hubungan moivasi dan perilaku

Upload: sujana-skep-ns

Post on 16-Oct-2015

83 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    1/101

    HUBUNGAN MOTIVASI PENDERITA DIABETES MELLITUS

    DENGAN PERILAKU (MENGONTROL) KADAR GULA

    DARAH DI PUSKESMAS PANONGAN

    KABUPATEN MAJALENGKA

    TAHUN 2012

    Oleh :

    SUJANA

    4201.0111.B.036

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) CIREBON

    CIREBON

    2012

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    2/101

    HUBUNGAN MOTIVASI PENDERITA DIABETES MELLITUS

    DENGAN PERILAKU (MENGONTROL) KADAR GULA

    DARAH DI PUSKESMAS PANONGAN

    KABUPATENMAJALENGKA

    TAHUN 2012

    SKRIPSIDiajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar

    Sarjana Keperawatan (S.Kep)

    Oleh :

    SUJANA

    4201.0111.B.036

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) CIREBON

    CIREBON

    2012

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    3/101

    PERNYATAAN PERSETUJUAN

    SKRIPSI

    Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan

    Tim Penguji Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan

    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Cirebon

    Cirebon, September 2012

    Menyetujui,

    Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping,

    Uus Husni M., S.Kp., M.Si Healthy Seventine Sirait, S.Kep, Ners

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    4/101

    PENGESAHAN

    Skripsi ini telah diperiksa dan disahkan Tim Penguji

    Skripsi Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Cirebon

    guna memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar

    Sarjana Keperawatan (S.Kep)

    Pada tanggal 17 September 2012

    Mengesahkan

    Program Studi Ilmu KeperawatanSekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cirebon

    Ketua Sidang

    (Uus Husni M., S.Kp., M.Si)

    Anggota

    (Ucu Supriatna, M.Epid)

    (Endang Subandi, S.Kep, Ners, M.H)

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    5/101

    PERNYATAAN

    1. Karya tulis saya, skripsi ini, adalah asli dan belum pernah diajukan untukmendapatkan gelar akademik (diploma dan sarjana), baik dari STIKes

    Cirebon maupun Perguruan Tinggi lain.

    2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri,tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing.

    3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat atau pendapat yang telah ditulis ataudipublikasikan arang lain kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan

    sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan naskah pengarang dan di

    cantumkan dalam daftar pustaka.

    4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hariterdapat penyimpangan dan ketidak benaran dalam pernyataan ini, maka sayabersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah

    diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang

    berlaku diperguruan tinggi ini.

    Cirebon, September 2012

    Yang membuat pernyataan,

    Materai

    Rp.6000

    (SUJANA)

    NIM.4201.0111.B.036

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    6/101

    Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cirebon

    Program Studi Ilmu Keperawatan

    Tahun 2012

    ABSTRAK

    Sujana

    4201.0111.B.036

    HUBUNGAN MOTIVASI PENDERITA DIABETES MELLITUS

    DENGAN PERILAKU (MENGONTROL) KADAR GULA DARAH

    DI PUSKESMAS PANONGAN KABUPATEN MAJALENGKA

    TAHUN 2012

    Xiii+87 halaman, 4 tabel, 3 gambar, 9 lampiran

    Diabetes mellitus merupakan penyakit progresif kronis yang dapat

    menimbulkan komplikasi pada berbagai organ vital. Diabetes melitus tidak bisa

    disembuhkan, tetapi bisa dikurangi atau dikontrol kadar gula darahnya.

    Pengontrolan kadar gula darah secara teratur harus dilakukan untuk mencegahterjadinya komplikasi dan agar dapat hidup secara normal. Angka penderita

    diabetes mellitus terus meningkat setiap tahunya, namun hanya 30% saja yang

    berobat secara teratur, salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah motivasi.

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan motivasi penderita

    diabetes mellitus dengan perilaku (mengontrol) kadar gula darah.

    Jenis penelitian ini adalah cross sectional. Jumlah sampel 36 orang yang

    diambil 25% dari populasi dimana penentuan sampelnya dengan menggunakan

    teknik systematicsampling. Data diperoleh dengan menggunakan metode dan

    instrumen kuesioner dan dianalisis secara statistika menggunakan uji chi square.

    Dari hasil uji statistik didapatkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara

    motivasi penderita diabetes mellitus dengan perilaku (mengontrol) kadar guladarah dengan nilaisigp(0,000).

    Sehubungan dengan hasil penelitian ini, untuk meningkatkan motivasi dan

    perilaku penderita diabetes mellitus dalam mengontrol kadar gula darah maka

    perawat di Puskesmas Panongan dapat meningkatkan peranya sebagai edukator

    dan motivator pada konseling dalam pengelolaan diabetes secara mandiri

    (diabetes self management education).

    Kata kunci : Kadar Gula Darah, Perilaku, Motivasi

    Daftar bacaan : 28 (2002 - 2011)

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    7/101

    College of Health Science of Cirebon

    Program Study of Nursing Science

    Year 2012

    ABSTRACT

    Sujana

    4201.0111.B.036

    THE RELATIONSHIP MOTIVATION PATIENT DIABETES MELLITUSWITH BEHAVIORALLY (CONTROLLING) BLOOD SUGAR RATE IN

    PUSKESMAS PANONGAN REGENCY MAJALENGKA YEAR 2012

    Xiii+87 Page, 4 table, 3 picture, 9 enclosure

    Diabetes Mellitus represent chronic progressive disease which can generate

    complication at various vital organ. Diabetes Melitus cannot be healed, but can be

    lessened or controlled its blood sugar rate. Activity control rate of sugar of blood

    regularly must be done to prevent the happening of complication and in order to

    earn life normally. Patient diabetes mellitus number increasing every year, but

    only 30% which medicinize regularly, one of factor influencing is motivation. this

    Research target is to know relationship motivation patient diabetes mellitus

    behaviorally (controling) blood sugar rate.

    This research type is cross sectional. Sum up sample 36 one who is taken by

    25% from population of where determination its sample by using technique

    systematic sampling. Data obtained by using instrument questionnaire and method

    and analysed by statistika use test chi square. From statistical test result got by

    that there is relationship having a meaning between patient diabetes mellitus

    motivation behaviorally (controling) blood sugar rate with value sig p ( 0,000).

    Refering to this research result, to increase motivate and the patient diabetes

    mellitus behavior in controlling blood sugar rate hence nurse in PuskesmasPanongan can improve its role as edukator and motivator at counselling in

    management diabetes self-supportingly (diabetes self management education).

    Keyword : Blood Sugar Rate, Behavioral, Motivation

    Reading List : 28 ( 20022011)

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    8/101

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

    rahmat dan hidayahnya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi

    dengan judul Hubungan Motivasi Penderita Diabetes Mellitus Dengan

    Perilaku (Mengontrol) Kadar Gula Darah Di Puskesmas Panongan

    Kabupaten Majalengka Tahun 2012.

    Adapun tujuan penulisan skripsi ini untuk memenuhi salah satu syarat

    dalam menempuh pendidikan Ilmu Keperawatan STIKes Cirebon.

    Penulis telah berupaya seoptimal mungkin untuk dapat menyelesaikan

    skripsi ini dengan sebaik-baiknya, namun penulis menyadari banyak kekurangan

    dan jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang

    membangun dari semua pihak.

    Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan

    pembaca pada umumnya.

    Dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan

    dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin

    menyampaikan terima kasih pada yang terhormat :

    1. Drs. H. E. Djumhana Cholil, MM, selaku Ketua Yayasan RISE Cirebon.

    2. Mohammad Sadli, SKM, M.M.Kes, selaku Ketua STIKes Cirebon.

    3. H. Alimudin, S.Sos, M.M, M.M.Kes, selaku Kepala Dinas Kesehatan

    Kabupaten Majalengka.

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    9/101

    4. Awaludin Jahid Abdilah, S.Kp, selaku Ketua Program Studi Ilmu

    Keperawatan STIKes Cirebon.

    5. Akhmad Hidayat, SKM, selaku Kepala UPTD Puskesmas Panongan

    Kabupaten Majalengka

    6. Uus Husni M., S.Kp., M.Si, selaku Dosen Pembimbing Utama skripsi yang

    selalu memberikan arahan dan bimbinganya

    7. Healty S.S., S.Kep, Ners, selaku Dosen Pembimbing Pendamping skripsi yang

    selalu memberikan arahan dan bimbinganya

    8. Keluargaku tercinta yang selalu memberikan dukungan baik secara moril

    maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

    9. Semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu

    persatu.

    Mudah-mudahan bantuan, bimbingan dan budi baik yang telah diberikan

    pada penulis mendapat balasan dengan limpahan berkat dan anugrah dari Allah

    SWT. Amin...

