hubungan motivasi kerja dan komitmen organisasi …repository.uinsu.ac.id/1510/1/teisi h. hadyan...

110
HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA GURU MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 TANJUNG PURA Oleh: H. HADYAN SHOFI 06 PEDI 975 Jurusan PENDIDIKAN ISLAM / MPI PROGRAM PASCASARJANA IAIN SUMATERA UTARA MEDAN 2011

Upload: vuonganh

Post on 17-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI

DENGAN KEPUASAN KERJA GURU

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2

TANJUNG PURA

Oleh:

H. HADYAN SHOFI

06 PEDI 975

Jurusan

PENDIDIKAN ISLAM / MPI

PROGRAM PASCASARJANA

IAIN SUMATERA UTARA

MEDAN

2011

Page 2: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

PENGESAHAN

Tesis berjudul:

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI

DENGAN KEPUASAN KERJA GURU

MAN 2 TANJUNG PURA

Oleh:

H. HADYAN SHOFI

06 PEDI 975

Dapat disetujui dan disahkan sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar

Magister Agama dalam bidang Pendidikan Islam pada

Konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam

Program Pascasarjana IAIN Sumatera Utara

Medan, September 2011

Pembimbing I

Pembimbing II

Prof. Dr. Lahmuddin Lubis, M.Ed Dr. Masganti Sit, M.Ag

NIP: 19620411 198902 1 002 NIP: 19670821 199303 2 007

Page 3: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung
Page 4: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

PERSETUJUAN

Tesis Berjudul:

KONTRIBUSI PROGRAM RINTISAN GELAR DAN PENATARAN

TERHADAP KOMPETENSI GURU MAN DI TANJUNGPURA

KABUPATEN LANGKAT

Oleh:

SYAHRUL KODRAH

03 / PEKI / 663

Dapat disetujui dan disahkan sebagai persyaratan untuk

Memperoleh gelar Magister pada Program Studi Pengkajian Islam

Program Pascasarjana IAIN Sumatera Utara

Medan, 2 Mei 2005

Pembimbing I

Pembimbing II

Dr. Hasan Asari, MA Dr. Lahmuddin Lubis, M.Ed.

Page 5: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

Tesis berjudul “KONTRIBUSI PROGRAM RINTISAN GELAR DAN

PENATARAN TERHADAP KOMPETENSI GURU MAN DI TANJUNGPURA

KABUPATEN LANGKAT” an. Syahrul Kodrah, 03 / PEKI / 663 Program Studi

Pengkajian Islam telah dimunaqasyahkan dalam sidang Munaqasyah Program

Pascasarjana IAIN-SU Medan pada tanggal 30 Mei 2005.

Tesis ini diterima untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Magister

Agama (M.A.) pada Program Studi Pengkajian Islam

Medan, 30 Mei 2005

Panitia Sidang munaqasyah Tesis Program Pascasarjana IAIN-SU Medan

Ketua,

Prof. Dr. H. Hasyimsyah Nasution, M.A.

NIP. 150 216 584

Sekretaris,

Dr. Hasan Asari, M.A.

NIP. 150 242 813

Anggota,

1. Dr. Hasan Asari, M.A.

NIP. 150 242 813

2. Dr. Abdul Mukti, M.A.

NIP. 150 227 658

3. Dr. Ja’far Siddik, M.A.

NIP. 150 217 096

4. Dr. Fakhruddin Azmi, M.A.

NIP. 150 209 761

Mengetahui

Direktur PPS IAIN-SU

Prof. Dr. H. Hasyimsyah Nasution, MA

NIP. 150 216 584

Page 6: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Syahrul Kodrah

NIM : 03 / PEKI / 663

Tempat/tgl. Lahir : Bukittinggi / 4 -10 -1949

Pekerjaan : Guru MAN 1 Tanjungpura

menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang berjudul “Kontribusi

Program Rintisan Gelar dan Penataran Terhadap Kompetensi Guru

MAN di Tanjungpura Kabupaten Langkat“ benar-benar karya asli saya,

kecuali kutipan-kutipan yang disebutkan sumbernya.

Apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan di dalamnya, maka kesalahan

dan kekeliruan tersebut sepenuhnya menjadi tanggungjawab saya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesuangguhnya.

Medan, 9 Mei 2005

Yang membuat pernyataan

SYAHRUL KODRAH

Page 7: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

ABSTRAKSI

Judul : HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN

ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA GURU

MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 TANJUNG PURA

Oleh : H. Hadyan Shofi

NIM : 06 / PEDI / 975

Kepuasan kerja guru merupakan penerimaan dan nilai-nilai seorang

guru terhadap faktor-faktor seperti evaluasi, hubungan rekan kerja,

tanggung jawab, dan pengakuan. Seorang guru akan bekerja lebih efektif

hanya ketika mereka puas dengan pekerjaannya. Kepuasan kerja guru

merupakan faktor yang paling penting dalam membuat peker jaan sebagai

guru menjadi lebih berguna dalam suatu negara.

Kepuasan Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis

dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura bahwa

kepuasan kerja guru secara umum belumlah optimal. Hal ini terlihat pada

perilaku mereka yang masih kurang disiplin dalam hadir ke sekolah, kurang

semangat dalam mengajar, mengajar yang belum maksimal, dan tidak

berusaha menciptakan lingkungan yang terbaik. Keadaan ini merupakan

suatu permasalahan yang perlu diatasi, sehingga para guru memperoleh

kepuasan kerja yang maksimal, sehingga akhirnya dapat bekerja secara

optimal pula. Ketidakpuasan guru terhadap kerjanya mengakibatkan

mereka bersifat apatis dan cenderung asal melaksanakan tugas, sekadar

tidak dikenakan hukuman. Mereka juga cenderung merasa gaji yang

mereka terima masih kurang berdasarkan kebutuhan hidup mereka. Oleh

sebab itu, keadaan kepuasan kerja guru tersebut perlu diwujudkan secara

maksimal agar mereka dapat melaksanakan tugas mereka secara maksimal

pula.

Untuk meningkatkan kepuasan kerja guru, maka yang pertama

perlu diketahui adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja

guru berdasarkan pendapat para ahli. Dari berbagai faktor yang

mempengaruhi kepuasaan kerja tersebut, maka dalam penelitian ini secara

khusus akan diteliti dua faktor, yaitu motivasi kerja dan komitmen

organisasi.

Page 8: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

Penelitian ini dilakukan terhadap guru MAN di Tanjungpura

Kabupaten Langkat. Sampel guru dalam penelitian ini adalah seluruh guru

Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura pada tahun pelajaran 2011/2012

yang berjumlah 56 orang guru. Alat pengumpulan data yang digunakan

adalah dokumen atau bahan pustaka, kuesioner, dan wawancara. Alat

pengumpulan data yang bersifat dokumen atau bahan pustaka adalah untuk

teori-teori yang diperlukan. Sedangkan kuesioner ditujukan kepada

responden penelitian ini sebagai alat pengumpulan data yang pokok (data

primer). Wawancara ditujukan kepada kepala MAN di Tanjung Pura untuk

memperoleh data skunder.

Berdasarkan hasil pembahasan data penelitian diperoleh

kesimpulan sebagai berikut: (1) Ada hubungan yang berarti (signifikan)

antara motivasi kerja dengan kepuasan kerja guru Madrasah Aliyah Negeri

2 Tanjung Pura tahun ajaran 2011/2012. Dengan demikian semakin tinggi

motivasi kerja semakin tinggi pula kepuasan kerja. (2) Ada hubungan yang

berarti (signifikan) antara Komitmen organisasi dengan kepuasan kerja

guru Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura tahun ajaran 2011/2012.

Dengan demikian semakin tinggi komitmen organisasi, semakin tinggi pula

kepuasan kerja siswa. (3) Ada hubungan yang berarti (signifikan) antara

motivasi kerja dan komitmen organisasi tehadap kepuasan kerja guru

Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura tahun ajaran 2011/2012. Dengan

demikian semakin tinggi motivasi kerja dan komitmen organisasi semakin

tinggi pula kepuasan kerja.

Page 9: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

ABSTRACT

Title: RELATIONSHIP WORK MOTIVATION AND COMMITMENT TO THE

ORGANIZATION OF TEACHER JOB SATISFACTION MADRASAH

ALIYAH NEGERI 2 TANJUNG PURA

By: H. Hadyan Shofi

NIM: 06 / Pedi / 975

Job satisfaction of teachers is the acceptance and the values of a teacher on

factors such as evaluation, co-worker relationships, responsibilities, and recognition. A

teacher will work more effectively only when they are satisfied with their jobs. Teacher

job satisfaction is the most important factor in making the work as teachers become

more useful in a country.

Based on observations and interviews with the principal author of Madrasah

Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura that teacher job satisfaction in general is not yet optimal.

This is apparent in their behavior are still present to a lack of discipline in schools, lack

of enthusiasm in teaching, teaching is not maximized, and not trying to create the best

environment. This situation is a problem that needs to be addressed, so that teachers gain

the maximum job satisfaction, so it can finally work optimally as well. The

dissatisfaction of teachers to lead their work tends to be apathetic and origin of the job,

just not be punished. They also tend to feel the salary they receive is less based on the

needs of their lives. Therefore, the state teachers' job satisfaction must be expressed to

the maximum so that they can carry out their duties with maximum anyway.

To increase the job satisfaction of teachers, so the first to note is that the factors

that influence job satisfaction of teachers based on expert opinion. Of the various factors

that influence job satisfaction, then in this study will specifically investigated two

factors, namely motivation and organizational commitment.

This research was conducted for teachers in Tanjungpura Langkat MAN. The

sample of teachers in this study were all teachers of Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

Pura in the school year 2011/2012 teachers numbering 56 people. Data collection tool

used is a document or library materials, questionnaires, and interviews. Data collection

Page 10: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

tool is a document or library materials are for the necessary theories. While the

questionnaire addressed to the study's respondents as the principal means of data

collection (primary data). Interviews addressed to the head of MAN in Tanjung Pura to

obtain secondary data.

Based on the results of the discussion of research data obtained the following

conclusions: (1) There is a significant relationship (significant) between the motivation

to work with teachers' job satisfaction Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura

academic year 2011/2012. Thus the higher the motivation to work the higher the job

satisfaction. (2) There is a significant relationship (significant) between organizational

commitment with job satisfaction of teachers of Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

Pura academic year 2011/2012. Thus the higher the organizational commitment, the

higher the job satisfaction of students. (3) There is a significant relationship (significant)

between work motivation and job satisfaction organizational commitment of teachers

tehadap Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura academic year 2011/2012. Thus the

higher work motivation and organizational commitment of the higher job satisfaction.

Page 11: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

2عالقة العمل الدافع وااللتزام لتنظيم وظيفة مدرس رضا مثيالتها عاليه ستايت بورا تانجونج : نوان الع

H .Hadyan Shofi: بواسطة

579/ البيدي / 60: نيم

الرضا الوظيفي للمعلمين هو قبول وقيم المعلم على عوامل مثل تقييم عالقات التعاون في العمل ، والمسؤوليات ،

المعلم الرضا الوظيفي . كما أن المدرس العمل على نحو أكثر فعالية إال عندما كانوا راضين وظائفهم. بها واالعتراف

.هو العامل األكثر أهمية في جعل عمل كمدرسين تصبح أكثر فائدة في بلد ما

أن المعلم الرضا 2استنادا إلى المالحظات والمقابالت مع الكاتب الرئيسي للنيغيري مثيالتها عاليه بورا تانجونج

هذا هو ظاهر في سلوكهم ال تزال موجودة النعدام االنضباط في المدارس ، . الوظيفي بشكل عام ليست بعد األمثل

هذه الحالة هي المشكلة التي . وقلة الحماس في التدريس ، وليس تكبير التدريس ، وليس محاولة لخلق بيئة أفضل

ب الرضا الوظيفي األقصى ، لذلك يمكن أن تعمل في النهاية على النحو تحتاج إلى معالجة ، حتى أن المعلمين كس

استياء المعلمين لقيادة عملهم يميل إلى أن يكون غير المبالين ، واألصل في العمل ، ليس فقط المعاقبة . األمثل أيضا

، يجب أن يكون أعرب عن لذا . كما أنها تميل إلى الشعور المرتب يتلقون أقل استنادا إلى احتياجات حياتهم. عليها

.ارتياحه للمعلمين الوالية المهمة إلى الحد األقصى حتى يتمكنوا من القيام بواجباتهم مع الحد األقصى على أي حال

لزيادة الرضا الوظيفي للمعلمين ، وبالتالي فإن أول مالحظة هي أن العوامل التي تؤثر على الرضا الوظيفي للمعلمين

من العوامل المختلفة التي تؤثر على الرضا الوظيفي ، فإن التحقيق في هذه الدراسة على . بناء على رأي الخبراء

.وجه التحديد عاملين هما الدافع وااللتزام التنظيمي

وكانت العينة من المعلمين في هذه الدراسة . Tanjungpura MANوقد أجريت هذه الدراسة للمعلمين في النجكات

المعلمين عددهم 2622/2622في العام الدراسي 2دينية نيغيري عاليه بورا تانجونج من جميع معلمي المدارس ال

أداة جمع البيانات . أداة جمع البيانات المستخدمة هي مواد وثيقة أو مكتبة ، واالستبيانات ، والمقابالت. شخصا 90

اركين في الدراسة باعتبارها الوسيلة في حين تناول االستبيان إلى المش. هي وثيقة أو مكتبة المواد الالزمة لنظريات

في تانجونج بورا للحصول على MANمقابالت موجهة إلى رئيس (. البيانات األولية)الرئيسية لجمع البيانات

.البيانات الثانوية

ن بي( كبير)هناك عالقة كبيرة ( 2: )استنادا إلى نتائج مناقشة البيانات البحثية الحصول على االستنتاجات التالية

. بورا تانجونج العام الدراسي 2622/2622 2الدافع للعمل مع المعلمين االشباع الوظيفي مثيالتها عاليه نيغيري

بين االلتزام التنظيمي ( كبير)وهناك عالقة كبيرة ( 2. )وبالتالي ارتفاع الدافع للعمل وارتفاع مستوى الرضا الوظيفي

وبذلك . بورا تانجونج العام الدراسي 2622/2622 2نيغيري عاليه والرضا الوظيفي للمعلمين من المدارس الدينية

بين دوافع العمل ( كبير)وهناك عالقة كبيرة ( 3. )ارتفع االلتزام التنظيمي ، وارتفاع مستوى الرضا الوظيفي للطالب

را تانجونج العام بو 2622/2622 2عاليه نيغيري tehadap، والعمل التنظيمي لاللتزام االرتياح مثيالتها المعلمين

.وبالتالي ارتفاع الدافع العمل وااللتزام التنظيمي للرضا الوظيفي العالي. الدراسي

Page 12: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu kegiatan yang sangat penting dalam

membina manusia agar dapat hidup dengan baik. Untuk ini diperlukan

suatu pendidikan yang berkualitas tinggi, sehingga dapat menghasilkan

siswa yang berkualitas pula. Sehubungan dengan hal ini, Perie dalam

Aditya dan Wulandari menyatakan bahwa:

Untuk menciptakan suatu pendidikan yang berkualitas tinggi perlu

diperhatikan faktor-faktor seperti kepuasan kerja dari pengajar.

Kepuasaan kerja merupakan komponen utama dari iklim

organisasi dan elemen penting dalam hubungan antara pihak

manajemen dan pekerja. Kepuasan kerja adalah tingkatan emosi

positif yang diukur ketika pekerjaan seseorang tampak memenuhi

tugas penting yang sesuai dengan kebutuhan seseorang. 1

Vecchio juga berpendapat bahwa kepuasan kerja sebagai

pemikiran, perasaan, dan kecenderungan tindakan seseorang, yang

merupakan sikap seseorang terhadap pekerjaan.2 Sementara Greenberg

dan Baron mendiskripsikan kepuasan kerja sebagai sikap positif atau

negatif yang dilakukan individual terhadap pekerjaan mereka. 3

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dikatakan bahwa

kepuasan kerja merupakan suatu tanggapan emosional seseorang

terhadap situasi dan kondisi kerja. Kepuasan kerja menunjukkan adanya

kesesuaian antara harapan seseorang yang timbul dengan imbalan yang

disediakan oleh pekerjaan.

1Risky Aditya dan Rr. Lita Hadiati Wulandari, Kepuasan Kerja Guru, (Medan: USU Press,

2011), h. 4. 2Robert P. Vecchio, Organizational Behavior, (Florida: The Dryden Press, 1995), h. 124.

3Jerald Greenberg dan A. Baron Robert, Behavior In Organization Understanding & Managing

The Human Side of Work, (London: Prentice Hall International Inc, 2003), h. 148. 1

Page 13: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

Kepuasan kerja guru merupakan penerimaan dan nilai-nilai

seorang guru terhadap faktor-faktor seperti evaluasi, hubungan rekan

kerja, tanggung jawab, dan pengakuan. Seorang guru akan bekerja lebih

efektif hanya ketika mereka puas dengan pekerjaannya. Kepuasan kerja

guru merupakan faktor yang paling penting dalam membuat pekerjaan

sebagai guru menjadi lebih berguna dalam suatu negara.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepuasaan kerja guru

pada dasarnya secara praktis dapat dibedakan menjadi dua faktor, yaitu

faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.4 Faktor instrinsik adalah faktor

yang berasal dari dalam diri dan dibawa oleh setiap guru sejak mulai

bekerja di tempat pekerjaannya, yang dalam penelitian ini yang

dimaksud adalah institusi pendidikan.

Faktor eksentrinsik menyangkut hal-hal yang berasal dari luar diri

karyawan, antara lain kondisi fisik lingkungan kerja, interaksinya

dengan karyawan lain, sistem penggajian dan sebagainya. Peningkatan

kepuasan kerja guru pada institusi pendidikan di Indonesia hanya

mungkin terlaksana secara bermakna apabila faktor-faktor yang

mempengaruhi dapat diidentifikasi secara ilmiah, baik secara kualitatif

maupun kuantitatif (besarnya hubungan) dengan memberi penekanan

intervensi pada faktor-faktor yang lebih besar bobot hubungannya.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis dengan kepala

sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura bahwa kepuasan kerja

guru secara umum belumlah optimal. Hal ini terlihat pada perilaku

mereka yang masih kurang disiplin dalam hadir ke sekolah, kurang

semangat dalam mengajar, mengajar yang belum maksimal, dan tidak

berusaha menciptakan lingkungan yang terbaik. Keadaan ini merupakan

4Ibid., h. 20.

Page 14: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

suatu permasalahan yang perlu diatasi, sehingga para guru memperoleh

kepuasan kerja yang maksimal, sehingga akhirnya dapat beker ja secara

optimal pula. Ketidakpuasan guru terhadap kerjanya mengakibatkan

mereka bersifat apatis dan cenderung asal melaksanakan tugas, sekadar

tidak dikenakan hukuman. Mereka juga cenderung merasa gaji yang

mereka terima masih kurang berdasarkan kebutuhan hidup mereka. Oleh

sebab itu, keadaan kepuasan kerja guru tersebut perlu diwujudkan secara

maksimal agar mereka dapat melaksanakan tugas mereka secara

maksimal pula.

Untuk meningkatkan kepuasan kerja guru, maka yang pertama

perlu diketahui adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja

guru berdasarkan pendapat para ahli. Gilmer dalam Sopiah

mengemukakan aspek-aspek kerja yang memengaruhi kepuasan kerja,

yaitu promosi, keamanan kerja, gaji, perusahaan dan manajemen,

pengawasan, faktor-faktor intrinsik pekerjaan, kondisi kerja, aspek sosial

dalam pekerjaan, komunikasi dan rekan kerja.5 Sejalan dengan pendapat

itu, Gibson (1995) dalam Sopiah menyebutkan aspek-aspek yang

mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu upah, pekerjaan, promosi, penyelia

dan rekan kerja.6 Wexley dan Yuki (1992) dalam Sopiah berpendapat

bahwa aspek kerja yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan

adalah upah, pekerjaan, pengawasan, teman kerja, materi pekerjaan,

jaminan kerja, dan promosi.7

Dari berbagai faktor yang mempengaruhi kepuasaan kerja

tersebut, maka dalam penelitian ini secara khusus akan diteliti dua

faktor, yaitu motivasi kerja dan komitmen organisasi. Thoha menyatakan

5Sopiah, Perilaku Organisasional, (Yogyakarta: Andi, 2008), h. 171.

6 J. L. Gibson,, Jhon M. Ivancevich, dan J. H. Donnely Jr, Organisasi: Perilaku, Struktur, dan

Proses, Terjemahan Agus Dharma, (Jakarta: Erlangga, 1997), h. 76. 7Sopiah, Perilaku Organisasional, h. 172.

Page 15: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

bahwa perilaku seseorang itu sebenarnya dapat dikaji sebagai saling

interaksinya atau ketergantungannya beberapa unsur yang merupakan

suatu lingkaran. Unsur-unsur itu secara pokok terdiri dari motivasi dan

tujuan. Motivasi menyebabkan mengapa seseorang itu berusaha

mencapai tujuan-tujuan, baik sadar ataupun tidak sadar. Motivasi itu

pula yang menyebakan seseorang berperilaku, yang dapat mengendalikan

dan memelihara kegiatan-kegiatan, dan yang menetapkan arah umum

yang harus ditempuh oleh seseorang.8 Oleh sebab itu motivasi dapat

dikatakan faktor pendorong yang akan mempengaruhi manusia untuk

bertindak sesuai dengan keinginannya yang akan dituju.

