hubungan perilaku dengan kepatuhan ibu …repository.utu.ac.id/227/1/bab i_v.pdf1.4.2 manfaat...

47
i HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM KONSUMSI TABLET BESI (fe) DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS MEUREUBO KECAMATAN MEUREUBO KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI Oleh : JULIYANTI 07C10104075 PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH ACEH BARAT 2013

Upload: others

Post on 17-Aug-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

i

HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBUHAMIL DALAM KONSUMSI TABLET BESI (fe) DIWILAYAH

KERJA PUSKESMAS MEUREUBO KECAMATANMEUREUBO KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

Oleh :

JULIYANTI07C10104075

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH ACEH BARAT

2013

Page 2: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

ii

HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBUHAMIL DALAM KONSUMSI TABLET BESI (fe) DIWILAYAH

KERJA PUSKESMAS MEUREUBO KECAMATANMEUREUBO KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

Oleh

JULIYANTI07C10104075

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk MemperolehGelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Teuku Umar Meulaboh

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKATFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS TEUKU UMARMEULABOH ACEH BARAT

2013

Page 3: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tujuan pembangunan kesehatan Indonesia Sehat 2015 adalah

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang

agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya

masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang

hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat serta memiliki

kemampuan untuk menjangkau pelayanan dan fasilitas kesehatan yang bermutu

secara adil dan merata diseluruh wilayah Republik Indonesia dan dapat

mewujudkan bangsa yang mandiri maju dan sejahtera.

Millennium Development Goals atau MDGs adalah sebuah target

pencapaian global yang ingin direalisasikan pada tahun 2015. MDGs ini

merupakan hasil dari deklarasi millennium yang di tanda tangani oleh 147 kepala

pemerintahan dan kepala Negara di New York pada bulan September tahun 2000.

Terdapat 8 target yang ingin dicapai dalam Pembangunan Millennium

ini, antara lain adalah, pemberantasan kemiskinan dan kelaparan yang ekstrim,

pemerataan pendidikan dasar, mendukung adanya persaman jender dan

pemberdayaan perempuan, mengurangi tingkat kematian anak, meningkatkan

kesehatan ibu, perlawanan terhadap HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya,

menjamin daya dukung lingkungan hidup, mengembangkan kemitraan global

untuk pembangunan

Page 4: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

2

Dari kedelapan target tersebut, terdapat poin yang menyoroti masalah

kesehatan yaitu kesehatan ibu. Permasalahan ini merupakan masalah yang tidak

mudah, kompleks, dan membutuhkan dukungan dari berbagai pihak untuk

mengubahnya menjadi lebih baik, terlebih masalah kematian ibu dan bayi.

Di Negara kita, kematian bayi maupun kematian ibu masih menjadi

masalah kesehatan yang merisaukan, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,

antara lain masih minimnya pengetahuan para ibu mengenai kesehatan, terutama

dalam masalah asupan gizi dan kurangnya pengetahuan serta pemahaman para ibu

untuk memberikan pelayanan terbaik bagi dirinya dan bayi yang sedang di

kandung. Bahkan, di daerah tertentu masih ada ibu hamil yang memilih

melahirkan dengan bantuan dukun beranak dari pada pergi ke rumah sakit atau

bidan. Factor lain yang menyebabkan tingginya angka kematian ibu dan bayi yaitu

pelayanan kesehatan ibu dan anak yang belum memadai dan belum optimal di tiap

daerah, keterbatasan anggaran dalam kesejahteraan yang menyebabkan biaya

untuk persalinan cukup mahal.

Usaha yang dilakukan pemerintah untuk menekan angka kematian ini

antara lain, mengoptimalkan pelayanan KIA di setiap pelayanan masyarakat

seperti Posyandu dan Puskesmas yang ada di setiap daerah, melakukan survey

mengenai pengetahuan KIA di suatu daerah, mengadakan intervensi kepada ibu

hamil, meningkatan ketrampilan tenaga kesehatan di setiap daerah, serta

memberdayakan kader atau tokoh masyarakat.

Untuk menyukseskan usaha tersebut di butuhkan peran serta dukungan

dari berbaga pihak. Program pemerintah ini tidak akan berhasil dengan baik bila

masyarakat di sekitar tidak mau peduli dengan kondisi yang sedang terjadi.

Page 5: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

3

Masyarakat harus sadar akan pentingnya pengetahuan mengenai kesehatan ibu

dan anak. Dengan kebersamaan, kepedulian, dan kesadaran dari masyarakat, maka

tujuan ini akan lebih mudah tercapai.

Masalah-masalah kesehatan yang di hadapi bangsa Indonesia sekarang

ini adalah masih tingginya angka kematian ibu dan bayi, masalah gizi dan pangan

merupakan masalah yang mendasarkan karene secara langsung menentukan

kualitas sumber daya manusia serta meningkatkan derajat kesehatan. Masalah gizi

di Indonesia yang belum teratasi, salah satunya adalah anemia. Anemia masih

merupakan masalah pada wanita Indonesia sebagai akibat kekurangan zat besi

(Tarwoto, 2007).

Untuk menanggulangi masalah anemia zat besi pada ibu hamil maka

pemerintah melalui Kementrian Kesehatan RI melaksanakan suatu program

pemberian tablet zat besi dan peningkatan gizi merupakan pada ibu hamil.

Suplementasi tablet zat besi dan peningkatan gizi merupakan upaya penting dalam

pencegahan dan penanggulangan anemia.

Anemi pada kehamilan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas

sumber daya manusia. Anemi hamil tersebut “potensial danger of mother and

child” (potensial membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemi memerlukan

perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada

hari terdepan (Manuaba,2002). Menurut WHO 4% kematian para ibu di Negara

yang sedang berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan. Kebanyakan

anemia disebab kan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang

keduanya saling berinteraksi (Winknjosastro, 2002).

Page 6: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

4

Anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh yang kurang baik bagi

ibu, baik dalam kehamilan , persalinan, maupun dalam nifas. Berbagai penyakit

dapat timbul akibat anemia seperti abortus, partus premature, partus lama, akibat

insersi uteri, perdarahan past partum karena atonia uteri, syok, infeksi baik intra

partum maupun post partum (Manuaba, 2002).

Kekurangan juga mengakibatkan kekurangan hemoglobin (Hb) dimana

zat besi sebagai salah satu unsur pembentukannya. Hemoglobin berfungsi sebagai

pengikat oksigen yang sangat dibutuhkan untuk metabolism sel, hal ini dapat

menyebabkan anak lahir dengan berat badan rendah, keguguran dan juga

menyebabkan anemia pada bayinya (Ridwanamiddin, 2007)

Anemia berat kaitannya dengan asupan gizi dari makanan kita sehari-

hari, karena itu memperbaiki pola makan hal yang paling penting untuk mengatasi

anemia. Terapkan pola makan yang sehat, dengan selalu memperhatikan jumlah,

jadwal dan jenisnya. Jumlah yang dimaksud adalah sesuai dengan kebutuhan

tubuh.

Untuk memenuhi kebutuhan akan zat besi selama hamil, ibu harus

mengkonsumsi zat besi sekitar 40-45 mg sehari. Kebutuhan ini dapat terpenuhi

dari makan yang kaya akan zat besi, seperti daging berwarna merah, hati, kuning

telur, sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, tempe, roti, dn sereal. Tetapi jiak

dokter menemukan ibu hamil yang menunjukkan gejala anemia biasanya akan

memberikan suplemen zat besi berupa tablet besi, biasanya dikonsumsi satu kali

dalam sehari. Suplemen tablet besi juga diberikan pada ibu hamil yang menganut

pola makan vegetarian. Untuk meningkatkan penyerapan zat besi, ibu hamil

Page 7: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

5

vegetarian hanya cukup makan buah-buahan yanga banyak mengandung vitamin

C (Ridwanaminuddin, 2007)

Adapun gejala anemia pada ibu hamil adalah sering mengeluh, cepat

lelah, pusing, palpitusi, mata berkunang-kunang, lidah luka, nafsu makan turun

(Anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek (pada anemia parah), dan keluhan

mual muntah lebih hebat dari hamil muda, perubahan jaringan epitel kuku, lesu,

lemah, lelah dan pembesaran kelenjar limfa.