    Majalengka, September 2012

    Penulis

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    10/101

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL DALAM...................................................... i

    HALAMAN PERSETUJUAN........................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN............................................................ iii

    PERNYATAAN TERTULIS ............................................................ iv

    ABSTRAK.......................................................................................... v

    KATA PENGANTAR......................................................................... vii

    DAFTAR ISI....................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL............................................................................... xi

    DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xii

    DAFTAR LAMPIRAN....................................................................... xiii

    BAB I PENDAHULUAN................................................................ 1

    1.1 Latar Belakang............................................................... 1

    1.2 Perumusan Masalah....................................................... 5

    1.3 Tujuan............................................................................ 5

    1.3.1Tujuan Umum............................................................. 5

    1.3.2Tujuan Khusus ............................................................ 5

    1.4 Ruang Lingkup Penelitian............................................. 6

    1.5 Kegunaan Penelitian...................................................... 6

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................... 8

    2.1 Konsep Diabetes Mellitus.............................................. 8

    2.2 Konsep Motivasi............................................................ 25

    2.3 Konsep Perilaku............................................................. 30

    2.4 Konsep Hubungan Motivasi dan Perilaku...................... 36

    2.5 Perilaku Mengontrol Kadar Gula Darah........................ 38

    2.6 Kerangka Teori............................................................... 38

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    11/101

    BAB IIIKERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI

    OPERASIONAL.................................................................. 41

    3.1 Kerangka Konsep.......................................................... 41

    3.2 Hipotesis........................................................................ 41

    3.3 Definisi Operasional, Variabel dan Cara Pengukuran... 42

    BAB IVMETODE PENELITIAN..................................................... 43

    4.1 Rancangan Penelitian.................................................... 43

    4.2 Variabel Penelitian........................................................ 43

    4.3 Populasi dan Sampel...................................................... 44

    4.3.1 Populasi....................................................................... 44

    4.3.2 Sampel........................................................................ 44

    4.4 Instrumen Penelitian...................................................... 45

    4.5 Metode Pengumpulan Data........................................... 47

    4.6 Uji Coba Kuesioner....................................................... 47

    4.7 Pengolahan Data............................................................ 48

    4.8 Analisa Data.................................................................. 50

    4.9 Lokasi dan Waktu Penelitian......................................... 52

    4.10 Etika Penelitian............................................................ 53

    BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................. 54

    5.1 Hasil Penelitian.............................................................. 54

    5.2 Pembahasan................................................................... 57

    BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ................................................ 64

    6.1 Simpulan........................................................................ 64

    6.2 Saran.............................................................................. 65

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 67

    LAMPIRAN....................................................................................... 69

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    12/101

    DAFTAR TABEL

    Nomor Judul Tabel Halaman

    2.1

    5.1

    5.2

    5.3

    Kadar Glukosa Sewaktu dan Puasa

    Distribusi Responden Menurut Motivasi Penderita

    Diabetes Mellitus Mengontrol Kadar Gula Darah Di

    Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka Tahun

    2012

    Distribusi Responden Menurut Perilaku Penderita

    Diabetes Mellitus Mengontrol Kadar Gula Darah Di

    Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka Tahun

    2012

    Distribusi Responden Menurut Motivasi dan Perilaku

    (Mengontrol) Kadar Gula Darah Di Puskesmas

    Panongan Kabupaten Majalengka Tahun 2012

    9

    54

    55

    56

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    13/101

    DAFTAR GAMBAR

    Nomor Judul Gambar Halaman

    2.1

    2.2

    3.1

    Determinan Perilaku Manusia

    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi

    Kerangka Konsep

    39

    40

    41

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    14/101

    DAFTAR LAMPIRAN

    Nomor Judul Gambar Halaman

    Lampiran 1

    Lampiran 2

    Lampiran 3

    Lampiran 4

    Lampiran 5

    Lampiran 6

    Lampiran 7

    Lampiran 8

    Lampiran 9

    Jadwal Kegiatan Skripsi

    Informed consent

    KisiKisi Instrumen Penelitian

    Instrumen / Kuesioner Penelitian

    Rekapitulasi Hasil Uji Coba Kuesioner

    Rekapitulasi Hasil Penelitian

    Hasil Uji Statistik

    Daftar Riwayat Hidup

    Surat Ijin Penelitian

    69

    70

    71

    73

    76

    80

    82

    86

    87

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    15/101

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Diabetes mellitus adalah penyakit metabolik yang berlangsung kronik

    progesif, dengan manifestasi gangguan metabolik glukosa dan lipid, disertai

    komplikasi kronik sampai dengan kerusakan organ tubuh(1)

    . Diabetes melitus

    tidak bisa disembuhkan, tetapi bisa dikurangi atau dikontrol kadar gula

    darahnya(2).

    Ancaman diabetes mellitus kini semakin meluas, berdasarkan data dari

    Federasi Diabetes Dunia (IDF) tahun 2011, pada tahun 2030 mendatang sebanyak

    552 juta orang akan terkena diabetes mellitus. Terjadi peningkatan sekitar 200 juta

    orang dari jumlah penderita tahun 2011, yang mencapai 346 juta orang.

    Sementara data tahun 2010 lalu, jumlah pengidap diabetes mellitus mencapai 285

    juta orang(3).

    Indonesia menempati urutan ke 4 dalam jumlah penderita diabetes mellitus

    setelah India, Cina, dan Amerika Serikat. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan

    Dasar (Rikesda) tahun 2008, menunjukan prevalensi pengidap diabetes mellitus

    sekitar 5,7 persen dan pradiabetes mellitus 11,4 persen, dengan angka prevalensi

    tersebut dapat diperkirakan penderita diabetes mellitus saat ini mencapai sekitar

    13,56 juta orang dan penderita pradiabetes mellitus sekitar 27,13 juta. Pradiabetes

    mellitus yaitu mereka yang hasil pengujian kadar gula darahnya relatif lebih tinggi

    dari angka normal, namun belum masuk angka kategori pengidap diabetes

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    16/101

    mellitus(3). Survey Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2010, menyebutkan

    jumlah penderita diabetes mellitus di Indonesia naik dari 8,4 juta pada tahun 2000

    menjadi 21,3 juta tahun 2010, dan diantara mereka baru sekitar 30% yang berobat

    teratur(4).

    Di Puskesmas Panongan jumlah penderita diabetes mellitus yang sudah

    terdiagnosis dan tercatat pada tahun 2009 sebanyak 116 kasus, tahun 2010

    sebanyak 132 kasus, dan pada tahun 2011 sebanyak 142 kasus atau meningkat

    7,6 % dari tahun 2010, dari angka tersebut hanya 36 orang (25,3%) yang tercatat

    berkunjung ke Puskesmas secara teratur untuk cek kadar gula darah(5).

    Banyaknya penderita diabetes mellitus di Indonesia disinyalir sebagai akibat

    dari faktor lingkungan dan gaya hidup yang tidak sehat, seperti makan berlebihan,

    berlemak, kurang aktivitas fisik atau olahraga dan stress berperan besar sebagai

    pemicu diabetes mellitus. Tapi diabetes mellitus juga bisa muncul karena faktor

    keturunan. Faktor keturunan memang tidak dapat dicegah, namun gaya hidup

    dapat diubah(4).

    Peningkatan angka pasien diabetes mellitus berdampak signifikan bagi

    kesehatan secara keseluruhan, sebab penyakit diabetes mellitus merupakan

    penyakit kronis yang bersifat progresif. Diabetes mellitus dapat menimbulkan

    berbagai komplikasi kronis pada berbagai organ vital seperti stroke, gagal ginjal,

    jantung, kebutaan dan bahkan harus menjalani amputasijika anggota badan

    menderita luka yang tidak bisa mengering. Apalagi jika penderita diabetes

    mellitus tidak mampu mengontrol kadar gula dalam darahnya(2).

    http://wikiindonesia.org/wiki/Amputasihttp://wikiindonesia.org/wiki/Amputasi
  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    17/101

    Pengontrolan kadar gula darah secara teratur harus dilakukan untuk

    mencegah terjadinya komplikasi kronis, dan dengan pengontrolan yang teratur

    penderita diabetes mellitus dapat hidup secara normal(6). Pengontrolan diabetes

    mellitusyang baik dapat mengurangi komplikasi 20 sampai 30 %(7).

    Ada empat cara pengelolaan diabetes mellitus dalam mengontrol kadar gula

    darah yang dikenal dengan empat serangkai pengelolaan diabetes mellitus, yaitu

    edukasi, perencanaan makanan, latihan jasmani dan intervensi medis. Bila

    penderita diabetes mellitus taat dan disiplin serta mau berperilaku sehari-hari

    dengan baik dan mengikuti empat serangkai dalam pengelolaan diabetes mellitus,

    maka kualitas kesehatan penderita diabetes mellitus juga akan baik(8).

    Perilaku kesehatan adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus atau

    objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,

    makanan dan minuman serta lingkungan(9). Perilaku penderita diabetes mellitus

    dalam mengontrol kadar gula darahnya dipengaruhi oleh faktor pengetahuan,

    motivasi, kepercayaan dan sikap positif, tersedianya sarana dan prasarana yang

    diperlukan dan terdapat dorongan yang dilandasi kebutuhan yang dirasakan(9).

    Untuk terwujudnya sebuah perilaku pengontrolan kadar gula darah yang

    baik dari penderita diabetes mellitus dibutuhkan sebuah motivasi.

    Motivasi adalah suatu konstruk yang dimulai dari adanya need atau kebutuhan

    pada diri individu dalam bentuk energi aktif yang menyebabkan timbulnya

    dorongan dengan intensitas tertentu yang berfungsi mengaktifkan, memberi arah,

    dan membuat persisten (berulang-ulang) dari suatuperilakuuntuk memenuhi

    kebutuhan yang menjadi penyebab timbulnya dorongan itu sendiri(10).