Dalam aktivitas bekerja seseorang ingin mencapai suatu tujuan

melalui kegiatan kerjanya. Motivasi kerja merupakan hal-hal yang

mendorong seseorang untuk mencapai suatu harapan dalam kegiatan

kerjanya. Setiap individu memiliki dasar yang menjadi motifnya bekerja.

Sehubungan dengan motivasi kerja, beberapa pakar seperti Jackson,

Ahmed, dan Heapy dalam Sopiah menyimpulkan bahwa, motivasi kerja

melibatkan beberapa faktor penting yaitu: (a) keinginan adanya

pengakuan tentang keahlian yang dimilki, (b) keinginan untuk mendapat

uang, (c) keinginan untuk keberhasilan diri, (d) keinginan mendapatkan

kehormatan dari para teman sejawat, (e) keinginan untuk berkompetisi

dan menang, (f) keinginan untuk bekerja keras dan unggul dalam segala

hal.9

Suatu hal yang mempunyai hubungan dengan kepuasan kerja guru

adalah komitmen organisasi. Corser dan Rakoff menjelaskan bahwa

komitmen sebagai kecenderungan hal yang positif di mana seorang

8Miftah Thoha, Perilaku, Organisasi, Konsep Dasar, dan Aplikasinya, (Jakarta: PT

RajaGrafindo, 1996), Cet.VIII, h. 180-181. 9Sopiah, Perilaku Organisasional, h. 173.

Page 16: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

pekerja yang sungguh-sungguh pada kerjanya akan merasa bangga

dengan kerja yang digelutinya. Dalam kerja yang berstatus tinggi,

komitmen bukan saja tertumpu kepada pekerjaannya tetapi juga

melibatkan komitmen terhadap rekan kerja.10

Komitmen organisasi meliputi komitmen kerja. Menurut Marshal

dan Witjing komitmen kerja merupakan komitmen terhadap kerja

sebagai satu keinginan untuk terus bekerja tanpa ada alasan. Selain itu,

orang tersebut juga memperlihatkan satu komitmen terhadap rancangan

kerja yang disusunnya sesuai dengan aturan-aturan yang lebih spesifik

tentang kerja tersebut.11 Greenberg dan Baron (1993) dalam Setiawati

mengemukakan bahwa komitmen organisasi merefleksikan tingkat

identifikasi dan keterlibatan individu dalam pekerjaannya dan

ketidaksediaannya untuk meninggalkan pekerjaan tersebut.12

Menurut Spector dalam Setiawati secara umum, komitmen

organisasi melibatkan keterikatan individu terhadap pekerjaannya dan

lembaganya (organisasinya). Komitmen kerja merupakan sebuah

variabel yang mencerminkan derajat hubungan yang dianggap dimiliki

oleh individu terhadap pekerjaan tertentu dalam organisasi. 13 Lee

mendefinisikan komitmen kerja sebagai hubungan psikologis antara

seseorang dan pekerjaannya yang berdasarkan reaksi afektif terhadap

pekerjaan tersebut. Seseorang memiliki komitmen pekerjaan yang kuat

akan mengidentifikasi dan memiliki perasaan yang kuat terhadap

pekerjaannya dibandingkan dengan orang yang komitmennya rendah.

10

R. L. Corser and G. Rakoff, Executive EQ: Emotional Intelligence in Leadership and

Organizations, (New York: Grosset/Putnam, 1997), h. 128. 11

S. J. Marshal and J. P. Witjing, Dimensionality of Women’s Career Orientation. (Sex Roles. 8

(2),1982) h. 135-146. 12

D.Z.A. Setiawati, ”Perbedaan Komitmen Kerja Berdasarkan Orientasi Peran Gender Pada

Karyawan Di Bidang Kerja Non Tradisional”. Proceeding PESAT Vol.2., 2007, h. 26. 13

Ibid., h. 28.

Page 17: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

Hubungan emosional terhadap pekerjaan memberikan gambaran perilaku

kerja seseorang dan menentukan keinginan untuk tetap bertahan pada

pekerjaannya.14

Dengan berlandaskan hal tersebut di atas, maka seseorang yang

memiliki komitmen terhadap pekerjaannya adalah orang yang memiliki

kepuasan dan mengembangkan pekerjaannya. Orang tersebut berusaha

melakukan kewajiban dan tugas-tugas pekerjaan serta mempertahankan

ketelibatan dalam pekerjaan tersebut. Attawood dan Dimmack

mengemukakan, komitmen organisasi adalah kesadaran untuk

melaksanakan kegiatan organisasi yang ditunjukkan oleh sikap, nilai dan

kebiasaan atau kelakuan dalam bekerja.15

Berdasarkan pemikiran di atas, maka penulis merasa perlu untuk

mengadakan penelitian sebagai suatu kajian Tesis dengan judul

“Hubungan Motivasi kerja dan Komitmen Organisasi Dengan Kepuasan

Kerja Guru Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura.”

B. Rumusan Masalah

Secara rinci rumusan masalah dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Adakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi

kerja dengan kepuasan kerja guru Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

Pura?

2. Adakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara

komitmen organisasi dengan kepuasan kerja guru Madrasah Aliyah

Negeri 2 Tanjung Pura?

14

T. W. Lee, S. J. Ashford, J. P. Walsh & R. T. Mowday, “Commitmen Propensity,

Organizational Commitment and Voluntary Turnover: a Longitudinal Study of Organizational Entry

Processees”. Journal of Management. Vol. 18, No 1, 2000, h. 15-32. 15

M. Attawood and S. Dimmack, Personel Management, (London: Mc. Millan, 1989), h. 219.

Page 18: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

3. Adakah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi

kerja dan komitmen organisasi secara bersama-sama dengan kepuasan

kerja guru Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura?

C. Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja

guru Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura.

2. Untuk mengetahui hubungan komitmen organisasi dengan kepuasan

kerja guru Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura.

3. Untuk mengetahui hubungan motivasi kerja dan komitmen organisasi

secara bersama-sama dengan kepuasan kerja guru Madrasah Aliyah

Negeri 2 Tanjung Pura.

D. Manfaat Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

kepada pihak sekolah mengenai motivasi kerja dan komitmen

organisasi dengan kepuasan kerja guru Madrasah Aliyah Negeri

2 Tanjung Pura, sehingga dapat digunakan untuk peningkatan

pembelajaran.

2. Kepada pihak Kantor Kementerian Agama Kabupaten Langkat

dapat memberikan informasi untuk terselenggaranya

manajemen pembelajaran yang lebih efektif di tingkat Madrasah

Aliyah.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh pihak yang

menaruh minat dalam bidang ini sebagai masukan dalam

peningkatan motivasi kerja dan komitmen organisasi untuk

Page 19: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

terwujudnya kepuasan kerja guru yang lebih baik.

BAB II

Page 20: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

PENYUSUNAN KERANGKA TEORETIK DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretik

1. Hakekat Kepuasan Kerja Guru

Dalam kegiatan pendidikan terdapat faktor pendidik dan anak

didik. Pendidik adalah "siapa saja yang bertanggung jawab terhadap

perkembangan anak didik."16 Pendidik yang pertama dan utama adalah

orang tua, tetapi dalam perkembangan zaman yang semakin banyak

memerlukan berbagai kebutuhan, maka sebagian tanggung jawab

pendidikan tersebut diserahkan orang tua ke sekolah. Dalam hal ini

timbulnya guru, yaitu "pendidik yang memberikan pelajaran kepada

murid; biasanya guru adalah pendidik yang memegang mata pelajaran

di sekolah."17 Dengan demikian berarti guru adalah orang yang

bekerja dalam pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung-

jawab dan membantu anak-anak mencapai kedewasaan masing-

masing.

Dalam melaksanakan pendidikan tersebut guru berfungsi

sebagai instruktur, fasilitator, komunikator, dan administrator. Guru

sebagai instruktur artinya guru berfungsi sebagai pengajar, yaitu

memberikan pengetahuan dan latihan agar siswa dapat menguasai

materi pelajaran yang mereka pelajari. Guru sebagai fasilitator

membantu memudahkan siswa dalam pembelajaran. Guru sebagai

komunikator adalah penyampai berita yang berisikan materi

pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan oleh siswa.

16

Ahmad Tafsir, Pengantar Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam (Bandung:

Remaja Rosda Karya, 1992), h. 75. 17

Ibid., h. 75. 9

Page 21: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

Sedangkan guru sebagai administrator adalah guru mencatat seluruh

kegiatan siswa tersebut yang kemudian dibuat laporan dan arsipnya,

sehingga dapat diketahui bagaimana tingkat perkembangan seorang

siswa tersebut selama dalam proses belajar dalam suatu priode dan

tingkatan tertentu.

Pendidik merupakan pemimpin terhadap anak didik yang

menjadi tanggung jawabnya. Dalam hal ini yang sangat penting adalah

tanggung jawab pemimpin terhadap yang dipimpinnya. Hal ini

sebagaimana ditegaskan dalam sabda Rasulullah SAW berikut ini:

عن النيب صلى اهلل عليه وسلم : حديث ابن عمر رضي اهلل عنهماأال كلكم راع وكلكم مسؤل عن رعيته فاألمري الذي على : أنه قال

الناس راع وهو مسؤل عن رعيته والرجل راع عل أهل بيته وهو مسئل عنهم واملرأة راعية على بيت بعلها وولده وهي مسئولة عنهم والعبد

ع على مال سيده وهو مسئول عنه أال فكلكم راع وكلكم مسئول را عن رعيته

Artinya :

Hadiś Ibnu Umar r.a: Diriwayatkan daripada Nabi s.a.w

katanya: Baginda telah bersabda: Kamu semua adalah pemimpin

dan kamu semua akan bertanggung jawab terhadap apa yang

kamu pimpin. Seorang pemerintah adalah pemimpin manusia

dan dia akan bertanggungjawab terhadap rakyatnya. Seorang

suami adalah pemimpin bagi ahli keluarganya dan dia akan

bertanggung jawab terhadap mereka. Mana kala seorang isteri

adalah pemimpin rumah tangga, suami dan anak-anaknya, dia

akan bertanggungjawab terhadap mereka. Seorang hamba

adalah penjaga harta tuannya dan dia juga akan

bertanggungjawab terhadap jagaannya. Ingatlah, kamu semua

Page 22: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

adalah pemimpin dan akan bertanggungjawab terhadap apa yang

kamu pimpin.18

Hadiś di atas menegaskan bahwa setiap orang merupakan

pemipin terhadap hal-hal yang dipimpinnya. Selanjutnya dalam

kepemimpinan tersebut akan dituntut tanggung jawab mereka. Dengan

menunjukkan betapa beratnya tugas pendidikan itu menurut

pandangan Islam, maka persyaratan yang harus dimiliki, yang syarat

itu tidak lain bertujuan agar para pendidik (guru) dalam memberian

pendidikan kepada anak-anak tidak merugi pertumbuhan jiwa anak

didik. Secara tidak langsung hal tersebut dapat dipahami bahwa para

pendidik (guru) mempunyai pengaruh yang besar anak didiknya dalam

menjalankan tugas.

Al Qalqasyandi, seorang pendidik Islam pada zaman khalifah

Fatimiyah di Mesir mengajukan beberapa syarat bagi seorang Islam

sebagai berikut:

a. Syarat fisik meliputi 1. Bagian adannya 2. Manis mukanya 3. Lebar dahinya

b. Syarat Psikis meliputi: 1. Berakal (sehat akalnya) 2. Tajam pemahamannya 3. Hatinya beradab 4. Adil 5. Bersifat perwira 6. Lapang dada 7. Bila berbicara artinya lebih dahulu terbayangkan

dalam hatinya. 8. Perkataannya jelas dan mudah dipahami dan

berhubungan satu sama lain. 9. Memilih perkataan-perkataan yang mulia dan baik.

18

Imam Bukhari, Shahih Bukhari, Jilid IV, Terjemahan (Jakarta: Widjaya, 1998) h.

125.

Page 23: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

10. Menjauhi sesuatu yang membawa kepada perkataan yang tak jelas.

19

Di samping itu Al Abrasyi mengemukakan sifat-sifat yang harus

dimiliki oleh guru adalah:

1. Zuhud 2. Kebersihan tubuh dan jiwanya 3. Ikhlas dalam beramal 4. Suka pemaaf 5. Mencintai murid-muridnya 6. Mengetahui tabiat murid 7. Harus menguasai mata pelajaran.

20

Guru menjadi faktor penting dalam pencapaian tujuan

pendidikan, mempunyai pikiran, perasaan dan keinginan yang dapat

mempengaruhi sikap terhadap pekerjaannya. Sikap ini akan

menentukan kinerja guru, dedikasi, dan kecintaan terhadap pekerjaan

yang diembankan. Sikap yang positif harus dibina, sedang yang

negatif harus dihilangkan sedini mungkin. Sikap guru itu seperti

kepuasan kerja, stress dan frustasi yang ditimbulkan adanya

pekerjaan, peralatan, lingkungan, iklim organisasi dan sebagainya.

Kepuasan adalah keadaan emosi yang positif dari mengevaluasi

pengalaman kerja seseorang. Ketidakpuasan kerja akan muncul saat

harapan-harapan ini tidak dipenuhi. Sebagai contoh, jika seorang

tenaga kerja mengharapkan kondisi kerja yang aman dan bersih, maka

tenaga kerja mungkin bisa menjadi tidak puas jika tempat kerja tidak

aman dan kotor.

Berdasarkan atas beberapa pendapat ahli tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kepuasan kerja adalah

19

Žuhairini, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 169. 20

M. Athiyah Al Abrasyi, Dasar Dasar Pokok Pendidikan Islam, Alih bahasa Bustami

A. Gani dan Djohr Bahry, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), h. 57.

Page 24: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

refleksi perasaan seseorang yang menyenangkan mengenai pekerjaan

berdasarkan atas harapan dengan imbalan yang diberikan oleh

organisasi.

Kepuasan kerja guru ditunjukkan oleh sikapnya dalam

bekerja/mengajar. Jika guru puas akan keadaan yang mempengaruhi

dia maka dia akan bekerja dengan baik/mengajar dengan baik. Tetapi

jika guru kurang puas maka dia akan mengajar sesuai kehendaknya.

Dalam ajaran Islam, kepuasan kerja dapat diidentikkan dengan

sifat syukur terhadap hasil pekerjaannya. Hal ini sebagaimana

dinyatakan dalam sabda Rasulullah SAW:

عجباالمر لمؤمن ان امره : قال رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم : ب قال عن صهي را له وان ر وليس ذاك ال حد اال للمؤمن ان اصاب ته سراء شكر فكان خي كله خي

راله اصاب ته ضراء صب ر ف كان خي Artinya:

Dari Shuhaib r.a. katanya Rasulullah SAW bersabda:

Sungguh mengagumkan orang-orang mukmin karena

pekerjaannya semuanya baik. Yang demikian tidak akan

terdapat pada orang lain kecuali hanya pada orang mukmin.

Karena apabila dia berhasil (sukses) dia bersyukur. Dan apabila

dia ditimpa kesulitan dia sabar. Itulah (rahasia) kebaikannya. 21

Hadiś ini menjelaskan bahwa orang mukmin dalam menghadapi

pekerjaan dapat menjadi baik. Apabila dia berhasil (sukses) dia

bersyukur, dan apabila dia ditimpa kesulitan dia bersabar. Dengan

kata lain, menyukuri terhadap pekerjaan adalah memperoleh

kepuasaan terhadap pekerjaan tersebut.

21

Muslim, Shahih Muslim, Terjemahan Ma'mur Daud, (Jakarta: Widjaya, 1982), h.

399

Page 25: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

Sopiah menyatakan beberapa hal yang mempengaruhi

kepuasaan kerja adalah: (a) promosi, (b) gaji, (c) pekerjaan itu sendiri,

(d) supervisi, (e) teman kerja, (f) keamanan, (y) tanggung jawab, (k)

pengakuan, (l) prestasi kerja, dan (m) kesempatan kerja untuk

berkembang.22

Kepuasan kerja yang tinggi diinginkan oleh setiap guru karena

dapat dikaitkan dengan hasil yang positif yang mereka harapkan, yang

menunjukkan manajemen pendidikan yang efektif dan efisien.

Kepuasan kerja adalah bagian dari kepuasan hidup. Sifat lingkungan

seseorang di luar pekerjaan mempengaruhi perasaan di dalam

pekerjaan. Demikian juga halnya karena pekerjaan merupakan bagian

penting kehidupan, kepuasan kerja mempengaruhi kepuasan hidup

seseorang. Hasilnya terdapat dampak bolak-balik antara kepuasan

kerja dengan kepuasan hidup. Konsekuensinya, seorang guru mungkin

tidak hanya memantau pekerjaan dan lingkungan kerja guru. Namun

juga memantau sikap guru terhadap bagian kehidupan lainnya seperti

unsur keluarga, pekerjaan, politik, hiburan dan agama.

Berdasarkan hasil pembahasan tentang kepuasan kerja dapatlah

disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah refleksi perasaan

seseorang yang menyenangkan mengenai pekerjaan berdasarkan atas

harapan dengan imbalan yang diberikan oleh organisasi. Untuk

mewujudkan kepuasan kerja guru, maka suatu hal yang penting

dimilikinya adalah kompetensi mengajar yang baik.

Dalam kegiatan pendidikan terdapat faktor pendidik dan anak

didik. Pendidik adalah siapa saja yang bertanggung jawab terhadap

perkembangan anak didik. Pendidik yang pertama dan utama adalah

22

Sopiah, Perilaku Organisasional, (Yogyakarta: Andi, 2008),h. 172.

Page 26: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

orang tua, tetapi dalam perkembangan zaman yang semakin banyak

memerlukan berbagai kebutuhan, maka sebagian tanggung jawab

pendidikan tersebut diserahkan orang tua ke sekolah. Dalam hal ini

timbulnya guru, yaitu "pendidik yang memberikan pelajaran kepada

murid; biasanya guru adalah pendidik yang memegang mata pelajaran

di sekolah."23 Dengan demikian berarti guru adalah orang yang

bekerja dalam pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung-

jawab dan membantu anak-anak mencapai kedewasaan masing-

masing.

Dalam melaksanakan pendidikan tersebut guru berfungsi

sebagai instruktur, fasilitator, komunikator, dan administrator. Guru

sebagai instruktur artinya guru berfungsi sebagai pengajar, yaitu

memberikan pengetahuan dan latihan agar siswa dapat menguasai

materi pelajaran yang mereka pelajari. Guru sebagai fasilitator

membantu memudahkan siswa dalam pembelajaran. Guru sebagai

komunikator adalah penyampai beritayang berisikan materi

pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan oleh siswa.Sedangkan

guru sebagai administrator adalah guru mencatat seluruh kegiatan

siswa tersebut yang kemudian dibuat laporan dan arsipnya, sehingga

dapat diketahui bagaimana tingkat perkembangan seorang siswa

tersebut selama dalam proses belajar dalam suatu priode dan tingkatan

tertentu.

Untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, maka guru

dituntut kemampuannya untuk melaksanakan tugasnya dengan sebaik-

baiknya. Kemampuan yang dituntut dari guru sering disebut dengan

kompetensi, yaitu "suatu tugas yang memadai, atau pemilihan

23

Ibid., h. 75.

Page 27: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan

seseorang."24 Dalam pengertian ini, kompetensi yang dimaksud adalah

kompetensi guru yang lebih dititikberatkan pada tugas guru dalam

mengajar. Dengan kata lain adalah kompetensi profesional guru.

Pemerintah Republik Indonesia, dalam hal ini Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan melalui Surat Keputusan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 021/4/1982

telah menyatakan tentang sepuluh kompetensi profesional yang perlu

dimiliki oleh guru sebagai berikut:

Kompetensi sepuluh kemampuan guru adalah sebagai berikut:

(1) Menguasai bahan: (Menguasai bahan bidang studi dalam

kurikulum sekolah, menguasai bahan pendalaman/aplikasi

bidang studi);

(2) Mengelola program belajar mengajar,yang mencakup:

merumuskan Tujuan Intruksionil, mengenal dan dapat

menggunakanmetode mengajar, memilih dan menyusun

prosedur intruksionil yang tepat,melaksanakan program

belajar-mengajar; mengenal kemampuan (entry behavior)

anak didik, dan merencanakan serta melaksanakan

pengajaran remedial;

(3) Mengelola kelas yang mencakup: mengatur tata ruang

kelas untuk pengajaran, dan menciptakaniklim

belajarmengajar yang serasi;

(4) Menggunakan media/sumber yang menyangkut: mengenal,

memilih danmenggunakan media, membuat alat-alat bantu

pelajaran sederhana, menggunakan dan

mengelolalaboratorium dalam rangka proses belajar

mengajar; mengembangkan laboratorium,

menggunakanperpustakaan dalamproses belajar mengajar;

menggunakan micro teaching unit dalam program

pengalaman lapangan;

(5) Menguasai landasan-landasan kependidikan;

(6) Mengelola interaksi belajar mengajar;

24

Roestiyah N.K., Masalah-masalah Ilmu Keguruan, Cet. II (Jakarta: Bina Aksara,

1986), h. 4.