Konsumsi tablet besi juga dapat menimbulkan efek samping yang

mengganggu sehingga orang cenderung menolak tablet yang diberikan. Penolakan

tersebut sebenarnya berpangkal dari ketidaktauan mereka bahwa selama

kehamilan mereka memerlukan tambahan zat besi (Ariaman, 2007)

Ketidak patuhan ibu hamil meminum tablet zat besi dapat mencerminkan

seberapa besar peluang untuk terkena anemia pemberian informasi tentang anemia

akan menambah pengetahuan mereka dan mengubah sikap maupun tindakan

mereka tentang anemia, karena ketiga hal tersebut memegan penaran yang sangat

penting sehingga ibu hamil patuh meminum zat besi.

Kepatuhan merupakan salah satu faktor penting yang menentukan

keberhasilan program. Menurut azwar, seseorang dikatakan patuh apabila orang

tersebut mau mengikuti dan menaati peraturan atau kebijakan dan telah ditentukan

tanpa harus ada paksaan dan tuntutan dari orang lain.

Badan kesehatan dunia (WHO) melaporkan bahwa prevalensi ibu-ibu

hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35-75%, serta semakin meningkat

seiring dengan pertambahan usia kehamilan.

Page 8: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

6

Indonesia memiliki jumlah ibu hamil 5.060.637 jiwa pada penghujung

tahun 2012, ditemukan 50-63% anemia yang diderita oleh ibu hamil, selain itu

40% anemia diderita oleh wanita subur. Di Propinsi Aceh jumlah ibu hamil adalah

109.652 jiwa. Dan di Aceh barat jumlah ibu hamil adalah 4.386 jiwa, dari sekian

jumlah ibu hamil terdapat 30,2 % anemia diderita oleh ibu hamil. (Dinkes Aceh

Barat, 2012)

Ibu hamil di Kecematan Meureubo tahun 2012 berjumlah 656 orang, dari

sekian jumlah ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Meureubo terdapat 53 orang

ibu hamil yang mengalami anemia, adapun jumlah ibu hamil di tiap desa yang

dimulai dari desa yang tertinggi jumlah ibu yang anemia adalah di Desa Paya

penaga berjumlah 13 orang, Ujung tanoh darat berjumlah 12 orang, Gunung kleng

berjumlah 4 orang, Langung berjumlah 3 orang, Bukit jaya 2 orang, Ujung drien

berjumlah 2 orang, Ujung tanjung 2 orang, Ranup dong berjumlah 2 orang,

Meureubo berjumlah 2 orang, Paya baroh berjumlah 2 orang, Pasi aceh baroh

berjumlah 2 orang, Balee berjumlah 2 orang, Peunaga berjumlah 1 orang,

Reudeup berjumlah 1 orang, Penaga cut ujung berjumlah 1 orang, Sumber batu

berjumlah 1 orang, Peunaga rayeuk berjumlah 1 orang, Paya baroh berjumlah 1

orang, dan Mestu berjumlah 1 orang . (Puskesmas Meureubo, 2012)

Berdasarkan beberapa latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

melakukan Penelitian tentang “Hubungan Perilaku Dengan Kepatuhan Ibu

Hamil Dalam Konsumsi Tablet Besi (fe) Di Wilayah Kerja Puskesmas

Meureubo Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat”.

Page 9: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

7

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan beberapa latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

Bagaimana hubungan perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) dengan

kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi di Wilayah Kerja

Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum

Secara umum penulisan ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan

Perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalams

Mengkonsumsi Tablet Besi (fe) Di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo

Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.

1.3.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil dengan kepatuhan dalam

konsumsi tablet besi (fe) Di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kecamatan

Meureubo Kabupaten Aceh Barat.

2. Untuk mengetahui hubungan sikap ibu hamil dengan kepatuhan dalam

konsumsi tablet besi Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil

dalan mengkonsumsi tablet besi (fe) Di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo

Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat.

3. Untuk mengetahui hubungan tindakan ibu hamil dengan kepatuhan dalam

konsumsi tablet besi (fe) Di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kecamatan

Meureubo Kabupaten Aceh Barat.

Page 10: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

8

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Sebagai bahan masukan dan tambahan pengetahuan bagi mahasiswa/

mahasiswi tentang hubungan perilaku dengan kepatuhan ibu hamil dalam

mengkonsumsi tablet besi.

2. Dapat menjadi bahan kepustakaan tentan anemia pada ibu hamil sehingga di

jadikan bahan pembelajaran di Universitas Teuku Umar Meulaboh.

1.4.2 Manfaat Aplikatif

1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk

nantinya disampaikan kepada masyarakat terutama ibu hamil akan pentingnya

mengkonsumsi tablet besi.

2. bagi pihak kampus, hasil penelitian ini juga bisa dijadikan pertimbangan

untuk membuat program kuliah kerja nyata (KKN) berbasis penyadaran ibu

hamil akan pentingnya mengkonsumsi tablet besi.

3. Bagi ibu hamil, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman pada

masa hamil dalam hal pentingnya mengkonsumsi tablet zat besi.

Page 11: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku

2.1.1 Definisi

Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktifitas organisme (makhluk

hidup) yang besangkutan (Notoatmodjo, 2003)

Perilaku merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang yang

merupakan hasil pertama atau resultanse antara berbagai faktor bak internal

maupun eksternal (Notoadmodjo, 2007).

Skiner dalam Notoadmodjo (2003) perilaku adalah respon atau reaksi

seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Perilaku terjadi melalui

proses adanya stimulus terhadap organisme dan kemudian organism tersebut

merespon dan teori ini dikenal sebagai teori (SOR) Stimulus Organisme Respons

(Notoatmodjo,2003)

2.1.2 Faktor-faktor Yang Berperan Dalam Pembentukan Perilaku

Menurut Notoadmodjo, (2007) faktor-faktor yang berperan dalam

pembentukan perilaku dikelompokkan menjadi dua jenis :

1. Faktor internal, yaitu karakteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat

given atau bawaan, misalnya : tingkat kecerdasan, tingkat emosional dan jenis

kelamin.

2. Faktor ekternal, yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, social, budaya,

ekonomi dan politik. Faktor lngkungan sering merupakan faktor yang

dominan mewarnai perilaku seseorang.

Page 12: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

10

Bloom dalam Notoatmodjo, (2003) perilaku manusia dibagi dalam tiga

domain, kognitif (pengetahuan), attitude (sikap) dan psikomotor (tindakan).

1. Kognitif (Pengetahuan)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan terjadi

melalui panca indera manusia, yakni melalui panca indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga. Teori pengetahuan berkaitan dengan sumber-

sumber pengetahuan (Notoadmodjo,2003)

Menurut Suhartono, (2005) di dalam skripsi Marini, (2010) pengetahuan

adalah proses mengetahui, dan menghasilkan sesuatu. Pengetahuan merupakan

hasil proses dari usaha manusia untuk tahu.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Bart tahun 1994 dapat dikatakan

bahwa perilaku yang dilakukan atas dasar pengetahuan akan lebih bertahan dari

pada perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan. Jadi pengetahuan sangat

dibutuhkan agar masyarakat dapat mengetahui mengapa mereka harus melakukan

suatu tindakan sehingga perilaku masyarakat dapat lebih mudah untuk di ubah

kearah yang lebih baik. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

wawancara yang menanyakan sesuatu yang ingin diukur tentang pengetahuan dari

subjek penelitian (Notoatmodjo, 2003). Untuk mengukur pengetahuan ibu hamil

tentang zat besi maka perlu diketahui pengertiannya tentang kehamilan, manfaat

dari sumber zat besi, akibat kekurangan zat basi, suplementasi zat besi serta cara

mengkonsumsinya.

Page 13: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

11

2. Attitude (Sikap)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus tau objek (Notoatmodjo, 2007).

Newcomb dalam Notoatmodjo menyatakan bahwa sikap itu merupakan

kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif

tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi

merupakan predisposisi tindakan suatu prilaku.

Alport dalam Notoatmodjo, (2007) menjelaskan bahwa sikap mempunyai

tiga komponen pokok :

a. Kepercayaan (keyakinan), ide konsep terhadap suatu objek

b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Menurut Notoatmodjo, (2007) tingkatan sikap terdiri dari :

a. Menerima (receiving)

b. Merespon (responding)

c. Menghargai (valving)

d. Bertanggung jawab (responsible)

Suatu contoh sikap adalah sering ibu yang dalam masa kehamilannya

mendengarkan bahwa akibat anemia atau kurang darah selama kehamilan adalah

keguguran, kematian bayi, berat badan lahir rendah dan bahkan kematian ibu.

