hubungan perubahan finansial dan status sosial...

89
HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA PENSIUNAN DI BTPN MAKASSAR Skripsi Oleh : NURLENA FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2010

Upload: others

Post on 28-Oct-2019

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN

STATUS SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI

PADA LANSIA PENSIUNAN

DI BTPN MAKASSAR

Skripsi

Oleh :

NURLENA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN

MAKASSAR

2010

Page 2: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah S.W.T, karena atas rahmat

dan hidayahnya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan Perubahan

Finansial dan Status Sosial dengan Tingkat Depresi Pada Lansia Pensiunan di

BTPN Makassar” dapat terselesaikan.

Dalam penyusunan skripsi ini, banyak kendala dan hambatan yang penulis

hadapi mulai dari persiapan sampai kepada penyelesaiannya, dan akhirnya penulis

menyadari bahwa dengan bantuan, arahan, bimbingan dari berbagai pihak maka

penulisan ini dapat dirampungkan.

Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan

terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada :

1. Nurhidayah selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas

Kesehatan

2. Arbianingsih selaku pembimbing

3. Ani auli ilmi selaku pembimbing

4. Misbahuddin selaku penguji

5. Halwatiah selaku penguji

6. Para Staf Program Studi Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Islam

Negeri Aalauddin Makassar

7. Direktur Bank Tabungan Pensiun Nasional (BTPN) Makassar

8. Kepala Bagian Umum Bank Tabungan Pensiun Nasional (BTPN) Makassar

Page 3: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

iii

9. Serta semua pihak yang tidak dapat peneliti sebut satu persatu yang turut

membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

Khususnya peneliti menghanturkan ucapan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada orang tua dan seluruh keluarga penulis atas segala doa,

motivasi, dukungan dan bantuan yang diberikan dalam penyelesaian skripsi

ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

oleh karena itu segala kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.

Akhir kata semoga skripsi ni dapat bermanfaat bagi para pembaca dan

peneliti selanjutnya.

Makassar, 28 Juni 2010

Penulis

Page 4: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

iv

ABSTRAK

NURLENA, Hubungan Perubahan Finansial dan Status Sosial dengan

Tingkat Depresi Pada Lansia Pensiunan di BTPN Makassar

Pensiun seringkali dianggap sebagai kenyataan yang tidak menyenangkan

sehingga menjelang masanya tiba sebagian orang sudah merasa cemas, hal ini

disebabkan karena kehilangan pekerjaan. Pekerjaan merupakan faktor terpenting yang

bisa mendatangkan kepuasan dengan adanya pekerjaan kita biasa mendapatkan uang,

jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan

perubahan finansial dan status sosial dengan tingkat depresi pada lansia pensiunan.

Penelitian ini menggunakan Desain penelitian dengan pendekatan cross sectional dan

pengambilan sampel dengan tehnik purposive sampling dan jumlah sampel sebanyak

30 orang. Pengumpulan data dengan menggunakan lembar kuisioner dan observasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan perubahan finansial

dengan tingkat depresi pada lansia pensiunan, p = 0,008, dan ada hubungan

perubahan status sosial dengan tingkat depresi pada lansia pensiunan, p= 0,017

dengan taraf signifikansi (α, 0,05), yang berarti nilai ρ < α. Berdasarkan nilai p, dari

hasil analisis menunjukkan bahwa perubahan finansial memiliki hubungan yang lebih

kuat dengan tingkat depresi dibandingkan dengan perubahan status sosial.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perubahan finansial dan

status sosial dapat mengakibatkan depresi. Oleh karenanya disarankan untuk

mencegah terjadinya depresi pada lansia pensiunan, khususnya pihak pemerintah

dapat mempersiapkan para pegawai dalam menghadapi perubahan finansial dan status

sosial saat pensiun.

Page 5: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL………………………………………………………………..i

KATA PENGANTAR………………………………………………………………...ii

ABSTRAK………………………………………………………………………….. vi

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………v

DAFTAR TABEL…………………………………………………………………...vii

DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………………..viii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………….…………………. 1

B. Rumusan Masalah..…………………………………….………………...4

C. Tujuan Penelitian…………………………………….…………………...4

D. Manfaat Penelitian.…………………………………….………............... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Depresi...…………………..……………..…................ 6

B. Tinjauan Umum Perubahan Finansial Pada Lansia Pensiunan.………...22

C. Tinjauan Umum Prubahan Status Sosial Pada Lansia Pensiunan………25

D. Tinjauan Umum Tentang Pensiun..………………..…………………... 28

E. Tinjauan Umum Tentang Lanjut Usia………….………….…………... 32

F. Hubungan antara Pensiun dengan Depresi ..............................................41

BAB III. KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep Penelitian…………….…….......................................43

B. Kerangka Kerja………………………………………………………....44

Page 6: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

vi

C. Definisi operasional….…….……………………..………..……………45

BAB IV. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian………...……………………………….……………...48

B. Populasi dan Sampel...………………………………...……………….43

C. Pengumpulan data……………………………………….……………..50

D. Pengolahan dan analisis data….....…………………,….…………….. 50

E. Jadwal Penelitian………………………………………………………51

F. Etika Penelitian………………………………………………………..52

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian………………………………………………………...53

B. Pembahasan……………………………………………………………61

C. Keterbatasan penelitian………………………………………………..66

BAB VI KESIMPULAN

A.Kesimpulan……………………………………………………………...67

B. Saran…………………………………………………………………….67

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 7: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

vii

Page 8: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen penelitian

Lampiran 2. Master tabel

Lampiran 3. Hasil analisis data

Lampiran 4. Surat rekomendasi penelitian dari Balitbangda Gubernur

Lampiran 5. Surat rekomendasi penelitian dari Balitbangda Walikota

Lampiran 6. Surat izin meneliti di BTPN Makassar

Page 9: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan telah

mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan

ekonomi memperbaiki lingkungan hidup, kemajuan ilmu pengetahuan dan

teknologi. Terutama di bidang kesehatan sehingga dapat meningkatkan

kualitas kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup

manusia. Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat dan

bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho 2008, 84).

Saat ini diseluruh dunia jumlah orang usia lanjut usia diperkirakan ada

500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan

mencapai 1,2 milyar. Di indonesia, jumlah penduduk yang berusia 55 tahun

keatas pada tahun 2000 sebanyak 22,2 juta jiwa dengan usia harapan hidup

berkisar antara 65-70 tahun, dan diperkirakan pada tahun 2020 jumlah lanjut

usia akan mencapai 29,22 juta jiwa dengan usia harapan hidup berkisar antara

70-75 tahun (Nugroho 2008, 86).

World Health Organization mencatat depresi adalah gangguan mental

yang umum terjadi di antara populasi diperkirakan 121 juta manusia di muka

bumi ini menderita depresi. Dari jumlah itu 5,8% laki- laki dan 9,5%

perempuan, dan hanya sekitar 30% penderita depresi yang benar- benar

mendapatkan pengobatan yang cukup. (Nugroho 2008, 97).

Depresi merupakan suatu gangguan afektif yang ditandai dengan

hilangnya minat atau kesenangan dalam aktivitas- aktivitas yang biasa dan

pada waktu yang lampau, secara umum insiden depresi pada pria dibanding

Page 10: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

2

wanita yaitu dua belas sampai dua puluh banding sepuluh, dengan angka

morbiditas pada pria adalah 4-8 per 1000 kelahiran hidup. Pada lansia

prevalensi depresi diperkirakan 15% dari populasi usia lanjut dan diduga

sekitar 60% pasien di unit geriatrik menderita depresi.

UUD kesehatan memprediksikan bahwa pada tahun 2020 Jumlah

penduduk yang mengalami depresi di indonesia akan menduduki urutan

teratas di Dunia ( Admin, 2009 ).

Dua dari sekian banyak tugas perkembangan yang paling sulit pada masa

usia lanjut berkaitan dengan bidang yang yang juga penting bagi setiap orang

dewasa, yaitu pekerjaan dan kehidupan keluarga pada umumnya para lansia

mempunyai masalah dalam menyesuaikan diri terhadap kedua bidang tersebut

yyang mereka juga hadapi sebelumnya, meskipun pada masa sekarang sifatnya

lebih unik. Mereka tidak hanya menyesuaikan diri dengan kondisi pekerjaan,

tetapi juga harus menyadari bahwa manfaat dirinya bagi majikan semakin

berkurang dengan bertambahnya usia. Akibatnya status dalam kelompok kerja

semakin berkurang dan lagi mereka juga mengalami kesulitan dalam

menyesuaikan diri terhadap masa pensiun, dimana bagi sebagian besar para usia

lanjut, pensiun tersebut dating lebih cepat setelah memasuki usia lanjut

(Elizabeth Hurlock 2000, 202).

Secara sosial seseorang yang memasuki usia lanjut juga akan

mengalami perubahan-perubahan. Perubahan ini akan lebih terasa bagi

seseorang yang menduduki jabatan pekerjaan formal. Ia akan merasa

kehilangan semua perlakuan yang selama ini didapatkannya seperti dihormati,

diperhatikan dan diperlukan bagi orang-orang yang tidak mempunyai waktu

atau tidak merasa perlu untuk bergaul diluar lingkungan pekerjaannya,

perasaan kehilangan ini akan berdampak pada semangatnya, suasana hatinya,

Page 11: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

3

dan kesehatannya. Didalam keluarga , peranannya pun mulai bergeser anak-

anak sudah ”jadi orang”, mungkin sudah punya rumah sendiri, tempat

tinggalnya mungkin jauh, rumah jadi sepi, orang tua seperti tidak punya peran

apa-apa lagi (Astrianggri, 2004 ).

Selain hal tersebut diatas yang tak kalah pentingnya adalah pandangan

finansial atau terjadinya penurunan ekonomi akibat dari menduduki jabatan

atau pekerjaaan normal. ia akan merasa kehilangan dari segi pendapatan dan

tanggungan sepenuhnya oleh keluarga, walau pun hal ini dapat diatasi dengan

adanya investasi atau tabungan, bisnis sewa sekongan pemerintah. (Darmodjo

2004, 98).

Seseorang pensiun akan mengalami banyak perubahan- perubahan,

Termasuk juga kehilangan pekerjaan dan status sosial, perubahan ini akan

terasa lebih tinggi bagi mereka yang pernah menduduki jabatan atau

pekerjaaan formal. Mereka akan kehilangan perlakuan dahulu mereka peroleh

seperti penghargaan dan perlakuan khusus. Bagi mereka yang pergaulannya

terbatas , perasaan kehilangan ini akan berdampak buruk pada semangat,

suasana hati dan kesehatan (Darmodjo 2004, 112).

Hilangnya kontak sosial dari area pekerjaan membuat seorang lansia

pensiunan merasa kekosongan yang sulit untuk diisi kembali dan tanpa

direncanakan (Gallo dkk 1998, 96).

”Post power syndrome’’ Banyak dialami terutama orang yang sudah

lanjut usia dan pensiunan dari pekerjaan. Istilah tersebut muncul untuk mereka

yang mengalami gangguan psikologis saat memasuki waktu pensiun. Stress,

depresi, tidak bahagia, merasa kehilangan harga diri dan kehormatan adalah

beberapa hal yang dialami oleh mereka yang terkena Post Power Syndrome

(Astrianggri, 2004 ).

Page 12: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

4

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Erwin (2006)

menyatakan adanya hubungan antara perubahan finansial dengan tingkat

depresi pada lansia pensiunan.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengembangkan

penelitian tersebut dengan menambah variable, yaitu ”Hubungan perubahan

finansial dan status sosial dengan tingkat depresi pada lansia pensiunan’’.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian diatas penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

”Apakah ada hubungan perubahan finansial dan status sosial dengan tingkat

Depresi pada lansia pensiunan?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tujuan umum

Diketahuinya hubungan perubahan finansial dan status sosial

dengan tingkat depresi pada lansia pensiunan.

2. Tujuan khusus

a. Diketahuinya perubahan finansial pada lansia pensiunan.

b. Diketahuinya perubahan status sosial pada lansia pensiunan.

c. Diketahuinya hubungan perubahan finansial dengan tingkat depresi

pada lansia pensiunan.

d. Diketahuinya hubungan perubahan status social dengan tingkat depresi

Pada lansia pensiunan.

e. Diketahuinya yang mempunyai hubungan yang kuat yaitu perubahan

finansial dengan tingkat depresi pada lansia pensiunan dibandingkan

status sosial.

Page 13: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

5

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Institusi

Sebagai bahan bacaan atau informasi bagi sarana pelayanan kesehatan

dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan

2. Manfaat Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmiah dan bahan

bacaan untuk peneliti selanjutnya.

3. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan tentang depresi

akibat pensiun yang terjadi pada lansia terutama bagi lembaga pemerintah

untuk digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan

dalam mempersiapkan para pegawai yang memasuki masa pensiun.

Page 14: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Depresi

1. Konsep Umum Depresi

a. Pengertian

Townsen (1998) mendefenisikan depresi adalah suatu perasaan

berupa hilangnya minat atau kesenangan dalam aktivitas-aktivitas yang

biasa dan pada waktu yang lampau. Rentang respon emosi individu

dapat berfluktuasi dalam rentang respon emosi dari adaptif sampai

maladaptif. Respon depresi merupakan emosi yang maladaptif (Keliat

1996, 22).

Gangguan depresi dipahami sebagai suatu penyakit tubuh yang

menyeluruh (whole-body), yang meliputi tubuh, suasana perasaan dan

pikiran. Ini berpengaruh terhadap cara makan dan tidur, cara seseorang

merasa mengenai dirinya sendiri dan cara orang berpikir mengenai

sesuatu. Gangguan depresi tidak sama dengan suasana murung (blue

mood). Ini juga tidak sama dengan kelemahan pribadi atau suatu kondisi

yang dapat dikehendaki atau diharapkan berlaku. Orang dengan penyakit

depresi tidak dapat begitu saja ”memaksa diri mereka sendiri” dan

menjadi lebih baik (Jacinta F, 2001)

Harrington (1995) membedakan antara kesedihan dan depresi.

Perasaan sedih adalah bagian pengalaman yang normal. Konsep depresi

berbeda dengan kesedihan atau ketidakgembiraan. Ketidakgembiraan

Page 15: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

7

adalah komponen yang umum pada suasana perasaan depresif yang

berkaitan dengan depresi, suasana depresif pada depresi dipresentasikan

oleh gambaran seperti kekosongan emosi atau suatu perasaan datar atau

tumpul. Perasaan ini mungkin bervariasi dalam tingkat keparahan dan

menunjukkan variasi harian, memburuk pada suatu waktu pada hari itu

atau pada waktu yang lainnya. Gejala lain yang berkaitan dengan

suasana perasaan depresi adalah gejala anhedonia yaitu suatu

ketidakmampuan untuk mendapatkan kenikmatan dari sesuatu yang

sebelumnya telah disenangi.