Page 28: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

(7) Menilai prestasi siswauntuk kepentingan pengajar;

(8) Mengenal fungsidan programlayanan bimbingan dan

penyuluhan di sekolah, dan menyelenggarakan program

layanan Bimbingan di sekolah;

(9) Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah;

mengenal penyelenggaraan administrasi sekolah;

menyelenggarakan administrasi sekolah;

(10)Memahami prinsip-prinsip dan mentafsirkan hasil-hasil

penelitian pendidikanguna keperluan pengajaran.25

Kesepuluh kompetensi guru tersebut merupakan hal-hal yang

sangat penting dikuasai oleh guru. Secara lebih jelas tentang

kesepuluh kompetensi tersebut adalah sebagai berikut:

a. Menguasai bahan

Menguasai bahanbidang studi dalam kurikulum sekolah,

menguasai bahanpendalaman/aplikasi bidang studi. Bahan yang

akan diajarkan oleh guru telah terdapat dalam kurikulum bidang

studi yang bersangkutan. Seluruh materi kurikulum tersebut harus

dijabarkan menjadi Pokok Bahasan sesuai dengan tingkat

perkembangan siswa di setiap jenjang pendidikan. Karena setiap

jenjang pendidikan berbeda kemampuan dan tuntutan

perkembangannya, maka diperlukan cara (metode/teknik) dan

sarana (media, sumber belajar) yang berbeda pula.Kemampuan

metodologis seorang guru, harus diperhatikan betul-betul, karena

disinilah keberhasilan tujuan bahan pembelajaran tersebut. Apabila

metodologi penyajian tidak tepat, maka bahan studi tersebut akan

gagal.

b. Mengelola program belajar mengajar

25

Slameto, Bimbingan di Sekolah, Cet. I (Jakarta: Bina Aksara, 1988), h. 107-108.

Page 29: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

Mengajar sebenarnya merupakan suatu kegiatan atau proses

untuk menyusun dan menguji suatu rencana atau program yang

memungkinkan timbulnya perbuatan-perbuatan belajar pada diri

siswa. Suatu kegiatan dapat dikatakan sebagai tindakan mengajar

jika kegiatan itu didasarkan atas suatu rencana yang matang dan

teliti.

Program itu disusun untuk menimbulkan perbuatan belajar

pada siswa. Jadi di sini berlaku ketentuan, bahwa jika seorang guru

berdiri di depan kelas tetapi keberadaannya di depan kelas itu tidak

didasarkan atas suatu rencana dan tidak dimaksudkan untuk

menciptakan kondisi yang memungkinkan timbulnya perbuatan-

perbuatan belajar pada diri siswa, maka tidak dapatlah dikatakan

bahwa guru tadi sedang mengajar.

Dengan program/rencana yang matang, teliti dan tepat dapat

diharapkan tercapainya tujuan pengajaran secara efektif. Cara

menyusun program yang efektif merupakan salah satu tugas yang

harus dikerjakan oleh guru-guru yang ingin berhasil baik dalam

pekerjaannya.

Kemampuan guru untuk mengembangkan sejumlah

komponen pengajaran dan mengambil serentetan keputusan

merupakan inti dari setiap program yang akan dilaksanakannya.

Oleh karena itu, dalam setiap penyusunan persiapan mengajar guru

harus memperhatikan komponen-komponennya, yaitu tujuan yang

hendak dicapai; tujuan pengajaran, materi pelajaran, metode

mengajar, media pengajaran dan evaluasi.

Masing-masing komponen itu tidak berdiri sendiri-sendiri,

melainkan merupakan unsur-unsur yang menjadi bagian integral

Page 30: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

dalam keseluruhan proses atau prosedur pengajaran. Pengajaran

memang merupakan kegiatan yang terorganisir yang terdiri dari

sejumlah komponen yang saling berhubungan satu sama lain dalam

rangka mencapai tujuan yang diinginkan.

Persiapan mengajar pada dasarnya bukan merupakan hal yang

baru, terutama bagi para guru yang sudah berpengalaman dalam

mengajar. Kegiatan mengajar pada umumnya dapat berlangsung

dengan baik bila dilakukan dengan persiapan mengajar yang baik

dan teratur serta dapat dilaksanakan.

Dalam persiapan belajar mengajar dapat dilihat bahwa

terdapat beberapa komponen-komponen yang saling berinteraksi

dalam pencapaian tujuan pengajaran. Adapun komponen yang

saling berinteraksi di dalam proses belajar mengajar adalah

komponen tujuan, komponen bahan pengajaran atau materi

pengajaran, metode dan media mengajar, serta evaluasi dan

komponen fasilitas.

Persiapan mengajar yang dimaksudkan adalah suatu

perencanaan kegiatan mengajar di kelas yang telah disusun secara

tertulis dengan komponen utamanya adalah hari dan jumlah jam

pelajaran, pokok bahasan/sub pokok bahasan, tujuan instruksional

khusus, kegiatan belajar/jalan pelajaran, sumber pelajaran/alat

peraga, dan penilaian. Tujuan penyusunan persiapan mengajar yang

secara tertulis adalah untuk penegasan berpikir; menghindari

kelupaan; memperlancar proses mengajar; dan mempermudah bagi

perbaikan dan penyempurnaan.

Dalam penyusunan rencana pembelajaran tersebut, maka

harus berpedoman pada kurikulum yang berlaku. Dunia pendidikan

Page 31: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

di Indonesia telah mengalami peningkatan melalui berbagai usaha

yang dilakukan oleh pemerintah. Peningkatan tersebut secara nyata

telah dilakukan sejak tahun 1968, antara lain melalui

pengembangan kurikulum, pengembangan pengajaran, pembinaan

tenaga teknis edukatif, dan sebagainya. Usaha peningkatan itu

berlangsung terus, sehingga pada tahun 1975 lahirlah kurikulum

baru, yaitu Kurikulum 1975. Selanjutnya hasil penilaian terhadap

kurikulum 1975 telah pula melahirkan Kurikulum 1984. Akhirnya,

penilaian terhadap Kurikulum 1984 telah mewujudkan Kurikulum

1994.

Berbagai pembaharuan kurikulum tersebut bertujuan

mengurangi saratnya materi pelajaran, keselarasan tata urutan

pokok-pokok bahasan, dan kesesuaian materi dengan perubahan-

perubahan baru yang terjadi. Dengan demikian, kurikulum yang

digunakan dapat berdaya guna dan berhasil guna yang tinggi dalam

mencapai tujuan pendidikan di Indonesia.

Kurikulum adalah suatu istilah yang sangat sering disebut

dalam kegiatan pendidikan, khususnya kegiatan pendidikan di

sekolah. Kurikulum dalam pengertian yang luas adalah

"pelajaran, kegiatan dan pengalaman belajar yang diperoleh siswa

dengan pengarahan dari sekolah, baik dilakukan di dalam maupun

di luar kelas."26

Dalam pengertian ini, kurikulum bukan hanya sekadar

menunjukkan pada rencana pelajaran, melainkan kepada semua

kegiatan dan pengalaman belajar siswa yang diperoleh dari sekolah.

Kegiatannya tidak hanya yang terdapat di sekolah, tetapi juga

26

Mohammad Ali, Pengembangan Kurikulum di Sekolah (Bandung: Sinar Baru,

2005), h. 4.

Page 32: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

kegiatan di luar sekolah yang masih berada dalam tanggung jawab

atau pengarahan dari sekolah. Inti suatu kurikulum adalah

pengalaman belajar yang mempunyai kaitan dengan kegiatan hidup

mereka. Apa yang dipelajari siswa di bawah tanggung jawab

sekolah mencakup berbagai segi kehidupan yang ada di lingkungan

masyarakat. Nilai-nilai, adat-istiadat, sopan-santun, bagaimana

berhubungan dengan sesama manusia dan lain-lainnya, adalah

pengalaman yang berarti bagi siswa untuk kehidupan mereka.

Semua hal tersebut merupakan hal-hal pokok yang diberikan oleh

sekolah.

Kurikulum disusun sesuai dengan tingkatan lembaga

pendidikan yang menggunakannya, sehingga terdapat kurikulum

untuk pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan

tinggi. Kurikulum untuk pendidikan dasar meliputi jenjang

pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Lanjutan Tingkat

Pertama (SLTP). Hal ini berdasarkan sistem pendidikan dasar 9

tahun.

Dalam perkembangan selanjutnya, telah dilahirkan

Kurikulum Berbasis Kompetensi. Dasar pemikiran untuk

menggunakan konsep kompetensi dalam kurikulum menurut

Depdiknas adalah:

1. Kompetensi berkenaan dengan kemampuan siswa melaku-

kan sesuatu dalam berbagai konteks.

2. Kompetensi menjelaskan pengalaman belajar yang dilalui

siswa untuk menjadi kompeten.

3. Kompetensi merupakan hasil belajar (learning outcome)

yang menjelaskan hal-hal yang dilakukan siswa melalui

proses pembelajaran.

4. Kehandalan kemampuan siswa melakukan sesuatu harus

didefinisikan secara jelas dan luas dalam suatu standar

Page 33: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

yang dapat dicapai melalui kinerja yang dapat diukur. 27

Proses pembelajaran yang didasarkan pada kompetensi atau

penguasaan adalah kegiatan belajar mengajar yang diarahkan untuk

memberikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan kepada peserta

didik untuk melakukan sesuatu, berupa seperangkat tindakan

intelegensi (dalam bentuk kemahiran, ketetapan, dan keberhasilan)

penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang untuk

melakukan tugas-tugas pada jenis pekerjaan tertentu.

Mulyasa menjelaskan beberapa aspek atau ranah yang

terkandung dalam kompetensi sebagai berikut: pengetahuan

(knowledge), pemahaman (understanding), kemampuan (skills),

nilai (value), sikap (attitude), minat (interest).28Secara lebih rinci

adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan (knowledge); kesadaran di bidang kognitif,

misalnya seorang guru mengetahui bagaimana melaksana-

kan kegiatan identifikasi, penyuluhan dan proses pem-

belajaran terhadap warga belajar.

2. Pemahaman (understanding); yaitu kedalaman kognitif

dan efektif yang dimiliki oleh siswa. Misalnya seorang

guru yang akan melaksanakan kegiatan, harus memiliki

pemahaman yang baik tentang keadaan dan kondisi warga

belajar di lapangan sehingga dapat melaksanakan

program kegiatan secara baik dan efektif.

3. Keterampilan (skills); adalah kemampuan yang dimiliki

oleh individu untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan

yang dibebankan kepadanya. Misalnya kemampuan yang

dimiliki oleh guru untuk menyusun alat peraga

pendidikan secara sederhana.

4. Nilai (value); adalah suatu norma atau standar yang telah

27

Majid dan Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi. h. 50. 28

E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2007), h. 4. Lihat juga E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004: Panduan Pembelajaran

KBK. cet.II. (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2005), h. 77-78.

Page 34: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

diyakini atau secara psikologis telah menyatu dalam diri

individu.

5. Sikap (attitude); yaitu perasaan (senang-tidak senang,

suka-tidak suka) atau reaksi terhadap suatu rangsangan

yang datang dari luar.

6. Minat (interest); adalah keadaan yang mendasari motivasi

individu, keinginan yang berkelanjutan, orientasi psikolo-

gis. Misalnya guru yang baik selalu tertarik dengan warga

belajar dalam hal membina dan memotivasi supaya dapat

belajar sebagaimana yang diharapkan.29

Dengan demikian Kurikulum Berbasis Kompetensi merupa-

kan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan

hasil belajar yang harus dicapai oleh siswa, penilaian, kegiatan

belajar mengajar dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam

pengembangan kurikulum sekolah. Kompetensi dalam Kurikulum

Berbasis Kompetensi merupakan pernyataan apa yang diharapkan

dapat diketahui, disikapi atau dilakukan siswa dalam setiap

tingkatan kelas dan sekolah dan sekaligus menggambarkan

kemajuan siswa yang dicapai secara bertahap dan berkelanjutan

untuk menjadi kompeten.

Pendekatan ini mengembangkan kurikulum dengan fokus

pada penguasaan kompetensi tertentu berdasarkan tahap-tahap

perkembangan peserta didik. Peserta didik berada pada tahap

perkembangan yang berkelanjutan dan seluruh aspek kepribadian

sebagai penekanan terhadap potensi-potensi bawaan sesuai dengan

kesempatan belajar yang ada dan berikan oleh lingkungan. Setiap

tahap perkembangan memiliki sejumlah potensi bawaan yang dapat

dikembangkan, tapi pemekarannya sangat tergantung pada

kesempatan.

29

Ibid., h. 13.

Page 35: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

Pendidikan merupakan lingkungan utama yang memberi

kesempatan dan dukungan bagi perkembangan potensi-potensi

peserta didik. Setiap peserta didik mempunyai potensi bawaan

sendiri-sendiri, meskipun aspek-aspek perkembagannya sama tetapi

tingkatannya berbeda-beda. Seorang peserta didik memiliki

kemampuan berpikir matematis, tetapi peserta didik lain

mempunyai kemampuan berfikir ekonomi, politik, keuangan,

keterampilan sosial atau komunikasi yang tinggi.

Guru-guru diharapkan dapat mengenali dan memahami

potensi-potensi yang dimiliki peserta didiknya. Dengan bekal

pemahaman tersebut, mereka diharapkan dapat membantu

mengembangkan potensi-potensi peserta didik sehingga dapat

berkembang secara optimal.

Dalam rekapitulasi kurikulum digunakan landasan filosofis

pancasila sebagai dasar pengembangan kurikulum. Pancasila

relevan untuk pengembangan filosofi pendidikan yang mendunia

seperti empat pilar belajar: belajar menjadi diri sendiri, belajar

mengetahui, belajar melakukan dan dalam hidup kebersamaan.30

Landasan-landasan kurikulum akan menyediakan informasi

yang sangat berguna dalam pembuatan keputusan tentang

kurikulum yang akan disusun. Hal ini menekankan perlunya

menetapkan landasan sebelum memulai kegiatan pengembangan

kurikulum. Sehubungan dengan perkembangan kurikulum tersebut,

maka saat ini kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum 2006

yang sering disebut dengan istilah Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Pengertian KTSP dalam KTSP yang disusun

30

Ibid., h. 56.

Page 36: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

oleh Dirjen Pendidikan Dasar adalah ”Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan

dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan.”31

Mulyasa menyatakan tentang KTSP sebagai berikut:

KTSP merupakan singkatan dari Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan, yang dikembangkan sesuai dengan satuan

pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik

sekolah/daerah, social budaya masyarakat setempat, dan

karakteristik peserta didik. Sekolah dan komite sekolah atau

madrasah dan komite madrasah, mengembangkan kurikulum

tingkat satuan pendidikan dan silabus berdasarkan kerangka

dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, di bawah

supervisi dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab di

bidang pendidikan di SD, SMP, SMA, dan SMK, serta

Departemen yang menangani urusan pemerintahan di bidang

agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK.32

KTSP merupakan upaya untuk menyempurnakan kurikulum

agar lebih familiar dengan guru, karena mereka banyak dilibatkan

diharapkan memiliki tanggungjawab yang memadai.

Penyempurnaan kurikulum yang berkelanjutan merupakan

keharusan agar sistem pendidikan nasional selalu relevan dan

kompetitif.

Hal tersebut juga sejalan dengan Undang-undang Nomor

Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 35 dan 36 yang menekankan

perlunya peningkatan standar nasional pendidikan sebagai acuan

kurikulum secara berencana dan berkala dalam rangka mewujudkan

tujuan pendidikan nasional.

Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005

31

Dirjen Pendidikan Dasar Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, KTSP SMP

(Jakarta: Rosdakarya, 2004), h. 4. 32

Kunandar, Guru Profesional: Implementasi KTSP dan Sukses Dalam Sertifikasi

Guru (Jakarta: Grafindo Persada, 2007), h. 125.

Page 37: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

TentangStandar Nasional Pendidikan dinyatakan tentang masalah

KTSP sebagai berikut:

1. Penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan

jenjang pendidikan dasar dan menengah berpedoman pada

panduan yang disusun oleh BSNP. Panduan ini berisi

sekurang-kurangnya:

- Model-model kurikulum tingkat satuan pendidikan

untuk SD/MI/

SDLB/SMP/MTs/SMPLB/SMA/MA/SMALB, dan

SMK/MAK pada jalur pendidikan formal kategori

standar;

- Model-model kurikulum tingkat satuan pendidikan

untuk SD/MI/

SDLB/SMP/MTs/SMPLB/SMA/MA/SMALB, dan

SMK/MAK pada jalur pendidikan formal kategori

mandiri;

2. Penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan

jenjang pendidikan dasar dan menengah keagamaan

berpedoman pada panduan yang disusun oleh BSNP.

Panduan ini berisi sekurang-kurangnya model-model

kurikulum satuan pendidikan keagamaan jenjang

pendidikan dasar dan menengah.

3. Model-model kurikulum tingkat satuan pendidikan

tersebut sekurang-kurangnya meliputi model kurikulum

tingkat satuan pendidikan apabila menggunakan sistem

paket dan model kurikulum tingkat satuan pendidikan

apabila menggunakan sistem kredit semester.

4. Kurikulum tingkat satuan pendidikan SD/MI/SDLB,

SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, SMK/MAK, atau

bentuk lain yang sederajat dikembangkan sesuai dengan

satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah,

sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik.

5. Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite

madrasah, mengembangkan kurikulum tingkat satuan

pendidikan dan silabusnya berdasarkan kerangka dasar

kurikulum dan standar kompetensi lulusan, di bawah

supervisi dinas kabupaten/ kota yang bertanggungjawab

di bidang pendidikan untuk SD, SMP, SMA, dan SMK,

dan departemen yang menangani urusan pemerintahan di

bidang agama untuk MI, MTs, MA, dan MAK.

Page 38: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

6. Kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya

untuk program paket A, B, dan C ditetapkan oleh dinas

kabupaten/kota yang bertanggungjawab di bidang

pendidikan berdasarkan kerangka dasar kurikulum sesuai

dengan peraturan pemerintah ini dan standar kompetensi

lulusan.33

Acuan operasional penyusunan KTSP adalah sebagai berikut:

• Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia

• Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan

tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik

• Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan

lingkungan

• Tuntutan pembangunan daerah dan nasional

• Tuntutan dunia kerja

• Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

• Agama

• Dinamika perkembangan global

• Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan

• Kondisi sosial budaya masyarakat setempat

• Kesetaraan Jender

• Karakteristik satuan pendidikan. 34

Komponen KTSP

• Tujuan Pendidikan Sekolah

• Struktur dan Muatan Kurikulum (mata pelajaran. Muatan

lokal, Pengembangan Diri, Beban Belajar, Ketuntasan

Belajar, Kenaikan Kelas dan kelulusan, Penjurusan,

Pendidikan Kecakapan Hidup, Pendidikan Berbasis

Keunggulan Lokal dan Global).

• Kalender Pendidikan

• Silabus dan RPP. 35

Pelaksanaan KTSP oleh setiap guru tersebut pada intinya

adalah melaksanakan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

33

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan (Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar, 2007), h. 2.

34Ibid., h. 5.

35Ibid., h. 6.

Page 39: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

yang berisi langkah-langkah operasional dan adanya spesifikasi

langkah-langkah pembelajaran sesuai karakter mata pelajaran dan

perkembangan peserta didik.

RPP tersebut disusun selengkap mungkin dan sistematis

sehingga mudah dipahami dan dilaksanakan oleh guru lain.

Terutama ketika guru yang bersangkutan tidak hadir, guru lain dari

mata pelajaran serumpun dapat menggantikan langsung, tanpa harus

merasa kebingungan ketika hendak melaksanakannya.

Penyusunan RPP bertujuan merancang pengalaman belajar

siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Diperlukan alur

pikir(algoritma) yang spesifik untuk menyusun suatu RPP, karena

rancangan tersebut seharusnya kaya akan inovasi sesuai dengan

spesifikasi materi ajar dan lingkungan belajar siswa (sumber daya

alam dan budaya lokal, kebutuhan masyarakat serta perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi).

Acuan alur pikir yang dapat digunakan sebagai alternatif

adalah:

1. Kompetensi apa yang akan dicapai.

2. Indikator-indikator yang dapat menunjukkan hasil belajar

dalam bentuk perilaku yang menggambarkan pencapaian

kompetensi dasar.

3. Tujuan pembelajaran yang merupakan bentuk perilaku

terukur dari setiap indikator.

4. Materi dan uraian materi yang sesuai dengan kebutuhan

belajar siswa agar ianya dapat mencapai tujuan pem-

belajaran.

5. Metode-metode yang akan digunakan dalam

pembelajaran.

6. Langkah-langkah penerapan metode-metode yang dipilih

dalam satu kemasan pengalaman belajar.

7. Sumber dan media belajar yang terkait dengan aktivitas

pengalaman belajar siswa.

