringan tidak nyeri25 M 15 X Ringan tidak nyeri26 M 15 X Ringan nyeri ringan27 M 15 X Berat nyeri sedang

28 M 15 X Berat nyeri sedang29 M 17 X Sedang nyeri berat30 M 16 XI Sedang nyeri ringan31 M 16 XI Sedang nyeri berat32 M 17 XI Sedang nyeri sedang33 M 17 XI Sedang nyeri sedang34 N 16 XI Sedang nyeri ringan35 N 16 XI Sedang nyeri ringan36 P 16 XI Sedang nyeri ringan37 R 16 XI Sedang nyeri ringan38 R 17 XI Sedang nyeri sedang39 R 17 XI Sedang nyeri ringan40 T 17 XI Sedang nyeri ringan41 U 16 XI Sedang nyeri ringan42 S 16 XI Sedang nyeri sedang43 I 16 XI Sedang nyeri ringan44 E 17 XI Sedang nyeri berat45 C 17 XI Sedang nyeri ringan46 G 16 XI Sedang nyeri ringan47 A 17 XI Sedang nyeri sedang48 A 17 XI Sedang nyeri ringan49 I 17 XI Sedang nyeri ringan50 M 16 XI Sedang nyeri ringan51 M 16 XI Sedang nyeri ringan52 P 17 XI Ringan nyeri sedang53 R 17 XI Ringan nyeri ringan54 Y 16 XI Sedang nyeri ringan55 B 17 XI Sedang nyeri sedang

1. Karateristik responden

umur

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

15 21 38,2 38,2 38,2

16 20 36,4 36,4 74,5

17 14 25,5 25,5 100,0

Total 55 100,0 100,0

tingkat kelas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1 29 52,7 52,7 52,7

2 26 47,3 47,3 100,0

Total 55 100,0 100,0

2. Analisis Univariatdysmenorrhea primer

Frequency Percent Valid Percent Cumula

tive

Percent

Valid

tidak nyeri 9 16,4 16,4 16,4

nyeri ringan 29 52,7 52,7 69,1

nyeri sedang 14 25,5 25,5 94,5

nyeri berat 3 5,5 5,5 100,0

Total 55 100,0 100,0

tingkat stress

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Validnormal 2 3,6 3,6 3,6

stres ringan 20 36,4 36,4 40,0

stes sedang 31 56,4 56,4 96,4

stres berat 2 3,6 3,6 100,0

Total 55 100,0 100,0

3. Analisis bivariat

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

tingkat stres *

dysmenorrhea primer55 100,0% 0 0,0% 55 100,0%

tingkat stres * dysmenorrhea primer Crosstabulation

dysmenorrhea primer Total

tidak

nyeri

nyeri

ringan

nyeri

sedang

nyeri

berat

tingkat

stress

normal

Count 1 1 0 0 2

%

within

tingkat

stres

50,0% 50,0% 0,0% 0,0% 100,0%

stres ringan

Count 8 11 1 0 20

%

within

tingkat

stres

40,0% 55,0% 5,0% 0,0% 100,0%

stres sedang

Count 0 17 11 3 31

%

within

tingkat

stres

0,0% 54,8% 35,5% 9,7% 100,0%

stres berat

Count 0 0 2 0 2

%

within

tingkat

stres

0,0% 0,0% 100,0% 0,0% 100,0%

Total Count 9 29 14 3 55

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-

sided)

Pearson Chi-Square 26,425a 9 ,002

Likelihood Ratio 31,658 9 ,000

Linear-by-Linear

Association18,417 1 ,000

N of Valid Cases 55

a. 11 cells (68,8%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is ,11.

% within

tingkat

stres

16,4% 52,7% 25,5% 5,5% 100,0%

DOKUMENTASI