3. Psikomotor (Tindakan)

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (over

behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan diperlukan faktor

Page 14: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

12

pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain adalah fasilitas.

Mempunyai empat tingkatan yang terdiri dari :

a. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang

akan diambil.

b. Respon terpimpin (guide)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan dengan benar dan sesuai

contoh.

c. Mekanisme (mechanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara

otomatis atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah

mencapai praktik tingkat tiga.

d. Adopsi (adoption)

Adopsi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan

baik.

2.2 Kepatuhan

Definisi kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet zat besi adalah ketaatan

ibu hamil melaksanakan anjuran petugas kesehatan untuk mengkonsusmsi tablet

zat besi. Kepatuhan menurut Sackett pada pasien sebagai “Sejauh mana perilaku

individu sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh profesional kesehatan”

(Afnita, 2004).

Kepatuhan mengkonsumsi tablet zat besi diukur dari ketepatan jumlah

tablet yang dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet zat besi, frekuensi

konsumsi perhari. Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe merupakan salah

Page 15: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

13

satu upaya penting dalam mencegah dan menanggulagi anemia, khususnya

anemia kekurangan besi. Suplementasi besi merupakan cara efektif karena

kandungan besinya yang dilengkapi asam folat yang sekaligus dapat mencegah

anemia karena kekurangan asam folat (Afnita, 2004).

Kepatuhan sulit diukur karena tergantung pada banyak faktor,

diantaranya adalah pasien sering kali tidak mengakui bahwa mereka tidak

melakukan apa yang dianjurkan dokter. Untuk itu diperlukan pendekatan yang

baik dengan pasien agar dapat mengetahui kepatuhan mereka dalam

melaksanakan pengobatan (Afnita, 2004).

Menurut Dinicola dan Dimatteo (1984) yang dikutip Niven (2002) cara

meningkatkan kepatuhan diantaranya melalui perilaku sehat dan pengontrolan

perilaku dengan faktor kognitif, dukungan sosial dalam bentuk dukungan

emosional dari anggota keluarga yang lain, teman, waktu dan uang merupakan

faktor yang penting dalam kepatuhan dalam program-program medis, dan

dukungan dari profesional kesehatan.

Untuk meningkatkan kepatuhan guna menunjang keberhasilan

pencegahan dan pengobatan anemia dalam kehamilan perlu dilakukan suatu

monitoring terhadap kepatuhan meminum tablet besi yang diberikan. Sampai saat

ini belum ada sistem monitoring yang tepat untuk mengawasi apakah tablet besi

betul-betul dikonsumsi oleh ibu hamil.

Tablet zat besi sebagai suplementasi yang diberikan pada ibu hamil

menurut aturan harus dikonsumsi setiap hari. Namun karena berbagai alasan

misalnya, pengetahuan, sikap, dan praktek ibu hamil yang kurang baik, efek

samping dari tablet zat besi, motivasi petugas kesehatan yang kurang sering kali

Page 16: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

14

terjadi ketidak patuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet zat besi tersebut.

Hal ini dapat mengakibatkan tujuan dari pemberian tablet zat besi tidak tercapai.

2.3 Kebijakan Pemerintah Tentang Pemberian Tablet Zat Besi Pada Ibu

Hamil (Fe)

program pemberian tablet zat besi pada ibu hamil sudah dijalankan sejak

tahun 1970, namun masih terdapat beberapa kasus yang disebabkan karena

anemia pada masa kehamilan. Hanya sedikit wanita hamil dinegara berkembang

seperti di Indonesia yang dapat memenuhi kebutuhan zat besi selama kehamilan

melalui makanan sehari-hari, karena sumber utama zat besi yang mudah di serap

oleh tubuh (basi heme) yaitu protein hewani seperti ikan dan daging cukup mahal

harganya dan belum sepenuhnya terjangkau oleh masyarakat. Walaupun terdapat

sumber makanan nabati yang kaya besi seperti sayuran hijau dan kacang-

kacangan, namun zat besi dalam makanan tersebut lebih sulit penyerapannya.

Oleh karena itu pemberian sublementasi tablet zat besi selama kehamilan

merupakan salah satu upaya untuk mengatasi anemia (KeMenKes RI, 2011).

2.3.1 Upaya Pencegahan Dan Penanggulangan Kurang Tablet Besi Pada

Ibu Hamil

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi kurang

zat besi pada ibu hamil menurut Depkes RI (2005) adalah :

1. Meningkatnya konsumsi zat besi dari sumber alami, terutama makanan

sumber hewani (hem iron) yang mudah diserap seperti hati, ikan, daging

selain itu perlu ditingkatkan juga, makanan yang banyak mengandung

Vitamin C dan Vitamin A (buah-buahan dan sayuran) untuk membantu

penyerapan zat besi dan membantu proses pembentukan Hb.

Page 17: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

15

2. Fortifikasi bahan makanan, yaitu menambahkan zat besi, asam folat, vitamin

A, dan asam amino esensial pada baham makanan yang dimakan secara luas

oleh kelompok sasaran. Penambahan zat besi ini umumnya dilakukan pada

bahan makanan yang mengandung zat besi, dianjurkan mambaca label pada

kemasannya.

3. Suplementasi besi-folat secara rutin selama jangka waktu tertentu, bertujuan

untuk meningkatkan kadar Hb secara tepat. Dengan demikian suplementasi

zat besi hanya merupakan salah satu upaya pencegahan dan penanggulangan

kurang besi yang perlu diikuti dengan cara lainnya.

2.3.2 Suplementasi Tablet Zat Besi Pada Ibu Hamil

2.3.2.1 Pengertian Suplementasi Tablet Zat Besi

Suplementasi tablet zat besi adalah adalah pemberian zat besi folat yang

berbentuk tablet, tiap tablet 60 mg besi elemental dan 1,25 mg asam folat, yang

diberikan oleh pemerintah pada ibu hamil untuk mengatasi masalah anemia gizi

besi (Depkes RI, 2005).

Pemberian suplementasi zat besi menguntungkan karena dapat

memperbaiki status hemoglobin dalam tubuh waktu relatif singkat. Sampai

sekarang cara ini masih merupakan salah satu cara yang dilakukan pada ibu hamil

dan kelompok yang berisiko tinggi lainnya, seperti anak balita, anak sekolah dan

pekerja. Di Indonesia, pil besi yang digunakan dalam suplementasi zat besi adalah

“Ferrous Sulfur”, senyawa ini digolong murah dan dapat di absorbsi sampai 20%

(Ridwanaminuddin, 2007).

Untuk mengatasi masalah anemia kurang zat besi pada ibu hamil,

pemerintah melalui Depkes RI sudah sejak tahun 1970 lewat program Upaya

Page 18: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

16

Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) mendistribusikan tablet zat besi (Depkes RI,

1996). Ini merupakan cara yang efesien untuk mencegah dan mengobati anemia

kurang besi pada ibu hamil karena kandungan besinya padat dan dilengkapi

dengan asam folat, selain itu tablet zat besi diberi oleh petugas kesehatan dengan

cuma-cuma sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat luas dan mudah didapat

(Kemenkes RI, 2005).

2.3.3 Dosis dan Cara Pemberian Tablet Zat Besi Pada Ibu Hamil

Menurut Kemenkes RI (2005), tablet zat besi diberikan pada ibu hamil

sesuai dengan dosis dan cara yang ditentukan yaitu:

1. Dosis pencegahan, diberikan pada kelompok sasaran tanpa pemeriksaan Hb,

yaitu sehari 1 tablet (60 mg besi elemental dan 0.25 mg asam folat) berturut-

turut selama minimal 90 hari masa kehamilan mulai pemberian pada waktu

pertama kali ibu hamil memeriksakan kehamilannya (K1).

2. Dosis pengobatan, diberikan pada sasaran (Hb dari batas ambang) yaitu bila

kadar Hb 11 gr% pemberian menjadi 3 tablet sehari selama 90 hari

kehamilan.

