hubungan orang tua, keluarga, dan masyarakat

22
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap anak berhak menerima pendidikan, baik pendidikan secara formal maupun nonformal. Tujuan pendidikan adalah untuk mendewasakan anak. Ki Hajar Dewantara dalam Tri Pusat Pendidikan mengatakan bahwa lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan organisasi pemuda memberikan peranan dalam pendidikan seorang anak. Keluarga merupakan pusat utama pendidikan, dan membawa dampak besar bagi psikologis, karakter, dan sikap anak. Keluarga merupakan faktor strategis yang menentukan seperti apa anak tersebut nantinya. Sehingga diperlukan pendidikan pada anak sejak dini sebagai dasar-dasar perilaku anak saat terjun ke masyarakat. Namun, keluarga memiliki keterbatasan dalam segi pengetahuan. Keterbatasan tersebut diatasi dengan

Upload: fadhil

Post on 06-Dec-2015

10 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

landasan pendidikan

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Orang Tua, Keluarga, Dan Masyarakat

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap anak berhak menerima pendidikan, baik pendidikan secara formal

maupun nonformal. Tujuan pendidikan adalah untuk mendewasakan anak. Ki

Hajar Dewantara dalam Tri Pusat Pendidikan mengatakan bahwa lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan organisasi pemuda memberikan

peranan dalam pendidikan seorang anak.

Keluarga merupakan pusat utama pendidikan, dan membawa dampak

besar bagi psikologis, karakter, dan sikap anak. Keluarga merupakan faktor

strategis yang menentukan seperti apa anak tersebut nantinya. Sehingga

diperlukan pendidikan pada anak sejak dini sebagai dasar-dasar perilaku anak saat

terjun ke masyarakat. Namun, keluarga memiliki keterbatasan dalam segi

pengetahuan. Keterbatasan tersebut diatasi dengan adanya sekolah. Sekolah

merupakan tempat yang membantu keluarga dalam mendidik anak. Tirtarahardja

& Sulo (1994: 178) menyimpulkan “... sekolah sebagai pusat pendidikan adalah

sekolah yang mencerminkan masyarakat yang maju karena pemanfaatan secara

optimal ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi tetap berpijak pada ciri

keindonesiaan”. Interaksi sosial yang ada di masyarakat sangat mempengaruhi

pola perkembangan anak. Sebagai contoh seorang anak dapat belajar menghargai

Page 2: Hubungan Orang Tua, Keluarga, Dan Masyarakat

2

pendapat orang lain jika anak tersebut terbiasa berdiskusi, bertukar pendapat

dengan teman-temannya di sekolah.

Tidak hanya lingkungan keluarga dan sekolah yang memberikan pengaruh

dalam perkembangan seorang anak, lingkungan masyarakat di sekitar anak berada

juga memberikan dampak yang besar dalam perkembangan seorang anak. Seorang

anak yang tumbuh di dalam masyarakat perkotaan berbeda dengan anak yang

tumbuh di pedesaan.

Ketiga pusat pendidikan tersebut memiliki hubungan yang saling

mempengaruhi satu sama lain. Interaksi diantara ketiga pusat dengan pendidikan

anak haruslah menjadi perhatian, agar bangsa kita dapat mencetak generasi

penerus yang memiliki karakter, sikap, seperti yang tercantum dalam tujuan

pendidikan. Oleh karena pentingnya, keluarga, sekolah ,dan masyarakat dalam

pendidikan, maka dalam makalah ini membahas tentang hubungan orang tua,

keluarga, dan masyarakat dalam pendidikan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah

dari makalah ini antara lain:

1. Bagaimanakah hubungan orang tua dalam pendidikan?

2. Bagaimanakah hubungan keluarga dalam pendidikan?

3. Bagaimanakah hubungan masyarakat dalam pendidikan?

C. Tujuan

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan dalam rumusan

masalah, maka tujuan dari makalah ini antara lain:

1. Mengetahui hubungan orang tua dalam pendidikan.

Page 3: Hubungan Orang Tua, Keluarga, Dan Masyarakat

3

2. Mengetahui hubungan keluarga dalam pendidikan.

3. Mengetahui hubungan masyarakat dalam pendidikan.

Page 4: Hubungan Orang Tua, Keluarga, Dan Masyarakat

4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hubungan Orang Tua Dalam Pendidikan