Page 40: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

8. Penilaian yang sesuai untuk mengukur ketercapaian

tujuan pembelajaran.36

Secara umum, ciri-ciri Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

yang baik memuat aktivitas proses belajar mengajar yang akan

dilaksanakan guru yang akan menjadi pengalaman belajar bagi

siswa.Langkah-langkah pembelajaran disusun secara sistematis dan

agar tujuan pembelajaran dapat dicapai. Langkah-langkah

pembelajaran disusun serinci mungkin, sehingga apabila RPP

digunakan oleh guru lain, mudah dipahami dan tidak menimbulkan

penafsiran ganda.

Dalam penyusunan RPP tersebut, pada identitasnya meliputi:

Nama sekolah, Mata Pelajaran, Kelas/Semester, Standar

Kompetensi, Kompetensi Dasar, Indikator dan Alokasi Waktu.

Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari

silabus yang disusun dan telah diberlakukan dalam suatu satuan

pendidikan (SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK). Standar

kompetensi adalah suatu alur pikir yang saling terkait tidak dapat

dipisahkan. Indikator adalah perilaku (bukti terukur) yang dapat

memberikan gambaran bahwa siswa telah mencapai kompetensi

dasar.

Kompetensi Dasar adalah sejumlah kompetensi yang

memberikan gambaran bahwa siswa telah mencapai standar

kompetensi. Indikator merupakan: Penanda pencapaian kompetensi

dasar yang ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur

yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

Dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, satuan

36

Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual

(Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 12..

Page 41: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

pendidikan, dan potensi daerah; Rumusannya menggunakan kerja

operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi; Digunakan

sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian; dan disusun dengan

kalimat operasional (dapat diukur) berisi komponen ABCD

(Audience = Siswa, Behavior = Perilaku, Competency = Kompetensi

dan Degree = peringkat/ukuran).

Sedangkan alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian

satu kompetensi dasar, dinyatakan dalam jam pelajaran dan

banyaknya pertemuan (contoh: 2 x 40 menit). Karena itu , waktu

untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat diperhitungkan dalam

satu atau beberapa kali pertemuan bergantung pada karakteristik

kompetensi dasarnya.

Tujuan Pembelajaran merupakan output (hasil langsung) dari

satu paket pengalaman belajar yang dikemas oleh guru, karena itu

penetapan tujuan pembelajaran dapat mengacu pada pengalaman

belajar siswa. Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan

untuk mencapai tujuan pembelajaran dan indikator. Materi dikutip

dari materi pokok yang ada dalam silabus. Materi pokok tersebut

kemudian dikembangkan menjadi beberapa uraian materi. Untuk

memudahkan penetapan uraian materi dapat diacu dari indikator.

Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi

dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran,

bergantung pada karakteristik pendekatan atau strategi yang dipilih.

Karena itu pada bagian ini cantumkan pendekatan pembelajaran dan

metode-metode yang diintegrasikan dalam satu pengalaman belajar

siswa: Pendekatan pembelajaran yang digunakan, misalnya:

pendekatan proses, kontekstual, pembelajaran langsung, pemecahan

Page 42: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

masalah, dan sebagainya. Metode-metode yang digunakan,

misalnya: ceramah, inquiri, observasi, tanya jawab, dan seterusnya.

Langkah-langkah pembelajaran merupakan bagian penting

dalam penyusunan RPP. Untuk mencapai suatu kompetensi dasar

harus dicantumkan langkah-langkah kegiatan setiap pertemuan.

Pada dasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan

pendahuluan/pembuka, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.

Langkah-langkah standar yang harus dipenuhi pada setiap

unsur kegiatan pembelajaran adalah sebagai berikut:

Kegiatan pendahuluan dapat menggunakan sebagai berikut:

Orientasi: memusat perhatian siswa terhadap materi yang akan

dibelajarkan. Dapat dilakukan dengan menunjukkan benda yang

menarik, memberikan illustrasi, membaca berita di surat kabar dan

sebagainya. Apersepsi: memberikan persepsi awal kepada siswa

tentang materi yang akan diajarkan. Motivasi: Guru memberikan

gambaran manfaat misalnya mempelajari shalat, urgensi shalat

dalam kehidupan, dsb. Pemberian Acuan: biasanya berkaitan

dengan kajian ilmu yang akan dipelajari. Acuan dapat berupa

penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis

besar. Pembagian kelompok belajar dan penjelasan mekanisme

pelaksanaan pengalaman belajar (sesuai dengan rencana langkah-

langkah pembelajaran). Sedangkan pada kegiatan inti berisi

langkah-langkah sistematis yang dilalui siswa untuk dapat

mengkonstruksi ilmu sesuai dengan skemata (frame work) masing-

masing. Langkah-langkah tersebut disusun sedemikian rupa agar

siswa dapat menunjukkan perubahan perilaku sebagaimana

dituangkan pada tujuan pembelajaran dan indikator. Untuk

Page 43: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

memudahkan, sebaiknya kegiatan inti dilengkapi dengan Lembaran

Kerja Siswa (LKS). Dalam kegiatan penutup dapat dilakukan: Guru

mengarahkan siswa untuk membuat rangkuman/ simpulan; Guru

memeriksa hasil belajar siswa. Dapat dengan memberikan tes

tertulis atau tes lisan atau meminta siswa untuk mengulang kembali

simpulan yang telah disusun atau dalam bentuk tanya jawab dengan

mengambil ± 25% siswa sebagai sampelnya; dan Memberikan

arahan tindak lanjut pembelajaran, dapat berupa kegiatan di luar

kelas, di rumah atau tugas sebagai bagian remidi/ pengayaan.

Suatu hal yang lain dalam penyusunan RPP adalah sumber

belajar. Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang

ada dalam silabus yang dikembangkan oleh satuan pendidikan.

Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media,

narasumber (tenaga ahli, seperti amil zakat, mu`azzin dsb), alat, dan

bahan.

Sumber belajar dituliskan secara lebih operasional. Misalnya,

sumber belajar dalam silabus dituliskan buku referensi, dalam RPP

harus dicantumkan judul buku teks tersebut, pengarang, dan

halaman yang diacu.

Bagian akhir dalam RPP adalah penilaian. Penilaian

dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan instrumen

yang dipakai untuk mengumpulkan data. Dalam sajiannya dapat

dituangkan dalam bentuk matrik horisontal atau vertikal. Apabila

penilaian menggunakan teknik tes tertulis uraian, tes unjuk kerja,

dan tugas rumah yang berupa proyek harus disertai rubrik penilaian.

Pengembangan KTSP menuntut aktivitas dan kreativitas guru

dalam membentuk kompetensi pribadi peserta didik. Oleh karena

Page 44: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

itu, pembelajaran harus sebanyak mungkin melibatkan peserta

didik, agar mereka mampu bereksplorasi untuk membentuk

kompetensi dengan menggali berbagai potensi dan kebenaran secara

alamiah. Untuk itulah guru harus mampu menjadi fasilitator dan

mitra belajar bagi peserta didiknya.

Sehubungan dengan itu, untuk mengembangkan KTSP perlu

dibangun karakter guru sesuai perkembangan zaman. Tugas guru

tidak hanya menyampaikan informasi kepada peserta didik, tetapi

harus dilatih menjadi fasilitator yang bertugas memberikan

kemudahan belajar kepada peserta didik agar mereka dapat belajar

dalam suasana yang menyenangkan, gembira, penuh semangat,

tidak cemas, berani mengemukakan pendapat secara terbuka. Hal

ini merupakan modal dasar bagi peserta didik untuk tumbuh dan

berkembang menjadi manusia yang siap beradaptasi, menghadapi

berbagai kemungkinan dan memasuki era globalisasi yang sarat

tantangan dan persaingan.

Agar KTSP dapat dikembangkan secara efektif serta dapat

meningkatkan kualitas pembelajaran guru perlu memiliki hal-hal

berikut:

1. Menguasai dan memahami kompetensi dasar dan

hubungannya dengan kompetensi lain dengan baik;

2. Menyukai apa yang diajarkannya dan menyukai mengajar

sebagai suatu profesi;

3. Memahami peserta didik, pengalaman, kemampuan dan

prestasinya;

4. Menggunakan metode yang bervariasi dalam mengajar

dan membentuk kompetensi peserta didik;

5. Mengeliminasi bahan-bahan yang kurang penting dan

kurang berarti dalam kaitannya dengan pembentukan

kompetensi;

6. Mengikuti perkembangan teknologi mutakhir;

Page 45: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

7. Menyiapkan proses pembelajaran;

8. Mendorong peserta didik untuk memperoleh hasil yang

lebih baik;

9. Menghubungkan pengalaman yang lalu dengan

kompetensi yang akan dikembangkan. 37

Karakteristik guru yang berhasil mengembangkan pembe-

lajaran secara efektif dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Respek dan memahami dirinya, serta dapat mengontrol

dirinya;

2. Antusias dan bergairah terhadap bahan, kelas dan seluruh

kegiatan pembelajaran;

3. Berbicara dengan jelas dan komunikatif;

4. Memperhatikan perbedaan individual peserta didik;

5. Memiliki banyak pengetahuan, inisiatif, kreatif dan

banyak akal;

6. Menghindari sarkasme dan ejekan terhadap peserta didik;

7. Tidak menonjolkan diri dan dapat menjadi teladan bagi

peserta didik.38

Dalam rangka mengembangkan KTSP dan mengembangkan

karakter guru yang siap menjadi fasilitator pembelajaran

sebagaimana diuraikan di atas; hendaknya diadakan musyawarah

antara kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, pengawas

sekolah dan komite sekolah untuk membina karakter guru.

Selanjutnya suatu hal penting lainnya dalam kompetensi guru

adalah penggunaan metode mengajar. Di antara berbagai metode

mengajar yang sering dipergunakan guru adalah:

1. Metode Ceramah

2. Metode Tanya jawab

3. Metode Diskusi

4. Metode Pemberian Tugas Belajar/Resitasi

5. Metode Demonstrasi dan Eksperimen

37

E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, h. 164. 38

Ibid.,

Page 46: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

6. Metode Bekerja Kelompok

7. Metode Sosiodrama dan Bermain Peranan

8. Metode Karya Wisata

9. Metode Drill (Latihan siap)

10. Metode Sistim Regu (Team Teaching).39

Surakhmad mengemukakan tentang masalah metode dalam

kegiatan pembelajaran adalah:

Metoda adalah cara, yang di dalam fungsinya merupakan alat

untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini berlaku baik bagi guru

(metoda mengajar) maupun bagi murid (metodabelajar).

Makin baik metoda itu, makin efektif pula pencapaian tujuan.

Dengan memiliki pengertian secara umum mengenai sifat

berbagai metoda, baik mengenai kebaikan-kebaikannya

maupun mengenai kelemahan-kelemahannya, seseorang akan

lebih mudah menetapkan metoda yang paling serasi untuk

situasi dan kondisi yang khusus dihadapinya.40

Setiap guru harus pandai memilih dan mempergunakan

metode yang akan dipergunakannya. Berbagai macam metode di

atas pada prinsipnya bisa dipakai dalam pelaksanaan pembelajaran.

Pengertian metode ceramah ialah: “Cara mengajar dengan

penuturan secara lisan tentang sesuatu bahan yang telah ditetapkan

dan dapat menggunakan alat-alat pembantu, terutama tidak untuk

menjawab pertanyaan murid. Adapun alat-alat pembantu dapat

berupa gambar, potret, benda, barang tiruan, film, peta dan

sebagainya.”41

Kutipan di atas menjelaskan bahwa metode ceramah adalah

suatu cara penyampaian informasi mengenai bahan pengajaran

39

Zuhairini, Abdul Ghofir dan Slamet As. Yusuf, Metodik Khusus Pendidikan Agama,

Cet. VII (Malang: Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang, 1981), h. 71. 40

Winarno Surakhmad, Pengantar Interaksi Mengajar Belajar Dasar dan Teknik

Metodologi Pengajaran, Edisi IV (Bandung: Tarsito, 1982), h. 96. 41

Roestiyah N.K., Didaktik Metodik, Cet. II (Jakarta: Bina Aksara, 1986), h. 68.

Page 47: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

melalui penuturan lisan oleh guru kepada siswanya. Pada dasarnya

metode ceramah dapat disebut metode komunikasi lisan. Dalam

metode ini aktivitas utamanya pada guru. Untuk ini guru dituntut

kemampuannya memilih kata-kata yang tepat, suara dan yang jelas

dan menggunakan alat pembantu untuk komunikasinya, seperti

microphon, media tertulis, Over Head Proyektor, alat praga dan

lain-lain. Sedangkan kegiatan murid lebih bersifat pasif melalui

cara mendengarkan dengan teliti dan mencatat agar dapat

mengambil kesimpulan dari bahan yang dijelaskan oleh guru.

Metode ceramah merupakan metode mengajar yang paling

banyak digunakan oleh guru dalam kegiatan mengajar. Hal ini

disebabkan oleh beberapa manfaat atau keuntungan metode

ceramah, yaitu:

1. Dalam waktu relatif singkat dapat disampaikan bahan

sebanyak-banyaknya.

2. Organisasi kelas lebih sederhana, tidak perlu mengadakan

pengelompokan murid-murid seperti pada metode lain.

3. Guru dapat menguasai seluruh kelas dengan mudah,

walaupun jumlah murid cukup besar.

4. Apabila penceramah berhasil baik, dapat menimbulkan

semangat, kreasi yang konstruktif, yang merangsang

murid-murid untuk melaksanakan suatu tugas/pekerjaan.

5. Metode ini lebih fleksibel dalam arti bahwa jika waktu

terbatas (sedikit) bahan dapat dipersingkat, diambil yang

penting-penting saja, dan sebaliknya apabila waktunya

memungkinkan (banyak) dapat disampaikan bahan yang

banyak dan mendalam.42

Berdasarkan manfaat atau kebaikan-kebaikan dari metode

ceramah di atas, maka metode ini menjadi populer dan sangat

sering digunakan oleh guru dalam kegiatan mengajar. Hal ini

42

Zuhairini, Abdul Ghofir dan Slamet As. Yusuf, Metodik Khusus, h. 84.

Page 48: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

terutama sekali digunakan untuk kelas-kelas yang jumlah siswa

banyak dan keterbatasan media pendidikan yang dapat

melaksanakan metode mengajar secara kelompok atau individual.

Walaupun metode ceramah mengandung beberapa manfaat

sebagaimana yang disebutkan di atas, tetapi ia juga mempunyai

beberapa kelemahan. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Interaksi cenderung bersifat guru sentris.

2. Guru tidak dapat mengetahui dengan pasti sejauh mana

siswa memahami informasi yang telah disajikannya.

3. Pada siswa dapat terbentuk konsep-konsep lain dari apa

yang dimaksud guru.

4. Sering sukar ditangkap maksudnya bila ceramah berisi

istilah-istilah yang kurang dipahami murid, sehingga

menimbulkan verbalisme (hafalan).

5. Tidak memberi kesempatan kepada siswa untuk

memecahkan masalah dan berfikir, karena siswa dipaksa

mengikuti jalan pikiran guru.

6. Tidak cukup untuk memberi kesempatan untuk

menggunakan pendapat sendiri.43

Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari metode ceramah

tersebut, maka guru dapat melakukan beberapa cara sebagai berikut

ini :

a) Susunlah bahan pelajaran yang benar-benar perlu

diceramahkan, disesuaikan dengan taraf kejiwaaan,

lingkungan sosial dan lingkungan keudayaan siswa.

b) Gunakan alat peraga waktu berceramah, baik alat peraga

langsung maupun alat peraga tidk langsung.

c) Berceramahlah dengan gaya yang menarik. Gunakan

bahasa yang mudah ditangkap. Perlu diperhatikan ucapan,

tempo, ritme dan dinamikanya.

d) Jelaskanlah istilah-istilah yang baru dan sukar sebelum

43

Amir Abyan, Perencanaan dan Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam (Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas

Terbuka, 1996), h. 81.

Page 49: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

pelajaran dimulai.

e) Butlah sistematika ceramah dan adakan rencana penilaian.

Teknik penilaian yang wajar digunakan untuk mengetahui

tercapai atau tidaknya tujuan-tujuan khusus yang telah

ditetapkan.

f) Dalam memberikan pelajaran, agar diselingi dengan

metode mengajar lainnya.44

Berdasarkan penjelasan di atas, maka penggunaan metode

ceramah sangat cocok digunakan oleh guru dalam kegiatan

mengajar dengan memperhatikan hal-hal sebagaimana yang

disebutkan di atas dan ditambahkan dengan beberapa hal sebagai

berikut:

a. Apabila guru akan menyampaikan fakta atau pendapat di

mana tidak terdapat bahan bacaan yang merangkum fakta

atau pendapat yang dimaksud.

b. Apabila guru harus menyampaikan fakta kepada siswa

yang berjumlah besar dan karena besarnya maka metode-

metode yang lain tidak mungkin dapat digunakan.

c. Jika guru akan menyampaikan masalah penting.

d. Apabila guru akan menerrangkan pokok masalah baru yang

ada kaitannya denga pokok masalah yang terdahulu.45

Dengan demikian dapat dipahami bahwa penggunaan metode

ceramah yang efektif perlu memperhatikan beberapa hal

sebagaimana yang disebutkan di atas. Intinya adalah dengan

memperhatikan kemampuan guru, keadan bahan pelajaran, keadaan

dan jumlah siswa, dan serta keadaan fasilitas yang dapat membantu

dalam pelaksanaan metode ceramah tersebut, sehingga dapat

dicapai hasil belajar yang baik.

44

Mansyur, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan

Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka, 1996), h. 97. 45

Subari, Supervisi Pendidikan Dalam Rangkan Perbaikan Situasi Mengajar (Jakarta:

Bumi Aksara, 1994), h. 75-76.

Page 50: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

Selain metode ceramah, maka metode yang sering digunakan

dalam kegiatan pembelajaran adalah metode tanya jawab. "Metode

tanya jawab ialah penyampaian pelajaran oleh guru dengan jalan

mengajukan pertanyaan dan murid menjawab." 46 Metode ini

dimaksudkan untuk meninjau pelajaran yang lalu, agar para murid

(siswa) memusatkan lagi perhatian tentang sejumlah kemajuan yang

telah dicapai sehingga dapat melanjutkan pelajaran berikutnya, dan

untuk merangsang perhatian murid karena metode ini dapat

digunakan pula sebagai apersepsi, selingan dan evaluasi.

Metode tanya-jawab tepat digunakan untuk beberapa hal

sebagai berikut:

a. Apabila ditujukan untuk merangsang anak agar

perhatiannya terarah kepada masalah yang sedang

dibicarakan.

b. Apabila dimaksudkan untuk mengarahkan pengamatan dan

proses berpikir anak.

c. Apabila ditujukan sebagai ulangan untuk menilai pelajaran

yang telah diberikan.

d. Apabila ditujukan sebagai selingan dalam ceramah.47

Beberapa hal mempersiapkan tanya jawab secara efektif

adalahsebagai berikut:

a. Terlebih dahulu rumuskan tujuan khusus yang

akanmudicapai dengan pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan.

b. Selidiki dan pertimbangkan dengan seksama apakah

metode tanya-jawab ini tepat untuk dipakai.

c. Kemudian susunlah bahan-bahan pertanyaan yang dapat

membangkitkan minat dan perhatian, dapat mendorong

inisiatif anak, dan dapat merangsang murid untuk bekerja

46Imansyah Alipandie, Didaktik Metodik Pendidikan Umum

(Surabaya: Usaha Nasional, 1984), h. 79.

47Ibid., h. 91.

Page 51: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

sama.

d. Dalam penggunaan metode ini hendaknya diarahkan pula

untuk melatih anak mampu mengasosiasikannya dengan

masalah-masalah lain.

e. Tehnis mengajukan pertanyaan hendaknya ditujukan

kepada seluruh kelas secara bergilir dan merata, tidak

hanya tertuju pada murid tertentu saja.

f. Supaya dihindari kemungkinan-kemungkinan jawaban

yang dapat menyimpang dari pokok persoalan.

Menyediakan kesempatan bertanya bagi murid yang masih

memerlukan penjelasan.48

Dengan memperhatikan batasan-batasan pengertian di atas,

maka untuk membuka jalur komunikasi dua arah, pertanyaan tidak

mungkin dilakukan secara sepihak atau hanya dari guru saja. Untuk

tujuan tertentu bahkan pertanyaan murid-muridlah yang dapat

memberi petunjuk apakah komunikasi yang diharapkan telah

berhasil atau belum.Dengan demikian lebih tepat apabila metode

tanya-jawab diartikan sebagai cara mengajar yang dilakukan oleh

guru dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang dijawab murid yang

berlangsung aktif secara timbal balik.

Metode mengajar yang lain adalah metode hafalan, yaitu

suatu cara belajar dengan lebih menekankan kepada kemampuan

siswa menghafal bahan-bahan pelajaran yang diberikan. Metode ini

lebih cocok kepada bahan-bahan yang bersifat tetap dan tidak boleh

salah, seperti ayat-ayat Al Qur'an dan hadits, rumus, dan

sebagainya. Dengan menggunakan metode hafalan, maka siswa

akan dapat lebih mengingat hal-hal penting tersebut secara tepat.

Pelaksanaan metode hafalan secara umum dapat bersaman

dengan diterapkannnya metode resitasi. Yang dimaksud dengan

48

Ibid., h. 92.