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    18/101

    Motivasi penderita diabetes mellitus dalam mengontrol kadar gula darah

    terdiri dari dua jenis, yaitu motivasi intrinsik yang datangnya dari dalam diri

    individu itu sendiri, seperti kedisiplinan dalam diet, kepatuhan dan keteraturan

    dalam latihan fisik, teratur dalam berobat atau terapi medis dan keinginan untuk

    meningkatkan pengetahuan tentang penyakitnya dan motivasi ekstrinsik yang

    datangnya dari luar diri sendiri seperti dukungan keluarga, teman dekat, tokoh

    masyarakat, dukungan ekonomi dan dukungan petugas kesehatan(11).

    Penulis melakukan studi pendahuluan pada tanggal 12-14 Juni 2012 di

    Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka, hasil wawancara terhadap 10 orang

    penderita diabetes mellitus, 7 orang diantara mereka mangaku enggan datang ke

    Puskesmas untuk kontrol (cek) gula darah, hal tersebut disebabkan belum adanya

    keluhan terkait dengan gejala penyakit diabetes mellitus, mahalnya biaya

    pemeriksaan gula darah, lokasi yang jauh dan infrastruktur jalan yang rusak,

    malas pergi berobat karena sibuk dengan pekerjaan rutin dan tanpa gejala pasien

    merasa sembuh.

    Berdasarkan uraian di atas, angka penderita diabetes mellitus di wilayah

    kerja Puskesmas Panongan cenderung meningkat tiap tahunnya, dan angka

    kunjungan penderita diabetes mellitus ke Puskesmas untuk kontrol (cek) kadar

    gula darah secara teratur sangat rendah (25,3%), maka penulis tertarik untuk

    melakukan penelitian mengenai hubungan motivasi penderita diabetes mellitus

    dengan perilaku (mongontrol) kadar gula darah di Puskesmas Panongan

    Kabupaten Majalengka.

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    19/101

    1.2 Perumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

    dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut : Apakah ada

    hubungan antara motivasi penderita diabetes mellitus dengan perilaku

    (mengontrol) kadar gula darah di Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka

    tahun 2012 ?

    1.3 Tujuan

    1.3.1Tujuan Umum

    Untuk mengetahui hubungan motivasi penderita diabetes mellitus dengan

    perilaku (mengontrol) kadar gula darah di Puskesmas Panongan, Kabupaten

    Majalengka tahun 2012.

    1.3.2Tujuan Khusus

    1. Untuk mengetahui motivasi penderita diabetes mellitus mengontrol

    kadar gula darah di Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka tahun

    2012

    2. Untuk mengetahui perilaku penderita diabetes mellitus mengontrol

    kadar gula darah di Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka tahun

    2012

    3. Untuk menganalisis hubungan motivasi penderita diabetes mellitus

    dengan perilaku (mengontrol) kadar gula darah di Puskesmas Panongan

    Kabupaten Majalengka tahun 2012

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    20/101

    1.4 Ruang Lingkup Penelitian

    Karena keterbatasan waktu pada penelitian ini, variabel yang diteliti hanya

    motivasi penderita diabetes mellitus dan perilaku (mengontrol) kadar gula darah

    di Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka tahun 2012, dengan sasaran 142

    penderita diabetes mellitus tipe 2 yang tercatat dan berada di wilayah kerja

    Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka tahun 2011, menggunakan desain

    penelitian cross sectional.

    1.5 Kegunaan Penelitian

    1.5.1Guna Teoritis

    1. Bagi ilmu keperawatan

    Hasil penelitian bermamfaat sebagai sumber informasi dalam

    pengembangan ilmu keperawatan komunitas khususnya asuhan

    keperawatan keluarga dengan diabetes mellitus.

    2. Bagi institusi pendidikan

    Hasil penelitian bermanfaat sebagai sumber informasi dan

    pengembangan literatur bagi mahasiswa dan dapat menjadi bahan acuan

    untuk penelitian selanjutnya.

    3. Bagi peneliti lain

    Memberikan dasar pijakan untuk penelitian selanjutnya dalam

    meneliti motivasi dan perilaku penderita diabetes mellitus dalam

    mengontrol kadar gula darah.

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    21/101

    1.5.2Guna Praktis

    1. Bagi puskesmas

    Memberikan informasi faktual kepada Puskesmas Panongan

    tentang pentingnya motivasi bagi penderita diabetes mellitus dalam

    mengontrol kadar gula darah, sehingga dapat dijadikan acuan dalam

    pengelolaan penderita diabetes mellitus yang pada akhirnya dapat

    meningkatkan kunjungan penderita diabetes mellitus ke Puskesmas

    Panongan untuk kontrol (cek) kadar gula darah.

    2. Bagi perawat

    Dapat digunakan oleh perawat komunitas khususnya di Puskesmas

    Panongan sebagai bahan acuan dalam memberikan penyuluhan atau

    konseling kepada masyarakat khususnya penderita diabetes mellitus agar

    tetap memiliki motivasi yang tinggi untuk menjalani program

    pengendalian kadar gula darah secara teratur.

    3. Bagi responden

    Dapat memberikan informasi tentang pentingnya mengontrol kadar

    gula darah bagi penderita diabetes mellitus, dan dapat dijadikan bahan

    instrospeksi diri untuk meningkatkan motivasi dalam mengendalikan

    kadar gula darah.

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    22/101

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Konsep Diabetes Mellitus

    2.1.1 Pengertian Diabetes Mellitus

    Diabetes melitus merupakan suatu sindrom klinik yang khas ditandai oleh

    adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defisiensi atau penurunan efektifitas

    insulin. Gangguan metabolik ini mempengaruhi metabolisme dari karbohidrat,

    protein, lemak, air dan elektrolit. Gangguan metabolisme tergantung pada adanya

    kehilangan aktivitas insulin dalam tubuh dan pada banyak kasus akhirnya

    menimbulkan kerusakan selular, khususnya sel endotelial vaskular pada mata,

    ginjal dan susunan saraf(12).

    Diabetes mellitus adalah penyakit metabolik yang berlangsung kronik

    progesif, dengan manifestasi gangguan metabolik glukosa dan lipid, disertai

    komplikasi kronik sampai dengan kerusakan organ tubuh.Diabetes melitus tidak

    bisa disembuhkan, tetapi bisa dikurangi dan dikontrol kadar gula darahnya(1).

    Diabetes melitus merupakan penyakit kelainan metabolisme karbohidrat,

    lemak dan protein yang disebabkan kurangnya produksi hormon insulin oleh sel

    beta pankreas sehingga glukosa menumpuk di dalam darah kemudian

    menyebabkan kadar gula darah meningkat diatas normal.

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    23/101

    2.1.2 Glukosa Darah

    Glukosa merupakan bentuk paling sederhana dari molekul gula, yang

    merupakan produk akhir dari pencernaan karbohidrat dan bentuk dimana

    karbohidrat diserap dari usus ke dalam aliran darah. Terkadang orang

    menyebutnya gula anggur ataupun dekstrosa.

    Glukosa banyak dijumpai di alam, terutama pada buah-buahan, sayur-

    sayuran, madu, sirup jagung dan tetes tebu. Di dalam tubuh glukosa didapat dari

    hasil akhir pencernaan amilum, sukrosa, maltosa dan laktosa(6).

    Kriteria diagnostik diabetes mellitus berdasarkan kadar gula darah menurut

    Perkeni atau yang dianjurkan ADA (American Diabetes Association), yaitu bila

    terdapat salah satu atau lebih hasil pemeriksaan gula darah dengan kriteria sebagai

    berikut(14):

    1. Kadar gula darah sewaktu (plasma vena) lebih atau sama dengan 200 mg/dl

    2. Kadar gula darah puasa (plasma vena) lebih atau sama dengan 126 mg/dl

    3. Kadar glukosa plasma lebih atau sama dengan 200 mg/dl pada 2 jam sesudah

    beban glukosa 75 gram pada tes toleransi glukosa oral (TTGO).

    Tabel 2.1 Kadar Glukosa Sewaktu dan Puasa

    Kadar Glukosa Darah Sewaktu Bukan DM Belum Pasti DM DM

    Kadar glukosa darah sewaktu

    Plasma vena

    Kadar glukosa darah puasaPlasma vena

    Darah kapiler

    < 100

    < 90

    < 110

    < 90

    110-199

    90-199

    110-125

    90-109

    > 200

    > 200

    > 126

    > 110

    Sumber : (14)

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    24/101

    2.1.3 Etiologi dan Patofisiologi

    Etiologi dan patofisiologi dari diabetes mellitus dapat dijelaskan sebagai

    berikut :

    1. Etiologi

    Penyebab diabetes mellitus adalah kurangnya produksi dan ketersediaan

    insulin dalam tubuh yang mencukupi, maka tidak dapat bekerja secara normal

    atau terjadinya gangguan fungsi insulin. Insulin berperan utama dalam

    mengatur kadar glukosa dalam darah, yaitu 60-120 mg/dl waktu puasa dan

    dibawah 140 mg/dl pada dua jam sesudah makan (orang normal)(13).

