hubungan s tatus gizi dengan asupan kalori...

72
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI PADA ANAK USIA 13 15 TAHUN Laporan Penelitian Ini Ditulis Sebagai Syarat Memperoleh Gelar SARJANA KEDOKTERAN Oleh : M. ZIKRI NIM : 1112103000050 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H / 2015 M

Upload: others

Post on 27-Oct-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI

PADA ANAK USIA 13 – 15 TAHUN

Laporan Penelitian Ini Ditulis Sebagai Syarat Memperoleh Gelar

SARJANA KEDOKTERAN

Oleh :

M. ZIKRI

NIM : 1112103000050

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H / 2015 M

Page 2: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

ii

Page 3: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

iii

Page 4: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

iv

Page 5: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan

hidayah-Nya saya masih diberi kesehatan dan kemampuan untuk menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw.

Penulisan skripsi ini ditujukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana

kedokteran. Dengan keterbatasan dan kekurangan dalam penelitian ini, penulis

berharap skripsi ini tetap bermanfaat untuk semua kalangan kesehatan dan

masyarakat untuk mengetahui dan menangani masalah kesehatan gizi terutama

pada remaja.

Adapun dalam pembuatan skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih

kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu

kepada :

1. dr. Achmad Zaki, M.Epid, Sp.OT selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Yanti Susianti, Sp.A(K) selaku dosen pembimbing 1 yang tanpa lelah

selalu membimbing dan mengarahkan selama pembuatan skripsi ini.

3. dr. Ahmad Luthfi Sp.B-KBD selaku dosen pembimbing 2 yang tanpa lelah

selalu membimbing dan mengarahkan selama pembuatan skripsi ini.

4. dr. Flori R, Ph.D selaku ketua penanggung jawab riset PSPD 2012.

5. dr. Witri Ardini, M.Gizi, Sp.GK yang telah membantu dan mengarahkan

dalam pembuatan skripsi ini.

6. dr. Fikri Mirza Putranto, Sp.THT yang telah membantu dan mengarahkan

dalam pembuatan skripsi ini.

7. Bpk Dimyath dan Ibu Zuraida selaku kedua orang tua saya, serta Dema

Zurtika, Rahma Febriyanti, dan Syifadiza Hanum selaku kakak adik saya

sebagai penyemangat saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman satu kelompok riset saya yang telah berjuang bersama-sama

dalam pembuatan skripsi.

Page 6: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

vi

9. Seluruh angkatan PSPD 2012 sebagai keluarga saya dalam menempuh

pendidikan selama di sini.

10. Seluruh staf dan dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

11. Semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Ciputat, 1 Oktober 2015

M. Zikri

Page 7: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

vii

ABSTRAK

M. Zikri. Program Studi Pendidikan Dokter. Hubungan Status Gizi dengan

Asupan Kalori pada Anak Usia 13 – 15 tahun di Madrasah Pembangunan

Tsanawiyah Ciputat Tahun 2015.

Masalah status gizi pada remaja meliputi masalah status gizi kurang dan status

gizi lebih, masing-masing berpengaruh terhadap kejadian kekurangan energi

protein (KEP) dan obesitas. Status gizi sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor,

salah satunya dari asupan kalori makanan. Madrasah Pembangunan (MP)

Tsanawiyah Ciputat merupakan salah satu sekolah dengan kantin yang banyak

menjual fast food serta terdapat banyak jajanan di sekitar sekolah. Tingkat

ekonomi orang tua siswa rata-rata termasuk menengah keatas dilihat dari biaya

sekolah. Dari kondisi tersebut membuat anak-anak di sekolah tersebut rentan

mengalami BB berlebih hingga obesitas, namun tidak menutup kemungkinan

ditemukan anak dengan status gizi kurang. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui sebaran status gizi, asupan kalori, dan hubungan keduanya pada siswa

usia 13-15 tahun di MP Tsanawiyah Ciputat. Penelitian ini menggunakan desain

analitik potong lintang. Pengambilan data dilakukan pada tahun 2015. Pemilihan

sampel menggunakan metode cluster sampling dan didapat jumlah sampel

penelitian sebanyak 82 anak. Hasil penelitian didapatkan nilai tengah usia anak

yaitu 13 tahun 8 bulan. Nilai tengah BB anak 46,4 (32,2 – 121,8) kg dan nilai

rerata tinggi badan 157,4 ± 8,34 cm. Sebagian besar anak memiliki status gizi

normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

indikator IMT/U sebanyak 19 anak (23,2%). Hasil nilai asupan kalori didapatkan

anak dengan asupan kurang sebanyak 28 anak (34,1%), asupan baik 32 anak

(39%), dan asupan lebih 22 anak (26,8%). Nilai tengah asupan kalori anak yaitu

sebesar 2328,1 (694,2 – 6285,4) kkal. Dengan menggunakan uji Kolmogorov-

Smirnov didapatkan tidak terdapat hubungan antara status gizi berdasarkan BB/U

(p = 0,988), TB/U (p = 1,0000), dan IMT/U (p = 0,883) dengan asupan kalori.

Kata kunci : remaja, status gizi, asupan kalori

Page 8: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

viii

ABSTRACT

M. Zikri. Medical Education Program. The Relationship Between Nutritional

Status with Calorie Intake in Children Aged 13-15 Years at the School of

Madrasah Pembangunan Tsanawiyah Ciputat in 2015.

The problem of nutritional status of adolescent include undernutritional state and

overnutritional state, each affect the incidence of Protein-Energy Malnutrition

(PEM) and obesity. Nutritional status is influenced by many factors, such as

calorie intake of food. Madrasah Pembangunan (MP) Tsanawiyah Ciputat is one

of the schools with a canteen that sells a lot of fast food and there are plenty of

street vendors around the school. On average, economic level of parents are

middle to high based on school fees. Of these conditions make the children in

these schools susceptible to excessive weight to obesity, but it doesn’t rule out the

possibility to found the children with malnutrition status. This study was

conducted to determine the distribution of nutritional status, calorie intake, and

both relationships at students aged 13-15 years in MP Tsanawiyah Ciputat. This

study used a cross-sectional analytical design. Data were collected in 2015. The

sample uses cluster sampling method and number of samples are 82 children. The

result showed that the mean age of 13 years 8 months. The median weight of

children is 46,4 (32.2 to 121.8) kg and the average value of child’s height is 157.4

± 8.34 cm. Most children have normal nutritional status based on the indicator

weight for age, height for age and body mass index for age. Total number of

obese children by body mass index for age as many as 19 children (23.2%). The

results of child's calorie intake with less intake by 28 children (34.1%), good

intake of 32 children (39%), and over intake by 22 children (26.8%). The median

value of caloric intake by child is 2328.1 (694.2 to 6285.4) kcal. By using the

Kolmogorov-Smirnov test found there was no correlation between nutritional

status based on weight for age (p = 0.988), height for age (p = 1.0000), and body

mass index for age (p = 0.883) with caloric intake.

Keywords : adolescent, nutritional status, calorie intake

Page 9: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL ............................................................................................ i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .............................................. iv

KATA PENGANTAR ...................................................................................... v

ABSTRAK ........................................................................................................ vii

ABSTRACT ....................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xv

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2

1.3 Hipotesis ......................................................................................................... 3

1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 3

1.4.1 Tujuan Umum ............................................................................................. 3

1.4.2 Tujuan Khusus ............................................................................................ 3

1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 3

1.4.1 Manfaat Bagi Masyarakat ........................................................................... 4

1.4.2 Manfaat Bagi Pemerintah ............................................................................ 4

1.3.1 Manfaat Bagi Peneliti .................................................................................. 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 5

2.1 Status Gizi ...................................................................................................... 5

Page 10: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

x

2.1.1 Definisi Status Gizi ..................................................................................... 5

2.1.2 Klasifikasi Status Gizi ................................................................................. 5

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi ..................................................... 8

2.1.4 Penilaian Status Gizi ................................................................................... 9

2.2 Asupan Kalori ................................................................................................ 13

2.2.1 Pengertian Kalori ........................................................................................ 13

2.2.2 Fungsi Kalori ............................................................................................... 13

2.2.3 Kandungan Nilai Kalori Makanan .............................................................. 14

2.2.4 Perhitungan Persen AKG Asupan Kalori .................................................... 14

2.2.5 Kategori Tingkat Konsumsi Zat Gizi Kalori ............................................... 14

2.2.6 Angka Kebutuhan Kalori Anak Usia 13 – 15 Tahun .................................. 15

2.3 Nutrisi pada Remaja ....................................................................................... 15

2.3.1 Kebutuhan Energi (Kalori) pada Remaja .................................................... 16

2.3.2 Perilaku dan Pola Makan Remaja ............................................................... 16

2.4 Hubungan Status Gizi dengan Asupan Kalori ............................................... 17

2.5 Kerangka Teori ............................................................................................... 19

2.5 Kerangka Konsep ........................................................................................... 20

2.6 Definisi Operasional ....................................................................................... 21

BAB 3 METODE PENELITIAN ...................................................................... 23

3.1 Desain Penelitian ............................................................................................ 23

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................ 23

3.2.1 Waktu Penelitian ......................................................................................... 23

3.2.2 Tempat Penelitian ........................................................................................ 23

3.3 Populasi dan Sampel ...................................................................................... 23

3.3.1 Populasi Target ............................................................................................ 23

3.3.2 Populasi Terjangkau .................................................................................... 23

3.3.3 Sampel yang Dikehendaki .......................................................................... 23

Page 11: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

xi

3.3.4 Subyek yang Benar Diteliti ......................................................................... 24

3.3.5 Jumlah Sampel ............................................................................................ 24

3.3.6 Cara Pengambilan Sampel .......................................................................... 25

3.3.7 Kriteria Sampel ........................................................................................... 25

3.3.7.1 Kriteria Inklusi ......................................................................................... 25

3.3.7.2 Kriteria Eksklusi ....................................................................................... 25

3.4 Cara Kerja Penelitian ..................................................................................... 26

3.5 Manajemen Data ............................................................................................ 26

3.5.1 Pengumpulan Data ...................................................................................... 26

3.5.1.1 Data Umum .............................................................................................. 26

3.5.1.2 Data Antropometri ................................................................................... 27

3.5.1.3 Data Wawancara Konsumsi Makanan ..................................................... 27

3.5.2 Pengolahan Data .......................................................................................... 27

3.5.2.1 Pengolahan Data Umum dan Antropometri ............................................. 27

3.5.2.2 Pengolahan Data Wawancara Konsumsi Makanan .................................. 28

3.5.3 Analisa Data ................................................................................................ 28

3.5.4 Penyajian dan Pelaporan Data ..................................................................... 29

3.6 Identifikasi Variabel ....................................................................................... 29

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 30

4.1 Sebaran Karakteristik Sosiodemografik Sampel ............................................ 30

4.2 Sebaran Status Gizi ........................................................................................ 31

4.3 Sebaran Asupan Kalori .................................................................................. 32

4.4 Hubungan Status Gizi dengan Asupan Kalori ............................................... 34

4.4.1 Hubungan Status Gizi Berdasarkan BB/U dengan Asupan Kalori ............. 34

4.4.2 Hubungan Status Gizi Berdasarkan TB/U dengan Asupan Kalori ............. 35

4.4.3 Hubungan Status Gizi Berdasarkan IMT/U dengan Asupan Kalori ........... 36

Page 12: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

xii

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 38

5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 38

5.2 Saran ............................................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 39

LAMPIRAN ........................................................................................................ 43

Page 13: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

xiii

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan Indeks Antropometri .................. 5