Page 52: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

metode resitasi/metode pemberian tugas belajar atau yang sering

disebut dengan Pekerjaan Rumah. Alipandie mengemukakan

"Metode ini biasa juga disebut metode pekerjaan rumah (PR), yaitu

cara mengajar yang dilakukan guru dengan jalan memberi tugas

khusus kepada para murid untuk mengerjakan sesuatu di luar jam

pelajaran."49

Pemberian tugas tersebut dalam bidang studi

PendidikanAgama Islam dapat berupa "yang bersifat praktis,

umpamanya membuat laporan tentang kegiatan peribadatan di

daerah masing-masing, kegiatan amaliyah sosial dan sebagainya."50

Contoh lainnya adalah menyalin ayat Al Qur'an dan Hadits;

menghafalnya; memberi arti atau pemahaman terhadap maksudnya;

ataupun mengambil hukum-hukum yang terkandung di dalamnya.

Pelaksanaan Metode Resitasi meliputi:

Pertama : Fasepemberian tugasyang

wajar.Dalam fase ini, guru

merumuskan tujuan yang jelas

tentang pekerjaan rumah yang akan

ditugaskannya kepada siswa.

Kemudian guru memberikan petunjuk-

petunjuk yang jelas tentang tugas-

tugas yang harus dikerjakannya.

Kedua : Fase belajar. Dalam fase ini siswa

belajar (melaksanakan tugas) sesuai

dengan tujuan dan petunjuk-petunjuk

guru.

49Zuhairini, Abdul Ghofir dan Slamet As. Yusuf, Metodik

Khusus, h. 87.

50Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik

Kurikulum PBM, Cet. II, (Jakarta: CV Rajawali, 1984), h. 58 - 59.

Page 53: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

Ketiga : Fase resitasi, yaitu fase siswa

mempertanggungjawab-kan hasil

belajarnya. Bentuk-bentuk resitasi

harus disesuaikan dengan tujuan

pemberian tugas.51

Dari ketiga fase tersebut, maka fase pertama, yaitu pemberian

tugas dari guru perlu diberikan dengan sebaik-baiknya. Pemberian

tugas itu perlu jelas agar hasil belajar siswa dapat memuaskan.

Dalam merumuskan tujuan ini, guru perlu memperhatikan tentang

sifat-sifatnya sebagai berikut:

a. Merangsang agar siswa berusaha lebih baik

memupuk inisiatif, bertanggung jawab dan

berdiri sendiri.

b. Membawakegiatan-kegiatansekolahyang

berharga kepada minat siswa yang masih

terluang. Waktu-waktu terluang daripada

siswa agar dapat digunakan lebih

konstruktif.

c. Memperkayapengalaman-

pengalamansekolah dengan memulai

kegiatan-kegiatan di luar kelas.

d. Memperkuat hasil belajardi sekolah dengan

menyelenggarakan latihan-latihan yang

perlu integrasi dan penggunaannya.52

Tugas yang harus dilakukan oleh siswa perlu jelas. Untuk ini

guru perlu menjelaskan tentang aspek-aspek yang perlu dipelajari

siswa. Dengan adanya penjelasan dari guru, maka para siswa tidak

merasa bingung tentang apa yang harus dipentingkan jika ia sudah

51Ibid., h. 60.

52Ibid., h. 60.

Page 54: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

mengetahuinya secara jelas. Hal ini menyebabkan perhatian siswa

pada waktu belajar akan lebih dipusatkan pada aspek-aspek yang

dipentingkan itu.

c. Mengelola kelas

Mengelola kelas yang perlu dkuasai oleh setiap guru

mencakup: mengatur tata ruang kelas untuk pengajaran, dan

menciptakaniklim belajarmengajar yang serasi. "Pengelolaan kelas

adalahpenciptaan suatu kondisi yang memungkinkan belajar siswa

menjadi optimal."53 ketrampilan mengelola kelas patut dikuasai

guru, oleh karena hanya dengan pengelolaan kelas yang baiklah

akan tercipta suatu kondisi yang memungkinkan siswa belajar

dengan baik. Ada dua jenis ketrampilan pengelolaan kelas. Pertama,

ketrampilan yang berhubungan dengan penciptaan kondisi belajar

yang optimal, dan kedua, ketrampilan yang berhubungan dengan

pengembalian kondisi belajar yang optimal.

Ketrampilan yang berhubungan dengan penciptaan kondisi

belajaryangoptimalmeliputihal-halsebagaiberikut ini: Menunjukkan

sikap tanggap. Tanggap terhadap berbagai hal yang terjadi di dalam

kelas, terutama terhadap perilaku siswa bisa menjadikan siswa

terkondisi belajarnya. Misalnya saja, terhadap siswa yang

memperhatikan, terhadap siswa yang tidak memperhatikan,

terhadap siswa yang acuh tak acuh dan terhadap siswa yang

mengerjakan atau tidak mengerjakan tugas, guru harus tahu dan

senantiasa menanggapi mereka. Responsi guru yang tanggap

terhadap berbagai persoalan dalam bentuk teguran, dalam bentuk

53

Ali Imron, Pembinaan Guru di Indonesia (Jakarta: Pustaka Jaya, 1995), h. 145.

Page 55: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

pengharapan sangat penting bagi terciptanya kondisi belajar yang

optimal.Membagi perhatian. Perhatian guru, baik yang berupa

verbal maupunyang berupa visual, haruslah dapat diberikan kepada

siswa secara merata. Jangan sampai ada siswa yang terlalu banyak

diperhatikan sementara yang lain merasa kurang perhatian.

Kecemburuan siswa atas perhatian guru yang seimbang dapat

mengganggu terciptanya kondisi belajar yang optimal. Memusatkan

perhatian kelompok. Perhatian hendaknya tidak sekedar diberikan

kepada siswa secara individual. Manakala pengajaran di kelas

menggunakan kelompok-kelompok kecil, maka perhatianpun harus

diberikan kepada kelompok juga. Oleh karena itu, siswa dapat

dituntut bertanggung jawab secara individu kepada kelompoknya,

dan secara kelompok mereka dapat diminta mempertanggung

jawabkan pekerjaan atau tugasnya. Memberikan petunjuk-petunjuk

yang jelas. Petunjuk yang diberikan oleh guru terhadap siswa amat

penting bagi siswa. Oleh karena itu, dalam memberikan petunjuk

hendaknya sejelas mungkin meskipun singkat. Bahasa yang

dipergunakan hendaknya yang dapat dicerna oleh siswa. Aspek-

aspek yang menjadi substansi petunjuk guru dapat meliputi: aspek-

aspek pengajaran, suatu kegiatan tertentu atau tingkah laku

tertentu.Menegur. Teguran harus diberikan oleh guru manakala ada

diantara siswa yang mengganggu kelas, kelompok atau individu

siswa. Hendaknya teguran diberikan secara hati-hati, karena

penggunaan kata-kata kasar dan menyakitkan bertentangan dengan

misi pendidikan. Teguran hendaknya hanya diberikan kepada siswa

yang bersalah, yang menggangu, dan jangan sampai tertuju kepada

mereka yang tidak berbuat salah dan tidak turut mengganggu.

Page 56: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

Meskipun demikian, teguran hendaknya mempunyai dampak positif

juga kepada siswa-siswa lainnya.Memberikan penguatan. Penguatan

dapat juga berfungsi sebagai terciptanya kondisi belajar siswa

secara optimal, manakala dapat diberikan secara tepat. Pada siswa-

siswa yang mengganggu, dapat diganjar dalam bentuk, misalnya

saja ditegur dan kemudian ditunjukkan kepada teman-temannya

sekelas. Demikian juga siswa yang misalkan saja, berprestasi baik,

dapat ditunjukkan kepada temannya sebagai sebuah keteladanan.

Ketrampilan mengelola kelas yang berhubungan dengan

pengembalian kondisi agar siswa belajar secara optimal meliputi

hal-hal sebagai berikut:

Memodifikasi perilaku siswa. Perilaku menyimpang dan atau

bermasalah siswa dapat dimodifikasi ke arah yang baik manakala

guru mau menganalisisnya terlebih dahulu. Jangan sampai tidak

tahu latar belakangterjadinya penyimpangan, guru langsung

mengubahnya. Oleh karena itu, sebelum mengubah tingkah laku

demikian, guru harus menempuh langkah-langkah sebagai

berikut:Merinci secara tepat tingkah laku yang menimbulkan

masalah atau tingkah laku menyimpang siswa.Menentukan norma

dan standar yang realistik terhadap tingkah laku yang menjadi

tujuan pendidikan.Bekerja sama dengan rekan sekerja, orang tua

dan konselor guna mencatat perilaku-perilaku bermasalah atau

menyimpang siswa.Memilih perilaku yang akan diperbaiki setelah

mempertimbangkan bahwa tingkah laku tersebut memang dapat

diperbaiki.Mempergunakan berbagai macam cara guna mengubah

perilaku siswa.Memberikan penguatan terhadap perilaku yang

diinginkan.

Page 57: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

Pengelolaan kelompok. Guna memecahkan masalah-masalah

pengelolaan kelas, guru dapatmempergunakan pendekatan

pemecahan masalah kelompok. Beberapa hal yang harus dilakukan

oleh guru dalam pengelolaan kelompok adalah sebagai berikut:

Memperlancar tugas dengan mengusahakan kerja sama.Menetapkan

standard dan mengkoordinasikan prosedur kerja.Memperbaiki

kondisi dalam sistem dengan menggunakan pemecahan masalah

melalui diskusi.Menganalisis dan mempergunakan saran-saran

siswa. Mengubah kelas ke arah yang lebih baik dan

menyenangkan.Memelihara kegiatan-kegiatan kelompok dengan

cara: memelihara dan mengembalikan semangat siswa, memahami

konflik yang timbul dan meminimalkan masalah-masalah

pengelolaan.

Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang

menimbulkan masalah. Masalah beserta gejala masalah yang

muncul di kelas hendaknya diupayakan dapat ditemukan oleh guru.

Selanjutnya, masalah tersebut hendaknya dapat dipecahkan. Setelah

terpecahkan, guru harus berusaha agar tidak lagi muncul masalah

baru di dalam kelas, baik sebagai akibat dari pemecahan masalah

sebelumnya atau bukan akibat masalah sebelumnya (masalah baru).

d. Menggunakan media/sumber

Menggunakan media/sumber sebagai kompetensi guru

menyangkut: mengenal, memilih danmenggunakan media, membuat

alat-alat bantu pelajaran sederhana, menggunakan dan

mengelolalaboratorium dalam rangka proses belajar mengajar;

mengembangkan laboratorium, menggunakanperpustakaan

Page 58: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

dalamproses belajar mengajar; menggunakan micro teaching unit

dalam program pengalaman lapangan.

Media merupakan suatu istilah yang sering didengar dalam

kehidupan sehari-hari, khususnya bila seseorang membicarakan

sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan komunikasi antara

seseorang denga orang lain atau antara kelompok. Istilah media

juga merupakan suatu hal yang sering digunakan dalam dunia

pendidikan, khususnya dalam kegiatan belajar mengajar untuk

berbagai bidang studi yang dilaksanakandi sekolah.

Apabila dilihat dari segi etimologi, kata "media" berasal dari

bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata "medium" yang

secara harfiah berarti: "perantara atau pengantar, maksudnya

sebagai perantara atau alat untuk menyampaikan sesuatu."54 Sedang

dalam kepustakaan asing ada sementara ahli yang menggunakan

istilah: Audio Visuall Aids (AVA), untuk pengertian yang sama. 55

Banyak pula para ahli pendidikan yang menggunakan istilah:

Teaching material atau instructional material, yang artinya identik

dengan pengertian keperagaan yang berasal dari kata "raga" artinya

suatu benda yang dapat diraba, dilihat, didengar dan yang dapat

diamati melalui pancaindera kita.56

Media pendidikan ialah: alat, metode dan teknik yang

dipergunakan dalam upaya untuk lebih mengefektifkan komunikasi

dan interaksiantara guru dan siswadalam proses pendidikan dan

54

S.Wojowasito, Kamus Umum Inggris Indonesia (Bandung: CV Pengarang, 1976) h.

425. 55

Oemar Hamalik, Media Pendidikan (Bandung: Penerbit Alumnis, Cet. II, 1976), h.

22. 56

Ibid., h. 23.

Page 59: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

pengajaran di sekolah.57 Jadi, media pendidikan merupakan segala

sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan,

perhatian, kemauan siswa, sehinga dapat mendorong terjadinya

proses belajar pada diri siswa".

Kegiatan proses belajar tentu tak terlepas dari kegiatan

mengajar, sehingga menimbulkan proses belajar mengajar, yaitu

usaha guru-murid dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah

ditetapkan. Untuk ini perlu adanya metode mengajar yang paling

serasi. Namun tidak ada pegangan yang pasti tentang cara

mendapatkan metode mengajar yang paling tepat. Ini disebabkan

adanya faktor guru itu sendiri yang sangat besar pengaruhnya,

misalnya: faktor pengalaman, kemampuan, sikap terhadap anak

didik, konsepnya pada belajar-mengajar, pribadinya, kreativitasnya,

fasilitas yang tersedia, sumber-sumber belajar serta alat pelajaran

turutmenentukan metode mengajar guru. Dalam rangka memberikan

perangsang yang sama, pengalaman yang sama dan menimbulkan

persepsi yang sama kepada anak didik setiap guru harus memiliki

pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media

pendidikan. Pengetahuan itu di diantaranya meliputi:

a. Media sebagaialat komunikasi guna lebih mengefektifkan

proses belajar-mengajar agama;

b. Fungsi medua dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

agama;

c. Tentang proses belajar-mengajar agama;

d. Hubungan metode mengajar dan media pendidikan.

e. Nilai atau manfaat media pendidikan agama dalam

pengajaran agama.

f. Memilih dan menggunakan media pendidikan agama.

g. Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan agama.

57

Ibid., h. 24.

Page 60: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

h. Usaha inovasi dalam media pendidikan agama dan lain-

lain.58

Untuk mengetahui, bagaimana fungsi media dalam proses

belajar mengajar agama, terlebih dahulu harus dimengerti dua

masalah yang amat erat kaitannya dengan media, yaitu: 1. Apa

kemampuan/keistimewaan yang dimiliki media. 2. Faktor apa saja

yang menghambat proses belajar.

Menurut S. Gerlach dan P. Elyada 3 (tiga)

keistimewaan/kemampuan yang terkandung dalam media

pengajaran, yakni: "1. Kemampuan fiksatif ( the fixative property) 2.

Kemampuan manipulatif (the manipulative property) 3.

Kemampuan distributif (the distributive property).59

Kemampuan fiksatif, artinya media memiliki kemampuan

menangkap, menyimpan dan kemudian menampakkan kembali

suatu objek/kejadian dapat digambarkan dipotret, difilmkan/

direkam kemudian dapat ditunjukkan lagi dan diamati kembali

seperti kejadian aslinya. Kemampuan manipulatif, artinya: bahwa

dengan kemampuan ini media dapat menampilkan kembali

suatuobjek/kejadian dengan berbagai macam cara disesuaikan

dengan keperluan. Maksudnya penampilan objek/ kejadian dengan

berbagai macam cara disesuaikan dengan keperluan. Maksudnya

penampilannya dapat diubah ukurannya, kecepatannya serta dapat

diulang-ulang. Kemampuan distributif, maksudnya bahwa dengan

kemampuan ini, dalam sekali penampilan suatu objek/kejadian

dapat menjangkau pengamat yang sangat banyak. Misalnya: dengan

58

Mahfudh Shalahuddin, Media Pendidikan Agama (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1986),

h. 15. 59

Ibid. h. 15.

Page 61: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

media TV, Infokus, dan radio.

Media sebagai bagian darisistem pengajaran mempunyai

nilai-nilai praktis berupa kemampuan untuk:

1. Membuat konkret konsep yang abstrak.

2. Membawa objek yang berbahaya atau sukar didapat ke

dalam lingkungan belajar.

3. Menampilkan objek yang terlalu besar.

4. Mengamati gerakan yang terlalu cepat.

5. Memungkinkan siswauntuk berinteraksi langsung dengan

lingkungannya.

6. Mengamati gerakan yang terlalu cepat.

7. Membangkitkan motivasi belajar.

8. Memberikesanperhatianindividual untuk seluruh anggota

kelompok belajar.

9. Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat

diulang maupun disimpan sesuai dengan kebutuhan.

10. Menyajikan pesanatau informasi belajar secara serempak.

11. Mengontrol arah maupun kecepatan belajar siswa.60

Pengenalan tentang fungsi dan kemampuan media dalam

pelaksanaan pembelajaran adalah menjadi amat penting artinya, bila

media akan merupakan bagian integral dari sistem pendidikan yang

akan diterapkan. Karena dasar kebijakan dalam pemilihan,

pengembangan, maupun pemanfaatan media pendidikan, tidak dapat

terlepas dari pengetahuan tentang hal-hal tersebut.

Dilihat dari proses kegiatan belajar mengajar secara umum,

media mempunyai fungsi atau peranan yang penting, khususnya

untuk menghindari hambatan/gangguan komunikasi dalam proses

kegiatan belajar mengajar. Di samping itu, peranan media dalam

pelaksanaan kegiatan pengajaran secara garis besar adalah sebagai

berikut:

60

Yusufhadi Miarso, dkk, Teknologi Komunikasi Pendidikan (Jakarta: CV. Rajawali,

1994), h. 52.

Page 62: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

1. Menghindari terjadinya verbalisme;

2. Membangkitkanminat/motivasi;

3. Menarik perhatian murid;

4. Mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar;

5. Mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar. 61

Fungsi media dalam hubungan dengan proses belajar

mengajar antara lain sebagai berikut ini :

1. Mediamemungkinkan siswa menyaksikan benda/peristiwa

yang ada/terjadi pada masa lampau secara nyata.

2. Media memungkinkansiswa mengamati benda/peristiwa

yang sukar dikunjungi, baik karena tempatnya jauh, karena

tempatnya berbahaya, atau karena terlarang.

3. Media memungkinkan siswauntuk memperoleh gambaran

yang jelas tentang benda/masalah yang sukar diamati

secara langsung karena ukurannya yang terlalu besar atau

terlalu kecil.

4. Mediamemungkinkankegiatan belajar diikuti oleh banyak

siswa/mahasiswa, seperti melalui radio atau TV.

5. Media dapat memperlihatkan secara cepat suatu proses

yang berlangsungsecara lambat, misalnya proses

perkembangan kejadian manusia mulai dari sperma sampai

menjadi janin, hanya ditunjukkan dalam beberapa menit.

6. Media dapatmemperlihatkansecara lambat gerakan-gerakan

yang amat cepat, jika diperlukan untuk diamati secara

teliti.62

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media

pengajaran merupakankomponen pengajaran yang sangat penting

dalam proses belajar mengajar. Ia membantu meningkatkan

kegiatan belajar siswa, yang pada akhirnya akan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa yang lebih baik.

e. Menguasai landasan-landasan kependidikan

61

Mahfudh Shalahuddin, Media Pendidikan, h. 18. 62

Ibid., h. 18-19.

Page 63: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

Untuk dapat melaksanakan pendidikan dengan baik oleh para

guru, maka sangatlah diperlukan mereka dapat menguasai landasan-

landasan kependidikan tersebut. Landasan-landasan kependidikan

tersbeut yang terutama adalah lmu mendidik, psikologi, didaktik

metodik, evaluasi pembelajaran, ilmu jiwa perkembangan dan

berbagai disiplin ilmu lainnya yang relevan dengan pelaksanaan

pendidikan tersebut.

f. Mengelola interaksi belajar mengajar

Mengelola interkasi belajar mengajar adalah agar

pelaksanaan proses tersebut dapat berlangsung secara efektif dan

efisien. Pengelollan tersbeut terutama menentukan cara atau metode

serta alat-alat yang hendak dipakai serta menentukan jadwal yaitu

urutan waktu yang digunakan dalam pelajaran itu. Dengan demikian

bahwa materi pelajaran erat hubungannya dengan jenis kegiatan-

kegiatan belajar yang perlu ditempuh oleh para siswa. Kemudian

selanjutnya bagaimana caranya serta alat-alat apa yang

dipergunakan dalam menyampaikan materi pelajaran itu kepada

siswa, hal ini sangat tergantung pada jenis kegiatan-kegiatan belajar

yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah

ditetapkan. Untuk itu perlu ditetapkan metode yang tepat, apakah

dengan metode ceramah, demontrasi, atau diskusi dan sebagainya

serta kemungkinan-kemungkinan pelaksanaannya.

Selanjutnya mengenai alat bantu mengajar atau peraga yang

dipergunakan hendaknya disesuaikan dengan kegiatan-kegiatan

belajar yang ditempuh para siswa, antara lain berupa gambar, foto,

bagan, diagram, grafik, atau benda-benda model, film, tape dan

Page 64: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

instrumen-instrumen lain.Kemudian perlu diperinci pula mengenai

lamanya waktu yang diperlukan untuk mengajarkan materi

pelajaran. Pokok-pokok materi manakah yang akan diberikan/

diajarkan pada hari pertama atau minggu pertama dan mana pula

yang akan diberikan pada hari kedua atau minggu kedua, dan

seterusnya.

