hubungan riwayat atopik dan masa kerja dengan …/hubung… · hasil penelitian: hasil analisis...

49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN KEJADIAN DERMATITIS KONTAK IRITAN PADA PEKERJA CUCI MOTOR DI KECAMATAN JEBRES SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Nur Ismi Mustika Febriani G0009155 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN

KEJADIAN DERMATITIS KONTAK IRITAN PADA PEKERJA CUCI

MOTOR DI KECAMATAN JEBRES SURAKARTA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Nur Ismi Mustika Febriani

G0009155

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan penulis tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka. Surakarta, 6 Oktober 2012 Nur Ismi Mustika Febriani NIM. G.0009155

Page 3: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

ABSTRAK

Nur Ismi Mustika Febriani, G0009155, 2012. Hubungan Riwayat Atopik dan Masa Kerja dengan Kejadian Dermatitis Kontak Iritan pada Pekerja Cuci Motor di Kecamatan Jebres Surakarta. Skripsi, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Latar Belakang: Dermatitis kontak iritan merupakan 80% bentuk dermatosis akibat kerja.Riwayat atopik dan masa kerja merupakan faktor risiko terjadinya dermatitis kontak iritan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan riwayat atopik dan masa kerja dengan kejadian dermatitis kontak iritan pada pekerja cuci motor di Kecamatan Jebres Surakarta. Metode Penelitian: Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian adalah pekerja cuci motor yang berjenis kelamin laki-laki di Kecamatan Jebres Surakarta. Sampel yang digunakan sebanyak 60 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode fixed disesase purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner dan foto kasus. Data dianalisis dengan analisis regresi logistik ganda menggunakan program SPSS 17.0 for Windows. Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik dengan kejadian dermatitis kontak iritan. Pekerja cuci motor yang memiliki riwayat atopik berisiko 8,44 kali lebih besar untuk mengalami dermatitis kontak iritan daripada pekerja cuci motor tanpa riwayat atopik (OR = 8,44; CI 95% 2,203 s/d 32,341). Hasil analisis masa kerja juga menunjukkan hubungan yang signifikan dengan terjadinya dermatitis kontak iritan. Pekerja cuci motor dengan masa kerja 3 tahun memiliki risiko 4,91 kali untuk mengalami dermatitis kontak iritan daripada pekerja yang telah bekerja < 3 tahun (OR = 4,91; CI 95% 1,365 s/d 17,675). Simpulan Penelitian: Terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik dan masa kerja dengan kejadian dermatitis kontak iritan di Kecamatan Jebres Surakarta. Pekerja cuci motor dengan riwayat atopik dan masa kerja 3 tahun akan meningkatkan risiko terjadinya dermatitis kontak iritan. Kata kunci: riwayat atopik, masa kerja, dermatitis kontak iritan, pekerja cuci

motor

Page 4: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

ABSTRACT

Nur Ismi Mustika Febriani, G0009155, 2012. The Relation of Atopic History and Work Period with the Incidence of Irritant Contact Dermatitis on Motorcycle Wash Workers at District of Jebres in Surakarta. Mini thesis, Medical Faculty of Sebelas Maret University, Surakarta. Background: Irritant contact dermatitis is the most common form of occupational skin disease, accounting for up to 80% of all occupational skin disorders. Atopic history and work period are risk factors for irritant contact dermatitis. This study aimed to analyze the relation of atopic history and work period with the incidence of irritant contact dermatitis on motorcycle wash workers at District of Jebres in Surakarta. Method: This study was observational analytics with cross sectional approach. Subjects were male who worked in motorcycle wash at District of Jebres in Surakarta. Samples were 60 workers. This samples were taken by fixed disease purposive sampling. Data were collected by questionaire and digital autograph, then analyzed by multiple logistic regression analysis using SPSS 17.0 for windows. Result : The results of atopic history analysis showed that there was a positive relationship between atopic history and the incidence of irritant contact dermatitis. Motorcycle wash workers who had atopic history would increase the risk to get irritant contact dermatitis 8,44 times than atopic history (OR = 8,44; CI 95% 2,203 s/d 32.341). The results from analysis variable of work period showed significant relationship between work period and the incidence of irritant contact dermatitis. The worker who a greater risk 4,91 times than workers who had worked < 3 years (OR = 4,91; CI 95% 1,365 s/d 17,675). Conclusion : There was a positive relationship between atopic history and work period with the incidence of irritant contact dermatitis on motorcycle wash workers at District of Jebres in Surakarta. The motorcycle wash workers who had atopic histor increase the risk of irritant contact dermatitis. Keywords : irritant contact dermatitis, atopic history, work period, motorcycle

wash workers

Page 5: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

PRAKATA pujisyukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT, karena atas rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul Hubungan Riwayat Atopik dan Masa Kerja dengan Kejadian Dermatitis Kontak Iritan pada Pekerja Cuci Motor di Kecamatan Jebres Surakarta. Penelitian ini merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa penelitian tugas karya akhir ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM selaku Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Nurrachmat Mulianto, dr., Sp.KK, M.Sc. selaku Pembimbing Utama yang

telah berkenan meluangkan waktu memberikan bimbingan, saran, serta motivasi bagi penulis.

3. Hardjono, Drs., M.Si. selaku Pembimbing Pendamping yang telah menyediakan waktu untuk membimbing hingga terselesainya skripsi ini.

4. M. Eko Irawanto, dr., Sp.KK selaku Penguji Utama yang telah memberikan banyak kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

5. Andi Yok Siswosaputro, drg., M.Kes. selaku Penguji Pendamping yang telah memberikan banyak kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini.

6. Annang Giri Moelyo, dr., Sp.A, M.Kes. dan Ibu Muthmainah, dr., M.Kes.selaku Tim Skripsi FK UNS, atas perhatian yang sangat besar sehingga terselesaikannya skripsi ini.

7. Prof. Bhisma Murti, dr. MPH., M.Sc., Ph.D., yang telah berkenan memberikan bimbingan tambahan.

8. Tim Skripsi Perpustakaan FK UNS yang banyak membantu dalam penyelesaian skripsi.

9. Kedua orang tua saya tercinta, Suhardjo, dr. dan Machyurina Tanamas, SE yang senantiasa mendoakan, memberikan dukungan dan nasihat yang menenangkan hingga terselesaikannya skripsi ini.