Hawari (1997) menjelaskan bahwa depresi adalah suatu

gangguan pada alam perasaan (mood) yang ditandai dengan

kemurungan, sedih, kelesuan, ketiadaan gairah hidup, perasaan tidak

berguna, putus asa, hilangnya rasa senang, merasa tidak berdaya, dan

lemah.

Sue dkk (1986) mendefinisikan depresi sebagai suatu keadaan

emosi yang mempunyai karakteristik seperti perasaan sedih, perasaan

gagal dan tidak berharga, dan menarik diri dari orang lain ataupun

lingkungan. Depresi menganggu suasana hati atau semangat, cara

berpikir, fungsi tubuh dan menganggu perilaku. Sedangkan Davison &

Neale (2002), menjelaskan depresi adalah suatu keadaan emosi yang

ditandai dengan kesedihan yang sangat, perasaan tidak berharga dan

perasaan bersalah, menarik diri dari orang lain, susah tidur, kehilangan

nafsu makan dan kesenangan terhadap aktivitas sehari-hari.

Leitenberg & Wilson (1986) menyatakan bahwa mereka yang

depresi menunjukkan kontrol diri rendah, yaitu evaluasi diri yang

Page 16: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

8

negatif, harapan terhadap performance rendah, suka menghukum diri dan

sedikit memberikan hadiah terhadap diri sendiri. Hal ini sesuai dengan

pendapat Beck (1985) yang menyatakan bahwa individu yang

mengalami depresi karena pada awal perkembangannya. Ia memperoleh

skema kognitif dengan karakteristik berupa rendahnya penilaian

terhadap diri sendiri dan tidak adanya keyakinan mengenai masa

depannya.

Burns (1988) lebih lanjut membedakan antara kesedihan dan

depresi. Kesedihan adalah suatu emosi normal yang diciptakan oleh

persepsi realistik yang menggambarkan suatu peristiwa negatif yang

berhubungan dengan kehilangan atau kekecewaan, dengan cara yang

tidak terdistorsi. Depresi adalah suatu penyakit yang merupakan akibat

dari pemikiran yang terdistorsi. Kesedihan melibatkan suatu luapan

perasan dan oleh karenanya mempunyai batas waktu tertentu. Kesedihan

juga tidak berhubungan dengan menurunnya harga diri. Depresi

”membeku”, cenderung bertahan atau terjadi berulangkali dan selalu

melibatkan kehilangan harga diri. Demikian menurut konsep mengenai

depresi sejalan dengan itu ulama juga mengemukakan beberapa

pendapat mengenai Depresi:

“Depresi dalam hati berasal dari tiga macam penyakit, yaitu :

kehilangan keharmonisan dengan alam, mengikuti kebiasaan yang

menyimpang dari sunah Rasulullah SAW dan mengikuti orang-orang

yang korup dan Fasik”( Dani Arief, 2008)

Ulama Ala'uddin al-Bukhari al-Attar qs menyatakan “dalam

keadaan Depresi , engkau harus banyak beristighfar ( memohon

Page 17: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

9

ampunan Allah), dan dalam keadaan bergembira, harus banyak

bersyukur kepada Allah swt”( Dani Arief, 2008 )

Ulama Mawlana Syaikh Nazim Adil al-Haqqani qs menyatakan :

“Katakanlah tiga kali, "Wahai Tuhanku, aku mencintai-Mu." maka, tak

seorang pun akan mengalami depresi lagi. Lakukanlah mandi taubat, di

malam hari, dan berpakaianlah sebaik mungkin dan beradalah di suatu

ruangan kosong yang sepi untuk bermeditasi / bertafakur” ”( Dani Arief,

2008).

b. Jenis-Jenis Depresi

Penggolongan depresi dapat dibedakan (Wilkinson 1995, 18 - 26):

1) Menurut gejalanya

a) Depresi neurotic

Depresi neurotik biasanya terjadi setelah mengalami

peristiwa yang menyedihkan tetapi yang jauh lebih berat

daripada biasanya. Penderitanya seringkali dipenuhi trauma

emosional yang mendahului penyakit misalnya kehilangan orang

yang dicintai, pekerjaan, milik berharga, atau seorang kekasih.

Orang yang menderita depresi neurotik bisa merasa gelisah,

cemas dan sekaligus merasa depresi. Mereka menderita

hipokondria atau ketakutan yang abnormal seperti agrofobia

tetapi mereka tidak menderita delusi atau halusinasi.

b) Depresi psikotik

Secara tegas istilah 'psikotik' harus dipakai untuk penyakit

depresi yang berkaitan dengan delusi dan halusinasi atau

keduanya.

Page 18: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

10

c) Psikosis depresi manik

Depresi manik biasanya merupakan penyakit yang

kambuh kembali disertai gangguan suasana hati yang berat.

Orang yang mengalami gangguan ini menunjukkan gabungan

depresi dan rasa cemas tetapi kadang-kadang hal ini dapat diganti

dengan perasaan gembira, gairah, dan aktivitas secara berlebihan

gambaran ini disebut 'mania'.

d) Pemisahan diantara keduanya

Para dokter membedakan antara depresi neurotik dan

psikotik tidak hanya berdasarkan gejala lain yang ada dan

seberapa terganggunya perilaku orang tersebut.

2) Menurut Penyebabnya

a) Depresi reaktif

Pada depresi reaktif, gejalanya diperkirakan akibat stres luar

seperti kehilangan seseorang atau kehilangan pekerjaan.

b) Depresi endogenus

Pada depresi endogenous, gejalanya terjadi tanpa dipengaruhi

oleh faktor lain.

c) Depresi primer dan sekunder

Tujuan penggolongan ini adalah untuk memisahkan depresi yang

disebabkan penyakit fisik atau psiatrik atau kecanduan obat atau

alkohol (depresi 'sekunder') dengan depresi yang tidak

mempunyai penyebab-penyebab ini (depresi 'primer').

Penggolongan ini lebih banyak digunakan untuk penelitian tujuan

perawatan.

Page 19: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

11

3) Menurut arah penyakit

a) Depresi tersembunyi

Diagnosa depresi tersembunyi (atau atipikal) kadang-kadang

dibuat bilamana depresi dianggap mendasari gangguan fisik dan

mental yang tidak dapat diterangkan, misalnya rasa sakit yang

lama tanpa sebab yang nyata atau hipokondria atau sebaliknya

perilaku yang tidak dapat diterangkan seperti wanita lanjut usia

yang suka mengutil.

b) Berduka

Proses kesedihan itu wajar dan merupakan reaksi yang

diperlukan terhadap suatu kehilangan. Proses ini membuat orang

yang kehilangan itu mampu menerima kenyataan tersebut,

mengalami rasa sakit akibat kesedihan yang menimpa, menderita

putusnya hubungan dengan orang yang dicintai dan penyesuaian

kembali.

c) Depresi pasca lahir

Banyak wanita kadang-kadang mengalami periode gangguan

emosional dalam 10 hari pertama setelah melahirkan bayi ketika

emosi mereka masih labil dan mereka merasa sedih dan suka

menangis. Seringkali hal itu berlangsung selama satu atau dua

hari kemudian berlalu.

4) Faktor- Faktor Penyebab Depresi

1. Faktor Predisposisi

Terdapat 2 teori untuk menjelaskan faktor pendukung terjadinya

depresi (Townsend 1998, 181 - 183):

Page 20: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

12

a) Teori Biologis

1) Genetik. Dari sejumlah penyelidikan yang telah dilakukan

ditemukan bahwa terdapat dukungan keterlibatan herediter

dalam penyakit depresi. Luasnya akibat pada pokoknya

tampak menjadi lebih tinggi diantara individu-individu

yang memiliki hubungan keluarga dengan kelainan

tersebut daripada diantara populasi umum.

2) Biokimia. Ketidakseimbangan elektrolit tampak

memainkan peranan dalam penyakit depresif. Suatu

kesalahan hasil metabolisme dalam perubahan natrium dan

kalium di dalam neuron Gibbons (1960). Teori biokimia

(Janowsky 1988 ) yang lainnya menyangkut biogenik amin

norepinefrin, dopamin, dan serotinin. Tingkatan zat-zat

kimia ini mengalami defisiensi dalam individu dengan

penyakit depresif.

b) Teori Psikososial

1) Psikoanalisa. Teori ini Klein (1934) melibatkan suatu

ketidakpuasan dalam hubungan awal ibu-bayi sebagai

suatu predisposisi untuk penyakit depresif. Kebutuhan bayi

tidak terpenuhi, suatu kondisi yang digambarkan sebagai

suatu kehilangan. Respons berduka belum terpecahkan,

dan kemarahan dan permusuhan ditunjukkan kepada diri

sendiri. Ego tetap lemah, sementara superego meluas dan

menjadi menghukum.

2) Kognitif. Ahli teori-teori ini Beck et al (1979) yakin bahwa

penyakit depresif terjadi sebagai suatu hasil dari kelainan

Page 21: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

13

kognitif. Kelainan proses pikir membantu perkembangan

evaluasi diri individu. Persepsi merupakan

ketidakadekuatan dan ketidakberhargaan. Pandangan

untuk masa depan merupakan suatu kepesimisan

keputusasaan.

3) Teori Pembelajaran. Teori ini Seligman (1973)

mengemukakan bahwa penyakit depresif dipengaruhi oleh

keyakinan individu bahwa ada kurang kontrol atau situasi-

situasi kehidupannya. Ini dianggap bahwa keyakinan ini

muncul dari pengalaman-pengalaman yang mengakibatkan

kegagalan (baik yang dirasakan atau yang nyata). Setelah

sejumlah kegagalan, individu merasa tidak berdaya untuk

berhasil dalam usaha-usaha yang keras, dan oleh karena itu

berhenti mencoba. Pembelajaran ketidakberdayaan ini

digambarkan sebagai suatu predisposisi untuk penyakit

depresif.

4) Teori Kehilangan Objek. Teori ini Bowly (1973)

menyatakan bahwa penyakit depresif terjadi jika pribadi

tersebut terpisah dari atau ditolak orang terdekat selama 6

bulan pertama kehidupan. Proses ikatan diputuskan, dan

anak menarik diri dari orang lain dan lingkungan.

c) Faktor Pencetus

Ada empat sumber utama stresor yang dapat mencetuskan

gangguan alam perasaan (Stuart 1998, 260):

1) Kehilangan keterikatan, yang nyata atau yang dibayangkan,

termasuk kehilangan cinta, seseorang, fungsi fisik,

Page 22: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

14

kedudukan, atau harga diri. Karena elemen aktual dan

simbolik melibatkan konsep kehilangan, maka persepsi

pasien merupakan hal yang sangat penting.

2) Peristiwa besar dalam kehidupan sering dilaporkan sebagai

pendahulu episode depresi dan mempunyai dampak terhadap

masalah-masalah yang dihadapi sekarang dan kemampuan

menyelesaikan masalah.

3) Peran dan ketegangan peran telah dilaporkan mempengaruhi

perkembangan depresi, terutama pada wanita.

4) Perubahan fisiologik diakibatkan oleh obat-obatan atau

berbagai penyakit fisik, seperti infeksi, neoplasma, dan

gangguan keseimbangan metabolik, dapat mencetuskan

gangguan alam perasaan.

2. Depresi Pada Lansia

Usia tua merupakan saat meningkatnya kerentanan terhadap depresi.

Namun, kadang-kadang depresi pada manula ditutupi oleh penyakit fisik

dan cacat tubuh seperti penglihatan atau pendengaran yang terganggu. Oleh

karena itu, sangatlah penting untuk mengingat kemungkinan terjadinya

penyakit depresi pada orang tua.

Untuk mencegah terjadinya depresi Allah SWT berfirman dalam Q.S

ar- Ra’d (28):28 dan Q.S at- Taghaabun (11):64:

(28) Terjemahannya:

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-

Page 23: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

15

lah hati menjadi tenteram’’.

Terjemahannya:

“Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya dia akan memberi petunjuk kepada hatinya dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu”.

Maksud dari kedua ayat diatas cara mencegah terjadinya depresi

yaitu beriman kepada Allah dengan cara senantiasa mengingat Allah,

memperbanyak zikir, dan berdoa sehingga hati akan menjadi tentram. Jadi,

dengan hati menjadi tentram maka, kita dapat menyelesaikan masalah

dengan baik dan berfikir bahwa Allah akan memberikan jalan yang terbaik

dan menganggap bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah kehendak-Nya.

a. Pengelolaan Depresi Pada Usia Lanjut (FKUI 2000, 114)

1. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada usia lanjut :

a) Obat-obatan

Beberapa jenis obat seperti digoksin, L-dopa, steroid,

penyekat beta dan anti hipertensi lainnya, pemberian

benzodiazepin jangka panjang, fenobarbiton, dan pemakaian

neuroleptik jangka lama dapat mengakibatkan depresi.

b) Neurobiologik

Perubahan neuroendokrinologik seperti hormon,

neurotransmiter (serotonin, dopamin, dll) menyebabkan usia

lanjut rentan terhadap depresi. Depresi pada usia lanjut dapat

Page 24: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

16

diakibatkan oleh proses neurodegeneratif, misalnya depresi

sebagai gejala dari demensia.

c) Psikososial

1) Kepribadian pasien sebelum sakit turut berperan dalam

manifestasi gejala depresi, misalnya orang yang pencemas

semasa mudanya ketika mengalami depresi di usia lanjut

memperlihatkan gambaran depresi neurotik yang menyolok.

2) Dukungan sosial yang buruk, kapasitas membina keakraban

yang lemah juga berperan dalam terjadinya depresi.

3) Berbagai peristiwa kehidupan seperti kematian pasangan,

problem keuangan yang berat, pindah rumah, peringatan

peristiwa sedih, anak yang cacat menanjak dewasa, dan

sebagainya lebih sering terjadi pada pasien-pasien usia lanjut

dengan depresi dibandingkan dengan usia lanjut yang sehat.

b. Gambaran Klinis Depresi Pada Usia Lanjut

Seorang usia lanjut yang mengalami depresi kebanyakan

menyangkal adanya mood depresi. Yang terlihat adalah gejala hilangnya

tenaga (loyo), hilangnya rasa senang, tidak bisa tidur atau keluhan rasa

sakit dan nyeri. Menurut Brodaty (1991) gejala yang sering tampil

adalah ansietas (kecemasan), preokupasi gejala fisik, perlambatan

motorik, kelelahan, mencela diri sendiri, pikiran bunuh diri dan

insomnia.