Orang tua atau parent berasal dari bahas latin parēns yang berarti

pengasuh keturunannya. Orang tua merupakan setiap orang yang bertanggung

jawab dalam suatu keluarga atau tugas rumah tangga yang dalam kehidupan

sehari-hari disebut sebagai bapak dan ibu. Orang tua memiliki dua hubungan

dengan anak yaitu hubungan biologis dan hubungan sosial. Hubungan biologis

orang tua dengan anak dapat terjalin melaui hubungan keturunan, selain hubungan

keturunan dapat juga melalui hubungan adopsi orang tua kepada anak angkat

berupa hubungan sosial.

Menurut Baumrind dalam Kopko (2007:01) parenting style atau gaya

orang tua dalam mengasuh anak dibedakan menjadi empat berdasarkan dua aspek

perilaku orang tua yaitu memberi kontrol dan kehangatan. Orang tua memberikan

kontrol kepada anak dengan mengatur perilaku dan sikap anak dalam menentukan

peraturan. Selain itu orang tua juga berperan dalam memberi kehangatan atau

kasih sayang kepada anak. Gaya orang tua dalam mengasuh anak dibedakan

menjadi:

1. Authoritative Parents

Merupakan cara mengasuh dengan kehangatan yang membangun

kepribadian anak. Meskipun kontrol utama dipegang oleh orang tua, anak juga

Page 5: Hubungan Orang Tua, Keluarga, Dan Masyarakat

5

diberikan kebebasan untuk berpendapat. Penelitian menunjukkan bahwa remaja

dari orang tua yang authoritative belajar bagaimana bernegosiasi dan terlibat

dalam diskusi. Mereka memahami bahwa pendapat mereka dihargai. Akibatnya,

mereka lebih kompeten dalam bersosialisasi, lebih bertanggung jawab, dan

mandiri.

2. Autoritharian Parents (Otoriter)

Berbeda dengan orang tua authoritative yang mengutamakn diskusi dalam

keluarga, orang tua autoritharian tidak terlibat dalam diskusi dengan anak-anak

mereka dan menetapkan aturan keluarga yang tidak dapat diubah dan

diperdebatkan. Orang tua autoritharian percaya anak harus menerima, tanpa

pertanyaan dalam menentukan sebuah peraturan di keluarga. Penelitian

mengungkapkan bahwa anak-anak dari orang tua autoritharian belajar bahwa

aturan-aturan yang ditetapkan orang tua harus dipatuhi dengan disiplin yang ketat.

Akibatnya, anak bisa menjadi pemberontak dan tergantung dengan orang tua.

3. Permissive Parents

Orangtua Permisif sangat hangat, bahkan memanjakan anak mereka.

Mereka memanjakan dan pasif dalam mengasuh anak mereka, dan percaya bahwa

cara untuk menunjukkan cinta mereka kepada anaknya yaitu dengan menuruti

segala keinginan anak-anaknya. Orang tua yang permisif tidak dapat mengatakan

tidak kepada anaknya. Akibatnya anak diperbolehkan untuk menentukan segala

keputusan tanpa mempertimbangkan masukan orang tua. Selain itu anak juga

mengalami kesulitan dalam mengendalikan dirinya, menjadi anak dengan ego

yang tinggi dan dapat mengganggu perkembangannya dalam kehidupan sosial.

Page 6: Hubungan Orang Tua, Keluarga, Dan Masyarakat

6

4. Uninvolved Parents

Merupakan gaya mengasuh yang tidak hangat dan lalai akan

perkembangan anaknya. Orang tua tidak peduli dengan apa kebutuhan anaknya

dan dengan apa yang dilakukan anaknya di sekolah atau di luar rumah. Orang tua

merasa lelah, frustasi, dan menyerah dalam mengatur anak-anaknya. Penelitian

menjelaskan bahwa anak dari orang tua dengan gaya mengasuh seperti ini sibuk

dalam kehidupan mereka sendiri. Akibatnya, anak jadi bertindak sesuka hati

sesuai dengan keinginan mereka sendiri.