Tabel 2.2 Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan Kurva CDC 2000 ....................... 6

Tabel 2.3 Klasifikasi Berat Badan Berdasarkan IMT Menurut Kriteria

Asia Pasifik .......................................................................................... 7

Tabel 2.4 Kelebihan dan Kelemahan Indeks-Indeks Antropometri ...................... 10

Tabel 2.5 Kategori Tingkat Asupan Kalori Berdasarkan Persen AKG ............... 15

Tabel 4.1 Sebaran karakteristik subyek berdasarkan jenis kelamin ..................... 30

Tabel 4.2 Sebaran subek berdasarkan indikator status gizi BB/U,

TB/U, dan IMT/U ................................................................................. 31

Tabel 4.3 Sebaran indeks antropometri subyek ................................................... 32

Tabel 4.4 Sebaran subyek berdasarkan tingkat asupan kalori persen AKG ........ 32

Tabel 4.5 Nilai sebaran asupan kalori subyek ...................................................... 33

Tabel 4.6 Hubungan antara status gizi berdasarkan berat badan terhadap

umur dengan asupan kalori (n = 82) .................................................... 34

Tabel 4.7 Hubungan antara status gizi berdasarkan tinggi badan terhadap

umur dengan asupan kalori (n = 82) .................................................... 35

Tabel 4.8 Hubungan antara status gizi berdasarkan indeks massa tubuh

terhadap umur dengan asupan kalori (n = 82) ...................................... 36

DAFTAR GAMBAR

Gambar2.1 Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Status Gizi ..................... 9

Page 14: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Formulir Informed Consent .............................................................. 43

Lampiran 2 Formulir Food Frequency Questionnare .......................................... 46

Lampiran 3 Food Model ....................................................................................... 49

Lampiran 4 Timbangan GM-TD 150 ................................................................... 50

Lampiran 5 Output SPSS ...................................................................................... 51

Page 15: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

xv

DAFTAR SINGKATAN

KEP = Kurang Energi Protein

MP = Madrasah Pembangunan

FFQ = Food Frequency Questionnare

URT = Ukuran Rumah Tangga

IMT = Indeks Massa Tubuh

BB = Berat Badan

TB = Tinggi Badan

AKG = Angka Kecukupan Gizi

Riskesdas = Riset Kesehatan Dasar

Permenkes RI = Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Page 16: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2013, data Nasional

untuk anak usia 13 – 15 tahun yang kurus didapatkan data sebesar 11,1% (3,3%

sangat kurus dan 7,8% kurus). Prevalensi sangat kurus terendah di Bangka

Belitung (1,4%) dan tertinggi di Nusa Tenggara Timur (9,2%).Sedangkan

prevalensi anak gemuk sebesar 10,8 %, dengan rincian 8,3 % gemuk dan 2,5 %

sangat gemuk (obesitas). Provinsi DKI Jakarta termasuk salah satu dari 13

provinsi dengan prevalensi gemuk diatas angka Nasional.1

Penelitian yang dilakukan di SDN X Kampung Serang Bekasi,

mendapatkan hasil anak dengan tubuh kurus sebanyak 22,1 %, sisanya dengan

tubuh normal. Sedangkan anak dengan tingkat asupan kalori kurang sebanyak

48,5 %. Pada penelitian tersebut mendapatkan hasil terdapat hubungan antara

status gizi dengan indikator berat badan menurut umur (BB/U) dan tinggi badan

menurut umur (TB/U) dengan asupan kalori.2

Di negara berkembang, prevalensi anak sekolah gemuk tertinggi berada di

kawasan Asia, yaitu sekitar 60 % populasi atau 10,6 juta jiwa. Penelitian yang

dilakukan di Kota Tomohon dan Tondano tahun 2010 didapatkan hasil prevalensi

obesitas pada remaja masing-masing mencapai 35 % dan 38,2 %. Penelitian yang

dilakukan di daerah perkotaan di Indonesia tahun 1989 ditemukan peningkatan

prevalensi obesitas yaitu dari 4,6 % pada anak laki-laki dan 5,9 % pada anak

perempuan masing-masing menjadi 6,3 % dan 8 % empat tahun

kemudian.3Sementara itu penelitian yang dilakukan di salah satu SMP di

Semarang tahun 2005 didapatkan anak dengan overweight dan obesitas sebesar

31,02 %. 4

Pada kelompok anak usia 13 – 15 tahun yang merupakan masa remaja,

kebutuhan gizi jauh lebih besar. Karena pada usia ini terjadi peningkatan ukuran

tubuh yang menyebabkan peningkatan laju metabolik, sehingga tubuh

memerlukan energi lebih besar untuk aktivitas. Selain itu energi juga dibutuhkan

untuk sintesis jaringan baru.5

Page 17: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

2

Makanan sumber karbohidrat, lemak, dan protein bisa menghasilkan kalori

sebagai sumber energi. Kekurangan makanan sumber energi secara umum dan

protein bisa mengakibatkan penyakit kurang energi protein (KEP). Pada anak-

anak, KEP dapat menghambat laju pertumbuhan, rentan terhadap penyakit

terutama penyakit infeksi, dan mengakibatkan rendahnya tingkat

kecerdasan.6Sementara itu kelebihan asupan kalori bisa menyebabkan berat badan

lebih hingga obesitas pada remaja, yang dapat berisiko untuk kesehatan seperti

diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan permasalahan tulang

serta sendi.7

Dari masalah-masalah status gizi yang ada, terdapat faktor-faktor yang

mempengaruhinya yaitu faktor makanan dan faktor kesehatan seseorang. Faktor

makanan seperti kandungan zat gizi dalam makanan, ada tidaknya program

pemberian makanan di luar keluarga, dan kebiasaan makan. Sedangkan faktor

kesehatan meliputi daya beli keluarga, kebiasaan makan, pemeliharaan kesehatan,

serta lingkungan fisik dan sosial.8

Berdasarkan hasil observasi di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah

Ciputat, ditemukan banyak kantin yang menjual makanan fast food dan jajanan di

sekitar lingkungan sekolah. Selain itu peneliti berasumsi tingkat ekonomi

orangtua para siswa yaitu menengah keatas ditinjau dari pembayaran SPP sekolah.

Dari pengamatanyang telah diuraikan siswa sekolah tersebut berisiko untuk

mengalami berat badan lebih dan obesitas.

Berdasarkan uraian di atas, menjadi dasar bagi peneliti untuk melakukan

penelitian dengan judul “Hubungan Status Gizi dengan Asupan Kalori pada Anak

Usia 13 – 15 tahun di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah Ciputat”. Peneliti

berharap laporan penelitian ini bisa membantu menyelesaikan masalah-masalah

yang telah diuraikan diatas.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti

merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

Page 18: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

3

1. Bagaimana status gizi pada siswa usia 13 – 15 tahun di Madrasah

Pembangunan Tsanawiyah Ciputat, Tangerang Selatan tahun 2015?

2. Bagaimana asupan kalori pada siswa usia 13 – 15 tahun di Madrasah

Pembangunan Tsanawiyah Ciputat, Tangerang Selatan tahun 2015?

3. Bagaimana hubungan antara status gizi dengan asupan kalori pada siswa

usia 13 – 15 tahun di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah Ciputat,

Tangerang Selatan tahun 2015?

1.3. Hipotesis

Terdapat hubungan antara status gizi dengan asupan kalori pada siswa usia

13 – 15 tahun di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah Ciputat, Tangerang Selatan

tahun 2015.

1.4. Tujuan Penelitian

1.4.1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara status gizi dengan asupan kalori pada siswa

usia 13 – 15 tahun di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah Ciputat, Tangerang

Selatan tahun 2015.

1.4.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui sebaran status gizi berdasarkan indikator IMT/U, BB/U, dan

TB/U pada siswa usia 13 – 15 tahun di Madrasah Pembangunan

Tsanawiyah Ciputat, Tangerang Selatan tahun 2015.

2. Mengetahui sebaran kecukupan asupan kalori dengan indikator angka

kecukupan gizi (AKG) pada siswa usia 13 – 15 tahun di Madrasah

Pembangunan Tsanawiyah Ciputat, Tangerang Selatan tahun 2015.

Page 19: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

4

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki manfaat sebagai berikut :

1.5.1. Manfaat bagi masyarakat

Memberi pengetahuan dan informasi mengenai status gizi dan asupan

kalori siswa usia 13 – 15 tahun di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah Ciputat,

Tangerang Selatan tahun 2015 kepada masyarakat.

1.5.2. Manfaat bagi pemerintah

Memberi data kepada instansi kesehatan mengenai status gizi, asupan

kalori, serta hubungannya dalam menangani masalah gizi pada anak usia sekolah.

1.5.3. Manfaat bagi peneliti

1. Memenuhi tugas skripsi sebagai syarat mendapat gelar sarjana

kedokteran.

2. Meningkatkan kemampuan peneliti dalam mengambil, mengolah,

menganalisis, dan menyimpulkan suatu data mengenai kesehatan gizi.

Page 20: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Status Gizi

2.1.1 Definisi Status Gizi

Status gizi adalah keadaan tubuh akibat dari konsumsi makanan dan

penggunaan zat gizi yang dibagi menjadi empat status, yaitu status gizi buruk,

kurang, baik, dan lebih. Sedangkan zat gizi itu sendiri adalah ikatan kimia yang

diperlukan tubuh untuk melaksanakan fungsinya, yaitu membangun dan

memelihara jaringan, menghasilkan energi, serta mengatur proses-proses

kehidupan.9

Status gizi seseorang secara klasik hanya dihubungkan dengan kesehatan

tubuh. Status gizi seseorang berpengaruh terhadap potensi ekonomi seseorang,

karena berpengaruh terhadap produktivitas kerja, perkembangan otak, dan

kemampuan belajar.9

2.1.2Klasifikasi Status Gizi

Tabel 2.1 Klasifikasi status gizi berdasarkan indeks antropometri10

Indeks Status Gizi Ambang Batas

Berat badan menurut

umur (BB/U)

Gizi lebih > 2 SD

Gizi baik ≥ - 2 SD sampai + 2 SD

Gizi kurang < - 2 SD sampai ≥ - 3

SD

Gizi buruk < - 3 SD

Page 21: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

6

Tabel 2.1 Klasifikasi status gizi berdasarkan indeks antropometri (lanjutan)

Indeks Status Gizi Ambang Batas

Tinggi badan menurut

umur (TB/U)

Normal ≥ 2 SD

Pendek (stunted) < - 2 SD

Berat badan menurut

tinggi badan (BB/TB)

Gemuk > + 2 SD

Normal ≥ - 2 SD sampai + 2 SD

Kurus (wasted) < - 2 SD sampai ≥ - 3 SD

Kurus sekali < - 3 SD

Sumber : Depkes RI, 2002

Tabel 2.2 Klasifikasi Status Gizi berdasarkan Kurva CDC 200011

Anthropometric Index Percentile Cut-off

Values

Nutritional Status

Indicator

BMI for age ≥ 95th Obesity

BMI for age ≥85th and < 95th Overweight

BMI for age <5th Underweight

Stature for age <5th Short Stature

Sumber : CDC, 2013

Page 22: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

7

Tabel 2.3 Klasifikasi berat badan berdasarkan IMT menurut kriteria Asia Pasifik12

Klasifikasi IMT

Berat badan kurang <18,5

Kisaran normal 18,5-22,9

Berat badan lebih 23,0-24,9

Obesitas 1 25,0-29,9

Obesitas 2 >30,0

Sumber : Nanan DJ, 2002

Berdasarkan asupan konsumsi, status gizi dibedakan menjadi tiga keadaan

yaitu :

A. Eunutritional State

Asupan konsumsi yang optimal membuat tubuh mencapai kesehatan gizi

yang optimum (eunutritional state). Tubuh terbebas dari penyakit dan mempunyai

daya kerja dan efisiensi yang sebaik-baiknya. Tubuh juga mempunyai daya tahan

yang setinggi-tingginya.13

B. Undernutritional State

Tingkat kesehatan gizi sebagai hasil konsumsi yang kurang disebut

kesehatan gizi kurang (undernutritional state). Berat badan akan lebih rendah dari

berat badan ideal dan penyediaan zat-zat gizi bagi jaringan tidak mencukupi,

sehingga akan menurunkan fungsi dari jaringan tersebut. Bila berat badan lebih

rendah dari 85% berat badan ideal dikategorikan berat badan yang kurang.