10. Kakak dan adik-adikku tersayang yang memberikan semangat hingga penelitian ini terselesaikan.

11. Sahabat dekat tersayang, Cindy, Anita, Dhita, Dian, Humaira, serta pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang turut membantu terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Surakarta, Oktober 2012

Nur Ismi Mustika Febriani

Page 6: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................. ix

DAFTAR BAGAN............................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

2. Perumusan Masalah ......................................................................... 3

3. Tujuan Penelitian ............................................................................. 3

4. Manfaat Penelitian .......................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 5

A. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 5

1. Dermatitis Kontak Iritan .............................................................. 5

2. Riwayat Atopik ............................................................................ 10

3. Dermatitis Kontak Iritan pada Pekerja Cuci Motor...................... 17

4. Hubungan Riwayat Atopik dan Masa Kerja dengan Dermatitis

Kontak Iritan pada Pekerja Cuci Motor...................................... 18

B. Kerangka Pemikiran......................................................................... 21

C. Hipotesis ......................................................................................... 22

BAB III METODE PENELITIAN....................................................................... 23

A. Jenis Penelitian................................................................................. 23

B. Lokasi Penelitian.............................................................................. 23

C. Subyek Penelitian ............................................................................. 23

D. Besar Sampel .................................................................................... 23

E. Teknik Pengambilan Sampel............................................................ 24

F. Rancangan Penelitian ....................................................................... 25

G. Identifikasi Variabel Penelitian ........................................................ 26

H. Definisi Operasional Variabel Penelitian ......................................... 26

I. Instrumen Penelitian......................................................................... 28

J. Cara Kerja ....................................................................................... 28

Page 7: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

K. Teknik Analisis Data ..................................................................... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................... 30

A. Karakteristik Subyek Penelitian ....................................................... 30

B. Analisis Regresi Logistik Ganda ...................................................... 32

BAB V PEMBAHASAN ................................................................................... 34

A. Dermatitis Kontak Iritan pada Pekerja Cuci Motor......................... 34

B. Hubungan Riwayat Atopik dengan Kejadian Dermatitis Kontak

Iritan................................................................................................. 35

C. Hubungan Masa Kerja dengan Kejadian Dermatitis Kontak

Iritan................................................................................................. 37

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 39

A. Simpulan .......................................................................................... 39

B. Saran ................................................................................................. 39

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 40

LAMPIRAN

Page 8: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur........................................... 30

Tabel 4.2. Distribusi Sampel Berdasarkan Masa Kerja.................................. 31

Tabel 4.3. Distribusi Sampel Berdasarkan Riwayat Atopik ........................... 32

Tabel 4.4. Hasil Analisis Regresi Logistik Ganda .......................................... 33

Page 9: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Skema Kerangka Pemikiran 21

Bagan 3.1 Skema Rancangan Penelitian 25

Page 10: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Surat Ijin Penelitian dari Fakultas Kedokteran

Lampiran 2. Identitas Sampel dan Informed Consent

Lampiran 3. Kuesioner Penelitian

Lampiran 4. Data Responden Penelitian

Lampiran 5. Hasil Analisis Data Penelitian

Lampiran 6. Foto Kasus

Page 11: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dermatitis kontak adalah kondisi peradangan pada kulit yang

disebabkan oleh faktor eksternal berupa substansi yang berinteraksi dengan

kulit (National Occupational Health and Safety Commision, 2006). Dermatitis

kontak berdasarkan penyebabnya dapat diklasifikasikan menjadi dermatitis

kontak iritan (DKI) dan dermatitis kontak alergi (DKA). Dermatitis kontak

iritan terjadi akibat terpajan bahan kimia serta faktor mekanik seperti gesekan,

trauma, dan tekanan, sedangkan DKA merupakan respon hipersensitivitas

terhadap alergen sehingga menimbulkan peradangan pada kulit. Dermatitis

kontak iritan merupakan 80% bentuk dermatosis akibat kerja (Wolff et al.,

2008). Prevalensi DKI akibat kerja di Australia mencapai 44% (Cahill et al.,

2012). Sedangkan di Surabaya, prevalensi DKI sebesar 67,7% (Savitri dan hari,

2001). Sebuah penelitian pada pabrik pengolahan aki bekas di Semarang

menyebutkan bahwa sebesar 75% pekerja menderita DKI (Octovanni, 2009).

Salah satu faktor risiko terjadinya DKI adalah pekerjaan basah karena

kulit sering kontak dengan air, deterjen, dan sabun sehingga kulit menjadi

kering (Visser et al., 2011). Kuantitas paparan zat iritan pada kulit berpengaruh

terhadap timbulnya DKI. Semakin sering kulit kontak dengan zat-zat iritan,

semakin besar risiko menderita DKI. Pada pekerjaan basah, durasi paparan

lebih dari 3 jam per hari menjadi faktor risiko utama terjadinya DKI. Sebanyak

Page 12: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

10% pekerja yang kontak terlalu lama dengan air kulitnya menjadi kering dan

mudah teriritasi (Sood dan Taylor, 2006). Sebuah penelitian padapetugas

kebersihan di Denmark, hasilnya 43% pekerja menderita DKI setelah 1 tahun

bekerja dan risiko timbulnya DKI berkembang lebih tinggi pada pekerja yang

telah bekerja lebih dari 2 tahun (Nielsen, 2006). Penelitian lain mengenai DKI

di Lhoksumawe, sebanyak 61,5% pekerja yang menderita DKI telah bekerja

selama 6-9 tahun, sedangkan pekerja dengan masa kerja 1-5 tahun hanya

18,1% yang menderita DKI (Erliana, 2008).

Atopik merupakan suatu reaksi yang tidak biasanya, berlebihan

(hipersensitivitas) dan disebabkan oleh paparan benda asing yang terdapat di

dalam lingkungan kehidupan manusia. Atopik merupakan istilah yang dipakai

untuk sekelompok penyakit pada individu yang cenderung diturunkan atau

bersifat familial. Sindroma atopik disini meliputi dermatitis atopik (DA), rinitis

alergi, dan asma bronkial (Sularsito dan Djuanda, 2007). Individu yang

memiliki riwayat atopik berisiko tinggi terkena DKI daripada orang normal,

risiko terjadinya DKI meningkat dua kali lipat pada individu dengan riwayat

atopik (Nixon, 2005).

Riwayat atopik ditemukan pada 32% penderita DKI, hal ini disebabkan

adanya gangguan fungsi sawar kulit pada penderita atopik (Garcon et al.,

2010). Pekerja cuci motor berisiko tinggi menderita DKI. Dalam proses

pencucian, pekerja akan terpapar air dan sabunsecara -menerus sehingga dapat

mengganggu fungsi sawar kulit. Kondisi lingkungan kerja yang lembab, basah,

dan kurangnya kesadaran pekerja dalam menggunakan alat pelindung diri

Page 13: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

semakin meningkatkan risiko terjadi DKI. Melihat banyaknya pengguna

kendaraan bermotor di kalangan mahasiswa, maka lingkungan sekitar kampus

merupakan salah satu lokasi yang berpotensi cukup baik untuk

mengembangkan usaha ini. Menurut hasil survei peneliti, jumlah tempat cuci

motor di Kecamatan Jebres Surakarta kurang lebih sebanyak 29 tempat dengan

pekerja 2-4 orang pada setiap tempat cuci motor.

Berdasarkan alasan tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan

riwayat atopik dan masa kerja dengan kejadian DKI pada pekerja cuci motor di

Kecamatan Jebres Surakarta.

B. Rumusan Masalah

Apakah terdapat hubungan riwayat atopik dan masa kerja dengan

kejadian DKI pada pekerja cuci motor di Kecamatan Jebres Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan riwayat atopik

dan masa kerja dengan kejadian DKI pada pekerja cuci motor di Kecamatan

Jebres Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong

perkembangan ilmu kedokteran dan penelitian selanjutnya mengenai DKI.