Orang tua yang mengajar pengetahuan dan ketarampilan yang diperlukan

untuk hidup, orang tua pula yang melatih dan memberi petunjuk tentang berbagai

aspek kehidupan, sampai anak menjadi dewasa dan berdiri sendiri (Tirtarahardja

& Sulo, 1994: 172). Tirtarahardja & Sulo (1994: 174) menyimpulkan “Peran

orang tua dalam keluarga sebagai penuntun, sebagai pengajar dan sebagai pemberi

contoh”. Dalam hubungannya dengan pendidikan, orang tua juga memiliki

beberapa peran diantaranya: (1) Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak;

(2) Menjamin kehidupan emosional anak; (3) Memberikan dasar pendidikan

sosial anak; (4) Menanamkan pendidikan moral pada anak; (5) Meletakkan dasar-

dasar agama bagi anak.

B. Hubungan Keluarga Dalam Pendidikan

Keluarga berasal dari bahasa Sanskerta: "kulawarga"; "ras" dan "warga"

yang berarti "anggota", maksudnya adalah lingkungan yang terdapat beberapa

orang yang masih memiliki hubungan darah.

Dimensi keluarga dibedakan menjadi dimensi hubungan biologis dan

dimensi hubungan sosial. Dimensi hubungan biologis keluarga adalah kesatuan

Page 7: Hubungan Orang Tua, Keluarga, Dan Masyarakat

7

sosial yang diikat dalam hubungan darah, sedangkan dimensi hubungan sosial

adalah kesatuan sosial yang diikat dalam hubungan dan interaksi saling

mempengaruhi. Dalam hubungan biologis, keluarga dibedakan menjadi keluarga

inti dan keluarga besar dimana keluarga inti terdiri dari bapak, ibu dan beberapa

anak, sedangkan keluarga besar merupakan gabungan beberapa keluarga inti.

Keluarga inti dibedakan menjadi:

1. Keluarga seimbang

Keluarga seimbang merupakan keluarga yang Harmonis antar anggota

keluarga. Memiliki orang tua yang proaktif, bertanggung jawab dan dapat

dipercaya. Adanya sikap saling menghormati antar anggota keluarga. Terdapat

aturan dan harapan yang ditetapkan secara bersama, serta melakukan musyawarah

dalam menghadapi masalah dalam keluarga.

2. Keluarga kuasa

Keluarga kuasa cenderung otoriter dalam mendidik anak. Orang tua

bertindak sebagai pengawas tertinggi dalam keluarga. Terdapat aturan dan

ketetapan yang ditetapkan oleh orang tua, anak wajib mematuhi dengan

disiplin.Pengambilan keputusan dalam keluarga dilakukan sepihak oleh orang tua

tanpa melalui diskusi antar anggota keluarga.

3. Keluarga protektif

Keluarga protektif menekankan pada rasa saling menyadari perasaan satu

sama lain. Situasi dalam keluarga dibuat sekondusif mungkin untuk menghindari

ketidakcocokan antar anggota keluarga. Orang tua bertugas memberi dukungan,

perhatian, dan pedoman bagi aktivitas kegiatan. Segala kegiatan anak diatur penuh

oleh orang tua demi kebaikan anak-anaknya.

Page 8: Hubungan Orang Tua, Keluarga, Dan Masyarakat

8

4. Keluarga kacau

Keluarga kacau merupakan keluarga yang kurang teratur, mendua dan

sering terjadi konflik. Orang tua kurang peka dan kurang perhatian terhadap

perkembangan anak-anaknya. Hal tersebut menyebabkan anak menjadi tertekan

sehingga anak merasa bahwa tempat tinggal hanya sekedar tempat berteduh.

5. Keluarga simbiotis

Keluarga simbiotis merupakan keluarga yang berpusat pada anak dengan

cara berelasi dan memberikan perhatian kepada anak secara berlebih sehingga

menyebabkan kemandirian dan kedewasaan anak kurang. Orang tua

mengungkapkan rasa cintanya dengan menuruti semua kemauan anaknya.

Hubungan sosial dalam keluarga dibedakan menjadi keluarga psikologis

dan keluarga pedagogis. Keluarga psikologis merupakan sekumpulan orang yang

hidup bersama dan diantaranya ada hubungan dan interaksi yang saling

mempengaruhi. Sedangkan keluarga pedagogis merupakan persekutuan hidup

antara dua jenis manusia yang dikukuhkan dalam pernikahan. Keluarga pedagogis

inilah yang dapat membentuk keluarga besar.