    Kekurangan Insulin disebabkan karena terjadinya kerusakan sebagian

    kecil atau sebagian besar dari sel-sel beta pulau langerhans dalam kelenjar

    pankreas yang berfungsi menghasilkan insulin. Ada beberapa faktor yang

    menyebabkan diabetes mellitus sebagai berikut :

    1) Genetik atau faktor keturunan

    Diabetes mellitus cenderung diturunkan atau diwariskan, bukan

    ditularkan. Anggota keluarga penderita diabetes mellitus memiliki

    kemungkinan lebih besar terserang penyakit ini dibandingkan dengan

    anggota keluarga yang tidak menderita diabetes mellitus. Para ahli

    kesehatan juga menyebutkan diabetes mellitus merupakan penyakit yang

    terpaut kromosom seks. Biasanya kaum laki-laki menjadi penderita

    sesungguhnya, sedangkan kaum perempuan sebagai pihak yang

    membawa gen untuk diwariskan kepada anak-anaknya(12).

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    25/101

    2) Virus dan bakteri

    Virus yang menyebabkan diabetes mellitus adalah rubella, mumps,

    dan human coxsackievirus B4. Diabetes mellitus akibat bakteri masih

    belum bisa dideteksi. Namun, para ahli kesehatan menduga bakteri cukup

    berperan menyebabkan diabetes mellitus(12).

    3) Bahan toksin atau beracun

    Ada beberapa bahan toksik yang mampu merusak sel beta secara

    langsung, yakni allixan, pyrinuron (rodentisida), streptozotocin (produk

    dari sejenis jamur)(12).

    4) Asupan makanan

    Diabetes mellitus dikenal sebagai penyakit yang berhubungan

    dengan asupan makanan, baik sebagai faktor penyebab maupun

    pengobatan. Asupan makanan yang berlebihan merupakan faktor risiko

    pertama yang diketahui menyebabkan diabetes mellitus. Salah satu

    asupan makanan tersebut yaitu asupan karbohidrat. Semakin berlebihan

    asupan makanan semakin besar kemungkinan terjangkitnya diabetes

    mellitus(12).

    5) Obesitas

    Retensi insulin paling sering dihubungkan dengankegemukan atau

    obesitas. Pada kegemukan atau obesitas, sel-sel lemak juga ikut gemuk

    dan sel seperti ini akan menghasilkan beberapa zat yang digolongkan

    sebagai adipositokin yang jumlahnya lebih banyak dari keadaan pada

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    26/101

    waktu tidak gemuk. Zat-zat itulah yang menyebabkan resistensi terhadap

    insulin(12).

    2. Patofisiologi

    Pengolahan bahan makanan dimulai di mulut kemudian ke lambung dan

    selanjutnya ke usus. Di dalam saluran pencernaan itu makanan di pecah

    menjadi bahan dasar dari makanan itu. Karbohidrat menjadi glukosa, protein

    menjadi asam amino, dan lemak menjadi asam lemak. Ketiga zat makan itu

    akan diserap oleh usus dan kemudian masuk ke dalam pembuluh darah dan

    diedarkan keseluruh tubuh untuk dipergunakan oleh organ-organ didalam

    tubuh sebagai bahan bakar.

    Supaya dapat berfungsi sebagai bahan bakar, zat makanan itu harus

    masuk dulu ke dalam sel supaya dapat diolah. Di dalam sel, zat makan

    terutama glukosa dibakar melalui proses kimia yang rumit, yang hasil

    akhirnya adalah timbulnya energi. Proses ini disebut metabolisme. Dalam

    proses metabolisme itu insulin memegang peran yang sangat penting yaitu

    bertugas memasukkan glukosa ke dalam sel, untuk selanjutnya dapat

    dipergunakan sebagai bahan bakar. Insulin ini adalah suatu zat atau hormon

    yang dikeluarkan oleh sel beta di pankreas(12)

    .

    Pada diabetes mellitus tipe 2 jumlah insulin normal, malah mungkin lebih

    banyak tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat pada permukaan sel yang

    kurang. Reseptor insulin ini dapat diibaratkan sebagai lubang kunci pintu

    masuk ke dalam sel. Pada keadaan tadi lubang kuncinya yang kurang, hingga

    meskipun anak kuncinya (insulin) banyak, tetapi karena lubang kuncinya

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    27/101

    (reseptor) kurang, maka glukosa yang masuk sel akan sedikit, sehingga sel

    akan kekurangan bahan bakar (glukosa) dan glukosa di dalam pembuluh

    darah meningkat(12).

    Efek samping insulin adalah penambahan berat badan yang mungkin

    diduga karena tiga penyebab(12):

    1) Insulin diketahui memiliki efek anabolik (pembentukan tubuh).

    2) Ketika kontrol terdapat glisemia yang baik mulai dicapai karena adanya

    terapi insulin, sedikit gula yang hilang didalam urin.

    3) Pengobatan insulin membuat orang merasa lebih baik.

    2.1.4Faktor Risiko Diabetes Mellitus

    Faktor yang menyebabkan seseorang memiliki resiko terkena diabetes

    melitus lebih tinggi, yaitu(13):

    1. Kurangnya olah raga

    2. Rendahnya berat badan bayi yang lahir karena tidak memadainya asupan gizi

    pada janin selama tahap perkembangan, terutama jika ibu bayi memiliki

    kelebihan berat badan dalam hidupnya.

    3. Kurang mengkonsumsi serat

    4. Kegemukan

    5. Pola makan yang salah

    6. Minum obat yang dapat menaikan kadar glukosa darah

    7. Stres

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    28/101

    2.1.5Gejala Diabetes Mellitus

    Gejala dan tanda diabetes mellitus dapat dikelompokkan menjadi gejala akut

    dan kronik, yaitu(13):

    1. Gejala akut

    Gejala diabetes mellitus dari penderita satu dengan lainnya tidak selalu

    sama. Gejala tersebut dibawah ini adalah gejala yang pada umumnya timbul

    dengan tidak mengurangi kemungkinan adanya variasi gejala yang lain, bahkan

    ada penderita diabetes mellitus yang tidak menunjukan gejala apapun sampai

    pada saat tertentu.

    Pada permulaan gejala yang timbul sering disebut 3P yaitu polifagia

    (banyak makan), polidipsi (banyak minum) dan poliuria (sering kencing).

    Dalam fase ini biasanya penderita menujukan berat badan yang terus

    bertambah (gemuk) karena pada saat ini jumlah insulin masih mencukupi.

    2. Gejala kronik

    Penderita diabetes mellitus tidak menunjukkan gejala akut

    (mendadak) tapi penderita menunjukkan gejala sesudah beberapa bulan atau

    beberapa tahun mengidap penyakit diabetes mellitus. Gejala kronik yang sering

    timbul antara lain kesemutan, kulit terasa panas, tebal dikulit, kram, mudah

    mengantuk, pada wanita akan gatal disekitar kemaluan, kemampuan seksual

    menurun dan bisa impoten sedangkan untuk ibu hamil sering mengalami

    keguguran atau kematian janin dalam kandungan dengan bayi berat lahir lebih

    dari 4 kg.

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    29/101

    2.1.6Komplikasai Diabetes Mellitus

    Komplikasi diabetes mellitus dapat muncul secara akut maupun kronik,

    yaitu timbul beberapa bulan atau beberapa tahun setelah mengidap penyakit

    diabetes mellitus(13).

    Komplikasi akut yang sering timbul adalah hipoglikemia dan koma diabetik.

    Hipoglikemia adalah gejala yang timbul akibat tubuh kekurangan glukosa, dengan

    tanda-tanda : rasa lapar, gemetar, keringat dingin, pusing. Berlawanan dengan

    koma hiperglikemik, koma diabetik ini timbul karena kadar gula darah dalam

    tubuh semakin tinggi, dan biasanya lebih dari 600 mg/dl. Gejala koma diabetik

    adalah nafsu makan menurun, banyak minum, banyak kencing, mual dan muntah,

    napas menjadi cepat dan berbau aseton, sering disertai panas karena terjadi

    infeksi(13).

    Komplikasi kronik yang sering timbul adalah bila penderita lengah,

    komplikasi diabetes mellitus dapat menyerang seluruh alat tubuh, mulai rambut

    sampai ujung kaki termasuk semua alat tubuh di dalamnya. Sebaliknya,

    komplikasi tersebut tidak akan muncul jika perawatan diabetes mellitus

    dilaksanakan dengan tertib dan teratur(13).

    2.1.7Pencegahan Penyakit Diabetes Mellitus

    Ada 10 cara untuk mencegah atau memerangi komplikasi diabetes mellitus,

    yang dikenal SINDROM 10 = GULOH-SISAR(13), yaitu :

    1. G (gula)

    Batasi penggunaan gula, makanan dan minuman yang terlalu manis.

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    30/101

    2. U (Urat = asam urat)

    Batasi makanan yang banyak mengandung Purin, karena purin dapat

    menimbulkan hiperurisemia dengan efek samping antara lain mudah timbul

    agresi trombosit (penggumpalan darah) yang dapat memacu timbulnya

    ateroklerosis atau penyempitan pembuluh darah, misalnya : jeroan, alkohol,

    sarden, burung dara, unggas, kaldu dan emping

    3. L (lemak atau Lipid)

    Usahakan mencapai desirable lipid triad (kolesterol total, trigliserida,

    kolesterol-HDL), atau cegah untuk terjadinya dislipidemia (Kadar lemak

    darah yang tidak normal) dengan cara menghindari makanan yang banyak

    mengandung lemak dan budayakan untuk makan sayur dan buah-buahan

    setiap hari

    4. O (obesitas)

    Cegah kegemukan atau gizi yang berlebih atau obesitas, termasuk

    penurunan 5 hingga 7 persen dari berat badan total dapat menurunkan resiko

    terkena diabetes tipe 2 sebesar 60 %.