Page 14: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

2. Manfaat Praktis

Diharapkan dapat memberi masukan kepada masyarakat mengenai

pentingnya dilakukan upaya pencegahan maupun penatalaksanaan yang

tepat untuk kasus DKI.

Page 15: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Dermatitis Kontak Iritan (DKI)

a. Definisi

Dermatitis kontak iritan merupakan reaksi inflamasi akibat

paparan bahan-bahan yang bersifat toksik (James et al., 2006).

Dermatitis kontak iritan dibedakan menjadi:

1) Dermatitis kontak iritan akut

Dermatitis kontak iritan akut merupakan suatu bentuk

DKI yang sering diakibatkan oleh paparan tunggal bahan iritan,

terutama disebabkan oleh bahan-bahan iritan yang bersifat asam

kuat maupun basa kuat. Penyakit ini onsetnya cepat dan

manifestasi klinis dapat timbul dalam beberapa menit setelah

terpapar bahan toksik (Turkington dan Dover, 2007).

Manifestasi klinis yang timbul pada DKI akut adalah

kulit terasa pedih atau panas, eritema, vesikel, bula, dan bisa

menjadi nekrosis. Luas kelainannya sebatas daerah yang terkena

dan lesinya berbatas tegas (Wolff et al., 2008). Secara klasik,

DKI akut biasanya sembuh segera setelah pajanan tanpa adanya

pajanan ulang, hal ini disebut sebagai decrescendo phenomenon

(Chew dan Maibach, 2006).

Page 16: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

2) Dermatitis kontak iritan kronis

Dermatitis kontak iritan kronis sering terjadi setelah

terpapar oleh bahan-bahan iritan ringan secara berulang seperti

air, sabun, dan deterjen. Dermatitis ini disebut juga sebagai DKI

kumulatif. Gejala klinis yang muncul berupa kulit kering,

eritema, skuama, dan lambat laun akan menjadi hiperkeratosis

serta terbentuk fisura jika kontak berlangsung. Distribusi DKI

kumulatif biasanya dimulai dari sela-sela jari kemudian

menyebar ke bagian dorsal dan telapak tangan. Pada ibu rumah

tangga, biasanya lesi dimulai dari ujung jari (Wolff et al., 2008).

b. Patogenesis

Kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel oleh paparan

bahan iritan yang bersifat kimiawi maupun fisis. Bahan iritan dapat

merusak stratum korneum, mendenaturasi keratin, menipiskan

lapisan lemak pada stratum korneum, dan mengubah daya ikat air

pada kulit. Kebanyakan bahan iritan (toksin) merusak membran

lemak pada keratinosit tetapi sebagian dapat menembus membran

sel dan merusak lisosom, mitokondria atau komplemen inti (Streit,

2001).

Kerusakan membran akan mengaktifkan fosfolipase dan

melepaskan asam arakidonat (AA), diasilgliserida (DAG), platelet

activating factor (PAF), dan inositida (IP3). AA dirubah menjadi

prostaglandin (PG) dan leukotrien (LT). PG dan LT menginduksi

Page 17: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

vasodilatasi, dan meningkatkan permeabilitas vaskuler sehingga

mempermudah transudasi komplemen dan kinin. PG dan LT juga

bertindak sebagai kemotraktan kuat untuk limfosit dan neutrofil,

serta mengaktifasi sel mast melepaskan histamin, LT dan PG lain,

serta PAF, sehingga memperkuat perubahan vaskuler. DAG dan

second messenger lain menstimulasi ekspresi gen dan sintesis

protein, misalnya interleukin-1 (IL-1) dan granulocyte

macrophage-colony stimulating factor (GM-CSF). IL-1

mengaktifkan sel T-helper untuk mengeluarkan IL-2 dan

mengekspresi reseptor IL-2 yang menimbulkan stimulasi autokrin

dan proliferasi sel tersebut. Keratinosit juga mengekspresikan

molekul permukaan HLA-DR dan molekul adhesi intersel (ICAM-

1). Saat kontak dengan bahan iritan, keratinosit juga melepaskan

TNF- yang dapat mengaktifasi sel T,

makrofag dan granulosit. TNF- menginduksi ekspresi

molekul adhesi sel dan pelepasan sitokin. Rentetan kejadian

tersebut menimbulkan gejala peradangan klasik di tempat

terjadinya kontak pada kulit (Beltrani et al., 2006).

c. Faktor-faktor predisposisi

1) Faktor endogen

a) Jenis kelamin

Dermatitis kontak iritan mayoritas terjadi pada wanita

dan mengenai daerah tangan. Hal ini disebabkan karena

Page 18: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

wanita lebih sering terpapar oleh bahan iritan dan air bukan

disebabkan oleh perbedaan struktur maupun kerentanan pada

kulit.

b) Riwayat atopik

Penderita atopik kulitnya sangat rentan terhadap bahan

iritan karena ambang batas iritasinya rendah, terganggunya

fungsi barier kulit, dan proses penyembuhan yang lambat

(Wolff et al., 2008).

c) Usia

Kulit anak-anak usia kurang dari 8 tahun sangat rentan

terhadap absorbsi perkutan oleh bahan kimia sehingga mudah

terjadi DKI. Pengaruh proses penuaan terhadap kulit sampai

saat ini masih diperdebatkan. Data epidemiologi

menunjukkan adanya penurunan kejadian DKI pada orang tua

karena terjadi penurunan respon inflamasi. Namun, hasil

studi eksperimen menunjukkan adanya penurunan fungsi

barier kulit serta penipisan kulit pada orang tua yang dapat

meningkatkan risiko terjadinya iritasi (Wilhelm, 2006).

d) Genetik

Studi terbaru meneliti tentang keterlibatan gen-gen

polimorfisme pada fungsi barier kulit, yaitu: gen filaggrin

(FLG) dan gen late cornified envelope (LCE). Kedua gen ini

terletak di dalam kompleks diferensiasi epidermal yang

Page 19: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

berperan dalam diferensiasi epidermal dan pembentukan

stratum korneum. Filaggrin merupakan suatu gen yang

berperan dalam agregasi filamen-filamen keratin. Pembawa

mutasi gen FLG pada stratum korneumnya terdapat

penurunan jumlah Natural Moisturizing Factor (NMF) dan

gangguan fungsi barier kulit (Kezic et al., 2009).

2) Faktor eksogen

a) Kandungan bahan iritan

Kandungan bahan iritan di sini meliputi pH,

konsenterasi, ukuran molekul, kelarutan, dan ionisasi dari

bahan iritan.

b) Karakteristik paparan

Karakteristik paparan bahan iritan di antaranya yaitu:

jumlah bahan iritan yang mengenai kulit, lama paparan, dan

paparan bahan iritan secara terus-menerus dan berulang.

c) Lingkungan

Tempat kerja yang panas dan lembab maupun suhu

udara yang dingin dapat menurunkan kadar air pada stratum

korneum sehingga kulit rentan terhadap bahan iritan (Wolff,

et al., 2008).