Kegiatan belajar dan mengajar ini harus dirumuskan

sedemikian rupa, sehingga kelihatan jelas kegiatan guru, siswa, alat

dan sumber yang dipergunakan dalam setiap langkah

pengajaran/kegiatan belajar mengajar. Semua kegiatan belajar

mengajar tentu disesuaikan dengan pokok bahasan yang akan

diajarkan dan disesuaikan juga dengan penggunaan metode

mengajar, kegiatan ini tampak jelas dari perilaku baik guru ataupun

siswa sewaktu berlangsungnya proses belajar mengajar di kelas.

Penggunaan metode pengajaran harus memperhitungkan standar

kompetensi dan kompetensi dasar, berarti memperhitungkan

kontribusi bobot taksonomi dan menentukan metode yang cocok

untuk mencapai aspek pengetahuan, keterampilan (mengajarkan

fakta dan konsep), juga metode apa yang cocok untuk mengajar

aspek afektif/sikap.

Sedangkan alat dan sumber pengajaran yang dimaksudkan

adalah berupa media yang dipergunakan dalam pelaksanaan

kegiatan belajar mengajar seperti sumber belajar dari buku-buku,

sumber belajar dari lingkungan (museum, pengadilan dan lain-lain).

g. Menilai prestasi siswauntuk kepentingan pengajar

Penilaian merupakan salah satu hal yang menjadi kompetensi

mengajar guru. Dalam hal ini guru harus menyusun item test

Page 65: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

(nomor soal) dari setiap indikator yang telah dirumuskan. Hal ini

bertujuan untuk mengukur sampai sejauhmana tujuan tersebut bisa

dicapai. Kalau sekiranya indikatortersebut tidak dapat diukur,maka

perlu diadakan perubahan perumusan sehingga lebih spesifik dan

operasional.

Penyusunan test dapat dilakukan setelah penyusunan

indikator tanpa terlebih dahulu menyusun bahan terperinci atau

menetapkan bahan/alat peraga serta metode mengajar. Tiap

indikator dapat diuji dengan satu item test dan nampaknya ini dapat

dijadikan sebagai dasar untuk menilai indikatoryang disusun itu

benar-benar spesifik atau tidak. Tapi banyak juga guru-guru yang

menyusun indikatoruntuk berbagai aspek. Oleh karena itu satu

indikatorbisa diuji dengan beberapa item test.

Mengenai prosedur penilaian dalam pelaksanaan program

sebenarnya dapat dilakukan dengan melaksanakan pre-test dan post-

test, dan masalah-masalah yang dinilai akan meliputi aspek

pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Pelaksanaan pre-test

dilakukan pada awal pelajaran, sedangkan post-test dilakukan pada

akhir pelajaran dan kedua-duanya mempergunakan item pertanyaan

yang sama atau degan kata lain bahwa lembaran pertanyaan untuk

pre-test adalah juga lembaran pertanyaan untuk post-test.63

Pre-test diberikan dengan maksud menjajaki tentang

pengetahuan, sikap dan keterampilan yang dimiliki siswasebelum

mengikuti pelajaran. Sedangkan post-test diberikan dengan maksud

mendapatkandata tentangkeberhasilan siswa dalam mencapai tujuan

yang diharapkan; dan melihat perubahan yang terjadi

63

Suharsimi Arikunto, Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bina Aksara,

1996), h. 100.

Page 66: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

(pengetahuannya, sikapnya, keterampilannya) bila dibandingkan

dengan hasil pre test.

Adanya perubahan yang terjadi memperlihatkan tentang

gambaranhasil belajar siswa dalam mencapai tujuan

pelajaran.Strategipenilaianbertujuan untuk :

a. Untuk mengetahui tercapai-tidaknya tujuan instruksional

secara komprehensif yang meliputi aspek pengetahuan,

sikap, dan tingkah laku.

b. Sebagai umpan balik yang berguna bagi tindakan

berikutnya di mana segi-segi yang sudah dapat dicapai

lebih ditingkatkan lagi dan segi-segi yang dapat merugikan

sebanyak mungkin dihindari.

c. Bagi pendidik, evaluasi berguna untuk mengukur

keberhasilan proses belajar-mengajar; bagi peserta didik

berguna untuk mengetahui bahan pelajaran yang diberikan

dan dikuasainya; dan bagi masyarakat untuk mengetahui

berhasil atau tidaknya program-program yang

dilaksanakan.64

Pada hakekatnya evaluasi adalah multievaluasi, artinya

mempergunakan berbagai bentuk evaluasi yang disesuaikan

deangan pengembangan pengetahuan, sikap dan keterampilan sesuai

dengan materi pelajaran. Cara merumuskan alat evaluasi adalah:

a. Pengembangan alat evaluasi baik untuk pre-test ataupun

post-test sebaiknya mencakup: Fakta, konsep, nilai

norma/sikap. Fakta dan konsep akan tercakup dalam aspek

pengetahuan dan keterampilan (bidang kuantitatif),

sedangkan nilai/norma/ sikap termasuk aspek afektif

(bidang kualitatif). Alat evaluasi ini harus sesuai dengan

apa yang terkandung dalam indikator, sebab keberhasilan

dari indikator dicapai melalui evaluasi.

b. Alat evaluasi disusun secara objektif (benar-salah, pilihan

ganda, mengawinkan dan lain- lain), ataupun subjektif

(essay).

64

A. Tabrani Rusyan, Atang Kusdinar, dan Zainal Arifin, Pendekatan Dalam Proses

Belajar Mengajar (Bandung: PT Remadja Rosdakarya, 1992), h. 210.

Page 67: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

c. Susunlah pertanyaan atau pernyataan yang meliputi fakta,

konsep, nilai/norma/sikap.65

h.Bimbingan dan Penyuluhan

Bimbingan dan penyuluhan yang menjadi kompetensi guru

adalah mengenal fungsidan programserta menyelenggarakan

program layanan bimbingan dan penyuluhan di sekolah. Pelayanan

bimbingan adalah kegiatan-kegiatan yang terorganisir untuk

memberikan bantuan secara sistimatis kepada murid dalam membuat

penyesuaian diri terhadap pelbagai bentuk problema yang dihadapi,

misalnya problema kependidikan; jabatan/kekaryaan; kesehatan;

sosial; dan perseorangan. Dalam pelaksanaannya maka bimbingan

harus mengarahkan segala kegiatannya kepada pertolongan terhadap

murid agar supaya mengetahui tentang diri pribadinya sendiri sebagai

individu maupun sebagai anggota masyarakat.66

i.Administrasi Sekolah

Kegiatan yang bidang tugas tugas guru bukanlah hanya

mengajar saja, tetapi juga mengenai administrasi sekolah. Hal ini

menyangkut dengan mengenal dan menyelenggarakan administrasi

sekolah. Administrasi sekolah tersebut terutama yang berkaitan

dengan persiapan mengajar dan pelaporan tentang hasil mengajar

dan hasil belajar siswa. Dengan adanya pengadministrasian yang

baik dari para guru, maka diharapkan pelaksanaan pengajarannya

juga akan dilaksanakan dengan baik. Hal ini disebabkan dalam

administrasi tersebut sudah terdapat rencana kerja yang harus

65

Suharsimi Arikunto, Dasar Dasar, h. 104. 66

M. Arifin, Pokok Pokok Pikiran tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama

(Jakarta: Bulan Bintang, 1999) h. 20.

Page 68: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

dilakukan oleh guru, sehingga kegiatan pengawasan dapat

dilakukan, sebagai usaha pengefektifan kerja dan pencegahan

terhadap hal-hal yang dapat mengurangi atau menghambat

pencapaian tujuan program yang telah ditetapkan.

j. Penelitian Pendidikan

Memahami prinsip-prinsip dan mentafsirkan hasil-hasil

penelitian pendidikanguna keperluan pengajaran. Kata penelitian

atau penyelidikan tersebut digunakan sebagai padanan kata research

dalam bahasa Inggris. Kata research ini berasal dari kata Latin

reserare yang berarti mengungkapkan atau membuka.Kata ini juga

diindonesiakan menjadi riset, yang diartikan: kegiatan

mengungkapkan atau membuka pengetahuan karena pengetahuan,

baik yang telah ada maupun yang masih belum ditemukan,

dianggap sudahmerupakan kegiatan yang sistematik yang dimak-

sudkan untuk menambah pengetahuan baru atas pengetahuan yang

sudah ada, dengan cara yang dapat dikomunikasikan dan dapat

dinilai kembali.67 Jadi, penelitian merupakan upaya untuk

menambah dan memperluas pengetahuan, yang selain untuk

menghasilkan pengetahuan yang baru sama sekali yaitu yang

sebelumnya belum ada atau belum dikenal, juga termasuk

pengumpulan keterangan baru yang bersifat memperkuat teori-teori

yang sudah ada, atau bahkan juga yang menyangkal teori-teori yang

sudah ada. Kemampuan memahami prinsip-prinsip dan

mentafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikanguna keperluan

pengajaran adalah suatu hal yang sangat penting bagi setiap guru.

67

Irawan Soeharto, Metode Penelitian Sosial (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), h.

1-2.

Page 69: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

Dengan demikian ia akan dapat melaksanakan pendidikan secara

lebih optimal

Jika diperhatikan kesepuluh kompetensi atau kemampuan

guru tersebut di atas ternyata sangat luas dan kompleks sekali.

Dengan demikian tugas guru itu berarti cukup berat sekali dan tidak

boleh dipandang enteng oleh setiap guru. Apabila setiap guru telah

memiliki kesepuluh kemampuan dasar bagi guru seperti disebutkan

di atas, tentu guru-guru tidak mengalami kesulitan dalam

melaksanakan tugasnya.

Sehubungan dengan uraian tersebut di atas, maka beberapa

cara dapat dilaksanakan seorang guru untuk terus meningkatkan

kemampuannya secara profesional dalam arti memiliki dan

pengertian yang tepat tentang pendidikan dan pengajaran yang

sesuai dengan perkembangan zaman. Guru yang terus menerus

dapat meningkatkan kemampuannya secara profesional akan

mampu menciptakan situasi belajar-mengajar yang lebih baik dan

terarah di kelas.

Beberapa usaha untuk mewujudkan kesepuluh kompetensi

atau kemampuan dasar guru di antaranya adalah: Guru dapat

meningkatkan kemampuannya dengan jalan berusaha sendiri, yaitu

melalui media cetak seperti buku-buku, buletin-buletin, majalah-

majalah, suratkabar-suratkabar dan sebagai kesemuanya itu

merupakan sumber pengetahuan bagi guru. Jika guru mau

memanfaatkan media ini alangkah baiknya karena melalui media ini

guru dapat memperoleh pemahaman-pemahaman terutama tentang

pendidikan dan pengajaran.Penataran juga memberikan kesempatan

bagi guru-guru untuk dapat meningkatkan kemampuan sebagai

Page 70: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

guru, apakah itu penataran lisan atau penataran secara tertulis.

Melalui penataran lisan, guru dapat mendengarkan ceramah para

tutor. Selain penataran lisan dapat juga melalui pusat pelatihan

guru. Guru hendaknya jangan menolak jika ditunjuk oleh Kepala

Sekolah atau atasannya untuk mengikuti penataran terutama

penataran bidang studi yang diembannya sendiri. Kemudian

beberapa orang guru dapat membentuk kelompok pendengar radio

atau televisi terutama ruang pendidikan yang menyangkut proses

belajar-mengajar yang baik, kemudian membahasnya secara

bersama-sama. Hasil pembahasan kelompok guru ini dapat mereka

jadikan pedoman dan bahan pelajaran di sekolahnya. Melalui

kelompok guru sejenis, maksudnya kelompok guru bidang studi

yang sama dapat meningkatkan kemampuannya. Beberapa orang

guru yang mengemban bidang studi yang sama membentuk

kelompok musyawarah untuk membahas hal-hal yang menyangkut

kemajuan bidang studi mereka, hal ini biasa dikenal dengan sebutan

Musyawarah Guru Bidang Studi (MGBS). Musyawarah ini dapat

dilakukan sekali dalam seminggu, atau setidak-tidaknya satu kali

dalam sebulan untuk mengetahui sampai di mana dan sejauh

manakemajuan bidang studi yang mereka ajarkan. Selain dari pada

itu untuk mengetahui sampai sejauh mana pula kelemahan dan

kekurangan mereka dalam menyampaikan materi dan sebagainya,

dan mereka secara bersama-sama pula memperbaikinya.Melalui

peninjauan untuk membandingkan pengetahuan yang ia miliki hal

ini bisa disebut dengan studi perbandingan. Melalui studi

perbandingan ini guru dapat memperoleh bahan

masukantentangproses belajarmengajaryang baik.Melalui studi

Page 71: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

perbandingan ini guru dapat memahami kekurangan-

kekurangannya. Studi perbandingan ini dapat dilakukan dari

sekolah yang satu ke sekolah yang lainnya sehingga guru dapat

mengetahui perkembangan sekolah yang ia kunjungi secara

keseluruhan dan di bidang studi yang ia ajarkan khususnya dan ia

dapat mempraktekkannya di kelas atau di sekolahnya masing-

masing.

2. Hakekat Motivasi Kerja

Motivasi merupakan daya dorong yang mempengaruhi setiap

orang. Menurut Mc. Cleland daya dorong itu bisa datang dari dalam

maupun dari luar diri seseorang. A motive is the redintegration by a

cue of a change in an affective situation.68 (motif adalah

memperbaharui seseorang yang belum berpengetahuan dengan cara

memberi petunjuk untuk mengubah dirinya ke dalam situasi efektif).

Pada bagian lain dijelaskan Mc.Cleland, bahwa yang dimaksud

dengan motive adalah suatu yang mengakibatkan sikap atau kondisi

yang akan mengantarkan manusia untuk melakukan tindakan tertentu.

Jadi motivasi adalah suatu proses di mana tingkah laku bertindak

dengan semangat dan terkendali.

Di samping itu ada sebagian orang terdorong untuk melakukan

pekerjaan karena faktor kebutuhan, baik kebutuhan yang disadari

maupun yang tidak disadari, baik kebutuhan fisik maupun non fisik.

Motivasi merupakan proses yang berawal pada kekurangan atau

kebutuhan psikologi maupun mobilisasi atau dorongan itu diarahkan

pada suatu tujuan atau rangsangan. Dengan demikian, kunci untuk

68

McClelland, David C., John W. Akitson, Russel A. Clark & Edgar L. Lowell, The

Achievement Motive, (New York: Apleton Century-Crofts, Inc, 1976), h. 35.

Page 72: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

memahami proses motivasi terletak pada pemahaman dan hubungan

antara kebutuhan, dorongan dan semangat. Selanjutnya bila ditinjau

dalam tujuan kehidupan, maka sebagian dari tujuan itu, misalnya

hidup lebih tenang, lebih senang, lebih sehat dan tidak menunjukkan

adanya gejala stres. Tujuan-tujuan yang positif biasanya lebih dapat

memotivasi seseorang dari pada tujuan-tujuan yang negatif.

Pada umumnya orang yang berorientasi pada kemampuan yang

dimilikinya (mastery oriented people), menyadari bahwa kesuksesan

yang ia peroleh tergantung kepada keterampilan yang dimilikinya,

lebih berorientasi pada kemandirian yang ia miliki, bekerja keras,

berusaha untuk menjadi yang terbaik dalam setiap penampilannya dan

lebih tertarik pada aktivitas-aktivitas yang mendukung tercapainya

tujuan yang diharapkan. Agar motivasi yang dimiliki itu lebih efektif,

harus difokuskan pada tugas-tugas yang dianggap penting serta

mendukung tercapainya tujuan yang diharapkan. Oleh sebab itu

motivasi dapat dikatakan faktor pendorong yang akan mempengaruhi

manusia untuk bertindak sesuai dengan keinginannya yang akan

dituju. Faktor pendorong tersebut bisa datang dari dalam (faktor

intrinsik) maupun dari luar (faktor ekstrinsik) diri manusia itu sendiri.

Dalam aktivitas bekerja, tentu seseorang ingin mencapai sesuatu

melalui kegiatan kerjanya. Jadi motivasi kerja merupakan hal-hal yang

mendorong seseorang untuk mencapai suatu harapan dalam kegiatan

bekerjanya. Harapan itu tersusun dari pengalaman yang sifatnya

universal melalui pemecahan masalah, misalnya seseorang

mempelajari cara untuk berjalan, berbicara, berburu atau membaca,

menulis, menjahit dan sebagainya. Harapan ini melibatkan juga

penghargaan terhadap standar mutu dari suatu tindakan/tugas. Suatu

Page 73: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

tugas atau tindakan ini dapat dilakukan dengan cepat dan efesien atau

bahkan dilaksanakan secara lambat. Individu akan melakukan suatu

tugas/tindakan itu lebih baik atau lebih cepat bila dibandingkan

dengan yang lain. Beberapa kenikmatan yang mampu mendorong

suatu usaha untuk menyelesaikan suatu tindakan/tugas dan sudah tentu

didasarkan pada motif intrinsik setiap individu. Dari semua itu dapat

dikatakan bahwa setiap individu memiliki dasar yang menjadi

motifnya untuk bekerja.

Tentang motivasi kerja dalam Islam dapat disamakan dengan

niat. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah saw berikut ini:

عت رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم : عن عمر بن الطاب رضي اهلل عنه قال سا األعمال : ي قول ا لكل امرئ ما ن وى إن يات وإن فمن كانت هجرته إل . بالن

اهلل ورسوله فهجرته إل اهلل ورسوله، ومن كانت هجرته لدن يا يصيب ها أو امرأة (رواه مسلم. ) ي نكحها فهجرته إل ما هاجر إليه

Artinya:

Dari Umar bin Khaththab r.a. katanya dia mendengar Rasulullah

saw bersabda: Tiap-tiap amal harus disertai dengan niat.

Balasan bagi setiap amal manusia ialah pahala bagi apa yang

diniatkannya. Maka barangsiapa (niat) hijrahnya karena Allah

dan Rasul-Nya, baginya pahala hijrah karena Allah dan

Rasulnya, Dan barangsiapa (niat) hijrahnya karena dunia yang

hendak diperolehnya atau karena perempuan yang hendak

dikawininya, maka (pahala) hijrahnya sesuai dengan niatnya,

untuk apa dia hijrah.”69

Hadiś di atas menegaskan bahwa niat merupakan syarat

layak/diterima atau tidaknya amal perbuatan, dan amal ibadah tidak

69

Bukhari, Shahih Bukhari, Jilid I,(Jakarta: Widjaya ,1992), h. 1.

Page 74: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

akan mendatangkan pahala kecuali berdasarkan niat (karena Allah

ta’ala). Dengan kata lain, niat tersebut merupakan suatu faktor

pendorong dalam melakukan suatu kegiatan. Jadi, niat atau motivasi

kerja merupakan syarat penting dalam melakukan suatu pekerjaan.

Sehubungan motivasi kerja, beberapa pakar seperti Jackson,

Ahmed, dan Heapy dalam Sopiah menyimpulkan bahwa, motivasi

kerja melibatkan beberapa faktor penting yaitu: (a) keinginan adanya

pengakuan tentang keahlian yang dimiliki, (b) keinginan untuk

mendapat uang, (c) keinginan untuk keberhasilan diri, (d) keinginan

mendapatkan kehormatan dari para teman sejawat, (e) keinginan untuk

berkompetisi dan menang, (f) keinginan untuk bekerja keras dan

unggul dalam segala hal.70

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan,

bahwa motivasi kerja pada penelitian ini adalah usaha seseorang

mengarahkan perilakunya untuk bertindak atau bertingkah laku

dengan menggunakan segenap kemampuan fisik dan psikis dalam

bekerja, guna mencapai keinginan-keinginan atau kebutuhannya.

Indikator-indikator untuk mengukur motivasi kerja dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut: 1) keinginan adanya pengakuan tentang

keahlian yang dimiliki, 2) keinginan untuk mendapat uang, 3)

keinginan untuk keberhasilan diri, 4) keinginan mendapatkan

kehormatan dari para teman sejawat, 5) keinginan untuk berkompetisi

dan menang, dan 6) keinginan untuk bekerja keras dan unggul dalam

segala hal.

3. Hakekat Komitmen Organisasi

70

Sopiah, Perilaku Organisasional, h. 73.

Page 75: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

Istilah komitmen merupakan suatu kata yang menunjukkan

kesungguhan atau keseriusan seseorang atau lembaga dalam

melaksanakan aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Bagi seseorang yang bekerja dalam sebuah lembaga atau organisasi

akan berupaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sehingga orang

tersebut harus memiliki komitmen atau tanggung jawab terhadap

pekerjaannya. Menurut Ali bahwa komitmen merupakan sebagai

kontrak, perjanjian (keterikatan) untuk melaksanakan sesuatu.71 Hal

yang sama juga dikemukakan oleh Cooper dan Makin yang

menyatakan bahwa komitmen merupakan suatu keadaan untuk tetap

mempertahankan hubungan, yang meliputi ketergantungan dan

kepercayaan individu sehingga tidak akan meninggalkan hubungan

tersebut.72Lainnya halnya dengan Deporter dan Henaki yang

menyatakan bahwa komitmen adalah tekad yang kuat, yang

mendorong untuk mewujudkannya, terlepas dari beberapa rintangan

yang mungkin dihadapi.73 Sedangkan Stout dan Walker

mengemukakan bahwa komitmen adalah menemukan suatu tujuan

khusus yang diinginkan sehingga seseorang mau memberikan mutu,

energi dan kemampuan untuk membantu mendapatkannya. 74 Ini

berarti, komitmen menunjukkan pendirian sesorang terhadap pilihan

dan tindakannya yang tidak akan berubah selama pilihan tersebut

dapat dipertanggung jawabkannya. Dengan demikian seseorang yang

memiliki komitmen akan bekerja dengan sungguh-sungguh dan

71

L. Ali, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), h. 515. 72

C. L. Cooper dan P. Makin, Psikologi Untuk Manajer. Alih Bahasa: Lilian Yuwono.

Jakarta: Arcan, 1995), h. 178. 73

B. Deporter dan M. Henaki, Quantum Bisnis: Membiasakan Berbisnis Secara Etis dan Sehat, (Bandung: Kaifa, 2000), h. 299-300.

