hubungan self-esteem dengan resiliensi pada...

28
HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN RESILIENSI PADA REMAJA PENYINTAS ERUPSI GUNUNG SINABUNG DI POSKO MARDINGDING TERONG PEREN, KECAMATAN TIGA NDERKET, KABUPATEN KARO, SUMATERA UTARA OLEH EUNIKE SABRINA KARINA SINGARIMBUN 802013030 TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2017

Upload: lamthuy

Post on 06-Mar-2019

256 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN RESILIENSI PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13133/1/T1_802013030_Full... · Indonesia. Gunung Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya

HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN RESILIENSI PADA REMAJA

PENYINTAS ERUPSI GUNUNG SINABUNG DI POSKO

MARDINGDING TERONG PEREN, KECAMATAN

TIGA NDERKET, KABUPATEN KARO,

SUMATERA UTARA

OLEH

EUNIKE SABRINA KARINA SINGARIMBUN

802013030

TUGAS AKHIR

Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan

Untuk Mencapai Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 2: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN RESILIENSI PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13133/1/T1_802013030_Full... · Indonesia. Gunung Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya
Page 3: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN RESILIENSI PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13133/1/T1_802013030_Full... · Indonesia. Gunung Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya
Page 4: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN RESILIENSI PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13133/1/T1_802013030_Full... · Indonesia. Gunung Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya
Page 5: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN RESILIENSI PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13133/1/T1_802013030_Full... · Indonesia. Gunung Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya
Page 6: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN RESILIENSI PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13133/1/T1_802013030_Full... · Indonesia. Gunung Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya
Page 7: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN RESILIENSI PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13133/1/T1_802013030_Full... · Indonesia. Gunung Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya

HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN RESILIENSI PADA REMAJA

PENYINTAS ERUPSI GUNUNG SINABUNG DI POSKO

MARDINGDING TERONG PEREN, KECAMATAN

TIGA NDERKET, KABUPATEN KARO,

SUMATERA UTARA

Eunike Sabrina Karina Singarimbun

Krismi Diah Ambarwati

Program Studi Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2017

Page 8: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN RESILIENSI PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13133/1/T1_802013030_Full... · Indonesia. Gunung Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya

i

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara self-esteem dengan

resiliensi pada remaja penyintas erupsi Gunung Sinabung. Responden dalam penelitian ini

berjumlah 45 orang yang berusia 13-16 tahun. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif

dan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan 2 skala, yaitu Skala Self-Esteem yang

dibuat oleh Heatherton & Polivy (1991), dan yang kedua ialah skala CD-RISC 25-item yang

dibuat oleh Connor & Davidson (2003) sebagai skala resiliensi. Teknik analisa data yang

dipakai adalah teknik korelasi Pearson. Dari hasil analisa data diperoleh koefisien korelasi (r)

0,118 dengan nilai signifikansi 0,221 (p>0,05) yang berarti bahwa tidak terdapat hubungan

yang positif signifikan antara self-esteem dengan resiliensi. Hal ini bermakna bahwa self-

esteem tidak berkontribusi terhadap resiliensi.

Kata kunci : Resiliensi, Self-Esteem

Page 9: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN RESILIENSI PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13133/1/T1_802013030_Full... · Indonesia. Gunung Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya

ii

Abstract

This study aims to determine whether there is a relationship between self-esteem with the

resilience of adolescent survivors eruption of Mountain Sinabung disaster. The respondents

in this research were 45 people aged 13-16 years old. The research that used in quantitative

method and collected data is used with two scale that is Self-Estem Scale that composed by

Heatherton & Polivy (1991) as the self esteem scale and CD-RISC (Connor Davidson

Resilience Scale) that composed by Connor & Davidson (2003) as the resilience scale. The

data analysis technique that we used is Pearson technique. From the data analysis, we found

that correlation coeficient (r) 0,118 with significance value at 0,221 (p>0,05), which means

that there is no significant positive relationship between the self esteem and resilience. It

means that the low of self esteem is not contribute to resilience.

Keywords : Resilience, Self Esteem

Page 10: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN RESILIENSI PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13133/1/T1_802013030_Full... · Indonesia. Gunung Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya

1

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki letak geografis yang menjadi

tempat pertemuan dua rangkaian gunung berapi aktif (Ring of Fire), dimana terdapat

puluhan patahan aktif di wilayah Indonesia. Indonesia memiliki lebih dari 400 gunung

berapi dan 130 diantaranya termasuk gunung berapi aktif. Sebagian dari gunung

berapi terletak di dasar laut dan tidak terlihat dari permukaan laut. Oleh sebab itu,

Indonesia rawan akan terjadinya musibah bencana alam. Akhir-akhir ini Indonesia

sering mengalami bencana alam yang tak terduga, salah satunya ialah letusan Gunung

Sinabung yang menimbulkan erupsi hingga saat ini. Gunung Sinabung adalah gunung

api yang terletak di Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Karo, Sumatera

Utara, Indonesia. Gunung Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya adalah dua

gunung berapi aktif di Sumatera Utara dan menjadi puncak tertinggi ke 2 di provinsi

itu. Ketinggian gunung ini adalah 2.451 meter. Gunung ini tercatat tidak pernah

meletus sejak tahun 1600, namun tiba-tiba aktif kembali dan meletus pada tahun

2010. Letusan Gunung Sinabung sudah terjadi selama 6 tahun, sejak tahun 2010

hingga saat ini.