Reaksi-reaksi metabolik menjadi terhambat dan mengalami perubahan abnormal,

sehingga terjadi perubahan pula dalam susunan biokimiawi jaringan.13

Page 23: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

8

C. Overnutritional State

Dampak asupan konsumsi yang berlebih akan menimbulkan keadaan

(overnutritional state). Kondisi ini mempunyai tingkat kesehatan lebih rendah

dibanding dengan kesehatan gizi optimum; tubuh kelebihan berat badan disebut

overweight. Bila kelebihan berat badan di atas berat badan ideal sudah melebihi

20% pada wanita dan di atas 15% pada pria dikategorikan gemuk atau obesitas.13

Pada tingkat overweight, kapasitas dan efisiensi kerja menurun. Selain itu

daya tahan tubuh juga menurun, sehingga angka morbiditas dan mortalitas akan

meningkat. Timbul penyakit-penyakit tertentu yang sering dijumpai pada orang

kegemukan, seperti penyakit-penyakit kardiovaskular yang menyerang jantung

dan pembuluh darah, hipertensi, diabetes mellitus, dan lainnya.13

Pada orang yang menderita obesitas, tempat-tempat penimbunan cadangan

zat gizi sudah penuh, sehingga kelebihan zat gizi yang tersisa akan disimpan di

tempat-tempat lain yang tidak biasa. Terjadi penimbunan lemak di sekitar organ-

organ dalam yang vital, seperti jantung, ginjal, dan hati. Keadaan ini akan

menurunkan fungsi organ-organ tersebut.13

2.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi

Supariasa (2002) mengutip konsep Daly D dan Robertson (1979)mengenai

faktor-faktor yang berpengaruh terhadap status gizi. Secara umum status gizi

dipengaruhi oleh dua hal, yaitu konsumsi makanan dan tingkat kesehatan. Dalam

konsep tersebut dijelaskan bahwa terdapat beberapa hal yang mempengaruhi

konsumsi makanan seseorang yaitu faktor pendapatan dan pekerjaan, faktor

kemampuan sosial, kemampuan keluarga menggunakan makanan, serta

keterjangkauan dalam memperoleh makanan. Konsep tersebut dapat dilihat pada

gambar dibawah ini.14

Page 24: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

9

Gambar 2.1 Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap status gizi14

Sumber : Supariasa, 2002.

2.1.4 Penilaian Status Gizi

Dalam menilai status gizi seseorang, terdapat dua cara, yaitu secara

langsung dan tidak langsung. Penilaian status gizi secara langsung meliputi :

antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Sedangkan penilaian status gizi secara

tidak langsung meliputi : survei konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor

ekologi.15

Dalam penelitian ini penilaian status gizi menggunakan penilaian

antropometri dan survei konsumsi makanan.

A. Penilaian Status Gizi Berdasarkan Antropometri

Antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang

gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran

dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.16

Berikut kelebihan dan kelemahan dari setiap indeks pada pemeriksaan

antropometri.

Page 25: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

10

Tabel 2.4 Kelebihan dan kelemahan indeks-indeks antropometri17

Indeks Kelebihan Kelemahan

BB/U - Baik untuk mengukur status

gizi akut/kronis

- Berat badan dapat

berfluktuasi

- Sangat sensitif terhadap

perubahan-perubahan kecil

- Umur sering sulit ditaksir

secara tepat

TB/U - Baik untuk menilai status gizi

masa lampau

- Ukuran panjang dapat dibuat

sendiri, murah dan mudah

dibawa

- Tinggi badan tidak cepat naik,

bahkan tidak mungkin turun

- Pengukuran relatif sulit

dilakukan karena anak harus

berdiri tegak, sehingga

diperlukan 2 orang untuk

melakukannya

- Ketepatan umur sulit

BB/TB - Tidak memerlukan data umur

- Dapat membedakan proporsi

badan (gemuk, normal, kurus)

- Membutuhkan 2 macam alat

ukur

- Pengukuran relatif lebih lama

- Membutuhkan 2 orang untuk

melakukannya

Sumber : Hartini, 1983

Selain ketiga indikator diatas, terdapat juga indikator IMT/U. IMT adalah

BB seseorang dalam kilogram dibagi TB kuadrat dalam meter. Namun

penghitungan ini tidak bisa dilakukan pada anak dan remaja, karena terdapat

perubahan BB dan TB sesuai usia yang berhubungan dengan kegemukan tubuh.

IMT pada anak dan remaja harus disesuaikan dengan anak lainnya pada usia dan

jenis kelamin yang sama, sehingga terbentuklah persentil kurva pertumbuhan

CDC 2000 berdasarkan IMT/U.18

Page 26: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

11

IMT tidak mengukur massa lemak tubuh secara langsung, tetapi

berkorelasi dengan pengukuran tebal lipatan kulit, impedansi bioelektrikal,

densitometri, dual energy x-ray absorptiometry (DXA), dan metode lainnya.

Secara umum, pengukuran IMT murah dan mudah dilakukan untuk mengukur

status gizi yang menandakan permasalahan kesehatan.18

IMT/U merupakan imdikator yang umum untuk mengukur ukuran dan

pola pertumbuhan pada anak dan remaja. Kategori untuk IMT/U sendiri dibagi

menjadi 4 kategori, yaitu underweight (< persentil 5), normal or healthy weight

(persentil 5 – 85), overweight (persentil 85 – 95), dan obesity (> persentil 95).The

American Academy of Pediatrics(AAP) merekomendasi untuk menentukan

overweight dan obesity pada anak dimulai ketika anak berumur 2 tahun.

Sedangkan pada anak berumur < 2 tahun menggunakan standar WHO.18

Kelebihan penggunaan indikator IMT/U sebagai berikut :

a. Satu-satunya indikator yang menampilkan pengukuran BB dan TB terhadap

umur dengan satu grafik. Berbeda dengan BB/TB yang mengharuskan kita

menggunakan dua grafik.

b. IMT/U merupakan pengukuran yang konsisten dimulai dari umur 2 tahun

hingga dewasa.

c. IMT saat anak-anak akan menggambarkan IMT saat dewasa terbukti oleh

penelitian Withaker R tahun 1997.

d. IMT/U berkorelasi dengan faktor resiko penyakit kardiovaskular termasuk

hiperlipidemia, peningkatan insulin, dan tekanan darah tinggi.

e. IMT/U saat proses menuju remaja berhubungan dengan kadar lipid,

lipoportein, dan tekanan darah saat usia pertengahan.

f. Untuk anak usia sekolah (kelompok usia 6-11 tahun dan 12-19 tahun), IMT/U

sedikit lebih baik dibanding BB/TB dalam memperkirakan underweight dan

overweight.

Page 27: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

12

g. CDC merekomendasi penggunaan IMT/U untuk anak berumur 2 tahun dan

lebih.19

B. Penilaian Gizi Berdasarkan Survei Konsumsi Makanan

Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara

tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.

Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang

konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga, dan individu. Survei ini

dapat mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan zat gizi pada seseorang.20

Dalam penilaian status gizi dengan survei konsumsi makanan, dapat

menghasilkan data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif bergantung dari metode

yang digunakan. Metode-metode pengukuran konsumsi makanan yang bersifat

kualitatif antara lain : metode frekuensi makanan (food frequency), metode dietary

history, metode telepon, dan metode pendaftaran makanan (food list). Sedangkan

metode-metode pengukuran konsumsi makanan yang bersifat kuantitatif antara

lain : metode recall 24 jam, perkiraan makanan (estimated food records,

penimbangan makanan (food weighing), metode food account, metode inventaris

(inventory method), serta pencatatan (household food records).20

Dalam penelitian ini menggunakan metodeFood Frequency Questionnare

(FFQ) yang merupakan metode retrospektif. Dalam metode ini menanyakan rata-

rata konsumsi suatu makanan dalam suatu periode dengan daftar makanan yang

telah ditentukan. Metode ini menggunakan kuisioner yang berisikan daftar

makanan, frekuensi konsumsi, dan ukuran yang dikonsumsi. Periode makanan

yang dikonsumsi bisa bervariasi, dari asupan harian sampai dalam satu tahun

terakhir.21

Metode FFQ mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dalam

metode ini ialah mudah dilakukan dalam populasi besar, caranya mudah dan

sederhana, tidak membebani responden, dan bisa mendapatkan data makanan

yang jarang dikonsumsi. Sedangkan kelemahannya ialah hanya terbatas pada

Page 28: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

13

daftar makanan yang ditentukan, sulit memperkirakan porsi makanan,

memerlukan validasi, tidak bisa mengamati variasi konsumsi makanan dari waktu

ke waktu, dan pelaporan konsumsi makanan dari responden bisa salah.21

2.2 Asupan Kalori

2.2.1 Pengertian Kalori

Kalori adalah satuan dari energi atau panas. Kalori didefinisikan sebagai

satuan dari panas yang dibutuhkan 1 gram air untuk mencapai suhu 1oC dalam

tekanan 1 standard atmosphere. Penggunaan istilah kilokalori (kkal) lebih sering

digunakan dalam pengukuran nilai metabolisme dari makanan. 1 kilokalori adalah

1000 kalori.22

Selain itu energi juga bisa menggunakan satuan kilojoule (kJ). Satu

kilojoule adalah energi yang diperlukan untuk menggeser suatu benda dengan

berat 1 kg sejauh 1 meter dengan 1 Newton (unit kekuatan). 1 kkal = 4,18 kJ.9

2.2.2 Fungsi Kalori

Fungsi kalori bagi tubuh ada tiga yang utama, yaitu :

• Basal Metabolic Rate (BMR)

Kalori sebagai sumber energi dalam aktivitas sel, kontraksi serabut otot dalam

kerja mekanis (seperti respirasi dan denyut jantung), dan sintesis molekul baru.

• Aktivitas Fisik

Kalori dibutuhkan sebagai sumber energi dalam seseorang melakukan aktivitas.

• Specific Dynamic Action(SDA)

Kalori dibutuhkan sebagai energi dalam pengolahan makanan di tubuh.

