hubungan kerja, koordinasi, dan kerrjasama

Upload: fitri-noor-permatasari

Post on 03-Apr-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Hubungan Kerja, Koordinasi, dan kerrjasama

    1/14

    PL 3201 MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI PEMBANGUNAN

    Hubungan Kerja, Koordinasi, dan Kerjasama untuk Pembangunan

    Berencana

    dosen :

    Ir. Andi Oetomo

    Fitri Noor Permatasari

    15409056

    PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

    SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN, DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    2012

  • 7/28/2019 Hubungan Kerja, Koordinasi, dan kerrjasama

    2/14

    I. PendahuluanSuatu pembangunan berencana, baik pembangunan tingkat daerah maupun pusat

    membutuhkan stakeholders dalam melaksanakan pembangunan. Stakeholders tidakberarti hanya pemerintah pusat/daerah dalam melaksanakan tanggung jawab

    pembangunan tersebut, namun juga dibutuhkan peran swasta serta masyarakat dalam

    pengoptimalisasian pelaksanaan suatu pembangunan.

    Gambar 1

    Stakeholders Pembangunan Berencana

    Ketiga stakeholders ini memiliki fungsi dan peran masing-masing dalam setiap

    pembangunan yang saling berkaitan antara satu sama lain. Keterkaitan ini yang

    menjadikan kebutuhan akan integrasi peran dan fungsi dari ketiga stakeholders sangat

    penting dalam pembangunan berencana agar dapat berjalan dengan baik. Oleh karena

    itu, dalam manajemen pembangunan dibutuhkan jalinan hubungan kerja, koordinasi,

    serta kerjasama di antara ketiga stakeholders untuk memenuhi kebutuhan akan

    integrasi, baik dalam lingkup internal maupun eksternal masing-masing stakeholders.

    Pemerintah

    SwastaMasyarakat

  • 7/28/2019 Hubungan Kerja, Koordinasi, dan kerrjasama

    3/14

    II. Pengertian, Bentuk, dan Masalah dalam Hubungan Kerja, Koordinasi, danKerjasama

    2.1. Hubungan KerjaHubungan kerja memiliki dua definisi, menurut Achmad Basyuni, hubungan

    kerja merupakan hubungan yang terjadi antara bagian atau individu baik di dalam

    organisasi maupun dengan pihak luar organisasi sebagai akibat penyelenggaraan tugas

    pokok dan fungsi masing-masing dalam mencapai sasaran dan tujuan organisasi.

    Sedangkan menurut Soewarno Handajaningrat, hubungan kerja merupakan keseluruhan

    rangkaian kegiatan antar satuan kerja organisasi yang satu dengan yang lainnya yang

    merupakan kebulatan utuh dalam rangka mencapai tujuan organisasi sebagai

    keseluruhan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu, hubungan kerja merupakan

    suatu bentuk mekanisme hubungan antar bagian/individu baik di dalam maupun antar

    suatu organisasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsi setiap bagian/individu untuk

    mencapai tujuan organisasi yang efktif dan efisien.

    Hubungan kerja terdiri dari beberapa jenis yang dibedakan berdasarkan sifat

    hubungan antara pihak-pihak yang terlibat. Jenis hubungan kerja antara lain :

    Hubungan Kerja Vertikal Hubungan Kerja Horizontal Hubungan Kerja diagonal Hubungan Kerja Fungsional Hubungan Kerja Informatif Hubungan Kerja Konsultatif Hubungan Kerja Direktif Hubungan Kerja KoordinatifJenis hubungan kerja yang lebih dibahas adalah hubungan kerja vertical dan hubungan

    kerja fungsional.

    1. Hubungan Kerja Vertikal adalah hubungan kerja timbal balik antara atasan denganbawahannya dari tingkat pejabat tertinggi secara berjenjang sampai ke tingkat

    pejabat paling bawah. Pada jenis hubungan kerja ini terdapat hubungan perintah

    dan tanggung jawab sesuai dengan tugas dan batas wewenang masing-masing.