Akibat dari letusan ini, menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana

(BNPB) yang dilansir dalam Tribun Medan kerugian erupsi Gunung Sinabung

mencapai Rp 1,49 Triliun lebih. Kerugian dan kerusakan terbesar ada di sektor

ekonomi produktif meliputi pertanian, perkebunan, peternakan, perdagangan,

pariwisata, perikanan, UKM, dan industri yang diperkirakan mencapai Rp 896,64

miliar. Sedangkan kerugian dan kerusakan lain meliputi sektor permukiman mencapai

Rp 501 miliar, infrastruktur mencapai Rp 23,65 miliar, sosial mencapai Rp 53,43

miliar, dan lintas sektor mencapai Rp 18,03 miliar. Selain itu, korban erupsi Gunung

Page 11: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN RESILIENSI PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13133/1/T1_802013030_Full... · Indonesia. Gunung Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya

2

Sinabung mengalami dampak psikologis khususnya pada anak-anak dan perempuan

yang merasakan dampak psikologis yang kuat dari bencana tersebut mengingat

mereka sudah lama di tempat pengungsian dan penanganan dampak bencananya juga

terlalu berlarut-larut. Dampak yang ditimbulkan akibat erupsi Gunung Sinabung ini

baik fisik, sosial, maupun psikologis yang besar dan keadaan dimana mereka telah

mengungsi selama 6 tahun lamanya di pengungsian, terlebih lagi para penyintas

Gunung Sinabung tidak dapat memperkirakan kapan bencana ini akan berhenti,

menimbulkan situasi yang sangat sulit yang harus dihadapi oleh penyintas Gunung

Sinabung khususnya remaja untuk dapat bertahan hidup dan bangkit dari keadaan ini.

Masa remaja adalah masa yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Hurlock (1999), membagi masa remaja menjadi dua bagian, yaitu masa remaja awal

dan masa remaja akhir. Awal masa remaja berlangsung kira-kira dari usia 13–16

tahun, dan akhir masa remaja bermula dari usia 17 tahun sampai 18 tahun, yaitu usia

yang dianggap matang secara hukum. Adapun ciri-ciri remaja yaitu masa remaja

sebagai periode yang penting, masa remaja sebagai periode peralihan, masa remaja

sebagai usia bermasalah dan masa remaja sebagai masa mencari identitas. Stanley

Hall (dalam Muti’ah, 2011) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan masa

badai dan tekanan (storm and stress).

Saat seorang individu menghadapi kesulitan-kesulitan dalam hidupnya,

individu yang memiliki resiliensi dapat mengatasinya dengan lebih baik. Oleh karena

kondisi ini tentunya pada saat ini, para penyintas Gunung Sinabung khususnya remaja

harus dapat memiliki resiliensi guna menghadapi keadaan yang sulit ini. Connor dan

Davidson (2003) mengatakan bahwa resiliensi merupakan kualitas personal seseorang

dalam hal kemampuan untuk menghadapi penderitaan. Connor dan Davidson (2003)

juga menyatakan bahwa resiliensi dipandang sebagai suatu karakteristik

Page 12: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN RESILIENSI PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13133/1/T1_802013030_Full... · Indonesia. Gunung Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya

3

multidimensional yang bervariasi terhadap konteks, waktu, usia, jenis kelamin, dan

budaya asal, serta karakteristik dalam diri individual dalam berbagai kejadian hidup.

Dengan kualitas personal yang dimiliki individu, diharapkan individu yang

mengalami kesulitan dalam hidup dapat bangkit dan tidak kalah dengan keadaan.

Menurut Reivich dan Shatte yang dituangkan dalam bukunya “The Resiliency

Factor” menjelaskan resiliensi adalah kemampuan untuk mengatasi dan beradaptasi

terhadap kejadian yang berat atau masalah yang terjadi dalam kehidupan. Bertahan

dalam keadaan tertekan, dan bahkan berhadapan dengan kesengsaraan (adversity) atau

trauma yang dialami dalam kehidupannya (Reivich & Shatte, 2002).

Resiliensi dipandang oleh para ahli sebagai kemampuan untuk bangkit

kembali dari situasi atau peristiwa yang traumatis. Block & Kreman (dalam Yu &

Zhang, 2007) menyatakan bahwa resiliensi digunakan untuk menyatakan kapabilitas

individual untuk bertahan/survive dan mampu beradaptasi dalam keadaan stres dan

mengalami penderitaan.