• Pertumbuhan

Kalori yang tidak dipakai oleh tubuh digunakan untuk pertumbuhan.23

Page 29: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

14

2.2.3 Kandungan Nilai Kalori Makanan

Makanan yang kita konsumsi akan dimetabolisme tubuh dan akan

menghasilkan kalori sebagai sumber energi. Terdapat tiga komponen utama dalam

makanan yang menghasilkan kalori sebagai berikut :

• 1 gram karbohidrat mengandung 4 kalori

• 1 gram protein mengandung 4 kalori

• 1 gram lemak mengandung 9 kalori.24

2.2.4 Perhitungan Persen AKG Asupan Kalori

Perhitungan anjuran asupan kalori seseorang dapat disesuaikan dengan

koreksi berat badan nyata dengan berat badan standar yang terdapat pada tabel

AKG dan dikali dengan nilai asupan kalori dari tabel AKG. Setelah itu didapat

nilai persen AKG dengan membandingkan asupan kalori nyata dengan anjuran

asupan kalori berdasarkan tabel AKG. Adapun rumus perhitungannya sebagai

berikut:25

BB aktual

Anjuran asupan kalori = x asupan kalori tabel AKG

BB standar

asupan kalori aktual

Persen AKG = x 100 %

asupan kalori tabel AKG

2.2.5 Kategori Tingkat Konsumsi Zat Gizi Kalori

Berdasarkan tingkat asupan kalori, dibagi tiga kategori tingkat asupan

berdasarkan perhitungan persen AKG, yaitu defisiensi, normal, dan diatas

kecukupan.

Page 30: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

15

Tabel 2.5 Kategori Tingkat Asupan Kalori Berdasarkan Persen AKG26

Kategori Tingkat Konsumsi (% AKG)

Defisiensi Tingkat Berat < 70

Defisiensi Tingkat Sedang 70 – 79

Defisiensi Tingkat Ringan 80 – 89

Normal 90 – 119

Di Atas Kecukupan >119

Sumber : Muhilal dan Hardinsyah, 1998.

2.2.6 Angka Kebutuhan Kalori Anak Usia 13 – 15 Tahun

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes

RI) No 75 Tahun 2013 tentang angka kecukupan gizi (AKG) yang dianjurkan

bagi bangsa Indonesia, untuk anak usia 13 – 15 tahun dibedakan berdasarkan jenis

kelamin. Untuk anak laki-laki kebutuhan kalorinya per hari adalah 2475 kkal

dengan nilai median BB dan TB orang Indonesia dengan status gizi normal

berdasarkan Riskesdas 2007 dan 2010 masing-masing 46 kg dan 158 cm.

Sedangkan untuk anak perempuan, kebutuhan kalorinya per hari adalah 2125 kkal

dengan nilai medianBB dan TBmasing-masing 46 kg dan 155 cm.27

2.3 Nutrisi pada Remaja

Kebutuhan nutrisi pada remaja mulai dibedakan berdasarkan jenis kelamin

karena terjadi perubahan fisiologi tubuh sesuai dengan gender masing-masing.28

Tingginya kebutuhan nutrisi pada remaja disebabkan terjadi perubahan-

perubahan pada tubuh sebagai berikut :

Page 31: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

16

• Tinggi Badan

Sekitar 15-20% tinggi badan dewasa dicapai pada masa remaja.

Percepatan tumbuh anak laki-laki terjadi belakangan dan puncak pertumbuhan

lebih tinggi dibanding anak perempuan.28

• Berat Badan

Sekitar 25-50% berat badan ideal dewasa dicapai pada masa remaja.

Penambahan jumlah berat badan bergantung pada asupan energi dan pengeluaran

energi.28

• Komposisi Tubuh

Pada remaja laki-laki, terjadi penambahan massa otot yang lebih tinggi

dibanding penambahan massa lemak. Sehingga massa tubuh tanpa lemak pada

remaja laki-laki lebih tinggi dibanding remaja perempuan. Sekitar 45% tambahan

massa tulang terjadi pada usia remaja.28

2.3.1 Kebutuhan Energi (Kalori) pada Remaja

Kebutuhan energi pada masa remaja dipengaruhi oleh aktivitas,

metabolisme basal, dan peningkatan kebutuhan untuk menunjang percepatan

tumbuh kembang masa remaja. Metabolisme basal erat kaitannya dengan jumlah

komposisi tubuh tanpa lemak, sehingga metabolisme basal pada remaja laki-laki

lebih tinggi dibanding perempuan. Karena usia terjadinya percepatan tumbuh

sangat bervariasi, sehingga perhitungan kebutuhan kalori lebih sesuai berdasarkan

TB. 28

2.3.2 Perilaku dan Pola Makan Remaja

Masa remaja merupakan masa pencarian identitas diri. Masa tersebut

remaja lebih peduli terhadap penampilan diri sendiri dan faktor lingkungan

seringkali membuat remaja menjalani pola hidup yang tidak sehat, salah satunya

mengenai pola makan. Pola makan yang tidak sehat seperti jarang sarapan, sering

Page 32: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

17

ngemil (makanan padat kalori), waktu makan tidak teratur, sering mengonsumsi

fast food, jarang makan buah dan sayur, serta pola diet yang salah pada remaja

perempuan. Hal tersebut berakibat gizi yang kurang atau bahkan gizi yang

berlebih (obesitas) pada remaja. Di negara berkembang banyak ditemukan

gangguan perilaku makan seperti anoreksia nervosa dan bulimia, terutama terjadi

pada remaja perempuan.28

2.4 Hubungan Status Gizi dengan Asupan Kalori

Berdasarkan penelitian terhadap 30 pasien di RS di Padang, didapatkan

kesimpulan terdapat hubungan antara penurunan status gizi dengan asupan kalori

yang tidak sesuai kebutuhan. Status gizi yang turun dibuktikan dengan terjadinya

penurunan angka IMT rata-rata pasien saat awal masuk RS sampai 2 minggu

setelah perawatan dari 19,07 ±3,84 menjadi 18,75 ± 3,64. Selain itu juga terdapat

penurunan signifikan BB pasien saat awal masuk RS sampai 2 minggu setelah

perawatan (p=0,013). Sebagian besar pasien (73,33%) mendapatkan asupan kalori

yang kurang saat perawatan di RS.29

Sedangkan penelitian mengenai pengaruh beban kerja dan asupan kalori

terhadap status gizi pekerja peternak ayam broiler tahun 2011, didapatkan hasil

bahwa asupan kalori pekerja yang masih banyak dibawah kecukupan asupan

kalori untuk pekerja di peternakan dengan status gizi di bawah normal. Jenis

penelitian yang dilakukan adalah explanatory research yang dilakukan terhadap

58 pekerja di peternakan.30

Selain itu kekurangan asupan kalori dapat menyebabkan penyakit KEP.

KEP sendiri merupakan istilah umum untuk keadaan malnutrisi yang meliputi

status gizi buruk, yaitu marasmus dan kwashiorkor. Keadaan marasmus terjadi

saat asupan energi kurang walaupun zat gizi esensial seimbang. Sedangkan

keadaan kwashiorkor asupan energi cukup namun kurang protein. Keadaan KEP

memberikan dampak yang buruk bagi anak, seperti terganggunya pertumbuhan,

gangguan perkembangan mental anak, merosotnya mutu kehidupan, serta menjadi

salah satu penyebab kematian pada anak. Keadaan kurang gizi akan menyebabkan

Page 33: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

18

anak rentan terhadap penyakit infeksi, dan infeksi sendiri dapat memperburuk

keadaan kurang gizi pada anak.31

Sementara itu kelebihan kalori diikuti dengan rendahnya tingkat aktivitas

berisiko untuk terjadinya overweight dan obesitas. Penyebab terjadinya obesitas

ini multifaktorial. Namun obesitas bisa terjadi karena dua hal, yang pertama

karena faktor idiopatik (obesitas primer atau nutrisional), yang kedua karena

faktor endogen (obesitas sekunder atau non nutrisional) yang disebabkan kelainan

hormonal, defek genetik, dan lain-lain. Faktor yang pertama yang lebih sering

terjadi (>90% kasus).32

Obesitas sendiri berdampak pada tumbuh kembang anak terutama pada

aspek perkembangan psikososial. Obesitas pada masa anak dan remaja sendiri

berpotensi menjadi obesitas pada masa dewasa yang dapat mengganggu kesehatan

seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes mellitus, hipertensi, dan lain-lain.32

Page 34: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

19

2.5 Kerangka Teori

kalori Faktor

ekonomi

Faktor

sosial

Faktor

kesehatan

Asupan

makronutrien

karbohidrat protein lemak

Status gizi

lebih

Status gizi

Status gizi

normal

Status gizi

kurang KEP

obesitas

Tidak

langsung

langsung

Penilaian

status gizi

Antropometri

Klinis

Biokimia

Biofisik

Food

frequency

questionnare

Recall 24 jam

Food weighing

Fakor

ekologi

Statistik

vital

Survei

konsumsi

makanan

Antropometri

(BB/U, TB/U,

BB/TB, IMT/U

Page 35: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

20

2.6 Kerangka Konsep

Keterangan:

Variabel yang diteliti

Variabel yang tidak diteliti

Hubungan yang diteliti

Hubungan yang tidak diteliti

Faktor

makanan

Program pemberian

makanan di luar

keluarga

Lingkungan

fisik dan

sosial

Pemeliharaan

kesehatan

Asupan

kalori

Status gizi

Daya beli

keluarga

Faktor

kesehatan

Kebiasaan

makan

Page 36: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

21

2.7 Definisi Operasional

Dalam penelitian ini digunakan beberapa istilah yang memiliki batasan

sebagai berikut:

1. Status gizi adalah keadaan tubuh akibat dari asupan nutrisi sesorang yang

diukur berdasarkan persentil berat badan terhadap umur (BB/U), tinggi

badan terhadap umur (TB/U), dan indeks massa tubuh terhadap umur

(IMT/U). Klasifikasi berdasarkan kurva CDC 2000, yaitu status gizi

kurang (p<5th

), status gizi normal (5th

<p<95th

), dan status gizi lebih

(p>95th

).

2. Tinggi badan merupakan hasil dari rata-rata dua kali pengukuran panjang

badan dari puncak kepala sampai mata kaki menggunakan alat GM-TD

150 dengan anak berdiri tegak, pandangan lurus kedepan, tangan sejajar

disamping badan, dan kaki dirapatkan. Hasil pengukuran dengan satuan

centimeter (cm).

3. Berat badan merupakan hasil rata-rata dari dua kali pengukuran massa

tubuh anak dengan menggunakan timbangan digital GM-TD 150 dengan

anak berdiri diatas timbangan dan melepas sepatu. Hasil pengukuran

didapat dengan satuan kilogram (kg).

4. Usia merupakan selisih dari tanggal lahir anak dengan tanggal dilakukan

pengambilan data umum. Usia dinyatakan dalam tahun dan bulan.

5. Asupan kalori merupakan hasil dari asupan semua makanan yang

mengandung kalori yang dinyatakan dalam satuan kilokalori (kkal).

Asupan makanan diperoleh melalui survei konsumsi makanan yang

kemudian diolah dengan aplikasi nutrisurvey untuk mendapat nilai asupan

kalori. Tingkatan asupan kalori dibagi menjadi tiga secara umum

berdasarkan persen AKG, yaitu asupan kalori kurang (<90% AKG), baik

(90 - 119% AKG), dan lebih (>119% AKG).