Pendidikan dalam keluarga memberikan keyakinan agama, nilai budaya

yang mencakup nilai moral dan aturan-aturan pergaulan serta pandangan,

keterampilan dan sikap hidup yang mendukung kehidupan bermasyarakat.

Suasana kehidupan keluarga merupakan tempat yang sebaik-baiknya untuk

melakukan pendidikan orang-seorang (pendidikan individual) maupun pendidikan

sosial. Keluarga merupakan tempat pendidikan yang sempurna sifat dan wujudnya

untuk melangsungkan pendidikan kearah pembentukan pribadi yang utuh, tidak

saja bagi kanak-kanak tapi juga bagi remaja (Tirtarahardaj & Sulo, 1994: 174).

Page 9: Hubungan Orang Tua, Keluarga, Dan Masyarakat

9

Menurut BKKBN, keluarga memiliki beberapa fungsi diantaranya: fungsi

agama, fungsi sosial budaya, fungsi cinta dan kasih sayang, fungsi pendidikan,

fungsi ekonomi, fungsi reproduksi dan fungsi lingkungan.

C. Hubungan Masyarakat Dalam Pendidikan

Masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti seluas-luasnya dan terikat

oleh suatu kebudayaan yang mereka anggap sama. Masyarakat yang dimaksud

adalah orang tua atau wali peserta didik, anggota keluarga yang lain atau semua

orang yang tinggal di sekitar lingkungan sekolah.

Masyarakat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu masyarakat pedesaan,

masyarakat pinggiran (marginal) dan masyarakat perkotaan. Masyarakat pedesaan

memiliki karakter masyarakat dalam jumlah kecil (small community) dengan

penghasilan yang tidak terlalu besar. Masyarakat masih bersifat homogen dalam

agama, kebudayaan dan adat istiadat. Hubungan antara sekolah, masyarakat dan

orang tua sangat dekat sehingga jarang ditemui permasalahan serius pada peserta

didik. Di pedesaan, guru jarang mendapat tekanan dari orang tua peserta didik

Masyarakat pinggiran kota atau biasa disebut masyarakat marginal

memiliki karakter masyarakat dengan penghasilan lebih besar dibandingkan

pedesaan. Masyarakat lebih kompetitif dikarenakan mulai ada pengaruh berupa

perkembangan kebudayaan dan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mulai timbul

masalah-masalah pada siswa sehingga pada masyarakat pinggiran biasanya guru

mulai mendapat tekanan dari orang tua atas hasil belajar peserta didik.

Masyarakat perkotaan dengan peradaban yang serba instan, memberikan

banyak pengaruh dalam perkembangan anak. Masyarakat perkotaan memiliki

karakteristik diantaranya masyarakat dalam jumlah banyak dan heterogen dari

Page 10: Hubungan Orang Tua, Keluarga, Dan Masyarakat

10

segi sosial ekonomi, etnik, agama, dan kebudayaan. Masyarakat perkotaan

cenderung sibuk dengan kegiatannya masing-masing sehingga menyebabkan

hubungan antara sekolah, masyarakat dan orang tua jauh dan sering ditemui

permasalahan-permasalahan yang kompleks pada perkembangan anak.

Menurut Depdiknas, masyarakat memberikan beberapa peranan

diantaranya:

1. Mitra pemerintah dalam mendukung terlaksananya pembelajaran

2. Memperluas akses pendidikan dan pekerjaan bagi peserta didik

berkebutuhan khusus

3. Membangun dan mengembangkan kesadaran akan hak peserta didik untuk

memperoleh pendidikan

4. Melakukan kontrol sosial akan kebijakan pemerintah tentang pendidikan.

5. Membantu mengidentifikasi peserta didik yang berkebutuhan khusus yang

belum bersekolah di lingkungannya

6. Sebagai tempat/wadah belajar bagi peserta didik.

7. Merupakan sumber informasi, pengetahuan dan pengalaman praktis.

Kaitan antara masyarakat dan pendidikan dapat ditinjau dari tiga segi,

yaitu:

1. Masyarakat sebagai penyelenggara pendidikan, baik yang dilembagakan

(jalur sekolah dan jalur luar sekolah) maupun yang tidak dilembagakan

(jalur luar sekolah).