Menurut Kemenkes RI (2005), cara pemberian tablet besi pada ibu hamil

sesuai dengan ketentuan yang telah dianjurkan yaitu :

1. Minum tablet besi harus dengan menggunakan air putih, jangan dengan teh,

susu, atau kopi karena dapat menurunan penyerapan zat besi dalam tubuh

sehingga manfaatnya kurang

2. Untuk menghindari gejala dalam mengkonsumsi tablet besi, minum tablet

besi setelah makan malam, akan lebih baik apabila setelah minum tablet besi

kemudian makan buah-buahan misalnya pepaya,pisang dan jeruk

Page 19: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

17

3. Senangi aneka ragam bahan makanan, agar terhindar dari anemia

4. Simpan tablet besi ditempat yang kering

5. Anemia gizi besi dapat disembuhkan, minum tablet besi sesuai aturan.

2.3.4 Sasaran Pendistribusian Tablet Zat Besi

Menurut ketentuan Kemenkes RI (2005), tablet zat besi diberikan pada

sasaran melalui sarana-sarana pelayanan pemerintah maupun swasta, sebagai

berikut:

- Puskesmas / Puskesmas Pembantu

- Polindes (pondok bersalin desa) / Bidan Desa

- Posyandu

- Rumah Sakit Pemerintah/Swasta

- Pelayanan Swasta/ Bidan, Dokter praktek swasta dan poloklinik

- Apotek/ Toko Obat/ Warung

- POD (pos obat desa).

2.4 Konsumsi Tablet Zat Besi

2.4.1 Fungsi Tablet Zat Besi

Menurut Achmat (1996) yang di kutip Ridwanaminuddin (2007), Zat

besi (Fe) merupakan mikro elemen yang esensial bagi tubuh, zat ini terutama

diperlukan dalam hemopobesis (pembentukan darah), yaitu dalam syntesa

hemoglobin Hb. Zat besi yang terdapat dalam semua sel tubuh berperan penting

dalam berbagai reaksi biokimia, diantaranya dalam produksi sel darah merah. Sel

ini diperlakukan untuk mengangkat oksigen keseluruh jaringan tubuh. Sedangkan

oksigen penting dalam proses pembentukan energi agar produktivitas kerja

meningkat dan tubuh tidak cepat lelah.

Page 20: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

18

Seorang ibu yang dalam masa hamilnya telah menderita kekurangan zat

besi tidak dapat memberikan cadangan zat besi kepada bayinya dalam jumlah

yang cukup untuk beberapa bulan pertama. Meskipun bayi itu mendapat air susu

dari ibunya, tetapi susu bukanlah bahan makanan yang banyak mangandung zat

besi, karena itu diperlukan zat besi untuk mencegah anak menderita anemia

(Moehji, 1992).

Pada beberapa orang, pemberian tablet zat besi dapat menimbulkan

gejalagejala seperti mual, nyeri didaerah lambung, kadang-kadang terjadi diare

dan sulit buang air besar (Kemenkes RI, 2005), pusing dan bau logam (Hartono,

2000). Selain itu setelah mengkonsumsi tablet zat besi kotoran (tinja) akan

menjadi hitam, namun hal ini tidak membahayakan. Frekuensi efek samping tablet

zat besi ini tergantung pada dosis zat besi dalam pil, bukan pada bentuk

cmpurannya. Semakin tinggi dosis yang diberikan maka kemungkinan efek

samping semakin besar. Tablet besi yang diminum dalam keadaan perut terisi

akan mengurangi akibat efek samping yang ditimbulkan, tetapi hal ini dapat

menurunkan tingkat penyerapan. Penelitian bahwa pemberian suplemen zat besi

secara oral dihambat oleh 2 faktor penting yaitu efek samping terhadap saluran

gastrointestinalis, dan kesulitan dalam memotivasi penderita yang tidak

menganggap dirinya sakit (Siregar, 2000).

Menurut penelitian yang dilakukan Hartono dan Endang , bahwa

penambahan sorbitol kedalam tablet zat besi dapat menurunkan efek samping

yang muncul akibat konsumsi tablet zat besi, yang sering menyebabkan ibu hamil

menghentikan konsumsi tablet zat besi yaitu mual, pusing bau seperti logam.

(www.anemia.net.id, Diakses 20 mei 2012)

Page 21: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

19

2.4.2 Komposisi Tablet Zat Besi di Dalam Tubuh

Jumlah zat besi didalam tubuh seorang normal berkisar antara 3-5 gr

tergantung dari dari jenis kelamin, berat badan, dan hemoglobin. Besi didalam

tubuh terdapat dalam hemoglobin sebanyak 1,5-3,0 gr dan sisa lainnya terdapat

didalam plasma dan jaringan. Di dalam plasma besi terikat dengan protein yang

disebut dengan transferin sebanyak 3-4 gr. sedangkan didalam jaringan berada

dalam suatu status esensial (nonavailable) dan bukan esensial (available). Disebut

esensial karena tidak dapat dipakai untuk pembentukan hemoglobin maupun

keperluan lainnya (Soeparman, 1990).

2.4.3 Sumber Tablet Zat Besi

Ada 2 jenis zat besi dalam makanan, yaitu zat besi yang berasal dari hem

dan bukan hem. Walaupun kandungan zat besi hem dalam makanan hanya antara

5-10 %, tetapi penyerapannya mencapai 25% (dibandingkan dengan zat besi non

hem yang penyerapannya hanya 5 %). Makanan hewani seperti daging, ikan, dan

merupakan sumber utama zat besi hem. Zat besi yang berasal dari hem merupakan

penyusun hemoglobin. Zat besi non hem terdapat dalam pangan nabati, seperti

sayursayuran, biji-bijian, kacang-kacangan dan buah-buahan (Ridwanaminuddin,

2007).

Di negara-negara yang sedang berkembang, konsumsi zat besi yang

berasal dari hem lebih rendah atau sama sekali dapat diabaikan (Demaeyer, 1993).

Hal ini terjadi karena harga bahan makanan yang mengandung zat besi hem

tersebut harganya relatife mahal sehingga sulit dijangkau oleh masyarakat. Sejalan

dengan tingkat sosioekonomi yang rendah akan menyebabkan anemia secara tidak

langsung. Hal ini terkait dengan tingkat pendapatan yang rendah sehingga terjadi

Page 22: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

20

ketidak mampuan masyarakat dalam menyediakan makanan sesuai kebutuhan,

mengingat bahan makanan yang kaya akan zat besi dari sumber protein hewani

sulit terjangkau karena harganya mahal (www.anemia.net.id, Diakses 20 mei

2012).

Selain diperoleh dari bahan makanan, makanan dapat pula mengandung

besi eksogen, yang berasal dari tanah, bedu, air, atau tempat memasak. Keadaan

ini lebih sering terjadi di Negara-negara yang sedang berkembang. Jumlah dan zat

besi cemara didalam makanan mungkin beberapa kali lebih besar dibandingkan

dengan jumlah zat besi dalam makanan itu sendiri (www.anemia.net.id, Diakses

20 mei 2012).

Asupan zat besi selain dari makanan adalah melalui suplemen tablet zat

besi. Suplemen ini biasanya diberikan pada golongan rawan kurang zat besi, yaitu

balita, anak sekolah, wanita usia subur, dan ibu hamil. Pemberian suplemen tablet

zat besi pada golongan tersebut dilakukan karena kebutuhannya akan zat besi

yang sangat besar, sedangkan asupan dari makanan saja tidak dapat mencukupi

kebutuhan tersebut. Makanan yang banyak mengandung zat besi lain daging,

terutama hati dan jeroan, aprikol, prem kering, telur, polong kering, kacang tanah,

dan sayuran berdaun hijau (Pusdiknakes, 2003).

2.4.4 Penyerapan (Absorbsi) Tablet Zat Besi

Besi diabsorbsi terutama didalam duodenum dalam bentuk fero dan

dalam suasana asam (Soeparman, 1990).

Penyerapan zat besi non hem sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor

penghambat maupn pedorong, sedangkan zat besi hem tidak. Asam askorbat

(Vitamin C) dan daging faktor utama yang mendorong penyerapan zat besi

Page 23: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

21

dikenal sebagai MFP (meat, fish, poultry) faktor (www.anemia.net.id, Diakses 20

mei 2012).