    5. S (Sigaret)

    Hindari atau berhenti merokok.

    6. H (Hipertensi)

    Cegahlah konsumsi garam yang berlebihan.

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    31/101

    7. I (Inaktifitas)

    Lakukan olahraga teratur setiap hari untuk menghilangkan kalori sekitar

    300kkl atau 2000 kkal/minggu, atau jalan kaki sekitar 30 menit dalam sehari,

    lima hari dalam seminggu.

    8. S (Stress)

    Usahakan tidur nyenyak minimal 6 jam sehari agar dapat meredam

    stress.

    9. A (alkohol)

    Hindari atau berhenti minum alkohol.

    10. R (Reguler Check Up)

    Lakukan check upsecara teratur tanpa menunggu timbulnya gejala, baik

    yang sakit atau yang normal, terutama dilakukan untuk umur diatas 40 tahun.

    2.1.8Klasifikasi Diabetes Mellitus

    Diabetes mellitus dapat diklasifikasikan berdasarkan kelompoknya sebagai

    berikut :

    1. Kelompok berdasarkan pola makan

    1) Jenis DM yang menjangkit wilayah dengan penduduk yang berpola

    makan dan berpola hidup modern dan tradisional.

    2) Jenis DM yang disebabkan kekurangan makan (malnutrition) ada di

    daerah yang kekurangan pangan(13).

    2. Kelompok berdasarkan klinis atau medis

    1) Diabetes mellitus (DM)

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    32/101

    (1) DM tipe I atau DMTI (Diabetes Mellitus Tergantung Insulin)

    (2) DMTTI (Diabetes Mellitus Tidak Tergantung Insulin)

    (3) DMTM (Diabetes Mellitus Terkait Malnutrisi)

    (4) Diabetes Mellitus yang behubungan atau sindrom tertentu.

    2) Gangguan toleransi glukosa

    Gangguan ini terjadi pada kelompok tidak gemuk, gemuk dan

    berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu.

    3) Diabetes mellitus pada kehamilan (Gestional/DM)

    Ganggun ini baru terjadi pada seseorang setelah hamil. Sebelumnya

    kadar glukosa darah dalam keadaan normal(13).

    3. Kelompok berdasarkan resiko tinggi

    1) Toleransi glukosa pernah abnormal.

    2) Kedua orang tua mengidap DM.

    3) Pernah melahirkan bayi dengan berat badan 4 kg(13).

    2.1.9Penatalaksanaan Diabetes Mellitus

    Penatalaksanaan diabetes mellitus dalam rangka mengendalikan kadar gula

    darah adalah sebagai berikut :

    1. Pengaturan diet diabetes mellitus

    Tujuan diet diabetes mellitus adalah membantu pasien agar memperbaiki

    kebiasaan makan untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik

    dengan cara(6):

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    33/101

    1) Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendekati normal dengan

    menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin dengan obat penurunan

    glukosa oral dan aktifitas fisik.

    2) Memberi cukup energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan

    yang normal.

    3) Menghindari atau menanganin komplikasi atau pasien yang menggunakan

    insulin seperti hipoglikemia

    4) Meningkatkan derajat kesehatan sacara keseluruhan melalui gizi yang

    optimal.

    Sedangkan tujuan diet lainya(13):

    1) Mencapai dan kemudian mempertahankan kadar glukosa darah mendekati

    normal

    2) Mencapai dan mempertahankan lipid mendekati normal

    3) Mencapai dan mempertahankan berat badan agar selalu dalam batas-batas

    yang memadai atau berat badan idaman 10%

    4) Mencegah komplikasi angkut dan kronik

    5) Meningkatkan kualitas hidup

    Pengaturan makan (diet) merupakan kunci pengendalian diabetes

    mellitus, khususnya yang tergolong NIDDM yang harus diupayakan

    seterusnya. Suatu pendapat yang keliru yang menganggap bahwa kalau sudah

    mendapat obat anti diabetes mellitus berarti makan boleh bebas.

    Dengan pengaturan makan dapat diupayakan sedemikian rupa sehingga

    kegemukan dapat dikurangi. Dengan demikian kepekaan sel terhadap kerja

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    34/101

    insulin meningkat, kadar gula darah dapat menurun. Dalam waktu singkat saja

    sudah dapat mengurangi gejala-gejala meskipun berat badan belum

    terpengaruh. Disamping itu dengan berkurangnya kegemukan akan mengurangi

    faktor resiko komplikasi menahun. Dalam menyusun pengaturan makan ada

    beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain :

    1) Kebutuhan kalori

    Kebutuhan kalori sesuai untuk mencapai dan mempertahankan berat

    badan ideal. Komposisi energi adalah 60-70 % dari karbohidrat, 10-15 %

    dari protein dan 2025 % dari lemak.

    Ada beberapa cara untuk menentukan jumlah kalori yang dibutuhkan

    penderita diabetes mellitus. Diantaranya adalah dengan memperhitungkan

    berdasar kebutuhan kalori basal yang besarnya 25-30 kalori / kg BB ideal,

    ditambah atau dikurangi tergantung dari beberapa faktor yaitu :

    (1)Jenis kelamin

    Kebutuhan kalori pada wanita lebih kecil dari pada pria, untuk

    itu dapat dipakai angka 25 kal/kg BB untuk wanita dan angka 30 kal /

    kg BB untuk pria.

    (2)Umur

    Penurunan kebutuhan kalori diatas 40 tahun harus dikurangi 5 %

    untuk tiap dekade antara 4059 tahun, sedangkan antara 60-69 tahun

    dikurangi 10 % dan diatas 70 tahun dikurangi 20 %.

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    35/101

    (3)Aktifitas fisik

    Jenis aktifitas yang berbeda membutuhkan kalori yang berbeda

    pula.

    (4)Kehamilan dan laktasi

    Pada permulaan kehamilan diperlukan tambahan 150 kalori per

    hari dan pada trimester 2 dan 3 diperlukan tambahan 350 kalori per

    hari. Pada waktu laktasi diperlukan tambahan sebanyak 550 kalori per

    hari.

    (5)Adanya komplikasi

    Infeksi, trauma atau operasi yang menyebabkan kenaikan suhu

    memerlukan tambahan kalori sebesar 13 % untuk tiap kenaikan 1

    derajat celcius.

    (6)Berat badan

    Bila kegemukan atau terlalu kurus, dikurangi atau ditambah

    sekitar 20-30 % tergantung kepada tingkat kegemukan atau

    kekurusan.

    2) Daftar bahan makanan penukar

    Daftar bahan makanan penukar adalah suatu daftar nama bahan

    makanan dengan ukuran tertentu dan dikelompokkan berdasarkan

    kandungan kalori, protein, lemak dan hidrat arang. Setiap kelompok bahan

    makanan dianggap mempunyai nilai gizi yang kurang lebih sama.

    Dikelompokkan menjadi 7 kelompok bahan makanan yaitu :

    (1) Golongan 1 : bahan makanan sumber karbohidrat

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    36/101

    (2) Golongan 2 : bahan makanan sumber protein hewani

    (3) Golongan 3 : bahan makanan sumber protein nabati

    (4) Golongan 4 : sayuran

    (5) Golongan 5 : buahbuahan

    (6) Golongan 6 : minyak

    (7) Golongan 7 : makanan tanpa kalori

    3) Pola diet

    Pola diet pada pasien diabetes mellitus yaitu :

    (1) Kurang energi

    Jumlah energi disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi,

    umur, stress akut dan kegiatan jasmani untuk mencapai dan

    mempertahankan berat badan ideal.

    (2) Kurangi lemak

    Makanan lemak tinggi dapat meningkatkan kadar kolesterol dan

    membuat kerja insulin menjadi tidak efisien. Menurut ADA atau

    EASD bahwa asupan makanan lemak jangan lebih dari 30 % dan

    kolesterol kurang dari 300 mg/hari.

    (3) Karbohidrat

    Hasil penelitian menunjukan bahwa diabetes mellitus makin

    meningkat sesuai dengan cara hidup modern yang memicu cara hidup

    kebarat-baratan yaitu dengan meningkatnya refined carbohydrate

    terutama dikota besar, karbohidrat jenis itu terdapat pada bakeri

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    37/101

    seperti cake, roti halus cepat sekali diserap dan akan meningkatkan

    kadar glukosa darah.

    (4) Pemanis

    Makanan yang manis tidak seluruhnya dari gula pasir atau gula

    buah yang sederhana, kombinasinya dengan protein, lemak dan

    karbohidrat dapat memperlambat penyerapan gula sederhana.

    (5) Serat

    Menurut ADA pasien diabetes mellitus untuk konsumsi seratnya

    30-40 gr/hari dan serat pada diabetes mellitus lebih banyak berasal

    dari sayur-sayuran yang mengandung lebih banyak serat tak larut

    dibanding serat yang berasal dari buah-buahan.

    2. Olah raga

    Manfaat olah raga bagi diabetes adalah penurunan kadar glukosa darah

    karena terjadi peningkatan penggunaan glukosa oleh otot yang aktif, mencegah

    kegemukan, berperan dalam mengatasi kemungkinan terjadinya komplikasi.