2. Lembaga-lembaga kemasyarakatan dan kelompok sosial di masyarakat, baik

langsung maupun tidak langsung, ikut mempunyai peran dan fungsi edukatif

Page 11: Hubungan Orang Tua, Keluarga, Dan Masyarakat

11

3. Dalam masyarakat tersedia berbagai sumber belajar, baik yang dirancang

(by desaign) maupun yang dimanfaatkan (utility). Perlu pula diingat bahwa

manusia dalam bekerja dan hidup sehari-hari akan selalu berupaya

memperoleh manfaat dari pengalaman hidupnya itu untuk meningkatkan

dirinya. Dengan kata lain, manusia berusaha mendidik dirinya sendiri

dengan memanfaatkan sumber-sumber belajar yang tersedia di

masyarakatnya dalam bekerja, bergaul, dan sebagainya.

Terdapat sejumlah lembaga kemasyarakatan atau kelompok sosial yang

mempunyai peran dan fungsi edukatif yang besar, antara lain: kelompok sebaya,

organisasi kepemudaan (pramuka, karang taruna, remaja masjid, dan sebagainya),

organisasi keagamaan, organisasi ekonomi, organisasi politik, organisasi

kebudayaan, media massa, dan sebagainya. Lembaga atau kelompok sosial

tersebut pada umumnya memberikan kontribusi bukan hanya dalam proses

sosialisasi, tetapi juga peningkatan pengetahuan dan keterampilan anggotanya.

Tirtarahardja & Sulo (1994: 186) menyimpulkan “Kelompok sebaya

mungkin paling besar pengaruhnya terhadap pembentukan kepribadian, terutama

pada saat anak berusaha melepaskan diri dari pengaruh kekuasaan orang tua”.

Peralihan dari dominasi pengaruh keluarga kearah dominasi pengaruh kelompok

sebaya seringkali disertai konflik dan ketegangan yang bersumber dari pihak anak

maupun dari pihak orang tua. Dampak edukatif dari keanggotaan dalam kelompok

sebaya itu antara lain karena interaksi sosial yang intensif dan dapat terjadi setiap

waktu, dan dengan melalui peniruan (model) serta mekanisme penerimaan atau

penolakan kelompok. Wayan Ardhana (dalam Tirtarahardja & Sulo, 1994: 186)

Terdapat beberapa fungsi kelompok sebaya terhadap anggotanya, antara lain: 1)

Page 12: Hubungan Orang Tua, Keluarga, Dan Masyarakat

12

mengajar berhubungan dan menyesuaikan diri dengan orang lain, 2)

memperkenalkan kehidupan masyarakat yang lebih luas, 3) menguatkan sebagian

dari nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan masyarakat orang dewasa, 4)

memberikan kepada anggota-anggotanya cara-cara untuk membebaskan diri dari

pengaruh kekuasaan otoritas, 5) memberikan pengalaman untuk mengadakan

hubungan yang didasarkan pada prinsip persamaan hak, 6) memberikan

pengetahuan yang tidak bisa diberikan oleh keluarga secara memuaskan

(pengetahuan mengenai citarasa berpakaian, musik, jenis tingkah laku tertentu dan

lain-lain), 7) memperluas cakrawala pengalaman anak, sehingga ia menjadi orang

yang lebih kompleks.

Tirtarahardja & Sulo (1994: 187) menyimpulkan “... salah satu faktor

dalam lingkungan masyarakat yang makin penting peranannya yakni media

massa”. Pada umumnya media massa mempunyai tiga fungsi yaitu informasi,

edukasi, rekreasi. Karena kemajuan teknologi komunikasi pada masa ini dan masa

yang akan datang, maka media massa sedang mengalami perubahan yang cepat.

Media massa sebagai alat komunikasi dan rekreasi yang menjangkau banyak

orang telah menjadi suatu kekuatan pendorong yang besar dalam kehidupan

orang. Media massa mempunyai sumbangan yang besar dalam mengintegrasikan

kebudayaan serta mensosialisasikan generasi mudanya. Karena biayanya yang

terjangkau serta menarik, media massa mempunyai arti penting terutama dalam

kehidupan anak. Anak-anak menggunakan waktu yang lebih banyak dalam

menonton televisi, membaca komik, bermain internet dibandingkan dengan

kegiatan-kegiatan lainnya.