6. Food frequency questionnaire (FFQ) adalah suatu metode survei konsumsi

makanan dengan isi kuisioner berupa jenis makanan, frekuensi konsumsi,

Page 37: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

22

dan ukuran makanan yang dikonsumsi. Hasil penilaian ini mendapatkan

data semikuantitatif. Pada penelitian ini menggunakan formulir FFQ yang

sudah divalidasi oleh Tim Fakultas Gizi Universitas Indonesia. Hasil

validasi dari formulir FFQ belum didapatkan sehingga menjadi

keterbatasan penelitian, namun formulir FFQ ini sudah dipakai luas oleh

peneliti-peneliti sebelumnya.

7. Angka Kecukupan Gizi (AKG) merupakan angka kecukupan asupan gizi

seseorang berdasarkan usia, jenis kelamin, serta ukuran tubuh seseorang

untuk mencapai derajat kesehatan optimal.27

Page 38: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

23

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan studi analitik potong lintang dengan data

primer dari hasil pengukuran antropometri dan wawancara asupan makanan

(kalori) dengan metode FFQ.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

3.2.1 Waktu Penelitian

Pengambilan data dilakukan pada tanggal 13 April 2015 – 16 April 2015

dan 8 September 2015.

3.2.2 Tempat Penelitian

Pengambilan data dilakukan di Ruang Bimbingan Konseling Madrasah

Pembangunan Tsanawiyah Ciputat.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi Target

Populasi target dalam penelitian ini adalah anak sekolah usia 13 – 15

tahun.

3.3.2 Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah anak sekolah usia 13 – 15

tahun di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah Ciputat tahun 2015.

3.3.3 Sampel yang Dikehendaki

Sampel yang dikehendaki dalam penelitian ini adalah 82 anak sekolah usia

13 – 15 tahun di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah Ciputat tahun 2015.

Page 39: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

24

3.3.4 Subyek yang Benar Diteliti

Subyek yang benar diteliti dalam penelitian ini adalah 82 anak sekolah

usia 13 – 15 tahun di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah Ciputat tahun 2015.

3.3.5 Jumlah Sampel

Jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

n1 = n2 = (Zα√ + Zβ√ )2

(P1 – P2)2

Variabel-variabel yang telah ditetapkan dalam penelitian ini sebagai

berikut :

n1 = jumlah sampel dengan status gizi kurang

n2 = jumlah sampel dengan status gizi cukup (normal dan lebih)

Zα = telah ditetapkan bahwa α adalah 0,05 sehingga Zα bernilai 1,96

Zβ = telah ditetapkan bahwa β adalah 0,2 sehingga Zβ bernilai 0,842

P = ½ (P1 + P2)

P1 = proporsi subyek yang memiliki status gizi lebih(gemuk dan sangat

gemuk) bernilai 10,8%berdasarkan Data Nasional Riskesdas 2013

P2 = perkiraan proporsi subyek yang memiliki status gizi lebih (gemuk dan

sangat gemuk) di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah sebesar 35%

Q = 1 – P

Page 40: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

25

Adapun nilai-nilai diatas jika dimasukkan kerumus akan diperoleh hasil

sebagai berikut :

n1 = n2 = (1,96 √ + 0,842 √ 2

(0,1 – 0,35)

2

n1 = n2 = 40,96 41

Jadi sampel yang dibutuhkan sebanyak 41 anak dengan status gizi kurang

(n1=41) dan 41 anak dengan status gizi cukup (n2=41).

3.3.6 Cara Pengambilan Sampel

Cara pengambilan sampel dengan metode cluster sampling berdasarkan

lokal kelas.

3.3.7 Kriteria Sampel

3.3.7.1 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi subyek yang diikutsertakan dalam penelitian ini adalah :

1. Anak usia 13 – 15 tahun berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan.

2. Siswa/siswi Madrasah Pembangunan Tsanawiyah Ciputat pada tahun 2015.

3. Mendapat izin dari orang tua untuk mengikuti penelitian.

3.3.7.2 Kriteria Eksklusi

Kriteria subyek yang tidak diikutsertakan dalam peneltian ini adalah :

1. Anak yang sedang dalam kondisi sakit.

2. Anak yang memiliki postur tidak tegak.

Page 41: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

26

3.4 Cara Kerja Penelitian

3.5 Managemen Data

3.5.1 Pengumpulan Data

3.5.1.1 Data Umum

Pengumpulan data umum diperoleh saat survei ke lokasi pengambilan data

yang meliputi data nama, jenis kelamin, dan tanggal lahir siswa/siswi di Madrasah

Pembangunan Tsanawiyah Ciputat tahun 2015. Data diperoleh sebelum dilakukan

pengambilan data yaitu pada tanggal 6 April 2015 dan 7 September 2015.

pengukuran berat

badan, tinggi badan,

dan IMT survei konsumsi

makanan dengan

metode FFQ

input data ke

nurisurvey

input data

menggunakan Ms.

Excel

penentuan status

gizi berdasarkan

kurva CDC 2000

nilai asupan

kalori

perhitungan

usia

penentuan

kecukupan asupan

kalori berdasarkan

persen AKG

menganalisis hubungan

status gizi dengan asupan

kalori menggunakan app

SPSS 22.0

Page 42: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

27

3.5.1.2 Data Antropometri

A. Pengukuran Tinggi Badan

Pengukuran tinggi badan menggunakan alat ukur tinggi badan GM-

TD150. Pengukuran dilakukan sebanyak dua kali dan diambil hasil rata-rata dari

dua kali hasil pengukuran tinggi badan. Pengukuran dilakukan dengan anak

melepas sepatu, berdiri tegak, pandangan lurus kedepan, tangan lurus sejajar

disamping badan, dan kaki dirapatkan. Alat ditarik kebawah sampai menyentuh

kepala bagian atas dari anak. Lalu membaca hasil pengukuran dari alat dengan

satuan centimeter (cm).33

B. Pengukuran Berat Badan

Pengukuran berat badan menggunakan timbangan digital GM-TD150.

Pengukuran dilakukan sebanyak dua kali dengan mengambil nilai rata-rata dari

hasil dua kali pengukuran. Pengukuran dilakukan dengan anak melepas sepatu

dan berdiri diatas timbangan. Lalu membaca hasil pengukuran saat angka pada

timbangan tidak berubah lagi dengan satuan kilogram (kg).33

3.5.1.3Data Wawancara Konsumsi Makanan

Data mengenai jumlah asupan makanan diperoleh melalui metode FFQ.

Metode ini menggunakan Formulir FFQ yang berisikan bahan makanan yang

umum dikonsumsi. Dengan metode ini, diperoleh data harian, mingguan, bulanan,

hingga jarang/tidak pernah dalam mengonsumsi makanan. Wawancara dibantu

dengan food model untuk memperkirakan porsi dari setiap makanan.

3.5.2 Pengolahan Data

3.5.2.1 Pengolahan Data Umum dan Antropometri

Data jenis kelamin, tanggal lahir, tanggal pengambilan data, BB, dan TB

diolah menggunakan Ms. Excel. Dari data BB dan TB dapat dihitung nilai IMT

anak. Selain itu selisih dari data tanggal lahir dan tanggal penggambilan data

Page 43: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

28

dapat dihitung usia anak dalam tahun dan bulan. Status gizi anak ditentukan

berdasarkan kurva CDC 2000 dalam BB/U, TB/U, dan IMT/U. Status gizi

berdasarkan BB/U dan TB/U didapat dengan nilai normal berada pada persentil 5

– 95. Sedangkan untuk IMT/U nilai normal pada persentil 5 – 85. Selanjutnya

dicari sebaran jenis kelamin, usia, dan status gizi menggunakan analisis statistik

SPSS 22.0.

3.5.2.2 Pengolahan Data Wawancara Konsumsi Makanan

. Data yang didapatkan dari wawancara makanan dengan metode FFQ

dengan satuan ukuran rumah tangga (URT) dikonversi menjadi satuan gram

menggunakan Daftar Bahan Makanan Penukar Departemen Kesehatan RI.

Kemudian semua data makanan dihitung jumlah konsumsinya per hari.

Selanjutnya data tersebut dimasukkan ke dalam aplikasi nutrisurvey untuk

mendapatkan nilai kalori per harinya. Nilai kalori per hari yang didapatkan

dimasukkan ke dalam Ms.Excel dan ditentukan nilai kecukupan kalorinya per hari

berdasarkan tabel Angka Kecukupan Gizi (AKG) 2013. Angka kecukupan kalori

yang baik jika memenuhi 90 – 119 % AKG. Selanjutnya dicari sebaran asupan

kalori menggunakan analisis statistik SPSS 22.0.

3.5.3 Analisa Data

Analisis statistik pada penelitian ini menggunakan SPSS 22.0. Analisis

data meliputi:

A. Analisis univariat

Analisis univariat meliputi uji normalitas kemudian dicari proporsi dari

setiap variabel menggunakan SPSS 22.0. Variabel yang diolah meliputi umur,

berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh, nilai asupan kalori, dan persen

AKG asupan kalori. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov

karena jumlah data lebih dari 50. Jika dengan uji normalitas nilai p < 0,05 maka

data memiliki distribusi tidak normal, sehingga sebaran data menggunakan

median (min – max). Sedangkan jika nilai p > 0,05 maka data memiliki distribusi

normal, sehingga menggunakan mean ± SD. Selain itu dicari juga frekuensi dalam

Page 44: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

29

bentuk persentase untuk data jenis kelamin, status gizi (BB/U, TB/U, dan IMT/U),

serta kategori asupan kalori.

B. Analisis bivariat

Analisis bivariat meliputi mencari hubungan antara status gizi

(berdasarkan persentil BB/U, TB/U, dan IMT/U) dengan asupan kalori

menggunakan uji Chi Square. Karena tabel dalam penelitian merupakan tabel

BxK dalam hal ini tabel 3x3, maka apabila uji Chi Square test tidak memenuhi

akan dilanjutkan dengan uji penggabungan sel untuk membentuk tabel yang baru

yaitu tabel 2x3. Pada tabel 2x3 yang baru tersebut kemudian dilakukan uji chi

square kembali dan jika tidak memenuhi syarat uji chi square dilanjutkan dengan

Uji Kolmogorov-Smirnov tabel 2xK. Nilai p < 0,05 menunjukkan adanya

hubungan yang bermakna.

3.5.4 Penyajian dan Pelaporan Data

Data disajikan dalam bentuk tabel disertai dengan penjelasan deskriptif.

Pelaporan data dalam bentuk makalah laporan penelitian yang akan

dipresentasikan saat sidang di depan penguji dari Program Studi Pendidikan

Dokter Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.6 Identifikasi Variabel

Variabel bebas : asupan kalori

Variabel terikat : status gizi

Page 45: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

30

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sebaran Karakteristik Sosiodemografik Sampel

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah Ciputat

dengan pengambilan data dilakukan pada tanggal 13 April 2015 – 16 April 2015

dan 8 September 2015. Sampel populasi yang dipilih adalah anak usia 13 – 15

tahun yang bersekolah di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah Ciputat. Namun

saat perizinan pengambilan data ke sekolah, kami hanya bisa mengambil data

murid kelas VIII saja, dikarenakan murid kelas VII banyak yang masih berusia 12

tahun, sedangkan murid kelas IX tidak diizinkan untuk dilakukan pengambilan

data agar fokus menghadapi ujian.

Tabel 4.1 Sebaran karakteristik subyek berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-laki 36 43,9

Perempuan 46 56,1

Dari 82 anak, didapat anak perempuan lebih banyak dibanding anak laki-

laki. Nilai median umur dari anak yang diteliti yaitu 13 tahun 8 bulan, dengan

anak usia paling muda yaitu 13 tahun dan usia paling tua yaitu 14 tahun 9 bulan.

Perbandingan jenis kelamin dan sebaran usia pada penelitian ini berbeda dengan

penelitan yang sama mengenai hubungan status gizi dengan asupan kalori di

Kampung Serang, Bekasi tahun 2011. Pada penelitian tersebut jumlah anak laki-

laki lebih banyak dibanding dengan anak perempuan. Sedangkan usia berada pada

sebaran rerata 11 tahun.2

Page 46: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

31

4.2 Sebaran Status Gizi

Tabel 4.2 Sebaran subek berdasarkan indikator status gizi BB/U, TB/U, dan

IMT/U

Indikator Status

Gizi

Kategori Jumlah (n) Persentase (%)

BB/U BB kurang (<p5) 4 4,9

BB normal (≥p5 dan <p95) 69 84,1

BB lebih (≥p95) 9 11

TB/U Pendek (<p5) 10 12,2

Normal (≥p5 dan <p95) 69 84,1

Tinggi (≥p95) 3 3,7

IMT/U Kurus (<p5) 4 4,9

Normal (≥p5 dan <p85) 59 72

Gemuk (≥p85 dan <p95)

Obesitas (≥p95)

7

12

8,5

14,6

Dari berbagai indikator status gizi, didapat anak dengan status BB normal,

TB normal, dan proporsi tubuh normal terbanyak. Sementara itu jumlah anak

pendek pada penelitian ini yaitu 10 orang (12,2%). Angka ini jauh lebih rendah

dari Angka Nasional Riskesdas 2013, yaitu 35,1%.Anak dengan tubuh kurus

berjumlah 4 anak (4,9 %). Prevalensi ini lebih rendah dari Angka Nasional yaitu

11,1%. Sedangkan anak gemuk dan sangat gemuk (obesitas) cukup banyak

ditemukan yaitu sebanyak 7 anak (8,5%) dan 12 anak (14,6%), angka ini lebih

tinggi dibanding Angka Nasional untuk anak gemuk dan obesitas yaitu masing-

masing 8,3% dan 2,5%. 1

Page 47: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

32

Tabel 4.3 Sebaran indeks antropometri subyek

Indeks

Antropometri

Jenis

Kelamin Nilai

Berat badan (kg) Laki-laki Median (min – max) 51,4 (32,2 – 121,8)

Perempuan Median (min – max) 45,0 (34,2 – 74,7)

Tinggi badan (cm) Laki-laki Rata – rata (±SD) 161,0 (±9,0)

Perempuan Rata – rata (±SD) 154,5 (±6,5)

Sebaran data BB dan TB dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin.

Untuk anak laki-laki didapatkan nilai median BB dan nilai rerata TB masing-

masing 51,4 kg dan 161 cm. Nilai ini berada diatas Angka Nasional dari nilai

median BB dan TB untuk anak laki-laki usia 13-15 tahun, yaitu 46 kg dan 158

cm.Sedangkan nilai median BB dan nilai rerata TB untuk anak perempuan yang

didapat ialah 45 kg dan 154,5 cm. Nilai ini sedikit berada dibawah Angka

Nasional dari nilai median BB dan TB untuk anak perempuan usia 13-15 tahun,

yaitu 46 kg dan 155 cm.27

4.3 Sebaran Asupan Kalori

Tabel 4.4 Sebaran subyek berdasarkan tingkat asupan kalori persen AKG

Tingkat Asupan Kalori Jumlah (n) Persentase (%)

Kurang (<90% AKG) 28 34,1

Baik (90-119% AKG) 32 39,0

Lebih (>119% AKG) 22 26,8

Page 48: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

33

Dari hasil tingkat asupan kalori berdasarkan persen AKG, didapatkan hasil

anak dengan asupan kalori kurang cukup banyak yaitu sebanyak 28 anak (34,1%).

Apabila asupan kalori kurang pada anak tidak diperbaiki, anak beresiko menderita

penyakit Kekurangan Energi Kronis (KEK). Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan di SMA Muhammadiyah 6 Surakarta pada 40 siswi, yang mendapat

hasil bahwa terdapat hubungan antara tingkat konsumsi energi dengan kejadian

Kurang Energi Kronis pada siswi (p = 0,000).34

Sementara itu anak dengan asupan kalori baik dan lebih lebih dari

setengah jumlah subyek yaitu sebanyak 54 anak (65,8%). Keadaan ekonomi orang

tua siswa di Madrasah Pembangunan Tsanawiyah yang diperkirakan baik

berpengaruh terhadap asupan kalori siswa. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan di Makassar yang meneliti terhadap 104 siswa SD, didapatkan hasil

terdapat hubungan antara pendapatan ayah dengan asupan karbohidrat makan pagi

siswa (p = 0,004). Karbohidrat sendiri mengandung kalori sebagai sumber

energi.35

Keadaan ekonomi orang tua siswa yang baik apabila tidak diikuti dengan

pola konsumsi yang baik, membuat anak beresiko untuk mengalami overweight

hingga obesitas.36

Ditambah dengan pola konsumsi makanan siap saji (fast food)

yang tinggi kalori, risiko untuk anak-anak mengalami obesitas semakin

meningkat. Hal ini terbukti dengan penelitian yang dilakukan di Manado pada

tahun 2013, bahwa terdapat hubungan antara konsumsi fast food dengan kejadian

obesitas pada anak SD di Kota Manado (p = 0,024).37

Tabel 4.5 Nilai sebaran asupan kalori subyek

Jenis

Kelamin

Nilai

Nilai Asupan

Kalori (kkal)

Laki-laki Median (min – max) = 2458,3 (1565,4 – 6285,4)

Perempuan Rata-rata (±SD) = 2392,5 (±946,0)

Page 49: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

34

Bedasarkan hasil wawancara konsumsi makanan dengan metode FFQ,

didapat nilai median asupan kalori anak laki-laki sebesar 2458,3 kkal. Nilai ini

sedikit lebih rendah dari nilai anjuran asupan kalori untuk anak laki-laki usia 13-

15 tahun dari tabel AKG 2013, yaitu 2475 kkal. Sedangkan nilai rerata asupan

kalori untuk anak perempuan yang didapat sebesar 2392,5 kkal. Nilai ini lebih

besar dari nilai anjuran asupan kalori untuk anak perempuan usia 13-15 tahun dari

tabel AKG 2013, yaitu 2125 kkal.27

4.4 Hubungan Status Gizi dengan Asupan Kalori

4.4.1 Hubungan Status Gizi Berdasarkan BB/U dengan Asupan Kalori

Tabel 4.6 Hubungan antara status gizi berdasarkan berat badan terhadap umur

dengan asupan kalori (n = 82)

Tingkat

Asupan Kalori

BB/U Keterangan

BB kurang BB normal BB lebih

Kurang 0 (0%) 23 (28%) 5 (6%) p = 0,988

(Kolmogorov-

Smirnov test)

Baik * 2 (2,4%) 27(32,9%) 3 (3,6%)

Lebih * 2 (2,4%) 19 (23,1%) 1 (1,2%)

*Tingkat asupan kalori baik dan lebih digabung menjadi satu agar bisa

dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov tabel 2 x k

Dari hasil status gizi dengan indikator BB/U didapatkan anak dengan

tingkat asupan kalori kurang, namun tidak ada satupun yang memiliki berat badan

kurang, sebaliknya terdapat 5 anak (6%) dengan berat badan lebih. Sementara

dengan tingkat asupan kalori baik dan lebih masing-masing terdapat 2 anak

(2,4%) dengan berat badan kurang. Namun anak dengan tingkat asupan kalori

baik, memiliki berat badan normal terbanyak yaitu 27 anak (32,9%).

Dari hasil analisis data di SPSS variabel BB/U dengan asupan kalori

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, didapatkan hasil nilai p = 0,988 (p>0,05)

Page 50: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

35

sehingga disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara status gizi berdasarkan

BB/U dengan asupan kalori.

Hasil ini bisa tidak sesuai karena berat badan mudah terjadi perubahan dan

dipengaruhi dengan asupan makanan terkini, sementara pencatatan frekuensi

makanan dengan FFQ menanyakan rata-rata konsumsi makanan bervariasi dari

hari hingga tahun. Sehingga tidak menggambarkan asupan makanan yang terkini.

4.4.2 Hubungan Status Gizi Berdasarkan TB/U dengan Asupan Kalori

Tabel 4.7 Hubungan antara status gizi berdasarkan tinggi badan terhadap umur

dengan asupan kalori (n = 82)

Tingkat

Asupan Kalori

TB/U Keterangan

Pendek Normal Tinggi

Kurang 2 (2,4%) 24 (29,2%) 2 (2,4%) p = 1,000

(Kolmogorov-

Smirnov test)

Baik * 5 (6%) 26 (31,7%) 1 (1,2%)

Lebih * 3 (3,6%) 19 (23,1%) 0 (0%)

*Tingkat asupan kalori baik dan lebih digabung menjadi satu agar bisa

dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov tabel 2 x k

Status gizi dengan indikator TB/U, menunjukkan anak dengan tingkat

asupan kalori kurang memiliki tinggi normal sebanyak 24 anak (29,2%) dan tubuh

tinggi sebanyak 2 orang (2,4%). Sedangkan anak dengan asupan kalori baik

memiliki tinggi tubuh normal terbanyak, yaitu 26 anak (31,7%). Anak dengan

asupan kalori lebih memiliki tubuh pendek sebanyak 3 orang (3,6%) dan tidak ada

satupun memiliki tubuh tinggi (0%).

Dari hasil analisis data di SPSS variabel TB/U dengan asupan kalori

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, didapatkan hasil nilai p = 1,000 (p>0,05)

sehingga disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara status gizi berdasarkan

TB/U dengan asupan kalori.

