hubungan manusia dengan sesama

8
2. Hubungan Manusia dengan Sesama Pada hakikatnya, tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dengan orang lain. Manusia memiliki naluri untuk hidup berkelompok dan berinteraksi dengan orang lain. 6 Karena pada dasarnya, setiap manusia memiliki kemampuan dasar yang berbeda- beda dan memiliki ciri khas tersendiri yang dapat dijadikan sebagai alat tukar menukar pemenuhan kebutuhan hidup. Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah- tengah manusia. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. Selain itu, manusia diciptakan dari berbagai karakteristik, bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar saling mengenal satu sama lain.

Upload: neeyzhyaa-anniiyshyaa-praaddiieellaa

Post on 09-Feb-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

nnn

TRANSCRIPT

Page 1: Hubungan Manusia Dengan Sesama

2. Hubungan Manusia dengan SesamaPada hakikatnya, tidak ada manusia yang dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dengan orang lain. Manusia memiliki naluri untuk hidup berkelompok dan berinteraksi dengan orang lain.6 Karena pada dasarnya, setiap manusia memiliki kemampuan dasar yang berbeda-beda dan memiliki ciri khas tersendiri yang dapat dijadikan sebagai alat tukar menukar pemenuhan kebutuhan hidup.Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.Selain itu, manusia diciptakan dari berbagai karakteristik, bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar saling mengenal satu sama lain.

� ف�وا ر� را ر� ل� ر� ل� ر�ا ر� ر� ب�ا فو ف� م� ف� ر�ا م� ر ر� ر� �ى �ر م� ف ا ر� ر! ر� ر# م$ ل% م� ف� ر�ا م& ر� ر' )�ا ر ل(ا ف* ر)�ا ا� ر+ا ف), ر ا ر,ار!﴿ ل�ي ر' ر� ل�ي ر0 ر1 �( ر ا� ر)2 ل(ا � م� ف� ر&ا م3 ر ا ل1 �( ر ا� ر4 م� ل0 م� ف5 ر% ر! م� ر ا 2( ر ﴾١٣ل(ا

Artinya:“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetetahui lagi Maha Mengenal.” (Al-Hujurat: 13)

Page 2: Hubungan Manusia Dengan Sesama

Selain saling mengenal, manusia juga sangat dianjurkan agar dapat menjalin hubungan yang baik antar sesamanya. Hal ini dijelaskan dalam Al-Quran, surah Al-Hujurat ayat 10-12:

ر2﴿ ف7و ر8 م! ف3 م� ف5 ر)� ر ر� ر1 �( ر ا� ف&وا 3( ر ر�ا � م� ف5 م, رو ر' ر ا ر$ مي ر� ف9وا ل� م: ر ا ر� ر; رو م' ل(ا ر2 ف�و ل% م> ف7 م� ا ر7ا �( ر ﴾١٠ل(انساءمننساءعسى منهموال يسخرقوممنقومعسىأنيكونواخيرا الذينآمنواال أيها يا � ل2 ر7ا ل(=, م< ا ر4 م ر� ف? ف@و Aف م� ا ف� Bم ل<= ا Cر Dم ل� � Fل ر&ا م� ر = م< ل�ا ف�Gا ر� ر�ا ر3 ر<= ر� م� ف5 ر@ Aف م� ر ا ف�Gا ل7 م� ر3 ر<= ر� � ر)$ ف+ م� ل% ب!ا مي ر' ر)$ ف5 ر, م2 ر ا

ر2﴿ ف7و ل� ر)Hا ا� ف� Iف Jر Dل ىر� ف ا� ر� Kم ف� ر, م� ر� م$ ر% ﴾١١ر�يغتببعضكم سواوال تجس وال إثم بعضالظن إن منالظن الذينآمنوااجتنبواكثيرا أيها �يار�﴿ ل8ي ر� Fر ر)وا ر3 ر1 �( ر ا� ر)2 ل(ا � ر1 �( ر ا� ف&وا 3( ر ر�ا � Lف ف7و ف� Iم ل! ر5 ر� ب�ا مي ر% ل1 ل'ي ر ا ر� م9 ر� ر� ف� م ا ر, م2 ر ا م� ف� ف4 ر8 ر ا K(ف ل9 ف, ر ا � بMا م ر�

١٢﴾Artinya:“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”Dalam menjalin hubungan baik sesama manusia, hendaknya sikap hormat-menghormati tidak dilupakan. Mengenai hal ini, Allah sudah memperingatkan dalam surah An-Nisa ayat 86:7