Connor & Davidson (2003), memaparkan bahwa terdapat lima aspek dari

resiliensi yaitu, kompetensi personal, standar yang tinggi, dan keuletan yaitu dimana

memperlihatkan bahwa seseorang merasa sebagai orang yang mampu mencapai

tujuan dalam situasi kemunduran atau kegagalan; percaya pada diri sendiri, memiliki

toleransi terhadap afek negatif, dan kuat/tegar dalam menghadapi stres dimana aspek

ini berhubungan dengan ketenangan, cepat melakukan coping terhadap stres, berpikir

secara hati-hati dan tetap fokus sekalipun sedang dalam menghadapi masalah;

menerima perubahan secara positif dan dapat membuat hubungan yang aman dengan

orang lain, dimana aspek ini berhubungan dengan kemampuan beradaptasi atau

kemampuan beradaptasi jika menghadapi perubahan; kontrol/pengendalian diri yaitu

Page 13: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN RESILIENSI PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13133/1/T1_802013030_Full... · Indonesia. Gunung Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya

4

bagaimana meminta atau mendapatkan bantuan dari orang lain; dan pengaruh spiritual

yaitu yakin pada Tuhan atau nasib.

Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi resiliensi yaitu internal protective

factor dan external protective factor. Internal protective factor merupakan faktor

protektif yang bersumber dari diri individu seperti harga diri, efikasi diri, kemampuan

mengatasi masalah, regulasi emosi dan optimism. Sedangkan external protective

factor merupakan faktor protektif yang bersumber dari luar individu, misalnya

support dari keluarga dan lingkungan (McCubbin, 2001).

Salah satu faktor yang mempengaruhi resiliensi ialah harga diri. Menurut

Rosenberg, harga diri adalah sikap yang dimiliki tentang dirinya sendiri, baik positif

maupun negatif (dalam Mualfiah & Indrijati, 2014). Menurut Coopersmith (dalam

Ekasari & Andriyani, 2013) harga diri merupakan penilaian diri yang dilakukan oleh

seorang individu dan biasanya berkaitan dengan dirinya sendiri, penilaian tersebut

mencerminkan sikap penerimaan atau penolakan dan menunjukkan seberapa jauh

individu percaya bahwa dirinya mampu, penting, berhasil dan berharga. Heatherton &

Polivy (1991) mengatakan self-esteem (harga diri) adalah suatu tingkah laku evaluasi

diri sendiri sebagai relisasi kepercayaan pribadi yang mencakup keahlian,

kemampuan, dan relasi sosial, dengan komponen berupa performance, social,

physical.

Masa remaja yang merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dan

masa dewasa yang ditandai dengan timbulnya perubahan fisik dan psikis, keinginan

bebas dari kekuasaan, rasa ingin tahu, mencari dan menemukan identitas diri,

pembentukan kelompok sebaya dan sebagainya, merupakan masa yang paling

menentukan terjadinya perkembangan self-esteem. Self-esteem merupakan salah satu

dimensi dari konsep diri, serta merupakan salah satu aspek kepribadian yang

Page 14: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN RESILIENSI PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13133/1/T1_802013030_Full... · Indonesia. Gunung Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya

5

mempunyai peran penting dan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku individu.

Pada masa ini juga seseorang akan mengenali dan mengembangkan seluruh aspek

dalam dirinya, sehingga menentukan apakah ia akan memiliki self-esteem yang positif

atau negatif. Perkembangan self-esteem pada seorang remaja akan menentukan

keberhasilan maupun kegagalannya dimasa mendatang (Kamila & Mukhlis, 2013).

Menurut Heatherton & Polivy (1991), terdapat tiga aspek dalam self-esteem

individu, yaitu: Performance Self-Esteem, Sosial Self-Esteem, Physical Appearance

Self-Esteem. Performance Self-Esteem mengacu pada kompetensi umum seseorang

meliputi kemampuan intelektual, performa hasil sekolah, kapasitas diri, percaya diri,

self-efficacy, dan self-agency. Sosial Self-Esteem mengacu pada bagaimana seseorang

mempercayai pandangan orang lain menurut mereka. Physical Appearance Self-

Esteem mengacu pada bagaimana seseorang melihat fisik mereka meliputi skills,

penampilan menarik, body image, dan juga stigma mengenai ras dan etnis.

Orang yang memiliki harga diri yang tinggi akan menilai dirinya secara

positif. Mereka mampu menerima dan mengenal diri sendiri dengan keterbatasannya.

Kompetensi personal, percaya pada diri sendiri, menerima perubahan secara positif,

kontrol/pengendalian diri, dan pengaruh spiritual yang dimiliki seseorang akan

mampu membentuk resiliensi seseorang. Maka dari itu seseorang yang memiliki

harga diri yang tinggi akan memiliki resiliensi yang tinggi pula. Hasil penelitian

Margareth (2016) menyebutkan bahwa self-esteem memberikan kontribusi terhadap

resiliensi, sehingga self-esteem mempunyai hubungan yang positif signifikan dengan

resiliensi. Hal serupa juga dikatakan oleh Munauwarah & Mukaddimatul (2008)

bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara harga diri dengan resiliensi

trauma. Tingginya harga diri seseorang berkontribusi terhadap kemampuan seseorang

menghadapi atau beradaptasi terhadap tantangan dan tekanan hidup. Synder & Lopez

Page 15: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN RESILIENSI PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13133/1/T1_802013030_Full... · Indonesia. Gunung Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya

6

(2007) mengatakan bahwa self-esteem merupakan faktor internal yang mempengaruhi

pembentukan resiliensi seseorang.

