hubungan self esteem dengan optimisme ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat...

129
HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME MERAIH KESUKSESAN KARIR PADA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA SKRIPSI OLEH MUHARNIA DEWI ADILIA 106070002268 FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1413H/2010M

Upload: duongtu

Post on 08-Apr-2018

221 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME MERAIH KESUKSESAN KARIR PADA MAHASISWA

FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

SKRIPSI

OLEH MUHARNIA DEWI ADILIA

106070002268

FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1413H/2010M

Page 2: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahiim

Syukur Alhamdullilah penulis panjatkan untuk kehadirat Allah SWT, karena

berkat segala kekuasaan dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan salam terlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW serta pengikutnya

sampai akhir zaman.

Terselesaikannya skripsi ini sebenarnya juga tidak luput dari bantuan pihak luar,

oleh karena itu, izinkanlah penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Bapak Jahja Umar, Ph. D, Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

beserta jajarannya.

2. Bapak Drs.Rachmat Mulyono M.Si. Psi dan Ibu Liany Luzvinda M.Psi. yang telah

membimbing, mengarahkan dan memberikan saran dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis mendapatkan banyak masukan dari beliau-beliau tersebut, serta terimakasih

banyak atas wawasan yang telah diberikan.

3. Bapak Choliluddin A.S., MA sebagai dosen pembimbing akademik

4. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan ilmu dan pengetahuannya dengan kesabaran dan keikhlasan.

5. Mama yang disiplin dan dengan segala nasihatnya serta papa yang humoris dengan

setiap semangatnya, yang sangat membantu dalam pembuatan skripsi ini, baik itu

membantu dalam hal fisik maupun psikis serta doa.

6. Kakak (Puspa ayu) yang banyak membantu dengan pengalamannya, adik (Alin) yang

bersedia membantu penulis dalam mengolah data, dan Sami yang banyak membantu

dengan tulus

7. Iqra Prasetia Rahadi Putra, yang tanpa disadari penulis merupakan anugerah terindah

yang pernah Allah berikan kepada penulis, yang sangat banyak memberikan

dukungan moral maupun banyak ikut andil dalam penyelesaiannya skripsi ini.

Page 3: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

8. Kepada seorang ibu (Mujiarah) yang sebelumnya telah banyak memberikan pelajaran

kehidupan dan merupakan salah satu motivasi penulis untuk dapat menyelesaikan

karya ini secepatnya, namun sekarang telah berada di rengkuhan Allah Swt sebelum

penulis menyelesaikan karya ini. Semoga beliau selalu berada dalam naunganNya,

amin.

9. Teman-teman “smart, rich and beautiful girl” (semoga kita benar-benar bisa menjadi

seperti itu) Malini, Isni, Sila, Mita, Mb mut, Reta, Nining, Ega Nadiah, yang

merupakan teman seperjuangan penulis dalam mendapatkan ilmu dan memperoleh

cita-cita yang kita harapkan.

10. Semua teman-teman seperjuangan yang telah membantu penulis dalam mendapatkan

sampel

11. Qori yang telah banyak membantu dengan membagi ilmunya kepada penulis, Ika

membantu dengan semangatnya, dan teman-teman uin yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu yang telah memberikan makna pertemanan dan persahabatan

kepada penulis, mudah-mudahan kita akan tetap dan selalu bersahabat selamanya.

12. Teman-teman kelompok KKL, dimana kita telah melewati waktu yang tidak singkat

dan tidak panjang untuk memahami tentang adanya keterbatasan di sekitar kita.

13. Bapak Syaiful Anam, S. Psi serta seluruh keluarga besar Rumah Sakit Khusus Jiwa

Dharma Graha.

14. Teman-teman angkatan 2006 khususnya kelas C serta angkatan dibawah penulis,

terimakasih atas kebersamaan dan pembelajaran selama ini.

15. Staff bagian Akademik, Umum, dan Keuangan Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

16. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, karena dukungan moral serta

pengertian mereka penulis bisa menyelesaikan laporan ini.

Hanya asa dan doa yang penulis panjatkan semoga pihak yang membantu

penyelesaian skripsi ini mendapatkan balasan yag berlipat ganda dari Allah SWT, amiin.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu

kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah diharapkan untuk menyempurnakan

skripsi ini.

Page 4: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

Akhir kata, besar harapan penulis semoga skripsi ini memberikan manfaat

khususnya bagi penulis dan umumnya bagi siapa saja yang membaca.

Jakarta, Agustus 2010

Penulis

Page 5: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

ABSTRAK

A. Fakultas Psikologi B. Agustus 2010 C. Muharnia Dewi Adilia D. Hubungan Self esteem dengan Optimisme Meraih Kesuksesan Karir Mahasiswa

Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta E. Di zaman sekarang mendapatkan pekerjaaan yang sesuai dengan harapan atau

sesuai dengan apa yang telah dipelajari di universitas tidaklah mudah. Persaingan yang banyak namun kesempatan untuk memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan jurusan yang diambil sewaktu kuliah sangat kurang. Adalah hal yang wajar bagi seorang mahasiswa mengalami kecemasan untuk menghadapi kesuksesan karirnya kelak, terutama bagi mahasiswa semester atas yang dianggap tidak lama lagi akan memasuki dunia kerja. Kemampuan dalam menilai dirinya secara unik dan memiliki potensi tersendiri sangatlah dibutuhkan untuk meningkatkan optimisme dan kepercayaan diri dalam menghadapi dunia karir. Karena itu, penelitian ini menguji korelasi antara variable self esteem dengan optimisme karir pada mahasiswa psikologi. Self esteem sendiri merupakan penghargaan diri seseorang dalam menilai diri mereka sendiri. Sedangkan, optimisme merupakan keyakinan diri akan suatu peristiwa atau masa depan akan berjalan dengan baik. Kedua hal tersebut merupakan inti pribadi diri yang penting dalam menjalani suatu kehidupan.

Penelitian ini selain bertujuan untuk untuk mengetahui hubungan antara self esteem dan optimisme, juga ingin mengetahui seberapa besar self esteem mahasiswa memberikan sumbangan terhadap keoptimisannya dalam menghadapi kesuksesan karir pada mahasiswa tersebut. Dalam hal ini mahasiswa semester atas atau yang telah mendapatkan mata kuliah peminatan dalam ilmu psikologi yang dinilai telah memiliki gambaran akan karir masa depannya, karena itu peneliti ingin mengetahui bagaimana self esteem memiliki kaitan terhadap optimisme kesuksesan karir mahasiswa tersebut.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa psikologi UIN Syarif Hidyatullah yang telah mendapatkan mata kuliah peminatan dalam bidang psikologi. Sampel yang dipakai dalam penelitian ini berjumlah 100 mahasiswa dari angkatan 2006 dan seterusnya. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara nonprobability sampling yakni accidental atau seketemunya, hal ini dilakukan untuk memudahkan penelitian, mengingat penelitian dilaksanakan ketika liburan semester dan waktu yang tidak memungkinkan bagi peneliti untuk menunggu hingga liburan usai. Ditambah lagi untuk mendapatkan sampel pada mahasiswa

Page 6: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

semester atas yang tidak lagi aktif melaksanakan perkuliahan tidaklah mudah. Pengambilan sampel tentunya disesuaikan dengan karakteristik pada penelitian ini.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan metode korelatif. Responden diberikan instrumen yang berupa skala yang terdiri dari skala self esteem dan skala optimisme. Dilakukan uji instrumen pada 65 sampel dengan memberikan 80 item pada skala optimis dan 92 item pada skala self esteem kemudian dilaksanakan penelitian terhadap 100 sampel dengan menggunakan skala yang telah valid yang terdiri dari 44 item skala self esteem dan 37 item skala optimisme. Untuk menguji validitas skala, penulis menggunakan rumus product moment Pearson, dengan menggunakan r table sebesar 0,3 pada taraf signifikasi. Beberapa item skala diambil dari skala yang telah baku. Kedua skala tersebut diuji reliabelitasnya dengan menggunakan Alpha Cronbach dimana semakin tinggi koefisien reliabelitas mendekati 1.00 berarti semakin tinggi tingkat reliabelitasnya.. Pada skala self esteem diperoleh hasil koefisien reliabelitasnya sebesar 0,917 yang berarti menempati kriteria yang sangat reliabel. Sedangkan pada skala optimisme terhadap kesuksesan karir masa depan diperoleh hasil koefisien reliabelitas sebesar 0,837 yang berarti menempati kriteria reliabel.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah terdapat korelasi antara self esteem dengan optimisme mahasiswa dalam menghadapi kesuksesaan karirnya. Mahasiswa yang mampu menghargai dirinya secara positif maka ia pun dapat berpikir positif tentang masa depannya karena ia yakin dengan kualitas kemampuannya sendiri. Hubungan antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195), pada taraf signifikansi 5 % maka Ho ditolak dan Ha diterima. Kemudian, hasil uji regresi dengan menggunakan perhitungan komputer dengan program SPSS versi 13.00, bahwa terdapat pengaruh atau sumbangan yag diberikan Self esteem terhadap optimisme karir masa depan sebanyak 56,6%. Self esteem memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap keoptimisan seorang mahasiswa, dalam hal ini meraih kesuksesan karirnya.

F. Bahan bacaan 31 sumber (baik buku, jurnal, artikel ilmiah, maupun karya ilmiah)

Page 7: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................................. i

Abstrak........................................................................................................................................... ii

Daftar Isi ....................................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................................1

1.1. Latar Belakang.................................................................................................................1

1.2. Identifikasi Masalah.........................................................................................................9

1.3. Pembatasan Masalah .......................................................................................................9

1.4. Perumusan Masalah .......................................................................................................10

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................................................10

1.5.1. Tujuan Penelitian ...........................................................................................................10

1.5.2. Manfaat Penelitian .........................................................................................................10

1.6. Sistematika Penelitian....................................................................................................11

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Optimisme......................................................................................................................13

2.1.1 Pengertian Optimisme....................................................................................................13

2.1.2 Tipe Optimis ..................................................................................................................15

2.1.3 Optimisme dalam Meraih Kesuksesan Masa Depan .....................................................17

2.1.4. Aspek-aspek Optimisme ................................................................................................18

2.1.5. Ciri-ciri Optimisme........................................................................................................21

2.1.6. Manfaat Optimisme .......................................................................................................26

2.1.7. Meningkatkan Optimisme dan Harapan ........................................................................30

2.2. Self Esteem ....................................................................................................................31

2.2.1. Pengertian Self Esteem ...................................................................................................31

2.2.2. Pembentukan Self Esteem ..............................................................................................36

2.2.3. Aspek-aspek Self Esteem ...............................................................................................38

2.2.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Diri..............................................................40

Page 8: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

2.2.5. Karakteristik Individu Berdasarkan Harga Diri (Self Esteem) yang dimiliki ................42

2.3. Kerangka Berfikir .............................................................................................................46

2.4. Hipotesis ...........................................................................................................................48

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................................................49

3.1. Metode Penelitian .............................................................................................................49

3.1.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ........................................................................49

3.2. Variabel-variabel Penelitian ............................................................................................49

3.2.1. Definisi Variabel................................................................................................49

3.3. Pengambilan Sampel .......................................................................................................53

3.3.1. Populasi dan Sampel ..........................................................................................53

3.3.2. Teknik Pengambilan Sampel .............................................................................54

3.4. Pengumpulan Data ..........................................................................................................55

3.4.1. Teknik Pengumpulan Data.................................................................................55

3.4.2. Instrumen Pengumpulan Data............................................................................56

3.5. Uji Instrumen Penelitian..................................................................................................57

3.6. Prosedur Penelitian..........................................................................................................65

3.7. Teknik Analisis Data .......................................................................................................67

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN..............................................................68

4.1. Analisis Deskriptif ............................................................................................................68

4.2. Uji Persyaratan..................................................................................................................69

4.2.1. Kategorisasi Skor ...............................................................................................69

4.2.1.1. Katagori Skor skala Optimisme ......................................................................69

4.2.1.2. Katagori Skor skala Self Esteem .....................................................................73

4.3. Hasil Penelitian ...............................................................................................................76

4.3.1. Uji Korelasi........................................................................................................76

4.3.2. Uji Regresi Linear..............................................................................................77

BAB V KESIMPULAN DISKUSI DAN SARAN ....................................................................80

5.1. Kesimpulan .......................................................................................................................80

5.2. Diskusi.............................................................................................................................80

Page 9: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

5.3. Saran................................................................................................................................83

5.3.1. Saran Teoritis .....................................................................................................83

5.3.1. Saran Praktis ......................................................................................................85

Daftar Pustaka ........................................................................................................................86

Lampiran I...................................................................................................................................... i

Lampiran II ................................................................................................................................... ii

Lampiran III ................................................................................................................................ iii

Page 10: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kaidah reliabilitas ................................................................................. 58

Tabel 3.2 Blue print skala optimisme try out........................................................ 59

Tabel 3.3 Blue print skala optimisme penelitian .................................................. 61

Tabel 3.4 Blue print skala self esteem try out ....................................................... 62

Tabel 3.5 Blue print skala self esteem penelitian.................................................. 64

Tabel 4.1 Tabel gambaran responden berdasarkan jenis kelamin ........................ 68

Tabel 4.2 Gambaran subjek berdasarkan usia....................................................... 69

Tabel 4.3 Nilai maksimum, minimum, rata-rata, jumlah total (sum), dan standar

deviasi optimisme .................................................................................. 70

Tabel 4.4 Kategorisasi optimisme......................................................................... 71

Tabel 4.5 Tabel Optimis berdasarkan jenis kelamin............................................. 71

Tabel 4.6 Kategori Optimis pada perempuan ....................................................... 72

Tabel 4.7 Kategori Optimis pada laki-laki............................................................ 72

Tabel 4.8 Nilai maksimum, minimum, rata-rata, jumlah total (sum), dan standar

deviasi Self esteem................................................................................. 73

Tabel 4.9 Kategorisasi skor Self esteem................................................................ 74

Tabel 4.10 Tabel Self esteem berdasarkan jenis kelamin...................................... 75

Tabel 4.11 Kategori Self esteem pada perempuan ................................................ 75

Tabel 4.12 Kategori Self esteem pada laki-laki..................................................... 76

Tabel 4.13 Tabel hasil uji korelasi Self esteem dengan optimisme....................... 77

Tabel 4.14 Tabel Linearitas .................................................................................. 78

Tabel 4.10 Tabel kesimpulan Self esteem dengan optimisme............................... 78

Page 11: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

MOTTO

“GO CONFIDENTLY IN THE DIRECTION OF

YOUR DREAMS”

Henry David Thoreau

Page 12: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sulitnya mendapatkan pekerjaan di masa globalisasi ini menjadi topik hangat yang

sangat meresahkan masyarakat. Dahulu jumlah tenaga ahli sangatlah sedikit dan pada

saat itu pula nilai atau value dari seorang mahasiswa pun sangat tinggi, hingga mampu

mendapatkan penghargaan melalui pekerjaan yang tepat dan sesuai dengan ilmu yang ia

miliki serta peroleh ketika kuliah.

Namun seiring bertambahnya jumlah populasi di Indonesia, Jumlah individu yang

lulus dari perguruan tinggi pun makin meningkat dan membuat nilai dari tiap-tiap

individu tersebut menurun atau bahkan hilang. Hal ini menyebabkan banyak lulusan dari

perguruan tinggi tidak lagi mendapatkan pekerjaan sesuai dengan ilmu yang mereka

miliki, atau mendapakan pekerjaan yang kurang layak, dan tidak sedikit yang tidak

memperoleh pekerjaan sama sekali. Berdasarkan informasi dari surat kabar bahwa,

jumlah pengangguran tingkat sarjana dewasa ini melonjak drastis, yakni dari 183.629

lulusan pada tahun 2006 menjadi 409.890 lulusan pada tahun 2007. ditambah dengan

pemegang gelar diploma I, II, dan III yang menganggur, sehingga berdasarkan pendataan

tahun 2007 lebih dari 740.000 orang ( Kompas, 06/02/2008).

Menurut asumsi penulis, saat jumlah mahasiswa terbatas maka nilai dari seorang

mahasiswa itu akan sangat tinggi dan begitu juga sebaliknya. Penurunan ini terjadi

karena dengan banyaknya jumlah mahasiswa membuat perusahaan memiliki lebih

banyak pilihan dan dapat menekan turun nilai jual calon karyawannya. Sehingga antara

Page 13: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

2

jumlah pekerjaan yang tersedia dengan nilai dari lulusan perguruan tinggi menjadi alasan

utama sulitnya mendapatkan pekerjaan yang layak di masa ini. Karena itu tingkat

persaingan di pasar buruh pun menjadi sangat tinggi dan hanya mereka yang memiliki

spesialisasi atau keahlian tertentu yang dapat bertahan di persaingan dalam mendapatkan

pekerjaan.

Kesadaran akan fenomena tersebut tidak jarang dapat menimbulkan kecemasan

pada masyarakat pada umumnya dan mahasiswa pada khususnya dalam memperoleh

pekerjaan yang sesuai dengan harapan. Saat kuliah tentunya seorang mahasiswa memiliki

harapan tinggi untuk memperoleh pekerjaan yang layak nantinya, serta dapat

mensejahterakan kehidupannya. Namun, sulitnya keadaan sekarang ini justru

mempengaruhi keoptimisan mahasiswa dalam memperoleh kesuksesannnya kelak

ditengah persaingan pasar yang ketat. Padahal keoptimisan adalah inti dari motivasi

seseorang untuk berjuang dalam dunia persaingan ekonomi yang kuat. Tanpa

kemampuan untuk berpikir optimis seseorang dapat mengalami tekanan-tekanan dalam

dirinya ketika kenyataan tidak sesuai dengan harapannya, buruknya hal tersebut dapat

mengakibatkan kegoncangan mental seseorang.

Disini penulis berasumsi bahwa seseorang yang telah dikategorikan sebagai

seorang mahasiswa yang mulai memasuki masa perkembangan dewasa awal, tentunya

telah memiliki gambaran yang lebih matang mengenai masa depannya dibandingkan

remaja SMA. Dengan kemampuan menilai potensi dan keseluruhan dari dirinya yang

lebih matang, seorang mahasiswa akan lebih memiliki optimisme yang tinggi untuk

menggapai apa yang diharapkannya. Optimisme sendiri adalah kemampuan seseorang

untuk memandang positif akan segala hal. Memiliki pemikiran yang selalu positif akan

menghasilkan hal yang positif pula. Disisi lain optimisme juga baik bagi kesehatan psikis

Page 14: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

3

maupun fisik seseorang. Berbagai penelitian banyak yang membuktikan manfaat dari

berpikir optimis dan pengaruhnya pada kesuksesan atau keberhasilan masa depannya.

Dalam suatu penelitian yang dilakukan oleh Seligman (Seligman, 2008), diperoleh hasil

optimisme sangat berpengaruh pada kesejahteraan psikis dan kesehatan mental seseorang,

dapat meningkatkan system imun dan menurukan tingkat stress.

Patton et.al (2004), menyatakan optimisme dianggap sebagai suatu pertimbangan

yang memiliki kecenderungan dapat mempengaruhi perasaan, sikap cara berpikir, dan

prilaku seseorang dalam situasi tertentu. Creed, Patton, dan Bartrum (2002) melakukan

tes peninjauan kembali (dari penelitian Scheier, Carver & Bridges, 1994) mengenai

dimensi orientasi kehidupan antara optimisme dan pesimisme dan hubungannya dengan

variable karir seperti pengambilan keputusan, kematangan karir, serta tujuan karir masa

depan pada siswa SMA. Ditemukan bahwa siswa dengan optimisme yang tinggi

menunjukan hasil yang lebih tinggi terhadap rencana dan penjelajahan karir masa depan,

mereka telah melakukan pengambilan keputusan tentang karir masa depan, dan lebih

memiliki tujuan karir terhadap masa depan mereka. Sebaliknya, pada mereka yang

pesimis menunjukan hasil yang rendah terhadap pengetahuan tentang karir masa depan

dan lebih ragu-ragu dalam pengambilan keputusan untuk karir masa depan, dan

dilaporkan memiliki prestasi sekolah yang lebih rendah. Lazarus (1991)

mengidentifikasikan bahwa optimisme dan self esteem merupakan suatu keyakinan diri

bahwa hubungan seseorang dan lingkungannya dipengaruhi oleh penilaian dan

penyesuaian diri dan secara potensial yang dapat mengurangi pengaruh stress dan

adaptasi seseorang terhadap lingkungan.

Seligman, 1975; Taylor, 1971 (dalam Scioli et al 1997) mengatakan bahwa suatu

pemikiran yang positif memiliki hubungan yang erat dengan kesehatan, kesuksesan dalam

Page 15: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

4

menyesuaikan diri pada kondisi depresi, kehilangan harapan, dan keputus asaan yang

mengarah pada rasa menyerah, rasa sakit, dan bahkan kematian).

Yates (2002), mengungkapkan terdapat suatu penelitian menetapkan bahwa

perbedaan antara orang yang optimis dan pesimis dalam penjelasan atribusi meliputi pada

aspek-aspek penting pada penyesuaian pribadi, serta memberikan pengaruh pada

kesehatan, motivasi, dan pembelajaran (Peterson & Bossio, 1991; Schulman, 1995).

Kecendrungan optimis dan pesimisnya seseorang dibentuk sejak masa kanak-kanak

(Nolen-Hoeksema & Girgus, 1995; Yates, 1998a) dari banyaknya pengalaman keseharian

(Peterson & Bossio, 1991) yang dapat mempengaruhi kesehatan anak, motivasi dan

prestasinya (Seligman, 1990, 1995). Pada suatu tes yang dilakukan di California

menggunakan California Achievement Test, anak yang pesimis lebih sedikit mengalami

sukses dibanding anak yang optimis (Nolen-Hoeksema & Girgus, 1995). Menurut,

Seligman (1995), siswa yang mengembangkan kerangka berpikir yang pesimis memiliki

resiko untuk tidak berhasil dalam bidang akademisnya.

Selain itu, menurut Seligman dalam bukunya the optimistic child menyatakan

bahwa mereka yang pesimis melakukan suatu pekerjaan lebih buruk dari mereka yang

optimis dalam tiga aspek : pertama, mereka lebih sering merasakan depresi. Kedua,

prestasi mereka rendah di sekolah, dalam pekerjaan, dan di lapangan bermain

dibandingkan bakat yang mereka sebenarnya. Ketiga, kesehatan fisik mereka lebih buruk

dibandingkan orang yang optimis.

Sifat optimis tidak hanya baik bagi kesehatan fisik dan kesejahteraan psikis, dalam

islam pun Allah Swt memerintahkan pada hamba-Nya untuk tidak berputus asa dan

selalu berpikir positif (optimis) baik secara Habluminnanas (hubungan antara manusia

dengan manusia) maupun Habluminnallah (hubungan antara manusia dengan Allah)

Page 16: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

5

seperti dalam surat Al-Hijr ayat 56 dan surat Yusuf ayat 87 dimana Allah SWT

membenci orang-orang yang berputus asa.

Di luar medan perjuangan dalam meniti karir, dilihat secara individu bahwa tiap

manusia itu unik, dan memiliki karakter yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain,

termasuk potensi dan kemampuannya sejak dilahirkan. Penilaian orang lain atas dirinya

mengenai perasaan, sikap, dan tingkah lakunya merupakan wujud dari self esteem. Self

esteem mengacu pada bagaimana seseorang secara subjektif menilai dirinya sendiri,

kemampuan serta potensi yang dimilikinya. Seseorang yang positif terhadap potensi-

potensi dirinya dan pengembangan dirinya sendiri, diyakini memiliki self esteem yang

positif. Dengan kemampuan melihat dirinya secara positif maka kedepannya akan sangat

membantu dalam berjuang meniti kesuksesan karirnya sendiri. Seperti pada berbagai

penelitian yang dilakukan oleh para ahli dimana self esteem berdampak pada kemampuan

diri seseorang dalam memperoleh prestasi dan menentukan konsep karir masa depannya.

Tidak hanya itu self esteem juga sangat menentukan kepercayaan diri seseorang terhadap

kemampuan yang ia miliki.