    Keadaan-keadaan ini dapat mengurangi resiko penyakit jantung koroner (PJK)

    dan meningkatkan kualitas hidup diabetesi serta memberikan keuntungan

    secara psikologis(15)

    .

    3. Obat antidiabetika oral

    Ada tiga jenis obat anti diabetes yang ada di Indonesia (13), yaitu sebagai

    berikut :

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    38/101

    (1) Tipe 1 (Short Acting)

    Jenis obat ini memiliki paruh waktu sekitar 4 jam, daya kerjanya

    cepat, diberikan 1-3 kali sehari (pagi siang sore), yang termasuk

    kelompok ini adalah restinon, orinase, nadisan, dymelors.

    (2) Tipe 2 (Intermediate Acting)

    Memiliki paruh waktu antara 5-8 jam, diberikan 1-2 kali sehari (pagi

    dan siang jangan pagi dan sore) apabila diberikan cukup sekali sehari,

    berikanlah pada pagi hari saja. Termasuk golongan ini adalah golongan

    glibenclamid (euglukon, daonil), golongan gliclazide (diamicron),

    golongan gliquidone (glurenorm) dan golongan glipizide (minidiab).

    (3) Tipe 3 (Long Acting)

    Mempunyai paruh waktu antara 24-36 jam, diberikan sekali saja

    setiap pagi jangan diberikan dalam dosis terbaru.

    4. Pemeriksaan (check up)

    Pemeriksaan atau check upyang harus dilakukan oleh penderita diabetes

    mellitus ada 3, yaitu(13):

    1) Pemeriksaan fisik lengkap yang meliputi kesehatan umum seperti berat

    badan, tekanan darah dan sebagainya.

    2) Pemeriksaan laboratorium yang meliputi pemeriksaan gula darah puasa,

    pemeriksaan gula darah 2 jam setelah makan, urine lengkap, lemak

    (kolesterol HDL, LDL dan trigliserida), ureum dan kreatinin.

    3) Pemeriksaan spesialisasi antara lain pemeriksaan mata, syaraf dan jantung.

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    39/101

    2.2 Konsep Motivasi

    2.2.1 Pengertian

    Motivasi adalah suatu konstruk yang dimulai dari adanya need atau

    kebutuhan pada diri individu dalam bentuk energi aktif yang menyebabkan

    timbulnya dorongan dengan intensitas tertentu yang berfungsi mengaktifkan,

    memberi arah, dan membuat persisten (berulang-ulang) dari suatuperilakuuntuk

    memenuhi kebutuhan yang menjadi penyebab timbulnya dorongan itu sendiri(10).

    Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan

    sesuatu. Motivasi juga dapat diartikan sebagai perasaan atau pikiran yang

    mendorong seseorang melakukan atau menjalankan kekuasaan terutama dalam

    berperilaku(16).

    2.2.2 Teori-teori Motivasi

    Terdapat beberapa teori yang menjelaskan tentang motivasi yang dapat

    dikelompokan sebagai berikut(10):

    1. Teori kepuasan (content theory)

    Yaitu pendekatannya atas faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan

    individu yang menyebabkan bertindak dan berperilaku dengan cara tertentu.

    Teori yang memusatkan pada faktor dalam diri orang yang menguatkan,

    mengarahkan, mendukung dan menghentikan perilakunya, yang memotivasi

    semangat seseorang untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan.

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    40/101

    2. Teori motivasi proses (process theory)

    Yaitu merupakan proses sebab akibat bagaimana seseorang bekerja

    serta hasil apa yang diperolehnya. Jika bekerja baik saat ini, maka hasilnya

    akan diperoleh baik di hari esok. Jadi hasi yang diperolehnya tercermin dalam

    bagaimana proses kegiatan yang dilakukan seseorang, hasil hari ini

    merupakan kegiatan hari kemarin. Teori motivasi proses ini meliputi teori

    harapan, teori keadilan dan teori pengukuhan.

    2.2.3 Faktor Motivasi

    Orang-orang tidak hanya berbeda dalam kemampuan untuk berbuat, akan

    tetapi juga berbeda dalam kemauan untuk berbuat atau motivasi. Motivasi

    seseorang tergantung kepada kekuatan motif mereka. Motif kadang-kadang

    didefinisikan sebagai kebutuhan, keinginan, dorongan atau gerak hati dalam

    individu(17).

    Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi manusia untuk berperilaku

    adalah sebagai berikut(18):

    1. Jenis kelamin

    Tingkah laku antara pria dan wanita mempunyai perbedaan, hal ini

    terjadi karena pengaruh hormonal, struktur fisik maupun norma pembagian

    tugas. Oleh karena itu pria cenderung lebih termotivasi melakukan sesuatu

    karena fisik yang kuat(18). Jenis kelamin merupakan aspek identitas yang

    sangat berarti, wanita dan pria mempunyai pengalaman yag berbeda tentang

    pembentukan identitas jenis kelamin. Identitas jenis kelamin terbentuk sekitar

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    41/101

    usia tiga tahun. Anak laki-laki dan perempuan mulai mengenal tingkah laku

    dan ciri-ciri kepribadian yaang sesuai bagi masing-masing jenis

    kelaminnya(19).

    Wanita dan pria mempunyai perbedaan secara psikologis dimana wanita

    lebih emosional daripada pria karena wanita lebih mudah tersinggung, mudah

    terpengaruh, sangat peka, menonjolkan perasaan, dan mudah meluapkan

    perasaan. Sementara pria tidak emosional, sangat objektif, tidak mudah

    terpengaruh, mudah memisahkan antara pikiran dan perasaan sehingga

    terkadang kurang peka dan mampu memendam perasaannya(19).

    2. Lingkungan

    Lingkungan adalah sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan

    fisik, biologis, maupun lingkungan sosial. Lingkungan sangat berpengaruh

    terhadap tingkah laku manusia.

    3. Pendidikan

    Pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan dan segala bentuk

    interaksi individu dengan lingkungannya, baik secara formal maupun

    informal. Hasil dari proses belajar adalah seperangkat perubahan tingkah

    laku. Seseorang yang berpendidikan tinggi tingkah lakunya akan berbeda.

    4. Pengetahuan

    Besar kecilnya pengetahuan yang dimiliki seseorang akan berpengaruh

    pada tingkah lakunya.

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    42/101

    5. Kebudayaan

    Kebudayaan antar daerah berbeda-beda dan ini sangat berpengaruh pada

    tingkah lakunya.

    6. Sosial ekonomi

    Lingkungan sosial ekonomi sangat berpengaruh terhadap tingkah laku

    seseorang. Keadaaan ekonomi keluarga yang relatif mencukupi akan mampu

    manyediakan fasilitas dan kebutuhan untuk keluarganya. Sehingga pasien

    yang mempunyai tingkat sosial ekonomi tinggi akan mempunyai motivasi

    yang berbeda dengan pasien yang tingkat sosial ekonominya rendah.

    Pernyataan lain tentang faktor yang mempengaruhi motivasi adalah

    kepribadian, sikap, pengalaman, cita-cita atau harapan, dorongan orang tua,

    saudara dan lingkungan sekitar. Sebenaarnya kedua pernyataan diatas saling

    mendukung hanya saja pernyataan yang pertama tadi sudah diklasifikasikan untuk

    pengaruh internal dan eksternal. Dari kedua pernyataan tersebut ada komponen

    yang belum dijelaskan yaitu sikap, harapan, dan dorongan keluarga sebagai

    berikut(9):

    1. Sikap

    Sikap merupakan penilaian terhadap stimulus atau obyek, sehingga

    seseorang tersebut akan menilai atau bersikap enggan terhadap stimulus

    tersebut. Sikap sering diperoleh dari pengalaman diri sendiri maupun orang

    lain.

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    43/101

    2. Harapan

    Harapan merupakan kemungkinan yang dilihat untuk memenuhi

    kebutuhan tertentu dari seorang individu yang di dasarkan atas pengalaman

    yang telah lampau, baik pengalaman dari sendiri maupun dari orang lain.

    3. Dukungan keluarga

    Dukungan keluarga itu merupakan dukungan-dukungan sosial yang

    dipandang oleh anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses untuk

    keluarga (dukungan sosial bisa atau tidak digunakan, tapi anggota keluarga

    memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap memberikan

    pertolongan dan bantuan jika diperlukan).

    2.2.3 Motivasi Dalam Penyakit Diabetes Mellitus

    Dalam penyembuhan penyakit DM dibutuhkan motivasi dan pemberdayaan

    diri agar menghasilkan rasa percaya diri, berpikir positif dan bijak sehingga dapat

    terwujud sebuah perilaku aktif terhadap pengelolaan penyakit diabetes mellitus.

    Ada 4 kategori motivasi dalam hal mengontrol kadar gula darah (11):

    1. Kategori pertama

    Keadaan yang ideal, mengetahui motivasi kita yang sebenarnya dan

    tindakan/perilaku kita sesuai dengan motivasi kita (Saya tahu apa yang saya

    mau dalam mengontrol kadar gula darah).

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    44/101

    2. Kategori kedua

    Kita tahu motivasi kita yang sebenarnya namun oleh karena berbagai

    macam hal, tindakan atau perilaku kita tidak sesuai (saya tahu tetapi sulit

    untuk mengontrol kadar gula darah).

    3. Kategori ketiga

    Kita tidak tahu motivasi kita yang sebenarnya, yang kita pikirkan hanya

    proses tindakannya saja, yang penting tindakanya tidak negatif. (saya dapat

    bertindak apa saja dalam mengontrol kadar gula darah asalkan benar dan

    tidak negatif).

    4. Kategori keempat

    Kita tidak tahu motivasi kita sebenarnya sehingga tindakan atau perilaku

    kita pasti salah (saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dalam

    mengontrol gula darah).

    2.3 Konsep Perilaku

    2.3.1 Pengertian

    Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau

    aktivitas organisme yang bersangkutan. Perilaku manusia pada hakikatnya adalah

    suatu aktivitas pada manusia itu sendiri. Perilaku adalah semua kegiatan atau

    aktifitas organisme tersebut, baik yang dapat diamati secara langsung atau tidak

    langsung(20).Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus

    (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    45/101

    stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon, maka

    teori skiner disebut teori S - O - Ratau Stimulus Organisme Respon. Skiner

    membedakan adanya dua respons, yaitu(20):

    1. Respondent respons atau reflexsive

    Yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsanganrangsangan (stimulus)

    tertentu. Stimulus semacam ini disebut electing stimulation karena

    menimbulkan respon-respon yang relatif tetap. Misalnya : makanan yang

    lezat menimbulkan keinginan untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata

    tertutup, dan sebagainya. Respondent respons ini juga mencakup perilaku

    emosinal misalnya mendengar berita musibah menjadi sedih atau menangis,

    lulus ujian meluapkan kegembiraannya dengan mengadakan pesta, dan

    sebagainya.

    2. Operant respons atau instrumental respons

    Yakni respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh

    stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing

    stimulation atau reinforce, karena memperkuat respon. Misalnya apabila

    seorang petugas kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik (respon

    terhadap uraian tugasnya atau job skripsi) kemudian memperoleh

    penghargaan dari atsannya (stimulus baru), maka petugas kesehatan tersebut

    akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya.

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    46/101

    2.3.2 Bentuk Perilaku

    Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus, maka perilaku dapat

    dibedakan menjadi dua :

    1. Bentuk pasif

    Adalah respons internal, yaitu respon yang terjadi didalam diri manusia

    dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain (Covert behaviour),

    respons atau reaksi terhadap stimulus masih terbatas pada perhatian, persepsi,

    pengetahuan/kesadaran dan sikap. Misalnya seorang ibu tahu bahwa

    imunisasi itu dapat mencegah suatu penyakit tertentu, meskipun ibu tersebut

    tidak membawa anaknya ke puskesmas untuk diimunisasi.

    2. Bentuk aktif

    Yaitu respons seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata

    atau terbuka. Respons terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk

    tindakan atau praktik, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh

    orang lain (Overt behaviour). Misalnya pada contoh di atas, si ibu sudah

    membawa anaknya ke Puskesmas atau fasilitas kesehatan lain untuk

    imunisasi.

    2.3.3 Perilaku Kesehatan

    Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang (organisme)terhadap

    stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan

    kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan. Perilaku kesehatan dapat

    diklasifikasikan menjadi 3 kelompok(20):

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    47/101

    1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (Health maintanance)

    Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau

    menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana

    sakit. Perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek, yaitu :

    1) Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan

    (health promotion behavior), misalnya makan makanan yang bergizi, olah

    raga, dan sebagainya.

    2) Perilaku pencegahan penyakit (health prevention behavior) adalah respons

    untuk melakukan pencegahan penyakit, misalnya : tidur memakai kelambu

    untuk mencegah gigitan nyamuk malaria, imunisasai, dan sebagainya.

    Termasuk juga perilaku untuk tidak menularkan penyakit kepada orang

    lain.

    3) Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (health

    seekingbehavior) yaitu perilaku untuk melakukan atau mencari

    pengobatan, misalnya usaha-usaha mengobati sendiri penyakitnya, atau

    mencari pengobatan ke fasilitas-fasikitas kesehatan modern

    (puskesmas, mantri, dokter praktek, dan sebagainya), maupun ke fasilitas

    kesehatan tradisional (dukun, sinshe, dan sebagainya)

    4) Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan (health rehabilitation

    behavior) yaitu perilaku yang berhubungan dengan usaha-usaha pemulihan

    kesehatan setelah sembuh dari suatu penyakit. Misalnya melakukan diet,

    mematuhi anjuran-anjuran dokter dalam rangka pemulihan kesehatan.

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    48/101

    2. Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan

    Adalah respons seseorang terhadap sistem pelayanan kesehatan baik

    sistem pelayanan kesehatan modern maupun tradisional. Perilaku ini

    menyangkut respons terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas

    kesehatan, dan obat-obatannya, yang terwujud dalam pengetahuan, persepsi,

    sikap dan penggunaan fasilitas, petugas, dan obat-obatan.

    3. Perilaku terhadap makanan (nutrition behavior)

    Yakni respon seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi

    kehidupan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktik kita

    terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung didalamnya (zat gizi),

    pengelolaan makanan, dan sebagainya sehubungan kebutuhan tubuh kita.

    4. Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (enviromental health behavior)

    Adalah respons seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan

    kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini seluas lingkup kesehatan lingkungan

    itu sendiri. Perilaku ini antara lain mencakup :

    1) Perilaku sehubungan dengan air bersih, termasuk didalamnya komponen,

    manfaat, dan penggunaan air bersih untuk kepentingan kesehatan.

    2) Perilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor, yang menyangkut

    segi-segi higiene, pemeliharaan, teknik, dan penggunaannya.

    3) Perilaku sehubungan dengan limbah, baik limbah padat maupun limbah

    cair, termasuk didalamnya sistem pembuangan sampah dan air limbah

    yang sehat, serta dampak pembuangan limbah yang tidak baik.

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    49/101

    4) Perilaku sehubungan dengan rumah yang sehat, yang meliputi ventilasi,

    pencahayaan, lantai, dan sebagainya.

    5) Perilaku sehubungan dengan pembersihan sarang-sarang nyamuk

    (vektor), dan sebagainya.

    2.3.4 Determinan Perilaku

    Perilaku merupakan bentuk respon dari stimulus (rangsangan dari luar). Hal

    ini berarti meskipun bentuk stimulusnya sama namun bentuk respon akan berbeda

    dari setiap orang. Faktor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus

    disebut determinan perilaku(20).

    Faktor penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi karena

    perilaku manusia merupakan resultan dari berbagai faktor, baik internal maupun

    eksternal (lingkungan). Perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi dari

    berbagai gejala kejiwaan, yaitu pengetahuan, keinginan, kehendak, minat,

    motivasi, persepsi dan sikap(20).

    Sedangkan gejala kejiwaan tersebut juga ditentukan atau dipengaruhi oleh

    berbagai faktor, yaitu faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik dan sosial

    budaya masyarakat(20)

    .

    2.3.5 Strategi Perubahan Perilaku

    Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku menurut WHO

    dikelompokan menjadi tiga(18):

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    50/101

    1. Menggunakan kekuatan/kekuasaan atau dorongan

    Perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran atau masyarakat sehingga

    ia mau berperilaku seperti yang diharapkan. Cara ini dapat ditempuh misalnya

    degan adanya peraturan/undang-undang yg harus dipatuhi masyarakat. Cara ini

    menghasilkan perilaku yang cepat, tetapi belum tentu berlangsung lama, karena

    belum/tidak didasari kesadaran sendiri.

    2. Pemberian informasi

    Pemberian informasi tentang cara-cara mencapai hidup sehat, cara

    pemeliharaan kesehatan, dan lain-lain akan meningkatkan pengetahuan

    masyarakat. Perubahan perilaku degan cara ini memakan waktu lama, tetapi

    perubahan yang dicapai bersifat langgeng karena didasari oleh kesadaran

    mereka sendiri (bukan karena paksaan).

    3. Diskusi partisipasi

    Sebagai peningkatan cara yang kedua di atas. Masyarakat tidak hanya

    pasif, tapi harus aktif berpartisipasi melalui diskusi-diskusi tentang informasi

    yang diterimanya. Cara ini membutuhkan waktu lebih lama dari cara kedua.

    2.4 Konsep Hubungan Motivasi dan Perilaku

    Motivasimerupakan suatu tenaga yang terdapat dalam diri manusia yang

    menimbulkan, mengarahkan dan mengorganisasi tingkah laku (Perilaku). Perilaku

    ini timbul karena adanya dorongan faktor internal dan faktor eksternal. Perilaku

    dipandang sebagai reaksi atau respons terhadap suatu stimulus.

    http://www.duniapsikologi.com/pengertian-motivasi/http://www.duniapsikologi.com/pengertian-motivasi/http://www.duniapsikologi.com/pengertian-motivasi/
  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    51/101

    Woodhworth mengungkapkan bahwa perilaku terjadi karena adanya

    motivasi atau dorongan (drive) yang mengarahkan individu untuk bertindak sesuai

    dengan kepentingan atau tujuan yang ingin dicapai. Karena tanpa dorongan tadi

    tidak akan ada suatu kekuatan yang mengarahkan individu pada suatu mekanisme

    timbulnya perilaku. Dorongan diaktifkan oleh adanya kebutuhan (need), dalam

    arti kebutuhan membangkitkan dorongan, dan dorongan ini pada akhirnya

    mengaktifkan atau memunculkan mekanisme perilaku(21).