Gambaran klinik depresi pada pasien berusia lanjut

(dibandingkan dengan pasien yang lebih muda), adalah mereka lebih

Page 25: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

17

banyak menonjolkan gejala somatiknya disamping mengeluh tentang

gangguan memori, dan umumnya cenderung meminimalkan atau

menyangkal mood depresinya. Hal lain yang tidak menguntungkan

adalah pasien usia lanjut umumnya kurang mau mencari bantuan

psikiater karena tak dapat menerima penjelasan yang bersifat psikologis

untuk gangguan depresi yang mereka alami.

c. Diagnosis Depresi

Gangguan depresi dibedakan dalam depresi ringan, sedang dan

berat sesuai dengan banyak dan beratnya gejala serta dampaknya

terhadap fungsi kehidupan seseorang. Menurut ICD 10 gejala- gejala

depresi terdiri dari :

1. Gejala utama yaitu

a). Mood terdepresi (suasana perasaan hati murung / sedih)

b). Hilang minat atau gairah

c). Hilang tenaga dan mudah lelah

2. Gejala lain seperti :

a) Konsentrasi menurun

b) Harga diri menurun

c) Perasaan bersalah,

d) Pesimis memandang masa depan,

e) Ide bunuh diri atau menyakiti diri sendiri,

f) Pola tidur berubah

g) Nafsu makan menurun

Tahapan tingkat depresi yang dikemukakan oleh Stuart,

Gail Wiscarz (1998) sebagai berikut:

1. Depresi ringan

a) Keringat dingin

Page 26: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

18

b) Suasana hati murung/sedih

c) Kosentrasi menurun

d) Hilang minat atau gairah

2. Depresi sedang

a) Harga diri menurun

b) Perasaan bersalah

c) Pesimis memandang masa depan

d) Sering merasa bosan

e) Tidak mempunyai semangat yang baik setiap saat

f) Sering merasa tidak berdaya

g) Kurang puas dengan kehidupan

h) Meninggalkan banyak kegiatan dan minat atau

kesenangan

i) Tidur semakin sukar, mimpi-mimpi menegangkan dan

sering terbangun dini hari.

3. Depresi berat

a) Merasa kehidupan kosong

b) Untuk bertahan sepanjang hari terasa sangat sulit

c) Kegiatan-kegiatan yang semula menyenangkan kini terasa

sulit

d) Kehilangan kemampuan untuk menanggapi situasi,

pergaulan sosial dan kegiatan-kegiatan rutin lainnya

terasa berat.

e) Tidur semakin sukar, mimpi-mimpi menegangkan dan

sering terbangun dini hari.

f) Meninggalkan banyak kegiatan dan minat atau

Page 27: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

19

kesenangan

g) Merasa mempunyai banyak masalah dengan daya

ingatnya dibandingkan kebanyakan orang

h) Berfikir bahwa hidup sekarang tidak menyenangkan

i) Merasa tidak berharga seperti perasaan saat ini

j) Takut sesuatu yang buruk akan terjadi

k) Ide bunuh diri atau menyakiti diri sendiri

Tabel 2.1 Pedoman Berat Ringannya Depresi

Sumber Bagian Ilmu Penyakit Dalam (FKUI 2000, 116)

d. Pemeriksaan pasien Depresi

Salah satu langkah awal yang penting dalam penatalaksanaan

depresi adalah mendeteksi atau mengidentifikasi. Sampai saat ini belum

ada suatu konsensus atau prosedur khusus untuk penapisan / skrining

depresi pada populasi usia lanjut. Salah satu instrumen yang dapat

membantu adalah Geriatric Depression Scale (GDS) yang terdiri atas 30

pertanyaan yang harus dijawab oleh pasien sendiri . GDS ini dapat

Depresi Gejala

Utama

Gejala lain Fungsi Keterangan

Ringan 2 2 Baik Distress +

Sedang 2 3 atau 4 Terganggu Berlangsung

minimal 2

minggu

Berat 3 >4 Terganggu

berat

Intensitas

gejala sangat

berat

Page 28: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

20

dimanfatkan menjadi hanya 15 pertanyaan saja yang terdiri dari:

1. Kurang puas dengan kehidupan

2. Meninggalkan banyak kegiatan dan minat atau kesenangan

3. Merasa kehidupan kosong

4. Sering merasa bosan

5. Tidak mempunyai semangat yang baik setiap saat

6. Sering merasa tidak berdaya

7. Lebih senang tinggal dirumah daripada pergi keluar rumah dan

mengerjakan sesuatu hal yang baru

8. Merasa mempunyai banyak masalah dengan daya ingatnya

dibandingkan kebanyakan orang

9. Berfikir bahwa hidup sekarang tidak menyenangkan

10. Merasa tidak berharga seperti perasaan saat ini

11. Merasa kurang semangat

12. Merasa bahwa ke adaan anda tidak ada harapan

13. Berfikir bahwa orang lain lebih baik keadaanya

14. Takut sesuatu yang buruk akan terjadi

15. Tidak merasa bahagia untuk sebagian besar hidupnya

Dengan skor, tidak depresi 0- 4, kemungkinan depresi 5- 9

dan depresi berat > 10.Bilamana ditemukan tanda-tanda yang

mengarah pada depresi, harus dilakukan lagi pemeriksaan yang lebih

rinci sebagai berikut :

1. Riwayat klinik / anamnesis

a) riwayat keluarga

b) gangguan psikiatri yang lampau

c) kepribadian

Page 29: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

21

d) riwayat sosial

e) ide / percobaan bunuh diri

f) gangguan-gangguan somatic

g) perkembangan gejala-gejala depresi

2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik pada pasien depresi sangat penting karena

gejala-gejala depresi sering disertai dengan penyakit fisik.

3. Pemeriksaan kognitif

Penilaian Mini Mental State Examination (MMSE) pada usia

lanjut yang menunjukkan gejala depresi bermanfaat dalam tindak

lanjut penatalaksanaan pasien. Perbaikan pada MMSE setelah

dilakukan terapi terhadap depresi, menunjukkan bahwa pasien

dengan depresi mengalami masalah konsentrasi dan memori yang

mempengaruhi fungsi kognitifnya

4. Pemeriksaan status mental

a) Penampilan dan perilaku

b) Mood / suasana perasaan hati

c) Pembicaraan

d) Isi pikiran

e) Gejala ansietas

f) Gejala hipokondriakal

5. Pemeriksaan lainnya

Mengingat pasien usia lanjut rentan terhadap gangguan

metabolik sekunder akibat penyakit depresi yang berat, seperti tidak

adekuatnya asupan cairan, maka perlu dipertimbangkan pemeriksaan

sebagai berikut:

Page 30: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

22

a) ureum dan elektrolit

b) darah lengkap dan hitung jenis

c) Vitamin B12 dan Folat

d) Tes fungsi Tiroid

e) Foto dada

f) Lain-lain : serum sifilis,Electro Cardio Graphy ( ECG), Electro

Encephalo Graphy ( EEG), CT-scan dst.

6. Prognosis

Prognosis depresi pada usia lanjut tidaklah berbeda dengan

prognosis pada usia yang lebih muda. Umumnya pasien akan sembuh

dan tetap dapat berfungsi dengan baik jika depresi diobati dan

ditatalaksana dengan baik. Hasil terapi yang kurang baik tampaknya

berhubungan dengan episode awal yang parah dan adanya komorbiditas

dengan penyakit kronik.

7. Penatalaksanaan Depresi Pada usia Lanjut

a. Terapi fisik

1) Obat

Secara umum, semua obat antidepresan sama

efektivitasnya. Pemilihan jenis antidepresan ditentukan oleh

pengalaman klinikus dan pengenalan terhadap berbagai jenis

antidepresan. Biasanya pengobatan dimulai dengan dosis separuh

dosis dewasa, lalu dinaikkan perlahan-lahan sampai ada perbaikan

gejala.

2) Terapi Elektrokonvulsif (ECT)

Untuk pasien depresi yang tidak bisa makan dan minum,

berniat bunuh diri atau retardasi hebat maka ECT merupakan

Page 31: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

23

pilihan terapi yang efektif dan aman. ECT diberikan 1- 2 kali

seminggu pada pasien rawat nginap, unilateral untuk mengurangi

confusion/memory problem. Terapi ECT diberikan sampai ada

perbaikan mood (sekitar 5 - 10 kali), dilanjutkan dengan anti

depresan untuk mencegah kekambuhan.

3) Terapi psikologik

a. Psikoterapi

Psikoterapi individual maupun kelompok paling efektif

jika dilakukan bersama-sama dengan pemberian antidepresan.

Baik pendekatan psikodinamik maupun kognitif behaviour

sama keberhasilannya.

Meskipun mekanisme psikoterapi tidak sepenuhnya dimengerti,

namun kecocokan antara pasien dan terapi dalam proses

terapeutik akan meredakan gejala dan membuat pasien lebih

nyaman, lebih mampu mengatasi persoalannya serta lebih

percaya diri.

b. Terapi kognitif

Terapi kognitif - perilaku bertujuan mengubah pola pikir

pasien yang selalu negatif (persepsi diri, masa depan, dunia, diri

tak berguna, tak mampu dan sebagainya) ke arah pola pikir

yang netral atau positif. Ternyata pasien usia lanjut dengan

depresi dapat menerima metode ini meskipun penjelasan harus

diberikan secara singkat dan terfokus. Melalui latihan-latihan,

tugas-tugas dan aktivitas tertentu terapi kognitif bertujuan

mengubah perilaku dan pola pikir.

c. Terapi keluarga

Page 32: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

24

Problem keluarga dapat berperan dalam perkembangan

penyakit depresi, sehingga dukungan terhadap keluarga pasien

sangat penting. Proses penuaan mengubah dinamika keluarga,

ada perubahan posisi dari dominan menjadi dependen pada

orang usia lanjut. Tujuan terapi terhadap keluarga pasien yang

depresi adalah untuk meredakan perasaan frustasi dan putus asa,

mengubah dan memperbaiki sikap / struktur dalam keluarga

yang menghambat proses penyembuhan pasien.

d. Penanganan ansietas (Relaksasi)

Teknik yang umum dipergunakan adalah program

relaksasi progresif baik secara langsung dengan instruktur

(psikolog atau terapis okupasional) atau melalui tape recorder.

Teknik ini dapat dilakukan dalam praktek umum sehari-hari.

Untuk menguasai teknik ini diperlukan kursus singkat terapi

relaksasi.

B. Tinjauan umum perubahan finansial Lansia Pensiunan

a. Pengertian Perubahan finansial pada pensiun

Perubahan pendapatan atau gaji pensiun yang diterima setiap

bulannya dengan potongan sebesar 30% dari gaji pokok sebelum pensiun

(Darmodjo dkk 2004, 47).

Pada umumnya, dimanapun pemasukan uang pada seseorang yang

pensiun akan menurun, kecuali pada orang yang sangat kaya dengan

tabungan yang melimpah (Darmodjo dkk 2004, 52).

Bagi sebagian besar orang, pendapatan yang diterima amat

menurun, namun pada waktu yang sama orang tersebut mengharapkan akan

Page 33: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

25

tidak adanya pergantian standar kehidupannya. Namun ternyata perubahan

standar hidup merupakan salah satu tujuan yang diinginkan dan mencakup

dalam rentang rencana pensiun ini. Telah diperkirakan bahwa lebih sebesar

64% dari pendapatan prapensiun akan diperlukan dari pendapatan simpanan

dan dividen, dana pensiun serta penjamin sosial dalam upaya individu

mempertahankan gaya hidup yang sama seperti sebelum masa pensiun

(Gallo dkk 1998, 78).

Dana yang diperoleh melalui undang-undang lainnya hanya

menunjang agar seseorang memperoleh beberapa hal untuk mewujudkan

keinginan hidupnya. Biaya tinggi untuk perumahan, biaya-biaya hidup

lainnya, biasanya menjadi biaya terbesar dan jumlah uang yang ia miliki

sedikit (Stevens 1999, 126).

Keterbatasan secara finansial dapat menimbulkan perasaan terisolasi

dari kehidupan bersama dan mengakibatkan keterbatasan untuk dapat

berkembang (Stepho 1998, 78).

Tetapi banyak orang yang benar-benar cemas dan menderita karena

mereka tidak dapat mengatasi masalah keuangan. Beberapa diantaranya

menderita karena alasan bahwa pendapatan mereka sama sekali tidak

memadai untuk mencukupi biaya hidup yang biasa. Beberapa orang

atau dengan perhitungan dan beberapa orang lainnya lagi menderita karena

tertimpa oleh tuntunan dan pengeluaran tak terduga yang tidak disebabkan

oleh kesalahan mereka sendiri (Zainuddin 2002, 21).

Dalam pandangan islam kita diwajibkan untuk selalu berusaha

dalam menghadapi masalah.

Allah Swt berfirman dalam Q.S ar- Ra’d (13);11:

Page 34: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

26

(11)

Terjemahannya: “Bagi manusia ada malaikat –malaikat yang selalu mengikutinya bergeliran, dimuka bumi dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan

yang ada pada diri mereka

sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.

Maksud dari ayat diatas bahwa bagi tiap-tiap manusia ada beberapa

malaikat yang selalu menjaganya secara bergiliran dan ada pula beberapa

malaikat yang mencatat amalan-amalannya. Allah tidak akan merubah

keadaan mereka, selama mereka tidak merubah keadaan mereka sendiri,

dalam agama kita dianjurkan untuk selalu berusaha dalam menjalani

kehidupan.

Pada orang dengan kondisi kejiwaan yang stabil, konsep diri positif,

rasa percaya diri kuat serta didukung oleh keuangan yang cukup, maka

orang tersebut akan lebih dapat menyesuaikan diri dengan kondisi pensiun

tersebut karena selama bertahun-tahun ia bekerja, ia ”menabung”

pengalaman, keahlian serta keuangan untuk menghadapi masa pensiun

Page 35: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

27

namun seorang cenderung mengalami depresi apabila tidak mempunyai

tabungan dan ini dialami sekitar 6 bulan keatas setelah memasuki masa

pensiunnya (Jacinta F, 2001).

C. Tinjauan Umum Perubahan Status sosial pada lansia Pensiunan

a. Perubahan status sosial pada pensiun

Perubahan status sosial pada pensiun adalah perubahan kedudukan

atau posisi seseorang yakni dari bekerja dalam hal ini sebagai PNS menjadi

pensiun (Dani Arief, 2008).

Terutama ini terjadi bila sebelumnya orang tersebut mempunyai

jabatan dan Posisi yang cukup tinggi, lengkap dengan fasilitasnya

(Darmodjo 2004, 216 ).

Status sosial berpengaruh terhadap kemampuan seseorang

mengahadapi masa pensiunnya. Jika semasa kerja ia mempunyai status

sosial tertentu sebagai hasil dari prestasi dan kerja keras sehingga

mendapatkan penghargaan dan pengakuan dari masyarakat atau organisasi,

maka ia cenderung lebih memiliki kemampuan adaptasi yang lebih baik

karena konsep diri yang positif dan sosial network yang baik. Namun jika

status sosial itu didapat bukan murni dari hasil jerih payah prestasinya,

misalnya lebih karena politis dan uang/harta maka orang itu justru

cenderung mengalami kesulitan saat menghadapi pensiun karena begitu

pensiun maka kebanggaan dirinya lenyap sejalan dengan hilangnya atribut

adan fasilitas yang menempel pada dirinya selama ia bekerja (Jacinta F,

2001).

Pada hakikatnya kerja dan bekerja merupakan aktivitas dasar bagi

umat manusia dewasa sebagaimana halnya bermain bagi anak-anak. Tiga

faktor sangat penting bagi orang dewasa adalah adanya penghargaan atau

Page 36: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

28

respek, status sosial dan prestise sosial. Ini bisa didapatkan melalui aktivitas

sosial. Kerja dan bekerja tidak lain menjadi aktivitas sosial yang

memberikan tiga hal tersebut. Karena itu, orang akan bisa shock manakala

menganggur, pensiun atau tidak menjabat lagi.

Pada seseorang (manula) memang bisa terjadi post power syndrome,

yaitu kompleksi gejala yang memperlihatkan ketidaksesuaian tingkah

lakunya dengan keadaan kini, karena sebelumnya memangku jabatan atau

kekuasaan tertentu (Fokpal 2004, 19).

Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya post power

syndrome, pensiun dan PHK adalah satu dari faktor tersebut. Bila individu

tersebut memiliki jabatan, kekuasaan dan pengaruh yang cukup besar di

masa kerjanya, begitu memasuki pensiun semua itu tidak dimilikinya,

sehingga timbullah berbagai gangguan psikis yang semestinya tidak perlu.

Hal ini berdampak negatif terhadap dirinya, mereka mendadak menjadi

sangat sensitif dan merasa hidupnya akan segera berakhir hanya karena

masa kejayaannya telah berlalu. Kondisi mental dan tipe kepribadian juga

sangat menentukan mekanisme reaktif seseorang menanggapi masa

pensiunnya (Fokpal 2004, 23).

Orang yang mengalami sindrom purna kuasa terpupuk melalui

perkembangan pribadinya ada kecenderungan pula pada tipe ini. Sekalipun

tidak pernah menduduki jabatan yang memberikan kekuasaan besar. Dalam

kehidupannya sehari-hari pun dia akan cenderung suka mengatur dan

mendominasi. Apalagi kalau sudah bertahun-tahun punya kedudukan, maka

barangkali sudah tidak bisa lagi memisah-misahkannya (Fokpal 2004,26)

Dalam kaitannya dengan pemegangan jabatan (yang memberikan

wewenang dan kekuasaan) penting juga disinggung orang yang memiliki

Page 37: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

29

need for affiliation kuat, yaitu orang yang menyenangi keakraban. Orang

tipe ini, meskipun dikantor berkuasa, tetapi gaya kepemimpinannya

barangkali lebih demokratis dan partisipatif atau bahkan bisa juga

kebalikannya sama sekali, yaitu lebih banyak emotional oriented, lebih

menjaga perasaan orang. Kalau yang seperti itu, jika dia meninggalkan

jabatannya maka tidak ada masalah (aman-aman saja). Dia akan tetap

membina hubungan yang baik dengan lingkungannya.

Pada dasarnya “post power syndrome” bersifat individual. Karena

itu sebenarnya tidak ada kaitannya dengan usia. Jika orang mengalami

pensiun secara tiba-tiba atau terjadi sesuatu yang tidak terduga yang

membuatnya kehilangan kekuasaan, orang bersangkutan bisa saja

mengalami stress dan depresi.

Seperti yang dijelaskan oleh Beck bahwa apabila pensiun semakin

dianggap sebagai perubahan ke stastus baru, maka pensiun akan semakin

dianggap sebagai membuang status yang berharga dengan demikian akan

terjadi transisi yang lebih baik (Hurlock 2000, 213):

1) Kehilangan teman/kenalan

Secara perlahan-lahan akan kehilangan hubungan/ relasi dengan

keadaan disekitarnya. Maka akan jarang sekali bertemu dan

berkomunikasi dengan teman sejawat yang sebelumnya tiap hari

dijumpainya, hubungan sosialnya pun akan hilang/berkurang (Darmojo

dkk 2004, 87).

2) Kehilangan kegiatan/pekerjaan yang teratur dilakukan setiap hari

Ini berarti bahwa rutinitas yang bertahun-tahun telah dikerjakan

akan hilang (Darmojo dkk 2004, 128).

Page 38: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

30

Beberapa dari mereka mungkin memilih untuk terus bekerja dan

menerima pembayaran lebih sedikit dari biasanya untuk melakukan

tugas-tugas yang belum dipertimbangkannya cukup penting bagi

masyarakat agar bisa mendapatkan suatu pembayaran penuh

dikarenakan banyaknya para lansia yang mampu bertahan hidup selama

satu atau dua dekade setelah pensiun, pilihan-pilihan seperti diatas

dapat menyediakan jalan untuk mempergunakan waktu secara lebih

produktif (Asmawi Fokpal 2004, 23).

Allah SWT berfirman dalam Q.S al- Hujuraat (49);10:

(10)

Terjemahannya: “Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu

damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”.

Ayat diatas menjelaskan bahwa kita sebagai umat islam tidak

diperbolehkan memutuskan tali silaturahmi antara sesama muslim, apapun

masalah yang sedang kita hadapi haruslah selalu menjaga hubungan yang

uqhuwah dan islamiah .

D. Tinjauan Umum Tentang pensiun

1. Pengertian pensiun

Menurut sastra Djamika SH dan Drs Marsono, pensiun adalah

penghasilan yang diterima setiap bulan oleh seorang bekas pegawai yang

tidak dapat bekerja lagi, untuk membiayai kehidupan selanjutnya agar tidak

Page 39: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

31

terlantar apabila tidak berdaya lagi untuk mencari penghasilan yang lain

(Arief 2007).

Berdasarkan UU No.11 Tahun 1969, pensiun diberikan sebagai

jaminan hari tua dan sebagai penghargaan atas jasa-jasa pegawai negeri

selama bertahun-tahun bekerja dalam dinas pemerintah (Dani Arief, 2008).

Berdasarkan Undang-undang No.43 Tahun 1999 pasal 10, pensiun

adalah jaminan hari tua dan sebagai balas jasa terhadap pegawai negeri

yang telah bertahun-tahun mengabdikan dirinya kepada negara. Pada

pokoknya adalah menjadi kewajiban setiap orang untuk berusaha menjamin

hari tuanya, dan untuk ini setiap pegawai negeri sipil wajib menjadi peserta

dari suatu badan asuransi sosial yang dibentuk oleh pemerintah, karena

pensiun bukan saja sebagai jaminan hari tua, tetapi juga adalah sebagai

balas jasa, maka pemerintah memberikan sumbangannya kepada pegawai

negeri (Dani Arief, 2008).

Masa ini merupakan masa yang cukup memprihatinkan karena

adanya persepsi yang kurang tepat dalam memaknai masalah pensiun.

Dampak yang sering muncul pada masa ini sebagai akibat ketidaksiapan

seseorang menghadapi pensiun adalah adanya gangguan psikologis dan

ketidaksehatan mental dalam bentuk kecemasan, stress, bahkan mungkin

depresi. Kondisi ini biasanya juga diikuti oleh adanya perubahan dan

kemunduran fisik dalam bentuk munculnya berbagai gangguan penyakit,

seperti hipertensi, diabetes, jantung dan lain-lain. Landasan teori yang

digunakan untuk melihat stress menghadapi pensiun adalah dengan

mengunakan teori stres sebagai interaksi kritis antara individu dengan

lingkungan.

a. Latar belakang adanya pensiun (Dani Arief, 2008):

Page 40: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

32

1) Karena batas usia pensiun

2) Kemauan sendiri

3) Takdir Misalnya: sakit, meninggal dunia

4) Rekturisasi/Dinas

b. Unsur sifat pensiun

1) Penghargaan, diberhentikan dengan hormat

2) Jaminan hari tua

3) Jasa terhadap Negara atau pemerintah

4) Hak atas pensiun Pegawai

Pegawai yang diberhentikan dengan hormat sebagai pegawai

negeri sipil berhak menerima pensiun pegawai, jikalau ia pada saat

pemberhentiannya sebagai pegawai (Dani Arief, 2008):

1) Telah mencapai usia sekurang-kurangnya 50 tahun dan

mempunyai masa kerja untuk pensiun sekurang-kurangnya 20

tahun.

2) Mempunyai masa kerja sekurang-kurangnya 4 tahun dan oleh

badan/pejabat yang ditunjuk oleh departemen kesehatan

berdasarkan peraturan tentang pengujian kesehatan pegawai

negeri, dinyatakan tidak dapat bekerja lagi dalam jabatan

apapun juga karena keadaan jasmani atau rohani yang tidak

disebabkan oleh dan karena ia menjalankan kewajiban

jabatannya.

3) Pegawai negeri yang setelah menjalankan suatu tugas negara

tidak dipekerjakan kembali sebagai pegawai negeri, berhak

menerima pensiun pegawai apabila ia diberhentikan dengan

hormat sebagai pegawai negeri dan pada saat pemberhentiannya

Page 41: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

33

sebagai pegawai negeri ia telah mencapai usia sekurang-

kurangnya 10 tahun.

2. Jenis Pensiun:

a. Non Batas Pensiun (Non BUP)

Beberapa pekerja menjalani masa pensiun secara suka rela,

seringkali sebelum masa usia pensiun wajib. Hal ini mereka lakukan

karena alasan kesehatan atau keinginan menghabiskan sisa hidupnya

dengan melakukan hal-hal yang lebih berarti dan menyenangkan buat

diri mereka dari pada pekerjaannya (Elizabeth Hurlock B 2000, 224).

b. Batas Usia Pensiun (BUP)

Bagi yang lain, pensiun dilakukan secara terpaksa atau disebut

juga karena wajib pensiun, karena organisasi dimana seseorang bekerja

menetapkan usia tertentu sebagai batas seseorang untuk pensiun tanpa

mempertimbangkan apakah mereka senang atau tidak. Bagi mereka

yang lebih suka sikap bekerja tetapi dipaksa keluar pada usia wajib

pensiun seringkali menunjukkan sikap kebencian dan akibatnya

motivasi mereka untuk melakukan penyesuaian diri yang baik pada

masa pensiun sangat rendah sehingga cenderung mengalami masalah

fisik dan psikologis (Hurlock 2000, 133).

PNS yang telah mencapai BUP harus diberhentikan, dengan

hormat sebagai PNS (Dani Arief, 2008).

1) Macam-macam BUP ditentukan sebagai berikut:

a) Usia 56 tahun

b) Usia 58 tahun

c) Usia 60 tahun

d) Usia 63 tahun

Page 42: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

34

e) Usia 65 tahun

f) Usia 70 tahun

2) PNS diberhentikan dengan hormat sebagai PNS karena mencapai

BUP, berhak atas pensiun apabila ia telah memiliki masa kerja

pensiun sekurang-kurangnya 10 tahun.

3) PNS yang akan mencapai BUP dapat dibebaskan dari jabatannya

untuk paling lama 1 tahun dengan mendapat penghasilan

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku kecuali

tunjangan jabatan.

4) PNS yang mengaku jabatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 44

PP 32/1979 apabila tidak memangku lagi jabatan tersebut maka

sebelum yang bersangkutan diberhentikan sebagai PNS kepada

yang bersangkutan diberikan bebas tugas 1 tahun.

E. Tinjauan Tentang Lanjut Usia (Lansia)

1. Batasan- batasan tentang lanjut usia

Berdasarkan Undang – undang No.13/th. 1998 tentang kesejahteraan

lanjut usia Bab I pasal I ayat 2 berbunyi” Lanjut usia adalah seorang yang

mencapai Usia 60 ( enam puluh ) tahun keatas (Nugroho 2009, 102).

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lanjut usia meliputi :

a. Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59

tahun.

b. Lanjut usia (elderly) : antara 60 sampai 74 tahun.

c. Lanjut usia tua (old) : antara 75 sampai 90 tahun.

d. Usia sangat tua (very old) : di atas 90 tahun.

Menurut Prof Dr. Ny. Sumiati Ahmad Mohamad (Alm) Guru besar

Universitas Gajah Mada pada fakultas kedokteran :

Page 43: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

35

a. 0 – 1 tahun : Masa bayi

b. 1 – 6 tahun : Masa Prasekolah

c. 6 – 10 tahun : Masa sekolah

d. 10 – 20 tahun : Masa pubertas

e. 40 – 65 tahun : Masa setengah umur (praseniun)

f. 65 tahun keatas : Masa lanjut usia (senium)

Menurut Dra. Ny. Jos Masdani (Psikolog UI) mengatakan lanjut

usia merupakan kelanjutan dari usia dewasa kedewasaan dapat dibagi

menjadi empat bagian :

a. Petama : Fase inventus = antara 25 dan 40 tahun.

b. Kedua : Fase Verilitas = antara 40 dan 50 tahun.

c. Ketiga : Fase Prasenium = antara 55 dan 65 tahun

d. Ke empat : Fase Senium = antara 65 tahun hingga tutup.

Menurut Prof. Dr. Koesoemanto Setyonegoro.

a. Usia dewasa muda (ederly adusthood) : 18 atau 20 – 25 tahun

b. Usia dewasa penuh (midlle years) atau maturitas : 25 – 60 atau 65

tahun.

c. Lanjut usia (geriatric age) : lebih dari 65 atau 70 tahun. Terbagi untuk

umur 70 – 75 tahun (Young olg),

Jika dilihat pembagian umur dari beberapa ahli tersebut diatas,

dapat disimpulkan bahwa yang disebut lanjut usia adalah orang telah

berumur 60 tahun ke atas.