Gardner, 1981; Holland, 1085; Super 1980 ( dalam Patton et al, 2004) dalam suatu

kepustakaan riwayat kerja, mengindikasikan remaja dengan self esteem yang tinggi

memiliki konsep yang lebih jelas mengenai ketertarikan terhadap karir dan kemampuan

membuat keputusan mengenai karir masa depan dibandingkan siswa yang memiliki self

esteem yang rendah.

Dalam Research Fact and Findings (2003) ada bermacam-macam tingkatan self

esteem pada anak remaja yang nampaknya dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti

gender, kebudayaan, dan kelas sosial, dapat juga di pengaruhi oleh karakteristik individu

itu sendiri. Tingkatan self esteem yang berbeda pada remaja berada dalam wilayah yang

Page 17: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

6

berbeda pula seperti dalam hal sosial, pelajaran, olahraga, penampilan dan tingkah laku

secara umum. Pada penelitian Harter (1990, 1999) di temukan bahwa, kepuasan dalam

hal penampilan fisik memberikan komponen self esteem yang besar, dan pada remaja

wanita lebih memiliki ketidak puasan yang besar terhadap penampilan fisiknya dibanding

remaja laki-laki.

Suatu penelitian dalam Research Finding and Facts (2003) ditemukan bahwa

sepertiga sampai setengah dari remaja berjuang menghadapi self esteem yang rendah,

terutama pada remaja awal (Harter, 1990; Hirsch & Dubois, 1991). Self esteem yang

rendah berdampak sementara, tetapi dalam kasus yang serius dapat mengarah pada

berbagai macam permasalahan, seperti depresi, anorexia nervosa, delinquency, sikap

melukai diri sendiri dan bahkan bunuh diri. Remaja dengan self esteem yang rendah lebih

banyak berprilaku tidak baik di sekolahnya, hamil, atau menghamili pasangannya. Tetapi

juga perlu diketahui bahwa penyebab pasti dari hal tersebut juga tidak jelas, penelitian

pun tidak begitu yakin bahwa self esteem yang rendah dapat menjadi penyebab anak

muda memiliki masalah prilaku tsb. Sebagai contoh, dilaporkan bahwa anggota geng

memiliki self esteem di atas rata-rata. Seorang anak yang memiliki self esteem yang tinggi

ketika masa kanak-kanaknya akan memiliki self esteem yang tinggi pula ketika

remajanya. Dalam Savin Williams – Demo, 1983; Harter, 1990, banyak penelitian

menunjukan bahwa sepanjang masa remaja pertengahan dan remaja akhir hingga masa

dewasa awal memiliki self esteem yang stabil dan bahkan terus meningkat.

Dalam Naderi, et al (2009) terdapat suatu penelitian yang mendokumentasikan

pentingnya peranan self esteem dalam prestasi akademis, sosial, dan tanggung jawab

pribadi (Redenbach, 1991). Berlaku bagi setiap orang, bahwa perkembangan potensi

manusia secara penuh dapat ditingkatkan melalui self esteem. Self esteem adalah kuci

Page 18: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

7

utama yang mempengaruhi tingkat keahlian seseorang dalam semua usaha keras. Self

esteem berhubungan dengan kesuksesan kerja, prestasi sekolah, keserasian pribadi dan

kebahagiaan (Redenbach, 1991). Di kutip dari Malbi & Reasoner (2000), self esteem di

indikasikan secara luas sebagai keyakinan individu terhadap dirinya sendiri untuk

berkompeten dan berguna dalam kehidupan. Suatu penelitian menunjukan terdapat

korelasi yang kuat antara bagaimana seseorang menilai diri mereka dengan pencapaian

akademiknya. Mereka yang merasa percaya diri, secara umum lebih berprestasi dibanding

mereka yang tidak percaya diri.

Dalam Nave (1990) Self esteem siswa lebih memiliki hubungan yang erat dengan

kesuksesan siswa dibanding IQ (Canfield, 1976). Dalam hal itu beberapa Negara bagian

di Amerika telah memasukan program peningkatan self esteem dalam kurikulum sekolah.

Seperti yang di beritakan bahwa daerah bagian California mempromosikan Self Esteem

dengan menggunakan kekuatan tugas lokal. Beberapa sekolah mengadopsi program

terbaru untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa. Berdasarkan survey Departemen

Pendidikan US program Self Esteem 86 % dilaksanakan di sekolah SD California dan 83

% pada distrik SMA California (The Patriot News, 1990). Kekuatan tugas yang sama di

bentuk di Virginia dan Maryland. Penelitian pun segera dilakukan di Negara bagian ini

untuk menemukan bagaimana cara Self Esteem dapat digunakan untuk meningkatkan

kesuksesan siswa.

Dinyatakan pula dalam Nave (1990) bahwa salah satu teknik untuk meraih

kesuksesan siswa dalam meningkatkan self esteem-nya adalah siswa di libatkan secara

penuh dalam penentuan sasaran tujuan hidupnya dan tujuan karirnya. Dengan bantuan

seorang guru tentunya tujuan tersebut akan menjadi kenyataan (berdasarkan bakat dan

Page 19: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

8

kemampuan siswa sebelumnya). Beberapa tujuan seharusnya dengan seketika dapat

dicapai agar dapat menetapkan kesuksesan secepatnya dan umpan balik yang positif, serta

dalam beberapa hal harus melibatkan mimpi panjang mereka yakni cita-cita siswa.

Dalam Nave (1990) mengatakan bahwa ratusan artikel ilmiah mengenai self esteem

menyatakan terdapat korelasi yang kuat antara self esteem dengan aktivitas yang

dilakukan siswa : anak rumahan memiliki self esteem yang rendah, yang berprestasi tinggi

memiliki self esteem yang tinggi, orang yang depresi memiliki self esteem yang rendah,

atlit hebat memiliki self esteem yang tinggi, anak yang mendapatkan nilai F memiliki self

esteem yang rendah dan seterusnya.

Namun, optimisme saja tidaklah cukup untuk meraih apa yang kita inginkan,

karena dalam menggapai kesuksesan haruslah disertai dengan usaha yang nyata. Memiliki

optimisme yang tinggi namun usaha yang tidak sepadan dalam menggapai apa yang

diinginkan, di ibaratkan seperti doa tanpa usaha, atau berusaha tetapi tanpa pemikiran

yang optimis bahwa ia akan sukses, diibaratkan seperti usaha tanpa doa. Antara optimis

dan berusaha tidak dapat dipisahkan jika seseorang ingin menggapai kesuksesan karirnya

kelak.

Dalam SIRC (2009) faktor individu seperti aspek self esteem dan optimisme dapat

mempengaruhi self efficacy, harapan dan terutama prilaku seseorang. Dalam suatu

penelitian kecil mengenai optimisme dan dengan menggunakan kerangka teori dari SSCT

(Social Cognitive Career Theory) secara umum optimis memiliki kecendrungan

memberikan hasil yang positif atau memberi keyakinan yang baik dibanding sesuatu yang

buruk yang akan terjadi dalam kehidupan seseorang. (Scheier & Carver, 1993).

Page 20: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

9

Idealnya seseorang yang memiliki self esteem yang tinggi, memiliki optimisme

yang tinggi pula dalam hal ini optimisme meraih kesuksesan karir masa depan. Sehingga

walaupun di masa sekarang sulit mendapat pekerjaan dan banyaknya sarjana yang

menganggur, mereka yang memiliki self esteem yang positif dan sangat menyadari

potensi dirinya akan memiliki optimisme yang tinggi pula dalam menghadapi karir masa

depan mereka.

Terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan optimisme, yakni faktor dari

dalam diri seperti kreativitas, motivasi, percaya diri, dan faktor internal lainnya. Serta

faktor dari luar diri lingkungan sosial, keluarga, budaya, status sosial, agama dll. Penulis

tertarik meneliti hubungan antara self esteem dengan optimisme karena penulis ingin

mengetahui keterkaitannya lebih jauh dan dapat menginformasikan berbagai manfaat dari

optimisme.

1.2 Identifikasi Masalah

• Apakah ada hubungan self esteem dengan optimisme meraih kesuksesan karir

mahasiswa?

• Seberapa besar pengaruh atau sumbangan yang diberikan self esteem terhadap optimisme

meraih kesuksesan karir mahasiswa?

1.3. Pembatasan Masalah

Self esteem : Merupakan penilaian yang diberikan individu terhadap dirinya sendiri,

baik positif naupun negatif, yang kemudian diekspresikan dalam sikap terhadap

dirinya tersebut dalam aspek perasaan mengenai dirinya sendiri, perasaan terhadap

hidup dan hubungan dengan orang lain.

Page 21: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

10

Optimisme : Harapan kuat terhadap segala sesuatu yang terdapat dalam kehidupan

akan mampu teratasi dengan baik, walaupun ditimpa banyak masalah dan frustasi.

Optimisme sebagai kecenderungan untuk memandang segala sesuatu dari segi dan

kondisi baiknya dan mengharapkan hasil yang paling memuaskan.

Mahasiswa yang diteliti adalah mahasiswa fakultas psikologi yang telah mendapatkan

mata kuliah peminatan.

1.4. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, peneliti merumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan antara self esteem dengan optimisme meraih

kesuksesan karir mahasiswa? “

2. Seberapa besar pengaruh atau sumbangan yang diberikan self esteem terhadap

optimisme meraih kesuksesan karir mahasiswa?

1.5. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.5.1. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah :

1. mengetahui hubungan self esteem dengan optimisme meraih kesuksesan karir

mahasiswa.

2. Mengetahui seberapa besar pengaruh atau sumbangan yang diberikan Self esteem

terhadap optimisme meraih kesuksesan karir mahasiswa.

1.5.2. Manfat Penelitian

Manfaat teoritis: secara teoritis, penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan

psikologi

Page 22: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

11

Manfaat praktis: secara praktis, penelitian ini dapat memberikan motivasi kita untuk

meraih kesuksesan karir dengan berpikir optimis terutama bagi

mahasiswa.

1.6 Sistematika Penelitian

Untuk memudahkan pemahaman pada tulisan ini, maka penulis menyusunnya dalam

sistematika penulisan sebagai berikut :

Bab 1 Pendahuluan

Yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab 2 Kajian Pustaka

Bagian ini membahas mengenai teori self esteem (pengertian self esteem,

pembentukan harag diri, aspek-aspek self esteem, karakteristik individu berdasarkan self

esteem yang dimiliki). Teori optimisme (pengertian optimisme, tipe-tipe optimis, optimis

meraih kesuksesan masa depan, aspek-aspek optimis, ciri-ciri optimis, manfaat optimis,

meningkatkan optimis dan harapan), kerangka berpikir dan hipotesis.

Bab 3 Metodologi Penelitian

Bagian ini membahas mengenai jenis penelitian (pendekatan dan metode penelitian),

subjek penelitian (karakteristik dan jumlah subjek, serta teknik pemilihan subjek penelitian),

pengumpulan data (metode pengumpulan data dan instrument penelitian), prosedur penelitian

(tahap persiapan, dan pelaksanaan penelitian), serta teknik pengolahan dan analisa data.

Page 23: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

12

Bab 4 Presentasi dan Analisis data

Terdiri dari gambaran umum subjek penelitian, uji instrument penelitian, hasil skala

uji validitas skala self esteem dan skala optimisme kesuksesan karir serta hasil uji reliabelitas

self esteem dan optimisme kesuksesan karir masa depan. Uji persyaratan yang terdiri dari uji

normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis serta hasil utama penelitian.

Bab 5 Penutup

Terdiri dari kesimpulan, diskusi dan saran.

Page 24: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

13

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Optimisme

2.1.1. Pengertian Optimisme

Dalam Seligman (1995) optimisme berasal dari kata bahasa inggris yaitu

Optimism yang berarti keadaan selalu berpengharapan baik. Selama ini pandangan

umum masyarakat mengenai optimisme adalah cara memandang suatu hal seperti

melihat gelas yang tidak penuh sebagai gelas yang setengah berisi, dan bukan

setengah kosong atau bersikap menguatkan diri dengan kalimat-kalimat positif kepada

dirinya sendiri. Tetapi makna optimisme sebetulnya lebih dalam dari itu. Dasar dari

optimisme adalah bagaimana cara berpikir seseorang ketika menghadapi suatu

masalah.

Menurut Segerestrom, 1998 (dalam Ghufron, 2010) optimisme adalah cara

berpikir yang positif dan relistis dalam memandang suatu masalah. Berpikir positif

adalah berusaha mencapai hal terbaik dari keadaan terburuk. Belsky (1999)

berpendapat bahwa optimisme adalah menemukan isnspirasi baru. Kekuatan yang

dapat diterapkan dalam semua aspek kehidupan sehingga mencapai keberhasilan.

Lopez dan Snyder (2003) berpendapat optimisme adalah suatu harapan yang

ada pada individu bahwa segala sesuatu akan berjalan menuju kearah kebaikan.

Perasaan optimisme membawa individu pada tujuan yang diinginkan, yakni percaya

pada diri dan kemampuan yang dimiliki. Sikap optimis menjadikan seseorang keluar

dengan cepat dari permasalahan yang dihadapi karena adanya pemikiran dan perasaan

memiliki kemampuan, juga didukung anggapan bahwa setiap orang memiliki

Page 25: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

14

keberuntungan sendiri-sendiri. Belsky (1999) berpendapat bahwa optimisme adalah

menemukan inspirasi baru. Kekuatan yang dapat diterapkan dalam semua aspek

kehidupan sehingga mencapai keberhasilan.

Scheier dan Carver (dalam Snyder dkk, 2005) mengatakan bahwa orang yang

optimis adalah orang yang selalu mengharapkan atau menduga bahwa hal baik yang

akan terjadi padanya. Lebih lanjut Scheier, Weintraub, dan Carver (1986) meneliti

perbedaan cara coping antara orang yang optimis dan pesimis ketika mereka

menghadapi situasi stress. Orang yang optimis cenderung akan melakukan coping

melalui usaha yang aktif untuk mengatasi masalahnya. Menurut Scehier dan Carver,

kamus mendefinisikan optimisme dan pesimisme merupakan keyakinan seseorang

terhadap harapan masa depannya.

Menurut Kerley (2006), optimis adalah gaya penjelasan (bagaimana kita

menjelaskan sesuatu pada diri kita), dan juga suatu sikap (bagaimana cara kita

merasakan sesuatu). Merupakan suatu komponen perilaku yang menghasilkan suatu

hasil yang kompleks dari pikiran dan emosi kita. Secara simpelnya optimis berarti

meyakini suatu peristiwa akan berjalan baik.

Dalam SIRC (2009) mendefinisikan optimisme sebagai suatu istilah yang

banyak dipakai dalam mendeskripsikan pengalaman, perasaan, dan watak seseorang

pada berbagai konteks sejarah maupun sosial. Menurut Weinstein (1980), optimisme

adalah merupakan kecenderungan seseorang untuk meyakini bahwa mereka akan

lebih banyak mengalami suatu peristiwa yang baik daripada mengalami suatu

peristiwa yang buruk dibandingkan orang lain.

Page 26: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

15

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa optimis merupakan suatu

istilah yang dipakai untuk menggambarkan perbedaan watak yang didasarkan pada

perbedaan pengalaman, latar belakang, dan kehidupan sosial seseorang.

Dalam SIRC (2009) Berdasarkan hasil penelitian (berupa polling, di Inggris)

dalam suatu jurnal psikologi menghasilkan bahwa tinggi rendahnya optimisme

seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni:

1. faktor dari lingkungan keluarga sebanyak 72%

2. faktor kesehatan diri sebanyak 65%, nampaknya faktor ini merupakan faktor

kunci yang mempengaruhi optimisme seseorang dan

3. faktor politik dan ekonomi global sebanyak 12%

Dengan cara yang sama, dari hasil polling (di Inggris) bahwa mayoritas orang

sangat merasa optimis dalam hal kehidupan keluarga 61%, hubungan pribadi 53%,

dan kehidupan sosial 31%, serta hanya ada 4% yang optimis terhadap masa depan

negaranya.

2.1.2 Tipe Optimis

Dari analisis SIRC (Social Issues Research Center, 2009), ditemukan berbagai

macam tipe sifat optimisme (menggunakan banyaknya partisipan yang ada dalam

polling nasional, dan mereka mendeskripsikan diri mereka sendiri):

1. Realist (24%) : saya tidak optimis ataupun pesimis, tapi cukup realistik

mengenai apa yang baik dan tidak baik dalam hidup saya.

Page 27: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

16

2. Concrete optimist (optimis konkrit) (19%) : saya optimis, tapi saya juga

realistik mengenai kemungkinan hasil dari suatu kejadian.

3. Cautious optimist (optimis yang berhati-hati) (18%) : saya optimis, tetapi saya

berhati-hati untuk tidak puas dengan keberuntungan baik saya.

4. Situational optimist (optimis terkondisikan) (15%) : tingkat optimis saya

berubah-ubah pada setiap situasi.

5. Fatalist (6%) : terutama sekali saya menerima bahwa saya tidak dapat

merubah apa yang telah terjadi pada saya, baik itu bagus ataupun buruk.

6. Individualist (3%) : terutama sekali saya yakin bahwa saya dapat mengontrol

apa yang akan terjadi pada saya, baik itu bagus atau buruk.

7. Pessimist (3%) : secara umum saya pesisimis apapun situasinya.

8. Contagious optimist (optimis yang menular) (2%) : saya selalu optimis dan

keoptimisan saya menular pada mereka yang ada di sekitar saya.

9. Unbashed optimist (sangat optimis) (2%) : saya selalu optimis apapun

situasinya.

Dalam hasil peneltian yang dilakukan oleh SIRC, hal-hal yang paling

mempengaruhi tinggi rendahnya optimisme dalam diri seseorang secara umum

adalah; (1) keluarga, (2) kesehatan, (3) penghasilan pribadi, (4) kehidupan percintaan,

(5) kehidupan sosial, (6) pekerjaan, (7) ekonomi Negara (dalam hal ini di UK), (8)

cuaca, (9) ekonomi global, (9) politik global.

Page 28: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

17

2.1.3. Optimisme meraih kesuksesan masa depan

Goleman (2002) mengatakan bahwa optimisme masa depan adalah harapan

kuat terhadap segala sesuatu yang terdapat dalam kehidupan akan mampu teratasi

dengan baik, walaupun ditimpa banyak masalah dan frustasi. Melihat optimis melalui

titik pandang kecerdasan emosional, yakni suatu pertahanan diri pada seseorang agar

jangan sampai terjatuh kedalam masa kebodohan, putus asa, dan depresi bila

mendapat kesulitan. Dalam menerima kekecewaan, individu yang optimis cenderung

menerima dengan respon aktif, tidak putus asa merencanakan tindakan kedepan,

mencari pertolongan, dan melihat kegagalan sebagai sesuatu yang dapat diperbaiki.

Harapan, menurut peneliti-peneliti modern, lebih bermanfaat daripada memberikan

sedikit hiburan ditengah kesengsaraan; harapan memainkan peran yang menakjubkan

manfaatnya dalam kehidupan, memberikan suatu keunggulan dalam bidang-bidang

yang begitu beragam seperti prestasi belajar dan keberhasilan memikul tugas-tugas

yang berat. Harapan, dalam artian teknis adalah lebih daripada pandangan yang

optimis bahwa segala sesuatunya akan menjadi beres. Menurut Weinstein (1980)

Beberapa data menyatakan bahwa seseorang cenderung bersikap optimisme tidak

realistik dalam menghadapi masa depan mereka.

Snyder yang dikutip dalam Goleman, (1995) setiap individu pasti mempunyai

harapan akan masa depannya. Harapan yaitu keyakinan untuk mencapai sasaran.

Harapan tersebut juga dapat merupakan perubahan yang lebih baik pada dirinya dari

keadaan sekarang. Dalam menuju ke suatu harapan yang lebih baik atau suatu

kesuksesan di masa yang akan datang, individu tidak terlepas dari hambatan-

hambatan yang akan menghalanginya. Untuk itu individu harus dapat menghalau

hambatan tersebut. Mahasiswa-mahasiswa yang memiliki harapan tinggi mematok

sasaran yang lebih tinggi bagi dirinya dan tahu cara belajar dengan benar untuk

Page 29: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

18

meraihnya. Bila ingin membandingkan mahasiswa-mahasiswa yang bakat

intelektualnya setara dalam segi prestasi akademik, apa yang membedakan mereka

adalah harapan.

Menurut Heine dan Lehman (1995), kebanyakan orang nampaknya

termotivasi untuk memperhitungkan rasa ancaman yang mereka rasakan ketika

menghadapi peristiwa buruk dengan menggunakan keoptimisannya yang tidak

realistik untuk memprediksi masa depan mereka.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa optimisme

masa depan adalah kecenderungan untuk memandang segala sesuatu dari segi dan

kondisi baiknya dan mengharapkan hasil yang paling memuaskan serta cara pandang

dan rasa keyakinan seorang tentang masa depannya.

2.1.4 Aspek-Aspek Optimisme

Seligman (1995) menjelaskan bahwa bagaimana cara individu memandang

suatu peristiwa di dalam kehidupannya berhubungan erat dengan gaya individu

dalam menjelaskan suatu peristiwa (explanatory style). Dengan gaya penjelasan

itu, seseorang yang optimis akan dapat menghentikan rasa ketidakberdayaannya.

Ditinjau dari perspektifnya, orang yang optimis menjelaskan suatu kejadian atau

pengalaman negatif diakibatkan oleh faktor-faktor eksternal, bersifat sementara,

atau faktor-faktor khusus. Sementara itu, orang pesimis menjelaskan bahwa

kejadian negatif dikarenakan oleh faktor internal, bersifat stabil, dan diakibatkan

oleh faktor-faktor global. Seligman (2001) mengemukakan ada tiga macam gaya

penjelasan (explanatory style), yaitu permanence, pervasiveness dan

personalization.

Page 30: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

19

a. Permanence (hal yang menetap)

gaya ini menggambarkan bagaimana individu melihat peristiwa yang bersifat

sementaran (temporary) atau menetap (permanence). Orang-orang yang pesimis

melihat peristiwa yang buruk sebagai sesuatu yang menetap dan mereka

cenderung menggunakan kata-kata ”selalu” dan ”tidak pernah”, misalnya: ”saya

tidak pernah mendapat nilai yang bagus pada mata pelajaran matematika karena

kemampuan saya dalam berhitung kurang”. Orang pessimis melihat hal yang baik

hanyalah sebagau hal yang bersifat sementara, misalnya: ”saya berhasil dalam

ujian itu kerena saya belajar tadi malam”.

Sebaliknya orang yang optimis melihat peristiwa buruk sebagai suatu hal yang

hanya bersifat sementara, misalnya: ”akhir-akhir ini kerja tim kita berantakan”.

Sementara orang yang optimis melihat hal yang baik sebagai suatu hal yang

bersifat permanen, misalnya: ”Saya berhasil mendapat nilai baik karena saya

pintar”.

b. Pervasiveness (hal yang mudah menyebar)

Gaya penjelasan peristiwa ini berkaitan dengan ruang lingkup dari peristiwa

tersebut, yang meliputi universal (menyeluruh) dan spesifik (khusus). Orang yang

optimis bila dihadapkan pada kejadian yang buruk akan membuat penjelasan yang

spesifik dari kejadian itu, bahwa hal buruk terjadi diakibatkan oleh sebab-sebab

khusus dan tidak akan meluas kepada hal-hal yang lain. Misalnya: ”meskipun nilai

ulangan saya kemarin jelek, itu tidak akan membuat saya gagal menjadi juara

kelas”. Bila dihadapkan pada hal yang baik ia akan menjelaskan hal itu

diakibatkan oleh faktor yang bersifat universal. Misalnya: ”Saya mendapat nilai

yang bagus karena saya pintar”.

Page 31: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

20

Sementara orang yang pesimis akan melihat kejadian yang baik sebagai suatu

hal yang spesifik dan berlaku untuk hal-hal tertentu saja. Misalnya: ”saya

mendapat nilai bagus karena saya pintar dalam pelajaran matematika”.

Sedangkan, jika menemui kejadian buruk pada satu sisi hidupnya ia akan

menjelaskannya sebagai suatu hal yang universal, dan akan meluas keseluruh sisi

lain dalam hidupnya, dan biasanya akibat hal ini ia menjadi mudah menyerah

terhadap segala hal meski ia hanya gagal dalam satu hal. Misalnya: ”saya tidak

akan menjadi juara kelas karena ulangan matematika saya kemarin jelek”.

c. Personalization (hal yang yang berhubungan dengan pribadi)

Personalisasi merupakan gaya penjelasan masalah yang berkaitan dengan

sumber dari penyebab kejadian tersebut, meliputi internal dan eksternal.

Ketika mengalami hal yang buruk, orang yang pesimis akan menganggap bahwa

hal itu terjadi karena faktor dari dalam dirinya. Misalnya: ”saya mendapat nilai

jelek pada ulangan matematika kemarin karena saya tidak pintar berhitung”. Bila

dihadapkan pada peristiwa baik ia akan menganggap bahwa hal itu disebabkan

oleh faktor luar dirinya. Misalnya: tim saya berhasil menang pada pertandingan

tadi malam karena lawan tidak dalam kondisi yang baik”.

Di lain pihak orang optimis akan menganggap hal yang baik merupakan hal yang

disebabkan oleh faktor dalam dirinya. Misalnya: ”kami berhasil menang dalam

pertandingan tadi malam karena kemampuan kami memang lebih baik dari lawan”. Dan

akan menjelaskan suatu hal yang buruk sebagai hal yang disebabkan oleh faktor

eksternal. Misalnya: ”saya mendapat nilai yang jelek dalam ulangan kemarin karena

waktu yang disediakan terlalu sempit.

Page 32: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

21

2.1.5 Ciri- ciri Optimisme

Ada beberapa ciri dari optimisme yang diungkapkan oleh para ahli. Martin

E.P. Seligman (1995) mengatakan bahwa orang yang optimis percaya bahwa

kegagalan hanyalah suatu kemunduran yang bersifat sementara dan penyebabnya pun

terbatas, mereka juga percaya bahwa hal tersebut muncul bukan diakibatkan oleh

faktor dari dalam dirinya, melainkan diakibatkan oleh faktor luar.

Sementara itu Kerley (2006), mengatakan bahwa ada 12 ciri-ciri orang yang

optimis menurut Alan McGinnis, yaitu :

a. Jarang terkejut oleh kesulitan. Hal ini dikarenakan orang yang optimis berani

menerima kenyataan dan mempunyai penghargaan yang besar pada hari esok.

b. Mencari pemecahan sebagian permasalahan. Orang optimis berpandangan

bahwa tugas apa saja, tidak peduli sebesar apapun masalahnya bisa ditangani

kalau kita memecahkan bagian-bagian dari yang cukup kecil. Mereka

membagi pekerjaan menjadi kepingan-kepingan yang bisa ditangani.

c. Merasa yakin bahwa mampu mengendalikan atas masa depan mereka.

Individu merasa yakin bahwa dirinya mempunyai kekuasaan yang besar

sekali terhadap keadaan yang mengelilinginya. Keyakinan bahwa individu

menguasai keadaan ini membantu mereka bertahan lebih lama setelah lain-

lainnya menyerah.

d. Memungkinkan terjadinya pembaharuan secara teratur. Orang yang menjaga

optimisnya dan merawat antusiasmenya dalam waktu bertahun-tahun adalah

individu yang mengambil tindakan secara sadar dan tidak sadar untuk

melawan entropy (dorongan atau keinginan) pribadi, untuk memastikan

bahwa sistem tidak meninggalkan mereka.

Page 33: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

22

e. Menghentikan pemikiran yang negatif. Optimis bukan hanya menyela arus

pemikirannya yang negatif dan menggantikannya dengan pemikiran yang

lebih logis, mereka juga berusaha melihat banyak hal sedapat mungkin dari

segi pandangan yang menguntungkan.

f. Meningkatkan kekuatan apresiasi. Yang kita ketahui bahwa dunia ini, dengan

semua kesalahannya adalah dunia besar yang penuh dengan hal-hal baik

untuk dirasakan dan dinikmati.

g. Menggunakan imajinasi untuk melatih sukses. Optimis akan mengubah

pandangannya hanya dengan mengubah penggunaan imajinasinya. Mereka

belajar mengubah kekhawatiran menjadi bayangan yang positif.

h. Selalu gembira bahkan ketika tidak bisa merasa bahagia. Optimis

berpandangan bahwa dengan perilaku ceria akan lebih merasa optimis.

i. Merasa yakin bahwa memiliki kemampuan yang hampir tidak terbatas untuk

diukur. Optimis tidak peduli berapapun umurnya, individu mempunyai

keyakinan yang sangat kokoh karena apa yang terbaik dari dirinya belum

tercapai.

j. Suka bertukar berita baik. Optimis berpandangan, apa yang kita bicarakan

dengan orang lain mempunyai pengaruh yang penting terhadap suasana hati

kita.

k. Membina cinta dalam kehidupan. Optimis saling mencintai sesama mereka.

Individu mempunyai hubungan yang sangat erat. Individu memperhatikan

orang-orang yang sedang berada dalam kesulitan, dan menyentuh banyak arti

kemampuan. Kemampuan untuk mengagumi dan menikmati banyak hal pada

diri orang lain merupakan daya yang sangat kuat yang membantu mereka

memperoleh optimisme.

Page 34: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

23

l. Menerima apa yang tidak bisa diubah. Optimis berpandangan orang yang

paling bahagia dan paling sukses adalah yang ringan kaki, yang berhasrat

mempelajari cara baru, yang menyesuaikan diri dengan sistem baru setelah

sistem lama tidak berjalan. Ketika orang lain membuat frustrasi dan mereka

melihat orang-orang ini tidak akan berubah, mereka menerima orang-orang

itu apa adanya dan bersikap santai. Mereka berprinsip “Ubahlah apa yang bisa

anda ubah dan terimalah apa yang tidak bisa anda ubah”.

Robinson dkk (1997), menyatakan individu yang memiliki sikap optimis

jarang menderita depresi dan lebih mudah mencapai kesuksesan dalam hidup,

memiliki kepercayaan, dapat berubah kearah yang lebih baik, adanya pemikiran dan

kepercayaan mencapai sesuatu yang lebih, dan selalu berjuang dengan kesadaran

penuh.

Scheier dan Carver (dalam Snyder, 2002) menegaskan bahwa individu yang

optimis akan berusaha menggapai pengharapan dengan pemikiran yang positif, yakin

akan kelebihan yang dimiliki. Individu yang optimis biasa berkerja keras menghadapi

stress dan tantangan sehari-hari secara efektif, berdoa, dan mengakui adanya faktor

keberuntungan dan faktor lain yang turut mendukung keberhasilannya.

Menurut Seligman (1995), karakteristik orang yang pesimis adalah mereka

cenderung meyakini peristiwa buruk akan bertahan lama dan akan menhancurkan

segala yang mereka lakukan dan itu semua adalah kesalahan mereka sendiri.

Sedangkan, orang yang optimis jika berada dalam situasi yang sama, akan berpikir

sebaliknya mengenai ketidakberuntungannya. Mereka cenderung meyakini bahwa

Page 35: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

24

kekalahan hanyalah kegagalan yang sementara, dan itu karena terbatas pada satu hal

saja. Orang yang optimis yakin kekalahan bukanlah karena kesalahan mereka :

keadaan, keberuntungan atau orang lain yang menyebabkannya. Orang yang seperti

itu tidak akan merasa terganggu dengan kekalahannya. Mereka menganggap situasi

yang buruk adalah sebagai suatu tantangan dan mereka akan berusaha keras

menghadapinya.

Ketika hal buruk terjadi, biasanya orang akan menyalahkan dirinya sendiri

(internal) atau menyalahkan orang lain (eksternal). Orang-orang yang menyalahkan

dirinya sendiri saat mereka gagal membuat penghargaan pada diri mereka rendah,

mereka pikir mereka tidak berguna, tidak punya kemampuan, dan tidak dicintai.

Orang yang menyalahkan kejadian-kejadian eksternal tidak kehilangan rasa

penghargaan pada dirinya sendiri saat kejadian-kejadian buruk menimpa mereka.

Secara keseluruhan, mereka lebih banyak suka pada diri mereka sendiri daripada

orang yang menyalahkan diri mereka sendiri menyukai mereka. Gaya optimis juga

menjelaskan kejadian-kejadian baik berlawanan dengan yang digunakan untuk

menjelaskan kejadian-kejadian buruk; lebih bersifat internal daripada eksternal.

Orang-orang yang percaya bahwa mereka menyebabkan kejadian-kejadian baik

cenderung lebih menyukai diri mereka sendiri daripada orang-orang yang percaya

bahwa hal-hal baik tersebut dari orang lain atau keadaan. Hal yang perlu untuk di

ingat juga bahwa orang yang optimis adalah orang yang punya harapan besar dalam

hidupnya. Dengan harapan tersebut ia akan menyongsong hari esok dengan

senyuman. Begitu pula dalam berprestasi kita harus punya rasa optimisme sehingga

akan menjadi keyakinan dalam diri kita bahwa kita mampu dalam berprestasi.

Page 36: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

25

Suatu eksperimen (dalam Seligman 1995) juga menunjukan bahwa orang yang

optimis dapat melakukan lebih baik dalam hal sekolah dan kuliah, ditempat kerja

dan di lingkungan pergaulannya. Mereka juga secara teratur dapat melebihi prediksi

aptitude test. Gaya penjelasan orang yang optimis dapat mengehentikan keputusaan,

dimana gaya penjelasan orang pesimis justru menyebarkan rasa keputusasaan.

Orang yang depresi secara kontras melihat kesuksesannya disebabkan oleh faktor

yang sama dengan kegagalannya.

Teori gaya penjelasan untuk sukses mengatakan bahwa untuk memilih orang-

orang yang akan berhasil dalam suatu pekerjaan yang menantang, berdasarkan tiga

faktor berikut ; bakat, motivasi, dan optimisme. Ketiga faktor ini yang menentukan

kesuksesan seseorang.

Seligman (1995) mengatakan bahwa gaya penjelasan optimis tidak

mempengaruhi apa yang dikatakan orang lain tentang kemungkinan yang terjadi tapi

apa yang dikatakan pada dirinya sendiri saat kemungkinan itu berkata tidak. Ia juga

berkata kepada Creedon orang yang pesimis akan mengatakan pada dirinya sendiri

tentang hal-hal yang bersifat permanent, perpasif, dan personal, seperti “Aku tidak

hebat”. Dan sebaliknya orang yang optimis akan berbicara pada dirinya sendiri

dengan cara yang membangun, tidak mudah menyerah, bersifat permanensi (Orang-

orang yang melawan ketidakberdayaan percaya bahwa penyebab-penyebab dari

banyak kejadian buruk hanya bersifat sementara). Gaya penjelasan orang yang

optimis untuk kejadian-kejadian yang baik bertentangan dengan gaya penjelasan

optimis untuk kejadian-kejadian buruk. Orang optimis percaya bahwa kejadian-

kejadian buruk memiliki penyebab-penyebab yang spesifik, sedangkan kejadian-

kejadian baik akan memperbaiki segala sesuatu yang dikerjakannya; orang pesimis

Page 37: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

26

percaya bahwa kejadian-kejadian buruk memiliki penyebab-penyebab yang universal

dan kejadian-kejadian baik disebabkan oleh faktor-faktor yang spesifik.

Dalam buku Seligman ”The Optimistic Child” (1995) anak yang optimis dan

pesimis memiliki respon yang berbeda dalam menyikapi kejadiaan baik di hidupnya.

Anak yang yakin bahwa pristiwa yang baik bersifat permanen lebih optimis

dibandingkan anak yang yakin bahwa hal tersebut hanya bersifat sementara.

2.1.6 Manfaat optimisme

Dalam banyak penelitian sebelumnya juga mengatakan banyak manfaat

optimis bagi kesehatan fisik dan kesejahteraan psikis. Dalam Jalaludin (1997) tipe

orang yang sehat jiwa (healty-minded-ness) menurut W.Starbuck yang dikemukakan

oleh W.Hosuton Carlk adalah :

b. Optimis dan Gembira

Orang yang sehat jiwa menghayati segala bentuk ajaran agama dengan

perasaan optimis penuh, perasaan optimis, pahala menurut pandanganya adalah

sebagai hasil jerih payahnya yang dberikan tuhan. Sebaliknya, segalabentuk musibah

dan penderitaan dianggap sebagai keteledoran dan kesalahan yang dibuatnya dan

tidak beraggapan sebagai peringatan tuhan terhadap dosa mereka. Meraka yakin

bahwa tuhan bersfat pengasih dan penyayang dan bukan pemberi azab.

c. Ekstrovert dan tidak mendalam

Sikap optimis dan terbuka yang dimiliki orang yang sehat jiwa ini

menyebabkan mereka mudah melupakan kesan-kesan buruk dan luka hati yang

tergores sebagai eksos agamis tindakannya. Mereka selalu berpandangan keluar dan

Page 38: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

27

memulai suasana hatinya lepas dari kungkungan ajaran agama yang terlampau

menggelimat. Mereka senang pada pemudahan dalam melaksanakan ajaran agama.

Sebagai akibatnya mereka kurang senang mendalami ajaran agama. Dosa mereka

anggap sebagai perbuatan mereka yang keliru.

d. Menyenangi ajaran ketauhidan yang liberal

Sebagai pengaruh kepribadian yang ekstrovert mereka cenderung:

1. Menyenangi teologi yang lues dan tidak kaku.

2. Menunjukan tingkah laku keagamaan yang lebih bebas.

3. Menekankan ajaran cinta kasih dari pada kemurkaan dan dosa.

4. Mempelopori pembelaan terhadap kepentingan agama secara sosial.

5. Tidak menyenangi implikasi penebusan dosa dan kehidupan kebiaraan.

6. bersifat liberal dalam menafsirkan pengertian ajaran agama

7. Selalu berpandangan positif.

Berkembang secara graduasi. Maksudnya mereka meyakini ajaran agama

melalui proses yang wajar dan tidak melalui proses pendadakan. Menurut Scheier dan

Carver (dalam Snyder, 2002) menyatakan optimisme dapat dipastikan membawa

individu kearah kebaikan kesehatan karena adanya keinginan untuk menjadi orang

yang ingin menghasilkan sesuatu (produktif) dan ini tetap dijadikan tujuan untuk

berhasil mencapai yang diinginkan.

Page 39: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

28

Sementara, Duffy, dkk (dalam Ghufron, 2010) berpendapat bahwa optimisme

membuat individu mengetahui apa yang diinginkan. Individu tersebut dapat dengan

cepat mengubah diri agar mudah menyelesaikan masalah yang tengah dihadapi,

sehingga diri tidak menjadi kosong. Individu yang optimis di ibaratkan seperti gelas

yang penuh, sedangkan individu yang pesimis seperti gelas yang kosong yang tidak

memiliki apa-apa didalamnya. Orang pesimis kurang memiliki kepastian untuk

memandang masa depaan dan selalu hidup didalam ketidakpastian dan merasa hidup

tidak berguna. Menurut Belsky (1999) optimisme membuat individu memiliki energi

tinggi, bekerja keraas untuk melakukan hal yang penting. Pemikiran optimisme

memberi dukungan pada individu menuju hidup yang lebih berhasil dalam setiap

aktivitas. Dikarenakan, orang yang optimis akan menggunakan semua potensi yang

dimiliki.

Menurut Robinson (1980), optimisme telah memberikan kesuksesan pada

berbagai aspek seperti kesuksesan pada program perawatan pemberhentian

penyalahgunaan alkohol (Strack, Carver, & Blaney, 1987), penyesuaian diri di

perguruan tinggi (Aspinwall & Taylor, 1992), resisten dari depresi postpartum

(Carver & Gaines, 1987).

Sedangkan menurut Myers, 1999 (dalam Ghufron, 2010) optimisme

menunjukan arah dan tujuan hidup yang positif, menyambut datangnya pagi dengan

sukacita, membangkitkan kembali rasa percaya diri kearah yang lebih realistik, dan

menghilangkan rasa takut yang selalu menyertai individu. Pemikiran optimis

menentukan individu dalam menjalani kehidupan, memecahkan masalah, dan

penerimaan terhadap perubahan, baik dalam menghadapi kesuksesan maupun

kesulitan hidup.

Page 40: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

29

Dalam Seligman (1995) Creedoon menegaskan proses menyerah, berkata

tidak, berkecil hati akan mudah kecewa. Semisal pada seorang selesman yang

teridentifikasi pesimisme yang dalam quisioner menyerah dengan mudah dan

mengalami depresi berbeda dengan orang yang optimis, ia akan kebal terhadap

permasalahan tersebut di atas dan mereka cenderung akan berhasil dengan suatu

pekerjaan yang lebih menantang.

Selanjutnya Seligman menyatakan pesimisme versus optimisme, individu

yang merespon kesulitan sebagai sesuatu yang sifatnya permanen, meluas dan pribadi

memiliki gaya penjelasan yang pesimistis, sedangkan individu yang merespon

kesulitan sebagai sesuatu yang sifatnya sementara, eksternal dan terbatas memiliki

gaya-gaya penjelasan yang optimistik. Dalam Stoltz (2000) dari penelitian Seligman

et al, ditemukan bahwa orang-orang optimis lebih unggul dibandingkan orang-orang

yang pesimis dalam hidup maupun bidang-bidang pekerjaan.

Seligman (1995) menyatakan pemikiran positif sering mencoba melibatkan

pernyataan diri yang keras seperti ; ”setiap hari, dimanapun itu saya selalu merasa

lebih baik dari sebelumnya” walaupun tidak seperti fakta yang ada atau malah

kebalikan dari fakta yang ada. Orang yang optimis bertahan dari ketidakberdayaan.

Mereka tidak mudah menjadi depresi ketika mereka mengalami kegagalan, mereka

juga tidak mudah menyerah. Selama hidupnya orang yang optimis akan lebih sedikit

mengalami ketidakberdayaan yang berkepanjangan dibandingkan orang yang pesimis.

Dengan pengalaman ketidakberdayaan yang sedikit, maka akan membentuk sistem

imun yang lebih baik dalam tubuh. Orang-orang yang pesimis mengalami masalah

yang sama. Mereka semakin mudah menjadi pasif ketika masalah menghadang dan

mereka mengambil lebih sedikit tindakan untuk mendapatkan dan mempertahankan

Page 41: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

30

dukungan sosial. Hubungan antara kurangnya dukungan sosial dan penyakit menjadi

alasan keempat untuk percaya bahwa gaya memberikan penjelasan yang optimis dapat

menjadi seseorang menjadi sehat.

Seligman (2002) berpendapat bahwa menemukan penyebab permanen dan

universal dari peristiwa baik serta menemukan penyebab temporer dan spesifik untuk

musibah, adalah seni dari harapan. Sedangkan, menemukan penyebab permanen dan

universal dari peristiwa buruk serta penyebab temporer dan spesifik untuk peristiwa

baik adalah perilaku putus asa.

2.1.7 Meningkatkan Optimisme dan Harapan

Menurut Seligman (2002) terdapat sebuah metode yang terdokumentasikan

dengan baik untuk membangun optimisme. Metode ini berupa mengenali pikiran

pesimistis, lalu menentangnya. Kunci untuk menentang pikiran pesimistis adalah

dengan pertama-tama mengenalinya, lalu memperlakukannya seolah-olah pikiran itu

adalah tuduhan orang lain, seorang pesaing yang misi hidupnya adalah membuat kita

sengsara. Terdapat jalan pintas untuk melakukannya yaitu begitu menyadari kita

memiliki sebuah pikiran pesimistis yang tampaknya tak perlu, lawanlah pikiran

tersebut dengan menggunakan model ABCDE. A untuk adversity (kesusahan), B

untuk belief (persangkaan) yang otomatis terbentuk begitu pikiran itu muncul, C

untuk consequence (konsekuensi) yang lazimnya muncul dari persangkaan kita, D

untuk disputation (penentangan) terhadap persangkaan yang lazim kita punyai, dan E

untuk energization (energisasi) yang muncul ketika kita melawannya dengan sukses.

Dengan cara melawan secara efektif persangkaan yang mengikuti suatu kesusahan,

kita bisa mengubah reaksi yang tadinya menyerah dan bersedih menjadi beraktivitas

dan bergembira.

Page 42: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

31

2.2. Self Esteem

2.2.1 Pengertian Self Esteem

Menurut Minchinton (1995) self esteem adalah penilaian terhadap diri sendiri.

Merupakan tolak ukur harga diri kita sebagai seorang manusia, berdasarkan pada

kemampuan penerimaan diri dan prilaku sendiri atau tidak. Dapat juga dideskripsikan

sebagai penghormatan terhadap diri sendiri atau perasaan mengenai diri yang

berdasarkan pada keyakinan mengenai apa dan siapa diri kita sebenarnya. Self esteem

bukan hanya sekedar aspek atau kualitas diri tetapi dengan pengertian yang lebih luas

yang merupakan kombinasi yang berhubungan dengan karakter dan perilaku.

Dalam hal ini pentingnya self esteem merupakan inti diri kita-dasar dalam diri yang

kita bangun dalam hidup kita. Selama kita tidak hidup sendirian dibumi ini, perasaan

mengenai diri sendiri dapat mempengaruhi bagaimana cara berhubungan dengan

orang lain disekitar kita dan pada setiap aspek dalam hidup kita.

Menurut James, 1980 Self esteem adalah evaluasi terhadap diri sendiri (dalam

Baron, 2003). Menurut Frey dan Carlock (1984), jika penilaian terhadap diri positif,

dimana ia menerima diri atau memiliki penghargaan yang baik terhadap diri, maka

individu tersebut dikatakan memiliki self esteem yang tinggi. Self esteem menunjukan

keputusan yang diambil seseorang apakah ia menilai dirinya secara negatif, positif,

atau netral yang ditempatkan dalam suatu wadah konsep diri.

Lerner dan Spanier, 1980 (dalam Ghufron, 2010) berpendapat bahwa harga

diri adalah tingkat penilaian yang positif atau negatif yang dihubungkan dengan

konsep diri seseorang. Harga diri merupakan evaluasi seseorang terhadap dirinya

sendiri secara positif dan juga sebaliknya dapat menghargai secara negatif. Mirels dan

Mcpeek (1980) berpendapat bahwa harga diri sebenarnya memiliki dua pengertian,

Page 43: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

32

yaitu pengertian yang berhubungan dengan harga diri akademik dan harga diri non

akademik. Contoh harga diri akademik adalah jika seseorang memiliki harga diri

tinggi karena kesuksesannya dibangku sekolah, tetapi pada saat yang sama ia tidak

merasa berharga karena penampilan fisiknya kurang meyakinkan, misalnya postur

tubuhnya terlalu pendek. Sementara itu, contoh harga diri non-akademik adalah jika

seseorang mungkin memiliki harga diri yang tinggi karena cakap dan sempurna dalam

salah satu cabang olahraga tetapi, pada saat yang sama merasa kurang berharga

karena kegagalannya di bidang pendidikan khususnya berkkaitan dengan kecakapan

verbal.

Menurut Branden (1992) self esteem merupakan kepercayaan diri pada

kemampuan kita dalam menghadapi tantangan hidup, keyakinan akan diri kita

memiliki hak untuk bahagia, perasaan berharga, berjasa, berhak untuk menyatakan

kebutuhan dan keinginan kita, dan menikmati buah dari usaha kita.

Menurut Gecas 1982; Rosenberg 1990; Rosenberg et.al 1995, (dalam Cast &

Burke, 2002) self esteem secara keseluruhan menunjuk kepada evaluasi diri yang

positif. Terdiri atas dua dimensi yaitu kemampuan dan keberhargaan (Gecas 1982;

Gecas & Schwalbe 1983). Dimensi kemampuan ( bermakna berdasar pada self

esteem) menunjuk pada tingkat dimana seseorang melihat dirinya sendiri sebagai

sebagai seseorang yang memiliki kemampuan dan bermakna. Dimensi keberhargaan

diri (berharga berdasar pada self esteem) menunjuk pada tingkat dimana individu

merasa diri mereka sebagai seseorang yang bernilai.

Menurut Ghufron, 2010 harga diri merupakan hasil penilaian yang

dilakukannya dan perlakuan orang lain terhadap dirinya dan menunjukan sejauh mana

individu memiliki rasa percaya diri serta mampu berhasil dan berguna.