    Lebih lanjut dijelaskan bahwa motivasi sebagai penyebab dari timbulnya

    perilaku menurut Woodworth mempunyai 3 (tiga) karakteristik, yaitu(21):

    1. Intensitas, menyangkut lemah dan kuatnya dorongan sehingga menyebabkan

    individu berperilaku tertentu

    2. Pemberi arah, mengarahkan individu dalam menghindari atau melakukan

    suatu perilaku tertentu

    3. Persistensi atau kecenderungan untuk mengulang perilaku secara terus

    menerus.

    Dengan kata lain, jika ketiga hal tersebut lemah, maka motivasi tak akan

    mampu menimbulkan perilaku. Pandangan lain dikemukakan oleh Hull yang

    menegaskan bahwa perilakuseseorang dipengaruhi oleh motivasi atau dorongan

    oleh kepentingan mengadakan pemenuhan atau pemuasan terhadap kebutuhan

    yang ada pada diri individu. Lebih lanjut dijelaskan bahwa perilaku muncul tidak

    semata-mata karena dorongan yang bermula dari kebutuhan individu saja, tetapi

    juga karena adanyafaktor belajar. Faktor dorongan ini dikonsepsikan sebagai

    kumpulan energi yang dapat mengaktifkan tingkah laku atau sebagai motivasional

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    52/101

    faktor, dimana timbulnya perilaku menurut Hull adalah fungsi dari tiga hal yaitu :

    kekuatan dari dorongan yang ada pada individu, kebiasaan yang didapat dari hasil

    belajar, serta interaksi antara keduanya(21).

    Berdasarkan uraian di atas, baik konsep yang dikemukakan Woodhworth

    maupun Hull, keduanya menjelaskan bahwa motivasi berkaitan erat dengan

    perilaku.

    2.5 Perilaku Mengontrol Kadar Gula darah

    Ada empat cara pengelolaan diabetes mellitus dalam mengontrol kadar gula

    darah yang dikenal dengan empat serangkai pengelolaan diabetes mellitus(8), yaitu

    sebagai berikut :

    1. Edukasi

    2. Perencanaan makanan (diet)

    3. Latihan jasmani atau olahraga

    4. Intervensi medis.

    2.6 Kerangka Teori

    Penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang bersifat

    progresif. Diabetes melitus tidak bisa disembuhkan, tetapi bisa dikontrol kadar

    gula darahnya(2). Pengontrolan kadar gula darah secara teratur harus dilakukan

    untuk mencegah terjadinya komplikasi kronis, dan dengan pengontrolan yang

    teratur penderita diabetes mellitus dapat hidup secara normal(6). Pengontrolan

    diabetes mellitusyang baik dapat mengurangi komplikasi 20 sampai 30 %(7).

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    53/101

    Ada empat cara pengelolaan diabetes mellitus dalam mengontrol kadar gula

    darah yang dikenal dengan empat serangkai pengelolaan diabetes mellitus, yaitu

    edukasi, perencanaan makanan, latihan jasmani dan intervensi medis. Bila

    penderita diabetes mellitus taat dan disiplin serta mau berperilaku sehari-hari

    dengan baik dan mengikuti empat serangkai dalam pengelolaan diabetes mellitus,

    maka kualitas kesehatan penderita diabetes mellitus juga akan baik(8).

    Perilaku manusia sebenarnya merupakan refleksi dari berbagai gejala

    kejiwaan, yaitu pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi dan

    sikap. Sedangkan gejala kejiwaan tersebut juga ditentukan atau dipengaruhi oleh

    berbagai faktor, yaitu faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik dan sosial

    budaya masyarakat(20).

    Sumber (20)

    Gambar 2. 1 Determinan Perilaku Manusia

    Perilaku penderita diabetes mellitus dalam mengontrol kadar gula darah

    salah satunya dipengaruhi oleh faktor motivasi atau dorongan yang dilandasi

    kebutuhan yang dirasakan(9).

    Motivasi adalah suatu konstruk yang dimulai dari adanya need atau

    kebutuhan pada diri individu dalam bentuk energi aktif yang menyebabkan

    timbulnya dorongan dengan intensitas tertentu yang berfungsi mengaktifkan,

    PengetahuanPersepsi

    Sikap

    Keinginan

    Kehendak

    MotivasiNiat

    Perilaku

    PengalamanKeyakinan

    Fasilitas

    Sosial - Budaya

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    54/101

    memberi arah, dan membuat persisten (berulang-ulang) dari suatuperilakuuntuk

    memenuhi kebutuhan yang menjadi penyebab timbulnya dorongan itu sendiri(10).

    Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang untuk

    berperilaku, yaitu(18):

    1. Faktor Internal : Jenis kelamin, sikap, kepribadian, pengalaman, harapan.

    2. Faktor eksternal : Lingkungan, pendidikan, pengetahuan, kebudayaan dan

    sosial ekonomi.

    Gambar 2.2 Faktorfaktor yang Mempengaruhi Motivasi

    Perilaku

    Faktor Eksternal :

    Lingkungan Pendidikan

    Pengetahuan

    Kebudayaan

    Sosial ekonomi

    Faktor Internal :

    Jenis kelamin

    Sikap

    Kepribadian

    Cita-cita/harapan

    Pengalaman

    Motivasi

    Sumber (18)

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    55/101

    BAB III

    KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN

    DEFINISI OPERASIONAL

    3.1 Kerangka Konsep

    Perilaku terjadi karena adanya motivasi atau dorongan (drive) yang

    mengarahkan individu untuk bertindak sesuai dengan kepentingan atau tujuan

    yang ingin dicapai, karena tanpa dorongan tadi tidak akan ada suatu kekuatan

    yang mengarahkan individu pada suatu mekanisme timbulnya perilaku. Dorongan

    diaktifkan oleh adanya kebutuhan (need), dalam arti kebutuhan membangkitkan

    dorongan, dan dorongan ini pada akhirnya mengaktifkan atau memunculkan

    mekanisme perilaku(21).

    (Variabel independent) (Variabel dependent)

    Sumber(21)

    Gambar 3.1 Kerangka Konsep

    3.2 Hipotesis

    3.2.1 Hipotesis Nol (Ho)

    Tidak ada hubungan antara motivasi penderita diabetes mellitus dengan

    perilaku (mengontrol) kadar gula darah di Puskesmas Panongan Kabupaten

    Majalengka tahun 2012.

    MotivasiPerilaku

    (mengontrol) kadar

    gula darah

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    56/101

    3.2.2 Hipotesis Alternatif (Ha)

    Ada hubungan antara motivasi penderita diabetes mellitus dengan perilaku

    (mengontrol) kadar gula darah di Puskesmas Panongan Kabupaten Majalengka

    tahun 2012.

    3.3 Definisi Operasional, Variabel, dan Cara Pengukuran

    Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

    Motivasipenderita

    diabetes

    mellitus

    Dorongan dari dalamdiri individu dan

    dorongan dari luar

    individu yangmenyebabkan

    penderita diabetes

    mellitus melakukan

    kegiatan untuk

    mengontrol kadar

    gula darah

    MenyebarkanKuesioner

    (Home Visite)

    Kuesioner Tinggi :jika skor

    total

    mean

    Rendah :

    jika skor

    total = Mean

    Count 1 13 14

    Expected Count 8.9 5.1 14.0

    % within Motivasi

    Penderita

    Diabetes Mellitus

    7.1% 92.9% 100.0%

    Rendah JikaSkor Total

    < Mean

    Count 22 0 22

    Expected Count 14.1 7.9 22.0

    % within Motivasi

    Penderita

    Diabetes Mellitus

    100.0% .0% 100.0%

    Total Count 23 13 36

    Expected Count 23.0 13.0 36.0

    % within Motivasi

    Penderita

    Diabetes Mellitus

    63.9% 36.1% 100.0%

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    100/101

    Chi-Square Tests

    Value df

    Asymp. Sig.

    (2-sided)

    Exact Sig.

    (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

    Pearson Chi-Square 31.975a 1 .000

    Continuity Correctionb 28.077 1 .000

    Likelihood Ratio 39.887 1 .000

    Fisher's Exact Test .000 .000

    Linear-by-Linear Association 31.087 1 .000

    N of Valid Casesb 36

    a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,06.

    b. Computed only for a 2x2 table

    Risk Estimate

    Value

    95% Confidence Interval

    Lower Upper

    For cohort Perilaku

    (Mengontrol) Kadar Gula

    Darah = Pasif Jika Skor Total

    < Mean

    14.000 2.118 92.548

    N of Valid Cases 36

  • 5/26/2018 Hubungan Moivasi Dan Perilaku

    101/101

    LAMPIRAN 8

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Nama : SUJANA

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Tempat / Tanggal Lahir : Mandirancan, 24 Maret 1975

    Agama : Islam

    Alamat : Desa Beber Rt 02/Rw 03 Kecamatan Ligung

    Kabupaten Majalengka

    Riwayat Pendidikan : 1. Tahun 1988, lulus SDN Andayasari

    2. Tahun 1991, lulus SMPN Mandirancan

    3. Tahun 1994, lulus SPK Depkes Cirebon

    4. Tahun 2009, lulus D3 Keperawatan STIKes

    Cirebon

    5. Program Studi S1 Keperawatan STIKes

    Cirebon Tahun 2011 sampai dengan selesai

    Demikianlah riwayat hidup penulis secara singkat untuk melengkapi skripsi ini.