2. Permasalahan Lanjut Usia

Proses menua didalam perjalanan hidup lansia merupakan suatu hal

yang wajar akan dialami semua orang yang dikaruniai umur panjang.

Hanya lambat secepatnya proses tersebut bergantung pada masing-masing

Page 44: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

36

individu yang bersangkutan. Adapun permasalahan yang berkaitan dengan

lanjut usia antara lain:

a. Keadaan Fisik Lanjut Usia

1) Sel

Jumlahnya lebih sedikit dan ukurannya lebih besar. Berkurangnya

cairan tubuh dan cairan intraseluler, proporsi protein di otak, otot,

ginjal darah dan hati menurun. Jumlah sel otak menurun serta

mekanisme perbaikan sel terganggu.

2) Sistem Persyarafan

Cepatnya menurun hubungan persyarafan, kurang sensitif terhadap

sentuhan, mengecilnya saraf panca indera.

3) Sistem Pendengaran

Pengumpulan serumen dapat mengeras karena meningkatnya keratin

presbiakusia dan otosklerosis.

4) Sistem Penglihatan

Hilangnya respon terhadap sinar, katarak, hilangnya akomodasi,

menurunnya lapangan pandang dan daya membedakan warna biru

dan hijau.

5) Sistem Kardiovaskuler

Katub jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung

memompa darah menurun 1 % setiap tahun sesudah 20 tahun

sehingga kontraksi dan volumenya menurun. Elastisitas pembuluh

Page 45: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

37

darah menurun. Tekanan darah meninggi karena meningkatnya

resistensi dari pembuluh darah perifer.

6) Sistem Pengaturan Temperatur Tubuh

Temperatur tubuh menurun secara fisiologi akibat metabolisme

menurun. Keterbatasan reflek menggigil karena tidak memproduksi

panas.

7) Sistem Respirasi

Otot pernapasan kehilangan kekuatan dan kaku, aktivitas selia

menurun, paru-paru kehilangan elastisitas, kemampuan batuk

berkurang. O2 arteri menurun CO2 arteri tidak berganti.

8) Sistem Gastrointestinal

Kehilangan gigi, indera pengecap menurun, peristaltik lemah,

absorbsi melemah, liver mengecil, atropi payudara, ovari dan uterus

menciut.

9) Sistem Genitourinaria

Ginjal mulai mengecil dan nefron menjadi atropi, aliran darah

keginjal menurun 50 % dan fungsi tubulus menurun. Otot-otot

kandung kemih menurun, kapasitas menurun sampai 200 ml,

frekuensi kencing meningkat, prostat membesar, atropi vulva.

10) Sistem Kulit

Page 46: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

38

Kulit mengerut atau keriput, permukaan kasar, mekanisme proteksi

kulit menurun. Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.

Kuku mengeras dan rapuh. Kelenjar keringat berkurang jumlahnya

dan fungsinya.

11) Sistem Muskuloskeletal

Tulang kehilangan density dan makin rapuh, kifosis. Persendian

membesar dan menjadi kaku. Atropi serabut otot sehingga gerak

lamban, otot kram dan tremor. Discus intervertebralis menipis dan

menjadi pendek.

b. Keadaan Sosio- Ekonomi Orang usia Lanjut

Menurut Wahyudi Nugroho peningkatan proporsi pada lansia dalam

masyarakat adalah fenomena di seluruh dunia. Saat ini, diseluruh dunia

jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata- rata 60

tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Pada

tahun 2000 diperkirakan jumlah lanjut usia meningkat menjadi 9,99% dari

seluruh penduduk indonesia ( 22.2777.700 jiwa ) dengan umur harapan

hidup 65- 75 tahun dan tahun 2020 akan meningkat menjadi 11,09%

(29.120.000 lebih ) dengan umur harapan hidup 70-75 tahun. Meningkatnya

umur harapan hidup dipengaruhi oleh:

1) Majunya pelayanan kesehatan

2) Menurunnya angka kematian bayi dan anak

3) Perbaikan gizi dan sanitasi

4) Meningkatnya pengawasan terhadap penyakit infeksi

Bila jumlah dan presentase populasi lanjut usia naik, untuk

pemerintah suatu negara ini berarti penambahan dana pensiun dan

Page 47: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

39

pemeliharaan kesehatan dengan naiknya defisit anggaran. Pendapatan

pajak dan kegiatan prekonomian dapat menurun, termaksud penurunan

pasar konsumsi dan sebagainya.

Keadaan sosial ekonomi adalah suatu masalah. Lansia indonesia

masih banyak tegantung pada orang lain ( terutama anaknya ). Dalam

penelitian ini lapangan/komunitas, di desa maupun dikota, 78,3%

mengaku serba pas- pasan, 14,1% mengaku hidupnya berlebihan dan

7,6% mengaku hidupnya dalam kekurangan. Hanya 1,4% dapat hidup

memanfaatkan tabungan sebelumnya (Darmodjo 2004, 100 ).

Hidup bertempat tinggal dengan keluarga merupakan kebiasaan

umum bila seorang lanjut usia ditinggal oleh suami/istrinya, atau

sebelum ini terjadi. Umumnya memang keluargalahyang merawat para

lanjut usia di rumahnya (Juga di negara- negara asia yang lain),

terutama hal ini dilakukan oleh anak perempuan. Keikutsertaan orang-

orang lansia dengan keluarganya ini naik persentasenya dengan

bertambah usia. Bantuan dari keluarga ini meliputi semua bidang, baik

financial, makanan, pakaian, dan bantuan fisik dan moral (Darmodjo

2004, 101 ).

c. Keadaan Psikologik pada Lanjut Usia

Masalah psikologik yang dialami oleh golongan lansia ini pertama

kali mengenai sikap mereka terhadap proses menua yang mereka hadapi,

antara lain kemunduran badaniah atau dalam kebingungan untuk

memikirkannya. Secara individu, pengaruh proses menua dapat

menimbulkan berbagai masalah baik secara fisik-biologik, mental maupun

social ekonomis. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental

Page 48: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

40

adalah pertama-tama perubahan fisik khususnya organ perasa, kesehatan

umum, keturunan (hereditas), lingkungan. Perubahan kepribadian yang

drastis, keadaan ini jarang terjadi. Lebih sering berupa ungkapan yang tulus

dari perasaan seseorang, kekakuan mungkin karena faktor lain seperti

penyakit-penyakit (Nugroho, 2000).

Dengan semakin lanjut usia seseorang, dapat mengakibatkan

penurunan pada peranan-peranan socialnya. Hal ini mengakibatkan pula

timbulnya gangguan didalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya sehingga

dapat meningkatkan ketergantungan memerlukan bantuan orang lain.

Lanjut usia tidak saja ditandai dengan kemunduran fisik, tetapi dapat pula

berpengaruh terhadap kondisi mental. Semakin lanjut usia seseorang,

kesibukan sosialnya akan semakin berkurang, dimana akan dapat

mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan lingkungannya. Hal ini

dapat memberikan dampak pada kebahagiaan seseorang.

Dalam hal ini dikenal apa yang disebut disengagement theory, yang

berarti ada penarikan diri dari masyarakat dan diri pribadinya satu sama

lain. Dulu hal ini diduga dapat menyukseskan proses menua. Anggapan ini

bertentangan dengan pendapat- pendapat sekarang, yang justru

menganjurkan masih tetap ada social involvement (keterlibatan social) yang

dianggap lebih penting dan meyakinkan. Masyarakat sendiri menyambut

hal ini secara positif (Darmodjo 2004, 103 ).

Sudah diketahui bahwa semua orang berusia lanjut, tanpa

menghiraukan pola-pola kepribadian masa mudanya, berkembang menjadi

manusia yang menjengkelkan dengan sifat mudah marah, pelit, suka

bertengkar, banyak menuntut, egois semau sendiri dan umumnya mustahil

Page 49: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

41

untuk menyesuaikan diri. Lebih lanjut diketahui apabila orang berusia lanjut

hidup cukup lama, maka kepribadian akan menjadi seperti anak-anak (pikun)

yang menghendaki mereka diperlakukan seperti anak-anak.

Sikap ini merupakan sifat lama yang menjadi berlebih-lebihan dan

semakin nampak karena ada tekanan-tekanan yang terjadi di usia tua. Jika

tekanan ini terlalu berat untuk diatasi dan terjadi kehancuran pribadi, terdapat

bukti bahwa sifat-sifat yang dominan, yang ada pada awal kehidupan

seseorang menjadi dominan dalam pola dimana kehancuran kepribadian

terjadi. Berbagai perubahan pada kepribadian di usia lanjut datang dari

berbagai inti pola kepribadian yaitu konsep diri (Hurlock,1998).

Menurut Marono (2004), Biasanya sifat-sifat stereotype para lansia

ini sesuai dengan pembawaanya pada waktu muda. Beberapa tipe yang

dikenal adalah sebagai berikut :

1) Tipe konstruktif

Orang ini mempunyai integritas baik, dapat menimati hidupnya,

mempunyai toleransi tinggi, humoristic, fleksibal (luwes) dan tahu diri.

Biasanya sifat-sifat ini dibawanya sejak muda. Mereka dapat menerima

fakta- fakta proses menua, mengalami masa pensiun dengan tenang,

juga dalam menghadapi masa akhir.

2) Tipe ketergantungan (dependent)

Orang lansia ini masih dapat diterima ditengah masyarakat,

tetapi selalu pasif, tak berambisi, masih tahu diri, tak mempunyai

inisiatif dan bertindak tidak praktis. Biasanya orang ini dikuasai oleh

istrinya. Ia senang mengalami pensiun, malahn biasanya banyak makan

dan minum, tidak suka bekerja dan senang untuk berlibur.

Page 50: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

42

3) Tipe defensive

Orang ini biasanya dulunya mempunyai pekerjaan/jabatan tak

stabil, bersifat selalu menolak bantuan, seringkali emosinya tak dapat

dikontrol, memegang teguh pada kebiasaanya, bersifat konflsive aktif.

Anehnya mereka takut mengadapi masa “menjadi tua’’ dan tak

menyenangi masa pensiun.

4) Tipe bermusuhan (hostility)

Mereka menganggap menyebabkan kegagalannya, selalu

mengeluh, bersifat agresif, curiga. Biasanya pekerjaan waktu dulunya

tidak stabil. Menjadi tua dianggapnya tidak ada hal-hal yang baik, takut

mati, iri hati pada orang yang muda, senang mengadu untung pada

pekerjaan-pekerjaan aktif untuk menghindari masa yang sulit/buruk.

5) Tipe membenci/menyalahkan diri sendiri (self haters)

Orang ini bersifat kritis dan menyalahkan diri sendiri, tak

mempunyai ambisi, mengalami penurunan kondisi sosio-ekonomi.

Biasanya mempunyai perkawinan yang tak bahagia, mempunyai sedikit

“hobby’’, merasa menjadi korban dari keadaan, namun mereka

menerima fakta pada proses menua, tidak iri hati pada orang yang

muda, merasa cukup mempunyai apa yang ada. Mereka menganggap

kematian merupakan suatu kejadian yang membebaskannya dari

penderitaan. Statistik kasus bunuh diri menunjukkan angka yang lebh

tinggi persentasenya pada golongan lansia ini, apalagi pada mereka

hidup sendiri.

d. Mekanisme koping pada lansia

Mekanisme koping ( mekanisme pertahanan diri) adalah sikap,

prilaku atau keterampilan yang digunakan oleh individu untuk

Page 51: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

43

menyesuaikan diri terhadap masalah yang dihadapi. Strategi koping

mencakup semua rencana tindakan untuk menanggulangi stressor. Jadi

koping adalah respon prilaku yang umum terhadap stress.

Individu menanggulangi stressor dapat dengan satu cara atau lebih.

Tindakan untuk menanggulangi stress mungkin adaptif ataupun maladaptif

tergantung pada hasil yang diinginkan. Mekanisme koping tergantung dari

tipe kepribadian lansia itu sendiri.

Menurut Neurgarten (2001) perubahan yang terjadi pada lansia lebih

bersifat kuantitatif daripada kualitatif. Ini berarti pola dasar kepribadian

menjadi lebih terbentuk dengan bertambahnya usia. Meskipun orang-orang

berusia lanjut, misal menjadi kaku dalam memandang sesuatu , lebih

konservatif dalam bertindak, berprasangka buruk dalam bersikap dan lebih

berpusat pada diri sendiri, namun semua ini bukan sifat baru yang

berkembang saat mereka berusia lanjut.

Akibatnya, usia lanjut dalam menghadapi masalah cenderung

bersifat penolakan dan regresi, mereka tidak dapat menerima suatu

kenyataan dan berlaku ego. Keinginan- keinginan berfokus pada hal- hal

yang sedang tejadi pada dirinya dan sikap penolakan terhadap orang lain

yang memberi bantuan.

F. Hubungan antara Pensiun dengan Depresi

Menurut Clifford Dobson (1982), mengatakan bahwa pensiun

umumnya diterima sebagai kejadian yang menimbulkan depresi karena

biasanya merupakan perubahan yang tiba-tiba dalam kehidupan seseorang.

(Tyhurst, 1958). Istilah ”Negative Retirement Stereotype” telah dibuktikan

dalam pandangan in oleh MacBride (1976).

Page 52: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

44

Banyak peristiwa hidup dan perubahan sosial menyebabkan depresi.

Bila individu tersebut memiliki jabatan, kekuasaan dan pengaruh yang cukup

besar di masa kerjanya, begitu memasuki pensiun semua itu tidak dimilikinya,

sehingga timbullah berbagai gangguan psikis yang semestinya tidak perlu. Hal

ini berdampak negatif terhadap dirinya, mereka mendadak menjadi sangat

sensitif dan merasa hidupnya akan segera berakhir hanya karena masa

kejayaannya telah berlalu. Kondisi mental dan tipe kepribadian juga sangat

menentukan mekanisme reaktif seseorang menanggapi masa pensiunnya

(Fokpal 2004, 23).