ب�ا﴿ ل@ي ر8 Nر Oم ر� ل� ف� �ى ر� ر0 ر2 ر�ا ر1 �( ر ا� ر)2 ل(ا � رIا �R(ف ف� م� ر ا ر+ا م� ل% ر$ ر@ م8 ر ا ل� ف)يوا ر9 ر� Sر )ي ر ل9 ر� ل� م� ف� ليي ف8 ر#ا ل(ا ﴾٨٦ر�Artinya:“Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan

Page 3: Hubungan Manusia Dengan Sesama

yang serupa). Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.”Sebagai makhluk sosial, manusia dapat saling berinteraksi menjalin hubungan yang baik saling menghormati dengan sesama, berkasih sayang sebagai fitrah diri manusia.Interaksi manusia akan menghasilkan bentuk masyarakat yang luas. Alquran, sebagai kitab suci umat Islam, memberikan petunjuk mengenai ciri-ciri dan kualitas suatu masyarakat yang baik, wwalaupun semua itu memerlukan upaya penafsiran dan pengembangan pemikiran. Di samping itu Alquran juga memerintahkan kepada umat manusia untuk memikirkan pembentukan suatu masyarakat dengan kualitas-kualitas tertentu. Dengan begitu, menjadi sangat mungkin bagi umat Islam untuk membuat suatu gambaran masyarakat ideal berdasarkan petunjuk Alquran.Ada beberapa istilah yang digunakan dalam Alquran menunjuk arti masyarakat ideal, antara lain: Ummatun Wâhidah, Ummatun Wasathan, Khairu Ummah, Baldatun Thoyyibatun, Ummatun Muqtashidah. Berikut penjelasannya: 

Ummatun WâhidahBahwa pada mulanya manusia itu adalah satu umat, ditegaskan dalam surah Al-Baqarah: 213.

ليحكم رينومنذرينوأنزلمعهمالكتاببالحق كانالناسأمةواحدةفبعثاللهالنبيينمبشجاءتهمالبيناتبغيا ما الذينأوتوهمنبعد اختلففيهإال وما اختلفوافيه �بينالناسفيما

واللهيهديمنيشاءإلىصراط اختلفوافيهمنالحقبإذنه فهدىاللهالذينآمنوالما �بينهم � ر�﴿ ل&ي ر� م@ ﴾٢١٣ف%

Artinya:“Manusia sejak dahulu adalah umat yang satu, selanjutnya Allah mengutus para nabi sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, dan menurunkan bersama mereka Kitab dengan benar, untuk memberi keputusan diantara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka kitab itu, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena keinginan yang tidak wajar (dengki) antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkan itu dengan kehendakNya. Dan Allah selalu

Page 4: Hubungan Manusia Dengan Sesama

memberi petunjuk orang yang dikehendakiNya kepada jalan yang lurus.”Dalam ayat ini secara tegas dikatakan bahwa manusia dari dahulu hingga kini merupakan satu umat. Allah Swt menciptakan mereka sebagai makhluk sosial yang saling berkaitan dan saling membutuhkan. Mereka sejak dahulu hingga kini baru dapat hidup jika bantu membantu sebagai satu umat, yakni kelompok yang memiliki persamaan dan keterikatan. Karena kodrat mereka demikian, tentu saja mereka harus berbeda-beda dalam profesi dan kecenderungan. Ini karena kepentingan mereka banyak, sehingga dengan perbedaan tersebut masing-masing dapat memenuhi kebutuhannya.

Ummatun WasathanIstilah lain yang juga mengandung makna masyarakat ideal adalah Ummatun Wasathan. Istilah ini antara lain tertuang dalam firman Allah Q.S. al-Baqarah: 143

سول عليكم شهيدا وما جعلنا اس ويكون الر �وكذلك جعلناكم أمة وسطا لتكونوا شهداء على النسول ممن ينقلب على عقبيه وإن كانت لكبيرة إال على بع الر تي كنت عليها إال لنعلم من يت �القبلة ال

اس لرءوف رحيم ه بالن ه ليضيع إيمانكم إن الل ه وما كان الل ذين هدى الل �ال � ﴿١٤٣﴾Artinya:“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.”Dalam ayat di atas disebutkan bahwa kualifikasi umat yang baik adalah ummatun wasathan. Kata wasathan terdiri dari huruf wau, sîn dan tha’ yang bermakna dasar pertengahan atau moderat yang memang menunjuk pada pengertian adil. Al-Râghib mengartikan sebagai sesuatu yang berada di pertengahan yang kedua ujungnya pada posisi sama. Posisi prtengahan menjadikan anggota masyarakat tersebut tidak memihak ke kiri dan ke kanan, yang dapat mengantar manusia berlaku adil. Posisi itu jugamenjadikannya dapat menyaksikan siapapun dan dimanapun.