Page 20: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

2. Riwayat Atopik

yang dipakai oleh sekelompok penyakit pada individu yang

mempunyai riwayat keadaan kepekaan dalam keluarganya, misal DA,

rinitis alergi, dan asma bronkial (Sularsito dan Djuanda, 2007).

a. Dermatitis atopik (DA)

1) Definisi

Dermatitis atopik adalah penyakit kulit inflamasi kronis

yang berhubungan dengan gejala atopik lainnya seperti, rinitis

alergi, asma bronkial, dan konjungtivitis alergi. Dermatitis

atopik biasanya muncul sebelum usia 2 tahun. Pasien dengan

riwayat DA berisiko tinggi terserang gejala atopik lainnya di

kemudian hari (Remitz dan Reitamo, 2008).

2) Patogenesis

Patogenesis DA belum diketahui secara pasti. Gangguan

tersebut muncul akibat interaksi yang kompleks dari gangguan

fungsi sawar kulit, kelainan sistem imun, faktor lingkungan, dan

agen infeksi. Gangguan pada fungsi sawar kulit menyebabkan

peningkatan trans-epidermal water loss (TEWL) serta penetrasi

alergen dan mikroba ke dalam kulit. Kolonisasi Staphylococcus

aureus ditemukan pada 90% penderita DA (Watson dan Kapur,

2011). Imunopatogenesis DA dimulai dengan paparan alergen

dari luar yang mencapai kulit, baik melalui sirkulasi atau kontak

Page 21: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

langsung dengan kulit. Pada paparan pertama terjadi sensitisasi,

dimana alergen akan ditangkap oleh sel penyaji antigen untuk

diproses dan disajikan kepada limfosit T dengan bantuan MHC

class II, sehingga sel T menjadi aktif dan mengenali alergen

tersebut melalui reseptor sel T (Novak, 2008).

Setelah paparan, sel T akan berdiferensiasi menjadi

subpopulasi sel Th2 karena mensekresi IL-4, sitokin ini akan

merangsang aktifitas sel B untuk menjadi sel plasma dan

memproduksi IgE (yang spesifik terhadap alergen). Setelah IgE

ada di dalam sirkulasi, maka IgE berikatan dengan sel mast dan

basofil. Pada paparan alergen berikutnya, IgE telah tersedia pada

permukaan sel mast, sehingga terjadi ikatan antara alergen

dengan IgE. Ikatan ini akan memicu pengeluaran mediator-

mediator inflamasi seperti leukotrien C4, prostaglandin D2, dan

lain sebagainya. Sindroma atopik ditandai dengan respon imun

Th2 yang dominan serta didapatkan produksi sitokin Th2 yang

berlebihan, oleh karena itu disebut Th2 disease (Novak, 2008).

3) Manifestasi Klinis

a) Tipe Bayi (0-1tahun)

Dermatitis atopik tipe ini mulai muncul pada usia 3

bulan. Lesi berupa bercak eritema disertai rasa gatal dan

dapat timbul krusta yang sering disebabkan karena infeksi

Page 22: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

sekunder. Predileksi tipe ini pada daerah kulit kepala dan

pipi.

b) Tipe anak (1-4 tahun)

Gejala klinis yang ditemukan berupa lesi kering,

simetris eritematosa, likenifikasi, karena garukan terlihat

pula ekskoriasi memanjang dan krusta. Predileksi tipe ini

pada daerah lipat siku, lipat lutut, leher, dan tangan.

c) Tipe remaja ( 4-16 tahun )

Gejala klinis berupa eksim dan biasanya simetris.

Predileksi tipe ini pada daerah fleksor tangan dan kaki.

d) Tipe Dewasa (di atas 16 tahun)

Pada tipe dewasa, eksim umumnya ditemukan di

daerah muka, tubuh bagian atas, area fleksor, dan tangan.

Stres dan faktor lingkungan menjadi faktor pemicu utama

timbulnya DA pada orang dewasa (Remitz dan Reitamo,

2008).

4) Kriteria Diagnosis

ditegakkan bila dijumpai lebih dari 3 kriteria mayor dan lebih

dari 3 kriteria minor.

Kriteria mayor dermatitis atopik adalah: a) pruritus; b)

dermatitis di muka atau ekstensor pada bayi/anak dan di fleksura

Page 23: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

pada dewasa; c) dermatitis kronis atau residif; d) riwayat atopik

pada penderita atau keluarganya.

Kriteria minor dermatitis atopik adalah: a) xerosis; b)

infeksi kulit (khususnya oleh S.aureus dan virus herpes

simplek); c) dermatitis nonspesifik pada tangan atau kaki; d)

iktiosis/hiperlinear palmaris/keratosis pilaris; e) ptiriasis alba; f)

dermatitis di papila mamae; g) keilitis; h) lipatan infra orbital

Dennie-Morgan; i) konjungtivitis berulang; j) keratokonus; k)

katarak subkapsular anterior; l) orbita menjadi gelap; m) muka

pucat atau eritem; n) gatal bila berkeringat; o) intoleran terhadap

wol atau pelarut lemak; p) aksentuasi perifolikuler; q)

hipersensitif terhadap makanan; r) perjalanan penyakit

dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan atau emosi; s) tes kulit

alergi tipe dadakan dan atau emosi; t) kadar IgE di dalam serum

meningkat; u) awitan pada usia dini (Friedmann dan Holden,

2004).

b. Asma bronkial

1) Definisi

Asma merupakan gangguan inflamasi kronis jalan nafas

yang melibatkan berbagai sel inflamasi. Dasar penyakit ini

adalah hiperaktivitas bronkus yang mengakibatkan obstruksi

Page 24: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

jalan nafas sehingga menimbulkan gejala sesak (Mansjoer et al.,

2001).

2) Patofisiologi

Sama halnya dengan kondisi atopik lainnya, asma selalu

dikaitkan dengan peningkatan sel Th2. Peningkatan sel Th2

memicu pelepasan sitokin spesifik seperti IL-4, IL-5, IL-9, dan

IL-13 yang menyebabkan peradangan eosinofilik dan memicu

produksi IgE oleh sel mast. Produksi IgE ini dapat memicu

pelepasan mediator-mediator inflamasi seperti histamin dan

leukotrien yang menyebabkan spasme bronkus, edema, dan

peningkatan sekresi mukus, sehingga timbul gejala asma (Kim

dan Mazza, 2011). Mediator inflamasi dan sitokin yang

dilepaskan pada fase awal merupakan respon imun terhadap

paparan alergen yang memicu respon inflamasi lebih lanjut

sehingga terjadi peradangan pada saluran nafas dan

hiperreaktivitas bronkus (Rengganis, 2008).

3) Diagnosis

Diagnosis asma dapat ditegakkan melalui anamnesis,

pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang fungsi paru yang

digunakan untuk diagnosis pasti. Pada anamnesis didapatkan

gejala batuk dan sesak nafas yang rekuren serta ditemukan

riwayat atopik pada keluarga (Kim dan Mazza, 2011). Pada

pemeriksaan fisik ditemukan suara wheezing, polip hidung, dan

Page 25: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

nafas cepat. Pemeriksaan penunjang yang biasa dilakukan untuk

memastikan diagnosis asma adalah pemeriksaan spirometri.