Status sosial berpengaruh terhadap kemampuan seseorang

mengahadapi masa pensiunnya. Jika semasa kerja ia mempunyai status sosial

tertentu sebagai hasil dari prestasi dan kerja keras sehingga mendapatkan

penghargaan dan pengakuan dari masyarakat atau organisasi, maka ia

cenderung lebih memiliki kemampuan adaptasi yang lebih baik karena konsep

diri yang positif dan sosial network yang baik. Namun jika status sosial itu

didapat bukan murni dari hasil jerih payah prestasinya (misalnya lebih karena

politis dan uang/harta) maka orang itu justru cenderung mengalami kesulitan

saat menghadapi pensiun karena begitu pensiun maka kebanggaan dirinya

lenyap sejalan dengan hilangnya atribut adanya fasilitas yang menempel pada

dirinya selama ia bekerja (Jacinta F, 2001)

Menurut skala Holmes-Rahe salah satu kejadian dalam sejarah

kehidupan yakni pensiun, yang berada pada level depresi tingkat tinggi (Grek

Walkinson, 2003)

Page 53: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

45

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan uraian dari tinjauan pustaka maka penulis membuat

kerangka variabel sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

= Variabel yang diteliti

Tingkat depresi:

a. Kemungkinan

depresi

b. Depresi ringan

c. Depresi sedang

d. Depresi berat

e.

Perubahan finansial

Perubahan status

sosial

Kondisi psikologi

Mekanisme koping

Page 54: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

46

= Variabel yang tidak di teliti

B. Kerangka Kerja

Populasi Lansia

Pensiunan

Sampling

Porpusive Sampling

Sampel

Kriteria Inklusi

Pengumpulan data

Kuisioner

Variabel Independen

a. Perubahan finasial

b. Perubahan status

sosial

Variabel dependen

Tingkat depresi

a. Kemungkinan

depresi

b. Depresi ringan

c. Depresi sedang

d. Depresi berat

Page 55: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

47

C. Definisi Operasional

1. Depresi pada lansia

Tingkat depresi yang diukur menggunakan kuesioner yang berskala

Guttman, dengan indikator depresi : berkurangnya minat, kehilangan

aktivitas, perasaan kesepian dan bosan, tidak berdaya, kehilangan

semangat, dan kehilangan harapan. Kuisioner yang digunakan yaitu skala

depresi Geriatric Depresion Scale (GDS).

Kriteria objektif :

a. Kemungkinan depresi 1-7

b. Depresi ringan 8-13

c. Depresi sedang 14-20

d. Depresi berat >20

2. Perubahan Finansial

Perubahan finansial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

perubahan pendapatan atau gaji pensiun yang diterima setiap bulannya

dengan potongan sebesar 30% dari gaji pokok sebelum pensiun yang

Analisis data dengan

uji statistik

Regresi linear

Penyajian hasil

Page 56: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

48

diukur dengan menggunakan kuesioner yang berskala Guttman, Dengan

Indikator perubahan finansial pada pensiun :

a) Pemasukan setelah pensiun menurun

b) Pensiun tidak merasa puas dengan penghasilan sekarang

c) Dana pensiun tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan guna

mengikuti gaya hidup.

d) Cemas karena tidak dapat mengatasi masalah keuangan

e) Pensiun tidak mempunyai tabungan untuk digunakan menghadapi

masa pensiun

f) Tabungan yang ada tidak mencukupi.

Kriteria objektif :

a. Berubah : Apabila responden megalami kesulitan dengan

pemenuhan kebutuhannya selama pensiun, dengan scor ≥ 4

b. Tidak berubah : Apabila responden tidak megalami kesulitan dengan

pemenuhan kebutuhannya selama pensiun, dengan scor < 4

3. Perubahan status sosial

Perubahan status sosial yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

perubahan kedudukan atau posisi seseorang yakni dari bekerja dalam hal

ini sebagai PNS menjadi pensiun. Dengan perubahan kedudukan maka

terjadi pula perubahan interaksi dengan orang lain. Dengan indikator

Perubahan status sosial:

a. Merasa terasing ditengah orang banyak

b. Cenderung menarik diri ( menolak berinteraksi dengan orang lain )

c. Merasa curiga orang- orang membicarakannya

d. Keluarga/teman tidak pernah mengunjungi

e. Cenderung menutup diri dengan orang lain

Page 57: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

49

f. Komunikasi dengan keluarga tidak lancar

Kriteria objektif

a. Berubah : Apabila responden megalami kesulitan berinteraksi

dengan orang lain selama pensiun, dengan scor ≥ 4

b. Tidak berubah : Apabila responden tidak megalami kesulitan

berinteraksi dengan orang lain selama pensiun, dengan scor < 4

4. Pensiun

Pensiun merupakan suatu proses berakhirnya masa kerja secara

rutin dan mulainya masa untuk memasuki masa beristirahat karena masa

kerja secara aktif telah selesai dan berakhir.

D. Hipotesis

Ada hubungan perubahan finansial dan status sosial dengan tingkat

depresi pada lansia pensiunan

Page 58: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

50

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif,

survey analitik dengan pendekatan cross sectional study, dimana penelitian ini

bertujuan untuk mengukur variabel independen dan variabel dependen pada

waktu yang bersamaan. ( Nursalam 2003, 220).

B. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri atas objek/ subjek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya ( Sugiono

2004, 25 ). Dalam penelitian ini populasinya adalah pensiun di Makassar

yang datang menerima gajinya di BTPN Makassar.

Page 59: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

51

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi (Nursalam, Pariani, 2001). Besar

sampel penelitian adalah 30 lansia Pensiunan.

Adapun kriteria inklusi dan eklusi dalam penelitian ini adalah :

a. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian

dari populasi target dan terjangkau yang akan diteliti (Nursalam 2003,

89).

1) Laki- laki dan wanita berusia 56 tahun keatas sesuai dengan kartu

tanda pengenal.

2) Menerima gaji pensiun diri sendiri.

3) Telah menjalani masa pensiun selama > 6 bulan

4) Bersedia menjadi responden

5) Mampu berkomunikasi ( Bahasa Indonesia)

C. Tehnik pengambilan sampel

Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi

untuk dapat mewakili populasi. Dalam penelitian ini pemilihan sampel dengan

cara non probability sampling jenis purposive sampling, yaitu teknik

penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai

dengan yang dikehendaki peneliti sehingga sampel tersebut dapat mewakili

karateristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam 2003, 223).

D. Lokasi Penelitian

1. Lokasi

Page 60: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

52

Penelitian dilakukan di BTPN Jln. Gunung bawakaraeng Makassar,

karena bank ini merupakan salah satu bank yang ditunjuk oleh pemerintah

untuk mengelola dana pensiun sehingga memudahkan peneliti untuk

memperoleh sampel dalam melakukan penelitian.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2010, terhitung tanggal 04

juni-17 Juni 2010.

E. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian yang dilakukan adalah

sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi populasi target.

2. Mengajukan surat permohonan izin untuk melaukukan penelitian di BTPN

Makassar.

3. Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti akan melakukan pendekatan

kepada calon responden dan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian,

kemudian akan diberikan lembar kuisioner berskala Guttman yang berisi

pertanyaan- pertanyaan melalui wawancara, kuisioner untuk perubahan

finansial dan status social tiap pertanyaan berscor 1, jadi jawaban: Ya scor

1, Tidak scor 0 dengan kriteria Objektif: berubah scor ≥ 4 dan tidak

berubah scor < 4. Sedangkan untuk mengukur tingkat depresi menggunakan

kuisioner berskala depresi Geriatric Depresion Scale (GDS) berisi

pertanyaan positif dan lembar observasi tiap pertanyaan berscor 1, jadi

Jawaban: Ya scor 1, Tidak scor 0, dengan kriteria Objektif : Kemungkinan

Page 61: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

53

depresi : 1-7, depresi ringan : 8-13, depresi sedang : 14-20 dan depresi

berat: >20.

F. Pengolahan data

1. Editing merupakan proses yang dilakukan setelah data terkumpul dan

dilakukan dengan memeriksa kelengkapan data, kesinambungan data dan

keseragaman data.

2. Koding artinya memberikan tanda atau kode agar mudah memeriksa

jawaban.

3. Tabulasi artinya mengelompokkan data dalam bentuk tabel menurut sifat-

sifat yang dimiliki untuk dianalisa.

G. Analisis Data

1. Analisis univarat dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum dengan

cara mendeskripsikan setiap variable yang digunakan dalam penelitian

untuk melihat distribusi frekuensinya.

2. Analisis bivariat

Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen dengan menggunakan metode

statistik uji regresi linear

.

H. Jadwal Penelitian

No Nama

kegiatan

Februari Maret April Mei Juni

1 Penyusunan

proposal

penelitian

2 Seminar

proposal

Page 62: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

54

3 Perbaikan

proposal

4 Pelaksanaan

penelitian

5 Pengolahan

dan analisis

data

6 Menyusun

laporan hasil

penelitian

7 Seminar hasil

8 Perbaikan

hasil

penelitian

I. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan prinsip- prinsip penelitian:

1. Prinsip manfaat

Respon bebas dari penderitaan, eksploitasi dan resiko. Untuk itu

partisipasi subjekdalam penelitian dihindarkan dari keadaan yang tidak

menguntungkan. Subjek diyakinkan bahwa partisipasinyadalam penelitian

atau informasi yang telah diberikan tidak akan dipergunakan dalam hal- hal

yang biasa merugikan subjek dalam bentuk apapun.

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia ( respect human digity ).

a. Hak untuk ikut/ tidak menjadi responden ( right to self determination)

b. informasi secara tentang tujuan penelitian (inform consent)

Subjek harus mendapatkan informasi secara tentang tujuan

penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyai hak untuk bebas

berpartisipasi atau menolak menjadi responden.

Page 63: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

55

3. Prinsip keadilan ( right to justice )

Yaitu hak untuk di jaga kerahasiaannya (right to pripacy). Subyek

mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan harus

dirahasiakan, untk itu perlu adanya anonymy ( tanpa nama) dan

confidentiality (rahasia).

Untuk itu sebelum pelaksanaan penelitian responden akan

diberikan surat persetujuan tentang kesediaan responden menjadi

partisipan dalam penelitian ini, dengan terlebih dahulu membaca, mengerti

dan memahami isi surat persetujan tersebut. Apabila responden bersedia,

maka responden dipersiapkan untuk menandatangani surat pernyataan

persetujuan tersebut. Tetapi jika respon tidak bersedia atau menolak untuk

menjadi partisipan dalam penelitian ini, maka tidak ada paksaan dan

ancaman pada responden tersebut.

Page 64: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

56

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian dengan pendekatan

cross sectional study, dimana masing- masing variabel diukur pada saat yang

sama dan dilakukan sekali saja dengan tujuan untuk mengetahui hubungan

perubahan finansial dan status sosial dengan tingkat depresi pada lansia

pensiunan di BTPN Makassar.

Hasil penelitian ini diperoleh dengan menggunakan kuisioner yang

masing- masing 6 item pertanyaan tentang perubahan finansial dan status

sosial dan untuk mengetahui tingkat depresi menggunakan kuisioner 15

pertanyaan dengan menggunakan skala depresi Geriatric Depresion Scale

(GDS) dan lembar observasi dengan 13 pertanyaan. Kuisioner dilaksanakan

Page 65: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

57

dengan melalui tehnik wawancara. Penelitian dilaksanakan di BTPN Makassar

mulai pada tanggal 4 juni- 17 juni 2010 terhadap 30 responden.

Setelah dilakukan pengambilan data, langkah berikutnya yaitu

pengolahan data untuk memperoleh hasil dari penelitian ini. Pengolahan data

menggunakan program SPSS versi 15,0.

Berdasarkan analisis dari data responden diperoleh hasil yang

menunjukkan data berdistribusi normal sehingga digunakanlah uji parametrik.

Dalam penelitian ini data yang saya kumpulkan berskala numerik sehingga

digunakan uji regresi linear untuk mengetahui hubungan antara variabel

independen dengan variabel dependen. Hasil uji regresi linear menunjukkan

nilai R- Square sebesar 0,379 yang artinya penelitian ini hanya mampu

menjelaskan variabel yang mempengaruh tingkat depresi sebanyak 37%.

Berarti masih ada 63% variabel lain yang mempengaruhi tingkat pada lansia

depresi.

Analisa data untuk mengetahui apakah perubahan finansial mempunyai

hubungan dengan tingkat depresi lansia pensiunan begitu pula apakah

perubahan sosial memiliki hubungan dengan tingkat depresi. Selain itu

peneliti juga mencoba mengungkapkan mana yang lebih kuat hubungannya

dari kedua variabel independen dengan tingkat depresi sebagai variabel

dependen.

1. Analisis Univariat

a. Karakteristik Responden

Adapun karakteristik umum responden dalam penelitian ini yaitu

dari 30 responden didapatkan responden dengan umur 56- 59 tahun paling

banyak dengan jumlah 19 responden (63,33%) dan rentang umur 60-63

sebanyak 11 responden (36,67%). Pada distribusi jenis kelamin didapatkan

Page 66: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

58

laki- laki sebanyak 17 responden (56,67%) dan perempuan sebanyak 13

responden (43,33%). Pada distribusi Status perkawinan didapatkan yang

kawin sebanyak 22 responden (65,79%), janda sebanyak 5 responden

(16,67%), dan duda sebanyak 3 responden (10%). Adapun golongan

pensiun cukup beragam, yakni golongan III/a sebanyak 4 responden

(13,33%), golongan III/b sebanyak 4 responden (13,33%), golongan III/c

sebanyak 5 responden (17%), golongan III/d sebanyak 8 responden

(26,67%), golongan IV/a sebanyak 3 responden (10%), dan golongan IV/b

sebanyak 6 responden (20%). Sedangkan distribusi jumlah anak ≤ 2 orang

anak sebanyak 11 responden (36,77%) dan > 2 orang anak sebanyak 12

responden ( 63,33%). Berdasarkan lamanya menjalani masa pensiun, dari

30 responden yang telah menjalani masa pensiun 6-12 bulan sebanyak 13

responden (43,33%) Sedangkan yang telah menjalani masa pensiun 13-17

bulan sebanyak 17 responden (43,33%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel 5.1.

Tabel 5. 1

Distribusi responden Berdasarkan data Demografi Pensiun

NO Karakteristik Responden n %

1 Umur

56-59

19

63,33

60-63

11

36,67

2 Jenis kelamin

Laki- laki

17

56,67

Perempuan

13

43,33

3 Status perkawinan

Kawin

22

73,33

Janda

5

16,67

Page 67: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

59

Di BTPN Makassar 2010

b. Perubahan finansial

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan

finansial pada lansia pensiunan. Didapatkan dari 30 responden yang

mengalami perubahan finansial sebanyak 19 responden (63,3%)

sedangkan tidak mengalami perubahan finansial sebanyak 11 responden

(36,7 %). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel 5.2.