    2. Hubungan Kerja Fungsional adalah hubungan kerja sama antara dua atau lebih unitorganisasi/pejabat yang mempunyai kedudukan pada eselon yang setingkat. Jenis

  • 7/28/2019 Hubungan Kerja, Koordinasi, dan kerrjasama

    4/14

    hubungan kerja ini bertujuan untuk mewujudkan kerja sama yang harmonis sebagai

    satu kesatuan yang menyeluruh.

    Masalah-masalah yang biasa terjadi di dalam hubungan kerja antara lain adalah

    sebagai berikut :

    Tugas dan tanggung jawab kurang dipahami karena kurang jelasnya pembagiantugas dan tanggung jawab

    Egoisme di antara pihak yang terikat dengan hubungan kerja Spesialisasi dan pembagian kerja yang berlebihan yang menyebabkan ketimpangan

    tanggung jawab di antara pihak yang terikat hubungan kerja

    Tidak ada forum komunikasi diantara pihak sehingga membuat hubungan kerjatidak kondusif

    2.2. KoordinasiKoordinasi merupakan jenis mekanisme lebih lanjut dari hubungan kerja. Definisi

    koordinasi menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut :

    Usaha yang sinkron dan teratur untuk menyediakan jumlah dan waktu yang tepat,dan mengarahkan pelaksanaan untuk menghasilkan suatu tindakan yang seragam

    dan harmonis pada sasaran yang telah ditentukan (G.R. Terry)

    Mengimbangi dan menggerakkan tim dengan memberikan lokasi kegiatanpekerjaan yang cocok dengan masing-masing dan menjaga agar kegiatan itu

    dilaksanakan dengan keselarasan yang semestinya di antara para anggota itu

    sendiri (E.F.L. Brech)

    Proses di mana pimpinan mengembangkan pola usaha kelompok secara teratur diantara bawahannya dan menjamin kesatuan tindakan di dalam mencapai tujuan

    bersama (Mc. Farland)

    Proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuanyang terpisah (departemen atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk

    mencapai tujuan organisasi secara efisien (Handoko)

    Koordinasi memiliki prinsip-prinsip dalam pelaksanaannya, prinsip-prinsip tersebut

    antara lain :

  • 7/28/2019 Hubungan Kerja, Koordinasi, dan kerrjasama

    5/14

    1. Kesamaan persepsi, adanya saling pengertian2. Obyek atas sasaran yang menjadi acuan koordinasi harus dapat diterima oleh

    semua pihak

    3. Orientasikan perilaku semua pihak pada sasarans ecara terpadu4. Rancang pertemuan berkala guna memonitori kemajuan dan penanganan masalah5. Dorong semangat kerjasaa dan etos kerja semua pihak guna mengefektifkan

    kegiatan bersama

    6. Nasehati, arahkan, dan negosiasi agar tindakan yang dilakukan tidak menyimpang7. Intesifkan pemecahan masalah penghambat koordinasi8. Arahkan semua potensi sumber daya hanya kepada sasaran dan tujuan9. Sempurnakan sistem kerja dan sederhanakan bila diperlukan10.Informasikan semua kebijakan dan dengarkan pendapat dari semua pihak untuk

    membina kesamaan persepsi dari semua pihak

    Koordinasi juga memiliki beberapa jenis, di antaranya adalah :

    1. Koordinasi vertical, yaitu kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan olehatasan terhadap kegiatan unit-unit, kesatuan-kesatuan kerja yang ada di bawah

    wewenang dan tanggung jawabnya

    2. Koordinasi horizontal, yaitu mengkoordinasikan tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan yang dilakukan dalam tingkat organisasi yang

    setingkat

    3. Koordinasi diagonal, yaitu tindakan ketika coordinator memiliki kedudukan yanglebih tinggi tingkat eselonnya dibandingkan dengan yang dikoordinasikan, tetapi

    satu sama lain tidak berada pada satu garis komando.

    Metode dan teknik yang digunakan dalam melakukan koordinasi adalah sebagai berikut

    :

    1. Koordinasi melalui kewenangan. Koordinasi melalui kewenangan ini dianggapmerupakan cara yang dapat menjamin terlaksananya koordinasi dengan baikapabila organisasinya bersifat homogen. Namun, pada kenyataannya organisasi

    bersifat heterogen, yaitu memiliki keberagaman jenis dan fungsi yang dapat

    diidentifikasikan pada struktur organisasinya.

    2. Koordinasi melalui konsensus. Koordinasi melalui konsensus ini memiliki tiga jenispendekatan, yaitu:

  • 7/28/2019 Hubungan Kerja, Koordinasi, dan kerrjasama

    6/14

    a. Konsensus melalui motivasi. Motivasi yang dimaksud dalam hal ini adalah

    kepentingan bersama, nilai-nilai yang dimiliki bersama, bahkan situasi tertentu yang

    beraneka ragam.

    b. Konsensus melalui sistem timbal balik. Di dalam sistem timbal balik ini

    dibutuhkan adanya keseimbangan antara tuntutan organisasi (tercapainya

    koordinasi) dan tuntutan organisasional.

    c. Konsensus melalui ide. Konsensus melalui ide ini dimaksudkan bahwa setiap orang

    yang bekerja dalam organisasi berusaha mengindentifikasikan dirinya dalam

    keseluruhan tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi.

    3. Koordinasi melalui konferensi. Hal ini diartikan dilakukan koordinasi melalui rapat-

    rapat atau sidang-sidang baik yang dilakukan pada tingkat pimpinan maupun

    pelaksana.

    4. Koordinasi melalui pedoman kerja. Dilakukan dengan menggunakan pedoman kerjaatau sejenis Standard Operating Procedure (SOP) sebagai landasan atau petunjuk

    dalam melaksanakan koordinasi.

    5. Koordinasi melalui suatu forum. Koordinasi ini menggunakan wadah tertentu yangdipergunakan sebagai ajang tukar-menukar informasi, mengadakan konsultasi,

    mengadakan kerjasama dalam pemecahan suatu masalah dan pengambilan

    keputusan bersama dalam pelaksanaan tugas bersama, serta hal-hal lain yang tidak

    dapat diselesaikan sendiri oleh instansi yang bersangkutan

    Dalam pelaksanannya, sering terjadi masalah dalam pelaksanaan koordinasi.

    Permasalahan ini yang terkadang menjadikan koordinasi tidak berjalan efektif dan

    efisien. Beberapa faktor yang dapat menghambat pelaksanaan koordinasi adalah

    sebagai berikut :

    a. Hambatan-hambatan yang terjadi dalam koordinasi vertical. Biasanya hambatanini disebabkan oleh perumusan tugas, wewenang dan tanggung jawab di tiap

    satuan kerja yang tidak jelas.

    b. Hambatan-hambatan dalam koordinasi fungsional. Hal ini biasanya diakibatkanoleh yang mengoordinasikan dan dikoordinasikan tidak memiliki hubungan

    c. Usaha-usaha memecahkan masalah-masalah koordinasid. Prinsip fungsionalisasi dalam pemecahan koordinasi.

  • 7/28/2019 Hubungan Kerja, Koordinasi, dan kerrjasama

    7/14

    2.3. KerjasamaKerjasama adalah Kesepakatan antara dua pihak atau lebih secara tertulis yang

    menimbulkan hak dan kewajiban pada masing-masing pihak. Kerjasama merupakan

    suatu mekanisme lanjutan yang dapat terjalin apabila sudah terjalin hubungan kerja

    dan koordinasi yang baik antar bagian atau organisasi. Hubungan kerjasama biasanya

    didasari oleh adanya kesamaan tujuan dan kecocokan dianta stakeholders yang

    terlibat. Dalam pelaksanaan hubungan kerjasama, biasanya ada legalitas dalam bentuk

    perjanjian atau kontrak yang menjelaskan tentang hak dan kewajiban setiap bagian

    yang terlibat dalam kerjasama. Perjanjian yang dibuat merupakan perjanjian tertulis

    yang berupa Mou (Memorandum of Understanding).

    Memorandum of Understanding (MoU) adalah dokumen yang menjelaskan kesepakatan

    kerjasama antara dua pihak atau lebih. Dalam MoU terdapat penjelasan mengenai hak

    dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh masing-masing pihak. Kesepakatan dalam

    kerjasama yang dinyatakan secara legal adalah kontrak yaitu perjanjian secara tertulis

    yang dalam persetujuan ini terdapat sanksi hukum antara dua pihak atau lebih untuk

    melakukan atau tidak melakukan kegiatan.

    Kerjasama dalam pembangunan melibatkan 3 stakeholder terkait, yaitu pemerintah,

    masyarakat sipil, dan swasta. Ketiga stakeholder ini melakukan kerjasama dengan

    menggunakan prinsip transparan, akuntabel, dan partisipatif. Dengan ketiga prinsip

    tersebut, manajemen pembangunan di perlukan dlaam mengatur kerjasama akses

    sumber daya termauk pengelolaannya. Apabila prinsip-prinsip kerjasama dilaksanakan

    dengan baik maka akan menghasilkankualitas kerjasama yang baik. Outcome dari

    proses kerjasama pembangunan tersebut adalah hasil pembangunan yang bermanfaat

    bagi masyarakat banyak khususnya local people.

  • 7/28/2019 Hubungan Kerja, Koordinasi, dan kerrjasama

    8/14

    Gambar xx

    Kaitan Antara Kerjasama dengan Manajemen Pembangunan

    Sumber : Slide Kerjasama Daerah Suparmono, SE, M.Si

    Gambar xx

    Asas Kerjasama

    Sumber : Slide Kerjasama Daerah Suparmono, SE, M.Si

  • 7/28/2019 Hubungan Kerja, Koordinasi, dan kerrjasama

    9/14

    Dalam pelaksanaan kerjasama, terdapat asas-asas yang harus diterapkan dalam

    pelaksanaan kerjasama agar kerjasama yang dihasilkan tepat guna, tepat sasaran, dan

    berjalan dengan baik. Secara umum, asas pelaksanaan kerjasama yaitu secara politis

    legitimate, economically feasible, dan secara sosial budaya dapat diterima oleh

    masyarakat. Ketiga asas ini harus dijalankan secara bersamaan dalam pelaksnaan suatu

    kerjasama.

    III.Sistem dan Prosedur Manajemen PembangunanMenurut James A.F. Stoner, manajemen adalah manajemen adalah proses

    perencanaan, pengorganisasian, pengarahan danpengawasan usaha-usaha para anggota

    organisasi dan penggunaan sumber-sumber daya organisasi lainnya agar mencapai

    tujuan organisasi yang ditetapkan. Manajemen memiliki beberapa fungsi secara umum,

    yaitu :

    Perencanaan (Planning) Pengorganisasian (Organizing) Penggerakan (Actuating) Pengawasan (Controlling)Manajemen pembangunan di Indonesia sesuai dengan fungsi manajemen di atas, yaitu

    menurut George R. Terry dimana pada dasarnya manajemen melibatkan empat fungsi

    besar, yaitu perencanaan, pengelolaan, pelaksanaan, dan pengawasan.

    3.1.PerencanaanProses perencanaan di Indonesia secara normatif dilakukan melalui perencanaan

    tata ruang, perencanaan pembangunan, dan perencanaan anggaran dimana ketiga

    jenis perencanaan ini saling terkait satu sama lain membentuk sistem perencanaan

    nasional. Perencanaan di Indonesia terbagi menurut dimensi pendekatan dan

    koordinasi (Ginanjar Kartasasmita, 1997), yaitu :

    Perencanaan makro , yaitu perencanaan pembangunan nasional dalam skala makroatau menyeluruh untuk menentukan tujuan dan sasaran yang mungkin dicapai dalam

    jangka waktu dan rencana, dengan memperhitungkan berbagai variasi ekonomi

    makro.

    Perencanaan sektoral, dimana perencanaan ini menitikberatkan pada aspekkegiatan di setiap sektor

  • 7/28/2019 Hubungan Kerja, Koordinasi, dan kerrjasama

    10/14

    Perencanaan regional, perencanaan ini menitikberatkan pada aspek di manakegiatan dilakukan (lokasi kegiatan) dalam skala regional.

    Perencanaan mikro, perencanaan ini merupakan perencanaan skala rinci dalamperencanaan tahunan, yang merupakan penjabaran rencana-rencana baik makro,

    sektoral, maupun regional ke dalam susunan proyek-proyek dan kegiatan-kegiatan

    dengan berbagai dokumen perencanaan dan penganggarannya.

    Tahapan perencanaan pembangunan di Indonesia terdiri dari :

    Penyusunan kebijakan. Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam mengkaji danmerumuskan kebijakan yang akan menjadi dasar dalam perencanaan pembangunan

    Perumusan program. Setelah kebijakan telah dibuat, tahap selanjutnya adalahpenyusunan program. Perumusan program dilakukan sesuai dengan kondisi dan

    karakteristik daerah yang akan dilaksanakan program tersebut. Program

    pembangunan di Indonesia terbagi dua menjadi program skala 5 tahunan dan

    program tahunan. Untuk program 5 tahunan adlaah RPJM (Rencana Panjang Jangka

    Menengah) baik di Nasional dan Daerah. Sedangkan untuk program tahunan adalah

    rencana kerja pemerinta (renstra)

    Program pembangunan di Indonesia membutuhkan kerjasama antar stakeholder

    yang terkait (pemerintah, swasta, dan masyarakat) serta membutuhkan koordinasi

    yang baik dalam melaksanakan pembangunan tersebut dalam setiap tingkatan.

    Untuk koordinasi pembangunan di tingkat nasional dilakukan oleh BAPPENAS (Badan

    Perencanaan Pembangunan Nasional) Provinsi. Untuk koordinasi pada tingkat

    kabupaten/kota dilakukan oleh BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan

    Daerah) Kabupaten/Kota.

    3.2. Pengorganisasian PembangunanPengelolaan perencanaan merupakan tahap selanjutnya dari manajemen

    pembangunan. Tahap ini merupakan tahapan yang dilakukan secara berkelanjutan.

    Pada tahap ini dilakukan pengerahan sumber daya pembangunan yang terdiri dari

    dana (modal), sumber daya manusia, teknologi, dan organisasi atau kelembagaan.

  • 7/28/2019 Hubungan Kerja, Koordinasi, dan kerrjasama

    11/14

    Pengalokasian anggaran pada tahapan ini diprioritaskan untuk membiayai

    kegiatan yang merupakan bagian dari upaya pembangunan yang direncanakan. Oleh

    karena itu, perencanaan anggaran merupakan tahapan lanjutan yang menjembatani

    antara perencanaan pembangunan dan implementasi perencanaan tersebut.

    3.3. Pelaksanaan PembangunanTahap ini merupakan tahap selanjutnya dari pengorganisasian pembagunan.

    Tahap ini merupakan tahap implementasi perencanaan dan pengalokasian seluruh

    sumber daya yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya. Pada implementasi

    pembangunan, terdapat penjaminan bahwa kegiatan pembangunan yang secara fisik

    dilaksanakan atau dibiayai oleh anggaran pemerintah harus dapat berjalan seperti

    yang dikehendaki dan dapat mencari sasaran secara efisien seperti yang

    direncanakan sebelumnya.

    Dalam tahap implementasi, koordinasi yang dilakukan antar stakeholder harus

    dapat menjamin bahwa segala usaha pembangunan berjalan dalam arah yang sesuai

    dan menuju pada pencapaian sasaran. Dan koordinasi yang dilakukan pada tahap ini

    adalah upaya untuk menghasilkan pembangunan yang efisien dalam pemanfaatan

    sumber daya untuk menjamin tercapainya sasaran dan tujuan secara optimal.

    Pelaksanaan perencanaan tata ruang di Indonesia meliputi prosedur

    penyusunan rencana tata ruang dan prosedur penetapan rencana tata ruang.

    Pelaksanaan perencanaan tata ruang yang dimaksud meliputi:

    a. prosedur penyusunan dan penetapan rencana umum tata ruang; dan

    b. prosedur penyusunan dan penetapan rencana rinci tata ruang.

    3.4. Pengendalian PembangunanPengendalian pembanngunan dilakukan untuk mengawasi, mengevaluasi, dan

    melakukan tindakan korektif terhadap pelaksanan pembangunan yang tidak sesuai

    dengan rencana. Pemantauan dan evaluasi yang dilakukan dalam pengendalian

    pembangunan dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pembangunan telah

    dilaksanakan dan bagaimana hasil pembangunan tersebut berdampak terhadap

  • 7/28/2019 Hubungan Kerja, Koordinasi, dan kerrjasama

    12/14

    aspek lain yang diukur dengan sasaran yang ingin dicapai dalam rencana awal

    pembangunan.

    Evaluasi terbagi ke dalam dua jenis berdasarkan waktu evaluasi, yaitu:

    On-going Evaluation. Evaluasi ini dilakukan pada saat proses perencanaan masih

    berlangsung, hasil evaluasi dapat langsung dijadikan masukan di dalam produk

    perencanaan.

    Expost Evaluation. Evaluasi ini dilakukan pada saat proses perencanaan telah

    selesai dilakukan dimana hasil evaluasi akan dijadikan masukan di dalam proses

    perencanaan periode selanjutnya.

    Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan untuk suatu pembangunan, dapat

    diambil langkah-langkan strategis selanjutnya agar pelaksanaan pembangunan

    selanjutnya dapat menunjang dan tidak merugikan upaya pembangunan secara

    keseluruhan. Dengan demikian, tujuan dan sasaran pembangunan dapat dicapai

    secara optimal.

    IV. KesimpulanDalam melaksanakan manajemen pembangunan, dibutuhkan suatu mekanisme

    dalam menghubungkan antar stakeholder yang terkait. Mekanisme tersebut berupa

    hubungan kerja, koordinasi, dan kerjasama. Ketiga mekanisme ini merupakan

    tahapan, dimana hubungan kerja merupakan tahap awal dalam suatu hubungan

    pekerjaan yang dijalankan sesuai dengan tupoksi dari masing-masing bagian atau

    organisasi. Jika hubungan kerja yang dilakukan sudah efektif dan efisien, tahap

    selanjutnya adalah koordinasi. Pada koordinasi ada pembagian kerja, sehingga ada

    kejelasan wewenang dari setiap hirarki, struktur, dan posisi. Selanjutnya, jika

    diantara kedua belah pihak yang menjalin hubungan kerja memiliki koordinasi yang

    baik, akan diputuskan apakah akan dijalin kerjasama diantara mereka.Kerjasama

    dilakukan apabila terdapat tujuan bersama, terutama dalam melakukan

    pembangunan. Dengan adanya kerjasama wewenang, hak, dan kewajiban antara

    stakeholder yang terkait menjadi jelas dan pasti karena adanya sistem perjanjian

    dan kontrak yang dilakukan sebelum menjalankan kerjasama tersebut.

  • 7/28/2019 Hubungan Kerja, Koordinasi, dan kerrjasama

    13/14

    Manajemen pembangunan yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian,

    pelaksanaan, dan pengawasan membutuhkan kerjasama antar stakeholders yang

    terkait, yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat. Ketiga stakeholder ini memiliki

    peran, tugas, dan fungsi yang berbeda-beda satu sama lain, namun tetap

    dibutuhkan kerjasama untuk menggabungkan peran dan fungsi tersebut ke dalam

    suatu mekanisme pembangunan. Kerjasama yang dilakukan harus menggunakan

    prinsip transparan, akuntabel, dan partisipatif. Dengan melaksanakan ketiga prinsip

    tersebut dengan koordinasi yang baik, maka kualitas kerjasama akan menjadi lebih

    baik dan hasil pembangunan yang dilaksanakan dapat bermanfaat bagi masyarakat

    secara luas.

    Referensi :

    Tjokroamidjojo, Bintoro. 1974. Pengantar Administrasi Pembangunan

    Basyuni, Achmad. 2009. Slide Koordinasi dan Hubungan Kerja.

    www.ginandjar.com/Bab 3 Administrasi Bagi Pembangunan

    Suparmono, M.Si. Slide Kerjasama Daerah,

    http://www.ginandjar.com/http://www.ginandjar.com/http://www.ginandjar.com/http://www.ginandjar.com/
  • 7/28/2019 Hubungan Kerja, Koordinasi, dan kerrjasama

    14/14