Page 5: Hubungan Manusia Dengan Sesama

Allah menjadikan umat Islam pada posisi pertengahan agar menjadi saksi atas perbuatan manusia yakni umat yang lain.

Ummatun MuqtashidahUngkapan ummatun muqtashidah terulang hanya sekali dalam Al-Quran yaitu dalam surah Al-Maidah: 66

� م� ل+ ل� ف� م� ر ا Tل م9 ر3 م$ ل% ر� م� ل+ ل� مو ر� م$ ل% ف�وا ر� ر = ر< م� ل+ ل� ر� م$ ل% م� ل+ مي ر� ل(ا Uر Gل م� ف ا ر%ا ر� ر� لVي م� ل(= م< ر�ا ر; ر�ا مو �( ر ا� ف%وا ر�ا ر ا م� ف+ �( ر ر ا مو ر� ر�ر2﴿ ف�و ر7 م ر, ر%ا Nر رBا م� ف+ م� ل% ر! ل�ي ر� ر� � ر; ر4 Wل ر� م& ف% Sر %( ر ف ا م� ف+ م� ﴾٦٦ل%

Artinya:“Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (Al Quran) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhannya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka. Diantara mereka ada golongan yang pertengahan[. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka.”Makna kelompok pertengahan (ummatun muqtashidah) dalam ayat di atas adalah segolongan kelompok yang berlaku pertengahan dalam melakukan agamanya, tidak berlebihan juga tidak melalaikan.

Khairu UmmahIstilah khairu Ummah berrti umat terbaik atau umat unggul atau masyarakat ideal hanya sekali saja disebutkan diantara 64 kata ummah dalam Al-Quran yakni dalam surah Ali Imran: 110.

ولوآمنأهل �كنتمخيرأمةأخرجتللناستأمرونبالمعروفوتنهونعنالمنكروتؤمنونبالله ر2﴿ ف&و Bل رAا م� ا ف� Iف ف! �ر م� ر ا ر� ر2 ف�و ل% م> ف7 م� ا ف� ف+ م� ل% � م� ف+ ر� ب!ا مي ر' ر2 ر5ا ر� Fل ر�ا ل5 م� ﴾١١٠ا

Artinya:“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”Dalam ayat tersebut, dijelaskan kriteria-kriteria Khairu Ummah, yaitu menyuruh kepada ma’ruf, mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.

Baldatun ThoyyibahIstilah ini tertuang dalam surah Saba’:15.

� ف1 ر� ف!�ا ف5 م� ر�ا م� ف5 ل� ر� ل? Xم ل� م$ ل% ف�وا ف� � Uر ر7ا ل� ر� ر$ ل7ي ر, م$ ر0 ل2 ر�ا �( ر ر� � Sر ر, آا م� ل+ ل� ر5 م@ ر% Oل� ر(ا ر� ر@ ل� ر2 ر�ا م4 ر& ر�ر�﴿ فAو Zر F(ر ر� ر� Sر ر� لي ر] ر; ر4 م� ﴾١٥ر�

Artinya:

Page 6: Hubungan Manusia Dengan Sesama

“Sesungguhnya bagi kaum Saba’ ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada mereka dikatakan): “Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun.”Baldatun Thoyyibah berarti mengacu kepada tepat, bukan kepada kumpuln orang. Namun, Ali Nurdin, dalam bukunya Menelusuri Masyarakat Ideal dalam Alquranmemasukkan ungkapan tersebut dalam istilah masyarakat ideal dengan faktor kebahasaan sebagai salah satu pertimbangan utama.Alquran tidak menyatakan secara tegas tentang kriteria dan ambaran dari negeri yang baik (baldah thoyyibah), untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap, kita bisa melihat kepada sejarah kerajaan Saba’. Poin-poin penting yang menyebabkan Saba’ disebut sebagai negeri yang baik, disamping faktor geografis (adanya bendungan ‘Arim) adalah, merakyatnya sikap musyawarah dan anti kekerasan