Tabel 5.2

Distribusi Responden Berdasarkan Perubahan finansial Lansia

Pensiunan Di BTPN Makassar 2010

Finansial Frekuensi Persentase (%)

Berubah 19 63,3%

Tidak Berubah 11 36,7%

Jumlah 30 100

Sumber data primer, 2010

duda

3

10

4 Golongan

III/a

4

13,33

III/b

4

13,33

III/c

5

17

III/d

8

26,67

IV/a

3

10

IV/b

6

20

5 Jumlah anak

≤2

11

36,77

>2

19

63,33

6

Lama pensiun

6 - 12 bulan

13

43,33

13- 17 bulan

17

56,77

Sumber: Data primer, 2010

30

100

Page 68: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

60

c. Perubahan status sosial

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi perubahan

status sosial pada lansia pensiunan. Didapatkan dari 30 responden

yang mengalami perubahan status sosial sebanyak 16 responden

(53,3%) sedangkan yang tidak mengalami perubahan status sosial

sebanyak 14 responden (46,7 %). Dapat dilihat dari tabel 5.3.

Tabel 5.3

Distribusi responden Berdasarkan Perubahan Status Sosial Lansia

Pensiunan Di BTPN Makassar 2010

Status sosial Frekuensi Persentase (%)

Berubah 16 53,3%

Tidak Berubah 14 46,7%

Jumlah 30 100

Sumber data primer, 201

d. Tingkat Depresi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bahwa dari 30

responden yang mengalami kemungkinan depresi sebanyak 6

responden (20,0%), yang mengalami depresi ringan juga sebanyak 6

(20,0%), dan yang mengalami depresi sedang sebanyak 15 responden

(50,0%) sedangkan yang mengalami depresi berat sebanyak 3

responden (10,0%). Dari tabel 5.4 dapat dilihat bahwa lansia pensiunan

paling banyak mengalami depresi sedang.

Tabel 5.4

Distribusi Responden Berdasarkan Perubahan Tingkat Depresi

Lansia Pensiunan Di BTPN Makassar 2010

Tingkat depresi Frekuensi Persentase (%)

Page 69: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

61

Kemungkinan Depresi 6 20%

Depresi Ringan 6 20%

Depresi Sedang 15 50%

Depresi Berat 3 10%

Jumlah 30 100

Sumber data primer, 2010

2. Analisis Bivariat

a. Distribusi Hubungan Perubahan Finansial dengan Tingkat Depresi

Dari hasil analisis perubahan finansial dengan tingkat depresi

didapatkan dari 30 responden sebanyak 19 orang (63,3%) mengalami

perubahan finansial sedangkan 11 orang (36,7%) yang tidak mengalami

perubahan finansial, dan dari 19 responden yang mengalami perubahan

finansial paling banyak dengan depresi sedang yaitu 13 orang (43,3 %)

dan dari 11 responden hanya 2 orang (6,7%) yang tidak mengalami

perubahan finansial, sedangkan responden yang mengalami perubahan

finansial dengan depresi berat sebanyak 3 orang (10 %) yang tidak ada

orang (0%) yang tidak mengalami perubahan finansial, responden yang

mengalami perubahan finansial dengan depresi ringan sebanyak 1 orang

(3,3 %) dan 5 orang (16,7%) yang tidak mengalami perubahan finansial.

Adapun responden yang mengalami perubahan finansial dengan

kemungkinan depresi sebanyak 2 orang (6,7%) dan 4 orang (13,3%)

yang tidak mengalami perubahan finansial.

Dari hasil uji regresi menunjukkan bahwa nilai p < 0,008 dengan

taraf signifikansi α = 0,05 yang berarti nilai p < α. Dengan demikian

maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan bermakna antara

perubahan finansial dengan tingkat depresi lansia pensiunan di BTPN

Makassar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel tabel 5.5.

Page 70: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

62

.

Tabel 5.5

Distribusi Hubungan Perubahan Finansial dengan Tingkat

Depresi Pada Lansia Pensiunan DI BTPN Makassar 2010

Tingkat Depresi

Total Finansial

K.

Depresi

Depresi

Ringan

Depresi

Sedang

Depresi

Berat

n %

n %

n %

n % n %

Berubah 2 6,7 %

1 3,3 %

13 43,3 %

3 10% 19

63,3%

Tidak

Berubah

4

13,3%

5 16,7%

2 6,7 %

0 0% 11 36,7%

Jumlah

6 20,0%

6 20,0 % 15 50,0 %

3 10%

30 100%

Sumber data primer, 2010 p= 0,008

b. Distribusi Hubungan Perubahan Status Sosial dengan Tingkat

Depresi

Dari hasil analisis perubahan finansial dengan tingkat depresi

didapatkan dari 30 responden sebanyak 16 orang (53,3%) mengalami

perubahan status sosial sedangkan 14 orang (46,7%) yang tidak

mengalami perubahan status sosial , dan dari 16 responden yang

mengalami perubahan status sosial paling banyak mengakibatkan

depresi sedang yaitu 11 orang (36,7 %) dan dari 14 responden hanya 4

(13,3%) yang tidak mengalami perubahan status sosial. Sedangkan

responden pensiun yang mengalami perubahan status sosial

mengakibatkan depresi berat sebanyak sebanyak 2 orang (6,7) dan

hanya 1 orang (3,3 %) yang tidak mengalami perubahan status sosial,

responden pensiun yang mengalami perubahan status sosial

Page 71: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

63

mengakibatkan depresi ringan sebanyak 1 orang (3,3%) dan 5 (16,7%)

yang tidak mengalami perubahan status sosial, responden pensiun yang

mengalami perubahan status sosial mengakibatkan kemungkinan

depresi sebanyak 2 orang (6,7%) dan 4 orang (13,3%) yang tidak

mengalami perubahan status sosial.

Dari hasil uji regresi menunjukkan bahwa nilai p : 0,017 dengan

taraf signifikansi α = 0,05 yang berarti nilai p < α. Dengan demikian

maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan bermakna antara

perubahan status sosial dengan tingkat depresi pada lansia pensiunan di

BTPN Makassar, dapat dilihat pada tabel 5.6.

Tabel 5.6

Distribusi Hubungan Perubahan Status Sosial dengan Tingkat

Depresi Pada lansia Pensiunan DI BTPN Makassar 2010

Tingkat Depresi

Status Sosial K.Depresi

Depresi

Ringan

Depresi

Sedang

Depresi

Berat Total

n %

n % n %

n % n %

Berubah

2 6,7 % 1 3,3 % 11 36,7 % 2 6,7 % 16 53,3%

Tidak Berubah

4 13,3%

5 16,7% 4 13,3% 1 3,3 % 14 46,7%

Jumlah

6 20%

6 20% 15 50%

3 10% 30 100%

Sumber data primer, 2010 p: 0,017

Page 72: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

64

B. Pembahasan

1. Hubungan perubahan financial dengan tingkat depresi pada lansia

pensiunan.

Dari analisa distribusi responden berdasarkan perubahan finansial

menunjukkan bahwa dari 30 responden yang mengalami perubahan finansial

sebanyak 19 responden (63,3%) sedangkan yang tidak mengalami

perubahan finansial sebanyak 11 responden (36,7 %). Hal ini berarti bahwa

terjadi perubahan finansial pada lansia pensiunan.

Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji regresi diperoleh

nilai p= 0,008 (α: 0,05) hal ini dapat diinterpretasikan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara perubahan finansial dengan tingkat

depresi pada lansia pensiunan di BTPN Makassar.

Pada penelitian ini di temukan bahwa dari 30 responden pensiun

yang mengalami perubahan finansial akan banyak mengakibatkan depresi

sedang yaitu 13 responden (43,3 %) dan hanya 2 responden (6,7%) yang

tidak mengalami perubahan finansial. Sedangkan responden yang

mengalami depresi berat dengan perubahan finansial sebanyak 3

responden (10 %) dan tidak ada responden (0%) dengan finansial yang

tidak berubah. Dapat dilihat pada tabel silang ( tabel 5.5).

Perubahan finansial berhubungan dengan tingkat depresi, Hal ini

disebabkan karena banyak orang yang benar-benar cemas dan menderita

diakibatkan mereka tidak dapat mengatasi masalah keuangan. Beberapa

diantaranya menderita karena alasan bahwa pendapatan mereka sama

sekali tidak memadai untuk mencukupi biaya hidup yang biasa. Beberapa

orang menderita karena mereka tidak dapat menggunakan uang secara

hati-hati atau dengan perhitungan, dan beberapa orang lainnya lagi

Page 73: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

65

menderita karena tertimpa oleh tuntunan dan pengeluaran tak terduga yang

tidak disebabkan oleh kesalahan mereka sendiri (Zainuddin 2002, 21).

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Jacinta (2005),

mengatakan bahwa pensiun seringkali dianggap sebagai kenyataan yang

tidak menyenangkan sehingga menjelang masanya tiba sebagian orang

sudah merasa cemas karena tidak tahu kehidupan macam apa yang akan

dihadapi kelak. Dalam era modern seperti sekarang ini, pekerjaan

merupakan salah satu faktor terpenting yang bisa mendatangkan kepuasan

karena pekerjaan biasa mendatangkan uang, pekerjaan biasa mendatangkan

jabatan dan pekerjaan biasa memperkuat harga diri. Oleh karenanya, sering

terjadi orang yang pensiun bukannya bisa menikmati masa tua dengan

hidup santai, sebaliknya, ada yang malahan mengalami problem serius yang

dapat mengganggu kejiwaan dan fisik.

Hal ini sejalan pula dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Erwin (2006) yang meneliti hubungan perubahan finansial dengan tingkat

depresi menggunakan pendekatan deskriptif. Hasil penelitiannya,

mengungkapkan bahwa ada hubungan perubahan finansial dengan tingkat

depresi pada lansia pensiunan.

Pada orang dengan kondisi kejiwaan yang stabil, konsep diri positif,

rasa percaya diri kuat serta didukung oleh keuangan yang cukup, maka

orang tersebut akan lebih dapat menyesuaikan diri dengan kondisi pensiun

tersebut karena selama bertahun-tahun ia bekerja, ia ”menabung”

pengalaman, keahlian serta keuangan untuk menghadapi masa pensiun

namun seorang cenderung mengalami depresi apabila tidak mempunyai

tabungan dan ini dialami lebih dari 6 bulan setelah memasuki masa

pensiunnya( Jacinta F, 2005)

Page 74: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

66

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan pula bahwa cara yang

dapat dilakukan pensiun dalam menanggulangi terjadinya depresi yaitu

dengan mengabit sumber koping, diantaranya adalah kemampuan dalam

memecahkan masalah dan disertai dengan dukungan budaya yang

diyakini. Bila mengalami gejala seperti : Berkurangnya minat, kehilangan

aktivitas, perasaan kesepian, perasaan bosan, perasaan tidak berdaya,

kehilangan semangat, dan kehilangan harapan, maka ia akan mencoba

menetralisir, mengingkari atau meniadakan kecemasan dengan

mengembangkan pola kopingnya.

Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Q.S al- Hadid (57):16;

Terjemahannya :

“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik”.

Page 75: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

67

Manusia yang kurang berzikir kepada Allah akan banyak

mengalami kesulitan dan keresahan. Selain itu, akan menimbulkan

kekerasan hati. Kecemasan dan stress adalah fitrah. Karena fitrah, maka

dipastikan setiap orang akan mengalaminya. Jika anda tengah

mengalami gejala serupa, seperti cemas, takut, gelisah, dan perasaan

bersalah, maka tidak ada pilihan lain kecuali meningkatkan kesabaran

dan menegakkan shalat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya

depresi.

2. Hubungan perubahan status sosial dengan tingkat depresi pada lansia

pensiunan.

Dari hasil analisa univariat distribusi responden berdasarkan

perubahan status sosial menunjukkan bahwa dari 30 responden

mengatakan mengalami perubahan status sosial sebanyak 16 responden

(53,3%) sedangkan yang tidak mengalami perubahan status sosial

sebanyak 14 responden (46,7 %).

Dari hasil uji regresi menunjukkan bahwa nilai p = 0,017 dengan

taraf signifikansi α= 0,05 yang berarti nilai p < α. Dengan demikian, maka

dapat disimpulkan bahwa ada hubungan bermakna antara perubahan status

social dengan tingkat depresi pada lansia pensiunan di BTPN Makassar.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh dua

psikolog, yaitu Jugmee E. Kim, Ph.D dan Phyllis Men, P.hd dari cornel

university yang meneliti hubungan pensiun dengan depresi. Hasil

penelitiannya mengungkapkan bahwa salah satu penyebab terjadinya

depresi pada pensiun disebabkan oleh terjadinya perubahan status sosial

pada pensiunan ( Jacinta F, 2005).

Page 76: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

68

Seperti yang dijelaskan oleh Beck bahwa apabila pensiun semakin

dianggap sebagai perubahan ke stastus baru, maka pensiun akan semakin

dianggap sebagai membuang status yang berharga dengan demikian akan

terjadi transisi yang lebih baik ,maka akan terjadi: a) Kehilangan

teman/kenalan: Secara perlahan-lahan akan kehilangan hubungan/ relasi

dengan keadaan disekitarnya. Maka akan jarang sekali bertemu dan

berkomunikasi dengan teman sejawat yang sebelumnya tiap hari

dijumpainya, hubungan sosialnya pun akan hilang/berkurang, b)

Kehilangan kegiatan/ pekerjaan yang teratur dilakukan setiap hari : Ini

berarti bahwa rutinitas yang bertahun-tahun telah dikerjakan akan hilang.

Brozan mengungkapkan bahwa status sosial berpengaruh terhadap

kemampuan seseorang menghadapi masa pensiunnya. Jika semasa kerja ia

mempunyai status sosial tertentu sebagai hasil dari prestasi dan kerja keras

sehingga mendapatkan penghargaan dan pengakuan dari masyarakat atau

organisasi, maka ia cenderung lebih memiliki kemampuan adaptasi yang

lebih baik karena konsep diri yang positif dan sosial network yang baik.

Namun jika status sosial itu didapat bukan murni dari hasil jerih payah

prestasinya, misalnya lebih karena politis dan uang/harta maka orang itu

justru cenderung mengalami kesulitan yang menimbulkan kecemasan,

stress dan depresi saat menghadapi pensiun karena adanya pensiun maka

kebanggaan dirinya lenyap sejalan dengan hilangnya atribut adanya fasilitas

yang menempel pada dirinya selama ia bekerja.