Tingkat keasaman dalam lambung ikut mempengaruhi kelarutan dan

penyerapan zat besi di dalam tubuh. Suplemen zat besi lebih baik dikonsumsi

pada saat perut kosong atau sebelum makan, karena zat besi lebih efektif diserap

apabila lambung dalam keadaan asam (pH rendah).

Disamping faktor yang mendorong penyerapan zat besi non hem,

terdapat pula faktor yang menghambat penyerapan seperti teh, kopi, dan senyawa

ethylenediamine tetraaacetic acid (EDTA) yang biasa digunakan sebagai

pengawet makanan yang menyebabkan penurunan absorpsi zat besi non hem

sebesar 50% (Ridwanaminuddin, 2007).

2.4.5 Ekskresi Tablet Zat Besi

Berbeda dengan mineral lainnya tubuh tidak dapat mengatur

keseimbangan besi melalui ekskresi. Besi dikeluarkan dari tubuh relatif konstan

berkisar antara 1,0-1,5 mg setiap hari melalui rambut, kuku, air kemih, dan

terbanyak melalui deskuamasi sel epitel saluran pencernaan.

Lain halnya dengan wanita yang sedang menstruasi dan wanita hamil

setiap hari kehilangan besi 0.5-1.0 mg atau 40-80 ml darah dan wanita yang

sedang menyusui sebanyak 1,0 mg sehari. Wanita yang melahirkan dengan

perdarahan normal akan kehilangan besi 500-550 mg (www.anemia.net.id,

Diakses 20 mei 2012).

2.5 Kebutuhan Tablet Zat Besi Pada Ibu Hamil

Wanita memerlukan zat besi lebih tinggi dari laki-laki karena terjadi

menstruasi dengan perdarahan sebanyak 50 sampai 80 CC setiap bulan dan

Page 24: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

22

kehilagan zat besi 30 sampai 40 mg. disamping itu kehamilan memerlukan

tambahan zat besi untuk meningkatkan jumlah sel darah merah janin dan plasenta.

Makin sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin

banyak kehilangan zat besi dan akan menjadi anemia (Manuaba, 2002).

Zat besi penting untuk mengkompensasi peningkatan volume darah yang

terjadi selama kehamilan, dan untuk memastikan pertumbuhan dan perkembagan

janin yang adekuat. Kebutuhan zat besi meningkat selama kehamilan, sering

dengan pertumbuhan janin. Ibu hamil dapat memenuhi kebutuhan zat besinya

yang meningkat selama kehamilan dengan meminum tablet tambah darah

(suplementasi tablet zat besi) dan dengan memastikan bahwa ibu hamil makan

dengan cukup dan seimbang (Pusdiknakes, 2003).

Pada setiap kehamilan kebutuhan zat besi yang diperlukan sebanyak 900

mg Fe yaitu meningkatnya sel darah ibu 500 mg Fe, terdapat dalam plasenta 300

mg Fe, dan untuk darah janin sebesar 100 mg Fe. Jika persediaan cadangan Fe

minimal, maka setiap kahamilan menguras persediaan Fe tubuh dan akhirnya akan

menimbulkan anemia pada kehamilan (Manuaba, 2002).

Kebutuhan zat besi selam triwulan pertama relatif kecil, yaitu 0,8 mg

perhari, namun meningkat dengan pesat selama triwulan kedua dan ketiga hingga

6,3 mg perhari. Sebagian dari peningkatan dapat dipenuhi oleh simpanan zat besi

dan peningkatan aditif persentase zat besi yang diserap, tetapi bila zat besi rendah

atau tidak sama sekali, dan zat besi yang diserap dari makanan sangat sedikit,

maka suplemen zat besi sangat dibutuhkan pada masa kehamilan

(www.anemia.net.id, Diakses 20 mei 2012).

2.5.1 Akibat Kekurangan Tablet Zat Besi pada Masa Kehamilan

Page 25: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

23

Kurangnya zat besi dan asam folat dapat menyebabkan anemia. Proses

kekurangan zat besi sampai menjadi anemia melalui beberapa tahap. Awalnya

terjadi penurunan simpanan cadangan zat besi, bila tidak dipenuhi masukan zat

besi, lama kelamaan timbul gejala anemia disertai penurunan kadar hb.

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dalam darah

kurang dari normal, yang beebeda untuk setiap kelompok umur dan jenis kelamin.

Kadar normal hemoglobin dalam darah yaitu : anak balita 11 gr%, anak usia

sekolah 12 gr%, wanita dewasa 12 gr%, ibu hamil 11 gr%, laki-laki 13 gr%, ibu

menyusui 12 gr% (Kemenkes RI, 2005 ).

Ciri-ciri dan tanda-tanda gejala anemia tidak khas dan sulit ditentukan,

tetapi dapat terlihat dari kulit dan konjungtiva yang pucat, lemah, nafas pendek

dan nafsu makan hilang. Penentuan anemia klinis dipengaruhi oleh banyak

variabel seperti ketebalan kulit dan pigmentasi, yang tidak dapat diandalkan,

kecuali pada anemia berat. Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium sebaiknya

digunakan untuk mendiagnosa dan menentukan beratnya anemia

(www.anemia.net.id, Diakses 20 mei 2012).

Menurut Manuaba (2002) anemia pada kehamilan dapat berakibat buruk

pada ibu dan janin yang dikandung. Bahaya selama kehamilan adalah terjadi

abortus, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim,

mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis (Hb 6 gr %), mola

hidatidosa, hiperemesis gravidarum, perdarahan antepartum, dan ketuban pecah

dini (KPD). Dampak anemia pada bayi yaitu bayi lahir sebelum waktunya,

beratbadan lahir rendah, kematian bayi, serta meningkatnya angka kesakitan bayi

(Kemenkes RI, 2005)

Page 26: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

24

2.5 Kerangka Teori

Gambar : 2.1 Kerangka Teori

Suplemen Tablet Zat BesiTeori

- Kemenkes RI, 2005- Ridwanaminuddin, 2007

KepetuhanDalam

KonsumsiTablet Besi

Teori

Afnita, 2004

Sumber Tablet Zat Besi

Teori

- Pusdiknakes, 2003- Akses Internet, 2012

Fungsi TabletZat Besi

Teori- Kemenkes, 2005- Ridwanamiuddin,2007- Akses Internet,2012

Akibat Kurang Tablet Zat Besi

Teori- Kemenkes, 2005- Akses Internet, 2012

PerilakuTeori

- Notoadmodjo, 2003- Notoadmodjo, 2007- Suhartono, 2005

Page 27: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

25

2.6 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar : 2.1 Kerangka konsep

2.7 Hipotesis Penelitian

1. Ada hubungan pengetahuan ibu hamil terhadap kepatuhan dalam konsumsi

tablet besi di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo

Kabupaten Aceh Barat.

2. Ada hubungan sikap ibu hamil terhadap kepatuhan dalam konsumsi tablet

besi di wilayah Kerja Puskemas Meureubo Kecamatan Meureubo Kabupaten

Aceh Barat.

3. Ada hubungan tindakan ibu hamil terhadap kepatuhan dalam konsumsi tablet

besi di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo

Kabupaten Aceh Barat.

Sikap Kepatuhan

Tindakan

Pengetahuan

Page 28: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

26

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat Analitik. Metode Analitik adalah suatu metode

penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan

itu terjadi, kemudian melakukan analisa dinamika korelasi antara fenomena

tersebut. Dengan desain cross sectional study yang mempunyai hubungan antara

faktor-faktor perilaku yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam konsumsi

tablet besi di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo

Kabupaten Aceh Barat.

3.2 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilakukan di Wilayah Kerja Pukesmas

Meureubo Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat. Pelaksanaan

pengumpulan data pada penelitian di rencanakan pada bulan September 2013.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang mengalami

anemia berada di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo

Kabupaten Aceh Barat yaitu berjumlah 53 orang.

3.3.2 Sampel

Karena jumlah populasi 53 orang, maka jumlah sampel dalam penelitian

ini adalah 53 orang. Semua ibu hamil yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas

Page 29: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

27

Meureubo Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat. Menurut Arikunto

apabila subjek kurang dari 100, lebih baik semua subjek dijadikan sampel

sehingga penelitian tersebut merupakan penelitian populasi (Arikunto,1998)

3.4 Metode Pengumpulan Data

3.4.1 Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah data langsung yang didapatkan

dari wawancara dengan menggunakan berupa kuesioner pada responden yang

berisikan pertanyaan yang berkaitan dengan tinjauan Hubungan faktor Perilaku

yang dapat mempengaruhi Kepatuhan.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan yaitu data

jumlah ibu hamil di Aceh Barat dan jumlah ibu hamil yang menderita anemia, di

Puskesmas Meureubo yaitu data tentang ibu hamil dan ibu hamil yang mengalami

anemia dan data dari berbagai litelatur atau buku-buku yang berkaitan tentang

hubungan perilaku dengan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi.

3.5 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Variabel Penelitian

Page 30: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

28

No Variabel KeteranganVariable Independen

1. Pengetahuan Definisi Segala sesuatu yang diketahui ibu hamilDalam mengkonsumsi tablet besi

Cara ukur WawancaraAlat ukur KuesionerHasil ukur 1. Baik

2. Kurang baikSkala ukur Ordinal

2. Sikap Definisi Reaksi atau Respon dalam mengkonsumsiTablet besi

Cara ukur WawancaraAlat ukur KuesionerHasil ukur 1. Baik

2. Kurang baikSkala ukur Ordinal

3. Tindakan Definisi Realisasi dari pengetahuan dan sikapDalam mengkonsumsi tablet besi

Cara ukur WawancaraAlat ukur KuesionerHasil ukur 1. Baik

2. Kurang baikSkala ukur Ordinal

Variabel Dependen4. Kepatuhan Definisi Suatu usaha dalam mencegah kurangnya

Ibu hamil tablet zat besi pada ibu hamil yang sesuaiDalam meng-Konsumsi tabletBesi

Cara ukur WawancaraAlat ukur KuesionerHasil ukur 1. Patuh

2. Tidak patuhSkala ukur Ordinal

3.6 Aspek Pengukuran Variabel

3.6.1 Pengetahuan.

Page 31: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

29

1. Baik, apabila responden bisa menjawab benar dengan skor > 50% = > 5

2. Kurang baik, apabila responden bisa menjawab sebahagian dengan skor ≤

50% = ≤ 5

3.6.2 Sikap

1. Baik, apabila responden bisa menjawab benar dengan skor > 50% = > 2,5

2. Kurang baik, apabila responden bisa menjawab sebahagian dengan skor ≤

50% = ≤ 2,5

3.6.3 Tindakan

1. Baik, apabila responden bisa menjawab benar dengan skor > 50% = > 4,5

2. Kurang baik, apabila responden bisa menjawab sebahagian dengan skor ≤

50% = ≤ 4,5

3.6.4 Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Besi

1. Patuh , apabila jawaban responden menjawab benar skor > 50% = > 1,5

2. Tidak patuh, apabila jawaban responden menjawab sebahagian dengan skor

≤ 50% = ≤ 1,5

3.7 Teknik Analisa Data

3.7.1 Analisa Univariat

Analisa univariat merupakan analisa yang digunakan untuk menjelaskan

karakteristik masing-masing variabel yang akan diteliti. Dalam penelitian ini

analisa univariat digunakan untuk menjelaskan atau mendiskripsikan angka atau

nilai karakteristik responden berdasarkan tingkat perilaku yang dapat

mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi.

3.7.2 Analisa Bivariat

Page 32: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

30

Analisa bivariat digunakan untuk menguji hipotesis dengan menentukan

hubungan variabel tabulasi silang guna melihat hubungan antara variabel bebas

dan variabel terikat, dengan menggunakan program komputerisasi, dan uji statistik

yang digunakan adalah uji Chi-Square ( ) pada tingkat kemaknaan 95% (0,05).

Persamaan rumus perhitungan Chi-Square adalah sebagai berikut :

X = (O − E)EKeterangan :X = Nilai Chi-SquareO = Nilai ObservasiE = Nilai Ekspektasi

Page 33: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

UPTD Puskesmas Meureubo merupakan puskesmas yang berada di

wilayah Kecamatan Meureubo. Berdiri pada tahun 1992 terletak di sebelah Barat

Kota Kabupaten Meulaboh kurang lebih berjarak 3,5 km tepatnya berada di

Gampong Meureubo dengan total jumlah sebanyak 27.116 jiwa. Luas wilayah

112,87 Km² dengan persentase luas kecamatan terhadap kabupaten adalah 3,85%

Jumlah wilayah kerjanya meliputi 27 gampong dengan dua kemukiman yaitu

kemukimam Meureubo dan kemukiman Ranto Panjang, dari 27 desa 19 desa

kategori desa biasa dan 8 desa masuk dalam kategori desa sangat terpencil dengan

batasannya :

Sebelah Utara : Kecamatan Pante Ceureumen

Sebelah Selatan : Samudera Indonesia

Sebelah barat : Kecamatan Johan Pahlawan

Sebelah Timur : Kabupaten Nagan Raya

Sumber BPS 2013

4.1.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Wilayah kerja Puskesmas Meureubo,

Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, dimana penelitian ini telah

dilaksanakan pada tanggal 4 September sampai 16 September 2013. Dari data

yang dikumpulkan terdapat 53 sampel dari keseluruhan jumlah populasi yang ada.

Data di kumpulkan melalui kuesioner dan wawancara dan di olah melalui program

komputerisasi dengan uji Chi-squeare.

Page 34: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

32

4.1.2 Analisa Univariat

4.1.2.1 Pengetahuan

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Menurut Pengetahuan

Di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kabupaten Aceh Barat

No Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)1.2.

BaikKurang baik

2726

5149

53 100%Sumber : Data primer diolah tahun 2013

Dari Tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa dari 53 responden, diketahui

tingkat pengetahuan responden dalam konsumsi tablet besi (fe) dapat dilihat

sebahagian besar responden yakni sebanyak 27 orang (51%) yang pengetahuannya

dikategorikan baik dan hanya 26 orang (49%) termasuk ke dalam kategori kurang

baik.

4.1.2.2 Sikap

Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Responden Menurut Sikap

Di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kabupaten Aceh Barat

No Sikap Frekuensi (n) Persentase (%)1.2.

BaikKurang baik

2429

45,354,7

53 100%Sumber : Data primer diolah tahun 2013

Dari Tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa dari 53 responden, diketahui

sikap responden dalam konsumsi tablet besi (fe) dapat dilihat sebahagian besar

responden yakni sebanyak 24 orang (45,3%) yang sikapnya dikategorikan baik

dan 29 orang (54,7%) termasuk ke dalam kategori kurang baik.

Page 35: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

33

4.1.2.3 Tindakan

Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Responden Menurut Tindakan

Di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kabupaten Aceh Barat

No Tindakan Frekuensi (n) Persentase (%)

1.2.

BaikKurang baik

2924

5545

53 100%Sumber : Data primer diolah tahun 2013

Dari Tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa dari 53 responden, diketahui

tindakan responden dalam konsumsi tablet besi (fe) dapat dilihat sebahagian besar

responden yakni sebanyak 29 orang (55%) yang tindakannya dikategorikan baik

dan 24 orang (45%) termasuk ke dalam kategori kurang baik.

4.1.2.4 Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Konsumsi Tablet Besi (fe)

Tabel Dari 4.4 Distribusi Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Konsumsi Tablet Besi

(fe) Di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kabupaten Aceh

Barat

No Kepatuhan Frekuensi (n) Persentase (%)1.2.

PatuhTidak patuh

3320

6238

53 100%Sumber : Data primer diolah tahun 2013

Dari Tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa dari 53 responden, diketahui

distribusi responden yang patuh dalam konsumsi tablet besi (fe) dapat dilihat

sebahagian besar responden yakni sebanyak 33 orang (62%) yang dikategorikan

patuh dan 20 orang (38%) termasuk ke dalam kategori tidak patuh.

Page 36: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

34

4.1.3 Analisa Bivariat

4.1.3.1 Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam

Konsumsi Tablet Besi (fe)

Tabulasi silang hubungan antara Pengetahuan Dengan Kepatuhan Ibu

Hamil Dalam Konsumsi Tablet Besi (fe) di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo

Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat, dapat dilihat dari tabel 4.5 di bawah

ini:

Tabel Dari 4.5 Tabulasi Silang Antara Pengetahuan Dengan Kepatuhan Ibu

Hamil Dalam Konsumsi Tablet Besi (fe) di Wilayah Kerja

Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo Kabupaten

Aceh Barat Tahun 2013

No PengetahuanKepatuhan

Jumlah p-value ORPatuh Tidak patuhF % F % F %

1. Baik 21 77,8 6 22,2 27 1000,037 4,0832. Kurang Baik 12 46,2 14 53,8 26 100

Jumlah 33 20 53Sumber : Data primer diolah tahun 2013

Dari data tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa dari 53 respoden terdapat 21

orang (77,8%) dari 27 responden yang berpengetahuan baik juga patuh dalam

konsumsi tablet besi, selanjutnya terdapat 12 orang (46,2%) dari 26 responden

yang berpengetahuan kurang baik tetapi patuh dalam konsumsi tablet besi.

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan

tingkat kepercayaan 95% pada df 2, diperoleh nilai p-value 0,037 yang berarti

lebih kecil dari α-value (0,05). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

terdapat hubungan antara pengetahuan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam

Konsumsi Tablet Besi (fe) di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kecamatan

Page 37: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

35

Meureubo Kabupaten Aceh Barat. Dengan kata lain kepatuhan dalam konsumsi

tablet besi dapat di pengaruhi oleh faktor pengetahuan.

Dari hasil penelitian juga didapat hasil Odds Ratio 4,083 yang artinya

responden yang berpengetahuan kurang baik mempunyai peluang 4,0 kali

terhadap kepatuhan dalam konsumsi tablet besi.

4.1.3.2 Hubungan Sikap Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Konsumsi

Tablet Besi (fe)

Tabulasi silang hubungan antara Sikap Dengan Kepatuhan Ibu Hamil

Dalam Konsumsi Tablet Besi (fe) di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo

Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat, dapat dilihat dari tabel 4.6 di bawah

ini:

Tabel Dari 4.6 Tabulasi Silang Antara Sikap Dengan Kepatuhan Ibu Hamil

Dalam Konsumsi Tablet Besi (fe) di Wilayah Kerja

Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo Kabupaten

Aceh Barat Tahun 2013

No

SikapKepatuhan

Jumlah p-value ORPatuh Tidak patuhF % F % F %

1. Baik 19 79,2 5 20,8 24 1000,043 4,0712. Kurang Baik 14 48,3 15 51,7 29 100

Jumlah 33 20 53Sumber : Data primer diolah tahun 2013

Dari data tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa dari 53 responden terdapat

19 orang (79,2%) dari 24 responden yang sikapnya baik juga patuh dalam

konsumsi tablet besi selanjutnya terdapat 14 orang (48,3%) dari 29 responden

yang sikapnya kurang baik tetapi patuh dalam konsumsi tablet besi.

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan

tingkat kepercayaan 95% pada df 2, diperoleh nilai p-value 0,043 yang berarti

Page 38: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

36

lebih kecil dari α-value (0,05). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

ada hubungan antara sikap Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Konsumsi Tablet

Besi (fe) di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo

Kabupaten Aceh Barat. Dengan kata lain kepatuhan dalam konsumsi tablet besi

tidak dapat di pengaruhi oleh faktor sikap.

Dari hasil penelitian jaga didapat hasil Odds Ratio 4,071 yang artinya

responden yang bersikap kurang baik mempunyai peluang 4 kali terhadap

kepatuhan dalam konsumsi tablet besi

4.1.3.3 Hubungan Tindakan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam

Konsumsi Tablet Besi (fe)

Tabulasi silang hubungan antara Tindakan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil

Dalam Konsumsi Tablet Besi (fe) di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo

Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat, dapat dilihat dari tabel 4.7 di bawah

ini:c

Tabel Dari 4.7 Tabulasi Silang Antara Tindakan Dengan Kepatuhan Ibu

Hamil Dalam Konsumsi Tablet Besi (fe) di Wilayah Kerja

Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo Kabupaten

Aceh Barat Tahun 2013

No TindakanKepatuhan

Jumlah p-value ORPatuh Tidak patuhF % F % F %

1. Baik 14 48,3 15 51,7 29 1000,043 0,22. Kurang Baik 19 79,2 5 20,8 24 100

Jumlah 33 20 53Sumber : Data primer diolah tahun 2013

Dari data tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa dari 53 responden terdapat

14 orang (48,3) dari 29 orang yang tindakan baik juga patuh dalam konsumsi

Page 39: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

37

tablet besi, selanjutnya terdapat 19 orang (79,2%) dari 24 responden yang

tindakannya kurang baik tetapi patuh dalam konsumsi tablet besi.

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan

tingkat kepercayaan 95% pada df 2, diperoleh nilai p-value 0,043 yang berarti

lebih kecil dari α-value (0,05). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa

ada hubungan antara tindakan dengan Kepatuhan Ibu Hamil dalam Konsumsi

Tablet Besi (fe) di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo

Kabupaten Aceh Barat. Dengan kata lain kepatuhan dalam konsumsi tablet besi

dapat di pengaruhi oleh faktor tindakan.

Dari hasil penelitian juga didapat hasil Odds Ratio 0,2 yang artinya

responden yang bertindakan baik mempunyai peluang 0,2 kali terhadap kepatuhan

dalam konsumsi tablet besi.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Hubungan Pengetahuan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam

Konsumsi Tablet Besi (fe)

Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa pengetahuan memberi

pengaruh pada kepatuhan ibu hamil dalam konsumsi tablet besi. Dengan kata lain

ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan ibu hamil dalam konsumsi

tablet besi di Wilayah kerja Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo

Kabupaten Aceh Barat, hal ini dapat dilihat dari sebahagian besar responden yakni

sebanyak 27 orang (51%) yang pengetahuannya di kategorikan baik terdapat 22

orang (77,8%) yang patuh dalam konsumsi tablet, bila dibandingkan dengan

kategori pengetahuan yang kurang baik dimana dari 26 orang (49%) terdapat 14

orang (53,8%) yang tidak patuh dalam konsumsi tablet besi.

Page 40: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

38

Dari hasil penelitian diketahui yang memiliki pengetahuan kurang baik

juga patuh dalam konsumsi tablet besi, hal ini dikarenakan pengetahuan yang di

peroleh oleh responden tidak hanya dari teori-teori melainkan dapat juga

diperoleh dari penyuluhan dan materi yang diberikan langsung oleh para kader

kesehatan yang ada di Puskesmas setempat kepada masyarakat.

Pengetahuan mengenai konsumsi tablet besi (fe) sangat penting bagi ibu

hamil dalam upaya perubahan perilaku dari yang kurang baik menjadi lebih baik,

sehingga dapat mencegah terjadinya kasus anemia pada ibu hamil.

Penelitian ini berbeda dengan yang dilakukan oleh Marini (2010) dalam

hal pengetahuan tentang Gambaran Perilaku Ibu hamil dalam konsumsi tablet besi

(fe) di Sukoharjo yang menunjukkan hasil penelitian tentang pengetahuan dimana

responden yang dikategorikan kurang baik yaitu sebanyak 59,1% sedangkan

pengetahuan baik 40,9%.

Untuk meningkatkan pengetahuan tentang kepatuhan ibu hamil dalam

konsumsi tablet besi disarankan bagi pengelola program di Puskesmas Meureubo

Kecamatan Meureubo dan Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat perlu terus

meningkatkan program promosi kesehatan, dan penyuluhan dalam penyebarluasan

informasi mengenai pentingnya tablet besi bagi ibu hamil.

Pengetahuan baik dan kurang baik dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor

seperti sumber informasi dan faktor pendidikan serta lingkungan, semakin banyak

orang mendapat informasi baik dari lingkungan keluarga, lingkungan tetangga,

dari petugas kesehatan maupun media cetak akan mempengaruhi tingkat

pengetahuan seseorang.

Page 41: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

39

4.2.2 Hubungan Sikap Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Konsumsi

Tablet Besi (fe)

Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa sikap memberi pengaruh

terhadap kepatuhan ibu hamil dalam konsumsi tablet besi. Dengan kata lain ada

hubungan antara sikap dengan kepatuhan ibu hamil dalam konsumsi tablet besi

(fe) di Wilayah Kerja Puskesmas Meureubo Kecamatan Meureubo Kabupaten

Aceh Barat, hal ini dapat dilihat dari 53 responden sebahagian besar responden

yakni sebanyak 24 orang (45,3%) yang sikapnya di kategorikan baik terdapat 19

orang (79,2%) yang patuh dalam konsumsi tablet besi bila dibandingkan dengan

kategori sikap yang kurang baik dimana dari 29 orang (54,7%) ternyata terdapat

15 orang (51,7%) yang tidak patuh dalam konsumsi tablet besi.