Hal ini sesuai dengan penelitian terhadap 150 siswa sekolah dasar di Kota

Makassar tahun 2013. Penelitian yang dilakukan mendapat hasil bahwa tidak

Page 51: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

36

terdapat hubungan asupan energi dengan status gizi berdasarkan TB/U (p =

0,353).38

Tidak ada hubungannya antara status gizi berdasarkan TB/U dengan

asupan kalori karena tinggi tubuh seseorang dipengaruhi oleh hal yang kompleks,

seperti faktor genetik, aktivitas fisik, hormon, dan gizi terutama kalsium. Tingkat

asupan kalsium yang memadai mendukung penambahan massa tulang. Sementara

itu kebiasaan merokok dan minum alkohol yang berlebihan menimbulkan

pengaruh buruk terhadap tulang.39

Asupan kalori sendiri mempunyai peranan dalam pertumbuhan, terutama

masa remaja yang terjadi lonjakan pertumbuhan. Namun peran kalori sebagai

sumber energi untuk pertumbuhan tidaklah terlalu besar, untuk pertumbuhan

normal jarang melebihi 5% dari kebutuhan energi harian.40

4.4.3 Hubungan Status Gizi Berdasarkan IMT/U dengan Asupan Kalori

Tabel 4.8 Hubungan antara status gizi berdasarkan indeks massa tubuh terhadap

umur dengan asupan kalori (n = 82)

Tingkat

Asupan Kalori

IMT/U Keterangan

Kurus Normal Gemuk

Kurang 2 (2,4%) 17 (20,7%) 9 (10,9%) p = 0,883

(Kolmogorov-

Smirnov test)

Baik * 1 (1,2%) 24 (29,2%) 7 (8,5%)

Lebih * 1 (1,2%) 18 (21,9%) 3 (3,6%)

*Tingkat asupan kalori baik dan lebih digabung menjadi satu agar bisa

dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov tabel 2 x k

Status gizi dengan indikator IMT/U, diperoleh hasil anak dengan asupan

kalori kurang memiliki tubuh kurus dan tubuh gemuk lebih tinggi dibanding

dengan asupan kalori baik dan lebih, masing-masing 2 orang (2,4%) dan 9 orang

(10,9%). Sementara itu anak dengan asupan kalori baik memiliki proporsi tubuh

normal paling banyak yaitu 24 anak (29,2%). Anak dengan asupan kalori lebih

memiliki tubuh gemuk lebih banyak dibanding dengan tubuh kurus (3:1), namun

paling sedikit dibanding dengan anak gemuk dari asupan kalori kurang dan baik.

Page 52: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

37

Dari hasil analisis data di SPSS variabel IMT/U dengan asupan kalori

menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, didapatkan hasil nilai p = 0,883 (p>0,05)

sehingga disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara status gizi berdasarkan

IMT/U dengan asupan kalori.

Hasil ini berbeda dengan penelitian terhadap 245 siswa di SMPN 3

Rambang Dangku Sumatera Selatan tahun 2014, yang mendapatkan hubungan

antara status gizi dengan frekuensi makan (p value = 0,000). Pada penelitian

tersebut, untuk frekuensi makanan hanya berdasarkan tingkat keseringan makan,

yaitu <3 kali sehari dan ≥ 3 kali sehari, sehingga akan didapatkan data secara

umum.41

Berbeda dengan penelitian ini yang menggunakan metode FFQ yang

rawan bias dikarenakan pelaporan yang salah dari subyek penelitian dalam

pendataan makanan yang dikonsumsi.

Tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan indikator IMT/U

dengan asupan kaloridikarenakan banyak faktor yang berpengaruh terhadap status

gizi seseorang selain faktor konsumsi, seperti faktor pengetahuan dan faktor

kesehatan. Anak yang mengetahui tentang gizi dengan baik tentunya akan

mengatur porsi makananannya seimbang, selain itu seseorang yang sakit tentu

juga berpengaruh terhadap status gizinya.

Begitu banyak faktor yang berpengaruh terhadap status gizi remaja, selain

dari faktor konsumsi makanan terutama kalori.Peneliti berharap setelah

pemaparan dan pembahasan yang telah diuraikan diatas bisa bermanfaat untuk

menambah wawasan bersama mengenai status gizi dan asupan kalori serta

hubungannya.

Page 53: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

38

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Nilai median dari usia subyek penelitian adalah 13 tahun 8 bulan, dengan

seluruh anak berasal dari kelas VIII. Jumlah perempuan lebih banyak

dibanding laki-laki.

2. Rerata status gizi anak berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U

termasuk kategori normal, namun prevalensi anak gemuk cukup tinggi dan

berada diatas Angka Nasional.

3. Tingkat asupan kalori terbanyak pada anak adalah asupan kalori baik,

dengan hasil anak dengan asupan kalori kurang dan lebih tidak berbeda

jauh.

4. Tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan indikator BB/U, TB/U,

dan IMT/U dengan asupan kalori.

5.2 Saran

1. Diperlukan kerjasama antar pihak sekolah dan orang tua siswa untuk

memberikan pengarahan kepada siswa mengenai pola konsumsi seimbang.

2. Anak kurus dan/atau asupan kalori kurang sebaiknya ditingkatkan jumlah

asupan makanan tinggi kalori seperti nasi, daging, keju, susu, dll agar

tercapai jumlah asupan kalori baik (90-119% AKG).

3. Anak gemuk dan/atau asupan kalori lebih sebaiknya dikurangi makan

makanan siap saji (fast food) dan ditingkatkan konsumsi sayur dan buah

agar mencapai jumlah asupan kalori baik (90-119% AKG).

4. Untuk penelitian berikutnya sebaiknya menggunakan kombinasi food

recall 24 jam dan food frequency questionnairedalam melakukan survei

konsumsi makanan agar mendapat data yang lebih valid.

5. Penelitian berikutnya dapat mencakup bahasan yang lebih luas seperti

menghubungkan aspek status gizi dengan faktor genetik dan faktor

kesehatan.

Page 54: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

39

DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Tahun 2013. Status Gizi Anak Umur 13 – 15 tahun. Dalam: Riset Kesehatan

Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2013. h.219-20.

2. Zurtika D. Status Gizi Anak Sekolah Usia 10-12 Tahun dan Hubungannya

dengan Asupan Kalori di SDN X Kampung Serang, Bekasi Tahun 2011

[skripsi]. Jakarta: Universitas Indonesia; 2011.

3. Chandra DA, Manampiring AE, Fatimawali. Jurnal e-Biomedik : Prevalensi

Obesitas pada Remaja SMA YPKM di Kota Manado. Manado: Universitas

Sam Ratulangi; Juli 2014; 2(2).

4. Widhayati RE. Efek Pendidikan Gizi terhadap Perubahan Konsumsi Energi

dan Indeks Massa Tubuh pada Remaja Kelebihan Berat Badan [tesis].

Semarang: Universitas Diponegoro Semarang; 2009.

5. Barasi ME. At a Glance Ilmu Gizi. Jakarta : Erlangga; 2009. h.84.

6. Almatsier S. Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan dan Masalah Gizi di

Indonesia. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama; 2009. h.307.

7. Heath AL dan Taylor R. Gizi Anak dan Remaja [Hartono A, alih bahasa].

Edisi 4. Jakarta : EGC; 2014; h.523.

8. Supariasa IDN, Bakri B, Fajar I. Konsep Dasar Timbulnya Masalah Gizi.

Jakarta : EGC; 2001. h.6.

9. Almatsier S. Keseimbangan Energi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama;

2009. h.133.

10. Klasifikasi status gizi berdasarkan indeks antropometri. Departemen

Kesehatan RI. 2002.

11. CDC Growth Charts 5th and 95th Percentile. National Center for Chronic

Disease Prevention and Health Promotion [internet]. 2013 May (diakses

tanggal 2 Februari 2015). Diunduh dari : www.cdc.gov

12. Nanan DJ. Suggested BMI to determine risk of co-morbidities in Asians.

Journal of Pakistan Medical Association [internet]. 2002 August (diakses

tanggal 2 Januari 2015). Diunduh dari :

http://jpma.org.pk/full_article_text.php?article_id=2356

Page 55: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

40

13. Sediaoetama AD. Ilmu Gizi untuk mahasiswa dan profesi. Jilid I, Jakarta :

Dian Rakyat; 2008. h.25-6.

14. Supariasa IDN, Bakri B, Fajar I. Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi.

Dalam: Penilaian Status Gizi. Edisi 1. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC; 2002. h.14.

15. Supariasa IDN, Bakri B, Fajar I. Metode Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC;

2001. h.20-1.

16. Supariasa IDN, Bakri B, Fajar I. Antropometri Gizi. Jakarta : EGC; 2001.

h.36.

17. Hartini S. Studi penggunaan SKDN sebagai alat ukur Status Gizi Anak Balita

dalam UPGK (tesis). 1983.

18. Centers for Disease Control and Prevention. Child and Teen BMI. Division of

Nutrition, Physical Activity, and Obesity [internet]. 2015 May 15 (diakses

tanggal 5 September 2015). Diunduh dari : www.cdc.gov

19. Centers for Disease Control and Prevention. Advantages to Using BMI for

Age. Division of Nutrition, Physical Activity, and Obesity [internet]. 2013

(diakses tanggal 10 September 2015). Diunduh dari : www.cdc.gov

20. Supariasa IDN, Bakri B, Fajar I. Survei Konsumsi Makanan. Jakarta : EGC;

2001. h.87-9.

21. Brantsaeter AL. Design, Use, and Interpretation of Food Frequency

Questionnaires. Norwegian Institute of Public Health; 2010.

22. Calorie. Encyclopaedia Britannica. 2014 July 10 (diakses tanggal 18 Maret

2015). Diunduh dari : http://www.britannica.com/science/calorie

23. Ilmu Gizi Anak. Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik FK-USU/RS.HAM.

2011 (diakses tanggal 10 Maret 2015). Diunduh dari : ocw.usu.ac.id

24. Nordqvist C. Calorie. 2014 Sept 26 (diakses tanggal 18 Maret 2015). Diunduh

dari : http://www.medicalnewstoday.com/articles/263028.php

25. Supariasa IDN, Bakri B, Fajar I. Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi.

Jakarta : EGC; 2001; h.114.

26. Muhilal JF dan Hardinsyah. Kategori Tingkat Asupan Berdasarkan Persen

AKG. Widya Karya Nasional Pangandan Gizi Indonesia ke VII. Jakarta :

LIPI; 1998.

Page 56: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

41

27. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 75 tahun 2013 tentang

Angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan bagi Bangsa Indonesia.

28. Nutrisi Pada Remaja. Ikatan Dokter Anak Indonesia [internet]. 10 September

2013 (diakses tanggal 25 Maret 2015).. Diunduh dari : http://idai.or.id/public-

articles/seputar-kesehatan-anak/nutrisi-pada-remaja.html

29. Lipoeto NI, Megasari N, Putra AE. Malnutrisi dan Asupan Kalori Pada Pasien

Rawat Inap di Rumah Sakit [skripsi]. Padang: Universitas Andalas; 2005.

30. Ginting S. Pengaruh beban kerja dan asupan kalori terhadap status gizi

peternakan ayam broiler di Desa Silebo-lebo Kecamatan Kutilambaru

Kabupaten Deli Serdang tahun 2011 [tesis]. Medan: Universitas Sumatera

Utara; 2011.

31. Suyadi ES. Kejadian KEP [skripsi]. Jakarta; Universitas Indonesia; 2009.

32. Sjarif DR. Obesitas Anak dan Remaja. Jilid I. Jakarta : Badan Penerbit IDAI;

2011; h.233.

33. Pedoman Pengukuran dan Pemeriksaan. Badan Penelitian dan Pengembangan

Kesehatan Departemen Kesehatan RI [internet]. Jakarta; 2007 (diakses

tanggal : 27 September 2015). h.13-7. Diunduh dari :

riskesdas.litbang.depkes.go.id

34. Pujiatun T. Hubungan Tingkat Konsumsi Energi dan Protein dengan Kejadian

Kurang Energi Kronis (KEK) pada Siswa Putri di SMA Muhammadiyah 6

Surakarta [skripsi]. Surakarta: Universitas Muhammadiyah; 2014.

35. Galani MR, Sirajuddin S, Alharini S. Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi

dan Asupan Makan Pagi dengan Status Gizi pada Anak Sekolah Dasar Negeri

Cambaya Kecamatan Ujung Tanah Kota Makassar. Makassar : Universitas

Hasanudin.; 2014.

36. Heath AL dan Taylor R. Gizi Anak dan Remaja [Hartono A, alih bahasa].

Edisi 4. Jakarta : EGC; 2014; h.523.

37. Damopolii W, Mayulu N, Masi G. Hubungan Konsumsi Fastfood dengan

Kejadian Obesitas pada Anak SD di Kota Manado. Ejourmal keperawatan.

Manado : Universitas Sam Ratulangi; Agustus 2013; 1(1).

Page 57: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

42

38. Yulni, Hadju V, Virani D. Hubungan Asupan Zat Gizi Makro dengan Status

Gizi pada Anak Sekolah Dasar di Wilayah Pesisir Kota Makassar Tahun 2013

[skripsi]. Makassar: Universitas Hasanuddin; 2013.

39. Lanham-New SA, Hakim O, Goulding A, Grant A. Mineral Utama : Kalsium

dan Magnesium [Hartono A, alih bahasa]. Edisi 4. Jakarta : EGC; 2014;

h.138-9.

40. Prentice AM. Energi [Hartono A, alih bahasa]. Edisi 4. Jakarta : EGC; 2014;

h.99-100.

41. Yolanda A. Analisis Determinan Status Gizi Remaja SMPN 3 Kecamatan

Rambang Dangku Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan tahun

2014 [skripsi]. Palembang: Universitas Sriwijaya; 2014.

Page 58: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

43

Lampiran 1. Formulir Informed Consent

Yth

Orangtua/ Wali Murid Tsanawiyah

di tempat

Ciputat, 6 April 2015

Assalamualaikum wr.wb

Dalam dunia pendidikan tinggi, penelitian sangat dibutuhkan untuk

menghasilkan sebuah karya ilmiah baru. Penelitian juga menjadi salah satu syarat

untuk lulus dari sebuah universitas.

Kami sebagai mahasiswa/I pendidikan tinggi di UIN akan melakukan

penelitian tentang hubungan asupan makanan terhadap status gizi.

Atas dasar tersebut, kami mahasiswa dan mahasiswi Program Studi

Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bersama surat ini meminta

izin kepada orangtua/wali murid Madrasah Pembangunan Tsanawiyah untuk

mengambil data putra/i Bapak/Ibu sebagai bahan untuk penelitian kami. Adapun

data yang akan diambil berupa berat badan, tinggi badan, serta hasil wawancara

tentang asupan makanan. Data dari putra/I Bapak/Ibu tidak akan disebarluaskan

ke publik dan nama putra/I Bapak/Ibu akan dirahasiakan. Data tersebut hanya

akan dipakai sebagai bahan penelitian.

Demikian surat izin ini dibuat. Atas perizinan dan pengertiannya kami

ucapkan terimakasih.

Wassalamualaikum wr.wb

Muhammad Zikri

1112103000050

Safira Indriakasia

1112103000058

Nuraisah Septiarini

1112103000059

Lulu Zakiah

1112103000069

Fajr Muzammil

1112103000099

Page 59: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

44

LEMBAR PERIZINAN PERSETUJUAN

Nama Orangtua : ….......................................................................

Nama Murid : ….......................................................................

Kelas : ….......................................................................

Dengan ini menyetujui putra/i kami untuk diwawancarai dan diambil

datanya oleh mahasiswa/I Program Studi Pendididkan Dokter UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Data putra/I kami hanya dipakai sebagai bahan penelitian

dan nama putra/I kami tetap dirahasiakan.

Orangtua/Wali Murid Madrasah Pembangunan Tsanawiyah

……………, …. April 2015

( )

Page 60: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

45

BIODATA MURID MADRASAH PEMBANGUNAN TSANAWIYAH

Nama : …..........................................................................

TTL : …..........................................................................

Alamat : …..........................................................................

No. telepon : …..........................................................................

No. HP : …..........................................................................

Kelas : …..........................................................................

Wali Kelas : …..........................................................................

No. Wali Kelas : …..........................................................................

Ekskul : …..........................................................................

Pembimbing Ekskul : …..........................................................................

No. Pembimbing Ekskul : …..........................................................................

Hari Ekskul : …..........................................................................

Page 61: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

46

Lampiran 2. Formulir Food Frequency Questionnare

FORMULIR FOOD FREQUENCY QUESTIONNARE

Nama peneliti : Tanggal:

Nama Siswa :

Kelas :

Jenis Kelamin : L / P

Tanggal lahir : Usia:

ANTROPOMETRI

NNO PEMERIKSAAN

I II RATA-RATA

1 BERAT BADAN 2 TINGGI BADAN 3 LINGKAR LENGAN ATAS 4 IMT

Bahan Makanan

Frekuensi Jumlah Kete

rangan Harian Mingguan Bulanan jarang/tdk URT Gram

KARBOHIDRAT

Nasi

Mie

bihun

roti tawar

kentang

singkong

Ubi

Talas

jagung

ketan

tepung

PROTEIN HEWANI

daging sapi

Page 62: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

47

daging ayam

daging kambing

Ikan segar

ikan asin

ikan kalengan

udang segar

hati sapi

hati ayam

hati kambing

Otak

telur ayam

telur bebek

telur puyuh

PROTEIN NABATI

tempe

Tehu

kacang tanah

kacang hijau

kacang kedelai

kacang merah

oncom

selai kacang

LEMAK

margarin

mentega

santan

minyak kelapa sawit

minyak kelapa

minyak jagung

minyak zaitun

lemak sapi

Page 63: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

48

SUSU DAN PRODUKNYA

susu formula

Susu kental manis

susu pasteurisasi

Keju

es krim

yogurt

susu segar

Milo

dancow

SAYURAN

bayam

kangkung

buncis

kacang panjang

daun singkong

sawi hijau

sawi putih

caisin

touge

Kol

kembang kol

brokoli

labu siam

wortel

tomat

seledri

daun bawang

Page 64: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

49

BUAH-BUAHAN

pisang

pepaya

jeruk

semangka

melon

Apel

mangga

Pir

jambu air

jambu biji

rambutan

Duku

nangka

kelengkeng

durian

anggur

manggis

buah naga

LAIN- LAIN

gula pasir

gula merah

madu

Selai

Teh

Kopi

Sirup

kecap

saus tomat

saus sambel

agar-agar

permen

biskuit

Page 65: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

50

Lampiran 3. Food Model

Page 66: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

51

Lampiran 4. Timbangan GM-TD 150

Page 67: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

52

Lampiran 5. Output SPSS

1. Uji Normalitas Data Usia

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Usia (Bulan) ,113 82 ,012 ,974 82 ,101

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

2. Uji Normalitas Data BB, TB, dan Nilai Asupan Kalori pada Anak Laki-

Laki

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

BB (kg) ,168 36 ,012 ,866 36 ,000

TB (cm) ,071 36 ,200* ,988 36 ,962

Nilai Asupan Kalori ,228 36 ,000 ,809 36 ,000

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

3. Uji Normalitas Data BB, TB, dan Nilai Asupan Kalori pada Anak

Perempuan

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

BB (kg) ,149 46 ,012 ,936 46 ,014

TB (cm) ,088 46 ,200* ,981 46 ,662

Nilai Asupan Kalori ,101 46 ,200* ,925 46 ,006

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Page 68: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

53

4. Uji Chi-Square BB/U dengan Asupan Kalori

Crosstab

Count

BB/U

Total kurang normal lebih

Asupan

Kalori

Asupan

Kurang 0 23 5 28

Asupan

normal 2 27 3 32

Asupan Lebih 2 19 1 22

Total 4 69 9 82

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 4,428a 4 ,351

Likelihood Ratio 5,666 4 ,225

Linear-by-Linear

Association 4,087 1 ,043

N of Valid Cases 82

a. 6 cells (66,7%) have expected count less than 5. The

minimum expected count is 1,07.

5. Uji Chi-Square TB/U dengan Asupan Kalori

Crosstab

Count

TB/U

Total kurang normal lebih

Asupan

Kalori

Asupan

Kurang 2 24 2 28

Asupan

normal 5 26 1 32

Asupan Lebih 3 19 0 22

Total 10 69 3 82

Page 69: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

54

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 2,744a 4 ,602

Likelihood Ratio 3,423 4 ,490

Linear-by-Linear

Association 1,626 1 ,202

N of Valid Cases 82

a. 6 cells (66,7%) have expected count less than 5. The

minimum expected count is ,80.

6. Uji Chi-Square IMT/U dengan Asupan Kalori

Asupan Kalori * IMT/U Crosstabulation

Count

IMT/U

Total kurang normal lebih

Asupan

Kalori

Asupan

Kurang 2 17 9 28

Asupan

normal 1 24 7 32

Asupan Lebih 1 18 3 22

Total 4 59 19 82

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 3,190a 4 ,526

Likelihood Ratio 3,243 4 ,518

Linear-by-Linear

Association 1,229 1 ,268

N of Valid Cases 82

a. 3 cells (33,3%) have expected count less than 5. The

minimum expected count is 1,07.

Page 70: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

55

7. Uji Chi-Square BB/U dengan Asupan Kalori Setelah Penggabungan Sel

Crosstab

Count

BB/U

Total kurang normal lebih

AsupanKal

2

1,00 0 23 5 28

2,00 4 46 4 54

Total 4 69 9 82

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 3,929a 2 ,140

Likelihood Ratio 5,084 2 ,079

Linear-by-Linear

Association 3,752 1 ,053

N of Valid Cases 82

a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The

minimum expected count is 1,37.

8. Uji Chi-Square TB/U dengan Asupan Kalori Setelah Penggabungan Sel

Crosstab

Count

TB/U

Total kurang normal lebih

AsupanKal

2

1,00 2 24 2 28

2,00 8 45 1 54

Total 10 69 3 82

Page 71: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

56

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 2,313a 2 ,315

Likelihood Ratio 2,301 2 ,317

Linear-by-Linear

Association 2,024 1 ,155

N of Valid Cases 82

a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The

minimum expected count is 1,02.

9. Uji Chi-Square IMT/U dengan Asupan Kalori Setelah Penggabungan Sel

Crosstab

Count

IMT/U

Total kurang normal lebih

AsupanKal

2

1,00 2 17 9 28

2,00 2 42 10 54

Total 4 59 19 82

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square 2,670a 2 ,263

Likelihood Ratio 2,600 2 ,273

Linear-by-Linear

Association ,765 1 ,382

N of Valid Cases 82

a. 2 cells (33,3%) have expected count less than 5. The

minimum expected count is 1,37.

Page 72: HUBUNGAN S TATUS GIZI DENGAN ASUPAN KALORI ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29514...normal berdasarkan indikator BB/U, TB/U, dan IMT/U. Anak gemuk berdasarkan

57

10. Uji Alternatif Kolmogorov-Smirnov dengan Tabel 2 x K

Frequencies

AsupanKal

2 N

BB/U 1,00 28

2,00 54

Total 82

TB/U 1,00 28

2,00 54

Total 82

IMT/

U

1,00 28

2,00 54

Total 82

Test Statisticsa

BB/U TB/U IMT/U

Most Extreme

Differences

Absolute ,104 ,077 ,136

Positive ,104 ,077 ,136

Negative ,000 ,000 -,034

Kolmogorov-Smirnov Z ,449 ,329 ,585

Asymp. Sig. (2-tailed) ,988 1,000 ,883

a. Grouping Variable: AsupanKal2