74K. Stout, and A. Walkee, Teamwork & Team Building the managers Guide to Team

in Organization, (Singapore: Prentice Hall, 1995), h. 123.

Page 76: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

bersemangat serta menjalin kerja sama yang baik supaya tujuan

organisasi atau lembaga tercapai.

Lebih jauh Corser dan Rakoff menjelaskan bahwa komitmen

sebagai kecenderungan hal yang positif di mana seorang pekerja yang

sungguh-sungguh pada kerjanya akan merasa bangga dengan kerja

yang digelutinya. Dalam kerja yang berstatus tinggi, komitmen bukan

saja tertumpu kepada pekerjaannya tetapi juga melibatkan komitmen

terhadap rekan kerja.75

Goleman mengemukakan pandangan terhadap komitmen dari

sudut organisasi sebagai satu reaksi emosional. Dia mengemukakan

bahwa seseorang akan mempunyai hubungan yang kuat kepada suatu

organisasi, patuh dan taat pada aturan organisasi tersebut serta

menjalankan tugas sesuai dengan kemampuannya dan bahkan mereka

bersedia mengorbankan kepentingan dirinya apabila diperlukan demi

kepentingan organisasi.76 Dengan demikian, komitmen merupakan

motivasi awal yang melahirkan sikap semangatterhadap organisasi

secara spontan.

Adapun istilah kerja secara umum diartikan sebagai suatu

kondisi yang dibutuhkan manusia. Paine, Turner dan Pryke

menyatakan bahwa bekerja sebagai penyerahan usaha yang diarahkan

pada sesuatu.77 Sedangkan As’ad menjelaskan, bekerja juga

mengandung arti melaksanakan sesuatu tugas yang diakhiri dengan

buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan.

75

Corser, R.L and Rakoff, G., Executive EQ: Emotional Intelligence in Leadership and

Organizations, (New York: Grosset/Putnam, 1997), h. 128. 76

D. Goleman, Working with Emotional Intelligence. (New York: Bantam Books,

1998), h. 78. 77

J. Paine, P. Turner, dan R. Pryke, Total Quality in Education, (Brisbane: Ashton

Scholastic Dry Limited, 1992), h. 31.

Page 77: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

Seseorang bekerja karena ingin memenuhi kebutuhannya sehingga

melalui aktivitas kerja yang dilakukannya akan membawanya kepada

suatu keadaan yang lebih baik, karena kebutuhannya terpenuhi. Di

samping itu, melalui bekerja seseorang tidak semata-mata

mendapatkan penghasilan, tetapi banyak lagi aspek lainnya yang dapat

dicapai dari pekerjaannya, seperti status sosial, penghargaan dan lain-

lain.78 Dengan demikian ada beberapa alasan mengapa bekerja

merupakan hal yang positif dalam kehidupan manusia, yaitu (1)

adanya pertukaran manfaat, (2) pekerjaan merupakan pranata sosial,

(3) pekerjaan menciptakan posisi atau strata tertentu dalam

masyarakat, (4) ada sisi tertentu dalam bekerja yang secara sosial

bermakna khusus bagi individu.79

Dalam pandangan modern seperti yang dikemukakan Anoraga,

kerja dapat dijelaskan (1) kerja merupakan bagian yang paling

mendasar bagi hidup manusia, karena dia memberikan status kepada

masyarakat, juga bisa mengikat individu lain baik yang bekerja atau

tidak, (2) baik pria atau wanita menyukai pekerjaan karena faktor

sosial dan psikologis dari pekerjaan itu, (3) moral dar i pekerjaan itu

mempunyai hubungan langsung dengan kondisi materi yang

menyangkut pekerjaan itu dan (4) insentif dari kerja tersebut banyak

bentuk, tidak semata dalam bentuk uang.80

Komitmen organisasi yang menurut Marshal dan Witjing

mendefinisikan komitmen terhadap kerja sebagai satu keinginan untuk

terus bekerja tanpa ada alasan, seperti masalah keuangan. Keinginan

78

M. As’ad, Psikologi Industri, (Yogyakarta: Liberty, 1998), h. 46. 79

R. M. Steers, L. W. Porter, & G. A. Bigley, Motivation & Leadership At Work,

(New York: McGraw Hill, 1996), Sixth Edition, h. 573-574. 80

P. Anoraga, Psikologi Kerja, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 15.

Page 78: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

ini tidak menghalangi tanggungjawabnya pada keluarga yang

menyebabkan seseorang tersebut harus keluar dari kerjanya. Selain

itu, orang tersebut juga memperlihatkan satu komitmen terhadap

rancangan kerja yang disusunnya sesuai dengan aturan-aturan yang

lebih spesifik tentang kerja tersebut.81 Dengan kata lain, komitmen

organisasi yang dimiliki oleh orang tersebut akan membawanya pada

kesuksesan tanpa gangguan.

Greenberg dan Baron (1993) dalam Setiawati mengemukakan

bahwa komitmen organisasi merefleksikan tingkat identifikasi dan

keterlibatan individu dalam pekerjaannya dan ketidaksediaannya

untuk meninggalkan pekerjaan tersebut.82

Individu yang yakin terhadap kerja yang dilakukannya akan

mampu berhadapan dengan hambatan dan rintangan yang dihadapi

sebagai hasil dari kekuatan emosinya. Bahkan hambatan dan rintangan

ini akan meningkatkan kematangan mereka dalam melaksanakan tugas

dan tanggungjawab terhadap kerja masing-masing. Selanjutnya

individu yang ingin mencapai prestasi dalam kerja akan menempatkan

tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan jangka pendek maupun tujuan

jangka panjang. Apabila tujuan ini tercapai maka individu tersebut

akan memperoleh kepuasan dan terus berusaha untuk mengembangkan

kerja dalam rangka mempertahankan prestasi yang telah dicapainya.

Menurut Spector dalam Setiawati, secara umum, komitmen

organisasi merupakan sebuah variabel yang mencerminkan derajat

hubungan yang dianggap dimiliki oleh individu terhadap pekerjaan

tertentu dalam organisasi.83 Lee, dkk. mendefinisikan komitmen

81

S. J. Marshal and J. P. Witjing, Dimensionality of Women’s, h. 135-146. 82

Setiawati, Proceeding PESAT, h. 26. 83

Ibid., h. 28.

Page 79: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

organisasi sebagai hubungan psikologis antara seseorang dan

pekerjaannya yang berdasarkan reaksi afektif terhadap pekerjaan

tersebut. Seseorang memiliki komitmen pekerjaan yang kuat akan

mengidentifikasi dan memiliki perasaan yang kuat terhadap

pekerjaannya dibandingkan dengan orang yang komitmennya rendah.

Hubungan emosional terhadap pekerjaan memberikan gambaran

perilaku kerja seseorang dan menentukan keinginan untuk tetap

bertahan pada pekerjaannya.84

Dengan berlandaskan hal tersebut, maka seseorang yang

memiliki komitmen terhadap pekerjaannya adalah orang yang

memiliki kepuasan dan mengembangkan pekerjaannya. Orang tersebut

berusaha melakukan kewajiban dan tugas-tugas pekerjaan serta

mempertahankan ketelibatan dalam pekerjaan tersebut. Dengan

demikian dapat dipahami bahwa komitmen pekerjaan merupakan

perspektif yang multidimensional yang berupa pengembangan dari

teori komitmen kerja. Dalam pendekatan multidimensional, komitmen

pekerjaan seperti halnya komitmen organisasi memberikan

pemahaman yang kompleks mengenai keterikatan seseorang dengan

pekerjaannya.

Attawood dan Dimmack mengemukakan bahwa, komitmen

organisasi adalah kesadaran untuk melaksanakan kegia tan organisasi

yang ditunjukkan oleh sikap, nilai dan kebiasaan atau kelakuan dalam

bekerja.85 Sedangkan Sujansky menjelaskan bahwa komitmen

organisasi adalah keputusan internal seseorang ketika dia mengatakan

”saya melihat kebutuhan untuk perubahan ini, saya percaya itu, dan

84

Lee, Journal of Management, h. 15-32. 85

Attawood dan Dimmack, Personel Management, h. 219.

Page 80: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

saya akan melakukan hal itu dalam bekerja”.86

Pada dasarnya kerja memainkan peranan penting dalam

membantu mengklarifikasi beberapa sebab seseorang memiliki suatu

komitmen. Morrow dalam Lee dkk. menemukan lima bentuk

komitmen organisasi yang dikelompokkan menurut fokusnya masing-

masing, yaitu kerja itu sendiri, karir, pekerjaan, organisasi dan

kelompok.87 Meskipun komitmen organisasi telah dianggap penting

dalam mempengaruhi efektivitas organisasi, akan tetapi komitmen

yang berkaitan dengan pekerjaan juga memberikan sumbangan yang

tidak kecil.

Pandangan Islam tentang komitmen organisasi adalah

berdasarkan firman Allah SWT dalam surat An Nisa’ ayat 59 sebagai

berikut:

Artinya:

59. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah

Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. kemudian jika kamu

berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia

kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu

benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang

86

J. G. Sujansky, The Power of Partnering Visio, Commitmen, and Action, (Singapore:

Toppar Company, 1991), h. 14. 87

Lee, Journal of Management., h. 36.

Page 81: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.

Pemimpin ada karena ada yang dipimpin, dan wadahnya disebut

organisasi. Jadi perintah taat atau patuh kepada pemimpin adalah juga

menunjukkan patuh dan taat pada organisasi. Kepatuhan terhadap

organisasi yang berkesinambungan adalah menunjukkan tentang

komitmen organisasi. Jadi bagi setiap muslim, komitmen organisasi

adalah menjadi suatu tuntutan sebagai bentuk kepatuhan terhadap

pimpinan, selama hal-hal yang dijalankan dalam organisasi

berdasarkan ajaran Alah dan Rasulnya.

Berdasarkan uraian di atas, pengertian komitmen organisasi

dalam penelitian ini adalah keterikatan individu terhadap

pekerjaannya yang berdasarkan reaksi afektif terhadap pekerjaan

tersebut, sehingga ia tetap setia oada organisasinya, yang ditunjukkan

oleh indikator: Komitmen tentang kerja itu sendiri, komitmen tentang

karir, komitmen tentang pekerjaan, komitmen tentang organisasi, dan

komitmen tentang kelompok.

B. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja guru

Motivasi kerja adalah usaha seseorang mengarahkan

perilakunya untuk bertindak atau bertingkah laku dengan

menggunakan segenap kemampuan fisik dan psikis dalam bekerja

guna mencapai keinginan atau kebutuhannya. Sedangkan kepuasan

kerja adalah refleksi perasaan yang menyenangkan mengenai

pekerjaan berdasarkan atas harapan dengan imbalan yang diberikan

Page 82: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

oleh organisasi. Jadi, bila seseorang dalam bekerjanya telah mencapai

hasil sesuai dengan motivasinya, maka berarti tingkat kepuasaan kerjanya

akan semakin baik. Oleh sebab itu diduga semakin baik motivasi kerja

seorang guru dalam kegiatan mengajarnya, maka akan semakin baik pula

kepuasan kerja guru tersebut.

2. Hubungan komitmen organisasi dengan kepuasan kerja guru

Komitmen organisasi adalah keterikatan individu terhadap

pekerjaannya yang berdasarkan reaksi afektif terhadap pekerjaan

tersebut, sehingga ia tetap setia pada organisasinya. Komitmen

organisasi lebih menunjukkan pada aspek afektif atau psikologis. Oleh

sebab itu, komitmen organisasi yang sesuai dengan hal yang

diharapkan akan dapat membantu mewujudkan kepuasaan kerja yang

baik. Oleh sebab itu diduga semakin baik komitmen organisasi

seorang guru dalam kegiatan mengajarnya, maka akan semakin baik

pula kepuasan kerja guru tersebut.

3. Hubungan motivasi kerja dan komitmen organisasi secara bersama-

sama dengan kepuasan kerja guru

Motivasi kerja merupakan hal-hal yang mendorong seseorang

dalam melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan komitmen organisasi

menunjukkan keterikatan individu terhadap pekerjaannya yang

berdasarkan reaksi afektif terhadap pekerjaan tersebut, sehingga ia

tetap setia pada organisasinya. Bagi seorang guru yang memiliki

komitmen kerja yang baik dan komitmen oragnasi yang baik akan

dapat membantu mewujudkan kepuasan kerja, yaitu refleksi perasaan

yang menyenangkan mengenai pekerjaan berdasarkan atas harapan

dengan imbalan yang diberikan oleh organisasi. Oleh sebab itu diduga

Page 83: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

semakin baik motivasi kerja seorang guru dan komitmen organisainya

secara bersama-sama, maka akan semakin baik pula kepuasan kerja

guru tersebut.

Berdasarkan kerangka berpikir sebagaimana di atas, maka

paradigma penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

rx1y adalah simbol korelasi hubungan variabel X1 (motivasi

kerja) dengan variabel Y (Kepuasan kerja).

rx2y adalah simbol korelasi hubungan variabel X2 (komitmen

organisasi) dengan variabel Y (Kepuasan kerja).

Rx12y adalah simbol korelasi hubungan variabel X1 (motivasi

kerja) dan X2 (komitmen organisasi) secara bersama-sama

dengan variabel Y (Kepuasan kerja).

C. Penelitian yang Relevan

Beberapa hasil penelitian tentang kepuasan kerja adalah sebagai

berikut: (1) Work American National pada The Wyatt Company

(Robbins) dalam Sopiah telah mengidentifikasi 12 dimensi kepuasan,

yaitu organisasi kerja, rekan kerja, komunikasi, kinerja, pekerjaan dan

tinjauan ulang kinerja, rekan sekerja, penyeliaan, manajemen

perusahaan, upah, tunjangan, pengembangan karier dan pelatihan, isi

Motivasi kerja

(X1)

Komitmen

organisasi (X2)

Kepuasan kerja

(Y)

Page 84: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

dan kepuasaan kerja serta citra perusahaan dan perubahan.88 (2) Hasil

penelitian Yousef dalam Sopiah menyimpulkan bahwa kepuasaan

kerja terhadap gaji, promosi, supervisi, dan lainnya berpengaruh

secara langsung dan positif terhadap komitmen organisasional. 89 (3)

Hasil penelitian Yousef dalam Sopiah menyimpulkan bahwa ada

korelasi positif signifikan antara kepuasaan kerja dengan keamanan

kerja dan komitmen organisasisonal.90 (4) Hasil penelitian Schappe

dalam Sopiah menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara

kepuasan dengan komitmen karyawan, kepuasan dengan dengan

keadilan prosedural, kepuasan dengan dimensi interpersonal dari

keadilan prosedural.91

Bagi guru, kepuasan mengajar sebagai suatu pekerjaan

merupakan masalah yang penting. Beberapa hasil penelitian tentang

kepuasaan kerja guru di antaranya adalah penelitian Perie dan Baker

dalam Aditya dan Wulandari yang menyatakan bahwa: “Kepuasan

mengajar sebagai suatu pekerjaan merupakan masalah yang penting

sebab hal ini berhubungan dengan keefektifan guru yang secara pasti

mempengaruhi prestasi siswa. Kepuasan kerja guru juga berdampak

pada prestasi kerja, disiplin, kualitas kerja dari guru itu sendiri.” 92

Selanjutnya penelitian Gibson yang menggambarkan bahwa:

“Hubungan timbal balik antara kepuasaan kerja dan kinerja. Di satu

sisi dikatakan kepuasaan kerja menyebabkan peningkatan kinerja

sehingga pekerja yang puas akan lebih produktif.” 93

88

Sopiah, Sopiah, Perilaku Organisasional, h. 190. 89

Ibid., h. 190. 90

Ibid., h. 191. 91

Ibid., h. 197. 92

Risky Aditya dan Rr. Lita Hadiati Wulandari, Kepuasan Kerja, h. 5. 93

Ibid., h. 5.

Page 85: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

D. Pengajuan Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja

dengan kepuasan kerja guru Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura.

2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara komitmen

organisasi dengan kepuasan kerja guru Madrasah Aliyah Negeri 2

Tanjung Pura.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja

dan komitmen organisasi secara bersama-sama dengan kepuasan kerja

guru Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Page 86: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Kepuasan Kerja

Hasil penelitian tentang kepuasan kerja guru Madrasah Aliyah Negeri

2 Tanjung Pura tahun pelajaran 2011/2012 sebagaimana terlampir dalam

Lampiran 15. Berdasarkan lampiran tersebut maka skor yang diurutkan dari

skor terendah sampai tertinggi berdasarkan yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.1 Kepuasan Kerja Guru

No. Skor Frekuensi Persentase Kumulatif Persen

1. 110 3 5.4 5.4

2. 111 2 3.6 8.9

3. 112 2 3.6 12.5

4. 113 3 5.4 17.9

5. 114 2 3.6 21.4

6. 115 2 3.6 25.0

7. 116 2 3.6 28.6

8. 117 3 5.4 33.9

9. 118 3 5.4 39.3

10. 119 2 3.6 42.9

11. 120 3 5.4 48.2

12. 121 3 5.4 53.6

Page 87: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

No. Skor Frekuensi Persentase Kumulatif Persen

13. 123 3 5.4 58.9

14. 124 4 7.1 66.1

15. 125 4 7.1 73.2

16. 126 3 5.4 78.6

17. 127 3 5.4 83.9

18. 128 3 5.4 89.3

19. 129 3 5.4 94.6

20. 130 3 5.4 100.0

21. 123 1 1.8 71.4

22. 125 2 3.6 75.0

23. 126 1 1.8 76.8

24. 127 3 5.4 82.1

25. 129 1 1.8 83.9

26. 130 1 1.8 85.7

27. 131 1 1.8 87.5

28. 133 2 3.6 91.1

29. 135 2 3.6 94.6

30. 146 1 1.8 96.4

31. 147 1 1.8 98.2

32. 149 1 1.8 100.0

Jumlah 56 100.00

Page 88: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

Adapun grafik tentang kepuasan kerja guru Madrasah Aliyah Negeri

2 Tanjung Pura tahun pelajaran 2011/2012 adalah sebagai berikut ini :

Gambar 4.1: Grafik Kepuasan Kerja Guru

Adapun ringkasan dari data kepuasan kerja guru tersebut adalah

sebagai berikut ini:

Tabel 4.2: Deskripsi Kepuasan kerja Guru

No. Deskripsi Nilai

1. Valid 56

Page 89: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

No. Deskripsi Nilai

2. Missing 0

3. Mean 120.64

4. Std. Error of Mean 0.824

5. Median 120.83a

6. Mode 124b

7. Std. Deviation 6.169

8. Variance 38.052

9. Skewness -0.180

10. Std. Error of Skewness 0.319

11. Kurtosis -1.202

12. Std. Error of Kurtosis 0.628

13. Range 20

14. Minimum 110

15. Maximum 130

16. Sum 6756

Dari hasil ringkasan deskripsi kepuasan kerja guru Madrasah Aliyah

Negeri 2 Tanjung Pura tahun pelajaran 2011/2012 dapatlah diketahui

bahwa: Mean = 120.64, Median = 120.83, Standar Deviation = 6.169,

Varians = 38.052, Nilai terendah (Minimum)= 110, nilai tertinggi

(Maximum) = 130.

Berdasarkan hasil deskripsi ini dapat disimpulkan bahwa kepuasan

kerja guru Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura tahun pelajaran

Page 90: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

2011/2012 adalah baik, dengan nilai rata-rata 120.64.