Pemeriksaan spirometri ini dilihat dari respon pengobatan

dengan bronkodilator. Pemeriksaan dilakukan sebelum dan

sesudah pemberian bronkodilator hirup golongan beta

adrenergik. Peningkatan Volume Ekspirasi Paksa (VEP) atau

Kapasitas Vital Paksa (KVP) sebanyak 20% menegakkan

diagnosis asma (Juhn et al., 2011).

c. Rinitis alergi

1) Definisi

Rinitis alergi adalah penyakit inflamasi yang disebabkan

oleh reaksi alergi pada pasien atopik yang sebelumnya sudah

tersensitasi dengan alergen yang sama serta dilepaskannya suatu

mediator inflamasi ketika terjadi paparan berulang dengan

alergen spesifik tersebut (Irawati, 2007).

2) Patofisiologi

Ketika pasien rinitis alergi terpapar alergen, reaksi alergi

berkembang sesuai dengan urutan waktu. Reaksi pertama

disebut reaksi awal, dimana terdapat peningkatan sel-sel

inflamasi seperti sel mast, CD4+, sel T, sel B, makrofag, dan

eosinofil yang menginfiltrasi lapisan hidung. Sel-sel inflamasi

ini didominasi oleh sel Th2 dan mampu mengeluarkan sitokin-

Page 26: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

sitokin misalnya, IL-3, IL-4, IL-5, dan IL-13 yang memicu sel

plasma memproduksi IgE. Produksi IgE ini dapat memicu

pelepasan mediator inflamasi seperti histamin dan leukotrien

yang bertanggung jawab atas dilatasi arteriol, peningkatan

permeabilitas kapiler, gatal-gatal, pilek, sekresi mukosa, dan

kontraksi otot polos (Small dan Kim, 2011). Sedangkan pada

reaksi akhir yang berperan adalah kemotaksis eosinofil.

Beberapa sel-sel inflamasi seperti eosinofil, sel mast, dan sel T

migrasi ke mukosa hidung dan memecah jaringan hidung

normal sehingga menyebabkan obstruksi pada hidung (Gi min,

2010).

3) Diagnosis

Diagnosis rinitis alergi ditegakkan melalui anamnesis

dan pemeriksaan fisik. Pada anamnesis, ditemukan gejala

hidung tersumbat, hidung gatal, bersin, mata merah, dan

terkadang ditemukan sesak nafas. Sebanyak 78% penderita asma

menderita rinitis alergi. Riwayat keluarga juga penting

ditanyakan terkait penyakit yang berhubungan dengan alergi

(Angier et al., 2010). Pada pemeriksaan rinoskopi anterior

tampak mukosa edema, basah, berwarna pucat atau livid disertai

sekret yang encer dan banyak. Bila gejala persisten, mukosa

inferior tampak hipertrofi (Irawati, 2007). Pemeriksaan

penunjang juga diperlukan untuk mengetahui alergen penyebab

Page 27: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

rinitis ini. Skin Prick Test dianggap sebagai metode utama untuk

mengidentifikasi alergen spesifik yang memicu timbulnya rinitis

alergi (Small dan Kim, 2011).

3. Dermatitis Kontak Iritan pada Pekerja Cuci Motor

Jenis surfaktan yang sering digunakan pada tempat cuci

mobil atau cuci motor yaitu Sodium lauryl ether sulfate. Surfaktan

jenis ini dapat menghasilkan busa banyak dan daya bersihnya baik.

Setelah surfaktan, kandungan lain yang penting adalah penguat

(builder), zat ini mampu meningkatkan efisiensi surfaktan. Builder

berfungsi menciptakan kondisi keasaman yang tepat agar proses

pembersihan dapat berlangsung lebih baik serta membantu

mendispersikan dan mensuspensikan kotoran yang telah lepas.

Bahan kimia yang sering digunakan sebagai builder adalah Ethylene

Diamine Tetra Acetat/EDTA. Filter adalah bahan tambahan yang

berfungsi menambah kuantitas, pada umumnya digunakan Natrium

Sulfat (Na2SO4). Foam Booster untuk menambah jumlah busa.

Dimethyl Poly Siloxane, berfungsi untuk mengkilapkan dan

melicinkan permukaan cat mobil. Aditif adalah bahan tambahan

untuk membuat produk menjadi lebih menarik, misalnya pewangi,

pemutih, dan pewarna (Perkowski, 2005).

Surfaktan adalah suatu senyawa organik yang bersifat

amphifilik. Penggunaan surfaktan terbagi atas tiga golongan, yaitu

Page 28: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

sebagai bahan pembasah, bahan pengemulsi, dan bahan pelarut.

Penggunaan surfaktan ini bertujuan untuk meningkatkan kestabilan

emulsi dengan cara menurunkan tegangan permukaan cairan

(Setiarso dan Purwanti, 2006). Surfaktan mampu mendenaturasi

protein sehingga mengakibatkan kerusakan membran sel keratinosit.

Sabun dengan pH alkali juga dapat merusak lapisan lemak pada

stratum korneum sehingga menyebabkan kulit kering

(Mukhopadhyay, 2011).

4. Hubungan Riwayat Atopik dan Masa Kerja dengan Dermatitis

Kontak Iritan pada Pekerja Cuci Motor

Barier permeabilitas kulit terutama berada di bawah stratum

korneum, terdiri dari korneosit dan lipid interseluler. Di

dalam korneosit terdapat NMF yang mampu mengikat air dan

berfungsi mencegah dehidrasi pada epidermis. Natural Moisturizing

Factor merupakan senyawa kimia yang sangat larut dalam air dan

mudah keluar dari sel bila kontak dengan air. Elastisitas kulit sangat

bergantung pada kandungan air dalam kulit. Kulit yang sehat

mempunyai kandungan air yang tinggi. Oleh karena itu, kontak

dengan air berulang dapat membuat kulit menjadi kering (Baumann,

2002). Lipid ekstraseluler di stratum korneum merupakan faktor

penting dalam mempertahankan kadar air. Lemak tersebut terdiri dari

40% ceramid, sekitar 25% asam lemak dan 20% kolesterol.

Page 29: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Perubahan struktur pada ketiga komponen lemak tersebut serta

perubahan pada struktur korneosit dapat menyebabkan gangguan

fungsi sawar kulit. Pada penderita atopik terjadi penurunan kadar

ceramid yang nyata sehingga menyebabkan kulit menjadi kering.

Selain itu, kulit penderita atopik memiliki pH yang lebih tinggi dari

orang normal sehingga menghambat proses pemulihan akibat lesi

pada kulit (Breuer dan John, 2011).

Kulit kering merupakan salah satu gejala DA yang disebabkan

oleh penurunan kandungan air di lapisan stratum korneum. Hal ini

terjadi diduga akibat kadar lipid epidermis menurun, TEWL

meningkat, dan skin capacitance (kemampuan stratum korneum

mengikat air) menurun. Kulit yang kering mengakibatkan ambang

rangsang gatal menurun dan menimbulkan sensasi menggaruk.

Garukan ini menyebabkan kerusakan sawar kulit sehingga

memudahkan mikroorganisme maupun bahan iritan masuk (Odom et

al., 2000).

Pekerja yang telah lama bekerja memiliki risiko lebih besar

terkena DKI karena lebih banyak terpajan bahan kimia (Sularsito dan

Djuanda, 2007). Zat kimia dapat melarutkan lemak di permukaan

kulit dan merusak stratum korneum sehingga fungsi barier kulit

menurun. Setiap zat kimia memiliki kemampuan yang berbeda untuk

menimbulkan reaksi iritan. Iritan yang lemah butuh waktu cukup

lama untuk dapat penetrasi melalui pori-pori kulit. Namun, apabila

Page 30: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

konsenterasi zat kimia ini tinggi, maka tidak menutup kemungkinan

terjadi reaksi iritasi yang lebih cepat (Taylor et al., 2008). Surfaktan

yang terdapat pada sabun cuci motor dapat mengakibatkan kulit

kering atau xerosis. Kulit kering ini menggambarkan hilangnya atau

berkurangnya kadar kelembaban stratum korneum, yang merupakan

barier hidrasi yang sangat penting dalam mempertahankan

kelembaban kulit (Wuthrich et al., 2007).

Akibat defek tersebut, kulit menjadi lebih rentan terhadap

bahan iritan, karena penetrasi antigen lebih mudah masuk. Pajanan

ulang dengan bahan iritan akan menyebabkan toleransi sehingga

terjadi peningkatan reaksi inflamasi. Semakin sering pekerja terpajan

dengan bahan iritan,maka akan semakin besar risikonya menderita

dermatitis kontak (Wutrich et al., 2007).

Page 31: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Kerangka Pemikiran

Bagan 2.1 Kerangka Pemikiran

Riwayat Atopik

Perubahan struktur korneosit dan lapisan lemak ekstraseluler (ceramid, asam lemak, dan

kolesterol

Dermatitis Kontak Iritan (DKI)

T

Kulit kering (xerosis)

Pajanan ulang bahan iritan

Masa kerja

Faktor eksogen: 1. Kandungan bahan iritan 2. Lingkungan

Faktor endogen: 1.Usia 2.Jenis kelamin

Pekerja cuci motor

Page 32: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Keterangan:

: diteliti

: : tidak diteliti

C. Hipotesis

Terdapat hubungan antara riwayat atopik dan masa kerja dengan

kejadian DKI pada pekerja cuci motor. Pekerja yang memiliki riwayat atopik

dan masa kerja lebih lama memiliki risiko lebih besar untuk menderita DKI.

Page 33: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini observasional analitik dengan pendekatan cross

sectional.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Jebres Surakarta.

C. Subyek penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah pekerja cuci motor yang memenuhi

kriteria inklusi dan eksklusi, sebagai berikut.

1. Kriteria inklusi:

a. Laki-laki usia 20-50 tahun.

b. Terpapar air dan sabun cuci motor.

c. Bersedia menandatangani lembar persetujuan keikutsertaan dalam

penelitian.

2. Kriteria eksklusi:

Pekerja yang menggunakan alat pelindung diri berupa sarung tangan,

krim pelindung, maupun sepatu boots.

D. Besar Sampel

Rasio yang dianjurkan antara ukuran sampel dan jumlah variabel

independen adalah (Murti, 2010) :

n= 15 hingga 20 subjek per variabel independen

Page 34: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Penelitian ini menggunakan dua variabel independen yaitu riwayat

atopik dan masa kerja. Dengan demikian sampel yang dibutuhkan untuk

penelitian ini sebesar 30 subyek.

E. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara non probability sampling, yaitu

purposive sampling, setiap subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi

dimasukkan dalam sampel penelitian sampai kurun waktu yang ditetapkan.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah fixed disease

sampling, yaitu pemilihan subjek berdasarkan status penyakit subjek. Fixed

disease sampling memastikan jumlah subjek penelitian yang cukup dalam

kelompok-kelompok berpenyakit (kasus) dan tidak berpenyakit (kontrol)

(Murti, 2010).

Page 35: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

F. Rancangan Penelitian

Bagan 3.1 Rancangan Penelitian

Pekerja cuci motor

Kriteria inklusi dan eksklusi

Sampel

Pemeriksaan fisik

Fixed disease sampling

Analisis statistik

Dermatitis kontak iritan

Masa kerja < 3 tahun

Masa

3 tahun

Riwayat Atopik (-)

Masa kerja < 3 tahun

Masa

3 tahun

Riwayat Atopik (+)

Page 36: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

G. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas : Riwayat atopik dan masa kerja

2. Variabel Terikat : Dermatitis kontak iritan (DKI)

3. Variabel luar :

a. Terkendali:

1) Usia

2) Jenis kelamin

b. Tidak terkendali:

1) Kandungan bahan iritan

2) Status imunologi

H. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Variabel bebas :

a. Riwayat atopik

1) Definisi: riwayat atopik dalam penelitian ini meliputi DA, rinitis

alergi, dan asma bronkial. Riwayat atopik dapat diketahui melalui

kuesioner, apabila pasien pernah ataupun sedang menderita salah

satu penyakit diatas.

2)Alat ukur: kuesioner

3)Skala pengukuran: nominal

b. Masa kerja

1) Definisi: masa kerja adalah lamanya subyek menekuni bidang

pekerjaan cuci mo

tahun.

Page 37: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

2) Alat ukur: kuesioner

3) Skala pengukuran: ordinal

2. Variabel terikat :Dermatitis kontak iritan (DKI)

a. Definisi : dermatitis kontak iritan merupakan reaksi inflamasi pada kulit

akibat paparan bahan toksik (James et al., 2006). Pada penelitian ini,

DKI terjadi akibat paparan air dan bahan kimia pada sabun cuci motor.

Gejala klinis yang didapat berupa kulit kering, terasa gatal dan panas,

seperti: terbakar, eritema, nyeri karena kulit retak/fisura, vesikel, dan

sebagainya.

b. Alat ukur:kuesioner dan pemeriksaan fisik. Penegakan diagnosis DKI

didapat dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik. Anamnesis

dilakukan dengan mengisi kuesioner dan pemeriksaan fisik

dilakukandengan mengambil gambar (foto) yang kemudian divalidasi

oleh dokter spesialis kulit.

c. Skala pengukuran : nominal

3. Variabel luar:

a. Terkendali

1) Usia : pada penelitian ini rentang usia yang digunakan adalah 20-50

tahun.

2) Jenis kelamin: penelitian ini menggunakan jenis kelamin laki-laki,

karena mayoritas pekerja cuci motor adalah laki-laki.

Page 38: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

b. Tidak terkendali

1) Status imunologi : status imunologi pada penelitian ini adalah

keadaan imunitas subyek, hal ini sulit untuk dikendalikan karena

perlu pemeriksaan tambahan.

2) Kandungan bahan iritan : campuran dan kadar bahan kimia yang

digunakan sebagai sabun cuci motor berbeda-beda disamping

bahan standar. Bahan campuran ini merupakan ciri khas tiap-tiap

tempat cuci motor, sehingga sulit untuk dikendalikan.

I. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen:

1. Lembar persetujuan keikutsertaan dalam penelitian.

2. Kuesioner riwayat atopik, masa kerja, dan kejadian DKI.

3. Kamera digital Nikon Coolpix S570 12Mp.

4. Software SPSS 17.0 for Windows.

J. Cara Kerja

Cara kerja dalam penelitian ini adalah:

1. Peneliti menentukan sampel pasien DKI.

2. Subjek penelitian mengisi biodata.

3. Subjek penelitian mengisi kuesioner riwayat atopik, masa kerja, dan

kejadian DKI.

4. Peneliti melakukan pemeriksaan untuk mendiagnosis DKI dengan

anamnesis dan pemeriksaan fisik, kemudian mengkonsultasikan gambar

(foto) kasus kepada dokter spesialis kulit.

Page 39: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

5. Pengumpulan data didapat dari hasil pengisian kuesioner. Data yang

terkumpul kemudian dianalisis dengan program SPSS versi 17.0 for

Windows.

K. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis multivariat yaitu uji regresi

logistik ganda dengan program Statistical Package for Social Sciences (SPSS)

17.0 for Windows.

Page 40: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2012. Dari 26 tempat cuci motor di

Kecamatan Jebres Surakarta didapatkan jumlah subjek keseluruhan sebanyak 60

orang, dengan distribusi: 30 subjek merupakan kelompok menderita DKI dan 30

subjek merupakan kelompok yang tidak menderita DKI.

A. Karakteristik Subjek Penelitian

1. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur

Dalam penelitian ini didapatkan bahwa subjek penelitian terbanyak

merupakan pekerja cuci motor dengan rentang usia 20-29 tahun, yaitu

sebanyak 31 pekerja atau 51,67% dari jumlah seluruh subjek. Adapun

pekerja dengan rentang usia 30-39 tahun sebanyak 25 orang atau 41,67%

dari jumlah seluruh subjek, dan untuk pekerja dengan rentang usia 40-50

tahun sebanyak 4 orang atau 6,67% dari jumlah seluruh subjek. Pekerja

dengan rentang umur 30-39 tahun paling banyak menderita DKI, yaitu

sebanyak 15 orang atau 50% dari seluruh pekerja yang menderita DKI

(Tabel 4.1).

Tabel 4.1. Distribusi Sampel Berdasarkan Umur

Usia DKI (+) DKI (-) Jumlah N % N % N %

20-29 tahun

11

36,67%

20

66,67%

31

51,67%

30-39 tahun 15 50% 10 33,33% 25 41,67% 40-50 tahun 4 13,33% 0 0 4 6,67%

Jumlah 30 100% 30 100% 60 100%

Page 41: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

2. Distribusi Sampel Berdasarkan Masa Kerja

Berdasarkan masa kerja, diperoleh data sebanyak 35 (58,3%) pekerja

telah bekerja < 3 tahun dan 25 (41,

Masa kerja dengan kejadian DKI terbanyak adalah masa kerja

yaitu sebanyak 17 (56,7%) pekerja. Sedangkan untuk masa kerja < 3 tahun

sebanyak 13 (43,3%) pekerja yang positif DKI (Tabel 4.2).

Tabel 4.2. Distribusi Sampel Berdasarkan Masa Kerja

3. Distribusi Sampel Berdasarkan Riwayat Atopik

Berdasarkan riwayat atopik, pekerja yang tidak memiliki riwayat

atopik lebih sedikit yaitu 22 (36,7%) orang daripada pekerja yang

memiliki riwayat atopik, yaitu sebanyak 38 (63,3%) orang. Subjek

terbanyak yang menderita DKI adalah pekerja cuci motor yang memiliki

riwayat atopik, yaitu sebanyak 25 (83,3%) pekerja. Sedangkan subjek yang

tidak memiliki riwayat atopik terdapat 5 (16,7%) pekerja yang positif DKI

(Tabel 4.3)

Masa Kerja Total

< 3 tahun tahun DKI DKI

Negatif 22 8 30 Persentase 73,3% 26,7% 100%

Positif 13 17 30 Persentase 43,3% 56,7% 100%

Total Persentase

35 25 60 58,3% 41,7% 100%

Page 42: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

Tabel 4.3. Distribusi Sampel Berdasarkan Riwayat Atopik

B. Analisis Regresi Logistik Ganda

Analisis multivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi logistik ganda. Berdasarkan hasil analisis statistik regresi logistik

ganda, terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian DKI dengan riwayat

atopik (p = 0,002) dan masa kerja (p = 0,015). Hasil ini didasarkan pada nilai

signifikansi kedua variabel (p < 0,05). Untuk kesesuaian analisis regresi

logistik ganda, diperoleh nilai R2 = 33,8 %. Hal ini berarti riwayat atopik dan

masa kerja akan mempengaruhi terjadinya DKI sebesar 33,8 %, adapun sisanya

(100%-33,8% = 66,2%) disebabkan oleh hal lain yang tidak diteliti. Kekuatan

hubungan atau pengaruh dapat dilihat dari nilai OR (Exp [B]). Pekerja cuci

motor yang memiliki riwayat atopik berisiko untuk mengalami DKI sebesar

8,44 kali lebih besar daripada pekerja yang nonatopik, adapun pekerja dengan

3 tahun berisiko untuk mengalami DKI sebesar 4,91 kali daripada

pekerja yang telah bekerja < 3 tahun (Tabel 4.4).

Riwayat Atopik

Total

Negatif Positif DKI

DKI

Negatif Persentase

17 13 30

56,7% 43,3% 100% Positif Persentase

5 25 30 16,7% 83,3% 100%

Total Persentase

22 38 60

36,7% 63,3% 100%

Page 43: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Tabel 4.4. Hasil Analisis Regresi Logistik Ganda

Sig. Exp(B) 95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

Riwayat Atopik 0,002 8,44 2,203 32,341

Masa Kerja 0,015 4,91 1,365 17,675

Konstanta 0,002 0,13

Page 44: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

BAB V

PEMBAHASAN

Dermatitis kontak iritan adalah reaksi inflamasi pada kulit akibat kontak

dengan bahan-bahan kimia atau agen biologis. Dermatitis kontak iritan kumulatif

merupakan bentuk DKI yang paling umum terjadi di masyarakat. Penyakit ini

berkembang lambat dan timbul akibat terpapar bahan iritan sedang seperti sabun,

air, deterjen, bahan pembersih, dan lain-lain (Taylor et al., 2008).

Salah satu faktor risiko terjadinya DKI adalah pekerjaan basah akibat kulit

sering kontak dengan air, bahan kimia, dan terkena gesekan seperti pada petugas

kebersihan. Sama halnya seperti petugas kebersihan, pekerja cuci motor juga

berisiko tinggi terkena DKI daripada populasi normal karena sering terpapar air

dan sabun secara berulang dan dalam jangka waktu yang lama. Dari semua

penyakit kulit akibat kerja, 70-80% diakibatkan oleh rangsang primer yang dapat

menimbulkan DKI. Berat ringannya iritasi kulit bergantung pada konsentrasi

bahan kimia, sifat bahan iritan, dan penggunaan alat pelindung diri (Doutre,

2005).

A. Dermatitis Kontak Iritan pada Pekerja Cuci Motor

Pada hasil penelitian ini, didapatkan bahwa 50% atau 30 orang dari 60

pekerja cuci motor mengalami DKI. Dari 30 orang pekerja cuci motor yang

menderita DKI, 50% atau 15 orang penderita berusia 30-39 tahun, 11 orang

Page 45: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

atau 36,67% berusia 20-29 tahun, dan 4 orang atau 13,33% berusia 40-50

tahun (Tabel 4.1).

Pekerjaan basah merupakan salah satu faktor risiko terjadinya DKI.

Pekerja cuci motor berisiko lebih besar menderita DKI daripada populasi

normal akibat paparan bahan iritan secara berulang. Tingginya intensitas

paparan terhadap bahan-bahan iritan, seperti air dan deterjen, faktor

lingkungan yang basah dan lembab, serta minimnya pengetahuan mengenai

penggunaan alat pelindung diri menjadi penyebab utama terjadinya DKI pada

pekerja cuci motor (Kiec et al., 2010).

B. Hubungan Riwayat Atopik dengan Kejadian Dermatitis Kontak Iritan

Berdasarkan riwayat atopik, subjek terbanyak yang menderita DKI

adalah pekerja yang memiliki riwayat atopik, yaitu sebanyak 25 (83,3%)

pekerja (Tabel 4.3). Hasil ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang

menyebutkan bahwa risiko terjadinya DKI meningkat pada orang dengan

riwayat atopik. Dari 24 kelompok pekerjaan menunjukkan bahwa riwayat

atopik ditemukan pada 21% kasus DKI (Nixon, 2005).

Hasil analisis regresi logistik ganda menunjukkan hubungan yang

signifikan (p = 0,002) bahwa pekerja dengan riwayat atopik memiliki

hubungan dengan terjadinya DKI. Dari hasil penelitian juga didapatkan

bahwa pekerja dengan riwayat atopik berisiko mengalami DKI sekitar 8,44

kali daripada pekerja nonatopik (Tabel 4.4). Sebuah penelitian lain

menyebutkan, individu dengan riwayat atopik berisiko sekitar 2,98 kali lebih

Page 46: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

besar menderita DKI daripada individu yang nonatopik (Thyssen et al.,

2010). Studi lain juga menjelaskan hasil yang semakna, pekerja dengan

riwayat atopik berisiko sekitar 13,5 kali lebih besar untuk berkembang

menjadi DKI daripada pasien nonatopik (Perry dan Trafelli, 2009).

Dermatitis kontak iritan merupakan suatu penyakit yang bersifat

multifaktorial, karena faktor endogen dan faktor eksogen sama-sama berperan

dalam menimbulkan kelainan ini. Riwayat atopik merupakan salah satu

faktor endogen yang berperan penting dalam proses terjadinya DKI (Sehgal et

al., 2010). Individu atopik pada umumnya memiliki kecenderungan

menderita DA, rinitis alergi, dan asma bronkial (Sularsito dan Djuanda,

2007).

Sebuah penelitian mengenai DKI menunjukkan bahwa 32% pasien

penderita DKI memiliki riwayat atopik. Seseorang yang memiliki riwayat

atopik terdapat gangguan fungsi sawar kulit, hal ini dapat dibuktikan dengan

ditemukannya peningkatan TEWL, penurunan hidrasi pada stratum korneum,

serta meningkatnya penetrasi bahan iritan, seperti Sodium Lauryl Sulfate,

sehingga terjadi reaksi inflamasi pada kulit (Garcon et al., 2010).

Dalam studi lain disebutkan bahwa mutasi gen fillagrin berhubungan

dengan terjadinya dermatitis kontak iritan kronis. Mutasi gen fillagrin juga

ditemukan pada 20% penderita DA di negara-negara Eropa (Breuer dan John,

2011). Mutasi gen fillagrin merupakan faktor predisposisi utama terjadinya

DA, asma, rinitis alergi, dan alergi makanan. Filaggrin merupakan protein

kunci yang mengatur diferensiasi akhir dari epidermis dan berfungsi dalam

Page 47: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

mengatur sistem barier kulit pada stratum korneum. Adanya mutasi gen

filaggrin menyebabkan defek pada fungsi barier kulit, seperti perubahan

struktur korneosit dan gangguan moisturisasi yang berkaitan dengan kadar

NMF di dalam korneosit (Kubo et al., 2012).

C. Hubungan Masa Kerja dengan Kejadian Dermatitis Kontak Iritan

Pada penelitian ini, didapatkan bahwa pekerja cuci motor yang positif

DKI sebanyak 13 (43,3%) orang telah bekerja < 3 tahun, sedangkan 17

(56,7%) orang (Tabel 4.2). Pada hasil analisis regresi

logistik ganda didapatkan hubungan yang signifikan (p = 0,015) dengan

kekuatan hubungan (OR) sekitar 4,91. Hal ini menunjukkan bahwa pekerja

berisiko sekitar 4,91 kali lebih besar mengalami

DKI dibandingkan dengan pekerja yang telah bekerja < 3 tahun (Tabel 4.4).

Hasil ini sesuai dengan sebuah studi yang menyatakan bahwa pekerja yang

bekerja lebih dari 3 tahun memiliki risiko sebesar 4,8 kali untuk berkembang

menjadi DKI (Loffler et al., 2006).

Pekerja yang lebih lama bekerja akan berisiko lebih besar terkena

dermatitis karena lebih sering terpajan zat kimia (Sularsito dan Djuanda, 2007).

Semakin lama pekerja bekerja di tempat cuci motor, maka pekerja akan makin

sering terpapar oleh air dan bahan kimia dari sabun cuci motor yang dalam

jangka waktu lama dapat menimbulkan iritasi pada kulit. Kulit merupakan

barier yang paling sering terpapar oleh zat-zat kimia. Zat kimia yang dapat

menembus kulit toksisitasnya bergantung pada derajat absorbsinya. Paparan

Page 48: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

ulang zat kimia pada kulit akan merusak struktur stratum korneum sehingga

terjadi penurunan fungsi barier kulit (Jungbauer et al., 2004).

Bahan iritan seperti deterjen mampu mengemulsi lapisan lemak dan

meningkatkan kadar pH pada kulit. Selain mengakibatkan disfungsi barier

kulit, paparan deterjen juga dapat menyebabkan kerusakan sel dan

menginduksi mediator-mediator pro-inflamasi sehingga timbul manifestasi

klinis berupa kulit kemerahan, kering, dan terbentuk fisura (Breuer dan John,

2011).

Page 49: HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK DAN MASA KERJA DENGAN …/Hubung… · Hasil Penelitian: Hasil analisis riwayat atopik menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara riwayat atopik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara riwayat atopik dan masa kerja dengan kejadian DKI

pada pekerja cuci motor. Pekerja cuci motor dengan riwayat atopik dan masa

kerja 3 tahun akan meningkatkan risiko terjadinya DKI

B. Saran

1. Setiap pekerja cuci motor menggunakan alat pelindung diri berupa sepatu

boots dan sarung tangan ketika bekerja agar lebih aman dan menghindari

terjadinya DKI.

2. Diadakan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor lain yang diduga

dapat mempengaruhi terjadinya DKI, seperti: faktor genetik, kandungan

bahan iritan, lingkungan, dan lain-lain dengan jumlah sampel yang lebih

banyak sehingga lebih valid.