Page 44: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

33

Dalam menggambarkan self esteem Frey dan Carlock (1984), secara garis

besar mengatakan bahwa self esteem terdapat dua pengertian yang saling

berkesinambungan tentang self atau diri. Kedua orang ini mengatakan bahwa

komponen self atau diri itu terdiri dari komponen kognisi dari diri mencakup hal-hal

mengenai apa dan siapa dirinya, tentang tujuan dan cita-cita, kepercayaan, moral, dan

nilai yang dianutnya. Sedangkan komponen afeksi dari diri adalah semua yang

termasuk dalam perasaan-perasaan tentang diri sendiri, baik yang positif ataupun yang

negatif. Kesadaran tentang diri dan perasaan terhadap diri sendiri itu akan

menimbulkan penilaian terhadap diri sendiri, baik positif maupun negatif. Sikap

apakah mereka menerima atau menolak diri inilah yang menunjukan harga diri

seseorang. Jika penilaian terhadap dirinya positif, dimana ia menerima diri atau

memiliki penghargaan yang baik terhadap diri, maka individu tersebut memiliki self

esteem yang tinggi.

Self esteem adalah suatu konsep penting dan popular, baik dalam ilmu sosial

maupun kehidupan sehari-hari. Branden (2007), menjelaskan bahwa tanpa dibekali

self esteem yang sehat, individu akan mengalami kesulitan untuk mengatasi tentangan

hidup maupun untuk merasakan berbagai kebahagiaan dalam hidupnya. Branden juga

mengatakan bahwa self esteem mengandung nilai keberlangsungan hidup (survival

value) yang merupakan kebutuhan dasar manusia. Hal ini memungkinkan self esteem

mampu memberikan sumbangan bermakna bagi proses kehidupan individu

selanjutnya, maupun bagi perkembangan pribadi yang normal dan sehat.

Sedikides 1993 (dalam Baron, 2003) menyatakan tiga kemungkinan motif

dalam evaluasi diri. orang dapat mencari self-assesment (untuk memperoleh

pengetahuan yang akurat tentang dirinya sendiri), self-enhancement (untuk

Page 45: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

34

mendapatkan informasi positif tentang diri mereka sendiri) atau self-verification

(untuk mengkonfirmasi sesuatu yang sudah mereka ketahui tentang diri mereka

sendiri. Motif mana yang paling aktif akan tergantung dari budaya dan kepribadian

seseorang, serta situasi yang dihadapinya (Booson & Swann, 1999; Rudich &

Valacher, 1999; Taylor, Neter, & Wayment, 1995). Memiliki self esteem yang tinggi

berarti seorang individu menyukai dirinya sendiri. Evaluasi positif ini sebagian

berdasarkan opini orang lain dan sebagian lagi berdasarkan dari pengalaman spesifik.

Perbedaan budaya juga mempengaruhi apa yang penting bagi self esteem seseorang.

Sebagai contoh, harmoni dalam hubungan interpersonal merupakan elemen yang

penting dalam budaya kolektivis, sementara harga diri adalah hal yang penting bagi

budaya individualis (Kwan, Bond, & Singelis, 1997).

Menurut Longmore & DeMaris, 1997; Pearlin & Scholer, 1978; Spencer,

Josephs, & Steele, 1993; Thoits, 1994 (Dalam Cast dan Burke, 2002) bahwa

penelitian terhadap self esteem secara umum meneruskan asumsi awal salah satu dari

tiga konsep, dan tiap konsep hampir diperlakukan sebagai konsep yang dapat berdiri

sendiri dari yang lainnya. Konsep-konsep tersebut yakni :

• Pertama, self esteem diselidiki sebagai suatu hasil. Para sarjana

mengambil pendekatan yang memfokuskan self esteem pada proses

yang menghasilkan atau pencegahan, seperti (Coopersmith, 1967;

Harter, 1993; Peterson & Rollins, 1987; Rosenberg, 1989). Self esteem

dipandang sebagai suatu hasil, dasar dari motivasi adalah “tujuan”

yang sesuai dengan makna diri yang memainkan peranan penting

dalam pencapaian prestasi dan tujuan diri. Misalnya James (1950)

menyatakan bahwa self esteem merupakan perbandingan antara

kesuksesan dengan keinginan diri, yang memainkan peranan penting

Page 46: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

35

antara penyempurnaan diri dengan tujuan seseorang. Hal ini berkaitan

dengan persepsi diri mengenai kesuksesan, dan standar tujuan

seseorang.

• Kedua, self esteem diselidiki sebagai suatu motif diri, tidak ada

kecendrungan seseorang untuk bertindak dalam memelihara atau

meningkatkan penilaian positif diri (Kaplan, 1975; Tesser, 1988). Self

esteem sebagai perlindungan diri, ketika seseorang ingin membuktikan

diri mereka, perasaan akan kompetensi dan keberhargaaan akan

meningkat, dengan begitu akan ada gangguan-gangguan emosi negatif

selama proses pembuktian diri ini terjadi. Emosi negatif terebut dapat

berbentuk depresi dan kecemasan (Burke 1991;, 1996 Higgins 1989).

Seseorang harus memiliki sesuatu yang dapat mendukung mereka

ketika periode ini terjadi agar tidak terjadi penumpukan yang

berlebihan. Self esteem dapat menjadi sumber tersebut yang berfungsi

mengatur hubungan sosial individu.

• Terakhir, self esteem diselidiki sebagai penahan (tenaga) diri yang

menyediakan perlindungan diri terhadap pengalaman yang berbahaya

atau menyakitkan. Self esteem sebagai motif diri, motif diri

memberikan suatu standard an petunjuk dalam berprilaku. Self esteem

sebagai motif diri yang menyatakan usaha individu untuk mengatur

atau meningkatkan self esteem mereka pada berbagai tingkatan yang

diinginkan (e.g., Kaplan 1975; Rosenberg 1979; Tesser 1988).

Page 47: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

36

2.2.2 Pembentukan Self esteem

Menurut Bradshaw (dalam Ghufron 2010) proses pembentukan Self esteem

telah dimulai sejak bayi merasakan tepukan pertama kali yang diterima orang

mengenai kelahirannya. Darajat (1980) menyebutkan bahwa Self esteem sudah

terbentuk pada masa kanak-kanak sehingga seorang anak sangat perlu mendapatkan

rasa penghargaan dari orang tuanya. Proses selanjutnya, Self esteem dibentuk melalui

perlakuan yang diterima individu dari orang lingkungannya. Seperti dimanja dan

diperhatikan orang tua dan orang lain. Dengan demikian harga diri bukan merupakan

faktor yang bersifat bawaan, melainkan faktor yang dapat dipelajari dan terbentuknya

sepanjang pengalaman individu.

Mukhlis (dalam Ghufron 2010) mengatakan bahwa pembentukan Self esteem

pada individu dimulai sejak individu mempunyai pengalaman dan interaksi sosial,

yang sebelumnya didahului dengan kemampuan mengadakan persepsi. Olok-olok,

hukuman, perintah, dan larangan yang berlebihan aakan membuat anak merasa tidak

dihargai. Sedangkan, Coopersmith (1967) mengatakan bahwa pola asuh otoriter dan

permisif akan mengakibatkan anak mempunyai harga diri yang rendah. Sementara itu,

pola asuh authoritarian akan membuat anak mempunyai harga diri yang tinggi.

Senada dengan pendapat Klass dan Hodge (1978) yang mengemukakan bahwa Self

Esteem adalah hasil evaluasi yang dibuat dan dipertahankan oleh individu, yang

diperoleh dari hasil interaksi individu dengan lingkungan, serta penerimaan

penghargaan, dan perlakuan orang lain terhadap individu tersebut. Pada saat

melakukan evaluasi diri, individu akan melihat dan menyadari konsep-konsep dasar

dirinya yang menyangkut pikiran-pikiran, pendapat, kesadaran mengenai siapa dan

bagaimana dirinya, serta kemampuan membandingkan keadaan diri saat itu dengan

bayangan diri ideal yang berkembang dalam pikirannya. Self esteem yang dimiliki

Page 48: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

37

masing-masing individu bervariasi, ada yang rendah dan ada yang tinggi. Hal ini

berkaitan erat dengan mekanisme pembentukan Self esteem.

Menurut Coopersmith seperti yang dikutip dalam Ghufron (2010) bahwa

pembentukan Self esteem dipengaruhi beberapa faktor yaitu :

1. Keberartian individu

Keberartian diri menyangkut seberapa besar individu percaya bahwa dirinya

mampu, berarti, dan berharga menurut standard an nilai pribadi. Penghargaan

inilah yang dimaksud dengan keberartian diri.

2. Keberhasilan seseorang

Keberhasilan yang berpengaruh terhadap pembentukan harga diri adalah

keberhasilan yang berhubungan dengan kekuatan atau kemampuan individu

dalam mempengaruhi dan mengendalikan diri sendiri maupun orang lain.

3. Kekuatan individu

Kekuatan individu terhadap aturan-aturan, norma, dan ketentuan-ketentuan

yang ada dalam masyarakat. Maka, semakin besar kemampuan individu untuk

dapat dianggap sebaagai panutan masyarakat. Oleh sebab itu, semakin tinggi

pula penerimaan masyarakat terhadap individu bersangkutan. Hal ini

mendorong harga diri tinggi.

4. Performasi individu yang sesuai dalam mencapai prestasi yang diharapkan

Apabila individu mengalami kegagalan, maka harga dirinya akan menjadi

rendah. Sebaliknya apabila performansi seseorang sesuai dengan tuntutan dan

harapan, maka akan mendorong pembentukan harga diri yang tinggi.

Page 49: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

38

2.2.3 Aspek-Aspek Self Esteem

Menurut Minchinton (1993) Self esteem bukanlah sifat atau aspek tunggal

saja, melainkan sebuah kombinasi dari beragam sifat dan prilaku. Minchiton

menjabarkan tiga aspek self esteem, yaitu perasaan mengenai diri sendiri, perasaan

terhadap hidup, serta hubungan dengan orang lain.

1.Perasaan mengenai diri sendiri

Seseorang haruslah menerima dirinya secara penuh, apa adanya. Mampu menilai

diri kita sendiri sebagai seorang manusia. Dengan begitu, perasaannya tentang

dirinya sendiri tidak bergantung pada kondisi eksternal. Apapun yang terjadi kita

dapat merasa nyaman dengan diri kita sendiri dan dapat menilai keunikan yang

ada didalam diri kita tanpa menghiraukan karakter atau kemampuan yang kita

punya atau tidak punya.

Seseorang yang memiliki harga diri yang tinggi dapat menghormati dirinya dan

memiliki keyakinan penuh bahwa diri kita adalah sesosok yang penting, dan

apapun itu jika tidak berlaku bagi orang lain, setidaknya berlaku bagi diri kita

sendiri. Selain itu juga dapat memaklumi dan memaafkan diri sendiri, atas segala

kekurangan dan ketidaksempurnaan yang ia miliki.

Mereka yang memiliki harga diri yang tinggi juga mampu menghargai nilai

personal mereka sebagai seorang individu, sehingga mereka tidak mudah

terpengaruh oleh pendapat orang lain. Mereka tidak akan merasa lebih baik ketika

mereka dipuji atau merasa buruk ketika mereka di kritisi. Perasaan baik kita

mengenai diri kita sendiri tidak bergantung pada kondisi luar.

Seseorang dengan harga diri tinggi memegang kendali atas emosinya sendiri.

Sebaliknya, keadaan yang buruk dapat mempengaruhi perasaan seseorang dengan

Page 50: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

39

self esteem rendah, akibatnya suasana hatinya (mood) pun menurun. Setiap kali

seseorang mengatakan sesuatu tentang dirinya, apakah dari pasangan, guru,

pimpinan, orang tua, atau saudara kandung, ia akan menerima komentar tersebut

begitu saja dan membiarkan pikiran orang ‘melumpuhkan’ kehidupannya.

Kemudian, ia pun mulai mempercayai ucapan orang tersebut meskipun jauh di

lubuk hati dan jiwanya, ia tahu itu tidak benar, pada akhirnya ia akan merasa

cemburu, tidak bahagia, dan depresi.

2.Perasaan terhadap Hidup

Perasaan terhadap hidup berarti menerima tanggung jawab atas sebagian hidup

yang dijalaninya. Maksudnya, seseorang dengan self esteem tinggi akan menerima

realita dengan lapang dada dan tidak menyalahkan keadaan hidup ini (atau orang

lain) atas segala masalah yang dihadapinya. Ia sadar bahwa semuanya itu terjadi

dengan pilihan dan keputusannya sendiri, bukan karena faktor eksternal. Karena

itu, ia pun akan membangun harapan atau cita-cita secara realistis: sesuai dengan

kemampuan yang dimilikinya.

Perasaan seseorang terhadap hidup juga menentukan apakah ia akan

menganggap sebuah masalah adalah rintangan hebat atau kesempatan bagus untuk

mengembangkan diri. Selain itu, seseorang dengan self esteem tinggi juga tidak

berusaha mengendalikan orang lain atau situasi yang ada. Sebaliknya, ia akan

dengan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan.

3.Hubungan dengan Orang Lain

Seseorang dengan toleransi dan penghargaan yang sama terhadap semua orang

berarti memiliki self esteem yang bagus. Ia percaya bahwa setiap orang, termasuk

dirinya, mempunyai hak yang sama dan patut dihormati. Karena itu, seseorang

Page 51: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

40

dengan self esteem tinggi mampu memandang hubungannya dengan orang lain

secara lebih bijaksana.

Saat seseorang merasa nyaman dengan dirinya sendiri, ia pun akan

menghormati orang lain sebagaimana adanya mereka. Ia tidak akan memaksakan

kehendak atau nilai-nilai kepada orang lain karena ia tidak membutuhkan

penerimaan dari orang tersebut agar ia merasa berharga.

Mereka memiliki pemikiran yang masuk akal, dapat menerima kekurangan

orang lain, berwatak tenang, fleksibel, dan bertanggung jawab dalam menjalin

hubungan dengan orang lain. Memandang tiap orang secara sama dan dapat

menghormati orang lain tanpa pandang bulu.

2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Self Esteem

Ghufron (2010) menyatakan harga diri (Self esteem) dalam perkembangannya

terbentuk dari hasil interaksi individu dengan lingkungan dan atas sejumlah

penghargaan, penerimaan, dan pengertian orang lain terhadap dirinya. Faktor-faktor

yang mempengaruhi harga diri dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu faktor

internal seperti jenis kelamin, intelegensi, kondisi fisik individu dan faktor eksternal

seperti lingkungan sosial, sekolah, dan keluarga. Beberapa faktor yang mempengaruhi

harga diri antara lain :

1. Faktor jenis kelamin

Menurut Ancok dkk, (1988) wanita selalu merasa harga dirinya lebih

rendah daripada pria seperti perasaan kurang mampu, kepercayaan diri

yang kurang mampu, atau meraasa harus dilindungi. Hal ini mungkin

terjadi kkarena peran orang tua dan harapaan-harapan masyarakat yang

berbeda-beda baik pada pria maupun pada wanita. Pendapat tersebut sama

Page 52: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

41

dengan penelitian dari Coopersmith (1967) yang membuktikan bahwa

harga diri wanita lebih rendah daripada harga diri pria.

2. Inteligensi

Intelegensi sebagai gambaran lengkap kapasitas fungsional individu sangat

erat berkaitan dengan prestasi karena pengukuran intelegensi selalu

berdasarkaan kemampuan akademis. Menurut, Coopersmith (1967)

individu dengan harga diri yang tinggi akan mencapai prestasi akademik

yang tinggi daripada individu dengan harga diri yang rendah. Selanjutnya,

dikatakan individu dengan harga diri yang tinggi memiliki skor intelegensi

yang lebih baik, taraf aspirasi yang lebih baik, dan selalu berusaha keras.

3. Kondisi Fisik

Coopersmith (1967) menemukan adanya hubungan yang konsisten antara

daya tarik fisik dan tinggi badan dengan harga diri. individu dengan

kondisi fisik yang menarik cenderung memiliki harga diri yang lebih baik

dibandingkan dengan kondisi fisik yang kurang menarik.

4. Lingkungan Keluarga

Peran keluarga sangat menentukan bagi perkembangan harga diri anak.

Dalam keluarga, seorang anak untuk pertama kalinya mengenal orang tua

yang mendidik dan membesarkankannya serta sebagai dasar untuk

bersosialisasi dalam lingkungan yang lebih besar. Keluarga harus

menemukan suatu kondisi dasar untuk mencapai perkembangan harga diri

anak yang baik. Coopersmith (1967) berpendapat bahwa perlakuan adil,

pemberian kesempatan untuk aktif, dan mendidik yang demokratis akan

membuat anak mendapat harga diri yang tinggi. Berkenaan dengan hal

tersebut Savary (1994) sependapat bahwa keluarga berperan dalam

Page 53: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

42

menentukan perkembangan harga diri anak. Orang tua yang sering

memberikan hukuman dan larangan tanpa alasan dapat menyebabkan anak

merasa tidak berharga.

5. Lingkungan Sosial

Klass dan Hodge (1978) berpendapat bahwa pembentukan harga diri

dimulai d ari seseorang yang menyadari dirinya berharga atau tidak. Hal

ini merupakan hasil dari proses lingkungan, penghargaan, penerimaan, dan

perlakuan orang lain kepadanya. Sementara menurut Coopersmith (1967)

ada beberapa ubahan dalam harga diri yang dapat dijelaskan melalui

konsep-konsep kesuksesan, nilai, aspirasi, dan mekanisme pertahanan diri.

kesuksesan tersebut dapat timbul melalui pengalaman dalam lingkungan,

kesuksesan dalam bidang tertentu, kompetisi dan nilai kebaikan.

Selanjutnya, Branden (1981) menyebutkan faktor-faktor yang

mempengaruhi harga diri dalam lingkungan pekerjaan adalah sejumlah

dimensi pekerjaan seperti kepuasan kerja, penghasilan, penghargaan orang

lain, dan kenaikan jabatan atau pangkat.

2.2.4 Karakteristik Individu Berdasarkan Harga Diri (Self Esteem) yang dimiliki

Minchinton (1993) menjelaskan sekurang-kurangnya terdapat beberapa

karakteristik individu ditinjau dari tinggi rendahnya atau positif negatifnya self

esteem, yaitu:

a. Karakteristik individu dengan self esteem tinggi

1) Seseorang yang memiliki self esteem yang tinggi, ia akan memiliki

ciri-ciri seperti: dapat menerima dan mengapresiasikan dirinya

sendiri dalam kondisi apapun, merasa nyaman dengan keadaan

Page 54: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

43

dirinya, berprasangka baik terhadap dirinya sendiri, jika tidak bagi

orang lain, setidaknya bagi dirinya sendiri serta memiliki kontrol

emosi yang baik dan terbebas dari perasaan yang tidak

menyenangkan, kemarahan, ketakutan, kesedihan dan rasa bersalah.

2) Seseorang yang memiliki self esteem yang tinggi memiliki suatu

keyakinan bahwa ia memiliki rasa bertanggung jawab dan merasa

mampu mengontrol setiap bagian kehidupannya.

3) Tingginya self esteem dapat terlihat dari bagaimana cara seseorang

dalam bentuk rasa penghormatan, toleransi, kerja sama dan saling

memiliki antara satu dengan yang lain.

4) Seseorang dengan self esteem yang tinggi dapat merancang,

merencanakan, dan merealisasikan segala sesuatu yang diharapkan

atau menjadi tujuan hidupnya secara optimal.

b. Karakteristik individu dengan self esteem yang rendah

1) Seseorang dengan self esteem yang rendah meyakini bahwa dirinya

memiliki kemampuan instrinsik yang kecil, meragukan kemampuan

dirinya, merasa bahwa keberhasilan yang diperolehnya merupakan

sebuah prestasinya, selalu takut untuk mencoba segala sesuatu dan

memiliki kontrol emosi yang buruk, merasa tidak bahagia, tertekan

serta merasa bahwa dirinya tidak berarti atau sia-sia.

2) Seseorang dengan self esteem yang rendah merasa bahwa kehidupan

ini berada di luar kontrol dan tanggung jawab dirinya dan berjalan

begitu saja, terkadang merasa lemah dan merasa di bawah kontrol

atau kendali orang lain.

Page 55: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

44

3) Seseorang yang memiliki self esteem yang rendah tidak dapat

merasakan arti pentingnya hubungan interpersonal, bersikap tidak

toleran, kurang dapat bekerja sama, dan kurang rasa memiliki antara

satu sama lainnya.

4) Seseorang dengan self esteem yang rendah juga kurang dapat

merancang, merencanakan, dan merealisasikan segala sesuatu yang

diharapkan atau menjadi tujuan hidupnya secara optimal.

Menurut Minchinton (1995) Individu dengan self esteem yang tinggi akan

lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan mereka, karena mereka dapat

mengekspresikan diri dengan baik dalam lingkungan dimana mereka berada. Lain

halnya dengan individu yang memiliki self esteem rendah, mereka dikatakan kurang

dapat mengekspresikan diri dengan baik dan sangat tergantung dengan lingkungan

mereka. Kebanyakan dari mereka merasa takut akan mengalami kegagalan dalam

mengadakan hubungan sosial dengan orang lain dalam lingkungan mereka karenanya

secara pasif selalu mengikuti apa yang ada dalam lingkungan.

Leary, Schreindorfer, & Haupu, 1995 (dalam Baron, 2003) memiliki self

esteem yang tinggi berarti seseorang menyukai dirinya. Dalam banyak hal, self esteem

yang tinggi memiliki akibat yang positif pula, sebaliknya self esteem yang rendah

memiliki pengaruh negatif dalam diri, misalnya, evaluasi diri negatif menyebabkan

kurangnya kemampuan sosial seseorang (Olmsted et al., 1991), rasa kesepian

(McWhirter, 1997), depresi (Jex, Cvetanovski, & Allen, 1994), dan prestasi yang

buruk yang diikuti dengan kegagalan (Tafordi & Vu, 1997). Dalam Byrne 2003, siswa

yang dengan tidak realistik positif dengan kemampuan mereka, memperoleh nilai

lebih tinggi dibanding siswa yang realistik atau tidak realistik negatif.

Page 56: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

45

Menurut Dodgson & Wood, 1998 (dalam Baron, 2003) mereka dengan self

esteem yang tinggi dapat mengingat kejadian yang menyenangkan lebih akurat yang

nantinya dapat membantu mereka dalam menghasilkan evaluasi diri positif.

Sebaliknya mereka dengan self esteem yang rendah mengingat kejadian yang tidak

menyenangkan lebih akurat, dengan begitu akan menghasilkan evaluasi diri negatif

pula (Story, 1998). Dalam hal yang sama, mereka dengan self esteem yang rendah

akan fokus pada kelemahan mereka ketika merekan mengalami kegagalan, sedangkan

mereka dengan self esteem yang tinggi akan fokus pada kekuatan mereka ketika

mengalami kegagalan.

Branden, (1987) mengemukakan ciri-ciri orang yang memiliki harga diri tinggi yaitu :

1. Mampu menanggulangi kesengsaraan dan kemalangan hidup, lebih tabah

dan ulet, lebih mampu melawan suatu kekalahan, kegagalan, dan

keputuasaan.

2. Cenderung lebih berambisi

3. Memiliki kemungkinan untuk lebih kreatif dalam pekerjaan dan sebagai

sarana untuk menjadi lebih berhasil

4. Memiliki kemungkinan lebih dalam dan besar dalam membina hubungan

interpersonal (tampak) dan tampak gembira dalam menghadapi realitas.

Berne dan Savary (1994) menyebutkan bahwa orang yang memiliki harga diri

yang sehat adalah orang yang mengenal dirinya sendiri dengan segala

keterbatasannya, merasa tidak malu atas keterbatasan yang dimiliki, memandang

keterbatasan sebagai suatu realitas, dan menjadikan keterbatasan itu sebagai tantangan

untuk berkembang. Ia juga menyebutkan bahwa harga diri yang sehat adalah

kemampuan untuk melihat diri sendiri berharga, berkemampuan, penuh kasih sayang

Page 57: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

46

yang memiliki bakat-bakat pribadi yang khas serta kepribadian yang berharga dalam

hubungannya dengan orang lain. Sebaliknya, orang yang merasa rendah diri, memiliki

gambaran negatif pada diri, sedikit mengenal dirinya sehingga menghalangi

kemampuan untuk menjalin hubungan, merasa tidak terancam, dan berhasil. Rasa

rendah diri dan gambaran diri yang negative tercermin pada orang-orang yang rendah

kemampuan sendiri.