Pada hakikatnya kerja dan bekerja merupakan aktivitas dasar bagi

umat manusia dewasa sebagaimana halnya bermain bagi anak-anak. Tiga

faktor sangat penting bagi orang dewasa adalah adanya penghargaan atau

respek, status sosial dan prestise sosial. Ini bisa didapatkan melalui aktivitas

Page 77: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

69

sosial. Kerja dan bekerja tidak lain menjadi aktivitas sosial yang

memberikan tiga hal tersebut. Karena itu, orang akan bisa shock manakala

menganggur, pensiun atau tidak menjabat lagi.

Kondisi mental dan tipe kepribadian juga sangat menentukan

mekanisme reaktif seseorang menanggapi masa pensiunnya. depresi terjadi

pada pensiunan disebabkan oleh karena, lansia yang menghadapi masa

pensiun tidak menerima keadaannya yang sekarang berubah, sehingga

mengangap orang sekitarnya lebih baik dari keadaannya. Dengan adanya

permasalahan ini maka dijelaskan dalam Q.S al-Baqarah (2):153;

Terjemahannya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai

penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”.

Maksud dari ayat diatas adalah mintalah pertolongan (kepada Allah

SWT) dengan sabar dan shalat. Individu yang memiliki tingkat religius

tinggi lebih mampu memaknai kejadian hidupnya secara positif sehingga

hidupnya lebih bernakna hidup yang dilandasi dengan nilai-nilai agama

akan tumbuh kepribadian sehat yang didalamnya terkandung unsur-unsur

keagamaan dan keimanan yang cukup teguh. Ibadah adalah suatu yang

dicintai dan diridhoi oleh Allah SWT, serta bukti usaha seorang hamba

untuk mendekatkan diri kepada Allah yang didasari ketaatan mengerjakan

Page 78: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

70

perintahnya dan menjauhi larangannya. Ibadah seperti berdoa, berzikir,

berpuasa dan membaca Alquran dapat mendatangkan berbagai aspek positif

bagi pelaksanaanya. Bahkan juga dapat berperang sebagai obat, baik

jasmani maupun rohani. Ketenangan kondisi jiwa seorang dan

kekuatanianya akan banyak membantunya untuk bertahan, tidak hanya

penyakit psikis bahkan sakit jasmani (Hasan, 2008).

C. Keterbatasan penelitian

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini karena penelitian dilakukan

hanya pada satu tempat dan dalam jumlah responden yang diperoleh sangat

terbatas sehingga perlu mengambil beberapa tempat penelitian agar hasil

penelitian lebih akurat. Keterbatasan jumlah responden juga disebabkan

karena sulitnya mendapatkan pensiun yang bersedia dijadikan responden.

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adanya hubungan antara perubahan finansial dan status sosial dengan

tingkat depresi pada lansia pensiunan di BTPN Makassar, hal ini dibuktikan

Page 79: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

71

dengan hasil uji regresi linear diperoleh p = 0,008 < α ( 0,05) demikian pula

dengan perubahan status sosial dengan tingkat depresi menunjukkan nilai p =

0,017 < α ( 0,05). Dari hasil signifikansi kedua variabel yaitu perubahan

finansial dan status sosial, maka dapat disimpulkan bahwa faktor perubahan

finansial memiliki hubungan yang lebih kuat dengan tingkat depresi

dibandingkan dengan perubahan status sosial, 0,008 < 0,017. Hasil uji regresi

linear menunjukkan nilai R- Square sebesar 0,379 yang artinya penelitian ini

hanya mampu menjelaskan variabel yang mempengaruh tingkat depresi

sebanyak 37%. Berarti masih ada 63% variabel lain yang mempengaruhi

tingkat pada lansia depresi.

B. Saran

1. Bagi institusi

Hasil penelitian ini kiranya dapat digunakan sebagai referensi bagi

akademis yang inigin mengetahui hubungan antara perubahan finansial dan

status sosial dengan tingkat depresi pada lansia pensiunan.

2. Bagi peneliti

Bagi peneliti selanjutnya kiranya dapat menambah variabel lain

yang dapat mempengaruhi depresi selain faktor perubahan finansial dan

status sosial pada lansia pensiunan dan kiranya dapat mengambil beberapa

lokasi penelitian untuk memperoleh jumlah sampel yang lebih banyak

sehingga hasilnya lebih variatif.

3. Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat dapat memberikan informasi bahwa lansia

pensiunan kiranya dapat mempersiapkan kondisi untuk menghadapi

perubahan finansial dan status sosial.

4. Bagi pemerintah

Page 80: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

72

Khususnya bagi lembaga pemerintah agar dijadikan bahan

pertimbangan dalam mengambil kebijakan dalam mempersiapkan para

pegawai yang memasuki masa pensiun.

DAFTAR PUSTAKA

al-Qur’an al-Kariim

Admin. 2008. Depresi. <http://www.pro-vclinic.web.id/author/admin/. Jumat

9/24/2008.

Anonim, 2005. Post Power Syndrome .Online. http://www.Angelfire.com

/mt/matrix/psikologi.htm; Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia. 18 Februruari 2010 22:10:05 -08.00.

Page 81: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

73

Asrianggri. 2004. Post Power Syndrome pada pensiun dengan kepribadian Tipe A

dan Kepribadian Tipe B.http://wwww. Library.gunadarma.ac.id. Rabu, 12

Oktober 2009 22:10:05 -08.00.

Arief Dani. 2008. Keluarga Sejahtera, Depresi, Buku terbaru. http://www.mail-

archive.com/[email protected]/msg04915.htmMon,2 Des

2009 15:55:14 GMT.

Darmodjo, R. Boedhi dan Martono, H. Had. 2004 . Buku Ajar Geriatrik ( Ilmu

kesehatan Usia Lanjut ). Edisi 3. Jakarta: Balai Pustaka.

Fatmah Afrianty Gobel. 2010. Sensus penduduk 2010 dan Kesehatan Masyarakat.

Http://www. Tribun-timur.com/read/artikel/68820. Rabu, 12 Jan 2010

09:18:53 -08.00.

FKUI.2000. Pedoman Pengelolaan Kesehatan pasien Geriatrik. Edisi 1 .Jakarta :

Bagian Ilmu Penyakit dalam FKUI.

Gallo, Joseph J., Reichel, William & Anderson, Liliam M. 2006 . Buku Saku

Gerontologi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Hasan Sarudin. 2008. Khasiat zikir dan doa . http://www.mail-archive.com/zikir dan

doa @yahoogroups.com/msg0321.htm Mon,2 agustus 2009 13:52:08 GMT.

Hurlock, Elizabeth B. 2000 . Psikologi perkembangan: Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan. Edisi 5. Jakarta : Erlangga.

Hutapea, Ronald. 2005 . Sehat dan Cerdas di Usia Senja melangkah Dengan

Anggun. Jakarta : Rineka Cipta

Kunjoro, Zainuddin S. 2002. Lansia dan Pekerjaan. www. e- Psikologi.com;

Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan Gerontik & metodelogi Penelitian Ilmu

Keperawatan. Pedoman Skripsi dan tesi serta Penyusunan Instrumen

Penelitian Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Nugroho, Wahyudi 2008. Keperawatan Gerontik & Geriatrik. Edisi 3. Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran : Penerbit buku kedokteran EGC.

Nugroho, Wahyudi. 2000. Keperawatan gerontik. Edisi-2. Jakarta : Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

Perry A, Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Ed-4. Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran EGC

Page 82: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

74

Rini, Jacinta F. 2001. Pensiun dan Pengaruhnya. www. e- Psikologi. Com;

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun (1979).

www.theceli.com. Tuesday,06 Maret 2001 18:12:25-14.05.

Siswanto, 2006. Kesehatan Mental : Konsep Cakupan dan Perkembangan .Edisi 1.

Yogyakarta.

Stanlley, Mickey. 2006 . Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Ed 2. Jakarta : Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

Stevens, Bordui, Weycle. 1999. Ilmu Keperawatan. Jilid -1. Ed-2. Jakarta : Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

Sugiono.2004. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Watson Roger, 2003. Perawatan Pada Lansia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC.

Stuart, Gil Wiscart. 1998. Buku saku keperawatan jiwa.-Ed.3.- Jakarta. Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

.

Page 83: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

Regression

Variables Entered/Removedb

Sosial,

Finansiala . Enter

Model

1

Variables

Entered

Variables

Removed Method

All requested v ariables entered.a.

Dependent Variable: Depresib.

Model Summaryb

.650a .422 .379 4.406 .422 9.867 2 27 .001

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

R Square

Change F Change df 1 df 2 Sig. F Change

Change Statistics

Predictors: (Constant), Sosial, Finansiala.

Dependent Variable: Depresib.

ANOVAb

383.151 2 191.576 9.867 .001a

524.215 27 19.415

907.367 29

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Sosial, Finansiala.

Dependent Variable: Depresib.

Coefficientsa

-1.883 3.658 -.515 .611

2.391 .832 .435 2.873 .008

1.807 .712 .384 2.538 .017

(Constant)

Finansial

Sosial

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coeff icients

Beta

Standardized

Coeff icients

t Sig.

Dependent Variable: Depresia.

Page 84: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

Charts

Residuals Statisticsa

6.51 19.69 13.77 3.635 30

-1.995 1.631 .000 1.000 30

.846 2.379 1.340 .390 30

5.96 19.76 13.74 3.624 30

-12.302 6.089 .000 4.252 30

-2.792 1.382 .000 .965 30

-2.895 1.413 .002 1.008 30

-13.222 6.368 .024 4.643 30

-3.420 1.441 -.018 1.069 30

.102 7.487 1.933 1.728 30

.000 .209 .031 .042 30

.004 .258 .067 .060 30

Predicted Value

Std. Predicted Value

Standard Error of

Predicted Value

Adjusted Predicted Value

Residual

Std. Residual

Stud. Residual

Deleted Residual

Stud. Deleted Residual

Mahal. Distance

Cook's Distance

Centered Leverage Value

Minimum Maximum Mean Std. Dev iation N

Dependent Variable: Depresia.

Regression Standardized Residual

210-1-2-3

Fre

qu

en

cy

10

8

6

4

2

0

Histogram

Dependent Variable: Depresi

Mean =-2.91E-16Std. Dev. =0.965

N =30

Page 85: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

Observed Cum Prob

1.00.80.60.40.20.0

Exp

ecte

d C

um

Pro

b

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Depresi

Regression Standardized Residual

210-1-2-3

Reg

ressio

n S

tud

en

tized

Resid

ual

2

1

0

-1

-2

-3

Scatterplot

Dependent Variable: Depresi

Page 86: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

Crosstabs

Case Processing Summary

30 100.0% 0 .0% 30 100.0%KatFinansial * KatDepresi

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

KatFinansial * KatDepresi Crosstabulation

4 5 2 0 11

2.2 2.2 5.5 1.1 11.0

13.3% 16.7% 6.7% .0% 36.7%

2 1 13 3 19

3.8 3.8 9.5 1.9 19.0

6.7% 3.3% 43.3% 10.0% 63.3%

6 6 15 3 30

6.0 6.0 15.0 3.0 30.0

20.0% 20.0% 50.0% 10.0% 100.0%

Count

Expected Count

% of Total

Count

Expected Count

% of Total

Count

Expected Count

% of Total

Tidak Berubah

Berubah

KatFinansial

Total

Kemungkinan

Depresi

Depresi

Ringan

Depresi

Sedang Depresi Berat

KatDepresi

Total

Chi-Square Tests

13.206a 3 .004

14.604 3 .002

9.182 1 .002

30

Pearson Chi-Square

Likelihood Ratio

Linear-by-Linear

Association

N of Valid Cases

Value df

Asy mp. Sig.

(2-sided)

6 cells (75.0%) have expected count less than 5. The

minimum expected count is 1.10.

a.

Symmetric Measures

.553 .004

.563 .137 3.602 .001c

.595 .133 3.917 .001c

30

Contingency Coef f icientNominal by Nominal

Pearson's RInterv al by Interval

Spearman CorrelationOrdinal by Ordinal

N of Valid Cases

Value

Asy mp.

Std. Errora

Approx. Tb

Approx. Sig.

Not assuming the null hypothesis.a.

Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.b.

Based on normal approximation.c.

Page 87: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

NPar Tests

KatFinansial

BerubahTidak Berubah

Co

un

t

12.5

10.0

7.5

5.0

2.5

0.0

Bar Chart

Depresi Berat

Depresi Sedang

Depresi Ringan

Kemungkinan Depresi

KatDepresi

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

30 30 30

4.00 3.37 13.77

1.017 1.189 5.594

.204 .236 .145

.204 .175 .098

-.171 -.236 -.145

1.117 1.294 .797

.165 .070 .549

N

Mean

Std. Dev iat ion

Normal Parameters a,b

Absolute

Positive

Negativ e

Most Extreme

Dif f erences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asy mp. Sig. (2-tailed)

Finansial Sosial Depresi

Test distribution is Normal.a.

Calculated f rom data.b.

Page 88: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

Crosstabs

Case Processing Summary

30 100.0% 0 .0% 30 100.0%KatSosial * KatDepresi

N Percent N Percent N Percent

Valid Missing Total

Cases

KatSosial * KatDepresi Crosstabulation

4 5 4 1 14

13.3% 16.7% 13.3% 3.3% 46.7%

2 1 11 2 16

6.7% 3.3% 36.7% 6.7% 53.3%

6 6 15 3 30

20.0% 20.0% 50.0% 10.0% 100.0%

Count

% of Total

Count

% of Total

Count

% of Total

Tidak Berubah

Berubah

KatSosial

Total

Kemungkinan

Depresi

Depresi

Ringan

Depresi

Sedang Depresi Berat

KatDepresi

Total

Symmetric Measures

.362 .170 2.057 .049c

.387 .170 2.223 .034c

30

Pearson's RInterv al by Interval

Spearman CorrelationOrdinal by Ordinal

N of Valid Cases

Value

Asy mp.

Std. Errora

Approx. Tb

Approx. Sig.

Not assuming the null hypothesis.a.

Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.b.

Based on normal approximation.c.

Page 89: HUBUNGAN PERUBAHAN FINANSIAL DAN STATUS SOSIAL …repositori.uin-alauddin.ac.id/5659/1/NURLENA.pdf · jabatan dan dengan bekerja pula dapat memperkuat harga diri. Tujuan dari penelitian

KatSosial

BerubahTidak Berubah

Co

un

t

12

10

8

6

4

2

0

Bar Chart

Depresi Berat

Depresi Sedang

Depresi Ringan

Kemungkinan Depresi

KatDepresi