Dampak-dampak yang ditimbulkan akibat erupsi Gunung Sinabung membuat

keadaan yang dihadapi oleh penyintas menjadi sulit dan para penyintas harus tetap

bertahan hidup dan menghadapi masalah yang sedang dihadapinya khususnya remaja.

Dengan keadaan dimana Gunung Sinabung terus mengeluarkan abu vulkanik selama

bertahun-tahun sejak erupsi pertama yaitu tahun 2010 sampai saat ini dan tidak dapat

diprediksi kapan akan berakhir, hal ini membuat peneliti ingin melihat apakah harga

diri (self-esteem) seseorang yang mengalami bencana berkepanjangan akan

mempengaruhi resiliensinya.

Berdasarkan tinjauan yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian

ini ialah peneliti ingin mengetahui hubungan antara harga diri (self-esteem) dengan

resiliensi pada remaja penyintas erupsi Gunung Sinabung di Posko Mardingding di

Terong Peren, Kecamatan Tiga Nderket, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

II. Hipotesis

Ada hubungan positif antara harga diri (self-esteem) dengan resiliensi pada

remaja penyintas erupsi Gunung Sinabung di Posko Mardingding di Terong Peren,

Kecamatan Tiga Nderket, Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

Page 16: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN RESILIENSI PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13133/1/T1_802013030_Full... · Indonesia. Gunung Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya

7

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian

korelasional. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah self-esteem dan variabel

terikat (Y) adalah resiliensi.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh remaja penyintas erupsi Gunung

Sinabung yang berusia 13-16 tahun, berjumlah 76 orang yang berada di Posko Desa

Mardingding di Terong Peren, Kecamatan Tiga Nderket, Kabupaten Karo, Sumatera

Utara. Sampel dalam penelitian ini ialah 45 orang dikarenakan pada saat pengambilan

data sebanyak 31 orang dari 76 orang tersebut sedang tidak berada di posko

pengungsian sehingga data yang terkumpul hanya 45 orang. Teknik dalam penelitian

ini menggunakan teknik purposive sampling.

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan skala pengukuran

psikologi, yang terdiri dari 2 skala, yaitu skala Skala Self-Esteem yang dibuat oleh

Heatherton & Polivy (1991), yang mencakup tiga aspek dalam self-esteem individu,

yaitu: performance self-esteem, social self-esteem, physical appearance self-esteem;

dan yang kedua ialah skala resiliensi yang menggunakan skala CD-RISC 25-item

yang dibuat oleh Connor & Davidson (2003) yang mencakup lima aspek yaitu:

kompetensi personal, percaya pada diri sendiri, menerima perubahan secara positif,

kontrol diri, pengaruh spiritual.

Page 17: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN RESILIENSI PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13133/1/T1_802013030_Full... · Indonesia. Gunung Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya

8

Berdasarkan hasil uji analisa item diperoleh bahwa dari 25 item pada skala

resiliensi 16 item dinyatakan valid dengan reliabilitas sebesar 0,818, dan dari 20 item

pada skala self-esteem 10 item dinyatakan valid dengan reliabilitas sebesar 0,847.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisa Data

Berdasarkan data yang diperoleh didapatkan bahwa dari 45 orang remaja

penyintas erupsi Gunung Sinabung yang mengungsi di Posko di Desa Mardingding di

Terong Peren, Kecamatan Tiga Nderket, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, 27 orang

(60%) memiliki resiliensi yang tinggi, dan 18 orang (40%) memiliki resiliensi pada

taraf sedang. Sedangkan self-esteem diperoleh 4 orang (8,89%) memiliki self-esteem

yang tinggi, 36 orang (80%) memiliki self-esteem pada taraf sedang, dan 5 orang

(11,11%) memiliki self-esteem yang rendah.

Tabel 1: Kategorisasi Resiliensi

Interval Kategori N Persentase

48 ≤ x ≤ 64 Tinggi 27 60%

32 ≤ x < 48 Sedang 18 40%

16 ≤ x < 32 Rendah 0 0%

Jumlah 45 100%

Tabel 2: Kategorisasi Self-Esteem

Interval Kategori N Persentase

31 – 40 Tinggi 4 8,89%

21 – 30 Sedang 36 80%

10 – 20 Rendah 5 11,11%

Jumlah 45 100%

Page 18: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN RESILIENSI PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13133/1/T1_802013030_Full... · Indonesia. Gunung Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya

9

B. Uji Asumsi

Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang

meliputi uji normalitas dan uji linearitas. Uji asumsi dilakukan untuk memenuhi

syarat dipergunakan analisis korelasi.

1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas menggunakan teknik analisis One Sample

Kolmogorov-Smirnov Test dengan bantuan SPSS for Windows versi 16.0.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa taraf signifikansi pada variabel

resiliensi sebesar 0,408 (p>0,05) dan variabel self-esteem sebesar 0,322

(p>0,05). Hal tersebut mengindikasikan bahwa data resiliensi dan data harga

diri berdistribusi normal.

2. Uji Linearitas

Uji linearitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS for Windows

versi 16.0. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kedua variabel yaitu

variabel resiliensi dan variabel self-esteem memiliki Fbeda sebesar 1,159

dengan signifikansi sebesar 0,354 (p>0,05). Dengan demikian variabel

resiliensi dan variabel self-esteem memiliki hubungan yang linear.

3. Uji Korelasi

Uji korelasi dilakukan dengan teknik Pearson dengan menggunakan

SPSS for Windows versi 16.0. berdasarkan hasil perhitungan uji korelasi

diperoleh koefisien korelasi antara resiliensi dengan self-esteem sebesar

0,118 dengan signifikansi 0,221 (p>0,05) yang berarti bahwa tidak terdapat

Page 19: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN RESILIENSI PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13133/1/T1_802013030_Full... · Indonesia. Gunung Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya

10

hubungan yang positif signifikan antara self-esteem dengan resiliensi. Hasil

pengujian dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3: Uji Korelasi

C. Pembahasan

Berdasarkan penelitian mengenai hubungan antara self-esteem dengan

resiliensi pada penyintas Gunung Sinabung dimana subjek penelitian ini ialah remaja

berusia 13-16 tahun, didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan antara self-esteem

dengan resiliensi pada remaja penyintas erupsi Gunung Sinabung yang mengungsi di

Posko Desa Mardingding di Terong Peren, Kecamatan Tiga Nderket, Kabupaten

Karo, Sumatera Utara. Namun, didapatkan bahwa 60% remaja penyintas erupsi

Gunung Sinabung tersebut memiliki resiliensi yang tinggi dan 80% remaja tersebut

memiliki self-esteem yang berada pada taraf sedang.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian-penelitian lain yang

menyatakan bahwa terdapat hubungan positif signifikan antara self-esteem dengan

resiliensi. Terdapat penelitian lain yang mendukung hasil penelitian ini, penelitian

Correlations

RESILIENSI HARGADIRI

RESILIENSI Pearson

Correlation 1 .118

Sig. (1-tailed) .221

N 45 45

HARGADIRI Pearson

Correlation .118 1

Sig. (1-tailed) .221

N 45 45

Page 20: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN RESILIENSI PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13133/1/T1_802013030_Full... · Indonesia. Gunung Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya

11

yang dilakukan oleh Aryani (2014) menunjukkan adanya korelasi yang tidak

signifikan antara harga diri dengan resiliensi pada odapus.

Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat mengatakan bahwa self-esteem

remaja penyintas erupsi Gunung Sinabung yang mengungsi pada Posko di Desa

Mardingding di Terong Peren, Kecamatan Tiga Nderket, Kabupaten Karo, Sumatera

Utara, tidak berkontribusi terhadap resiliensinya meskipun remaja penyintas erupsi

Gunung Sinabung tersebut memiliki resiliensi yang tinggi dan memiliki self-esteem

yang berada pada taraf sedang.

Perbedaan hasil yang ditemukan dapat terjadi diperkirakan oleh faktor-faktor

eksternal lainnya yang berpengaruh terhadap resiliensi seperti keluarga, lingkungan,

dan kebudayaan; karena resiliensi bukan sebagai atribut tetap atau hasil tertentu tetapi

lebih sebagai proses dinamis yang berkembang dari waktu ke waktu (Hollister-

Wagner, dkk, dalam Everall, dkk, 2006). Begitupun self-esteem dikarenakan self-

esteem juga sebagai proses perkembangan yang dinamis yang dapat berkembang

seiring dengan perkembangan individu tersebut. Masa remaja dimana masa dalam

pencarian jati diri dapat membuat self-esteem remaja akan terus berkembang dan

belum stabil. Self-esteem cenderung menurun dimasa remaja, meningkat diusia 20-an,

mendatar diusia 30-an, dan meningkat diusia 50-an dan 60-an, kemudian menurun

diusia 70-an dan 80-an (Kamila & Mukhlis, 2013). Oleh karena itu, dapat dikatakan

bahwa self-esteem belum tentu selalu berkontribusi terhadap resiliensi.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi resiliensi. Everall, et al., (2006)

memaparkan tiga faktor yang mempengaruhi resiliensi, yaitu faktor individual yang

meliputi kemampuan kognitif individu, konsep diri, dan kompetensi sosial; faktor

keluarga meliputi dukungan orangtua; dan faktor komunitas meliputi kemiskinan dan

keterbatasan kesempatan kerja yang terkait dengan gender, dan keterikatan dengan

Page 21: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN RESILIENSI PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13133/1/T1_802013030_Full... · Indonesia. Gunung Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya

12

kebudayaan. Menurut Everall, et al., (dalam Ifdil & Taufik, 2012) keterikatan para

anggota keluarga amat berpengaruh dalam pemberian dukungan terhadap anggota

keluarga yang mengalami musibah untuk dapat pulih dan memandang kejadian

tersebut secara objektif. Begitu juga dalam menumbuhkan dan meningkatkan

resiliensi. Beuf (dalam Holaday, 1997) mengungkapkan bahwa kebudayaan, yang

berisikan sikap-sikap yang diyakini dalam suatu budaya, nilai-nilai, dan standar

kebaikan dalam suatu masyarakat juga sangat mempengaruhi kemampuan resiliensi

seseorang. Connor dan Davidson (dalam Oktaviani, 2012) mengatakan bahwa

resiliensi juga mempertimbangkan kemampuan beradaptasi dan kemampuan sosial, di

luar self-esteem dan kualitas individual lainnya.

Keadaan dimana sepanjang awal Mei sejak tanggal 1 Mei hingga 3 Mei 2017,

seperti yang dilansir dalam VIVA.co.id dan Liputan6.com, Medan, yaitu Gunung

Sinabung kembali mengeluarkan abu vulkanik dengan ketinggian 1.500 meter disertai

gempa selama 319 detik, pada hari berikutnya abu vulkanik dengan ketinggian 1.800

meter disertai gempa ringan selama 694 detik, dan pada hari ketiga tercatat sudah

empat kali mengalami erupsi. Berdasarkan wawancara relawan yang tergabung dalam

kegiatan Gathering Nasional Turun Tangan 2016 kepada para pengungsi dan Kepala

Desa Mardingding, Jepri Sangapta Singarimbun mengharapkan segera mendapatkan

kepastian dari pemerintah. Para pengungsi yang berada di Posko di Terong Peren

membutuhkan sebuah kepastian, kepastian akan adanya hunian baru yang layak untuk

mereka tempati, pekerjaan untuk para orang tua dan pendidikan untuk anak anak

mereka di masa depan dikarenakan sampai saat ini mereka belum mendapatkan

hunian baru seperti yang telah dijanjikan oleh pemerintah. Individu yang merasa

berada pada suatu kondisi yang tidak jelas akan menimbulkan kecemasan (Kartono,

1981). Kecemasan ditandai dengan kekhawatiran, keprihatinan dan rasa takut. Branca

Page 22: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN RESILIENSI PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13133/1/T1_802013030_Full... · Indonesia. Gunung Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya

13

(dalam Kusumastuti & Andrianto, 2006), mendefinisikan kecemasan sebagai perasaan

yang tidak menyenangkan yang menyertai rasa frustasi dan ketidakpastian tentang apa

yang terjadi dimasa yang akan datang, dan pengharapan tentang rasa sakit, kegagalan

atau ancaman kegagalan. Ketidakpastian yang dialami ini menimbulkan sebuah

kecemasan akan masa depan para pengungsi khususnya anak-anak dan remaja terlebih

lagi kondisi erupsi Gunung Sinabung yang terus berkepanjangan tanpa diketahui

kapan akan berakhir.

Sembari menunggu kepastian akan masa depan mereka, para pengungsi

khususnya remaja tetap menjalani kehidupan mereka dengan menjalani aktivitas

seperti bersekolah meskipun harus menumpang di sekolah lain dan terkadang mereka

juga ikut membantu orangtuanya untuk berladang. Kondisi ini memperlihatkan bahwa

para remaja berusaha untuk tetap bertahan hidup dengan kondisi yang sedang

dihadapinya.

Tuntutan akan masa depan membuat remaja mengalami masa kritis. Menurut

Hurlock (dalam Purnomo dan Astuti, 2005) pada usia 15-17 tahun remaja mengalami

masa kritis. Remaja banyak mengalami tuntutan khususnya untuk dapat bersikap dan

berperilaku agar dapat bertahan hidup. Masa remaja merupakan masa dengan

idealisme yang ditandai dengan harapan, keinginan dan cita-cita yang tinggi akan

tetapi penuh juga oleh berbagai hambatan dan tantangan. Remaja dituntut untuk dapat

menyesuaikan diri dengan realita dan berusaha mengatasi segala tantangan yang

dihadapi. Dilihat dari hasil penelitian bahwa remaja penyintas erupsi Gunung

Sinabung memiliki resiliensi yang tinggi, hal tersebut dapat dikatakan bahwa remaja

berusaha untuk menyesuaikan diri dengan realita dan berusaha mengatasi masalah

yang sedang dihadapinya dengan tetap menjalankan aktivitas apapun yang dapat

mereka lakukan saat ini.

Page 23: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN RESILIENSI PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13133/1/T1_802013030_Full... · Indonesia. Gunung Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya

14

Pada usia remaja mereka juga berusaha untuk mencari jati diri mereka agar

dapat diterima di lingkungan mereka. Dengan keadaan seperti ini remaja mencoba

untuk mencari jati diri mereka dengan cara menunjukkan resiliensi mereka dimana

mereka mampu menghadapi masalah yang sedang terjadi. Namun berdasarkan hasil

penelitian harga diri pada remaja penyintas erupsi Gunung Sinabung tergolong sedang

dan terdapat beberapa penelitian mengatakan bahwa harga diri pada masa kanak-

kanak cenderung tinggi, menurun pada masa remaja, dan meningkat selama masa

dewasa awal sampai dewasa akhir, kemudian pada suatu saat harga diri juga bisa

menurun (Robins dkk dalam Shaffer, 2005).

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan uraian yang telah dipaparkan, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara self-esteem dengan resiliensi pada

remaja penyintas erupsi Gunung Sinabung yang mengungsi di Posko di Desa

Mardingding di Terong Peren, Kecamatan Tiga Nderket, Kabupaten Karo, Sumatera

Utara. Namun, didapatkan hasil bahwa 60% remaja penyintas erupsi Gunung

Sinabung di Terong Peren memiliki resiliensi yang tinggi dan 80% remaja tersebut

memiliki self-esteem yang berada pada taraf sedang.

Saran

Setelah peneliti melakukan penelitian dan pengamatan langsung serta melihat

hasil penelitian yang ada pada remaja penyintas Gunung Sinabung di Posko di Desa

Page 24: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN RESILIENSI PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13133/1/T1_802013030_Full... · Indonesia. Gunung Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya

15

Mardingding di Terong Peren, Kecamatan Tiga Nderket, Kabupaten Karo, Sumatera

Utara, maka berikut ini beberapa saran yang peneliti ajukan:

1. Bagi pihak pemerintah, masyarakat, dan relawan

Disarankan agar pemerintah, masyarakat dan relawan dapat lebih

memperhatikan dan memberikan bantuan penanganan mengenai trauma

healing karena bantuan trauma healing yang telah dilakukan cukup

membantu para pengungsi khususnya anak-anak dan remaja menjadi lebih

ceria dari sebelumnya dan juga dapat meningkatkan resiliensi mereka.

2. Bagi Pihak Posko

Disarankan agar pihak posko tetap semangat untuk memperjuangkan

bantuan yang telah direncanakan oleh pemerintah untuk para pengungsi serta

dapat memberikan semangat dan kegiatan yang menyenangkan untuk para

pengungsi khususnya remaja dan anak-anak di pengungsian agar mereka

tidak merasa tertekan dan takut, sehingga mereka dapat menjalani aktivitas

mereka dengan perasaan aman dan baik.

3. Bagi Orangtua

Disarankan kepada orangtua agar dapat selalu memberikan semangat

dan dukungan pada anak-anak mereka dikarenakan anak-anak dan remaja

lebih rentan mengalami trauma pasca bencana. Semangat dan dukungan dari

setiap orangtua diharapkan dapat memberikan motivasi kepada anak-anak

mereka untuk dapat menjalani hidup pasca bencana yang terjadi dan

meningkatkan resiliensi mereka.

Page 25: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN RESILIENSI PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13133/1/T1_802013030_Full... · Indonesia. Gunung Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya

16

4. Bagi Subjek Penelitian

Diharapkan kepada remaja di pengungsian agar dapat mengikuti

program yang telah di berikan oleh para relawan dengan baik dan tetap

semangat dalam menjalani kehidupan dan saling mendukung dan memotivasi

satu dengan yang lainnya, khususnya kepada keluarga masing-masing agar

tetap tegar menjalani kehidupan.

5. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti lebih lanjut

mengenai resiliensi para penyintas dan juga faktor-faktor lain seperti

kemampuan kognitif individu, konsep diri, kompetensi sosial, kemampuan

mengatasi masalah, optimism, dukungan orangtua, kemiskinan, dan

kebudayaan yang mempengaruhi resiliensi pada penyintas, khususnya

penyintas Gunung Sinabung dikarenakan penelitian-penelitian mengenai para

penyintas masih minim. Peneliti selanjutnya juga dapat mengecek lagi alat

ukurnya terutama skala self-esteem dikarenakan dalam pnelitian ini item dari

skala tersebut banyak yang gugur.

Page 26: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN RESILIENSI PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13133/1/T1_802013030_Full... · Indonesia. Gunung Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya

17

DAFTAR PUSTAKA

Aryani, F. (2014). Hubungan Harga Diri dengan Resiliensi Pada Orang dengan Lupus.

Skripsi. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka.

Campbell-Sills, L. & Stein, M. B. (2007). Psychometric Analysis and Refinement of the

Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC): Validation of a 10-item measure of

resilience. Journal of Traumatic Stress 20(6), 1019-1028.

Connor & Davidson. (2003). Development of The New Resilience Scale: The Connor-

Davidson Resilience Scale (CD-RISC). Journal of Depression and Anxiety. 18, 76-

83

Effendi, R. (2017). Abu vulkanik Gunung Sinabung Menyembur 4 Kali Hari Ini. Diakses

pada tanggal 5 Mei 2017 dari http://news.liputan6.com/read/2939932/abu-vulkanik-

gunung-sinabung-menyembur-4-kali-hari-ini.

Ekasari, A. & Andriyani, Z. (2013). Pengaruh Peer Group Support dan Self-Esteem

Terhadap Resilience Pada Siswa SMAN Tambun Utara Bekasi. Jurnal Soul. 6(1)

Everall, R. D., Altrows, K. J., & Paulson, B. L. (2006). Creating a Future: A Study of

Resilience in Suicidal Female Adolescents. Journal of Counseling & Development.

84(4), 461-470

Fara, E. (2012). Resiliensi Pada Dewasa Awal Berlatar Belakang Budaya Aceh yang

Mengalami Bencana Tsunami 2004. Skripsi. Depok: Fakultas Psikologi Program

Studi Sarjana Reguler Universitas Indonesia.

Heatherton, T. F. & Polivy, J. (1991). Development and Validation of a Scale fo

Measuring State Self-Esteem. Journal of Personality and Social Psychology 60,

895-910.

Holaday, Morgot. (1997). Burns. Journal of Counseling and Development. 75, 346-357

Hurlock, E. B. (1999). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan. Edisi 5. Jakarta: Erlangga.

Ifdil & Taufik. (2012). Urgensi Peningkatan dan Pengembangan Resiliensi Siswa di

Sumatera Barat. Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan. 12,2.

Inilah Kondisi Korban Erupsi Sinabung Di Posko Terong Peren. Diakses pada tanggal 8

mei 2017 dari http://video.metrotvnews.com//play/2017/01/27/649224/inilah-

kondisi-korban-erupsi-sinabung-di-posko-terong-peren.

Kamila, I. I. & Mukhlis. (2013). Perbedaan Harga Diri (Self-Esteem) Remaja Ditinjau dari

Keberadaan Ayah. Jurnal Psikologi. 9(2)

Kartono, K. (1981). Gangguan-Gangguan Psikis. Bandung: Sinar Baru.

Page 27: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN RESILIENSI PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13133/1/T1_802013030_Full... · Indonesia. Gunung Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya

18

Kusumastuti, R. K. & Andrianto, S. (2006). Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan

Kecemasan Menjelang Batas Akhir Masa Studi. Naskah Publikasi. Yogyakarta:

Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia.

Mabruri, M. I. (2007). Hubungan Antara Kepribadian Tangguh (Hardiness) dan

Religiusitas dengan Kesejahteraan Psikologis (Psychological Well-Being) pada

Korban Bencana Alam di Yogyakarta. Tesis. (Tidak dipublikasikan). Yogyakarta:

Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Margareth, V. T. (2016). Hubungan Self-Esteem dengan Resiliensi Pada Siswa Sekolah

Menengah Pasca Bencana Banjir dan Tanah Longsor di Daerah Batu Gajah Ambon.

Skripsi. Salatiga: Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana.

McCubbin, L. (2001). Chalange to The Definition of Resilience. Paper presented at The

Annual Meeting of The American Psychological Association in San Francisco, 9

Mualfiah, R. & Indrijati, H. (2014). Hubungan Antara Tingkat Harga Diri dengan

Kecenderungan Perilaku Seks Pranikah pada Remaja Pondok Pesantren Assalafi

Alfitrah Surabaya. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental. 3(3)

Munauwarah & Mukaddimatul, S. (2008). Tipe kepribadian tanggung, harga diri,

dukungan sosial dan resiliensi pada remaja penyintas bencana gempa bumi di

Yogyakarta. Tesis. Yogyakarta: Magister Sains Psikologi Universitas Gajah Mada.

Muti’ah, T. (2011). Studi Hubungan Antara Identitas Diri Dan Kecenderungan

Homoseksual Remaja di Yogyakarta. Jurnal Spirits. 1(2), 97-224

Oktaviani, D. (2012). Resiliensi Remaja Aceh yang Mengalami Tsunami. Skripsi. Depok:

Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Paramitha, T & Nasution, P. (2017). Sinabung Kembali Semburkan Abu Vulkanik

Setinggi 1500 meter. Diakses pada tanggal 5 Mei 2017 dari

http://nasional.news.viva.co.id/news/read/910853-sinabung-kembali-semburkan-

abu-vulkanik-setinggi-1-500-meter.

Priadmojo, D & Nasution, P. (2017). Gunung Sinabung Semburkan Abu Vulkanik 1800

meter. Diakses pada tanggal 5 Mei 2017 dari

http://nasional.news.viva.co.id/news/read/911053-gunung-sinabung-semburkan-abu-

vulkanik-1-800-meter.

Purnomo, B. & Astuti, Y. D. (2005). Hubungan Harga Diri dengan Tingkat Depresi Pada

Remaja Santri Pondok Pesantren. Naskah Publikasi.Yogyakarta: Fakultas Psikologi

Universitas Islam Indonesia.

Reivich, K & Shatte, A. (2002). The Resilience Factor. New York: Broadway Books.

Shaffer, R, David. (2005). Social and personality development (5 th ediion). USA:

Thomson Learning Inc.

Page 28: HUBUNGAN SELF-ESTEEM DENGAN RESILIENSI PADA …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13133/1/T1_802013030_Full... · Indonesia. Gunung Sinabung bersama Gunung Sibayak di dekatnya

19

Sinabung Yang Terlupakan. (2017). http://blog.turuntangan.org/sinabung-yang-

terlupakan/. Diakses pada tanggal 8 Mei 2017 pukul 08.46

Snyder, C. R., & Lopez, C. S. (2007). Positive psychology in scientic and practical

exploration of strenght. London: Sage Publication

Sulistyawan, Y. (2015). Kerugian Erupsi Gunung Sinabung Mencapai 1,49 Triliun.

Diakses pada tanggal 27 September 2016 dari http://medan.tribunnews.com/.

Yu, X & Zhang. J. (2007) Factor Analysis and Psychometric Evaluation of The Connor-

Davidson Resilience Scale (CD-RISC) with Chinese People. Journal of Social

Behavior and Personality. 35(1), 19-30.