Frey dan Carlock (1984) mengemukakan bahwa individu dengan harga diri

yang tinggi mempunyai ciri-ciri diantaranya mampu menghargai dan menghormati

dirinya sendiri, cenderung tidak menjadi perfect, mengenali keterbatasannya, dan

berharap untuk tumbuh. Sebaliknya, individu yang memiliki harga diri rendah

mempunyai ciri-ciri cenderung menolak dirinya dan cenderung tidak puas.

Menurut Ghufron (2010) bahwa harga diri dapat menimbulkan dampak pada

diri seseorang dan lingkungannya. Individu dengaan harga diri yang tinggi cenderung

membawa dampak yang positif. Tidak saja untuk dirinya, tetapi juga orang lain yang

ada di lingkungannya. Sementara, individu dengan harga diri yang rendah cenderung

menimbulkan dampak kurang menguntungkan bagi perkembangan potensinya.

2.4. Kerangka Berpikir

Optimisme adalah keyakinan bahwa harapan mengenai sesuatu yang baik pasti

akan terjadi. Self esteem adalah kemampuan seseorang untuk menilai dan memberi

penghargaan atas dirinya sendiri. Pada mahasiswa yang dinilai telah memiliki

kematangan dalam berpikir dan mengambil keputusan mengenai kesuksesan karir

masa depan diharapkan memiliki self esteem yang tinggi yang dapat mempengaruhi

optimisme seseorang dalam meraih kesuksesan karir masa depan. Karena optimisme

Page 58: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

47

dianggap sebagai kunci utama dalam memotivasi untuk mengembangkan tujuan dan

harapan karir masa depan.

Dari beberapa penelitian yang telah ada orang yang self esteem-nya rendah

adalah orang yang pesimis dan cenderung ragu-ragu terhadap karir masa depannya.

Sebaliknya pada mereka yang memiliki self esteem yang tinggi adalah mereka yang

optimis terhadap kesuksesan karir masa depannya. Dalam Seligman (2008), Pada

tahun 1990, badan pembuat undang-undang di California mensponsori agar

penghargaan diri (self esteem) diajarkan disekolah-sekolah dengan tujuan menjadi

“vaksin” untuk melawan penyakit-penyakit sosial seperti kecanduan obat terlarang,

keinginan bunuh diri, menggunakan kekayaan, kehamilan pada remaja, serta depresi

(menurut kajian Menuju Negara yang Bermartabat, 1990), dan melihat beberapa

bukti bahwa anak-anak muda yang penghargaan dirinya tinggi menyebabkan tingkat

keberhasilan akademisnya lebih baik, semakin populer, rendahnya kehamilan pada

remaja, rendahnya ketergantungan pada kesejahteraan, seperti yang dilaporkan oleh

berita di California.

Seperti yang dinyatakan dalam teori Seligman (2008), bahwa teori gaya

penjelasan untuk sukses mengatakan bahwa untuk memilih orang-orang yang akan

berhasil dalam suatu pekerjaan yang menantang, seseorang harus memilihnya

berdasarkan tiga faktor berikut ; bakat, motivasi, dan optimisme, ketiga faktor inilah

yang menentukan kesuksesan. Maka seorang mahasiswa yang menginginkan

kesuksesan dibidang karirnya kelak harus memiliki optimisme dalam dirinya, bahwa

ia mampu dan memiliki kualitas yang layak untuk sukses di bidang karirnya. Hal itu

juga menunjukkan bahwa optimis merupakan bagian aspek diri manusia yang penting

bagi seseorang dalam menjalani kehidupan.

Page 59: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

48

Dikatakan juga oleh Seligman (2008) bahwa optimisme menyebabkan

seseorang menilai lebih baik dan pesimisme membuat seseorang menilai lebih buruk.

Menilai dengan baik membuat seseorang menjadi optimis dan menilai dengan buruk

membuat orang menjadi pesimis. Berdasarkan teori dari Seligman tersebut disini

penulis berasumsi bahwa hal tersebut menjelaskan bagaimana seseorang yang

menilai dirinya dengan baik atau positif akan membuatnya menjadi optimis.

Kemampuan dalam menilai diri ini adalah bagaimana seseorang memberi

penghargaan atas dirinya sendiri, apakah evaluasi terhadap diri dinilai sebagai sesuatu

yang positif atau negatif yang nantinya dapat membuatnya menjadi optimis atau

malah sebaliknya pesimis. Sedangkan seseorang yang dapat menilai dirinya secara

positif diasumsikan memiliki pemikiran yang lebih optimis dibandingkan seseorang

yang menilai dirinya secara negatif. Asumsi penulis tersebut dapat digambarkan

melalui bagan di bawah ini :

Optimisme meraih kesuksesan karir mahasiswa yang rendah

Optimisme meraih kesuksesan karir mahasiswa yang tinggi

Self Esteem

Rendah

Tinggi

2.4. Hipotesis

Ho: Tidak ada hubungan yang signifikan antara self esteem dengan optimisme

meraih kesuksesan karir masa depan.

Ha: Ada hubungan yang signifikan antara hubungan self esteem dengan

optimisme meraih kesuksesan karir masa depan.

Page 60: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

49

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

3.1.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Karena dalam pengolahan

data peneliti menggunakan perhitungan statistik yang telah baku dan menampilkan

hasil berupa angka-angka. Sedangkan metode penelitian ini adalah penelitian

korelatif. Karena bertujuan untuk mencari apakah ada hubungan antara self esteem

dengan optimisme meraih kesuksesan karir mahasiswa.

Menurut Sevilla (1993) penelitian korelasi dirancang untuk menentukan

tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Melalui

penelitian tersebut dapat memastikan berapa besar yang disebabkan oleh satu variabel

dalam hubungan dengan variasi yang disebabkan oleh variabel lain. Pengukuran

korelasi ini digunakan untuk menentukan besarnya arah hubungan. Penelitian korelasi

tidak memerlukan sampel yang besar. Diasumsikan jika ada pertalian maka akan

merupakan bukti bahwa sampel yang digunakan adalah mewakili populasi yang kita

selidiki dan instrumen yang digunakan dapat dipercaya dan shahih.

3.2. Variabel-variabel Penelitian

3.2.1 Definisi Variable

Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai, menurut Kerlinger

(2000), variable adalah symbol atau lambang yang padanya kita letakkan bilangan

atau nilai.

Page 61: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

50

Variabel dibagi atas dua macam, yaitu variable bebas (independent variable)

dan variable terikat (dependent variable). Dalam penelitian ini yang menjadi kedua

variabel tersebut adalah:

1. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Dependent variable dalam penelitian ini adalah Optimisme.

• Definisi Konseptual dari optimisme

adalah menurut Seligman (1995), keadaan selalu berpengharapan baik.

Bersikap menguatkan diri dengan kalimat-kalimat positif kepada dirinya

sendiri. Tetapi makna optimisme sebetulnya lebih dalam dari itu. Dasar dari

optimisme adalah bagaimana cara berpikir seseorang ketika menghadapi suatu

masalah.

Optimis adalah adalah keyakinan dan kepercayaan individu terhadap

terwujudnya harapan akan sesuatu yang baik terjadi di masa depan.

Optimisme adalah cara seseorang memandang positif akan segala hal yang

terjadi pada dirinya.

Definisi operasional dari optimisme

Optimis adalah sikap menguatkan diri dengan kalimat-kalimat positif kepada

dirinya sendiri yang diukur menggunakan skor yang diperoleh dari

pengukuran terhadap aspek-aspek yang terdapat dalam optimis, dengan

menggunakan skala optimisme. Adapun aspek-aspek dalam optimis adalah ;

permanence, pervasiveness, dan personalization.

Dimensi permanence terdiri dari dua hal yakni permanent dan

temporary, dimana permanent yaitu percaya bahwa penyebab-penyebab yang

baik bersifat menetap dan temporary percaya penyebab-penyebab buruk

Page 62: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

51

bersifat sementara. Dimensi pervasiveness terdiri dari dua hal yaitu specific

dan universal, dimana specific adalah memberikan penjelasan yang spesifik

ketika menghadapi peristiwa buruk dan dapat menciptakan ketidakberdayaan

hanya pada daerah yang tertimpa masalah saja.

Sedangkan universal adalah memberikan penjelasan yang umum

dalam menghadapi suatu peristiwa baik dan menciptakan ketidakberdayaan

pada berbagai situasi. Dimensi yang terakhir personalization yang juga terdiri

dari dua hal yaitu internal dan eksternal. Internal adalah meyakini suatu

peristiwa disebabkan oleh faktor dari dalam diri dan eksternal yang meyakini

suatu peristiwa disebabkan oleh faktor dari luar diri

Cara mengukur dependen variabel yaitu: subjek diberikan pernyataan

seputar optimisme dalam meraih kesuksesan karir masa depan. Seperti,

keyakinan mereka dalam mencapai kesuksesan, apakah mereka memiliki visi

dan misi untuk masa depan, apakah mereka telah melakukan tindakan konkret

dari tujuan mereka dsb. Kemudian subjek memberi ceklis pada pernyataan

yang telah tersedia.

Variabel Bebas (Independent Variable)

Independent Variable dalam penelitian ini adalah Self Esteem

Definisi konseptual dari self esteem

Menurut Minchinton (1995) self esteem adalah penilaian terhadap diri sendiri.

Merupakan tolak ukur harga diri kita sebagai seorang manusia, berdasarkan

pada kemampuan penerimaan diri dan perilaku sendiri atau tidak. Dapat juga

dideskripsikan sebagai penghormatan terhadap diri sendiri atau perasaan

Page 63: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

52

mengenai diri yang berdasarkan pada keyakinan mengenai apa dan siapa diri

kita sebenarnya.

Definisi operasional dari self esteem

Adalah evaluasi seseorang terhadap dirinya sendiri baik secara positif maupun

negatif, keyakinan individu mengenai dirinya berguna atau tidak dalam

kehidupannya. Evaluasi ini mencakup hal-hal mengenai perasaan terhadap diri

sendiri, perasaan terhadap hidup dan hubungan dengan orang lain.

Perasaan terhadap diri sendiri adalah mengenai penerimaan dirinya

secara penuh dan tanpa syarat dan menghargai dirinya sendiri sebagai seorang

manusia yang utuh, menghormati dirinya sendiri dengan meyakini bahwa

dirinya adalah seorang yang penting dan berharga dan mampu memafkan

segala kekurangan dirinya, tidak mudah terpengaruh pendapat ekstenal

mengenai dirinya karena ia menghargai dirinya sebagai seseorang yang

bernilai, serta mampu mengontrol emosinya sendiri.

Perasaan terhadap hidup adalah mengenai mereka mampu menerima

tanggung jawab dan mengontrol atas sebagian hidup yang dijalaninya dengan

cara mampu menerima kenyataan tanpa menyalahkan orang lain atas masalah

yang dialaminya dan dapat mempertanggungjawabkan segala yang kita

lakukan yang terjadi atas pilihan kita sendiri, kemudian menjalani hidup tanpa

dikendalikan oleh lingkungan atau bahkan mencoba mengendalikan

lingkungan tetapi mampu mengendallikan diri sendiri dan menyesuaikan diri

dengan baik terhadap lingkungan.

Hubungan dengan orang lain adalah mengenai mampu bertoleransi dan

menghormati setiap orang, dengan cara meyakini bahwa mereka memiliki hak

yang sama seperti yang diharapkan pada diri sendiri yaitu merasa nyaman

Page 64: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

53

dengan diri sendiri tanpa memaksakan kehendak pada orang lain dan dapat

menghargai hak orang lain dengan pilihannya, memandang orang lain secara

sama tanpa membeda-bedakan dan memiliki toleransi terhadap orang lain.

Dimana ke semua aspek tersebut diukur berdasarkan skor skala self esteem.

3.3. Pengambilan Sampel

3.3.1. Populasi dan Sampel

Kerlinger (dalam Sevilla, 1993) menyatakan bahwa populasi sebagai keseluruhan

anggota, kejadian, atau objek-objek yang telah ditetapkan dengan baik. Gay (1976)

mendefinisikan populasi sebagai kelompok dimana peneliti akan menggeneralisasikan

hasil penelitiannya. Populasi dari penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta semester tujuah ke atas. Jumlah populasi mahasiswa

fakultas psikologi dari angkatan tahun 2001 hingga 2006 sendiri kurang lebih

mencapai 514 mahasiswa, yang terdiri dari :

a. Angkatan 2001 sebanyak 69 mahasiswa

b. Angkatan 2002 sebanyak 83 mahasiswa

c. Angkatan 2003 sebanyak 48 mahasiswa

d. Angkatan 2004 sebanyak 59 mahasiswa

e. Angkatan 2005 sebanyak 89 mahasiswa

f. Angkatan 2006 sebanyak 166 mahasiswa

Sumber : Akademik fakultas psikologi UIN Jakarta 2010.

Dalam Sevilla (1993) Sampel adalah sekelompok kecil yang kita amati.

Menurut Ferguson (1976) sampel adalah beberapa bagian kecil atau cuplikan yang

ditarik dari populasi, atau porsi dari suatu populasi. Seperti yang dikatakan Sevilla

pengambilan sampel penelitian (sampling) tidak dapat dihindari untuk

Page 65: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

54

mempertimbangkan waktu, biaya, dan tenaga, sehingga tidak melakukan studi pada

semua anggota populasi. Akan tetapi sepanjang sampel yang digunakan porsinya

cukup mewakili populasi, maka dapat menggeneralisasikannya dan yakin bahwa

generalisasi yang diambil dapat menggambarkan populasi, sehingga penemuan dan

kesimpulan yang diperoleh dari sampling tersebut adalah sah atau valid.

Dalam Sevilla (1993) untuk menentukan ukuran sampel pada populasi,

penelitian ini mengacu pada rumus Slovin (1960) dengan batas kesalahan 10% dari

populasi yang berjumlah 514 mahasiswa maka ukuran sampel yang diperoleh adalah

83. Gay (1976) menetapkan ukuran minimum sampel yang dapat diterima

berdasarkan tipe penelitian, dimana pada peneltian korelasi jumlah sampel minimal

yang dibutuhkan adalah 30 subyek. Sedangkan sampel yang digunakan dalam

penelitian ini berjumlah 100 orang dari jumlah populasi sebesar 514 mahasiswa.

Karena itu peneliti menganggap sampel yang digunakan telah cukup mewakili

populasi yang ada.

3.3.2. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini, metode pengambilan sampel dilakukan dengan

menggunakan non random sampling yaitu menggunakan Accidental sampling dimana

tidak semua anggota populasi mendapat kesempatan yang sama untuk menjadi sampel

penelitian. Dalam Kerlinger (1973) sampling accidental adalah menggunakan sampel

apa saja yang telah tersedia, misalnya seperti dalam penelitian ini peneliti

memperoleh sampel mahasiswa yang berada di Fakultas Psikologi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Mahasiswa yang dimaksud adalah mahasiswa semester atas

Fakultas Psikologi yang telah mendapatkan mata kuliah peminatan, sehinggga

dianggap memiliki orientasi karir yang lebih jelas mengenai kesuksesan dibidang

Page 66: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

55

karir tersebut. Berhubung penelitian ini dilakukan secara non probability sampling,

maka tidak semua individu pada Fakultas Psikologi terpilih menjadi sampel dalam

penelitian ini. Atas dasar itulah dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan

dengan cara mengambil sampel seketemunya yang tentunya sesuai dengan

karakteristik yang telah ditentukan dengan ciri-ciri tertentu. Pertimbangan lain dari

peneliti untuk menggunakan teknik accidental karena dalam sampel yang dibutuhkan

pada penelitian ini memerlukan ciri-ciri yang sesuai dengan penelitian, dan juga

karena penelitian ini dilaksanakan ketika liburan semester, sehingga peneliti merasa

kesulitan dalam mendapatkan sampel yang sesuai. Adapun karakteristik sampel dalam

penelitian ini adalah :

• Mahasiswa semester 7 ke atas, yaitu mahasiswa angkatan 2001 hingga 2006

yang pernah mendapatkan mata kuliah peminatan di bidang psikologi karena

dianggap telah memiliki pandangan yang lebih jelas mengenai kesuksesan

pada bidang karir yang ditekuninya.

• Berusia antara 20 hingga 25 tahun.

3.4. Pengumpulan Data

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode skala sebagai alat

pengumpul data, yaitu sejumlah pernyataan tertulis untuk memperoleh jawaban dari

responden. Skala yang digunakan bersifat langsung dan tertutup. Dengan item

pernyataan yang mendukung indikator (Favorable), dan pernyataan yang tidak

mendukung indikator (Unfavorable). Dalam merespon item tersebut subjek diminta

untuk memilih jawaban yang paling mewakili dirinya, dengan cara memilih sistem

kategori yang merentang dari “sangat setuju” sampai “sangat tidak setuju”. Penskoran

Page 67: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

56

untuk pernyataan positif dilakukan dengan memberi skor tertinggi pada pilihan

“sangat setuju” yakni 4 dan terendah pada pilihan “sangat tidak setuju” yakni 1.

Sebaliknya, untuk pernyataan negatif pemberian skor tertingggi pada pilihan “sangat

tidak setuju” yakni 4, dan terendah pada pilihan “sangat setuju” yakni 1.

Dalam penelitian ini subjek akan diberikan skala yang terdiri dari tiga bagian, yaitu :

a) Bagian pengantar, berisi tentang nama peneliti, tujuan dari penelitian,

kerahasiaan jawaban yang diberikan oleh responden, dan ucapan terima

kasih peneliti.

b) Bagian inti, berisi dua alat ukur yakni alat ukur optimisme yang meliputi

tiga dimensi yaitu permanence, pervasiveness, dan personalization; alat

ukur self esteem yaitu perasaan tentang diri sendiri, perasaan terhadap

hidup, dan hubungan dengan orang lain.

c) Bagian data kontrol, berisi tentang data-data subjek seperti nama, usia,

jenis kelamin, dan semester untuk melengkapi data penelitian. Data

kontrol ini berisi pernyataan terbuka.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen data adalah alat atau fasilitas yang di gunakan dalam

mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik . Variasi

jenis instrument adalah angket, check-list atau daftar centrang, pedoman wawancara,

pedoman pengamatan (Arikunto 2006). Dalam penelitian ini, instrumen data yang

digunakan adalah angket yang terdiri dari pernyataan-pernyataan atau skala. Skala

yang akan dipergunakan dalam penelitian ini ada dua yaitu skala Self Esteem dan

skala Optimisme dalam meraih kesuksesan karir.

Page 68: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

57

3.5 Uji Instrument Penelitian

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan uji instrumen self esteem

dan optimisme dalam menghadapi kesuksesan karir masa depan yang terdiri dari 172

item. Uji instrumen diberikan kepada 65 sampel dimana 15 orang mahasiswa Fakultas

Psikologi Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah jakarta dan 50 orang

mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Adapun tujuan dari pelaksanaan

uji instrumen ini dilakukan dengan maksud :

1. Mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan responden dalam

menyelesaikan pengisian instrumen

2. mengetahui pemahaman responden terhadap pernyataan atau item yang

diberikan

3. mengetahui validitas instrumen dimana skor tiap item dikorelasikan dengan

skor total

4. mengetahui tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan untuk mengukur

tingkat reliabilitas skala tersebut

Setelah dilakukan uji instrumen penelitian pada tanggal 8 Agustus 2010, maka

dilakukan tes validitas dan reliabelitas pada kedua skala yang digunakan. Adapun

metode yang digunakan untuk melihat validitas dan reliabilitas pada penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu skala psikologi

mampu menghasilkan data yang akurat dan sesuai dengan tujuan ukurnya. Untuk

menguji validitas item dilakukan dengan menilai kevalidan masing-masing butir

pernyataan dengan melihat dari nilai Corrected Item Total Correlation. Validitas

Page 69: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

58

berkenaan dengan keterkaitan data yang diperoleh dengan sifat variable yang diteliti

(Sevilla, 2006). Untuk menguji validitas skala, penulis menggunakan rumus product

moment Pearson, dengan menggunakan r sebesar 0,3 pada taraf signifikasi.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah derajat ketepatan dan ketelitian atau akurasi yang

ditunjukan oleh instrument pengukuran (Sevilla, 2006). Untuk melihat reliabilitas

masing-masing item pada setiap butir maka peneliti melihat reliabilitas tersebut

dengan menggunakan Alpha Cronbanch. Hasil perhitungan tersebut kemudian

dibandingkan dengan kriteria reliabilitas, dalam penelitian ini penulis mengacu pada

kaidah reliabilitas yang disusun oleh Guilford (dalam Kuncono, 2000) sebagai berikut

:

Tabel 3.1

Kaidah Reliabilitas Guilford

Kriteria Koefisien Reliabilitas

Sangat Reliabel >0,9

Reliabel 0,7 – 0,9

Cukup Reliabel 0,4 – 0,7

Kurang Reliabel 0,2 – 0,4

Tidak Reliabel <0,2

Pada skala self esteem diperoleh hasil koefisien reliabilitasnya sebesar 0,917

yang berarti menempati kriteria yang sangat reliabel. Sedangkan pada skala

optimisme terhadap kesuksesan karir masa depan diperoleh hasil koefisien reliabelitas

Page 70: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

59

sebesar 0,837 yang berarti menempati kriteria reliabel. Sebagaimana dalam Azwar

(2005) semakin tinggi koefisien reliabelitas mendekati 1.00 berarti semakin tinggi

tingkat reliabelitasnya. Peneliti juga melakukan uji reabilitas kembali setelah

melakukan penyisihan item pada skala penelitian dan diperoleh angka reliabilitasnya

yakni sebesar 0,919 pada skala optimisme dan yang dalam hal ini masih menempati

kriteria sangat reliabel dan 0,912 pada skala self esteem yang juga menempati kriteria

sangat reliabel.

A. Optimisme Meraih Kesuksesan Karir Mahasiswa

Sedangkan untuk pengukuran optimisme akan menggunakan skala yang di

susun oleh peneliti yang dibuat berdasarkan dimensi-dimensi dari optimisme yaitu

permanence, pervasiveness, dan personalization. Beberapa item dari optimisme

diadaptasi dari buku Seligman, Learned Optimism.

Tabel 3.2

Blue Print Skala Optimisme dalam Meraih Kesuksesan Karir Masa Depan

(try out)

No Dimensi Indikator Favorable Unfavorable Jumlah

1 Permanent :

a. permanence

b. temporary

Percaya penyebab

baik bersifat

menetap

Percaya penyebab

buruk bersifat

sementara

14*, 28, 51*^,

54*, 55*, 56*^

57, 58, 59*,

61*, 69*

15*, 60*, 63,

66*^, 67*, 72*^

16*, 29, 64, 65

12

9

2 Pervasiveness :

a. universal

- Memberikan

1, 3*, 4*, 31*,

6*, 8, 23, 40,

12

Page 71: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

60

b. spesifik

penjelasan yang

umum dalam

menghadapi suatu

peristiwa yang

baik

- Menciptakan

ketidakberdayaan

pada berbagai

situasi

- Memberikan

penjelasan yang

spesifik ketika

menghadapi suatu

peristiwa buruk.

- Menciptakan

ketidakberdayaan

pada daerah yang

tertimpa masalah

saja

36*^, 62*^

5, 7, 22, 41, 42

2*, 20, 32,

35*, 45

19*, 26*, 33*,

38*^, 47

68*, 77

21, 43, 44, 80

24, 37*, 39*,

46*, 74*

18*, 25*, 79*^,

70, 71*

9

10

10

3 Personalization :

a. internal

b. eksternal

Meyakini suatu

peristiwa

disebabkan oleh

faktor dalam diri

Meyakini

kejadian/peristiw

a disebabkan oleh

faktor dari luar.