Page 13: Hubungan Orang Tua, Keluarga, Dan Masyarakat

13

Wayan Ardhana (dalam Tirtarahardja & Sulo, 1994: 187) mengemukakan

bahwa media massa memiliki tiga macam pengaruh. Pertama, pengaruh sosialisasi

dalam arti luas, utamanya tentang sikap dan nilai-nilai dasar masyarakat serta

model tingkah laku dalam berbagai bidang kehidupan. Kedua, pengaruh khusus

jangka pendek media massa mungkin menyebabkan orang membeli produk

tertentu ataupun memberi suara atau pendapat dengan cara tertentu. Ketiga, media

massa memberikan pendidikan dalam pengertian yang lebih formal, yaitu dalam

memberikan informasi atau menyajikan pengajaran dalam suatu bidang studi

tertentu. Ketiga fungsi ini tentu saja di luar fungsinya memberikan rekreasi dan

hiburan. Meskipun melalui fungsi rekreasi itu, media massa dapat pula

mempengaruhi perilaku manusia. Peranan media massa ini semakin menetukan di

massa depan, karena kemajuan teknologi komunikasi sehingga media massa itu

diterima langsung kerumah-rumah, seperti televisi dan internet.

Sekolah merupakan bagian dari masyarakat. Sekolah bertugas membantu

mendidik anak karena adanya keterbatasan pengetahuan yang diberikan keluarga.

Menurut Diaz (2005: 119) hubungan sekolah dengan keluarga dan masyarakat di

sekitarnya meliputi:

1. Communicating yaitu menjalin komunikasi dua arah antara sekolah dengan

orang tua dan sekolah dengan masyarakat sekitar sekolah.

2. Parenting dimana orang tua dan masyarakat dibantu sekolah membimbing

anak dalam perkembangannya.

3. Student learning dimana orang tua memegang peran dalam menilai

pembelajaran anak yang dibantu oleh sekolah.

Page 14: Hubungan Orang Tua, Keluarga, Dan Masyarakat

14

4. Volunteering dimana orang tua mendukung keputusan yang diberikan

sekolah dalam perkembangan anak.

5. School decision making and advocacy dimana sekolah bersama orang tua

dan masyarakat sebagai pembuat keputusan demi perkembangan dan

pendidikan anak.

6. Colaborating, antara sekolah, orang tua dan masyarakat diperlukan adanya

kolaborasi dalam pendidikan.

Berdasarkan penjelasan tersebut maka yang harus dilakukan orang tua,

sekolah dan masyarakat adalah menjalin komunikasi dengan baik untuk

mengetahui perkembangan anak-anak.

Page 15: Hubungan Orang Tua, Keluarga, Dan Masyarakat

15

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Hubungan orang tua dalam pendidikan adalah (1) Sebagai pengalaman

pertama masa kanak-kanak; (2) Menjamin kehidupan emosional anak; (3)

Memberikan dasar pendidikan sosial anak; (4) Menanamkan pendidikan

moral pada anak; (5) Meletakkan dasar-dasar agama bagi anak.

2. Hubungan keluarga dalam pendidikan meliputi fungsi agama, fungsi sosial

budaya, fungsi cinta dan kasih sayang, fungsi pendidikan, fungsi ekonomi,

fungsi reproduksi dan fungsi lingkungan.

3. Hubungan masyarakat dalam pendidikan meliputi aspek communicating,

parenying, student learning, volunteering, shool decision making amd

advocacy, dan collaborating.

Page 16: Hubungan Orang Tua, Keluarga, Dan Masyarakat

16

DAFTAR RUJUKAN

BKKBN. 2010. Pembangunan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga (P3K). Semarang: BKKBN Perwakilan Provinsi Jawa Tengah.

Diaz, Carlos F., Carol Marra P. & Eugine F. 2006. Touch The Future, Teach! USA: Pearson.

Kopko, Kimberly. 2007. Parenting Style and Adolescents. USA: Cornell University.

Tirtarahardja, U. & Sulo, L. 1994. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan