hubungan pemakaian apd
TRANSCRIPT
![Page 1: HUBUNGAN PEMAKAIAN APD](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072109/55cfeaf75503467d968bd82c/html5/thumbnails/1.jpg)
HUBUNGAN PEMAKAIAN APD (ALAT PELINDUNG DIRI) : SARUNG TANGAN
TERHADAP KEJADIAN DERMATITIS KONTAK PADA PETANI YANG
MENGGUNAKAN PESTISIDA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh bahan/ substansi
yang menempelpadakulit(Sularsito dan Djuanda, 2006).Sedang menurut Arifin
dkk(1990)Dermatitis kontak adalah dermatitis (peradangan kulit) yang disebabkan
berkontaknya kulit dengan bahan-bahan dari luar. Bahan- bahan tersebut dapat bersifat
toksik ataupun alergik.Bila dihubungkan dengan jenis pekerjaan, dermatitis kontak dapat
terjadi pada hampir semua pekerjaan. Biasanya penyakit ini menyerang pada
orang-orang yang sering berkontak dengan bahan-bahan yang bersifat toksik maupun alergik,
misalnya ibu rumah tangga, petani, pekerja yang berhubungan dengan bahan-bahan
kimia dan lain-lain (Wilkinson et al, 1994).
Pada umumnya gejala kelainan kulit dermatitis kontak muncul segera, tetapi ada
sejumlah bahan kimia yang menimbulkan reaksi akut lambat misalnya podofilin, antralin, asam
fluorohidrogenat, sehingga dermatitis kontak iritan akut lambat. Kelainan kulit baru terlihat
setelah 12-24 jam atau lebih. Gejala klasik berupa kulit kering, eritema, skuama, lambat laun
kulit tebal (hiperkeratosis) dan likenifikasi, batas kelainan tidak tegas. Bila kontak terus
berlangsung akhirnya kulit dapat retak seperti luka iris (fisur), misalnya pada kulit tumit tukang
cuci yang mengalami kontak terus menerus dengan deterjen. Ada kalanya kelainan hanya berupa
kulit kering atau skuama tanpa eritema, sehingga diabaikan oleh penderita. Setelah kelainan
dirasakan mengganggu, baru mendapat perhatian. Banyak pekerjaan yang beresiko tinggi yang
memungkinkan terjadinya dermatitis kontak iritan kumulatif, misalnya : mencuci, memasak,
membersihkan lantai, kerja bangunan, kerja di bengkel dan berkebun
![Page 2: HUBUNGAN PEMAKAIAN APD](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072109/55cfeaf75503467d968bd82c/html5/thumbnails/2.jpg)
Data dari Balai Hiperkes Depnaker RI (sejak tahun 2005 menjadi pusat keselamatan
kerja dan Hiperkes), menunjukkan hampir 80% penyakit kulit akibat kerja
adalah dermatitis kontak akibat kerja (Firdaus, 2002). Pada sub bagian alergi
imunologi Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
Jakarta, insiden dermatitis kontak akibat kerja pada tahun 1996 adalah 50 kasus/ tahun
atau 11,9% dari seluruh dermatitis kontak (Effendi cit Maria Sisilia, 2008). Menurut
Perdoski (2009). Sekitar 90% penyakit kulit akibat kerja merupakan dermatitis kontak, baik
iritan maupun alergik.
Sektor pertanian merupakan sektor andalan di Indonesia, bahkan juga di dunia, yang.
Penggunaan pestisida dalam sector pertanian sangat berdampak terhadap kesehatan manusia dan
lingkungan. Setiap hari ribuan petani dan para pekerja di pertanian diracuni oleh pestisida dan
setiap tahun diperkirakan jutaan orang yang terlibat dipertanian menderita keracunan akibat
penggunaan pestisida. Dalam beberapa kasus keracunan pestisida langsung, petani dan para
pekerja di pertanian lainnya terpapar (kontaminasi) pestisida pada proses mencampur dan
menyemprotkan pestisida (Pan AP,2001). Di samping itu masyarakat sekitar lokasi pertanian
sangat beresiko terpapar pestisida melalui udara, tanah dan air yang ikut tercemar, bahkan
konsumen melalui produk pertanian yang menggunakan pertisida juga beresiko terkontaminasi
pestisida.
Menurut data WHO (World Health Organization), penggunaan pestisida semakin lama
semakin tinggi, terutama di negara-negara berkembang di Asia, Afrika, Amerika Tengah dan
Amerika Latin. Tetapi, negara-negara berkembang ini hanya menggunakan 25% dari total
penggunaan pestisida di seluruh dunia. Yang mengejutkan adalah, walaupun negara-negara
berkembang ini hanya menggunakan 25% saja dari pestisida di seluruh dunia (world-wide),
tetapi dalam hal kematian akibat pestisida, 99% dialami oleh negara-negara di wilayah tersebut.
Mengapa? Menurut WHO, hal ini disebabkan rendahnya tingkat edukasi petani-petani di negara-
negara tersebut sehingga cara penggunaannya sangat tidak aman dan cenderung “ngawur”.
Dermatitis kontak pestisida dapat disebabkan oleh bermacam bahan aktif yang
dipakai, juga dapat oleh karena cairan pelarut emulsif ler, adjuvant, surfactant, propelan dan
kadang- kadang kontaminannya. Untuk mencari penyebab sesungguhnya yang berhubungan
dengan bahan-bahan tersebut tidaklah mu- dah, sebab penyelidikan epidemiologi pada bahan
![Page 3: HUBUNGAN PEMAKAIAN APD](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072109/55cfeaf75503467d968bd82c/html5/thumbnails/3.jpg)
tersebut tidak banyak dan sering tidak lengkap(8,9). Kleinmann dkk (1960) melaporkan bahwa
penyebab utama dermatitis kontak pestisida yang didapatkan adalah golongan herbisida
dan defo liant (15%), halogen hidrokarbon (10%) dan organofosfat (8%) Matsushita dkk (1980)
mendapatkan bahwa bahan kimia utama yang menyebabkan timbulnya ledakan der- matitis
kontak pada daerah rural di Jepang adalah : captafol(28,7%), sulfur (18,5%), fosfat
organik (18,1%) dan chlorinate.
Penggunaan alat pelindung diri dalam melakukan pekerjaan sangat penting agar terhindar dari
kecelakaan kerja. Para petani dalam melakukan penyemprotan hama harus menggunakan alat
pelindung diri agar terhindar dari pajanan pestisida, yang pada kenyataannta sangat jarang
dipakai oleh para petani di Indonesia. Perlengakapan pelindung pestisida terdiri dari:
1. Pelindung kepala (topi)
2. Pelindung mata (google)
3. Pelindung pernapasan (respirator)
4. Pelindung badan (baju overall/apron)
5. Pelindung tangan (glove)
6. Pelindung kaki (boot)
Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui adanya hubungan pemakaian APD : sarung tangan
dengan kejadian dermatitis kontak pada petani yang menggunakan pestisida.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah “Hubungan Pemakaian APD : Sarung Tangan dengan Kejadian Dermatitis Kontak pada
Petani yang Menggunakan Pestisida”.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
![Page 4: HUBUNGAN PEMAKAIAN APD](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022072109/55cfeaf75503467d968bd82c/html5/thumbnails/4.jpg)
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pemakaian sarung tanagan
dengan kejadian dermatitis kontak pada petani yang menggunakan pestisida.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah :
1.3.2.1 Mengidentifikasi petani yang menggunakan pestisida
1.3.2.2 Mengidentifikasi pemakaian APD oleh petani saat menggunakan pestida
1.3.2.3 Mengidentifikasi kejadian dermatitis yang dialami petani
1.3.2.4 Mengidentifikasi hubungan pemakaian APD dengan kejadian dermatitis pada
petani yang menggunakan pestisida
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan dan pustaka bagi pembaca, mahasiswa,
dan peneliti sejenis.
1.4.2 Manfaat bagi Profesi Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pemikiran dan pedoman bagi profesi
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan dalam bentuk penyuluhan kesehatan terhadap
pasien dermatitis kontak.
1.4.3 Manfaat bagi Peneliti
Penelitian ini merupakan sarana penerapan ilmu pengetahuan yang telah didapat selama
jenjang akademis, memberikan pengalaman dalam bidang penelitian dan menambah pengetahuan
peneliti terutama tentang metodologi penelitian dan kejadian dermatitis kontak.