9*, 10, 17,

30*, 48*

12, 49, 52, 75,

76

11*, 13*^, 34*,

73*

27, 50, 53*, 78*

9

9

Jumlah 80

* = item yang valid

^ = perampingan item sehingga beberapa item valid tidak dipakai pada penelitian

Page 72: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

61

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS 13.00 dari jumlah item sebanyak 80 item

diperoleh data sebanyak 36 item yang tidak valid dan 44 item yang valid dengan

jumlah N sebanyak 65 sampel. Peneliti juga melakukan penyisihan item dengan

perampingan item yang valid sebanyak 7 item dengan tujuan memudahkan penelitian,

maka diperoleh item-item sebagai berikut yang akan digunakan dalam penelitian.

Tabel 3.3

Blue Print Skala Optimisme dalam Meraih Kesuksesan Karir Masa Depan

(penelitian)

No Dimensi Indikator Favorable Unfavorable Jumlah

1 Permanent :

a. permanence

b. temporary

Percaya penyebab

baik bersifat

menetap

Percaya penyebab

buruk bersifat

sementara

14, 54, 55

59, 61, 69

15, 60, 67

16

6

4

2 Pervasiveness :

a. universal

b. spesifik

- Memberikan

penjelasan yang

umum dalam

menghadapi suatu

peristiwa yang

baik

- Menciptakan

ketidakberdayaan

pada berbagai

situasi

- Memberikan

penjelasan yang

3, 4, 31, 36, 62

-

2, 35

6, 68

-

37, 39, 46, 74

7

-

6

Page 73: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

62

spesifik ketika

menghadapi suatu

peristiwa buruk.

- Menciptakan

ketidakberdayaan

pada daerah yang

tertimpa masalah

saja

19, 26, 33

18, 25, 71

6

3 Personalization :

B. internal

B. eksternal

Meyakini suatu

peristiwa

disebabkan oleh

faktor dalam diri

Meyakini

kejadian/peristiw

a disebabkan oleh

faktor dari luar.

9, 30, 48

-

11, 34, 73

53, 78

6

2

Jumlah 37

B. Self Esteem

Skala self esteem disusun dan dikembangkan oleh penulis berdasarkan teori dari

Minchinton yang meliputi tiga faktor yakni : perasaan mengenai diri sendiri, perasaan

terhadap hidup dan hubungan dengan orang lain. Beberapa item Self esteem

diadaptasi dari buku Minchinton Maximum Self esteem dan Marilyn J Sorensen Phd

clinical (2005).

Tabel 3.4

Blue Print Skala Self Esteem (try out)

No Dimensi Indikator Favorabel Unvaforabel Jumlah

1 Perasaan

mengenai

a. menerima diri

sendiri

1*, 5, 6*,

8*^, 53*,

3, 11*, 20*,

44*^, 62*

11

Page 74: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

63

diri sendiri

b. menghormati

diri sendiri

dengan

memaafkan

kekurangan

diri

c. menghargai

diri dengan

tidak

terpengaruh

pihak eksternal

d. mengendalikan

emosi sendiri

89*

2*^, 10,

15*^,

21*, 24,

63, 65*^

4, 13, 17,

23, 25*,

55, 66*

18*, 19,

32, 45*,

67*, 79,

82*^

12*, 14*,

16*, 22, 43,

54

50*, 57*,

64, 69, 90*,

91, 42, 68

9*, 56*, 80,

92*

13

13

12

2 Perasaan

terhadap

hidup

a. menerima

kenyataan

b. memegang

kendali atas

hidupnya

sendiri

33*, 41*,

58*^,

59*,

78*^, 83,

85*^

30, 39,

51, 72,

76, 81*,

87*

31, 47, 49*,

52*, 86, 88*

26*, 34*,

60*, 77*^,

84*^

13

12

3 Hubungan

dengan

orang lain

a. menghargai

orang lain

b. toleransi

terhadap orang

lain

7, 27*,

48*, 69,

71

36*, 40,

51, 61,

73*, 75

29*, 37,

46*, 74*

28*, 35*,

38, 70*

9

10

Jumlah 92

Page 75: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

64

* = item yang valid

^ = perampingan item sehingga beberapa item valid tidak dipakai pada penelitian

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS 13.00 dari jumlah item sebanyak 92 item

diperoleh data sebanyak 37 item yang tidak valid dan 55 item yang valid dengan

jumlah N sebanyak 65 sampel. Peneliti juga melakukan penyisihan item dengan

perampingan item yang valid sebanyak 11 item dengan tujuan memudahkan

penelitian, maka diperoleh item-item sebagai berikut yang akan digunakan dalam

penelitian.

Tabel 3.5

Tabel Skala Self Esteem (Penelitian)

No Dimensi Indikator Favorabel Unvaforabel Jumlah

1 Perasaan

mengenai

diri sendiri

a. menerima diri

sendiri

b. menghormati

diri sendiri

dengan

memaafkan

kekurangan

diri

c. menghargai

diri dengan

tidak

terpengaruh

pihak eksternal

d. mengendalikan

emosi sendiri

1,6, 89

2, 21, 65

25, 66

18, 67, 45

11, 20, 62

12, 14, 16,

50, 57, 90

9, 56, 92

6

6

5

6

Page 76: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

65

2 Perasaan

terhadap

hidup

a. menerima

kenyataan

b. memegang

kendali atas

hidupnya

sendiri

33, 41, 59

81,87

31, 47, 86

26, 34, 60

6

5

3 Hubungan

dengan

orang lain

a. menghargai

orang lain

b. toleransi

terhadap orang

lain

27, 48,

36, 73

29, 46, 74

28, 35, 70

5

5

Jumlah 44

3.6. Prosedur Penelitian

Secara umum penelitian ini dilakukan dengan 4 tahap yaitu :

a) Persiapan Penelitian

1. perumusan masalah

2. menentukan variabel penelitian

3. melakukan studi kepustakaan untuk mendapatkan gambaaran dan landasan

teoritis yang tepat

4. menentukan, menyusun dan menyiapkan alat ukur yang akan digunaakan

dalam penelitian ini yaitu skala self esteem dan skala optimisme

kesuksesan masa depan

5. menentukan lokasi penelitian

Page 77: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

66

6. melakukan uji coba try out

b) Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 2010.

Tahap pengambilan data

1. menentukan sampel penelitian

2. memberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian

dan meminta kesediaan subjek untuk mengisi

kuesioner penelitiaan

3. melaksanakan pengambilan data dengan

memberikan kuesioner yang telah disiapkan kepada

subjek penelitian

c) Pengolahan Data

1. Penulis memberikan kode dan melakukan skoring terhadap hasil skala

yang telah diisi oleh responden

2. Menginput data yang diperoleh dan menghitung data tersebut dengan

metode yang telah ditentukan

3. kemudian melakukan analisa data dengan metode statistika melalui

program SPSS.

d) Tahap pembahasan

1. Menginterpretasikan dan membahas hasil statistik berdasarkan teori.

Page 78: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

67

2. Merumuskan kesimpulan hasil penelitian yang diperoleh dan dibahas

berdasarkan data dan teori yang ada.

3.7 Teknik Analisis Data

Analisa data diarahkan untuk mencari korelasi. Pada penelitian ini digunakan

Koefisien Korelasi Pearson Product Moment sebagai analisa data yaitu

kelompok sampel yang mencari korelasi dari dua variabel. Adapun rumus

korelasi (r) adalah:

r = n ∑ XY – (∑ X) (∑ Y)

√ {n ∑ X² - (∑ X) ²}{n ∑ Y² - (∑ Y) ²}

Keterangan :

r = Koefisien Korelasi Pearson,

X = Variabel bebas,

Y = Variabel Terikat

Sedangkan untuk mencari seberapa besar pengaruh atau sumbangan yang di

berikan Self esteem terhadap optimisme menggunakan uji linearitas yang

dilakukan dengan menggunakan teknik komputer.

Page 79: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

68

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas hasil penelitian baik secara deskriptif maupun uji hipotesis.

4.1 Analisis Deskriptif

Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan skor self esteem dan

optimisme. Peneliti mendeskripsikan skor self esteem dan optimisme berdasarkan

jenis kelamin dan usia. Responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang yang

terdiri dari 66 orang perempuan dan 34 orang laki-laki. Berikut adalah ringkasannya

(tabel 4.1):

Tabel 4.1

Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin N Presentase

%

Perempuan 66 66 %

Laki-laki 34 34 %

Jumlah 100 100 %

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa dari 100 orang sampel penelitian

terdapat 34 orang berjenis kelamin laki-laki dengan persentase sebesar 34% .

Sebanyak 66 orang atau 66 % berjenis kelamin perempuan.

Page 80: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

69

Berdasarkan karateristik usia pada penelitian ini, peneliti mengambil sampel

dengan rentang usia dari 20 hingga 25 tahun dan diperoleh detil usia dari peneltian ini

sebagai berikut :

Tabel 4.2

Gambaran Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Persentase

20 - 22 79 79 %

23 - 25 21 21 %

Total 100 100 %

Berdasarkan tabel diatas dari 100 sampel penelitian terdapat 5 orang berusia

20 tahun dengan presentase 5 %, 34 orang berusia 21 tahun dengan presentase 34 %,

40 orang berusia 22 tahun dengan presentase 40 %, sehingga di dapat rentang usia 20-

22 tahun sebanyak 79 %. Kemudian, 17 orang berusia 23 tahun dengan presentase 17

%, 4 orang berusia 25 tahun dengan presentase 4 %, dan tidak terdapat sampel yang

berusia 24 tahun, dan di peroleh rentang usia 23-25 tahun sebanyak 21 %.

4.2 Uji Persyaratan

4.2.1. Kategorisasi Skor

1. Kategorisasi Skor skala Optimisme

Peneliti menentukan kategorisasi skor optimisme meraih kesuksesan karir.

Untuk memudahkan menghitung nilai maksimum, minimum, rata-rata, standar

deviasi, dan jumlah total (sum), menggunakan hitungan komputer dengan program

Page 81: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

70

SPSS versi 13.00. Didapatkan hasil skor maksimum, minimum, rata-rata, standar

deviasi, dan jumlah total (sum). Berikut tabelnya :

Tabel 4.3

Nilai maksimum, Minimum, Rata-rata, Jumlah total (sum), dan Standar deviasi

Optimisme

Descriptive Statistics

N

Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation

Variance

Optimisme Valid N

(listwise)

100

100

84.00 144.00 11327.00 113.2700 11.10633 123.351

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan nilai minimum untuk skala optimisme

sebesar 84.00, nilai maksimum sebesar 144.00, jumlah optimisme sebesar 11327.00,

rata-rata (mean) optimisme sebesar 113.2700, dan standar deviasinya sebesar

11.10633.

Peneliti menggolongkan sampel ke dalam tiga kategori tingkatan optimisme

meraih kesuksesan karir yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Cara untuk mendapat skor

optimisme yang dominan adalah pertama, mencari nilai rerata (mean/(M)) dan

simpangan baku (standard deviation/(SD)). Nilai rerata dan simpangan baku tersebut

kemudian dimasukkan ke dalam formula berikut (Azwar, 2003) dan menghasilkan

sebaran kategori skor seperti terlihat pada tabel di bawah ini :

Page 82: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

71

Tabel 4.4

Kategorisasi Optimis

Kategori Rentang Frekuensi %

Tinggi > M + 1SD > 124 16 16 %

Sedang M - 1SD < X < M + 1SD 102 – 124 76 76 %

Rendah < M – 1SD < 102 8 8 %

Jumlah 100 100%

Cat: dilakukan pembulatan pada skor yang diperoleh

Berdasarkan hasil penghitungan kategori skor optimisme, seperti ditunjukkan

dalam tabel di atas, diketahui bahwa 76% memiliki tingkat optimisme meraih

kesuksesan karir yang tinggi, 16% memiliki tingkat optimisme yang sedang, dan 8%

yang memiliki tingkat optimisme yang rendah.

Untuk mengetahui perbedaan persentase kategorisasi tinggi, sedang, dan

rendah optimisme antara laki-laki dan perempuan, peneliti melakukan perhitungan

kembali dengan menemukan nilai rata-rata (mean) dan standar deviasinya terlebih

dahulu. Ditunjukkan seperti pada tabel berikut :

Tabel 4.5

Tabel Optimis Berdasarkan Jenis Kelamin

OMD Jenis Kelamin N

Presentase

% Mean SD

Perempuan 66 66 % 117.6364 11.25049

Laki-laki 34 34 % 113. 9118 11.59772

Jumlah 100 100 %

Page 83: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

72

Berdasarkan tabel diatas dengan jumlah N 100 yang terdiri dari 66%

perempuan dan 34% laki-laki diperoleh rata-rata (mean) perempuan sebesar

117.6364, dan standar deviasinya sebesar 11.25049. Rata-rata (mean) laki-laki sebesar

113.9118 dan standar deviasi laki-laki sebesar 11.59772.

Tabel 4.6

Kategori Optimis pada Perempuan

Kategori Rentang Frekuensi %

Tinggi > M + 1SD > 129 10 10 %

Sedang M - 1SD < X < M + 1SD 106 – 129 48 48 %

Rendah < M – 1SD < 106 8 8 %

Jumlah 66 66%

Pada perempuan kategori optimis yang tinggi berada pada rentang >129

diperoleh angka 10% mahasiswa yang memiliki optimisme yang tinggi, 48% yang

memiliki optimisme yang sedang dan 8% yang memiliki optimisme yang rendah

dengan jumlah N perempuan sebanyak 66 orang.

Tabel 4.7

Kategori Optimis pada Laki-laki

Kategori Rentang Frekuensi %

Tinggi > M + 1SD > 126 3 3 %

Sedang M - 1SD < X < M + 1SD 102 – 126 28 28 %

Rendah < M – 1SD < 102 3 3 %

Jumlah 34 34%

Pada laki-laki kategori optimis yang tinggi berada pada rentang >126

diperoleh angka 3% mahasiswa yang memiliki optimisme yang tinggi, 28% yang

Page 84: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

73

memiliki optimisme yang sedang dan 3% yang memiliki optimisme yang rendah

dengan jumlah N laki-laki sebanyak 34 orang.

2. Kategorisasi Skor Skala Self Esteem

Peneliti menentukan kategorisasi self esteem untuk memudahkan

menghitung nilai maksimum, minimum, rata-rata. Standar deviasi, dan jumlah

total (sum), menggunakan hitungan computer dengan program SPSS versi 13.00

didapatkan hasil skor maksimum, minimum, rata-rata, standar deviasi dan jumlah

total (sum). Berikut tabelnya :

Tabel 4.8

Nilai maksimum, Minimum, Rata-rata, Jumlah total (sum), dan Standar deviasi Self

esteem

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation

Variance

Selfesteem Valid N

(listwise)

100 100

99.00 174.00 13245.00 132.4500 12.22382 149.422

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan nilai minimum untuk skala self esteem

sebesar 99.00, nilai maksimum sebesar 174.00, jumlah self esteem (sum) sebesar

13245.00, rata-rata (mean) optimisme sebesar 132.4500, dan standar deviasinya

sebesar 12.22382.

Peneliti menggolongkan sampel ke dalam tiga kategori tingkatan self esteem

yaitu tinggi, sedang dan rendah. Cara untuk mendapat skor self esteem yang dominan

Page 85: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

74

adalah pertama, mencari nilai rerata (mean/(M)) dan simpangan baku (standard

deviation/(SD). Nilai rerata dan simpangan baku tersebut kemudian dimasukkan ke

dalam formula berikut (Azwar, 2003) dan menghasilkan sebaran kategori skor seperti

terlihat pada tabel di bawah ini

Tabel 4.9

Kategorisasi Self Esteem

Kategori Rentang Frekuensi %

Tinggi > M + 1SD > 145 10 10 %

Sedang M - 1SD < X < M + 1SD 120 - 145 79 79 %

Rendah < M – 1SD < 120 11 11 %

Jumlah 100 100 % Cat: dilakukan pembulatan pada skor yang diperoleh

Berdasarkan hasil penghitungan kategori skor tingkat self esteem, seperti

ditunjukkan dalam tabel di atas, diketahui bahwa 10 % memiliki tingkat self esteem

yang tinggi, 79 % memiliki tingkat self esteem yang sedang, dan hanya 11 % yang

memiliki tingkat self esteem yang rendah.

Untuk mengetahui perbedaan persentase kategori tinggi, sedang, dan rendah

self esteem antara laki-laki dan perempuan, peneliti melakukan perhitungan kembali

dengan menemukan nilai rata-rata (mean) dan standar deviasinya terlebih dahulu.

Ditunjukkan seperti pada tabel berikut :

Page 86: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

75

Tabel 4.10

Tabel Self esteem Berdasarkan Jenis Kelamin

OMD Jenis Kelamin N

Presentase

% Mean SD

Perempuan 66 66 % 133.9242 11.81304

Laki-laki 34 34 % 129.5882 12.67333

Jumlah 100 100 %

Berdasarkan tabel diatas dengan jumlah N 100 yang terdiri dari 66%

perempuan dan 34% laki-laki diperoleh rata-rata (mean) perempuan sebesar

133.9242, dan standar deviasinya sebesar 11.81304. Rata-rata (mean) laki-laki sebesar

129.5882 dan standar deviasi laki-laki sebesar 12.67333.

Tabel 4.11

Kategori Self esteem pada Perempuan

Kategori Rentang Frekuensi %

Tinggi > M + 1SD > 146 8 8 %

Sedang M - 1SD < X < M + 1SD 122 – 146 50 50 %

Rendah < M – 1SD < 122 8 8 %

Jumlah 66 66%

Pada perempuan kategori self esteem yang tinggi berada pada rentang >146

diperoleh angka 8% mahasiswa yang memiliki self esteem yang tinggi, 50% yang

memiliki self esteem yang sedang dan 8% yang memiliki self esteem yang rendah

dengan jumlah N perempuan sebanyak 66 orang.

Page 87: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

76

Tabel 4.12

Kategori Self esteem pada Laki-laki

Kategori Rentang Frekuensi %

Tinggi > M + 1SD > 142 2 2 %

Sedang M - 1SD < X < M + 1SD 117 – 142 28 28 %

Rendah < M – 1SD < 117 4 4 %

Jumlah 34 34 %

Pada laki-laki kategori self esteem yang tinggi berada pada rentang >142

diperoleh angka 2% mahasiswa yang memiliki self esteem yang tinggi, 28% yang

memiliki self esteem yang sedang dan 4% yang memiliki self esteem yang rendah

dengan jumlah N laki-laki sebanyak 34 orang.

Berdasarkan hasil tersebut terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara

kategori tinggi, sedang, dan rendah pada laki-laki dan perempuan, baik pada variabel

optimisme maupun self esteem. Diketahui pada perempuan memiliki rentang kategori

maupun persentase yang lebih tinggi pada aspek optimisme maupun self esteem

dibandingkan pada laki-laki.

4.3 Hasil Penelitian

4.3.1 Uji Korelasi

Analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis pada penelitian ini

menggunakan rumus korelasi pearson product moment. Dalam perhitungannya

peneliti menggunakan program SPSS versi 13.00. Berikut ini adalah hasil

perhitungannya :

Page 88: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

77

Tabel 4.13

Tabel Hasil Uji Korelasi Self Esteem dengan Optimisme

Optimis Selfesteem Pearson Correlation Optimis Selfesteem

1.000 .753

.753 1.000

Sig, (1-tailed) Optimis Selfesteem

. .000

.000 .

N Optimis Selfesteem

100 100

100 100

Signifikan = dibawah 0.05

Dari tabel diatas bahwa koefisien korelasi atau r hitung (0,753) > r tabel

(0.195), pada taraf signifikansi 5 %. Maka hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan

bahwa tidak ada hubungan positif yang signifikan antara self esteem dengan

optimisme meraih kesuksesan karir pada mahasiswa ditolak. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa Ha yang menyatakan bahwa ada hubungan positif yang signifikan

antara self esteem dengan optimisme meraih kesuksesan karir pada mahasiswa

diterima. Dengan kata lain penelitian ini menyimpulkan bahwa ada hubungan positif

yang signifikan antara self esteem dengan optimisme meraih kesuksesan karir

mahasiswa.

4.3.2 Uji Regresi Linear

Uji linearitas digunakan untuk melihat hubungan variabel bebas dan variabel

terikat secara linear. Regresi linear dapat digunakan apabila asumsi linearitas

terpenuhi. Asumsi linearitas adalah asumsi yang akan memastikan apakah data yang

didapat sesuai atau tidak sesuai dengan garis linear. Berikut ini adalah hasil uji

linearitas :

Page 89: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

78

Tabel 4.14

Uji Linearitas

R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change0.566 128.292 1 98 0.000

Change Statistic

Berdasarkan tabel hasil uji SPSS diatas, nilai signifikansi sebesar 0.000,

(dengan taraf signifikansi sebesar 0.05), lebih kecil dari ά (0.05) dan didapat F hitung

sebesar 128.292, degree of freedom yang didapat sebesar 1 dan 98 dengan taraf

signifikansi 0.05, didapat nilai 3.94. Karena F hitung yakni 128.292 lebih besar dari F

tabel yakni 3.94 hal ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh atau sumbangan yang

diberikan self esteem kepada optimisme karir masa depan pada mahasiswa.

Untuk mengetahui besarnya pengaruh atau sumbangan yang diberikan self

esteem kepada optimisme karir masa depan pada mahasiswa dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 4.15

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .753 .566 .562 7.34993 a. Predictors: (Constant), Selfesteem

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa R square sebesar 0.566, nilai R Square

adalah nilai yang menunjukkan seberapa besar pengaruh atau sumbangan yang

diberikan variable self esteem terhadap optimisme meraih kesuksesan karir

mahasiswa. Maka pengaruh atau sumbangan yang diberikan self esteem terhadap

Page 90: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

79

optimisme meraih kesuksesan karir mahasiswa sebesar 56.6% yang merupakan hasil

kali 0.566 dengan 100%. Sedangkan 43,4% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang

tidak diteliti dalam penelitian ini.

Page 91: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

80

BAB V

KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data pada bab 4, maka diperoleh kesimpulan dari

peneltian ini bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara self esteem

dengan optimisme meraih kesuksesan karir mahasiswa. Hal ini dibuktikan dengan r

hitung 0.753 > r tabel (0.195), pada taraf signifikansi 5% maka Ho ditolak dan Ha

diterima. Kemudian, self esteem dalam penelitian ini memberikan pengaruh sebesar

56.6% dalam optimisme karir masa depan pada mahasiswa.

5.2 Diskusi

Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara self esteem dengan

optimisme meraih kesuksesan karir mahasiswa. Adapun hasil yang diperoleh adalah

bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara self esteem dengan optimisme

meraih kesuksesan karir mahasiswa. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi self esteem

maka semakin tinggi optimisme dalam meraih kesuksesan karir mahasiswa,

sebaliknya semakin rendah self esteem maka semakin rendah pula optimisme dalam

meraih kesuksesan karir mahasiswa.

Menurut Seligman (1991) optimisme adalah suatu pandangan secara

menyeluruh, melihat hal yang baik, berpikir positif, dan mudah memberikan makna

bagi diri. Individu yang optimis mampu menghasilkan sesuatu yang lebih baik dari

yang telah lalu, tidak takut kegagalan, dan berusaha untuk tetap bangkit mencoba

kembali bila gagal. Hasil penelitian ini menunjukan terdapat hubungan erat antara self

esteem dengan optimisme sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Seligman

Page 92: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

81

dimana menurutnya optimisme mendorong individu untuk selalu berpikir bahwa

sesuatu yang terjadi adalah hal yang terbaik bagi dirinya. Hal ini yang membedakan

dirinya dengan orang lain. Orang-orang yang menyalahkan dirinya sendiri saat

mereka gagal (pesimis) membuat rasa penghargaan terhadap diri mereka sendiri

menjadi rendah, sedangkan orang-orang yang menyalahkan bahwa suatu kejadian

bukan berasal dari dirinya (optimis), tidak kehilangan rasa penghargaan terhadap

dirinya sendiri saat kejadian-kejadian buruk menimpa mereka. Dari pernyataan yang

dikemukakan tersebut cukup menjelaskan bagaimana self esteem dan optimisme

saling berkaitan erat.

Begitu juga pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Patton et, al

(2004) mengenai perbedaan gender mengenai optimisme, self esteem, harapan, dan

tujuan dalam memprediksi career planning dan exploration pada anak remaja,

menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara self esteem dengan

optimisme dalam memprediksi career goals pada remaja. Antara penelitian tersebut

dengan penelitian ini sama-sama mengukur orientasi karir ke depan. Hal itu relevan

dengan hasil penelitian ini dimana terdapat korelasi antara self esteem dengan

optimisme dalam meraih kesuksesan karir mahasiswa.

Seperti yang dikatakan Minchinton dalam bukunya maximum self esteem,

seseorang yang memiliki harga diri yang tinggi lebih percaya diri, berani menghadapi

tantangan, rasa ingin tahu besar, dan mandiri. Hal ini didukung oleh harapan yang

tinggi untuk mencapai kesuksesan, karena mereka merasa sukses dengan hasil usaha

yang mereka lakukan. Dalam hal ini misalnya seorang mahasiswa yang memiliki

harga diri yang tinggi, maka ia akan yakin mengenai kemampuannya dalam mencapai

Page 93: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

82

prestasi yang ia inginkan, dengan kata lain individu tersebut optimis terhadap dirinya

dan prediksi kesuksesan karirnya kelak.

Selain itu orang yang memiliki self esteem yang tinggi juga mempunyai

pandangan yang sangat jelas mengenai tujuan hidup dan jati diri mereka. Tingkat self

esteem seseorang akan sangat mempengaruhi seluruh aspek dalam hidupnya

(Andrewho, 2008). Dengan kata lain, perkembangan harga diri pada seseorang akan

menentukan keberhasilan maupun kegagalannya di masa mendatang.

(www.psikologi.com).

Hubungan antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan

dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195), pada taraf

signifikansi 5 % maka Ho ditolak dan Ha diterima. Kemudian, hasil uji regresi

menyatakan bahwa terdapat pengaruh atau sumbangan yang diberikan self esteem

terhadap optimisme meraih kesuksesan karir sebanyak 56,6%.

Dalam penelitian ini, variabel self esteem memberikan sumbangan cukup besar

terhadap optimisme meraih kesuksesan karir mahasiswa sebesar 56,6%. Hal tersebut

cukup membuktikan bagaimana peranan penting self esteem seseorang terhadap

optimismenya. Jika seseorang memiliki kemampuan menilai diri secara positif, dalam

arti ia memiliki self esteem yang tinggi, maka secara otomatis ia pun akan memiliki

sikap optimis juga terutama dalam hal ini meraih kesuksesan karirnya kelak.

Namun aspek lain yang dapat mempengaruhi optimisme selain self esteem

juga tidak dapat dielakkan seperti dukungan sosial, dukungan keluarga seperti orang

tua, keadaan kualitas lingkungan maupun faktor lain dalam diri seperti kepercayaan

diri. Aspek-aspek tersebut juga dapat mempengaruhi keoptimisan seseorang, terbukti

Page 94: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

83

dari penelitian sebelumnya, pada penelitian yang dilakukan oleh Vollman, et.al

(2007), dengan hasil terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan optimisme,

orang yang optimis diketahui lebih memiliki respon sosial yang positif dibandingkan

orang pesimis. Begitu juga penelitian lain yang dilakukan oleh Sumer, et.al (2009)

dimana dukungan orang tua juga berpengaruh atau memiliki sumbangan yang

signifikan terhadap optimisme anak. Hal tersebut dapat dijadikan acuan untuk

meneliti aspek lain yang mempengaruhi optimisme selain self esteem pada peneliti

selanjutnya.

5.3 Saran

Berdasarkan pengalaman yang dialami dalam melakukan penelitian dan

dari hasil penelitian. Dalam penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan antara

lain dari segi teknik pengambilan sampel yang digunakan, pembahasan yang

kurang meluas karena hanya menggunakan dua variabel saja, analisis yang kurang

mendalam terhadap perbedaan tingkat self esteem dan optimisme pada laki-laki

dan perempuan. Karena itu peneliti memberikan saran-saran untuk

menyempurnakan penelitian-penelitian selanjutnya dan agar penelitian selanjutnya

dapat lebih baik lagi.

5.3.1 Saran Teoritis

a. Dari tinjauan disiplin ilmu psikologi yang mempelajari perilaku manusia,

penelitian ini juga masih sangat terbatas karena pengambilan sampel yang

dilakukan dengan cara seketemunya, variabel yang digunakan hanya terbatas

pada dua variabel saja sehingga analisis yang diperoleh kurang meluas, jumlah

sampel yang masih dapat diambil lebih banyak lagi, dsb. Meskipun variabel

self esteem memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap optimisme,

Page 95: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

84

b. Penelitian ini baru menggunakan pendekatan kuantitatif saja karena

keterbatasan-keterbatasan peneliti baik dalam segi waktu, biaya maupun

tenaga, oleh karena itu maka peneliti berharap untuk peneliti selanjutnya agar

menggali masalah ini lebih mendalam, atau bila memungkinkan dapat

digunakan kombinasi dua pendekatan yaitu pendekatan kuantitatif dan

kualitatif. Sehingga, bisa diperoleh sebuah gambaran menyeluruh mengenai

kondisi mahasiswa semester atas yang memiliki optimisme yang tinggi

maupun rendah terhadap kesuksesan karir masa depannya. Peneliti

menyarankan untuk juga melakukan pendekatan kualitatif karena banyak hal

yang menurut peneliti masih dapat digali lebih mendalam lagi seperti aspek

pervasiveness dari optimis dimana aspek tersebut menunjukkan

ketidakstabilan optimisme seseorang. Begitu juga hal mengenai masih adanya

tingkat optimis yang rendah pada mahasiswa psikologi. Padahal mahasiswa

psikologi seharusnya lebih paham mengenai aspek-aspek mental dan dapat

lebih bersikap optimis, namun dari hasil penelitian masih ada sekitar 8%

mahasiswa yang tidak optimis dan 11% yang self esteem rendah. Hal ini dapat

dianalisa lebih jauh menggunakan teknik kualitatif. Adanya perbedaan yang

cukup signifikan antara tingkat self esteem dan optimisme pada laki-laki dan

perempuan juga dapat dianalisa lebih jauh menggunakan metode kualitatif.

c. Pada penelitian ini hanya menggunakan dua variabel saja yaitu meneliti

hubungan self esteem dengan optimisme. Untuk penelti selanjutnya disarankan

Page 96: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

85

dapat menggunakan variabel-variabel lain yang lebih bervariasi dalam

peneltiannya demi menambah khasanah pengetahuan keilmuan psikologi dan

memperluas bidang-bidang penelitian psikologi.

d. Pada penelitian ini item try out yang digunakan mencapai 172 item yang

menyebabkan banyaknya keluhan dari responden dalam mengisi skala. Hal

tersebut tentu dapat membuat responden merasa jenuh dan memungkinkan

responden mengisi angket secara asal-asalan, yang nantinya dapat

mempengaruhi skor penelitian. Oleh karena itu untuk peneliti selanjutnya

diharapkaan dapat memperhitungkan jumlah item yang digunakan dalam

penelitian untuk lebih memperhatikan face validity skala penelitian.

5.3.2 Saran Praktis

a. Self esteem memberikan pengaruh atau sumbangan yang cukup signifikan

dalam keoptimisan kesuksesan karir masa depan pada mahasiswa. Diharapkan

orang tua dapat terus mendukung anaknya menumbuhkan self esteem yang

tinggi dengan berbagai cara antara lain memberikan perhatian dan dukungan

penuh terhadap pilihan karir anaknya, memberikan penghargaan atas usaha

yang telah dilakukan anak, dan memberikan semangat pada anak untuk terus

berusaha. Begitu juga pada mahasiswa yang dianggap telah memiliki jati diri

dan gambaran dirinya sendiri untuk meningkatkan penghargaan dirinya dan

selalu optimis dengan kesuksesan karir masa depannya.

b. Diharapkan orang tua atau lembaga terkait dapat membantu mahasiswa dalam

memberikan pengarahan atau masukan pada mahasiswa dalam menempuh

karir selanjutnya setelah lulus dari kesarjanaannya, sehingga dapat

mengurangi kecemasan maupun kebingungan mahasiswa dalam

mempersiapkan karir mereka.

Page 97: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

86

DAFTAR PUSTAKA Baron, R.A., & Byrne, D. (2003). Psikologi sosial (10 ed.). Jakarta: Erlangga. Branden, N. (1992). The Power of self esteem. Florida: Health Communication inc. Carr, A. (2004). Positive psychology: The Science of happiness and human strength. New

York: Bruner Routledge. Cast, D., & Burke, J. (2002). A Theory of Self esteem. Social forces , 80 (3), 1041-1068. Facts and Findings. 2003. Adolscent self esteem. http://www.human.cornell.edu/actforyouth.

New York. Frey, D., & Carlock, J. C. (1993). Enhancing self ssteem. Indiana: Accelerated Developed

Inc. Ghufron, M. N., & Risnawita, S. R. (2010). Teori - teori psikologi. Yogyakarta: Ar-ruz

Media Group. Goleman, D. (1995). Emotional Intelligence: Why it can matter more than IQ for character, health, and lifelong achievement. New York: Bantam Books. Heine, J.S., & Lehman, D.R. (1995). Cultural Variation in Unrealistic Optimism: Does the

West Feel More Invunerable Than the East?. Journal of Personality and Social Psychology, 68 (4), 595-067

Jalaluddin. (1997). Psikologi Agama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Kerley, D.C. (2006). The Optimist. Retreived August 23, 2010, From D.Craig Kerley. Psy.D:

Licensed Psychologist 1 (1). http://www.drkerley.com/files/newsletter0523.pdf Kerlinger, F. K. (1995). Asas - asas penelitian behavioral. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press. Kuncono. (2004). Aplikasi Komputer Psikologi : Diktat kuliah dan panduan praktikum.

Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia. Minchinton, J. (1993). Maximum Self Esteem : The Hand Book for reclaiming your sense of

self worth. Kuala Lumpur: Golden Books Center Sdn, Bhd. Naderi, H., Abdullah, R., Aizan, H. T., Shahrir, J., & Kumar, V. (2009). Self Esteem, Gender

and Academic Achievement of Undergraduate Student. American Journal of Scientific Research (3), 26-37.

Nave, B. (1990). Self Esteem: The Key to student success. South Carolina: National Drop of

Preventation Center.

Page 98: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

87

Patton, W., Bartrum, D., & Creed, P. (2004). Gender Differences for Optimism, Self Esteem, Expectation, and Goals in Predicting Career Planning and Exploration in Adolescents. International Journal for Educational and Vocational Guidance , 4 (3), 193-206.

Ramadani, S. (2009). Perbedaan Self Esteem PSK yang Menjadi Binaan Rehabilitasi dengan

PSK yang Belum Mendapat Rehabilitasi. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah.

Ramadityo, D. Hubungan Adversity Quotient dengan Optimisme. Jakarta: Fakultas Psikologi

Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah. Robinson, S., Kim, C., MacCallum, R.C., Kiecolt, K.J. (1997). Distingushing Optimism

From Pesimism in Older Adults: Is It More Important to Be Optimistic or Not to Be Pessimistic?. Journal of Personality and Social Psychology, 73 (6) 1345-1353

Sa'du, A. A. (2010). 101 Ayat-ayat motivasi hidup penuh optimisme. Yogyakarta: Laksana. Saifuddin, A. (2005). Sikap Manusia: teori dan pengukurannya (2 ed.). Yogyakarta: Pustaka

Belajar. Scioli, A., Samor, C. M., Campbell, T. L., Chamberlin, C. M., Lapointe, A. B., & Macleod,

A. R. (1997). A Prospective Study of Hope, Optimism, and Health. (81), 723-733. Seligman, M. (2002). Authentic Happiness: Menciptakan Kebahagiaan Dengan Psikologi

Positif. Bandung: Mizan Pustaka. Seligman, M. (2005). The Optimistic child. Bandung: PT. Mizan Pustaka. Seligman, M. (2008). Menginstal optimisme. Bandung: CV. Multi Trust Creative Service. Sevilla. (1993). Pengantar metode penelitian. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Snyder, C.R., & Lopez, S.J. (2002). Handbook of positive psychology. Oxford University Press. The National Lottery. (2009). Optimism. Oxford: The Social Issue Research Center.

Weinstein, D. N. (1980). Unrealistic Optimism About Future Life Events. Journal of

Personality and Social Psychology, 39 (5), 806-820

Yates, S. M. (2002). The Influence of Optimism and Pesimism on Student Achievement in

Mathematics. Mathematics Education Journal Research , 14 (1), 4-15. http://kops.ub.uni-konstanz.de/volltexte/2009/7270/pdf/Optimism_and_social_support.pdf http://www.sirc.org/publik/optimism.pdf http://eprints.qut.edu.au/1822/1/1822.pdf

Page 99: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

88

http://www.uniat.ac.id/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=4 http://www.uniat.ac.id/?pilih=news&mod=yes&aksi=lihat&id=4 http://selfesteemgames.mcgill.ca/research/psychsci.pdf http://www.actforyouth.net/documents/june_self_esteem.pdf psp-98-4-645 http://www.apa.org/pubs/journals/releases/psp-98-4-645.pdf http://wat2146.ucr.edu/papers/02b.pdf self esteem teori self esteem and academic achievement http://www.eurojournals.com/ajsr_3_03.pdf self esteem and academic interest http://www.aare.edu.au/05pap/mci05383.pdf self esteem the key of success http://www.dropoutprevention.org/pubs/pdfs/SS03.pdf http://www.radford.edu/~jaspelme/201/Locus%20of%20control.pdf http://www.theselfesteeminstitute.com/Files/Self-EsteemQuestionnaire.pdf marilyn J Sorensen Phd clinical 2005. http://www.stanford.edu/class/msande271/onlinetools/LearnedOpt.html (adapted from Dr. Martin Seligman's book, "Learned Optimism"

Page 100: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

n

Lampiran IIIData Mentah

Responde 2 3 4 6 9 11 14 15 16 18 19 251 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 42 4 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 33 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 34 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 35 2 3 3 3 3 4 3 2 2 4 3 46 3 3 3 3 3 4 3 3 2 2 3 37 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 48 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 49 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2

10 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 311 2 3 3 2 3 4 3 4 2 2 3 412 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 313 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 414 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 415 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 316 4 3 4 2 2 2 2 2 3 2 1 217 2 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 418 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 319 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 320 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 421 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 322 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 2 323 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 324 2 2 3 3 3 4 3 4 4 4 3 425 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 426 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 327 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 428 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 329 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 330 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 331 4 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 432 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 233 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Page 101: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

34 4 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 435 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 336 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 337 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 338 3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 339 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 340 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 441 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 342 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 343 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 344 3 3 3 2 3 2 3 3 1 2 3 345 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 346 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 347 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 2 448 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 449 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 350 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 451 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 352 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 353 2 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 354 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 455 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 356 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 357 4 3 4 2 3 1 4 2 2 2 3 258 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 459 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 360 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 361 4 3 3 4 4 3 3 4 2 3 3 362 4 4 4 3 3 2 4 3 2 3 2 263 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 364 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 465 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 466 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 367 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 368 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 369 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 470 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 3 4

Page 102: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

71 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 372 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 373 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 374 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 4 275 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 476 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 477 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 378 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 479 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 380 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 381 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 382 4 4 4 4 3 3 4 3 2 2 3 383 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 2 484 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 385 2 2 3 2 3 1 3 1 1 1 2 186 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 387 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 388 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 489 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 390 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 391 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 492 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 293 3 3 4 3 3 4 4 4 3 2 3 494 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 295 2 4 4 3 4 4 3 4 4 1 4 496 3 3 3 3 4 4 3 4 2 4 3 397 3 3 3 3 4 4 4 4 2 3 4 298 4 4 4 3 3 2 3 3 1 2 3 499 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3

100 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Page 103: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

26 30 31 33 34 35 36 37 39 46 48 53 543 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 33 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 32 4 3 2 2 4 3 4 4 3 2 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 33 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 31 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 33 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 3 4 3 4 2 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 43 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 33 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 32 3 4 2 4 3 1 4 4 4 4 3 32 3 4 2 2 1 3 3 2 1 2 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 4 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 32 4 3 3 2 3 2 3 3 4 2 4 43 3 4 2 3 3 3 3 3 3 4 2 33 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 34 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 43 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 43 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 33 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 4 33 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 43 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Page 104: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 43 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 32 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 4 43 4 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 32 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 43 3 3 3 3 3 3 3 4 4 2 3 42 3 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 32 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 42 2 2 2 2 2 2 3 3 1 3 3 33 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 33 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 32 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34 3 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 43 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 43 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 33 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 43 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 33 3 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 32 4 3 2 2 2 3 2 3 4 3 3 43 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 32 3 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 33 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 33 4 4 4 2 2 4 2 3 4 1 4 43 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 34 4 3 3 4 3 4 2 4 3 4 3 43 4 3 1 4 4 4 4 4 4 4 4 43 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 34 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 44 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 43 4 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3

Page 105: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 43 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 44 1 1 4 2 4 4 4 4 4 3 4 43 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 33 3 3 4 4 4 4 3 2 4 3 3 31 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 43 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 33 4 4 4 3 2 4 3 4 4 4 4 33 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 43 4 3 4 3 1 3 4 3 2 2 1 33 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 44 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 33 2 3 2 2 2 3 1 3 3 1 3 42 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 43 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 2 33 2 4 2 2 3 3 3 3 3 2 3 23 3 3 3 4 3 2 2 4 4 3 4 34 4 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 44 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 43 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 33 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 33 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 43 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4

13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Page 106: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

55 59 60 61 67 68 69 71 73 74 78 Jumlah3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 129 p4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 112 l3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 106 l3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 108 p1 1 4 4 1 4 4 1 2 4 4 105 p3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 109 p3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 122 p2 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 113 p3 2 3 3 2 4 2 2 2 2 2 95 p3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 107 p2 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 108 l3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 114 l3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 113 l3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 115 l3 4 3 4 4 4 3 4 2 4 4 120 p3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 84 p3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 108 p3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 107 l3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 104 p3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 112 p3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 105 l3 2 4 4 3 4 3 3 2 2 2 107 l3 1 4 3 4 3 3 3 4 3 3 111 l3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 119 p4 4 4 4 1 4 4 1 4 4 4 132 p3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 106 l4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 118 p3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 108 p3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 114 p3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 127 l3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 113 p3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 99 p4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 144 l

Page 107: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 139 p3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 110 p3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 108 p4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 112 l3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 111 l2 2 3 3 3 3 3 4 3 4 4 106 l3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 134 p3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 112 l2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 105 p4 1 2 4 2 4 3 4 3 3 3 126 p3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 92 l3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 125 p3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 106 l2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 104 l4 4 4 4 3 4 4 4 3 2 2 130 p3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 108 p4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 135 p3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 107 p3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 108 p3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 2 102 p3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 123 p3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 114 l3 3 3 3 2 3 3 2 3 4 4 108 p3 3 4 3 2 3 3 2 2 3 3 100 p3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 114 l3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 109 p3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 106 p4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 122 p4 2 3 4 2 4 3 3 2 3 3 110 l3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 112 p3 4 4 3 3 4 4 3 4 1 1 122 p3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 126 l3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 104 p3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 114 p4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 131 p3 4 4 4 4 4 4 1 4 3 3 128 p3 2 4 3 3 4 3 2 2 2 2 109 p

Page 108: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 107 p3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 109 p4 3 2 3 2 2 1 4 3 1 1 106 p3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 108 p4 1 4 1 4 4 4 1 4 2 2 119 p3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 121 p4 4 3 3 2 3 2 2 4 2 2 108 p4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 123 p3 4 3 3 3 4 3 3 2 2 2 110 p3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 120 l3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 111 p3 2 3 3 1 3 4 2 2 2 2 102 l4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 134 l3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 112 p4 3 3 4 2 4 1 3 2 2 2 84 l3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 107 l3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 109 l4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 142 p3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 107 p3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 110 p3 3 3 3 4 3 2 4 3 3 3 118 p3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 93 l3 1 3 3 3 4 3 3 4 3 3 114 p4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 121 p4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 133 p3 2 2 3 3 4 4 4 3 3 3 115 p2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 103 l4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 122 p3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 114 l4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 119 l

26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37

RENDAHTINGGISEDANG

Page 109: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

212223212321222322232323252322222321222022222221212321222221212125

Page 110: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

22212222222221232121232121222523222225222121232121222021222220212021222121

Page 111: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

212222222221212222222223212122212023212223222222212222212223

Page 112: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

Lampiran I Skala Penelitian Assalamualaikum Wr.Wb

Saya mahasiswa psikologi semester 9 sedang menjalankan tugas akhir sebagai syarat

untuk memperoleh gelar sarjana. Karena itu di sini saya mohon bantuan dan kesediaan

saudara dalam mengisi kuesioner, demi kelancarannya penelitian ini. Saya pribadi

mengucapkan terima kasih atas kesediaan dan bantuan saudara.

Nama :

Semester :

Usia :

Jenis Kelamin :

Keterangan :

Mohon beri tanda centrang (√ ) pada kolom yang telah di sediakan ( SS, S, TS atau STS)

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

Isilah pernyataan yang sesuai dengan diri anda. Disini tidak ada nilai norma tinggi ataupun rendah. Saya sangat mengutamakan kerahasiaan data. Skala Self Esteem NO Pernyataan SS S TS STS 1 Secara keseluruhan saya menyukai diri saya.

2 Saya memiliki kekurangan namun kelebihan yang saya

miliki jauh lebih berarti

6 Saya memiliki banyak kelebihan

9 Saya mudah merasa sedih dan takut dalam menghadapi

masalah

11 Banyak hal di dalam diri saya yang tidak saya sukai

12 Saya merasa tertekan dengan segala kekurangan yang

saya miliki

I

Page 113: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

14 Kesalahan yang saya perbuat merupakan aib dalam hidup

saya

16 Saya berharap diri saya menjadi orang lain

18 Saya dapat mengontrol emosi saya

20 Saya merasa tidak berharga

21 Saya tidak berlarut-larut dalam rasa bersalah atas

kesalahan yang telah saya perbuat

25 Saya memiliki prinsip mengenai diri saya sendiri

26 Saya cenderung melakukan apapun agar orang lain

mengikuti kemauan saya

27 Saya menerima seseorang tanpa menghakimi prilaku

mereka

28 Saya marah jika teman dekat saya melakukan aktivitas

yang menyenangkan tanpa mengajak saya

29 Orang lain harus mengikuti setiap perintah saya, utk

mencapai hasil yang saya inginkan

31 Saya menyesali keadaan yang tidak berpihak pada saya

33 Saya bertanggung jawab atas apa yang terjadi dihidup

saya

34 Saya ingin orang lain tergantung pada saya

35 saya tidak suka melihat orang yang saya benci berbicara

dengan sahabat saya

36 Saya menghargai pendapat teman-teman saya

41 Saya tidak terpaku pada kenangan buruk yang pernah saya

alami

45 Saya tidak sedih yang berkepanjangan ketika menghadapi

masalah

46 Saya suka memaksakan kehendak saya kepada orang lain

47 Saya tidak akan dapat menerima keputusan bersama

karena hal tersebut tidak sesuai dengan diri saya

II

Page 114: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

48 Setiap orang mempunyai Nilai dan Hak yang sama di

dunia

50 Saya mudah tersinggung dengan kritikan orang lain

56 Amarah saya mudah disulut oleh orang lain

57 Saya suka membandingkan diri saya dengan orang lain

59 Walaupun saya mengalami kegagalan, tetapi saya tetap

menghargai usaha yang telah saya lakukan

60 Saya cenderung takut akan kegagalan

62 Saya sama sekali tidak menarik

65 Saya mencintai diri saya apa adanya

66 Saya tidak mudah terpengaruh omongan orang lain

67 Saya bahagia dengan hidup yang saya jalani

70 Saya tidak suka jika melihat teman dekat saya berteman

dekat juga dengan orang lain

73 Saya yakin setiap orang melakukan sesuatu karena

mereka mempunyai alasannya sendiri

74 Saya cenderung menyalahkan orang lain atas kegagalan

saya

81 Saya tau mana yang baik dan buruk untuk diri saya

85 Kesuksesan maupun kegagalan saya ada ditangan saya

sendiri

86 Saya marah jika di kritik

87 Saya tidak takut akan kegagalan atau kekalahan

89 Saya adalah orang yang menarik

90 Saya sering membeli barang yang sama dengan teman

walaupun barang tersebut tidak saya butuhkan.