2. Deskripsi Data Motivasi kerja

Hasil penelitian tentang motivasi kerja guru Madrasah Aliyah Negeri

2 Tanjung Pura tahun pelajaran 2011/2012 sebagaimana terlampir dalam

Lampiran 16. Berdasarkan lampiran tersebut maka skor yang diurutkan dari

skor terendah sampai tertinggi berdasarkan yaitu sebagai berikut :

Tabel 4.3: Data Motivasi kerja

No. Skor Frekuensi Persentase Kumulatif Persen

1. 113 1 1.8 1.8

2. 114 4 7.1 8.9

3. 115 3 5.4 14.3

4. 116 3 5.4 19.6

5. 119 1 1.8 21.4

6. 120 1 1.8 23.2

7. 122 1 1.8 25.0

8. 123 1 1.8 26.8

9. 124 1 1.8 28.6

10. 125 1 1.8 30.4

11. 127 6 10.7 41.1

12. 128 2 3.6 44.6

13. 129 1 1.8 46.4

14. 131 2 3.6 50.0

Page 91: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

No. Skor Frekuensi Persentase Kumulatif Persen

15. 132 2 3.6 53.6

16. 133 6 10.7 64.3

17. 134 2 3.6 67.9

18. 136 2 3.6 71.4

19. 137 1 1.8 73.2

20. 139 3 5.4 78.6

21. 140 3 5.4 83.9

22. 141 3 5.4 89.3

23. 143 6 10.7 100.0

Jumlah 56 100.00

Adapun grafik motivasi kerja guru Madrasah Aliyah Negeri 2

Tanjung Pura tahun pelajaran 2011/2012 adalah sebagai berikut ini:

Page 92: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

Gambar 4.2: Grafik Motivasi Kerja Guru

Adapun ringkasan dari data motivasi kerja tersebut adalah sebagai

berikut ini:

Tabel 4.4: Deskripsi Motivasi kerja

Page 93: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

No. Deskripsi Nilai

1. Valid 56

2. Missing 0

3. Mean 129.66

4. Std. Error of Mean 1.295

5. Median 131.50a

6. Mode 127b

7. Std. Deviation 9.690

8. Variance 93.901

9. Skewness -0.304

10. Std. Error of Skewness 0.319

11. Kurtosis -1.115

12. Std. Error of Kurtosis 0.628

13. Range 30

14. Minimum 113

15. Maximum 143

16. Sum 7261

Dari hasil ringkasan deskripsi motivasi kerja guru Madrasah Aliyah

Negeri 2 Tanjung Pura tahun pelajaran 2011/2012 dapatlah diketahui

bahwa: Mean = 129.66, Median = 131.50, Standar Deviation = 9.690,

Varians = 93.901, Nilai terendah (Minimum) = 113, nilai tertinggi

(Maximum) = 143.

Berdasarkan hasil deskripsi ini dapat disimpulkan bahwa motivasi

Page 94: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

kerja guru Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura tahun pelajaran

2011/2012 adalah baik, dengan nilai rata-rata 129.66.

3. Deskripsi Data Komitmen Organisasi Guru

Hasil penelitian tentang komitmen organisasi guru Madrasah Aliyah

Negeri 2 Tanjung Pura tahun pelajaran 2011/2012 sebagaimana terlampir

dalam Lampiran 17. Berdasarkan lampiran tersebut maka skor yang

diurutkan dari skor terendah sampai tertinggi berdasarkan yaitu sebagai

berikut:

Tabel 4.5: Komitmen Organisasi

No. Skor Frekuensi Persentase Kumulatif Persen

1. 101 3 5.4 5.4

2. 102 3 5.4 10.7

3. 103 5 8.9 19.6

4. 104 6 10.7 30.4

5. 105 4 7.1 37.5

6. 106 4 7.1 44.6

7. 107 4 7.1 51.8

8. 108 10 17.9 69.6

9. 109 5 8.9 78.6

10. 110 3 5.4 83.9

11. 112 4 7.1 91.1

12. 113 4 7.1 98.2

13. 116 1 1.8 100.0

Page 95: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

No. Skor Frekuensi Persentase Kumulatif Persen

Jumlah 56 100,0

Adapun grafik komitmen organisasi guru Madrasah Aliyah Negeri 2

Tanjung Pura tahun pelajaran 2011/2012 adalah sebagai berikut:

Gambar 4.3 : Grafik Komitmen Organisasi Guru

Adapun ringkasan dari data komitmen organisasi guru tersebut

berdasarkan pada lampiran :

Tabel 4.6: Deskripsi Komitmen Organisasi

No. Deskripsi Nilai

Page 96: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

No. Deskripsi Nilai

1. Valid 56

2. Missing 0

3. Mean 106.98

4. Std. Error of Mean 0.483

5. Median 107.14a

6. Mode 108

7. Std. Deviation 3.616

8. Variance 13.072

9. Skewness 0.288

10. Std. Error of Skewness 0.319

11. Kurtosis -0.534

12. Std. Error of Kurtosis 0.628

13. Range 15

14. Minimum 101

15. Maximum 116

16. Sum 5991

Dari hasil ringkasan deskripsi komitmen organisasi guru Madrasah

Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura tahun pelajaran 2011/2012 dapatlah

diketahui bahwa: Mean = 106.98, Median = 107.14, Standar Deviation =

3.616, Varians = 13.072, Nilai terendah (Minimum) = 101, nilai tertinggi

(Maximum) = 116.

Berdasarkan hasil deskripsi ini dapat disimpulkan bahwa komitmen

Page 97: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

organisasi guru Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura tahun pelajaran

2011/2012 adalah baik, dengan nilai rata-rata 106.98.

B. Pengujian Persyaratan Analisis

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data penelitian ini dilakukan dengan bantuan Program

SPSS versi 18 dengan menggunakan Metode Kolmogorov-Smirnov.

Perhitungan lengkap uji normalitas dapat dilihat pada Lampiran 19.

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut sebagaimana yang terdapat

pada lampiran maka dapat diketahui bahwa ketiga variabel penelitian

(motivasi kerja, komitmen organisasi dan kepuasan kerja guru) adalah

normal, karena skor yang diperoleh lebih besar dari 0.05. Rinciannya:

Skor motivasi kerja adalah 0.006 < 0.05, skor komitmen organisasi adalah

0.005 < 0.05, dan skor kepuasan kerja adalah 0.001 < 0.05.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas data penelitian ini dilakukan dengan bantuan

Program SPSS versi 18 dengan menggunakan Metode Kolmogorov-

Smirnov dapat dilihat pada Lampiran 20.

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa ketiga

variabel penelitian (motivasi kerja, komitmen organisasi dan kepuasan kerja

guru) adalah normal, karena skor yang diperoleh lebih keci dari 0.05.

Rinciannya: Skor motivasi kerja adalah 0.036 < 0.05, dan skor komitmen

organisasi adalah 0.003 < 0.05. Jadi dapat dikatakan bahwa skor-skor pada

variabel motivasi kerja dan komitmen organisasi menyebar secara

homogen.

Page 98: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

3. Uji Linieritas

Uji linieritas data penelitian ini dilakukan dengan bantuan Program

SPSS versi 18 dengan menggunakan Metode Kolmogorov-Smirnov. dapat

dilihat pada Lampiran 21.

Berdasarkan pada Lampiran tersebut maka dapat diketahui bahwa

hasil perhitungan tersebut nilai r lebih kecil dari tingkat a yang digunakan

(yaitu 0.05) atau 0.000 < 0.05 sehingga variabel motivasi kerja atas

kepuasan kerja berpola linier.

C. Pengujian Hipotesis

1. Uji Korelasi

Nilai rxy hasil analisis statistik melalui program SPSS versi 18 di

bawah ini adalah nilai korelasi motivasi kerja (X1) terhadap kepuasan kerja

(variabel Y), dan nilai korelasi komitmen organisasi (X2) terhadap

kepuasan kerja (variabel Y) dapat dilihat pada lampiran 22.

Berdasarkan pada lampiran tersebut maka dapat diketahui bahwa

nilai korelasi motivasi kerja (X1) terhadap kepuasan kerja (variabel Y)

adalah 0.540, nilai ini lebih besar dari nilai baku yaitu 0.273, dengan

demikian dapat dikatakan bahwa motivasi kerja terhadap kepuasan kerja

memiliki hubungan yang signifikan. Dan nilai korelasi komitmen

organisasi (X2) terhadap kepuasan kerja (variabel Y) adalah 0.531, nilai ini

lebih besar dari nilai baku yaitu 0.273, dengan demikian dapat dikatakan

bahwa komitmen organisasi terhadap kepuasan kerja memiliki hubungan

yang signifikan. Dan nilai korelasi motivasi kerja (X1) terhadap komitmen

organisasi (X2) adalah 0.391, nilai ini lebih besar dari nilai baku yaitu

Page 99: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

0.273, dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi kerja terhadap

komitmen organisasi memiliki hubungan yang signifikan.

Untuk menguji hipotesis hubungan motivasi kerja dan komitmen

organisasi dengan kepuasan kerja dilakukan dengan rumus regresi ganda

melalui program SPSS versi 18 sebagaimana pada lampiran 23.

Pemeriksaan keberartian regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis nol

bahwa koefisien regresi b sama dengan nol (tidak berarti) melawan

hipotesis tandingan bahwa koefisien arah regresi tidak sama dengan nol.

Berdasarkan pada lampiran tersebut maka hasil yang diperoleh

melalui aplikasi program SPSS sama dengan perhitungan manual yaitu:

koefisien arah regresi b1 sebesar 0.250 dan b2 sebesar 0.645. konstanta (a)

sebesar 19.264, sehingga persamaan regresinya adalah Ý = a + b1x1 + b2X2

= 19.264 + 0.250 X1 + 0.645 X2.

2. Uji Korelasi Ganda

Berdasarkan nilai koefisien korelasi antar variabel di atas, maka nilai

koefisien ganda antara motivasi kerja dan komitmen organisasi terhadap

kepuasakan kerja guru atau R yx1x2 sebagaimana yang terdapat pada

lampiran 24.

Berdasarkan hasil perhitungan yang terdapat pada lampiran tersebut

maka dapat dikatakan bahwa nilai korelasi motivasi kerja (X1) dan

komitmen organisasi (X2) terhadap kepuasan kerja (variabel Y) adalah

0.642, nilai ini lebih besar dari nilai baku yaitu 0.273, dengan demikian

dapat dikatakan bahwa motivasi kerja dan komitmen organisasi terhadap

kepuasan kerja memiliki hubungan yang signifikan.

Berdasarkan dari kesimpulan di atas, yaitu tentang masalah posit if

dan signifikan, maka dapatlah dinyatakan bahwa hubungan motivasi kerja

Page 100: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

dan komitmen organisasi dengan kepuasan kerja bagi guru Madrasah

Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura tahun ajaran 2011/2012 adalah positif dan

signifikan. Hasil kesimpulan ini juga menunjukkan bahwa hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini, yaitu ” Hubungan motivasi kerja dan

komitmen organisasi dengan kepuasan kerja bagi guru Madrasah Aliyah

Negeri 2 Tanjung Pura tahun ajaran 2011/2012 adalah positif dan

signifikan,” ternyata telah terbukti kebenarannya.

D. Keterbatasan Penelitian

Didalam penelitian ini perlu diperhatikan beberapa faktor yang

merupakan kelemahan dan keterbatasan penelitian, antara lain:

1. Penelitian hanya dilakukan pada guru Madrasah Aliyah Negeri 2

Tanjung Pura, sehingga hasil penelitian ini belum dapat

digeneralisasikan untuk ruang lingkup yang lebih luas, misalnya untuk

semua Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura di kabupaten Langkat

Provinsi Sumatera Utara.

2. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel komitmen

organisasi, motivasi kerja, dan kepuasan kerja meskipun sudah diuji

coba dengan reliabilitas dan validitas yang cukup tinggi, namun bila

digunakan untuk mengukur dengan memakai populasi yang sama,

memungkinkan terdapat peluang ketimpangan yang mempengaruhi hasil

penelitian.

3. Walaupun telah diusahakan agar sampel tidak mengetahui adanya

Page 101: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

penelitian, namun dalam menjawab tes masih ada juga responden yang

memberikan jawaban bukan dengan segenap kemampuannya. Demikian

pula saat dilakukan observasi ada juga responden yang melakukan

tugasnya tidak seperti aktivitas rutin sebelumnya, sehingga bila

dilakukan pengukuran terhadap populasi yang sama, memungkinkan

terdapat peluang ketimpangan yang mempengaruhi hasil penelitian.

4. Adanya indikasi berdasarkan hasil penelitian sebelumnya bahwa banyak

variabel yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja guru, maka hasil

penelitian ini tidak hanya dipengaruhi oleh variabel komitmen

organisasi, dan motivasi kerja tetapi dapat saja dipengaruhi oleh

variabel-variabel lain.

5. Dari keterbatasan penelitian yang ada maka dengan demikian penelitian

ini perlu ditafsirkan secara hati-hati.

Page 102: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini, maka dapat

diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada hubungan yang berarti (signifikan) antara motivasi kerja dengan

kepuasan kerja guru Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura tahun

ajaran 2011/2012 dengan koefisien korelasi adalah 0,540. Dengan

demikian semakin tinggi motivasi kerja semakin tinggi pula kepuasan

kerja.

2. Ada hubungan yang berarti (signifikan) antara Komitmen organisasi

dengan kepuasan kerja guru Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung Pura

tahun ajaran 2011/2012 dengan koefisien korelasi adalah 0,531. Dengan

demikian semakin tinggi komitmen organisasi, semakin tinggi pula

kepuasan kerja siswa.

3. Ada hubungan yang berarti (signifikan) antara motivasi kerja dan

komitmen organisasi tehadap kepuasan kerja guru Madrasah Aliyah

Negeri 2 Tanjung Pura tahun ajaran 2011/2012 dengan koefisien korelasi

adalah 0,273. Dengan demikian semakin tinggi motivasi kerja dan

komitmen organisasi semakin tinggi pula kepuasan kerja.

Page 103: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

B. Saran

Saran-saran yang dapat disampaikan dari hasil temuan penelitian ini

perlu untuk disebutkan antaranya sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan prestasi kerja guru dalam kegiatan belajar

mengajar mereka, maka peranan guru sangat diharapkan sekali. Oleh

karena itu hendaklah guru terus meningkatkan kemampuan

mengajarnya.

2. Diharapkan kepada pimpinan sekolah dapat meningkatkan usaha-

usaha pembinaan sumber daya manusia, khususnya bagi para guru

agar dapat diwujudkan aktivitas pembelajaran yang optimal.

3. Diharapkan kepada pendidik untuk lebih memperhatikan faktor-

faktor yang dapat meningkatkan efektifitas pengajaran dan mengatasi

hambatan-hambatan terhadap efektifitas pengajaran yang mereka

lakukan, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat

dicapai secara efektif dan efisien.

4. Orang tua merupakan penanggung-jawab utama terhadap anak. Oleh

sebab itu hendaklah orang memperhatikan dan membantu

perkembangan anaknya dengan memberikan pendidikan dan

menyediakan sarana dan fasilitas yang diperlukan.

5. Kepada peneliti yang lain, hasil penelitian ini diharapkan menjadi

satu rujukan untuk melanjutkan ke penelitian yang lebih mendalam

Page 104: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

terutama menyangkut motivasi kerja, dan komitmen organisasi serta

faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kepuasan kerja guru.

Page 105: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

DAFTAR PUSTAKA

Abrasyi, M. Athiyah, Dasar Dasar Pokok Pendidikan Islam (Alih bahasa Bustami A. Gani dan Djohr Bahry) (Jakarta: Bulan Bintang, 1970)

Abyan, Amir, Perencanaan dan Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka, 1996)

Aditya, Risky, dan Wulandari, Rr. Lita Hadiati, Kepuasan Kerja Guru,

(Medan: USU Press, 2011)

Ali, L., Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1999)

Ali, Mohammad, Pengembangan Kurikulum di Sekolah

(Bandung: Sinar Baru, 1985)

Alipandie, Imansyah, Didaktik Metodik Pendidikan

Umum (Surabaya: Usaha Nasional, 1984)

AM, Sardiman, Insteraksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: CV

Rajawali, 1990)

Anoraga, P., Psikologi Kerja, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998)

Ardiwinata, Rustana, Memahami Kurikulum Lembaga Pendidikan Dasar

(Sekolah Dasar-Madrasah Ibtidaiyah) dan Program Kegiatan Belajar

Mengajar (Ciawi: PT Ciawi, 1979)

Arifin, M., Pokok Pokok Pikiran tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama (Jakarta: Bulan Bintang, 1979)

Arikunto, Suharisimi, Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2003)

Arikunto, Suharsimi, Dasar Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bina Aksara, 1986)

As’ad, M., Psikologi Industri, (Yogyakarta: Liberty, 1998)

Attawood, M., and Dimmack, S., Personel Management, (London: Mc.

Millan, 1989)

Page 106: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

Bukhari, Imam, Shahih Bukhari, Jilid IV, Terjemahan (Jakarta: Widjaya, 1998)

Cooper, C. L. dan Makin, P., Psikologi Untuk Manajer. Alih Bahasa: Lilian

Yuwono. Jakarta: Arcan, 1995)

Corser, R.L and Rakoff, G., Executive EQ: Emotional Intelligence in

Leadership and Organizations, (New York: Grosset/Putnam, 1997)

Deporter, B. dan Henaki, M., Quantum Bisnis: Membiasakan Berbisnis

Secara Etis dan Sehat, (Bandung: Kaifa, 2000)

Dirjen Pendidikan Dasar Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, KTSP SMP

(Jakarta: Rosdakarya, 2004)

Gibson, J.L., Jhon M. Ivancevich, dan J. H. Donnely Jr, Organisasi:

Perilaku, Struktur, dan Proses,(Jakarta: Erlangga, 1997), Terjemahan

Agus Dharma

Goleman, D., Working with Emotional Intelligence. (New York: Bantam

Books, 1998)

Greenberg, Jerald dan Robert, A. Baron, Behavior In Organization Understanding & Managing The Human Side of Work, (London: Prentice Hall International Inc, 2003)

Hamalik, Oemar, Media Pendidikan (Bandung: Penerbit Alumnis, Cet. II, 1976)

Imron, Ali, Pembinaan Guru di Indonesia (Jakarta: Pustaka Jaya, 1995)

Lee, T. W., Ashford, S. J., Walsh, J. P. & Mowday, R.T. Commitmen

Propensity, Organizational Commitment and Voluntary Turnover: a

Longitudinal Study of Organizational Entry Processees. Journal of

Management. Vol. 18, No 1, 2000

Mansyur, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka, 1996)

Marshal, S. J. and Witjing, J. P. Dimensionality of Women’s Career

Orientation. (Sex Roles. 8 (2),1982)

Page 107: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

McClelland, David C., John W. Akitson, Russel A. Clark & Edgar L.

Lowell, The Achievement Motive, (New York: Apleton Century-

Crofts, Inc, 1976)

Miarso, Yusufhadi, dkk, Teknologi Komunikasi Pendidikan (Jakarta: CV. Rajawali, 1984)

Mulyasa, E., Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007)

Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual (Jakarta: Bumi Aksara, 2007)

Muslim, Shahih Muslim, (Jakarta: Widjaya, 1982), Terjemahan Ma'mur

Daud

N.K., Roestiyah, Didaktik Metodik, Cet. II (Jakarta: Bina Aksara, 1986)

-------, Masalah-masalah Ilmu Keguruan, Cet. II (Jakarta: Bina Aksara, 1986)

Paine, J., Turner, P., dan Pryke, R., Total Quality in Education, (Brisbane:

Ashton Scholastic Dry Limited, 1992)

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan

(Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar, 2007)

Robbins, Stephen P., Perilaku Organisasi, (Jakarta: Macananjaya Cemerlang, 2007)

Rusyan, A. Tabrani, Kusdinar, Atang, dan Arifin, Zainal, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT Remadja Rosdakarya, 1992)

Setiawati, D.Z.A. Perbedaan Komitmen Kerja Berdasarkan Orientasi Peran

Gender Pada Karyawan Di Bidang Kerja Non Tradisional. Proceeding

PESAT Vol.2., 2007

Shalahuddin, Mahfudh, Media Pendidikan Agama (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1986)

Slameto, Bimbingan di Sekolah, Cet. I (Jakarta: Bina Aksara, 1988)

Page 108: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

Soeharto, Irawan, Metode Penelitian Sosial (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000)

Sopiah, Perilaku Organisasional, (Yogyakarta: Andi, 2008)

Steers, R.M., Porter, L.W., & Bigley, G.A., Motivation & Leadership At

Work, (New York: McGraw Hill, 1996), Sixth Edition

Stout, K. and Walkee, A., teamwork & team Building The managers Guide

To Team in Organization, (Singapore: Prentice Hall, 1995)

Subari, Supervisi Pendidikan Dalam Rangkan Perbaikan Situasi Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara, 1994)

Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2005)

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabetha, 2009.)

Sujansky, J. G., The Power of Partnering Visio, Commitmen, and Action,

(Singapore: Toppar Company, 1991)

Surakhmad, Winarno, Pengantar Interaksi Mengajar Belajar Dasar dan Teknik Metodologi Pengajaran, Edisi IV (Bandung: Tarsito, 1982)

Tafsir, Ahmad, Pengantar Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1992)

Team Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, Cet. II, (Jakarta: CV Rajawali, 1984)

Thoha, Miftah, erilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya, (Jakarta: PT RajaGrafindo, 1996), Cet.VIII

Vecchio, Robert P., Organizational Behavior, (Florida: The Dryden Press, 1995)

Wijaya, Cece, dan Rusyan, A. Tabrani, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991)

Wojowasito, S., Kamus Umum Inggris Indonesia (Bandung: CV Pengarang, 1976)

Page 109: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung

Zuhairini, Abdul Ghofir dan Slamet As. Yusuf, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Cet. VII (Malang: Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang, 1981)

Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1995)

Page 110: HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI …repository.uinsu.ac.id/1510/1/Teisi H. HADYAN SHOFI.pdf · Tesis berjudul: ... dengan kepala sekolah Madrasah Aliyah Negeri 2 Tanjung