Dari hasil penelitian didapati responden yang memilki sikap kurang baik

juga dapat patuh dalam konsumsi tablet besi, hal ini dikarenakan oleh adanya

penyuluhan dari petugas promosi kesehatan tentang tablet besi (fe) baik dari

Puskesmas maupun Dinas kesehatan.

Hal ini berbeda dengan dilakukan oleh Marini (2010) dimana didapatkan

dari 88 responden tentang Gambaran Perilaku Ibu hamil dalam konsumsi tablet

besi (fe) di Sukoharjo yaitu sebanyak 69,3% sikap baik dan 30,7% dikategorikan

kurang baik.

Menurut Notoatmodjo (2007) seseorang yang memiliki sikap yang baik

dalam melakukan sesuatu itu adalah seseorang yang memiliki kesiapan atau

kesediaan dalam bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu.

Dimana sikap merupakan tindakan aktivitas, akan tetapi merupakan prediposisi

tindakan suatu perilaku.

Page 42: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

40

Sikap baik dan kurang baik datang dari diri sendiri dan dapat juga di

pengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan hal ini sangat mepengaruhi sikap

seseorang.

4.2.3 Hubungan Tindakan Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Konsumsi

Tablet Besi (fe)

Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa tindakan dapat memberi

pengaruh pada kepatuhan ibu hamil dalam konsumsi tablet besi (fe). Dengan kata

lain ada hubungan antara tindakan terhadap kepatuhan ibu hamil dalam konsumsi

tablet besi (fe) di Wilayah kerja Puskesmas Meureubo kecematan Meureubo

Kabupaten Aceh Barat, hal ini dapat dilihat dari 53 responden sebahagian besar

responden yakni sebanyak 29 orang (54,7%) yang tindakannya di kategorikan

baik terdapat 15 orang (51,7%) yang tidak patuh dalam konsumsi tablet besi, bila

dibandingkan dengan kategori tindakan yang kurang baik dimana dari 24 orang

ternyata terdapat 19 orang (79,2%) yang patuh konsumsi tablet besi.

Dari hasil penelitian responden yang memiliki tindakan kurang baik juga

patuh dalam konsumsi tablet besi (fe) dimana responden dapat merespon langsung

penyuluhan yang diberikan oleh petugas kesehatan.

Hal ini berbeda dengan penelitian tentang tindakan yang dilakukan oleh

Marini (2010) tentang Gambaran Perilaku Ibu hamil dalam konsumsi tablet besi

(fe) di Sukoharjo, dimana didapatkan dari 88 orang responden yang memiliki

tindakannya yang dikategorikan kurang baik yaitu sebanyak 55,7% dan sebanyak

44,3% dikategorikan baik

Menurut Notoatmodjo (2003) seseorang dapat bertindak atau berperilaku

baru tanpa mengetahui terlebih dahulu makna stimulus yang diterimanya, dengan

Page 43: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

41

kata lain tindakan seseorang tidak harus didasari oleh pengetahuan atau sikap.

Perilaku yang didasari oleh pengetahuan lebih langgeng dari pada perilaku yang

tidak didasari oleh pengetahuan.

Tindakan merupakan realisasi dari pengalaman dan sikap menjadi

perbuatan nyata. Tindakan juga merupakan respon seseorang terhadap stimulus

dalam berbentuk nyata dan terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas

dalam bentuk tindakan atau praktek, tetapi tidak selalu orang yang

berpengetahuannya baik langsung melakukan tindakan yang benar.

Dari hasil penelitian penulis dengan Ibu hamil yang Anemia di Wilayah

Kerja Puskesmas Meureubo, Ibu hamil yang memiliki pengetahuan, sikap, dan

tindakan baik maka respon Ibu hamil juga baik terhadap konsumsi tablet besi (fe),

dalam hal ini perilaku sangat berkaitan dengan kepatuhan ibu hamil atau perilaku

memberi pengaruh terhadap kepatuhan ibu hamil dalam konsumsi tablet besi (fe).

Page 44: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

42

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di wilayah kerja Puskesmas

Meureubo, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat, tentang Hubungan

Perilaku Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Konsumsi Tablet Besi (fe), maka

penulis mengambil ksimpulan dan saran sebagai berikut :

5.1 Kesimpulan

1. Adanya hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan ibu hamil dalam

konsumsi tablet besi (fe) dengan nilai p-value < α-value.

2. Adanya hubungan antara sikap dengan kepatuhan ibu hamil dalam konsumsi

tablet besi (fe) dengan nilai p-value < α-value.

3. Adanya hubungan antara tindakan dengan kepatuhan ibu hamil dalam

konsumsi tablet besi (fe) dengan nilai p-value < α-value.

5.2 Saran

1. Diharapkan kepada petugas Puskesmas agar melakukan peningkatan program

promosi serta memberikan pendidikan kesehatan pada ibu hamil tentang

pentingnya mengkonsumsi tablet besi (fe) selama kehamilan.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pikiran khususnya

dalam menjalankan program dan strategi dengan cara melakukan penyuluhan

kesehatan kepada ibu hamil.

3. Hasil penelitian ini dimungkinkan dapat menjadi salah satu acuan bagi

penelitian berikutnya yang melakukan penelitian sejenis dengan variabel yang

lebih komfleks mengenai kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet besi (fe).

Page 45: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi.Bumi Aksara. Jakarta.

Dinas Kesehatan Aceh. 2012. Profil Dinas Kesehatan Aceh. Banda Aceh.

Dinas Kesehatan Aceh Barat. 2012. Data Kematian Ibu. Aceh Barat.

______, 2011. Pentingnya Suplemen Tablet Zat Besi Bagi Bumil. Jakarta.

IBI. 2011. Pemeliharaan Kesehatan Ibu Hamil. Jakarta

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2005. Kesehatan Ibu dan Anak.Jakarta.

______,2011. Pentingnya Suplemen Tablet Zat Besi Bagi Bumil. Jakarta

Manuaba. 2002. Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan. Penerbit BukuKedokteran EGC. Jakarta.

Marini. 2009. Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan. FakultasKedokteran Universitas Sumatra Utara. Medan

Notoatmodjo,Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-PrinsipDasar). Cetakan kedua. Rineka Cipta. Jakarta.

______, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Edisi I. Rineka Cipta.Jakarta.

______, 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta.

Puskesmas. 2012. Jumlah Ibu Hamil Dan Anemia. Meureubo

Ridwanaminuddin. 2007. Anemia. Nuha Medika. Yogyakarta

Tarwoto. 2007. Masalah Gizi Indonesia. Puspa Swarna. Jakarta

Vision, World. 2006. Cara Sederhana Menuju Kesehatan Ibu dan Anak YangLebih Baik. Anggota Peduli Tsunami Indonesia. Banda Aceh.

Winkjosastro. 2002. Defisiensi Besi. Penerbit EGC. Jakarta

World Health Organization. 2011. Prevalensi Tablet Besi Ibu Hamil. Edition.Geneva.

Afnita. 2004. Anemia Defisiens Pada Ibu Hamil. Diakses 11 Desember 2012.http: www.wordpress.com.

Page 46: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

Ariaman. 2007. Zat Besi Ibu Hamil. Diakses 19 Juni 2013. http:www.zatbesi.com

Browsing Internet. 2012.Anemia. http/:www.anemia.net.id.Diakses 20 Mei 2012.

______, 2013. http/:www.mdgs-indo-2015.com. Diakses 27 Agustus 2013.

______, 2013. http/:www.info-kes.com. Diakses 27 Agustus 2013.

Page 47: HUBUNGAN PERILAKU DENGAN KEPATUHAN IBU …repository.utu.ac.id/227/1/BAB I_V.pdf1.4.2 Manfaat Aplikatif 1. Bagi pihak puskesmas, hasil penelitian ini bisa dijadikan masukan untuk nantinya

LAMPIRAN