92 Saya sering merasa kecewa dan takut.

Skala Optimis NO Pernyataan SS S TS STS 2 Saya belum mendapat panggilan kerja, tapi nanti pasti

III

Page 115: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

akan ada waktunya saya mendapat panggilan

3 Bila kelak saya mendapat pekerjaan yang layak, itu

dikarenakan saya bisa diandalkan

4 Saya lulus ujian karena saya banyak menghabiskan waktu

dan energi untuk berusaha

6 Saya pesimis untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai

dengan keinginan saya

9 Saya percaya dengan diri dan kemampuan saya

11 Jika saya sulit mendapatkan pekerjaan, itu karena saya

bodoh

14 Setiap prestasi yang saya raih adalah titik awal dari setiap

keberhasilan yg akan saya dapatkan di masa depan

15 Kegagalan saya akan berdampak panjang dalam hidup

saya

16 Keberhasilan saya merupakan suatu kebetulan dalam

hidup

18 Kegagalan saya saat kuliah menutup kemungkinan saya

untuk sukses

19 Jika saya gagal pada ujian interview, saya tetap akan bisa

menjalani aktivitas keseharian saya dengan baik

25 Kegagalan dalam mencapai target IPK akan

menghancurkan masa depan saya

26 Saya gagal mendapatkan jabatan yang saya harapkan

dalam suatu kegiatan kampus tetapi saya tetap percaya

diri

30 Saya berhasil mendapatkan pekerjaan impian saya, karena

saya telah berusaha keras

31 Saya mampu mendapatkan pekerjaan sesuai dengan

jurusan yang saya ambil

33 Saya tidak mahir bahasa inggris, namun saya memiliki

IV

Page 116: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

kemampuan lain sebagai modal mendapat pekerjaan yang

bagus

34 Saya tidak percaya diri dengan kemampuan saya

35 Meskipun saya gagal mendapat nilai A disalah satu mata

kuliah, itu tidak akan membuat saya gagal menjadi juara

kelas

36 Saya selalu optimis dengan masa depan saya

37

Saya mendapat nilai jelek karena saya tidak bagus dalam

segala hal

39 Saya gagal mendapat kerja karena saya selalu sial

46 Ilmu-ilmu di sekolah tidaklah berguna dalam mencari

pekerjaan yang layak

48 Jika saya berusaha keras, saya pasti akan mendapatkan

pekerjaan yang layak

53 Saya lulus mata kuliah yang sulit, karena dosen saya

kasihan dengan saya

54 Jika saya tidak pernah putus asa, saya yakin kesuksesan

saya akan terus berlanjut

55 Saya akan berusaha lebih keras setelah mencapai

kesuksesan untuk mempertahankan kesuksesan yang telah

saya raih

59 Saya gagal mencapai target kuliah saya, namun saya

masih bisa mencapai target baru dan yakin kali ini pasti

berhasil

60 Meskipun saya sudah belajar tapi mendapat nilai jelek,

maka kedepannya saya tidak akan belajar lagi karena pasti

akan dapat nilai jelek lagi

61 Saya mengalami kegagalan saat ini, tetapi belum tentu

besok saya gagal lagi

62 Kualitas diri saya membuat saya yakin, saya layak

V

Page 117: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

mendapatkan setiap pekerjaan yang sesuai dengan diri

saya

67 Karena kemampuan saya minim, betapa pun saya

berusaha saya tidak akan berhasil

68 Kemampuan saya sekarang membuat saya tidak yakin

akan mendapatkan kesuksesan dalam karir saya kelak

69 Saya yakin nasib buruk saya masih bisa dapat dirubah

dengan usaha dan doa.

71 Saya memiliki postur tubuh yang pendek, hal ini akan

membuat saya kesulitan mendapat pekerjaan

73 Saya tidak yakin dengan kesuksesan karir masa depan

saya karena saya tidak memiliki banyak kemampuan .

74 Saya akan kesulitan memperoleh pekerjaan-pekerjaan

yang saya inginkan karena IPK saya kecil.

78 Saya tidak percaya diri dengan kesuksesan karir saya,

karena saya tidak memiliki koneksi di perusahaan yang

saya inginkan

TERIMA KASIH ATAS BANTUAN SAUDARA, TOLONG DI CEK KEMBALI AGAR TIDAK ADA ITEM YANG TERTINGGAL

VI

Page 118: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

Lampiran II Hasil SPSS Tryout dan Penelitian

Descriptive Statistics

113.2700 11.10633 100132.4500 12.22382 100

optimisselfesteem

Mean Std. Deviation N

Correlations

1.000 .753.753 1.000

. .000.000 .100 100100 100

optimisselfesteemoptimisselfesteemoptimisselfesteem

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

optimis selfesteem

Variables Entered/Removedb

selfesteem

a . Enter

Model1

VariablesEntered

VariablesRemoved Method

All requested variables entered.a.

Dependent Variable: optimisb.

Model Summary

Change Statistics

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change

1 .753(a) .566 .562 7.34993 .566 128.053 1 98 .000a Predictors: (Constant), selfesteem

VII

Page 119: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

ANOVAb

6917.606 1 6917.606 128.053 .000a

5294.104 98 54.02112211.710 99

RegressionResidualTotal

Model1

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), selfesteema.

Dependent Variable: optimisb.

Coefficientsa

22.696 8.038 2.824 .006.684 .060 .753 11.316 .000

(Constant)selfesteem

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: optimisa.

Descriptive Statistics

100 84.00 144.00 11327.00 113.2700 11.10633 123.351100 99.00 174.00 13245.00 132.4500 12.22382 149.422100

optimisselfesteemValid N (listwise)

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance

Descriptive Statistics

66 84.00 142.00 7560.00 114.5455 10.94628 119.82134 84.00 144.00 3767.00 110.7941 11.15668 124.47134

perempuanlakilakiValid N (listwise)

N Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance

VIII

Page 120: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

Out put try out

Case Processing Summary

65 98.51 1.5

66 100.0

ValidExcludeda

Total

CasesN %

Listwise deletion based on allvariables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.916 .917 92

Cronbach'sAlpha

Cronbach'sAlpha Based

onStandardized

Items N of Items

Item Statistics Mean Std. Deviation N VAR00001 3.3538 .57093 65VAR00002 3.2923 .57887 65VAR00003 2.8769 .62519 65VAR00004 3.1385 .55557 65VAR00005 3.4000 .49371 65VAR00006 3.1231 .59968 65VAR00007 2.7538 .58712 65VAR00008 3.2769 .54508 65VAR00009 2.6923 .65962 65VAR00010 3.1231 .51562 65VAR00011 2.9231 .64488 65VAR00012 3.0923 .70096 65VAR00013 2.7846 .57261 65VAR00014 2.8154 .58342 65VAR00015 3.5077 .50383 65VAR00016 3.3846 .65413 65VAR00017 2.2923 .74421 65VAR00018 3.0923 .52211 65VAR00019 2.9077 .57887 65VAR00020 3.4154 .60962 65VAR00021 2.9077 .72291 65VAR00022 2.1538 .66687 65VAR00023 2.4769 .64001 65

IX

Page 121: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

VAR00024 3.3538 .51329 65VAR00025 3.4154 .52715 65VAR00026 2.7846 .62481 65VAR00027 3.0769 .47788 65VAR00028 2.7231 .76050 65VAR00029 2.9692 .61159 65VAR00030 2.7385 .66795 65VAR00031 2.8000 .61745 65VAR00032 2.3692 .60128 65VAR00033 3.3077 .61041 65VAR00034 2.8923 .68746 65VAR00035 3.0000 .66144 65VAR00036 3.3692 .48635 65VAR00037 3.0000 .50000 65VAR00038 2.6000 .76649 65VAR00039 3.0154 .45043 65VAR00040 3.0462 .41196 65VAR00041 2.9385 .65852 65VAR00042 2.6923 .63549 65VAR00043 2.4308 .70643 65VAR00044 3.2154 .67297 65VAR00045 2.8154 .58342 65VAR00046 2.8923 .53394 65VAR00047 2.9692 .68395 65VAR00048 3.5846 .55600 65VAR00049 2.5077 .75256 65VAR00050 2.7846 .57261 65VAR00051 2.9692 .49904 65VAR00052 2.8615 .70438 65VAR00053 3.1385 .49614 65VAR00054 2.9385 .58301 65VAR00055 2.8923 .56245 65VAR00056 2.8462 .68990 65VAR00057 2.6000 .68007 65VAR00058 2.9231 .53932 65VAR00059 3.1538 .47535 65VAR00060 2.6769 .83118 65VAR00061 2.7692 .55253 65VAR00062 3.3538 .59767 65VAR00063 3.0923 .38418 65VAR00064 2.8923 .56245 65VAR00065 3.3231 .47129 65VAR00066 2.7692 .52349 65VAR00067 3.2154 .51515 65VAR00068 2.0923 .65486 65VAR00069 2.4000 .60725 65VAR00070 3.0769 .62017 65

X

Page 122: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

VAR00071 3.2615 .53843 65VAR00072 2.6923 .61041 65VAR00073 3.2308 .42460 65VAR00074 3.1538 .66687 65VAR00075 3.0923 .55122 65VAR00076 3.1077 .40012 65VAR00077 2.9385 .60922 65VAR00078 3.0923 .52211 65VAR00079 2.6769 .61511 65VAR00080 2.3077 .49759 65VAR00081 3.2000 .47434 65VAR00082 3.0923 .55122 65VAR00083 3.0308 .49904 65VAR00084 2.8615 .58301 65VAR00085 3.2769 .51562 65VAR00086 3.1231 .54508 65VAR00087 2.8000 .64226 65VAR00088 2.9385 .63435 65VAR00089 3.2154 .45043 65VAR00090 3.0769 .66867 65VAR00091 2.8000 .61745 65VAR00092 2.8462 .68990 65

Summary Item Statistics

2.955 2.092 3.585 1.492 1.713 .091 92.353 .148 .691 .543 4.681 .011 92.037 -.198 .356 .554 -1.801 .004 92.107 -.517 .693 1.210 -1.339 .027 92

Item MeansItem VariancesInter-Item CovariancesInter-Item Correlations

Mean Minimum Maximum RangeMaximum /Minimum Variance N of Items

The covariance matrix is calculated and used in the analysis.

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted VAR00001 268.5231 335.597 .466 . .914 VAR00002 268.5846 335.528 .463 . .914 VAR00003 269.0000 340.438 .210 . .916 VAR00004 268.7385 343.290 .101 . .916

XI

Page 123: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

VAR00005 268.4769 340.160 .289 . .915 VAR00006 268.7538 336.407 .405 . .915 VAR00007 269.1231 346.703 -.063 . .917 VAR00008 268.6000 336.056 .466 . .914 VAR00009 269.1846 332.090 .547 . .914 VAR00010 268.7538 340.251 .271 . .915 VAR00011 268.9538 331.857 .570 . .913 VAR00012 268.7846 330.640 .570 . .913 VAR00013 269.0923 340.554 .227 . .916 VAR00014 269.0615 338.465 .320 . .915 VAR00015 268.3692 338.799 .357 . .915 VAR00016 268.4923 330.441 .622 . .913 VAR00017 269.5846 351.559 -.231 . .919 VAR00018 268.7846 337.984 .386 . .915 VAR00019 268.9692 342.093 .152 . .916 VAR00020 268.4615 329.971 .692 . .913 VAR00021 268.9692 331.718 .510 . .914 VAR00022 269.7231 338.485 .275 . .915 VAR00023 269.4000 343.713 .065 . .917 VAR00024 268.5231 341.066 .229 . .916 VAR00025 268.4615 336.252 .473 . .914 VAR00026 269.0923 336.616 .378 . .915 VAR00027 268.8000 337.819 .434 . .915 VAR00028 269.1538 332.445 .456 . .914 VAR00029 268.9077 336.804 .378 . .915 VAR00030 269.1385 348.684 -.139 . .918 VAR00031 269.0769 332.916 .549 . .914 VAR00032 269.5077 347.473 -.096 . .918 VAR00033 268.5692 336.187 .407 . .915 VAR00034 268.9846 335.328 .392 . .915 VAR00035 268.8769 331.860 .555 . .913 VAR00036 268.5077 335.816 .540 . .914 VAR00037 268.8769 341.516 .211 . .916 VAR00038 269.2769 336.735 .297 . .915 VAR00039 268.8615 345.027 .026 . .917 VAR00040 268.8308 341.487 .264 . .915 VAR00041 268.9385 332.965 .511 . .914 VAR00042 269.1846 349.028 -.158 . .918 VAR00043 269.4462 339.001 .237 . .916 VAR00044 268.6615 328.384 .690 . .913 VAR00045 269.0615 335.996 .436 . .914 VAR00046 268.9846 338.547 .348 . .915 VAR00047 268.9077 337.648 .301 . .915 VAR00048 268.2923 336.335 .443 . .914 VAR00049 269.3692 339.330 .208 . .916 VAR00050 269.0923 338.523 .324 . .915 VAR00051 268.9077 342.148 .177 . .916

XII

Page 124: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

VAR00052 269.0154 340.078 .196 . .916 VAR00053 268.7385 337.227 .450 . .914 VAR00054 268.9385 342.684 .123 . .916 VAR00055 268.9846 341.828 .170 . .916 VAR00056 269.0308 334.530 .423 . .914 VAR00057 269.2769 335.922 .373 . .915 VAR00058 268.9538 337.920 .376 . .915 VAR00059 268.7231 338.016 .425 . .915 VAR00060 269.2000 329.131 .526 . .913 VAR00061 269.1077 341.004 .214 . .916 VAR00062 268.5231 333.722 .531 . .914 VAR00063 268.7846 341.922 .254 . .916 VAR00064 268.9846 339.359 .289 . .915 VAR00065 268.5538 337.845 .439 . .915 VAR00066 269.1077 337.879 .391 . .915 VAR00067 268.6615 337.727 .406 . .915 VAR00068 269.7846 341.515 .154 . .916 VAR00069 269.4769 341.128 .186 . .916 VAR00070 268.8000 333.600 .516 . .914 VAR00071 268.6154 344.240 .057 . .917 VAR00072 269.1846 344.059 .055 . .917 VAR00073 268.6462 339.420 .388 . .915 VAR00074 268.7231 332.235 .534 . .914 VAR00075 268.7846 341.859 .172 . .916 VAR00076 268.7692 342.555 .200 . .916 VAR00077 268.9385 337.809 .335 . .915 VAR00078 268.7846 340.578 .250 . .915 VAR00079 269.2000 342.350 .129 . .916 VAR00080 269.5692 344.999 .023 . .917 VAR00081 268.6769 338.785 .382 . .915 VAR00082 268.7846 337.359 .396 . .915 VAR00083 268.8462 344.913 .027 . .917 VAR00084 269.0154 337.390 .371 . .915 VAR00085 268.6000 338.525 .363 . .915 VAR00086 268.7538 337.032 .417 . .915 VAR00087 269.0769 337.510 .328 . .915 VAR00088 268.9385 341.590 .157 . .916 VAR00089 268.6615 338.946 .393 . .915 VAR00090 268.8000 335.600 .393 . .915 VAR00091 269.0769 343.322 .086 . .917 VAR00092 269.0308 334.124 .439 . .914

XIII

Page 125: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

Scale Statistics

271.8769 345.672 18.59226 92Mean Variance Std. Deviation N of Items

Case Processing Summary

65 100.00 .0

65 100.0

ValidExcludeda

Total

CasesN %

Listwise deletion based on allvariables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.823 .837 80

Cronbach'sAlpha

Cronbach'sAlpha Based

onStandardized

Items N of Items

Item Statistics Mean Std. Deviation N VAR00001 3.1231 .33108 65VAR00002 3.2308 .58012 65VAR00003 3.2154 .45043 65VAR00004 3.2000 .47434 65VAR00005 1.9846 .69580 65VAR00006 3.0923 .55122 65VAR00007 2.2769 .59968 65VAR00008 2.5231 .64001 65VAR00009 3.2462 .46873 65VAR00010 3.1692 .48635 65VAR00011 3.2308 .74518 65VAR00012 3.2769 .64970 65VAR00013 2.8308 .78201 65VAR00014 3.2923 .52211 65VAR00015 3.0923 .67830 65

XIV

Page 126: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

VAR00016 2.7846 .71790 65VAR00017 2.7385 .75575 65VAR00018 2.9692 .70643 65VAR00019 3.0769 .53932 65VAR00020 2.8462 .64301 65VAR00021 2.0615 .52669 65VAR00022 1.8154 .65889 65VAR00023 3.0308 .76993 65VAR00024 2.6923 .58425 65VAR00025 3.1692 .67475 65VAR00026 3.0308 .58548 65VAR00027 2.8308 .65118 65VAR00028 3.0308 .55816 65VAR00029 2.9231 .56755 65VAR00030 3.1846 .60962 65VAR00031 3.1385 .52669 65VAR00032 3.2308 .45993 65VAR00033 3.1385 .60922 65VAR00034 3.0769 .64488 65VAR00035 2.9846 .67297 65VAR00036 3.4154 .58342 65VAR00037 3.2000 .66615 65VAR00038 2.9385 .63435 65VAR00039 3.3538 .51329 65VAR00040 2.8923 .68746 65VAR00041 1.9692 .80950 65VAR00042 2.1231 .64970 65VAR00043 2.0615 .55557 65VAR00044 2.0769 .62017 65VAR00045 2.8308 .82100 65VAR00046 3.2154 .64933 65VAR00047 2.8462 .61823 65VAR00048 3.4154 .60962 65VAR00049 3.1692 .60128 65VAR00050 2.3231 .64001 65VAR00051 3.4615 .56116 65VAR00052 2.5692 .70643 65VAR00053 3.1231 .64970 65VAR00054 3.1846 .58342 65VAR00055 3.3385 .50858 65VAR00056 3.1692 .51748 65VAR00057 3.2154 .45043 65VAR00058 2.3077 .55686 65VAR00059 3.2154 .51515 65VAR00060 3.1077 .79300 65VAR00061 3.2923 .57887 65VAR00062 3.2154 .51515 65

XV

Page 127: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

VAR00063 2.3077 .61041 65VAR00064 2.7231 .71824 65VAR00065 2.7846 .73935 65VAR00066 2.9846 .54464 65VAR00067 3.0000 .70711 65VAR00068 2.9231 .62017 65VAR00069 3.4000 .60725 65VAR00070 2.7231 .64970 65VAR00071 3.1846 .68219 65VAR00072 3.0308 .63662 65VAR00073 3.1231 .71824 65VAR00074 3.1692 .57471 65VAR00075 2.2923 .67830 65VAR00076 3.3385 .59364 65VAR00077 2.8462 .71219 65VAR00078 2.9231 .66867 65VAR00079 3.0154 .64933 65VAR00080 1.7692 .63169 65

Summary Item Statistics

2.914 1.769 3.462 1.692 1.957 .171 80.390 .110 .674 .564 6.149 .013 80.021 -.271 .332 .603 -1.225 .007 80.060 -.635 .649 1.285 -1.021 .043 80

Item MeansItem VariancesInter-Item CovariancesInter-Item Correlations

Mean Minimum Maximum RangeMaximum /Minimum Variance N of Items

The covariance matrix is calculated and used in the analysis.

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted VAR00001 229.9846 164.922 .210 . .822 VAR00002 229.8769 161.547 .334 . .819 VAR00003 229.8923 161.098 .482 . .818 VAR00004 229.9077 162.523 .336 . .820 VAR00005 231.1231 176.797 -.566 . .837 VAR00006 230.0154 160.140 .457 . .817 VAR00007 230.8308 172.643 -.393 . .832 VAR00008 230.5846 165.622 .048 . .824 VAR00009 229.8615 161.121 .460 . .818 VAR00010 229.9385 163.777 .225 . .821

XVI

Page 128: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

VAR00011 229.8769 157.391 .474 . .815 VAR00012 229.8308 163.393 .181 . .822 VAR00013 230.2769 160.578 .284 . .820 VAR00014 229.8154 161.653 .368 . .819 VAR00015 230.0154 156.672 .570 . .814 VAR00016 230.3231 157.472 .490 . .815 VAR00017 230.3692 164.643 .083 . .824 VAR00018 230.1385 159.152 .402 . .817 VAR00019 230.0308 162.124 .320 . .819 VAR00020 230.2615 167.009 -.036 . .826 VAR00021 231.0462 165.795 .055 . .824 VAR00022 231.2923 174.960 -.492 . .835 VAR00023 230.0769 162.416 .194 . .822 VAR00024 230.4154 163.403 .206 . .821 VAR00025 229.9385 156.840 .563 . .814 VAR00026 230.0769 161.603 .327 . .819 VAR00027 230.2769 163.953 .146 . .822 VAR00028 230.0769 165.478 .071 . .824 VAR00029 230.1846 163.622 .198 . .821 VAR00030 229.9231 159.447 .455 . .817 VAR00031 229.9692 162.187 .324 . .819 VAR00032 229.8769 164.578 .172 . .822 VAR00033 229.9692 160.749 .369 . .818 VAR00034 230.0308 158.499 .487 . .816 VAR00035 230.1231 159.860 .382 . .818 VAR00036 229.6923 160.591 .398 . .818 VAR00037 229.9077 160.335 .358 . .818 VAR00038 230.1692 161.705 .292 . .820 VAR00039 229.7538 160.376 .475 . .817 VAR00040 230.2154 161.984 .249 . .820 VAR00041 231.1385 174.527 -.391 . .835 VAR00042 230.9846 171.890 -.323 . .831 VAR00043 231.0462 169.107 -.180 . .828 VAR00044 231.0308 169.343 -.180 . .828 VAR00045 230.2769 167.203 -.050 . .828 VAR00046 229.8923 161.254 .312 . .819 VAR00047 230.2615 164.196 .141 . .822 VAR00048 229.6923 159.154 .474 . .816 VAR00049 229.9385 165.184 .082 . .824 VAR00050 230.7846 167.234 -.050 . .826 VAR00051 229.6462 160.388 .430 . .818 VAR00052 230.5385 169.284 -.161 . .829 VAR00053 229.9846 158.078 .509 . .815 VAR00054 229.9231 160.822 .382 . .818 VAR00055 229.7692 160.680 .456 . .818 VAR00056 229.9385 160.809 .437 . .818 VAR00057 229.8923 164.160 .213 . .821

XVII

Page 129: HUBUNGAN SELF ESTEEM DENGAN OPTIMISME ... antara self esteem dengan optimisme tersebut dapat dibuktikan dengan hasil penelitian ini yaitu dengan r hitung (0,753) > r tabel (0,195),

XVIII

VAR00058 230.8000 168.788 -.158 . .827 VAR00059 229.8923 161.223 .407 . .818 VAR00060 230.0000 158.000 .411 . .817 VAR00061 229.8154 160.934 .378 . .818 VAR00062 229.8923 162.160 .335 . .819 VAR00063 230.8000 167.006 -.036 . .826 VAR00064 230.3846 160.897 .297 . .819 VAR00065 230.3231 161.472 .255 . .820 VAR00066 230.1231 160.203 .458 . .817 VAR00067 230.1077 156.691 .544 . .814 VAR00068 230.1846 159.372 .451 . .817 VAR00069 229.7077 160.304 .400 . .818 VAR00070 230.3846 168.178 -.106 . .827 VAR00071 229.9231 156.885 .554 . .814 VAR00072 230.0769 159.635 .421 . .817 VAR00073 229.9846 159.953 .349 . .818 VAR00074 229.9385 158.965 .519 . .816 VAR00075 230.8154 167.872 -.086 . .827 VAR00076 229.7692 163.243 .212 . .821 VAR00077 230.2615 162.602 .204 . .821 VAR00078 230.1846 161.122 .309 . .819 VAR00079 230.0923 162.210 .253 . .820 VAR00080 231.3385 173.227 -.410 . .833

Scale Statistics

233.1077 166.816 12.91574 80Mean Variance Std. Deviation N of Items